PEMANFAATAN KOLONG PENAMBANGAN TIMAH UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PESERTA DIDIK TERHADAP LINGKUNGAN : Quasi Eksperimen Pada Peserta Didik Kelas XI SMAN 1 Sungaiselan Kabupaten Bangka Tengah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

(1)

PEMANFAATAN KOLONG PENAMBANGAN TIMAH UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PESERTA DIDIK

TERHADAP LINGKUNGAN

(Quasi Eksperimen Pada Peserta Didik Kelas XI SMAN 1 Sungaiselan Kabupaten Bangka Tengah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Magister Pendidikan

Oleh

HARTINI SUSANTI NIM 1308020

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GEOGRAFI

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015


(2)

Hartini Susanti, 2015

PEMANFAATAN KOLONG PENAMBANGAN TIMAH UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PESERTA DIDIK TERHADAP LINGKUNGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PEMANFAATAN KOLONG PENAMBANGAN TIMAH UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PESERTA DIDIK

TERHADAP LINGKUNGAN

(Quasi Eksperimen Pada Peserta Didik Kelas XI SMAN 1 Sungaiselan Kabupaten Bangka Tengah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Magister Pendidikan

Oleh

HARTINI SUSANTI NIM 1308020

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GEOGRAFI

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015


(3)

HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Pemanfaatan Kolong Penambangan Timah Untuk Meningkatkan Pengetahuan Dan Sikap Peserta Didik Terhadap Lingkungan (Quasi Eksperimen Pada Peserta Didik Kelas XI SMAN 1 Sungaiselan Kabupaten Bangka Tengah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung)” ini beserta seluruh isinya benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini..

Bandung, Juni 2015

Hartini Susanti NIM. 1308020


(4)

Hartini Susanti, 2015

PEMANFAATAN KOLONG PENAMBANGAN TIMAH UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PESERTA DIDIK TERHADAP LINGKUNGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu HALAMAN PENGESAHAN TESIS

PEMANFAATAN KOLONG PENAMBANGAN TIMAH UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PESERTA DIDIK

TERHADAP LINGKUNGAN

(Quasi Eksperimen Pada Peserta Didik Kelas XI SMAN 1 Sungaiselan Kabupaten Bangka Tengah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung)

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I

Prof. Dr. Ir. Dede Rohmat, MT. NIP. 19640603 198903 1 001

Pembimbing II

Prof. Dr. Wanjat Kastolani, M. Pd NIP. 19620512 198703 1 002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Geografi

Prof. Dr. Hj. Enok Maryani, MS. NIP. 19600121 198503 2 001


(5)

ABSTRAK

PEMANFAATAN KOLONG PENAMBANGAN TIMAH UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PESERTA DIDIK TERHADAP LINGKUNGAN (Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMAN 1 Sungaiselan Kabupaten Bangka

Tengah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung) HARTINI SUSANTI

1308020

Pembimbing: Prof. Dr. Dede Rohmat, MT, & Prof. Dr. Wanjat Kastolani, M. Pd Kolong penambangan timah terbentuk akibat aktivitas penambangan di Kecamatan Sungaiselan. Salah satu cara untuk mencegah meluasnya kerusakan akibat kegiatan penambangan timah tersebut, adalah dengan menumbuhkan pengetahuan dan sikap terhadap lingkungan kepada masyarakat. Melalui pengetahuan dan sikap diharapkan terjadi penyadaran dalam menjaga kualitas lingkungan sehingga mampu meminimalisir dampak kerusakan yang ditimbulkan. Pengetahuan dan sikap terhadap lingkungan dapat diberikan di lembaga formal kepada peserta didik karena melalui peserta didik diharapkan mampu menularkan pengetahuan dan sikapnya kepada kedua orang tuanya dan kepada masyarakat sekitar. Cara untuk menumbuhkan pengetahuan dan sikap peserta didik diantaranya dengan menjadikan kolong penambangan timah tersebut sebagai sumber belajar dengan menganalisis pengaruh sumber belajar terhadap pengetahuan dan sikap serta keunggulan dan kelemahan pembelajaran melalui studi lapangan dan media film/video dengan pendekatan kuantitatif melalui metode eksperimen. Populasi kelas XI SMAN 1 Sungaiselan semester genap tahun ajaran 2014/2015,sampel penelitian kelas XI IS sebanyak 54 peserta didik. Pengumpulan data menggunakan test, LKS, dan angket. Teknik analisis data menggunakan statistik uji normalitas, homogenitas dan uji T dengan bantuan SPSS statistik ver 21. Hasil penelitian menunjukkan: 1) terdapat perbedaan pengetahuan dan sikap dengan menggunakan media film/video sebelum dan sesudah perlakuan, 2) terdapat perbedaan pengetahuan dan sikap dengan menggunakan metode studi lapangan studi lapangan sebelum dan sesudah perlakuan, 3) merekomendasikan untuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar.


(6)

Hartini Susanti, 2015

PEMANFAATAN KOLONG PENAMBANGAN TIMAH UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PESERTA DIDIK TERHADAP LINGKUNGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

UTILIZATION KOLONG TIN MINING TO IMPROVE KNOWLEDGE AND ATTITIDE STUDENTS FOR ENVIRONMENT

(Quasi Experiment Students In Class XI SMAN 1 Sungaiselan Central Bangka Bangka Belitung Islands)

Hartini Susanti 1308020

Adviser: Prof. Dr. Ir. Dede Rohmat. M.T.& Prof. Dr. Wanjat Kastolani, M. Pd.

Tin mining pit formed due to mining activities in the district Sungaiselan. One way to prevent the spread of damage caused by the tin mining activities, is to foster the knowledge and attitudes towards the environment to the public. Through knowledge and attitudes expected of awareness in maintaining the quality of the environment so as to minimize the impact of the damage caused. Knowledge and attitudes towards the environment can be given in a formal institution to students because through the learners are expected to pass on their knowledge and attitude to his parents and to the community about How to cultivate the knowledge and attitudes among learners to make under the tin mining as a source of learning analyze the effect of learning resources on knowledge and attitudes as well as the advantages and disadvantages of learning through field studies and media film / video with quantitative approach through experimental methods. Population XI SMAN 1 Sungaiselan second semester of the school year 2014/2015, a class XI IS sample as many as 54 students. Collecting data using test, worksheets, and questionnaires. Data were analyzed using statistical normality test, homogeneity and T test with SPSS ver 21. The statistical results showed: 1) there are differences in knowledge and attitudes by using the medium of film / video before and after treatment, 2) there are differences in knowledge and attitudes by using methods of field studies field studies before and after treatment, 3) recommend to use the environment as a

learning resource.


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 7

1.3Tujuan Penelitian ... 7

1.4Manfaat Penelitian ... 7

1.5Struktur Organisasi Tesis ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Pembelajaran Geografi ... 9

2.2 Lingkungan Sebagai Sumber Pembelajaran Geografi ... 10

2.3 Pemanfaatan Lingkungan Hidup Sebagai Sumber Belajar ... 14

2.4 Sikap Kepedulian Terhadap Lingkungan ... 15

2.5Penambangan Timah ... 22

a. Sejarah Penambangan Timah ... 22

b. Pemanfaatan Timah ... 23

c. Jenis Penambangan Timah ... 24

d. Kerusakan Akibat Penambangan Timah ... 25

e. Reklamasi Tambang Timah ... 27

2.6Pemanfaatan Kolong Tambang Timah Sebagai Sumber Pembelajaran Geografi... 29

a. Pengertian Kolong Tambang Timah ... 29

b. Pembagian Tipe Kolong ... 29

c. Kualitas Kolong ... 31


(8)

Hartini Susanti, 2015

PEMANFAATAN KOLONG PENAMBANGAN TIMAH UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PESERTA DIDIK TERHADAP LINGKUNGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Langkah-Langkah Pemanfaatan Kolong Tambang Timah Sebagai

Sumber Pembelajaran Geografi ... 33

2.7Penelitian Terdahulu Yang Relevan ... 37

2.8Kerangka Pemikiran Penelitian ... 38

2.9 Hipotesis ... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 40

3.2 Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 41

3.3 Prosedur Penelitian... 42

3.4 Definisi Operasional... 47

3.5 Instrumen Penelitian... 48

3.6 Teknik Dan Hasil Analisis Instrumen ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Struktur Pembahasan Penelitian ... 58

4.2 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 59

4.3 Analisis Pada Kelas yang Menggunakan Media Film/Video………. .... 65

4.4 Analisis Pada Kelas yang Menggunakan Metode Studi Lapangan ... 77

4.5 Pembahasan Perbandingan Gain Pengetahuan Peserta Didik Antara Media Film dan Studi Lapangan ... 88

4.6 Pembahasan Perbandingan Gain Sikap Peserta Didik Antara Media Film dan Studi Lapangan ... 89

4.7 Keefektifan dan Kelemahan Pembelajaran Media Film dan Metode Studi Lapangan Simpulan ... 90

BAB V SIMPULAN, DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan ... 98

5.2 Rekomendasi ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... 100


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel hlm

1.1 Kontribusi Sektor Primer, Sekunder, dan Tersier PDRB

Kabupaten Bangka Tengah ... 2

1.2 Jumlah Kolong Menurut Kecamatan di Kabupaten Bangka Tengah ... 4

2.1 Matriks Ranah Afektif ... 21

2.2 Pemanfaatan Kolong di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung .. 33

3.1 Desain Eksperimen ... 40

3.2 Sampel Penelitian ... 42

3.3 Distribusi Soal Aspek Sikap ... ... 49

3.4 Intrepetasi Validitas Soal ... ... 51

3.5 Hasil Analisis Validitas Uji Coba Instrumen Sikap Kepedulian Lingkungan... ... 52

3.6 Hasil Analisis Validitas Uji Coba Instrumen Pengetahuan ... 53

3.7 Kriteria Reabilitas Tes. ... ... 53

3.8 Hasil Analisis Reliabilitas Tes Uji Coba Sikap ... 53

3.9 Hasil Analisis Reabilitas Tes Uji Coba Pengetahuan... 54

3.10 Klasifikasi Tingkat Kesukaran ... 54

3.11 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Pengetahuan ... 54

3.12 Klasifikasi Daya Pembeda Soal ... 55

3.13 Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal Pengetahuan. ... 55

3.14 Kriteria Perolehan N-Gain ... 57

4.1 Jumlah Warga Sekolah di SMA Negeri 1 Sungai Selan ... 61

4.2 Pembagian Jabatan Kepala Sekolah Dan Wakil Kepala Sekolah ... ... 62

4.3 Luas Areal SMA 1 Sungai Selan ... 63

4.4 Fasilitas Olahraga SMA 1 Sungai Selan ... 64

4.5 Jumlah Ruangan, Luas, dan Kondisinya ... 64


(10)

Hartini Susanti, 2015

PEMANFAATAN KOLONG PENAMBANGAN TIMAH UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PESERTA DIDIK TERHADAP LINGKUNGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel hlm

4.7 Nilai Pre-Test dan Post-Test, Rata-Rata dan Peningkatan Pengetahuan Menggunakan Media Film/Video ... 66 4.8 Hasil Uji Normalitas Data Pengetahuan Menggunakan Media

/Video ... ... 70 4.9 Hasil Uji Homogenitas Data Pengetahuan Menggunakan

Media Film/Video ... 70 4.10 Perbandingan Pengetahuan Menggunakan Media Film/Video 71 4.11 Nilai Pre-Test dan Post-Test, Rata-rata dan Peningkatan

Sikap Kepedulian Lingkungan Menggunakan Media Film/Video .... ... 72 4.12 Hasil Uji Normalitas Data Sikap Kepedulian Lingkungan

Menggunakan Media Film/Video ... 75 4.13 Hasil Uji Homogenitas Sikap Kepedulian Lingkungan

Menggunakan Media Film/Video ... 76 4.14 Perbandingan Sikap Kepedulian Lingkungan Menggunakan

Media Film/Video ... 76 4.15 Nilai Pre-Test dan Post-Test, Rata-rata, dan Peningkatan

Pengetahuan Menggunakan Metode Studi Lapangan . ... 78 4.16 Hasil Uji Normalitas Data Pengetahuan Menggunakan

Metode Studi Lapangan ... 81 4.17 Hasil Uji Homogenitas Data Pengetahuan Menggunakan

Metode Studi Lapangan ... 82 4.18 Perbandingan Pengetahuan Menggunakan Metode Studi

Lapangan. ... ... 82 4.19 Nilai Pre-Test dan Post-Test, Rata-rata, dan Peningkatan

Sikap Kepedulian Lingkungan Menggunakan Metode Studi Lapangan ... ... 83 4.20 Hasil Uji Normalitas Data Sikap Kepedulian Lingkungan

Menggunakan Metode Studi Lapangan ... 87 4.21 Hasil Uji Homogenitas Data Sikap Kepedulian Lingkungan


(11)

4.22 Perbandingan Sikap Kepedulian Lingkungan Menggunakan Metode Studi Lapangan ... 88 4.23 Perbandingan Selisih (Gain) Pengetahuan antara Metode

Studi Lapangan dengan Media Film/Video ... 88 4.24 Perbandingan Selisih (Gain) Sikap Kepedulian Lingkungan

antara Metode Studi Lapangan dengan Media Film/Video ... 89 4.25 Efektifitas Pembelajaran Menggunakan Media Film/Video .... 91 4.26 Efektifitas Pembelajaran Menggunakan Metode Studi

Lapangan ... ... 92 4.27 Kendala Pembelajaran Menggunakan Media Film/Video ... 94 4.28 Kendala Pembelajaran Menggunakan Metode Studi


(12)

Hartini Susanti, 2015

PEMANFAATAN KOLONG PENAMBANGAN TIMAH UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PESERTA DIDIK TERHADAP LINGKUNGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar hlm

1.1 Kolong Penambangan Timah di Kecamatan Sungai Selan ... 5

2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... 14

2.2 Level Belajar Domain Afeksi ... 19

2.3 Jenjang Ranah Afeksi ... 20

2.4 Diagram Penggunaan Timah Tahun 2006 ... 24

2.5 Penambangan Sistem Open Pit di Merawang ... 24

2.6 Kapal Keruk pada Penambangan Lepas Pantai ... 25

2.7 Kolong Muda dengan Mineral Dominan Kaolin ... 30

2.8 Kolong Muda dengan Mineral Dominan Pirit ... 30

2.9 Kolong Tua ... 31

2.10 Kerucut Pengalaman Tingkat Keterlibatan Peserta Didik dalam Proses Pembelajaran ... 35

2.11 Bagan Kerangka Berpikir ... 38

3.1 Diagram Alur Penelitian ... 46

4.1 Struktur Pembahasan Penelitian ... 58

4.2 Nilai Pre-Test dan Post-Test Pengetahuan Menggunakan Media Film/Video ... 67

4.3 Rata-rata Nilai Pre-Test dan Post-Test Pengetahuan Menggunakan Media Film/Video ... 68

4.4 Peningkatan Pengetahuan Menggunakan Media Film/Video ... 69

4.5 Nilai Pre-Test dan Post-Test Sikap Kepedulian Lingkungan Menggunakan Media Film/Video ... 72

4.6 Rata-rata Nilai Pre-Test dan Post-Test Sikap Kepedulian Lingkungan Menggunakan Media Film/Video ... 73

4.7 Peningkatan Sikap Kepedulian Lingkungan Menggunakan Media Film/Video ... 75

4.8 Nilai Pre-Test dan Post-Test Pengetahuan Menggunakan Metode Studi Lapangan ... 78


(13)

4.9 Rata-rata Nilai Pre-Test dan Post-Test Pengetahuan

Menggunakan Metode Studi Lapangan ... 79 4.10 Peningkatan Pengetahuan Menggunakan Metode Studi

Lapangan ... 81 4.11 Nilai Pre-Test dan Post-Test Sikap Kepedulian Lingkungan

Menggunakan Metode Studi Lapangan ... 84 4.12 Rata-rata Nilai Pre-Test dan Post-Test Sikap Kepedulian

Lingkungan Menggunakan Metode Studi Lapangan ... 85 4.13 Peningkatan Sikap Kepedulian Lingkungan Menggunakan

Metode Studi Lapangan ... 86 4.14 Kendala Pembelajaran Menggunakan Media Film/Video ... 94 4.15 Kendala Pembelajaran Menggunakan Media Studi Lapangan 95


(14)

Hartini Susanti, 2015

PEMANFAATAN KOLONG PENAMBANGAN TIMAH UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PESERTA DIDIK TERHADAP LINGKUNGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran hlm

1. Kisi-kisi Angket Sikap Peserta Didik ... 103

2. Soal Pre-Test dan Post-Test Sikap Kepedulian Lingkungan Kelas Media Film/Video dan Metode Studi Lapangan... 104

3. Soal Pre-Test dan Post-Test Pengetahuan Kelas Media Film/Video dan Metode Studi Lapangan ... 106

4. Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Sikap Kepedulian Lingkungan ... 109

5. Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Pengetahuan ... 110

6. Silabus ... 111

7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Media Film/Video . 112 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Metode Studi Lapangan ... 118

9. Lembar Kerja Siswa Kelas Media Film/Video ... 124

10.Lembar Kerja Siswa Kelas Metode Studi Lapangan ... 133

11.Format Observasi Guru ... 142

12.Angket Efektivitas Kelas Media Film/Video ... 143

13.Angket Efektivitas Kelas Metode Studi Lapangan ... 144

14.Angket Kendala Kelas Media Film/Video dan Metode Studi Lapangan ... 145

15.Foto-Foto Penelitian Pada Kelas Media Film/Video ... 146

16.Foto-Foto Penelitian Pada Kelas Metode Studi Lapangan ... 148

17.Hasil Pre-Test Pengetahuan Pada Kelas Media Film/Video... 152

18.Hasil Post-Test Pengetahuan Pada Kelas Media Film/Video ... 153

19.Hasil Pre-Test Sikap Kepedulian Lingkungan Pada Kelas Media Film/Video ... 154

20.Hasil Post-Test Sikap Kepedulian Lingkungan Pada Kelas Media Film/Video ... 155

21.Hasil Pre-Test Pengetahuan Pada Kelas Metode Studi Lapangan ... 156


(15)

22.Hasil Post-Test Pengetahuan Pada Kelas Metode Studi

Lapangan ... 157 23.Hasil Pre-Test Sikap Kepedulian Lingkungan Pada Kelas

Metode Studi Lapangan ... 158 24.Hasil Post-Test Sikap Kepedulian Lingkungan Pada Kelas

Metode Studi Lapangan ... 159 25.SK Pembimbing ... 160 26.Surat Izin Penelitian ... 162


(16)

Hartini Susanti, 2015

PEMANFAATAN KOLONG PENAMBANGAN TIMAH UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PESERTA DIDIK TERHADAP LINGKUNGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam dan mineral, seperti batubara, timah, minyak bumi, nikel, dan lainnya. Peraturan Presiden Nomor 48 tahun 2014, mengemukakan bahwa:

sampai tahun 2010, Indonesia masih menjadi salah satu produsen besar di dunia untuk berbagai komoditas, antara lain kelapa sawit (penghasil dan eksportir terbesar di dunia), kakao (produsen terbesar kedua di dunia), timah (produsen terbesar kedua di dunia), nikel (cadangan terbesar ke empat di dunia) dan bauksit (cadangan terbesar ke tujuh di dunia) serta komoditas unggulan lainnya seperti besi baja, tembaga, karet dan perikanan.

Salah satu daerah yang memiliki sumber daya alam yang melimpah tersebut adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yang merupakan daerah penghasil timah terbesar di Indonesia. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan daerah pemekaran dari Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2000. Secara administratif wilayah Kepulauan Bangka Belitung memiliki tujuh kabupaten, yaitu Kabupaten Bangka Barat, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka, Kota Pangkal Pinang, Kabupaten Belitung, dan Kabupaten Belitung Timur. Data terakhir dari Departemen Pertambangan dan Energi tahun 2008 menunjukkan bahwa produksi logam timah di provinsi Bangka Belitung mencapai 44.495 ton per tahun atau senilai Rp 600 miliar lebih, yang dihasilkan dari dua perusahaan yang berada di wilayah Bangka Belitung, yaitu PT. Timah dan PT. Koba Tin. Adapun wilayah penambangan kedua perusahaan tersebut berada di wilayah Kabupaten Bangka Tengah.

Kabupaten Bangka Tengah merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Bangka yang resmi dibentuk pada tanggal 25 Februari 2003 berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2003. Secara administratif terbagi menjadi 6 kecamatan dengan luas wilayah 227.911,00 Hektar (Ha) yaitu: Kecamatan Koba dengan luas wilayah 39.158,55 Ha, Kecamatan Pangkalan Baru dengan luas wilayah 10.827,38 Ha, Kecamatan Sungai Selan dengan luas wilayah 79.154,84


(17)

2

Ha,Kecamatan Simpang Katis dengan luas wilayah 23,072.77 Ha, Kecamatan Lubuk Besar dengan luas wilayah 55,303.22 Ha, dan Kecamatan Namang dengan luas wilayah 23,394.57 Ha. Kondisi topografi Kabupaten Bangka Tengah sebagian besar merupakan topografi yang berombak dan bergelombang, yaitu sebesar 51%, tanahnya berjenis asosiasi podsolik coklat kekuning-kuningan dengan bahan induk komplek batu pasir kwarsit dan batuan plutonik masam. Daerah lembah dan datar sebesar 20%, jenis tanahnya asosiasi podsolik berasal dari komplek batu pasir dan kwarsit, dan 25% berupa daerah rawa dan bencah/datar dengan jenis tanahnya asosiasi alluvial hedromotif dan glei humus serta regosol kelabu muda berasal dari endapan pasir dan tanah liat. Daerah berbukit sebesar 4% seperti Bukit Mangkol dengan ketinggian sekitar 395 meter dari permukan laut, jenis tanah perbukitan tersebut adalah komplek podsolik coklat kekuning-kuningan dan litosol berasal dari batu plutonik masam. Tanah di daerah Kabupaten Bangka Tengah mempunyai PH rata-rata di bawah 5, didalamnya mengandung mineral bijih timah dan bahan galian lainnya seperti: pasir kwarsa, kaolin, dan batu gunung. Kondisi geologis yang demikian, menyebabkan timah menjadi sektor perekonomian yang penting di Kabupaten Bangka Tengah. Berikut merupakan tabel kontribusi Sektor Primer, Sekunder, dan Tersier Terhadap Pembentukan PDRB Kabupaten Bangka Tengah 2006-2010.

Tabel 1.1 Kontribusi Sektor Primer, Sekunder dan Tersier Terhadap Pembentukan PDRB Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2006-2010 (Persen)

Sumber: Bangka Tengah dalam Angka Tahun 2010

KELOMPOK SEKTOR 2006 2007 2008 2009 2010

I. SEKTOR PRIMER 41,25 39,53 36,89 36,73 36,17

1. Pertanian 11,31 11,43 10,82 10,95 11,40

2. Pertambangan & Penggalian 29,94 28,09 26,07 25,78 24,77

II. SEKTOR SEKUNDER 32,00 32,74 33,86 32,81 32,28

1. Industri Pengolahan 26,52 26,55 26,68 25,17 23,76

2. Listrik, Gas & Air Bersih 0,16 0,15 0,15 0,15 0,18

3. Bangunan 5,32 6,05 7,03 7,49 8,34

III. SEKTOR TERSIER 26,75 27,72 29,26 30,46 31,56 1. Perdagangan, Hotel &

Restoran 17,11 17,70 18,69 19,20 19,27

2. Pengangkutan

&Komunikasi 4,20 4,07 4,33 4,68 5,09

3. Keuangan, Persewaan dan 1,92 1,89 1,65 1,70 1,81


(18)

3

Hartini Susanti, 2015

PEMANFAATAN KOLONG PENAMBANGAN TIMAH UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PESERTA DIDIK TERHADAP LINGKUNGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan data pada tabel di 1.1 diketahui bahwa struktur perekonomian daerah Kabupaten Bangka Tengah pada tahun 2010 masih didominasi oleh sektor primer (sektor pertanian serta sektor pertambangan dan penggalian) dengan kontribusi sebesar 36,17 persen. Sektor sekunder yang meliputi sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas, dan air bersih serta sektor bangunan pada tahun 2010 memberikan kontribusi sebesar 32,28 persen. Sementara sektor tersier pada tahun tersebut memberikan kontribusi sebesar 31,56 persen.

Dari hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 20 Desember 2014, diperoleh informasi bahwa dalam proses penambangan timah dikenal dua jenis cara yaitu: (1) penambangan lepas pantai, dimana perusahaan mengoperasikan kapal keruk untuk operasi produksi di daerah lepas pantai, (2) penambangan darat, di mana penambangan dilakukan di wilayah daratan dengan menggunakan pompa semprot. Untuk proses penambangan di Sungaiselan menggunakan jenis penambangan darat, dikarenakan lokasi yang jauh dari pantai.

Aktivitas tambang timah yang selama ini dilakukan baik oleh penambang konvensional maupun inkonvensional, berdampak pada kerusakan ekosistem. Ekosistem yang rusak diartikan sebagai suatu ekosistem yang tidak lagi menjalankan fungsinya secara optimal, seperti perlindungan tanah, tata air, pengatur cuaca, dan fungsi-fungsi lainnya dalam mengatur perlindungan alam lingkungan. Menurut Jordan (dalam Suprapto, 2010, hlm. 6), intensitas gangguan ekosistem dikategorikan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut :

1. ringan, apabila struktur dasar suatu ekosistem tidak terganggu, sebagai contoh jika sebatang pohon besar mati atau kemudian roboh yang menyebabkan pohon lain rusak.

2. menengah, apabila struktur hutannya rusak berat/ hancur, namun produktifitas tanahnya tidak menurun, misalnya penebangan hutan primer untuk ditanami jenis tanaman lain.

3. berat, apabila struktur hutan rusak berat/hancur dan produktifitas tanahnya menurun, contohnya penggunaan peralatan berat untuk membersihkan hutan, termasuk dalam hal ini akibat pertambangan.

Dampak lain dari aktivitas penambangan timah ini menyebabkan terbentuknya lubang-lubang bekas penambangan timah, yang menurut istilah lokal wilayah Bangka Belitung disebut kolong. Menurut Perda kabupaten Bangka Tengah no 33 tahun 2011 tentang penataan ruang terbuka kawasan perkotaan kolong memiliki arti cekungan dipermukaan tanah yang mempunyai kedalaman


(19)

4

tertentu serta terbentuk dari kegiatan pertambangan yang digenangi air. Sedangkan (Henny, 2011, hlm. 1) menyebutkan bahwa kolong adalah perairan/badan air yang terbentuk dari lahan bekas penambangan bahan galian. Cekungan-cekungan di permukaan tanah yang kemudian diisi limpasan air permukaan (air hujan, sungai, laut) sehingga menyerupai kolam atau danau besar. Sedangkan lahan bekas pertambangan di dasar laut akan meninggalkan lubang berupa palung yang dalam di dasar laut.

Pada dasarnya di daerah kabupaten Bangka Tengah tidak ada danau alam, hanya ada bekas penambangan bijih timah yang luas sehingga menjadikannya seperti danau buatan yang disebut kolong, yang ditinggalkan begitu saja oleh penambang setelah diambil sumberdayanya. Kolong-kolong pasca penambangan timah telah terjadi semenjak penambangan timah dimulai, dan tersebar di semua kecamatan di Bangka Tengah. Berikut disajikan data persebaran kolong di kabupaten Bangka Tengah.

Tabel 1.2 Jumlah Kolong Menurut Kecamatan di Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010

Kecamatan Jumlah Kolong

Pangkalan Baru 54 buah

Sungai Selan 62 buah

Koba 39 buah

Simpang Katis 23 buah

Sumber : Bappeda-SPM Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa dari 178 kolong yang ada di kabupaten Bangka Tengah, kolong yang paling banyak terdapat pada kecamatan Sungaiselan dengan jumlah 62 buah. Penelitian (Yusuf, 2011, hlm. 3), menyatakan bahwa Sungaiselan dan sekitarnya merupakan daerah yang memiliki kolong terluas di pulau Bangka dengan luas wilayah 407,48 ha dari luas 1.035,51 ha. Dari data di atas mengindikasikan bahwa dampak yang ditimbulkan dari penambangan timah di Sungaiselan sangat mengkhawatirkan dengan jejak jumlah kolong yang begitu besar. Berikut merupakan gambar mengenai kolong penambangan timah di Kecamatan Sungaiselan.


(20)

5

Hartini Susanti, 2015

PEMANFAATAN KOLONG PENAMBANGAN TIMAH UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PESERTA DIDIK TERHADAP LINGKUNGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber: Dokumentasi penulis

Gambar 1.1 Kolong penambangan di Kecamatan Sungaiselan

Salah satu cara untuk mencegah meluasnya kerusakan ekosistem akibat kegiatan penambangan timah tersebut, adalah dengan menumbuhkan pengetahuan dan sikap terhadap lingkungan kepada masyarakat. Melalui pengetahuan dan sikap terhadap lingkungan kepada masyarakat, diharapkan terjadi penyadaran dan perubahan sikap dalam menjaga kualitas lingkungan sehingga mampu meminimalisir dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat penambangan timah. Karena jika dibiarkan secara terus menerus, maka bukan tidak mungkin seluruh lahan yang ada di kecamatan Sungaiselan rusak dan penuh kolong-kolong akibat penambangan timah tersebut.

Pengetahuan dan sikap terhadap lingkungan dapat diberikan di lembaga formal kepada peserta didik karena melalui peserta didik diharapkan mampu menularkan pengetahuan dan sikapnya kepada kedua orang tuanya dan kepada masyarakat sekitar sehingga para penambang mengerti dampak yang ditimbulkan akibat penambangan, dan berupaya melakukan reklamasi pada kolong bekas penambangan timah. Melalui peserta didik ini juga, diharapkan pemerintah daerah selektif dalam memberikan izin penambangan timah. Cara untuk menumbuhkan pengetahuan dan sikap peserta didik terhadap lingkungan diantaranya dengan menjadikan kolong penambangan timah tersebut sebagai sumber belajar


(21)

6

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMA 1 Sungaiselan dapat dikatakan bahwa pembelajaran geografi masih memusat kepada guru, di mana guru masih mendominasi dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab serta penugasan sementara siswa bersifat pasif di kelas, sehingga menyebabkan pembelajaran geografi di kelas menjadi tidak menarik dan membosankan serta menjadikan peserta didik tidak peka terhadap fenomena kerusakan lingkungan yang terjadi di sekitar mereka.

Untuk itulah diperlukan pemberian pengalaman langsung kepada peserta didik dengan melihat fenomena kerusakan lingkungan yang terjadi dengan menjadikan kolong penambangan timah sebagai sumber belajar. Sumber belajar Geografi dengan menggunakan kolong penambangan timah dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara yaitu melalui studi lapangan ke kolong penambangan timah dan membawa fenomena kolong penambangan timah ke dalam kelas melalui film/video, Seperti yang dikemukakan Rohani (2004, hlm. 19) yang menyatakan bahwa ada dua cara menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar yaitu:

1. Dengan membawa peserta didik dalam lingkungan dan masyarakat untuk keperluan pelajaran, dan

2. Dengan membawa sumber-sumber dari masyarakat ke dalam kelas untuk kepentingan pelajaran.

Melalui pembelajaran ini, maka akan dibandingkan keefektifan penggunaan kolong tambang timah sebagai sumber belajar dalam menumbuhkan pengetahuan dan sikap peserta didik terhadap lingkungan dengan membawa peserta didik langsung ke kolong penambangan timah pada kelas eksperimen dan menggunakan media film/video kolong tambang timah pada kelas kontrol.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi judul penelitian ini adalah “PEMANFAATAN KOLONG PENAMBANGAN TIMAH UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PESERTA DIDIK TERHADAP LINGKUNGAN (Quasi Eksperimen Pada

Peserta Didik Kelas XI SMAN 1 Sungaiselan Kabupaten Bangka Tengah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung)


(22)

7

Hartini Susanti, 2015

PEMANFAATAN KOLONG PENAMBANGAN TIMAH UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PESERTA DIDIK TERHADAP LINGKUNGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah perubahan pengetahuan dan sikap peserta didik terhadap lingkungan antara sebelum dan sesudah pembelajaran dengan media film/video?

2. Bagaimanakah perubahan pengetahuan dan sikap peserta didik terhadap lingkungan antara sebelum dan sesudah pembelajaran dengan metode studi lapangan?

3. Bagaimanakah keunggulan dan kelemahan antara metode studi lapangan dan media film/video dalam proses pembelajaran geografi terhadap pengetahuan dan sikap peserta didik terhadap lingkungan?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian, adalah sebagai berikut.

1. Menganalisis tentang pengetahuan dan sikap peserta didik terhadap lingkungan antara sebelum dan sesudah pembelajaran dengan media film/video

2. Menganalisis tentang pengetahuan dan sikap peserta didik terhadap lingkungan antara sebelum dan sesudah pembelajaran dengan metode studi lapangan.

3. Menganalisis tentang keunggulan dan kelemahan antara metode studi lapangan dan media film/video dalam proses pembelajaran geografi terhadap pengetahuan dan sikap peserta didik terhadap lingkungan.

1.4Manfaat Penelitian/ Signifikansi Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat, baik dari segi teori, segi kebijakan, segi praktik, maupun dari segi ikut serta aksi sosial.


(23)

8

Memberikan manfaat secara teoritis, menambah khasanah pengembangan ilmu geografi. Penelitian ini akan menggali bagaimana pembelajaran dengan menggunakan kolong penambangan timah sebagai sumber belajar.

2. Manfaat/signifikansi dari segi kebijakan

Penelitian ini dharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait guna meningkatkan pengetahuan dan sikap peserta didik terhadap lingkungan. Pengetahuan dan sikap terhadap lingkungan dibutuhkan untuk menghadapi persoalan-persoalan yang terkait dengan kerusakan lingkungan.

3. Manfaat/signifikansi dari segi praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada Guru Geografi untuk mendesain pembelajaran Geografi dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar.

4. Manfaat/signifikansi dari segi isu serta aksi sosial

Penelitian ini sangat bermanfaat dengan menggunakan konten lokal dalam proses pembelajaran geografi, khususnya Sungaiselan sehingga nantinya diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan sikap terhadap lingkungan di dalam masyarakat.

1.5Struktur Organisasi Tesis

Penelitian ini memiliki memiliki struktur organisasi tesis dalam setiap pembagian Babnya Penelitian ini memiliki struktur organisasi tesis dalam setiap pembagian Babnya. Bentuk konsep struktur organisasi penelitian ini: Bab I membahas dan menyajikan dalam bentuk deskripsi latar belakang penelitian yang menjadi konteks munculnya masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat/signifikansi penelitian, dan struktur organisasi tesis. Bab II menyajikan dan membahas kajian pustaka yang meliputi: kajian pustaka berisi deskripsi, analisis konsep, teori-teori, dan penelitian dahulu yang relevan mengenai pemanfaatan kolong penambangan timah sebagai sumber belajar. Bab III menyajikan dan membahas metode penelitian, adapun sub bab yang dibahas dalam bab ini mencakup desain penelitian, partisipan dan tempat penelitian, pengumpulan data penelitian, dan analsis data penelitian. Bab IV menyajikan dan membahas tentang temuan peneliti di lapangan. Pada bab ini dibahas tentang gambaran umum lokasi penelitian, deskripsi hasil penelitian serta pembahasan


(24)

9

Hartini Susanti, 2015

PEMANFAATAN KOLONG PENAMBANGAN TIMAH UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PESERTA DIDIK TERHADAP LINGKUNGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hasil penelitian dilapangan dengan teori-teori yang telah dikemukakan di Bab II. Bab V menyajikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadan hasil temuan penelitian. Saran atau rekomendasi yang ditujukan kepada pembuat kebijakan, kepada pengguna hasil penelitian, dan kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya.


(1)

tertentu serta terbentuk dari kegiatan pertambangan yang digenangi air. Sedangkan (Henny, 2011, hlm. 1) menyebutkan bahwa kolong adalah perairan/badan air yang terbentuk dari lahan bekas penambangan bahan galian. Cekungan-cekungan di permukaan tanah yang kemudian diisi limpasan air permukaan (air hujan, sungai, laut) sehingga menyerupai kolam atau danau besar. Sedangkan lahan bekas pertambangan di dasar laut akan meninggalkan lubang berupa palung yang dalam di dasar laut.

Pada dasarnya di daerah kabupaten Bangka Tengah tidak ada danau alam, hanya ada bekas penambangan bijih timah yang luas sehingga menjadikannya seperti danau buatan yang disebut kolong, yang ditinggalkan begitu saja oleh penambang setelah diambil sumberdayanya. Kolong-kolong pasca penambangan timah telah terjadi semenjak penambangan timah dimulai, dan tersebar di semua kecamatan di Bangka Tengah. Berikut disajikan data persebaran kolong di kabupaten Bangka Tengah.

Tabel 1.2 Jumlah Kolong Menurut Kecamatan di Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010

Kecamatan Jumlah Kolong

Pangkalan Baru 54 buah

Sungai Selan 62 buah

Koba 39 buah

Simpang Katis 23 buah

Sumber : Bappeda-SPM Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2010

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa dari 178 kolong yang ada di kabupaten Bangka Tengah, kolong yang paling banyak terdapat pada kecamatan Sungaiselan dengan jumlah 62 buah. Penelitian (Yusuf, 2011, hlm. 3), menyatakan bahwa Sungaiselan dan sekitarnya merupakan daerah yang memiliki kolong terluas di pulau Bangka dengan luas wilayah 407,48 ha dari luas 1.035,51 ha. Dari data di atas mengindikasikan bahwa dampak yang ditimbulkan dari penambangan timah di Sungaiselan sangat mengkhawatirkan dengan jejak jumlah kolong yang begitu besar. Berikut merupakan gambar mengenai kolong penambangan timah di Kecamatan Sungaiselan.


(2)

Sumber: Dokumentasi penulis

Gambar 1.1 Kolong penambangan di Kecamatan Sungaiselan

Salah satu cara untuk mencegah meluasnya kerusakan ekosistem akibat kegiatan penambangan timah tersebut, adalah dengan menumbuhkan pengetahuan dan sikap terhadap lingkungan kepada masyarakat. Melalui pengetahuan dan sikap terhadap lingkungan kepada masyarakat, diharapkan terjadi penyadaran dan perubahan sikap dalam menjaga kualitas lingkungan sehingga mampu meminimalisir dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat penambangan timah. Karena jika dibiarkan secara terus menerus, maka bukan tidak mungkin seluruh lahan yang ada di kecamatan Sungaiselan rusak dan penuh kolong-kolong akibat penambangan timah tersebut.

Pengetahuan dan sikap terhadap lingkungan dapat diberikan di lembaga formal kepada peserta didik karena melalui peserta didik diharapkan mampu menularkan pengetahuan dan sikapnya kepada kedua orang tuanya dan kepada masyarakat sekitar sehingga para penambang mengerti dampak yang ditimbulkan akibat penambangan, dan berupaya melakukan reklamasi pada kolong bekas penambangan timah. Melalui peserta didik ini juga, diharapkan pemerintah daerah selektif dalam memberikan izin penambangan timah. Cara untuk menumbuhkan pengetahuan dan sikap peserta didik terhadap lingkungan diantaranya dengan menjadikan kolong penambangan timah tersebut sebagai sumber belajar


(3)

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMA 1 Sungaiselan dapat dikatakan bahwa pembelajaran geografi masih memusat kepada guru, di mana guru masih mendominasi dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab serta penugasan sementara siswa bersifat pasif di kelas, sehingga menyebabkan pembelajaran geografi di kelas menjadi tidak menarik dan membosankan serta menjadikan peserta didik tidak peka terhadap fenomena kerusakan lingkungan yang terjadi di sekitar mereka.

Untuk itulah diperlukan pemberian pengalaman langsung kepada peserta didik dengan melihat fenomena kerusakan lingkungan yang terjadi dengan menjadikan kolong penambangan timah sebagai sumber belajar. Sumber belajar Geografi dengan menggunakan kolong penambangan timah dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara yaitu melalui studi lapangan ke kolong penambangan timah dan membawa fenomena kolong penambangan timah ke dalam kelas melalui film/video, Seperti yang dikemukakan Rohani (2004, hlm. 19) yang menyatakan bahwa ada dua cara menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar yaitu:

1. Dengan membawa peserta didik dalam lingkungan dan masyarakat untuk keperluan pelajaran, dan

2. Dengan membawa sumber-sumber dari masyarakat ke dalam kelas untuk kepentingan pelajaran.

Melalui pembelajaran ini, maka akan dibandingkan keefektifan penggunaan kolong tambang timah sebagai sumber belajar dalam menumbuhkan pengetahuan dan sikap peserta didik terhadap lingkungan dengan membawa peserta didik langsung ke kolong penambangan timah pada kelas eksperimen dan menggunakan media film/video kolong tambang timah pada kelas kontrol.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi judul penelitian ini adalah “PEMANFAATAN KOLONG PENAMBANGAN TIMAH UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PESERTA DIDIK TERHADAP LINGKUNGAN (Quasi Eksperimen Pada Peserta Didik Kelas XI SMAN 1 Sungaiselan Kabupaten Bangka Tengah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung)


(4)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah perubahan pengetahuan dan sikap peserta didik terhadap lingkungan antara sebelum dan sesudah pembelajaran dengan media film/video?

2. Bagaimanakah perubahan pengetahuan dan sikap peserta didik terhadap lingkungan antara sebelum dan sesudah pembelajaran dengan metode studi lapangan?

3. Bagaimanakah keunggulan dan kelemahan antara metode studi lapangan dan media film/video dalam proses pembelajaran geografi terhadap pengetahuan dan sikap peserta didik terhadap lingkungan?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian, adalah sebagai berikut.

1. Menganalisis tentang pengetahuan dan sikap peserta didik terhadap lingkungan antara sebelum dan sesudah pembelajaran dengan media film/video

2. Menganalisis tentang pengetahuan dan sikap peserta didik terhadap lingkungan antara sebelum dan sesudah pembelajaran dengan metode studi lapangan.

3. Menganalisis tentang keunggulan dan kelemahan antara metode studi lapangan dan media film/video dalam proses pembelajaran geografi terhadap pengetahuan dan sikap peserta didik terhadap lingkungan.

1.4Manfaat Penelitian/ Signifikansi Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat, baik dari segi teori, segi kebijakan, segi praktik, maupun dari segi ikut serta aksi sosial.


(5)

Memberikan manfaat secara teoritis, menambah khasanah pengembangan ilmu geografi. Penelitian ini akan menggali bagaimana pembelajaran dengan menggunakan kolong penambangan timah sebagai sumber belajar.

2. Manfaat/signifikansi dari segi kebijakan

Penelitian ini dharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait guna meningkatkan pengetahuan dan sikap peserta didik terhadap lingkungan. Pengetahuan dan sikap terhadap lingkungan dibutuhkan untuk menghadapi persoalan-persoalan yang terkait dengan kerusakan lingkungan.

3. Manfaat/signifikansi dari segi praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada Guru Geografi untuk mendesain pembelajaran Geografi dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar.

4. Manfaat/signifikansi dari segi isu serta aksi sosial

Penelitian ini sangat bermanfaat dengan menggunakan konten lokal dalam proses pembelajaran geografi, khususnya Sungaiselan sehingga nantinya diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan sikap terhadap lingkungan di dalam masyarakat.

1.5Struktur Organisasi Tesis

Penelitian ini memiliki memiliki struktur organisasi tesis dalam setiap pembagian Babnya Penelitian ini memiliki struktur organisasi tesis dalam setiap pembagian Babnya. Bentuk konsep struktur organisasi penelitian ini: Bab I membahas dan menyajikan dalam bentuk deskripsi latar belakang penelitian yang menjadi konteks munculnya masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat/signifikansi penelitian, dan struktur organisasi tesis. Bab II menyajikan dan membahas kajian pustaka yang meliputi: kajian pustaka berisi deskripsi, analisis konsep, teori-teori, dan penelitian dahulu yang relevan mengenai pemanfaatan kolong penambangan timah sebagai sumber belajar. Bab III menyajikan dan membahas metode penelitian, adapun sub bab yang dibahas dalam bab ini mencakup desain penelitian, partisipan dan tempat penelitian, pengumpulan data penelitian, dan analsis data penelitian. Bab IV menyajikan dan


(6)

hasil penelitian dilapangan dengan teori-teori yang telah dikemukakan di Bab II. Bab V menyajikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadan hasil temuan penelitian. Saran atau rekomendasi yang ditujukan kepada pembuat kebijakan, kepada pengguna hasil penelitian, dan kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya.