PERAN DINAS PEMUDA DAN OLAH RAGA TERHADAP EKSISTENSI OLAH RAGA EKSTRIM DI PROVINSI LAMPUNG (Studi pada Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung)

  PERAN DINAS PEMUDA DAN OLAH RAGA TERHADAP EKSISTENSI OLAH RAGA EKSTRIM DI PROVINSI LAMPUNG (Studi pada Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung) (Jurnal) Oleh MUHAMMAD AFIF SUBAYYIL NPM. 1342011123 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

  

ABSTRAK

PERAN DINAS PEMUDA DAN OLAH RAGA TERHADAP EKSISTENSI

OLAH RAGA EKSTRIM DI PROVINSI LAMPUNG

(Studi pada Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung)

Oleh

  

Muhammad Afif Subayyil, Charles Jackson, Elman Eddy Patra

  Keberadaan olahraga ekstrim di Provinsi Lampung seharusnya mendapatkan pembinaan dan pengembangan sebagaimana diatur dalam Pasal 12 Ayat (2) Undang- Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, namun secara formal Pemerintah Provinsi belum mengatur mengenai keberadaan olahraga ekstrim dalam sebuah Peraturan Daerah, Peraturan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga maupun produk hukum lainnya. Permasalahan dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimanakah peran Dinas Pemuda dan Olahraga terhadap eksistensi olah raga ekstrim di Provinsi Lampung? (2) Apakah faktor-faktor yang menjadi penghambat peran Dinas Pemuda dan Olahraga terhadap eksistensi olah raga ekstrim di Provinsi Lampung? Pendekatan penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif dan empiris. Jenis data terdiri dari data primer dan data sekunder, yang dikumpulkan melalui studi pustaka dan studi lapangan. Informan penelitian berasal dari Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung dan Forum Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (Formi) Provinsi Lampung. Analisis data dilakukan secara kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Peran Dinas Pemuda dan Olahraga terhadap eksistensi olah raga ekstrim di Provinsi Lampung dilaksanakan dengan mengizinkan para penggiat olahraga ekstrim untuk beraktivitas/berlatih di areal PKOR Way Halim, sebagai wujud kepedulian dan pembinaan. Hal merupakan kebijakan yang bersifat diskresi atau fries ermessen dari kepala Dinas, mengingat selama ini belum ada Peraturan Daerah Provinsi Lampung atau Peraturan dari Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung yang secara khusus mengatur olahraga ekstrim. (2) Faktor penghambat peran Dinas Pemuda dan Olahraga terhadap eksistensi olah raga ekstrim di Provinsi Lampung adalah belum adanya data yang valid mengenai olahraga ekstrim mengenai jenis olahraganya, jumlah penggiatnya, program dan kegiatannya serta kepengurusannya. Selain itu belum adanya bidang khusus yang membawahi olahraga ekstrim sehingga menjadi kendala bagi Dinas Pemuda dan Olahraga untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap olahraga ekstrim. Saran dalam penelitian ini adalah: (1) Pemerintah Provinsi Lampung dan Dinas Pemuda dan Olahraga disarankan untuk memberlakukan peraturan terkait dengan olahraga ektrim di Provinsi Lampung sebagai wujud pembinaan (2) Dinas Pemuda dan Olahraga disarankan untuk membentuk bidang atau subbidang khusus dalam struktur organisasi yang membawahi olahraga ekstrim, sehingga memudahkan dalam pembinaan dan pengawasan terhadap olahraga ektsrim. Kata Kunci: Peran, Dinas Pemuda dan Olahraga, Olahraga Ekstrim

  

ABSTRACT

THE ROLE OF YOUTH AND SPORTS OFFICE AGAINST THE EXISTENCE

OF EXTREME SPORTS IN LAMPUNG PROVINCE

(Study at Lampung Province Youth and Sports Office)

By

  

Muhammad Afif Subayyil, Charles Jackson, Elman Eddy Patra

Existence of extreme sports in Lampung Province should get coaching and

development as regulated in Article 12 Paragraph (2) of Law Number 3 Year 2005

concerning National Sport System, but formally Provincial Government has not

regulate the existence of extreme sport in a Regional Regulation, Head of Regulation

The Office of Youth and Sports as well as other legal products. The problems in this

research are: (1) How is the role of Youth and Sports Office against the existence of

extreme sports in Lampung Province? (2) What are the factors that inhibit the role of

the Youth and Sports Office against the existence of extreme sports in Lampung

Province? The research approach used is juridical normative and empirical. This

type of data consists of primary and secondary data, collected through literature

studies and field studies. The research informants came from the Lampung Provincial

Youth and Sports Office and the Sports Forum for Indonesian Society Recreation

(Formi) Lampung Province. Data analysis is done qualitatively. The results of this

study indicate: (1) The role of the Office of Youth and Sports on the existence of

extreme sports in Lampung Province implemented by allowing the extreme sports

activists to move / train in the area PKOR Way Halim, as a form of awareness and

coaching. It is a discretionary policy or fries ermessen from the head of the

Department, since so far there has been no Provincial Regulation of Lampung or

Regulations from the Office of Youth and Sports Lampung Province that specifically

regulate extreme sports. (2) The inhibiting factor of the role of the Youth and Sports

Office against the existence of extreme sports in Lampung Province is the absence of

valid data on extreme sports regarding the type of sport, the number of activists, the

program and its activities and its stewardship. In addition there is no special field

that oversees extreme sports so it becomes an obstacle for the Office of Youth and

Sports to conduct coaching and supervision of extreme sports. Suggestions in this

research are: (1) Lampung Provincial Government and Department of Youth and

Sports is suggested to enact rules related to extreme sports in Lampung Province as a

form of coaching (2) Youth and Sports Office is suggested to form a special field or

subdistrict within the organizational structure that oversees extreme sports, making it

easier in coaching and oversight of extreme sports.

  Keywords: Role, Office of Youth and Sports, Extreme Sports

I. PENDAHULUAN

  Keolahragaan menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional adalah segala aspek yang berkaitan dengan olahraga yang memerlukan pengaturan, pendidikan, pelatihan, pembinaan, pengembangan, dan pengawasan. Sementara itu Pasal 1 angka 4, olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial.

  Olahraga pada dasarnya merupakan bentuk kegiatan untuk melatih tubuh atau jasmani dan rohani seseorang. Falsafah olahraga yang tak asing lagi yaitu di dalam tubuh yang kuat akan terdapat jiwa yang sehat pula. Melalui aktivitas olahraga banyak hal yang positif di dapatkan. Olahraga dibagi menjadi dua kelompok utama, yaitu: olahraga permainan dan olahraga ketangkasan. Pada perkembangannya mulai dikenal istilah extreme game atau olahraga ekstrim. Olahraga ini lebih mengarah kepada olahraga yang lebih modern dan lebih individualis yang memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi.

  memacu adrenalin, namun juga memberikan manfaat kesehatan yang tidak sedikit. Saat sedang stres berat 1 M. Giriwijono S. Ali, Ilmu Faal Olahraga,

  Fungsi Tubuh Manusia pada Olahraga untuk Kesehatan dan untuk Prestasi . Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. UPI. Bandung. 2005. hlm. 13

  misalnya, melakukan olahraga ekstrem bisa menjadi solusinya. Ada beberapa karakteristik umum yang membedakan olahraga ekstrem dengan olahraga lain pada umumnya. Meskipun tidak eksklusif untuk anak muda, namun olahraga ekstrem cenderung dilakukan oleh mereka yang berusia 15 sampai 45 tahun. Patokan umur ini bergantung kepada jenis dari olahraga ekstrim yang dilakukan serta tingkat kesehatan pelakunya. Ciri khas lainnya adalah olahraga ekstrem tidak dipraktikkan dalam kegiatan olahraga di sekolah, serta cenderung dilakukan individual daripada berkelompok. Selain itu, mereka yang melakukan olahraga ekstrem biasanya mendapatkan bimbingan khusus terlebih dahulu dari para ahli yang telah berpengalaman sebelum melakukannya.

  2 Olahraga ekstrem juga memiliki

  kekhususan tersendiri. Apabila olahraga lainnya mengedepankan persaingan dengan kompetitor, maka olahraga ekstrem berfokus pada menaklukkan rasa takut diri sendiri dan bagaimana kita bisa menghadapi tantangan alam. Variabel-variabel lingkungan yang tidak bisa ditebak, seperti cuaca dan medan yang terkait termasuk ketinggian, angin, air, salju dan dataran ekstrem, menjadi bagian dari tantangan yang harus bisa ditaklukkan para penikmat olahraga ekstrem. Karena fenomena alam tidak dapat dikendalikan, kesiapan mental serta ketrampilan memiliki pengaruh sangat besar dalam olahraga ekstrem. Beberapa jenis olahraga ekstrim adalah

1 Olahraga ekstrem tidak hanya bisa

  bungee jumping

  (melompat dari 2

  http://health.detik.com/read/2011/02/06/141749/ 1561039/1073/olahraga-ekstrem-dan- manfaatnya. Diakses Sabtu 15 April 2017 ketinggian), gliding (olahraga terbang layang),

  mountain biking

  (sepeda gunung), climbing (panjat tebing) dan surfing (berselancar).

  penelitian ini adalah adanya para penggiat olahraga ekstrim di Provinsi Lampung, namun secara formal Pemerintah Provinsi belum mengatur mengenai keberadaan olahraga ekstrim dalam sebuah Peraturan Daerah, Peraturan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga maupun produk hukum lainnya. Demikian pula halnya dengan Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung yang belum memiliki suatu bidang khusus guna memberikan pembinaan maupun mewadahi olahraga ekstrim yang ada di Provinsi Lampung.

  Sesuai dengan Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional diketahui bahwa sistem keolahragaan nasional merupakan keseluruhan subsistem keolahragaan yang saling terkait secara terencana, terpadu, dan berkelanjutan untuk mencapai tujuan keolahragaan nasional. Subsistem yang dimaksud, antara lain, pelaku olahraga, organisasi olahraga, dana olahraga, prasarana dan sarana olahraga, peran serta masyarakat, dan penunjang keolahragaan termasuk ilmu pengetahuan, teknologi, informasi, dan industri olahraga. Interaksi antarsubsistem perlu diatur guna mencapai tujuan keolahragaan nasional 3

  http://health.detik.com/read/2011/02/06/141749/ 1561039/1073/olahraga-ekstrem-dan- manfaatnya. Diakses Sabtu 15 April 2017

  yang manfaatnya dapat dirasakan oleh semua pihak. Seluruh subsistem keolahragaan nasional diatur dengan memperhatikan keterkaitan dengan bidang-bidang lain serta upaya-upaya yang sistematis dan berkelanjutan guna menghadapi tantangan subsistem, antara lain, melalui peningkatan koordinasi antarlembaga yang menangani keolahragaan, pemberdayaan organisasi keolahragaan, pengembangan sumber daya manusia keolahragaan, pengembangan prasarana dan sarana, peningkatan sumber dan pengelolaan pendanaan, serta penataan sistem pembinaan dan pengembangan olahraga secara menyeluruh. Amanat Pasal 12 Ayat (2) Undang- Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional menyebutkan pemerintah daerah mempunyai tugas untuk melaksanakan kebijakan dan mengoordinasikan pembinaan dan pengembangan keolahragaan serta melaksanakan standardisasi bidang keolahragaan di daerah. Selanjutnya Pasal 13 Ayat (3) menyebutkan bahwa pemerintah daerah mempunyai kewenangan untuk mengatur, membina, mengembangkan, melaksanakan, dan mengawasi penyelenggaraan keolahragaan di daerah. Selain itu secara normatif Peran Pemerintah Daerah di bidang keolahragaan adalah dalam hal pembinaan dan pengembangan olahraga, sebagaimana diatur dalam Pasal 21 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional:

3 Fenomena yang melatar belakangi

  (1) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib melakukan pembinaan dan pengembangan olahraga sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya.

  (2) Pembinaan dan pengembangan sebagaimana dimaksud pada Ayat

  (1) meliputi pengolahraga, ketenagaan, pengorganisasian, pendanaan, metode, prasarana dan sarana, serta penghargaan keolahragaan. (3)

  Pembinaan dan pengembangan keolahragaan dilaksanakan melalui tahap pengenalan olahraga, pemantauan, pemanduan, serta pengembangan bakat dan peningkatan prestasi. (4)

  Pembinaan dan pengembangan keolahragaan dilaksanakan melalui jalur keluarga, jalur pendidikan, dan jalur masyarakat yang berbasis pada pengembangan olahraga untuk semua orang yang berlangsung sepanjang hayat. Sesuai dengan ketentuan di atas maka secara Pemerintah Daerah Provinsi Lampung melalui Dinas Pemuda dan Olahraga idealnya mengatur, membina, mengembangkan, melaksanakan, dan mengawasi penyelenggaraan keolahragaan di daerah, termasuk di dalamnya olahraga ekstrim. Hal ini penting dilakukan agar olahraga ekstrim di Provinsi Lampung mendapatkan pembinaan dan pengarahan serta fasilitasi kegiatan maupun sarana dan prasarana dari Pemerintah Daerah, sehingga kegiatannya menjadi terarah dalam rangka mengakomodasi minat dan bakat para penggiat olahraga ekstrim ini sehingga menjadi lebih positif dan bermanfaat bagi perkembangan

  Berdasarkan uraian singkat latar belakang tersebut maka ada dua pokok masalah yang akan dibahas: 1.

  Bagaimanakah peran Dinas Pemuda dan Olahraga terhadap eksistensi olah raga ekstrim di Provinsi Lampung? 2. Apakah faktor-faktor yang menjadi penghambat peran Dinas Pemuda dan Olahraga terhadap eksistensi olah raga ekstrim di Provinsi Lampung? II.

METODE PENELITIAN

  Pendekatan penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif dan empiris. Jenis data terdiri dari data primer dan data sekunder, yang dikumpulkan melalui studi pustaka dan studi lapangan. Informan penelitian berasal dari Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung dan Forum Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (Formi) Provinsi Lampung. Analisis data dilakukan secara kualitatif.

  III. PEMBAHASAN A. Peran Dinas Pemuda dan Olahraga terhadap Eksistensi Olah Raga Ekstrim di Provinsi Lampung

  Keberadaan olahraga ekstrim di Provinsi Lampung menunjukkan bahwa terdapat para peminat dan penggiat jenis olahraga ini, namun pada kenyataannya belum ada satupun produk hukum, baik Peraturan Daerah, Peraturan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga maupun regulasi lainnya yang mengatur tentang Menurut penjelasan Edi Sunarso selaku Kepala Bidang Olahraga Prestasi pada Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung, diketahui bahwa memang sampai dengan saat ini belum ada satupun peraturan daerah maupun peraturan lainnya yang mengatur olahraga ekstrim, namun demikian Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung tetap memberikan perhatian terhadap para penggiat olahraga ekstrim ini dengan cara mempersilakan para penggiat olahraga ekstrim untuk menyalurkan hobi, minat dan bakat mereka dengan cara menyediakan prasarana olahraga, salah satunya adalah Pusat Kegiatan Olah Raga (PKOR) Way Halim Bandar Lampung. Di PKOR tersebut para penggiat olahraga ekstrim dapat berlatih dan menggunakan fasilitas yang ada dengan syarat mengajukan perizinan dan menjaga berbagai sarana prasarana yang ada dengan penuh tanggung jawab. Pusat Kegiatan Olah Raga (PKOR) Way Halim adalah asset milik Pemerintah Provinsi Lampung, yang pengelolaannya diserahkan kepada Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Gubernur Lampung Nomor: G/550/B.X/HK/2009 Tentang Penetapan Status Penggunaan Barang Milik Pemerintah Provinsi Lampung Berupa Sarana dan Prasarana Olahraga.

  Dalam keputusan gubernur tersebut dinyatakan bahwa penggunaan, pemanfaatan dan pemeliharaan PKOR Way Halim dikelola oleh Dinas Pemuda dan Olahraga.

  Secara geografis, PKOR Way Halim berada dalam wilayah Kelurahan Way Halim, tetapi segala bentuk penggunaan,

  Way Halim Kota tidak bersangkut paut atau tidak ada kaitannya dengan Pemerintah Kelurahan Way Halim. Hal ini dikarenakan status kepemilikan aset yang sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Lampung, meskipun asset tersebut berada dalam wilayah Kota Bandar Lampung. Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung memberikan izin kepada para penggiat olahraga ekstrim untuk berlatih dan meningkatkan kemampuan serta keterampilan mereka di PKOR Way Halim, sebagai wujud kepedulian Dinas Pemuda dan Olahraga terhadap perkembangan olahraga ekstrim tersebut. Hal ini merupakan bentuk kebijakan Kepala Dinas, mengingat belum adanya regulasi daerah yang secara khusus mengatur tentang olahraga ekstrim. Sesuai dengan penjelasan di atas maka kebijakan Kepala Dinas terhadap kegiatan olahraga ekstrim di PKOR Way Halim termasuk dalam kebijakan yang bersifat fries ermessen yang ditempuh oleh Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga karena tidak adanya kebijakan dari Pemerintah Provinsi atau Dinas Pemuda dan Olahraga terkait dengan para penggiat olahraga ekstrim yang berlatih di PKOR Way Halim. Oleh karena itu Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga menempuh kebijakan fries ermessen dengan pertimbangan bahwa para penggiat olahraga ekstrim yang berlatih di areal ini merupakan bagian dari masyarakat yang mencari menyalurkan minat dan bakat di bidang olahraga. Kebijakan fries ermessen harus didasarkan pada kepentingan bagi aparat pemerintah untuk menolak mengambil suatu kebijakan, meskipun undang-undang atau maupun produk hukum lainnya tidak mengatur tindakan tersebut secara formil, tetapi bukan berarti bahwa situasi tersebut akan menutup ruang untuk memberikan kepentingan dan memanfaatkan kebebasan tersebut agar berfungsi secara maksimal dan bukan justru melukai rasa keadilan masyarakat.

  ditempuh Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga merupakan kebebasan bertindak atas inisiatif dan kebijakan sendiri dari administrasi negara. Fungsi publik service dalam penyelenggaraan pemerintahan negara kesejahteraan (welfare state) mengakibatkan terjadinya pergeseran sebagian kekuasaan antarlembaga negara yaitu dari lembaga legislatif ke lembaga eksekutif (administrasi negara). Diskresi adalah pejabat penguasa tidak boleh menolak mengambil keputusan dengan alasan tidak ada peraturannya dan oleh karena itu diberi kebebasan untuk mengambil keputusan menurut pendapat sendiri asalkan tidak melanggar asas yuriditas dan asas legalitas. Sedangkan hakikat demokrasi yaitu adanya kebebasan bertindak bagi administrasi negara untuk menjalankan fungsinya secara dinamis guna menyelesaikan persoalan-persoalan penting yang mendesak, sedang aturan untuk itu belum ada. Bukan kebebasan dalam arti yang seluas-luasnya dan tanpa batas, tetap terikat kepada batas-batas 4 Marbun, SF. Pokok-pokok Pemikiran Hukum

  Administrasi Negara , UII Press, Yogyakarta, 2001. hlm. 76

  tertentu yang diperkenankan oleh hukum administrasi negara. Pertimbangan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga dalam memberikan izin pada penggiat olahraga ekstrim untuk berlatih adalah selama ini merupakan pelaku olahraga yang belum banyak mendapatkan pembinaan dari pemerintah. Hukum administrasi negara sebagai landasan kerja bagi pemerintah mempunyai peranan yang sangat dominan dan penting, sebab inti hakekat hukum administrasi negara adalah dimungkinkan administrasi negara (pemerintah) untuk menjalankan fungsinya dan melindungi warga terhadap sikap tindak administrasi negara dalam arti mengatur kehidupan warganya dalam mengeluarkan ketetapan-ketetapan yang menimbulkan akibat hukum bagi obyek yang diaturnya Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga menempuh kebijakan freies ermessen sebagai kebebasan atau keleluasaan administrasi negara untuk bertindak atas inisiatif sendiri dan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang mendesak yang belum ada aturannya untuk itu. Kebijakan tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan. Pemerintah dalam menjalankan tugasnya senantiasa dengan sikap-tindak tidak lepas dari kekuasaan yang melekat padanya. Sesuai asas legalitas, bahwa setiap tindakan pemerintah harus memiliki dasar peraturan perundang-undangan yang berlaku, karena asas legalitas menjadi sendi utama suatu negara hukum. Akan tetapi keberadaan asas legalitas tetap akan menjadi problema tersendiri. Sebabnya, bagaimanapun juga perkembangan sosial dapat berubah

4 Kebijakan freies ermessen yang

  dibandingkan dengan peraturan perundang-undangan selalu ketinggalan dan belum mengikuti perkembangan. Pemberinan izin dimaksudkan agar terdapat kepastian dan pengakuan terhadap keberadaan olahraga ekstrim, sedangkan di sisi lainnya ini merupakan dasar hukum yang kuat bagi Pemerintah untuk melakukan fasilitasi atau pembinaan terhadap penggiat olahraga ekstrim. Freies ermessen yang ditempuh didasarkan pada kebebasan untuk bertindak atas inisiatif sendiri menyelesaikan persoalan-persoalan pentingdan mendesak yang muncul secara tiba-tiba dimana hukum (peraturan perundang-undangan) tidak mengaturnya, serta dapat dipertanggungjawabkan secara hukum dan moral. Di samping itu, bagi negara yang bersifat welfare state (Indonesia) asas legalitas saja tidak cukup untuk dapat berperan secara maksimal dalam melayani kepentingan masyarakat khususnya dalam menghadapi perkembangan ekonomi di era globalisasi. Freies ermessen merupakan kebebasan yang diberikan kepada Tata Usaha Negara dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan.

  Keberadaan olahraga ekstrim adalah perkembangan olahraga yang semakin banyak variasinya pada berbagai daerah di Indonesia, sehingga perlu disikapi sebagai perkembangan yang positif. Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga memiliki kebebasan bertindak atau mengambil keputusan pada pejabat publik yang berwenang berdasarkan pendapat sendiri. Diskresi diperlukan sebagai pelengkap asas legalitas, yaitu asas hukum yang menyatakan bahwa negara harus berdasarkan ketentuan undang-undang, akan tetapi tidak mungkin bagi undang-undang untuk mengatur segala macam hal dalam praktek kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu diperlukan adanya kebebasan atau diskresi pada pejabat publik dalam melaksanakan tugas, fungsi dan kewajiban yang dibebankan kepadanya.Sehingga dapat dikatakan bahwa untuk mengatur hal-hal yang lebih rinci dari pelaksanaan suatu ketentuan undang-undang, pemerintah atau dalam hal ini pejabat publik diberikan kebebasan untuk mengambil keputusan berdasarkan pendapat sendiri, namun ini tidak berarti tidak ada rambu- rambu atau koridor-koridor hukum yang membatasinya. Pendapat pribadi pejabat publik tersebut tetap harus merupakan pengejawantahan atau sekurang- kurangnya sejiwa dengan undang- undang yang melandasinya tersebut, kemudian asas moralitas dan rasa keadilan masyarakat seharusnya tetap dijiwai diskresi tersebut. Pada dasarnya peraturan secara formal tentang pembinaan olahraga ekstrim yang komprehensif dibutuhkan semua pihak. Bagi para penggiat olahraga ekstrim akan memberikan rasa aman dan kepastian hukum dalam melaksanakan aktivitasnya. Tanpa payung hukum yang jelas, penggiat olahraga ekstrim akan diperlakukan secara kurang adil dibandingkan dengan jenis olahraga lainnya. Sedangkan bagi Pemerintah, ada landasan gerak dalam melakukan pembinaan, penertiban ataupun pengorganisasian penggiat olahraga ekstrim. Dengan demikian diharapkan ada titik temu antara kepentingan penggiat olahraga ekstrim terakomodir dan tidak merugikan salah satu pihak. Keberadaan olahraga ekstrim berimplikasi terhadap permasalahan ruang dan fasilitas yang harus disediakan oleh Pemerintah, karena biasanya penggiat olahraga ekstrim membutuhkan lokasi yang luas dan strategis untuk berlatih atau mengadakan even-even tertentu. Melalui asas freies ermessen, pejabat publik tidak boleh menolak mengambil keputusan dengan alasan tidak ada peraturannya, dan oleh karena itu diberi kebebasan untuk mengambil keputusan menurut pendapatnya sendiri asalkan tidak melanggar asas yuridikitas dan asas legalitas tersebut di atas. Diskresi sebagai kebijakan dari pejabat negara dari pusat sampai daerah yang intinya membolehkan pejabat publik melakukan sebuah kebijakan yang melanggar dengan undang-undang, dengan tiga syarat, yaitu demi kepentingan umum, masih dalam batas wilayah kewenangannya, dan tidak melanggar azas-azas umum pemerintahan yang baik. Kebebasan bertindak sudah tentu akan menimbulkan kompleksitas masalah karena sifatnya menyimpangi asas legalitas dalam arti sifat ”pengecualian” jenis ini berpeluang lebih besar untuk menimbulkan kerugian kepada warga masyarakat. Oleh karena itu terhadap diskresi perlu ditetapkan adanya batas toleransi. Batasan toleransi dari diskresi ini dapat disimpulkan yaitu adanya kebebasan atau keleluasaan administrasi negara untuk bertindak atas inisiatif sendiri; untuk menyelesaikan persoalan- persoalan yang mendesak yang belum ada aturannya untuk itu; tidak boleh masyarakat, harus dapat dipertanggungjawabkan secara hukum dan juga secara moral. Diskresi terkait dengan permasalahan subyek yang memiliki kewenangan membuat diskresi, maka subyek yang berwenang untuk membuat suatu diskresi adalah administrasi negara dalam pengertian sempit, yaitu eksekutif. Pihak eksekutif yang lebih banyak bersentuhan dengan masalah pelayanan publik oleh karena itu diskresi hanya ada di lingkungan pemerintahan. Olahraga esktrim pada dasarnya termasuk dalam jenis olahraga rekreasi dan sehubungan dengan hal tersebut pemerintah daerah memiliki tugas dalam pembinaan dan pengembangan olahraga rekreasi sebagaimana diatur dalam Pasal

  26 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional: (1)

  Pembinaan dan pengembangan olahraga rekreasi dilaksanakan dan diarahkan untuk memassalkan olahraga sebagai upaya mengembangkan kesadaran masyarakat dalam meningkatkan kesehatan, kebugaran, kegembiraan, dan hubungan sosial. (2)

  Pembinaan dan pengembangan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dilaksanakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat dengan membangun dan memanfaatkan potensi sumber daya, prasarana dan sarana olahraga rekreasi. (3)

  Pembinaan dan pengembangan olahraga rekreasi yang bersifat tradisional dilakukan dengan menggali, mengembangkan, olahraga tradisional yang ada dalam masyarakat. (4)

  Pembinaan dan pengembangan olahraga rekreasi dilaksanakan berbasis masyarakat dengan memperhatikan prinsip mudah, murah, menarik, manfaat, dan massal. (5)

  Pembinaan dan pengembangan olahraga rekreasi dilaksanakan sebagai upaya menumbuhkembangkan sanggar- sanggar dan mengaktifkan perkumpulan olahraga dalam masyarakat, serta menyelenggarakan festival olahraga rekreasi yang berjenjang dan berkelanjutan pada tingkat daerah, nasional, dan internasional. Menurut penjelasan Salaudin selaku Sekretaris Umum Forum Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (Formi) Provinsi Lampung, perkembangan yang ada pada saat ini menunjukkan para pemuda mulai menggemari olah raga ekstrim, sebab olahraga ini memacu adrenalin dan memiliki tantangan tersendiri bagi yang melaksanakannnya. Forum Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (Formi) Provinsi Lampung mengharapkan adanya perhatian dan pembinaan dari pemerintah daerah kepada para penggiat olahraga ekstrim agar mereka lebih terarah dan terorganisir dengan baik.

  Dinas Pemuda dan Olahraga dalam hal ini dituntut untuk melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap aktivitas penggiat olahraga ekstrim. Pemerintah tidak boleh melepaskan tanggung jawab dalam pembinaan olahraga ekstrim. Penggiat olahraga hal ini merupakan kelompok yang secara langsung dipengaruhi oleh suatu kebijakan. Kelompok sasaran yang dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan perencanaan kebijakan adalah mereka yang benar-benar telah memahami tujuan program, patuh terhadap peraturan yang ada dan kelompok sasaran yang mau bekerjasama dengan pemerintah untuk mensukseskan program.

  Tujuan kepatuhan dan daya dukung masyarakat terhadap pelaksanaan suatu program atau kebijakan akan sangat mempengaruhi hasil akhir dari pelaksanaan program atau kebijakan. Kepatuhan dan daya dukung kelompok sasaran akan timbul seiring dengan kemampuan kelompok sasaran dalam memahami tujuan implementasi program atau kebijakan. Tanpa adanya kepatuhan dan daya dukung dari kelompok sasaran, suatu program akan mengalami banyak hambatan dalam pelaksanaannya.

  Berdasarkan uraian di atas maka dapat dinyatakan bahwa kebijakan fries ermessen yang ditempuh Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga dalam memberikan izin kepada penggiat olahraga ekstrim di areal PKOR Way Halim merupakan salah satu sarana yang memberikan ruang bergerak bagi pejabat atau badan-badan administrasi negara untuk melakukan tindakan tanpa harus terikat sepenuhnya pada undang-undang. Kewenangan ini diberikan oleh pemerintah atas dasar fungsi pemerintah, yaitu untuk menyelenggarakan kesejahteraan umum, dan kewenangan ini merupakan konsekuensi logis dari konsep Negara hukum modern (welfare state). Kewenangan freies ermessen haruslah memenuhi unsur-unsur bertujuan untuk mengoptimalkan pelayanan public, merupakan tindakan aktif dari administrasi Negara, dimungkinkan oleh hukum, atas inisiatif sendiri, bertujuan untuk penyelesaian masalah-masalah penting yang timbul secara mendadak dan dapat dipertanggungjawabkan.

  Belum adanya Data yang Valid Mengenai Olahraga Ekstrim

  Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung mengalami hambatan dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap keberadaan olahraga ekstrim disebabkan belum adanya data yang valid mengenai olahraga ekstrim tersebut, baik mengenai jenis olahraganya, jumlah penggiatnya, program dan kegiatannya serta kepengurusannya di Provinsi Lampung.

  Sehubungan dengan hal tersebut maka diperlukan adanya update data yang aktual dan lengkap dari para penggiat olahraga ekstrim dan diserahkan kepada Dinas Pemuda dan Olahraga. Dengan adanya data yang lengkap dan akurat maka akan memudahkan Dinas Pemuda dan Olahraga untuk melakukan pembinaan dan pengawasan serta memberikan fasilitas atau bantuan kepada komunitas olahraga ekstrim dalam melaksanakan program atau even yang mereka selenggarakan.

  2. Belum adanya Bidang Khusus yang Membawahi Olahraga Ekstrim

  Sampai dengan saat ini belum ada bidang atau subbidang khusus dalam struktur organisasi Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung yang membawahi olahraga ekstrim, sehingga menjadi kendala tersendiri bagi Dinas Pemuda dan Olahraga untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap jenis olahraga ini. Padahal struktur organisasi pada Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung merupakan satu kesatuan bidang tugas yang akan memudahkan Dinas dalam melakukan pembinaan atau pengawasan, baik secara garis komando maupun secara garis koordinasi. Sehubungan dengan hal tersebut maka diperlukan adanya bidang atau subbidang khusus guna mewadahi olahraga ekstrim ini secara formal dan profesional, sehingga menjadi lebih terorganisasi sebagaimana jenis-jenis olahraga lainnya yang ada dan berkembang di Provinsi Lampung.

B. Faktor Penghambat Peran Dinas Pemuda dan Olahraga terhadap Eksistensi Olah Raga Ekstrim di Provinsi Lampung 1.

  IV. PENUTUP A. Kesimpulan 1.

  Peran Dinas Pemuda dan Olahraga terhadap eksistensi olah raga ekstrim di Provinsi Lampung dilaksanakan dengan mengizinkan para penggiat olahraga ekstrim untuk beraktivitas/berlatih di areal PKOR Way Halim, sebagai wujud kepedulian dan pembinaan. Hal merupakan kebijakan yang bersifat diskresi atau fries ermessen dari kepala Dinas, mengingat selama ini belum ada Peraturan Daerah dari Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung yang secara khusus mengatur olahraga ekstrim.

DAFTAR PUSTAKA

2. Faktor penghambat peran Dinas

  Pemerintah Provinsi Lampung dan Dinas Pemuda dan Olahraga disarankan untuk memberlakukan peraturan terkait dengan olahraga ektrim di Provinsi Lampung sebagai wujud pembinaan terhadap olahrga ini. Hal ini penting dilakukan dalama rangka memberikan kepastian hukum dan kemudahahan dalam mengarahkan serta mengkoordinasi olahraga ekstrim

  Publishing, Yogyakarta, 2013

  Daerah di Indonesia Konsep, Azas dan Aktualisasinya , Genta

  Indonesia, Yogyakarta, 1998 Munir, Sirojul. Hukum Pemerintahan

  Kekuasaan, Universitas Islam

  Yogyakarta, 2003 Kantaprawira, Rusadi, Hukum dan

  Negara, Cet.II, UII Press,

  Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. UPI. Bandung. 2005. HR, Ridwan. Hukum Administrasi

  Pemuda dan Olahraga terhadap eksistensi olah raga ekstrim di Provinsi Lampung adalah belum adanya data yang valid mengenai olahraga ekstrim mengenai jenis olahraganya, jumlah penggiatnya, program dan kegiatannya serta kepengurusannya. Selain itu belum adanya bidang khusus yang membawahi olahraga ekstrim sehingga menjadi kendala bagi Dinas Pemuda dan Olahraga untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap olahraga ekstrim.

  Giriwijono S. Ali. M, Ilmu Faal Marbun, SF. Pokok-pokok Pemikiran http://repository.maranatha.edu/17355/2/ , 1063053_Chapter1.pdf. Diakses

  Indonesia . Bandung. PT Raja Grafindo Persada Jakarta. 2001.

  Press. Bandung 2012. Djamali, R. Abdoel. Pengantar Hukum

  Olahraga, Konsep dan Pendekatan Pengajaran . Rizki

  Bambang. Abduljabbar. Pedagogi

  Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. UPI. Bandung. 2005. Azwar, Azrul. Pengantar Administrasi, Bina Aksara, Jakarta. 1999.

  Olahraga, Fungsi Tubuh Manusia pada Olahraga untuk Kesehatan dan untuk Prestasi .

  Ali, M. Giriwijono S. Ilmu Faal

B. Saran 1.

  2. Dinas Pemuda dan Olahraga disarankan untuk membentuk bidang atau subbidang khusus dalam struktur organisasi Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung yang membawahi olahraga ekstrim, sehingga memudahkan dalam pembinaan dan pengawasan terhadap olahraga ektsrim.

  Olahraga, Fungsi Tubuh Manusia pada Olahraga untuk Kesehatan dan untuk Prestasi .

  Hukum Administrasi Negara

  UII Press, Yogyakarta, 2001. Sabtu 15 April 2017 Saputra, Adie. Panduan Teknis Latihan http://health.detik.com/read/2011/02/06/

  

Kesegaran Jasmani . Pusat 141749/1561039//olahraga-

Pengkajian dan Pengembangan ekstrem-dan-manfaatnya.

  Olahraga Kemenpora. Jakarta. Diakses Sabtu 15 April 2017 2010. Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu . Rajawali Press.

  Pngantar Jakarta. 2002.

  Wahab, Solichin Abdul. Analisis

  Kebijaksanaan: Dari Formulasi Ke Implementasi Kebijaksanaan Negara . Bumi Aksara. Jakarta. 2005.

  Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen Keempat

  Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional

  Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Peraturan Pemerintah Republik

  Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah Tim Penulis. Kamus Bahasa Indonesia.

  Balai Pustaka, Jakarta. http://health.detik.com/read/2011/02/06/

  141749/1561039/1073/olahraga- ekstrem-dan-manfaatnya. Diakses Sabtu 15 April 2017

Dokumen yang terkait

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN MASYARAKAT AKIBAT PENCEMARAN DI WILAYAH HALIM PERDANAKUSUMA JAKARTA TIMUR

0 0 14

ANALISIS PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP PELANGGARAN YANG MENGAKIBATKAN TERGANGGUNYA FUNGSI JALAN Dani Aji Nugraha, Eko Raharjo, Rinaldy Amrullah. Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Lampung ABSTRAK - ANALISIS PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHA

0 0 7

PENGAWASAN OMBUDSMAN PERWAKILAN LAMPUNG TERHADAP PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PROGRAM BINA LINGKUNGAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG

0 1 15

PENGAWASAN PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG TERHADAP PROGRAM FASILITAS LIKUIDITAS PEMBIAYAAN PERUMAHAN SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Penulisan Karya Ilmiah untuk E-Jurnal

0 1 13

KEWENANGAN KANTOR PERTANAHAN DALAM PENDAFTARAN TANAH DI KABUPATEN PRINGSEWU

0 0 13

PENGAJUAN KEBERATAN OLEH WAJIB PAJAK PENGHASILAN DAN PENGENAAN SANKSI DENDA (Studi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kedaton Bandar Lampung)

0 0 17

ANALISIS PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA PENYUAPAN PADA PENERIMAAN ANGGOTA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA LAMPUNG BARAT Oleh Beni Pramiza, Mahasiswa Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Lampung. Email: beni.pramiza92gmail.com, Tri Andr

0 0 14

ANALISIS KEWENANGAN KEPOLISIAN DALAM PROSES PENYITAAN BARANG BUKTI PELANGGARAN LALU LINTAS (Studi pada Polresta Bandar Lampung) Bambang Wardoyo , Diah Gustiniati, Eko Raharjo. Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Lampung Email: Bambang.199

0 2 12

PERAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP TERHADAP PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DI KOTA METRO

0 0 23

PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT DI KABUPATEN WAY KANAN

0 0 13