Analisis dan Penyebab Miskonsepsi pada Materi Genetika Buku SMA Kelas XII

BIOEDUKASI
BIOEDUKASI
Vol.2 4, No.2, hal. 72-85
Volume 4, Nomor
Halaman 72-85

ISSN: 1693-2654
72
Agustus 2011

Analisis dan Penyebab Miskonsepsi
pada Materi Genetika Buku SMA Kelas XII
Elya Nusantari
Universitas Negeri Gorontalo Jl Jend. Sudirman No 6 Gorontalo,
Email: elya.nusantari09@yahoo.co.id
Diterima 19 Juni 2011, disetujui 20 September 2011

ABSTRACT- This research is aimed to reveal some misconception in genetic in some
senior highschool handbook. Twelve biology books for highschool published during
2006-2010 have been reviewed. All those books show particular pattern of misconception
that caused by misunderstanding about particular Mendelian approaches, inappropriate

analogy and terminologies. Those misunderstanding lead to the misconception in the
concept of chromose structure, protein syntheses, cell division, traits and mutation. Such
misconceptions can be fix trhough the application of representative biomolecular
approaches.
Kata-kata Kunci: Misconception in genetics.

Pendidikan meliputi materi genetik Gen,

Pendahuluan

Pembelajaran genetika di sekolah

DNA dan kromosom; replikasi, sintesis

dan perguruan tinggi hendaknya dapat

protein; reproduksi sel (mitosis dan

menyajikan pembelajaran yang dapat


meiosis), pewarisan sifat dan mutasi.

membuat siswa/mahasiswa memahami

Materi genetika dirasakan sulit oleh

konsep genetika secara utuh. Namun

sebagian besar siswa karena materi ini

banyak

bersifat abstrak, perkembangan genetika

permasalahan

pembelajaran

gene-tika. Venville (2002) dari hasil


molekuler

penelitiannya

bahwa

sementara informasi di buku ajar masih

siswa menganggap pelajaran genetika

berorientasi genetika klasik. Hal ini dapat

melelahkan dan membosankan. Siswa

berakibat pada pemahaman yang salah

sulit memahami konsep genetika karena

tentang konsep genetika atau terjadi


abstrak bagi mereka dan jauh dari

miskonsepsi pada materi genetika.

menyampaikan

berkembang

sangat

pesat

kehidupan sehari-hari. Siswa tidak mam-

Buku ajar di sekolah dibuat untuk

pu mengkonstruksi genetika secara utuh

pegangan belajar bagi siswa. Namun


serta siswa tidak mampu menghub-

biasanya guru juga menggunakan buku

ungkan antar konsep genetika.

ajar yang sama dengan yang dipakai oleh
merupakan

siswa. Seharusnya guru memiliki buku

bagian materi yang diberikan di jenjang

pegangan lain yang berasal dari sumber

SMA. Pada jenjang SMA materi genetika

yang

sesuai


Buku ajar biasa disusun oleh tim guru

Materi

genetika

Kurikulum

Tingkat

Satuan

terpercaya

misalnya

teksbook.

Elya Nusantari – Analisis & Penyebab Miskonsepsi pada Materi Genetika


73

atau dosen dengan menggunakan buku

dapat menyebabkan destruksi penge-

sumber yang berbeda-beda, sehingga

tahuan.

kualitasnya juga berbeda-beda. Kualitas

Penelitian ini dilakukan untuk

buku ajar dapat dinilai berdasarkan

mengkaji buku ajar di SMA khusus pada

validitas teksbook dengan kriteria terten-


materi genetika. Penelitian ini perlu dila-

tu, konten/isi spesifik biologi, readability

kukan untuk memberikan informasi mis-

atau kemampuan menyesuaikan dan mis-

konsepsi genetika apa saja yang

konsepsi (Abimbola & Baba, 1996).

mukan pada buku ajar SMA. Tujuan

Sebagaimana

dinyatakan

oleh


penelitian

adalah

dapat

dite-

memberikan

Kaharu, S. (2007) bahwa bila merujuk

kontribusi bagi pemecahan masalah mis-

pada kurikulum yang diterapkan saat ini

konsepsi bidang genetika, khususnya

dan kurikulum sebelumnya termasuk


membantu memecahkan persoalan buku

buku pegangan murid maupun guru dapat

ajar genetika agar dapat memberikan

dilihat bahwa materi atau konsep yang

pemahaman yang benar tentang genetika.

telah diberikan di SD sampai SLTA

Metode

adalah dengan kedalaman dan penekanan
Buku

yang berbeda, tergantung jenjang sekolah
dimana


materi

tersebut

diberikan.

Semakin tinggi jenjang sekolah maka
konsep tersebut akan diberikan secara
lebih mendalam. Maka bila dijenjang
sebelumya terjadi miskonsepsi akan berakibat pada miskonsepsi akan terbawa
terus ke jenjang selanjutnya.
Berdasarkan pentingnya buku ajar
yang dapat memberikan pengalaman

digunakan di sekolah-sekolah, agar tidak
terjadi kesalahan materi yang berakibat
pada miskonsepsi. Apabila terjadi miskonsepsi secara terus menerus akan
terbawa pada jenjang selanjutnya dan

yang

dianalisis

sebanyak 12 buku ajar tahun terbit 20062010.

Hal

ini

mengacu

ketentuan

Permendiknas Nomor 1 Tahun 2011
Tanggal 4 Januari 2011 tentang buku teks
yang digunakan di sekolah minimal 5
tahun terakhir, buku yang disediakan atau
direkomendasi

oleh

sekolah

untuk

digunakan siswa dalam pembelajaran
sebanyak 12 buku.
Sesuai Kurikulum Tingkat Satuan

belajar yang benar pada siswa, maka kita
perlu melakukan evaluasi buku ajar yang

ajar

Pendidikan (KTSP) SMA untuk materi
genetika adalah pada standart kompetensi memahami penerapan konsep dasar
dan

prinsip-prinsip

hereditas

serta

implikasinya pada saling temas dengan 6
kompetensi dasar. Penelitian dilakukan
untuk mengkaji 6 kompetensi dasar

BIOEDUKASI Vol. 4, No.2, hal. 72-85

74

tersebut dan ditambah satu konsep arti

Ketiga, mengidentifikasi miskon-

dan ruang lingkup genetika. Maka ada

sepsi, menguji buku itu halaman demi

tujuh konsep yakni arti dan ruang

halaman dan bab demi bab untuk

lingkup genetika; materi genetik: gen,

menemukan miskonsepsi yang ada sesuai

DNA, dan kromosom; hubungan gen,

dengan statemen pengetahuan materi

DNA-RNA-Polipeptida

proses

genetik yang telah ditetapkan. Buku yang

sel,

ditetapkan untuk diidentifikasi adalah

hereditas ; penentuan jenis kelamin dan

buku ajar SMA mulai tahun 2006 sampai

mutasi.

2010. Guna menjaga kode etik penelitian

sintesis

protein;

dan

pembelahan

Langkah-langkah

Mengidentifikasi

maka judul buku, penulis buku dan
penerbitnya tidak dicantumkan. Penulis

Miskonsepsi di Buku Biologi.

menggunakan abjad A, B C dst. Data
Langkah mengidentifikasi miskonsepsi

dilakukan

dengan

mengikuti

prosedur penelitian miskonsepsi menurut
Abimbola & Baba (1996). Pertama
Menentukan konsep yang akan diteliti
yang dikelompokkan dalam 7 kelompok
yakni arti dan ruang lingkup genetika;
materi genetik DNA, gen, kromosom,
replikasi; Hubungan gen, RNA, polipeptida
dan proses sintesis protein; Prinsip hereditas
dan mekanisme pewarisan sifat; Penentuan
Jenis Kelamin; Hubungan pembelahan mitosis dan meiosis dengan pewarisan sifat;

selengkapnya ada pada peneliti.
Keempat, mentabulasikan konsepsi
yang teridentifikasi mengandung miskonsepsi. Tabulasi diawali dari
masing buku ajar, kemudian

masingkesamaan

miskonsepsi pada masing-masing materi
diatur menjadi satu

bagian. Buku ru-

jukan untuk menetapkan miskonsepsi
adalah teksbook genetika berbahasa asing
yang ditulis oleh

Gardner, E.J., Sim-

mons, M.J & Peter, S. (1991) judul buku
Principles of Genetics;, Ayala & Kiger,
F.J. (1984) judul buku Modern Genetics;

Mutasi.

Kedua, melakukan eksplorasi buku

Campbell, Reece & Mitchell, L.G.
(2002) judul

buku

masalah

Corebima (1997) judul buku Penentuan

dilakukan

Jenis Kelamin pada Makhluk Hidup;

menemukan

Corebima.(1997) judul buku .Genetika

ajar

konseptual.
dengan

SMA

memiliki

Kegiatan

membaca

contoh-contoh

ini

dan

miskonsepsi

yang

mungkin pada beberapa buku ajar SMA
yang digunakan di sekolah.

buku

Biology dan

ajar kelas XII untuk menentukan apakah

Mendel
Kelima,

Tim

evaluator

yakni

pakar genetika dan pengajar genetika di
Universitas

Negeri

Malang.

Peneliti

Elya Nusantari – Analisis & Penyebab Miskonsepsi pada Materi Genetika

75

meminta tim evaluator mengevaluasi

menghilangkan beberapa item dari daftar

kebenaran atau keberterimaan tentang

identifikasi miskonsepsi.

konsepsi-konsepsi yang teridentifikasi

Hasil

sebagai miskonsepsi. Tim evaluator tidak

Hasil analisis buku ajar dapat

lagi menguji buku ajar yang sudah di-

dilihat pada tabel berikut.

identifikasi peneliti. Dengan dasar hasil
kerja

para

evaluator

peneliti

dapat

Tabel 1. Tabulasi Miskonsepsi Genetika dari 12 Buku Ajar SMA Kelas XII mulai Tahun
2006-2010
Bab/Topik
Arti dan ruang
lingkup genetika
Gen, DNA dan
Kromosom, replikasi
Hubungan gen,
RNA,polipeptida
dan proses sintesis protein
Prinsip hereditas
dan mekanisme
pewarisan sifat
Penentuan Jenis
Kelamin
Hubungan pembelahan mitosis
dan meiosis
dengan pewarisan
sifat
Mutasi
Total

A

B

C

D

E

F

G

H

I

J

K

L

10

09

09

09

09

08

08

08

07

07

07

07

Σ

1

1

1

1

1

1

1

1

-

1

1

1

11

4

6

11

2
*

2
**

7

10

6

1

3
*

3

5
*

60

2
**

4
**

5
*

6
*

**

6

4
**

2
**

1

**

13
**

3
**

46

1

2

1

3

1

1

6

3

-

4

6

2
*

30

3

1

2

1

1

1

5

-

-

1

-

2

17

2

5

3

2

-

5

9

2
*

2
**

3
**

3
**

3

39

2

1
*

2
*

3

3

3

2

3

**

4

2
*

27

15

20

17

8

24

39

16

7

12

30

18

230

2
**
25

** materi lengkap
* materi tidak lengkap
E, I dan J = Materi lengkap dengan minimum kesalahan
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat
kajian yang luas dibandingkan standart
bahwa konsep-konsep yang banyak mis-

kompetensi yang lainnya. Maka selanjut-

konsepsi tercakup pada tiga standar

nya dideskripsikan kesalahan konsep

kompetensi yakni Gen, DNA dan Kro-

yang

mosom, replikasi dan Hubungan gen,

mendeskripsikan miskonsepsi pada buku

RNA, polipeptida dan proses sintesis pro-

ajar, namun perbaikan konsep tidak dapat

tein; dan Hubungan pembelahan mitosis

dicantumkan karena keterbatasan hala-

dan meiosis dengan pewarisan sifat. Ke-

man.

tiga standart kompetensi ini mencakup

ditemukan

dengan

pola

BIOEDUKASI Vol. 4, No.2, hal. 72-85

76

Kesalahan konsep yang disajikan

Konsep alel seperti ini merupakan kon-

berikut ini dikelompokkan berdasarkan

sep alel yang dipengaruhi oleh temuan

enam penyebab miskonsepsi yakni mis-

Mendel yakni dominan dan resesif.

konsepsi akibat dari penyajian genetika

Seharusnya bukan hanya dominan rese-

masih genetika klasik atau genetika men-

sif.

del, kurang menggunakan pendekatan
molekuler, penggunaan analogi yang ku-

Konsep Satu Gen Satu Sifat, pengaruh
pola pikir Mendel.

rang tepat, penggunaan istilah yang bias,

Hipotesis satu gen mengendalikan

penggunaan bahasa yakni kata atau ka-

satu sifat dipengaruhi pola pikir kon-

limat sendiri sebagai refleksi dari pema-

sepsi Mendel. Saat ini konsep satu gen

haman penulis sendiri dan miskonsepsi

menentukan satu sifat terbukti sudah

akibat hasil pikir sendiri. Hasil penelitian

tidak berlaku Sifat-sifat tertentu Mendel

dan pembahasan

seolah-oleh menjelaskan bahwa satu gen

dalam kelompok

diuuraikan sebagai berikut.

mengendalikan

Miskonsepsi Akibat Penyajian Konsep
Genetika Masih Genetika Klasik atau
Pengaruh Genetika Mendel masih
Dominan.

digambarkan sangat dominan, gen lain

Miskonsepsi tentang arti dan ruang lingkup genetika didapatkan pada
sebagian besar buku ajar masih menyatakan bahwa genetika adalah ilmu yang
mempelajari pewarisan sifat dari induk
keturunannya

dengan

sifat

atau

gen

tidak nampak.
Miskonsepsi bahwa konsep satu
gen mengendalikan satu sifat sehingga

Arti dan Ruang Lingkup Genetika

kepada

satu

pola

penurunan sifat Mendel.Seharusnya ilmu

dapat memperoleh galur murni dengan
cepat. Proses memperoleh galur murni
dapat dilakukan dengan cara pemurnian
dalam beberapa generasi saja.Terbukti
bahwa hipotesis satu satu sifat sudah
tidak relevan lagi.
Pewarisan sifat Mendel
Miskonsepsi

yang membahas tentang gen.

terjadi

karena

pewarisan Mendel disajikan sebagai cenMiskonsepsi tentang Alela, pengaruh
pola pikir Mendel atas konsep dominan
resesif.

ter concept. Fenomena yang tidak sesuai

Miskonsepsi alela pada buku ajar

penyimpangan Mendel. Hukum Mendel

dijelaskan

sebagai

gen

mempunyai

dengan hokum Mendel disebut sebagai

disalahtafsirkan terjadi hanya pada tum-

bentuk alternative yang dikenal dengan

buhan dengan satu dua dan tiga

istilah alel. Gen dan alel dilambangkan

beda serta hukum Mendel tidak terjadi

dengan huruf latin besar dan kecil.

pada makhluk hidup lainnya. Hukum

sifat

Elya Nusantari – Analisis & Penyebab Miskonsepsi pada Materi Genetika

77

mendel I diartikan terjadi lebih dahulu

yang kemudian akan menjadi bagian dari

dilanjutkan dengan Mendel II. Padahal

satu enzim atau protein lainnya.

dari prosesnya berlangsung Mendel II
kemudian Mendel I. Miskonsepsi selanjutnya bahwa hukum Mendel I terjadi

Letak Gen dan Lokus

pada persilangan monohybrid, Hukum
mendel

II

terjadi

persilangan

pada kromosom pada buku ajar lebih

dihibrid. Sebenarnya hokum Mendel

banyak dinyatakan sebagai suatu ruang

terjadi pada semua persilangan. Miskon-

atau tempat. Gen terletak pada lokus

sepsi bahwa Hukum mendel I

terjadi

yang membentuk satu deretan linier tera-

saat meiosis, Hukum Mendel II terjadi

tur pada kromosom. Lokus berupa benda

saat

berbentuk bulat seperti bola berderet

fertilisasi.

pada

Miskonsepsi tentang letak gen

Miskonsepsi

bahwa

Mendel II dapat terjadi pada gen yang

deret atau kotak-kotak.

letaknya berjauhan.

Kromosom

Miskonsepsi akibat Penyajian Konsep
yang Kurang Representatif (Masih
Minim Penjelasan Tingkat Molekuler).
DNA

Miskonsepsi

kromosom

dian-

taranya adalah kromonema tersusun atas
manik-manik berjejer rapat dinamakan
kromomer. Bagian kromonema yang

Miskonsepsi

yang

ditemukan

adalah ―kromosom, gen dan DNA samasama merupakan faktor pembawa dan
penentu sifat pada makhluk hidup.
Kalimat

ini

memberi

pengertian

ketiganya berfungsi sendiri-sendiri dalam
membawa dan menentukan sifat pada
makhluk hidup. Perlu dijelaskan

hub-

ungan antara konsep gen, DNA dan kromosom.
Gen

mengalami
kromomer

pembelahan
yang

disebut

berfungsi

untuk

membawa sifat keturunan sehingga disebut sebagai lokus gen. Lengan merupakan bagian yang tersusun atas benangbenang

kromosom.

Benang-benang

kromosom tersebut kemudian memendek
dan menebal membentuk kromatin.
Miskonsepsi

bagian-bagian

kromosom adalah sentromer dan lengan
kromosom. Pada lengan tersusun tiga

Miskonsepsi bahwa gen merupakan satu seri triplet basa nitrogen yang
terdapat pada pita DNA. Seri triplet ini
akan mengkode satu rantai polipeptida

bagian selaput, matrik dan kromonema.
Bagian selaput adalah bagian tipis yang
menyelaputi/menyelimuti badan kromosom, matrik adalah cairan bening yang
mengisi seluruh bagian lengan. Matriks

BIOEDUKASI Vol. 4, No.2, hal. 72-85

78

kromosom mengandung benang-benang

menempel sekaligus pada ribosom, dan

halus

antikodon berpasangan dengan kodon.

berpilin-pilin

yang

disebut

kromonema.

Miskonsepsi
akibat
Penggunaan
Analogi yang Kurang Tepat
Miskonsepsi tentang hubungan

Replikasi
tentang

proses

kromosom,

dijelaskan

terjadi

menggunakan analog sebagai kota yang

dengan tiga cara yakni konservatif,

diibaratkan struktur suatu kromosom,

semikonservatif dan dispersif. Tidak

yang terdapat pada bagian inti sel yang

dijelaskan manakah yang benar. Miskon-

membawa petunjuk bagi setiap fase

sepsi bahwa proses-proses yang terjadi

kehidupan

saat replikasi adalah ikatan hidrogen

ambangkan sebuah molekul DNA, yakni

membuka sehingga kedua pita akan

bahan kebakaan. Kamarnya adalah gen,

saling memisah. Miskonsepsi tentang

yaitu

peranan Enzim polymerase sebagai enzim

menduduki tempat-tempat khusus dalam

yang berfungsi memisahkan dua untai

molekul DNA. Batu batanya adalah

DNA. Enzim ligase berfungsi menyam-

nukleotida, yakni ―bahan bangunan‖

bung fragmen DNA hasil sintesis (tidak

molekul. Kalimat diatas adalah sebuah

dijelaskan pada strand yang mana). Mis-

analogi

konsepsi bahwa replikasi berlangsung

memahami

secara bidirectional dengan arah 5—3

menjadi lebih membingungkan siswa

dan 3—5.

karena hirarki

Sintesis Protein

kromosom menjadi tidak jelas.

Miskonsepsi
replikasi

banyak

Miskonsepsi bahwa RNA tidak
memiliki

basa

Timin

dan

DNA

sel.

anak

dan

Setiap

bagian

untuk

gen

dengan

rumah

molekul

yang

memudahkan

konsep,

namun

mel-

siswa
ternyata

antar DNA, gen, dan

Replikasi
Miskonsepsi

sebagai

tentang

proses

gantinya adalah Urasil yang memiliki

replikasi digambarkan sebagai resleting

struktur kimia hampir sama dengan T.

yang sedang membuka, masing-masing

Miskonsepsi perpindahan posisi

belahan untai DNA kemudian akan

(translokasi) asam amino ke A site ke P

membentuk

site. Tidak terlihat proses translokasi

mendapatkan pasangannya yang sesuai

asam amino dari P site ke A site. Proses

akan

perpanjangan asam amino terjadi dengan

pembentukan nukleotida sesuai arah 5—

cara biasa saja. Proses translokasi dinya-

3 dan arah 3—5.

takan

sebagai

dua

RNA-t

dapat

komplemennya.

terbentuk

ikatan

Setelah

dengan

arah

Elya Nusantari – Analisis & Penyebab Miskonsepsi pada Materi Genetika

79
Replikasi
resleting,

dianalogkan sebagai

dapat disalahtafsirkan oleh

siswa. pembentukan nukleotida baru terjadi secara biridectional atau dua arah
dengan arah dan cara yang sama. Seharusnya dengan arah yang sama dan
dengan cara berbeda.
Miskonsepsi
Akibat
Penggunaan
Istilah yang Menghasilkan Pengertian
Bias.
Kromosom Tubuh dan Kromosom Kelamin
Miskonsepsi

mengenai

sel

kelamin dan sel tubuh selalu dihubungkan dengan keberadaan jenis kromosom kelamin dengan kromosom tubuh.
Contoh kalimat berikut. Setiap makhluk
hidup dibangun oleh sel tubuh (somatik)
dan sel kelamin (gamet). Sel tubuh
disusun oleh kromosom tubuh (autosom)
sedangkan sel kelamin disusun oleh

perubahan

autosom dinyatakan bahwa Kromosom
autosom berfungsi

mengatur dan men-

gendalikan sifat-sifat tubuh makhluk
hidup. Kromosom ini tidak ada hubungannya dengan penentuan jenis kelamin. Kromosom seks kromosom adalah
kromosom

yang

menentukan

jenis

kelamin organisme.
Miskonsepsi bahwa mutasi yang
terjadi di dalam tubuh dapat berupa
perubahan somatis (mutasi autosom), dan

gametis

Miskonsepsi
Akibat
Penggunaan
Bahasa (Kata atau Kalimat sebagai
Hasil Refleksi Pemahaman Penulis
Buku).
Miskonsepsi Replikasi dan Waktu replikasi:
Miskonsepsi

yang

sering

ditemukan di buku ajar pada konsep mitosis banyak terkait dengan waktu replikasi. Banyak buku ajar menyatakan replikasi terjadi di awal profase atau awal
metaphase. Hal ini disebabkan konsep
lama menyatakan bahwa pada fase interfase adalah fase istirahat, sehingga di
fase ini tidak terjadi proses-proses yang
penting.Terbukti kemudian justru pada
profase

ini

terjadi

proses

penting

replikasi.
Transkripsi
Penggunaan

kromosom

atau

(mutasi kromosom seks).

kromosom kelamin (gonosom).
Miskonsepsi fungsi

generative

kata

yang

salah

diberikan tanda kutip untuk diperhatikan.
Transkripsi adalah proses ―replikasi‖
DNA untuk membentuk RNA-d. DNA
digunakan sebagai model untuk sintesis
protein. DNA melaksanakan fungsinya
dengan cara DNA ―dikopi‖ terlebih
dahulu menjadi RNA dan hasil kopiannya

itulah

yang

melakukan

sintesis

polipeptida. Hal ini dimaksudkan agar
―gen asli tetap terlindungi, sementara
hasil

kopiannya

ditugaskan

untuk

melaksanakan pesan-pesan yang dikandungnya‖. Transkripsi adalah proses

BIOEDUKASI Vol. 4, No.2, hal. 72-85

80

transfer informasi genetik dari ruas DNA

Seharusnya tidak terjadi apabila dirujuk

(gen) ke dalam molekul RNA.

dari sumber informasi yang valid.

Miskonsepsi karena bahasa tidak

Miskonsepsi asal RNA

jelas. ―Pencetak‖ memiliki urutan G-G-

RNAd dibentuk DNA di dalam

C-T-T-A maka komplemennya adalah C-

inti sel; Asal RNAr dibentuk dari DNA

C-G-A-A-T.

cetakannya

yang banyak di dalam ribosom; RNAt

adalah C-C-G-A-A-U yang merupakan

dibentuk oleh DNA di sitoplasma. Infor-

―copi‖ dari C-C-G-A-A-T (gen), dan

masi diberikan terkait dengan keberadaan

merupakan komplemen dari ―pencetak‖.

RNA tersebut.

RNA

Miskonsepsi

hasil

bahwa

―RNAd

Miskonsepsi tempat sintesis protein

merupakan molekul penghubung‖ antara

Miskonsepsi

bahwa

sintesis

DNA dengan protein dan membawa

protein berlangsung di dalam inti sel dan

pesan berupa informasi genetik dari

mitokondria. Kalimat lain menyatakan

DNA untuk membentuk protein.

bahwa hasil penyusunan mRNA yang

Translasi

sudah jadi akan meninggalkan inti untuk

Miskonsepsi bahwa kode genetika
merupakan suatu pengkodean urutan
―triplet basa nitrogen‖ DNA dan RNA
pada proses sintesis protein. Setiap kode

melekat pada ribosom, yang merupakan
―organela” pelaksana sintesis protein.
Miskonsepsi kesalahan penerjemahan
dan mutasi
Miskonsepsi

triplet basa nitrogen akan menghasilkan

pada

kesalahan

suatu jenis asam amino. Satu gen hanya

penerjemahan langsung berakibat pada

menyandikan satu jenis protein.

mutasi. Kalimat berikut: Walaupun RNA

Miskonsepsi Pembelahan Mitosis Fase
Metafase
Ditemukan gambar metaphase

telah bekerja dengan teliti dalam proses

yang memperlihatkan kromosom yang
akan bersegregasi adalah kromosom
homolognya. Perbaikan konsep: Saat
metaphase yang akan bersegregasi adalah

sintesis protein, tetapi kesalahan dalam
menerjemahkan mungkin dapat juga
terjadi sehingga asam-asam amino yang
tersusun akan berbeda dan tidak sesuai
dengan yang diharapkan DNA maka
terjadi

kromatidnya.

mutasi.Kalimat

miskonsepsi

berikut bahwa pesan-pesan genetik beruMiskonsepsi Akibat Hasil Pemikiran
Penulis Sendiri
Miskonsepsi ditemukan sebagai
akibat

pemikiran

penulis

sendiri.

pa urutan basa nitrogen yang ada di
RNA. Jika RNA rusak, akan segera diganti dengan hasil kopian yang baru.

Elya Nusantari – Analisis & Penyebab Miskonsepsi pada Materi Genetika

81

Miskonsepsi bahwa mutasi alami merugikan dan letal sedangkan mutasi buatan biasanya menguntungkan.

melalui reproduksi seksual maupun me-

Miskonsepsi bahwa mutasi alami

diwariskan baik melalui reproduksi asek-

buatan

sual dan seksual. Tergantung

dan

hasilnya

tidak

dapat

lalui reproduksi aseksual. Mutasi dapat

bagian

diprediksi apakah menguntungkan atau

yang mengalami. Contohnya pada tum-

merugikan termasuk letal bagi individu

buhan dikotil mutasi bisa diwariskan

yang memiliki.Mutasi sebenarnya tidak

melalui aseksual dan seksual. Pada asek-

terarah diartikan atau hasil mutasi tidak

sual contohnya reproduksi secara vegeta-

ada tujuan. Mutasi tidak bertujuan untuk

tive misalnya stek.

kepentingan adaptasi. Mutasi memuncul-

Mutasi somatik bisa diwariskan

kan keragaman. Keragaman itulah yang

melalui reproduksi seksual maupun asek-

akan menjadi sumber variasi. Variasi

sual. Misalnya jika mutasi somatik

atau mutan yang sesuai dengan ling-

terkena pada mata tunas tanaman jeruk,

kungan maka dialah yang survive.

kemudian menghasilkan sel germ. Jika
mata tunas menjadi cabang tanaman

Miskonsepsi bahwa mutasi germinal
yang diwariskan dan mutasi somatik
tidak diwariskan

jeruk dan berkembang menghasilkan

Contoh pada kalimat berikut.

aseksual. Jika sudah diwariskan melalui

Mutasi yang terjadi pada sel-sel gamet

sel germ, maka sudah dapat diwariskan

(sel kelamin) akan bersifat menurun,

secara seksual.

tetapi jika mutasi tersebut terjadi pada
sel-sel

somatik

(sel

tubuh)

maka

perubahan itu hanya terjadi pada individu
tersebut dan tidak bersifat menurun.
Contoh lain miskonsepsi pada
kalimat

berikut

Miskonsepsi

bahwa

bunga maka dapat diwariskan secara

Miskonsepsi selanjutnya bahwa mutasi
yang menyebabkan kematian merupakan usaha alam untuk menjaga
keseimbangan genetika dalam suatu
populasi.
Kalimat di atas merupakan akibat miskonsepsi bahwa mutasi selalu

meru-

mutasi yang terjadi pada sel-sel somatik

gikan. Sehingga bila mutan mati merupa-

(tubuh) tidak akan membawa perubahan

kan upaya agar ada keseimbangan ge-

pada keturunannya, sedangkan mutasi

netika. Padahal mutasi bisa menghasilkan

yang terjadi pada sel-sel gamet ke-

keragaman gen di tingkat populasi. Bal-

banyakan letal (mati) sebelum dilahirkan

ance Model adalah keadaan gen di alam

atau sebelum dewasa.

adalah heterosigot. Bukan klasikal model

Saat ini diketahui mutasi germinal
dapat diwariskan pada keturunannya

yakni gen di alam dalam keadaan homosigot.

BIOEDUKASI Vol. 4, No.2, hal. 72-85
Miskonsepsi bahwa mutasi akan
menghasilkan perubahan fenotip keturunannya dan mutasi menjadi spesies
baru yang benar-benar berbeda dengan
induknya.
Mutasi

tidak

82
sekali

dari

induknya

membutuhkan

waktu sangat lama.
Pembahasan
Berdasarkan

langsung

contoh

kesalahan

menghasilkan perubahan yang drastis.

konsep yang ditemukan pada buku ajar

Mutasi terjadi terjadi bertingkat-tingkat.

SMA dapat dikelompokkan kesalahan

Mutasi titik, mutasi dan kromosom.

konsep genetika terjadi akibat enam

Dampak mutasi bisa mengenai gen

sebab yakni penyajian materi genetika

pengkode atau tidak. Ada proses perbai-

klasik atau genetika mendel, penyajian

kan DNA yang terkena mutasi. Mutasi

konsep

yang tidak dapat diperbaiki barulah

informasi

berdampak pada individu yang men-

analogi yang kurang tepat, penggunaan

galami. Mutasi berdampak

pada peru-

istilah tidak tepat, pemilihan bahasa atau

kemudian

kata yang salah, serta hasil pemikiran

bahan

basa

nukleotida,

tidak

representative

molekuler),

(minim

penggunaan

atau analisis penulis sendiri.

berdampak pada fenotipnya.
mutasi

Penggunaan analogi dalam men-

menghasilkan spesies baru yang benar-

jelaskan suatu konsep diharapkan dapat

benar berbeda dengan induknya.Kalimat

mempermudah siswa dalam memahami

lainnya adalah Penyimpangan struktur

konsep tersebut. Namun penggunaan

dan jumlah DNA menyebabkan kelainan

analogi yang salah akan berakibat siswa

pada janin dalam kandungan dan me-

salah memahami konsep. Maka perlu

nyebabkan cacat lahir atau memunculkan

berhati hati dalam membuat analogi.

Miskonsepsi

individu

dengan

sehingga

bahwa

berbeda

Penggunaan istilah dan bahasa

terbentuk

atau kata yang salah dapat berakibat

karakter

memungkinkan

kesalahan memahami konsep. Seperti

spesies baru.
Spesiasi terjadi pada mutan yang

penggunaan istilah kromosom tubuh dan

sudah mengalami mutasi terus menerus

kromosom kelamin. Sebaiknya istilah ini

dan mutan itu adaptif pada lingkungann-

diganti dengan kromosom autosom dan

ya. Suatu ketika (ribuan tahun) nanti mu-

kromosom gonosom. Demikian pula

tasi dapat menghasilkan keturunan yang

penggunaan kalimat atau kata yang tidak

berbeda sama sekali sekali dari

in-

tepat. Penggunaan kata atau kalimat yang

duknya. Perubahan yang berbeda sama

salah bisa disebabkan pemahaman penulis buku yang juga tidak tepat sehingga

Elya Nusantari – Analisis & Penyebab Miskonsepsi pada Materi Genetika

83

berakibat kesalahan pada pemilihan kata

T sebagai dasar kode genetik. Perubahan

dan kalimat. Hasil pemikiran sebagai re-

tingkatan representatif secara otomatis

fleksi

berlaku

pemahaman

penulis

turut

mempengaruhi miskonsepsi.

baik

Penyajian konsep genetika masih
didominasi

dengan

jenjang

SMP,

SMA

maupun

perguruan tinggi.

Mendel.

Berkenaan dengan penyajian yang

Sudah waktunya meninggalkan bayang-

representatif, apakah semua tingkat/ level

bayang

pemahaman

pendidikan memerlukan penjelasan ge-

genetika semakin luas tidak terpaku pada

netika secara molekuler? Materi genetika

pewarisan Mendel saja. Penyajian konsep

saat ini sudah diajarkan di sekolah

genetika perlu disajikan secara repre-

menengah pertama dan atas. Guru di-

sentative dengan menyajikan informasi

tuntut menguasai genetika secara repre-

secara molekuler. Hal ini menjembatani

sentatif/molekulernya. Hal ini disebabkan

perkembangan genetika yang pesat agar

karena pertanyaan siswa pada tingkatan

dapat menjadi pondasi yang benar bagi

pendidikan berbeda bisa saja menan-

perkembangan kognitif siswa.

yakan hal yang sama. Guru dapat men-

Mendel

konsep

untuk semua tingkatan guru

agar

Pendekatan molekuler di saat

jelaskan dengan cukup komprehensif jika

mendatang diperlukan untuk menunjang

mengua-sai

perkembangan genetika yang demikian

representatif. Masalahnya apakah semua

pesat. Sementara itu bila buku ajar masih

konsep

menyajikan genetika klasik maka pema-

dijelaskan tingkat molekulernya? Pasti

haman siswa kita juga akan lambat. Oleh

ini perlu proses, karena kita juga perlu

sebab

mempertimbangkan

itu

kita

tidak

dapat

dapat

di

konsep

SMP

genetika

dan

SMA

tingkat

secara

harus

berpikir

menghindari penjelasan yang representa-

siswa pada jenjang pendidikan yang

tive

secara biokimiawi atau moleku-

mana. Bila di tingkat sekolah menengah

ler.

Sebagaimana dinyatakan Treagust

pertama belum semua konsep genetika

dan

Chittleborough

dalam

Vanville

bisa diberikan penjelasan sampai pada

(2002) menyatakan perbedaan tingkat

tingkat molekulernya, maka pada tingkat

representatif didalam ilmu pengetahuan

SMA

adalah pembahasan ditingkat kimiawi.

jenjang

Kita mengharapkan terbukanya fenome-

sudah lebih tinggi.

sudah

bisa

kemampuan

diberikan
abstraksi

karena
siswa

na seperti ekspresi fenotip gen, mikros-

Bagian ini sesuai dengan gagasan

kopis nukleus dan kromosom, sub-

Corebima (2010) yang menyatakan bah-

mikroskopis DNA dan basa A, G, C dan

wa

penggolongan

genetika

menjadi

BIOEDUKASI Vol. 4, No.2, hal. 72-85

84

genetika klasik dan molekuler sudah

lingkup genetika; materi genetik: gen,

tidak relevan lagi dan bersifat konven-

DNA, dan kromosom; hubungan gen,

sional klasik. Corebima menyusun bahan

DNA-RNA-Polipeptida

ajar genetika berpendekatan konsep di

sintesis protein; Prinsip hereditas dan

perguruan tinggi dengan menggabungkan

mekanisme pewarisan sifat; Penentuan jenis

kaji-an non molekuler dan molekulernya.

kelamin; Hubungan pembelahan mitosis dan

Jelas

meiosis dengan pewarisan sifat; Mutasi.

terlihat

bahwa

dengan

dasar

dan

proses

genetika

Berdasarkan hasil penelitian ini

menjadi utuh seputar materi genetik dan

miskonsepsi pada buku ajar di SMA

tidak lagi terfragmentasi yang miskin

kelas XII disebabkan oleh penyajian ma-

pola.

teri genetika masih klasik atau genetika

struktur

itu,

pemahaman

Tantangan bagi penulis buku

Mendel, pendekatan konsep yang tidak

kemampuan

representative (tingkat biokimiawi dan

mereka mengkonstruksi konsep genetika

molekuler), penggunaan analogi yang ku-

secara modern melalui submikroskopik.

rang tepat, penggunaan istilah, pemilihan

Para penulis buku harus memiliki konsep

bahasa (pemilihan kata atau kalimat yang

genetika yang lebih luas dari kompetensi

salah), hasil pemikiran atau hasil analisis

yang harus dikuasai oleh siswa. Penulis

penulis sendiri.

buku harus belajar lebih, sehingga dapat

Daftar Pustaka

adalah

meningkatkan

menjelaskan materi/ konsep genetika
secara tepat dan benar. Jadi suatu keharusan bagi penulis buku memiliki referensi yang

mendasari penulisan buku

siswa, karena permasalahan bisa muncul
dari buku siswa. Berdasarkan referensi
yang lengkap, maka penulis buku akan
mampu menjadi narasumber yang valid
bagi pembaca dalam hal ini adalah
siswanya.
Kesimpulan
Miskonsepsi

pada

konsep

genetika yang ditemukan pada penelitian
adalah pada konsep arti dan ruang

Abimbola, I.O., & Baba, Salihu. 1996.
Misconceptions & Alternative
Conceptions in Science Textbooks:The Role of Teachers as
Filters. Journal The American Biology Teacher ,58(1)14-19
Ayala, F.J & Kiger, J.A. 1984. Modern
Genetics. Menlo Prk California:
The Benyamin/cumings Publishing Company, Inc.
Campbell, Reece & Mitchell, L.G.
(1999).
Biologi. Terjemahan
oleh Lestari, R. Adil, E dan Anita
N.Jakarta: 2000.
Penerbit
Erlangga
Corebima,
D.
1997.
Genetika
Mendel.Surabaya:
Airlangga
University Press
Corebima, D. 1997. Penentuan Jenis Kelamin pada Makhluk Hidup.
Surabaya: Airlangga University
Press

85

Elya Nusantari – Analisis & Penyebab Miskonsepsi pada Materi Genetika

Corebima, D. 2010. Pendekatan Baru
Genetika dari Pendekatan Sejarah
ke Pendekatan Konsep. Disajikan
pada Seminar Nasional MIPA
Universitas Negeri Malang 13
Oktober 2010
Gardner, E.J., Simmons, M.J., dan D.P.
Snustad. 1991. Principles of
Genetics. Eight edition. New
Graduate
School
Indonesia
University of Education Jakarta,
27 Oktober 2007.
Venville,G & Treagust. 2002. Teaching
about the Gene in the Genetic

York: Jhon Wiley & Sons,
Inc.Alen.
Kaharu, S. 2007. Exploring the Student
Misconception
of
Electrical
Circuit Concept by Certainty of
Response Index and Interview.
Disajikan pada International
Seminar on Science Education,
Science
Education
Program
information Age. Australian Science
Teachers
Journal:Juni
2002:48,2; ProQuest Education
Journals