PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI ALKANA.

(1)

Dini Susanti, 2013

Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa SMA Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Alkana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

PADA MATERI ALKANA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh

DINI SUSANTI 0800179

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Dini Susanti, 2013

Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa SMA Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Alkana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2013

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN

PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA MELALUI

PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI

ALKANA

Oleh Dini Susanti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Dini Susanti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia


(3)

Dini Susanti, 2013

Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa SMA Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Alkana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

Dini Susanti, 2013

Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa SMA Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Alkana


(5)

Dini Susanti, 2013

Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa SMA Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Alkana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa pada materi alkana dengan pembelajaran menggunakan model inkuiri. Metode penelitian yang digunakan adalah metode weak experimental design dengan desain one group pretest-postes design. Subjek penelitian adalah kelas X yang berjumlah 40 siswa pada salah satu SMA Negeri di kota Bandung, Jawa Barat. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui tes tertulis berupa soal pilihan ganda beralasan sebanyak 18 soal, lembar kerja siswa, angket siswa, dan wawancara guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan dengan 5 tahapan model inkuiri, dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis kategori sedang dengan rata-rata %N-Gain 66,30 dan meningkatkan penguasaan konsep kategori tinggi dengan rata-rata N-gain 0,74. Indikator keterampilan berpikir kritis yang mengalami peningkatan paling tinggi adalah bertanya dan menjawab pertanyaan dengan N-gain 0,88; label konsep yang mengalami peningkatan paling tinggi adalah struktur alkana dengan N-gain 0,93, dan model inkuiri ini memperoleh respon yang positif dari Guru dan siswa.

ABSTRACT

This study aimed to develop students' critical thinking skills on the topic alkanes by inquiry. The research method was weak experimental used one group pretest-posttest design. The research subject of this study was X grade, consisted of 40 students. Data collection was done through a multiple choice questions, worksheets, student questionnaire and teacher interviews. The results showed that the learning with 5 steps of inquiry has increase critical thinking skills with %N-gain 66.30. Indicators of critical thinking skills with highest increase is to ask and answer questions (N-gain 0.88). In additional, mastery of concepts at topic of alkanes structure (N-gain 0.93) has highest increase. Learning with the inquiry get a positive response from teachers and students.


(6)

Dini Susanti, 2013

Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa SMA Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Alkana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah... 6

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Penjelasan Istilah ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keterampilan Berpikir Kritis ... 9

B. Pembelajaran Inkuiri ... 13

C. Inkuiri Terbimbing ... 16

D. Deskripsi Materi Alkana ... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 24

B. Subjek Penelitian ... 24

C. Alur Penelitian ... 26

D. Instrumen Penelitian ... 28


(7)

Dini Susanti, 2013

Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa SMA Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Alkana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 37

1. Kemampuan Berinkuiri Siswa Selama Pembelajaran ... 37

2. Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa ... 43

3. Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa ... 46

4. Tanggapan Siswa dan Guru ... 49

B. Pembahasan ... 53

1. Kemampuan Berinkuiri Siswa Selama Pembelajaran ... 53

2. Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa ... 62

3. Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa ... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 78

B. Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 80


(8)

Dini Susanti, 2013

Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa SMA Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Alkana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel

3.1 Kisi-kisi Soal Tes ... 29

3.2 Hasil Pretes, postes, dan Rata-rata ... 30

3.3 Klasifikasi Reliabilitas ... 32

3.4 Klasifikasi Daya Pembeda ... 33

3.5 Daya Pembeda Tiap Butir Soal ... 33

3.6 Kriteria Tingkat Kemampuan Siswa ... 34

3.7 Kriteria Peningkatan KBK Siswa... 35

4.1 Aspek Inkuiri Siswa pada LKS Pembelajaran Alkana ... 38

4.2 Kemampuan Berinkuiri Siswa ... 39

4.3 Peningkatan Indikator KBK dalam Soal Pretes dan Postes ... 45

4.4 Penguasaan Konsep ... 47


(9)

Dini Susanti, 2013

Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa SMA Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Alkana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Model Struktur Senyawa Alkana ... 21

2.2 Isomer C3H8 ... 22

3.1 Alur Penelitian ... 26

4.1 Perbandingan Nilai Rata-rata Pretes dan Postes ... 44

4.2 Contoh jawaban siswa merumuskan masalah kurang tepat ... 55

4.3 Contoh jawaban siswa merumuskan masalah yang tepat ... 55

4.4 Contoh jawaban siswa membuat hipotesis ... 57

4.5 Contoh jawaban siswa mengumpulkan data kurang tepat ... 59

4.6 Contoh jawaban siswa mengumpulkan data yang tepat ... 59

4.7 Contoh jawaban siswa menganalisis data yang tepat ... 60

4.8 Contoh jawaban siswa menyimpulkan ... 61


(10)

Dini Susanti, 2013

Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa SMA Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Alkana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lampiran

A.1 Silabus ... 83

A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 85

A.3 Lembar Kerja Siswa I dan II ... 100

A.4 Kisi-Kisi Instrumen ... 115

A.5 Validasi Instrumen ... 117

A.6 Pedoman dan Hasil Wawancara Guru... 133

A.7 Format dan Hasil Angket Siswa ... 137

B.1 Hasil Pretes Keseluruhan Siswa ... 140

B.2 Hasil Postes Keseluruhan Siswa ... 142

B.3 Hasil Pretes dan Postes pada Indikator KBKr ... 144

B.4 Sampel Jawaban LKS I Siswa... 152

B.5 Sampel Jawaban LKS II Siswa ... 153

B.6 Sampel Jawaban Postes Siswa ... 154

B.7 Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis ... 155

C.1 Surat Izin Penelitian ... 157

C.2 Surat Izin Validasi Instrumen... 158

C.2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 159


(11)

1

Dini Susanti, 2013

Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa SMA Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Alkana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah merupakan satuan pendidikan yang berperan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, peningkatan mutu pendidikan dan pengajaran di sekolah senantiasa diupayakan agar berhasil sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan tuntutan masyarakat. Kualitas pendidikan tercermin dari kualitas sumber daya manusia menunjukkan kualitas pola berpikir manusia. Belajar merupakan kegiatan sehari-hari bagi siswa di sekolah. Kegiatan belajar ini sangat erat kaitannya dengan kegiatan berpikir, dan dilakukan secara sadar dan terencana yang mengarah pada pencapaian tujuan dari kegiatan belajar yang sudah dirumuskan dan diterapkan sebelumnya. Salah satu indikator keberhasilan dalam pembelajaran adalah siswa mampu untuk menerapkan pola pikir yang dikembangkan oleh Guru di sekolah untuk menjalani kegiatannya dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.

Berpikir merupakan salah satu kegiatan yang paling penting dalam pembelajaran. Salah satu cara untuk mengembangkan proses berpikir adalah proses pembelajaran sekolah. Sekolah merupakan wadah penting untuk mengembangkan proses berpikir siswa. Dengan berpikir, siswa tidak hanya mampu mencapai tujuan-tujuan pendidikan tetapi juga mampu mengaplikasikan


(12)

2

Dini Susanti, 2013

Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa SMA Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Alkana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam kehidupan sehari-hari untuk menghadapi tantangan dan permasalahan yang ditemukan baik di lingkungan sekolah maupun luar sekolah.

Tenaga kependidikan atau Guru memegang peran utama dalam pengembangan pola pikir siswa. Oleh karena itu Guru yang profesional harus memiliki kemampuan untuk menanamkan pengembangan berpikir siswa. Sebagai fasilitator Guru harus mendukung siswa untuk menemukan, menganalisis, menafsirkan, dan mengevaluasi data. Pendekatan kurikulum yang berdasarkan student-centered, activity-centered, dan kreatif dapat mengembangkan keterampilan berpikir menurut Ozman & Craver (dalam Claudette, 2011).

Ilmu kimia yang termasuk rumpun IPA pada hakikatnya dapat dipandang sebagai proses dan produk. Oleh karena itu, pembelajaran kimia tidak boleh mengesampingkan proses ditemukannya konsep. Pembelajaran IPA didasarkan pada teori konstruktivisme yang berpandangan bahwa belajar merupakan kegiatan membangun pengetahuan yang dilakukan sendiri oleh siswa berdasarkan pengalaman yang dimiliki sebelumnya (Ramsey dalam Rustaman, 2004).

Pada saat ini, pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah saat ini seringkali hanya menuntut siswa banyak mempelajari konsep dan prinsip secara hafalan. Hal ini mengakibatkan siswa hanya memperoleh pengenalan istilah secara hafalan tanpa makna, padahal banyak konsep dan prinsip yang perlu dipelajari secara bermakna. Belajar bukan hanya sekedar proses menghafal dan menumpuk ilmu pengetahuan, tetapi bagaimana pengetahuan yang diperolehnya


(13)

3

Dini Susanti, 2013

Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa SMA Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Alkana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bermakna untuk siswa melalui berpikir (Sanjaya, 2008). Pada kenyataannya pembelajaran yang dilaksanakan kurang mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa, sehingga siswa tidak mempunyai kemampuan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan, mengolah informasi, dan memperoleh kesimpulan yang tepat.

Dengan mengembangkan berpikir kritis terhadap materi dapat diupayakan dalam membantu memahami konsep materi terhadap siswa. Kemampuan seseorang untuk dapat berhasil dalam kehidupannya antara lain ditentukan oleh keterampilan berpikirnya, terutama dalam upaya memecahkan masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya. Di samping pengembangan fitrah ber-Tuhan, pembentukan fitrah moral dan budi pekerti, pengembangan keterampilan berinkuiri dan berpikir kritis disarankan sebagai tujuan utama pendidikan sains dan merupakan dua hal yang bersifat sangat berkaitan satu sama

lain” (Garrison & Archer dalam Ennis, 2004).

Berpikir kritis merupakan bagian dari pola berpikir kompleks/tingkat tinggi yang bersifat konvergen. Berpikir kritis menggunakan dasar proses berpikir untuk menganalisis argumen dan memunculkan gagasan terhadap tiap-tiap makna dan interpretasi, untuk mengembangkan pola penalaran yang kohesif dan logis, memahami asumsi dan bias yang mendasari tiap-tiap posisi, serta memberikan model presentasi yang dapat dipercaya, ringkas dan meyakinkan (Ennis, 1985).

Untuk menunjang pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis dapat digunakan model inkuiri. Pembelajaran inkuiri


(14)

4

Dini Susanti, 2013

Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa SMA Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Alkana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan (Sanjaya, 2006).

Model inkuiri merupakan model pembelajaran untuk membantu siswa menemukan jalan penyelesaian suatu permasalahan menggunakan instruksi yang dibedakan. Pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Pembelajaran inkuiri memiliki tahap-tahap tertentu yang membuat siswa berpikir bagaimana saya mengetahui materi dibandingkan apa yang harus saya ketahui tentang suatu materi.

Ciri-ciri dari pembelajaran inkuiri yaitu menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.

Salah satu kajian di dalam mata pelajaran kimia adalah materi alkana. Materi ini memiliki karakteristik dan kesulitan tertentu. Perlu banyak pengetahuan dan kemampuan analisis yang dimiliki siswa untuk mempelajari materi ini, diantaranya konsep unsur hidrogen dan karbon, struktur senyawa, tata nama senyawa, isomer struktur, serta sifat fisik dan kimianya. Materi ini juga biasanya


(15)

5

Dini Susanti, 2013

Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa SMA Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Alkana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

cenderung disampaikan dengan metode ceramah sehingga proses pembelajaran yang dilaksanakan cenderung bersifat searah. Menggunakan model pembelajaran inkuiri diharapkan akan meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep siswa sehingga kemampuan untuk mengasah keterampilan berpikir kritis melalui materi alkana dapat dialami.

Melalui pembelajaran inkuiri siswa dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Hal ini senada dengan pernyataan berikut, inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analisis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri (Gulo dalam Trianto, 2007). Demikian pula dengan pernyataan lain yang sesuai, yaitu inkuiri adalah proses di mana siswa belajar dengan memanfaatkan keingintahuannya untuk berpikir dan bertindak sehingga meningkatkan berpikir kritis, melalui pertanyaan/permasalahan dengan tepat, dan mempresentasikan hasilnya (Bybee dalam Makrina, 2007). Selain itu karkateristik pengembangan keterampilan berpikir kritis memiliki kemiripan sifat dengan inkuiri, artinya siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritisnya melalui berinkuiri sains. Sama halnya dengan belajar sains kimia berdasarkan inkuiri sain membekalkan pula keterampilan berpikir kritis bagi para siswa (Liliasari, 2007).

Inkuiri mempunyai dua tipe utama yaitu inkuiri terbimbing (guided inquiry) dan inkuiri bebas atau terbuka (open-ended inquiry). Kedua jenis inkuiri tersebut berbeda pada subjek penanya dan tujuan kegiatannya. Inkuiri terbimbing


(16)

6

Dini Susanti, 2013

Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa SMA Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Alkana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menempatkan Guru berperan sebagai pembimbing utama untuk melakukan kegiatan dengan pemberian permasalahan awal, kemudian mengarahkan diskusi. Sedangkan inkuiri terbuka Guru hanya berperan sebagai fasilitator, pertanyaan, dan pemecahannya dirancang oleh siswa (Rustaman dalam Siti, 2005). Dalam penelitian ini digunakan model inkuiri terbimbing. Hal ini dikarenakan bahwa inkuiri terbimbing merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang bersifat konstruktivistik yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan dalam memperoleh pengetahuannya melalui proses kegiatan di mana Guru memberikan bimbingan, arahan, dan scaffolding kepada siswa pada proses pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana peningkatan keterampilan berpikir kritis (KBK) dan penguasaan konsep siswa SMA pada pembelajaran materi alkana menggunakan model inkuiri terbimbing?”

Dari rumusan masalah tersebut dapat dijabarkan beberapa sub masalah yaitu:

1. Bagaimana kemampuan berinkuiri siswa SMA selama pembelajaran menggunakan model inkuiri terbimbing pada materi alkana?

2. Bagaimana peningkatan KBK siswa SMA pada pembelajaran materi alkana menggunakan model inkuiri terbimbing?


(17)

7

Dini Susanti, 2013

Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa SMA Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Alkana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Bagaimana peningkatan penguasaan konsep siswa SMA pada pembelajaran materi alkana menggunakan model inkuiri terbimbing?

4. Bagaimana tanggapan siswa dan Guru pada pembelajaran materi alkana menggunakan model inkuiri terbimbing?

C. Pembatasan Masalah

Indikator berpikikir kritis yang dikembangkan sebanyak tiga indikator, yaitu bertanya dan menjawab pertanyaan, membuat dan menentukan hasil pertimbangan, serta mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi.

D. Tujuan Penelitian

Untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep siswa SMA melalui model inkuiri terbimbing pada materi alkana.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi Guru kimia dan mahasiswa calon Guru sebagai acuan atau rujukan penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing.

F. Penjelasan Istilah

Untuk menghindari dari kesalahpahaman dalam penafsiran istilah-istilah dalam penelitian ini maka berikut adalah penjelalasan istilah-istilah yang digunakan, yaitu:


(18)

8

Dini Susanti, 2013

Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa SMA Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Alkana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pengembangan berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada (Sugiyono, 2010).

2. Berpikir kritis adalah sebuah cara berpikir disiplin yang digunakan seseorang untuk mengevaluasi validitas sesuatu (pernyataan-pernyataan, ide-ide, argument-argumen, dan penelitian) (Liliasari, 2009).

3. Inkuiri terbimbing, yaitu suatu model pembelajaran inkuiri yang dalam pelaksanaannya Guru menyediakan bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada siswa (Wicaksono, 2009).


(19)

24

Dini Susanti, 2013

Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa SMA Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Alkana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah weak experimental design dengan one group pretest-postest design ( desain kelompok tunggal dengan pretes-postest). Pada desain penelitian ini menggunakan dua kali pengukuran yaitu sebelum eksperimen (pretes) dan sesudah eksperimen (postes) dengan soal yang sama.

Desain One group Pretest-postest (Kelompok tunggal pretes-postes) ini hanya menggunakan satu kelas eksperimen dan tidak menggunakan kelas kontrol. Perbedaan antara pretes dan postes diasumsikan sebagai hasil dari eksperimen.

O1 X O2

Keterangan :

O1 = Nilai pretes

X = Perlakuan berupa penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis pada materi alkana

O2 = Nilai Postes

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X salah satu SMA Negeri di Bandung tahun ajaran 2011-2012. Pengambilan data dilakukan di salah satu kelas dengan jumlah siswa sebanyak 40 orang.


(20)

25

Dini Susanti, 2013

Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa SMA Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Alkana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Saat kegiatan pembelajaran berlangsung, siswa dibagi dalam 7 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 7 atau 6 orang. Pengelompokkan ini dilakukan secara acak, tidak berdasarkan kategori tertentu. Selama pembelajaran siswa bekerja secara berkelompok agar siswa dapat berdiskusi dengan teman sekelompoknya.

C. Alur Penelitian

Alur penelitian ditunjukkan pada gambar 3.1. Berdasarkan alur penelitian, dapat dijelaskan langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian yang terdiri dari tiga tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan , dan tahap akhir. Pembelajaran dilakukan sebanyak dua kali pertemuan, pertemuan pertama melakukan pretes sebelum proses pembelajaran dimulai, lalu siswa dibuat secara berkelompok dan masing-masing kelompok mendapatkan LKS I, dalam pengisian LKS I peneliti membimbing siswa menemukan konsep. Pada pertemuan kedua siswa kembali berkelompok dan masing-masing kelompok mendapatkan LKS II, ketika pengisian LKS II siswa dibimbing oleh peneliti, setelah LKS II telah dijawab oleh siswa kemudian melakukan postes dengan soal yang sama dengan pretes.


(21)

26

Dini Susanti, 2013

Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa SMA Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Alkana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1 Alur Penelitian

Pretes

Postes

Angket Wawancara

Analisis Data

Kesimpulan

Implementasi model pembelajaran inkuiri terbimbing Rancangan RPP

Pembuatan LKS

Validasi instrumen dan uji coba

Pembuatan Instrumen soal, angket siswa, dan pedoman wawancara guru Analisis Indikator KBK

yang dikembangkan

Analisis Kegiatan Inkuiri Terbimbing

Tahap Persiapan

Tahap Pelaksanaan

Tahap Akhir

Analisis Standar Isi Kimia SMA


(22)

27

Dini Susanti, 2013

Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa SMA Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Alkana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan penelitian adalah sebagai berikut: a. Menentukan materi yang dapat dikembangkan dengan pembelajaran inkuiri

terbimbing yaitu dengan cara menganalisis materi pada Standar Isi Kimia SMA dan buku paket kimia. Kemudian dilakukan studi kepustakaan tentang pembelajaran dengan inkuiri terbimbing.

b. Menentukan indikator keterampilan berpikir kritis yang dapat dikembangkan sesuai materi pada alkana.

c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pembelajaran inkuiri terbimbing

d. Membuat instrumen penelitian, yang terdiri dari tes tertulis berupa pilihan berganda beralasan, serta membuat , angket, dan pedoman wawancara.

e. Membuat LKS 1 dan 2 untuk sarana pembelajaran.

f. Melakukan validasi, reliabilitas terhadap seluruh instrumen kepada kelompok ahli serta melakukan uji reliabilitas dan analisis hasil uji coba.

g. Merevisi/memperbaiki instrumen.

h. Mempersiapkan dan mengurus surat izin penelitian i. Menentukan subjek penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Pelaksanaan pretes dilakukan sebelum pembelajaran dimulai untuk mengetahui konsep awal siswa pada materi alkana.


(23)

28

Dini Susanti, 2013

Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa SMA Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Alkana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Pelaksanaan postes

d. Pelaksanaan penyebaran angket untuk siswa e. Pelaksanaan wawancara untuk guru kimia

Angket dilakukan setelah pelaksanaan postes untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penerapan pembelajaran Inkuiri terbimbing yang dilakukan. Demikian pula pada wawancara untuk guru kimia.

3. Tahap Akhir

Kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir penelitian adalah : a. Mengolah data hasil penelitian

b. Menganalisis dan membahas hasil temuan penelitian. Analisis tersebut dilakukan secara statistik untuk menarik suatu kesimpulan akhir setelah melakukan penelitian.

c. Menarik kesimpulan penelitian.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan salah satu alat yang digunakan untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep siswa, angket, dan pedoman wawancara Guru.

Tes tertulis keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep

Tes ini digunakan untuk mengetahui akibat penggunaan pembelajaran berinkuiri terbimbing untuk peningkatan keterampilan berpikir kritis, dan


(24)

29

Dini Susanti, 2013

Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa SMA Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Alkana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penguasaan konsep siswa pada saat sebelum dan setelah pembelajaran. Tes ini disusun berdasarkan konsep pada pokok bahasan alkana yang dikaitkan dengan indikator keterampilan berpikir kritis. Butir soal yang digunakan berbentuk soal pilihan ganda sebanyak 18 soal. Kisi-kisi butir soal tes secara utuh dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal Tes

NO STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR KONSEP INDIKATOR KBK SUB INDIKATOR KBK JUMLAH SOAL 1 4.

Memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan senyawa makromolekul. 4.2 Menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan strukturnya dan hubungannya dengan sifat senyawa. 4.2.1 Menyebutkan contoh senyawa alkana Bertanya dan menjawab pertanyaan Menyebutkan contoh 2 4.2.2 Menggambar struktur alkana 3 4.2.3 Memberi nama senyawa alkana Membuat dan menentukan hasil pertimbangan Membuat dan menentukan hasil pertimbangan berdasarkan latar belakang fakta-fakta 1 4.2.4 Menentukan isomer struktur alkana 6 4.2.5 Menentukan sifat kimi dan fisik alkana Mengobserva si dan mempertimba ngkan laporan observasi Melibatkan sedikit dugaan 6


(25)

30

Dini Susanti, 2013

Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa SMA Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Alkana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tes tertulis diberikan sebagai pretes dan postes yang digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir kritis dan pemahaman konsep sebelum dan sesudah pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing.

E. Teknik Pengolahan Data

a) Analisis Hasil Tes

Sebelum instrumen dipergunakan, terlebih dahulu dilakukan uji validitas oleh dosen dan guru kimia SMA. Kemudian dilakukan uji coba pada kelas X yang telah mempelajari materi alkana. Setelah data diperoleh kemudian diolah dengan anates pilihan berganda. Hasil pengolahan data yang diperoleh yaitu reliabilitas dan daya pembeda tiap butir soal. Setelah data reliabilitas dan daya pembeda kemudian tes digunakan untuk pretes dan postes. Berikut data pretes dan postes yang diperoleh pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Hasil Pretes, Postes, dan Rata-rata

No Nama Siswa Nilai

Pretes Postes

1 AAN 11,11 79,16

2 AM 16,67 76,38

3 A ZA 15,27 88,88

4 AEP 16,67 94,44

5 AF 8,33 61,11

6 BJ 6,94 86,11

7 CL 11,11 55,55

8 DP 25 94,44

9 DK 8,33 63,88

10 FI 11,11 52,77

11 FRV 11,11 76,38

12 GMQ 8,33 66,67

13 GR 5,55 52,77


(26)

31

Dini Susanti, 2013

Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa SMA Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Alkana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2 Hasil Pretes, Postes, dan Rata-rata (Lanjutan)

No Nama Siswa Nilai

Pretes Postes

15 IKS 5,55 54,16

16 IPS 19,44 52,77

17 KNP 11,11 48,61

18 LT 1,38 43,05

19 MNS 8,33 86,11

20 MS 8,33 87,5

21 MLS 5,55 65,27

22 MR 20,83 73,611

23 MIR 10 52,77

24 NNF 10 80,55

25 NMS 8,33 83,75

26 PA 16,67 61,11

27 QA 8,33 95,83

28 RYS 16,67 62,5

29 RFN 4,16 65,27

30 RNH 18,05 66,67

31 RP 5,55 51,38

32 RS 16,67 54,16

33 RMT 8,33 86,11

34 SF 13,88 62,5

35 SRP 2,77 73,61

36 SK 16,67 88,89

37 SPJ 15,27 87,5

38 TPE 15,27 65,27

39 VS 2,77 81,94

40 YA 13,88 48,61

Jumlah 442,09 2798,87

Rata-rata 11,05 69,97

minimal 1,38 43,05


(27)

32

Dini Susanti, 2013

Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa SMA Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Alkana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b) Reliabilitas Tes

Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang. Suatu alat evaluasi disebut reliabel jika hasil evaluasi tersebut relatif tetap jika digunakan untuk subjek yang sama. Pengertian relatif disini adalah tidak persis sama tetapi tidak mengalami perubahan yang berarti (signifikan). Setelah diperoleh nilai reliabilitas, selanjutnya diputuskan tes ini reliabel atau tidak, dengan dibandingkan menurutkan kriteria pada tabel 3.3.

Tabel 3.3 Klasifikasi Reliabilitas (Arikunto, 2006)

Reliabilitas Kriteria

0,80 – 1,00 Sangat Tinggi

0,60 – 0,79 Tinggi

0,40 – 0,59 Sedang

0,20 – 0,39 Rendah

< 0,20 Sangat Rendah

Berdasarkan pengolahan data reliabilitas diperoleh nilai reliabilitas tes pilihan berganda yang digunakan dalam penelitian sebesar 0,89 yang termasuk kategori tinggi.

c) Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (menguasai materi) dengan siswa yang kurang pandai (kurang/tidak menguasai materi). Logikanya adalah siswa yang lebih pandai tentu akan lebih mampu menjawab dibandingkan dengan siswa yang kurang pandai


(28)

33

Dini Susanti, 2013

Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa SMA Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Alkana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Arifin, 2009). Setelah mendapatkan data kemudian nilai daya pembeda yang diperoleh ditafsirkan berdasarkan kriteria yang ditunjukkan pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda (Arikunto, 2006) Daya Pembeda Kriteria

< 0,00 Sangat jelek

0,00 – 0,20 Jelek

0,20 – 0,40 Cukup

0,40 – 0,70 Baik

0,70 – 1,00 Baik Sekali

Berikut adalah perolehan daya pembeda tiap butir soal pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Daya Pembeda Tiap Butir Soal No No Butir Soal Daya Pembeda Kriteria

1 1 0,63 Baik

2 2 0,50 Baik

3 3 0,50 Baik

4 4 0,63 Baik

5 5 0,25 Cukup

6 6 0,63 Baik

7 7 0,88 Baik Sekali

8 8 0,12 Jelek

9 9 0,25 Cukup

10 10 0,38 Cukup

11 11 0,25 Cukup

12 12 0,38 Cukup

13 13 0,50 Baik

14 14 0,38 Cukup


(29)

34

Dini Susanti, 2013

Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa SMA Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Alkana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.5 Daya Pembeda Tiap Butir Soal (Lanjutan)

16 16 0,25 Cukup

17 17 0,25 Cukup

18 18 0,25 Cukup

19 19 0,25 Cukup

20 20 0,75 Baik Sekali

21 21 0,13 Jelek

22 22 0,25 Cukup

Pada penelitian ini menggunakan soal sebanyak 18 soal dari 22 soal. Untuk butir soal nomor 8 dan 21 memiliki daya pembeda sebesar 0,12 merupakan kategori kurang baik. Sehingga tidak digunakan untuk penelitian. Untuk nomor 6 dan 8 tidak digunakan atas dasar kerepresentatifan soal.

a. Melakukan Interpretasi Kemampuan Berinkuiri Terbimbing

Melakukan interpretasi kemampuan berInkuiri terbimbing siswa dalam bentuk persentase (%).

Persentase (%) =

Dalam penelitian ini, untuk instrumen yang mengukur kemampuan berinkuiri terbimbing siswa peneliti menggunakan penggolongan tingkat kemampuan siswa berdasarkan kriteria berikut

Tabel 3.6 Kriteria Tingkat Kemampuan Siswa (Arikunto, 2009) Persentase (%) Kriteria

81-100 Sangat Baik

62-80 Baik

41-60 Cukup

21-40 Kurang


(30)

35

Dini Susanti, 2013

Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa SMA Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Alkana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Melakukan Intepretasi Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa

Melakukan intepretasi peningkatan keterampilan berpikir kritis ditentukan dengan N-gain yaitu nilai pretes dan postes dengan menggunakan rumus :

Gain ternormalisasi =

Penafsiran nilai N-Gain sesuai yang dikemukakan oleh Hake (1999) Tabel 3.7 Kriteria peningkatan KBK siswa (Hake,1999)

N-Gain Kriteria Peningkatan

G> 0.7 Tinggi

0.3 < G < 0.7 Sedang

G < 0.3 Rendah

c. Melakukan Intepretasi Penguasaan Konsep Siswa

Melakukan intepretasi penguasaan konsep siswa dengan mengelompokkan soal tes kedalam konsep alkana, kemudian memberikan skor baik pretes dan postes kemudian dihitung nilai N-gainnya. Menghitung N-gain dan menafsirkan nilai N-gain sesuai dengan Tabel 3.7.

Selain tes tertulis sebagi instrumen penelitian juga menggunakan angket dan wawancara.

1. Angket

Angket yang digunakan berupa angket tertutup, yaitu angket dengan jawaban yang telah disediakan sehingga siswa tinggal memilih yang sesuai dengan keadaan dirinya. Angket yang digunakan dalam penelitian ini berupa


(31)

36

Dini Susanti, 2013

Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa SMA Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Alkana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sejumlah peryataan dengan opsi jawab yang disusun dalam bentuk skala Likert yang dikategorikan dalam skala SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju), dan STS (sangat tidak setuju).

Angket dilakukan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pelajaran kimia, bahan ajar, pelaksanaan pembelajaran, tanggapan terhadap LKS dan tanggapan terhadap soal pretes dan postes yang digunakan selama pembelajaran. Angket siswa dapat dilihat pada lampiran A.7.

Analisis Hasil Angket

Jenis angket yang digunakan adalah skala Likert. Untuk menghitung hasil angket siswa, digunakan rumus sebagai berikut:

Skor angket = ∑ Keterangan: frekuensi alternatif jawaban benar

skor skala Likert jumlah sampel

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara digunakan untuk memperoleh data verbal atau konfirmasi dari guru mengenai tanggapan guru terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri terbimbing.

Analisis Hasil Wawancara

Hasil analisis wawancara diperoleh berdasarkan wawancara dengan guru kimia setelah penelitian dilakukan. Format wawancara dan hasil wawancara terdapat pada lampiranA.6.


(32)

78

Dini Susanti, 2013

Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa SMA Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Alkana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian, pengolahan data, analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan :

1. Selama pembelajaran alkana dengan model inkuiri terbimbing, siswa menunjukkan kemampuan berinkuiri siswa sangat baik pada aspek inkuiri yang terdiri dari lima diantaranya merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, analisis data, dan menyimpulkan.

2. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri terbimbing terbukti meningkatkan keterampilan berpikir kritis pada materi alkana, dengan nilai peningkatan N-gain sebesar 0,66 (sedang). Peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa paling tinggi terjadi pada indikator bertanya dan menjawab pertanyaan, diikuti dengan indikator mengobservasi dan mempertimbangkan laporan obervasi, pada indikator membuat dan menentukan hasil pertimbangan mengalami peningkatan sedang.

3. Melalui pembelajaran alkana dengan model inkuiri terbimbing terbukti meningkatkan penguasaan konsep pada materi alkana secara keseluruhan dengan rata-rata N-gain sebesar 0,74 (tinggi). Label konsep yang mengalami peningkatan paling tinggi adalah gambar struktur alkana, sedangkan peningkatan yang paling rendah adalah isomer struktur alkana.

4. Tanggapan siswa dan guru mengenai pembelajaran alkana melalui model inkuiri terbimbing yang diterapkan sangat positif dapat meningkatkan


(33)

79

Dini Susanti, 2013

Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa SMA Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Alkana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keterampilan berpikir kritis, pemahaman konsep, dan menerapkan kemampuan berinkuiri siswa pada materi alkana.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Keterampilan berpikir kritis pada siswa perlu dilatihkan dan dilakukan secara berulang-ulang dengan instrumen yang tepat dan perencanaan yang baik untuk memperoleh hasil yang maksimal.

2. Bagi pengajar disarankan untuk merencanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa, salah satunya dengan menggunakan model inkuiri terbimbing pada materi pembelajaran lain.

3. Bagi peneliti lain disarankan untuk mengembangkan pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir kritis yang belum dikembangkan pada penelitian ini.


(34)

80

Dini Susanti, 2013

Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa SMA Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Alkana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, D. (2012). Profil tingkat penalaran dan peningkatan penguasaan konsep siswa SMA dalam pembelajaran fisika berbasis task exercise peer instruction. Skripsi sarjana pada FPMIPA Bandung : Tidak diterbitkan. Abrahamson, J K. (2010). Guided Inquiry Explorations Into Organic and

Biochemistry. United State of America : Cognella

Arifin, M. (2000). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung : Jurusan Pendidikan kimia FPMIPA UPI.

Arikunto, S. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Costa. (1985). Developing Minds : A Resource Book For Teaching Thinking. Virginia : ASCD Publication.

Dahar, R. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta : Erlangga.

Dwiyanti, G. (2010). Keterampilan berpikir kritis siswa SMA kelas X dan XI pada pembelajaran kimia menggunakan metoda praktikum. Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Fisher, A. (2009). Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta : Penerbit Erlangga. Hake, R.R (1998). Interactive-engagement vs traditional methods: a six thousand

student survey of mechanics test data for introductory physics courses. American Journal of Physics. 66,p.64-74.

HAM, M. (2011). Perencanaan Pembelajaran Kimia. Bandung: Handout Perkuliahan.

Johari, J.M.C dan Rachmawati. (2006). Kimia SMA dan MA untuk kelas X. Jakarta : Essis


(35)

81

Dini Susanti, 2013

Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa SMA Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Alkana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Khan, S. (2011). Effect of inquiry method on achievement of students in chemistry at secondary level : International Journal of Academic Research, Vol 3 no 1 p.955-959. January 2011 part III.

Liliasari, (2009). Berpikir kritis dalam pembelejaran sains kimia menuju profesionalitas guru. Program Studi IPA Sekolah Pasca Sarjana UPI. _______. (2010). Pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa SMP

sebagai dampak lesson study. Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Mayanti, S. (2011). Analisis Hasil Belajaran Siswa SMA pada Pembelajaran Laju

Reaksi Melalui Metode Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Raymochang. (2006). Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga

Redhana, I dan Liliasari. (2008). Program pembelajaran keterampilan berpikir kritis pada topik laju reaksi untuk siswa SMA. Forum Kependidikan vol 27, nomor 2, p.103-112. maret 2008.

Roestiyah. (2008). Strategi Belajar dan Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta

Rokhayati, N. (2010). Peningkatan penguasaan konsep matematika melalui model pembelajaran guided discovery-inquiry pada siswa kelas VII SMPN 1 sleman. Skripsi sarjana Universitas Negeri Yogyakarta : Tidak diterbitkan. Rokhmatika, S. (2012). Pengaruh model inkuiri terbimbing dipadu kooperatif

jigsaw terhadap keterampilan proses sains ditinjau dari kemampuan akademik. Skripsi Sarjana pada FKIP USM Surakarta: Tidak diterbitkan. Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


(36)

82

Dini Susanti, 2013

Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa SMA Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Alkana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Sunarya, Y. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Bandung : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Supriadi, A. (2012). Meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan komunikasi siswa SMP melalui inkuiri terbimbing. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Thompson, C. (2011). Critical thingking across the curriculum: process over outpt. International Journal of Humanities and Social Science. Vol 1. p.1-7.no.9

Tindangen, M. (2007). Implementasi strategi inkuiri biologi SMP serta pengaruhnya terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi. Didaktika, Volme 8, nomor 2.p.147-155.

Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka

Wahyu, W. dkk. (2007). Belajar dan Pembelajaran Kimia. Jurusan : Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Yenis, N. (2011). Investigating pre-service teachers’ critical thingking disposition in terms of different variables. European Journal of Social Sciences vol 20 p.593-603. Number 4 (2011).


(1)

sejumlah peryataan dengan opsi jawab yang disusun dalam bentuk skala Likert yang dikategorikan dalam skala SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju), dan STS (sangat tidak setuju).

Angket dilakukan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pelajaran kimia, bahan ajar, pelaksanaan pembelajaran, tanggapan terhadap LKS dan tanggapan terhadap soal pretes dan postes yang digunakan selama pembelajaran. Angket siswa dapat dilihat pada lampiran A.7.

Analisis Hasil Angket

Jenis angket yang digunakan adalah skala Likert. Untuk menghitung hasil angket siswa, digunakan rumus sebagai berikut:

Skor angket = ∑ Keterangan: frekuensi alternatif jawaban benar

skor skala Likert jumlah sampel

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara digunakan untuk memperoleh data verbal atau konfirmasi dari guru mengenai tanggapan guru terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri terbimbing.

Analisis Hasil Wawancara

Hasil analisis wawancara diperoleh berdasarkan wawancara dengan guru kimia setelah penelitian dilakukan. Format wawancara dan hasil wawancara terdapat pada lampiranA.6.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian, pengolahan data, analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan :

1. Selama pembelajaran alkana dengan model inkuiri terbimbing, siswa menunjukkan kemampuan berinkuiri siswa sangat baik pada aspek inkuiri yang terdiri dari lima diantaranya merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, analisis data, dan menyimpulkan.

2. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri terbimbing terbukti meningkatkan keterampilan berpikir kritis pada materi alkana, dengan nilai peningkatan N-gain sebesar 0,66 (sedang). Peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa paling tinggi terjadi pada indikator bertanya dan menjawab pertanyaan, diikuti dengan indikator mengobservasi dan mempertimbangkan laporan obervasi, pada indikator membuat dan menentukan hasil pertimbangan mengalami peningkatan sedang.

3. Melalui pembelajaran alkana dengan model inkuiri terbimbing terbukti meningkatkan penguasaan konsep pada materi alkana secara keseluruhan dengan rata-rata N-gain sebesar 0,74 (tinggi). Label konsep yang mengalami peningkatan paling tinggi adalah gambar struktur alkana, sedangkan peningkatan yang paling rendah adalah isomer struktur alkana.

4. Tanggapan siswa dan guru mengenai pembelajaran alkana melalui model inkuiri terbimbing yang diterapkan sangat positif dapat meningkatkan


(3)

keterampilan berpikir kritis, pemahaman konsep, dan menerapkan kemampuan berinkuiri siswa pada materi alkana.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Keterampilan berpikir kritis pada siswa perlu dilatihkan dan dilakukan secara berulang-ulang dengan instrumen yang tepat dan perencanaan yang baik untuk memperoleh hasil yang maksimal.

2. Bagi pengajar disarankan untuk merencanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa, salah satunya dengan menggunakan model inkuiri terbimbing pada materi pembelajaran lain.

3. Bagi peneliti lain disarankan untuk mengembangkan pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir kritis yang belum dikembangkan pada penelitian ini.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, D. (2012). Profil tingkat penalaran dan peningkatan penguasaan konsep siswa SMA dalam pembelajaran fisika berbasis task exercise peer instruction. Skripsi sarjana pada FPMIPA Bandung : Tidak diterbitkan. Abrahamson, J K. (2010). Guided Inquiry Explorations Into Organic and

Biochemistry. United State of America : Cognella

Arifin, M. (2000). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung : Jurusan Pendidikan kimia FPMIPA UPI.

Arikunto, S. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Costa. (1985). Developing Minds : A Resource Book For Teaching Thinking. Virginia : ASCD Publication.

Dahar, R. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta : Erlangga.

Dwiyanti, G. (2010). Keterampilan berpikir kritis siswa SMA kelas X dan XI pada pembelajaran kimia menggunakan metoda praktikum. Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Fisher, A. (2009). Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta : Penerbit Erlangga. Hake, R.R (1998). Interactive-engagement vs traditional methods: a six thousand

student survey of mechanics test data for introductory physics courses. American Journal of Physics. 66,p.64-74.

HAM, M. (2011). Perencanaan Pembelajaran Kimia. Bandung: Handout Perkuliahan.


(5)

Khan, S. (2011). Effect of inquiry method on achievement of students in chemistry at secondary level : International Journal of Academic Research, Vol 3 no 1 p.955-959. January 2011 part III.

Liliasari, (2009). Berpikir kritis dalam pembelejaran sains kimia menuju profesionalitas guru. Program Studi IPA Sekolah Pasca Sarjana UPI. _______. (2010). Pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa SMP

sebagai dampak lesson study. Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Mayanti, S. (2011). Analisis Hasil Belajaran Siswa SMA pada Pembelajaran Laju

Reaksi Melalui Metode Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Raymochang. (2006). Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga

Redhana, I dan Liliasari. (2008). Program pembelajaran keterampilan berpikir kritis pada topik laju reaksi untuk siswa SMA. Forum Kependidikan vol 27, nomor 2, p.103-112. maret 2008.

Roestiyah. (2008). Strategi Belajar dan Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta

Rokhayati, N. (2010). Peningkatan penguasaan konsep matematika melalui model pembelajaran guided discovery-inquiry pada siswa kelas VII SMPN 1 sleman. Skripsi sarjana Universitas Negeri Yogyakarta : Tidak diterbitkan. Rokhmatika, S. (2012). Pengaruh model inkuiri terbimbing dipadu kooperatif

jigsaw terhadap keterampilan proses sains ditinjau dari kemampuan akademik. Skripsi Sarjana pada FKIP USM Surakarta: Tidak diterbitkan. Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


(6)

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Sunarya, Y. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Bandung : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Supriadi, A. (2012). Meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan komunikasi siswa SMP melalui inkuiri terbimbing. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Thompson, C. (2011). Critical thingking across the curriculum: process over outpt. International Journal of Humanities and Social Science. Vol 1. p.1-7.no.9

Tindangen, M. (2007). Implementasi strategi inkuiri biologi SMP serta pengaruhnya terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi. Didaktika, Volme 8, nomor 2.p.147-155.

Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka

Wahyu, W. dkk. (2007). Belajar dan Pembelajaran Kimia. Jurusan : Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Yenis, N. (2011). Investigating pre-service teachers’ critical thingking disposition in terms of different variables. European Journal of Social Sciences vol 20 p.593-603. Number 4 (2011).