Analisis dan Penyebab Miskonsepsi pada Materi Genetika Buku SMA Kelas XII
BIOEDUKASI
BIOEDUKASI
Vol.2 4, No.2, hal. 72-85
Volume 4, Nomor
Halaman 72-85
ISSN: 1693-2654
72
Agustus 2011
Analisis dan Penyebab Miskonsepsi
pada Materi Genetika Buku SMA Kelas XII
Elya Nusantari
Universitas Negeri Gorontalo Jl Jend. Sudirman No 6 Gorontalo,
Email: elya.nusantari09@yahoo.co.id
Diterima 19 Juni 2011, disetujui 20 September 2011
ABSTRACT- This research is aimed to reveal some misconception in genetic in some
senior highschool handbook. Twelve biology books for highschool published during
2006-2010 have been reviewed. All those books show particular pattern of misconception
that caused by misunderstanding about particular Mendelian approaches, inappropriate
analogy and terminologies. Those misunderstanding lead to the misconception in the
concept of chromose structure, protein syntheses, cell division, traits and mutation. Such
misconceptions can be fix trhough the application of representative biomolecular
approaches.
Kata-kata Kunci: Misconception in genetics.
Pendidikan meliputi materi genetik Gen,
Pendahuluan
Pembelajaran genetika di sekolah
DNA dan kromosom; replikasi, sintesis
dan perguruan tinggi hendaknya dapat
protein; reproduksi sel (mitosis dan
menyajikan pembelajaran yang dapat
meiosis), pewarisan sifat dan mutasi.
membuat siswa/mahasiswa memahami
Materi genetika dirasakan sulit oleh
konsep genetika secara utuh. Namun
sebagian besar siswa karena materi ini
banyak
bersifat abstrak, perkembangan genetika
permasalahan
pembelajaran
gene-tika. Venville (2002) dari hasil
molekuler
penelitiannya
bahwa
sementara informasi di buku ajar masih
siswa menganggap pelajaran genetika
berorientasi genetika klasik. Hal ini dapat
melelahkan dan membosankan. Siswa
berakibat pada pemahaman yang salah
sulit memahami konsep genetika karena
tentang konsep genetika atau terjadi
abstrak bagi mereka dan jauh dari
miskonsepsi pada materi genetika.
menyampaikan
berkembang
sangat
pesat
kehidupan sehari-hari. Siswa tidak mam-
Buku ajar di sekolah dibuat untuk
pu mengkonstruksi genetika secara utuh
pegangan belajar bagi siswa. Namun
serta siswa tidak mampu menghub-
biasanya guru juga menggunakan buku
ungkan antar konsep genetika.
ajar yang sama dengan yang dipakai oleh
merupakan
siswa. Seharusnya guru memiliki buku
bagian materi yang diberikan di jenjang
pegangan lain yang berasal dari sumber
SMA. Pada jenjang SMA materi genetika
yang
sesuai
Buku ajar biasa disusun oleh tim guru
Materi
genetika
Kurikulum
Tingkat
Satuan
terpercaya
misalnya
teksbook.
Elya Nusantari – Analisis & Penyebab Miskonsepsi pada Materi Genetika
73
atau dosen dengan menggunakan buku
dapat menyebabkan destruksi penge-
sumber yang berbeda-beda, sehingga
tahuan.
kualitasnya juga berbeda-beda. Kualitas
Penelitian ini dilakukan untuk
buku ajar dapat dinilai berdasarkan
mengkaji buku ajar di SMA khusus pada
validitas teksbook dengan kriteria terten-
materi genetika. Penelitian ini perlu dila-
tu, konten/isi spesifik biologi, readability
kukan untuk memberikan informasi mis-
atau kemampuan menyesuaikan dan mis-
konsepsi genetika apa saja yang
konsepsi (Abimbola & Baba, 1996).
mukan pada buku ajar SMA. Tujuan
Sebagaimana
dinyatakan
oleh
penelitian
adalah
dapat
dite-
memberikan
Kaharu, S. (2007) bahwa bila merujuk
kontribusi bagi pemecahan masalah mis-
pada kurikulum yang diterapkan saat ini
konsepsi bidang genetika, khususnya
dan kurikulum sebelumnya termasuk
membantu memecahkan persoalan buku
buku pegangan murid maupun guru dapat
ajar genetika agar dapat memberikan
dilihat bahwa materi atau konsep yang
pemahaman yang benar tentang genetika.
telah diberikan di SD sampai SLTA
Metode
adalah dengan kedalaman dan penekanan
Buku
yang berbeda, tergantung jenjang sekolah
dimana
materi
tersebut
diberikan.
Semakin tinggi jenjang sekolah maka
konsep tersebut akan diberikan secara
lebih mendalam. Maka bila dijenjang
sebelumya terjadi miskonsepsi akan berakibat pada miskonsepsi akan terbawa
terus ke jenjang selanjutnya.
Berdasarkan pentingnya buku ajar
yang dapat memberikan pengalaman
digunakan di sekolah-sekolah, agar tidak
terjadi kesalahan materi yang berakibat
pada miskonsepsi. Apabila terjadi miskonsepsi secara terus menerus akan
terbawa pada jenjang selanjutnya dan
yang
dianalisis
sebanyak 12 buku ajar tahun terbit 20062010.
Hal
ini
mengacu
ketentuan
Permendiknas Nomor 1 Tahun 2011
Tanggal 4 Januari 2011 tentang buku teks
yang digunakan di sekolah minimal 5
tahun terakhir, buku yang disediakan atau
direkomendasi
oleh
sekolah
untuk
digunakan siswa dalam pembelajaran
sebanyak 12 buku.
Sesuai Kurikulum Tingkat Satuan
belajar yang benar pada siswa, maka kita
perlu melakukan evaluasi buku ajar yang
ajar
Pendidikan (KTSP) SMA untuk materi
genetika adalah pada standart kompetensi memahami penerapan konsep dasar
dan
prinsip-prinsip
hereditas
serta
implikasinya pada saling temas dengan 6
kompetensi dasar. Penelitian dilakukan
untuk mengkaji 6 kompetensi dasar
BIOEDUKASI Vol. 4, No.2, hal. 72-85
74
tersebut dan ditambah satu konsep arti
Ketiga, mengidentifikasi miskon-
dan ruang lingkup genetika. Maka ada
sepsi, menguji buku itu halaman demi
tujuh konsep yakni arti dan ruang
halaman dan bab demi bab untuk
lingkup genetika; materi genetik: gen,
menemukan miskonsepsi yang ada sesuai
DNA, dan kromosom; hubungan gen,
dengan statemen pengetahuan materi
DNA-RNA-Polipeptida
proses
genetik yang telah ditetapkan. Buku yang
sel,
ditetapkan untuk diidentifikasi adalah
hereditas ; penentuan jenis kelamin dan
buku ajar SMA mulai tahun 2006 sampai
mutasi.
2010. Guna menjaga kode etik penelitian
sintesis
protein;
dan
pembelahan
Langkah-langkah
Mengidentifikasi
maka judul buku, penulis buku dan
penerbitnya tidak dicantumkan. Penulis
Miskonsepsi di Buku Biologi.
menggunakan abjad A, B C dst. Data
Langkah mengidentifikasi miskonsepsi
dilakukan
dengan
mengikuti
prosedur penelitian miskonsepsi menurut
Abimbola & Baba (1996). Pertama
Menentukan konsep yang akan diteliti
yang dikelompokkan dalam 7 kelompok
yakni arti dan ruang lingkup genetika;
materi genetik DNA, gen, kromosom,
replikasi; Hubungan gen, RNA, polipeptida
dan proses sintesis protein; Prinsip hereditas
dan mekanisme pewarisan sifat; Penentuan
Jenis Kelamin; Hubungan pembelahan mitosis dan meiosis dengan pewarisan sifat;
selengkapnya ada pada peneliti.
Keempat, mentabulasikan konsepsi
yang teridentifikasi mengandung miskonsepsi. Tabulasi diawali dari
masing buku ajar, kemudian
masingkesamaan
miskonsepsi pada masing-masing materi
diatur menjadi satu
bagian. Buku ru-
jukan untuk menetapkan miskonsepsi
adalah teksbook genetika berbahasa asing
yang ditulis oleh
Gardner, E.J., Sim-
mons, M.J & Peter, S. (1991) judul buku
Principles of Genetics;, Ayala & Kiger,
F.J. (1984) judul buku Modern Genetics;
Mutasi.
Kedua, melakukan eksplorasi buku
Campbell, Reece & Mitchell, L.G.
(2002) judul
buku
masalah
Corebima (1997) judul buku Penentuan
dilakukan
Jenis Kelamin pada Makhluk Hidup;
menemukan
Corebima.(1997) judul buku .Genetika
ajar
konseptual.
dengan
SMA
memiliki
Kegiatan
membaca
contoh-contoh
ini
dan
miskonsepsi
yang
mungkin pada beberapa buku ajar SMA
yang digunakan di sekolah.
buku
Biology dan
ajar kelas XII untuk menentukan apakah
Mendel
Kelima,
Tim
evaluator
yakni
pakar genetika dan pengajar genetika di
Universitas
Negeri
Malang.
Peneliti
Elya Nusantari – Analisis & Penyebab Miskonsepsi pada Materi Genetika
75
meminta tim evaluator mengevaluasi
menghilangkan beberapa item dari daftar
kebenaran atau keberterimaan tentang
identifikasi miskonsepsi.
konsepsi-konsepsi yang teridentifikasi
Hasil
sebagai miskonsepsi. Tim evaluator tidak
Hasil analisis buku ajar dapat
lagi menguji buku ajar yang sudah di-
dilihat pada tabel berikut.
identifikasi peneliti. Dengan dasar hasil
kerja
para
evaluator
peneliti
dapat
Tabel 1. Tabulasi Miskonsepsi Genetika dari 12 Buku Ajar SMA Kelas XII mulai Tahun
2006-2010
Bab/Topik
Arti dan ruang
lingkup genetika
Gen, DNA dan
Kromosom, replikasi
Hubungan gen,
RNA,polipeptida
dan proses sintesis protein
Prinsip hereditas
dan mekanisme
pewarisan sifat
Penentuan Jenis
Kelamin
Hubungan pembelahan mitosis
dan meiosis
dengan pewarisan
sifat
Mutasi
Total
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
10
09
09
09
09
08
08
08
07
07
07
07
Σ
1
1
1
1
1
1
1
1
-
1
1
1
11
4
6
11
2
*
2
**
7
10
6
1
3
*
3
5
*
60
2
**
4
**
5
*
6
*
**
6
4
**
2
**
1
**
13
**
3
**
46
1
2
1
3
1
1
6
3
-
4
6
2
*
30
3
1
2
1
1
1
5
-
-
1
-
2
17
2
5
3
2
-
5
9
2
*
2
**
3
**
3
**
3
39
2
1
*
2
*
3
3
3
2
3
**
4
2
*
27
15
20
17
8
24
39
16
7
12
30
18
230
2
**
25
** materi lengkap
* materi tidak lengkap
E, I dan J = Materi lengkap dengan minimum kesalahan
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat
kajian yang luas dibandingkan standart
bahwa konsep-konsep yang banyak mis-
kompetensi yang lainnya. Maka selanjut-
konsepsi tercakup pada tiga standar
nya dideskripsikan kesalahan konsep
kompetensi yakni Gen, DNA dan Kro-
yang
mosom, replikasi dan Hubungan gen,
mendeskripsikan miskonsepsi pada buku
RNA, polipeptida dan proses sintesis pro-
ajar, namun perbaikan konsep tidak dapat
tein; dan Hubungan pembelahan mitosis
dicantumkan karena keterbatasan hala-
dan meiosis dengan pewarisan sifat. Ke-
man.
tiga standart kompetensi ini mencakup
ditemukan
dengan
pola
BIOEDUKASI Vol. 4, No.2, hal. 72-85
76
Kesalahan konsep yang disajikan
Konsep alel seperti ini merupakan kon-
berikut ini dikelompokkan berdasarkan
sep alel yang dipengaruhi oleh temuan
enam penyebab miskonsepsi yakni mis-
Mendel yakni dominan dan resesif.
konsepsi akibat dari penyajian genetika
Seharusnya bukan hanya dominan rese-
masih genetika klasik atau genetika men-
sif.
del, kurang menggunakan pendekatan
molekuler, penggunaan analogi yang ku-
Konsep Satu Gen Satu Sifat, pengaruh
pola pikir Mendel.
rang tepat, penggunaan istilah yang bias,
Hipotesis satu gen mengendalikan
penggunaan bahasa yakni kata atau ka-
satu sifat dipengaruhi pola pikir kon-
limat sendiri sebagai refleksi dari pema-
sepsi Mendel. Saat ini konsep satu gen
haman penulis sendiri dan miskonsepsi
menentukan satu sifat terbukti sudah
akibat hasil pikir sendiri. Hasil penelitian
tidak berlaku Sifat-sifat tertentu Mendel
dan pembahasan
seolah-oleh menjelaskan bahwa satu gen
dalam kelompok
diuuraikan sebagai berikut.
mengendalikan
Miskonsepsi Akibat Penyajian Konsep
Genetika Masih Genetika Klasik atau
Pengaruh Genetika Mendel masih
Dominan.
digambarkan sangat dominan, gen lain
Miskonsepsi tentang arti dan ruang lingkup genetika didapatkan pada
sebagian besar buku ajar masih menyatakan bahwa genetika adalah ilmu yang
mempelajari pewarisan sifat dari induk
keturunannya
dengan
sifat
atau
gen
tidak nampak.
Miskonsepsi bahwa konsep satu
gen mengendalikan satu sifat sehingga
Arti dan Ruang Lingkup Genetika
kepada
satu
pola
penurunan sifat Mendel.Seharusnya ilmu
dapat memperoleh galur murni dengan
cepat. Proses memperoleh galur murni
dapat dilakukan dengan cara pemurnian
dalam beberapa generasi saja.Terbukti
bahwa hipotesis satu satu sifat sudah
tidak relevan lagi.
Pewarisan sifat Mendel
Miskonsepsi
yang membahas tentang gen.
terjadi
karena
pewarisan Mendel disajikan sebagai cenMiskonsepsi tentang Alela, pengaruh
pola pikir Mendel atas konsep dominan
resesif.
ter concept. Fenomena yang tidak sesuai
Miskonsepsi alela pada buku ajar
penyimpangan Mendel. Hukum Mendel
dijelaskan
sebagai
gen
mempunyai
dengan hokum Mendel disebut sebagai
disalahtafsirkan terjadi hanya pada tum-
bentuk alternative yang dikenal dengan
buhan dengan satu dua dan tiga
istilah alel. Gen dan alel dilambangkan
beda serta hukum Mendel tidak terjadi
dengan huruf latin besar dan kecil.
pada makhluk hidup lainnya. Hukum
sifat
Elya Nusantari – Analisis & Penyebab Miskonsepsi pada Materi Genetika
77
mendel I diartikan terjadi lebih dahulu
yang kemudian akan menjadi bagian dari
dilanjutkan dengan Mendel II. Padahal
satu enzim atau protein lainnya.
dari prosesnya berlangsung Mendel II
kemudian Mendel I. Miskonsepsi selanjutnya bahwa hukum Mendel I terjadi
Letak Gen dan Lokus
pada persilangan monohybrid, Hukum
mendel
II
terjadi
persilangan
pada kromosom pada buku ajar lebih
dihibrid. Sebenarnya hokum Mendel
banyak dinyatakan sebagai suatu ruang
terjadi pada semua persilangan. Miskon-
atau tempat. Gen terletak pada lokus
sepsi bahwa Hukum mendel I
terjadi
yang membentuk satu deretan linier tera-
saat meiosis, Hukum Mendel II terjadi
tur pada kromosom. Lokus berupa benda
saat
berbentuk bulat seperti bola berderet
fertilisasi.
pada
Miskonsepsi tentang letak gen
Miskonsepsi
bahwa
Mendel II dapat terjadi pada gen yang
deret atau kotak-kotak.
letaknya berjauhan.
Kromosom
Miskonsepsi akibat Penyajian Konsep
yang Kurang Representatif (Masih
Minim Penjelasan Tingkat Molekuler).
DNA
Miskonsepsi
kromosom
dian-
taranya adalah kromonema tersusun atas
manik-manik berjejer rapat dinamakan
kromomer. Bagian kromonema yang
Miskonsepsi
yang
ditemukan
adalah ―kromosom, gen dan DNA samasama merupakan faktor pembawa dan
penentu sifat pada makhluk hidup.
Kalimat
ini
memberi
pengertian
ketiganya berfungsi sendiri-sendiri dalam
membawa dan menentukan sifat pada
makhluk hidup. Perlu dijelaskan
hub-
ungan antara konsep gen, DNA dan kromosom.
Gen
mengalami
kromomer
pembelahan
yang
disebut
berfungsi
untuk
membawa sifat keturunan sehingga disebut sebagai lokus gen. Lengan merupakan bagian yang tersusun atas benangbenang
kromosom.
Benang-benang
kromosom tersebut kemudian memendek
dan menebal membentuk kromatin.
Miskonsepsi
bagian-bagian
kromosom adalah sentromer dan lengan
kromosom. Pada lengan tersusun tiga
Miskonsepsi bahwa gen merupakan satu seri triplet basa nitrogen yang
terdapat pada pita DNA. Seri triplet ini
akan mengkode satu rantai polipeptida
bagian selaput, matrik dan kromonema.
Bagian selaput adalah bagian tipis yang
menyelaputi/menyelimuti badan kromosom, matrik adalah cairan bening yang
mengisi seluruh bagian lengan. Matriks
BIOEDUKASI Vol. 4, No.2, hal. 72-85
78
kromosom mengandung benang-benang
menempel sekaligus pada ribosom, dan
halus
antikodon berpasangan dengan kodon.
berpilin-pilin
yang
disebut
kromonema.
Miskonsepsi
akibat
Penggunaan
Analogi yang Kurang Tepat
Miskonsepsi tentang hubungan
Replikasi
tentang
proses
kromosom,
dijelaskan
terjadi
menggunakan analog sebagai kota yang
dengan tiga cara yakni konservatif,
diibaratkan struktur suatu kromosom,
semikonservatif dan dispersif. Tidak
yang terdapat pada bagian inti sel yang
dijelaskan manakah yang benar. Miskon-
membawa petunjuk bagi setiap fase
sepsi bahwa proses-proses yang terjadi
kehidupan
saat replikasi adalah ikatan hidrogen
ambangkan sebuah molekul DNA, yakni
membuka sehingga kedua pita akan
bahan kebakaan. Kamarnya adalah gen,
saling memisah. Miskonsepsi tentang
yaitu
peranan Enzim polymerase sebagai enzim
menduduki tempat-tempat khusus dalam
yang berfungsi memisahkan dua untai
molekul DNA. Batu batanya adalah
DNA. Enzim ligase berfungsi menyam-
nukleotida, yakni ―bahan bangunan‖
bung fragmen DNA hasil sintesis (tidak
molekul. Kalimat diatas adalah sebuah
dijelaskan pada strand yang mana). Mis-
analogi
konsepsi bahwa replikasi berlangsung
memahami
secara bidirectional dengan arah 5—3
menjadi lebih membingungkan siswa
dan 3—5.
karena hirarki
Sintesis Protein
kromosom menjadi tidak jelas.
Miskonsepsi
replikasi
banyak
Miskonsepsi bahwa RNA tidak
memiliki
basa
Timin
dan
DNA
sel.
anak
dan
Setiap
bagian
untuk
gen
dengan
rumah
molekul
yang
memudahkan
konsep,
namun
mel-
siswa
ternyata
antar DNA, gen, dan
Replikasi
Miskonsepsi
sebagai
tentang
proses
gantinya adalah Urasil yang memiliki
replikasi digambarkan sebagai resleting
struktur kimia hampir sama dengan T.
yang sedang membuka, masing-masing
Miskonsepsi perpindahan posisi
belahan untai DNA kemudian akan
(translokasi) asam amino ke A site ke P
membentuk
site. Tidak terlihat proses translokasi
mendapatkan pasangannya yang sesuai
asam amino dari P site ke A site. Proses
akan
perpanjangan asam amino terjadi dengan
pembentukan nukleotida sesuai arah 5—
cara biasa saja. Proses translokasi dinya-
3 dan arah 3—5.
takan
sebagai
dua
RNA-t
dapat
komplemennya.
terbentuk
ikatan
Setelah
dengan
arah
Elya Nusantari – Analisis & Penyebab Miskonsepsi pada Materi Genetika
79
Replikasi
resleting,
dianalogkan sebagai
dapat disalahtafsirkan oleh
siswa. pembentukan nukleotida baru terjadi secara biridectional atau dua arah
dengan arah dan cara yang sama. Seharusnya dengan arah yang sama dan
dengan cara berbeda.
Miskonsepsi
Akibat
Penggunaan
Istilah yang Menghasilkan Pengertian
Bias.
Kromosom Tubuh dan Kromosom Kelamin
Miskonsepsi
mengenai
sel
kelamin dan sel tubuh selalu dihubungkan dengan keberadaan jenis kromosom kelamin dengan kromosom tubuh.
Contoh kalimat berikut. Setiap makhluk
hidup dibangun oleh sel tubuh (somatik)
dan sel kelamin (gamet). Sel tubuh
disusun oleh kromosom tubuh (autosom)
sedangkan sel kelamin disusun oleh
perubahan
autosom dinyatakan bahwa Kromosom
autosom berfungsi
mengatur dan men-
gendalikan sifat-sifat tubuh makhluk
hidup. Kromosom ini tidak ada hubungannya dengan penentuan jenis kelamin. Kromosom seks kromosom adalah
kromosom
yang
menentukan
jenis
kelamin organisme.
Miskonsepsi bahwa mutasi yang
terjadi di dalam tubuh dapat berupa
perubahan somatis (mutasi autosom), dan
gametis
Miskonsepsi
Akibat
Penggunaan
Bahasa (Kata atau Kalimat sebagai
Hasil Refleksi Pemahaman Penulis
Buku).
Miskonsepsi Replikasi dan Waktu replikasi:
Miskonsepsi
yang
sering
ditemukan di buku ajar pada konsep mitosis banyak terkait dengan waktu replikasi. Banyak buku ajar menyatakan replikasi terjadi di awal profase atau awal
metaphase. Hal ini disebabkan konsep
lama menyatakan bahwa pada fase interfase adalah fase istirahat, sehingga di
fase ini tidak terjadi proses-proses yang
penting.Terbukti kemudian justru pada
profase
ini
terjadi
proses
penting
replikasi.
Transkripsi
Penggunaan
kromosom
atau
(mutasi kromosom seks).
kromosom kelamin (gonosom).
Miskonsepsi fungsi
generative
kata
yang
salah
diberikan tanda kutip untuk diperhatikan.
Transkripsi adalah proses ―replikasi‖
DNA untuk membentuk RNA-d. DNA
digunakan sebagai model untuk sintesis
protein. DNA melaksanakan fungsinya
dengan cara DNA ―dikopi‖ terlebih
dahulu menjadi RNA dan hasil kopiannya
itulah
yang
melakukan
sintesis
polipeptida. Hal ini dimaksudkan agar
―gen asli tetap terlindungi, sementara
hasil
kopiannya
ditugaskan
untuk
melaksanakan pesan-pesan yang dikandungnya‖. Transkripsi adalah proses
BIOEDUKASI Vol. 4, No.2, hal. 72-85
80
transfer informasi genetik dari ruas DNA
Seharusnya tidak terjadi apabila dirujuk
(gen) ke dalam molekul RNA.
dari sumber informasi yang valid.
Miskonsepsi karena bahasa tidak
Miskonsepsi asal RNA
jelas. ―Pencetak‖ memiliki urutan G-G-
RNAd dibentuk DNA di dalam
C-T-T-A maka komplemennya adalah C-
inti sel; Asal RNAr dibentuk dari DNA
C-G-A-A-T.
cetakannya
yang banyak di dalam ribosom; RNAt
adalah C-C-G-A-A-U yang merupakan
dibentuk oleh DNA di sitoplasma. Infor-
―copi‖ dari C-C-G-A-A-T (gen), dan
masi diberikan terkait dengan keberadaan
merupakan komplemen dari ―pencetak‖.
RNA tersebut.
RNA
Miskonsepsi
hasil
bahwa
―RNAd
Miskonsepsi tempat sintesis protein
merupakan molekul penghubung‖ antara
Miskonsepsi
bahwa
sintesis
DNA dengan protein dan membawa
protein berlangsung di dalam inti sel dan
pesan berupa informasi genetik dari
mitokondria. Kalimat lain menyatakan
DNA untuk membentuk protein.
bahwa hasil penyusunan mRNA yang
Translasi
sudah jadi akan meninggalkan inti untuk
Miskonsepsi bahwa kode genetika
merupakan suatu pengkodean urutan
―triplet basa nitrogen‖ DNA dan RNA
pada proses sintesis protein. Setiap kode
melekat pada ribosom, yang merupakan
―organela” pelaksana sintesis protein.
Miskonsepsi kesalahan penerjemahan
dan mutasi
Miskonsepsi
triplet basa nitrogen akan menghasilkan
pada
kesalahan
suatu jenis asam amino. Satu gen hanya
penerjemahan langsung berakibat pada
menyandikan satu jenis protein.
mutasi. Kalimat berikut: Walaupun RNA
Miskonsepsi Pembelahan Mitosis Fase
Metafase
Ditemukan gambar metaphase
telah bekerja dengan teliti dalam proses
yang memperlihatkan kromosom yang
akan bersegregasi adalah kromosom
homolognya. Perbaikan konsep: Saat
metaphase yang akan bersegregasi adalah
sintesis protein, tetapi kesalahan dalam
menerjemahkan mungkin dapat juga
terjadi sehingga asam-asam amino yang
tersusun akan berbeda dan tidak sesuai
dengan yang diharapkan DNA maka
terjadi
kromatidnya.
mutasi.Kalimat
miskonsepsi
berikut bahwa pesan-pesan genetik beruMiskonsepsi Akibat Hasil Pemikiran
Penulis Sendiri
Miskonsepsi ditemukan sebagai
akibat
pemikiran
penulis
sendiri.
pa urutan basa nitrogen yang ada di
RNA. Jika RNA rusak, akan segera diganti dengan hasil kopian yang baru.
Elya Nusantari – Analisis & Penyebab Miskonsepsi pada Materi Genetika
81
Miskonsepsi bahwa mutasi alami merugikan dan letal sedangkan mutasi buatan biasanya menguntungkan.
melalui reproduksi seksual maupun me-
Miskonsepsi bahwa mutasi alami
diwariskan baik melalui reproduksi asek-
buatan
sual dan seksual. Tergantung
dan
hasilnya
tidak
dapat
lalui reproduksi aseksual. Mutasi dapat
bagian
diprediksi apakah menguntungkan atau
yang mengalami. Contohnya pada tum-
merugikan termasuk letal bagi individu
buhan dikotil mutasi bisa diwariskan
yang memiliki.Mutasi sebenarnya tidak
melalui aseksual dan seksual. Pada asek-
terarah diartikan atau hasil mutasi tidak
sual contohnya reproduksi secara vegeta-
ada tujuan. Mutasi tidak bertujuan untuk
tive misalnya stek.
kepentingan adaptasi. Mutasi memuncul-
Mutasi somatik bisa diwariskan
kan keragaman. Keragaman itulah yang
melalui reproduksi seksual maupun asek-
akan menjadi sumber variasi. Variasi
sual. Misalnya jika mutasi somatik
atau mutan yang sesuai dengan ling-
terkena pada mata tunas tanaman jeruk,
kungan maka dialah yang survive.
kemudian menghasilkan sel germ. Jika
mata tunas menjadi cabang tanaman
Miskonsepsi bahwa mutasi germinal
yang diwariskan dan mutasi somatik
tidak diwariskan
jeruk dan berkembang menghasilkan
Contoh pada kalimat berikut.
aseksual. Jika sudah diwariskan melalui
Mutasi yang terjadi pada sel-sel gamet
sel germ, maka sudah dapat diwariskan
(sel kelamin) akan bersifat menurun,
secara seksual.
tetapi jika mutasi tersebut terjadi pada
sel-sel
somatik
(sel
tubuh)
maka
perubahan itu hanya terjadi pada individu
tersebut dan tidak bersifat menurun.
Contoh lain miskonsepsi pada
kalimat
berikut
Miskonsepsi
bahwa
bunga maka dapat diwariskan secara
Miskonsepsi selanjutnya bahwa mutasi
yang menyebabkan kematian merupakan usaha alam untuk menjaga
keseimbangan genetika dalam suatu
populasi.
Kalimat di atas merupakan akibat miskonsepsi bahwa mutasi selalu
meru-
mutasi yang terjadi pada sel-sel somatik
gikan. Sehingga bila mutan mati merupa-
(tubuh) tidak akan membawa perubahan
kan upaya agar ada keseimbangan ge-
pada keturunannya, sedangkan mutasi
netika. Padahal mutasi bisa menghasilkan
yang terjadi pada sel-sel gamet ke-
keragaman gen di tingkat populasi. Bal-
banyakan letal (mati) sebelum dilahirkan
ance Model adalah keadaan gen di alam
atau sebelum dewasa.
adalah heterosigot. Bukan klasikal model
Saat ini diketahui mutasi germinal
dapat diwariskan pada keturunannya
yakni gen di alam dalam keadaan homosigot.
BIOEDUKASI Vol. 4, No.2, hal. 72-85
Miskonsepsi bahwa mutasi akan
menghasilkan perubahan fenotip keturunannya dan mutasi menjadi spesies
baru yang benar-benar berbeda dengan
induknya.
Mutasi
tidak
82
sekali
dari
induknya
membutuhkan
waktu sangat lama.
Pembahasan
Berdasarkan
langsung
contoh
kesalahan
menghasilkan perubahan yang drastis.
konsep yang ditemukan pada buku ajar
Mutasi terjadi terjadi bertingkat-tingkat.
SMA dapat dikelompokkan kesalahan
Mutasi titik, mutasi dan kromosom.
konsep genetika terjadi akibat enam
Dampak mutasi bisa mengenai gen
sebab yakni penyajian materi genetika
pengkode atau tidak. Ada proses perbai-
klasik atau genetika mendel, penyajian
kan DNA yang terkena mutasi. Mutasi
konsep
yang tidak dapat diperbaiki barulah
informasi
berdampak pada individu yang men-
analogi yang kurang tepat, penggunaan
galami. Mutasi berdampak
pada peru-
istilah tidak tepat, pemilihan bahasa atau
kemudian
kata yang salah, serta hasil pemikiran
bahan
basa
nukleotida,
tidak
representative
molekuler),
(minim
penggunaan
atau analisis penulis sendiri.
berdampak pada fenotipnya.
mutasi
Penggunaan analogi dalam men-
menghasilkan spesies baru yang benar-
jelaskan suatu konsep diharapkan dapat
benar berbeda dengan induknya.Kalimat
mempermudah siswa dalam memahami
lainnya adalah Penyimpangan struktur
konsep tersebut. Namun penggunaan
dan jumlah DNA menyebabkan kelainan
analogi yang salah akan berakibat siswa
pada janin dalam kandungan dan me-
salah memahami konsep. Maka perlu
nyebabkan cacat lahir atau memunculkan
berhati hati dalam membuat analogi.
Miskonsepsi
individu
dengan
sehingga
bahwa
berbeda
Penggunaan istilah dan bahasa
terbentuk
atau kata yang salah dapat berakibat
karakter
memungkinkan
kesalahan memahami konsep. Seperti
spesies baru.
Spesiasi terjadi pada mutan yang
penggunaan istilah kromosom tubuh dan
sudah mengalami mutasi terus menerus
kromosom kelamin. Sebaiknya istilah ini
dan mutan itu adaptif pada lingkungann-
diganti dengan kromosom autosom dan
ya. Suatu ketika (ribuan tahun) nanti mu-
kromosom gonosom. Demikian pula
tasi dapat menghasilkan keturunan yang
penggunaan kalimat atau kata yang tidak
berbeda sama sekali sekali dari
in-
tepat. Penggunaan kata atau kalimat yang
duknya. Perubahan yang berbeda sama
salah bisa disebabkan pemahaman penulis buku yang juga tidak tepat sehingga
Elya Nusantari – Analisis & Penyebab Miskonsepsi pada Materi Genetika
83
berakibat kesalahan pada pemilihan kata
T sebagai dasar kode genetik. Perubahan
dan kalimat. Hasil pemikiran sebagai re-
tingkatan representatif secara otomatis
fleksi
berlaku
pemahaman
penulis
turut
mempengaruhi miskonsepsi.
baik
Penyajian konsep genetika masih
didominasi
dengan
jenjang
SMP,
SMA
maupun
perguruan tinggi.
Mendel.
Berkenaan dengan penyajian yang
Sudah waktunya meninggalkan bayang-
representatif, apakah semua tingkat/ level
bayang
pemahaman
pendidikan memerlukan penjelasan ge-
genetika semakin luas tidak terpaku pada
netika secara molekuler? Materi genetika
pewarisan Mendel saja. Penyajian konsep
saat ini sudah diajarkan di sekolah
genetika perlu disajikan secara repre-
menengah pertama dan atas. Guru di-
sentative dengan menyajikan informasi
tuntut menguasai genetika secara repre-
secara molekuler. Hal ini menjembatani
sentatif/molekulernya. Hal ini disebabkan
perkembangan genetika yang pesat agar
karena pertanyaan siswa pada tingkatan
dapat menjadi pondasi yang benar bagi
pendidikan berbeda bisa saja menan-
perkembangan kognitif siswa.
yakan hal yang sama. Guru dapat men-
Mendel
konsep
untuk semua tingkatan guru
agar
Pendekatan molekuler di saat
jelaskan dengan cukup komprehensif jika
mendatang diperlukan untuk menunjang
mengua-sai
perkembangan genetika yang demikian
representatif. Masalahnya apakah semua
pesat. Sementara itu bila buku ajar masih
konsep
menyajikan genetika klasik maka pema-
dijelaskan tingkat molekulernya? Pasti
haman siswa kita juga akan lambat. Oleh
ini perlu proses, karena kita juga perlu
sebab
mempertimbangkan
itu
kita
tidak
dapat
dapat
di
konsep
SMP
genetika
dan
SMA
tingkat
secara
harus
berpikir
menghindari penjelasan yang representa-
siswa pada jenjang pendidikan yang
tive
secara biokimiawi atau moleku-
mana. Bila di tingkat sekolah menengah
ler.
Sebagaimana dinyatakan Treagust
pertama belum semua konsep genetika
dan
Chittleborough
dalam
Vanville
bisa diberikan penjelasan sampai pada
(2002) menyatakan perbedaan tingkat
tingkat molekulernya, maka pada tingkat
representatif didalam ilmu pengetahuan
SMA
adalah pembahasan ditingkat kimiawi.
jenjang
Kita mengharapkan terbukanya fenome-
sudah lebih tinggi.
sudah
bisa
kemampuan
diberikan
abstraksi
karena
siswa
na seperti ekspresi fenotip gen, mikros-
Bagian ini sesuai dengan gagasan
kopis nukleus dan kromosom, sub-
Corebima (2010) yang menyatakan bah-
mikroskopis DNA dan basa A, G, C dan
wa
penggolongan
genetika
menjadi
BIOEDUKASI Vol. 4, No.2, hal. 72-85
84
genetika klasik dan molekuler sudah
lingkup genetika; materi genetik: gen,
tidak relevan lagi dan bersifat konven-
DNA, dan kromosom; hubungan gen,
sional klasik. Corebima menyusun bahan
DNA-RNA-Polipeptida
ajar genetika berpendekatan konsep di
sintesis protein; Prinsip hereditas dan
perguruan tinggi dengan menggabungkan
mekanisme pewarisan sifat; Penentuan jenis
kaji-an non molekuler dan molekulernya.
kelamin; Hubungan pembelahan mitosis dan
Jelas
meiosis dengan pewarisan sifat; Mutasi.
terlihat
bahwa
dengan
dasar
dan
proses
genetika
Berdasarkan hasil penelitian ini
menjadi utuh seputar materi genetik dan
miskonsepsi pada buku ajar di SMA
tidak lagi terfragmentasi yang miskin
kelas XII disebabkan oleh penyajian ma-
pola.
teri genetika masih klasik atau genetika
struktur
itu,
pemahaman
Tantangan bagi penulis buku
Mendel, pendekatan konsep yang tidak
kemampuan
representative (tingkat biokimiawi dan
mereka mengkonstruksi konsep genetika
molekuler), penggunaan analogi yang ku-
secara modern melalui submikroskopik.
rang tepat, penggunaan istilah, pemilihan
Para penulis buku harus memiliki konsep
bahasa (pemilihan kata atau kalimat yang
genetika yang lebih luas dari kompetensi
salah), hasil pemikiran atau hasil analisis
yang harus dikuasai oleh siswa. Penulis
penulis sendiri.
buku harus belajar lebih, sehingga dapat
Daftar Pustaka
adalah
meningkatkan
menjelaskan materi/ konsep genetika
secara tepat dan benar. Jadi suatu keharusan bagi penulis buku memiliki referensi yang
mendasari penulisan buku
siswa, karena permasalahan bisa muncul
dari buku siswa. Berdasarkan referensi
yang lengkap, maka penulis buku akan
mampu menjadi narasumber yang valid
bagi pembaca dalam hal ini adalah
siswanya.
Kesimpulan
Miskonsepsi
pada
konsep
genetika yang ditemukan pada penelitian
adalah pada konsep arti dan ruang
Abimbola, I.O., & Baba, Salihu. 1996.
Misconceptions & Alternative
Conceptions in Science Textbooks:The Role of Teachers as
Filters. Journal The American Biology Teacher ,58(1)14-19
Ayala, F.J & Kiger, J.A. 1984. Modern
Genetics. Menlo Prk California:
The Benyamin/cumings Publishing Company, Inc.
Campbell, Reece & Mitchell, L.G.
(1999).
Biologi. Terjemahan
oleh Lestari, R. Adil, E dan Anita
N.Jakarta: 2000.
Penerbit
Erlangga
Corebima,
D.
1997.
Genetika
Mendel.Surabaya:
Airlangga
University Press
Corebima, D. 1997. Penentuan Jenis Kelamin pada Makhluk Hidup.
Surabaya: Airlangga University
Press
85
Elya Nusantari – Analisis & Penyebab Miskonsepsi pada Materi Genetika
Corebima, D. 2010. Pendekatan Baru
Genetika dari Pendekatan Sejarah
ke Pendekatan Konsep. Disajikan
pada Seminar Nasional MIPA
Universitas Negeri Malang 13
Oktober 2010
Gardner, E.J., Simmons, M.J., dan D.P.
Snustad. 1991. Principles of
Genetics. Eight edition. New
Graduate
School
Indonesia
University of Education Jakarta,
27 Oktober 2007.
Venville,G & Treagust. 2002. Teaching
about the Gene in the Genetic
York: Jhon Wiley & Sons,
Inc.Alen.
Kaharu, S. 2007. Exploring the Student
Misconception
of
Electrical
Circuit Concept by Certainty of
Response Index and Interview.
Disajikan pada International
Seminar on Science Education,
Science
Education
Program
information Age. Australian Science
Teachers
Journal:Juni
2002:48,2; ProQuest Education
Journals
BIOEDUKASI
Vol.2 4, No.2, hal. 72-85
Volume 4, Nomor
Halaman 72-85
ISSN: 1693-2654
72
Agustus 2011
Analisis dan Penyebab Miskonsepsi
pada Materi Genetika Buku SMA Kelas XII
Elya Nusantari
Universitas Negeri Gorontalo Jl Jend. Sudirman No 6 Gorontalo,
Email: elya.nusantari09@yahoo.co.id
Diterima 19 Juni 2011, disetujui 20 September 2011
ABSTRACT- This research is aimed to reveal some misconception in genetic in some
senior highschool handbook. Twelve biology books for highschool published during
2006-2010 have been reviewed. All those books show particular pattern of misconception
that caused by misunderstanding about particular Mendelian approaches, inappropriate
analogy and terminologies. Those misunderstanding lead to the misconception in the
concept of chromose structure, protein syntheses, cell division, traits and mutation. Such
misconceptions can be fix trhough the application of representative biomolecular
approaches.
Kata-kata Kunci: Misconception in genetics.
Pendidikan meliputi materi genetik Gen,
Pendahuluan
Pembelajaran genetika di sekolah
DNA dan kromosom; replikasi, sintesis
dan perguruan tinggi hendaknya dapat
protein; reproduksi sel (mitosis dan
menyajikan pembelajaran yang dapat
meiosis), pewarisan sifat dan mutasi.
membuat siswa/mahasiswa memahami
Materi genetika dirasakan sulit oleh
konsep genetika secara utuh. Namun
sebagian besar siswa karena materi ini
banyak
bersifat abstrak, perkembangan genetika
permasalahan
pembelajaran
gene-tika. Venville (2002) dari hasil
molekuler
penelitiannya
bahwa
sementara informasi di buku ajar masih
siswa menganggap pelajaran genetika
berorientasi genetika klasik. Hal ini dapat
melelahkan dan membosankan. Siswa
berakibat pada pemahaman yang salah
sulit memahami konsep genetika karena
tentang konsep genetika atau terjadi
abstrak bagi mereka dan jauh dari
miskonsepsi pada materi genetika.
menyampaikan
berkembang
sangat
pesat
kehidupan sehari-hari. Siswa tidak mam-
Buku ajar di sekolah dibuat untuk
pu mengkonstruksi genetika secara utuh
pegangan belajar bagi siswa. Namun
serta siswa tidak mampu menghub-
biasanya guru juga menggunakan buku
ungkan antar konsep genetika.
ajar yang sama dengan yang dipakai oleh
merupakan
siswa. Seharusnya guru memiliki buku
bagian materi yang diberikan di jenjang
pegangan lain yang berasal dari sumber
SMA. Pada jenjang SMA materi genetika
yang
sesuai
Buku ajar biasa disusun oleh tim guru
Materi
genetika
Kurikulum
Tingkat
Satuan
terpercaya
misalnya
teksbook.
Elya Nusantari – Analisis & Penyebab Miskonsepsi pada Materi Genetika
73
atau dosen dengan menggunakan buku
dapat menyebabkan destruksi penge-
sumber yang berbeda-beda, sehingga
tahuan.
kualitasnya juga berbeda-beda. Kualitas
Penelitian ini dilakukan untuk
buku ajar dapat dinilai berdasarkan
mengkaji buku ajar di SMA khusus pada
validitas teksbook dengan kriteria terten-
materi genetika. Penelitian ini perlu dila-
tu, konten/isi spesifik biologi, readability
kukan untuk memberikan informasi mis-
atau kemampuan menyesuaikan dan mis-
konsepsi genetika apa saja yang
konsepsi (Abimbola & Baba, 1996).
mukan pada buku ajar SMA. Tujuan
Sebagaimana
dinyatakan
oleh
penelitian
adalah
dapat
dite-
memberikan
Kaharu, S. (2007) bahwa bila merujuk
kontribusi bagi pemecahan masalah mis-
pada kurikulum yang diterapkan saat ini
konsepsi bidang genetika, khususnya
dan kurikulum sebelumnya termasuk
membantu memecahkan persoalan buku
buku pegangan murid maupun guru dapat
ajar genetika agar dapat memberikan
dilihat bahwa materi atau konsep yang
pemahaman yang benar tentang genetika.
telah diberikan di SD sampai SLTA
Metode
adalah dengan kedalaman dan penekanan
Buku
yang berbeda, tergantung jenjang sekolah
dimana
materi
tersebut
diberikan.
Semakin tinggi jenjang sekolah maka
konsep tersebut akan diberikan secara
lebih mendalam. Maka bila dijenjang
sebelumya terjadi miskonsepsi akan berakibat pada miskonsepsi akan terbawa
terus ke jenjang selanjutnya.
Berdasarkan pentingnya buku ajar
yang dapat memberikan pengalaman
digunakan di sekolah-sekolah, agar tidak
terjadi kesalahan materi yang berakibat
pada miskonsepsi. Apabila terjadi miskonsepsi secara terus menerus akan
terbawa pada jenjang selanjutnya dan
yang
dianalisis
sebanyak 12 buku ajar tahun terbit 20062010.
Hal
ini
mengacu
ketentuan
Permendiknas Nomor 1 Tahun 2011
Tanggal 4 Januari 2011 tentang buku teks
yang digunakan di sekolah minimal 5
tahun terakhir, buku yang disediakan atau
direkomendasi
oleh
sekolah
untuk
digunakan siswa dalam pembelajaran
sebanyak 12 buku.
Sesuai Kurikulum Tingkat Satuan
belajar yang benar pada siswa, maka kita
perlu melakukan evaluasi buku ajar yang
ajar
Pendidikan (KTSP) SMA untuk materi
genetika adalah pada standart kompetensi memahami penerapan konsep dasar
dan
prinsip-prinsip
hereditas
serta
implikasinya pada saling temas dengan 6
kompetensi dasar. Penelitian dilakukan
untuk mengkaji 6 kompetensi dasar
BIOEDUKASI Vol. 4, No.2, hal. 72-85
74
tersebut dan ditambah satu konsep arti
Ketiga, mengidentifikasi miskon-
dan ruang lingkup genetika. Maka ada
sepsi, menguji buku itu halaman demi
tujuh konsep yakni arti dan ruang
halaman dan bab demi bab untuk
lingkup genetika; materi genetik: gen,
menemukan miskonsepsi yang ada sesuai
DNA, dan kromosom; hubungan gen,
dengan statemen pengetahuan materi
DNA-RNA-Polipeptida
proses
genetik yang telah ditetapkan. Buku yang
sel,
ditetapkan untuk diidentifikasi adalah
hereditas ; penentuan jenis kelamin dan
buku ajar SMA mulai tahun 2006 sampai
mutasi.
2010. Guna menjaga kode etik penelitian
sintesis
protein;
dan
pembelahan
Langkah-langkah
Mengidentifikasi
maka judul buku, penulis buku dan
penerbitnya tidak dicantumkan. Penulis
Miskonsepsi di Buku Biologi.
menggunakan abjad A, B C dst. Data
Langkah mengidentifikasi miskonsepsi
dilakukan
dengan
mengikuti
prosedur penelitian miskonsepsi menurut
Abimbola & Baba (1996). Pertama
Menentukan konsep yang akan diteliti
yang dikelompokkan dalam 7 kelompok
yakni arti dan ruang lingkup genetika;
materi genetik DNA, gen, kromosom,
replikasi; Hubungan gen, RNA, polipeptida
dan proses sintesis protein; Prinsip hereditas
dan mekanisme pewarisan sifat; Penentuan
Jenis Kelamin; Hubungan pembelahan mitosis dan meiosis dengan pewarisan sifat;
selengkapnya ada pada peneliti.
Keempat, mentabulasikan konsepsi
yang teridentifikasi mengandung miskonsepsi. Tabulasi diawali dari
masing buku ajar, kemudian
masingkesamaan
miskonsepsi pada masing-masing materi
diatur menjadi satu
bagian. Buku ru-
jukan untuk menetapkan miskonsepsi
adalah teksbook genetika berbahasa asing
yang ditulis oleh
Gardner, E.J., Sim-
mons, M.J & Peter, S. (1991) judul buku
Principles of Genetics;, Ayala & Kiger,
F.J. (1984) judul buku Modern Genetics;
Mutasi.
Kedua, melakukan eksplorasi buku
Campbell, Reece & Mitchell, L.G.
(2002) judul
buku
masalah
Corebima (1997) judul buku Penentuan
dilakukan
Jenis Kelamin pada Makhluk Hidup;
menemukan
Corebima.(1997) judul buku .Genetika
ajar
konseptual.
dengan
SMA
memiliki
Kegiatan
membaca
contoh-contoh
ini
dan
miskonsepsi
yang
mungkin pada beberapa buku ajar SMA
yang digunakan di sekolah.
buku
Biology dan
ajar kelas XII untuk menentukan apakah
Mendel
Kelima,
Tim
evaluator
yakni
pakar genetika dan pengajar genetika di
Universitas
Negeri
Malang.
Peneliti
Elya Nusantari – Analisis & Penyebab Miskonsepsi pada Materi Genetika
75
meminta tim evaluator mengevaluasi
menghilangkan beberapa item dari daftar
kebenaran atau keberterimaan tentang
identifikasi miskonsepsi.
konsepsi-konsepsi yang teridentifikasi
Hasil
sebagai miskonsepsi. Tim evaluator tidak
Hasil analisis buku ajar dapat
lagi menguji buku ajar yang sudah di-
dilihat pada tabel berikut.
identifikasi peneliti. Dengan dasar hasil
kerja
para
evaluator
peneliti
dapat
Tabel 1. Tabulasi Miskonsepsi Genetika dari 12 Buku Ajar SMA Kelas XII mulai Tahun
2006-2010
Bab/Topik
Arti dan ruang
lingkup genetika
Gen, DNA dan
Kromosom, replikasi
Hubungan gen,
RNA,polipeptida
dan proses sintesis protein
Prinsip hereditas
dan mekanisme
pewarisan sifat
Penentuan Jenis
Kelamin
Hubungan pembelahan mitosis
dan meiosis
dengan pewarisan
sifat
Mutasi
Total
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
10
09
09
09
09
08
08
08
07
07
07
07
Σ
1
1
1
1
1
1
1
1
-
1
1
1
11
4
6
11
2
*
2
**
7
10
6
1
3
*
3
5
*
60
2
**
4
**
5
*
6
*
**
6
4
**
2
**
1
**
13
**
3
**
46
1
2
1
3
1
1
6
3
-
4
6
2
*
30
3
1
2
1
1
1
5
-
-
1
-
2
17
2
5
3
2
-
5
9
2
*
2
**
3
**
3
**
3
39
2
1
*
2
*
3
3
3
2
3
**
4
2
*
27
15
20
17
8
24
39
16
7
12
30
18
230
2
**
25
** materi lengkap
* materi tidak lengkap
E, I dan J = Materi lengkap dengan minimum kesalahan
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat
kajian yang luas dibandingkan standart
bahwa konsep-konsep yang banyak mis-
kompetensi yang lainnya. Maka selanjut-
konsepsi tercakup pada tiga standar
nya dideskripsikan kesalahan konsep
kompetensi yakni Gen, DNA dan Kro-
yang
mosom, replikasi dan Hubungan gen,
mendeskripsikan miskonsepsi pada buku
RNA, polipeptida dan proses sintesis pro-
ajar, namun perbaikan konsep tidak dapat
tein; dan Hubungan pembelahan mitosis
dicantumkan karena keterbatasan hala-
dan meiosis dengan pewarisan sifat. Ke-
man.
tiga standart kompetensi ini mencakup
ditemukan
dengan
pola
BIOEDUKASI Vol. 4, No.2, hal. 72-85
76
Kesalahan konsep yang disajikan
Konsep alel seperti ini merupakan kon-
berikut ini dikelompokkan berdasarkan
sep alel yang dipengaruhi oleh temuan
enam penyebab miskonsepsi yakni mis-
Mendel yakni dominan dan resesif.
konsepsi akibat dari penyajian genetika
Seharusnya bukan hanya dominan rese-
masih genetika klasik atau genetika men-
sif.
del, kurang menggunakan pendekatan
molekuler, penggunaan analogi yang ku-
Konsep Satu Gen Satu Sifat, pengaruh
pola pikir Mendel.
rang tepat, penggunaan istilah yang bias,
Hipotesis satu gen mengendalikan
penggunaan bahasa yakni kata atau ka-
satu sifat dipengaruhi pola pikir kon-
limat sendiri sebagai refleksi dari pema-
sepsi Mendel. Saat ini konsep satu gen
haman penulis sendiri dan miskonsepsi
menentukan satu sifat terbukti sudah
akibat hasil pikir sendiri. Hasil penelitian
tidak berlaku Sifat-sifat tertentu Mendel
dan pembahasan
seolah-oleh menjelaskan bahwa satu gen
dalam kelompok
diuuraikan sebagai berikut.
mengendalikan
Miskonsepsi Akibat Penyajian Konsep
Genetika Masih Genetika Klasik atau
Pengaruh Genetika Mendel masih
Dominan.
digambarkan sangat dominan, gen lain
Miskonsepsi tentang arti dan ruang lingkup genetika didapatkan pada
sebagian besar buku ajar masih menyatakan bahwa genetika adalah ilmu yang
mempelajari pewarisan sifat dari induk
keturunannya
dengan
sifat
atau
gen
tidak nampak.
Miskonsepsi bahwa konsep satu
gen mengendalikan satu sifat sehingga
Arti dan Ruang Lingkup Genetika
kepada
satu
pola
penurunan sifat Mendel.Seharusnya ilmu
dapat memperoleh galur murni dengan
cepat. Proses memperoleh galur murni
dapat dilakukan dengan cara pemurnian
dalam beberapa generasi saja.Terbukti
bahwa hipotesis satu satu sifat sudah
tidak relevan lagi.
Pewarisan sifat Mendel
Miskonsepsi
yang membahas tentang gen.
terjadi
karena
pewarisan Mendel disajikan sebagai cenMiskonsepsi tentang Alela, pengaruh
pola pikir Mendel atas konsep dominan
resesif.
ter concept. Fenomena yang tidak sesuai
Miskonsepsi alela pada buku ajar
penyimpangan Mendel. Hukum Mendel
dijelaskan
sebagai
gen
mempunyai
dengan hokum Mendel disebut sebagai
disalahtafsirkan terjadi hanya pada tum-
bentuk alternative yang dikenal dengan
buhan dengan satu dua dan tiga
istilah alel. Gen dan alel dilambangkan
beda serta hukum Mendel tidak terjadi
dengan huruf latin besar dan kecil.
pada makhluk hidup lainnya. Hukum
sifat
Elya Nusantari – Analisis & Penyebab Miskonsepsi pada Materi Genetika
77
mendel I diartikan terjadi lebih dahulu
yang kemudian akan menjadi bagian dari
dilanjutkan dengan Mendel II. Padahal
satu enzim atau protein lainnya.
dari prosesnya berlangsung Mendel II
kemudian Mendel I. Miskonsepsi selanjutnya bahwa hukum Mendel I terjadi
Letak Gen dan Lokus
pada persilangan monohybrid, Hukum
mendel
II
terjadi
persilangan
pada kromosom pada buku ajar lebih
dihibrid. Sebenarnya hokum Mendel
banyak dinyatakan sebagai suatu ruang
terjadi pada semua persilangan. Miskon-
atau tempat. Gen terletak pada lokus
sepsi bahwa Hukum mendel I
terjadi
yang membentuk satu deretan linier tera-
saat meiosis, Hukum Mendel II terjadi
tur pada kromosom. Lokus berupa benda
saat
berbentuk bulat seperti bola berderet
fertilisasi.
pada
Miskonsepsi tentang letak gen
Miskonsepsi
bahwa
Mendel II dapat terjadi pada gen yang
deret atau kotak-kotak.
letaknya berjauhan.
Kromosom
Miskonsepsi akibat Penyajian Konsep
yang Kurang Representatif (Masih
Minim Penjelasan Tingkat Molekuler).
DNA
Miskonsepsi
kromosom
dian-
taranya adalah kromonema tersusun atas
manik-manik berjejer rapat dinamakan
kromomer. Bagian kromonema yang
Miskonsepsi
yang
ditemukan
adalah ―kromosom, gen dan DNA samasama merupakan faktor pembawa dan
penentu sifat pada makhluk hidup.
Kalimat
ini
memberi
pengertian
ketiganya berfungsi sendiri-sendiri dalam
membawa dan menentukan sifat pada
makhluk hidup. Perlu dijelaskan
hub-
ungan antara konsep gen, DNA dan kromosom.
Gen
mengalami
kromomer
pembelahan
yang
disebut
berfungsi
untuk
membawa sifat keturunan sehingga disebut sebagai lokus gen. Lengan merupakan bagian yang tersusun atas benangbenang
kromosom.
Benang-benang
kromosom tersebut kemudian memendek
dan menebal membentuk kromatin.
Miskonsepsi
bagian-bagian
kromosom adalah sentromer dan lengan
kromosom. Pada lengan tersusun tiga
Miskonsepsi bahwa gen merupakan satu seri triplet basa nitrogen yang
terdapat pada pita DNA. Seri triplet ini
akan mengkode satu rantai polipeptida
bagian selaput, matrik dan kromonema.
Bagian selaput adalah bagian tipis yang
menyelaputi/menyelimuti badan kromosom, matrik adalah cairan bening yang
mengisi seluruh bagian lengan. Matriks
BIOEDUKASI Vol. 4, No.2, hal. 72-85
78
kromosom mengandung benang-benang
menempel sekaligus pada ribosom, dan
halus
antikodon berpasangan dengan kodon.
berpilin-pilin
yang
disebut
kromonema.
Miskonsepsi
akibat
Penggunaan
Analogi yang Kurang Tepat
Miskonsepsi tentang hubungan
Replikasi
tentang
proses
kromosom,
dijelaskan
terjadi
menggunakan analog sebagai kota yang
dengan tiga cara yakni konservatif,
diibaratkan struktur suatu kromosom,
semikonservatif dan dispersif. Tidak
yang terdapat pada bagian inti sel yang
dijelaskan manakah yang benar. Miskon-
membawa petunjuk bagi setiap fase
sepsi bahwa proses-proses yang terjadi
kehidupan
saat replikasi adalah ikatan hidrogen
ambangkan sebuah molekul DNA, yakni
membuka sehingga kedua pita akan
bahan kebakaan. Kamarnya adalah gen,
saling memisah. Miskonsepsi tentang
yaitu
peranan Enzim polymerase sebagai enzim
menduduki tempat-tempat khusus dalam
yang berfungsi memisahkan dua untai
molekul DNA. Batu batanya adalah
DNA. Enzim ligase berfungsi menyam-
nukleotida, yakni ―bahan bangunan‖
bung fragmen DNA hasil sintesis (tidak
molekul. Kalimat diatas adalah sebuah
dijelaskan pada strand yang mana). Mis-
analogi
konsepsi bahwa replikasi berlangsung
memahami
secara bidirectional dengan arah 5—3
menjadi lebih membingungkan siswa
dan 3—5.
karena hirarki
Sintesis Protein
kromosom menjadi tidak jelas.
Miskonsepsi
replikasi
banyak
Miskonsepsi bahwa RNA tidak
memiliki
basa
Timin
dan
DNA
sel.
anak
dan
Setiap
bagian
untuk
gen
dengan
rumah
molekul
yang
memudahkan
konsep,
namun
mel-
siswa
ternyata
antar DNA, gen, dan
Replikasi
Miskonsepsi
sebagai
tentang
proses
gantinya adalah Urasil yang memiliki
replikasi digambarkan sebagai resleting
struktur kimia hampir sama dengan T.
yang sedang membuka, masing-masing
Miskonsepsi perpindahan posisi
belahan untai DNA kemudian akan
(translokasi) asam amino ke A site ke P
membentuk
site. Tidak terlihat proses translokasi
mendapatkan pasangannya yang sesuai
asam amino dari P site ke A site. Proses
akan
perpanjangan asam amino terjadi dengan
pembentukan nukleotida sesuai arah 5—
cara biasa saja. Proses translokasi dinya-
3 dan arah 3—5.
takan
sebagai
dua
RNA-t
dapat
komplemennya.
terbentuk
ikatan
Setelah
dengan
arah
Elya Nusantari – Analisis & Penyebab Miskonsepsi pada Materi Genetika
79
Replikasi
resleting,
dianalogkan sebagai
dapat disalahtafsirkan oleh
siswa. pembentukan nukleotida baru terjadi secara biridectional atau dua arah
dengan arah dan cara yang sama. Seharusnya dengan arah yang sama dan
dengan cara berbeda.
Miskonsepsi
Akibat
Penggunaan
Istilah yang Menghasilkan Pengertian
Bias.
Kromosom Tubuh dan Kromosom Kelamin
Miskonsepsi
mengenai
sel
kelamin dan sel tubuh selalu dihubungkan dengan keberadaan jenis kromosom kelamin dengan kromosom tubuh.
Contoh kalimat berikut. Setiap makhluk
hidup dibangun oleh sel tubuh (somatik)
dan sel kelamin (gamet). Sel tubuh
disusun oleh kromosom tubuh (autosom)
sedangkan sel kelamin disusun oleh
perubahan
autosom dinyatakan bahwa Kromosom
autosom berfungsi
mengatur dan men-
gendalikan sifat-sifat tubuh makhluk
hidup. Kromosom ini tidak ada hubungannya dengan penentuan jenis kelamin. Kromosom seks kromosom adalah
kromosom
yang
menentukan
jenis
kelamin organisme.
Miskonsepsi bahwa mutasi yang
terjadi di dalam tubuh dapat berupa
perubahan somatis (mutasi autosom), dan
gametis
Miskonsepsi
Akibat
Penggunaan
Bahasa (Kata atau Kalimat sebagai
Hasil Refleksi Pemahaman Penulis
Buku).
Miskonsepsi Replikasi dan Waktu replikasi:
Miskonsepsi
yang
sering
ditemukan di buku ajar pada konsep mitosis banyak terkait dengan waktu replikasi. Banyak buku ajar menyatakan replikasi terjadi di awal profase atau awal
metaphase. Hal ini disebabkan konsep
lama menyatakan bahwa pada fase interfase adalah fase istirahat, sehingga di
fase ini tidak terjadi proses-proses yang
penting.Terbukti kemudian justru pada
profase
ini
terjadi
proses
penting
replikasi.
Transkripsi
Penggunaan
kromosom
atau
(mutasi kromosom seks).
kromosom kelamin (gonosom).
Miskonsepsi fungsi
generative
kata
yang
salah
diberikan tanda kutip untuk diperhatikan.
Transkripsi adalah proses ―replikasi‖
DNA untuk membentuk RNA-d. DNA
digunakan sebagai model untuk sintesis
protein. DNA melaksanakan fungsinya
dengan cara DNA ―dikopi‖ terlebih
dahulu menjadi RNA dan hasil kopiannya
itulah
yang
melakukan
sintesis
polipeptida. Hal ini dimaksudkan agar
―gen asli tetap terlindungi, sementara
hasil
kopiannya
ditugaskan
untuk
melaksanakan pesan-pesan yang dikandungnya‖. Transkripsi adalah proses
BIOEDUKASI Vol. 4, No.2, hal. 72-85
80
transfer informasi genetik dari ruas DNA
Seharusnya tidak terjadi apabila dirujuk
(gen) ke dalam molekul RNA.
dari sumber informasi yang valid.
Miskonsepsi karena bahasa tidak
Miskonsepsi asal RNA
jelas. ―Pencetak‖ memiliki urutan G-G-
RNAd dibentuk DNA di dalam
C-T-T-A maka komplemennya adalah C-
inti sel; Asal RNAr dibentuk dari DNA
C-G-A-A-T.
cetakannya
yang banyak di dalam ribosom; RNAt
adalah C-C-G-A-A-U yang merupakan
dibentuk oleh DNA di sitoplasma. Infor-
―copi‖ dari C-C-G-A-A-T (gen), dan
masi diberikan terkait dengan keberadaan
merupakan komplemen dari ―pencetak‖.
RNA tersebut.
RNA
Miskonsepsi
hasil
bahwa
―RNAd
Miskonsepsi tempat sintesis protein
merupakan molekul penghubung‖ antara
Miskonsepsi
bahwa
sintesis
DNA dengan protein dan membawa
protein berlangsung di dalam inti sel dan
pesan berupa informasi genetik dari
mitokondria. Kalimat lain menyatakan
DNA untuk membentuk protein.
bahwa hasil penyusunan mRNA yang
Translasi
sudah jadi akan meninggalkan inti untuk
Miskonsepsi bahwa kode genetika
merupakan suatu pengkodean urutan
―triplet basa nitrogen‖ DNA dan RNA
pada proses sintesis protein. Setiap kode
melekat pada ribosom, yang merupakan
―organela” pelaksana sintesis protein.
Miskonsepsi kesalahan penerjemahan
dan mutasi
Miskonsepsi
triplet basa nitrogen akan menghasilkan
pada
kesalahan
suatu jenis asam amino. Satu gen hanya
penerjemahan langsung berakibat pada
menyandikan satu jenis protein.
mutasi. Kalimat berikut: Walaupun RNA
Miskonsepsi Pembelahan Mitosis Fase
Metafase
Ditemukan gambar metaphase
telah bekerja dengan teliti dalam proses
yang memperlihatkan kromosom yang
akan bersegregasi adalah kromosom
homolognya. Perbaikan konsep: Saat
metaphase yang akan bersegregasi adalah
sintesis protein, tetapi kesalahan dalam
menerjemahkan mungkin dapat juga
terjadi sehingga asam-asam amino yang
tersusun akan berbeda dan tidak sesuai
dengan yang diharapkan DNA maka
terjadi
kromatidnya.
mutasi.Kalimat
miskonsepsi
berikut bahwa pesan-pesan genetik beruMiskonsepsi Akibat Hasil Pemikiran
Penulis Sendiri
Miskonsepsi ditemukan sebagai
akibat
pemikiran
penulis
sendiri.
pa urutan basa nitrogen yang ada di
RNA. Jika RNA rusak, akan segera diganti dengan hasil kopian yang baru.
Elya Nusantari – Analisis & Penyebab Miskonsepsi pada Materi Genetika
81
Miskonsepsi bahwa mutasi alami merugikan dan letal sedangkan mutasi buatan biasanya menguntungkan.
melalui reproduksi seksual maupun me-
Miskonsepsi bahwa mutasi alami
diwariskan baik melalui reproduksi asek-
buatan
sual dan seksual. Tergantung
dan
hasilnya
tidak
dapat
lalui reproduksi aseksual. Mutasi dapat
bagian
diprediksi apakah menguntungkan atau
yang mengalami. Contohnya pada tum-
merugikan termasuk letal bagi individu
buhan dikotil mutasi bisa diwariskan
yang memiliki.Mutasi sebenarnya tidak
melalui aseksual dan seksual. Pada asek-
terarah diartikan atau hasil mutasi tidak
sual contohnya reproduksi secara vegeta-
ada tujuan. Mutasi tidak bertujuan untuk
tive misalnya stek.
kepentingan adaptasi. Mutasi memuncul-
Mutasi somatik bisa diwariskan
kan keragaman. Keragaman itulah yang
melalui reproduksi seksual maupun asek-
akan menjadi sumber variasi. Variasi
sual. Misalnya jika mutasi somatik
atau mutan yang sesuai dengan ling-
terkena pada mata tunas tanaman jeruk,
kungan maka dialah yang survive.
kemudian menghasilkan sel germ. Jika
mata tunas menjadi cabang tanaman
Miskonsepsi bahwa mutasi germinal
yang diwariskan dan mutasi somatik
tidak diwariskan
jeruk dan berkembang menghasilkan
Contoh pada kalimat berikut.
aseksual. Jika sudah diwariskan melalui
Mutasi yang terjadi pada sel-sel gamet
sel germ, maka sudah dapat diwariskan
(sel kelamin) akan bersifat menurun,
secara seksual.
tetapi jika mutasi tersebut terjadi pada
sel-sel
somatik
(sel
tubuh)
maka
perubahan itu hanya terjadi pada individu
tersebut dan tidak bersifat menurun.
Contoh lain miskonsepsi pada
kalimat
berikut
Miskonsepsi
bahwa
bunga maka dapat diwariskan secara
Miskonsepsi selanjutnya bahwa mutasi
yang menyebabkan kematian merupakan usaha alam untuk menjaga
keseimbangan genetika dalam suatu
populasi.
Kalimat di atas merupakan akibat miskonsepsi bahwa mutasi selalu
meru-
mutasi yang terjadi pada sel-sel somatik
gikan. Sehingga bila mutan mati merupa-
(tubuh) tidak akan membawa perubahan
kan upaya agar ada keseimbangan ge-
pada keturunannya, sedangkan mutasi
netika. Padahal mutasi bisa menghasilkan
yang terjadi pada sel-sel gamet ke-
keragaman gen di tingkat populasi. Bal-
banyakan letal (mati) sebelum dilahirkan
ance Model adalah keadaan gen di alam
atau sebelum dewasa.
adalah heterosigot. Bukan klasikal model
Saat ini diketahui mutasi germinal
dapat diwariskan pada keturunannya
yakni gen di alam dalam keadaan homosigot.
BIOEDUKASI Vol. 4, No.2, hal. 72-85
Miskonsepsi bahwa mutasi akan
menghasilkan perubahan fenotip keturunannya dan mutasi menjadi spesies
baru yang benar-benar berbeda dengan
induknya.
Mutasi
tidak
82
sekali
dari
induknya
membutuhkan
waktu sangat lama.
Pembahasan
Berdasarkan
langsung
contoh
kesalahan
menghasilkan perubahan yang drastis.
konsep yang ditemukan pada buku ajar
Mutasi terjadi terjadi bertingkat-tingkat.
SMA dapat dikelompokkan kesalahan
Mutasi titik, mutasi dan kromosom.
konsep genetika terjadi akibat enam
Dampak mutasi bisa mengenai gen
sebab yakni penyajian materi genetika
pengkode atau tidak. Ada proses perbai-
klasik atau genetika mendel, penyajian
kan DNA yang terkena mutasi. Mutasi
konsep
yang tidak dapat diperbaiki barulah
informasi
berdampak pada individu yang men-
analogi yang kurang tepat, penggunaan
galami. Mutasi berdampak
pada peru-
istilah tidak tepat, pemilihan bahasa atau
kemudian
kata yang salah, serta hasil pemikiran
bahan
basa
nukleotida,
tidak
representative
molekuler),
(minim
penggunaan
atau analisis penulis sendiri.
berdampak pada fenotipnya.
mutasi
Penggunaan analogi dalam men-
menghasilkan spesies baru yang benar-
jelaskan suatu konsep diharapkan dapat
benar berbeda dengan induknya.Kalimat
mempermudah siswa dalam memahami
lainnya adalah Penyimpangan struktur
konsep tersebut. Namun penggunaan
dan jumlah DNA menyebabkan kelainan
analogi yang salah akan berakibat siswa
pada janin dalam kandungan dan me-
salah memahami konsep. Maka perlu
nyebabkan cacat lahir atau memunculkan
berhati hati dalam membuat analogi.
Miskonsepsi
individu
dengan
sehingga
bahwa
berbeda
Penggunaan istilah dan bahasa
terbentuk
atau kata yang salah dapat berakibat
karakter
memungkinkan
kesalahan memahami konsep. Seperti
spesies baru.
Spesiasi terjadi pada mutan yang
penggunaan istilah kromosom tubuh dan
sudah mengalami mutasi terus menerus
kromosom kelamin. Sebaiknya istilah ini
dan mutan itu adaptif pada lingkungann-
diganti dengan kromosom autosom dan
ya. Suatu ketika (ribuan tahun) nanti mu-
kromosom gonosom. Demikian pula
tasi dapat menghasilkan keturunan yang
penggunaan kalimat atau kata yang tidak
berbeda sama sekali sekali dari
in-
tepat. Penggunaan kata atau kalimat yang
duknya. Perubahan yang berbeda sama
salah bisa disebabkan pemahaman penulis buku yang juga tidak tepat sehingga
Elya Nusantari – Analisis & Penyebab Miskonsepsi pada Materi Genetika
83
berakibat kesalahan pada pemilihan kata
T sebagai dasar kode genetik. Perubahan
dan kalimat. Hasil pemikiran sebagai re-
tingkatan representatif secara otomatis
fleksi
berlaku
pemahaman
penulis
turut
mempengaruhi miskonsepsi.
baik
Penyajian konsep genetika masih
didominasi
dengan
jenjang
SMP,
SMA
maupun
perguruan tinggi.
Mendel.
Berkenaan dengan penyajian yang
Sudah waktunya meninggalkan bayang-
representatif, apakah semua tingkat/ level
bayang
pemahaman
pendidikan memerlukan penjelasan ge-
genetika semakin luas tidak terpaku pada
netika secara molekuler? Materi genetika
pewarisan Mendel saja. Penyajian konsep
saat ini sudah diajarkan di sekolah
genetika perlu disajikan secara repre-
menengah pertama dan atas. Guru di-
sentative dengan menyajikan informasi
tuntut menguasai genetika secara repre-
secara molekuler. Hal ini menjembatani
sentatif/molekulernya. Hal ini disebabkan
perkembangan genetika yang pesat agar
karena pertanyaan siswa pada tingkatan
dapat menjadi pondasi yang benar bagi
pendidikan berbeda bisa saja menan-
perkembangan kognitif siswa.
yakan hal yang sama. Guru dapat men-
Mendel
konsep
untuk semua tingkatan guru
agar
Pendekatan molekuler di saat
jelaskan dengan cukup komprehensif jika
mendatang diperlukan untuk menunjang
mengua-sai
perkembangan genetika yang demikian
representatif. Masalahnya apakah semua
pesat. Sementara itu bila buku ajar masih
konsep
menyajikan genetika klasik maka pema-
dijelaskan tingkat molekulernya? Pasti
haman siswa kita juga akan lambat. Oleh
ini perlu proses, karena kita juga perlu
sebab
mempertimbangkan
itu
kita
tidak
dapat
dapat
di
konsep
SMP
genetika
dan
SMA
tingkat
secara
harus
berpikir
menghindari penjelasan yang representa-
siswa pada jenjang pendidikan yang
tive
secara biokimiawi atau moleku-
mana. Bila di tingkat sekolah menengah
ler.
Sebagaimana dinyatakan Treagust
pertama belum semua konsep genetika
dan
Chittleborough
dalam
Vanville
bisa diberikan penjelasan sampai pada
(2002) menyatakan perbedaan tingkat
tingkat molekulernya, maka pada tingkat
representatif didalam ilmu pengetahuan
SMA
adalah pembahasan ditingkat kimiawi.
jenjang
Kita mengharapkan terbukanya fenome-
sudah lebih tinggi.
sudah
bisa
kemampuan
diberikan
abstraksi
karena
siswa
na seperti ekspresi fenotip gen, mikros-
Bagian ini sesuai dengan gagasan
kopis nukleus dan kromosom, sub-
Corebima (2010) yang menyatakan bah-
mikroskopis DNA dan basa A, G, C dan
wa
penggolongan
genetika
menjadi
BIOEDUKASI Vol. 4, No.2, hal. 72-85
84
genetika klasik dan molekuler sudah
lingkup genetika; materi genetik: gen,
tidak relevan lagi dan bersifat konven-
DNA, dan kromosom; hubungan gen,
sional klasik. Corebima menyusun bahan
DNA-RNA-Polipeptida
ajar genetika berpendekatan konsep di
sintesis protein; Prinsip hereditas dan
perguruan tinggi dengan menggabungkan
mekanisme pewarisan sifat; Penentuan jenis
kaji-an non molekuler dan molekulernya.
kelamin; Hubungan pembelahan mitosis dan
Jelas
meiosis dengan pewarisan sifat; Mutasi.
terlihat
bahwa
dengan
dasar
dan
proses
genetika
Berdasarkan hasil penelitian ini
menjadi utuh seputar materi genetik dan
miskonsepsi pada buku ajar di SMA
tidak lagi terfragmentasi yang miskin
kelas XII disebabkan oleh penyajian ma-
pola.
teri genetika masih klasik atau genetika
struktur
itu,
pemahaman
Tantangan bagi penulis buku
Mendel, pendekatan konsep yang tidak
kemampuan
representative (tingkat biokimiawi dan
mereka mengkonstruksi konsep genetika
molekuler), penggunaan analogi yang ku-
secara modern melalui submikroskopik.
rang tepat, penggunaan istilah, pemilihan
Para penulis buku harus memiliki konsep
bahasa (pemilihan kata atau kalimat yang
genetika yang lebih luas dari kompetensi
salah), hasil pemikiran atau hasil analisis
yang harus dikuasai oleh siswa. Penulis
penulis sendiri.
buku harus belajar lebih, sehingga dapat
Daftar Pustaka
adalah
meningkatkan
menjelaskan materi/ konsep genetika
secara tepat dan benar. Jadi suatu keharusan bagi penulis buku memiliki referensi yang
mendasari penulisan buku
siswa, karena permasalahan bisa muncul
dari buku siswa. Berdasarkan referensi
yang lengkap, maka penulis buku akan
mampu menjadi narasumber yang valid
bagi pembaca dalam hal ini adalah
siswanya.
Kesimpulan
Miskonsepsi
pada
konsep
genetika yang ditemukan pada penelitian
adalah pada konsep arti dan ruang
Abimbola, I.O., & Baba, Salihu. 1996.
Misconceptions & Alternative
Conceptions in Science Textbooks:The Role of Teachers as
Filters. Journal The American Biology Teacher ,58(1)14-19
Ayala, F.J & Kiger, J.A. 1984. Modern
Genetics. Menlo Prk California:
The Benyamin/cumings Publishing Company, Inc.
Campbell, Reece & Mitchell, L.G.
(1999).
Biologi. Terjemahan
oleh Lestari, R. Adil, E dan Anita
N.Jakarta: 2000.
Penerbit
Erlangga
Corebima,
D.
1997.
Genetika
Mendel.Surabaya:
Airlangga
University Press
Corebima, D. 1997. Penentuan Jenis Kelamin pada Makhluk Hidup.
Surabaya: Airlangga University
Press
85
Elya Nusantari – Analisis & Penyebab Miskonsepsi pada Materi Genetika
Corebima, D. 2010. Pendekatan Baru
Genetika dari Pendekatan Sejarah
ke Pendekatan Konsep. Disajikan
pada Seminar Nasional MIPA
Universitas Negeri Malang 13
Oktober 2010
Gardner, E.J., Simmons, M.J., dan D.P.
Snustad. 1991. Principles of
Genetics. Eight edition. New
Graduate
School
Indonesia
University of Education Jakarta,
27 Oktober 2007.
Venville,G & Treagust. 2002. Teaching
about the Gene in the Genetic
York: Jhon Wiley & Sons,
Inc.Alen.
Kaharu, S. 2007. Exploring the Student
Misconception
of
Electrical
Circuit Concept by Certainty of
Response Index and Interview.
Disajikan pada International
Seminar on Science Education,
Science
Education
Program
information Age. Australian Science
Teachers
Journal:Juni
2002:48,2; ProQuest Education
Journals