EFEKTIVITAS HASIL LATIHAN FOOTWORK BERPOLA TETAP DAN FOOTWORK BERPOLA TIDAK TETAP TERHADAP KELINCAHAN KAKI PADA ATLET BULUTANGKIS : Studi Eksperimen pada siswa Ekstra Kurikuler Bulutangkis SDN 3 Serang Cirebon.
EFEKTIVITAS HASIL LATIHAN FOOTWORK BERPOLA TETAP DAN FOOTWORK BERPOLA TIDAK TETAP TERHADAP KELINCAHAN
KAKI PADA ATLET BULUTANGKIS
(Studi Eksperimen pada Siswa Ekstra Kurikuler Bulutangkis SDN 3 Serang Cirebon)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Prodi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Oleh
MUHAMMAD KHODIR 0802566
PRODI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
(2)
LEMBAR PENGESAHAN
NAMA : MUHAMMAD KHODIR
NIM : 0802566
JUDUL : EFEKTIVITAS HASIL LATIHAN FOOTWORK BERPOLA TETAP DAN FOOTWORK BERPOLA TIDAK TETAP TERHADAP KELINCAHAN KAKI PADA ATLET BULUTANGKIS
Disetujui dan Disahkan Oleh : Pembimbing 1
Drs.Satriya
NIP.196002101987031004
Pembimbing II
Nida’ul Hidayah,M.Si NIP.197209131998022001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FPOK UPI
Dr. H. R. Boyke Mulyana M.Pd NIP.196202311989031001
(3)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “EFEKTIVITAS HASIL LATIHAN FOOTWORK BERPOLA TETAP DAN FOOTWORK BERPOLA TIDAK TETAP TERHADAP KELINCAHAN KAKI PADA ATLET BULUTANGKIS”beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan, khususnya di kampus Universitas Pendidikan Indonesia. Melaui pernyataan ini saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya, apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini.
Bandung, Februari 2013 Yang membuat pernyataan,
Muhammad Khodir 0802566
(4)
Hidup adalah kegelapan jika tanpa hasrat dan keinginan. Dan semua hasrat keinginan adalah buta jika tidak disertai pengetahuan. Dan pengetahuan adalah hampa jika tidak
diikuti pelajaran. Dan setiap pelajaran akan sia-sia jika tidak disertai cinta.
Waktu akan terasa lambat bagi mereka yg menunggu, terlalu panjang bagi mereka yg gelisah, dan terlalu singkat bagi mereka yg bahagia, tetapi waktu akan
terasa abadi bagi mereka yg mampu bersyukur
Bahagiaku surga mereka, dan deritaku pilu mereka…
Dua orang yang sangat aku hargai… Dua orang yang sangat aku hormati…
Aku cintai dan aku sayangi…
(5)
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT., yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Efektivitas Hasil Latihan Footwork Berpola Tetap dan Footwork
Berpola Tidak Tetap Terhadap Kelincahan Kaki pada Atlet Bulutangkis.” Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia.
Tujuan penyusunan skripsi ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai efektivitas hasil latihan footwork berpola tetap dan footwork berpola tidak tetap terhadap kelincahan kaki pada atlet bulutangkis. Penulis berharap, skripsi ini dapat memberikan implikasi yang bermanfaat untuk meningkatkan hasil Latihan footwork berpola tetap dan footwork berpola tidak tetap terhadap kelincahan kaki dan memberikan informasi dan sumbangan keilmuan yang berarti dalam bidang kepelatihan olahraga, khususnya mengenai tingkat hasil Latihan footwork berpola tetap dan footwork berpola tidak tetap terhadap kelincahan kaki pada atlet bulutangkis.
Penulis menyadari bahwa proses dan hasil penelitian ini masih belum sempurna serta masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran diharapkan penulis untuk perbaikan di masa yang akan datang. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bandung, Januari 2013 Penulis
(6)
iii
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis menemui banyak tantangan serta hambatan. Namun, berkat ridho Allah SWTbantuan dari beberapa pihak, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada: 1. Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd. selaku Dekan FPOK yang telah memberikan ijin
kepada penulis untuk melakukan penelitian ini.
2. Dr. H. R. Boyke Mulyana, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga.
3. Dr. Nina Sutresna selaku dosen pembimbing akademik penulis, terima kasih telah memberikan ilmu, membimbing, dan memotivasi penulis selama menjadi mahasiswa jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga.
4. Drs. Satriya selaku pembimbing I dan Ibu Nida’ul Hidayah, M.Si selaku pembimbing II, terima kasih telah berkenan meluangkan waktu untuk membimbing dan memotivasi penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. 5. Dosen-dosen, dan staf jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, terima kasih
telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis dan terima kasih atas segala bantuannya dalam kelancaran proses pendidikan S1 penulis, khususnya proses penelitian dan penyusunan skripsi.
6. H. Mudja Adiwikarta,S.Pd.SD selaku kepala SDN 3 Serang, Bapak Udin, S.Pd selaku pembina prestasi olahraga serta penanggung jawab ekstrakurikuler bulutangkis SDN 3 Serang, terima kasih telah mengizinkan
(7)
iv
penulis melaksanakan penelitian di SDN 3 Serang, serta terima kasih kepada Bapak/Ibu guru beserta staf dan anggota ekstrakulikuler bulutangkis SDN 3 Serang, atas segala bantuan dan kemudahan yang diberikan kepada penulis selama penelitian.
7. Untuk keluarga Asep Heryanto, Marlin dan keponakanku yg lucu Akbar, terimakasih telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi, serta keluarga bapak Karba terimakasih telah memberikan masukan-masukan dan motivasi kepada penulis.
8. Salam bakti dan ucapan terima kasih penulis haturkan kepada keluarga tercinta, khususnya Ayahanda Sudirja B.A dan Ibunda Siti Nuraini tercinta, kakakku tercinta Sandi Pebianto serta adik-adikku Nila, Zahra. Terimakasih atas doa, kasih sayang, motivasi, dan segala pengorbanan yang tak terhingga baik moril maupun materiil.
9. Teman-teman seperjuangan, mahasiswa jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga angkatan 2008 khususnya kelas B, dan untuk Hendra serta Nurul. Terima kasih atas dukungan serta motivasinya selama ini sehingga penulis bersemangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
10. Untuk teman-teman SOFT, Aris, Irvan, Yusup, Ferry, Imam, Asep, Debi, Agung, Awaludin, Gian, Desun, Haris, Selamat untuk teman-teman yang telah mendapatkan gelar S.Pd, untuk yang belum geura atuh nyusul ^_^. serta terimakasih atas segala bantuannya.
11. Teman-teman dari KKN Kertawangi 2011 Ratna, yuki, tina, zehan, rifqi, zehan evi,mudzakir,ayu.
(8)
v
12. Kepada Teman sekaligus sahabat terbaik Pepen, Sandra, Andri, Alfa, Ndan, Putut, Om arif, Anto, terima kasih hiburannya, thanks buat tawa, candanya yang sejenak menghilangkan kesetresan dalam proses penyusunan skripsi. 13. Semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini
yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan yang telah diberikan dan selalu memberi petunjuk kepada kita ke arah jalan yang penuh dengan ridho-Nya. Aamiin.
Bandung, Februari 2013
(9)
i ABSTRAK
EFEKTIVITAS HASIL LATIHAN FOOTWORK BERPOLA TETAP DAN FOOTWORK BERPOLA TIDAK TETAP TERHADAP KELINCAHAN
KAKI PADA ATLET BULUTANGKIS
(Studi Eksperimen pada siswa Ekstra Kurikuler Bulutangkis SDN 3 Serang Cirebon)
Pembimbing: 1. Drs. Satriya
2. Nida’ul Hidayah, M.Si
*Muhammad Khodir 2013
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh suatu pemikiran bahwa footwork merupakan faktor yang sangat penting dalam pencapaian prestasi didalam permainan bulutangkis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar gambaran hasil dari latihan footwork berpola tetap dengan footwork berpola tidak tetap terhadap kelincahan kaki pada atlet bulutangkis. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh latihan dengan melakukan footwork berpola tetap dan footwork berpola tidak tetap terhadap kelincahan kaki pada atlet bulutangkis. Subyek penelitian adalah atlet putra usia 10 tahun ke-atas, yang mengikuti ekstrakurikuler bulutangkis di SDN 3 Serang Cirebon sebanyak 18 atlet. Sampel tersebut diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrument yang digunakan adalah tes kelincahan shuttle-Run. Dari hasil pengolahan data dan analisis data diperoleh kesimpulan bahwa hasil tes kelincahan Shuttle-Run dengan melakukan latihan footwork berpola tetap maupun melakukan latihan footwork berpola tidak tetap memiliki pengaruh yang signifikan, sehingga tidak memiliki perbedaan yang berarti satu sama lain.
(10)
vi DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1
B.Rumusan Masalah ... 3
C.Tujuan Penelitian ... 3
D.Manfaat Penelitian ... 4
E.Pembatasan Penelitian ... 5
F. Definsi Operasional ... 6
BAB II TINJAUAN TEORETIS A.Permainan Bulutangkis ... 7
B.Cara mengatur footwork ... 9
C.Hakekat Latihan ... 16
D.Latihan Kondisi Fisik ... 25
E.Hakekat Kelincahan ... 26
F. Anggapan Dasar dan Hipotesis ... 30
BAB III PROSEDUR PENELITIAN A.Metode Penelitian ... 33
(11)
vii
C.Desain Penelitian ... 34
D.Instrumen dan Alat Ukur Penelitian ... 37
E.Prosedur Pengolahan Data ... 40
BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA A. Hasil Penelitian ... 44
B. Diskusi Penemuan ... 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 54
B.Saran ... 54
DAFTAR PUSTAKA ... .... 56
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... .... 58
(12)
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1. Hasil penghitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku
Tes Awal Masing-masing Kelompok ... 45 Tabel 4.2. Hasil Penghitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku
Tes Akhir Masing-masing kelompok ... 46 Tabel 4.3. Hasil Pengujian Homogenitas Tes Awal Kedua Kelompok ... 47 Tabel 4.4. Hasil Pengujian Homogenitas Tes Akhir Kedua Kelompok ... 48 Tabel 4.5. Hasil Uji Normalitas Liliefors Kelompok Latihan yang
Menggunakan Footwork Berpola Tetap Dengan
Footwork Berpola Tidak tetap ... 49 Tabel 4.6. Hasil Penghitungan dan Uji Sinifikansi Peningkatan
Hasil Latihan Kedua Kelompok ... 50 Tabel 4.7. Hasil Uji Signifikansi Perbedaan Peningkatan Kedua Bentuk
Latihan ... 51
(13)
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Enam Daerah dasar Footwork ... 11
Gambar 2.2. Footwork Berpola Tetap ... 18
Gambar 2.3. Footwork Berpola Tidak Tetap ... 19
Gambar 3.1. Desain Penelitian ... 35
Gambar 3.2. langkah-langkah Penelitian ... 36
(14)
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Penilaian Hasil Tes Kelincahan Secara Keseluruhan
Bulutangkis SD Negeri 3 Serang Cirebon ... 58
Lampiran 2. Surat-Surat Penelitiandan Surat telah melakukan Penenlitian ... 70
Lampiran 3. Surat Keputusan ... 72
Lampiran 4. Program Latihan ... 76
Lampiran 5. Nilai uji L untuk uji lilliefors ... 84
Lampiran 6. Distribusi t ... 85
(15)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bulutangkis merupakan salah satu olahraga yang cukup terkenal di dunia. Olahraga ini menarik minat berbagai kelompok umur,
berbagai tingkat keterampilan, pria maupun wanita memainkan olahraga ini di dalam atau di luar ruangan untuk rekreasi juga sebagai ajang persaingan. Permainan bulutangkis menjadi bagian penting dalam proses pemberdayaan siswa melalui aktivitas-aktivitas jasmani sesuai dengan potensi dan kondisinya, Melalui permainan bulutangkis diharapkan siswa dapat tumbuh dan berkembang serta memiliki kualitas, moral dan tanggung jawab.
Permainan bulutangkis ini merupakan permainan cepat yang membutuhkan gerak dan reflek yang baik dan tingkat kebugaran yang tinggi, Bulutangkis merupakan olahraga yang sudah sangat merakyat di Indonesia. Bulutangkis masih terus berkembang, makin popular, membutuhkan ketangkasan, tantangan, dan memberikan banyak kesenangan.
Untuk dapat bermain bulutangkis dengan baik, seorang atlet harus memiliki kecepatan gerak. Alhusin (2007:30) menjelaskan :
Untuk bisa memukul dengan posisi baik, seorang atlet harus memiliki kecepatan gerak, kecepatan gerak kaki tidak bisa dicapai bila footwork-nya tidak teratur oleh karenanya, perlu selalu diusahakan untuk melakukan pelatihan kekuatan, kecepatan, dan keteraturan kaki dalam setiap langkah, baik pada saat pemukulan shuttlecock (menyerang) maupun pada saat penerimaannya (bertahan).
(16)
2
Kecepatan gerak kaki salah satunya adalah kelincahan. Dalam melakukan footwork diperlukan latihan kecepatan gerak salah satunya ialah kelincahan, Tanpa adanya latihan kelincahan. Seorang atlet tidak akan bisa menguasai keterampilan gerak dengan baik, kelincahan merupakan kemampuan tubuh untuk merubah arah dengan cepat pada waktu bergerak tanpa kehilangan keseimbangan pada posisi tubuhnya.
Cara mengatur kaki (footwork) yang baik mutlak diperlukan oleh seorang pemain bulutangkis. Mengatur gerakan kaki sangatlah penting, karena atlet tidak akan mungkin memukul shuttle dengan efisien ataupun mengontrol lawan apabila atlet tersebut tidak dapat dengan mudah berada pada posisi untuk memukul. Untuk menguasai footwork yang baik, siswa harus dibina dan dilatih secara spesifik dan sistematis, sehingga dapat melakukan gerakan kaki (footwork) dengan baik dan benar. Oleh karena itu, diperlukan guru atau pelatih yang mengetahui bagaimana cara memberikan latihan footwork yang baik dan benar pula, melakukan langkah kaki yang benar dalam permainan bulutangkis sangat penting untuk dikuasai secara baik oleh setiap pemain. Ini sebagai syarat untuk meningkatkan kualitas keterampilan memukul shuttlecock, ada dua metode latihan untuk meningkatkan kemampuan kelincahan bagi atlet yaitu metode footwork berpola tetap dan footwork berpola tidak tetap, dengan cara mengatur footwork yang baik serta didukung oleh metode yang benar dan latihan yang intensif seorang pemain akan mampu bergerak seefisien mungkin kesemua bagian dalam lapangannya.
(17)
3
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang efektivitas hasil latihan footwork berpola tetap dan footwork berpola tidak tetap terhadap kelincahan kaki pada atlet bulutangkis.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, rumusan masalah yang penulis ajukan adalah: apakah terdapat perbedaan yang besar antara footwork berpola tetap dan footwork berpola tidak tetap terhadap kelincahan kaki pada atlet bulutangkis, adapun pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Apakah latihan footwork berpola tetap memberikan hasil yang signifikan terhadap kelincahan kaki pada atlet bulutangkis ?
2. Apakah latihan footwork berpola tidak tetap memberikan hasil yang signifikan terhadap kelincahan kaki pada atlet bulutangkis ?
3. Manakah yang efektif antara footwork berpola tetap dan footwork berpola tidak tetap terhadap kelincahan kaki pada atlet bulutangkis?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah: untuk mengetahui efektivitas hasil latihan dengan footwork berpola tetap dan footwork berpola tidak tetap terhadap kelincahan kaki pada atlet bulutangkis, adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
(18)
4
1. Untuk mengetahui seberapa besar hasil dari latihan footwork berpola tetap terhadap kelincahan kaki pada atlet bulutangkis.
2. Untuk mengetahui seberapa besar hasil dari latihan footwork berpola tidak tetap terhadap kelincahan pada kaki atlet bulutangkis.
3. Untuk mengetahui mana yang lebih besar hasil dari latihan antara footwork berpola tetap dengan footwork berpola tidak tetap terhadap kelincahan kaki pada atlet bulutangkis.
D. Manfaat Penelitian
Apabila penelitian ini telah selesai dan terbukti berarti pada taraf signifikan, maka diharapkaan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat adalah sebagai berikut :
1. Secara teoritis, memberikan informasi kepada para Pembina, pelatih bulutangkis dan guru khususnya mengenai efektivitas hasil latihan dengan footwork berpola tetap dan footwork berpola tidak tetap terhadap kelincahan kaki atlet bulutangkis.
2. Secara praktis, dapat memberikan sumbangan dalam upaya meningkatkan kualitas dan produktifitas sumber daya manusia terutama para pelatih, Pembina olahraga dan guru dalam membina, melatih dan mencetak pemain bulutangkis yang berprestasi, khususnya sebagai upaya meningkatkan hasil latihan footwork terhadap kelincahan kaki atlet bulutangkis.
(19)
5
E. Pembatasan Penelitian
Pembatasan masalah sangat diperlukan dalam setiap penelitian agar masalah yang diteliti lebih terarah. Agar penelitian ini tidak meluas dalam pembahasan masalahnya, maka penulis hanya membatasi permasalahan dalam ruang lingkup sebagai berikut :
1. Ruang lingkup penelitian ini hanya terbatas pada pengaruh latihan footwork berpola tetap dan footwork berpola tidak tetap terhadap kelincahan kaki pada atlet bulutangkis .
2. Pengujian dan pengukuran terbatas pada kelincahan footwork pada permainan cabang olahraga bulutangkis.
3. Sampel yang digunakan adalah siswa tingkat dasar yang tidak terdaftar dalam atlet pelatda dan atlet pusdiklat sebanyak 18 orang putra.
4. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa SDN 3 serang cirebon.
5. Variable bebas dalam penelitian ini adalah footwork berpola tetap dan foorwork berpola tidak tetap.
6. Variable terikat dalam penelitian ini adalah agilitas/kelincahan. 7. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SDN 3 serang cirebon.
(20)
6
F. Definisi Operasional
Untuk menghindarkan penafsiran yang salah terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, penulis memberikan penjelasan istilah yang terdapat dalam penelitian yaitu :
1. Footwork. Menurut Alhusin (2007:30) footwork adalah gerak kaki untuk mendekatkan diri pada posisi jatuhnya shuttlecock.
2. Pola. Menurut Moeliono dan tim penyusun kamus besar bahasa Indonesia (1989:692) pola adalah bentuk (struktur) yang tetap.
3. Bulutangkis. Menurut Nugraha (2010:11) bulutangkis adalah olahraga raket yang dimainkan oleh dua orang (untuk tunggal) atau dua pasang (untuk ganda) yang saling berlawanan dengan menggunakan alat pemukul (raket) dan shuttlecock .
4. Latihan. Menurut Giriwijoyo, dkk (2005:43) latihan merupakan proses berlatih yang sistematis yang dilakukan secara berulang-ulang, dan yang kian hari jumlah beban latihannya kian bertambah.
5. Kelincahan. Menurut Satriya, dkk (2007:74) kelincahan merupakan kemampuan tubuh untuk merubah arah dengan cepat pada waktu bergerak tanpa kehilangan keseimbangan pada posisi tubuhnya.
(21)
33 BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dalam setiap penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitiannya. Hal ini berarti metode penelitian mempunyai kedudukan yang penting dalam pelaksanaan pengumpulan dan analisis data.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Tentang metode eksperimen dijelaskan oleh Sugiyono (2012:72) adalah “metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.”
Metode latihan eksperimen merupakan rangkaian kegiatan percobaan dengan tujuan untuk menyelidiki sesuatu hal atau masalah sehingga diperoleh hasil. Dalam penelitian ini ingin mengetahui latihan footwork manakah yang lebih efektif antara latihan footwork berpola tetap dan footwork berpola tidak tetap terhadap kelincahan kaki pada atlet bulutangkis.
B. Populasi dan Sampel
Dalam menyusun sampai dengan menganalisis data sehingga mendapatkan gambaran sesuaidengan yang diharapkan maka diperlukan
(22)
34
sumber data Pada umumnya sumber data dalam penelitian disebut populasi dan sampel penelitian.
Sugiyono (2012:80) menjelaskan populasi dan sampel:
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel merupakan bagian dari jumblah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa yang mengikuti ekstra kurikuler bulutangkis di SDN 3 serang cirebon sebanyak 22 orang, maka sebagian di ambil untuk dijadikan sampel sebanyak 18 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik purposive sampling dikenal juga dengan sampling pertimbangan. Adapun pertimbangan yang penulis ambil disini yaitu anak minimal usia 10 tahun. Purposive sampling ialah teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu didalam pengambilan sampelnya atau penentuan sampelnya untuk tujuan tertentu.
C. Desain Penelitian
Dalam suatu penelitian, perlu adanya desain penelitian yang sesuai dengan variabel-variabel yang terkandung dalam tujuan penelitian dan hipotesis yang diuji kebenarannya. Atas dasar hal tersebut, maka penulis menggunakan pre-test post test desain sebagai desain penelitiannya.
Dalam desain ini sampel berjumblah 18 orang dan selanjutnya di undi secara random dengan cara pada kertas kecil tulis nomor subyek, satu nomor untuk setiap kertas. Kemudian kertas sampel ini digulung, lalu sampel ambil
(23)
35
secara acak 18 gulungan tersebut dan membaginya dalam dua kelompok nomor 1 sampai 9 masuk kedalam kelompok A dan nomor 10 sampai 18 masuk kedalam kelompok B, kemudian diadakan tes atau pre-test, selanjutnya sampel diberikan perlakuan atau treatment yang berbeda tiap kelompoknya. Kelompok A diberi latihan footwork berpola tetap, sedangkan kelompok B diberi latihan footwork berpola tidak tetap, setelah 24 pertemuan kurang lebih 8 minggu masa perlakuan berakhir, maka dilakukan tes akhir atau post-test. Setelah data tes awal dan tes akhir terkumpul maka data tersebut disusun, di olah dan di analisa secara statistik. Hal ini dilakukan untuk mengetahui prestasi atau hasil perlakuan dan perbedaan.
A O1 X1 O2
B O1 X2 O2
Gambar 3.1
(Sumber: Suharsimi Arikunto, 2010) Keterangan :
A : Sampel penelitian yang melakukakan footwork berpola tetap
B : Sampel penelitian yang melakukan footwork berpola tidak tetap
O1 : Test awal
X1 : Treatmen / Perlakuan dengan menggunakan bentuk latihan
footwork berpola tetap
X2 : Treatmen / Perlakuan dengan menggunakan bentuk latihan
footwork berpola tidak tetap O2 : Test akhir
(24)
36 Langkah-langkah Penelitian
Gambar: 3.2 Prosedur penelitian
Populasi
Sampel
Latihan footwork tidak berpola Kelompok B Latihan footwork berpola
Kelompok A
Pengolahan dan Analisis Data
Kesimpulan Tes awal kelincahan
(Shuttle-Run)
Tes akhir kelincahan (Shuttle-Run)
Kelompok B Kelompok
(25)
37 D. Instrument dan Alat Ukur Penelitian
Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan alat yang disebut instrument. Instrument penelitian adalah suatualat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Arikunto (1995:51) menjelaskan mengenai tes yaitu : “Suatu alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.” Sedangkan pengukuran menurut Nurhasan (2007:5), “pengukuran merupakan suatu proses pengumpulan data/informasi dari suatu obyek tertentu, dalam proses pengukuran diperlukan suatu alat ukur.”
Dengan melakukan tes dan pengukuran ini penulis mengambil beberapa manfaat, diantaranya penulis dapat mengevaluasi tahap latihan yang telah dilakukan, selain bisa mengembangkan prestasi atlet penulis dapat juga menjadikan ini sebagai bahan perbaikan dalam pembelajaran atau pelatihan
Guna tercapainya keberhasilan penelitian yang akan dilaksanakan penulis, maka instrument penelitian ini adalah tes shuttle-run. Tes Shuttle-run ini mempunyai validitas 0,82 dan reliabilitas 0,93 untuk laki-laki.
(26)
38 I. Tes Keterampilan Shuttle-run
Garis start dan finish
Berikut ini deskripsi pelaksanaan tes shuttle run:
Gambar 3.6 Tes Shuttle- Run
(http://www.topendsports.com/testing/tests/20mshuttle.htm)
A. PenjelasanUmum 1. Tujuan
a. Mengukur hasil kelincahan kaki 2. Sarana dan Prasarana
a. Mempersiapkan alat/fasilitas sebagai berikut: 1. Alat tulis
2. Formulir penilaian 3. Stopwatch
4. Meteran 3. Tugas Testor:
a. Memeriksa alat-alat tes dan pengukuran b. Memberikan instruksi tentang tata cara test c. Mengisi formulir hasil test
d. Menilai hasil test dengan aktual 10 m
(27)
39 4. Tugas Testee
a. Melakukan pemanasan
b. Mempersiapkan diri dengan memahami cara-cara Shuttle-Run yang baik
c. Menunggu giliran test d. Melakukan test
e. Melakukan coolingdown B. Cara Penilaian
a. Test dilakukan sebanyak dua kali
b. Apabila melakukan lebih dari 10 detik maka hasil test di anggap gagal dan harus diulang
C. Pelaksanaan dan Cara-cara Test a. Melakukan pemanasan
b. Memberikan penjelasan tentang tes shuttle-run c. Testee melakukan shuttle-Run sebagai berikut :
- Testee berdiri dibelakang garis start, dengan salah satu kaki diletakan dibelakang garis start. Pada aba-aba “ya” diberikan, testee dengan segera dan secepat mungkin lari ke depan menuju garis akhir dan menyentuh garis tersebut dengan tangan. Setelah itu segera kembali ke garis start dan menyentuh garis tersebut, kemudian berputar lagi dan lari menuju garis ke akhir, lalu berputar lagi gan segera lari lagi. Demikian seterusnya dilakukan dengan lari
(28)
bolak-40
balik sehingga mencapai frekuensi lari sebanyak 6 x 10 meter. Testee diberi kesempatan sebanyak dua kali.
d. Skor :
5. Waktu terbaik dari dua kali kesempatan yang dicatat sampai 1/10 detik
D. Evaluasi
a. Penulis memberikan kesimpulan atas kekurangan dan kelebihan tentang pelaksanaan tes yang sudah dilakukan oleh semua testee
E. Pelaksanaan Latihan
Latihan dilaksanakan empat kali dalam seminggu yaitu senin, rabu, jumat dan sabtu, dimulai pukul 14.00 WIB selama 120 menit. Tempat latihan di lapangan bulutangkis, jl. Jatayu, no 25, Klangenan, Cirebon.
E. Prosedur Pengolahan Data
Untuk mengolah data yang merupakan skor-skor mentah dari hasil tes awal dan tes akhir, perlu adanya pengolahan secara statistik. Rumus-rumus yang digunakan dikutip dari buku ”Modul Statistika” karangan Nurhasan (2008).
Langkah-langkah pengolahan data dalam penelitian sebagaiberikut : 1. Menghitung nilai rata-rata dari tiap variabel dengan rumus :
X = n
X
(29)
41
Arti tanda-tanda rumus diatas adalah: X = nilai rata - rata yang dicari X = skor mentah
n = jumlah sampel ∑ = jumlah dari 2. Menghitungsimpanganbaku
1 2
n X Xi SArti tanda-tanda rumus di atas adalah: S = simpangan baku yang dicari Xi = nilai data mentah
X = nilai rata - rata yang dicari n = jumlah sampel
1 = angka tetap
3. Menguji homogenitas. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
F =
kecil VariansTer
besar VariansTer
Kriteria pengujian adalah: terima hipotesis jika F hitung lebih kecil dari F- tabel distribusi dengan derajat kebebasan = (V1,V2) dengan taraf nyata (a) = 0,05.
4. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalitasan liliefors. Prosedur yang digunakan adalah:
a. Pengamatan X1,X2, ……..Xn. Dijadikan bilangan baku
Z1,Z2, …Zn dengan rumus Z= X1-X dimanaX dan S
(30)
42
merupakan rata-rata simpangan baku tiap kelompok butir tes.
b. Untuk tiap bilangan ini, menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(Zi) = P(Z=Zi)
c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, ……Zn dengan
menggunakan rumus yang lebih kecil atau sama dengan Zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(Zi), maka:
S (Zi) = Banyaknya Z1,Z2,……Zn yang <Zi n
d. Hitung selisih F(Zi)-S(Zi) kemudian tentukan harga
mutlaknya
e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga terbesar ini dengan Lo
f. Untuk menerima hipotesis, maka kita bandingkan Lo ini dengan nilai kritis L untuk uji Liliefors, dengan taraf nyata a = 0,05. Kriterianya adalah: tolak hipotesis Ho bahwa populasi berdistribusi normal, jika Lo yang diperoleh dari data pengamatan lebih kecil dari nilai L dari daftar nilai kritis uji Liliefors. Dalam hal lain hipotesis Ho diterima.
(31)
43
a. Untuk melihat ada tidaknya pengaruh atau peningkatan hipotesis 1 dan 2. Uji t beda, uji perbedaan dua rata-rata sampel dependen( skor berpasangan)
t= B SB/Vn
Arti unsur tersebut adalah : B = nilai rata-rata beda SB = simpangan baku beda
b. Untuk hipotesis 3, membandingkan. Uji perbedaan dua rata-rata
Homogen
t = X1 - X2
S 1 + 1 n1 n2
S =
(n1 -1) S12+(n2 -1) S22
Arti unsur-unsur tersebut adalah :
t = nilai t yang dicari (t hitung) X1 =nilai rata-rata kelompok 1
X1 = nilai rata-rata kelompok 2
S = simpangan baku gabungan n1 = banyanknya sampel kelompok 1
n2 = banyaknya sampel kelompok 2
S12= variansi kelompok 1
(32)
54 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dari rumusan masalah yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya mengenai efektivitas hasil latihan footwork berpola tetap dan footwork berpola tidak tetap terhadap kelincahan kaki pada atlet bulutangkis, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Latihan footwork berpola tetap mempunyai pengaruh terhadap kelincahan kaki pada atlet bulutangkis.
2. Latihan footwork berpola tidak tetap mempunyai pengaruh terhadap kelincahan kaki pada atlet bulutangkis.
3. Berdasarkan hasil pengujian statistik, bentuk Latihan footwork berpola tetap dan footwork berpola tidak tetap memiliki pengaruh terhadap kelincahan kaki pada atlet bulutangkis.
B. Saran
Berdasarkan temuan-temuan dalam pelaksanaan penelitian, maka diajukan pula saran-saran sebagai berikut
1. Bagi pelatih ataupun guru hendaknya mampu menggunakan kedua bentuk latihan tersebut secara baik sesuai dengan situasi dan kondisi yang mendukung dan memiliki program latihanyang baik juga, serta
(33)
55
perlu pula diupayakan penggunaan kedua latihan ini secara bergantian sehingga tidak menimbulkan kebosanan kepada yang dilatih.
2. Bagi pihak sekolah, disarankan untuk lebih melengkapi berbagai sarana dan prasarana yang mendukung bagi kegiatan ekstra kurikuler bulutangkis, baik sarana permainan maupun sarana latihan yang mendukung keterampilan siswa dalam permainan bulutangkis.
3. Bagi peneliti lebih lanjut hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dilakukan penelitian yang lebih luas dan lebih bervariasi baik dalam bentuk latihannya maupun objek yang ditelitinya.
(1)
balik sehingga mencapai frekuensi lari sebanyak 6 x 10 meter. Testee diberi kesempatan sebanyak dua kali.
d. Skor :
5. Waktu terbaik dari dua kali kesempatan yang dicatat sampai 1/10 detik
D. Evaluasi
a. Penulis memberikan kesimpulan atas kekurangan dan kelebihan tentang pelaksanaan tes yang sudah dilakukan oleh semua testee
E. Pelaksanaan Latihan
Latihan dilaksanakan empat kali dalam seminggu yaitu senin, rabu, jumat dan sabtu, dimulai pukul 14.00 WIB selama 120 menit. Tempat latihan di lapangan bulutangkis, jl. Jatayu, no 25, Klangenan, Cirebon.
E. Prosedur Pengolahan Data
Untuk mengolah data yang merupakan skor-skor mentah dari hasil tes awal dan tes akhir, perlu adanya pengolahan secara statistik. Rumus-rumus yang digunakan dikutip dari buku ”Modul Statistika” karangan Nurhasan (2008).
Langkah-langkah pengolahan data dalam penelitian sebagaiberikut : 1. Menghitung nilai rata-rata dari tiap variabel dengan rumus :
X = n
X
(2)
Arti tanda-tanda rumus diatas adalah: X = nilai rata - rata yang dicari X = skor mentah
n = jumlah sampel ∑ = jumlah dari 2. Menghitungsimpanganbaku
1 2
n X Xi SArti tanda-tanda rumus di atas adalah: S = simpangan baku yang dicari Xi = nilai data mentah
X = nilai rata - rata yang dicari n = jumlah sampel
1 = angka tetap
3. Menguji homogenitas. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: F =
kecil VariansTer
besar VariansTer
Kriteria pengujian adalah: terima hipotesis jika F hitung lebih kecil dari F- tabel distribusi dengan derajat kebebasan = (V1,V2) dengan taraf nyata (a) = 0,05.
4. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalitasan liliefors. Prosedur yang digunakan adalah:
a. Pengamatan X1,X2, ……..Xn. Dijadikan bilangan baku
Z1,Z2, …Zn dengan rumus Z= X1-X dimanaX dan S
(3)
merupakan rata-rata simpangan baku tiap kelompok butir tes.
b. Untuk tiap bilangan ini, menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(Zi) = P(Z=Zi)
c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, ……Zn dengan
menggunakan rumus yang lebih kecil atau sama dengan Zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(Zi), maka:
S (Zi) = Banyaknya Z1,Z2,……Zn yang <Zi n
d. Hitung selisih F(Zi)-S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya
e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga terbesar ini dengan Lo
f. Untuk menerima hipotesis, maka kita bandingkan Lo ini dengan nilai kritis L untuk uji Liliefors, dengan taraf nyata a = 0,05. Kriterianya adalah: tolak hipotesis Ho bahwa populasi berdistribusi normal, jika Lo yang diperoleh dari data pengamatan lebih kecil dari nilai L dari daftar nilai kritis uji Liliefors. Dalam hal lain hipotesis Ho diterima.
(4)
a. Untuk melihat ada tidaknya pengaruh atau peningkatan hipotesis 1 dan 2. Uji t beda, uji perbedaan dua rata-rata sampel dependen( skor berpasangan)
t= B SB/Vn
Arti unsur tersebut adalah : B = nilai rata-rata beda SB = simpangan baku beda
b. Untuk hipotesis 3, membandingkan. Uji perbedaan dua rata-rata
Homogen
t = X1 - X2
S 1 + 1 n1 n2
S =
(n1 -1) S12+(n2 -1) S22
Arti unsur-unsur tersebut adalah : t = nilai t yang dicari (t hitung) X1 =nilai rata-rata kelompok 1
X1 = nilai rata-rata kelompok 2
S = simpangan baku gabungan n1 = banyanknya sampel kelompok 1
n2 = banyaknya sampel kelompok 2
S12= variansi kelompok 1
(5)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dari rumusan masalah yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya mengenai efektivitas hasil latihan
footwork berpola tetap dan footwork berpola tidak tetap terhadap
kelincahan kaki pada atlet bulutangkis, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Latihan footwork berpola tetap mempunyai pengaruh terhadap kelincahan kaki pada atlet bulutangkis.
2. Latihan footwork berpola tidak tetap mempunyai pengaruh terhadap kelincahan kaki pada atlet bulutangkis.
3. Berdasarkan hasil pengujian statistik, bentuk Latihan footwork berpola tetap dan footwork berpola tidak tetap memiliki pengaruh terhadap kelincahan kaki pada atlet bulutangkis.
B. Saran
Berdasarkan temuan-temuan dalam pelaksanaan penelitian, maka diajukan pula saran-saran sebagai berikut
1. Bagi pelatih ataupun guru hendaknya mampu menggunakan kedua bentuk latihan tersebut secara baik sesuai dengan situasi dan kondisi yang mendukung dan memiliki program latihanyang baik juga, serta
(6)
perlu pula diupayakan penggunaan kedua latihan ini secara bergantian sehingga tidak menimbulkan kebosanan kepada yang dilatih.
2. Bagi pihak sekolah, disarankan untuk lebih melengkapi berbagai sarana dan prasarana yang mendukung bagi kegiatan ekstra kurikuler bulutangkis, baik sarana permainan maupun sarana latihan yang mendukung keterampilan siswa dalam permainan bulutangkis.
3. Bagi peneliti lebih lanjut hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dilakukan penelitian yang lebih luas dan lebih bervariasi baik dalam bentuk latihannya maupun objek yang ditelitinya.