ANALISIS KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN AIR PADA PERTANIAN PADI SAWAH DI DAERAH IRIGASI GABELAS KECAMATAN LAEPARIRA.

(1)

ANALISIS KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN AIR

PADA PERTANIAN PADI SAWAH DI DAERAH

IRIGASI GABELAS KECAMATAN LAEPARIRA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi

Sebagian Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

PATAR ASRONI S. SIHOMBING NIM. 309131059

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2014


(2)

(3)

(4)

v

ABSTRAK

Patar Asroni S Sihombing, NIM 309131059. Analisis Kebutuhan dan Ketersediaan Air pada Pertanian Padi Sawah di Daerah Irigasi Gabelas Kecamatan Laeparira. Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 2013.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui (1). Jumlah kebutuhan air di daerah irigasi Gabelas Kecamatan Laeparira. (2). Jumlah ketersediaan air di daerah irigasi Gabelas Kecamatan Laeparira. (3). cara mengatasi tingkat kebutuhan air dengan jumlah air yang tersedia pada sistem pengairan irigasi Gabelas untuk meningkatkan sistem kerja serta produksi padi pada pertanian padi sawah di daerah irigasi Gabelas Kecamatan Laeparira.

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Laeparira, 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah semua sawah yang terdapat di daerah Irigasi Gabelas Kecamatan laeparira dengan luas 350 Ha sekaligus sebagai sampel. Tekhnik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumenter dan observasi. Tehnik analisis data yang digunakan adalah tehnik analisis deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan : (1). kebutuhan air untuk pengolahan lahan pertanian padi sawah sebesar 42.000 m3/hari. Untuk penggunaan konsumtif diperlukan 6142,5 m3/hari. (2). Jumlah ketersediaan air dihitung di daerah pintu air irigasi (saluran primer) pintu air sebesar 2,16 m3/s. Jika dibandingkan dengan debit air yang sampai ke daerah pertanian Gabelas, debit airnya sangat sedikit yaitu sebesar 0,4 m3/s dalam satu hari sama dengan 34.560 m3/hari. (3) cara yang bisa digunakan untuk mengatasi tingkat kebutuhan air dengan jumlah air yang tersedia adalah petani harus rela untuk menjaga air pada malam hari untuk mengurangi persaingan dalam memperebutkan air pada waktu siang, petani yang lebih dekat dengan saluran irigasi akan diberi kesempatan untuk mengolah sawahnya lebih dulu kemudian diikuti oleh areal sawah lain yang jaraknya lebih jauh dari saluran irigasi. Para petani juga turut memperhatikan bagaimana tingkat curah hujan yang akan datang, dimana berdasarkan data curah hujan yang diperoleh curah hujan yang maksimal bisa di dapat pada bulan Agustus, September, Oktober, November sehingga pada saat tersebut para petani bisa mempertimbangkan lahannya untuk diolah.


(5)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul : Analisis Kebutuhan Dan Ketersediaan Air Pada Pertanian Padi Sawah Di Daerah Irigasi Gabelas Kecamatan Laeparira. Adapun tujuan skripsi ini dibuat adalah sebagai kelengkapan tugas dalam memenuhi salah satu persyaratan gna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mengalami rintangan karena keterbatasan pengetahuan, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik selaku Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Bapak Dr. Restu, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial.

3. Bapak Drs. W.Lumbantoruan, M.Si selaku ketua jurusan yang telah banyak membimbing selama mengikuti studi di Jurusan Pendidikan Geografi.

4. Ibu Dra. Asnidar, M.Si selaku sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi

5. Bapak Drs. Nahor Simanungkalit, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan banyak waktu dan pemikiran dalam menyelesaikan penyusunan dan penulisan skripsi ini

6. Ibu Anik Juli Dwi Astuti, S.Si, M.Sc yang telah meluangkan waktunya dan pemikiran dalam penyelesaian skripsi ini

7. Ibu Dra. Elfayetti, M.P selaku Dosen Pembimbing Akademik yag telah membimbing selama perkuliahan.

8. Bapak dan Ibu Dosen di Jurusan Pendidikan Geografi yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan kepada penulis beserta Bapak siagian.

9. Camat di Kecamatan Laeparira dan staff yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis.

10. Teristimewa kepada Ayahanda M. Sihombing dan Ibunda N. Situmeang yang telah memberikan banyak doa, pengorbanan, motivasi serta dukungan sehigga penulis dapat menjalani pendidikan untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan.


(6)

iv

11. Buat adik-adik tersayang Marsius Sihombing, Tri Putra Sihombing, Basar Sihombing, Parta Wijaya Sihombing, Briando Sihombing yang selalu memberi motivasi dan dukungan.

12. Buat kakek dan nenek Anugrah yang sudah bersedia menerima penulis untuk tinggal dirumah selama penulis kuliah, namboru dan uda yang sudah bersedia membantu penulis, memotivasi dan memberi dukungan yang sangat berarti bagi penulis.

13. Buat Keluarga Sihombing dan Situmeang. Terimakasih atas doa dan dukungannya selama ini.

14. Buat teman-teman seperjuangan b reguler 09 (gebreg 09) yang telah memberi semangat dan motivasi, buat teman-teman v-boy (Adithya, Frederick, Eben, dan Ruben) dan tidak lupa juga buat teman-teman sepermainan (Andi Eko, Charles, dan Yopi ) beserta adik-adik Geografi 2011 yang juga telah memberikan banyak dukungan dan motivasi. Teman seperjuangan Efrendi Sidauruk.

15. Buat si pudan, terima kasih sudah memberi semangat dan dukungannya yang selalu ada untuk penulis.

16. Terimakasih juga kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata saya mengucapkan banyak terimakasih untuk pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi semua pembaca, khususnya Jurusan Pendidikan Geografi FIS UNIMED.

Medan, Januari 2014 Penulis

Patar Asroni S Sihombing NIM. 309131059


(7)

vii

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING i

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ii

KATA PENGANTAR iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN v

ABSTRAK vi

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN xi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Identifikasi Masalah 6

C. Pembatasan Masalah 7

D. Perumusan Masalah 7

E. Tujuan Penelitian 8

F. Manfaat Penelitian 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 9

A. Kerangka Teoritis 9

B. Penelitian Yang Relevan 25


(8)

viii

BAB III METODE PENELITIAN... 31

A. Lokasi Penelitian 31

B. Populasi dan Sampel 31

C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional 31

D. Teknik Pengumpulan Data 32

E. Teknik Analisis Data 33

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN... 34

A. Keadaan Fisik 34

B. Keadaan Non Fisik 38

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 47

A. Hasil Penelitian 47

B. Pembahasan 53

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 56

A. Kesimpulan 56

B. Saran 58

DAFTAR PUSTAKA 59


(9)

ix

DAFTAR TABEL

No Uraian Hal

1. Harga-harga Koefisien Tanaman Padi 25 2. Luas Kecamatan Laeparira Berdasarkan Pembagian Desa

Tahun 2012 35

3. Penggunaan Lahan di Kecamatan Laeparira Tahun 2012 37 4. Luas Pertanian Padi Sawah, Produksi, serta Rata-rata Produksi

Setiap Desa di Kecamatan Laeparira... 37 5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur di Kecamatan Laeparira

Tahun 2012 39

6. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kecamatan

Laeparira tahun 2012 40

7. Sarana Kesehatan di Kecamatan Laeparira 41 8. Sarana dan Prasarana Pendidikan di Kecamatan Laeparira 42 9. Sarana Ibadah di Kecamatan Laeparira 43 10. Pusat Perbelanjaan di Kecamatan Laeparira 44 11. Hasil Perhitungan Kebutuhan Air untuk Pengolahan Lahan 48 12. Data Evaporasi Rata-rata Bulanan di Daerah Irigasi Gabelas Kecamatan

Laeparira ... 48

13. Hasil Hitungan Evaporasi Tetapan 49

14. Hasil Analisis Evapotranspirasi (Penggunaan Konsumtif)

Varietas Unggul Berdasarkan Pembagian Koefisien FAO 50

15. Hasil pengukuran debit air di pintu air irigasi Gabelas... 51


(10)

x

DAFTAR GAMBAR

No Uraian Hal

1. Skema kerangka berpikir 30

2. Peta Kabupaten Dairi 45

3. Peta Kecamatan Laeparira 46

4. Bendung Lae Sembelin 51

5. Pintu Air Irigasi Gabelas 51


(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No Uraian Hal

1. Perhitungan Kebutuhan Air untuk Pengolahan Lahan... 61 2. Pengukuran Debit Air di Pintu Primer Irigasi 63 3. Pengukuran debit air yang sampai ke daerah pertanian... 64 3. Curah Hujan Bulanan Stasiun Sitinjo Kabupaten Dairi dan

Faktor-faktor Iklim lainnya di Stasiun Kuta Gadung

Kabupaten Karo 65

4 Instansi perikanan yang menggunakan air dari irigasi Gabelas 66 5. Bendung Lae Sembelin Kecamatan Laeparira Tahun 2013... 67


(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu Negara yang bergerak dibidang pertanian. Sekitar 60% penduduknya tinggal di daerah pedesaan dan bermata pencaharian sebagai petani. Sebagai Negara agraris sekaligus sebagai salah satu Negara yang sedang berkembang, Indonesia tentunya sedang gencar melakukan pembangunan di segala bidang khususnya pembangunan di bidang pertanian. Tujuan pembangunan pertanian adalah untuk meningkatkan pendapatan petani dan meningkatkan kesejahteraan hidup petani. Oleh karena itu, pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian penduduk secara keseluruhan.

Perkembangan pertanian ditunjang dengan pembangunan pada sektor pertanian yang demikian pesat mengakibatkan petani dituntut untuk lebih kreatif dalam mengembangkan pertanian yang di gelutinya. Pemanfaatan seluruh sumber daya yang dimiliki petani perlu dilakukan perencanaan dan evaluasi yang tepat sehingga bisa mendapatkan keuntungan yang maksimal. Proses ini disebut sebagai usaha tani, yaitu ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan orang dalam melaksanakan pertanian dan masalah yang ditinjau secara khusu dari kedudukan petani itu sendiri.

Sektor pertanian saat ini masih merupakan sektor andalan dalam menopang kehidupan masyarakat Indonesia. Berbicara sektor pertanian tidak lepas dari pengamatan bahwa beras merupakan makanan pokok utama bagi


(13)

2

masyarakat Indonesia, kondisi tersebut menyebabkan produksi tersebut harus tetap dipertahankan bahkan mempunyai kecenderungan untuk harus ditingkatkan jumlahnya seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk.

Di Indonesia suatu teknologi produksi hasil-hasil pertanian disebut dengan panca usaha tani yang sudah sangat dikenal oleh masyarakat petani. Teknologi merupakan paket yang terdiri dari 5 jenis kegiatan dengan keterkaitan dan ketergantungan yang sangat erat satudenga yang lainnya, yaitu : penggunaan bibit unggul, pengolahan lahan yang baik, pengaturan irigasi yang baik, pemakaian pupuk, dan pemberantasan hama serta penyakit dengan menggunakan pestisida. Untuk meningkatkan produksi beras, selain panca usaha tani perlu juga diterapkan teknologi panen dan lepas panen yang dikenal denan pasca panen. Kegiatan pasca panen meliputi kegiatan pemanenan, perontokkan, pengeringan, pengangkutan dan pengolahan (BPS pertanian, 1986).

Di tanah air kita, sejak tahun 200-300 SM, perhatian terhadap pengairan yaitu dengan dibuatnya irigasi yang telah membuat Negara kita sebagai Negara penghasil padi yang potensial, telah memakmurkan kehidupan penduduknya.

Karena sangat pentingnya suatu pengairan, pemerintah telah menetapkan ketentuan dan pendayagunaan oleh setiap orang di bagian bumi kita ini, dalam undang-undang Nomor 11 tahun 1974 ‘pengairan adalah suatu bidang pembinaan terhadap air, sumber air, termasuk kekayaan alam hewani yang terkandung di dalamnya, baik yang alamiah maupun yang telah di usahakan oleh manusia’.


(14)

3

Keberhasilan indonesia dalam berswasembada pangan (1984) khususnya beras tidak terlepas dari peranan irigasi yang termasuk dari sistem intesifikasi pertanian atau yang biasa dikenal dengan nama panca usaha tani adalah : 1. Penggunaan varietas unggul, 2. Penggunaan pupuk, 3. Penggunaan obat-obatan, 4. Irigasi, 5. Perbaikan cara bercocok tanam (Varley,1993).

Usaha tani atau produksi tanaman khususnya tanaman padi, irigasi dengan sistem-sistemnya mempunyai peranan yang sangat besar, bahkan menurut Suzanna (1995) ‘penyebab utama dari merosotnya produksi beras di Indonesia yang sebagian besar berasal dari pulau jawa adalah rusaknya jaringan-jaringan irigasi. Selain itu keberadaan irigasi akan dapat menguntungkan tapi dapat juga merugikan para petani, yaitu akan sangat tergantung pada pengelolaan irigasi.

Peningkatan jumlah penduduk dan aktifitas perekonomian akan semakin meningkatkan defisit air. Kebutuhan air nasional saat ini terkonsentrasi di Pulau Jawa dan Bali, dengan tujuan penggunaan terutama untuk air minum, rumah tangga, perkotaan, industri dan pertanaian. Namun dari 14 utama di Pulau Jawa, semuanya mengalami defisit air pada musim kemarau. Rendahnya daya dukung waduk-waduk tersebut mengakibatkan terjadinya kekeringan pada areal sawah di di daerah produksi beras. Pada tahun 2003, kekeringan areal sawah mencapai 430.295 hektar termasuk mengalami puso seluas 82696 hektar (Bappenas, 2006).

Pada tahun 2006, luas areal persawahan di Indonesia mencapai 8,9 juta hektar, dengan sawah irigasi seluas 6,7 juta hektar. Dari jumlah sawah beririgasi tersebut, 5,2 juta hektar dalam kondisi baik, sedangkan sisanya mengalami kerusakan (BPS, 2007). Menurut Dinas Pengairan Sumatera utara


(15)

4

untuk lahan persawahan seluas antara 100-500 Ha diperlukan suatu jaringan sekunder dapat mencapai 453,3 liter per detik namun kekurangan air masih dapat diatasi dengan pemberian secara bergilir (http:Wikipedia.org/wiki/sumaterautara).

Air merupakan kebutuhan dasar tanaman untuk dapat tumbuh, berkembang, serta berproduksi dengan baik (Datta, 1981). Total kebutuhan air untuk tanaman padi pada lahan yang tergenang termasuk persiapan lahan berkisar antara 1300-1900 mm (Bouman, 2005). Pengelolaan air irigasi padi sawah sangat penting untuk memaksimumkan pengembangan teknologi budi daya padi terutama untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air.

Ketersediaan air yang cukup merupakan salah satu faktor utama dalam produksi padi sawah. Di sebagian besar daerah Asia, tanaman padi tumbuh kurang optimum akibat kelebihan air atau kekurangan air karena curah hujan yang tidak menentu dan pola lanskap yang tidak teratur. Pada umumnya, alasan utama penggenangan pada budidaya padi sawah yaitu karena sebagian besar varietas padi sawah tumbuh lebih baik dan menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi ketika tumbuh pada tanah tergenang dibandingkan dengan tanah yang tidak tergenang. Air mempengaruhi karakter tanaman, unsur hara dan keadaan fisik tanah, dan pertumbuhan gulma (Datta, 1981). Kebutuhan air tanaman padi ditentukan oleh beberapa faktor seperti jenis tanah, kesuburan tanah, iklim (basah atau kering), umur tanaman, dan varietas padi yang ditanam dan sebagainya. Kebutuhan air yang terbanyak untuk tanaman padi pada saat penyiapan lahan sampai tanam dan memasuki fase bunting sampai pengisian bulir (Juliardi, 2006).


(16)

5

Produksi padi Propinsi Sumatera Utara pada tahun 2008 mencapai 3.274.061 ton, mengalami kenaikan sebesar 8227 ton atau 0,25% dibandingkan produksi 2007 sebesar 3.265.834 ton Gabah Kering Giling (GKG) (http:bahanpangan@sumutprov.go.id)

Kenaikan produksi ini antara lain merupakan dampak dari keberhasilan program peningkatan beras Nasional dimana produktivitas padi mengalami kenaikan sebesar 0,21% kuintal perhektar (ku/ha) atau 0,48%. Data dari DISTAN Sumut mencatat bahwa terjadi penurunan pada luas panen padi tahun 2008 ini. Pada tahun 2007 luas panen sebesar 750.232 ha, sedangkan pada tahun 2008 luas panen sebesar 748.448 ha. (http :bahanpangan@sumutprov.go.id)

Kecamatan Laeparira merupakan salah satu wilayah di daerah Kabupaten Dairi yang sebagian besar penduduknya dominan bergerak dibidang pertanian padi sawah. Kecilnya kepemilikan lahan dan pengolahan yang tidak tepat dalam usaha tani membuat produksi dan pendapatan dari para petani padi sawah tidak sesuai untuk memenuhi kebutuhan para petani. Sesuai dengan pola pengairan irigasi yang dilakukan di daerah ini, sudah tentu para petani bisa melakukan panen hingga tiga kali dalam setahun, namun dari kenyataan yang kita lihat hal tersebut tidak pernah terjadi. Selain itu, sering terjadi perkelahian antar warga hanya untuk mendapatkan air untuk mengairi sawah mereka dan berujung kepada dendam hingga merenggut nyawa warga itu sendiri.

Kecamatan Laeparira yang memiliki penduduk yang dominan bermatapencaharian sebagai petani padi sawah dengan memiliki pengairan irigasi sangat mengeluh dengan ketersediaan air dari sistem pangairan irigasi


(17)

6

Gabelas yang dibuat khusus untuk pertanian padi sawah. Menurut pengamatan serta wawancara sementara peneiti dengan penduduk sekitar daerah irigasi mengatakan bahwa ketersediaan air dari sistem pangairan Gabelas yang menyebabkan sistem kerja dan produksi padi pad pertanian padi sawah sangat rendah.

Dari data pendahuluan yang diperoleh oleh peneliti dari Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air, luas lahan baku yang harus dialiri oleh system irigasi Gabelas adalah seluas kurang lebih 350 ha. Dari data pendahuluan tersebut akan dicari berapa jumlah kebutuhan air dari luas lahan baku tersebut dan berapa jumlah debit air yang tersedia dalam sistem irigasi Gabelas.

Berdasarkan kajian diatas, peneliti ingin melakukan penelitian untuk menganalisis kebutuhan dan ketersediaan air pada pertanian padi sawah di daerah irigasi Gabelas Kecamatan Laeparira.

B. Identifikasi Masalah

Sebagian besar masyarakat di Kecamatan Laeparira bermata pencaharian sebagai petani padi sawah dan telah lama memiliki jaringan irigasi Gabelas. Dari luas lahan yang harus dialiri oleh pengairan irigasi Gabelas akan dicari berapa besar kebuthan air untuk pertanian padi sawah yang harus dipenuhi. Kemudian akan dicari berapa besar jumlah yang tersedia pada sistem pengairan irigasi Gabelas. Dari identifikasi tersebut akan diketahui apakah jumlah debit air pada irigasi Gabelas cukup untuk memenuhi kebutuhan air pada pertanian padi sawah atau sebaliknya (tidak cukup).


(18)

7

Dalam upaya mencukupi kebutuhan air guna meningkatkan produksi pangan (pertanian) dari hasil evaluasi dan pengamatan kemungkinan ada lagi berbagai masalah yang timbul, yaitu adanya kegiatan pemanfaatan sumber air yang mengabaikan prosedur pelaksanaan dengan melanggar aturan berdasarkan kemampuan air yang tidak mencukupi sehingga pembagian air kurang adil dan merata. Selain itu, personil yang ada dilapangan yaitu petugas penjaga pintu air (PPA) untuk mengatur pintu-pintu air di saluran dengan jumlah bangunan yang telah dibuat kurang memadai, sehingga banyak terjadi perusakan terhadap saluran dan pencurian terhadap pintu-pintu air.

C. Pembatasan masalah

Dari identifikasi masalah pembatasan masalahnya adalah berapa besar tingkat kebutuhan air pada pertanian padi sawah dan berapa jumlah ketersediaan air pada irigasi pertanian padi sawah untuk meningkatkan sistem kerja serta produksi padi pada pertanian padi sawah, bagaimana cara masyarakat petani dalam memenuhi tingkat kebutuhan air dalam ketersediaan air yang mecukupi dari jaringan irigasi Gabelas.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah maka yang menjadi perumusan masalahnya adalah :

1. Berapa besar jumlah kebutuhan air pada pertanian padi sawah di daerah irigasi Gabelas Kecamatan Laeparira ?

2. Berapa besar jumlah air yang tersedia pada sistem pengairan irigasi Gabelas Kecamatan Laeparira ?


(19)

8

3. Bagaimana cara mengatasi tingkat kebutuhan air dengan jumlah air yang tersedia pada sistem pengairan irigasi Gabelas untuk meningkatkan sistem kerja serta produksi padi pada pertanian padi sawah di daerah irigasi Gabelas, Kecamatan Laeparira?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Jumlah kebutuhan air pada pertanian padi sawah di daerah irigasi Gabelas Kecamatan Laeparira.

2. Jumlah ketersediaan air pada jaringan irigasi Gabelas Kecamatan Laeparira.

3. cara mengatasi tingkat kebutuhan air dengan jumlah air yang tersedia pada sistem pengairan irigasi Gabelas untuk meningkatkan sistem kerja serta produksi padi pada pertanian padi sawah di daerah irigasi Gabelas Kecamatan Laeparira

F. Manfaat Penelitian

1. Memberi informasi tentang keadaan irigasi bagi masyarakat serta instansi yang terkait.

2. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin meneliti permasalahan yang sama pada lokasi yang berbeda.


(20)

56

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa :

1. Jumlah kebutuhan air di daerah pertanian irigasi Gabelas sangat tinggi, seiring dengan luas lahan bakunya seluas 350 Ha, yang digunakan untuk pertanian padi sawah. Dari hasil perhitungan di simpulkan bahwa kebutuhan air untuk pengolahan lahan untuk pertanian padi sawah sebesar 42.000 m3/hari, kebutuhan untuk penggunaan konsumtif sebesar 6142,5 m3/hari,

2. Jummlah ketersediaan air dihitung di daerah pintu air irigasi (saluran primer) dihitung dengan mengukur panjang saluran dibagikan dengan waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak tersebut, sehingga diperoleh debit air irigasi pada saluran primer pintu air sebesar 2,16 m3/s. Jika dibandingkan dengan debit air yang sampai ke daerah pertanian Gabelas, debit airnya sangat sedikit yaitu sebesar 0,4 m3/s, atau setara dengan 34.560 m3/hari. Dari hasil pengukuran tersebut ketersediaan air yang bisa sampai kedaerah pertanian irigasi Gabelas sangat sedikit, dengan tingkat kebutuhan air yang banyak bagi daerah pertanian sudah tentu jumlah air tersebut sangat kurang dan mempengaruhi tingkat perkembangan tanaman dan sistem kerja masyarakatnya.

3. Cara yang bisa digunakan untuk mengatasi tingkat kebutuhan air dengan jumlah air yang tersedia adalah dengan cara petani harus rela untuk menjaga air pada malam hari untuk mengurangi persaingan dalam


(21)

57

memperebutkan air pada waktu siang, selain itu untuk mengatasi keterbatasan air tersebut petani yang lebih dekat dengan saluran irigasi akan diberi kesempatan untuk mengolah sawahnya lebih dulu kemudian diikuti oleh areal sawah lain yang jaraknya lebih jauh dari saluran irigasi. Para petani juga turut memperhatikan bagaimana tingkat curah hujan yang akan datang, dimana berdasarkan data curah hujan yang diperoleh curah hujan yang maksimal bisa di dapat pada bulan Agustus, September, Oktober, November sehingga pada saat tersebut para petani bisa mempertimbangkan lahannya untuk diolah.

B. Saran

1. Kebutuhan air untuk penggunaan lahan didaerah irigasi Gabelas sangat banyak, untuk memenuhi kebutuhan air tersebut diperlukan jumlah air yang banyak juga. Kebutuhan air untuk pengolahan lahan ditentukan sebesar 42.000 m3/hari, sedangkan untuk penggunaan konsumtif sebesar 6142,5 m3/hari. Untuk memberikan hasil panen yang memuaskan para petani harus memenuhi kebutuhan air tersebut, untuk itu dibutuhkan tenaga dan keterampilan yang lebih besar dari para petani.

2. Juumlah ketersediaan air yang sampai ke daerah pertanian Gabelas sebesar 34.560 m3/hari, kebutuhan air tak akan bisa tercapai. Untuk itu diperlukan upaya untuk menambah debit air yang bisa sampai ke daerah pertanian degan cara memperbesar saluran irigasi untuk bisa menampung jumlah air yang mengalir, memperbaiki saluran irigasi agar tidak gampang longsor pada saat hujan turun serta debit airnya berlebihan.


(22)

58

3. Disini peran pemerintah sangat dibutuhkan, dengan memperbaiki saluran irigasi serta meningkatkan tanggung jawab dalam keikutsertaan petugas pengairan dalam menjaga fasiliitas pengairan demi kelancaran debit air yang mengalir. Selain itu jumlah air yang digunakan untuk instansi perikanan tersebut bisa dikurangi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat petani di daerah irigasi Gabelas.


(23)

59

DAFTAR PUSTAKA

Abas, A.I dan Abdurachman. 1985. Pengaruh pengelolaan air dan pengolahan tanah terhadap efisiensi penggunaan air padi sawah di cihea. Tarsito, Jawa Barat.

Ahmadan, 2013. Penerapan Panca Usaha Tani dalam Meningkatkan Produksi Padi Sawah di Kelurahan Simangambat Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal. Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi. FIS – UNIMED.

Anonim, 2004. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2004. Tentang sumber daya air.

Arsyad, Sitanala. 2012. Konservasi Tanah dan Air. Bogor : IPB Press.

Asdak Chay. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yokyakarta : Gadjah Mada University Press.

Asni, (2010) dengan judul : Pendataan dan Alih Fungsi Lahan di Kabupaten Labuhan Batu. Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi. FIS – UNIMED.

Elfayetti. 2011. Geografi Pertanian. Medan : Universitas Negeri Medan.

Hasibuan, 2013. Penerapan Panca Usaha Tani Dalam Meningkatkan Produksi Padi Sawah Di Kelurahan Simangambat Kecamatan Siabu Kabupaten Madina. Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi. FIS – UNIMED. Kartasapotra. 2005. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Jakarta : Rineka Cipta. Muhammad, 2010. Kajian Tentang Pola Usahatani Pada Lahan Pertanian Irigasi

Teknis Di Nagori Pantoan Maju Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun. Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi. FIS – UNIMED.

Rayes, Luthfi. 2007. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan. Yokyakarta : Andi Offset.

Reni, 2011. Analisis Faktor-faktor Produksi Usaha Tanaman Padi Sawah di Desa Timbang Lawan Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat. Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi, FIS – UNIMED.

Rismunandar, 1984. Air fungsi dan kegunaannya bagi pertanian. Sinar Baru. Jakarta.

Roseline, dkk. 2009. Kajian pemanfaatan irigasi air tanah pada sawah tadah hujan tanaman padi metode SRI. Bandung.


(24)

60

Sipayung, 2011. Studi tentang penerapan pola diversifikasi tanaman di Kelurahan Pegagan Julu I Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi. Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi, FIS - UNIMED.

Siregar, H. 1981. Budidaya tanaman padi di Indonesia. Sastra Hudaya. Jakarta. Sitorus, Santun. 1985. Evaluasi Sumber Daya Lahan. Bandung : Tarsito.

Soekarwati, Dr. 1996. Pembangunan Pertanian. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Suripin. 2004. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yokyakarta : Andi Offset.

Widowati, S. 2005. Diversifikasi pangan sebagai upaya mengatasi kerawanan pangan. Jurnal pangan. Jakarta.


(1)

3. Bagaimana cara mengatasi tingkat kebutuhan air dengan jumlah air yang tersedia pada sistem pengairan irigasi Gabelas untuk meningkatkan sistem kerja serta produksi padi pada pertanian padi sawah di daerah irigasi Gabelas, Kecamatan Laeparira?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Jumlah kebutuhan air pada pertanian padi sawah di daerah irigasi Gabelas Kecamatan Laeparira.

2. Jumlah ketersediaan air pada jaringan irigasi Gabelas Kecamatan Laeparira.

3. cara mengatasi tingkat kebutuhan air dengan jumlah air yang tersedia pada sistem pengairan irigasi Gabelas untuk meningkatkan sistem kerja serta produksi padi pada pertanian padi sawah di daerah irigasi Gabelas Kecamatan Laeparira

F. Manfaat Penelitian

1. Memberi informasi tentang keadaan irigasi bagi masyarakat serta instansi yang terkait.

2. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin meneliti permasalahan yang sama pada lokasi yang berbeda.


(2)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa :

1. Jumlah kebutuhan air di daerah pertanian irigasi Gabelas sangat tinggi, seiring dengan luas lahan bakunya seluas 350 Ha, yang digunakan untuk pertanian padi sawah. Dari hasil perhitungan di simpulkan bahwa kebutuhan air untuk pengolahan lahan untuk pertanian padi sawah sebesar 42.000 m3/hari, kebutuhan untuk penggunaan konsumtif sebesar 6142,5 m3/hari,

2. Jummlah ketersediaan air dihitung di daerah pintu air irigasi (saluran primer) dihitung dengan mengukur panjang saluran dibagikan dengan waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak tersebut, sehingga diperoleh debit air irigasi pada saluran primer pintu air sebesar 2,16 m3/s. Jika dibandingkan dengan debit air yang sampai ke daerah pertanian Gabelas, debit airnya sangat sedikit yaitu sebesar 0,4 m3/s, atau setara dengan 34.560 m3/hari. Dari hasil pengukuran tersebut ketersediaan air yang bisa sampai kedaerah pertanian irigasi Gabelas sangat sedikit, dengan tingkat kebutuhan air yang banyak bagi daerah pertanian sudah tentu jumlah air tersebut sangat kurang dan mempengaruhi tingkat perkembangan tanaman dan sistem kerja masyarakatnya.

3. Cara yang bisa digunakan untuk mengatasi tingkat kebutuhan air dengan jumlah air yang tersedia adalah dengan cara petani harus rela untuk menjaga air pada malam hari untuk mengurangi persaingan dalam


(3)

memperebutkan air pada waktu siang, selain itu untuk mengatasi keterbatasan air tersebut petani yang lebih dekat dengan saluran irigasi akan diberi kesempatan untuk mengolah sawahnya lebih dulu kemudian diikuti oleh areal sawah lain yang jaraknya lebih jauh dari saluran irigasi. Para petani juga turut memperhatikan bagaimana tingkat curah hujan yang akan datang, dimana berdasarkan data curah hujan yang diperoleh curah hujan yang maksimal bisa di dapat pada bulan Agustus, September, Oktober, November sehingga pada saat tersebut para petani bisa mempertimbangkan lahannya untuk diolah.

B. Saran

1. Kebutuhan air untuk penggunaan lahan didaerah irigasi Gabelas sangat banyak, untuk memenuhi kebutuhan air tersebut diperlukan jumlah air yang banyak juga. Kebutuhan air untuk pengolahan lahan ditentukan sebesar 42.000 m3/hari, sedangkan untuk penggunaan konsumtif sebesar 6142,5 m3/hari. Untuk memberikan hasil panen yang memuaskan para petani harus memenuhi kebutuhan air tersebut, untuk itu dibutuhkan tenaga dan keterampilan yang lebih besar dari para petani.

2. Juumlah ketersediaan air yang sampai ke daerah pertanian Gabelas sebesar 34.560 m3/hari, kebutuhan air tak akan bisa tercapai. Untuk itu diperlukan upaya untuk menambah debit air yang bisa sampai ke daerah pertanian degan cara memperbesar saluran irigasi untuk bisa menampung jumlah air yang mengalir, memperbaiki saluran irigasi agar tidak gampang longsor pada saat hujan turun serta debit airnya berlebihan.


(4)

3. Disini peran pemerintah sangat dibutuhkan, dengan memperbaiki saluran irigasi serta meningkatkan tanggung jawab dalam keikutsertaan petugas pengairan dalam menjaga fasiliitas pengairan demi kelancaran debit air yang mengalir. Selain itu jumlah air yang digunakan untuk instansi perikanan tersebut bisa dikurangi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat petani di daerah irigasi Gabelas.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abas, A.I dan Abdurachman. 1985. Pengaruh pengelolaan air dan pengolahan tanah terhadap efisiensi penggunaan air padi sawah di cihea. Tarsito, Jawa Barat.

Ahmadan, 2013. Penerapan Panca Usaha Tani dalam Meningkatkan Produksi Padi Sawah di Kelurahan Simangambat Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal. Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi. FIS – UNIMED.

Anonim, 2004. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2004. Tentang sumber daya air.

Arsyad, Sitanala. 2012. Konservasi Tanah dan Air. Bogor : IPB Press.

Asdak Chay. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yokyakarta : Gadjah Mada University Press.

Asni, (2010) dengan judul : Pendataan dan Alih Fungsi Lahan di Kabupaten Labuhan Batu. Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi. FIS – UNIMED.

Elfayetti. 2011. Geografi Pertanian. Medan : Universitas Negeri Medan.

Hasibuan, 2013. Penerapan Panca Usaha Tani Dalam Meningkatkan Produksi Padi Sawah Di Kelurahan Simangambat Kecamatan Siabu Kabupaten Madina. Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi. FIS – UNIMED. Kartasapotra. 2005. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Jakarta : Rineka Cipta. Muhammad, 2010. Kajian Tentang Pola Usahatani Pada Lahan Pertanian Irigasi

Teknis Di Nagori Pantoan Maju Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun. Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi. FIS – UNIMED.

Rayes, Luthfi. 2007. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan. Yokyakarta : Andi Offset.

Reni, 2011. Analisis Faktor-faktor Produksi Usaha Tanaman Padi Sawah di Desa Timbang Lawan Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat. Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi, FIS – UNIMED.

Rismunandar, 1984. Air fungsi dan kegunaannya bagi pertanian. Sinar Baru. Jakarta.

Roseline, dkk. 2009. Kajian pemanfaatan irigasi air tanah pada sawah tadah hujan tanaman padi metode SRI. Bandung.


(6)

Sipayung, 2011. Studi tentang penerapan pola diversifikasi tanaman di Kelurahan Pegagan Julu I Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi. Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi, FIS - UNIMED.

Siregar, H. 1981. Budidaya tanaman padi di Indonesia. Sastra Hudaya. Jakarta. Sitorus, Santun. 1985. Evaluasi Sumber Daya Lahan. Bandung : Tarsito.

Soekarwati, Dr. 1996. Pembangunan Pertanian. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Suripin. 2004. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yokyakarta : Andi Offset.

Widowati, S. 2005. Diversifikasi pangan sebagai upaya mengatasi kerawanan pangan. Jurnal pangan. Jakarta.