GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA.

(1)

Tri Lestari Octavianti,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan

Program Studi DIII Keperawatan

Oleh :

Tri Lestari Octaviyanti 1004573

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Tri Lestari Octavianti,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambaran Pengetahuan Remaja

Tentang Seks Bebas Di SMA Negeri 1

Kadipaten Kabupaten Majalengka

Oleh

Tri Lestari Octaviyanti

Sebuah karya tulis ilmiah yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Ahli Madya pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Tri Lestari Octaviyanti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Tri Lestari Octavianti,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA


(4)

Tri Lestari Octavianti,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

i

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 1 KADIPATEN MAJALENGKA

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh pentingnya pengetahuan remaja tentang seks bebas, seks bebas yang akhir-akhir ini semakin meningkat, seiring dengan globalisasi dan informasi yang dapat diperoleh dengan mudah dimana saja dan kapan saja, baik melalui media cetak ataupun elektronik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan remaja tentang seks bebas di SMA Negeri 1 Kadipaten. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 60 orang. Hasil penelitian menunjukan persentase terbesar usia responden adalah 17 tahun yaitu sebanyak 40 orang (66.7%), persentase jenis kelamin terbesar adalah perempuan yaitu sebanyak 38 orang (63.3%), secara keseluruhan pengetahuan remaja tentang seks bebas di SMA Negeri 1 kadipaten sudah baik, terbukti dengan hasil persentase pengetahuan responden tentang pengertian seks bebas persentase terbanyak adalah memiliki pengetahuan baik yaitu 54 orang (90.0%), persentase pengetahuan responden tentang bentuk-bentuk seks bebas persentase terbanyak adalah memiliki pengetahuan baik yaitu 41 orang (68.3%), persentase pengetahuan responden tentang faktor yang mempengaruhi keinginan seksual remaja persentase terbanyak adalah memiliki pengetahuan baik yaitu 43 orang (71.7%), persentase pengetahuan responden tentang dampak perilaku seksual pranikah persentase terbanyak adalah memiliki pengetahuan baik yaitu 55 orang (91.7%), persentase pengetahuan responden tentang dampak perilaku seksual pranikah persentase terbanyak adalah memiliki pengetahuan baik yaitu 54 orang (90.0%), dan hasil persentase gambaran pengetahuan remaja tentang seks bebas di SMA Negeri 1 Kadipaten adalah memiliki pengetahuan baik yaitu 50 orang (83.3%). Pengetahuan yang sudah baik ini agar dipertahankan dan ditingkatkan melalui pemberian sex education.


(5)

Tri Lestari Octavianti,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ii

UCAPAN TERIMAKASIH iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Penelitian 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 3

C. Tujuan Penelitian 4

1. Tujuan umum 4

2. Tujuan Khusus 4

D. Manfaat Penelitian 4

1. Manfaat Teoritis 4

2. Manfaat Praktis 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5

A. Landasan Teori 5

1. Konsep Pengetahuan 5

a. Pengertian Pengetahuan 5

b. Tingkatan Pengetahuan 5

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan Seseorang 6 2. Konsep Remaja 6

a. Pengertian Remaja 6

b. Pengertian Masa Remaja 7

c. Karakteristik Remaja 8

d. Masalah yang Terjadi di Remaja 9

e. Remaja yang Berisiko Melakukan Hubungan Seksual Pranikah 10 3. Konsep Seks Bebas 10

a. Pengertian Seks 10

b. Pengertian Seks Bebas 10

c. Bentuk-Bentuk Seks Bebas 10

d. Faktor yang Mempengaruhi Keinginan Seksual Remaja 11

e. Dampak Perilaku Seksual Pranikah 12

f. Cara Untuk Menghindari Perilaku Seks Bebas 12


(6)

Tri Lestari Octavianti,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v

BAB III METODE PENELITIAN 14

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 14

1. Lokasi Penelitian 14

2. Subjek Penelitian 14

B. Desain Penelitian 15

C. Metode Penelitian 16

D. Definisi Operasional 16

E. Instrumen Penelitian 17

F. Proses Pengembangan Instrumen 18

1. Validitas Instrumen 18

2. Reliabilitas Instrumen 19

G. Teknik Pengumpulan Data 20

H. Pengolahan Data 21

1. Editing/memeriksa 21

2. Memberi Tanda Kode/(coding ) 21

3. Sorting 21

4. Entry data 22

5. Clearing 22

6. Mengeluarkan Informasi 22

I. Analisis Data 22

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 24 A. Hasil Penelitian Dan Pembahasan 24 1. Karakteristik Responden 24 a. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 24

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 25 2. Pengetahuan Tentang Seks Bebas 26

a. Pengertian Seks Bebas 26

b. Bentuk-bentuk Seks Bebas 28

c. Faktor yang Mempengaruhi keinginan Seksual Remaja 29 d. Dampak Perilaku Seksual Pranikah 30

e. Cara Untuk Menghindari Perilaku Seks Bebas 31

f. Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Seks Bebas 32 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 33

A. Kesimpulan 33

B. Saran 33

1. Saran Untuk Siswa 33 2. Saran Untuk Sekolah 34 3. Saran Untuk Peneliti Selanjutnya 34 DAFTAR PUSTAKA 35


(7)

Tri Lestari Octavianti,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v

DAFTAR TABEL

Tabel

3.1. Definisi Operasional 16

3.2. Kisi-kisi Kuesioner Pengetahuan Seks Bebas 17 3.3. Hasil Perhitungan Uji Validitas Butir Pernyataan Kuesioner Pengetahuan

Remaja tentang Seks Bebas di SMA Negeri 1 Kadipaten 18 3.4. Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas 20

3.5. Analisa Univariat 22

4.1. Usia Responden (n=60) 24

4.2. Jenis Kelamin Responden (n=60) 25 4.3. Pengetahuan Remaja tentang Pengertian Seks Bebas di SMA Negeri 1

Kadipaten (n=60) 26

4.4. Pengetahuan Remaja tentang Bentuk-bentuk Seks Bebas di SMA Negeri 1

Kadipaten (n=60) 28

4.5. Pengetahuan Remaja tentang Faktor yang Mempengaruhi Keinginan Seksual Remaja di SMA Negeri 1 Kadipaten (n=60) 29 4.6. Pengetahuan Remaja tentang Dampak Perilaku Seksual Pranikah di SMA

Negeri 1 Kadipaten (n=60) 30

4.7. Pengetahuan Remaja tentang Cara Untuk Menghindari Perilaku Seks Bebas di SMA Negeri 1 Kadipaten (n=60) 31 4.8. Gambaran Pengetahuan Remaja tentang Seks Bebas di SMA Negeri 1

Kadipaten (n=60) 32


(8)

Tri Lestari Octavianti,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1. Kerangka Pemikiran 13


(9)

Tri Lestari Octavianti,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Jadwal Perencanaan Pelaksanaan Penelitian Karya Tulis Ilmiah 2. Lembar Bimbingan Pembimbing I

3 Lembar Bimbingan Pembimbing II 4. Surat Izin Penelitian

5. Surat Keterangan SMA Negeri 1 Kadipaten 6. Lembar Infomasi Penelitian

7. Lembar Persetujuan Responden 8. Kuesioner Penelitian

9. Tabel Penghitungan Hasil Penelitian 10. Tabel SPSS Penghitungan Hasil Penelitian 11. Surat Keterangan


(10)

Tri Lestari Octavianti,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian Universitas Indonesia dan Australian National University pada 2010, Sebanyak 20,9 persen remaja putri di Indonesia telah hamil di luar nikah karena berhubungan seks dan 38,7 persen telah mengalami pernikahan usia dini (Alimoeso, 2012).

Jumlah penduduk Jawa Barat yang berusia 10-24 tahun, sebesar 11.358.704 atau 26,60% adalah remaja. Sebesar 3.147 remaja usia 15-29 tahun terkena HIV/AIDS dengan penularan terutama disebabkan melalui hubungan seks dan jarum suntik(BKKBN, 2011).

Berdasarkan data, jumlah penduduk remaja Indonesia saat ini mencapai 65 juta jiwa atau sekitar 30% dari total jumlah penduduk Indonesia. Sementara jumlah penduduk remaja di Provinsi Jawa Barat mencapai 11.358.704 jiwa atau sebesar 26,60% dari total jumlah penduduk di Jawa Barat.( BKKBN, 2011).

Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa batasan usia remaja menurut WHO (2007) adalah 12-24 tahun. Remaja merupakan tahapan seseorang dimana ia berada di fase anak dan dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik, perilaku, kognitif, biologis dan emosi (ferry effendi – Makhfudli, 2009: 221).

Permulaan masa remaja biasanya ditandai oleh kematangan seksual, dalam arti organ-organ seksualnya sudah dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengembangkan keturunan (Sarwono, 2010: 73).

Dengan matangnya fungsi-fungsi seksual, maka timbul pula dorongan-dorongan dan keinginan-keinginan untuk pemuasan seksual (libido seksual). Kebudayaan kita tidak tidak mengizinkan hubungan seksual di luar perkawinan (Sarwono, 2010: 74).

Seksualitas dipandang sebagai aspek yang menyenangkan, natural dan sehat dalam kehidupan manusia dan memerankan peranan yang penting dalam pemenuhan hasrat biologis manusia (Dewi, 2012 : 59)


(11)

2

Tri Lestari Octavianti,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Perilaku seks bebas didasari oleh sikap para remaja yang memiliki rasa keingintahuannya sangat besar, padahal dengan pengetahuan yang mereka miliki, seharusnya mereka telah menyadari berbagai resiko yang harus mereka hadapi jika para remaja tersebut melakukannya, namun hasil penelitian – penelitian yang dilakukan terhadap para remaja khusunya pelajar di Indonesia menunjukkan bahwa semakin kelompok tersebut (dalam tingkat pendidikan), maka mereka semakin bersikap permisif terhadap perilaku seks bebas.

Hidayana (Primawardani, 2010: 2) mengemukakan bahwa kurangnya pengetahuan yang memadai pada siswi SMA mengenai resiko dari perilaku seks bebas, menyebabkan mereka perlu diberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai resiko tersebut, seperti terjangkitnya berbagai PMS (penyakit menular seksual) seperti : resiko sejumlah infeksi, seperti HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang dapat menyebabkan penyakit AIDS (AcquiredImmune Deficiency Syndrome), Hepatitis B atau Herpes, Gonorrhea, Siphilis, atau Klamidia. Belum lagi resiko kehamilan yang tidak diinginkan/diluar nikah, resiko kematian akibat pengguguran tidak aman atau pada beberapa kasus aborsi tidak aman. Selain resiko fisik yang akan dialami siswi SMU, dampak dan sosialnya pun akan sangat berpengaruh antara lain perasaan stress dan depresi pada siswi SMU yang melakukan perilaku seks bebas, diskriminasi sosial, trauma, kehilangan berbagai hak dalam lingkungan sosial akibat hamil diluar nikah.

Menurut BKKBN tahun 2004, ketidaktahuan remaja mengenai seks tersebut dapat dilihat dari penelitian yang dilakukan Synovate sebuah perusahaan yang bergerak dibidang jasa dan pemasaran atas nama DKT Indonesia, pada tahun 2004 terhadap 450 remaja dari Jakarta, Bandung, Surabaya dan Medan membuktikan remaja tersebut tidak mempunyai pengetahuan khusus serta komprehensif mengenai seks. Sebesar (35%) informasi di peroleh dari teman,(22%) dari film porno,(11%) dari buku, (8%) dari orang tua dan selebihnya dari pacar, televisi, sekolah, pengalaman maupun film di bioskop dan tentang perilaku seks remaja (15 - 24 tahun), 44% responden mengaku mereka sudah pernah punya pengalaman seks di usia 16-18 tahun. Sementara 16% lainnya mengaku pengalaman seks itu sudah mereka dapat antara usia 13-15 tahun.


(12)

3

Tri Lestari Octavianti,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

judul Gambaran Pengetahuan Remaja tentang Seks Bebas di SMA Negeri 1 Kadipaten Kabupaten Majalengka

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa, yang ditandai oleh perubahan fisik, emosi, dan psikis. Dalam perubahan itu remaja menjadi labil, sehingga mudah dipengaruihi baik dalam hal postif ataupun negatif. Termasuk juga tentang seks bebas, yang saat ini sudah tidak asing lagi dikalangan remaja Indonesia, tanpa mereka hiraukan dampak dari hal tersebut. Pengetahuan inilah yang penting untuk para remaja ketahui, khususnya para remaja yang duduk dibangku SMA, karena rasa ingin tahu dan rasa ingin mencoba yang tinggi apalagi mereka juga sudah mulai mengenal lawan jenis.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengetahuan remaja tentang pengertian seks bebas 2. Bagaimana pengetahuan remaja tentang bentuk-bentuk seks bebas

3. Bagaimana pengetahuan remaja tentang faktor yang mempengaruhi keinginan seksual remaja

4. Bagaimana pengetahuan remaja tentang dampak perilaku seksual pranikah pengertian seks bebas

5. Bagaimana pengetahuan remaja tentang cara untuk menghindari perilaku seks bebas


(13)

4

Tri Lestari Octavianti,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan remaja tentang seks bebas di SMA Negeri 1 Kadipaten.

2. Tujuan Khusus

a. Bagaimana pengetahuan remaja tentang pengertian seks bebas b. Bagaimana pengetahuan remaja tentang bentuk-bentuk seks bebas

c. Bagaimana pengetahuan remaja tentang faktor yang mempengaruhi keinginan seksual remaja

d. Bagaimana pengetahuan remaja tentang dampak perilaku seksual pranikah pengertian seks bebas

e. Bagaimana pengetahuan remaja tentang cara untuk menghindari perilaku seks bebas

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya, dan sebagai sumber informasi dan tambahan pengetahuan, dalam pengembangan keperawatan komunitas. Khususnya remaja agar dapat mengetahui pentingnya pengetahuan remaja tentang seks bebas di SMA.

2. Manfaat Praktis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan remaja SMA mempunyai pengetahuan yang baik tentang seks bebas. Keluarga juga dapat memberikan arahan pergaulan yang baik dan benar, pada anak remajanya khususnya orang tua, sehingga perilaku seks bebas dapat dihindarkan, khususnya remaja SMA. Selain itu untuk pihak sekolah dapat digunakan untuk memberikan pendidikan seks sejak dini kepada para siswanya, dan membimbing para siswa untuk senantiasa melakukan hal positif agar mereka terhindar dari perilaku seks bebas atau hal negatif lainnya.


(14)

5

Tri Lestari Octavianti,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA


(15)

Tri Lestari Octavianti,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

14

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan subjek penelitian 1. Lokasi penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kadipaten yang bertempat di Jl. Lapangsari No. 61 Kadipaten Kabupaten Majalengka 45452 Jawa Barat – Indonesia.

2. Subjek penelitian

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2005: 79). Populasi dalam penelitian ini adalah remaja kelas XI SMA Negeri 1 Kadipaten yang berjumlah 147 orang.

b. Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2009: 60). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Purposive sampling disebut juga judgement sampling. Adalah suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan/masalah dalam penelitian), sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya (Nursalam, 2008: 94).

Rumus yang digunakan yaitu rumus Slovin yaitu:

� = �

1+��2 �= 147

1+147 (0,1)2

�= 147

1+1,47 �= 147


(16)

15

Tri Lestari Octavianti,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu �= 59,51417

Hasil dibulatkan menjadi 60 Keterangan :

�= besaran sampel

� = besaran populasi

� = nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan penarikan sampel) nilai kritis sebesar 0,1atau10%.

Subjek Penelitian ini adalah sebanyak 60 orang siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kadipaten, sesuai dengan kriteria inklusi dan bersedia menjadi subjek penelitian. Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2008: 92). Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah: 1) Siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kadipaten yang bersedia menjadi

responden.

2) Siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kadipaten baik yang mempunyai pacar maupun tidak mempunyai pacar.

3) Siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kadipaten karena kelas XI sudah memperoleh pelajaran biologi sehingga memiliki bekal pengetahuan dasar mengenai organ anatomi dan sistem reproduksi manusia. Sedangkan kriteria ekslusi adalah menghilangkan/mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena pelbagai sebab, antara lain:

1) Siswa kelas X dan XII SMA Negeri 1 Kadipaten

2) Siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kadipaten yang menolak berpartisipasi

3. Desain penelitian

Seks Bebas Pengetahuan Remaja


(17)

16

Tri Lestari Octavianti,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1 Desain Penelitian

4. Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang di lakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2005: 138).

B. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Definisi Konsep Definisi Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Pengetahuan Pengetahuan

adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga), dan Kemampuan remaja dalam memahami pengertian seks bebas, bentuk-bentuk seks bebas, faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan seksual remaja, dampak perilaku seksual pranikah, cara untuk menghindari Kuesioner Baik: 76-100% Cukup: 56-75% Kurang: ≤56% (Nursalam, 2008: 120). Ordinal


(18)

17

Tri Lestari Octavianti,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

indera penglihatan (mata). (Notoatmodjo, 2010: 50).

perilaku seks bebas.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen atau alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner atau angket yang bersifat tertutup. Alat pengumpulan data berupa kuesioner. Penyusunan kuesioner terdiri dari dua bagian yaitu data demografi dan pertanyaan. Data demografi meliputi nama inisial, usia, jenis kelamin. Bagian kedua berisi tentang pertanyaan untuk mengukur pengetahuan remaja tentang seks bebas. Pertanyaan terdiri dari 20 pertanyaan. Instrumen pengetahuan remaja tentang seks bebas menggunakan alat kuesioner dengan skala Guttman, interpretasi penilaian yaituapabila pertanyaan positif menjawab benar nilai 1 dan menjawab salah 0, sedangkan pertanyaan negatif menjawab benar nilai 1 menjawab salah 0.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Kuesioner Pengetahuan Seks Bebas

Variabel

Penelitian Indikator Nomor Soal Jumlah

Gambaran Pengetahuan Remaja tentang Seks Bebas di SMA Negeri 1 Kadipaten Kabupaten Majalengka

Pengertian Seks

Bebas 1, 2, 3, 4, 5, 6. 6 Bentuk-bentuk

Seks Bebas 7, 8, 9, 10, 11, 12. 6 Faktor yang

Mempengaruhi Keinginan Seksual Remaja


(19)

18

Tri Lestari Octavianti,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dampak Perilaku

Seksual Pranikah 17, 18. 2 Cara untuk

Menghindari Perilaku Seks Bebas

19, 20. 2

JUMLAH 20

D. Proses Pengembangan Instrumen 1. Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang di ukur (Notoatmodjo, 2005: 129). Sebelum kuesioner disebarkan pada responden peneliti melakukan uji validitas, uji validitas mengujicobakan pada 20 orang responden di SMA Negeri 1 Cisarua. Uji Validitas ini diolah menggunakan program Microsoft Excel 2007.

Untuk menentukan tingkat (derajat) validitas soal atau item pernyataan angket maka perlu diinterpretasikan terlebih dahulu menggunakan klasifikasi interpretasi koefisien korelasi menurut Hidayat ( 2007 : 93) sebagai berikut: 00 , 1 r 90 ,

0  xy  = Validitas sangat tinggi (sangat baik) 90 , 0 r 70 ,

0  xy  = Validitas tinggi (baik) 70 , 0 r 40 ,

0  xy  = Validitas sedang (cukup)

Tabel 3.2

Hasil Perhitungan Uji Validitas Butir Pernyataan

Kuesioner Pengetahuan Remaja tentang Seks Bebas di SMA Negeri 1 Kadipaten

No Koefisien Validitas Kriteria Kesimpulan 1 0,40 Sedang Dipakai


(20)

19

Tri Lestari Octavianti,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B e

rdasarkan Tabel, dari 20 item pernyataan kuesioner diperoleh 18 item kuesioner gambaran pengetahuan remaja tentang seks bebas di SMA Negeri 1 Kadipaten, yang memiliki validitas sedang dan digunakan sebagai instrumen. Sedangkan yang memiliki validitas tidak valid sebanyak 2 item yaitu pertanyaan nomor 18 dan 19 dibuang. Hal ini dikarenakan semua item kuesioner yang digunakan sebagai instrumen telah memenuhi keterwakilan semua indikator.

2. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan (Notoatmodjo, 2005: 133). Uji Reliabilitas ini diolah menggunakan program Microsoft Excel 2007.

Kriteria koefisien reliabilitas menurut J, P. Guilford, Subino, 1987: 115, 2 0,67 Tinggi Dipakai 3 0,41 Sedang Dipakai 4 0,46 Sedang Dipakai 5 0,43 Sedang Dipakai 6 0,46 Sedang Dipakai 7 0,53 Sedang Dipakai 8 0,50 Sedang Dipakai 9 0,45 Sedang Dipakai 10 0,48 Sedang Dipakai 11 0,49 Sedang Dipakai 12 0,51 Sedang Dipakai 13 0,58 Sedang Dipakai 14 0,47 Sedang Dipakai 15 0,40 Sedang Dipakai 16 0,44 Sedang Dipakai 17 0,41 Sedang Dipakai 18 -0,33 Tidak Valid Dibuang 19 0,19 Tidak Valid Dibuang 20 0,45 Sedang Dipakai


(21)

20

Tri Lestari Octavianti,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam Subana dan Sudrajat (2005: 132) adalah sebagai berikut:

0,20 r

11 = reliabilitas sangat rendah

0,40 r

20 ,

0  11 = reliabilitas rendah

0,70 r

40 ,

0  11 = reliabilitas sedang

0,90 r

70 ,

0  11 = reliabilitas tinggi

1,00 r

90 ,

0  11 = reliabilitas sangat tinggi

Tabel 3.3

Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas

Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas instrumen ternyata instrumen penelitian memiliki derajat reliabilitas sedang. Artinya, instrumen penelitian tersebut layak digunakan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara peneliti untuk mengumpulkan data dalam penelitian. sebelum melakukan pengumpulan data, perlu dilihat alat ukur pengumpulan data agar dapat memperkuat hasil penelitian. Alat ukur pengumpulan data tersebut antara lain dapat berupa kuesioner/angket, observasi, wawancara atau gabungan ketiganya (Hidayat, 2009: 86). Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan cara peneliti mengumpulkan para siswa di dalam kelas, yang tidak sedang melaksanakan tugas diluar sekolah kemudian menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian, dengan memberikan lembar persetujuan kepada calon responden. Responden berhak ikut serta atau menolak berpartisipasi dalam penelitian ini tanpa

Instrumen Koefisien

Reliabilitas Kriteria Kesimpulan Kuesioner Tingkat

Pengetahuan Remaja tentang Seks Bebas di SMA Negeri 1 Kadipaten.

0,64 Sedang Layak Digunakan


(22)

21

Tri Lestari Octavianti,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dikenakan sangsi dan tidak berpengaruh pada penilaian disekolah. setelah siswa bersedia menjadi responden dalam penelitian ini dengan menandatangani lembar persetujuan menjadi responden maka selanjutnya responden diminta untuk mengisi kuesioner dengan cara memberikan cheklist (√) dengan menggunakan balpoint ditempat yang sudah disediakan. kemudian diperoleh nilai atau skor yang menunjukan tanggapan responden tentang sifat dari objek yang disajikan melalui pengolahan data.

F. Pengolahan Data

Pengolahan data pada dasarnya merupakan suatu proses untuk memperoleh data atau data ringkasan berdasarkan suatu kelompok data mentah dengan menggunakan rumus tertentu sehingga menghasilkan informasi yang diperlukan. Pada bagian ini diuraikan rencana yang akan di lakukan untuk mengolah dan analisis data ( Setiadi, 2007 :188).

Adapun beberapa kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam pengolahan data dibagi menjadi 6 tahap, yaitu:

1. Editing/memeriksa

Adalah memeriksa daftar pertanyaaan yang telah diserahkan oleh para pengumpul data. pemeriksaan daftar pertanyaan yang telah selesai ini dilakukan terhadap:

a. Kelengkapan jawaban, apakah tiap pertanyaan sudah ada jawabannya, meskipun jawaban berupa tidak tahu atau tidak mau menjawab.

b. Keterbacaan tulisan, tulisan yang tidak terbaca akan mempersulit pengolahan data atau berakibat pengolahan data salah membaca.

c. Relevansi jawaban, bila ada jawaban yang kurang atau tidak relevan maka editor harus menolaknya.

2. Memberi Tanda Kode/(coding )

Adalah mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para responden kedalam kategori. Biasanya klasifikasi dilakukan dengan cara memberi tanda/ kode berbentuk angka pada masing-masing jawaban.

3. Sorting


(23)

22

Tri Lestari Octavianti,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jenis yang dikehendaki (klasifikasi data). Misalnya: menurut daerah sampel, menurut tanggal dan sebagainya.

4. Entry data

Jawaban-jawaban yang sudah diberi kode katagori kemudian dimasukan dalam tabel dengan cara menghitung frekuensi data. Memasukan data, boleh dengan cara manual atau melalui pengolahan komputer.

5. Clearing

Pembersihan data, lihat variabel apakah data sudah benar atau belum. 6. Mengeluarkan informasi

Disesuaikan dengan tujuan penelitian yang dilakukan.

G. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah univariat (analisis persentase). Analisa yang dilakukan secara bertahap yaitu dilakukan dengan membuat tabulasi data yang kemudian di hitung setiap item untuk mendapatkan total skor dan di presentasekan dengan menggunakan program SPSS 16.

(Statistical Package for Social science 16),dan Microsoft Office Excel 2007 yang bertujuan untuk menjelaskan karakteristik tiap variabel.

Tabel 3.4 Analisa Univariat

No Variabel Jenis Data Cara Analisa 1 Karakteristik Usia Kategorik Distribusi Frekuensi dan

Persentase %

2 Karakteristik Jenis Kelamin Kategorik Distribusi Frekuensi dan Persentase %

3 Pengertian Seks Bebas Kategorik Distribusi Frekuensi dan Persentase %

4 Bentuk-bentuk Seks Bebas Kategorik Distribusi Frekuensi dan Persentase %

5 Faktor yang Mempengaruhi Keinginan Seksual Remaja

Kategorik Distribusi Frekuensi dan Persentase %


(24)

23

Tri Lestari Octavianti,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6 Dampak Perilaku Seksual Pranikah

Kategorik Distribusi Frekuensi dan Persentase %

7 Cara untuk Menghindari Perilaku seks Bebas

Kategorik Distribusi Frekuensi dan Persentase %


(25)

Tri Lestari Octavianti,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

33

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini peneliti akan menampilkan kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan mengenai gambaran pengetahuan remaja tentang seks bebas di SMA Negeri 1 Kadipaten.

A. Kesimpulan

Secara umum gambaran pengetahuan remaja tentang seks bebas di SMA Negeri 1 Kadipaten sudah baik, dan berdasarkan karakteristik usia didominasi oleh responden yang berusia 17 tahun, sedangkan berdasarkan karakteristik jenis kelamin didominasi oleh responden yang berjenis kelamin perempuan, dan pengetahuan remaja tentang seks bebas sebagai berikut:

1. Pengetahuan remaja terkait pengertian seks bebas menunjukan bahwa remaja memiliki pengetahuan yang sudah baik.

2. Pengetahuan remaja terkait bentuk-bentuk seks bebas menunjukan bahwa remaja memiliki pengetahuan yang baik.

3. Pengetahuan remaja terkait faktor yang mempengaruhi keinginan seksual remaja menunjukan bahwa remaja memiliki pengetahuan yang baik.

4. Pengetahuan remaja terkait dampak perilaku seksual pranikah menunjukan bahwa remaja memiliki pengetahuan sudah baik.

5. Pengetahuan remaja terkait cara untuk menghindari perilaku seks bebas menunjukan bahwa remaja memiliki pengetahuan sudah baik.

B. Saran

1. Saran Untuk Siswa

Dengan pengetahuan yang sudah baik mengenai seks bebas, maka disarankan kepada siswa agar selalu selektif dalam menerima informasi yang berkaitan dengan seks bebas, agar tidak menimbulkan pemahaman yang salah tentang seks bebas sehingga dapat terhindar dari perilaku yang mengarah kepada perbuatan seks bebas.


(26)

34

Tri Lestari Octavianti,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Saran Untuk Sekolah

Dengan pengetahuan siswa yang sudah baik mengenai seks bebas, maka disarankan kepada pihak sekolah SMA Negeri 1 Kadipaten untuk mempertahankan atau bahkan bisa ditingkatkan misalnya dengan pemberian informasi terbaru mengenai dampak buruk seks bebas, dan disertai pengawasan dari pihak sekolah tetap dilakukan untuk mengantisipasi.

3. Saran Untuk Peneliti Selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih mendalam untuk mengetahui hal-hal yang tidak diteliti di dalam penelitian ini. Dan disarankan untuk meneliti tidak hanya menggunakan analisa univariat saja untuk mendapatkan hasil penelitian, dan juga dapat mengambil mengambil sampel lebih dari satu SMA.


(27)

Tri Lestari Octavianti,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

35

DAFTAR PUSTAKA

Alimoeso, S. (2012). Jumlah Remaja Indonesia 13 kali Penduduk Singapura [Online]. Tersedia: http://www.antaranews.com/berita/339892/jumlah-remaja-indonesia-13-kali-penduduk-singapura. [29 Oktober 2012].

Benokraitis, N.V. (1996). Marriages and Families: Changes, Choices, and Constraints 2nd ed. New Jersey: Prentice Hall.

Cooper, A. (2000). Seks Maya: The Dark Side Of The Force: A Special Issue of The Jurnal sexual Addiction&Compulsivity. Philadelphia: G.H. Buchanan.

Departemen Kesehatan RI. (2002). Modul Kesehatan Reproduksi remaja. Jakarta. Desmita. (2005). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Dewi, H.E. (2012). Memahami Perkembangan Fisik Remaja. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Eager, G.B. (2013). Understanding True Love. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Efendi, F. dan Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas dan Praktik

dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Hidayat, A.A.A. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika.

Manurung, M. (2011). Membangun Remaja Jawa Barat yang Bebas dari Masalah

Seksualitas, Napza dan HIV/AIDS [Online]. Tersedia:

http://jabar.bkkbn.go.id/ViewArtikel.aspx?ArtikelID=586. [29 Oktober 2012]. Nawita, M. (2013). Bunda, Seks Itu Apa? Bagaimana Menjelaskan Seks Pada Anak.

Bandung: Yrama Widya.

No Name. [Online]. Tersedia: http://woongboomen.blogspot.com/2010/09/penyebab-dari-cepatnya-sex-bebas-masuk.html. [29 Oktober 2012].


(28)

36

Tri Lestari Octavianti,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Notoadmodjo, S (2007). Promosi Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Pieter, H.Z., Janiwarti, B. dan Saragih, NS.M. (2011). Pengantar Psikopatologi untuk Keperawatan. Jakarta: Kencana.

Prasetyo, B. dan Jannah, L.M. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers.

Primawardani, A. (2010). Perilaku Seks Bebas pada Remaja (Studi Kasus pada Siswi SMU). . Skripsi pada Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma: tidak diterbitkan.

R. H Paat. (2003). Pengaruh Religiusitas Terhadap Kecenderungan Perilaku Mengakses Situs Porno pada Laki-laki di Kota Bogor.

R. Septianauli, R. D Rusnawati. (2006). Laporan Hasil Penelitian Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Remaja tentang HIV/AIDS dengan Pendidikan Seks yang diperoleh di SMU Labschool. Jakarta: FIK-UI

Rumini dan Sundari. (2004). Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Santrock, J.W. (2003). Adolescence : Perkembangan Remaja. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sarwono, S.W. (2002). Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Pers.

Sarwono, S.W. (2002). Psikologi Remaja edisi revisi. Jakarta: Raja Grafindo Persada Sarwono, S.W. (2003). Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.


(29)

37

Tri Lestari Octavianti,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sarwono, S.W. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Rajawali Press. Sarwono, S.W. (2011). Psikologi Remaja edisi revisi. Jakarta: Rajawali Press. Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Subana. dan Sudrajat. (2005). Dasar-dasar penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia. Sudrajat, A. (2003). Karakteristik Perilaku dan Pribadi Pada Masa Remaja. [Online].

Tersedia: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/05/karakteristik-perilaku-dan-pribadi-pada-masa-remaja/ [29 Oktober 2012].

Suratmaja, H. (2013). Konsektasi. Klaten: Cable book.

Suryoprajogo, N. (2009). Kupas Tuntas Kesehatan Remaja dari A-Z. Jogjakarta: Diglossia Printika.

Universitas Pendidikan Indonesia, (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Willis, S.S. (2012). REMAJA DAN MASALAHNYA Mengupas Berbagai Bentuk


(1)

23

Tri Lestari Octavianti,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 6 Dampak Perilaku Seksual

Pranikah

Kategorik Distribusi Frekuensi dan Persentase %

7 Cara untuk Menghindari Perilaku seks Bebas

Kategorik Distribusi Frekuensi dan Persentase %


(2)

Tri Lestari Octavianti,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

33 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini peneliti akan menampilkan kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan mengenai gambaran pengetahuan remaja tentang seks bebas di SMA Negeri 1 Kadipaten.

A. Kesimpulan

Secara umum gambaran pengetahuan remaja tentang seks bebas di SMA Negeri 1 Kadipaten sudah baik, dan berdasarkan karakteristik usia didominasi oleh responden yang berusia 17 tahun, sedangkan berdasarkan karakteristik jenis kelamin didominasi oleh responden yang berjenis kelamin perempuan, dan pengetahuan remaja tentang seks bebas sebagai berikut:

1. Pengetahuan remaja terkait pengertian seks bebas menunjukan bahwa remaja memiliki pengetahuan yang sudah baik.

2. Pengetahuan remaja terkait bentuk-bentuk seks bebas menunjukan bahwa remaja memiliki pengetahuan yang baik.

3. Pengetahuan remaja terkait faktor yang mempengaruhi keinginan seksual remaja menunjukan bahwa remaja memiliki pengetahuan yang baik.

4. Pengetahuan remaja terkait dampak perilaku seksual pranikah menunjukan bahwa remaja memiliki pengetahuan sudah baik.

5. Pengetahuan remaja terkait cara untuk menghindari perilaku seks bebas menunjukan bahwa remaja memiliki pengetahuan sudah baik.

B. Saran

1. Saran Untuk Siswa

Dengan pengetahuan yang sudah baik mengenai seks bebas, maka disarankan kepada siswa agar selalu selektif dalam menerima informasi yang berkaitan dengan seks bebas, agar tidak menimbulkan pemahaman yang salah tentang seks bebas sehingga dapat terhindar dari perilaku yang mengarah kepada perbuatan seks bebas.


(3)

34

Tri Lestari Octavianti,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Saran Untuk Sekolah

Dengan pengetahuan siswa yang sudah baik mengenai seks bebas, maka disarankan kepada pihak sekolah SMA Negeri 1 Kadipaten untuk mempertahankan atau bahkan bisa ditingkatkan misalnya dengan pemberian informasi terbaru mengenai dampak buruk seks bebas, dan disertai pengawasan dari pihak sekolah tetap dilakukan untuk mengantisipasi.

3. Saran Untuk Peneliti Selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih mendalam untuk mengetahui hal-hal yang tidak diteliti di dalam penelitian ini. Dan disarankan untuk meneliti tidak hanya menggunakan analisa univariat saja untuk mendapatkan hasil penelitian, dan juga dapat mengambil mengambil sampel lebih dari satu SMA.


(4)

Tri Lestari Octavianti,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 35

DAFTAR PUSTAKA

Alimoeso, S. (2012). Jumlah Remaja Indonesia 13 kali Penduduk Singapura [Online]. Tersedia: http://www.antaranews.com/berita/339892/jumlah-remaja-indonesia-13-kali-penduduk-singapura. [29 Oktober 2012].

Benokraitis, N.V. (1996). Marriages and Families: Changes, Choices, and Constraints 2nd ed. New Jersey: Prentice Hall.

Cooper, A. (2000). Seks Maya: The Dark Side Of The Force: A Special Issue of The Jurnal sexual Addiction&Compulsivity. Philadelphia: G.H. Buchanan.

Departemen Kesehatan RI. (2002). Modul Kesehatan Reproduksi remaja. Jakarta. Desmita. (2005). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Dewi, H.E. (2012). Memahami Perkembangan Fisik Remaja. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Eager, G.B. (2013). Understanding True Love. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Efendi, F. dan Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas dan Praktik

dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Hidayat, A.A.A. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika.

Manurung, M. (2011). Membangun Remaja Jawa Barat yang Bebas dari Masalah

Seksualitas, Napza dan HIV/AIDS [Online]. Tersedia:

http://jabar.bkkbn.go.id/ViewArtikel.aspx?ArtikelID=586. [29 Oktober 2012]. Nawita, M. (2013). Bunda, Seks Itu Apa? Bagaimana Menjelaskan Seks Pada Anak.

Bandung: Yrama Widya.

No Name. [Online]. Tersedia: http://woongboomen.blogspot.com/2010/09/penyebab-dari-cepatnya-sex-bebas-masuk.html. [29 Oktober 2012].


(5)

36

Tri Lestari Octavianti,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Notoadmodjo, S (2007). Promosi Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Pieter, H.Z., Janiwarti, B. dan Saragih, NS.M. (2011). Pengantar Psikopatologi untuk Keperawatan. Jakarta: Kencana.

Prasetyo, B. dan Jannah, L.M. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers.

Primawardani, A. (2010). Perilaku Seks Bebas pada Remaja (Studi Kasus pada Siswi SMU). . Skripsi pada Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma: tidak diterbitkan.

R. H Paat. (2003). Pengaruh Religiusitas Terhadap Kecenderungan Perilaku Mengakses Situs Porno pada Laki-laki di Kota Bogor.

R. Septianauli, R. D Rusnawati. (2006). Laporan Hasil Penelitian Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Remaja tentang HIV/AIDS dengan Pendidikan Seks yang diperoleh di SMU Labschool. Jakarta: FIK-UI

Rumini dan Sundari. (2004). Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Santrock, J.W. (2003). Adolescence : Perkembangan Remaja. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sarwono, S.W. (2002). Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Pers.

Sarwono, S.W. (2002). Psikologi Remaja edisi revisi. Jakarta: Raja Grafindo Persada Sarwono, S.W. (2003). Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.


(6)

37

Tri Lestari Octavianti,2013

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sarwono, S.W. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Rajawali Press. Sarwono, S.W. (2011). Psikologi Remaja edisi revisi. Jakarta: Rajawali Press. Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Subana. dan Sudrajat. (2005). Dasar-dasar penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia. Sudrajat, A. (2003). Karakteristik Perilaku dan Pribadi Pada Masa Remaja. [Online].

Tersedia: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/05/karakteristik-perilaku-dan-pribadi-pada-masa-remaja/ [29 Oktober 2012].

Suratmaja, H. (2013). Konsektasi. Klaten: Cable book.

Suryoprajogo, N. (2009). Kupas Tuntas Kesehatan Remaja dari A-Z. Jogjakarta: Diglossia Printika.

Universitas Pendidikan Indonesia, (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Willis, S.S. (2012). REMAJA DAN MASALAHNYA Mengupas Berbagai Bentuk Kenakalan Remaja, Narkoba, Free Sex, dan Pemecahannya. Bandung: Afabeta.