PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN TINGGI : Kajian Tahun Akademik 1999/2000 s.d. 2001/2002 pada Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi di Kabupaten Kuningan.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DALAM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN TINGGI
( Kajian Tahun Akademik 1999/2000 s.d. 2001/2002 pada Sekolah
Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi di Kabupaten Kuningan )
TESIS
Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis Program Pasca Sarjana
Universitas Pendidikan Indonesia Bandung
Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Bidang Studi Administrasi Pendidikan
OLEH
SRI SUNARSIH
NIM. 009592
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2003
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING
Pembimbing
Prof.DR. Nanang Fattah
Pembimbing II
tir
DR. Hj.Yayat Hayati Djatmiko, M.Pd.
MENGETAHUI
Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan
Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia
Prof. DR. H. Tb. Abin Svamstfflin Makmun. M.A
ABSTRAK
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pembiayaan Pendidikan Tinggi (Kajian
Tahun Akademik 1999/2000 s.d. 2001/2002 pada Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan dan SekolahTinggi Ilmu Ekonomi di Kabupaten Kuningan)
Oleh : Sri Sunarsih. Tesis S2 PPS UPI Bandung, 2003.
Sekolah Tinggi merupakan bagian dari jenjang pendidikan tinggi di Indonesia
yang menduduki posisi strategis untuk membentuk manusia yang tidak saja memiliki
kemampuan akademik tetapi memiliki kemampuan profesional. Untuk mewujudkan
tujuan tersebut diperlukan dukungan sumber dana secara penuh. Namun kenyataannya
dana yang tersedia dan dialokasikan pemerintah untuk sektor pendidikan ini masih sangat
terbatas. Oleh karena itu diperlukan upaya pemberdayaan masyarakat dalam pembiayaan
pendidikan tinggi.
Permasalahan yang muncul dalam penelitian ini adalah
bagaimana
pemberdayaan peran serta masyarakat dalam pembiayaan pendidikan tinggi dan
dampaknya terhadap layanan pendidikan pada STKIP dan STIE di Kabupaten Kuningan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengumpulkan informasi tentang upayaupaya pemberdayaan peran serta masyarakat dalam pembiayaan pendidikan tinggi pada
STKIP dan STIE di Kabupaten Kuningan, serta memberi informasi mengenai
pengelolaan sumber dana masyarakat pada STKIP danSTIE di Kabupaten Kuningan.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dan pendekatan
kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara, observasi dan studi
dokumentasi. Lokasi penelitian di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(STKIP) dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) di Kabupaten Kuningan. Data
diperoleh dari Ketua, Pembantu Ketua II, Kepala BAUK danKepala LPM.
Hasil Temuan Penelitian antara lain :
Pertama, Pemberdayaan masyarakat dalam pembiayaan pendidikan tinggi
ditempuh melalui dua pendekatan strategis, yaitu pendekatan internal dan pendekatan
eksternal. Dalam melaksanakan pemberdayaan tersebut manajer mengadakan intervensi
terhadap orang-orang yang diberdayakan melalui kegiatan Enabling,Facilitating,
Consulting, Collaborating Mentoring dan Supporting. Kedua, Kegiatan Pemberdayaan
lebih difokuskan pada pemberdayaan internal yaitu peningkatan SDM, penguatan
program dan peningkatan kapasitas kelembagaan. Sedangkan upaya diversifikasi
pendapatan belum dilaksanakan secara optimal.Ketiga, Sumber utama pembiayaan
pendidikan di STKIP dan STIE berasal dari mahasiswa yaitu SPP, oleh karena itu
meningkatnya jumlah mahasiswa akan berpengaruh secara signifikan terhadap
penerimaan dana. Keempat, Pengalokasian dana yang secara langsung menyentuli
kegiatan PBM relatif masih kecil.
Rekomendasi penelitian ini adalah : (1) Dalam upaya pemberdayaan masyarakat
sebaiknya fungsi manajer yang berkaitan dengan kegiatan Enabling, Facilitating,
Consulting, Collaborating, Mentoring dan Supporting lebih ditingkatkan lagi.(2) Upaya
pemberdayaan peran serta masyarakat sebaiknya lebih difokuskan pada upaya
diversifikasi pendapatan melalui strategi kemitraan baik berupa kerjasama, kontribusi,
pembelian, pertukaran, kooperatif maupun koint ventures. (3) Perlu upaya pengembangan
kerjasama antar sekolah tinggi dngan Pemda, Dunia Usaha, Dunia Industri serta lembaga
lain untuk mendukung pembiayaan pendidikan tinggi. (4) Pengalokasian dana hendaknya
lebih mengutamakan komponen-komponen yang langsung menyentuh kebutuhan PBM.
in
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
PENGHARGAAN DAN UCAPAN TERIMAKASIH
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
iii
v
vii
x
xii
DAFTAR GAMBAR/GRAFIK
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BABI PENDAHULUAN
1
A.
Latar Belakang Masalah
1
B.
Rumusan Masalah
7
C.
Tujuan Penelitian
8
D.
Manfaat Penelitian
9
E.
Premis
10
F.
Paradigma Penelitian
13
G.
Metode Penelitian
15
H. Lokasi dan Sampel Penelitian
16
I.
17
Definisi Operasional
BAB II KAJIAN TEORI YANG RELEVAN
A. Pemberdayaan Masyarakat
1. Pemberdayaan Masyarakat
2. Peran Serta Masyarakat dalam Pendidikan
3. Strategi Pemberdayaan Masyarakat
19
19
19
28
30
B. Manajemen Perguruan Tinggi
33
C. Karakteristik Perguruan Tinggi
39
D. Konsep Pembiayaan Pendidikan
41
E. Pembiayaan Pendidikan Tinggi
46
F. Pengelolaan Dana Perguruan Tinggi
49
1. Konsep Pengelolaan Dana
2. Proses Pengelolaan Dana
3. Optimalisasi Pendapatan Dana
50
51
61
G. Kajian Penelitian Yang Relevan
62
BAB III METODE PENELITIAN
65
A. Metode Penelitian
65
B. Teknik Pengumpulan Data
68
C. Sampel Penelitian
70
D. Lokasi Penelitian
71
E. Pelaksanaan Penelitian
71
F. Prosedur Analisis Data
73
G. Validasi Temuan Penelitian
75
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
79
A. Kegiatan-kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dalam pem
biayaan Pendidikan Tinggi
79
B. Sumber Dana Masyarakat Yang Dapat Digali
109
C. Pengalokasian Dana Ke Dalam Unsur-unsur Biaya
118
1. Penentuan Prioritas Kegiatan
2. Penentuan Prosentase Dana Yang Digunakan
118
119
D. Pertanggungjawaban Penerimaan Dana Masyarakat
130
E. Hasil-hasil Yang Diperoleh dari Program Pemberdaya
an Masyarakat dalam Pembiayaan Pendidikan Tinggi
BABV KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
131
134
A. Kesimpulan
134
B. Implikasi
136
C. Rekomendasi
136
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
138
141
XI
DAFTAR TABEL
Nomor
Hal
4.1
Jumlah Dosen dan Karyawan STKIP Kuningan Tahun 2001
82
4.2
Jumlah Dosen dan Karyawan STIE Kuningan Tahun 2001..
84
4.3
Keadaan dan Proyeksi Animo Mahasiswa STKIP Kuningan
Tahun 2001 s/d 2005
4.4
101
Keadaan dan Proyeksi Animo Mahasiswa STIE Kuningan
Tahun 2001 s/d 2005
4.5
104
Sumber Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran STKIP
Kuningan dalam RAPBS Tahun 2001/2002
4.6
Sumber Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran STKIP
Kuningan dalam RAPBS Tahun 1999/2000 s.d 2001/2002...
4.7
115
120
Sumber Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran STIE
Kuningan dalam RAPBS Tahun 2001
121
4.8
Perbandingan RAPBS STKIP dan STIE Kuningan
122
4.9
Sumber Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran STIE
Kuningan dalam RAPBS Tahun 1999/2000 s.d 2001/2002...
4.10
Biaya Per mahasiswa Tahun Akademik 1999/2000 s.d. 2001
/2002 pada STKIP Kuningan
4.11
127
Biaya Per mahasiswa Tahun Akademik 1999/2000 s.d. 2001
/2002 pada STIE Kuningan
4.12
124
128
Biaya rata-rata per mahasiswa dan Angka Produktivitas
Pada STKIP dan STIE Kuningan
xu
129
DAFTAR GAMBAR / GRAFIK
Nomor
Hal
1.1
Kerangka Fikir Penelitian
12
4.1
Komposisi Sumber Dana pada STKIP Kuningan Tahun 2001
114
4.2
Komposisi Sumber Dana pada STIE Kuningan Tahun 2001...
115
4.3
Perbandingan Sumber Dana pada STKIP dan STIE Kuningan
126
4.4
Perbandingan Pengeluaran Dana pada STKIP dan STIE Ku ningan
126
Xlll
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1
Hal
Operasional Variabel Penelitian
138
2
Pedoman Wawancara
141
2
Pedoman Observasi
145
3
SK Direktur Pasca Sarjana UPI Bandung tentang PengangKatan Pembimbing Penulisan Tesis Program Magister
147
4
Surat Permohonan Ijin mengadakan penelitian
149
5
Surat Keterangan telah melakukan penelitian
151
6
Riwayat Hidup Penulis
153
XIV
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pembangunan pendidikan adalah upaya mewujudkan amanat
pembukaan UUD 1945, yaitu mewujudkan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban
dunia. Bangsa Indonesia telah mengambil langkah yang sangat tepat dan
strategis dalam melaksanakan pembangunan di bidang pendidikan.
Langkah ini tercermin dalam rumusan tujuan Pendidikan Nasional yang
tertuang dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional, bab II pasal 4 yang berbunyi:
Pendidikan
Nasional
bertujuan mencerdaskan
kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya,
yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Tujuan tersebut sejalan dengan Undang-undang Dasar 1945 Bab
XIII, Pasal 31 , bahwa : "(1) Tiap-tiap Warga Negara berhak mendapat
pengajaran, (2) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pengajaran Nasional yang diatur dengan Undang-undang ".
Usaha pencapaian tujuan tersebut dilakukan melalui satuan-satuan
pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat,
maka ditentukan UU No. 2 Tahun 1989 tentang SPN pasal 47, ayat 1 - 2
yang menyatakan peran serta masyarakat dalam pendidikan, yaitu : (1)
masyarakat sebagai mitra pemerintah berkesempatan yang seluasluasnya untuk berperan serta dalam penyelenggaraan pendidikan
nasional, (2) ciri khas satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
masyarakat tetap diindahkan.
Berbagai upaya untuk mencapainya dilakukan secara formal
melalui berbagai jenjang pendidikan. Salah satu upaya tersebut dilakukan
pada jenjang pendidikan tinggi. Hal ini dapat diketahui dari Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia (PP Rl) Nomor 60 Tahun 1999 Tentang
Pendidikan Tinggi, bab I, pasal 2 bahwa tujuan Pendidikan Tinggi adalah :
1) menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat
yang memiliki kemampuan akademik dan atau profesional
yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau
menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau
kesenian;
2) mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi dan/atau kesenian serta mengupayakan
penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan
masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.
Berdasarkan tujuan tersebut dapat dikatakan bahwa pendidikan
tinggi menduduki posisi yang sangat strategis untuk membentuk manusia
yang tidak
saja
memiliki
kemampuan
akademik tetapi memiliki
kemampuan profesional. Untuk terselenggaranya kegiatan tersebut
diperlukan dukungan sumber daya ( manusia dan non manusia ) secara
penuh. Dana merupakan sumber yang sangat dibutuhkan, sebab setiap
kegiatan pendidikan memerlukan biaya. " Semua rekayasa dalam
membangun bidang pendidikan baik secara makro, meso maupun mikro
mempunyai kaitan langsung dengan biaya pendidikan " (Moch. Idochi
Anwar, 1990 : 1 ), dan "pendidikan yang bermutu membutuhkan biaya
besar" (Tilaar, 1991 : 52). Karena pendidikan yang bermutu adalah mahal
, maka untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan tinggi memerlukan
biaya yang tidak sedikit.
Di satu pihak kebutuhan akan biaya semakin meningkat sejalan
dengan perkembangan pendidikan, sedangkan di lain pihak biaya yang
tersedia sangat terbatas. Sumber dana pendidikan dari pemerintah
cenderung menurun dari tahun-tahun sebelumnya, sedangkan peran
biaya pendidikan dalam konteks penyelenggaraan pendidikan sangat erat
hubungannya dengan mutu pendidikan.
Gambaran empirik tentang pentingnya biaya pendidikan dan
semakin terbatasnya biaya pendidikan dari pemerintah mendorong
timbulnya berbagai upaya manajemen yang dilakukan oleh para peneliti,
termasuk administrator pendidikan, agar diperoleh biaya pendidikan dari
berbagai pihak untuk membiayai pendidikan sehingga pendidikan di
sekolah berjalan efektif (Ace Suryadi dan Tilaar, 1993 : 22 ).
Penelitian yang dimaksud dalam konteks di atas adalah tentang
upaya
menggali
sumber-sumber
biaya
pendidikan
agar
layanan
pendidikan efektif dan faktor-faktor penghambat pencapaian tujuan
pendidikan dapat diatasi. Upaya penggalian sumber dana tersebut dapat
dilakukan
antara
lain
melalui
pemberdayaan
masyarakat
dalam
pembiayaan pendidikan. Oleh karena itu masalah ini adalah aktual untuk
diteliti
dan
dianalisis,
terlebih
setelah
diberlakukannnya
otonomi
pendidikan yang menuntut setiap Perguruan Tinggi untuk benar-benar
mandiri.
Pendidikan dan segala permasalahannya tidak berdiri sendiri,
melainkan terkait dengan masalah-masalah di luar sektor pendidikan.
Pendidikan sebagai institusi masyarakat, tumbuh dan berkembang di
tengah-tengah masyarakat dan lingkungannya. Pendidikan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat setempat.
Masyarakat Kuningan
menurut data
Profil
Pendidikan Tahun
1999/2000 s.d. 2001/2001 dibedakan berdasarkan mata pemcaharian,
yaitu
;
yang
mempunyai mata pencaharian di sektor pertanian,
perburuhan dan perikanan sebanyak 164.313 orang; di sektor penggalian
sebanyak 268 orang ; di sektor industri pengolahan sebanyak 18.648
orang ; di sektor listrik.gas dan air sebanyak 2.675 orang; di sektor
bangunan sebanyak 23.500 orang; di sektor perdagangan sebanyak
105.160 orang ; di sektor angkutan sebanyak 15.049 orang ; di sektor
keuangan sebanyak 764 orang ; dan di sektor jasa kemasyarakatan
sebanyak 619.060 orang.
Sumber daya alam baik yang terkandung di daratan maupun di
sungai merupakan potensi ekonomi yang besar. Kuningan mempunyai
sumber daya alam yang beraneka ragam. Hasil utama pertanian berupa
padi, palawija, sayur mayur dan buah-buahan. Sedangkan hasil utama
perkebunan adalah tembakau, tebu, melinjo, aren, kopi, kelapa, cengkeh,
kapuk/kapas, jati, pinus dll. Hasil utama perikanan adalah udang dan ikan
darat. Hasil utama petemakan berupa kerbau, kambing, domba dan
unggas. Sedangkan hasil utama kehutanan berupa kayu jati, mahoni dan
albasia.
Penghasilan
masyarakat
Kuningan
bervariasi
mulai
dari
Rp. 150.000,00 sampai dengan > Rp.1 juta rupiah perbulan. Rata-rata
income perkapita
adalah Rp. 800.000,00
serta UMR yang
berlaku
adalah Rp.6.500,00.
Keadaan masyarakat Kuningan sebagaimana diuraikan di atas
merupakan
asset
penting
yang
dapat
mendukung
pembangunan
pendidikan termasuk pembiayaan pendidikan tinggi.
Uraian di atas memberi gambaran betapa pentingnya studi
mengenai upaya penggalian sumber dana pendidikan untuk membiayai
penyelenggaraan pendidikan yang efektif. Pemberdayaan
masyarakat
dalam pembiayaan pendidikan tinggi sangat menarik untuk diteliti dengan
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
1. Penyelenggaraan pendidikan yang baik menuntut tersedianya biaya
yang cukup memadai;
2. Dalam Peraturan Pemerintah Rl Nomor 39 Tahun 1992 dijelaskan
bahwa peranserta masyarakat ikut memelihara, menumbuhkan dan
mengembangkan pendidikan nasional;
3. Secara teknis, peranserta masyarakat tersebut diwujudkan dalam
bentuk
dukungan
anggaran
terhadap
pembiayaan
pendidikan,
4. Pengadaan dana dan pemberian bantuan yang diberikan masyarakat
dapat berupa wakaf, hibah, sumbangan, pinjaman, beasiswa dan
bentuk lain yang sejenis (PP No 39, 1992 pasal 4, ayat 5).
Berdasarkan studi pendahuluan, dapat diketahui bahwa animo
mahasiswa pada STKIP Kuningan dua tahun terakhir ini semakin
meningkat. Tahun 1999/2000 tercatat 504 orang, tahun 2000/2001
tercatat 715 orang sedangkan tahun 2001/2002 meningkat menjadi
943 orang. Sedangkan jumlah mahasiswa STIE Kuningan pada tahun
1999/2000 tercatat 153 orang, tahun 2000/2001 sebanyak 229 orang
dan
tahun
mahasiswa
pengeluaran
operasional
2001/2002
berjumlah
tersebut akan
dana
dan
di
355
orang.
berpengaruh
masing-masing
ketersediaan
sarana
Peningkatan
terhadap
lembaga.
prasarana
jumlah
penerimaan
Kebutuhan
pendidikan
dan
dana
pun
meningkat.
STKIP dan STIE Kuningan yang sepenuhnya bergantung pada
kontribusi dana masyarakat, memerlukan perhatian besar dari fihak-fihak
terkait. Keterbatasan kemampuan dana dan sarana prasarana pada
STKIP dan STIE Kuningan sudah saatnya mendapat perhatian yang
serius.
Bertitik tolak dari uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan
kajian
tentang
pembiayaan
pendidikan
tinggi
dengan
"PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PEMBIAYAAN
TINGGI
judul
PENDIDIKAN
(Kajian Deskriptif Tahun Akademik 1999/2000 s.d. 2001/2002
"PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
TINGGI
(Kajian Tahun Akademik 1999/2000 s.d. 2001/2002 pada
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi di Kabupaten Kuningan)".
B. Rumusan Masalah
Perguruan Tinggi Swasta (PTS) pada hakekatnya berkembang
sejalan dengan kemampuan pengelolaannya, baik oleh pengurus yayasan
maupun administrator untuk mengelola sumber daya yang ada pada
masyarakat. Pengadaan dan pendayagunaan sumber daya yang ada
pada masyarakat oleh perguruan tinggi swasta tidak terl
menggali sumber daya masyarakat tersebut, maka diperlukan suatu upaya
atau strategi untuk pemberdayaan masyarakat yang dapat menunjang
terselenggaranya kegiatan pendidikan terutama dalam hal pembiayaan.
Bertitik tolak dari
uraian di atas maka timbul pertanyaan yang
penulis jadikan sebagai sebuah perumusan masalah, yaitu : Bagaimana
pemberdayaan masyarakat dalam pembiayaan pendidikan tinggi dan
dampaknya terhadap layanan pendidikan pada STKIP dan STIE
di
Kabupaten Kuningan ?
Rumusan masalah tersebut dijabarkan dalam beberapa pertanyaan
penelitian, sebagai berikut:
1. Kegiatan-kegiatan apakah yang dilakukan untuk pemberdayaan
masyarakat dalam pembiayaan pendidikan ?
2. Sumber-sumber dana masyarakat apa saja yang dapat digali untuk
mendapatkan diversifikasi pendapatan ?
3. Ke dalam unsur -unsur pembiayaan manakah dana masyarakat
tersebut dialokasikan dan dimanfaatkan ?
4. Kegiatan-kegiatan apakah yang dilakukan dalam melaksanakan
pertanggungjawaban dana yang diperoleh dan dimanfaatkan ?
5. Apa hasil-hasil yang diperoleh dari dana yang digunakan ?
C.
Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengumpulkan
informasi tentang upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam
pembiayaan pendidikan tinggi khususnya di STKIP dan STIE Kuningan,
serta memberi informasi mengenai pengelolaan sumber dana masyarakat
pada STKIP dan STIE di Kabupaten Kuningan.
Sedangkan Tujuan Khusus dari penelitian ini adalah :
a. Mengumpulkan informasi tentang kegiatan
pemberdayaan
yang dilaksanakan untuk
masyarakat dalam pembiayaan pendidikan dan
strategi yang digunakan dalam menggali sumber dana masyarakat.
b. Mengumpulkan informasi tentang pelaksanaan pengelolaan keuangan
yang berasal dari dana masyarakat dengan mengetahui jumlah
penerimaan dan pengeluaran dari setiap kegiatan.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Secara teoritis manfaat penelitian ini yaitu memperdalam kajian
administrasi pendidikan, khususnya pembiayaan pendidikan baik sebagai
penguatan dan penerapan konsep teori ekonomi pendidikan maupun
praktek dalam administrasi pendidikan.
2.
Secara praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat
sumbangan
pemikiran dalam
pengkajian
pembiayaan
memberikan
pendidikan
Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Kabupaten Kunjngan. Dan sebagai
bahan masukan kepada fihak yang berwenang dalam menangani
pembiayaan PTS di Kabupaten Kuningan.
S^fo,. A tot V°t 7
E.
Premis
\ ^*>>
Beberapa premis yang mendasari penelitian ini adara,'" '
berikut:
1.
Pendidikan tinggi
menduduki posisi yang sangat strategis untuk
membentuk manusia yang tidak saja memiliki kemampuan akademik
tetapi memiliki kemampuan professional yang tinggi. Oleh karena itu
pendidikan tinggi memiliki nilai investasi yang dapat diukur dengan
pendapatan. Artinya pendidikan tinggi mempunyai nilai ekonomi yang
dapat dikaji dasi aspek pembiayaan dan manfaatnya ( Cost Benefit
Analysis ) baik manfaat perorangan maupun sosial ( Cohn , 1979 ).
2. Pendidikan yang bermutu membutuhkan biaya besar ( Tilaar, 1991 :
52 ). Karena pendidikan yang bermutu adalah mahal, maka untuk
meningkatkan mutu pendidikan memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Biaya pendidikan yang dipergunakan untuk menyediakan input dan
proses akan berpengaruh terhadap mutu lulusan. Biaya pendidikan
tinggi ditunjukkan dalam bentuk pembayaran untuk menyediakan
sumber-sumber belajar yang dibutuhkan dalam mengoperasionalkan
kelembagaan pendidikan baik dalam bentuk sarana, fasilitas, maupun
gaji personil ( Bowen, 1981 ).
3. Pemberdayaan merupakan suatu konsep yang mengarah kepada
upaya memampukan masyarakat kecil atau bawahan ( karyawan,
warga masyarakat ) yang selama ini dianggap tidak atau kurang
berperan agar meningkat dan memiliki kemampuan yang lebih baik
sesuai dengan peranan mereka di dalam sistem sosial. Pemberdayaan
dalam ruang lingkup manajemen dapat diartikan sebagai " cara yang
amat praktis dan produktif untuk mendapatkan yang terbaik dari diri
sendiri dan para karyawannya" (Aileen Mitchel Stewart, 1998 :22). Hal
ini berati bahwa pemberdayaan berkaitan erat dengan fungsi-fungsi
manajer.
Untuk
itu
Aileen
Mitchel
Stewart
(
1998
:22
)
mempersyaratkan kecakapan khusus untuk melakukan pemberdayaan
masyarakat (empowering people), yaitu : (1) Membuat mampu
(enabling);
(consulting);
(2)
Memperlancar
(facilitating);
(4) Bekerjasama
(collaborating);
(3)
Berkonsultasi
(5) Membimbing
(mentoring); dan (6) Mendukung (supporting).
F. Paradigma Penelitian
Bogdan dan Biklen mendefinisikan paradigma sebagai "kumpulan
longgar dari sebuah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau
proposisi yang mengarahkan cara berfikir dan penelitian" ( Moleong,
1998:30 ). Paradigma juga memiliki pengertian sebagai (1) suatu model
dalam teori ilmu pengetahuan, dan (2) kerangka berfikir. Kerangka berfikir
merujuk pada premis yang didasarkan pada posisi untuk mengarahkan
penelitian. Kerangka fikir penelitian ini diilustrasikan dalam gambar 1.1
ll
PT 'S
V
r
KENYATAAN:
-
yr
HARAPAN:
Ketersediaan
Ketersediaan
Dana terbatas
dana memadai
- Pengelolaan
Pengelolaan
.
dana belum
dana efektif
efektif
-
Mutu Layanan
-
Mutu Layanan
meningkat
^
Masih rendah
•
Permasalahan Penelitian:
Upaya-upaya apa yang dilakukan dalam
pemberdayaan masyarakat agar sumber dana
>->"
masyarakat dalam pembiayaan pendidikan
tinggi meningkat
M
^
v
Pemberdayaan Masyarakat:
Membuat mampu,
Memperlancar. Berkonsultasi,
Bekerjasama. Membimbing,
Internal
Ekstemal
Mendukung
Efisiensi
Efektivitas
Daya
Tarik
Lembaga
Expenditure
PEMBIAYAAN
MUTU
LAYANAN
Gambar 1.1 Kerangka fikir penelitian
12
Revenue
Gambar tersebut menjelaskan bahwa ada sejumlah harapan yang
diinginkan PTS. Sumber dana yang memadai sangat dibutuhkan untuk
penyelenggaraan pendidikan tinggi. Namun kenyataan menunjukkan
bahwa sumber dana sangat terbatas dan pengelolaan dana belum efektif.
Oleh karena itu perlu dilakukan pemberdayaan masyarakat.
Masyarakat sebagai sumber penerimaan dana,
keahlian dan sebagainya
ide,
sarana,
sudah saatnya untuk dimanfaatkan oleh
Perguruan Tinggi semaksimal mungkin. Pemberdayaan
masyarakat
dalam pembiayaan pendidikan tinggi menuntut seorang manajer untuk
melakukan intervensi terhadap masyarakat, baik yang dilakukan secara
internal
maupun
memperlancar
ekstemal
(facilitating),
yaitu
;
membuat
berkonsultasi
mampu
(consulting),
(enabling),
bekerjasama
(collaborating), membimbing (mentoring) dan mendukung (supporting).
Pemberdayaan
(penghematan
internal
pengeluaran)
lebih
dan
difokuskan
efektivitas
pada
kinerja
efisiensi
SDM
yang
diharapkan dapat meningkatkan daya tarik lembaga dan menumbuhkan
kepercayaan masyarakat sehingga mereka mau membeli jasa lembaga.
Sedangkan
pemberdayaan
ekstemal
lebih
difokuskan
pada
upaya
penggalian dana untuk meningkatkan penerimaan ( revenue ).Kedua
strategi tersebut akhirnya bertujuan untuk meningkatkan pembiayaan
pendidikan tinggi sehingga dapat pula meningkatkan mutu layanan.
Masyarakat sebagai sumber dana, artinya warga masyarakat harus
dilibatkan dalam pengembangan dan
13
peningkatan mutu pendidikan
melalui pembiayaan. Sebagaimana dikemukakan oleh Hendyat Soetopo
dan Wasty Soemanto (1982 : 222) bahwa sumber penerimaan dana
sekolah digolongkan atas ; 1) Bantuan dari masyarakat; 2) Bantuan dari
siswa atau orang tua murid ; 3) Bantuan dari pemerintah.
Masyarakat sebagai sumber ide, Made Pidarta ( 1986 : 346 )
mengemukakan bahwa ; " Sebagai sistem terbuka, sekolah selalu
membukakan pintu terhadap kehadiran warga masyarakat, terhadap ideide mereka, terhadap kebutuhan-kebutuhan mereka, dan terhadap nilai-
nilai yang ada pada masyarakat ". Selain itu
"civitas academica"
khususnya mahasiswa dan dosen membutuhkan masyarakat sebagai
tempat penelitian atau praktek lapangan.
Masyarakat sebagai sumber sarana dan prasarana, artinya bahwa
keterbatasan sarana dan prasarana pada suatu lembaga pendidikan akan
dapat tertolong dengan menciptakan kerjasama yang baik dengan
masyarakat. Ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Tim Dosen MKDK
Administrasi Pendidikan (1991 : 109 ):" Bahwa banyak diantara sekolah-
sekolah yang terbentur pada masalah sarana dan prasarana dalam usaha
melayani pendidikan untuk masyarakatnya. Melalui hubungan yang baik
dengan masyarakat memungkinkan dapat membantu dalam pemecahan
masalah tersebut".
Potensi masyarakat seyogyanya dimanfaatkan dan dijadikan
kekuatan yang dapat mendorong pelaksanaan pendidikan pada perguruan
tinggi swasta untuk meningkatkan mutu layanan. Oleh karena itu STKIP
14
dan STIE Kuningan seyogyanya melakukan upaya-upaya sesuai dengan
peraturan pemerintah dimana pendidikan merupakan tanggung jawab
bersama antara pemerintah, masyarakat dan keluarga.
Indikator Mutu Layanan dapat diketahui dari ; (1) ketersediaan
biaya pendidikan yang cukup memadai ; (2) ketersediaan sarana fisik
yang memadai; (3) ketersediaan tenaga edukatif yang profesional dan (4)
pelayanan pengabdian pada masyarakat yang cukup baik.
G. Metode Penelitian
Metoda penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metoda penelitian deskriptif analitis dengan menggunakan pendekatan
analisa kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
wawancara, observasi dan studi dokumentasi.
Sifat analitik dari penelitian ini adalah langkah lanjutan dari
deskripsi gejala dan peristiwa. Setelah diperoleh gambaran yang jelas
dan lengkap tentang aspek-aspek yang diteliti maka selanjutnya dilakukan
analisis secara mendalam. Analisis dilakukan berdasarkan kajian teori.
Robert C. Bogdan dan Sari Knopp Biklen ( 1982 : 27-30 )
mengemukakan bahwa penelitian kualitatif mempunyai lima karakteristik,
yaitu :
(1) Peneliti merupakan instrumen penelitian yang utama ;
(2) Penelitian bersifat deskriptif;
15
(3) Lebih menekankan proses dari pada hasil sehingga bersifat
deskriptif-analitik;
(4) Analisa data secara induktif;
(5) Essensi penelitian kualitatif adalah apa yang disebut dengan
"meaning".
Secara prinsip penelitian ini mengikuti karakteristk penelitian
kualitatif tersebut di atas.
H. Lokasi dan Sampel Penelitian
1.
Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian ini adalah di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan ( STKIP ) dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) di
Kuningan.
2. Sampel Penelitian
Dalam penelitian kualitatif yang dijadikan sampel
adalah
sumber yang dapat memberikan informasi kepada peneliti pada
sekolah tinggi yang dimaksudkan. Penentuan sampel penelitian
dilakukan secara purposive. Berdasarkan uraian di atas, maka
sampel penelitian ini terdiri dari : (1) Ketua STKIP dan STIE ; (2)
Pembantu Ketua II; (3) Kepala Bagian Administrasi Umum dan
Keuangan (BAUK), (4) Kepala Pusat PPM. Sampel lainnya yang
didasarkan kebutuhan pada saat pengumpulan data di lapangan.
Penentuan sampel penelitian dilakukan secara purposif , yaitu
16
disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai. Jumlah sampel tidak
dibatasi, tetapi tergantung pada pertimbangan kelengkapan data
dan informasi yang dikumpulkan.
I. Definisi Operasional
a. Pemberdayaan masyarakat, yaitu upaya memampukan masyarakat
kecil atau bawahan ( karyawan, warga masyarakat ) yang selama ini
dianggap tidak atau kurang berperan agar meningkat dan memiliki
kemampuan yang lebih baik sesuai dengan peranan mereka di dalam
sistem sosial. Pemberdayaan berkaitan
erat dengan fungsi-fungsi
manajer, yaitu :
(1) Membuat mampu (enabling); Indikatornya dapat diukur dengan ; (1)
menggali potensi diri sendiri;(2) mengenai kemampuan diri sendiri
;(3) menyediakan waktu untuk membantu pendidikan; dan (4)
menyediakan personil pendukung ;
(2) Memperlancar (facilitating); Kegiatan ini dapat diukur dengan ; (1)
mempermudah aturan organisasi ; (2) mempersingkat prosedur ;
(3) mempermudah memperoleh informasi;
(3) Berkonsultasi (consulting); Kegiatan ini dapat diukur dengan ; (1)
membahas masalah teknis sehari-hari; (2) membahas masalahmasalah strategis ;dan (3) meningkatkan intensitas dialog ;
(4) Bekerjasama (collaborating); Kegiatan ini dapat diukur dengan ;
bekerjasama penuh sepanjang berkaitan dengan pendidikan; (2)
menyediakan waktu untuk kerjasama yang berkaitan dengan
pendidikan; dan (3) keterbukaan ;
(5) Membimbing (mentoring); Kegiatan ini dapat diukur dengan ;
bekerjasama penuh sepanjang berkaitan dengan pendidikan; (2)
menyediakan waktu untuk kerjasama yang berkaitan dengan
pendidikan; dan (3) keterbukaan ;
(6) Mendukung (supporting) ; Kegiatan ini dapat diukur dengan ; (1)
memimpin dari belakang dan (2) mengarahkan sikap mandiri.
17
b. Pembiayaan Pendidikan Tinggi, yaitu keteriibatan masyarakat dalam
pembiayaan dan penyusunan anggaran pendidikan tinggi dengan
indikatornya:
1. Identifikasi kegiatan, yaitu penyusunan program kurikuler dan
program ekstra kurikuler;
2.
Identifikasi sumber-sumber dana ;
3. Formulasi anggaran, yang diukur dengan ; RAPBS dan Program
insidental;
4. Persetujuan
yang
berwenang,
yang
diukur
penyelenggaraan rapat-rapat dan kompromi anggaran.
dengan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif, yaitu sebuah metode penelitian yang bertujuan melukiskan
secara sistematis fakta atau karakteristik populasi secara faktual dan
cermat, seperti dikemukakan oleh Winarno Surachmad ( 1989 : 140 ),
metode deskriptif merupakan " metode yang memusatkan diri pada
pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada
masalah-masalah aktual". Penelitian deskriptif " hanyalah memaparkan
situasi atau peristiwa, tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak
menguji hipotesis atau prediksi" ( Rahmat, 1997 : 24 ).
Penelitian ini tidak bermaksud mengungkapkan hubungan antar
variabel melalui studi korelasi atau regresi untuk menguji hipotesis
tertentu. Oleh karena itu penelitian ini difokuskan pada kajian mengenai
upaya-upaya PTS untuk
memberdayakan masyarakat
dalam
pembiayaan pendidikan tinggi. Dalam penelitian deskriftip ini maka teknik
yang digunakan adalah survey, studi kasus, studi komparatif, studi waktu
dan gerak, analisis tingkah laku dan studi operasional (Surachmad , 1989
: 141 ). Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, hal ini
dilakukan untuk memberikan makna yang mendalam dan agar dapat
melihat fenomena yang ada saat itu.
65
Penelitian ini betujuan untuk memberikan gambaran tentang upaya-
upaya PTS untuk memberdayakan masyarakat dalam pembiayaan
pendidikan tinggi mulai dari strategi penggalian dana masyarakat, target
jumlah dana yang akan diserap
masyarakat tersebut. Sasaran
sampai dengan pengelolaan dana
penelitian diarahkan
pada usaha
menguasai teori-teori dasar penelitian yang bersifat deskriptif, dengan
mementingkan penguasaan proses penelitian, membatasi studi dengan
fokus kajian, menentukan kriteria untuk memeriksa keabsahan data dan
hasil penelitian yang bisa diterima serta dibenarkan oleh kedua belah
fihak, yaitu pihak peneliti dan yang diteliti (responden ).
Penelitian kualitatif memiliki sejumlah ciri yang membedakannya
dengan penelitian jenis lainnya.
Moleong (2001 : 4) mempadukan
pendapat Bogdan dan Biklen yang mengajukan lima ciri penelitian
kualitatif dengan pendapat Lincoln dan Guba yang mengajukan sepuluh
ciri penelitian kualitatif sebagai berikut:
1)
Penelitian kualitatif melakukan penelitian pada latar alamiah
atau pada kontak dari suatu keutuhan.
2)
Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan
orang lain merupakan alat pengumpul data utama sehingga
setiap saat dapat menyesuaikan dengan kenyataan-kenyataan
di lapangan.
3)
Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif dengan
beberapa pertimbangan. Pertama menyesuaikan metode
kualitatif lebih mudah bila berhadapan dengan kenyataan lain.
Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat
66
hubungan peneliti dengan responden. Ketiga, metode ini lebih
peka dan lebih dapat menyesuaikan diri.
4)
Penelitian kualitatif menggunakan analisis data secara induktif,
karena induktif lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan
ganda sebagai yang terdapat dalam data, dapat membuat
hubungan peneliti-responden menjadi lebih eksplisit, dapat
dikenaldan accountable serta dapat menguraikan latar secara
penuh, dapat menemukan pengaruh bersama dan dapat
memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit sebagai bagian dari
struktur analitik.
5)
Penelitian
kualitatif
lebih
menghendaki
arah
bimbingan
penyusunan teori substantif yang berasal dari data, karena tidak
ada
teori
a
priori
yang
mencakup
kenyataan
ganda,
mempercayai apa yang dilihat secara netral dan teori dasar
lebih responsive terhadap nilai-nilai kontekstual.
6)
Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan berupa kata-kata
dan bukan angka-angka sehingga menghasilkan analisis berupa
uraian.
7)
Penelitian ini lebih mementingkan proses dari pada hasil.
8)
Penelitian kualitatif menghendaki ditetapkannya batas dalam
penelitian atas dasar focus yang menjadi masalah penelitian.
9)
Adanya
kriteria khusus untuk keabsahan data. Penelitian ini
meredefinisikan validitas, realibilitas dan objektivitas dalam versi
lain.
10) Penelitian
kualitatif
menyusun
desain
terus
menerus
menyesuaikan dengan lapangan, desainnnya tidak ketat, dan
tidak kaku.
11) Hasil penelitian atau rumusan-rumusan hasil penelitian selalu
dibicarakan
dengan
responden
kesepakatan.
67
untuk
mendapatkan
B. Teknik Pengumpulan Data
Di dalam pelaksanaan penelitian, peneliti
sebagai instrumen
utama, sehingga memiliki peran yang sangat penting dan menyatu
dengan kegiatan penelitian. Peneliti sebagai instrumen utama penelitian
sangat menentukan kelancaran, keberhasilan, hambatan atau kegagalan
di dalam pengumpulan data yang diperlukan. Pengumpulan data dalam
penelitian ini dilakukan langsung oleh peneliti melalui penggunaan teknik
pengumpulan data berupa wawancara dan observasi.
Untuk mengumpulkan data secara cermat dan lengkap digunakan
instrumen /alat pengumpul data sebagai berikut: (a) catatan wawancara
dan observasi, (b) alat perekam wawancara, (c) dokumentasi berupa fotofoto dan dokumen tertulis lainnya. Agar proses pengumpulan data dapat
dilakukan
secara terfokus,
maka
peneliti
menyusun
pedoman
pengumpulan data.
Teknik-teknik pengumpulan data dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara
yang dibuat berdasarkan kisi-kisi pengumpulan data. Pedoman ini dibuat
dan dirumuskan dalam bentuk terbuka. Dengan wawancara ini diharapkan
dapat diperoleh data tentang : 1) Kegiatan promosi .pelayanan akademik,
penyediaan sarana fisik dan sarana non fisik yang dilakukan untuk
memberdayakan masyarakat dalam pembiayaan pendidikan tinggi, 2)
Pelaksanaan pengelolaan keuangan yang berasal dari dana masyarakat
68
dengan mengetahui jumlah alokasi penerimaan dan pengeluaran dari tiap
kegiatan, 3) Pelaksanaan riset yang berkaitan dengan pemberdayaan
masyarakat, 4) Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat.
2.
Observasi.
Teknik observasi digunakan untuk melengkapi data dan informasi
yang
diperoleh
melalui wawancara. Selain itu, dengan observasi
dimaksudkan untuk melakukan recheck atau triangulasi. Observasi
dilakukan dengan cara mendatangi subjek dan diteliti secara langsung.
Berdasarkan observasi, diharapkan diperoleh data penelitian secara lebih
objektif.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi digunakan untuk melengkapi data dan informasi
yang diperoleh dari dua teknik terdahulu, yaitu dengan mempelajari
berbagai dokumen yang berhubungan dengan ; 1) kegiatan-kegiatan
promosi dan kegiatan lainnya ( Tri Dharma Perguruan Tinggi) yang
bertujuan untuk meningkatka peran serta masyarakat dalam pembiayaan
pendidikan tinggi, 2) bukti-bukti fisik pengelolaan dana, baik berupa
pembukuan, bukti pembelanjaan dan hal-hal lain yang bersifat kegiatan
keuangan
dan 3) dokumen-dokumen lain yang bersifat permanen dan
tercatat. Dengan teknik ini diharapkan dapat diperoleh data-data tertulis,
baik berupa dokumen, foto-foto, rekaman pembicaraan selama rapatrapat, notula rapat dan lain-lain.
69
C. Sampel Penelitian
Penentuan sampel penelitian atau responden
kualitatif ini seperti yang dikemukakan Moleong (2001 :165) " ... pada
penelitian kualitatif tidak ada sampel acak, tetapi sampel bertujuan
(purposive sampling)",
Ciri-ciri sampel bertujuan menurut Moleong (2001 : 165 ) yaitu ;
Pertama, sampel tidak dapat ditentukan atau ditarik terlebih dahulu.
Kedua, pemilihan sampel secara berurutan untuk memperoleh informasi
yang telah diperoleh lebih dulu sehingga dapat dipertentangkan atau ada
kesenjangan informasi. Ketiga, penyesuaian berkelanjutan dari sampel.
Pada awalnya sampel dianggap sama, kemudian informasi mengembang
ternyata makin meluas, sehingga sampel dipilih berdasarkan fokus kajian.
Keempat, pemilihan dan penarikan sampel akan berakhir jika sudah mulai
terjadi pengulangan informasi atau sudah terjadi ketuntasan atau
kejenuhan dan tidak diperoleh tambahan informasi yang berarti.
Sampel penelitian ini adalah orang-orang, sumber atau informasi
yang dapat memberikan data kepada peneliti. Penentuan sampel
penelitian dilakukan secara purposif , yaitu disesuaikan dengan tujuan
yang ingin dicapai. Jumlah sample tidak dibatasi, tetapi tergantung pada
pertimbangan kelengkapan data dan informasi yang dikumpulkan.
Penarikan sampel dilakukan dengan "snowball sampling technique"
atau teknik "bola salju" ( Bogdan &Biklen : 1982 ). Dengan menggunakan
70
menggunakan teknik ini peneliti dapat mengumpulkan data dan informasi
secara efektif dan terarah dalam upaya mencapai tujuan.
D. Lokasi Penelitian
Lokasi
penelitian
tentang
Pemberdayaan
Masyarakat
dalam
Pembiayaan Pendidikan Tinggi ini dilakukan di Kabupaten Kuningan
dengan sasaran penelitian pada Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (STKIP) Kuningan dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE)
Kuningan.
E.
Pelaksanaan Penelitian
Tahapan penelitian terdiri dari tiga, yaitu tahap orientasi, tahap
eksplorasi dan tahap member check ( Nasution, 1989 ) dengan uraian
sebagai berikut:
1. Tahap Orientasi
Tahap ini merupakan tahap persiapan
penelitian yang dilakukan
melalui lanhkah-langkah sebagai berikut:
a.
Persiapan kelengkapan administrasi berupa pengantar dari UPI
Bandung, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kuningan, dan
Kepala Kantor Kesatuan Bangsa ( dulu Kantor Sospol) Kabupaten
Kuningan.
b. Penyempurnaan desain penelitian, perbaikan pedoman wawancara
dan observasi.
7I
c. Mencari gambaran umum di lapangan dengan cara observasi dan
wawancara secara bebas dengan tujuan untuk mendapatkan
informasi mengenai garis besar kegiatan STKIP dan STIE dalam
mengelola dana masyarakat serta informasi lain yang bermanfaat
dan menunjang terhadap penelitian yang akan dilakukan.
2. Tahap Eksplorasi
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan yang sesungguhnya
dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang telah
dirancang sebelumnya, yaitu ; pertama, wawancara, observasi dan
studi dokumentasi. Wawancara akan dilakukan kepada responden,
antara lain ; Ketua STKIP dan
menangani
Keuangan,
Keuangan
(BAUK),
Kepala
Tenaga
STIE, Pembantu Ketua II yang
Bagian
Administrasi
administrasi
Urusan
yang
menangani
keuangan dan orang-orang terkait lainnya yang
menangani
pengelolaan dana. Kedua , Kegiatan observasi akan dilakukan
lebih awal untuk memperoleh gambaran umum tentang strategi
pemberdayaan masyarakat dalam pembiayaan pendidikan tinggi di
Kabupaten Kuningan. Dan ketiga, peneliti akan mengadakan studi
dokumentasi terhadap berbagai hal yang berhubungan dengan
peraturan dan pedoman pengelolaan keuangan, Surat Edaran,
undangan rapat, notula rapat dll.
72
3. Tahap Member Check
Tahap ini merupakan tahap untuk memperoleh keabsahan dan
kepercayaan
wawancara,
data
dan
observasi
informasi
dan
yang
diperoleh
studi dokumentasi.
melalui
Peneliti
akan
berusaha untuk mengkonfirmasi data dan informasi yang telah
diterima
dengan
fihak
pemberi
informasi
untuk
meminta
persetujuan dengan memberikan kewenangan kepada responden
untuk
mengkoreksi,
menambah
atau
memperjelas
informasi
terdahulu.
F. Prosedur Analisis Data
1. Metoda Pengolahan data
Sebelum
dianalisis
data
dan
informasi
diklasifikasikan
sesuai
dengan pertanyaan penelitian. Catatan wawancara dan observasi
yang belum tersusun secara terstruktur ditata sedemikian rupa
sehingga menjadi suatu catatan yang sistematis. Dengan cara ini
proses analisis data dapat dilakukan secara cepat dan tepat.
Apabila ada kekurangan data dan informasi akan segera dapat
diketahui untuk dilengkapi.
2.
Metode analisis data
Analisis data dimulai sejak proses pengumpulan data. Analisis data
dilakukan melalui 3 tahap, yaitu :
a.
Reduksi data
Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang bertujuan
untuk
mempertajam,
menggolongkan,
mengarahkan,
membuang yang tidak diperlukan dan mengorganisasikan data
dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat ditarik kesimpulan
dan dapat diverifikasi. Selama proses pengumpulan data
dilakukan reduksi terhadap data melalui proses pemilihan,
pemusatan, penyederhanaan, abstraksi dan transparansi data
kasar yang diperoleh dari catatan lapangan.
Hasil wawancara dan observasi segera disusun dalam bentuk
yang terpola sesuai dengan pertanyaan penelitian.
b. Display Data ( Penyajian Data )
Penyajian data merupakan tahapan yang bertujuan untuk
memahami apa yang sedang terjadi, dan apa yang harus
dilakukan selanjutnya, kemudian menganalisis kembali atau
mengambil
mengenai
tindakan
yang
dianggap
perlu.
pokok-pokok penelitian disajikan
Rangkuman
dalam bentuk
catatan lengkap sebagai deskripsi data atau temuan penelitian.
c. Kesimpulan dan verifikasi
Hasil display data selanjutnya dibahas dengan bertitik tolak
pada teori dan diperkuat dengan data dan informasi dari hasil
analisis dokumentasi. Setelah itu dibuat kesimpulan tentang
hasil penelitian.
74
G. Validasi Temuan Penelitian
Menurut Moleong ( 2001 : 173 ) bahwa untuk menetapkan
keabsahan diperlukan teknik pemeriksaan atau pengujian dan bahwa
tingkat kepercayaan hasil penelitian kualitatif ditentukan oleh kriteriakriteria : (1) kredibilitas atau derajat kepercayaan (validitas internal), (2)
transferabilitas atau keteralihan (validitas ekstemal), (3) dependability
atau ketergantungan (reabilitas) dan (4) konfirmabilitas atau kepastian
(objektivitas).
1.
Kredibilitas
Kreredibilitas atau derajat kepercayaan merupakan salah satu
ukuran tentang kebenaran data yang dikumpulkan, dalam penelitian ini
bermaksud untuk menggambarkan kecocokan konsep penelitian dengan
konsep penelitian yang ada pada responden. Untuk mencapai hal tersebut
dalam penelitian ini dilakukan antara lain :
a. Triangulasi, yakni mengecek kebenaran data dengan membandingkan
dengan data dari sumber lain. Hasil dari serangkaian wawancara,
pengamatan dan studi dokumentasi pengelolaan keuangan sekolah.
b. Pembicaraan dengan kolega (Peer debriefing), hal ini peneliti
membahas catatan-catatan lapangan dengan kolega, teman sejawat
yang mempunyai kompetensi tertentu.
c. Penggunaan bahan referensi digunakan untuk mengamankan
berbagai informasi yang didapat dari lapangan, dalam kaitan ini penulis
75
memanfaatkan
kegunaan tape
recorder untuk merekam
hasil
wawancara.
d. Mengadakan member chek, setiap akhir wawancara atau pembahasan
suatu topik diusahakan untuk menyimpulkan secara bersama,
sehingga perbedaan perpepsi dalam suatu masalah dapat dihindarkan,
juga dilakukan konfirmasi dengan nara sumber terhadap laporan hasil
wawancara, sehingga apabila ada kekeliruan dapat diperbaiki atau bila
ada kekurangan ditambah dengan informasi baru. Dengan demikian
data yang diperoleh sesuai dengan yang dimaksud oleh nara sumber.
2. Transferabilitas
Transferabilitas
atau
keteralihan
adalah
merupakan
validitas
ekstemal hasil penelitian hingga sejauh manakah hasil penelitian ini dapat
diterapkan
atau
diaplikasikan
dalam
konteks atau
situasi
lain.
Transferabilitas hasil penelitian baru ada, jika pemakai melihat dari situasi
yang identik dan memiliki keserasian antara hasil penelitian dengan
permasalahan ditempatnya. Meskipun diakui bahwa tidak ada situasi yang
sama pada tempat dan kondisi yang lain. Transferabilitas merupakan
suatu kemungkinan, sehingga peneliti tidak memiliki keyakinan akan dapat
menjamin validitas ekstemal ini (Nasution, 1996).
3. Defendabilitas
Defendabilitas atau kebergantungan adalah satu criteria kebenaran
dan penelitian kualitatif yang pengertiannya sejajar dengan reliabilitas
dalam penelitian kuantitatif, yakni mengupas tentang konsistensi hasil
76
penelitian. Konsep kebergantungan lebih luas daripada reliabilitas, karena
oleh peninjauannya lebih dari segi konsep itu memperhitungakan segalagalanya yang ada pada reabilitas itu sendiri (Moeleong, 2001 : 174).
4. Konfirmabilitas
Konfirmabilitas atau kepastian berasal dari konsep objectivitas
menurut penelitian non kualitatif. Agar kebenaran dan objektifitas hasil
penelitian dapat dipertanggungjawabkan, dilakukan dengan cara "audit
trail", yakni dengan melakukan pemeriksaan ulang sekaligus dilakukan
konfirmasi untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dilaporkan dapat
dipercaya dan sesuai dengan situasi yang nyata, maka peneliti melakukan
upaya;
a.
Data mentah yang diperoleh melalui wawancara, observasi maupun
studi dokumentasi direkapitulasi dalam laporan lapangan yang
lengkap dan cermat.
b.
Data mentah disusun dalam hasil analisis dengan cara menyeleksi,
kemudian merangkum atau menyusunnya kembali dalam bentuk
deskripsi yang lebih sistematik.
c.
Membuat hasil sintesis data berupa kesesuaian tema dengan tujuan
penelitian, penafsiran dan kesimpulan.
d.
Melaporkan
seluruh
proses
penelitian sejak
pra
survey dan
penyusunan disain pengolahan data, hingga penulisan laporan akhir.
Dalam pemeriksaan keabsahan data, peneliti akan mempedomani
juga criteria dan teknik pemeriksaan Keabsahan Data yang diajukan
77
Moleong, yaitu untuk kriteria kreadibilitas akan digunakan teknik
pemeriksaan
perpanjangan
keikutsertaan,
ketekunan
pengamatan,
triangulasai, pengecekan sejawat, kecukupan referensial, kajian kasus
negatif dan
pengecekan
anggota. Sedangkan
untuk keterangan
digunakan uraian rinci. Untuk criteria kebergantungan akan digunakan
audit kebergantungan dan kriteria kepastian digunakan audit kepastian.
78
BABV
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDA
Pada
bab
ini
akan
diuraikan
kesimpulan,
Implikasi
dan
Rekomendasi penelitian berdasarkan pembahasan dan kajian teori
tentang pemberdayaan masyarakat dalam pembiayaan pendidikan tinggi.
A. Kesimpulan
1. Pemberdayaan masyarakat dalam pembiayaan pendidikan tinggi
ditempuh melalui dua pendekatan strategis, yaitu pendekatan
internal
dan
pendekatan
ekstemal.
Dalam
melaksanakan
pemberdayaan tersebut manajer mengadakan intervensi terhadap
orang-orang
yang
diberdayakan
melalui
kegiatan
Enabling,
Facilitating, Consulting, Collaborating, Mentoring dan Supporting.
2. Kegiatan pemberdayaan di STKIP dan STIE lebih difokuskan pada
pemberdayaan internal, yaitu peningkatan kemampuan Sumber
Daya Manusia , Penguatan Program dan Peningkatan kapasitas
kelembagaan, sedangkan upaya diversifikasi pendapatan belum
dilaksanakan secara optimal.
3. Sumber
utama pembiayaan pendidikan di STKIP dan STIE
berasal dari mahasiswa yaitu SPP, oleh karena itu meningkatnya
jumlah mahasiswa akan berpengaruh secara signifikan terhadap
penerimaan dana pada kedua sekolah tinggi tersebut. Sumber
134
dana lainnya yang dapat digali adalah hasil kerjasama, sumbangan
dari pemerintah /Pemda, serta hibah dari perorangan.
4.
Pengalokasian dana sesuai dengan prioritas kegiatan, antara lain :
(1) Penerimaan Mahasiswa Baru; (2) Sarana ; (3) Personal; (4)
KBM ; (5) Rumah Tangga; (6) Pembangunan dan Pengembangan ;
(7)
Kesejahteraan;
dan
(8)
Lain-lain.
Namun
demikian
pengalokasian dana yang secara langsung menyentuh kegiatan
proses belajar mengajar relatif masih kecil.
5. Pertanggungjawaban dana dilakukan secara periodik oleh PK II
kepada Ketua dan semua fihak yang berkepentingan. Dan secara
kelembagaan Ketua bertanggungjawab kepada Ketua Yayasan.
Setiap transaksi keuangan dicatat dalam buku kas oleh petugas
yang telah ditentukan oleh Ketua masing-masing. Buku Kas yang
digunakan untuk mencatat penerimaan dan pengeluaran uang atau
yang disamakan dengan uang adalah buku kas harian yang mudah
dikontrol.
Evaluasi dilakukan terhadap apa yang telah dicapai
sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.
6. Hasil-hasil
yang
diperoleh
dari
program
pemberdayaan
masyarakat dalam pembiayaan pendidikan tinggi di STKIP dan
STIE adalah : (1) Meningkatnya layanan akademik, terbukti dengan
terakreditasinya semua program studi; (2) Meningkatnya layanan
administrasi, ini dapat dilihat dari prosedur pelayanan yang mudah
dan sarana yang memadai. Khusus dalam hal ini STKIP Kuningan
135
memperoleh penilaian yang baik dari KOPERTIS ; (3) Lahirnya
tenaga edukasi dan administrasi yang handal, sehingga setiap
kegiatan dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan target
yang telah ditentukan ; (4) Tumbuhnya kepercayaan masyarakat
dan Pemerintah Daerah, hal ini ter
DALAM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN TINGGI
( Kajian Tahun Akademik 1999/2000 s.d. 2001/2002 pada Sekolah
Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi di Kabupaten Kuningan )
TESIS
Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis Program Pasca Sarjana
Universitas Pendidikan Indonesia Bandung
Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Bidang Studi Administrasi Pendidikan
OLEH
SRI SUNARSIH
NIM. 009592
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2003
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING
Pembimbing
Prof.DR. Nanang Fattah
Pembimbing II
tir
DR. Hj.Yayat Hayati Djatmiko, M.Pd.
MENGETAHUI
Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan
Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia
Prof. DR. H. Tb. Abin Svamstfflin Makmun. M.A
ABSTRAK
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pembiayaan Pendidikan Tinggi (Kajian
Tahun Akademik 1999/2000 s.d. 2001/2002 pada Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan dan SekolahTinggi Ilmu Ekonomi di Kabupaten Kuningan)
Oleh : Sri Sunarsih. Tesis S2 PPS UPI Bandung, 2003.
Sekolah Tinggi merupakan bagian dari jenjang pendidikan tinggi di Indonesia
yang menduduki posisi strategis untuk membentuk manusia yang tidak saja memiliki
kemampuan akademik tetapi memiliki kemampuan profesional. Untuk mewujudkan
tujuan tersebut diperlukan dukungan sumber dana secara penuh. Namun kenyataannya
dana yang tersedia dan dialokasikan pemerintah untuk sektor pendidikan ini masih sangat
terbatas. Oleh karena itu diperlukan upaya pemberdayaan masyarakat dalam pembiayaan
pendidikan tinggi.
Permasalahan yang muncul dalam penelitian ini adalah
bagaimana
pemberdayaan peran serta masyarakat dalam pembiayaan pendidikan tinggi dan
dampaknya terhadap layanan pendidikan pada STKIP dan STIE di Kabupaten Kuningan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengumpulkan informasi tentang upayaupaya pemberdayaan peran serta masyarakat dalam pembiayaan pendidikan tinggi pada
STKIP dan STIE di Kabupaten Kuningan, serta memberi informasi mengenai
pengelolaan sumber dana masyarakat pada STKIP danSTIE di Kabupaten Kuningan.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dan pendekatan
kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara, observasi dan studi
dokumentasi. Lokasi penelitian di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(STKIP) dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) di Kabupaten Kuningan. Data
diperoleh dari Ketua, Pembantu Ketua II, Kepala BAUK danKepala LPM.
Hasil Temuan Penelitian antara lain :
Pertama, Pemberdayaan masyarakat dalam pembiayaan pendidikan tinggi
ditempuh melalui dua pendekatan strategis, yaitu pendekatan internal dan pendekatan
eksternal. Dalam melaksanakan pemberdayaan tersebut manajer mengadakan intervensi
terhadap orang-orang yang diberdayakan melalui kegiatan Enabling,Facilitating,
Consulting, Collaborating Mentoring dan Supporting. Kedua, Kegiatan Pemberdayaan
lebih difokuskan pada pemberdayaan internal yaitu peningkatan SDM, penguatan
program dan peningkatan kapasitas kelembagaan. Sedangkan upaya diversifikasi
pendapatan belum dilaksanakan secara optimal.Ketiga, Sumber utama pembiayaan
pendidikan di STKIP dan STIE berasal dari mahasiswa yaitu SPP, oleh karena itu
meningkatnya jumlah mahasiswa akan berpengaruh secara signifikan terhadap
penerimaan dana. Keempat, Pengalokasian dana yang secara langsung menyentuli
kegiatan PBM relatif masih kecil.
Rekomendasi penelitian ini adalah : (1) Dalam upaya pemberdayaan masyarakat
sebaiknya fungsi manajer yang berkaitan dengan kegiatan Enabling, Facilitating,
Consulting, Collaborating, Mentoring dan Supporting lebih ditingkatkan lagi.(2) Upaya
pemberdayaan peran serta masyarakat sebaiknya lebih difokuskan pada upaya
diversifikasi pendapatan melalui strategi kemitraan baik berupa kerjasama, kontribusi,
pembelian, pertukaran, kooperatif maupun koint ventures. (3) Perlu upaya pengembangan
kerjasama antar sekolah tinggi dngan Pemda, Dunia Usaha, Dunia Industri serta lembaga
lain untuk mendukung pembiayaan pendidikan tinggi. (4) Pengalokasian dana hendaknya
lebih mengutamakan komponen-komponen yang langsung menyentuh kebutuhan PBM.
in
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
PENGHARGAAN DAN UCAPAN TERIMAKASIH
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
iii
v
vii
x
xii
DAFTAR GAMBAR/GRAFIK
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BABI PENDAHULUAN
1
A.
Latar Belakang Masalah
1
B.
Rumusan Masalah
7
C.
Tujuan Penelitian
8
D.
Manfaat Penelitian
9
E.
Premis
10
F.
Paradigma Penelitian
13
G.
Metode Penelitian
15
H. Lokasi dan Sampel Penelitian
16
I.
17
Definisi Operasional
BAB II KAJIAN TEORI YANG RELEVAN
A. Pemberdayaan Masyarakat
1. Pemberdayaan Masyarakat
2. Peran Serta Masyarakat dalam Pendidikan
3. Strategi Pemberdayaan Masyarakat
19
19
19
28
30
B. Manajemen Perguruan Tinggi
33
C. Karakteristik Perguruan Tinggi
39
D. Konsep Pembiayaan Pendidikan
41
E. Pembiayaan Pendidikan Tinggi
46
F. Pengelolaan Dana Perguruan Tinggi
49
1. Konsep Pengelolaan Dana
2. Proses Pengelolaan Dana
3. Optimalisasi Pendapatan Dana
50
51
61
G. Kajian Penelitian Yang Relevan
62
BAB III METODE PENELITIAN
65
A. Metode Penelitian
65
B. Teknik Pengumpulan Data
68
C. Sampel Penelitian
70
D. Lokasi Penelitian
71
E. Pelaksanaan Penelitian
71
F. Prosedur Analisis Data
73
G. Validasi Temuan Penelitian
75
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
79
A. Kegiatan-kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dalam pem
biayaan Pendidikan Tinggi
79
B. Sumber Dana Masyarakat Yang Dapat Digali
109
C. Pengalokasian Dana Ke Dalam Unsur-unsur Biaya
118
1. Penentuan Prioritas Kegiatan
2. Penentuan Prosentase Dana Yang Digunakan
118
119
D. Pertanggungjawaban Penerimaan Dana Masyarakat
130
E. Hasil-hasil Yang Diperoleh dari Program Pemberdaya
an Masyarakat dalam Pembiayaan Pendidikan Tinggi
BABV KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
131
134
A. Kesimpulan
134
B. Implikasi
136
C. Rekomendasi
136
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
138
141
XI
DAFTAR TABEL
Nomor
Hal
4.1
Jumlah Dosen dan Karyawan STKIP Kuningan Tahun 2001
82
4.2
Jumlah Dosen dan Karyawan STIE Kuningan Tahun 2001..
84
4.3
Keadaan dan Proyeksi Animo Mahasiswa STKIP Kuningan
Tahun 2001 s/d 2005
4.4
101
Keadaan dan Proyeksi Animo Mahasiswa STIE Kuningan
Tahun 2001 s/d 2005
4.5
104
Sumber Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran STKIP
Kuningan dalam RAPBS Tahun 2001/2002
4.6
Sumber Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran STKIP
Kuningan dalam RAPBS Tahun 1999/2000 s.d 2001/2002...
4.7
115
120
Sumber Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran STIE
Kuningan dalam RAPBS Tahun 2001
121
4.8
Perbandingan RAPBS STKIP dan STIE Kuningan
122
4.9
Sumber Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran STIE
Kuningan dalam RAPBS Tahun 1999/2000 s.d 2001/2002...
4.10
Biaya Per mahasiswa Tahun Akademik 1999/2000 s.d. 2001
/2002 pada STKIP Kuningan
4.11
127
Biaya Per mahasiswa Tahun Akademik 1999/2000 s.d. 2001
/2002 pada STIE Kuningan
4.12
124
128
Biaya rata-rata per mahasiswa dan Angka Produktivitas
Pada STKIP dan STIE Kuningan
xu
129
DAFTAR GAMBAR / GRAFIK
Nomor
Hal
1.1
Kerangka Fikir Penelitian
12
4.1
Komposisi Sumber Dana pada STKIP Kuningan Tahun 2001
114
4.2
Komposisi Sumber Dana pada STIE Kuningan Tahun 2001...
115
4.3
Perbandingan Sumber Dana pada STKIP dan STIE Kuningan
126
4.4
Perbandingan Pengeluaran Dana pada STKIP dan STIE Ku ningan
126
Xlll
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1
Hal
Operasional Variabel Penelitian
138
2
Pedoman Wawancara
141
2
Pedoman Observasi
145
3
SK Direktur Pasca Sarjana UPI Bandung tentang PengangKatan Pembimbing Penulisan Tesis Program Magister
147
4
Surat Permohonan Ijin mengadakan penelitian
149
5
Surat Keterangan telah melakukan penelitian
151
6
Riwayat Hidup Penulis
153
XIV
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pembangunan pendidikan adalah upaya mewujudkan amanat
pembukaan UUD 1945, yaitu mewujudkan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban
dunia. Bangsa Indonesia telah mengambil langkah yang sangat tepat dan
strategis dalam melaksanakan pembangunan di bidang pendidikan.
Langkah ini tercermin dalam rumusan tujuan Pendidikan Nasional yang
tertuang dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional, bab II pasal 4 yang berbunyi:
Pendidikan
Nasional
bertujuan mencerdaskan
kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya,
yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Tujuan tersebut sejalan dengan Undang-undang Dasar 1945 Bab
XIII, Pasal 31 , bahwa : "(1) Tiap-tiap Warga Negara berhak mendapat
pengajaran, (2) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pengajaran Nasional yang diatur dengan Undang-undang ".
Usaha pencapaian tujuan tersebut dilakukan melalui satuan-satuan
pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat,
maka ditentukan UU No. 2 Tahun 1989 tentang SPN pasal 47, ayat 1 - 2
yang menyatakan peran serta masyarakat dalam pendidikan, yaitu : (1)
masyarakat sebagai mitra pemerintah berkesempatan yang seluasluasnya untuk berperan serta dalam penyelenggaraan pendidikan
nasional, (2) ciri khas satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
masyarakat tetap diindahkan.
Berbagai upaya untuk mencapainya dilakukan secara formal
melalui berbagai jenjang pendidikan. Salah satu upaya tersebut dilakukan
pada jenjang pendidikan tinggi. Hal ini dapat diketahui dari Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia (PP Rl) Nomor 60 Tahun 1999 Tentang
Pendidikan Tinggi, bab I, pasal 2 bahwa tujuan Pendidikan Tinggi adalah :
1) menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat
yang memiliki kemampuan akademik dan atau profesional
yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau
menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau
kesenian;
2) mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi dan/atau kesenian serta mengupayakan
penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan
masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.
Berdasarkan tujuan tersebut dapat dikatakan bahwa pendidikan
tinggi menduduki posisi yang sangat strategis untuk membentuk manusia
yang tidak
saja
memiliki
kemampuan
akademik tetapi memiliki
kemampuan profesional. Untuk terselenggaranya kegiatan tersebut
diperlukan dukungan sumber daya ( manusia dan non manusia ) secara
penuh. Dana merupakan sumber yang sangat dibutuhkan, sebab setiap
kegiatan pendidikan memerlukan biaya. " Semua rekayasa dalam
membangun bidang pendidikan baik secara makro, meso maupun mikro
mempunyai kaitan langsung dengan biaya pendidikan " (Moch. Idochi
Anwar, 1990 : 1 ), dan "pendidikan yang bermutu membutuhkan biaya
besar" (Tilaar, 1991 : 52). Karena pendidikan yang bermutu adalah mahal
, maka untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan tinggi memerlukan
biaya yang tidak sedikit.
Di satu pihak kebutuhan akan biaya semakin meningkat sejalan
dengan perkembangan pendidikan, sedangkan di lain pihak biaya yang
tersedia sangat terbatas. Sumber dana pendidikan dari pemerintah
cenderung menurun dari tahun-tahun sebelumnya, sedangkan peran
biaya pendidikan dalam konteks penyelenggaraan pendidikan sangat erat
hubungannya dengan mutu pendidikan.
Gambaran empirik tentang pentingnya biaya pendidikan dan
semakin terbatasnya biaya pendidikan dari pemerintah mendorong
timbulnya berbagai upaya manajemen yang dilakukan oleh para peneliti,
termasuk administrator pendidikan, agar diperoleh biaya pendidikan dari
berbagai pihak untuk membiayai pendidikan sehingga pendidikan di
sekolah berjalan efektif (Ace Suryadi dan Tilaar, 1993 : 22 ).
Penelitian yang dimaksud dalam konteks di atas adalah tentang
upaya
menggali
sumber-sumber
biaya
pendidikan
agar
layanan
pendidikan efektif dan faktor-faktor penghambat pencapaian tujuan
pendidikan dapat diatasi. Upaya penggalian sumber dana tersebut dapat
dilakukan
antara
lain
melalui
pemberdayaan
masyarakat
dalam
pembiayaan pendidikan. Oleh karena itu masalah ini adalah aktual untuk
diteliti
dan
dianalisis,
terlebih
setelah
diberlakukannnya
otonomi
pendidikan yang menuntut setiap Perguruan Tinggi untuk benar-benar
mandiri.
Pendidikan dan segala permasalahannya tidak berdiri sendiri,
melainkan terkait dengan masalah-masalah di luar sektor pendidikan.
Pendidikan sebagai institusi masyarakat, tumbuh dan berkembang di
tengah-tengah masyarakat dan lingkungannya. Pendidikan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat setempat.
Masyarakat Kuningan
menurut data
Profil
Pendidikan Tahun
1999/2000 s.d. 2001/2001 dibedakan berdasarkan mata pemcaharian,
yaitu
;
yang
mempunyai mata pencaharian di sektor pertanian,
perburuhan dan perikanan sebanyak 164.313 orang; di sektor penggalian
sebanyak 268 orang ; di sektor industri pengolahan sebanyak 18.648
orang ; di sektor listrik.gas dan air sebanyak 2.675 orang; di sektor
bangunan sebanyak 23.500 orang; di sektor perdagangan sebanyak
105.160 orang ; di sektor angkutan sebanyak 15.049 orang ; di sektor
keuangan sebanyak 764 orang ; dan di sektor jasa kemasyarakatan
sebanyak 619.060 orang.
Sumber daya alam baik yang terkandung di daratan maupun di
sungai merupakan potensi ekonomi yang besar. Kuningan mempunyai
sumber daya alam yang beraneka ragam. Hasil utama pertanian berupa
padi, palawija, sayur mayur dan buah-buahan. Sedangkan hasil utama
perkebunan adalah tembakau, tebu, melinjo, aren, kopi, kelapa, cengkeh,
kapuk/kapas, jati, pinus dll. Hasil utama perikanan adalah udang dan ikan
darat. Hasil utama petemakan berupa kerbau, kambing, domba dan
unggas. Sedangkan hasil utama kehutanan berupa kayu jati, mahoni dan
albasia.
Penghasilan
masyarakat
Kuningan
bervariasi
mulai
dari
Rp. 150.000,00 sampai dengan > Rp.1 juta rupiah perbulan. Rata-rata
income perkapita
adalah Rp. 800.000,00
serta UMR yang
berlaku
adalah Rp.6.500,00.
Keadaan masyarakat Kuningan sebagaimana diuraikan di atas
merupakan
asset
penting
yang
dapat
mendukung
pembangunan
pendidikan termasuk pembiayaan pendidikan tinggi.
Uraian di atas memberi gambaran betapa pentingnya studi
mengenai upaya penggalian sumber dana pendidikan untuk membiayai
penyelenggaraan pendidikan yang efektif. Pemberdayaan
masyarakat
dalam pembiayaan pendidikan tinggi sangat menarik untuk diteliti dengan
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
1. Penyelenggaraan pendidikan yang baik menuntut tersedianya biaya
yang cukup memadai;
2. Dalam Peraturan Pemerintah Rl Nomor 39 Tahun 1992 dijelaskan
bahwa peranserta masyarakat ikut memelihara, menumbuhkan dan
mengembangkan pendidikan nasional;
3. Secara teknis, peranserta masyarakat tersebut diwujudkan dalam
bentuk
dukungan
anggaran
terhadap
pembiayaan
pendidikan,
4. Pengadaan dana dan pemberian bantuan yang diberikan masyarakat
dapat berupa wakaf, hibah, sumbangan, pinjaman, beasiswa dan
bentuk lain yang sejenis (PP No 39, 1992 pasal 4, ayat 5).
Berdasarkan studi pendahuluan, dapat diketahui bahwa animo
mahasiswa pada STKIP Kuningan dua tahun terakhir ini semakin
meningkat. Tahun 1999/2000 tercatat 504 orang, tahun 2000/2001
tercatat 715 orang sedangkan tahun 2001/2002 meningkat menjadi
943 orang. Sedangkan jumlah mahasiswa STIE Kuningan pada tahun
1999/2000 tercatat 153 orang, tahun 2000/2001 sebanyak 229 orang
dan
tahun
mahasiswa
pengeluaran
operasional
2001/2002
berjumlah
tersebut akan
dana
dan
di
355
orang.
berpengaruh
masing-masing
ketersediaan
sarana
Peningkatan
terhadap
lembaga.
prasarana
jumlah
penerimaan
Kebutuhan
pendidikan
dan
dana
pun
meningkat.
STKIP dan STIE Kuningan yang sepenuhnya bergantung pada
kontribusi dana masyarakat, memerlukan perhatian besar dari fihak-fihak
terkait. Keterbatasan kemampuan dana dan sarana prasarana pada
STKIP dan STIE Kuningan sudah saatnya mendapat perhatian yang
serius.
Bertitik tolak dari uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan
kajian
tentang
pembiayaan
pendidikan
tinggi
dengan
"PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PEMBIAYAAN
TINGGI
judul
PENDIDIKAN
(Kajian Deskriptif Tahun Akademik 1999/2000 s.d. 2001/2002
"PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
TINGGI
(Kajian Tahun Akademik 1999/2000 s.d. 2001/2002 pada
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi di Kabupaten Kuningan)".
B. Rumusan Masalah
Perguruan Tinggi Swasta (PTS) pada hakekatnya berkembang
sejalan dengan kemampuan pengelolaannya, baik oleh pengurus yayasan
maupun administrator untuk mengelola sumber daya yang ada pada
masyarakat. Pengadaan dan pendayagunaan sumber daya yang ada
pada masyarakat oleh perguruan tinggi swasta tidak terl
menggali sumber daya masyarakat tersebut, maka diperlukan suatu upaya
atau strategi untuk pemberdayaan masyarakat yang dapat menunjang
terselenggaranya kegiatan pendidikan terutama dalam hal pembiayaan.
Bertitik tolak dari
uraian di atas maka timbul pertanyaan yang
penulis jadikan sebagai sebuah perumusan masalah, yaitu : Bagaimana
pemberdayaan masyarakat dalam pembiayaan pendidikan tinggi dan
dampaknya terhadap layanan pendidikan pada STKIP dan STIE
di
Kabupaten Kuningan ?
Rumusan masalah tersebut dijabarkan dalam beberapa pertanyaan
penelitian, sebagai berikut:
1. Kegiatan-kegiatan apakah yang dilakukan untuk pemberdayaan
masyarakat dalam pembiayaan pendidikan ?
2. Sumber-sumber dana masyarakat apa saja yang dapat digali untuk
mendapatkan diversifikasi pendapatan ?
3. Ke dalam unsur -unsur pembiayaan manakah dana masyarakat
tersebut dialokasikan dan dimanfaatkan ?
4. Kegiatan-kegiatan apakah yang dilakukan dalam melaksanakan
pertanggungjawaban dana yang diperoleh dan dimanfaatkan ?
5. Apa hasil-hasil yang diperoleh dari dana yang digunakan ?
C.
Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengumpulkan
informasi tentang upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam
pembiayaan pendidikan tinggi khususnya di STKIP dan STIE Kuningan,
serta memberi informasi mengenai pengelolaan sumber dana masyarakat
pada STKIP dan STIE di Kabupaten Kuningan.
Sedangkan Tujuan Khusus dari penelitian ini adalah :
a. Mengumpulkan informasi tentang kegiatan
pemberdayaan
yang dilaksanakan untuk
masyarakat dalam pembiayaan pendidikan dan
strategi yang digunakan dalam menggali sumber dana masyarakat.
b. Mengumpulkan informasi tentang pelaksanaan pengelolaan keuangan
yang berasal dari dana masyarakat dengan mengetahui jumlah
penerimaan dan pengeluaran dari setiap kegiatan.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Secara teoritis manfaat penelitian ini yaitu memperdalam kajian
administrasi pendidikan, khususnya pembiayaan pendidikan baik sebagai
penguatan dan penerapan konsep teori ekonomi pendidikan maupun
praktek dalam administrasi pendidikan.
2.
Secara praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat
sumbangan
pemikiran dalam
pengkajian
pembiayaan
memberikan
pendidikan
Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Kabupaten Kunjngan. Dan sebagai
bahan masukan kepada fihak yang berwenang dalam menangani
pembiayaan PTS di Kabupaten Kuningan.
S^fo,. A tot V°t 7
E.
Premis
\ ^*>>
Beberapa premis yang mendasari penelitian ini adara,'" '
berikut:
1.
Pendidikan tinggi
menduduki posisi yang sangat strategis untuk
membentuk manusia yang tidak saja memiliki kemampuan akademik
tetapi memiliki kemampuan professional yang tinggi. Oleh karena itu
pendidikan tinggi memiliki nilai investasi yang dapat diukur dengan
pendapatan. Artinya pendidikan tinggi mempunyai nilai ekonomi yang
dapat dikaji dasi aspek pembiayaan dan manfaatnya ( Cost Benefit
Analysis ) baik manfaat perorangan maupun sosial ( Cohn , 1979 ).
2. Pendidikan yang bermutu membutuhkan biaya besar ( Tilaar, 1991 :
52 ). Karena pendidikan yang bermutu adalah mahal, maka untuk
meningkatkan mutu pendidikan memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Biaya pendidikan yang dipergunakan untuk menyediakan input dan
proses akan berpengaruh terhadap mutu lulusan. Biaya pendidikan
tinggi ditunjukkan dalam bentuk pembayaran untuk menyediakan
sumber-sumber belajar yang dibutuhkan dalam mengoperasionalkan
kelembagaan pendidikan baik dalam bentuk sarana, fasilitas, maupun
gaji personil ( Bowen, 1981 ).
3. Pemberdayaan merupakan suatu konsep yang mengarah kepada
upaya memampukan masyarakat kecil atau bawahan ( karyawan,
warga masyarakat ) yang selama ini dianggap tidak atau kurang
berperan agar meningkat dan memiliki kemampuan yang lebih baik
sesuai dengan peranan mereka di dalam sistem sosial. Pemberdayaan
dalam ruang lingkup manajemen dapat diartikan sebagai " cara yang
amat praktis dan produktif untuk mendapatkan yang terbaik dari diri
sendiri dan para karyawannya" (Aileen Mitchel Stewart, 1998 :22). Hal
ini berati bahwa pemberdayaan berkaitan erat dengan fungsi-fungsi
manajer.
Untuk
itu
Aileen
Mitchel
Stewart
(
1998
:22
)
mempersyaratkan kecakapan khusus untuk melakukan pemberdayaan
masyarakat (empowering people), yaitu : (1) Membuat mampu
(enabling);
(consulting);
(2)
Memperlancar
(facilitating);
(4) Bekerjasama
(collaborating);
(3)
Berkonsultasi
(5) Membimbing
(mentoring); dan (6) Mendukung (supporting).
F. Paradigma Penelitian
Bogdan dan Biklen mendefinisikan paradigma sebagai "kumpulan
longgar dari sebuah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau
proposisi yang mengarahkan cara berfikir dan penelitian" ( Moleong,
1998:30 ). Paradigma juga memiliki pengertian sebagai (1) suatu model
dalam teori ilmu pengetahuan, dan (2) kerangka berfikir. Kerangka berfikir
merujuk pada premis yang didasarkan pada posisi untuk mengarahkan
penelitian. Kerangka fikir penelitian ini diilustrasikan dalam gambar 1.1
ll
PT 'S
V
r
KENYATAAN:
-
yr
HARAPAN:
Ketersediaan
Ketersediaan
Dana terbatas
dana memadai
- Pengelolaan
Pengelolaan
.
dana belum
dana efektif
efektif
-
Mutu Layanan
-
Mutu Layanan
meningkat
^
Masih rendah
•
Permasalahan Penelitian:
Upaya-upaya apa yang dilakukan dalam
pemberdayaan masyarakat agar sumber dana
>->"
masyarakat dalam pembiayaan pendidikan
tinggi meningkat
M
^
v
Pemberdayaan Masyarakat:
Membuat mampu,
Memperlancar. Berkonsultasi,
Bekerjasama. Membimbing,
Internal
Ekstemal
Mendukung
Efisiensi
Efektivitas
Daya
Tarik
Lembaga
Expenditure
PEMBIAYAAN
MUTU
LAYANAN
Gambar 1.1 Kerangka fikir penelitian
12
Revenue
Gambar tersebut menjelaskan bahwa ada sejumlah harapan yang
diinginkan PTS. Sumber dana yang memadai sangat dibutuhkan untuk
penyelenggaraan pendidikan tinggi. Namun kenyataan menunjukkan
bahwa sumber dana sangat terbatas dan pengelolaan dana belum efektif.
Oleh karena itu perlu dilakukan pemberdayaan masyarakat.
Masyarakat sebagai sumber penerimaan dana,
keahlian dan sebagainya
ide,
sarana,
sudah saatnya untuk dimanfaatkan oleh
Perguruan Tinggi semaksimal mungkin. Pemberdayaan
masyarakat
dalam pembiayaan pendidikan tinggi menuntut seorang manajer untuk
melakukan intervensi terhadap masyarakat, baik yang dilakukan secara
internal
maupun
memperlancar
ekstemal
(facilitating),
yaitu
;
membuat
berkonsultasi
mampu
(consulting),
(enabling),
bekerjasama
(collaborating), membimbing (mentoring) dan mendukung (supporting).
Pemberdayaan
(penghematan
internal
pengeluaran)
lebih
dan
difokuskan
efektivitas
pada
kinerja
efisiensi
SDM
yang
diharapkan dapat meningkatkan daya tarik lembaga dan menumbuhkan
kepercayaan masyarakat sehingga mereka mau membeli jasa lembaga.
Sedangkan
pemberdayaan
ekstemal
lebih
difokuskan
pada
upaya
penggalian dana untuk meningkatkan penerimaan ( revenue ).Kedua
strategi tersebut akhirnya bertujuan untuk meningkatkan pembiayaan
pendidikan tinggi sehingga dapat pula meningkatkan mutu layanan.
Masyarakat sebagai sumber dana, artinya warga masyarakat harus
dilibatkan dalam pengembangan dan
13
peningkatan mutu pendidikan
melalui pembiayaan. Sebagaimana dikemukakan oleh Hendyat Soetopo
dan Wasty Soemanto (1982 : 222) bahwa sumber penerimaan dana
sekolah digolongkan atas ; 1) Bantuan dari masyarakat; 2) Bantuan dari
siswa atau orang tua murid ; 3) Bantuan dari pemerintah.
Masyarakat sebagai sumber ide, Made Pidarta ( 1986 : 346 )
mengemukakan bahwa ; " Sebagai sistem terbuka, sekolah selalu
membukakan pintu terhadap kehadiran warga masyarakat, terhadap ideide mereka, terhadap kebutuhan-kebutuhan mereka, dan terhadap nilai-
nilai yang ada pada masyarakat ". Selain itu
"civitas academica"
khususnya mahasiswa dan dosen membutuhkan masyarakat sebagai
tempat penelitian atau praktek lapangan.
Masyarakat sebagai sumber sarana dan prasarana, artinya bahwa
keterbatasan sarana dan prasarana pada suatu lembaga pendidikan akan
dapat tertolong dengan menciptakan kerjasama yang baik dengan
masyarakat. Ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Tim Dosen MKDK
Administrasi Pendidikan (1991 : 109 ):" Bahwa banyak diantara sekolah-
sekolah yang terbentur pada masalah sarana dan prasarana dalam usaha
melayani pendidikan untuk masyarakatnya. Melalui hubungan yang baik
dengan masyarakat memungkinkan dapat membantu dalam pemecahan
masalah tersebut".
Potensi masyarakat seyogyanya dimanfaatkan dan dijadikan
kekuatan yang dapat mendorong pelaksanaan pendidikan pada perguruan
tinggi swasta untuk meningkatkan mutu layanan. Oleh karena itu STKIP
14
dan STIE Kuningan seyogyanya melakukan upaya-upaya sesuai dengan
peraturan pemerintah dimana pendidikan merupakan tanggung jawab
bersama antara pemerintah, masyarakat dan keluarga.
Indikator Mutu Layanan dapat diketahui dari ; (1) ketersediaan
biaya pendidikan yang cukup memadai ; (2) ketersediaan sarana fisik
yang memadai; (3) ketersediaan tenaga edukatif yang profesional dan (4)
pelayanan pengabdian pada masyarakat yang cukup baik.
G. Metode Penelitian
Metoda penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metoda penelitian deskriptif analitis dengan menggunakan pendekatan
analisa kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
wawancara, observasi dan studi dokumentasi.
Sifat analitik dari penelitian ini adalah langkah lanjutan dari
deskripsi gejala dan peristiwa. Setelah diperoleh gambaran yang jelas
dan lengkap tentang aspek-aspek yang diteliti maka selanjutnya dilakukan
analisis secara mendalam. Analisis dilakukan berdasarkan kajian teori.
Robert C. Bogdan dan Sari Knopp Biklen ( 1982 : 27-30 )
mengemukakan bahwa penelitian kualitatif mempunyai lima karakteristik,
yaitu :
(1) Peneliti merupakan instrumen penelitian yang utama ;
(2) Penelitian bersifat deskriptif;
15
(3) Lebih menekankan proses dari pada hasil sehingga bersifat
deskriptif-analitik;
(4) Analisa data secara induktif;
(5) Essensi penelitian kualitatif adalah apa yang disebut dengan
"meaning".
Secara prinsip penelitian ini mengikuti karakteristk penelitian
kualitatif tersebut di atas.
H. Lokasi dan Sampel Penelitian
1.
Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian ini adalah di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan ( STKIP ) dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) di
Kuningan.
2. Sampel Penelitian
Dalam penelitian kualitatif yang dijadikan sampel
adalah
sumber yang dapat memberikan informasi kepada peneliti pada
sekolah tinggi yang dimaksudkan. Penentuan sampel penelitian
dilakukan secara purposive. Berdasarkan uraian di atas, maka
sampel penelitian ini terdiri dari : (1) Ketua STKIP dan STIE ; (2)
Pembantu Ketua II; (3) Kepala Bagian Administrasi Umum dan
Keuangan (BAUK), (4) Kepala Pusat PPM. Sampel lainnya yang
didasarkan kebutuhan pada saat pengumpulan data di lapangan.
Penentuan sampel penelitian dilakukan secara purposif , yaitu
16
disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai. Jumlah sampel tidak
dibatasi, tetapi tergantung pada pertimbangan kelengkapan data
dan informasi yang dikumpulkan.
I. Definisi Operasional
a. Pemberdayaan masyarakat, yaitu upaya memampukan masyarakat
kecil atau bawahan ( karyawan, warga masyarakat ) yang selama ini
dianggap tidak atau kurang berperan agar meningkat dan memiliki
kemampuan yang lebih baik sesuai dengan peranan mereka di dalam
sistem sosial. Pemberdayaan berkaitan
erat dengan fungsi-fungsi
manajer, yaitu :
(1) Membuat mampu (enabling); Indikatornya dapat diukur dengan ; (1)
menggali potensi diri sendiri;(2) mengenai kemampuan diri sendiri
;(3) menyediakan waktu untuk membantu pendidikan; dan (4)
menyediakan personil pendukung ;
(2) Memperlancar (facilitating); Kegiatan ini dapat diukur dengan ; (1)
mempermudah aturan organisasi ; (2) mempersingkat prosedur ;
(3) mempermudah memperoleh informasi;
(3) Berkonsultasi (consulting); Kegiatan ini dapat diukur dengan ; (1)
membahas masalah teknis sehari-hari; (2) membahas masalahmasalah strategis ;dan (3) meningkatkan intensitas dialog ;
(4) Bekerjasama (collaborating); Kegiatan ini dapat diukur dengan ;
bekerjasama penuh sepanjang berkaitan dengan pendidikan; (2)
menyediakan waktu untuk kerjasama yang berkaitan dengan
pendidikan; dan (3) keterbukaan ;
(5) Membimbing (mentoring); Kegiatan ini dapat diukur dengan ;
bekerjasama penuh sepanjang berkaitan dengan pendidikan; (2)
menyediakan waktu untuk kerjasama yang berkaitan dengan
pendidikan; dan (3) keterbukaan ;
(6) Mendukung (supporting) ; Kegiatan ini dapat diukur dengan ; (1)
memimpin dari belakang dan (2) mengarahkan sikap mandiri.
17
b. Pembiayaan Pendidikan Tinggi, yaitu keteriibatan masyarakat dalam
pembiayaan dan penyusunan anggaran pendidikan tinggi dengan
indikatornya:
1. Identifikasi kegiatan, yaitu penyusunan program kurikuler dan
program ekstra kurikuler;
2.
Identifikasi sumber-sumber dana ;
3. Formulasi anggaran, yang diukur dengan ; RAPBS dan Program
insidental;
4. Persetujuan
yang
berwenang,
yang
diukur
penyelenggaraan rapat-rapat dan kompromi anggaran.
dengan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif, yaitu sebuah metode penelitian yang bertujuan melukiskan
secara sistematis fakta atau karakteristik populasi secara faktual dan
cermat, seperti dikemukakan oleh Winarno Surachmad ( 1989 : 140 ),
metode deskriptif merupakan " metode yang memusatkan diri pada
pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada
masalah-masalah aktual". Penelitian deskriptif " hanyalah memaparkan
situasi atau peristiwa, tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak
menguji hipotesis atau prediksi" ( Rahmat, 1997 : 24 ).
Penelitian ini tidak bermaksud mengungkapkan hubungan antar
variabel melalui studi korelasi atau regresi untuk menguji hipotesis
tertentu. Oleh karena itu penelitian ini difokuskan pada kajian mengenai
upaya-upaya PTS untuk
memberdayakan masyarakat
dalam
pembiayaan pendidikan tinggi. Dalam penelitian deskriftip ini maka teknik
yang digunakan adalah survey, studi kasus, studi komparatif, studi waktu
dan gerak, analisis tingkah laku dan studi operasional (Surachmad , 1989
: 141 ). Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, hal ini
dilakukan untuk memberikan makna yang mendalam dan agar dapat
melihat fenomena yang ada saat itu.
65
Penelitian ini betujuan untuk memberikan gambaran tentang upaya-
upaya PTS untuk memberdayakan masyarakat dalam pembiayaan
pendidikan tinggi mulai dari strategi penggalian dana masyarakat, target
jumlah dana yang akan diserap
masyarakat tersebut. Sasaran
sampai dengan pengelolaan dana
penelitian diarahkan
pada usaha
menguasai teori-teori dasar penelitian yang bersifat deskriptif, dengan
mementingkan penguasaan proses penelitian, membatasi studi dengan
fokus kajian, menentukan kriteria untuk memeriksa keabsahan data dan
hasil penelitian yang bisa diterima serta dibenarkan oleh kedua belah
fihak, yaitu pihak peneliti dan yang diteliti (responden ).
Penelitian kualitatif memiliki sejumlah ciri yang membedakannya
dengan penelitian jenis lainnya.
Moleong (2001 : 4) mempadukan
pendapat Bogdan dan Biklen yang mengajukan lima ciri penelitian
kualitatif dengan pendapat Lincoln dan Guba yang mengajukan sepuluh
ciri penelitian kualitatif sebagai berikut:
1)
Penelitian kualitatif melakukan penelitian pada latar alamiah
atau pada kontak dari suatu keutuhan.
2)
Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan
orang lain merupakan alat pengumpul data utama sehingga
setiap saat dapat menyesuaikan dengan kenyataan-kenyataan
di lapangan.
3)
Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif dengan
beberapa pertimbangan. Pertama menyesuaikan metode
kualitatif lebih mudah bila berhadapan dengan kenyataan lain.
Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat
66
hubungan peneliti dengan responden. Ketiga, metode ini lebih
peka dan lebih dapat menyesuaikan diri.
4)
Penelitian kualitatif menggunakan analisis data secara induktif,
karena induktif lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan
ganda sebagai yang terdapat dalam data, dapat membuat
hubungan peneliti-responden menjadi lebih eksplisit, dapat
dikenaldan accountable serta dapat menguraikan latar secara
penuh, dapat menemukan pengaruh bersama dan dapat
memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit sebagai bagian dari
struktur analitik.
5)
Penelitian
kualitatif
lebih
menghendaki
arah
bimbingan
penyusunan teori substantif yang berasal dari data, karena tidak
ada
teori
a
priori
yang
mencakup
kenyataan
ganda,
mempercayai apa yang dilihat secara netral dan teori dasar
lebih responsive terhadap nilai-nilai kontekstual.
6)
Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan berupa kata-kata
dan bukan angka-angka sehingga menghasilkan analisis berupa
uraian.
7)
Penelitian ini lebih mementingkan proses dari pada hasil.
8)
Penelitian kualitatif menghendaki ditetapkannya batas dalam
penelitian atas dasar focus yang menjadi masalah penelitian.
9)
Adanya
kriteria khusus untuk keabsahan data. Penelitian ini
meredefinisikan validitas, realibilitas dan objektivitas dalam versi
lain.
10) Penelitian
kualitatif
menyusun
desain
terus
menerus
menyesuaikan dengan lapangan, desainnnya tidak ketat, dan
tidak kaku.
11) Hasil penelitian atau rumusan-rumusan hasil penelitian selalu
dibicarakan
dengan
responden
kesepakatan.
67
untuk
mendapatkan
B. Teknik Pengumpulan Data
Di dalam pelaksanaan penelitian, peneliti
sebagai instrumen
utama, sehingga memiliki peran yang sangat penting dan menyatu
dengan kegiatan penelitian. Peneliti sebagai instrumen utama penelitian
sangat menentukan kelancaran, keberhasilan, hambatan atau kegagalan
di dalam pengumpulan data yang diperlukan. Pengumpulan data dalam
penelitian ini dilakukan langsung oleh peneliti melalui penggunaan teknik
pengumpulan data berupa wawancara dan observasi.
Untuk mengumpulkan data secara cermat dan lengkap digunakan
instrumen /alat pengumpul data sebagai berikut: (a) catatan wawancara
dan observasi, (b) alat perekam wawancara, (c) dokumentasi berupa fotofoto dan dokumen tertulis lainnya. Agar proses pengumpulan data dapat
dilakukan
secara terfokus,
maka
peneliti
menyusun
pedoman
pengumpulan data.
Teknik-teknik pengumpulan data dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara
yang dibuat berdasarkan kisi-kisi pengumpulan data. Pedoman ini dibuat
dan dirumuskan dalam bentuk terbuka. Dengan wawancara ini diharapkan
dapat diperoleh data tentang : 1) Kegiatan promosi .pelayanan akademik,
penyediaan sarana fisik dan sarana non fisik yang dilakukan untuk
memberdayakan masyarakat dalam pembiayaan pendidikan tinggi, 2)
Pelaksanaan pengelolaan keuangan yang berasal dari dana masyarakat
68
dengan mengetahui jumlah alokasi penerimaan dan pengeluaran dari tiap
kegiatan, 3) Pelaksanaan riset yang berkaitan dengan pemberdayaan
masyarakat, 4) Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat.
2.
Observasi.
Teknik observasi digunakan untuk melengkapi data dan informasi
yang
diperoleh
melalui wawancara. Selain itu, dengan observasi
dimaksudkan untuk melakukan recheck atau triangulasi. Observasi
dilakukan dengan cara mendatangi subjek dan diteliti secara langsung.
Berdasarkan observasi, diharapkan diperoleh data penelitian secara lebih
objektif.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi digunakan untuk melengkapi data dan informasi
yang diperoleh dari dua teknik terdahulu, yaitu dengan mempelajari
berbagai dokumen yang berhubungan dengan ; 1) kegiatan-kegiatan
promosi dan kegiatan lainnya ( Tri Dharma Perguruan Tinggi) yang
bertujuan untuk meningkatka peran serta masyarakat dalam pembiayaan
pendidikan tinggi, 2) bukti-bukti fisik pengelolaan dana, baik berupa
pembukuan, bukti pembelanjaan dan hal-hal lain yang bersifat kegiatan
keuangan
dan 3) dokumen-dokumen lain yang bersifat permanen dan
tercatat. Dengan teknik ini diharapkan dapat diperoleh data-data tertulis,
baik berupa dokumen, foto-foto, rekaman pembicaraan selama rapatrapat, notula rapat dan lain-lain.
69
C. Sampel Penelitian
Penentuan sampel penelitian atau responden
kualitatif ini seperti yang dikemukakan Moleong (2001 :165) " ... pada
penelitian kualitatif tidak ada sampel acak, tetapi sampel bertujuan
(purposive sampling)",
Ciri-ciri sampel bertujuan menurut Moleong (2001 : 165 ) yaitu ;
Pertama, sampel tidak dapat ditentukan atau ditarik terlebih dahulu.
Kedua, pemilihan sampel secara berurutan untuk memperoleh informasi
yang telah diperoleh lebih dulu sehingga dapat dipertentangkan atau ada
kesenjangan informasi. Ketiga, penyesuaian berkelanjutan dari sampel.
Pada awalnya sampel dianggap sama, kemudian informasi mengembang
ternyata makin meluas, sehingga sampel dipilih berdasarkan fokus kajian.
Keempat, pemilihan dan penarikan sampel akan berakhir jika sudah mulai
terjadi pengulangan informasi atau sudah terjadi ketuntasan atau
kejenuhan dan tidak diperoleh tambahan informasi yang berarti.
Sampel penelitian ini adalah orang-orang, sumber atau informasi
yang dapat memberikan data kepada peneliti. Penentuan sampel
penelitian dilakukan secara purposif , yaitu disesuaikan dengan tujuan
yang ingin dicapai. Jumlah sample tidak dibatasi, tetapi tergantung pada
pertimbangan kelengkapan data dan informasi yang dikumpulkan.
Penarikan sampel dilakukan dengan "snowball sampling technique"
atau teknik "bola salju" ( Bogdan &Biklen : 1982 ). Dengan menggunakan
70
menggunakan teknik ini peneliti dapat mengumpulkan data dan informasi
secara efektif dan terarah dalam upaya mencapai tujuan.
D. Lokasi Penelitian
Lokasi
penelitian
tentang
Pemberdayaan
Masyarakat
dalam
Pembiayaan Pendidikan Tinggi ini dilakukan di Kabupaten Kuningan
dengan sasaran penelitian pada Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (STKIP) Kuningan dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE)
Kuningan.
E.
Pelaksanaan Penelitian
Tahapan penelitian terdiri dari tiga, yaitu tahap orientasi, tahap
eksplorasi dan tahap member check ( Nasution, 1989 ) dengan uraian
sebagai berikut:
1. Tahap Orientasi
Tahap ini merupakan tahap persiapan
penelitian yang dilakukan
melalui lanhkah-langkah sebagai berikut:
a.
Persiapan kelengkapan administrasi berupa pengantar dari UPI
Bandung, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kuningan, dan
Kepala Kantor Kesatuan Bangsa ( dulu Kantor Sospol) Kabupaten
Kuningan.
b. Penyempurnaan desain penelitian, perbaikan pedoman wawancara
dan observasi.
7I
c. Mencari gambaran umum di lapangan dengan cara observasi dan
wawancara secara bebas dengan tujuan untuk mendapatkan
informasi mengenai garis besar kegiatan STKIP dan STIE dalam
mengelola dana masyarakat serta informasi lain yang bermanfaat
dan menunjang terhadap penelitian yang akan dilakukan.
2. Tahap Eksplorasi
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan yang sesungguhnya
dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang telah
dirancang sebelumnya, yaitu ; pertama, wawancara, observasi dan
studi dokumentasi. Wawancara akan dilakukan kepada responden,
antara lain ; Ketua STKIP dan
menangani
Keuangan,
Keuangan
(BAUK),
Kepala
Tenaga
STIE, Pembantu Ketua II yang
Bagian
Administrasi
administrasi
Urusan
yang
menangani
keuangan dan orang-orang terkait lainnya yang
menangani
pengelolaan dana. Kedua , Kegiatan observasi akan dilakukan
lebih awal untuk memperoleh gambaran umum tentang strategi
pemberdayaan masyarakat dalam pembiayaan pendidikan tinggi di
Kabupaten Kuningan. Dan ketiga, peneliti akan mengadakan studi
dokumentasi terhadap berbagai hal yang berhubungan dengan
peraturan dan pedoman pengelolaan keuangan, Surat Edaran,
undangan rapat, notula rapat dll.
72
3. Tahap Member Check
Tahap ini merupakan tahap untuk memperoleh keabsahan dan
kepercayaan
wawancara,
data
dan
observasi
informasi
dan
yang
diperoleh
studi dokumentasi.
melalui
Peneliti
akan
berusaha untuk mengkonfirmasi data dan informasi yang telah
diterima
dengan
fihak
pemberi
informasi
untuk
meminta
persetujuan dengan memberikan kewenangan kepada responden
untuk
mengkoreksi,
menambah
atau
memperjelas
informasi
terdahulu.
F. Prosedur Analisis Data
1. Metoda Pengolahan data
Sebelum
dianalisis
data
dan
informasi
diklasifikasikan
sesuai
dengan pertanyaan penelitian. Catatan wawancara dan observasi
yang belum tersusun secara terstruktur ditata sedemikian rupa
sehingga menjadi suatu catatan yang sistematis. Dengan cara ini
proses analisis data dapat dilakukan secara cepat dan tepat.
Apabila ada kekurangan data dan informasi akan segera dapat
diketahui untuk dilengkapi.
2.
Metode analisis data
Analisis data dimulai sejak proses pengumpulan data. Analisis data
dilakukan melalui 3 tahap, yaitu :
a.
Reduksi data
Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang bertujuan
untuk
mempertajam,
menggolongkan,
mengarahkan,
membuang yang tidak diperlukan dan mengorganisasikan data
dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat ditarik kesimpulan
dan dapat diverifikasi. Selama proses pengumpulan data
dilakukan reduksi terhadap data melalui proses pemilihan,
pemusatan, penyederhanaan, abstraksi dan transparansi data
kasar yang diperoleh dari catatan lapangan.
Hasil wawancara dan observasi segera disusun dalam bentuk
yang terpola sesuai dengan pertanyaan penelitian.
b. Display Data ( Penyajian Data )
Penyajian data merupakan tahapan yang bertujuan untuk
memahami apa yang sedang terjadi, dan apa yang harus
dilakukan selanjutnya, kemudian menganalisis kembali atau
mengambil
mengenai
tindakan
yang
dianggap
perlu.
pokok-pokok penelitian disajikan
Rangkuman
dalam bentuk
catatan lengkap sebagai deskripsi data atau temuan penelitian.
c. Kesimpulan dan verifikasi
Hasil display data selanjutnya dibahas dengan bertitik tolak
pada teori dan diperkuat dengan data dan informasi dari hasil
analisis dokumentasi. Setelah itu dibuat kesimpulan tentang
hasil penelitian.
74
G. Validasi Temuan Penelitian
Menurut Moleong ( 2001 : 173 ) bahwa untuk menetapkan
keabsahan diperlukan teknik pemeriksaan atau pengujian dan bahwa
tingkat kepercayaan hasil penelitian kualitatif ditentukan oleh kriteriakriteria : (1) kredibilitas atau derajat kepercayaan (validitas internal), (2)
transferabilitas atau keteralihan (validitas ekstemal), (3) dependability
atau ketergantungan (reabilitas) dan (4) konfirmabilitas atau kepastian
(objektivitas).
1.
Kredibilitas
Kreredibilitas atau derajat kepercayaan merupakan salah satu
ukuran tentang kebenaran data yang dikumpulkan, dalam penelitian ini
bermaksud untuk menggambarkan kecocokan konsep penelitian dengan
konsep penelitian yang ada pada responden. Untuk mencapai hal tersebut
dalam penelitian ini dilakukan antara lain :
a. Triangulasi, yakni mengecek kebenaran data dengan membandingkan
dengan data dari sumber lain. Hasil dari serangkaian wawancara,
pengamatan dan studi dokumentasi pengelolaan keuangan sekolah.
b. Pembicaraan dengan kolega (Peer debriefing), hal ini peneliti
membahas catatan-catatan lapangan dengan kolega, teman sejawat
yang mempunyai kompetensi tertentu.
c. Penggunaan bahan referensi digunakan untuk mengamankan
berbagai informasi yang didapat dari lapangan, dalam kaitan ini penulis
75
memanfaatkan
kegunaan tape
recorder untuk merekam
hasil
wawancara.
d. Mengadakan member chek, setiap akhir wawancara atau pembahasan
suatu topik diusahakan untuk menyimpulkan secara bersama,
sehingga perbedaan perpepsi dalam suatu masalah dapat dihindarkan,
juga dilakukan konfirmasi dengan nara sumber terhadap laporan hasil
wawancara, sehingga apabila ada kekeliruan dapat diperbaiki atau bila
ada kekurangan ditambah dengan informasi baru. Dengan demikian
data yang diperoleh sesuai dengan yang dimaksud oleh nara sumber.
2. Transferabilitas
Transferabilitas
atau
keteralihan
adalah
merupakan
validitas
ekstemal hasil penelitian hingga sejauh manakah hasil penelitian ini dapat
diterapkan
atau
diaplikasikan
dalam
konteks atau
situasi
lain.
Transferabilitas hasil penelitian baru ada, jika pemakai melihat dari situasi
yang identik dan memiliki keserasian antara hasil penelitian dengan
permasalahan ditempatnya. Meskipun diakui bahwa tidak ada situasi yang
sama pada tempat dan kondisi yang lain. Transferabilitas merupakan
suatu kemungkinan, sehingga peneliti tidak memiliki keyakinan akan dapat
menjamin validitas ekstemal ini (Nasution, 1996).
3. Defendabilitas
Defendabilitas atau kebergantungan adalah satu criteria kebenaran
dan penelitian kualitatif yang pengertiannya sejajar dengan reliabilitas
dalam penelitian kuantitatif, yakni mengupas tentang konsistensi hasil
76
penelitian. Konsep kebergantungan lebih luas daripada reliabilitas, karena
oleh peninjauannya lebih dari segi konsep itu memperhitungakan segalagalanya yang ada pada reabilitas itu sendiri (Moeleong, 2001 : 174).
4. Konfirmabilitas
Konfirmabilitas atau kepastian berasal dari konsep objectivitas
menurut penelitian non kualitatif. Agar kebenaran dan objektifitas hasil
penelitian dapat dipertanggungjawabkan, dilakukan dengan cara "audit
trail", yakni dengan melakukan pemeriksaan ulang sekaligus dilakukan
konfirmasi untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dilaporkan dapat
dipercaya dan sesuai dengan situasi yang nyata, maka peneliti melakukan
upaya;
a.
Data mentah yang diperoleh melalui wawancara, observasi maupun
studi dokumentasi direkapitulasi dalam laporan lapangan yang
lengkap dan cermat.
b.
Data mentah disusun dalam hasil analisis dengan cara menyeleksi,
kemudian merangkum atau menyusunnya kembali dalam bentuk
deskripsi yang lebih sistematik.
c.
Membuat hasil sintesis data berupa kesesuaian tema dengan tujuan
penelitian, penafsiran dan kesimpulan.
d.
Melaporkan
seluruh
proses
penelitian sejak
pra
survey dan
penyusunan disain pengolahan data, hingga penulisan laporan akhir.
Dalam pemeriksaan keabsahan data, peneliti akan mempedomani
juga criteria dan teknik pemeriksaan Keabsahan Data yang diajukan
77
Moleong, yaitu untuk kriteria kreadibilitas akan digunakan teknik
pemeriksaan
perpanjangan
keikutsertaan,
ketekunan
pengamatan,
triangulasai, pengecekan sejawat, kecukupan referensial, kajian kasus
negatif dan
pengecekan
anggota. Sedangkan
untuk keterangan
digunakan uraian rinci. Untuk criteria kebergantungan akan digunakan
audit kebergantungan dan kriteria kepastian digunakan audit kepastian.
78
BABV
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDA
Pada
bab
ini
akan
diuraikan
kesimpulan,
Implikasi
dan
Rekomendasi penelitian berdasarkan pembahasan dan kajian teori
tentang pemberdayaan masyarakat dalam pembiayaan pendidikan tinggi.
A. Kesimpulan
1. Pemberdayaan masyarakat dalam pembiayaan pendidikan tinggi
ditempuh melalui dua pendekatan strategis, yaitu pendekatan
internal
dan
pendekatan
ekstemal.
Dalam
melaksanakan
pemberdayaan tersebut manajer mengadakan intervensi terhadap
orang-orang
yang
diberdayakan
melalui
kegiatan
Enabling,
Facilitating, Consulting, Collaborating, Mentoring dan Supporting.
2. Kegiatan pemberdayaan di STKIP dan STIE lebih difokuskan pada
pemberdayaan internal, yaitu peningkatan kemampuan Sumber
Daya Manusia , Penguatan Program dan Peningkatan kapasitas
kelembagaan, sedangkan upaya diversifikasi pendapatan belum
dilaksanakan secara optimal.
3. Sumber
utama pembiayaan pendidikan di STKIP dan STIE
berasal dari mahasiswa yaitu SPP, oleh karena itu meningkatnya
jumlah mahasiswa akan berpengaruh secara signifikan terhadap
penerimaan dana pada kedua sekolah tinggi tersebut. Sumber
134
dana lainnya yang dapat digali adalah hasil kerjasama, sumbangan
dari pemerintah /Pemda, serta hibah dari perorangan.
4.
Pengalokasian dana sesuai dengan prioritas kegiatan, antara lain :
(1) Penerimaan Mahasiswa Baru; (2) Sarana ; (3) Personal; (4)
KBM ; (5) Rumah Tangga; (6) Pembangunan dan Pengembangan ;
(7)
Kesejahteraan;
dan
(8)
Lain-lain.
Namun
demikian
pengalokasian dana yang secara langsung menyentuh kegiatan
proses belajar mengajar relatif masih kecil.
5. Pertanggungjawaban dana dilakukan secara periodik oleh PK II
kepada Ketua dan semua fihak yang berkepentingan. Dan secara
kelembagaan Ketua bertanggungjawab kepada Ketua Yayasan.
Setiap transaksi keuangan dicatat dalam buku kas oleh petugas
yang telah ditentukan oleh Ketua masing-masing. Buku Kas yang
digunakan untuk mencatat penerimaan dan pengeluaran uang atau
yang disamakan dengan uang adalah buku kas harian yang mudah
dikontrol.
Evaluasi dilakukan terhadap apa yang telah dicapai
sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.
6. Hasil-hasil
yang
diperoleh
dari
program
pemberdayaan
masyarakat dalam pembiayaan pendidikan tinggi di STKIP dan
STIE adalah : (1) Meningkatnya layanan akademik, terbukti dengan
terakreditasinya semua program studi; (2) Meningkatnya layanan
administrasi, ini dapat dilihat dari prosedur pelayanan yang mudah
dan sarana yang memadai. Khusus dalam hal ini STKIP Kuningan
135
memperoleh penilaian yang baik dari KOPERTIS ; (3) Lahirnya
tenaga edukasi dan administrasi yang handal, sehingga setiap
kegiatan dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan target
yang telah ditentukan ; (4) Tumbuhnya kepercayaan masyarakat
dan Pemerintah Daerah, hal ini ter