Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (Stie)-Alwashliyah Sibolga (1986-1999)

(1)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)-ALWASHLIYAH SIBOLGA (1986-1999)

SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN O

L E H

Nama: Chairul Efendi Nim: 060706007

Pembimbing

Dra. Peninna Simanjuntak, M. S NIP: 196102261986012001

DEPARTEMEN SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

Lembar Persetujuan Ujian Skripsi

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)-ALWASHLIYAH SIBOLGA (1986-1999)

Yang diajukanoleh Nama: Chairul Efendi

NIM: 060706007

Telah disetujui untuk diujikan dalam ujian skripsi oleh:

Pembimbing

Dra. Peninna Simanjuntak, M. S Tanggal, NIP: 196102261986012001

Ketua Departemen Sejarah

Drs. Edi Sumarno, M. Hum Tanggal, NIP: 196409221989031001

DEPARTEMEN SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2012


(3)

Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) – ALWASHLIYAH SIBOLGA (1986 – 1999)

SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN O

L E H

CHAIRUL EFENDI NIM: 060706007 Pembimbing

Dra. Peninna Simanjuntak, M. S NIP: 196102261986012001

Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian fakultas ilmu budaya USU Medan, untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana Fakultas Ilmu Budaya Dalam bidang Ilmu Sejarah

DEPARTEMEN SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2012


(4)

DISETUJUI OLEH

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

DEPARTEMEN SEJARAH Ketua Departemen

Drs. Edi Sumarno, M. Hum NIP 196409221989031001


(5)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI OLEH DEKAN DAN PANITIA UJIAN

PENGESAHAN:

Diterima Oleh:

Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

Untuk melengkapi salah satu syarat ujian sarjana fakultas ilmu budaya Dalam Ilmu Sejarah Pada Fakultas Ilmu Budaya USU Medan

Pada: Tanggal: Hari:

Fakultas Ilmu Budaya USU Dekan,

Dr. Syahron Lubis, M. A NIP: 195110131976031001

Panitia Ujian:

No. Nama Tanda Tangan

1. Drs. Edi Sumarno, M. Hum (_____________________) 2. Dra. Nurhabsyah, M. Si (_____________________) 3. Dra. Peninna Simanjuntak, MS (_____________________) 4. Drs. Fachrudin Daulay (_____________________) 5. Dra. Lila Pelila Hati, M. Si (_____________________)


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan rahmat-Nya memberikan kesehatan, pengetahuan, ketabahan, ketekunan serta kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulisan ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program studi sarjana Departemen Ilmu Sejarah Fakultas Sastra. Pada kesempatan ini penulis menulis tentang sejarah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Al-washliyah Sibolga. Skripsi ini diberi judul, “Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Al-washliyah Sibolga (1986-1999)”.

Dalam penulisan skripsi ini penulis berupaya semaksimal mungkin dengan kemampuan penulis yang sangat terbatas. Karena itu penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Medan, Desember 2012 Penulis,


(7)

UCAPAN TERIMAKASIH

Dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini banyak pihak yang turut memberi bantuan kepada penulis, sehingga sudah selayaknya penulis mengucapakan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Budaya Dr. Syahron Lubis, M.A dan seluruh Pegawainya.

2. Drs. Edi Sumarno, M. Hum, selaku Ketua Jurusan Ilmu Sejarah

3. Dra. Peninna Simajuntak, M.S selaku dosen pembimbing skiripsi penulis yang selalu sabar meluangkan waktu dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi

4. Seluruh dosen dan staf Departemen Ilmu Sejarah yang telah membimbing saya dari awal kuliah sampai sekarang

5. Ketua STIE – Alwasliyah yang telah memberikan waktu untuk memberikan informasih tentang skripsi penulis

6. Kasubag Administrasi STIE – Alwashliyah, Safrudin Tanjung yang telah memberikan perhatian serta kontribusi yang besar dalam penyelesaian skripsi

7. Informan-informan yang telah bersedia diwanwancarai

8. Ayah dan Ibu tercinta, Zulkifli Hutagalung dan Roslina br Harahap yang telah merawat, membesarkan dan membimbing penulis dengan penuh cinta dan kasih sayang.


(8)

9. Adik penulis, Ardiansyah Putra Hutagalung yang telah bersabar dan selalu memberi semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi 10. Sahabat-sahabat seperjuangan stambuk 2006, Ahmad Rivai, Yuda

Wirabuana, Hendra Sonang, Wilson Barus, Dodi Nainggolan dan Fernatin yang bersama-sama berjuang untuk menyelesaikan skripsi

11. Sahabat-sahabat kecil penulis dan sahabat terkasih Tetty yang selalu mengingatkan penulis untuk menyelesaikan skripsi

Akhirnya untuk semua pihak yang telah membantu, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan kepada semua pihak yang membantu. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang memerlukannya.

Medan,


(9)

ABSTRAK

Pendidikan adalah usaha sadar ataupun proses pembelajaran agar dapat mengembangkan potensi diri. Pendidikan sangat penting peranannya dalam kehidupan manusia, karena pendidikan merupakan sarana untuk mengubah kehidupan seorang individu menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Melalui pendidikan akan tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Suatu individu, komunitas dan bangsa akan memperoleh kesejahteraan dan kemakmuran melalui pendidikan yang maju dan berkualitas. Pendidikan harus dimulai sejak usia dini, dari tingkat Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) sampai tingkat perguruan tinggi. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin tinggi kualitas hidup yang dapat dicapainya.

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Al-Washliyah merupakan ikon Perguruan Tinggi di Sibolga, Sekolah Tinggi ini didirikan pada tahun 1986 bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang pada awalnya hanya sebatas Sekolah Menengah Atas saja. Dengan didirikannya sekolah ini, sedikit banyak berdampak pada kehidupan masyarakat di Sibolga. Adapun tujuan dilakukannya penulisan tentang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Al-Washliyah ini adalah, untuk mengetahui bagaimana awal dan perkembangan dari STIE-Alwashliyah Sibolga serta bagaimana dampaknya terhadap masyarakat di Sibolga.

Tulisan ini menggunakan metode penelitian sejarah yang diawali dengan tahap heuristik, kemudian dilanjutkan dengan verifikasi atau kritik sumber, tahap selanjutnya adalah interpretasi. Setelah semua telah terkumpul daan dianalisa kemudian dilakukan tahap akhir yakni penulisan secara kronologis (historigrafi).


(10)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang ... 1

1. 2 Rumusan Masalah ... 5

1. 3 Tujuan Dan Manfaat ... 5

1. 4 Tinjauan Pustaka ... 7

1. 5 Metode Penelitian ... 9

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA SIBOLGA 2. 1 Letak Geografis Kota Sibolga ... 12

2. 2 Kondisi Masyarakat Kota Sibolga ... 15

2. 3 Sejarah Pendidikan di Sibolga sebelum Tahun 1986 ... . 18

2.3.1 Pendidikan Islam ... 18

2.3.2 Pendidikan Kristen (protestan) ... 19

2.3.3 Pendidikan Katolik ... 21

2.3.4 Pendidikan Sekolah Negeri Sibolga ... 21

BAB III SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) AL-WASHLIYAH SIBOLGA (1986-I999) 3.1. Berdirinya STIE – Alwashliyah Tahun 1986 ... 23


(11)

3.2. Struktur Organisasi STIE- Sibolga (1986-1999) ... 27

1.2.1. Ketua dan Wakil Ketua ... 29

1.2.2. Ketua Prodi ( Program Studi )STIE – Alwashliyah ... 31

1.2.3. Unsur Pelaksana Akademik/ Dosen ... 32

1.2.4. Pegawai dan Staf STIE – Alwashliyah ... 35

3.3. Penerimaan mahasiswa, Sistem Kurikulum STIE – Alwashliyah Sibolga (1986-1999) ... 36

3.3.1.Penerimaan Mahasiswa (1986-1999) ... 36

3.3.2.Sistem Kurikulum (1986-1999) ... 40

BAB IV DAMPAK SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) AL-WASHLIYAH SIBOLGA 4.1. Dalam Menciptakan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas ... 46

4.1.1. Visi dan Misi STIE – Alwashliyah Sibolga ... 46

4.1.2. Strategi STIE – Alwashliyah dalam Pengembangan Mutu Pendidikan ... 47

4.1.3. Menciptakan SDM Yang Mempunyai Keahlian Dalam Manajerial dan Jiwa Wirausaha ... 50

4.1.4. Mengembangkan Keterampilan pada mahasiswa dan lulusan STIE – Alwashliyah Sibolga ... 51

4.2. Dampak STIE- Sibolga Bagi Masyrakat ... 53

1.2.1. Memberikan Kesempatan Untuk Melanjutkan Pendidikan ke Tingkat Perguruan Tinggi ... 53


(12)

1.2.2. Sebagai Wadah Untuk Menghindarkan Pengaruh Negatif

dalam Masyarakat ... 55 1.2.3. Menciptakan Lapangan Kerja ... 56 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1. KESIMPULAN ... 59 5. 2. SARAN ... 61 DAFTAR TABEL

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR INFORMAN LAMPIRAN


(13)

Daftar Tabel

Tabel 1. Jumlah Mahasiswa STIE Alwashliyah Sibolga 1986-1999 ... 37 Tabel 2. Jumlah Kelulusan Mahasiswa STIE Al-Washliyah 1986- 1999...39


(14)

ABSTRAK

Pendidikan adalah usaha sadar ataupun proses pembelajaran agar dapat mengembangkan potensi diri. Pendidikan sangat penting peranannya dalam kehidupan manusia, karena pendidikan merupakan sarana untuk mengubah kehidupan seorang individu menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Melalui pendidikan akan tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Suatu individu, komunitas dan bangsa akan memperoleh kesejahteraan dan kemakmuran melalui pendidikan yang maju dan berkualitas. Pendidikan harus dimulai sejak usia dini, dari tingkat Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) sampai tingkat perguruan tinggi. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin tinggi kualitas hidup yang dapat dicapainya.

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Al-Washliyah merupakan ikon Perguruan Tinggi di Sibolga, Sekolah Tinggi ini didirikan pada tahun 1986 bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang pada awalnya hanya sebatas Sekolah Menengah Atas saja. Dengan didirikannya sekolah ini, sedikit banyak berdampak pada kehidupan masyarakat di Sibolga. Adapun tujuan dilakukannya penulisan tentang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Al-Washliyah ini adalah, untuk mengetahui bagaimana awal dan perkembangan dari STIE-Alwashliyah Sibolga serta bagaimana dampaknya terhadap masyarakat di Sibolga.

Tulisan ini menggunakan metode penelitian sejarah yang diawali dengan tahap heuristik, kemudian dilanjutkan dengan verifikasi atau kritik sumber, tahap selanjutnya adalah interpretasi. Setelah semua telah terkumpul daan dianalisa kemudian dilakukan tahap akhir yakni penulisan secara kronologis (historigrafi).


(15)

BAB I Pendahuluan

I. 1. Latar belakang

Pendidikan merupakan suatu hal yang penting di dalam perkembangan sebuah masyarakat. Melalui pendidikan kemajuan individu bahkan komunitas masyarakat tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan teknologi untuk menciptakan berbagai hal yang berguna untuk masyarakat. Hal ini terkait dengan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui bidang pendidikan. Pendidikan juga merupakan suatu fungsi terpenting dalam pengembangan pribadi individu dan pengembangan kebudayaan Nasional. 1

Pendidikan di daerah Sibolga diawali dengan masuknya pemerintahan Belanda di Sibolga dengan mendirikan sekolah pada tahun 1910, yaitu HIS (Holland Inlandshe School), sekolah ini didirikan oleh pemerintah Belanda dan hanya ditujukan pada orang-orang tertentu saja, seperti anak orang Belanda atau Indo, anak kepala kuria (kepala kampung), anak pegawai gouvernement (pribumi). Selain itu adapula beberapa sekolah swasta di Sibolga yang berlandaskan agama baik didirikan oleh perorangan maupun organisasi-organisasi keagamaan seperti, Islamiyah School pada tahun 1926, Zending School pada tahun 1929 dan sekolah Frobel atau Sekolah Rakyat (SR) pada tahun 1930. Semua sekolah ini hanya ditingkat Sekolah Dasar (SD) Lahirnya pendidikan dalam arti luas bermakna merubah dan memindahkan nilai kebudayaan kepada setiap individu dalam masyarakat.

1 Kartini Kartono, Tinjauan politik Mengenai Sistem Pendidikan Nasional Beberapa Kritik Dan Sugesti, Jakarta: Pradya Paramita, 1997, hlm. 13


(16)

saja kemudian setelah Indonesia merdeka (1945), pendidikan di Sibolga berkembang sampai ketingkat SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.

Perkembangan agama Islam di Sibolga juga turut memberikan andil yang besar bagi pendidikan di Sibolga, seperti halnya pendidikan agama Islam. Sebelum kemerdekaan pendidikan Islam di Sibolga hanya terdiri dari beberapa pengajian yang dikelola oleh perkumpulan keagamaan yang tersebar hampir di semua kecamatan di Sibolga. Kemudian setelah kemerdekaan beberapa pengajian tersebut membuka Ibtidaiyah/Sekolah Dasar (SD) dan pada awal Orde baru maka dibuka pula Tsanawiyah/SMTP dan Aliyah/SMTA. Sepanjang abad ke 20, perguruan Islam di Sibolga dikelola oleh berbagai organisasi-organisasi kemasyarakatan Islam seperti Muhammadiyah, Nahdathul Ulama (NU), dan al-Washliyah. 2

Ada beberapa perbedaan dari tiap-tiap bentuk pergururan tinggi tersebut yakni, Universitas adalah suatu institusi pendidikan tinggi dan penelitian, yang Perkembangan pendidikan di Sibolga dari tahun 1945 sampai tahun 1986 hanya sebatas Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas.

Perkembangan pendidikan di Sibolga dari tahun 1945 sampai tahun 1986 hanya sebatas Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas. Untuk memenuhi tuntutan dan perkembangan ilmu pendidikan maka di daerah Sibolga berdiri Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE AL-Washliyah) pada tahun 1986. Sekolah Tinggi merupakan salah satu bentuk dari perguruan tinggi. Pada dasarnya perguruan tinggi dapat berbentuk Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Akademi, dan Politeknik.


(17)

Untuk memenuhi tuntutan dan perkembangan ilmu pendidikan maka di daerah Sibolga berdiri Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE AL-Washliyah) pada tahun 1986. Sekolah Tinggi merupakan salah satu bentuk dari perguruan tinggi. Pada dasarnya perguruan tinggi dapat berbentuk Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Akademi, dan Politeknik.

Ada beberapa perbedaan dari tiap-tiap bentuk pergururan tinggi tersebut yakni, Universitas adalah suatu institusi pendidikan tinggi dan penelitian, yang memberikan gelar akademik dalam berbagai bidang. Universitas tersusun atas dasar keseluruhan, kesatuan ilmu pengetahuan dan terbagi atas sekurang-kurangnya empat golongan Fakultas yang meliputi Ilmu Agama/Kerohanian, Ilmu Kebudayaan, Ilmu Sosial, Ilmu Eksakta dan Teknik dan jika memenuhi syarat dapat menyelenggarakan pendidikan profesi. Institut adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dalam sekelompok disiplin ilmu pengetahuan, teknologi atau seni dan jika memenuhi syarat dapat menyelenggarakan pendidikan profesi. Sekolah

Tinggi memberikan pendidikan dan pengajaran tinggi serta melakukan penelitian

dalam satu cabang ilmu pengetahuan dan jika memenuhi syarat dapat menyelenggarakan pendidikan profesi. Akademi adalah perguruan tinggi yang memberikan pendidikan dan pengajaran tinggi dalam satu cabang atau sebagian cabang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Politeknik menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus. Politeknik merupakan pendidikan profesional yang diarahkan pada kesiapan penerapan keahlian tertentu. Guna mencapai maksud itu, politeknik memberikan pengalaman belajar dan


(18)

latihan yang memadai untuk membentuk kemampuan profesional di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Untuk meningkatkan status maka STIE AL-Washliyah terdaftar berdasarkan SK-MENDIKBUD R. I No. 060/0/1990 tanggal 23 Januari 1990 dan beralamat di Jln. Dipenogoro No. 66. 3 Pada awal berdirinya tahun ajaran 1986 jumlah mahasiswa yang masuk berjumlah 114 orang. Mahasiswa pada tahun angkatan 1986-1999 sudah lulus 80 orang dan 18 orang diantaranya telah mendapat predikat sarjana Negara. 4

STIE AL-Washliyah merupakan perguruan tinggi yang berlandaskan Agama Islam dan menggunakan sistem pendidikan Islam, yang bertujuan melahirkan lulusan yang bermoral, bertakwa, dan beriman sesuai dengan ajaran agama Islam. Program Studi yang dikelola STIE AL-Washliyah dari tahun 1986 – 1999 yaitu Manajemen. Kurangnya pengembangan ataupun penambahan jurusan karena kurangnya sumber keuangan yang diperoleh yayasan STIE AL-Washliyah karena tidak mendapat dukungan dari pemerintah dan masyarakat.

Predikat sarjana negara yang diperoleh mahasiswa ini diperoleh melalui ujian negara yang diselenggarakan oleh pemerintah, hal ini dilakukan untuk mendapatkan pengakuan pemerintah terhadap lulusan perguruan tinggi swasta.

5

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis merasa tertarik untuk meneliti bagaimana sekolah STIE AL-Washliyah Sibolga dari tahun 1986 sampai 1999, karena dalam rentang waktu tersebut sekolah ini sudah mulai dikenal oleh

3Ibid. , hlm. 232 4 Ibid. , hlm. 232


(19)

masyarakat Sibolga. Selain perkembangannya peneliti juga meneliti bagaimana dampak dari STIE Al-Washliyah tersebut terhadap kehidupan masyarakat Sibolga. Oleh karena itu penulis membuat judul “SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) AL-WASHLIYAH SIBOLGA (1986 – 1999)”.

I. 1. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan suatu hal yang terpenting dalam penelitian, sebab akan memudahkan penulis di dalam pengarahan pengumpulan sumber dalam rangka memperoleh data yang relevan. 6

1. Bagaimana latar belakang terbentuknya Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) AL- Washliyah di Sibolga ?

Berdasarkan latar belakang di atas, untuk mempermudah dan menghasilkan penelitian yang objektif, maka perlu diberikan rumusan masalah terhadap penelitian yang dilakukan. Maka dibuatlah pokok permasalahan yang kemudian dirangkum dalam beberapa pertanyaan, antara lain:

2. Bagaimana kondisi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) AL-Washliyah di Sibolga pada tahun 1986 – 1999?

3. Bagaimana pengaruh Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) AL- Washliyah di Sibolga tahun 1986 – 1999 ?

I. 2. Tujuan Dan Manfaat

Segala sesuatu yang dilakukan manusia tentunya mempunyai tujuan yang hendak dicapai, sehingga sedikit banyak dapat menjawab mengapa penelitian tersebut


(20)

dilakukan. Dalam prosesnya, penelitian bertujuan untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah:

1. Menjelaskan latar belakang terbentuknya STIE- Alwashliyah dari tahun 1986-1999

2. Menjelaskan kondisi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE AL-Washliyah tahun 1986 – 1999

3. Menjelaskan pengaruh Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) AL-Washliyah dalam meningkatkan sumber daya manusia masyarakat Sibolga tahun dari 1986 – 1999

Sedangkan manfaat penelitian yang dilakukan ini adalah:

1. Memperkaya pengetahuan penulis tentang perkembangan pendidikan di wilayah Sibolga yang dikhususkan pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) AL-Washliyah.

2. Menambah kepustakaan yang dapat dimanfaatkan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya Ilmu Sejarah yang difokuskan pada perkembangan pendidikan dan menambah khasanah penelitian tentang sejarah pendidikan. 3. Bagi masyarakat umum ini akan menjadi bahan informasi, untuk

mengetahui STIE AL-Washliyah 1986 – 1999.

4. Menjadi suatu acuan dan juga sebagai penggerak bagi penulis lain yang ingin menulis tentang suatu institusi pendidikan.


(21)

I. 3. Tinjauan Pustaka

Adapun beberapa buku ataupun referensi yang menjadi pedoman dalam penulisan ini. Pertama A. H. Hamid Panggabean dalam buku “Bunga Rampai TAPIAN NAULI”, (1995), menjelaskan tentang sejarah berdirinya Tapian Nauli yaitu Sibolga dan wilayah sekitarnya. Memberikan keterangan tentang bagaimana sejarah berdirinya Kota Sibolga dan perkembangannya mulai dari masa Pemerintahan Belanda hingga pada Kemerdekaan Indonesia. Dalam buku informasi yang didapat yaitu sejarah pendidikan pada masa penyebaran agama Islam dan agama Kristen. Pendidikan yang dibentuk oleh para penyebar agama Islam dan Zending Kristen sangat mempengaruhi kehidupan perkembangan masyarakat Sibolga. Pada masa kolonial Belanda, pendidikan tidak begitu baik, bahkan setelah Jepang masuk, pendidikan didirikan hanya untuk kepentingan Jepang dalam perang Asia Timur Raya. Setelah Indonesia merdeka buku ini juga menceritakan secara ringkas tentang pendirian Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) AL-Washliyah pada tahun 1986.

Kedua adalah Wardiman Djojonegoro, dalam bukunya Lima Puluh Tahun Perkembangan Pendidikan Indonesia (1996), menjelaskan bahwa pendidikan sebagai sarana sosialisasi merupakan kegiatan manusia yang melekat dalam kehidupan masyarakat, sehingga usia pendidikan hampir sama tuanya dengan usia manusia dalam kehidupan bermasyarakat dan berbagai rentang peradaban. Perjalanan panjang perkembangan pendidikan di Indonesia sebelum kemerdekaan dapat ditelusuri sejak zaman Hindu dan Budha pada abad ke-5 zaman penjajahan, hingga Indonesia merdeka. Sejak zaman itu, diperoleh gambaran bahwa pendidikan telah berlangsung


(22)

sesuai dengan tuntutan zaman yang berbeda-beda dengan penyesuaian pada ideologi, tujuan serta sistem penyampaiannya.

Sumber ketiga yang mendukung penelitian adalah Buku Sejarah Pendidikan Daerah Sumatera Utara (1981) yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah membahas perkembangan pendidikan di Sumatera Utara secara garis besar diawali dari pendidikan tradisional yang dipengaruhi agama Hindu dan Budha serta pengaruh agama Islam. Pendidikan berlanjut setelah kedatangan bangsa barat dan misi penyebaran agama Kristen serta Trias Politikanya pada abad -20. Pendidikan pada masa ini dikenal dengan pendidikan barat. Setelah itu beralih ke pendidikan pada masa Jepang dan Indonesia merdeka, dimana pendidikan sudah dikembangkan pihak pemerintah dan juga pihak swasta/asing.

Keempat oleh Hasan Langgung dengan judul “Pendidikan dan Peradaban

Islam”(1985), memberikan keterangan tentang pendidikan di Indonesia yang

menyangkut perkembangan Islam. Maksudnya adalah keberadaan lembaga-lembaga pendidikan Islam yang tradisional seperti pesantren mengajarkan tentang membaca Al-Qur’an serta menuliskannya. Hal itu merupakan pengajaran yang tradisional dalam perkembangan agama Islam di Indonesia dengan bertujuan pada pengetahuan agama itu sendiri. Perkembangan dunia pendidikan Islam yang dilakukan dalam bentuk sebuah pesantren merupakan bentuk dari pengamalan ilmu di bidang agama yang kemudian berkembang seiring dengan zaman. 7

7Hasan Langgung, Pendidikan Peradaban Islam, Jakarta: Pustaka Al Husnah, 1985, hlm. 74

Pada perkembangan selanjutnya diberikan keterangan tentang keberadaan sistem pengajaran Islam pada masa


(23)

pemerintahan Jepang di Indonesia. Buku ini banyak memberikan pengetahuan kepada penulis tentang kebijakan-kebijakan apa yang telah dilakukan oleh pemerintahan Jepang terhadap dunia pendidikan di wilayah Indonesia pada zamannya. Sehingga penulis merasa buku ini sangat penting guna memperkaya wawasan dan memberikan keterangan seputar lembaga-lembaga pendidikan yang didirikan oleh Islam di Indonesia.

I. 4. Metode Penelitian

Untuk menuliskan sebuah peristiwa bersejarah ke dalam historiografi, maka harus menggunakan metode sejarah. Metode sejarah dimaksudkan untuk merekonstruksi kejadian masa lampau guna mendapatkan sebuah karya yang mempunyai nilai sejarah. 8

1. Heuristik, yaitu tahap awal untuk mencari data-data melalui berbagai sumber dan relevan dengan penelitian yang dilakukan. Dalam tahap heuristik sumber data dapat diperoleh melalui dua cara, yaitu :

Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman peninggalan masa lampau. Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian sejarah antara lain:

• Studi lapangan (field research). Data-data dapat diperoleh melalui wawancara. Wawancara dilakukan secara terbuka dengan berbagai informan baik itu secara perorangan maupun lembaga. Melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan diharapkan penelitian ini akan lebih mendalam dan objektif. Wawancara ditujukan kepada dosen – dosen yang 8 Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, terjemahan Nugroho Notosusanto, Jakarta: IU Press, hlm. 32


(24)

ada di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) AL-Washliyah, baik mereka yang masih aktif sebagai dosen maupun para alumni yang sudah bekerja di sektor lain sejauh mengetahui tentang sejarah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) AL-Washliyah itu sendiri. Informan yang dimaksudkan adalah Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) AL-Washliyah, masyarakat sekitar STIE AL-Washliyah yang mengetahui tentang perguruan tinggi tersebut.

• Studi kepustakaan (library research). Studi kepustakaan informasi diperoleh dengan membaca berbagai buku, dokumen, arsip, dan lain sebagainya yang mendukung penulisan ini. Buku-buku yang digunakan berasal dari Perpustakaan Daerah Sibolga, Perpustakaan Universitas Sumatera Utara, dan Perpustakaan Daerah Sumatera Utara sedangkan arsip ataupun dokumen diperoleh melalui Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) AL-Washliyah itu sendiri dan dari instansi pemerintah terkait. 2. Verifikasi, merupakan proses yang dilakukan peneliti untuk mencari nilai

kebenaran data sehingga dapat menjadi penelitian yang objektif (fakta). Dalam tahap ini sumber-sumber yang telah terkumpul kritik, baik itu kritik internal maupun kritik eksternal. Kritik internal merupakan kritik yang dilakukan untuk mencari kesesuain data dengan permasalahan yang diteliti. Dalam hal ini peneliti akan mempertanyakan beberapa hal mengenai keabsahan data tersebut yaitu kapan data itu dibuat, dimana data itu dibuat, siapa yang membuat data tersebut, serta apakah data tersebut asli. Sedangkan


(25)

kritik eksternal merupakan kritik yang mencari kebenaran malaui penyesuaian data dari berbagai sumber baik itu sumber tertulis maupun hasil wawancara. 3. Interpretasi, yaitu tahap dimana peneliti berusaha untuk menghubungkan

fakta-fakta sehingga menimbulkan pemahaman dan penafsiran. Melalui pemahaman dan penafsiran inilah melahirkan suatu karya dalam bentuk penulisan sejarah.

4. Historiografi, yaitu tahap akhir dalam metode sejarah. Dimana peneliti menuliskan hasil penelitiannya secara kronologis dan sistematis, sehingga didapatkan penjelasan mengenai perkembangan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) AL-Washliyah secarah ilmiah


(26)

BAB II

GAMBARAN UMUM KOTA SIBOLGA

2. 1. Letak Geografis Kota Sibolga

Kota Sibolga terletak di pantai Barat Sumatera Utara. Kota ini berada pada sisi pantai Teluk Tapian Nauli menghadap ke arah lautan Hindia. Bentuk Kota memanjang dari Utara ke Selatan mengikuti garis pantai. Sebelah Timur terdiri dari gunung dan sebelah Barat adalah lautan. Lebar kota yaitu jarak dari garis pantai ke pegunungan sangat sempit hanya lebih kurang 500 meter sedangkan panjangnya adalah 8. 520 km. Karena sempitnya daratan yang tidak sebanding dengan jumlah penduduk, akhirnya banyak tepian pantai yang ditimbun manjadi daratan untuk dijadikan lahan pemukiman.

Wilayah pemerintahan Kodya Sibolga seluas 1077,00 Ha yang terdiri dari 889, 16 Ha (82,5%) daratan, 187,84 Ha (17,44%) daratan Kepulauan dan 2. 171,6 Ha lautan. Daratan kepulauan yang termasuk dalam kawasan Sibolga yaitu Pulau Panjang, Pulau Sarudik, Pulau Poncan Gadang (Besar), dan Pulau Poncan Ketek (Kecil). Melihat kondisi geografis kota Sibolga yang mempunyai lautan yang luas tersebut, dapat dipastikan bahwa mayoritas mata pencaharian dari penduduk Sibolga adalah nelayan. Di samping itu, mata pencaharian dari penduduk kota Sibolga adalah pertanian. Sementara itu, sungai-sungai yang termasuk dalam kawasan kota Sibolga


(27)

antara lain, Sungai Aek Doras, Sungai Sihopo-hopo, Sungai Muara Baiyon, dan Sungai Aek Horsik. 9

Kota Sibolga letaknya berada diantara daratan pantai, lereng dan pegunungan, pada ketinggian berkisar antara 0 - 150 meter di atas permukaan laut. Keadaan alamnya relatif kurang beraturan. Kemiringan (lereng) lahan bervariasi antara 0-2% sampai dengan 40%. 10

- Datar dengan kemiringan 0-150 : 36, 14%

Dari aspek topologinya berdasarkan lahan seluas 1077, 00 Ha yang bersatu dengan Sumatera, keberadaan wilayah Sibolga dengan kemiringan lahan dapat digambarkan dengan komposisi sebagai berikut:

- Miring dengan posisi 15-400 : 26,50% - Curam dengan kemiringan 400 : 32. 52% Topologi kemiringan tanah (km) yaitu :

- Kemiringan 0-2% seluas : 3,12 km² - Kemiringan 2-15% seluas : 0,95 km² - Kemiringan 15-40% seluas : 0,31 km² - Kemiringan 40% seluas : 6,31 km²

Berdasarkan kemiringan lahan tersebut, dapat disimpulkan yang paling dominan adalah kemiringan yang lebih dari 40%. Sehingga dapat pula disimpulkan wilayah kota Sibolga merupakan daerah yang curam dan arena kecuraman tersebut Sibolga tidak mempunyai kemungkinan akan banjir.

9Erwin J. V Nababan, Tekong (Studi Deskriptif Terhadap Sumber Daya Alam Pesisir Pada Masyarakat Sibolga), Medan : Tanpa Penerbit, 2009, hlm. 35


(28)

Secara astronomi, Sibolga terletak pada 10 44-10 46 LU dan 980 44-980 48 BT. Kondisi iklim Sibolga tidak jauh berbeda dengan wilayah-wilayah lain di Sumatera Utara. Iklim Sibolga terbagi atas dua kondisi, yaitu:

• Musim kemarau yang terjadi pada bulan Januari hingga bulan Agustus • Musim hujan yang terjadi pada bulan September hingga bulan Desember Curah hujan di Kota Sibolga cenderung tidak tetap dan tidak teratur sepanjang tahunnya. Jumlah hujan per tahun berkisar antara 2000-3000 mm. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan September yaitu 526, 1 mm sedangkan hari hujan terbanyak terjadi pada bulan November yaitu 25 hari. Kota Sibolga berada pada ketinggian antara 1-50 meter diatas permukaan laut dan beriklim cukup panas. Temperatur udara di Sibolga antara 22°-33°

Batas-batas wilayah Kota Sibolga antara lain :

C kondisi ini cenderung tetap dan tidak berubah.

- Sebelah Utara : Kabupaten Tapanuli Tengah - Sebelah Timur : Kabupaten Tapanuli Tengah - Sebelah Selatan : Kabupaten Tapanuli Tengah - Sebelah Barat : Teluk Tapian Nauli

Wilayah administrasi pemerintahan Kodya Sibolga terdiri dari 4 (empat) Kecamatan dan 16 (enam belas) Kelurahan. Keempat kecamatan itu adalah, Kecamatan Sibolga Utara dengan empat kelurahan luas area 3,333 Km2, Kecamatan Sibolga Kota dengan empat kelurahan luas area 2,7732 Km2, Kecamatan Sibolga Selatan dengan empat kelurahan luas area 3,138 Km2, dan Kecamatan Sibolga Sambas dengan empat kelurahan luas area 1,566 Km2.


(29)

2. 2. Kondisi Masyarakat Kota Sibolga

Masyarakat Sibolga bersifat majemuk, dikarenakan ada beberapa etnis yang mendiami wilayah Sibolga, sehingga kota tersebut mendapat julukan “Negeri Berbilang Kaum”. Adapun beberapa etnis yang tinggal di Sibolga antara lain Toba, Mandailing, Melayu, Nias, Jawa, Minang, Bugis, Aceh, dan suku-suku lain dari Indonesia bagian timur. Selain itu, terdapat beberapa pendatang asing seperti etnis Tionghoa, India, dan Arab yang hidup secara berdampingan, damai dan saling menghormati adat istiadat yang dibawa oleh masing-masing etnis tersebut, akan tetapi masyarakat di kota Sibolga lebih dominan adalah etnis Batak. Hal ini menggambarkan bahwa kota Sibolga merupakan suatu wilayah yang multi-etnik.

Etnik Batak, seperti yang telah disebutkan di atas berasal dari Silindung yang bernama Tuanku Dorong dan bermarga Hutagalung. Diperkirakan bahwa marga inilah yang memasuki Sibolga pada tahun 1700. Hal ini berdasarkan bukti bahwa keturunan marga Hutagalung masih berdiam di Sibolga hingga saat ini dan telah sampai sembilan keturunan. Selain marga-marga Hutagalung banyak marga Batak lainnya yang datang secara bergerombol dan bermukin di sebagian wilayah Sibolga.

Awal masuknya etnis Batak ke Sibolga terjadi pada saat perdagangan yang dilakukan antara orang-orang pedalaman dan masyarakat pesisir pantai Sibolga. Seorang yang bernama Ompu Hurinjom Hutagalung yang berasal dari Silindung membentuk suatu permukimam di daerah Simaminggir. Simaminggir merupakan suatu kawasan yang dekat dengan Bonan Dolok yang terletak 10 km dari sebelah utara Sibolga. Tempat tersebut berada pada ketinggian 1. 266 meter di atas permukaan laut sehingga secara langsung dapat melihat ke Teluk Tapian Nauli dan


(30)

pada akhirnya tempat tersebut berfungsi sebagai tempat persinggahan bagi orang yang melakukan perjalanan dari Silindung ke Pantai Barat.

Dalam masyarakat Sibolga bahasa daerah atau bahasa Batak sangatlah jarang dipergunakan untuk pengucapan sehari-hari, khususnya masyarakat yang berada di pesisir pantai. Masyarakat lebih cenderung menggunakan bahasa pesisir. Bahasa pesisir ini adalah suatu alat komunikasi masyarakat pesisir dalam menyampaikan maksud dan tujuan, baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa pesisir tersebut banyak digunakan oleh masyarakat yang berada di Tapanuli Tengah dan Sibolga. Peranan bahasa pesisir telah menjadi bahasa pengantar dalam berbagai kegiatan masyarakat Sibolga, baik dalam bahasa sehari-hari maupun kegiatan upacara adat dan upacara lainnya seperti upacara pernikahan. Bahasa pesisir ini adalah bagian dari kebudayaan yang lahir di Sibolga yakni dalam satu kesatuan adat yang disebut sebagai adat Sumando.

Adat Sumando adalah suatu kesatuan ruang lingkup kebudayaan suku pesisir Sibolga, terdiri dari, bahasa pesisir, adat istiadat di pesisir, kesenian pesisir, dan makanan khas pesisir. Adat Sumando adalah suatu pertambahan dan pencampuran satu keluarga lain yang seiman dengan ikatan tali pernikahan menurut agama Islam dan disahkan memakai upacara adat pesisir. Maka yang dimaksud orang Sumando adalah, seorang menantu atau abang ipar ataupun abang ipar yang telah menjadi keluarga sendiri sehingga segala sesuatu urusan yang baik atau buruk menjadi tanggung jawab bersama orang Sumando.

Pandangan hidup dan ikatan adat-istiadat masyarakat pesisir kota Sibolga sangat kuat dan hubungan kekerabatan Sumando merupakan jalur dalam


(31)

menjembatani persaudaraan, itulah sebabnya tidak ada keputusan adat yang ditempuh tanpa melibatkan musyawarah semua anggota keluarga. Secara umum iklim kondusif adat ini merupakan modal awal masyarakat pesisir dalam menyukseskan pembangunan daerah kota Sibolga. 11

Perdagangan yang terjadi antara orang Sibolga dan masyarakat yang berasal dari pedalaman Sumatera telah terjadi sejak lama. Orang-orang yang berasal dari wilayah pedalaman membutuhkan hasil laut seperti garam dan ikan yang didapatkan dari masyarakat di sekitar pantai Sibolga. Sebaliknya, masyarakat pesisir pantai memerlukan hasil pertanian seperti buah-buahan, sayuran dan hasil hutan lainnya.

Dikarenakan letak geografis berada di pantai barat Sumatera, Sibolga tumbuh dan berkembang menjadi pusat perdagangan. Adapun hasil bumi yang diperdagangkan meliputi, karet, kopi, kemenyan, rotan, rempah-rempah dan komoditi lainnya. Barang-barang perdagangan ini berasal dari Sibolga maupun dari daerah-daerah di sekitarnya. Wilayah ini merupakan suatu tempat yang sering dikunjungi oleh para pelaut yang datang dari dalam maupun luar pulau Sumatera untuk melakukan perdagangan.

Perdagangan yang terjadi di wilayah Sibolga tidak hanya dengan orang-orang yang berasal dari wilayah Sibolga atau luar wilayah Sumatera, akan tetapi juga dengan bangsa asing yang datang ke Sibolga. Perdagangan itu semakin berkembang dan ramai dengan singgahnya kapal-kapal asing di antaranya, Portugis, Inggris, Tiongkok, Siam, dan Birma untuk membeli rempah-rempah dan komoditas pertanian lainnya.


(32)

Rute perjalanan yang ditempuh oleh orang-orang dari Batak Toba ke daerah Pantai Barat Sumatera yaitu dengan melakukan perjalanan dari Silindung-Aek Raisan-Bonan Dolok-Mela-Poncan-Mursala dengan pulang pergi. Perdagangan inilah yang menyebabkan banyaknya masyarakat Batak, Aceh, Minang dan lainnya datang ke daerah Sibolga. 12

Pada umumnya sumber mata pencaharian masyarakat Sibolga berasal dari sektor perikanan dan bekerja sebagai nelayan. Masyarakat Sibolga sangat mengandalkan potensi kekayaan bahari, hal ini dapat dilihat dari upaya dalam peningkatan sektor perikanan. Pada tahun 1990 tercatat jumlah produksi di sektor perikanan laut sebanyak 9405,2 ton, sepanjang tahunnya dari tahun 1990-1995 produksi perikanan laut cenderung naik dan umumnya diusahakan oleh masyarakat yang tinggal pada kawasan pantai baik secara tradisional maupun teknis. 13

2.3. Sejarah Pendidikan di Sibolga sebelum Tahun 1986 2.3.1. Pendidikan Islam

Sebelum kemerdekaan Indonesia, pendidikan Islam di Sibolga hanya terdiri dari beberapa pengajian yang dikelola oleh perkumpulan keagamaan baik didirikan secara individu maupun organisasi agama Islam seperti Muhammadiyah, Nahdathul Ulama (NU), dan Al-Washliyah. kemudian beberapa organisasi ini, seperti Muhammadiyah dan Nahdathul Ulama (NU) masing-masing mendirikan beberapa sekolah/madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar, Tsanawiyah/SMTP dan Aliyah/SMT.

12 Ibid. , hal . 190 13 Ibid hal. 178


(33)

Adapun pembangunan pendidikan sampai tingkat perguruan tinggi yang dilakukan oleh organisasi Islam di Sibolga baru terjadi pada tahun 1986 yakni dengan mendirikan STIE Al-Washliyah yang didirikan oleh organisasi Alwashliyah.

Madrasah Islam yang pertama kali di Sibolga didirikan pada tahun 1929 yaitu Islamiyah School lahir menjadi sebuah sekolah dengan pelajaran umum, hal ini dikarenakan kebutuhan masyarakat akan pendidikan mulai timbul dan diharapkan dapat memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap masyarakat. Pada perkembangan selanjutnya (1951-1969), Islamiyah School berubah menjadi SD Islamiyah belajar, dan pada periode ini Perguruan Islamiyah berkembang dengan sangat pesat tercatat sekitar 400 orang siswa terdaftar, angka kelulusanpun mencapai 90% , lebih tinggi dibanding kelulusan sekolah negeri maupun swasta. Kemudian ditahun 1976, sekolah ini mulai mengalami penurunan. Penurunan yang drastis terjadi pada tahun 1982-1983, siswa yang tercatat hanya sebanyak 225 siswa, untuk mengantisipasi dibuka SMP Islamiyah pada tahun 1987 sampai sekarang.

2.3.2. Pendidikan Kristen (Protestan)

Perkembangan pendidikan Kristen di Sibolga berkaitan dengan perkembangan agama Kristen di Sibolga. Seperti diketahui, mayarakat batak pada umumnya bermukim di daerah pegunungan bukit barisan yang sebelum terisolir dari masyarakat luar. Mereka belum mengenal agama monotheisme, masih menganut pagan atau agama yang mengenal banyak tuhan, animisme.

Agama Kristen mulai masuk ke daerah Tapanuli pada abad ke 18 diperkenalkan oleh missionaris Eropa berkebangsaan Belanda, Jerman dan Inggris.


(34)

Penyebaran agama Kristen mungkin pula masuk melalui pintu gerbang pelabuhan Sibolga yang merupakan pusat persinggahan armada dagang bangsa asing. Para missionaris Eropa masuk bersamaan kapal dagang dan menetap di Tapanuli kemudian meyebarkan agama Kristen disekitar pegunungan Tapanuli. 14

1. Zending School, didirikan pada tahun 1927 kemudiansetelah merdeka dinamai “ Sekolah Rakyat HKBP Sibolga”

Penyebaran agama Kristen ke Sibolga masuk melalui datangnya masyarakat Batak yang terlebih dahulu menganut agama Kristen dan menyebar melalui pergaulan dengan masyarakat setempat. Adapun kegagalan missionaris asing menyebarkan agama Kristen di Sibolga dikarenakan masyarakat pesisir Sibolga sudah terlebih dahulu menganut agama Islam dan agama Islam sudah sangat kuat pengaruhnya terhadap masyarakat pesisir Sibolga. Akibatnya para missionaris mempusatkan penyebarannya di sekitar pegunungan Tapanuli.

Adapun sekolah-sekolah asuhan zending HKBP di Sibolga, sebagai berikut:

2. Schakel dan Vervolg, didirikan pada tahun 1929 kemudian menjadi sekolah rakyat setelah merdeka.

3. Christelyke HIS, didirikan pada tahun 1954 kemudian menjadi SMP HKBP sampai sekarang.

4. Pada tahun 1968, dibuka SMA HKBP Sibolga

5. Pada tahun 1976, dibuka SPG, kemudian menjadi SMA 2 HKBP Sibolga sampai sekarang.

6. Pada tahun 1984, dibuka SMEA HKBP Sibolga sampai sekarang. 14 Ibid. , hal. 237


(35)

2.3.3. Pendidikan Katolik

Tahun 1927 berhasil didirikan sekolah katolik, berikut daftar sejarah ringkas pendidikan Katolik di Sibolga

1. Dibukanya Sekolah Frobel dan Sekolah Rakyat (SR) bagi orang-orang Tionghoa dengan pengantar Bahasa Belanda

2. Didirikannya Sekolah Rakyat HIS Katolik dan HIS Chinese tahun 1932 dan diakui setaraf dengan sekolah pemerintah pada tahun 1935. Murid-muridnya kebanyakan turunan Tionghoa dan pribumi

3. Didirikan Sekolah Rakyat secara darurat di Pangaribuan (7 km ke barat dari kota Barus) dan berkembang sampai pertengahan tahun 1941

4. Semua missi yang didirikan Missi Katolik ditutup pada tahun 1945 dikarenakan semua Suster dan Pastor masuk Camp Interniran

5. Pada tahun 1956 didirikan SMP Katolik Sibolga “ SMP Fatima Sibolga” 6. Pada tahun 1980, didirikan SMA Katolik Sibolga

7. Didirikan LPTK (Lembaga Pembinaan Teknik Katolik) pada tahun 1980 di Mela merupakan sekolah kursus keterampilan teknik setingkat SLTA selama 3 tahun dengan jurusanKayu/ Perabot dan Batu/ Beton Bertulang

8. Pada tahun 1986, didirikan Santo Johannes di Tumba Jae, 35 kilometer ke barat dan Barus, kemudian membuka SMA pada tahun 1990

2.3.4. Pendidikan Sekolah Negeri Sibolga

Sebelum Indonesia merdeka pendidikan di Sibolga hanya sebatas tingkat Sekolah Dasar, kemudian adapun pembangunan sekolah untuk tingkat lanjutan baru


(36)

terjadi pada tahun 1945. Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan, pada tahun yang sama berdiri Sekolah Menengah Pertama (SMP) negeri pertama di Sibolga pada bulan September tahun 1945. Bangunan sekolah ini pada awalnya menempati sebagian gedung Sekolah Katolik di Sibolga, kemudian berdiri Sekolah Menengah Atas (SMA) negeri Pertama. SMP I dan SMA I Sibolga merupakan sekolah negeri yang didirikan oleh pemerintah di Sibolga.

Menyadari tuntutan pendidikan bagi masyarakat tertinggal serta pembangunan sekolah bagi seluruh masyarakat Indonesia maka pemerintah Sibolga turut ambil bagian untuk menyukseskan pendidikan bagi masyarakat di Sibolga. Usaha yang dilakukan adalah dengan direncanakannya pembangunan sekolah untuk memenuhi keinginan masyarakat dalam penyediaan sarana pendidikan negeri.

Setelah Indonesia merdeka, Pemerintah kota Sibolga melaksanakan program pembangunan sekolah secara besar-besaran, hal ini ditandai dengan banyaknya berdiri sekolah-sekolah negeri di Sibolga, baik dari tingkat SD, SMP sampai SMA atau sederajat. 15

15 Ibid. , hal. 218

Perkembangan pendidikan di Sibolga sampai tahun 1985 masih berada pada tingkat tersebut. Pendidikan tingkat perguruan tinggi di Sibolga terjadi pada tahun 1986 yaitu ditandai dengan berdirinya Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Al-washliyah Sibolga kemudian perkembangan perguruan tinggi semakin berkembang.


(37)

BAB III

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) AL-WASHLIYAH SIBOLGA (1986-I999)

3.1. Berdirinya STIE Al-washliyah Tahun 1986

Organisasi Alwashliyah merupakan salah satu organisasi Islam yang mengutamakan pendidikan. Keberhasilan Alwashliyah khususnya di wilayah Sumatera Utara dikenal dengan pembangunan madrasah-madrasah dan perguruan tingginya. Seperti halnya di Sibolga keberadaan dan keberhasilan organisasi Alwashliyah dapat dilihat dengan pembangunan STIE Al-washliyah Sibolga.

Sebelum STIE Al-washliyah Sibolga berdiri, organisasi Alwashliyah ini belum pernah melakukan pembangunan madrasah ataupun sekolah, hal ini disebabkan tidak terbentuknya Majelis Pendidikan dan Kebudayaan (MPK) dalam struktur organisasi Alwashliyah Sibolga/Tapteng. Majelis ini adalah dewan pembantu yang khususnya menangani masalah pendidikan Alwashliyah dan majelis ini berada pada tingkat daerah maupun pusat.

Adapun latar belakang pendirian perguruan tinggi Alwashliyah di Sibolga adalah:

1. Apabila dilihat dari aspek keberadaan pendidikan di Sibolga yang pada saat itu masih berada pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat, maka kebutuhan akan pendidikan untuk perguruan tinggi sangat penting guna mendukung keberlangsungan pembangunan daerah Sibolga


(38)

2. Keberadaan organisasi Alwashliyah di Sibolga sendiri yang belum menunjukkan keberhasilan dalam hal pendidikan. Organisasi Alwashliyah di Sibolga belum memberikan kontribusi yang nyata yaitu dengan mendirikan madrasah-madrasah maupun sekolah, sementara tujuan utama organisasi Alwashliyah sendiri adalah melakukan pembangunan di sektor pendidikan 3. Berdasarkan usulan pengurus organisasi Alwashliyah tingkat daerah atau

setara dengan kota/kabupaten, pendirian perguruan tinggi Alwashliyah di Sibolga semata-mata merupakan ide dan permintaan dari organisasi Alwashliyah di Sibolga/Tapteng

Pencetus berdirinya STIE Al-washliyah Sibolga adalah Ketua dari organisasi Alwashliyah Pengurus Daerah Sibolga dan Ketua dari organisasi Alwashliyah Pengurus Daerah Tapteng, yakni:

1. Bapak. Drs. Hj. Raja Djafar Hutagalung sebagai Ketua Alwashliyah Pengurus Daerah Sibolga.

2. Bapak. Ismail Tarihoran sebagai Ketua Alwashliyah Pengurus Daerah Tapteng.

Mereka yang pada awalnya memberikan ide agar pembangunan perguruan tinggi Alwashliyah didirikan di daerah Sibolga dan kemudian mereka berinisiatif untuk membawa gagasan itu dalam rapat Pengurus Daerah Sibolga/Tapteng. Para pengurus/anggota organisasi Alwashliyah mengadakan rapat pada bulan Januari


(39)

tahun 1986 di kantor sekretariat Alwashliyah di Sibolga untuk membahas dan membicarakan rencana pembangunan perguruan tinggi tersebut. 16

Selanjutnya kepengurusan daerah Sibolga dan Tapteng bekerjasama dengan Pengurus Besar Alwashliyah mengadakan rapat musyawarah untuk membahas pendirian Perguruan Tinggi Alwashliyah di Sibolga. Rapat diadakan di kantor sekretariat yang berada di Medan. Utusan dari Pengurus Daerah Sibolga dan Tapteng yaitu Bapak. Drs. Raja Djafar Hutagalung bersama Bapak Ismail Tarihoran serta Bapak Segariono

Dalam rapatnya yang telah diselengarakan oleh semua anggota keorganisasian Alwashliyah Pengurus Daerah Sibolga dan Tapteng adalah untuk membahas tentang tujuan mereka dalam merencanakan pendirian Perguruan Tinggi Alwashliyah di Sibolga. Keputusan rapat bersama oleh keorganisasian daerah Sibolga dan Tapteng telah tercapai yakni menyepakati pembangunan perguruan tinggi di Sibolga kemudian selanjutnya diajukan kepada Pengurus Besar Alwashliyah.

17

2. Membentuk badan keorganisasian Perguruan Tinggi meliputi Pimpinan, Staf/ pegawai administratif, Staf pengajar/dosen, dan sistem kurikulum.

Adapun dari hasil keputusan rapat yang telah ditetapkan, sebagai berikut:

3. Menentukan lokasi keberadaan perguruan tinggi tesebut

16 Wawancara dengan K Simamora( Ketua STIE Al-washliyah Sibolga) tanggal 15 Juni 2012. ” Kantor Sekretariat Pengurus Daerah Sibolga dan Tapteng berada di Sibolga”


(40)

4. Menyetujui untuk segera didirikannya Perguruan Tinggi Alwashliyah diSibolga dan langsung dikelola oleh Majelis Pendidikan dan Kebudayaan (MPK) Alwashliyah tingkat pusat (Pengurus Besar) Alwashliyah. 18

Maka pada tanggal 19 Juli tahun 1986 berdirilah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Al-washliyah Sibolga dengan bangunan kampus pada awalnya terletak di Jl. Diponegoro no: 66, kota Sibolga. STIE Al-washliyah Sibolga yang didirikan oleh Pengurus Besar Alwashliyah dengan status badan hukum berdasarkan SK Kementerian Kehakiman Nomor J. A. 57425, pada tanggal 17 Oktober 1986, jo Akte Notaris Adlan Yulinar, SH. Nomor: 69 tanggal 23 September 1986. 19

STIE Al-washliyah Sibolga berdiri dengan berdasarkan izin Operasional dari Kopertis Wilayah 1 (Aceh - Sumut). Nomor: 329/SK/KOP. I/1986, pada tanggal 29 Juni 1986 dengan membuka jurusan Manajemen Program Studi Manajemen Perusahaan, jenjang pendidikan Strata-1 (S1), 20

1. Staf pengajar tetap minimal tujuh orang

dengan persyarakat sebagai berikut:

2. Kurikulum dan Sylabus 3. Kampus dan gedung kuliah

4. Perpustakan minimal 400 judul buku dan lain-lain persyaratak yang diperlukan

Pada tahun 1986 resmi didirikan dan di buka tahun ajaran pertama Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Al-washliyah Sibolga jenjang pendidikan Strata 1 (S1). Pada tahun ajaran pertama, jumlah mahasiswa yang mendaftar sebanyak 114 orang,

18 Dokumen STIE Al-washliyah Sibolga 19 Dokumen STIE Al-washliyah Sibolga 20 Dokumen STIE Al-washliyah Sibolga


(41)

STIE Al-wasliyah melakukan kerjasama dengan Universitas Alwashliyah (UNIVA), Medan dalam hal penyusunan sistem kurikulum dan tenaga pengajar/Dosen. Tenaga pengajar pada tahun ajaran pertama kebanyakan tenaga pengajar bantuan dari UNIVA Medan. 21

Berdirinya Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Al-washliyah bersamaan dengan didirikannya Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Al-washliyah di Sibolga, tetapi STIH ini kemudian pindah ke Padang Sidempuan karena selama empat tahun beroperasi tidak juga mendapat pengakuan atau izin status terdaftar dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 22 Sedangkan STIE Al-washliyah Sibolga sendiri, selama empat tahun berjalan baru mendapat izin status terdatar dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Nomor: 060/0/1990, pada tanggal 23 Januari tahun 1990. 23

4.2. Struktur Organisasi STIE Al-washliyah Sibolga (1986-1999)

Dengan mendapatkan izin status terdaftar dari Menterian Pendidikan dan Kebudayaan (KEMENDIKBUD), maka perguruan ini dapat berjalan dan melakukan kegiatan perkuliahan sampai sekarang. Ini juga menjadi bukti keseriusan organisasi Alwashliyah di Sibolga untuk mengembangkan pendidikan.

Struktur Organisasi STIE Al-washliyah Sibolga yang dibentuk pada tahun 1986-1999, meliputi Pimpinan, Dosen dan pegawai/staf di lembaga pendidikan tersebut. Pimpinan STIE Al-washliyah Sibolga meliputi: Ketua, Wakil Ketua I, Wakil

21 Wawancara dengan K. Simamora Simamora ( Ketua STIE – Alwashliyah Sibolga) tanggal 15 Juni 2012. 22 Dokumen STIE - Alwashliyah Sibolga


(42)

Ketua II, Ketua Program Studi (Prodi). Pimpinan yang diangkat dan ditetapkan berdasarkan keputusan Pengurus Besar (PB) Alwashliyah. Sedangkan untuk pegawai/staf diangkat dan diberhentikan oleh Ketua. Untuk unsur pelaksana akademik/dosen boleh dari luar ataupun tidak terikat dengan badan keorganisasian Alwashliyah. 24

1. Mengawasi anggaran keuangan STIE Al-washliyah Sibolga

Sedangkan untuk mengawasi kegiatan di STIE Al-washliyah Sibolga adalah organisasi Alwashliyah Pengurus Daerah Sibolga yang ditunjuk sebagai Badan Pengurus Harian (BPH). Adapun tugas-tugas dari Badan Pengurus Harian (BPH), sebagai berikut:

2. Memelihara infrastruktur STIE Al-washliyah Sibolga

3. Dapat merekomendasikan dan mengangkat tenaga pengajar/ Dosen

4. Dapat melakukan merekomendasikan posisi jabatan Ketua STIE Al-washliyah Sibolga kepada Pengurus Besar Alwashliyah, tetapi untuk pengangkatan Ketua mutlak keputusan Pengurus Besar

Struktur Pimpinan organisasi STIE Al-washliyah Sibolga disusun berdasarkan kebijaksanaan organisasi Alwashliyah di tingkat pusat selain pegawai dan staf sedangkan organisasi Alwashliyah Sibolga/Tapteng ditunjuk sebagai badan pengawas. STIE Al-washliyah sendiri berada dibawah naungan Pengurus Besar Alwashliyah dan dikelola oleh Majelis Pendidikan dan Kebudayaan (MPK)- Alwashliyah tingkat Pusat. Majelis ini merupakan dewan pembantu pimpinan


(43)

khususnya di bidang pendidikan, bertugas untuk mengelolah lembaga pendidikan untuk tingkat Perguruan Tinggi.

Struktur Organisasi STIE Al-washliyah Sibolga tahun 1986-1999 meliputi: a. Ketua

b. WakilKetua I c. WakilKetua II d. Ketua Prodi

e. Unsur Pelaksana Akademik/ Dosen f. Pegawai dan Staf

4.2.1. Ketua dan Wakil Ketua

Ketua diangkat berdasarkan keputusan dari Pengurus Besar Alwashliyah dan sebagai penanggung jawab atas keberlangsungan kegiatan perkuliahan di STIE - Alwashliyah Sibolga. 25

1. Memimpin dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran pada masyarakat Ketua biasanya diangkat selama dua tahun untuk sekali masa jabatan dan dapat diangkat kembali dengan ketentuan tidak dapat menjabat lebih dari dua kali. Ketua STIE Sibolga langsung bertanggung jawab kepada Pengurus Besar Alwashliyah. Tugas Ketua meliputi:

2. Memimpin pelaksanaan pengabdian pada masyarakat.

3. Memimpin pelaksanaan pembinaan civitas akademik (tenaga kependidikan, tenaga adminstrasi, mahasiswa dan alumni)

4. Memimpin kegiatan pelayanan administrasi sekolah tinggi. 25 Wawancara dengan Kabag bagian Administrasi STIE AL-WASHLIYAH Sibolga. Tanggal 22 November 2012


(44)

5. Memimpin rapat senat sekolah tinggi dan rapat penting lainnya. 6. Pelaksana kegiatan dalam hubungannya dengan pihak-pihak lain. 7. Mengangkat dan memberhentikan pegawai dan staf.

Adapun nama-nama Ketua dan masa jabatannya di STIE Al-washliyah (1986-1999), sebagai berikut:

1. Drs. Ismail Lumban Tobing (1986-1988) dan (1995-1997) 2. Drs. Aguslan Simanjuntak (1988-1991) dan (1991-1993) 3. Drs. Segariono (1993-1995)

4. Drs. Agus Jamin Simanullang (1997-1999)

Wakil Ketua meliputi Wakil Ketua I dan Wakil Ketua II, tugas mereka adalah membantu Ketua dalam melaksanakan tugas secara bersama-sama. Adapun Wakil Ketua I dan Wakil Ketua II, dibedakan berdasarkan tugas masing- masing.

Wakil Ketua I bertugas dibagian akademik, meliputi:

1. Membantu dan mewakili Ketua dalam hal memimpin pelaksanaan pendidikan dan pengajaran

2. Membantu dan mewakili Ketua dalam hal memimpin pelaksanaan penelitian untuk pengembangan penelitian

3. Membantu dan mewakili Ketua dalam hal memimpim kegiatan pelayanan administrasi akademik dan kemahasiswaaan

4. Membantu dan mewakili Ketua dalam hal memimpin pelaksanaan pengabdian pada masyarakat

5. Membantu dan mewakili Ketua dalam hal memimpin rapat-rapat penting sekolah tinggi


(45)

6. Membantu dan mewakili Ketua dalam hubungan dengan pihak-pihak diluar sekolah tinggi

Wakil Ketua II, bertugas di bagian Aministrasi dan Keuangan bertugas untuk mengawasi keuangan dan administrasi, meliputi:

1. Pelaksana dan penanggung jawab kegiatan di bidang administrasi umum dan keuangan

2. Pelaksana dan penanggung jawab kegiatan di bidang personalia dan kepegawaian

3. Pelaksana dan penanggung jawab kegiatan di bidang kerumahtanggaan dan perlengkapan

4. Pelaksana dan penanggung jawab kegiatan di bidang kebersihan dan keamanan kampus

5. Pelaksana dan penanggung jawab kegiatan di bidang pelayanan keuangan dan gaji atau kesejahteraan pegawai

6. Pelaksana dan penanggung jawab kegiatan di bidang akuntansi dan pemograman

4.2.2. Ketua Prodi (Program Studi ) STIE Al-washliyah

Ketua Prodi diangkat langsung oleh Pengurus Besar Alwashliyah dan merupakan unsur pelaksana dalam menyusun program pendidikan akademik dan profesional program studi manajemen serta bertanggung jawab langsung kepada Ketua STIE Al-washliyah Sibolga.


(46)

Tugas-tugas Ketua Prodi STIE Al-washliyah Sibolga adalah:

1. Menyusun dan memprogram kalender akademik per semester termasuk pengadaan dan pendistribusiannya

2. Menyusun dan memprogram jadwal kuliah dan jadwal ujian bagi mahasiswa 3. Mengadakan pengelolahan terhadap kegiatan yudisium dan pelaksanaan

wisuda

4. Menyusun program kurikulum

5. Menyusun dan menggandakan buku pedoman akademik kepada seluruh mahasiswa, dosen dan karyawan

6. Menyusun dan mempersiapkan laporan akademik untuk kepentingan mutu pendidikan

7. Mengerjakan susunan pengandaan dan penulisan serta penulisan ijazah kesarjanaan, sertifikat dan piagam

8. Menyusun jadwal ujian skripsi

9. Menyusun, menggandakan, mendistribusikan buku pedoman penulisan skripsi sehingga tercipta keseragaman dalam format, substansi, model dan sistem penulisan skripsi.

10. Melaksanakan penyusunan dan pengelolahan kurikulum yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan

4.2.3. Unsur Pelaksana Akademik/ Dosen

Demi berlangsungnya proses kegiatan belajar-mengajar di perguruan tinggi maka diperlukan tenaga pendidik/dosen. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari


(47)

seorang dosen memegang peranan serta tanggung jawab yang penting dalam tugasnya untuk memberikan kuliah agar mahasiswanya dapat menguasai ilmu pengetahuan diajarkan. Selain itu dosen juga harus dapat menanamkan budi pekerti yang luhur dan kepribadian yang bersahaja terhadap setiap mahasiswanya.

Pada tahun ajaran 1986/1987-1992/1993, kebanyakan dosen yang mengajar di STIE Al-washliyah Sibolga masih diperbantukan dari Universitas Alwashliyah (UNIVA) Medan. Kemudian diantara tenaga pengajar yang diperbantukan tersebut ada beberapa orang yang kemudian diangkat menjadi dosen tetap di STIE Al-washliyah Sibolga.

Setelah enam tahun kegiatan perkuliahan berlangsung, sekitar tahun 1993 STIE Al-washliyah Sibolga mengadakan perekrutan atau penerimaan dosen dari luar. Badan Pelaksanaan Harian (BPH) ditunjuk sebagai panitia pelaksana penerimaan dosen sebagai tenaga pengajar di STIE Al-washilyah Sibolga. Hal ini disebabkan kurangnya tenaga dosen tetap sementara dosen yang diperbantukan semakin berkurang. Pengangkatan yang di lakukan dengan menambah jumlah dosen yang mengajar di STIE - Alwashliyah Sibolga guna menunjang proses-belajar mengajar di perguruan tinggi tersebut. 26

Selain itu ada beberapa tamatan dari STIE Al-washliyah Sibolga yang pintar/berkompeten yang kemudian direkomendasikan menjadi dosen. Mereka diberi kesempatan selama beberapa bulan melakukan kegiatan belajar-mengajar sebagai asisten dosen. Diangkat apabila mempunyai kinerja dan tanggung jawabnya yang


(48)

baik sebagai dosen dan dapat membuktikan mereka layak untuk di angkat menjadi dosen.

Adapun staf pengajar/ Dosen tetap yang terdaftar dari tahun 1986-1999, sebagai berikut:

1. Drs. Ismail Lumban Tobing 2. Drs. Aguslan Simanjuntak 3. Drs. Segariono

4. Drs. Agus Jamin Simanullang 5. Drs. K. Simamora

6. M. Siambaton. SE 7. Drs. H. A. Harahap. MM 8. A. Salim Hasibuan, SE 9. Darmawan Harefa, SE 10. Erman B. Harahap, SE 11. Ashari Panggabean, SE 12. Drs. Mawardi Harahap 13. Mawarni Hotnida, SE 14. Salman Paris Harahap, SE 15. Rosmawati Tanjung, SE 16. Basri Pulungan, SE 17. Dra. Yusnidar


(49)

4.2.4. Pegawai dan Staf STIE Al-washliyah

Untuk posisi staf dan pegawai diangkat langsung oleh Ketua STIE Al-washliyah Sibolga, dan diawasi oleh Wakil Ketua II. Unsur dan tugas pegawai dan Staf (1986-1999) di STIE Al-washliyah Sibolga meliputi:

1. Pegawai Keuangan bertugas, melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan urusan pelayanan keuangan, membuat dan menyusun daftar gaji pegawai sesuai dengan peraturan,

2. Pegawai Administrasi akademik bertugas melaksanakan pengelolaan sarana akademik, nilai hasil studi mahasiswa, soal-soal ujian, pendaftaran mahasiswa, dan sebagainya

3. Pegawai Kemahasiswaan, melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan urusan kesejahteraan mahasiswa dan alumni, melaksanakan kegiatan yang bekaitan dengan penalaran, minat dan bakat mahasiswa

4. Staf Bagian Pengabdian Masyarakat dan KKN bertugas menyusun dan memprogram pengembangan pengabdian pada masyarakat dan Kuliah Kerja Nyata, mengkoordinasi serta mengevaluasi pelaksanaan pengabdian pada masyarakat dan KKN.

5. Pegawai Perpustakaan bertugas menyusun dan memprogram pengembangan perpustakaan, melaksanakan kegiatan terhadap pelayanan penggunaan jasa perpustakaan.

Pegawai dan staf STIE Al-washliyah Sibolga pada periode pertama (1986-1988) diangkat oleh KetuaSTIE Al-washliyah Sibolga yang kebanyakan berasal dari anggota organisasi Alwashliyah Sibolga. Dalam hal pengangkatan Ketua STIE


(50)

Al-washliyah Sibolga dan keorganisasian AlAl-washliyah Pengurus Daerah Sibolga/Tapteng harus melakukan kerjasama untuk melakukan pengangkatan Pegawai ataupun Staf. Kemudian kebijakan ini dicabut dan memberikan hak mutlak bagi Ketua STIE - Alwashliyah untuk mengangkat pegawai/staf. 27

4.3. Penerimaan mahasiswa, Sistem Kurikulum STIE Al-washliyah Sibolga (1986-1999).

4.3.1. Penerimaan Mahasiswa (1986-1999)

Dalam dunia Pendidikan di Indonesia, untuk penerimaan mahasiswa di perguruan tinggi diperlukan berbagai persyaratan dan tidak semua peserta dapat diterima di perguruan tinggi. sebagai persyaratan awal untuk memasuki perguruan tinggi adalah calon mahasiswa merupakan lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat. Adapun beberapa persyaratan lainnya untuk memasuki perguruan tinggi adalah dengan melakukan ujian masuk, (calon mahasiswa diharuskan mengikuti ujian masuk). Sistem ujian masuk ini dilaksanakan baik di perguruan tinggi negeri maupun swasta yang ada di Indonesia. Pada awalnya STIE Alwashliyah hanya menyelenggarakan ujian masuk secara tertulis 28

Pada awalnya pembangunan STIE Al-washliyah sangat mendapatkan respon yang sangat positif dari masyarakat Sibolga, dapat dilihat dari jumlah mahasiswa dan tidak menyelenggarakan ujian masuk secara ketat.

27 Wawancara dengan K. Simamora (Ketua STIE- Alwashliyah Sibolga) tanggal 20 November 2012 28 Wawancara dengan Kabag Kemahasiswaan STIE Al-washliyah Sibolga tanggal 20 November 2012


(51)

pada tahun jaran pertama yang mendaftar. 29

No

Hal ini disebabkan oleh karena kebutuhan akan pendidikan perguruan tinggi di Sibolga yang telah memadai dan tidak perlu lagi untuk pergi jauh untuk melanjutkan pendidikan ke luar kota. Secara umumnya pembangunan STIE Al-washliyah diharapkan dapat memajukan pendidikan dan pembangunan di Sibolga.

Adapun jumlah mahasiswa Alwashliyah yang mendaftar dari tahun 1986 sampai 1999, sebagai berikut:

Tahun Ajaran Jumlah Mahasiswa Jumlah

Laki-laki Perempuan

1 1986 / 1987 95 19 114

2 1987 / 1988 35 22 57

3 1988 / 1989 22 8 30

4 1989 / 1990 30 21 51

5 1990 / 1991 18 15 33

6 1991 / 1992 16 9 25

7 1992 / 1993 19 5 24

8 1993 / 1994 22 9 31

9 1994 / 1995 21 15 36

10 1995 / 1996 36 24 60

11 1996 / 1997 28 18 46

12 1997 / 1998 30 10 40

13 1998 / 1999 38 22 60

Total 410 197 607

Tabel 1. Jumlah Mahasiswa STIE – Alwashliyah tahun 1986 - 1999


(52)

Jumlah mahasiswa yang masuk pada tahun ajaran 1986/1987, sebanyak 114 orang kemudian mengalami penurunan pada tahun ajaran kedua (1987/1988), jumlah mahasiswa yang mendaftar sebanyak 57 orang, kemudian mengalami penurunan lagi pada tahun ajaran ketiga, mahasiswa yang masuk sebanyak hanya 30 orang. Penerimaan mahasiswa di STIE - Alwashliyah dari tahun ajaran kedua (1987/1988) terus mengalami penurunan.

Penurunan yang paling banyak terjadi pada tahun ajaran 1991/1992 dan tahun ajaran 1992/1993, yakni mahasiswa yang terdaftar hanya 25 pada tahun ajaraan 1991/1992 orang dan 24 orang pada tahun ajaran 1992/1993, kemudian naik kembali pada tahun ajaran 1993/1994.

Perkembangan jumlah mahasiswa STIE - Alwashliyah dari tahun 1986 sampai tahun 1999 tidak mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengembangan dalam melengkapi fasilitas di kampus STIE - Alwashliyah Sibolga. Faktor penyediaan fasilitas kampus di STIE - Alwashliyah yang belum memadai merupakan penghambat dalam perkembangan perguruan tinggi ini, tetapi pada setiap tahunnya masih ada mahasiswa yang memasuki perguruan tinggi ini dan juga dapat meluluskan beberapa orang sarjana. 30

Selain kondisi fasilitas kampus yang kurang memadai, kondisi keuangan kampus STIE Al-washliyah Sibolga pada umumnya juga sangat memprihatinkan. Seluruh biaya operasional (administrasi, gaji dosen dan pegawai) bersumber dari uang kuliah mahasiswa. Perguruan Tingi ini tidak mendapat bantuan dari pihak Dari tahun 1986 sampai tahun 1999 sekitar 80 orang sudah lulus dari STIE –Alwashliyah Sibolga.


(53)

ketiga, baik dari masyarakat ataupun pihak pemerintah daerah sendiri, kecuali sewa gedung yang sangat ringan. 31

No

Oleh sebab itu maka hendaknya STIE Alwashlliyah Sibolga henmdaknya dapat melakukan kerjasama dengan pihak-pihak yang dapat memberikan bantuan berupa dana agar pembangunan kampus dapat terlaksana atau semakin berkembang.

Tahun Kelulusan Jumlah Kelulusan

1 1991/1992 1

2 1992/1993 8

3 1993/1994 7

4 1994/1995 10

5 1995/1996 10

6 1996/1997 14

7 1997/1998 15

8 1998/1999 15

Total 80

Tabel 2. Jumlah Kelulusan Mahasiswa STIE Al-washliyah dari lulusan pertama (1991) sampai tahun kelulusan 1999

Kelulusan pertama mahasiswa STIE Al-washliyah Sibolga terjadi pada tahun 1991, jumlah mahasiswa yang lulus hanya satu orang, kemudian baru mengalami peningkatan pada tahun 1992/1993 sebanyak 8 orang mahasiswa. Pada tahun 1993/1994 sempat mengalami penurunan dalam angka kelulusan mahasiswa tetapi tahun selanjutnya cenderung stabil dan meningkat.


(54)

STIE Al-washliyah Sibolga masih dapat bertahan selama 13 tahun bahkan sampai sekarang, sudah menjadi populer dan dikenal dikalangan masyarakat Sibolga. STIE Al-washliyah Sibolga juga merupakan tolok ukur bagi pembangunan-pembangunan perguruan tinggi lainnya di Sibolga dan dapat dikatakan sebagai ikon perguruan tinggi di kota Sibolga. Inilah hal positif yang diberikan STIE Al-washliyah sebagai kontribusinya dalam memajukan pendidikan di Sibolga terutama dalam pendidikan tingkat perguruan tinggi.

Adapun fasilitas yang dimiliki STIE Al-washliyah Sibolga (1986-1999), yakni:

1. Gedung berlantai dua mempunyai dua ruang kelas, 2. Perpustakaan berkapasitas 50 orang

3. Lapangan Parkir kendaraan roda dua.

4.3.2. Sistem Kurikulum (1986-1999)

Pemakaian kurikulum sangat penting bagi kegiatan belajar- mengajar dalam pendidikan modern, karena kurikulum dijadikan sebagai pedoman kegiatan belajar- mengajar dalam rangka pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Kurikulum dipandang sebagai suatu bahan acuan tertulis tenang program pendidikan dalam suatu lembaga pendidikan yang selalu berganti berdasarkan ketentuan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (KEMENDIKBUD). Kurikulum ditujukan bagi pengembangan kedalaman muatan program studi yang dikelola oleh suatu instansi pendidikan. Pada perguruan tinggi, terdiri dari mata kuliah untuk kebutuhan untuk meningkatkan kualitas setiap jurusan yang dikelola.


(55)

Defenisi kurikulum secara umum yaitu seperangkat kegiatan pendidikan dan semua pengalaman yang diperoleh dari sekolah untuk menyelesaikan suatu program pendidikan. Kurikulum dalam dunia pendidikan ditetapkan dalam Departeman Pendidikan dan Kebudayaan. Pemerintah menerapkan kurikulum dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan yang berorientasikan pada kebutuhan dan keadaan lapangan kerja.

Dalam pendidikan di Indonesia dikenal beberapa masa pemberlakuan kurikulum yaitu Kurikulum Sederhana (1947-1964), Pembaharuan Kurikulum (1968 dan 1975), Kurikulum Berbasis Keterampilan Proses (1984 dan 1994), dan kurikulum berbasis kompetensi (2004 dan 2006)32

1. Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) : 19 SKS

. Pada tahun ajaran 1986-1999, STIE Al-washliyah tidak mengalami perubahan mata kuliah dalam kurikulum, berikut ini adalah penjelasan kurikulum yang digunakan STIE Al-washliyah Sibolga pada tahun 1986-1999. Kurikulum yang dipakai terdiri dari mata kuliah, meliputi:

2. Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK) : 53 SKS 3. Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB) : 42 SKS 4. Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) : 31 SKS 5. Mata Kuliah Kehidupan Bermasyarakat (MBB) : 13 SKS

TOTAL : 158 SKS


(56)

Komponen Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) STIE Al-wasliyah Sibolga meliputi mata kuliah dan beban studi, sebagai berikut:

1. Pendidikan Agama Islam – I : 2 SKS 2. Pend. Kewarganegaraan : 2 SKS

3. B. Indonesia : 2 SKS

4. B. Inggris : 2 SKS

5. Ke Alwashliyahan : 3 SKS 6. Pendidikan Agama Islam - II : 2 SKS 7. Ilmu Sosial/ Budaya Dasar : 2 SKS

8. Kewiraan : 2 SKS

9. B. Inggris- II : 2 SKS

Total : 19 SKS

Komponen Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK) STIE Al-washliyah Sibolga, meliputi mata kuliah dan beban studi sebagai berikut:

1. Pengantar Hukum Bisnis : 2 SKS 2. Pengantar Ekonomi Mikro : 3 SKS

3. Pengantar Bisnis : 3 SKS

4. Matematika Ekonomi : 3 SKS 5. Pegantar Ekonomi Makro : 3 SKS 6. Pengantar Manajemen : 3 SKS 7. Pengantar Akuntansi : 2 SKS 8. Pengantar Aplikasi Komputer : 2 SKS


(57)

10. Statiska Ekonomi- I : 2 SKS 11. Pengantar Manajemen : 3 SKS 12. Statiska Ekonomi - II : 2 SKS

13. Akuntansi Biaya : 2 SKS

14. Teori Ekonomi Mikro : 2 SKS 15. Statiska Ekonomi- II : 2 SKS 16. Teori Ekonomi Makro : 2 SKS 17. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya : 2 SKS 18. Ekonomi Manejerial : 3 SKS 19. Manajemen Resiko : 3 SKS

20. Skripsi : 6 SKS

Total : 53 SKS

Komponen Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB) STIE Al-washliyah Sibolga, meliputi mata kuliah dengan beban studi, sebagai berikut:

1. Manajemen Operasional : 3 SKS 2. Perilaku Keorganisasian : 3 SKS 3. Manajemen Akuntansi : 3 SKS 4. Analisa Laporan Keuangan : 3 SKS 5. Operation Research : 3 SKS

6. Manajemen SDM : 3 SKS

7. Manajemen Pemasaran : 3 SKS 8. Sistem Informasi Manajemen : 3 SKS 9. Studi Kelayakan Bisnis : 3 SKS


(58)

10.Manajemen Kompensasi : 3 SKS 11.Teori Pengambilan Keputusan : 3 SKS 12.Penganggaran/ Budgetting : 3 SKS 13.Manajemen Keuangan : 3 SKS 14.Manajemen Strategi : 3 SKS

Total : 42 SKS

Komponen Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) STIE Al-washliyah Sibolga meliputi mata kuliah dengan beban studi, sebagai berikut:

1. Manajemen Koperasi : 3 SKS

2. Kewirausahaan : 2 SKS

3. Perekonomian Indonesia : 3 SKS 4. Metodologi Penelitian : 3 SKS 5. Manajemen Perbankan : 3 SKS 6. Manajemen Agribisnis : 3 SKS 7. Manajemen Usaha Kecil : 3 SKS 8. Manajemen Investasi : 3 SKS 9. Pasar Uang dan Modal : 3 SKS

10.KKN : 4 SKS

Total : 31 SKS

Komponen Mata KuliahKehidupan Bermasyarakat (MBB) STIE Al-washliyah Sibolga meliputi mata kuliah dengan beban studi, sebagai berikut:

1. Pemasaran Jasa ( MK. Konsentrasi) : 3 SKS 2. Manajemen Penjualan (MK. Konsentrasi) : 3 SKS


(59)

3. Kom. Pemasaran (MK. Konsentrasi) : 3 SKS 4. Pemasaran Global (MK. Konsentrasi) : 2 SKS 5. Ekonomi Internasional : 3 SKS


(60)

BAB IV

DAMPAK SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)-ALWASHLIYAH SIBOLGA

4.3. Dalam Menciptakan Sumber Daya Manusia Yang Berkualitas. 4.1.5. Visi dan Misi STIE - Alwashliyah Sibolga

Visi dan Misi STIE Al-washliyah Sibolga sebagai wahana pendidikan yang sistematis dengan pola ilmiah dan dapat mengembangkan serta menyediakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang sadar IPTEKS (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Seni) yang berwawasan luas dan mempunyai keunggulan dalam penalaran, sikap, dan keterampilan dan berjiwa Islami.

Misi STIE Al-washliyah Sibolga adalah menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas tinggi yang menyiapkan sarjana dan tenaga ahli profesional yang berjiwa Islami dan mampu melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi sebagai bagian dari pengabdian kepada Agama, Bangsa, Negara dan Kemanusiaan. 33

Adapun maksud dari Visi dan Misi STIE Al-washliyah Sibolga dalam usahanya untuk menciptakan Sumber Daya Manusia, STIE Al-washliyah Sibolga merupakanlembaga pendidikan yang mengembangkan program studi manajemen bertujuan untuk menciptakan Sumber Daya Manusia yang kompetitif, beriman dan bertakwah kepada Allah SWT, mempunyai akhlak yang sesuai dengan ajaran Islam dan keahlian yang baik khususnya dalam bidang manajemen. Selain mengutamakan bidang Pendidikan STIE Al-washliyah Sibolga juga bertujuan menyebarkan


(61)

nilai Islam dalam pendidikannya. Hal inilah yang menjadikan perguruan tinggi ini berbeda dengan perguruan-perguruan tinggi lannya dibidang studi ekonomi.

STIE Al-washliyah Sibolga juga harus mampu menciptakan masyarakat ilmu pengetahuan di dalam kampus. Mahasiswa sebagai masyarakat ilmu pengetahuan diharapkan menjadi lulusan yang berkompeten terutama di bidangnya, sehingga mampu bersaing menghadapi fenomena kehidupan. Oleh karenanya, bekal selama mengikuti perkuliahan tidak hanya pengkayaan isi dari ilmu pengetahuan tersebutnamum mahasiswa harus dapat mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan tersebut.

Dari program Visi dan Misi STIE Al-washliyah tersebut dapat disimpulkan keseriusan STIE Al-washliyah dalam membangun dan menyukseskan pendidikan. Ini merupakan modal awal yang baik untuk turut memberikan sumbangsi yang besar terhadap daerah kota Sibolga maupun bagi Indonesia, karena mencerdaskan bangsa adalah tujuan dan cita-cita luhur bangsa.

4.1.6. Strategi STIE Al-washliyah (Pengembangan Mutu Pendidikan)

Strategi STIE Al-washliyah untuk menciptakan lulusan cerdas dan kompetitif diakselerasikan dengan peningkatan kapasitas, modernisasi dan penguatan pelayanan dan daya saing harus di imbangi dalam pengembangan mutu pendidikannya. Kinerja pengembangan pendidikan oleh STIE Al-washliyah dapat dilihat dari angka partisipasi lulusannya meliputi, kapasitas lulusan terhadap dunia kerja, kondisi kampus dalam jenis program studi yang proporsional, kondisi dosen dalam sifat keahliannya, perpustakaan, buku teks, dan publikasi jurnal yang memadai.


(62)

Menghadapi berbagai tantangan masa depan, baik yang berskala makro global, berskala mikro nasional, maupun yang berhubungan dengan teknis lokal, diperlukan pengembangan pendidikan bermutu. Hal ini harus segera dibenahi STIE Al-washliyah Sibolga agar dapat menciptakan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan dapat bersaing. Dari perpekstif tersebut maka pembangunan pada pendidikan melalui program studi manajemen bisnis merupakan agenda utama STIE Al-washliyah Sibolga yang sangat strategis, mengingat agenda nasional tentang upaya pembangunan pendidikan perguruan tinggi antara lain:

1. Pendidikan dimaknai sebagai upaya melakukan investasi SDM yang mempunyai implikasi luas

2. Pendidikan akan melahirkan kalangan sosial yang menjadi pelopor pembangunan

3. Pendidikan dapat meningkatkan kesejahteraan mayarakat

4. Pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan martabat bangsa 5. Pendidikan merupakan jawaban tantangan untuk menghadapi masa depan34

Pengembangan pendidikan yang dilakukan STIE Al-washliyah Sibolga harus mengarah pada upaya pelaksanakan agenda nasional ini agar dapat menghasilkan lulusan yang memiliki mutu kompetensi dan memiliki daya saing. Kompetensi lulusan perguruan tingggi/sarjana bersifat komprehensif namun dengan penekanan pada kompetensi tertentu ataupun berhubungan dengan perbedaan kompetensi tersebut yang diharapkan menjadi suatu upaya yang dapat mendukung pengembangan pendidikan. Kompetensi tersebut meliputi:


(63)

1. Kompetensi Intelektual adalah kemahiran dalam mengatasi masalah atas suatu masalah berdasarkan teori yang relevan melalui analisis, pemecahan masalah yang akurat

2. Kompetensi Profesional, merupakan keterampilan mengimplementasikan teori dan ilmu pada kehidupan sehari-hari

3. Kompetensi Kepemimpinan adalah pengambilan keputusan dalam aktifitas pembangunan

4. Kompetensi Spiritual adalah kapasitas diri sebagai insan yang beriman dan bertaqwa untuk melengkapi kapasitas kesarjanaannya.

Peningkatan kompetensi ini diharapkan juga menjadi suatu indikator dalam memicu dan menciptakan lulusan-lulusan STIE Al-washliyah yang berkualitas. Indikator mutu lulusan STIE Al-washliyah Sibolga yang diharapkan adalah:

2. Diakui setara dengan lulusan perguruan tinggi terkemuka

3. Dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang Master (S2) perguruan tinggi manapun tanpa syarat

4. Mampu mengisi lapangan kerja professional

5. Dapat memainkan peran strategis dan konstruktif dalam kehidupan masyarakat modern khususnya dalam hal peningkatan daya saing di bidang manajemen

Atas dasar itulah maka pengembangan mutu pendidikan STIE Al-washliyah Sibolga merupakan kewajiban yang harus ditunaikan dengan memperhatikan prinsip bahwa setiap kebijakan dalam usaha pendidikan dipandang sebagai investasi hanya


(64)

jika menghasilkan lulusan yang bermutu dan pada prinsipnya bahwa pelaku pendidikan perguruan tinggi tersebut adalah dosen dan mahasiswa.

Diharapkan semua semua pihak-pihak yang bertanggung jawab baik dari dari dosen maupun mahasiswanya dapat melaksanakan semua hak dan kewajiban masing-masing agar dapat mencapai target yang memuaskan, tanpa kerjasama masing-masing-masing-masing pihak tersebut maka hal ini tidak akan dapat mencapai suatu hasil yang memuaskan.

4.1.7. Menciptakan SDM Yang Mempunyai Keahlian Dalam Manajerial dan Jiwa Wirausaha

Adapun usaha yang selalu ditempuh STIE Al-washliyah berupaya untuk memberikan kontribusi optimal dengan menciptakan lulusan yang berkompetensi dalam ilmu manajemen dan bersikap kreatif dalam hal majerial. Lulusan STIE Al-washliyah Sibolga diharapkan mempunyai kemampuan manajerial dan jiwa kewirausahaan yang berwawasan global dan kemampuan beradaptasi terhadap perkembangan bisnis dan manajemen.

Lulusan STIE Al-washliyah Sibolga diharapkan mempunyai peluang yang lebih luas dibandingkan lulusan perguruan tinggi lainnya sehingga peluang bagi lulusan dapat memasuki semua sektor ekonomi, baik sektor industri maupun organisasi-organisasi publik. Seperti menduduki posisi manajer di perusahaan-perusahaan berskala nasional dan Internasional, lembaga keuangan baik berbasis konvensional maupun syari’ah.

Dalam hal manajerial dan wirausaha, STIE Al-washliyah Sibolga secara perlahan-lahan dapat memenuhi tantangan tersebut, terbukti dengan kinerja STIE


(65)

Al-washliyah yang dapat meluluskan beberapa orang sarjana negara yang diantara dapat bekerja di instansi Bank, maupun di lembaga lainnya sebagai administrasi ataupun manajer. Beberapa lulusan STIE Al-washliyah sendiri banyak yang dapat mengembangkan usahanya sendiri ataupun pengembangan bisnis yang mapan dalam industri kecil dan besar. Hal ini karena kemampuan manajemennya semakin baik. Seperti seorang pengusaha di bidang perikanan di Sibolga yang sebelumnya di kelola sendiri dengan tidak mempunyai skill manajemen yang baik kemudian usahanya menjadi lebih baik sesudah belajar dan lulus dari STIE Al-washliyah Sibolga. 35

4.1.8. Mengembangkan Keterampilan pada mahasiswa dan lulusan STIE Al-washliyah Sibolga

Hal ini dikarenakan kemampuan manajemen yang telah didapatkannya dari perguruan tinggi tersebut dan dapat mengembangkan ilmu manajemen yang didapatkan dalam dunia nyata (dunia kerja/usaha). Hal ini merupakan kebanggaan dan keberhasilan STIE Al-washliyah Sibolga untuk menciptakan lulusan yang mempunyai kemampuan manajerial dan kemampuan wirausaha yang baik.

Semua aspek yang mendukung kesuksesan seseorang adalah apabila dapat mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang didapatkan ataupun dipelajarinya, hal inilah yang menjadi catatan penting bagi semua individu ataupun lulusan perguruan tinggi manapun dan jurusan apapun. Keberhasilan seseorang

35 Wawancara dengan Nurawaiyah br. Hutagalung seorang pengusaha tangkahan (Alumni STIE Al-washliyah Sibolga angkatan tahun 1998) tanggal 21 November 2012


(1)

sendiri dengan bekerja menjadi pegawai administrasi, satpam/sekuriti kampus, Petugas kebersihan di kampus ataupun dapat menjadi Dosen di Kampus STIE Al-washliyah Sibolga apabila memenuhi syarat dan mempunyai kemampuan mengajar.

Penyerapan beberapa tenaga kerja yang dilakukan oleh lembaga perguruan tinggi ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan dan pengabdian terhadap masyarakat Sibolga. STIE Al-washliyah melakukan perekrutan tenaga kerja dari kalangan masyarakat Sibolga, kemudian mereka bekerja sebagai pegawai Administrasi dan Satpam di kampus STIE Al-washliyah Sibolga.

Beberapa pegawai/staf STIE Al-washliyah adalah masyarakat Sibolga yang melamar pekerjaan di Sekolah Tinggi tersebut. Seperti seorang satpam STIE Al-washliyah yang mengaku telah bekerja dan diterima sebagai satpam sejak tahun 1999 sampai sekarang, dia melamar pekerjaan dan langsung diterima bekerja karena satpam sebelumnya tidak bekerja lagi. 38

Penyediaan lapangan kerja bagi masyarakaat sekitar kampus menjadikan kampus STIE Al-washliyah mendapatkan hal-hal yang positif dari masyarakat Sibolga, selain dari hal memberikan sarana pendidikan. Walaupun STIE Al-washliyah tidak terlalu besar memberikan kontribusi dalam menyediakan lapangan pekerjaan dalam jumlah besar tetapi STIE Al-washliyah Sibolga turut juga menyukseskan program pemerintah dalam usaha mengurangi jumlah pengangguran. Dengan memberikan pekerjaan bagi beberapa orang yang tinggal di Sibolga maka dengan sendiri dapat mengurangi jumlah pengangguran yang ada di Sibolga.


(2)

Secara tidak langsung dengan berdirinya STIE Al-washliyah Sibolga akan menciptakan lapangan pekerjaan di sekitar kampus, seperti beberapa warga yang tinggal di sekitar kampus untuk membuka usaha dengan berjualan di depan rumahnya denganmembuka usaha ketikan atau foto kopi, selain itu di bidang akomodasi masyrakat sekitar kampus menyediakan layanan penginapan/kos bagi mahasiswa yang kuliah sambil bekerja tetapi berasal dari luar daerah Sibolga. 39

39 Wawancara dengan Ibu Fatimah (warga sekitar kampus lama STIE Al-washliyah Sibolga), tanggal 18 November 2012

Hal inilah yang menjadi faktor pendukung ekonomi dalam masyarakat sekitar kampus STIE – Alwashliyah Sibolga.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Pendidikan merupakan proses pembelajaran bagi individu untuk mencapai pengertian tentang pengetahuan dan pemahaman lebih yang lebih tinggi mengenai obyek-obyek tertentu. Pendidikan dapat berlangsung diberbagai lingkungan kehidupan manusia, dari lingkungan keluarga dan masyarakat yang bersifat non formal sampai pendidikan yang bersifat formal seperti Sekolah dan Perguruan Tinggi. Melalui pendidikan formal kemajuan dibidang Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Informasi (IPTEK) suatu individu dan komunitas masyarakat dapat tercapai, terutama dalam hal peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM).

Pendidikan Tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan Diploma, Sarjana, Magister, Spesialis dan Doktor yang diselenggarakan oleh lembaga Perguruan Tinggi. Pendidikan Tinggi dianggap lapisan terdepan pendidikan formal dalam menyiapkan seorang individu yang profesional dan mempunyai spesialisasi disuatu bidang ilmu pengetahuan. Melalui pendidikan tinggi diharapkan dapat menciptakan berbagai hal yang berguna dan dapat menunjang kehidupan manusia menjadi lebih baik.

Seperti halnya di Sibolga, perkembangan pendidikan cukup mempengaruhi tatanan kehidupan masyarakat. Pendidikan di Sibolga secara garis besar, dibagi dua masa yakni pada masa pra kemerdekaan (sebelum tahun 1945) yaitu pendudukan


(4)

Belanda dan Jepang, pendidikan masih sebatas Sekolah Dasar (SD) dan masa setelah kemerdekaan Indonesia tahun 1945, hal ini ditandai dengan didirikan sekolah lanjutan tingkat SMP, SMA. Kemudian berkembang ke jenjang Pendidikan Tinggi yaitu STIE Al-washhliyah Sibolga pada tahun 1986.

STIE Al-wasliyah Sibolga didirikan berdasarkan usulan Pengurus Daerah organisasi Alwashliyah Sibolga dan Tapteng. Hal ini dilatarbelakangi oleh pendidikan yang dirasa belum memadai guna meningkatkan kualitas individu dan masyarakat Sibolga. Walaupun STIE Al-washliyah merupakan Perguruan Tinggi Swasta tetapi STIE Al-washliyah Sibolga dapat dikatakan sebagai pelopor berdirinya perguruan tinggi di Sibolga dan dapat bertahan sampai sekarang ini.

Meskipun diwarnai dengan pasang-surutnya jumlah mahasiswa yang mendaftar di STIE Al-washliyah Sibolga, tetapi STIE Al-washliyah masih tetap berdiri dan telah memberikan kontribusinya kepada masyarakat Sibolga. Hal ini ditunjukkan dengan lulusan-lulusan STIE Al-washliyah Sibolga yang dapat bekerja di berbagai instansi, seperti, instansi pemerintahan, BUMN dan perusahaan-perusahaan swasta. Selain bekerja di suatu instansi, lulusan STIE Al-washliyah juga ada yang membuka usaha sendiri (wirausaha) dan sukses dalam menjalankan usahanya.

Selain berdampak positif bagi individu, STIE Al-washliyah Sibolga juga berdampak baik bagi masyarakat khususnya dalam menciptakan lapangan kerja, Hal ini terbukti dengan dibukanya lowongan pekerjaan bagi masyarakat Sibolga sebagai pegawai, administrasi dan satpam. Dengan begitu tingkat pengangguran yang ada di Sibolga dapat berkurang.


(5)

5.2. Saran

Sebaiknya program studi yang dikelola di STIE Al-washliyah ditambah, hal ini disebabkan kebutuhan masyarakat akan ilmu pengetahuan di bidang ekonomi tidak hanya sebatas manajemen saja, namun bidang lainnya juga seperti akuntansi, perpajakan, dan sebagainya. Selain karena kebutuhan masyarakat akan ilmu pengetahuan dibidang ekonomi, penambahan program studi di bidang ekonomi dirasa perlu dikarenakan lowongan pekerjaan yang tersedia di perusahaan dan instansi pemerintahan sudah semakin bervariasi dan tidak hanya memerlukan lulusan dari program studi manajemen saja. Dengan berkembangnya program studi diharapkan mampu meningkatkan minat masyarakat untuk melanjutkan studinya di STIE Al-washliyah sehingga jumlah mahasiswa yang mendaftar menjadi lebih tinggi.

STIE Al-washliyah Sibolga juga diharapkan dapat menjalin kerjasama dengan perusahaan-perusahaan bonafit, yang nanti dapat mempermudah dan menjamin lulusan-lulusannya terutama mahasiswa yang berprestasi untuk mendapatkan pekerjaan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, tufik dan Abdurrachman Surjomiharjo. 1985, Ilmu Sejarah dan Historigrafi Arah dan Perspektif, Jakarta: PT. Gramedia.

Abdurahman, Dudung. 1999, Metode Penelitian Sejarah, Jakarta: Logos Wacana ilmu.

Arsip Badan Pusat Statistik Pemerintah Kota Sibolga Tahun 1999.

Barthos, H. Basir. 1992, Perguruan Tinggi Swasta di Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara.

Batubara, Ismed. 2010, Bunga Rampai Al-Jam’iyatul Washliyah, Al-WAshliyah University Press (AUP).

Djojonegoro, Wardiman. 1996,

Gotschalk, Louis. 1985, Mengerti Sejarah, Jakarta: UI Press.

Lima Puluh Tahun Perkembangan Pendidikan Indonesia, Jakarta; Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Hugiono, dan Peorwantana. 1992, Pengantar Ilmu Sejarah, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sanusi, dkk. 1981, Sejarah Pendidikan Daerah Sumatera Utara, Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Kuntowijoyo (ed). 2003, Metodologi Sejarah, Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya. Langgung, Hasan. 1985, Pendidikan dan Peradaban Islam, Jakarta: Pustaka

Al-Husna

Mestoko, Sumarsono. 1979, Pendidikan Indonesia dari Jaman ke Jaman, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Nasution, S. 2001, Sejarah Pendidikan di Tanah Air, Jakarta: Bumi Aksara.

Panggabean, Hamid, A. 1995, Bunga rampai tapian Nauli, Jakarta: Tujuh Sekawan. Soetopo, Hidayat. Dkk. 1991, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Sebagai