Beberapa asek agronomi iles-iles (Amorphophallus muelleri Blume)

BEBERAPA ASPEK AGRONOMI ILES-ILES
(Amorphophallusmuellen' Blume)

OLEH :
SUMARWOTO

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2004

ABSTRACT
SUMARWOTO. Several Agronomic Asof llesiles (Amorphophallus muellen'
Blume). Supervised by FRED RUMAWAS as the chairman, M. AHMAD
CHOZIN, SUDlRMAN YAHYA, and IRAWATI as members of the advisory
committee.
The research was conducted to study several agronomic aspeds of ibsiles (Amorphophallus muellen' Blume), to update the description of the plant, to
investigate the best growing medium, to determine the best harvesting time, to
find out the best planting rnethds of tuber, and to study the response of plants
on soil with high Alluminium content.A series of experiments were camed out at
the experimental fields of Bogor Agricultural University, Darmaga from
November, 1999 to May, 2003 and at the experimental field of the Agricuttural

Technology Assesment Installation unit, Sukabumi from February 2001 to April,
2002.
It was found that Amotphophallus mudlen Blume show positive responses
shading; good drainage; liming for acid and high Atluminium content soils,
combined with high application of manure (organic matter).The phenological
study gave additional informations on describe of this species and also on
cultivation aspcts such us: planting distance, planting depth, and the best time
of harvest. Application of 7.5 tons ha" of manure and 4 tons ham'of liming (pH 6)
increase the yield up to 568.15 glm2. The application of P and K at time of
planting did not increase the yield aller 14 month. The best harvesting time was
found after three vegetatlf growth cycles and two dormant periods, when the
stems fading and the leaves turned yellow (not neccessary the ieaf dried).
Noma! planting of the tuber give the same result as if the tuber is planted
upsidedown. Common practice by planting the tuber upside-down to give better
yield was not proved here. It seems that soil tillage improved the aeration to the
plant. Liming on high Alluminium acid soil at the dosage of 1 tons ha-' for each
milliequivalent of Alluminium exchangable 100 g-' (20 tons of lime ha-') is
necessary. Ail bulbil she can be use as planting material, however only large
bulbils are recornended for direct planting. The quality of giucomannan was
similar for all treatments; only the degree of whiteness of the glucomannan

powder improved when harvesting times is extended.

PERSEMBAHAN

Sesuqguhny hirl;rm pm+taan bnp &n Gumi hn s f i Bergantiny m & m h n siang
ttrdapt fa&-tattrib bagi orang-iwa yang h a & { &it$
oring-omng yaw nsengiqut
J1thb sam6tY6erswi atau dduk atau CI;II;Im k e a h n Bedankg &n mtreka memrnir&n
tenbng pennpbn hngit hn 6umi (seraycl 6edgtq.l %a lirfian kmi tda&Ibh Ergtfgu
mmcipt&n mi dingan sda-sin 5thtia SmA
Engku, maka peCrharalhfi &mi&ti &a mr&a
(QS AsIrnrnn: 19U191)

&lirJbrh6 &nu, b r a 6ehybr itu hataat (&fia&n), &n meman i h u ihaht, akn
mm@gatmya sama &%an m61X,hn mmyef d i m . s a m h g a n ~ditri;&n mmgajur
&yah y a q t&kmmgetafiui du sedebk hn tnem6er&m +& yung 6 d i & i t u tuqartu6,
se6a6 dmn itu jahn untuk m m a p a i twt&t-t%&~t
di sorga (3Cadrts %~suCu(lbhr arw.
P'RVayat N u 'adz 6in Jadaf~a.)


SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi yang berjudul :

BEBERAPA ASPEK AGRONOMI ILES-ILES (Amorphophallusmuelleri
Blume)
Adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah
dipublikasikan. Sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan
secara jelas dan dapat diperiksa keknarannya.

-\x

Sumarwoto

NRP. 99 5042

: Beberapa Aspek Agronomi llesiks (Amo~phophallus
muellen Blume)
Nama Mahasiswa : SumaTWBfo
Nomor pok&
: 995042

Program Studi
: Agmnomi

Judul Disertasi

g
Prof.Dr.lr. M.

Dr.lt. Fred Rumawas, M.Sc

Ketua

Prof.Dr.lr. Sudirman Yahya, M.Sc.
Anggota
Mengetahui,

2.Ketua Program Studi Agronomi

Dr. Ir. Satrivas Ilvas. M.S.


.Chozin, M.Agr.

k
r. Ir. lrawati

BEBERAPA ASPEK AGRONOMI ILES-ILES
(Amorphophallus muelleri Blume)

OLEH :
SUMARWOTO

Disertasi
sebagai salah satu syarat untuk memperdeh derajat
Doktor pada
Program Studi Agronomi

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2004


PRAKATA
Bismillaahimhmaanimhiim
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S W ,Tuhan Yang Maha
Pengasih dan Penyayang, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya disertasi ini
dapat disusun. Kepada ibunda Sri Sumaryatun yang telah tiada dan Bapak H.
Supiyo Purwosiswoyo, BA atas do'a dan jerih payah serta pengorbanan dalam
membentuk karakr penulis. Semoga beliau senantiasa rnemperoleh rakhmat
dan hidayah serta nikmat Itlahi. Demikian juga kepada semua guru-guru sejak di
bangku Sekolah Dasar, Sekolah Menegah Pertama Negeri II Ktaten, Sekolah
Menengah Atas Negeri I1 M e n , dan para dosen pada Fakultas Pertanian UPN
'Veteran' Yogyakarta, para dosen program studi Agmomi Pascasajana
Universitas Gadjah Mada dan lnstitut Pertanian Bogor, penulis sarnpaikan terima
kasih atas segala jasa-jasanya.
Rasanya sungguh suli bagi penulis untuk menyusun kala-kata sebagai rasa
terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak terutama yang secara
langsung telah rnemberikan andil dan kjasa khususnya dalam proses
penyelesaian disertasi, yang dimulai dari penyusunan proposal, pelaksanaan
penelitian, analisisanalisis taboratorium dan data serta penyusunan disertasinya.
Sebagai luapan kegembiraan yang tiada tara, dengan hati yang tulus, penulis
sampaikan pemyataan terima kasih dan penghargaan tersebut walaupun hanya

dengan kata-kata sederftana.
Secara khusus kepada Bapak Dr. Ir. Fred Rumawas, M.Sc. yang penulis
sangat hormati, penulis sampaikan terima kasih yang sangat mendaiam atas
bimbingan dan pengarahan beliau selaku ketua komisi. Secara terbuka beliau
menyatakan kesediaannya menjadi ketua komisi bagi penulis. Antara bangga
dan was-was penulis ingin mernelihara kepercayaan beliau. Selaku ketua komisi
pembimbing, beliau telah banyak memberikan saran, arahan, dorongan dan
bimbingan mulai dati perencanaan, pertimbangan penunjukan anggota komisi,
dan pelaksanaan penelitian hingga penulisan disertasi. Bahkan lebih jauh, atas
curahan waktu beliau yang telah diberikan kepada penulis pada setiap saat dan
bantuan moral maupun material. Berkat beliau juga penulis mendapat bimbingan
dari Bapak Prof. Dr. Ir. M. A. Chozin, M.Agr., Bapak Prof. Dr. Ir. Sudirman
Yahya, M.Sc., dan Ibu Dr. Ir. Irawati.
Kepada yang terhormat Bapak Prof. Or. Ir. M.A. Chozin, M.Agr. penulis
sangat berterirna kasih atas kesediaan sebagai anggota komisi dan
kepercaysannya, pembekalan serta petunjuk beliau. Demikian juga kepada yang
terhormat Bapak Prof. Dr. Ir. Sudirman Yahya, M.Sc. atas arshan sejak awal
perkuhahan, pembekalan, dan bimbingannya yang blah diberikan kepada
penulis.
Kepada yang terhormat Ibu Dr.lr. lrawati Kepala Herbarium Bogorense,

penulis sangat berterima kasih atas kepercayaan dan dorongan serta petunjuk
beliau. Secara spontan beliau telah menyetujui, dan menyanggupi sebagai
anggota komisi, walaupun berada di tengah kesibukan tugas beliau di Herbarium
Bogorense.
Melalui kesempatan ini pula perkenankanlah penulis mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Hadi Karya Purwadaria, M.Sc. atas kesediaan
sebagai penguji luar komisi pada ujian prakualifikssi dan atas bantuan benih

iles-iles yang dapat digunakan W a i b 8 b n penelhian awal, serta barrtuan
survey lapangan dan berbagai sarannya. Ucapan -ma W i h jugs d-pak e r n 6Dr. Paul Naiola yang blah banyak memberilran saran d.an
pstunjuk kepda penub, swta M i n y a
penguji luar ~ Y W
ujian prakualifrkasi.
Kepada yang terhmat 5apak P d . Dr. lr. Didy sopandie. MAgr. pnulk
berteiima kasih atas kesediaan s e w penguji tuar komisi pada
tduhp
dan terbuka serta saran. masukan yang dhdkan ddam -mzb#1
p d i s a n disertasi. Demikian juga kep&a yang terhoimat Bapak Dr.Muhammad
Jazuli, M.S. atas kesediaannya s e m penguji luar komisi pada ujiktn terkika,
sehingga dam menambah bobt dkert8si ini.

-pan
terima kasih tak lupa penuli lmcapkan kepada (1) Ibu Fred
Rumawas yang telah banyak memberikan nasehat dan domgan kepada
penulis, (2) Bapak Ikin, Bapak Lores dan Bapak Sumi di Kebun Darmaga iPB.
serta Sdr. Hendra IPPTP Cirug yang banyak membantu dafam pelaksanaan
penetiin di lapangan mulai dari persiapan sampai dengan akhk pn&hm. (3)
Saudara lndriani yam telah menyiapkan media tanam pada penelitin
pendahuluan, (4) Bapak Enden Agus Ruhaya, 6apak Suparman dart Bapak
Hidayat di lPPTP Cicunrg yang telah membantu di dalam pengawasan
percobaan di lapangan, (5) Manager Ag&iNuml Pm&ds Processing Pilot
Plant (AP4) atau Badan Pemntohan Pengolahan Hasil Pertanian (BPPHP)
Fateta IPB, yang telah mengijinkan penggunaan Laboratorium AP-4, para
laboran Bapak lbnu Wahid, Bapak Basri dan Bapak Endang yang telah banyak
membantu kegiatan laboratonurn di AP4, dan (6) kepada Ketua Jurusan Ilmu
Tanah Fakultas Pertanian UPN "VeteranmYogyakarta Tanah beserta Staf,
Kepala laboratorium Kimia fanah Junrsan llmu Tanah Fakultas Pertanian IPB
yang telah membantu dalam petaksanaan analisis tanah.
Terima kasih yang tak temingga disarnpaikan pula kepada Rektor UPN
'Veterann Ycgyakarta dan jajarannya yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk mengikuti program pendidikan S-3 dan membantu dalam

pembiayaan. Demikan juga kepada Asdir Ill Pascasajana IPB yang rnemberikan
arahan, sehingga dapat diperdehnya tambahan biaya dari BPPS. Kepada Dekan
Fakuttas Pertanian dan Ketua Junrsan Agronomi Fakuhas Pertanian UPN
"VeteranmYogyakarta yang telah memberikan dorongan kepada penulis untuk
mengikuti program pendidikan S-3 ini.
Akhirnya kepada istriku tercinta Dra. Hj. Sri Rahayu 8udi Hastuti, M.Si. dan
anak-anakku tersayang Ambang Aries Yudanto, Si kembar Bayu Yudanto dan
lndra Yudanto, serta Khrisna Vembri Yudanto, penulis ingin menyampaikan
pernyataan khusus, atas -la
dorongan, pengertian dan pengorbanannya
sejak awal hingga saat-saat penyelesaian disertasi ini. Demikian juga kepada Ibu
dan Bapak mertua Sastro Sukarno, B.A. serta keluarga kakak di Bogor, adik-adik
yang ada di Klaten, Sukatani dan Cibinong yang telah memberikan dorongan
moral, bantuan M a kepada penulis untuk menyelesaikan studi.
Sebagai penutup, bahwa pernyataan dan -pan
terima kasih yang penulis
sarnpaikan tidak mempunyai arti dan nilai, tetapi atas kebaikan semuanya
tersebut di atas penulis krdo'a semoga Allah SVVT berkenan membalas budi
baik ibu, bapak dan saudara-saudara sekalin dengan timpahan rakhmat dan


urn

hidayah-Nya.
Semcga karya ilmiah ini bermanfaat. Amien.
Bogor,

Juni 2004

Sumarwoto

DAFTAR IS1 ................................................................................

xi

..........................................................................
DA FTAR GAMBAR .........................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................

xiii

DAFfAR TABEL

PENDAHULUAN ..........................................................................
Latar Belakang .........................................................................
Tujuan Peneliian .....................................................................
Kegunaan Penelitian ...................................................................
Hipotesis................................................................................................
TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................
finjauan Umum Amorphophallus spp..................................................
Moffobgidan Anatomi........................................................................
Budidaya Iles-les (Amorphophallusmuellen' Blume)............................
PENGUJIAN PERTUMBUHAN TANAMAN PADA BERBAGAI MACAM
MEDIA TANAM ..........................................................................................
Pendahuluan.........................................................................................
Bahan dan metode ..............................................................................
Hasil dan Pembahasan .......................................................................
Kesimpulan ...........................................................................................
Saran .................................................*.....................................*............

XV

mi
1

1

5
6
6

8
8
10
15
27

27
28
30
32
33

DESKRIPS1 ILES-ILES .............................................................................
Pendahuluan........................... .-.----.......-.----.-.-.-----.-M--M........---..
Bahan dan metode ..............................................................................
Hasil dan Pembahasan .......................................................................
Kesimputan............................................................................................

34
34
35
36
45

PERTUMBUHAN DAN HASlL TANAMAN PADA BERBAGAI OOSlS
KAPUR DAN PUPUK KANDANG...............................................................
Pendahuluan.........................................................................................
Bahan dan metode ..............................................................................
Hasil dan Pembahasan .......................................................................
Kesimpulan ...........................................................................................
Saran ....................................................................................................

46
46
47
51
59
60

PERTUMBUHAN DAN IiASIl TANAMAN PADA BERBAGAI DOSIS
PUPUK P DAN K.......................................................................................
Pendahuluan.........................................................................................
Bahan dan metode ..............................................................................

Hasil dan Pembahasan ......................................................................
Kesimpulan ..........................................................................................
Saran ...................................................................................................

61
61
62
64
72
73

DAFTAR TABEL
Halaman
1. Vdume dan nilai ekspor iles-iles indon8sia tahun 1985-2003 ...............

3

2. Ciri-ciri morfdogi iles-iies atau Amorphophallus muellen Blurne
..........................
menumt Jansen at al. (1996).........................,.........

11

3. Pengaruh berbagai mamm media tanam terhadap pertumbuhan
dan hasit iles-iles
. . ..........................................
. . . . . . .

31

.
.

4. Perbandingan ciri-ciri morfologi iles-iles atau Amophphallus muellen'

Blume, perbanyakan tanaman dan W a r glukomanan hasa peneliian
dengan beberapa somber informasi yang diperokh ...........................

38

5. Penganrh dosis kapur dan pupuk kandang terhadap daya tumbuh umbi,
garis tengah batang, garis tengah daun, bobot umbi dan kadar K
tanaman 12 bst ...................................................................................

53

6. Pengaruh dosis kapur dan dosis pupuk Irandang terhadap kecepatan
tumbuh, tinggi tanaman, jumhh tunas per petak pembaan, garis
tengah umbi dan tebal umbi 12 bst.....................................................

58

7. Pengaruh dosis kapur dan dosis pupuk kandang terhadap rendemen
knpik, kadar glukomanan, derajat wama putih tepung, kadar N dan P
tanaman 12 bst .................... .
.
...........................................................

59

8. Penganrh dosis pupuk P dan K terhadap daya tumbuh, kecepatan
tumbuh dan jumlah tunas umM 14 bst .............................
.............

67

9, Penganrh dosis pupuk P dan K tehadap tinggi tanaman, garis tengah
bstang, tebal umbi dan garis tengah daun 14 bst .........................

68

10. Pengaruh dosis pupuk P dan K terhadap bow umbi per tanaman,
b o b umbi per m2dan garis tengah umbi 14 bst................................

68

11. Pengamh dosis pupuk P dan K terhadap kadar N, P dan K dalam
urnbi saat panen......................... . . .............................*.............*..

69

12. Pengaruh dosis pupuk P dan K terhadap rendemen kripik, kadar
glukomanan dan derajat wdma keputihan tepung 14 bst ..................

69

13. Penganrh dosis pupuk P dan K terhadap kadar N, P dan K dalam
tanah saat panen................................................................................

71

.
.

14. Pengaruh umur umbi dan Meria panen terhadap babot umbi dan

rendemen keripik ............................................................................

78

Halaman
15. Pengaruh umur umbi dan Itriteria panen temadap hasil tepung aesiles....................................................................................................
16. Pengaruh umur umbi dan krtteria panen terhadap komposW kimia

urnti...................................................................................................

17. Pengaruh cam tanam umbi terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman
12 bst.................................................................................................
18. Pengaruh cara tanam umbi terhadap bentuk dan h a i l panen umbi..

19. Pengaruh cam tanam umbi terhadap mndemen keripik, derajat
wama putih tepung dan kadar glukomanan umbi .............................
20. Pengaruh cam tanarn umM dan pemberian pupuk temadsp M a r
N,P dan K dalam tanah 12 bst.......................................................

21. Pengamh dosis kapur dan ukumn bulbil tehadap daya tumbuh, TbO
dan kecepatan tumbuh tanaman iles-iles............................................
22. Penganth dosis kapur dan ukuran bulbil terhadap finggi tanaman,
garis tengah batang, garis tengah daun dan bobott kering tanaman
6 bst..................... . . ..........................................................................
23. Pengaruh dash kapur dan ukuran bulMl terhadap bobot umbi, garis
tengah umbi, rendemen kripik dan derajat wama putih tepung
6 bst..................................................................................................
24. Pengaruh dosis kapur dan ukuran bulbil terhadap tebal umbi dan
kadar glukomanan 6 bst.....................................................................

25, Pengaruh dosis kapur tehadap kadar N, P, K dan Al dalam umbi
6 bst pada berbagai ukumn bulbil ....................................................

Halaman

Gambar
1. Bagan alur tahapan peneliiian .......................................................

.

2 . Keadaan tapak percobaan di kebun percobaan Cicurug Sukabumi ..

7
52

3 . Pengaruh pupuk kandang temadap garis tengah batang semu pada

dua taraf kapur....................................................................................

54

4 . Penganrh pupuk kandang tehadap garis tengah daun pada dua
taraf kapur.............................................................................

55

5 . Penganrh pupuk kandang terhadap bobot umbi per tanaman pada
dua taraf kapur.......................................................................

56

6 . Pengaruh pupuk kandang terhadap k b o t umbi per m2padadua
taraf kapur...........................................................................

57

7. Penganrh pupuk kandang tehadap garis tengah umbi ....................

58

8. Keadaan tapak pembaan di kebun percobaan Darrnaga ...............

65

.
.
...........

65

9. Uiat daun kepala besar (Papilio m o l e s . L.) ...................

10. Ulat Irantong ( Mahasena od?effi.L ) .................................................

66

I1. Patogen jamur Sdemtium mlfsii. Sacc. (penyakii busuk batang) ....

67

12. Pertumbuhan akar dan umbi umur 1. 2 dan 3 bst (bulan
setelah tanam) ........................................................................................

70

13.Tunas umbi d i n a m normalltidak terbalik (A) dan terbalik (B)...........

85

.t4 . Contoh hasil panen dari tanam umbi terbalik dan umbi normal .........

86

Halaman

Lampiran
1. Hasil sidik ragam pembaan uji tanaman pada behagJ media

tanam (Percalman pendahuluan) ................................................

123

2. Hasil analisis tanah lapisan permukaan dan pupuk kandang yang
digunakan di kebun percobaern Darmaga, IPB .............................

124

3.Keadaan curah hujan dan hari hujan di kebun Darmaga IPB Bogor
dan kebun lnstalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian
Cicurug, Sukabumi milik BPTP ternbang, Bandung tahun 1994
2003............ .

.......................................................................

-

4. Gembar parkemhangan bunga mulai tunas sampai buah masak..

.................
6. Gambar umbi yang diiris, keripik (chip) dan tepung ilesiles .........
5. Gambar tanaman muda, tanamari dewasa dan bulM

7. Penetapan W a r glukomanan .......................................................

9. Rekapitulasi hasil sidik ragam (nilai F) pengaruh perlakuan d d s
kapur dan dosis pupuk kandang teittadap pertumbuhan tanaman,
hasil umbi dan kandungan unsur dalam tanaman iles-ibs............

10. Hasil sidik ragam peubahpeubah yang diamati pada percobaan

dosis kapur dan pupuk kandang...................................................

11. Hasit analisis tanah lapisan permukaan dan pupuk kandang yang
digunakan dalam percobaan di kebun lnstslasi Penelifan dan

Pengkajian Teknologi Pertanian Cicurug, Sukabumi ....................

12. Contoh pengatumn sebagian petak percobaan dan tata letak tanam
an dalam barisan tanaman peneduh .............................................
13. Rekapitulasi hasil sidik fagam (nilai F) pengaruh perlakuan dosis
pupuk P dan K terhadap pertumbuhan dm basil umbi tanaman

iles-ibs

...........................................................................................

14, Hasil sidik ragam peubah-peubah yang diamati pada pembaan
dosis pupuk P dan K .....................................................................
15. Gambar keadaan tanaman untuk penentuan kriteria panen ..........

137
138

Halaman
16. Rekapitulasi hasil sidik ragam (nilai F) pengaruh umur tanaman
dan kriteria panen terhadap hasil dan kompisi kirnia umbi iksiles ................................................................................................

143

17. Hasil sidik ragam p%ubah-peubahyartg diamati pada pembaan
penentuan waktu panen tanaman yang tepat.................................

144

18 . Rekapitulasi hasil sidik ragam (nPai F) pengamh cara tanam terhadap pertumbuhan dan hasil iles-iles 12 bulan setehh tanam
(bst) ..................... .......................................................................

..,.

19. Hasil sidik ragam peubah-peubah yang diarnati pada pembaan
cam tanam.......................................................................................
20. Rekapitulasi hasil sidik ragam (nilai F) pengaruh pengapuran dan
ukuran bulbil terhadap perturnbuhan dan hasit lets-lea pada tanah
tier-Al tinggi......................................................................................

21. Hasil sidik ragam peubah-peubah yang diamati pada percobaan
tanah ber-At tinggi............................................................................
22. Hasll analisis tanah Gajruk lapisan perrnukaan, yang dlgunakan
untuk percobaan tanah ber-Al tinggi ............................... ............

.
.

PENDAHULUAN

Latar belakang
Iles-iles (Amorphophallus muellen' Blume sin. A. b l u ~(Scott.)
'
Engler sin.
A. oncopAylIus Prain) merupakan jenis tanaman umbi yang mempunyai patemi

dan prospek untuk dikembanglcan di Indonesia. Selain mudah didapatkan juga
mampu menghasilkan karbohidrat dan indek panen tinggi. Dewasa ini kebutuhan

makanan pokok utama brupa karbohidrat masih dipenuhi dari kras, diikuti
jagung dan s e d i a yang lain. Sumber karbohidrat dari jenis umbi-umbian, seperti
ubi kayu, ubi jalat, Was, kimpul, uwi-uwian, ganyong, garut, suweg dan iks-iles
pemanfaatannya belum optma1 sehingga mssih tehahs sebagai bahan makan
anernatif di saat oaceldik (Kriswidarti, 1960 ; Rijono, 1989).

Amorphophallus spp. termasuk famili Araceae, awalnya ditemukan di
daerah tmpik dari Afrika sampai ke pulau-pulau Pasifik, kemudian menyebar ke
daerah hnklirn sedang seperti Cina dan Jepang. Jenis A. mueII8n Btume, awak
nya ditemukan di Kepulauan Andaman India, menyebar ke arah timur melalui

Myanmar m u k ke Thailand dm ke Indonesia (Jansen et 81. 1996). Tanaman Ini
merupakan tanaman tema hidup panjang, daunnya mirip s e u i dengan daun

Tacca (Heyne. 1987). Tumbuhnya mdiar (terdapat di alam bebas) di rnana

saja seperti di pinggir hutan jali, di bawah mmpun bambu, di iepttepi sungai, di
semak belukar dan di ternm-tempat di bawah naungan y a y betbavariasi. Untuk
mencapai; produksi umbi yang tinggi diperlukan naungan -0

% ( J a m et ai.

1996). Tanaman ini tumbuh dari dataran rendah sarnpai 1000 m di atas

permuban laut, dengan suhu antara 25-35" C, sedangkan curah hujannya
antara 30&500 mm per bulan selama penode pertumbuhan. Pada suhu di afas
35'C

daun tanaman akan terbakar, sedangkan pada suhu rendah menyebabkan

iles-les doman (ldris, 1972 ; Perum Perhutmi. 1995).

Menurut Emriati dan Laksmanahardja (1996); Hetterscheid dan lttenbach
(1 996), i b i l e s tumbuh baik pada tanah bertekstur ringan yaitu pada kondisi liat

k-r,

stnrldurnya gembur, dan kaya unsur hara. Di mmping itu jugs

hrdrainase baik, dengan kandungan humus tinggi, pH tanah 6 - 7,5 (Jansen et

al. 1996). Lebih lanjut dinyatakan bahwa, untuk mencapai bobot umbi optimal
diperlukan waMu pertumbuhan sampai dengan tiga tahun (Rijono, 1999).

lies-iles memiliki umbi dalam tanah, bunga dan daunnya tidak muncul pada

saat yang sama. Tangkai daun dan bunga tunggal, berbentuk tongkol dan bersifat
majemuk, dilindungi obh seludang {spatha)(Lahj a , 1993). Tanaman ini merupakan tanaman tahunan penghasit karbohidrat yang penting yaitu glukomanan
(Heyne, 1987; Lahiya, 1993 ; Jansen et al.,199$ ). Sampai sekarang dari

beberapa jenis Amorphophallus di Indonesia ilesiles mempunyai kadar
glukomanan paling tinggi (Ohtsuki, 1988; Rosman dan Rusli, 5991; Jansen et
ai.,f996) dan juga mentpakan

satu-satunya sumber glukomanan bukan

pohon yang cukup tinggi (Plucknett, 1978; Suyatno, 1982).
Glukomanan rnerupakan polisakarida

yang mempunyai sifat antara

selulosa dan galaktomanan (Frei dan Peston, t967), terdiri atas satuan-satuan

D-mannosa dan D- glukosa dengan perbandingan molar 3 : 2, memiliki rantai
tinier f3 (1-4) satuan gula pembentuknya, dan ukuran BM lebifi besar dari 300 kD

(Tye,1991; Manullang,
19991, juga

1997). Penggunaannya setain untuk makanan (Ariel,

untuk krtiagai mamm industri, laboratoriurn kimia, dan obat-obatan.

Menurut catatan Buku Ekspor BPS Statistik Luar Negeri Indonesia dan
tahun 1985-2003, Indonesia telah mampu mengekspor ileiles dalam bentuk

gaplek atau tepung ke berbagai negara seperti Jepang, Australia, Sri Lanka,

Malaysia, Republik Korea, New Zealand, Pakistan, United Kigdom dan ltali
(Tabel 1). Narnun temyata pada sepuluh tahun terakhir Indonesia juga mengimpor

les-iles dad Taiwan 10050 kg = US$41422 (# 19931, Jepang 3005 kg m US$
4245 (# 1999) dan tahun 2002 sebanyak 5864 kg FPI US$ 15731 (BPS, 19932003). Menurut Cokro*) (kamunikasi pribadi, 2003) menyatakan, bahwa hingga

saat ini Jepang masih membutuhkan tepung atau gaplek iles-iles tebih 1000 ton
per tahun. Kebutuhan ini belum dapat dipenuhi, karena di Indonesia iles-3es
belurn dibud'idayakan secam intensif dan masih sangat tergantung pada potensi
alam, luas penanaman yang rnasih relatif terbatas, juga pedoman budidayanya

belum ada (Hartanto, 1994).
Tabd 1. Vdume dan nilai ekspor iles-iles Indonesia tahun 1985-2003

I

Tahun

I Volume (kg) I

I

Nilai (US$)

I

1

I

Tahun

I

Volume (kg)

(

Nilai (US$)

I

I

Sumber : BPS, (19852003) '1 : data mrnpai bulan Agustus
Sriwidodo et d.(1994) mengemukakan, bahwa ketidak stabilan produksi iles-iles

ini disebabkan kama usaha taninya bersifat sampingan, terjadi pengembang-

an tanaman lain yang tebih kompetrtif dan belum banyak dilakukan peneliian

Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia iles-iles menrpakan tanaman
yang dipaksakan untuk ditanam di setiap pekarangan rumah, uq5qF kepeduan

*)

Cokro Dirftktqr PT IWCQ Jakarta

menaruh perhatian ke komoditi ini (Lahiya, 1993). Setelah pendudubn Jepang
berakhir tanaman ini rnenjadi langk dan tidak populer lagi di kalangan petani di
Indonesia. Kelangkaan ini disebabkan karena tumbuhnya yang meliar (wild Wpe)

dan bemifat sporadis di hutan-hutan, serb belum banyak dibudidayakan ptani
sehingw hanya sedikit saja orang yang mengenal tanaman ini (Haftanto, 1994).

Tepung Des-iles sering disebut black konjaku, jika diekspor harganya sangst
rendah US$ 1.2

- 4,s kg",

dibanding konjaku yang dapat rnencapai nilai jual

US$ 55 kg" (Purwadaria, 2001). Lebih lanjut disebutkan jika berupa keripik

(gaplek) cara tradiiional pada umumnya hanya mampu menghasilkan kualitas
dengan kadar air

la%, warna coklai dengan kadar glukomanan

19,741,8%,

sedangkan pasar menghendaki Luahs dengan k d a r air 1296, warna kuning dan
kadar glukomanan 3047%. Menurut Ermiati dan Laksmanahardja (1996), untuk

meningkatkan nilai ekspor dan nilai tambah pendapatan petani, penyerapan
tenaga kerja dan &visa negara, diperlukan teknik budidaya dan tekndogi
pengdahan yang berdaya guna.

Perkembangan budidaya it#-iles lebih lambat, selain disebabkan belum
banyak rnasyarakat mengenal khususnya di luar Jawa, juga umur tanaman yang
mlatif lama dibanding umur jenis umbi dan palawija lain. Di samping itu juga
karena adanya faktor-faktor fain yang sampai sekarang belum terpecahkan,

seperb' aspek agmnomi, pemasaran, dan pengolahan hasil (Ermiati dan
Laksmanahardja, 19961, serta pemanfaatan bhan hutan yang belum optimal

*perti

pada Agrolbtt?stry (Rijono, 1999). Untuk itu diperlukan usaha-usaha

peningkatan tebik budidaya Amorphophallus spp. melalui penelitian dan

penyuluhan khususnya di bidang agmnomi dan biologi (Kriswidarti, 1980).
Sampai saat ini secara umum teknik budidaya ites-ites b l u m diketahui
dengan benar, termasuk di datarnnya tentang perlunya pemupukan, pengapuran
di tanah

asam, pedu tidaknya pembalikan umM, dan tidak ada pedoman yang

baku. Hal ini dlperkuat pendapat Lingga et al. (1989) yang menyatakan bahwa
tielurn banyak ahli agronomi yang tertarik untuk meneli aspek-aspek WEdaya

tanaman in!, sehingga

pustakanyapun tidak mudah didapatkan. Mengingat

besamya potensi tanaman ini, maka penelin tentang budidaya iles-iles pedu
dilakukan dan dikembangkan.

Tujuan Penelfflan
Secara umum penelitin bertujuan untuk mempeiajari aspek-aspk
morfologi dan agronomi serta fenologi ilesiles, sehingga diharapkan nanti dam

mernperoleh cara budidaya yang lebih baik dan berproduksi tinggi, lebih singkat
waktunya dan menghemat biaya.

Secara khusus diujukan untuk :
I. Mernperokh informasi dri-ciri morfologi dan agronomi yang lebih rind dan

lengkap daripada informasi yang tehh ada.
2,

Mernpemleh informasi tentang komposisi media tumbuh yang sesuai bagi

pertumbuhan tanaman, sehingga diperoleh hasil umbi yang lebih besar.
3.

Penentuan waMu panen yang tepat, yaitu mampu mewhasilkan hbot umbi
paling berat dati pertakuan yang diuji, dengan kadar glukomanan kbih bear
41,8%.

4.

Memperoleh informasi tentang cam tanam umbi yang mampu memberikan

produksi paling besar,dianiam cara tanam yang dicobakan.
5.

Menguji tanggap tanaman temadap tanah masam dm Al tinggi bila hendak

diusahakan di luar daerah penyebaran alamiahnya, dengan menggunakan
berbagai macam ukuran bulbil.

Kegunaan PenelMan
1. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan

sebagai pedoman dalam

perbailcan budidaya dan pengembangan iles-iles, sehingga diperdeh hasil
yang lebih tinggi, dengan bahan tanaman yang Msien.
2. Hasil pendiian diharapkan dapat rnemhrikan informasi mengenai berbagai

aspek agronomi iles-iles dan mernacu dalam kemajuan s e e pengembangan
penelitian yang akan datang.

Hlpotesis PenelMan
1. Budidaya iles-ilea menggunakan pupuk kandang, pupuk P dan K dosis tinggi

membrikan hbot umbi lebih berat.
2. Cam tanam umbi tanpa dibalik, diikuti pembngkaran tanah dan penambahan

pupuk memberikan hasil umbi lebih bsar.

3. Respon tanaman terhadap kenaikan pH tanah akibat pemberian kapur a h n
menjadi tebih baik.
4. Pemanenan yang tepat adalah pada saat umur tanaman semakin panjang

(tiga periods pertumbuhan veg-,

pada kondisi bagian tanaman di atas

permukaan tanah teiah mengering.
Untuk rnenguji hipotesis yang dimmuskan, dilakukan berbagai percobaan
seperti disajikan pada Gambar 1.

Masalah :
Bebefapa aspek agrwKxni
ile&l%s

*
Percobam Pendahuluan :
Uji pertumbuhan iles-iks pada
berbagai macam media perexrbaan

+

-

t
Penenturn waktu
Wmn Yaw tw

L

Deskripsi

(ciriciri) iles-iles
Uji dosis kapur dan
PuPuk bndang

li- :
Uji dosis plpuk
P dan K

Ujji bulbil dan
kapur pada ternah
bet -A1 tinggi -

-

Gambar 1. Bagan alur tahapan penelitian

v

TlNjAUAN PUSTAKA
linjauan Umum AmorphophelIu8 rpp.
A m o ~ l l u sspp. tersebar dari daerah ttopik Dunia Lama, kemudian
ke Afrika sampai ke Kepulauan P d k

dan mduas sarnpai ke daemh berildim

sedang di Cina dan Jepang, wdangkan jenis Amorphophallus muellen' Blurne

awalnya ditemukan di Kepulauan Andaman India, kemudian menyehr ke amh
timur melalui Myanmar masuk ke Thailand dan ke Indonesia (Sumatem, Jawa,

Fkms dan nmot) (Jansen et al., 1998).
Kay (1973) mengemukakan bahwa Amorphophallus spp. ada 90 jenis,

sedangkan menurut Hay et 81. (1995) ada 161 jenis, bshkan Ansen et ai. (1996)
menduga jumlahnya bbih 170 jenis, tetapi yang paling banyak tumbuh dl daerah

ttopik adalah A. campanulalus BI sin. A. pa8oniitWius. Di Indonesia selain A.
c~mpanulatusBt. jenisjenis lain yang sering dijurnpai adalah A. muellen' Blume

sin. A. blumei (Scott) Engl. sin. A. onoaph~lusPrain

dan A. van'abilis BI. Di

Jepang ada satu jenis yang tidak diemukan di Indonesia, tetapi diusahakan

secara besat-besaran yaitu A konjac C. Koch. sin. A. M r i Dur. Menurut

laporan Backer dan vd. Brink Jr (1968), di Herbarium Bogorensis Bogor dikoleksi
sebanyak 20 jenis dad seluruh tanaman yang ada di Indonesia, namun yang ada
di Pulau Jawa

hanya tercatat delapan jenis. Di Kebun Raya Bogor berhasil

ditumbuhkan sebagai kokksi hidup hanya enam jenis dari seluruh jenis di
Indonesia.

Semasa hidupnya, Amorphophallus spp. mengalami dua siklus hidup yaitu
siklus vegetatif dan siklus generatif. Siklus vegetatif dimulai pertumbuhannya
pada musim hujan diawali dengan pertunasan, kemudian tumbuh akar pada

dasar tunas di atas umbi, diikuti W n g m u dan daun. Umbi baru terbentuk di
bagian dasar batang semu (tangkai daun), di atas umbi lama yang akan

mengkerut dan hilang. Pada musim kemarau batang semu dan daunnya
mengen'ng, dan tanaman memasuld masa doman selama 56 bulan. Jika musim
hujan tiba, tanaman akan memasula' siklus vegetatif lagi atau siklus generatif.

Apabila mengalami siktus vegetatif, tanaman akan tumbuh batang semu dan

daunnya, tetapi jika mengalami siklus generatif dari umbinya akan keluar bunga
dan tidak terdapat daun. Bunga tersusun dari bungabunga yang menghasilkan
buah kemudiin biji (firdaus, 1972 ; Jansen et al., 1996). Lebih lanjut Soernono
(1984) menyatakan bahwa semasa hiupnya, suweg (A. campanulafus)

mengalami ernpat fase pertumbuhan yaitu (1) fase pertumbuhan tangkai daun

dan a b r , (2) fase inkiasi clan pengisian umbi, (3) fase menua, tangkai daun

akan mengering atau tanaman mengalami pembungaan, dan (4) fase dorman,
bagian-vegetatif mengering kemudian hilang.
Amo@?@WIus spp. &pat tumbuh hampir di semua jenis tanah, kecuali

p8da tanah rawa atau payau (drainase buruk). Perbanyakan A. muellen dapat
dibkukan dengan menggunakan biji, umbi ataupun potongan umbi kmata, dan
bulbil (umbi daun) (Jansen et aL, 1996). Menurut Lingga et al. (1989),

perbanyakan tanaman dapat juga menggunakan anskan, menanam kernbati umbi
anakan, dan menggunakan irisan mata tunas yang tumbuh di pemukaan kulit

umbi.
Dalam penanaman iles-iles umumnya digunakan jarak tanam berkisar

antara 45-95 cm x 120 un, dengan kedalaman tanam 10-15 an (Lingga el al.,
1989; Hartanto, 19941, sedangkan menurut Jansen et al. (1996), bervariasi

tergantung bahan tanaman yang digunakan. Jarak t a m untuk bahan tanam

asal biji adabh 10 cm, bulbil (umbi daun) 3570 cm, dan umbi 35-90 cm. Ukuran

urnbi yang terbentuk bergantung kepada ksamya perturnbuhan vegetatif
(Sufiani, 1993), juga ukuran bahan tanam, ketersediaan air, dan kesubumn tanah

( F t e t t e M d dan Itten-,

1898). Lebih lanjut dinyatakan bahwa dalam satu

tahun ukuran umbinya menjadi tiga kali tipat ukuran umbi awal.
MotFologi dan Anatomi
Ilesiles termasuk dalam d i s i o Sperrnatophyts, subdivisio Angiospermae,

kelas MonoclDtykdoneae, ordo A m k s (Sphathfflom), famili Araceae, sub
famil Aroideae dan genus Amorphophallus (Benson, 1957 ; Lawrence, 1955).

Secara morfologi umbi iles-iles bebentuk buM dan berakar serabut, memiliki
jaringan parenchym yang tersusun atas sel-sel berdinding tipis (Sufrani, 1993).
Lebih lanjut dinyatakan oleh Rijono (1999) bahwa morfolcgi kuli umbinya hatus,

wama umbi bagian &lam kekuning-kuningan dan bakal tunas peda kul% umbi
Wak tarnpak nyata. Ile+iles yang digunakan datam penelitian memiliki ciri-ari
morfologi antara lain, seperti pada Tabel 2.
Ada bebrapa sinonim M a n ! A. mue#en Blume (1837) yaitu A. bluk

(Scott)Engler (1879) sin A. oncophflIus Prain (1893) (Yuzammi,

2000). Lebih

lanjut juga disebut A. burmanicus Hook,f. (1893). A. planus Teijsm. & Binn., A.

camosus Engt, dan A. timotensis Aldrew (Hetterscheid dan Ittenbach, 1996).
Disamping itu ilesiles juga mempunyai banyak nama lokai seperti acung, iles,
cocoan oray (Sunda), badul, cumpleng, walur, porang (Jawa); dan kruwu,
lorkong, labing, subeg bali, subeg leres (Madura) (Lingga et %I., 1989; Rijono,
1999).

Sementara itu ada juga ibiles yang terlihat berbeda dengan istilah iles-iles
pada hlangan ilmiah, sehingga di katangan rnasyarakt istilah iks-iles menjadi
kurang dikenal.
Tangkai bunga kelompok ilesjles relatif panjang; bentuk daun elip (rasio pll

= 2,083,05);bentuk batang semu herdasarkan tekstur dan wama batang, b e m k
serta motifnya memiliki variasi yang tinggi; dan permukaan batang q a k licin.

Tabel 2. Ciriciri morfologi tanaman iles-iles atau Amorphophallus muellen'
Blume rnenunrt Jansen et al. (1996)
Deskrip i

Macam ciri

- Garis tengah &tun dan tentuk daun - (75-200)cm dan lanset
- (10-35)m x (4-9) m
- Ukuran panjam x I*
- Wama batang semu (tanghi dun) - hijau sampai dengan M a t a n dengm

-

- Ukuran batang semu
- Permukaan batang m
- Ukuran umbi

b e m k coklat muda hijju abu-abu dot
-ma
kehijauan, kecoklatan
tinggi 40-180 an dengan garis tengah 1-5 an

u

- Wama umbi
- Bentuk buah
- Wama buah
- Jumtah biji (ovule)
- Bulbil

- lian
- diameter 28 m,k b o t sarnpai 3 kg
- mWat tua bagian luar dan kuning muda bagian
&lam
- Silindris
- merah
- 2-3
- ada

Adanya b~iibil, merupakan ciri khusus yang tidak didapatkan pada jenis lain di

Indonesia (Santosa et a/., 2000). Menurut Lingga et al. (1989), letak bun-

iies-

iles secara terminal, disangga tangkai bunga tunggal yang keluar tern pada

pusat urnbi. Bagian-bagian yang rnendukung bunga adatah tangkai bunga,
kelopak bunga dan tongkd bunga. Daiarn keadaan kering bijinya dapat disimpan

seQma 2-4 bulan (Sufiani, 1993).
Jumlah kromosom beberapa jenis Amo@hophallus seperti A. muellen,
A. decus-si1vae dan A. variabilis bertunrt-turut 39, 28 dan 26. Jumlah kromosom

dasar A. muellen' X = 13, sehingga A. muellen' bersifat triploid, A. dears-&ae
dipkd dengsn kelebihan 2 kromosam dan A. variabilis diploid (LBN, 1983;

Jansen eta/., t 996 ; Puiwantoro, 2001).
Setiap 100 gram umbi jenis Amophophaiim yang berbeda, mempunyai

kandungan bahan kimia yang berbeda pula (Jansen et at., 1996). Menunrt
Chaugule and Khot (19571, Amtphopha#us tertentu mengandung vitamin A dan
B lebih tinggi daripada kentang. Bahkan kandungan kabhidratnya sampai

mencapai 85 % (Burkill, 1935). Komponen kimia yang terpenting dalarn umbi ilesiles adalah glukomanan.
Hasil pengamatan umbi di bawah mikroskop, menunjubn adanya sifat

anatomis subset penyusun umbi sebaglan besar berupa 'idbblast" atau disebut
juga seCsel glukomanan yang bemkuran 0,5

- 2 mm, kbih besar 10-20 kali dati

ukuran sel pati. Sel-set tersebut dikenat dengan istilah glukomanan. Salah satu

ciri sel glukomanan adalah Mak berwama

saat di test dengan l a m

yodiurn. Karena sel ini dikelilingi oleh bebempa sel parenkim yang krdinding tipis

krtsl granuh pati, yang jumlah total patmya Mak mampu membrikan wama bifu
ketika diuji dengan yodium (Ohtsuki, 1968). Lebih lanjut Lahjra (1993)

mengernukakan bahwa, jaringan bagian luar umbi disusun oleh sel-sel yang
posisinya sangat rapai. Protoplasma yang sudah mati dindingnya sebagian telah

berubah menjadi gabus (suberin). Pada bagian dalam terdapat lapisan tebal dari

&seI

dengan ukuran yang lebih k s a r terisi butiran-butiran glukomanan

krwama kuning muda. Kandungan glukomanan A. muellen' Blume terbukti tidak
hanya labih tinggi, tetapi juga lebih konstan.

Glukomanan merupakan salah satu bentuk polisakarida yang tersusun daii
ssfuan monosakarida mannosa dan glukosa dengan perbandingan molar 3 : 2

(Tye, 1991). Pada subdkrisio Gymnospermae tanaman berkayu (tanaman pohon),
glukamanan menrpakan pdisakarida utama yang terdapat sebagai fmksi

hemisellulosa terdapat antara 3- 12%. Ddam jumIah sangat kecil (%5%)
glukomanan sebagai material rnatriks dinding sel yang berasusiasi dengan
sellulosa dan xylan terdapat pada subdivisio Angiospermae tanaman berkayu
(Pim 8f at. 1993). Satu-satunya tanaman bukan pohon yang merupakan sumber

glukomanan cukup tinggi adalah jenis urnbkumbian seperti Amorphophallus
(Plucknetf, 1978). Menurut OMsuki (1968), hasil analisis dengan hidrotisa
asetolisis dari glukomanan dihasilkan suatu trisakarida yang tersusun oleh dua

0-man-

dan satu 0-glukosa. Glukorrranan mmliki rantai linier f3 (t-4) m
a
n

gula pembentuknya, dan ukuran berat molekul lebih besar dari 300 kD. Goodwin

dan Mercer (1983) menjetaskan bahwa, glukomanan berlaku sebagai polisakarida
cadangan yang akan diunakan setama pertunamn. Biosintesis maupun
degradasinya masih sedikit diketahui. Perubahamperubahan komponen utama

penyusun glukomanan diketahui sebagai berikut.
Gula-NDP

I

Polisskaridadinding sel I

-

Keterangan : 1 : GOP manosa 2 epimerase 1
2 : GDP-G pyrophosphhwylase
3 : phosphoglukomatase
4 : glukosa 6 phosphst isomerase

-

G u h a n a n tersusun obh kwnponertkomponen utama berupa D-gtukoea
dan h a n n o s a . Dglukosa diintesis dari glukossl- p b p h a t yang dikataliiis oleh

enrim GDP-G pyrophosphorylase rnenjdi GDP-D-glubsa dengan rndepaskan
pirofosfat dan guandne 5'- t r i p m . Dari GDP-D+lultosa oleh endm GDP

rnannoge Zpimerase akan dikatalise menpdi GDP-man-

atau sebaliknya.

Jika kedua komponen utama ini dikatalisis obh enrim transferase yang t % m k

dalam badan golgi, akan terbentuk glukomanan. Smyma-myawa YNW bepm
&mgd

pngwmr komponen utama adaM frukt-hat

dan glukosa-6-

phosphat yang merupakan hasil fotosintesis melalui siklus Calvin.

Dalam air pada suhu tuang glukomanan a h # memberikan kekentalan yang
tinggi. Lebih lanjut Manullang (19971, menyataltan bahwa ekstrslksi dapat

difakukan dengan menggunakan lamtan KOH dan borat yang akan krkompkk
dengan grup hidrobit 2.3-cis dan dipisahkan dengan presipitasi sebagai barium
atau ooppr k m p k k .

Polimer glukomanan memiiiki karakter istlmewa yaitu mmpunyai dfat
antara selulosa dan gataktmanan, sehingga mampu mengalami proses

mengkristal serta membentuk struktur serat-serat hatus (Frei dan Peston, 1967).
Menurut Budiman (19701, lamtan glukomanan dapat membentuk lapisan tipis
yang memiliki sifat tembus pandang.
Tinggi rendahnya kadar glukomanan dipenganrhi okh krbagai faktor,

antata lain, jenis tanaman (Outsuki, 1968; Irawati, 1985; Syaefultah, 1990; Jansen

el a!., 1996) dan perlakuan pendahuluan menjefang pengeringan, umur panen.
bagian-bwian yang digiling, alat yang digunakan, kecepatan putaran atat
penggiling dan ulangan waktu penggilingan (Suhirman et at., 1995). Menunrt Sait
(1995), kadar glukomanan iles-iles berkisar 54,3-58,3 %. Janmn et al. (1996)

rnenyebutkan lebih tinggi dari A. variablis, sedangkan Perum Perhutani (1995)

menyatakan hanya f 35 %. Untuk tepung iles-iles hasil proses tradisional
mengandung kadar glukomanan ratam di bawah 30% (Purwadaria, 2001).
Mutu tepung sangat dipengamhi oleh wama tepung yang dihasilkan. Derajat
wama keputihan tepung glukomanan dipenganrhi oleh kadar pat^, katsium

oksalat, dan suhu. Wama tepung glukomanan yang dihasitkan biasanya kuning

kecoman. PencokMan ini disebabkan deh reaksi antara gugus karboksil pada

guta reduksi dengan gugus amin m
a asam amino (VMnamo, 1988). Rendemen
keripik dipenganrhi oleh umur tanaman dan perlakuan pendahuluan (Suhirman et

el., 1995).
Sudidaya ilw-lies (AmorphophalIusmueferl Blume)
Bahan tanarn
Dalam budidaya iles-iles dapat digunakan bahan tanarn benrpa ; biji, umbi

daun atau umbi tetas atau bulbl ( ' W K di Jawa Timur), dan umbi atau bagian

umM. Apabila digunakan biji atau bulbd sebaiknya disernaikan terlebih dahulu,
dan setelah m n g n y a cukup kuat barn dipindahkan ke mibag. Jika

menggunakan urnbi, hrdasar pengarnatan lapangan sebaiknya umbi yang tehh

mengalami penyimpanan k 5 bulan, telah brtunas k Icm, sehingga tidak pedu
disemaikan tetapi langsung ditanarn. Tanaman peteduh, sebaiknya ada sebelum

dilakukan penanaman. Pengotahan tanah dilakukan sebelumnya dan dilakukan
pengapuran jika diperlukan (Deptan, 1991).
Bulbil merupakan umbi daun atau umbi tetas, yang terletak di antara

percabangan tuhng-tulang hehian daun. Bulbil dapat dipergunakan sebagai
salah

satu bahan perbanyakan tanaman secara

vegetatif (Jansen et a1.,1996;

Ambarwati, et at., 2000). Bedasarkan pengarnatan di lapangan, ukuran bobot
bulbil berkisar 1-23 g, dengan garis tengah rata-rata benrariasi antara 1-5

cm.

Ukuran dan bntuk butbil dipengaruhi deh posM h k n y a pada helaian daun dan

umur tanaman. B i n y a yang benrkumn terbesar terdapat pada tengah
percabangan tulang daun, diikuti anak-anak cabang tulang daun selanjublya. Di

bagian tengah tulang daun h t u k bulbit umumnya butat, sedang yang lainnya
lonjong.

Menumt Soemono (1984), m
a A. campanulatus ukuran umbi bibit berpengaruh temadap peningkatan hasil, artinya bahwa jika

umbi yang dgunakan

sebagai bibit rnernpunyai ukuran yang semakin besar, hasilnya juga m a k i n
besar. Demikian juga pada A. muellen Blume bibit umbi utuh benrkuran 200 g
rnenghasilkan komponen pertumbuhan dan hasil umbi lebih tinggi dihanding
dengan bibit umbi berukuran 100 g dm dan biM bulbil 5 g dan 2,5 g (Hobir,
2002). Pada umbi kentang be berapa hasil penelitin menunjukkan,bahwa ukuran

umbi berpengamh terhadap pertumbuhan dan hasil. Umbi yang baik digunakan

untuk bibi benrkuran 35-40 g per umbi, dengan tunas setinggi 2 cm (Widjajanto,
1985).

Tanaman yang dapat digunakan sebagai peteduh adatah, tanaman pisang

( M u s ~ p a m a c a ) , lamtom (Leucaena glauca), sengon (Paraseriantks
falcataria), kdapa ( C m n d m ) , dan jenis tanaman besar tahunan lainnya

(Sufiani, 1993; Lingga et al., 1989).
Persiapan tanam

DaLm persiapan tanam, lahan tanam perlu disiapkan terlebih dahulu,
misalnya menyiapkan tanaman peteduh, pernberian kapur jika diperlukan,

pernberian pupuk alam jenis pupuk kandang dan pupuk buatanjenis N, P, dan K.

Tanaman ini Mak toteran terhadap intensitas cahaya penuh, maka untuk
mernperdeh hail umbi yang tinggi diperlukan naungan antara 50-60 % (Jansen
et at., 19961, sedangkan berdasar pengamatan pertumbuhan tanaman di alam

banyak diiemukan pada tingkat naungan yang bervariasi antara 0

-

90 %

(Santosa et a/., 2000). Tanah liat tidak disukai karena dapat menghambat
pertumbuhan umbi. Suhu dan kekngasan tanah yang rendah cenderung
merangsang dormansi bbih dini (Rubatzky dan Yamaguchi, 1994).
Pengapuran
Iles-iles tumbuh baik pada tanah yang krdrainase baik mempunyai

kandungan humus tinggi, tanah liat berpasir yang dalam dan kisaran pH tanah

&7,5 (Jansen et at., 1996). Oleh karena itu pada tanah yang keasamannya

kurang dari 8 pertu dilakukan pengapurn.
Pernberian kapur d m pupuk organik dimaksudkan untuk memperbaiki sifat

tanah, seperti prbaikan sifat fisik, sifat kimia dan Mat biologi tanah, yang
ketiganya saling berinteraksi satu

mma

lainnya sehingga menentukan

perturnbuhan dan hasil tanaman (Anas, 1999; Sanchez, 1976). Perbaikan sifat
fisik tanah itu antara lain untuk struktur, aerasi, kegemburan, penunrnan bobot isi

(bulk densrty), kmudahan pengdahan tanah dan peningkatan jumlah air yang
tersedi bagi tanaman. Perbalkan sifat kimia tanah antara lain, meningkatkan
ketersediaan unsur hara makro dm mikro bagi pertumbuhan ianaman, KTK

(kapasitas tukar kation = miion .exchange cap&&

= CEQ, kapasitas sanggah

(buffering capacity), pH dan efisiensi pengambihn hara oleh tanaman. Perbeikan
bilogi tanah ialah perbailcan lingkungan hidup organisme tanah (makro,

meso

rnaupun mikro organisme tanah), sehingga lebih menguntungkan bagi
petrtumbuhan tanaman di atasnya dan meningkatkan produktivitas tanah (Anas,
1999).

Menurut Bingham (1975), jumlah kapur yang diirnbahkan ke &lam tanah
tergantung dari tujuan pengapuran itu sendiri. Jika pengapuran dimaksudkan
untuk rnenaikkan pH sampai niIai tertentu, maka jumlah h p u r yang ditambahkan

ke dalam tanah dapat menggunakan metode Shoemaker Mctean Pratt (SMP).

Menunrt Sanchet (4976), pembrian hpur paling efektif bila didasadcan pada
Attuminium dapat diukar atau A h di tanahtanah dimana logam ini mencapai

tingkat yang b e m n . Kapur yang diberikan satu kali dalam tiga tahun,
meningldm pH tanah U W lapisan tanah &h

dari 4,O menjadi 5,7 Ca,

meningkat 20 kali lipat dan Mg-d meningkat dua kali (Sanchez et a/., 1982).
Tanah masam biismya terbentuk karena pengaruh ilrlirn tropis tenrtama

suhu clan curah hujan yang

tinggi, konstan dari waktu ke waktu. lnteraksi

fakbr iMim terseb