Pengembangan Teknologi Pemurnian Glukomanan yang Berasal dari Iles-Iles (Amorphophallus oncophillus).

Pengembangan Teknologi Pemurnian Glukomanan yang Berasal dari
Iles-Iles (Amorphophallus oncophillus)
Fadilah, Ari Diana Susanti
Glukomanan terdapat berlimpah di alam, namun yang dikomersialkan adalah
yang berasal dari umbi jenis Amorphophallus. Jenis Amorphophallus
oncophyllus (iles-iles) mempunyai kandungan glukomanan bervariasi sekitar
25 – 55%. Glukomanan di dalam umbi iles-iles terdapat pada suatu dalam sel
yang berbentuk seperti telur terbungkus oleh semacam dinding kerak
berprotein yang disebut sacs. Pati terdapat di luar butir manan dengan
ukuran yang lebih kecil. Untuk mendapatkan glukomanan dengan kadar yang
tinggi, bahan selain manan di dalam umbi perlu dipisahkan. Dalam penelitian
ini penghilangan pati dilakukan dengan menghidrolisis pati menggunakan
enzim alfa amylase dan penghilangan protein dilakukan dengan
menghidrolisis protein menggunakan enzim alcalase dan papain. Penelitian
ini bertujuan (i) mempelajari metode hidrolisis serta pengaruh kondisi proses
hidrolisis yaitu suhu dan jumlah enzim terhadap konversi pati pada proses
pemurnian glukomanan (ii) mempelajari pengaruh kondisi proses hidrolisis
yaitu jumlah enzim, perbandingan substrat-enzim, dan suhu terhadap derajat
hidrolisis protein. Pada hidrolisis pati, sejumlah 10 gram tepung iles-iles
dimasukkan ke dalam 1500 mL akuades. Pada metode pertama dilakukan
proses ekstraksi glukomanan lebih dulu dimana akan terjadi juga pelarutan

pati selama 90 menit, setelah itu sejumlah enzim amilase dimasukkan.
Selanjutnya setiap selang waktu tertentu diambil sampel untuk ditentukan
kadar pati tersisa. Dalam metode kedua, sejumlah enzim dimasukkan
bersamaan dengan 10 gram tepung iles-iles dalam 1500 mL akuades.
Selanjutnya dalam selang waktu tertentu ditentukan kadar pati tersisa dan
kandungan glukomanannya. Pada hidrolisis protein, sejumlah 3,33 gram
tepung iles dimasukkan ke dalam 500 mL akuades, dan 0,05 gram enzim
alcalase atau 1 tetes enzim papain masukkan ke dalam 50 mL akuades, lalu
pH keduanya diatur 8 dan bersuhu 50 oC. Setelah enzim dimasukkan ke
dalam iles-iles, pH sistem dijaga konstan dengan menambahkan larutan
NaOH 0,1 N. Jumlah volum NaOH yang dimasukkan dicatat dan digunakan
untuk menghitung derajat hidrolisis. Beradasarkan data percobaan dapat
ditarik kesimpulan bahwa proses hidrolisis pati lebih efektif dilakukan
bersamaan dengan esktraksi glukomanan di mana kondisi suhu optimum
adalah 50 – 60 oC, dengan konversi pati untuk hidrolisis selama 60 menit
sebesar 0,9889. Semakin bayak enzim ditambahkan, konversi semakin
besar, namun peningkatan jumlah enzim tidak banyak mempengaruhi
penambahan konversi pati. Pada hidrolisis protein, semakin banyak substrat
mengakibatkan derajat hidrolisis semakin kecil.
Kata kunci : glukomanan, hidrolisis pati, enzim alfa amilase, hidrolisis protein,

alcalase,