Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Produktivitas Pegawai Dinas Olah Raga Dan Pemuda Provinsi Jawa Barat: Studi Persepsional Pada Pegawai Dinas Olah Raga & Pemuda Provinsi Jawa Barat.
i DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN……….. I
PERNYATAAN………... ii
ABSTRACT……….. iii
ABSTRAK ………... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL………. xiii
DAFTAR GAMBAR……… xv
DAFTAR LAMPIRAN………. xvi
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... ... 5
1.3 Rumusan Masalah ... 6
1.4 Tujuan Penelitian ... 7
1.5 Kegunaan Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS……. 8
2.1 Konsep Dasar Gaya Kepemimpinan………. 8
2.1.1 Kepemimpinan... 8
2.1.2 Gaya Kepemimpinan ... 20
2.1.3 Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap produktivitas pegawai...
(2)
ii
2.2 Budaya Organisasi ... 32
2.2.1 Karakteristik Budaya Organisasi... 34
2.2.2 Jenis Budaya Organisasi... 37
2.2.3 Fungsi Budaya Organisasi ... 41
2.2.4 Pembentukan Budaya Organisasi... 45
2.2.5 Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Produktivitas Pegawai… 47 2.3 Produktivitas ... 49
2.3.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas……… 53
2.3.2 Indikator-indikator Produktivitas……….... 61
2.4 Kerangka Pemikiran ... 62
2.5 Hipotesis ... 70
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN... 71
3.1 Objek Penelitian ... 71
3.2 Metode Penelitian ... 71
3.3 Operasionalisasi Variabel ... 74
3.4 Jenis dan Sumber Data ... 77
3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 78
3.5.1 Populasi ... 78
3.5.2 Sampel ... 79
3.5.3 Teknik Penarikan Sampel ... 82
3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 83
3.7 Teknik Analisis Data ... ………. 84
(3)
iii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….... 104 4.1 Hasil Penelitian ………. 104 4.1.1 Profil Dinas Olah Raga & Pemuda Provinsi Jawa Barat…………. 104 4.1.2 Karakteristik Responden………... 112 4.1.3 Gambaran Gaya Kepemimpinan di Dinas Olah Raga & Pemuda
Provinsi Jawa Barat………. 116
4.1.3.1 Tanggapan Responden Terhadap Perilaku Tugas………... 117 4.1.3.2 Tanggapan Responden Terhadap Perilaku Hubungan….. .. 118 4.1.4 Gambaran Budaya Organisasi di Dinas Olah Raga & Pemuda
Provinsi Jawa Barat ……… 119
4.1.4.1 Tangggapan Responden Terhadap Inovasi & Pengambilan Resiko………..
120
4.1.4.2 Tanggapan Responden Terhadap Perhatian kepada kerincian………..
120
4.1.4.3 Tanggapan Responden Terhadap Orientasi Hasil………… 121 4.1.4.4 Tanggapan Responden Terhadap Orientasi Orang……... 122 4.1.4.5 Tanggapan Responden Terhadap Orientasi Tim………… 123 4.1.4.6 Tanggapan Responden Terhadap Agresivitas……….. 123 4.1.4.7 Tanggapan Responden Terhadap Stabilitas ………... 124 4.1.5 Gambaran Produktivitas Kerja Pagawai di Dinas Olah Raga &
Pemuda Provinsi Jawa Barat ……….. 125
4.1.5.1 Tanggapan Responden Terhadap Output Kerja Pegawai.. 126 4.1.5.2 Tanggapan Responden Terhadap Input Kerja Pegawai…. 127 4.1.5.3 Tanggapan Responden Terhadap menjalankan pekerjaan 128
(4)
iv
tidak sekedar memenuhi kualifikasi pekerjaan…………. 4.1.5.4 Tanggapan Responden Terhadap memiliki orientasi kerja
positif/gagasan baru………. 128
4.1.5.5 Tanggapan Responden Terhadap Bersikap Dewasa……... 129 4.1.6 Hasil Pengujian Hipotesis………... 130 4.1.6.1 Hasil Analisis Korelasi & Regresi Ganda X1 dan X2
dengan Y melalui bantuan program SPSS…………..
130
4.1.6.2 Pengujian Hipotesis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Produktivitas Kerja pegawai……….
132
4.1.6.3 Pengujian Hipotesis Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja Pagawai……….
134
4.2 Pembahasan ……….. 139
4.2.1 Gambaran Gaya Kepemimpinan di Dinas Olah Raga & Pemuda Provinsi Jawa Barat……….
139
4.2.2 Gambaran Budaya Organisasi di Dinas Olah Raga & Pemuda Provinsi Jawa Barat……….
145
4.2.3 Gambaran Produktivitas Kerja Pagawai di Dinas Olah Raga & Pemuda Provinsi Jawa Barat………...
159
4.2.4 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Produktivitas pegawai. 171 4.2.5 Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Produktivitas Pagawai…. 173
BAB V KESIMPULAN DAN REKOEMNDASI………. 178
5.1 Kesimpulan………. 178
(5)
v
DAFTAR PUSTAKA………... 181
LAMPIRAN-LAMPIRAN……… 185
DAFTAR TABEL No Tabel Judul Tabel Hal 3.1 Operasionalisasi Varibel……….. 74
3.2 Jumlah Pegawai Dinas Olah Raga & Pemuda Provinsi Jawa Barat……… 78
3.3 Daftar Penyebaran Anggota Sampel……… 83
3.4 Tabel Interpretasi Skor………. 86
3.5 Kriteria Penafsiran Hasil Perhitungan Responden………... 87
3.6 Interpretasi Alternatif Jawaban……… 87
3.7 Klasifikasi Koefisien Kolerasi……… 93
3.8 Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien determinasi………….. 95
3.9 Interpretasi Nilai r……… 96
3.10 Hasil Uji Validitas Angket Gaya Kepemimpinan……… 98
3.11 Hasil Uji Validitas Angket Budaya Organisasi……… 99
3.12 Hasil Uji Validitas Angket Produktivitas Kerja Pegawai……… 100 3.13 Hasil Uji Reliabilitas Angket Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi
dan Produktivitas Kerja Pegawai……….
(6)
vi
DAFTAR TABEL
No Tabel Judul Tabel Hal
4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………. 112
4.2 Karakterisitk Responden Berdasarkan Usia……… 113
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir………... 114
4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja……….. 115
4.5 Tanggapan Responden Terhadap Gaya Kepemimpinan……….. 116
4.6 Tanggapan Responden Terhadap Perilaku Tugas……… 117
4.7 Tanggapan Responden Terhadap Perilaku Hubungan ……… 118
4.8 Tanggapan Respoden Terhadap Budaya Organisasi……… 119
4.9 Tanggapan Responden Terhadap Inovasi & Pengambilan Resiko……….. 120
4.10 Tanggapan Responden Terhadap Perhatian Kepada Kerincian…………... 121
4.11 Tanggapan Responden Terhadap Orientasi Hasil ………... 121
4.12 Tanggapan Responden Terhadap Orientasi Orang……….. 122
4.13 Tanggapan Responden Terhadap Orientas Tim……….. 123
4.14 Tanggapan Responden Terhadap Agresivitas……….. 124
4.15 Tanggapan Pegawai Terhadap Stabilitas……….. 124
4.16 Tanggapan Responden Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai………….. 125
4.17 Tanggapan Responden Terhadap Output Kerja Pegawai………. 126
4.18 Tanggapan Responden Terhadap Input Kerja Pegawai……… 127
4.19 Tanggapan Responden Terhadap Menjalankan pekerjaan tidak tidak sekedar memenuhi kualifikasi pekerjaan………. 128 4.20 Tanggapan Responden Terhadap memiliki orientasi kerja positif/gagasan baru………. 129 4.21 Tanggapan Responden Terhadap Bersikap Dewasa……….. 129
4.22 Hasil Analisis Korelasi X1 dan X2 Terhadap Y………. 130
(7)
vii
4.24 Hasil Ringkasa Anava untuk Uji Signifikasi ………... 131
4.25 Hasil Analisis Regresi Ganda X1 dan X2 Terhadap Y………. 131
DAFTAR GAMBAR No Gambar Judul Gambar Hal 2.1 Pembentukan Budaya Organisasi……….. 45
2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Produktivitas Kerja Pegawai ……… 57
2.3 Kerangka Pemikiran Pengaruh Gaya Kepemimpinan & Budaya Organisasi Terhadap Produktivitas Pegawai………. 68 2.4 Paradigma Pengaruh Gaya Kepemimpinan & Budaya Organisasi Terhadap Produktivitas Pegawai………... 69 3.1 Hubungan variabel X1, X2 dan Y………. 88
4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……….. 113
4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umum……….. 113
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir……… 114
4.4 Karatersitik Responden berasarkan masa kerja……… 116
4.5 Tanggapan Responden Terhadap Gaya Kepemimpinan………... 140
4.6 Tanggapan Responden Terhadap Perilaku Tugas………. 141
4.7 Tanggapan Responden Terhadap Perilaku Hubungan ………. 143
4.8 Tanggapan Respoden Terhadap Budaya Organisasi………. 146
4.9 Tanggapan Responden Terhadap Inovasi & Pengambilan Resiko……... 148
4.10 Tanggapan Responden Terhadap Perhatian Kepada Kerincian………… 150
4.11 Tanggapan Responden Terhadap Orientasi Hasil ……… 152
4.12 Tanggapan Responden Terhadap Orientasi Orang……… 153
4.13 Tanggapan Responden Terhadap Orientas Tim………... 155
4.14 Tanggapan Responden Terhadap Agresivitas………... 157
4.15 Tanggapan Pegawai Terhadap Stabilitas………... 158
(8)
viii
4.17 Tanggapan Responden Terhadap Output Kerja Pegawai………. 162
4.18 Tanggapan Responden Terhadap Input Kerja Pegawai……… 164
4.19 Tanggapan Responden Terhadap Menjalankan pekerjaan tidak tidak sekedar memenuhi kualifikasi pekerjaan……….. 166 4.20 Tanggapan Responden Terhadap memiliki orientasi kerja positif/gagasan baru………... 168 4.21 Tanggapan Responden Terhadap Bersikap Dewasa………. 169
DAFTAR LAMPIRAN No Lampiran Judul Lampiran Hal 1 Surat Angket Penelitian………. 189
2 Angket/Kuesioner Penelitian………. 192
3 Validitas & Realibilitas……….. 197
4 Riwayat Hidup………... 200
5 Karakteristik Responden……… 201
6 Tanggapan Responden Terhadap Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan Produktivitas Pegawai……….. 204 7 Hasil Pengolahan Data SPSS Terhadap Validitas, Reliabilitas, Karakteristik Responden, Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan Produktivitas Pegawai……… 219 8 Hasil Pengolahan Data SPSS Analisis Regresi Berganda………. 249
9 Nilai-nilai r Product Moment... 255
(9)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini pemerintahan Provinsi Jawa Barat berupaya untuk meningkatkan berbagai program prestasi olah raga dan pengembangan kepemudaan. Salah satu kegiatanya yaitu keikutsertaan Tim kontingen Jawa Barat dalam mengikuti berbagai perlombaan yang digelar baik pada tingkat nasional maupun internasional. Salahsatu even tersebut yaitu Pekan Olah Raga Nasional yang diikuti oleh semua Provinsi di Indonesia. Berbagai program peningkatan prestasi tersebut ternyata tidak diikuti dengan prestasi yang diraih kontingen Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Dari 4 periode Pekan Olah Raga (PON) yang diselenggarakan oleh Pemerintah Indonesia, Provinsi Jawa Barat belum mendapatkan prestasi sebagai juara umum. Adapun 4 periode pelaksanaan PON dijelaskan pada tabel berikut.
Tabel 1.1 Penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) di Indonesia 4 Periode Terakhir
Periode Tuan Rumah Tanggal Juara Umum
XIII Jakarta 9 -19 September 1993 Jakarta
XIV Jakarta 9 -25 September 1996 Jakarta
XV Surabaya 19 Juni - 1 Juli 2000 Jawa Timur XVI Palembang 2 -14 September 2004 Jakarta
XVII Samarinda 6 -17 Juli 2008 Jawa Timur
(10)
Dari tabel diatas menjelaskan bahwa pekan Olah Raga Nasional selama 4 periode terakhir prestasi juara umum masih dimenangkan oleh pemerintahan DKI Jakarta dan Jawa Timur.
Selain para kontingen Provinsi Jawa Barat yang belum pernah mendapatkan predikat juara umum dalam penyelenggaraan PON yang menjadi simbol prestasi olah raga di Indonesia, juga terjadi penurunan presatasi yang di raih kontingen Provinsi Jawa Barat pada Pekan Olah Raga (PON) pada 2 periode tahun 2004 dan 2008. Secara jelas disajikan pada tabel berikut.
Tabel 1.2 Perolehan Medali Akhir Kontingen Provinsi Jawa Barat PON XVI 2004 dan PON XVII 2008
Tahun Peringkat Jml Cabor
Medali
Total Emas Perak Perunggu
2004 3 39 76 79 94 249
2008 4 43 101 84 132 317
Sumber:http://id.wikipedia.org/wiki/Pekan_Olahraga_Nasional_XVI&XVII 2010
Dari data tersebut diatas terlihat bahwa prestasi kontingen Provinsi Jawa Barat mengalami penurunan dari posisi 3 menjadi posisi 4. Walapun dari segi perolehan medali mengalami peningkatan.
Selain pemerintah Provinsi Jawa Barat mengembangkan olah raga, juga berupaya untuk meningkatkan pembinaan kepada para pemuda Provinsi Jawa Barat melalui berbagai program yang diluncurkan. Akan tetapi dengan fenomena yang terjadi pada pemuda di Provinsi Jawa Barat ini terus menjadi tantangan. Saat ini pemuda Provinsi Jawa barat menjadi sorotan berbagai media dan para tokoh. Kondisi tersebut dapat dilihat dari beberapa hal yang tersejadi pada pemuda di Provinsi Jawa Barat yaitu sebanyak 19 orang pemuda yang yang terlibat sebagai anggota geng motor diciduk petugas gabungan Polresta Cirebon, yang kerap
(11)
meresahkan warga masyarakat (sumber: http://www.pikiran-rakyat.com/node/82014/2009). Selain itu Polres Garut masih menangani dugaan kasus penganiayaan yang dilakukan anggota geng motor terhadap seorang pengendara sepeda motor dan juga membabi buta menyerang mobil masyarakat (Sumber http://www.pikiran-rakyat.com/node/81752/2008). Keterlibatan pemuda di Provinsi Jawa Barat juga terjadi pada tingginya HIV AIDS. Gubernur Jawa Barat menyatakan penyebaran penyakit HIV/AIDS di Provinsi yang dipimpinnya memiliki peringkat tertinggi di Indonesia. Sejak 1989 sampai September 2009, Jawa Barat memiliki 4.929 kasus, terdiri dari 2.999 kasus AIDS dan 1.930 kasus HIV Positif. Kasus tersebut salah satunya dipicu oleh NAPZA suntik dan hubungan seks bebas (sumber: http://nasional.vivanews.com/news/read/110223).
Berbagai permasalahan prestasi olah raga dan kepemudaan di Jawa Barat juga disinyalir dipengaruhi oleh kondisi peran organisasi perangkat daerah sebagai pelaksana dan pengambil kebijakan dalam bidang oleh raga dan pemuda belum mencapai upaya makasimal yang dalam hal ini Dinas Olah Raga dan Pemuda Provinsi Jawa Barat. Dinas Daerah Propinsi merupakan unsur pelaksana Pemerintah Propinsi dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. Adapun fungsi Dinas Daerah Propinsi adalah menyelenggarakan (a) perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya (b) pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum;(c) pembinaan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya.
Berdasarkan pengamatan peneliti Tahun 2009 terhadap pegawai dinas olah raga dan pemuda Provinsi Jawa Barat, ditemukan beberapa masalah yang kurang
(12)
mencerminkan sikap dan perilaku produktif sebagaimana yang diharapkan organisasi. Indikasinya dapat diamanti sebagai berikut :
1. Masih terdapat beberapa pegawai yang belum mentaati sepenuhnya terhadap ketentuan jam kerja yang telah ditentukan, hal ini diduga karena belum adanya budaya organiasasi yang membuat pegawai menjadi satu kesatuan dan juga tidak adanya keinginan untuk meningkatkan diri untuk menjadi lebih baik dan mengembangkan mental kreatif dan inovatif dalam pelaksanaan kerja
2. Banyaknya program yang sudah disusun tetapi belum terlaksana dengan baik dikarenakan belum adanya perilaku belajar dengan cerdik, menggunakan logika, mengorganisasikan pekerjaan dengan efisien, tidak mudah macet dalam pekerjaan. Selalu mempertahankan kinerja rancangan, mutu, kehandalan, pemeliharaan kepahaman, mudah dibuat, produktivitas, biaya dan jadwal.
3. Masih terdapat pegawai yang berada di luar ruangan kerja pada saat akan kerja berlangsung dan digunakan untuk hal-hal yang kurang ada relevansinya dengan tugas pekerjaan, hal ini diduga karena masih perlunya penyesuaian antara semua pegawai dan juga dengan pimpinan
4. Masih terdapat pekerjaan yang dalam penyelesaian tertunda-tunda dan hasil kerja kurang memuaskan, hal ini diduga karena kurangnya pengetahuan dan keteranpilan yang dimiliki pegawai dan juga kekurangan dalam memahami pekerjaan dan juga pengarahan dari seorang pemimpin selain itu beberapa pegawai kurang kompeten secara profesional/teknis tidak selalu memperdalam pengetahuan dalam bidangnya (Sumber : Pra Penelitian 2009)
(13)
Selain itu Kepala Dinas Olah Raga dan Pemuda Provinsi Jawa barat menyatakakan bahwa belum banyak aksi yang dapat dilakukan oleh Disorda Jabar dalam perjalanan waktunya selama satu tahun, kecuali menyelenggarakan berbagai kegiatan yang telah diprogramkan dalam tahun anggaran 2009. Selain itu ia menyatakan bahwa dari sederet program kerja dan kegiatan Disorda Jabar tersebut, tentu saja ada yang sudah direalisasikan pada tahun pertama keberadaan Disorda ini, dan ada juga yang belum dan memerlukan penajaman program pada tahun-tahun berikutnya (sumber : Opini/Pikiran Rakyat/2009)
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut, berbagi pernuruanan olah raga kontingen Provinsi Jawa Barat, melemahya moralitas pemuda di Jawa Barat, lemahnya mekanisme kerja pegawai dinas olah raga dan pemuda Provinsi Jawa Barat dan juga dengan digabungkan dan dibentuknya organisasi perangkat daerah (OPD) yang baru menimbulkan beberapa permasalahan yang signifikan mengganggu kelancaran organisasi. Diantaranya (1) kurang adanya hubungan emosional diantara pegawai dengan pegawai dan juga pegawai dengan pimpinan (2) tidak adanya kebersamaan dalam sebuah tim kerja dalam melaksanakan setiap pekerjaan yang ditetapkan sebelumnya oleh organisasi (3) lemahnya pegawai dan pimpinan dalam melakukan sebuah inovasi dan dalam pengambilan resiko organisasi yang dijalankanya. Berkaitan dengan berbagai hal tersebut jika tidak adanya sebuah norma-norma, nilai-nilai dan keyakinan bersama atau kolektif
(14)
yang menjadi acuan bersama dalam organisasi dan juga pegawai tidak diarahkan, diberikan tugas dan dipahami dengan baik maka akan berdampak pada produktivitas atau kinerja pemerintahan daerah khususnya pada Dinas Olah Raga dan Pemuda Provinsi Jawa Barat.
Peran pemimpin dan budaya organisasi sangat penting dalam menjalankan organisasi terutama mengatur manajemen dan para bawahanya agar bisa mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Oleh karena hal tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang “Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Produktivitas Pegawai di Dinas Olah Raga Dan Pemuda Provinsi Jawa Barat”
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi penelitian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan terhadap tingkat produktivitas kerja pegawai berdasarkan persepsi pegawai Dinas Olah Raga dan Pemuda Provinsi Jawa Barat
2. Bagaimana pengaruh kuat lemahnya budaya organisasi terhadap tingkat produktivitas kerja pegawai berdasarkan persepsi pegawai Dinas Olah Raga dan Pemuda Provinsi Jawa Barat
(15)
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang:
1. Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap tingkat produktivitas kerja pegawai pada Dinas Olah Raga dan Pemuda Provinsi Jawa Barat
2. Pengaruh kuat lemahnya budaya organisasi terhadap tingkat produktivitas kerja pegawai pada Dinas Olah Raga dan Pemuda Provinsi Jawa Barat
1.5 Kegunaan Penelitan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan baik secara teoritis (akademik) maupun praktis sebagai berikut :
1. Penelitian ini diharapkan dapat memperluas kajian ilmu manajemen sumber daya manusia khususnya peranan kepemimpinan dan budaya organisasi serta pengaruhnya terhadap tingkat produktifitas pegawai sehingga dari hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi peneliti sejenis dalam mengkaji kinerja pemerintahan daerah
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi para pimpinan seperti Gubernur, Wakil Gububernur, Sekretaris Daerah dan Kepala Dinas Provinsi Jawa Barat dalam merancang strategi kepemimpinan dan budaya organisasi untuk meningkatkan produktivitas pegawai
3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Pemerintah dalam hal ini Dinas Olah Raga dan Pemuda dalam meningkatkan produktivitas dan kinerjanya dalam rangka membangun citra yang positif bagi masyarakat di Provinsi Jawa Barat.
(16)
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Penelitian ini menganalisis tentang pengaruh gaya kepemimpinan dan budaya organiasi terhadap produktivitas pegawai. Objek penelitian atas masalah yang diidentifikasi adalah pegawai Dinas Olah Raga dan Pemuda Provinsi Jawa Barat. Adapun variabel-variabel yang akan diteliti adalah gaya kepemimpinan dan budaya organisasi sebagai variabel bebas, dan produktivitas pegawai sebagai variabel terikat.
Sebagai variabel bebas (X1), Gaya kepemimpinan dengan indikator perilaku
tugas, perilaku hubungan. Variabel bebas (X2) budaya organisasi dengan
indikator antara lain: Inovasi dan pengambilan resiko, perhatian kepada kerincian, orientasi hasil, orientasi orang, orientasi tim, agresivitas, dan stabilitas.
Produktivitas pegawai sebagai variabel terikat (Y) dengan indikator antara lain: output kerja pegawai, input kerja pegawai, menjalankan tugas tidak sekedar menempuh kualifikasi pekerjaan, memiliki orientasi kerja positif/gagasan baru, dan bersikap dewasa
3. 2 Metode Penelitian
Berdasarkan tingkat kejelasan dan kedalaman, penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut William G. Zikmund (2003:51), “Descriptive research is research designed to describe characteristics
(17)
of a population or phenomenon.” Riset deskriptif adalah riset yang dirancang untuk menguraikan karakteristik suatu populasi atau peristiwa.
Pendapat lainnya diungkapkan oleh Aaker et. al. (2004:755) sebagai berikut: “Descriptive research is research that usually is designed to provide a summary of some aspects of the environment when the hypotheses are tentative and speculative in nature.” Artinya: Penelitian deskriptif adalah penelitian yang pada umumnya dirancang untuk menyediakan suatu ringkasan dari beberapa aspek lingkungan ketika hipotesis bersifat untung-untungan dan sementara secara alami.
Menurut Sugiyono (2006:11) menjelaskan bahwa, “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain”.
Pendapat yang lebih jelas disampaikan oleh Asep Hermawan (2006:82) bahwa:
Penelitian deskriptif dilakukan untuk menjelaskan karakteristik berbagai variabel penelitian dalam situasi tertentu. Penelitian ini dapat pula disebut sebagai penelitian yang menjelaskan fenomena apa adanya. Tujuan dari penelitian ini adalah menyajikan suatu profil atau menjelaskan aspek-aspek relevan dengan suatu fenomena yang diteliti dari persfektif individual organisasi, industri, dan aspek lainnya.
Penelitian verifikatif diterangkan oleh Suharsimi Arikunto (2004:7) sebagai berikut: “Penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran melalui pengumpulan data di lapangan.” Dalam penelitian ini akan diuji mengenai kebenaran hipotesis melalui pengumpulan data di lapangan, dalam hal ini dilaksanakan melalui survei terhadap pegawai dinas olah raga dan pemuda Provinsi Jawa Barat.
(18)
Berdasarkan jenis penelitiannya yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode descriptive survey dan metode explanatory survey. Menurut Ker Linger yang dikutip oleh Sugiyono (2006:7), bahwa yang dimaksud dengan metode survei adalah:
metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.
Descriptive survey merupakan metode penelitian survei yang memiliki tujuan untuk mempelajari secara umum karakteristik dari suatu fenomena tertentu. Sedangkan explanatory survey adalah metode survei yang memiliki tujuan menjelaskan hubungan antar variabel penelitian atau menjelaskan sebab-sebab terjadinya suatu fenomena (Masri Singarimbun, 1991:4)
Penelitian yang menggunakan descriptive survey dan metode explanatory survey dilakukan melalui kegiatan pengumpulan informasi dari sebagian populasi secara langsung di tempat kejadian (empirik) melalui alat kuesioner dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi yang diteliti terhadap permasalahan penelitian.
Penelitian ini direncanakan dilakukan pada kurun waktu kurang dari satu tahun, maka metode pengembangan yang dipergunakan adalah cross-sectional. Menurut Uma Sekaran (2006: 315), “Penelitian cross-sectional adalah penelitian dimana data dikumpulkan hanya sekali (yang dilakukan selama periode hari, minggu, atau bulan) untuk menjawab pertanyaan penelitian.”
(19)
3. 3 Operasionalisasi Variabel
Penelitian ini meliputi dua variabel inti, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Sugiyono (2009:59), yang dimaksud dengan variabel bebas dan variabel terikat yaitu:
Variabel bebas (independen variable/predictor variable) merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel terikat (dependent variable/criterion variable) merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Keseluruhan variabel, baik variabel X1, X2 dan Y dalam kuesioner ini
menggunakan skala ordinal. Penjabaran operasionalisasi dari variabel-variabel yang diteliti dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini.
TABEL 3.1
OPERASIONALISASI VARIABEL
VARIABEL KONSEP
VARIABEL INDIKATOR UKURAN SKALA
No. Item Pernyataan Variabel bebas (X1) Gaya Kepemimpinan merupakan hubungan antara (2) kadar bimbingan dan arahan (perilaku tugas) yang diberikan pimpinan ;(2) kadar dukungan sosioemosional (perilaku hubungan) yang disediakan pemimpin
Paul Hersey Ken Blancard (1995:
177 Hersey Blancar)
Perilaku Tugas 1.Penyusunan tujuan
Menetapkan tujuan yang perlu dicapai pegawai
Ordinal B.1
2.Pengorganisasian Mengorganisasi situasi kerja bagi pegawai
Ordinal B.2 3.Menetapkan batas
waktu
Menetapkan batas waktu bagi pegawai
Ordinal B.3
4.Pengarahanya Memberikan arahan spesifik Ordinal B.4 5.Pengendalian Menetapkan dan mensyatakan
adanya laporan reguler tentang kemajuan pelasanaan pekerjaan
Ordinal B.5
Perilaku Hubungan 1.Memberikan
dukungan
Memberikan dukungan dan dorongan
Ordinal B.6
2.Mengkomunikasikan Melibatkan pegawai dalam diskusi tentang aktivitas kerja
Ordinal B.7 3.Memudahkan
interaksi
Memudahkan Interaksi di antara pegawai
Ordinal B.8 4.Aktivitas menyimak Berusaha menyimak
pendapat pegawai
Ordinal B.9 5.Memberikan
penghargaan
Memberikan penghargaan atas prestasi pegawai
Ordinal B.10 Varibel Bebas
(X2) Budaya
1.Inovasi dan Pengambilan Resiko
Pimpinan memberikan peluang untuk meningkatkan
(20)
Organisasi kreativitas dan menemukan terobosan baru dalam bekerja Pimpinan memberikan peluang untuk melaksanakan gagasan-gagasan baru
Ordinal C.12
Pimpinan memberikan peluang kepada pegawai untuk lebih agresif, inovatif, dan mau mengambil resiko.
Ordinal C.13
2.Perhatian kepada Kerincian
Pimpinana memberikan kewenangan untuk memecahkan masalah tanpa tergantung pada orang lain.
Ordinal C.14
Kesesuaian pendidikan, keahlian dan kemampuan dengan tugas dan pekerjaan
Ordinal C.15
3. Orientasi Hasil Peluang yang ddiberikan Dinas dalam mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk meningkatkan kualitas kerja
Ordinal C.16
Kebebasan yang diberikan Dinas untuk menentukan metode kerja dan skala prioritas dalam mengerjakan tugas-tugas
Ordinal C.17
Dinas menentukan standar keberhasilan pekerjaan
Ordinal C.18 Pimpinan memberikan
kesempatan kepada pegawai untuk menggunakan waktu secara optimal dalam menyelesaikan pekerjaan dengan giat
Ordinal C.19
Berusaha menggunakan inisiatif dalam menyelesaikan pekerjaan
Ordinal C.20
4. Orientasi Orang Pimpinan memberikan peluang kepada pegawai untuk mengikuti
diklat/penataran yang relevan.
Ordinal C.21
Pimpinan memberikan peluang kepada pegawai untuk melanjutkan studi.
Ordinal C.22
Pimpinan memberikan peluang untuk menyampaikan gagasan/saran dan kritik untuk perbaikan kualitas
Ordinal C.23
Pimpinan memberikan penghargaan bagi pegawai yang telah melaksanakan tugas sesuai dengan standar kerja.
Ordinal C.24
5. Orientasi Tim Interaksi dan kerjasama dalam melaksanakan tugas yang diberikan pimpinan dalam rangka mencapai tujuan bersama
Ordinal C.25
Komunikasi dan kepercayaan antara sesama rekan kerja untuk perubahan
Ordinal C.26
Kesetiakawanan antar kelompok yang diwujudkan dengan saling memberi
(21)
bantuan
6. Agresivitas Persaingan bagi para pegawai untuk meningkatkan kemajuan Dinas
Ordinal C.28
Situasi kerja mendorong para pegawai untuk bekerja keras
Ordinal C.29 Tantangan pekerjaan yang
diciptakan Dinas untuk pegawai
Ordinal C.30
7. Stabilitas Kesetiaan pegawai kepada nilai-nilai luhur yang ada dalam Dinas
Ordinal C.31
Konsistensi pegawai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab
Ordinal C.32
Kesamaan visi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab.
Ordinal C.33
Variabel terikat (Y) Produktivitas Pegawai Produktivitas Kerja pegawai dalah suatu organisasi adalah produktif jika organisasi itu mencapai tujuan-tunjuan nya dan mencapainya dengan merubah masukan menjadi keluaran dengan biaya paling rendah (Robet M Raft. Dale Timpe 1989)
1. Output kerja pegawai
•Dengan adanya pemimpin, sehingga hasil kerja meningkat sesuai dengan persyaratan yang ada •Dengan adanya pemimpin,
termotivasi untuk bekerja secara efektif dan efisien sehingga dapat memanfaatkan waktu secara efektif & efiesien
•Terampil menggunakan fasilitas kerja yang ada dalam lingkungan unit kerja
Ordinal D.34
D.35
D.36
2. input kerja pegawai •Dalam rangka melaksanakan konsep pekerjaan baru, memerlukan waktu relatif singkat utuk memahami petunjuk sebagai pedoman pelaksanaanya
•Cara kerja yang dilakukan dapat menekan jumlah (kebutuhan) tenaga kerja yang diperlukan untuk menyelesakan suatu pekerjaan tertentu
Ordinal D.37
D.38
3.Menjalankan pekerjaan tidak sekedar memenuhi kualifikasi pekerjaan
•Dalam kondisi apa saja (kecuali sakit) sanggup berfikir dengan baik sehingga dapat menyelesaikan suatu pekerjaan
•Apabila diminta untuk melaporkan pekerjaan tertentu dalam kondisi mendesak, dapat melaksankan secara tepat
•Berhasil mencari alternatif pola kerja terbaik, untuk mempercepat proses penyelesaian pekerjaan •Menyukai pekerjaan yang
menuntut pemikiran dan tantangan dalam proses pelaksanaan kegiatan
Ordinal D.39
D.40
D.41
D.42
4.memiliki orientasi kerja positif/gagasan
•Melaksanakan pekerjaan dengan motto hari ini harus
(22)
3.4 Jenis dan Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari mana data diperoleh (Suharsimi Arikunto, 2006:129). Berdasarkan jenis dan sumbernya data dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Menurut Husain Umar (2002: 64) “Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung secara empirik kepada pelaku langsung atau yang terlibat langsung dengan menggunakan teknik pengumpulan data tertentu” atau data primer diperoleh secara langsung. Menurut Uma Sekaran (2006: 60), “Data primer mengacu pada informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk
baru lebih baik dari hari kmarin & esok harus lebih baik dari hari ini
•Melaksanakan tujuan yang ingin dicapai dari setiap tahapan pekerjaan •Mengantisipasi hambatan
perjalanan pergi ke kantor, berusaha mengatur waktu sedemikian rupa sehingga datang sesuai dengan jam kerja yang telah ditentukan •Menjaga& memegang teguh rahasia organisasi yang dapat mengganggu produktivitas kerja
•Menghargai otoritas yang diterapkan oleh pimpinan mengenai kepegawaian (seperti promosi untuk berprestasi & pemberian sanksi bagi yang melalaikan tugas dan tangung jawab
D.44
D.45
D.46
D.47
5.bersikap dewasa •Dalam lingkungan unit kerja dapat bergaul secara efektif sesuai dengan tuntutan pekerjaan
•Jika pekerjaan itu merupakan suatu tanggung jawab bersama berusaha bekerjsama sehingga tujuan ingin dicapai dapat terwujud
•Menerima pendapat orang lain selama yang berkaitan dengan peningkatan produktivitas kerja, walaupun sebenarnya tidak sesuai dengan hati nurani
Ordinal D.48
D.49
(23)
tujuan spesifik studi. Sedangkan data sekunder menurut Husain Umar (2002: 84) adalah “data yang diperoleh dari pihak lain atau hasil penelitian pihak lain atau data yang sudah tersedia sebelumnya diperoleh dari pihak lain yang berasal dari buku-buku, literatur, artikel dan ilmiah-ilmiah”
3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 3. 5.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2006:72) bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakterisrik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek itu, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki objek atau subjek itu” (Uma Sekaran, 2006:121).
Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai di dinas olah raga dan pemuda Provinsi Jawa Barat. Pada Tabel 3.2 yang disajikan pada halaman selanjutnya memberikan keterangan yang lebih rinci mengenai jumlah pegawai di dinas olah raga dan pemuda Provinsi Jawa Barat
TABEL 3.2
JUMLAH PEGAWAI DI DINAS OLAH RAGA & PEMUDA PROVINSI JAWA BARAT
No. Unit Kerja Tahun 2009
1 Kepgawaian 29
2 Keuangan 18
3 Perencanaan & Program 11
4 Olah Raga 44
5 Kepemudaan 30
6 Kemitraan, Sarana & Prasarana 28
Total Pegawai 160
(24)
3.5.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2006:73). Menurut Suharsimi Arikunto (2006:131), “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.
Asep Hermawan (2004:47) memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai pengertian sampel.
Sampel merupakan suatu bagian (subset) dari populasi. Hal ini mencakup sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Dengan demikian, sebagian elemen dari populasi merupakan sampel. Dengan mengambil sampel peneliti ingin menarik kesimpulan yang akan digeneralisasi terhadap populasi.
Berdasarkan beberapa definisi sampel di atas dapat disimpulkan bahwa sampel merupakan sub kelompok atau sebagian dari populasi. Dengan mempelajari sampel, peneliti akan mampu menarik kesimpulan yang dapat digeneralisasikan terhadap populasi penelitian. Dalam suatu penelitian tidak mungkin semua populasi diteliti, dalam hal ini disebabkan beberapa faktor antara lain faktor keterbatasan biaya, tenaga, dan waktu yang tersedia. Oleh karena itu peneliti diperkenankan untuk mengambil sebagian saja dari objek populasi yang ditentukan.
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi penelitian, yaitu sebagian pegawai dinas olah raga dan pemuda Provinsi Jawa Barat. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sebesar 100 sampel. Ukuran sampel minimal dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus dari Harun Al Rasyid (1994:44), yaitu:
(25)
0 0 1
n n
n N =
+
2
0
(1 )
2
Z S
n
α δ
−
=
Sedangkan n0 dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan : N = Populasi
n = Banyaknya sampel yang diambil dari seluruh unit
S = Simpangan baku untuk variabel yang diteliti dalam populasi dengan menggunakan Deming’s Emperical Rule
δ = Bound of error yang bisa ditolerir atau dikehendaki sebesar 5%
Berdasarkan rumus di atas, maka dapat dihitung besarnya sampel dari jumlah populasi yang ada yaitu sebagai berikut:
a. Distribusi skor berbentuk kurva distribusi
b. Nilai tertinggi skor responden : (50 x 5) = 250 c. Nilai terendah skor responden : (50x 1) = 50
d. Rentang = Nilai tertinggi – Nilai terendah = 250 – 50 = 200
e. S = Simpangan baku untuk variabel yang diteliti dalam populasi (populasi standar deviator) diperoleh:
S = (0,21) (200) = 42
Diperoleh S= (0,21) berdasarkan pengamatan dari jawaban responden yang berbentuk uniform.
f. Dengan derajat kepercayaan
(Harun Al Rasyid,1994:44)
(26)
= 95% dimana α =0,05 Z − 2
1 α = Z 0,975 = 1,96
(lihat tabel Z, yaitu tabel normal baku akan diperoleh nilai 1,96
Adapun perhitungan ukuran sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan mencari nilai no lebih dahulu, yaitu:
N = 160 orang
δ = 5 %
Z = 1,96
S = 42
2 0 2 1 − = δ α S Z n
no =
( )( )
25 42 96 , 1 = 2 5 6848 . 52 =
[
16,464]
2 = 271,0633 = 271Nilai no sudah diketahui yaitu sebesar 271 setelah itu kemudian dilakukan
penghitungan untuk mencari nilai n untuk mencari jumlah sampel yang akan diteliti. N n n n 0 0 1+ = 160 271 1 271 + =
(27)
69375 , 2
271 =
100
=
Berdasarkan perhitungan di atas, maka ukuran sampel minimal dalam penelitian ini ditetapkan dengan α = 0.05 maka diperoleh ukuran sampel (n)
minimal sebesar 100 orang.
3.5.3 Teknik Penarikan Sampel
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, sehingga dapat diperoleh nilai karakteristik perkiraan (estimate value). Sugiyono (2006:73) mengemukakan bahwa: “Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel”. Menurut Asep Hermawan (2004:48) “Penarikan sampel merupakan suatu proes pemilihan sejumlah elemen dari populasi sehinggga dengan mempelajari sampel, suatu pemahaman karakteristik subyek sampel akan memungkinkan untuk menggeneralisasikan karakteristik populasi”.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah systematic random sampling. Menurut Uma Sekaran (2006:128), teknik pengambilan sampel sistematis (systematic sampling) meliputi menarik tiap elemen ke–n dalam populasi yang dimulai dengan elemen yang dipilih secara acak antara 1 dan n.
(28)
TABEL 3.3
DAFTAR PENYEBARAN ANGGOTA SAMPEL
No. Unit Kerja Tahun
2010
Penyebaran anggota
sampel
Pembulatan
1 Kepegawaian 29 29/160/100 18
2 Keuangan 18 18/160/100 11
3 Perencanaan & Program 11 11/160/100 7
4 Olah Raga 44 44/160/100 28
5 Kepemudaan 30 30/160/100 19
6 Kemitraan, Sarana & Prasarana 28 28/160/100 17
160 100
Sumber: Dinas Olah Raga dan Pemuda Provinsi Jawa Barat`Tahun 2010
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data mengacu pada cara yang dilakukan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Kaitannya dalam hal tersebut, serta dengan melihat konsep analitis dari penelitian ini, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dapat dengan cara langsung maupun tidak langsung.
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Studi literatur, yaitu suatu teknik untuk mendapatkan data teoritis dari para
ahli melalui sumber bacaan yang berhubungan dan menunjang terhadap variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini, antara lain mengenai gaya kepemimpinan, budaya organisasi dan produktivitas pegawai
2. Wawancara, dilakukan kepada pegawai di dinas olah raga dan pemuda Provinsi Jawa Barat
3. Observasi, yaitu pengamatan dan peninjauan langsung terhadap objek yang sedang diteliti yaitu pegawai di dinas olah raga dan pemuda Provinsi Jawa Barat
(29)
4. Angket (kuesioner) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. Angket berisi pertanyaan mengenai karakteristik responden, pengalaman responden, penilaian responden, serta tanggapan responden terhadap pelaksanaan gaya kepemimpinan, budaya organisasi terhadap produktivitas pegawai
3.7 Teknik Analisis Data
Data yang telah terkumpul harus dianalisis agar memperoleh makna yang berguna bagi pemecahan masalah yang telah diangkat oleh peneliti. Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif adalah dengan menggunakan statistik. Statistik yang digunakan adalah statistik inferensial atau sering disebut dengan statistik induktif atau statistik probabilitas. Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. (Sugiyono, 2005:113).
Penelitian ini menggunakan dua jenis pendekatan analisis, yaitu analisis deskriptif dan analisis verifikatif. Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data yang bersifat kualitatif serta digunakan untuk melihat faktor penyebab. Sedangkan analisis verifikatif dipergunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan uji statistik dan menitikberatkan dalam pengungkapan perilaku variabel penelitian. Dengan menggunakan kombinasi metode analisis tersebut dapat diperoleh generalisasi yang bersifat komprehensif.
Tujuan pengolahan data adalah untuk memberikan keterangan yang berguna, serta untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian
(30)
ini. Dengan demikian, teknik analisis data diarahkan pada pengujian hipotesis serta menjawab masalah yang diajukan.
Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket ini disusun oleh penulis berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian. Jenis data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data ordinal. Sejalan dengan tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap produktivitas pegawai dan pengaruh budaya organisasi terhadap produktivitas pegawai.
Dalam penelitian kuantitatif analisis data dilakukan setelah data seluruh responden terkumpul. Kegiatan analisis data dalam penelitian ini yaitu :
(1) Menyusun data
Mengecek nama dan kelengkapan identitas responden, serta mengecek kelengkapan data yang diisi oleh responden.
(2) Menyeleksi data untuk memeriksa kesempurnaan dan kebenaran data yang terkumpul
(3) Tabulasi data
Tabulasi data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: a) Memberi skor pada setiap item
Perhitungannya skor pada setiap item dapat digunakan rumus menurut Riduwan (2008:87) sebagai berikut:
Sebagai contoh untuk perhitungan skor pada setiap item akan dijelaskan pada bab 4, Adapun kriteria interpretasi skor sebagai berikut:
Skor pada Setiap Item = Jumlah n jawaban responden x bobot n jawaban responden
(31)
TABEL 3.4
TABEL INTERPRETASI SKOR
No Kriteria Keterangan
1 0% - 20% Sangat Lemah/Sangat Rendah
2 21% - 40% Lemah/Rendah
3 41% - 60% Cukup
4 61% - 80% Kuat/Tinggi
5 81% - 100% Sangat Kuat/Sangat Tinggi Sumber: Modifikasi Riduwan (2008:88)
b) Menjumlahkan skor pada setiap item
c) Menyusun ranking skor pada setiap variabel penelitian (4) Pengujian
Penelitian ini menganalisis tiga variabel maka digunakan teknik analisis regresi ganda,
1) Analisis Deskriptif
Dalam penelitian ini, analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel-variabel penelitian yaitu:
(1) Analisis deskriptif tanggapan responden pegawai dinas olah raga dan pemuda Provinsi Jawa Barat mengenai gaya kepemimpinan
(2) Analisis deskriptif tanggapan responden pegawai dinas olah raga dan pemuda Provinsi Jawa Barat mengenai budaya organisasi
(3) Analisis deskriptif tanggapan responden pegawai dinas olah raga dan pemuda Provinsi Jawa Barat mengenai Produktivitas Pegawai
Dalam mengolah hasil angket untuk mengkategorikan hasil perhitungan angket, maka digunakan kriteria penafsiran dengan teknik prosentase (0 - 100%). Penafsiran pengelolaan data berdasarkan batas-batas menurut Moch. Ali (1985:84) adalah sebagai berikut:
(32)
TABEL 3.5
KRITERIA PENAFSIRAN HASIL PERHITUNGAN RESPONDEN
No Kriteria Keterangan
1 0 % Tidak seorang pun
2 1-25 % Sebagian kecil
3 26-49 % Hampir setengahnya
4 50 % Setengahnya
5 51-75 % Sebagian besar
6 76-99 % Hampir seluruhnya
7 100 % Seluruhnya
Sumber : Moh. Ali (1985:84) 2) Analisis Verifikatif
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dan analisis korelasi karena penelitian ini menganalisis 3 variabel, yaitu mengenai pengaruh Gaya Kepemimipinan (X1) dan Budaya Organisasi (X2) sebagai variabel independen (X) terhadap produktivitas pegawai sebagai variabel dependen (Y). Dalam penelitian ini, setiap pernyataan dari angket terdiri dari 5 kategori sebagai berikut :
TABEL 3.6
INTERPRESTASI ALTERNATIF JAWABAN Alternatif Jawaban Pernyataan Positif Pernyataan
Negatif
Sangat Setuju 5 1
Setuju 4 2
Netral 3 3
Tidak Setuju 2 4
Sangat Tidak Setuju 1 5
Sumber:Riduwan (2008:86) Regresi Ganda
Menurut Riduwan (2008:152) analisis regresi ganda adalah pengembangan dari analisis regresi sederhana. Kegunaanya yaitu untuk meramalkan nilai variabel terikat (Y) apabila variabel bebas minimal dua atau lebih. Sedangkan menurut Uma Sekaran (2006:299) analisis regresi berganda
(33)
dilakukan untuk menguji pengaruh simultan dari beberapa variabel bebas terhadapa satu variabel terikat. Kemudian Suharsimi Arikunto (2006:295) menjelaskan bahwa regresi ganda (multiple regression). Adalah suatu perluasan dari teknik reresi apabila terdapat lebih dari satu variabel bebas untuk mengadakan prediksi terhadap vaiabel terikat. Pendapat tersebut diperkuat oleh sugiyono (2009:277) analisis regresi ganda digunakan oleh penelti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai predictor dimanupulasi (dinaik turunkan nilainya)
Menurut Riduwan (2008:152) analisis regresi ganda adalah suatu alat analisis peramalan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat untuk membuktikan adat atau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan kausal antara dua variabel bebas atau lebih (X1) gaya kepemimpinan , (X2) budaya organisasi dengan satu variabel terikat yaitu (Y) produktivitas pegawai
Hubungan antar variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
GAMBAR 3.1
HUBUNGAN ANTAR VARIABEL GAYA KEPEMIMPINAN (X1 ),
BUDAYA ORGANISASI ( X2) DAN PRODUKTIVITAS PEGAWAI (Y)
X1
X2
Y RX1X2Y
rX1X2Y
rX1Y
(34)
Keterangan :
X1 = Gaya Kepemimpinan
X2 = Budaya Organisasi
Y = Produktivitas Pegawai
Adapun persamaan regresi ganda dirumuskan sbb :
X
b
X
b
a 2 2 1 1 + + = Υ∧Rumus nilai persamaan untuk dua variabel bebas
X
b
X
X
b
X
X
X
X
b
X
X
X
X
b
a Y b a Y an Y 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 Σ + Σ + ∑ = Σ + Σ + Σ = Σ + Σ + = ∑∑
∑
Nilai-nilai persamaan b1, b2 dan 1 dengan rumus
(
)
(
)
( )
(
)
( )
(
)
(
)(
)
n f n y y e n Y Y Y d n Y c n b n aX
X
X
X
X
X
y
X
X
X
X
X
x
Y
y
X
X
x
X
X
x
2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 . . . . ∑ ∑ − ∑ = ∑ ∑ ∑ − ∑ = ∑ ∑ − ∑ = ∑ ∑ − ∑ = ∑ ∑ − ∑ = ∑ ∑ − ∑ = ∑(35)
( )
(
) (
)( )
( )( )
(
)
( )
(
) (
)
( )
( )( )
(
)
∑ − ∑ − ∑ = ∑ − ∑ ∑ ∑ ∑ − ∑ ∑ = ∑ − ∑ ∑ ∑ ∑ − ∑ ∑ = n n n Y a y yX
b
X
b
x
x
x
x
x
x
x
x
x
b
x
x
x
x
x
x
x
x
x
b
y 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 . . . . . .Mencari korelasi ganda :
(
)
y
x
b
x
b
x
x
y yR 1 1 22 2
2 1 . . , ∑ ∑ + ∑ =
Mencari nilai kontribusi korelasi ganda dengan rumus :
(
R 1, 2,y)
2.100%KP=
x
x
Menguji signifikasi dengan membandingkan F hitung dengan F tabel dengan rumus:
(
)
(
R
)
R
F
m m n hitung 2 1 . 1 2 − − − = Dimana: n=jumlah responden m=jumlah variabel bebasKaidah pengujian signifikasi:
Jika
F
hitung≥F
tabel maka tolak Ho artinya signifikan danF
F
tabel
(36)
Dengan taraf signifikasi : a=0,01 atau a=0,05
Analisis regresi ganda dapat dihitung dengan cara computer dengan program Statistical Product and Service Solution (SPSS). Versi 13, 14 dan 15. Adapun langkah-langkah pada program SPSS:
1. Masukan program SPSS
2. Klik variabel vieuw pada SPSS data editor
3. Pada kolom Name ketik y, kolom name pada baris kedua ketik X1, kemudian
untuk baris kedua ketik X2
4. Pada kolom label, untuk kolom pada baris pertama ketik Gaya Kepemimpinan, untuk kolom pada baris kedua ketik Budaya Organisasi, kemudian pada baris ketiga ketik Produktivitas Pegawai
5. Pada kolom-kolom lainya boleh dihiraukan (isian dengan fault)
6. Buka data vieuw pada SPSS data editor , maka didapat kolom Y, X1 dan X2 7. Ketika data sesuai dengan variabelnya
8. Klik Analyze – Regression- Linear
9. Klik variable Produktivitas dan masukan ke kotak Dependent, kemudian klk varaibel gaya kepemimpinan dan budaya organisasi kemudian masukan ke kotak Independent
10. Klik Statistics, klik Casewise Diagnostics, klik All Cases. Klik Continue 11. Klik OK, maka hasil output yang didapat.
(37)
a. Analisis Korelasi
Setelah data yang terkumpul adalah menghitungnya dengan menggunakan korelasi yang bertujuan mencari hubungan antara kedua variabel yang diteliti.
Hubungan antara kedua variabel terdiri dari dua macam yaitu hubungan yang positif dan hubungan yang negatif. Hubungan X dan Y dikatakan positif apabila kenaikan (penurunan X) pada umumnya diikuti oleh kenaikan (penurunan Y). Ukuran yang dipakai untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan X dan Y disebut koefisien korelasi (r) Nilai koefisien paling sedikit –1 dan paling besar 1 (-1 ≤ r ≤ 1), artinya jika:
r = 1, hubungan X dan Y sempurna dan positif (mendekat 1, hubungan sangat kuat dan positif).
r = -1, hubungan X dan Y sempurna dan negatif (mendekati –1, hubungan sangat kuat dan negatif).
r = 0, hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan.
Penentuan koefisien korelasi (r) dalam penelitian ini menggunakan koefisien korelasi Pearson (Pearson’s Product Moment Coefficient Of Correlation), yaitu:
N∑XY - (∑X)( ∑Y) Rxy =
√ {N∑X2 – (∑X)2} {N∑Y2 – (∑Y)2 }
(Sugiyono, 2004:182) Keterangan:
Rxy = Koefisien korelasi product moment
N = Jumlah sampel
(38)
∑Y2 = Kuadrat faktor variabel Y
∑XY = Jumlah perkalian faktor korelasi variabel X dan Y
TABEL 3.7
KLASIFIKASI KOEFISIEN KORELASI INTERVAL
KOEFISIEN
TINGKAT HUBUNGAN 0,00 – 0,19
0,20 – 0,39 0,40 – 0,59 0,60 – 0,79 0,80 – 1,00
Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat Sumber: Sugiyono (2003:183)
Adapun langkah-langkah pada program SPPS sebagai berikut : • Masukan program SPSS
• Klik variable vieuw pada SPSS data editor
• Pada kolom Name , ketik item y, kolom name pada baris kedua ketik X1, kemudian untuk baris kedua ketik X2
• Pada kolom Decimal ganti menjadi 0 untuk variabel X1, X2 dan Y
• Pada kolom label, untuk kolom pada baris pertana ketik Produktivitas Pegawai, untuk kolom pada baris kedua ketik gaya kepemimpinan, kemudian pada baris ketiga ketik budaya organisasi
• Untuk kolom-kolom lainya boleh dihiraukan (isian default)
• Buka data vieuw pada SPSS data editor, maka didapatkan kolom Y, X1 dan X2
• Ketikan data sesuai dengan variabelnya • Klik Analyze –Correlate – Bivariate
(39)
• Klik variabel Produktivitas Pegawai, gaya kepemimpinan, kemudian budaya organisasi dan masukan ke kotak yang sama (variabel).
• Klik OK, maka hasil output yang didapat.
1. Rancangan Pengujian Hipotesis
Kriteria pengambilan keputusan pengujian hipotesis secara statistik dalam rangka pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis dapat ditulis sebagai berikut:
Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak artinya X berpengaruh terhadap Y
Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima artinya X tidak berpengaruh terhadap Y
Selanjutnya untuk mengetahui koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y maka digunakan klasifikasi koefisien korelasi yang terdapat dalam Tabel 3.4.
Kemudian untuk menafsirkan sejauh mana gaya kepemimpinan dan budaya organisasi berpengaruh terhadap produktivitas pegawai digunakan pedoman interpretasi koefisien penentu dalam tabel. Nilai koefisien penentu berada diantara 0-100%. Jika nilai koefisien penentu makin mendekati 100% berarti semakin kuat pengaruh varaibel independen terhadap variabel dependen. Semakin mendekati nol berarti semakin lemah pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, sehingga dibuat pedoman interpretasi koefisien penentu sebagai berikut:
(40)
TABEL 3.8
PEDOMAN UNTUK MEMBERIKAN INTERPRETASI KOEFISIEN DETERMINASI
INTERVAL KOEFISIEN
TINGKAT PENGARUH 0 % - 19,99%
20% - 39,99% 40% - 59,99% 60% - 79,99% 80% - 100%
Sangat lemah Lemah Sedang Kuat Sangat kuat
3.8 UJI VALDITAS DAN RELIABILITAS
Komaruddin Sastradipoera (2005:302), mengemukakan validitas merupakan derajat hingga sejauh mana ketepatan dan ketelitian suatu alat ukur dalam mengukur gejala. Menurut Sugiyono (2006: 267), instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:168):
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berati memiliki validitas yang rendah.
Adapun rumus yang dapat digunakan adalah rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
− − − = )} ( ( }{ ) ( ) ( { ) )( ( ) ( 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY nrxy (Suharsimi Arikunto 2006:170)
Keterangan:
r = Koefisien validitas item yang dicari X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item
(41)
Y = Skor total
∑
X = Jumlah skor dalam distribusi X∑
Y = Jumlah skor dalam distribusi Y∑
2X = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X
∑
2Y = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y n = Banyaknya responden
Teknik perhitungan yang digunakan untuk menganalisa validitas tes ini adalah teknik korelasional biasa, yakni korelasi antara skor-skor tes yang divalidasikan dengan skor-skor tes tolok ukurnya dari peserta yang sama. Selanjutnya perlu diuji apakah koefisien validitas tersebut signifikan pada taraf kesalahan tertentu, artinya adanya koefisien validitas tersebut bukan karena faktor kebetulan, diuji dengan rumus statistik t sebagai berikut :
(Suharsimi Arikunto, 2002:157)
Untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi menurut Suharsimi Arikunto (2002:245) dapat dilihat pada Tabel 3.3 sebagai berikut
TABEL 3.9
INTERPRETASI NILAI r
Besarnya Nilai r Interpretasi Antara 0.800 sampai dengan 1.00 Tinggi Antara 0.600 sampai dengan 0.800 Cukup Antara 0.400 sampai dengan 0.600 Agak Rendah Antara 0.200 sampai dengan 0.400 Rendah Antara 0.000 sampai dengan 0.200 Sangat Rendah Sumber: Suharsimi Arikunto (2002: 245)
t = ;db n-2 1
2
= −
− r n r
(42)
Keputusan pengujian validitas menggunakan taraf signifikansi dengan kriteria sebagai berikut:
1. Nilai t dibandingkan dengan harga ttabel dengan dk = n-2 dan taraf signifikasi
α = 0,05.
2. Jika thitung > ttabel maka soal tersebut valid.
3. Jika thitung < ttabel maka soal tersebut tidak valid.
4. Berdasarkan jumlah angket yang diuji sebanyak 100 kasus dengan tingkat kesalahan 5% dan derajat kebebasan (dk) n-2 (100-2=98), maka didapat nilai rtabel
sebesar 0,361.
Adapun langkah-langkah dengan menggunakan program SPSS sebagai berikut: • Masukan program SPSS
• Klik variable vieuw pada SPSS data editor • Pada kolom Name , ketik item 1 sampai item 10
• Pada kolom Decimals angka ganti menjadi 0 untuk seluruh item • Untuk kolom-kolom lainya boleh dihiraukan (isian default) • Buka data vieuw pada SPSS data editor
• Ketikan data sesuai dengan variabelnya • Klik Analyze –Scale – Realibility Analysis. • Klik semua variabel dan masukan ke kotak items.
• Klik Statistics, pada Descriptives for klik scale if item deleted • Klik continue, kemudian klik OK, hasil output yang di dapat.
(43)
1. Hasil Uji Validitas Variabel Gaya Kepemimpinan (X1)
Berdasarkan langkah-langkah di atas, dengan bantuan program Statistical Product and Service Solution (SPSS), hasil uji validitas untuk variabel Gaya Kepemimpinan (X1), tampak pada tabel berikut.
TABEL 3.10
HASIL UJI VALIDITAS ANGKET GAYA KEPEMIMPINAN (X1)
NO ITEM PERTANYAAN
KOEFISIEN
KORELASI T tabel KETERANGAN
1 0,825 0,361 Valid
2 0,408 0,361 Valid
3 0,751 0,361 Valid
4 0,358 0,361 Valid
5 0,342 0,361 Valid
6 0,648 0,361 Valid
7 0,724 0,361 Valid
8 0,815 0,361 Valid
9 0,546 0,361 Valid
10 0,577 0,361 Valid
Tabel di atas memberikan informasi, terdapat 10 item angket yang diuji validitasnya. Berdasarkan hasil perhitungan seluruh item dinyatakan valid. Dengan demikian angket yang digunakan untuk mengumpulkan data variabel gaya kepemimpinan berjumla 10 item
2. Uji Validitas Variabel Budaya Organisasi (X2)
Berdasarkan langkah-langkah di atas, dengan bantuan program Statistical Product and Service Solution (SPSS), hasil uji validitas untuk variabel Budaya Organisasi (X2), tampak pada tabel berikut.
(44)
TABEL 3.11
HASIL UJI VALIDITAS ANGKET BUDAYA ORGANISASI (X2)
NO ITEM PERTANYAAN
KOEFISIEN
KORELASI T tabel KETERANGAN
11 0,564 0,361 Valid
12 0,830 0,361 Valid
13 0,571 0,361 Valid
14 0,853 0,361 Valid
15 0,554 0,361 Valid
16 0,862 0,361 Valid
17 0,752 0,361 Valid
18 0,885 0,361 Valid
19 0,434 0,361 Valid
20 0,820 0,361 Valid
21 0,753 0,361 Valid
22 0,554 0,361 Valid
23 0,685 0,361 Valid
24 0,549 0,361 Valid
25 0,478 0,361 Valid
26 0,683 0,361 Valid
27 0,865 0,361 Valid
28 0,703 0,361 Valid
29 0,498 0,361 Valid
30 0,856 0,361 Valid
31 0,815 0,361 Valid
32 0,855 0,361 Valid
33 0,587 0,361 Valid
Tabel di atas memberikan informasi, terdapat 23 item angket yang diuji validitasnya. Berdasarkan hasil perhitungan seluruhnya terdapat 23 pertanyaan yang dinyatakan valid.. Dengan demikian angket yang digunakan untuk mengumpulkan data variabel budaya organisasi berjumlah 23 item
3. Uji Validitas Variabel Produktivitas Pegawai (Y)
Berdasarkan langkah-langkah di atas, dengan bantuan program Statistical Product and Service Solution (SPSS), hasil uji validitas untuk variabel kinerja mengajar guru (Y), tampak pada tabel berikut.
(45)
TABEL 3.12
HASIL UJI VALIDITAS ANGKET PRODUKTIVITAS PEGAWAI (Y)
NO ITEM PERTANYAAN
KOEFISIEN
KORELASI T tabel KETERANGAN
34 0,451 0,361 Valid
35 0,786 0,361 Valid
36 0,514 0,361 Valid
37 0,838 0,361 Valid
38 0,800 0,361 Valid
39 0,848 0,361 Valid
40 0,522 0,361 Valid
41 0,860 0,361 Valid
42 0,788 0,361 Valid
43 0,692 0,361 Valid
44 0,503 0,361 Valid
45 0,421 0,361 Valid
46 0,883 0,361 Valid
47 0,780 0,361 Valid
48 0,446 0,361 Valid
49 0,440 0,361 Valid
50 0,816 0,361 Valid
Tabel di atas memberikan informasi, terdapat 18 item angket yang diuji validitasnya. hasil perhitungan seluruhnya terdapat 18 pertanyaan yang dinyatakan valid.. Dengan demikian angket yang digunakan untuk mengumpulkan data variabel budaya organisasi berjumlah 18 item.
A. Uji Reliabilitas Angket
Menurut Uma Sekaran (2006:40) Realibilitas adalah pengukuran menunjukan sejauhmana pengukuran tersebut tanpa bias (bebas kesalahan –error free) dan karena itu menjamin pengurkuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalam instrument. Sedangkan Menurut Sugiyono (2002:112) “Reliabilitas adalah pengukuran yang berkali-kali menghasilkan data yang sama atau konsisten”. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2006:178) “Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya
(46)
untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu.”
Rumus yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah rumus alpha sebagai berikut:
Σ
−
−
= 2
t 2 b
11 1
1 k
k r
σ σ
(Suharsimi Arikunto, 1992:165) Keterangan
r11 : Reliabilitas instrument
K : Banyaknya item
Σσb2 : Jumlah varians item
σt2 : Varians total
1) Menghitung koefisien r untuk uji reliabilitas dengan menggunakan rumus alpha, dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut :
a) Untuk mendapatkan koefisien reliabilitas instrumen terlebih dahulu setiap item tersebut dijumlahkan untuk mendapatkan jumlah varians item (Σσb2)
dengan rumus sebagai berikut :
n n (X) X
2 2
2
Σ − Σ =
σ
(Suharsimi Arikunto, 1992:166)
b) Langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan untuk mendapatkan varians total (σt2)
c) Mengkonsultasikan nilai r dengan r product moment untuk mengetahui apakah instrumen angket yang digunakan reliabel atau tidak. Dengan
(47)
kriteria pengujian sebagai berikut: Apabila r11 < rt maka instrumen tidak reliabel. Dalam hal lain instrumen reliabel.
Adapun langkah-langkah dengan menggunakan bantuan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) sebagai berikut :
1. Dari menu, pilih : Analyze
Scale
Realibility Analysis
2. Pilih variabel yang menunjukan skala 3. Pilih Model Alfa
4. Uji Reliabilitas Variabel Gaya Kepemimpinan (X1)
Berdasarkan langkah-langkah di atas, dengan bantuan program Statistical Product and Service Solution (SPSS), untuk variabel Gaya Kepemimpinan (X1), diperoleh r hitung = 0.896 dan dari tabel r product moment diperoleh nilai r tabel dengan n = 28 dan taraf nyata (α) = 0, 05 sebesar rtabel = 0,361. Hal ini berarti r hitung lebih besar r tabel (0.896> 0,361) dengan demikian angket untuk variabel Gaya Kepemimpinan (X1) mempunyai daya ketetapan atau dengan kata lain reliabel.
5. Uji Reliabilitas Variabel Budaya Organisasi (X2)
Berdasarkan langkah-langkah di atas, dengan bantuan program Statistical Product and Service Solution (SPSS), untuk variabel Budaya Organisasi (X2) , diperoleh r hitung = 0.956 dan dari tabel r product moment diperoleh nilai r tabel
(48)
dengan n = 28 dan taraf nyata (α) = 0, 05 sebesar rtabel = 0,361. Hal ini berarti r hitung lebih besar r tabel (0.956> 0,361) dengan demikian angket untuk variabel Budaya Organisasi (X2) mempunyai daya ketetapan atau dengan kata lain reliabel.
6. Uji Reliabilitas Variabel Produktivitas Pegawai (Y)
Berdasarkan langkah-langkah di atas, dengan bantuan program Statistical Product and Service Solution (SPSS), untuk variabel Produktivitas Pegawai (Y), diperoleh r hitung = 0.943 dan dari tabel r product moment diperoleh nilai r tabel dengan n = 28 dan taraf nyata (α) = 0, 05 sebesar r tabel = 0,361. Hal ini berarti r hitung lebih besar r tabel (0.943> 0,361) dengan demikian angket untuk variabel Produktivitas Pegawai (Y) mempunyai daya ketetapan atau dengan kata lain reliabel.
TABEL 3.13
HASIL UJI REALIBILITAS ANGKET
GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN PRODUKTIVITAS PEGAWAI
NO ITEM PERTANYAAN KOEFISIEN
KORELASI T tabel KETERANGAN
1 Gaya Kepemimpinan (X1) 0,896 0,361 Reliabel
2 Budaya Organisasi (X2) 0,956 0,361 Reliabel
(49)
BAB V
KESIMPULAN & REKOMENDASI
5.1Kesimpulan
1. Berdasarkan pengolahan data mengenai pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Produktivitas Pegawai, diperoleh hasil bahwa pengaruh gaya kepemimpinan terhadap produktivitas pegawai adalah 0,769 sedangkan kontribusi X1 terhadap Y sebesar 59,13 %, sedangkan sisanya sebesar
40,87% ditentukan oleh variabel lain. Informasi ini memberikan keterangan bahwa variabel gaya kepemimpinan memberikan pengaruh kuat terhadap produktivitas kerja pegawai. Berdasarkan ketentuan, hipotesis diterima, jika thitung > ttabel. maka diketahui bahwa nilai thitung lebih besar 7,506 > 1,984.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel gaya kepemimpinan terhadap produktivitas kerja pegawai memiliki pengaruh yang signifikan
Perilaku hubungan Dinas Olah Raga dan Pemuda Provinsi Jawa Barat, memiliki skor rata-rata paling tinggi. Sosok pimpinan sebagai kepala dinas pada dinas olah raga & pemuda Provinsi Jawa Barat ini yang berlatar belakang sebagai akademisi, mampu menerapkan hubungan yang harmonis dan kolegial dengan para bawahanya, sehingga memiliki kedekatan emosional yang tinggi dengan para bawahanya yang berdampak pada kesigapan, motivasi dan komitmen yang kuat diantara pegawai dalam menjalankan pekerjaanya.
(50)
2. Berdasarkan pengolahan data mengenai pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Produktivitas Pagawai, diperoleh hasil bahwa pengaruh variabel budaya organisasi terhadap produktivitas kerja pegawai adalah 0,716. sedangkan kontribusi X2 terhadap Y yaitu sebesar 51,26 %, sedangkan
sisanya sebesar 48,73% ditentukan oleh variabel lain. Informasi ini memberikan keterangan bahwa variabel budaya organisasi memberikan pengaruh kuat terhadap produktivitas kerja pegawai. Berdasarkan ketentuan, hipotesis diterima, jika thitung > ttabel yaitu 5,629 > 1,984 maka diketahui
bahwa nilai thitung lebih besar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa budaya
organisasi terhadap produktivitas kerja pegawai memiliki pengaruh yang signifikan
Inovasi dan pengambilan resiko, memiliki skor rata-rata paling tinggi. Sosok kepala dinas yang berlatar belakang sebagai akademisi dan juga praktisi dalam bidang keolah ragaan dan kepemudaan, sehingga mampu merencanakan, membangun dan mengembangkan berbagai program dan terobosan baru dalam berbagai sektor pada keolah ragaan dan kepemudahaan. Selain itu berbagai kerjasama dengan berbagai stakeholder dengan mudah dijajaki sehingga disini pimpinan mampu mengambil resiko dengan kematangan dan pengalaman yang dimiliknya, ditambah dengan dukungan dan dorongan para pegawainya, sehingga dinas olah raga dan pemuda ini mampu menjadi pendorong dalam birokrasi dan juga mendorong masyarakat dalam membangun mental dan sipirt olah raga dan kepemudaan.
(51)
5.2Rekomendasi
1. Gaya kepemimpinan terbukti mempengaruhi secara positif dan signifikan terhadap tingkat produktivitas pegawai. Perilaku Tugas mendapatkan skor terendah, oleh karena itu, pimpinan memberikan pengarahan sejelaskan mungkin terhadap tugas yang dikerjakan pegawai, selain itu Dinas Olah Raga & Pemuda Provinsi Jawa Barat memberikan program pelatihan dalam rangka meningkatkan produktivitas pegawai.
2. Budaya organisasi terbukti mampu mempengaruhi secara positif dan signifikan terhadap tingkat produktivitas pegawai. Perhatian kepada kerincian mendapatkan skor terendah. Oleh karena itu pimpinan menggagas untuk melibatkan pihak ekternal dari berbagai unsur seperti akademisi, praktisi, organisasi kepemudaan, organisasi kemasyarakatan dalam menyusun program yang memerlukan ketelitian dan kerincian yang ada dalam program keolah ragaan dan kepemudaan.
3. Variabel gaya kepimpinan dan budaya organisasi terbukti mempengaruhi secara positif dan signifikan terhadap tingkat produktivitas kerja pegawai. Akan tetapi terdapat variabel lain yang dapat mempengaruhi tingkat produktivitas kerja pegawai yang belum diteliti dalam penelitian ini, oleh karena itu perlu melakukan penelitian lebih lanjut
(52)
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Sanusi. (2009). Kepemimpinan Sekarang dan Masa Depan. Bandung. Prospect.
Achmad Sobirin. (2009). Budaya Organisasi. Yogyakarta. UPP STIM YKPN Asep Hermawan.(2006). Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif. Jakarta:PT
Gramedia Widia Sarana Indonesia
David A Aaker, V Kumar dan George S.Day.(2004).Marketing Research Eight Adition.USA:John Willey and Sons Inc
Djokosantoso Moeljono (2005). Cultured. Budaya Organisasi Dalam Tantangan. PT Elex Media Komputindo. Kelompok Gramedia – Jakarta.
Dwi Priyatno. (2008). Mandiri Belajar SPSS. Jakarta. Mediakom.
Fred N. Kerlinger. (2006). Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta. UGM Press.
Hani Handoko. (2008). Manajmenen. BPFE Yogyakarta
Harun Al Rasyid.(1994).Teknik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala, Program Studi Ilmu Sosial, Bidang Kajian Utama, Sosiologi, Antropologi.Bandung, Program Pasca Sarjana Universitas Padjajaran Haryono Sudriamunawar.(2006). Kepemimpinan, Peran Serta dan Produktivitas.
Mandar Maju. Bandung
Husain Umar.(2002).Metode Riset Bisnis.Jakarta:PT Gramedia
Johanes Basuki. 1997. Budaya Organisasi Konsep dan terapan, Jakarta, Yayasan Pembina Manajemen
Kartini kartono.(1982). Pemimpin dan Kepemimpinan. PT Raja Grafindo Persada Jakarta.
Kast & Rosenzweig. 1996. Organisasi dan Manajemen. Alih Bahasa Hasymi. Edisi 4) Bandung: Bumi Aksara
Kotter, John P. dan James L. Heskett 1997. Corporate Culture and Performance. Alih Bahasa Benyamin Molan. Jakarta: PT Prenhalindo
(1)
179
2.
Berdasarkan pengolahan data mengenai pengaruh Budaya Organisasi
Terhadap Produktivitas Pagawai, diperoleh hasil bahwa pengaruh variabel
budaya organisasi terhadap produktivitas kerja pegawai adalah 0,716.
sedangkan kontribusi X
2terhadap Y yaitu sebesar 51,26 %, sedangkan
sisanya sebesar 48,73% ditentukan oleh variabel lain. Informasi ini
memberikan keterangan bahwa variabel budaya organisasi memberikan
pengaruh kuat terhadap produktivitas kerja pegawai. Berdasarkan ketentuan,
hipotesis diterima, jika t
hitung> t
tabelyaitu 5,629 > 1,984 maka diketahui
bahwa nilai t
hitunglebih besar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa budaya
organisasi terhadap produktivitas kerja pegawai memiliki pengaruh yang
signifikan
Inovasi dan pengambilan resiko, memiliki skor rata-rata paling tinggi. Sosok
kepala dinas yang berlatar belakang sebagai akademisi dan juga praktisi
dalam bidang keolah ragaan dan kepemudaan, sehingga mampu
merencanakan, membangun dan mengembangkan berbagai program dan
terobosan baru dalam berbagai sektor pada keolah ragaan dan
kepemudahaan. Selain itu berbagai kerjasama dengan berbagai stakeholder
dengan mudah dijajaki sehingga disini pimpinan mampu mengambil resiko
dengan kematangan dan pengalaman yang dimiliknya, ditambah dengan
dukungan dan dorongan para pegawainya, sehingga dinas olah raga dan
pemuda ini mampu menjadi pendorong dalam birokrasi dan juga
mendorong masyarakat dalam membangun mental dan sipirt olah raga dan
kepemudaan.
(2)
5.2
Rekomendasi
1.
Gaya kepemimpinan terbukti mempengaruhi secara positif dan signifikan
terhadap tingkat produktivitas pegawai. Perilaku Tugas mendapatkan skor
terendah, oleh karena itu, pimpinan memberikan pengarahan sejelaskan
mungkin terhadap tugas yang dikerjakan pegawai, selain itu Dinas Olah Raga
& Pemuda Provinsi Jawa Barat memberikan program pelatihan dalam
rangka meningkatkan produktivitas pegawai.
2.
Budaya organisasi terbukti mampu mempengaruhi secara positif dan
signifikan terhadap tingkat produktivitas pegawai. Perhatian kepada
kerincian mendapatkan skor terendah. Oleh karena itu pimpinan menggagas
untuk melibatkan pihak ekternal dari berbagai unsur seperti akademisi,
praktisi, organisasi kepemudaan, organisasi kemasyarakatan dalam
menyusun program yang memerlukan ketelitian dan kerincian yang ada
dalam program keolah ragaan dan kepemudaan.
3.
Variabel gaya kepimpinan dan budaya organisasi terbukti mempengaruhi
secara positif dan signifikan terhadap tingkat produktivitas kerja pegawai.
Akan tetapi terdapat variabel lain yang dapat mempengaruhi tingkat
produktivitas kerja pegawai yang belum diteliti dalam penelitian ini, oleh
(3)
181
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Sanusi. (2009). Kepemimpinan Sekarang dan Masa Depan. Bandung. Prospect.
Achmad Sobirin. (2009). Budaya Organisasi. Yogyakarta. UPP STIM YKPN
Asep Hermawan.(2006). Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif. Jakarta:PT Gramedia Widia Sarana Indonesia
David A Aaker, V Kumar dan George S.Day.(2004).Marketing Research Eight Adition.USA:John Willey and Sons Inc
Djokosantoso Moeljono (2005). Cultured. Budaya Organisasi Dalam Tantangan. PT Elex Media Komputindo. Kelompok Gramedia – Jakarta.
Dwi Priyatno. (2008). Mandiri Belajar SPSS. Jakarta. Mediakom.
Fred N. Kerlinger. (2006). Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta. UGM Press.
Hani Handoko. (2008). Manajmenen. BPFE Yogyakarta
Harun Al Rasyid.(1994).Teknik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala, Program Studi Ilmu Sosial, Bidang Kajian Utama, Sosiologi, Antropologi.Bandung, Program Pasca Sarjana Universitas Padjajaran
Haryono Sudriamunawar.(2006). Kepemimpinan, Peran Serta dan Produktivitas. Mandar Maju. Bandung
Husain Umar.(2002).Metode Riset Bisnis.Jakarta:PT Gramedia
Johanes Basuki. 1997. Budaya Organisasi Konsep dan terapan, Jakarta, Yayasan Pembina Manajemen
Kartini kartono.(1982). Pemimpin dan Kepemimpinan. PT Raja Grafindo Persada Jakarta.
Kast & Rosenzweig. 1996. Organisasi dan Manajemen. Alih Bahasa Hasymi. Edisi 4) Bandung: Bumi Aksara
Kotter, John P. dan James L. Heskett 1997. Corporate Culture and Performance. Alih Bahasa Benyamin Molan. Jakarta: PT Prenhalindo
(4)
Luthans, Fred. 1985. Organizational Behavioral. Fifth Edition. California: McGraw Hill International
Mangkunegara, Anwar Prabu. (2006). Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Refika Aditama.
Meijia, Balkin and Cardy. (1995). Managing Human Resource. New York,
Prentice Hall Englewood Clif. Terjemahan: Gunung Agung.
Miftah Toha.(1983). Kepemipinan dalam Manajemen. PT Raja Grafindo Persada Jakarta
Paul Hersey & Ken Blancard. (1995). Manajemen Perilaku Organisasi
Pendayagunaan Sumber Daya Manusia. Erlangga
Perace dan Robinson. (2008). Manajemen Strategis, Formulasi, Impelementasi dan Pengendalian. Salemba Empat Jakarta
Putti, Joseph M. 1992. Understanding Produktivity. Federal Publication : Singapore.
Riduwan (2008), Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Alfabeta. Bandung
Robet Maltis dan John H Jakson. (2006). Human Resource Management. Salemba Empat. Jakarta
Robbins P. Stephen. 1996. Teori Organisasi. Alih Bahasa Hadyana. Jakarta: Bumi Aksara
__________. 2001. Organizational Behavior, 9th ed.. Upper Saddle River, New Jersey, 07458: Prentice-Hall Inc.
Schein. 1993. Organizational Design, Arlington Heights, Third Edition, AHM Publishing.
Schein. Edgar H. 1985. Psikologi Organisasi. Alih Bahasa oleh Nurul Iman. Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo
Sedarmayanti.(2009). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Mandar Maju.
Sedarmayanti.(2009). Tata Kerja dan Produktivitas. Mandar Maju.
Sekaran,Uma.(2006).Research Methods for Business Edisi 4.Jakarta:Salemba Empat
(5)
183
Siagian, Sondang, P. 1992. Kerangka Dasar Ilmu Administrasi. Jakarta: PT Rineka Cipta
Soekarso dkk (2010). Teori Kepemimpinan. Jakarta. Mitra Wacana Media
Sugiyono.(2006). Metode Penelitian Bisnis.Bandung:Alfabeta
Suharsimi Arikunto.(2002). Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi V. Jakarta:Rineka Cipta
Susanto, AB. 1997. Budaya Perusahaan. Jakarta: PT Elekmedia Komputindo
Suwatno (2007). Pengaruh Budaya Organisasi dan Komunikasi Organisasi
Terhadap Motivasi Berprestasi Serta Implikasinya Terhadap Kinerja. Disertasi Doktor Ilmu Komunikasi UNPAD Bandung : tidak dipublikasikan
Thoby Mutis dan Vincent Gaspersz. 1994. Nuansa menuju perbaikan kualitas dan produktvitas. Trisakti Jakarta.
Timpe A. Dale 1989. The art an d science of business management productivity. New York : Kend Publishing
Tjutju Yuniarsih dan Suwatno.(2008). Manajemen Sumber Daya Manusia, Teori,
APlikasi dan Penelitian. ALFABETA Bandung.
Veithzal Rivai dan Ella Jauvani Sagala.(2009). Manajemen Sumber Daya
Manusia untuk perusahaan, Dari Teori ke Praktik. Rajawali Pers PT Raja Grafindo Persada Jakarta.
Wibowo (2010). Budaya Organisasi. Sebuah kebutuhan untuk meningakatkan
kinerja jangka panjang. Rajawali Pers PT Raja Grafindo Persada Jakarta.
Zikmund,William G.(2003).Exploring Marketing Research 8
Edition.USA,Ohio;South Western, A Division of Thomson Learning
Jurnal
Budi Santoso (2005). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai. Manajerial Vol 3 No 08
Budi Santoso (2008). Gaya Kepemimpinan dan Stress Kerja Sumber Daya
Manusia. Manajerial. Vol 6 N0 12
Edi Suryadi (2003). Kepemimpinan Transformasi dan Budaya Organisasi.
(6)
Edi Suryadi (2005). Pengaruh Sistem Komunikasi Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja Manajer Timgkat dasar pada BUMN Sektor jasa di Jawa Barat. Manajerial. Vol 3 No 08
Miswan (2006). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Terhadap
Prodfuktivitas kerja pegawai .Manajerial vol 5 no 09
Nani Hartini (2005). Budaya Organisasi dalam lingkup Manajemen Stratejik. Manajerial. Vol 3 No 08.
Suwatno (2005), Pengaruh Penempatan Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Administrasi. Manajerial Vol 3 No 08.
Suwatno (2005). Pengembamngan SDM Menuju Peningkatan IPM. Manajerial.
Vol 4 no 07
Internet
http://artikel-media.blogspot.com/2010/04/ironi-olah-raga-jawa-barat.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pekan_Olahraga Nasional_XVI & XVII 2010
http://id.wikipedia.org/wiki/PON
http://nasional.vivanews.com/news/read/110223/jawa barat miliki kasus hiv aids tertinggi
http://www.harianglobal.com/hari hivaids sedunia kasus terbanyak di jawa barat dan bali
http://www.pikiran-rakyat.com/node/81752
http://www.pikiran-rakyat.com/node/82014