PENGETAHUAN REMAJA KELAS XI TENTANG SEKS BEBAS

PENGETAHUAN REMAJA KELAS XI TENTANG SEKS BEBAS

  Christianto Nugroho

  Abstrak

  Seks bebas (free sex) merupakan perilaku penyimpangan seksual didalamnya terdapat unsur-unsur kebebasan, seperti bebas melakukan hubungan seksual sebelum menikah, bebas berganti-ganti pasangan, dan bebas melakukan hubungan seksual pada usia dini. Pengetahuan yang salah dapat menjadi dasar terjadinya seks bebas.

  Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi gambaran pengetahuan remaja kelas XI tentang seks bebas di SMK Brawijaya Kepung. Desain yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Sampel diambil sebanyak 55 responden dengan menggunakan total sampling. Metode pengumpulan data tentang seks bebas dengan kuesioner. Data yang telah didapatkan disajikan dalam bentuk tabulasi kemudian dianalisis diskriptif.

  Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan tentang seks bebas diketahui 53 responden (96%) tingkat pengetahuan responden adalah baik, pengetahuan tentang sebab terjadinya seks bebas yaitu di ketahui 33 responden (60%) adalah cukup, pengetahuan tentang dampak seks bebas diketahui 45 responden (81%) adalah baik, dan pengetahuan tentang cara menghindari seks bebas yaitu di ketahui 33 responden (60%).

  Dari hasil tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dapat mempengaruhi remaja dalam memahami tentang seks bebas. Oleh karena itu perlu adanya penyuluhan tentang seks bebas untuk menambah informasi dan pengetahuan tentang seks bebas sehingga dapat meningkatkan wawasan pada remaja khususnya kelas XI SMK Brawijaya Kepung.

  Kata Kunci : Pengetahuan, Remaja, Seks bebas.

  Abstract Free sex is representing behaviour of deviation of sexual in there are freedom element, like free to do

sexual before married, free flit couple and free do sexual age early. Wrong knowledge can became base the

happening of free sex.

  The destination of this research is to identification the adolescent knowledge in class of XI about free

sex at SMK Brawijaya Kepung year 2012. This design research used is descriptive this sample counted 55

respondent by using total sampling. Collecting data is using a questionnaire. Data that has been presented

in tabulated from diagram tables. Than analyze data to descriptive.

  The result of research that knowledge free sex is 53 respondent (96%) with criteria fine, about

knowledge because the happening of free sex is 33 respondent (60%) with enough criteria, about knowledge

impact is 45 respondent (81%) with criteria fine and about knowledge may of avoiding free sex is 33

respondent (60%).

  From the research can be concluding that can knowledge influencing adolescent about free sex. In

consequence need the existence of counselling about free sex to add knowledge and information about free

sex so that can improve knowledge at adolescent specially class of XI SMK Brawijaya Kepung.

  Keywords: Knowledge, Adolescent, Free sex

Latar Belakang kategori penyimpangan, disebabkan perilaku

  Seks bebas adalah sebuah model berhubungan tersebut cenderung lepas dari aturan, baik hukum seks yang dilakukan secara bebas, tanpa dibatasi positif, maupun negatif (Himawan, 2007); oleh aturan-aturan serta tujuan yang jelas, seks didalamnya terdapat unsur-unsur kebebasan, bebas secara psikis dan genetis bukan termasuk seperti bebas melakukan hubungan seksual penyimpangan seks, bagaimana homoseks, lesbian, sebelum menikah, bebas berganti-ganti pasang masokisme, dan jenis penyimpangan lainnya. ,dan bebas melakukan hubungan seksual usia dini Namun,secara normatif seks bebas termasuk

  (remaja). Misalnya seorang remaja putri berpikir

  Vol.6 No.1, 1 Januari – 30 Juni 2015 urnal AKP

  36

  urnal AKP

  16 Tahun

  2 Jumlah 55 100 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa usia tertinggi sebagian besar responden 17 tahun yaitu 33 siswa (60%)

  1

  19 Tahun

  5

  15

  8

  18 Tahun

  4

  60

  33

  17 Tahun

  3

  22

  12

  2

  bahwa dirinya tidak mungkin hamil karena terdoronglah mereka melakukan seks bebas. Pengetahuan yang salah dapat menjadi dasar terjadinya seks bebas .

  2

  1

  15 Tahun

  1

  No Usia Responden Frekwensi %

  1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

  Hasil Penelitian

  Pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Variabel dalam penelitian ini adalah Variabel tunggal atau mandiri yaitu tingkat pengetahuan tentang seks bebas pada remaja. Penelitian dilakukan di bulan April 2012 di SMK Brawijaya Kepung Kabupaten Kediri. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja Kelas XI yang bersekolah di SMK Brawijaya Kepung sejumlah 55 orang. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah remaja Kelas XI yang bersekolah di SMK Brawijaya Kepung sejumlah 55 responden dengan teknik sampling total sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen berupa kuesioner tertutup berdasarkan indikator yang dirumuskan dalam definisi operasional. Peneliti mencantumkan pilihan jawaban sehingga responden tinggal memilih pilihan jawaban yang telah disediakan. Kuesioner mengandung unsur pengukur variabel meliputi : Pengertian seks bebas, sebab terjadinya seks bebas, dampak seks bebas, cara menghindari seks bebas; dengan jumlah butir soal 20 buah. Pengolahan data dilakukan dengan teknik editing, coding, scoring dan tabulating. Analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif dengan analisis tabulasi silang (Cross tabulation). Prinsip etika yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : penggunaan lembar persetujuan menjadi responden (informed concent ), ketanpanamaaan (anonimity) serta penggunaan azas kerahasiaan (confidentiality).

  Desain Penelitian

  Mengetahui gambaran pengetahuan remaja kelas XI tentang seks bebas di SMK Brawijaya Kepung.

  Tujuan

  Berbagai permasalahan remaja sebagaimana disebutkan diatas pada dasarnya seks bebas yang dilakukan remaja didukung dari dua faktor di atas. Jadi untuk mengatasi masalah seks bebas di kalangan remaja maka harus menghilangkan faktor-faktor tersebut seperti memberikan penyuluhan tentang pengertian seks bebas serta dampak dari seks bebas. Dengan penyuluhan ini maka remaja memperoleh pengetahuan tentang seks bebas sehingga mereka bisa menghindarinya. Dari uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Gambaran Pengetahuan Remaja kelas XI tentang Seks Bebas di SMK Brawijaya Kepung.

  Seks bebas terjadi karena dipengaruhi banyak hal yang kesemuanya bermula dari faktor eksternal maupun internal si pelaku. Faktor eksternal tersebut diantaranya adanya pengaruh dari pacar, adanya pengaruh dari teman dalam pergaulan, menonton film porno, kurangnya pengawasan dan perhatian dari orang tua, dan pelampiasan diri. Sedangkan faktor internal seseorang melakukan seks bebas adalah adanya pengaruh dari kebutuhan diri, rasa penasaran dan keinginan untuk mencoba. Dari melakukan seks bebas ini banyak dampak negatif yang dialami si pelaku diantaranya hamil di luar nikah, tertular penyakit akibat hubungan seksual dan bisa saja ditangkap polisi karena itu merupakan pelanggaran hukum.( Komandoko, juni 2009).

  Di Indonesia seperti Surabaya perempuan lajang yang sudah kehilangan keperawanan mencapai 54 %, Bandung 47 %, dan Medan 52 %. Data ini dikumpulkan BKKBN sepanjang kurun waktu tahun 2010. Senada dengan pernyataan Kepala BKKBN, Bpk. Sugiri Syarif "berdasarkan data yang kami himpun dari 100 orang remaja, 51 diantaranya sudah tidak lagi perawan". Sumber lain juga menyebutkan tidak kurang dari 900 ribu remaja yang pernah aborsi akibat seks bebas (Jawa Pos, 2001). Dan di Jawa Timur, remaja yang melakukan aborsi tercatat 60% dari total kasus (Jawa Pos, 2005). Dari studi pendahuluan pada bulan Oktober di SMK Brawijaya dengan 55 siswa di dapatkan hasil 53 siswa mengerti tentang Seks bebas dengan baik, 0 siswa cukup mengerti tentang seks bebas dan 2 siswa kurang mengerti tentang seks bebas.

37 Vol.6 No.1, 1 Januari – 30 Juni 2015

  urnal AKP

  2 Cukup

  barat yang menekankan pada kebebasan.didalamnya terdapat unsur-unsur kebebasan,seperti bebas melakukan hubungan seksual sebelum menikah,bebas berganti-ganti pasangan,dan bebas melakukan hubungan seksual usia diri. (Grafindo medika pratama, 2006). Seks bebas terjadi karena dipengaruhi banyak hal yang kesemuanya bermula dari faktor eksternal maupun internal si pelaku. Faktor eksternal tersebut diantaranya adanya pengaruh dari pacar, adanya pengaruh dari teman dalam pergaulan, menonton film porno, kurangnya pengawasan dan perhatian dari orang tua, dan pelampiasan diri. Sedangkan faktor internal seseorang melakukan seks bebas adalah adanya pengaruh dari kebutuhan diri, rasa penasaran dan keinginan untuk mencoba. Dari melakukan seks bebas ini banyak dampak negatif yang dialami si pelaku diantaranya hamil di luar nikah, tertular penyakit akibat hubungan seksual dan bisa saja ditangkap polisi karena itu merupakan pelanggaran hukum.(Gamal Komandoko juni 2009). Menurut fakta dari hasil penelitian, hal ini didukung dari pengaruh lingkungan yaitu sebagian besar responden memiliki pacar, di sekolahan pernah mendapatkan penyuluhan tentang seks bebas, dan banyak bergaul dengan teman – teman sebaya yang kurang baik. Sedangkan yang mempunyai pengetahuan kurang dikarenakan sebagian responden kurang mendapatkan informasi tentang seks bebas sebab responden menganggap seks bebas itu tabu dan dilarang oleh agama sehingga tidak perlu diketahui. Seks bebas memiliki banyak dampak dan resiko, misalnya terkena penyakit menular seksual (PMS),infeksi, dan kanker mulut rahim. Penyakit menular seksual yang umum dikenali adalah penyakit kencing nanah. Penyakit herpes yang di tandai dengan gelembung-gelembung yang berisi getah bening, penyakit raja singa, dan penyakit AIDS. Perilaku seks bebas sudah berkembang sedemikian rupa diberbagai belahan dunia, termasuk di negara indonesia. Perilaku seks bebas yang berkembang dari budaya barat sudah menjadi bagian dari pola hidup generasi muda dinegara kita dari tahun ke tahun, data remaja yang melakukan seks bebas semakin meningkat.dari sekitar lima persen pada 1980-an menjadi dua puluh persen pada 2000 (Grafindo medika pratama, 2006). Dampak negatif dari perilaku seks bebas sudah sedemikian banyak oleh karena itu, diperlukan suatu cara penanggulangan untuk

  (free sex) merupakan perilaku penyimpangan

  Pengetahuan adalah hasil tahu dan manusia dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. (Notoatmodjo, 2005). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut Wawan A. (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan secara umun terdapat 2 faktor yaitu Faktor Internal yaitu Pendidikan , Pekerjaan ,Umur, Pengalaman dan Faktor Eksternal yaitu Faktor Lingkungan, Sosial Budaya. Dari segi faktor Pendidikan, seluruh responden memiliki pendidikan SMP. Dari segi Umur seluruh responden berumur di bawah 17 tahun dimana semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa (Nursalam & Siti pariani, 2001).Seks bebas

  Berdasarkan tabel 4.5 dari penelitian yang dilakukan pada siswa SMK Brawijaya kepung diketahui bahwa tingkat pengetahuan remaja usia 15-19 tahun tentang seks bebas dalam kategori baik sebanyak 37 responden (67%) , cukup 14 responden ( 22 % ),kurang 4 responden ( 11 % )

  Pembahasan

  11 Jumlah 55 100 Dari tabel diatas menunjukkan tingkat pengetahuan baik adalah 37 responden (67%).

  4

  3 Kurang

  22

  14

  67

  Kelamin

  37

  1 Baik

  No Berdasarkan pengetahuan Frekwensi %

  3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan

  73 Jumlah 55 100 Pada tabel diatas Menunjukkan terbanyak perempuan yaitu 40 siswi (73%).

  40

  2 Perempuan

  27

  15

  1 Laki-laki

  No Jenis kelamin Frekwensi %

38 Vol.6 No.1, 1 Januari – 30 Juni 2015

  urnal AKP

  menghindari seks bebas. Lebih mengenal bahaya menular seksual dan sebagainya. (Grafindo medika pratama, 2006). Salah satu cara mengatasi permasalahan seks bebas pada remaja adalah melalui pendidikan seks bebas. Pendidikan seks bebas merupakan cara pengajaran atau pendidikan yang dapat menolong remaja untuk menghadapi masalah hidup yang bersumber pada dorongan seks bebas. Dengan demikian penyampaian materi pendidikan seks bebas ini seharusnya di berikan sejak dini, ketika anak sudah mulai bertanya tentang perbedaan kelamin antara dirinya dengan orang lain. Hendaknya diberikan secara berkesinambungan dan bertahap, disesuaikan dengan kebutuhan, umur, serta daya tangkap anak (Gunarsa, 1991).

  Oleh karena itu menurut peneliti perlu adanya penyuluhan tentang seks bebas baik tentang pengertian, Sebab Terjadinya Seks Bebas,Dampak Seks Bebas,Cara menghindari seks bebas dari seks bebas untuk menambah wawasan dan pemahaman pada siswa. Hal ini di karenakan dari segi umur sebagian responden masih berumur dibawah 17 tahun, Umur yang masih muda ini menyebabkan responden kurang matang dalam memilih dan menyaring materi atau informasi yang diterima karena bertambahnya umur seseorang akan mempengaruhi kemampuan intelektual dalam menerima informasi. Selain itu, peran orang tua untuk memberikan pengetahuan tentang seks bebas tidak berfungsi karena responden yang tidak tahu pengertian seks bebas mengatakan orangtuanya tidak menjelaskan apa itu seks bebas. Pengetahuan tentang seks bebas perlu di tanamkan sejak dini pada remaja,dikarenakan remaja merupakan masa di mana rasa ingin tahu cukup tinggi. Dengan pendidikan seks bebas di harapkan remaja dapat mengetahui hal-hal apa saja yang dapat memberikan dampak dari seks bebas ketertarikan dan keinginantahuan remaja terhadap hal-hal baru yang menyebabkan remaja selalu berusaha untuk memperoleh informasi dan pengalaman baru, yang apabila tidak dikendalikan dengan baik akan mengakibatkan remaja mendapatkan informasi yang tidak benar atau bahkan menyesatkan, akibatnya remaja lebih mudah mengakses berbagai informasi baik yang positif maupun negatif, atau secara tidak sengaja memperoleh informasi yang kadang kala tidak mendidik. banyak responden yang memiliki pengetahuan baik dan cukup dikarenakan banyak mendapatkan informasi dari media massa, misalnya di televisi dibahas mengenai perilaku remaja dan dampaknya, begitu tentang seks bebas perlu dilakukan pada remaja, dengan pendidikan kesehatan tentang seks bebas tersebut diharapakan dapat memberikan gambaran tentang dampak yang dapat ditimbulkan dari seks bebas dan dapat mengurangi angka kesakitan yang disebabkan oleh seks bebas, pengetahuan respon banyak yang kurang sebab idealnya pendidikan seks bebas diberikan pertama kali oleh orang tua, mengingat yang paling mengetahui keadaan anak adalah orang tuanya sendiri tetapi pada kenyataannya tidak sehingga perannya tidak berfungsi. Selain itu, pendidikan kesehatan tentang seks bebas tidak hanya dari pendidikan formal saja, melainkan juga dapat dilakukan oleh orang tua, dan orang-orang terdekat pada remaja tersebut. Pengetahuan seks bebas dari orang tua maupun orang terdekat memiliki cara pengajaran atau pendidikan yang berbeda dan mungkin lebih mudah difahami dan menolong remaja untuk menghadapi masalah hidup yang bersumber pada dorongan seks bebas tersebut.

  Kesimpulan

  penelitian yang dilakukan pada siswa SMK Brawijaya kepung diketahui bahwa tingkat pengetahuan remaja tentang seks bebas dalam kategori baik sebanyak 37 responden (67%)

  S aran

  1. Bagi Peneliti Berikutnya Di sarankan untuk peneliti berikutnya untuk penelitian ini di lanjutkan dengan jumlah responden lebih banyak yang mana dapat mengungkap lebih banyak permasalahan dan memberikan pemecahan masalah yang berarti dan bermanfaat bagi banyak pihak.

  2. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai pengembangan pendidikan yang berkaitan tentang gambaran pengetahuan remaja tentang seks bebas.

  3. Bagi Responden Memberikan informasi bagi remaja dalam hal yang berkaitan dengan seks bebas agar terhindar dari perilaku seks bebas.

39 Vol.6 No.1, 1 Januari – 30 Juni 2015

  Himawan,Anang H.(2007). Bukan Salah Tuhan

DAFTAR PUSTAKA

  Kehidupan . Solo: Tiga Serangkai

  Andika,Alya.(2010). Masalah-masalah

  remaja .Yogyakarta:PT.Buku Kita Irwansyah. (2006). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Grafindo Media

  Arikunto. (2006). Prosedur penelitian suatu Pratama

  pendekatan praktek .Jakarta:Rineka Cipta

  Komandoko, Gamal. (2009). Penyebab Remaja Melakukan Sex Bebas . Aryani. 2010. Kesehatan remaja. Jakarta: Selemba http://Rizkyduck.Blogspot.com. (download

  Medika pada tanggal 22 Oktober 2011)

  Aziz, A. (2003). Riset Keperawatan dan Tehnik Notoadmojo, Soekidjo.(2005). Metodologi

  Penulisan Ilmiah .Jakarta:Salemba Medika Penelitian Kesehatan . Jakarta: Info Medika

  BKKBN.2003. Biografi Keluarga Berencana dan Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Kependudukan . Jakarta.

  .

  Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan

  Jakarta: Salemba Medika Desmita, 2006, Psikologi Perkembangan, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

  Sarwono. 2004. Psikologi Remaja. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Dariyo. 2007. Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama. Refika Aditama. Bandung.

  Tamsuri,Anas.(2006).Riset Keperawatan. Kediri: Fenita, 2010. Remaja luar biasa dengan 1

  Akper Pamenang

  kebiasaan efektif, Yogyakarta : PT Niaga

  swadaya

  Vol.6 No.1, 1 Januari – 30 Juni 2015 urnal AKP

  40