MENINGKATKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN MELALUI SEKOLAH BERBUDAYA LINGKUNGAN HIDUP :Studi Deskriptif di SMP N 7 Bandung.

(1)

No. Daftar FPIPS: 2081/UN.40.2.2/PL/2014

MENINGKATKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN MELALUI SEKOLAH BERBUDAYA LINGKUNGAN HIDUP

(Studi Deskriptif di SMP N 7 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh :

SRI UTAMI RAHMAWATI 1006647

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014


(2)

MENINGKATKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN MELALUI SEKOLAH BERBUDAYA LINGKUNGAN HIDUP

(Studi Deskriptif di SMP N 7 Bandung)

Oleh :

Sri Utami Rahmawati 1006647

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Sri Utami Rahmawati 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Halaman Pengesahan Skripsi

SRI UTAMI RAHMAWATI

MENINGKATKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN MELALUI SEKOLAH BERBUDAYA LINGKUNGAN HIDUP

(Studi Deskriptif di SMP N 7 Bandung)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Drs. Rahmat, M.Si NIP. 19580915 198603 1 003

Pembimbing II

Syaifullah, S.Pd., M.Si NIP. 19721112 199903 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Prof. Dr. H. Sapriya., M.Ed NIP. 19630820 198803 1 001


(4)

Skripsi ini telah diuji pada :

Hari, Tanggal : Selasa, 08 April 2014

Tempat : Gedung FPIPS UPI Bandung

Panitia ujian terdiri dari :

1. Ketua :

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si NIP. 19700814 199402 1 001

2. Sekertaris :

Prof. Dr. H. Sapriya., M.Ed NIP. 19630820 198803 1 001

3. Penguji : 3.1

Prof. Dr. H. Suwarma AM., SH., M.Pd NIP. 19530211 197803 1 002

3.2

Prof. Dr. H. Dasim Budimansyah, M.Si NIP. 19620316 198803 1 003

3.3

Dr. Hj. Kokom Komalasari, M.Pd NIP. 19721001 200112 2 001


(5)

Sri Utami Rahmawati, 2014

Meningkatkan Karakter Peduli Lingkungan Melalui Sekolah Berbudaya Lingkungan Hidup

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Sri Utami Rahmawati. 2014. Meningkatkan Karakter Peduli Lingkungan Melalui Sekolah Berbudaya Lingkungan Hidup (Studi Deskriptif di SMP N 7 Bandung)

Perhitungan Kementrian Lingkungan Hidup (KemenLH) tahun 2013 mengenai tingkat kepedulian masyarakat terhadap lingkungan hanya 57%. Dengan dimunculkannya hasil perhitungan di atas maka diharapkan karakter peduli lingkungan bisa dikembangkan melalui lembaga pendidikan formal yaitu sekolah. SMP Negeri 7 Bandung merupakan salah satu sekolah yang menerapkan sekolah berbudaya lingkungan hidup, dengan harapan siswa-siswinya bisa mempunyai kesadaran lingkungan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan metode yang digunakan dengan metode deskriptif. Pengumpulan data diperoleh melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi, catatan lapangan dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) program-proram yang dikembangkan dilakukan melalui akademik dengan mengintegrasikan dalam mata pelajaran PKn dan PLH dan non akademik dilakukan melalui komunitas duta lingkungan dan kegiatan pengembangan diri. 2) pendekatan dalam meningkatkan karakter peduli lingkungan melalui pemberian contoh dan pembiasaan yang dilakukan oleh seluruh warga sekolah serta menyediakan berbagai fasilitas yang mendukung dalam meningkatkan karakter peduli lingkungan sedangkan metode yang digunakan adalah menyusun dan mengaplikasikan secara langsung program-program kepedulian lingkungan kepada siswa. 3) hambatan-hambatan dalam meningkatkan karakter peduli lingkungan yaitu (a) rendahnya kesadaran akibat timbulnya rasa malas, adanya pengaruh negatif dari teman ketika peduli lingkungan, kurang adanya dukungan orang tua dalam peduli lingkungan di rumah. (b) guru sulit memahami karakter siswa secara utuh, sekolah masih kurang mendalam untuk melakukan kebiasaan kepedulian lingkungan dalam budaya memulai dan budaya memelihara kebiasaan peduli lingkungan dalam diri siswa. (c) lemahnya pengawasan dan kurangnya komunikasi yang terjalin antara orang tua dan anak dalam hal kepedulian terhadap lingkungan di rumah. 4) upaya dalam mengatasi hambatan dalam meningkatkan karakter peduli lingkungan yaitu (a) siswa terus berusaha melawan rasa malas tanpa harus menunggu intruksi dari orang lain, siswa mengutamakan kepentingan umum dibandingkan dengan kepentingan pribadi, orang tua memberikan dukungan dengan melakukan nilai-nilai kepedulian lingkungan di rumah. (b) guru mempraktekan sikap yang mendukung nilai-nilai peduli lingkungan baik ketika proses pembelajaran sedang berlangsung atau diluar jam pelajaran, sekolah mengembangkan kebijakan mikro untuk siswa dan kebijakan makro untuk seluruh warga sekolah. (c) orang tua terus melakukan pengawasan dan menjalin komunikasi dengan anak secara intensif dalam hal peduli lingkungan di rumah.


(6)

Sri Utami Rahmawati, 2014

Meningkatkan Karakter Peduli Lingkungan Melalui Sekolah Berbudaya Lingkungan Hidup

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Sri Utami Rahmawati. 2014. Improving Caring-Environment Character through Enviromental Cultured School (Descriptive Study at SMP N 7 Bandung)

The Ministry of Environment calculation regarding the level of public awareness of the environment in 2013 was only 57%. By the calculation that showed above, it was expected that caring-environment character could be developed through formal education institutions such as school. SMP N 7 Bandung was one of the several schools applying environmental cultured, to expect the students to have environmental awareness. Qualitative approach and descriptive method were used in this study. The collection of data were obtained through interview, observation, documentation study, field notes, and literature study. The study results showed that: 1) The developing programs could be conducted in academic way by integrating the programs within Civic Education (PKn) subject and Environmental Education (PLH) subject, also in non-academic way through environmental ambassador community and self-developing activity. 2) The approach to improve caring-environment character conducted by giving model and habituation to school communities, along with providing facilities contributed to improve the character, whereas the method that used was arranging and applying caring-environment programs directly to students. 3) The obstacles to improve caring-environment character were: (a) lack of awareness due to the laziness condition, the presence of negative influence from surroundings, lack of motivation from parents to care environment in home. (b) Teachers difficulty to understanding overall students characters, the school still lacked in starting the habit of caring environment to the students. (c) Lack of supervision and communication between parents and students concerning awareness of environmental in home. 4) The strategies to solve the obstacles in improving caring-environment character were: (a) students should trying to againts the laziness without waiting for people instructions, student should give the priority to public importance than self interest, parents should give the motivation by showing care environment in home. (b) teachers should implement the attitude supporting care environment both within learning process or out of the class activities, school should develope micro policy for students and macro policy for all school communities. (c) parents should keep on monitoring and communication with their own children intensively concerning care environment in their home.


(7)

Sri Utami Rahmawati, 2014

Meningkatkan Karakter Peduli Lingkungan Melalui Sekolah Berbudaya Lingkungan Hidup

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR BAGAN ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Tinjauan Mengenai Karakter ... 8

1. Pengertian, unsur dan fungsi pembentukan karakter ... 8

2. Bentuk-bentuk karakter ... 12

3. Tahap-tahap pembentukan karakter ... 13

4. Dasar pembentukan karakter ... 15

5. Faktor-faktor pembentukan karakter ... ... 16

B. Tinjauan Mengenai Peduli Lingkungan ... 17

1. Pengertian peduli lingkungan ... 17


(8)

Sri Utami Rahmawati, 2014

Meningkatkan Karakter Peduli Lingkungan Melalui Sekolah Berbudaya Lingkungan Hidup

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Langkah-langkah untuk membangun peduli lingkungan ... 21

C. Tinjauan Mengenai Sekolah Berbudaya Lingkungan Hidup ... 23

1. Pengertian, tujuan dan manfaat sekolah berbudaya lingkungan hidup ... 23

2. Landasan hukum dibentuknya sekolah berbudaya lingkungan hidup ... 25

3. Kriteria sekolah berbudaya lingkungan hidup ... 26

D. Kaitan antara Pendidikan Kewarganegaraan dengan karakter Peduli lingkungan melalui sekolah berbudaya lingkungan hidup 27 1. Warganegara dengan lingkungan hidup ... 27

2. Eco-literate ... 31

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 35

1. Lokasi penelitian ... 35

2. Subjek penelitian ... 35

B. Tahap-Tahap Penelitian ... 36

1. Tahap pra penelitian ... 36

2. Tahap perizinan penelitian ... 37

3. Tahap pelaksanaan penelitian ... 37

C. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 38

D. Teknik Pengumpulan Data ... 40

1. Wawancara ... 40

2. Observasi ... 40

3. Catatan lapangan ... 41

4. Studi literatur ... 42


(9)

Sri Utami Rahmawati, 2014

Meningkatkan Karakter Peduli Lingkungan Melalui Sekolah Berbudaya Lingkungan Hidup

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Tahap Pengolahan dan Analisis Data ... 43

1. Reduksi data ... 43

2. Display data ... 44

3. Kesimpulandan Verifikasi ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 46

1. Profil sekolah SMP N 7 Bandung ... 46

2. Visi, Misi dan Rencana Strategis SMP N 7 Bandung ... 46

3. Sejarah SMP N 7 Bandung... 49

4. Sarana dan prasarana SMP N 7 Bandung... 50

5. Daya dukung guru dan karyawan SMP N 7 Bandung ... 51

6. Data Siswa SMP N 7 Bandung ... 54

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 54

1. Program yang dikembangakan sekolah dalam meningkatkan karakter peduli lingkungan pada siswa ... 55

2. Pendekatan dan metode yang digunakan dalam meningkatkan karakter peduli lingkungan siswa melalui sekolah berbudaya lingkungan hidup ... 63

3. Hambatan yang dihadapi dalam meningkatkan karakter peduli lingkungan pada siswa ... 67

4. Upaya-upaya mengatasi hambatan yang dilakukan dalam meningkatkan karakter peduli lingkungan siswa ... 70

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 73

1. Program yang dikembangakan sekolah dalam meningkatkan karakter peduli lingkungan pada siswa ... 73 2. Pendekatan dan metode yang digunakan dalam meningkatkan


(10)

Sri Utami Rahmawati, 2014

Meningkatkan Karakter Peduli Lingkungan Melalui Sekolah Berbudaya Lingkungan Hidup

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lingkungan hidup ... 77

3. Hambatan yang dihadapi dalam meningkatkan karakter peduli lingkungan pada siswa ... 82

4. Upaya-upaya mengatasi hambatan yang dilakukan dalam meningkatkan karakter peduli lingkungan siswa ... 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 87

A. Kesimpulan ... 87

1. Kesimpulan Umum ... 87

2. Kesimpulan Khusus ... 87

B. Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA ... 91 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(11)

Sri Utami Rahmawati, 2014

Meningkatkan Karakter Peduli Lingkungan Melalui Sekolah Berbudaya Lingkungan Hidup

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kepedulian masyarakat Indonesia terhadap lingkungan masih bisa terhitung rendah, hal ini bisa dilihat dari hasil perhitungan Kementrian Lingkungan Hidup (KemenLH) 2013 yang dilansir dalam http://www.portalkbr.com/berita/nasional/

2537314_4202.html, menyebutkan bahwa:

Tingkat kepedulian masyarakat terhadap lingkungan hanya 57 persen. Deputi Mentri Lingkungan Hidup bidang pemberdayaan masyarakat, Ilyas Asaad mengatakan angka tersebut mengindikasikan masyarakat belum berprilaku peduli lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat peduli lingkungan itu 0,57 persen atau 57 persen, artinya ada pemahaman di masyarakat tentang lingkungan hidup tetapi tidak seperti yang diharapkan, tetapi problem lainnya adalah paham tetapi belum melaksanakannya. Jadi sekarang paham ini bagaimanan dia ikut terlibat pola lingkungan hidup, karena lingkungan hidup itu tidak hanya pemerintah, swasta dan masyarakat, tetapi tiga pilar itu perlu bersama-sama.

Tingkat kepedulian yang masih rendah hanya 57 persen menyisakan banyak permasalahan yang ditimbulkan dari masyarakat yang tidak peduli terhadap lingkungan, ketidak pedulian masyarakat terhadap lingkugannya mengakibatkan berbagai kerusakan terhadap lingkungan. Masalah lingkungan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja tetapi harus adanya kerja sama dari semua pihak dalam menangani masalah lingkungan ini.

Sebagai warga negara yang baik, setiap orang harus mengetahui apa yang menjadi hak, kewajiban dan larangan terhadap lingkungan seperti yang terdapat dalam undang-undang nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengolahan lingkungan hidup, dengan masyarakat mengetahui hak, kewjiban dan larangan terhadap lingkungan diharapkan dapat menjaga lingkungan yang ada di sekitarnya.


(12)

2

Sri Utami Rahmawati, 2014

Meningkatkan Karakter Peduli Lingkungan Melalui Sekolah Berbudaya Lingkungan Hidup

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Masalah kerusakan lingkungan menjadi isu-isu strategis dalam hal pendidikan karakter yang belakangan ini sering dibahas oleh pemerintah, pendidikan karakter wajib diterapkan disekolah-sekolah untuk membentuk karakter generasi penerus bangsa supaya memiliki karakter yang baik, salah satunya karakter peduli lingkungan. Pembentukan karakter dibutuhkan dalam upaya untuk mengatasi masalah yang dihadapi negara ini salah satunya masalah kerusakan lingkungan, salah satu permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia

menurut Mu’in (2011: 326), adalah sebagai berikut:

Kerusakan lingkungan alam akibat gejala alam maupun akibat ulah manusia yang belakangan menjadi masalah serius di Indonesia. Kerusakan alam adalah fenomena yang membutuhkan perhatian dalam kaitannya pembangunan karakter manusia karena kerusakan alam disebabkan karakter yang serakah, yang tak menghormati lingkungan, dan mungkin juga dibiasakan oleh karakter manusia yang terbentuk.

Berdasarkan pendapat di atas, karakter manusia dalam hal ini karakter peduli lingkungan sangat diperlukan oleh bangsa ini untuk mencegah kerusakan lingkungan yang belakangan menjadi permasalahan bangsa Indonesia, dengan manusia peduli terhadap lingkungan maka kerusakan terhadap lingkungan akan berkurang. Kepedulian terhadap lingkungan bisa dilakukan dari lingkup yang terkecil yaitu lingkungan keluarga, dengan banyak menanam pohon di sekitar rumah dan mengolah sampah organik dan anorganik. Selain melalui keluarga, sikap peduli lingkungan bisa dilakukan di sekolah, dimana siswa diajarkan supaya peduli terhadap lingkungan yang ada disekitarnya.

Pencegahan dan memperbaiki lingkungan salah satunya dilakukan oleh SMP Negeri 7 Bandung dengan mengembangkan sekolah berbudaya lingkungan hidup yang mulai dirintis pada tahun 2007 sampai sekarang. Fasilitas pendukung dalam mengembangakan sekolah berbudaya lingkungan hidup sudah lengkap, mulai dari tempat sampah yang membedakan anatara sampah organik dan anorganik, tempat cuci tangan bagi siswa setelah melakukan aktifitas, lingkungan sekolah bebas asap rokok, sekolah yang banyak membudidayakan berbagai


(13)

3

Sri Utami Rahmawati, 2014

Meningkatkan Karakter Peduli Lingkungan Melalui Sekolah Berbudaya Lingkungan Hidup

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tanaman dalam lingkungan sekolah, bahkan sekolah pertama yang mempunyai kantin tanaman yang hasilnya diperdagankan dan dibeli oleh warga sekolah ataupun pihak lain yang sedang berkunjung kesekolah tersebut.

Adanya berbagai fasilitas yang sudah lengkap di atas, peduli sebagian siswa terhadap lingkungan masih kurang, hal ini peneliti dapatkan dari hasil pra penelitian yang dilakukan dengan melakukan wawancara kepada salah seorang guru, dari hasil wawancara tersebut guru menyatakan bahwa masih ada siswa yang harus disuruh ketika ada sampah bekas orang lain yang tergeletak di dekatnya, selain itu ketika ada kotoran dalam tanaman dan melakukan penyemprotan terhadap tanaman yang sudah layu yang membersihkan bukan siswa tetapi masih guru, selain itu ketika akan memulai pelajaran siswa masih harus diingatkan oleh guru dalam hal kebersihan di ruang kelas mereka.

Seharusnya siswa tidak lagi disuruh oleh guru ketika ada sampah dan tanaman yang terlihat layu, siswa seharusnya bisa dengan sadar membuang sampah walaupun sampah tersebut bukan bekas makanan miliknya. Ketika siswa masih disuruh dan belum sadar dalam membuang sampah maka kesadaran siswa akan terlihat ketika ada yang mengingatkan saja, ketika tidak ada yang mengingatkan maka dikhawatirkan akan membuang sampah sembarangan atau melakukan tindakan-tindakan lain yang bisa merusak lingkungan.

Peduli lingkungan menurut Kementrian Pendidikan Nasional Badan Penelitain dan Pengembangan Pusat Kurikulum (2010: 10) yaitu “Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam

yang sudah terjadi”.

Berdasarkan pengertian di atas, sebagai manusia setiap orang harus menjaga lingkungan dan berupaya memperbaiki kerusakan lingkungan yang sudah terjadi. Dengan masyarakat peduli terhadap lingkungan maka


(14)

permasalahan-4

Sri Utami Rahmawati, 2014

Meningkatkan Karakter Peduli Lingkungan Melalui Sekolah Berbudaya Lingkungan Hidup

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

permasalahan lingkungan yang saat ini sudah terjadi tidak akan semakin besar, peduli terhadap lingkungan bisa dilakukan dengan memulai dari diri sendiri.

Adapun cara yang bisa dilakukan dalam mengungkap dan menilai karakter peduli lingkungan pada siswa, berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, menurut Basri (2012: 89) temuan yang didapatkan dari hasil penelitiannya adalah sebagai berikut:

Dapat disusun sebuah model atau perangkat asesmen alternatif dalam mengungkap dan menilai karakter peduli lingkungan siswa. Perangkat asesmen yang digunakan yaitu lembar jurnal harian yang dianggap dapat mengungkap pencapaian karakter peduli lingkungan siswa. Selain itu, angket dapat digunakan sebagai sumber informasi mengenai tanggapan siswa terhadap penguasaan jurnal harian dalam menilai karakter peduli lingkungan.

Berdasarkan hasil penelitian di atas yang menyatakan bahwa dalam mengungkap dan menilai karakter peduli lingkungan dapat digunakan perangkat asesmen alternatif melalui jurnal harian. Apabila dalam melakukan penilaian karakter peduli lingkungan siswa melakukan cara seperti itu, menurut saya kurang efektif karena hanya dilakukan pada saat mata pelajaran tertentu saja dan membutuhkan waktu yang lama.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai sejauh mana meningkatkan karakter peduli lingkungan siswa melalui sekolah berbudaya lingkungan hidup. Dengan demikian, judul skripsi ini

adalah “Meningkatkan karakter peduli lingkungan melalui sekolah

berbudaya lingkungan hidup (Studi Deskriptif di SMP N 7 Bandung)”. B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka secara umum penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana karakter peduli lingkungan siswa pada sekolah berbudaya lingkungan hidup?


(15)

5

Sri Utami Rahmawati, 2014

Meningkatkan Karakter Peduli Lingkungan Melalui Sekolah Berbudaya Lingkungan Hidup

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sedangkan secara khusus penelitian ini dibatasi pada masalah-masalah sebagai berikut:

1. Apa saja program yang dikembangakan sekolah dalam meningkatkan karakter peduli lingkungan pada siswa?

2. Apa saja pendekatan dan metode yang digunakan dalam meningkatkan karakter peduli lingkungan siswa melalui sekolah berbudaya lingkungan hidup?

3. Apa saja hambatan yang dihadapi dalam meningkatkan karakter peduli lingkungan pada siswa?

4. Bagaimana upaya-upaya mengatasi hambatan yang dilakukan dalam meningkatkan karakter peduli lingkungan siswa?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini secara umum adalah mengetahui karakter peduli lingkungan siswa pada sekolah berbudaya lingkungan hidup.

Sedangkan secara khusus penelitian ini mempunyai tujuan untuk:

1. Mengetahui program yang dikembangakan sekolah dalam meningkatkan karakter peduli lingkungan pada siswa.

2. Mengetahui pendekatan dan metode yang digunakan dalam meningkatkan karakter peduli lingkungan siswa melalui sekolah berbudaya lingkungan hidup.

3. Mengidentifikasi hambatan yang dihadapi dalam meningkatkan karakter peduli lingkungan pada siswa.

4. Mengidentifikasi upaya-upaya mengatasi hambatan yang dilakukan dalam meningkatkan karakter peduli lingkungan siswa.


(16)

6

Sri Utami Rahmawati, 2014

Meningkatkan Karakter Peduli Lingkungan Melalui Sekolah Berbudaya Lingkungan Hidup

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan di atas, maka peneliti mengharapkan penelitian ini bermanfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Dari Segi Teoritis

Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini yaitu dapat memberikan sumbangsih teori dalam hal pengembangan karakter peduli lingkungan siswa yang dapat dikembangkan dalam pelajaran PKn.

2. Manfaat Dari Segi Kebijakan

Manfaat kebijakan dari penelitian ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan penelitian bagi pemerintah mengenai pentingnya peduli lingkungan ditanamkan kepada siswa-siswa di sekolah, mulai dari jenjang Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menegah Atas (SMA) karena permasalahan lingkungan hidup yang ditimbulkan dari perilaku manusia yang tidak bertanggung jawab mengakibatkan dampak terhadap lingkungan.

3. Manfaat Dari Segi Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis bagi pihak-pihak sebagai berikut:

a. Bagi guru PKn; meningkatnya pengetahuan terhadap guru dalam mengetahui cara-cara untuk mengembangkan karakter peduli lingkungan terhadap siswa-siswanya.

b. Bagi siswa; meningkatnya karakter peduli lingkungan siswa sehinnga dapat menjaga lingkungan sekolah maupun lingkungan yang ada disekitarnya.

c. Bagi warga sekolah lainnya; dapat meningkatnya karakter peduli lingkungan terhadap siswa melalui berbagai metode yang diterapkan.


(17)

7

Sri Utami Rahmawati, 2014

Meningkatkan Karakter Peduli Lingkungan Melalui Sekolah Berbudaya Lingkungan Hidup

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Bagi penulis; meningkatkan wawasan, memperoleh pengalaman langsung dan mengetahui karakter peduli lingkungan pada siswa di sekolah berbudaya lingkungan hidup.

4. Manfaat Dari Segi Isu

Penelitian ini diharapkan bisa memberikan masukan kepada semua pihak tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup dan mengembangkan karakter peduli lingkungan pada siswa-siswa di sekolah.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisan dari penelitian yang berjudul meningkatkan karakter peduli lingkungan melalui sekolah berbudaya lingkungan hidup (Studi Deskriptif di SMP N 7 Bandung) adalah sebagai berikut:

1. BAB I pendahuluan yang berisikan mengenai latar belakang penelitian, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, lokasi dan subjek penelitian dan struktur organisasi skripsi.

2. BAB II kajian pustaka membahas mengenai meningkatkan karakter peduli lingkungan siswa melalui sekolah berbudaya lingkungan hidup yang meliputi, pengertian karakter, dasar pembentukan karakter, fungsi karakter, karakter peduli lingkungan, dan sekolah berbudaya lingkungan hidup.

3. BAB III metode penelitian yang meliputi pendekatan dan metode penelitian, lokasi dan subjek penelitian, persiapan penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisis data.

4. BAB IV hasil penelitian dan pembahasan yang berisi mengenai gambaran umum lokasi penelitian, deskripsi hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.

5. BAB V kesimpulan dan rekomendasi, kesimpulan merupakan hasil dari penelitian yang didalamnya menjawab dari perumusan masalah,


(18)

8

Sri Utami Rahmawati, 2014

Meningkatkan Karakter Peduli Lingkungan Melalui Sekolah Berbudaya Lingkungan Hidup

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sedangkan rekomendasi berisi masukan tertulis kepada pihak sekolah, guru, siswa, orang tua dan peneliti selanjutnya.


(19)

Sri Utami Rahmawati, 2014

Meningkatkan Karakter Peduli Lingkungan Melalui Sekolah Berbudaya Lingkungan Hidup

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat di mana penelitian akan dilakukan, yang harus disertai dengan jalan berikut kotanya. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Nasution (2003: 43) bahwa “lokasi penelitian menunjukan pada pengertian tempat, atau lokasi penelitian yang dicirikan oleh adanya unsur yaitu pelaku, tempat dan kegiatan yang dapat diobservasi”. Adapun yang menjadi lokasi dalam penelitian ini adalah SMP Negeri 7 Bandung, yang terletak di Jl. Ambon, No.23, Telp. (022) 4233470, Bandung.

Peneliti tertarik dengan lokasi penelitian di SMP Negeri 7 Bandung karena SMP Negeri 7 Bandung merupakan sekolah perintis pertama yang mengadakan sekolah berbudaya lingkungan hidup dan sudah meraih berbagai juara dalam hal mengembangkan sekolah berbudaya lingkungan hidup, dengan berbagai juara yang sudah di raih SMP Negeri 7 Bandung mengenai lingkungan peneliti ingin melihat tingkat kepedulian terhadap lingkungan siswa-siswi yang ada di SMP tersebut.

2. Subjek penelitian

Subjek penelitian kualitatif merupakan pihak-pihak yang menjadi sasaran penelitian atau sumber yang dapat memberikan informasi terhadap penelitian yang akan dilaksanakan. Dalam penelitian kualitatif, yang dijadikan subjek penelitian sebagai sumber informasi hanyalah subjek yang dapat memberikan informasi (Nasution, 2003: 32). Dalam penelitian ini yang mejadi subjek penelitian adalah:

a. Kepala sekolah yang diwakili oleh wakil kepala sekolah bagian sarana dan prasarana sebanyak satu orang;


(20)

36

c. Guru Pendidikan Lingkungan Hidup sebanyak satu orang; d. Siswa sebanyak sembilan orang;

e. Penguru OSIS sebanyak dua orang, dan

f. Perwakilan orang tua siswa sebanyak dua orang.

Dalam penelitian kualitatif, tidak ada kriteria berapa banyak jumlah responden yang harus diwawancarai. Peneliti berhenti melakukan wawancara sampai data menjadi jenuh, artinya sampai peneliti tidak menemukan aspek baru dalam fenomena yang diteliti.

B. Tahap-Tahap Penelitian

Sebuah penelitian dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan apabila penelitian itu dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah yang telah direncanakan sebelumnya. Oleh karena itu sebelum melakukan penelitian, penulis menyusun langkah-langkah penelitian guna mencapai hasil yang maksimal. Adapun langkah-langkah penelitian adalah sebagai berikut:

1. Tahap pra penelitian

Tahap pra penelitian ini yang pertama dilakukan adalah memilih masalah dan menentukan judul serta lokasi penelitian dengan tujuan menyesuaikan dengan fokus penelitian yang akan diteliti. Adapun yang menjadi lokasi penelitian yang dipilih oleh penulis adalah SMP Negeri 7 Bandung yang terletak di Jl. Ambon, No.23, Telp. (022) 4233470, Bandung.

Setelah ditetapkan objek penelitian, tahap berikutnya yang dilakukan adalah pra penelitian. Pada tahap ini dilakukan studi pendahuluan dengan pihak SMP Negeri 7 Bandung dan memperkenalkan identitas, serta menjelaskan maksud dan tujuan peneliti datang ke sekolah tersebut. Setelah menyampaikan tujuan yang akan disampaikan peneliti menyinggung mengenai berapa lama sekolah ini menjadi sekolah berbudaya lingkungan hidup dan menyinggung bagaimana karakter peduli lingkungan siswa-siswi SMP Negeri 7 Bandung. Setelah diperoleh gambaran mengenai subjek yang akan diteliti serta masalah yang telah dirumuskan sesuai dengan kondisi objektif dilapangan, selanjutnya peneliti menyususn proposal penelitian.


(21)

37

2. Tahap perizinan penelitian

Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu peneliti harus menempuh prosedur perizinan penelitian, perizinan merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh peneliti agar proses selama penelitian berjalan dengan lancar dan mendapatkan legalitas dari lembaga atau instansi terkait. Adapun prosedur perizinan adalah sebagai berikut:

a. Peneliti mengajukan surat permohonan izin untuk mengadakan penelitian kepada ketua jurusan Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS) UPI Bandung;

b. Selanjutnya, diteruskan kepada Dekan FPIPS UPI melalui Pembantu Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan untuk mendapatkan surat rekomendasi dari Kepala BAAK UPI yang secara kelembagaan mengatur segala urusan administrasi dan akademik;

c. Setelah dikeluarkannya surat izin penelitian, surat izin penelitian diserahkan kepada kepala sekolah SMP Negeri 7 Bandung;

d. Selanjtnya, konfirmasi pada pihak SMP Negeri 7 Bandung terkait izin sekolah sebagai tempat penelitian;

e. Peneliti menyiapkan instrumen penelitian dengan membuat terlebih dahulu format wawancara.

3. Tahap pelaksanaan penelitian

Setelah tahap pra penelitian selesai, maka peneliti langsung ke lapangan untuk memulai penelitian. Peneliti mengumpulkan berbagai informasi di lokasi dan subjek penelitian yang sesuai dengan apa yang sudah dirancang. Adapun langkah-langkah yang ditempuh peneliti adalah sebagai berikut:

a. Menentukan responden yang akan diwawancara, dengan cara mendatangi dan mengubunginya;


(22)

38

c. Melakukan studi dokumentasi serta membuat catatan lapangan yang diperlukan dan dianggap berkaitan dengan masalah penelitian;

d. Sambil memproses data, penulis mengkaji berbagai literatur-literatur yang berkaitan dengan judul penelitian;

e. Setelah data didapatkan, maka data tersebut diolah sehingga mendapatkan kesimpulan.

Setelah selesai melakukan wawancara dengan responden, peneliti menuliskan kembali data yang sudah terkumpul ke dalam catatan lapangan dengan tujuan supaya dapat mengungkapkan data secara lengkap dan mendetail, selain dari wawancara data dapat diperoleh dari dokumentasi lainnya, demikian seterusnya sampai peneliti mencatat data pada titik jenuh yang berarti perolehan data tidak lagi mendapatkan informasi yang baru.

C. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan dan metode penelitian mempunyai peranan yang sangat penting untuk pencapaian keberhasilan penelitian. Pendekatan penelitian dalam penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang harus dilakukan dengan pengamatan sendiri dengan mengumpulkan data dari para pihak yang terlibat dalam penelitian yang akan dilakukan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Cresswell (2010: 4-5):

Penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengekplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Proses penelitian kualitatif ini melibatkan upaya-upaya penting, seperti mengajuakan pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dari para partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ketema-tema yang umum, dan menafsirkan makna data.

Sejalan dengan pendapat di atas, Sugiyono (2010: 15), memaparkan pengertian penelitian kualitatif sebagai berikut:

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan


(23)

39

secara purposive dan snowbaal. Teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif. Dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Berdasarkan pengertian para ahli mengenai penelitian kualitatif, dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk memahami masalah-masalah yang ada di masyarakat baik secara individu atau kelompok yang berasal dari masalah sosial, selain itu proses penelitian kualitatif dilakukan dengan mengajukan berbagai pertanyaan-pertanyaan secara spesifik, data-data yang sudah diperoleh dikumpulkan mulai dari tema yang bersifat khusus ke tema yang bersifat umum untuk kemudian dilakukan penafsiran data dan penelitian kualitatif mendasarkan peneliti sebagai instrument kunci.

Dengan demikian, alasan penulis menggunakan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini karena peneliti berusaha mengungkap fenomena-fenomena yang terjadi dilapangan, yang terkait dengan permasalahan yang akan diteliti kemudian dapat diuraikan dalam bentuk pemaparan yang menunjukan bagaimana karakter peduli lingkungan melalui sekolah berbudaya lingkungan hidup

Untuk mencapai tujuan penelitian diperlukan suatu metode yang digunakan untuk memecahkan masalah yang akan diselidiki, metode merupakan cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan yang ingin didapatkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, sebagaimana yang dikemukakan Danial dan Warsiah (2009: 62-63):

Metode deskriptif adalah metode yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik suatu situasi, kondisi objek bidang kajian pada suatu waktu secara akurat, tujuan metode ini untuk memperlihatkan kesadaran suatu penomena yang ada, misalnya dengan menggunakan sensus, sosial ekonomi penduduk, potensi pendidikan dan yang lainnya.

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antar fenomena yang akan diteliti, penulis memilih metode ini karena sesuai dengan sifat dari masalah serta tujuan yang ingin diperoleh dan bukan menguji sebuah hipotesis tetapi berusaha untuk mendapatkan sebuah gambaran tentang karaker peduli lingkungan melalui sekolah berbudaya lingkungan, sehingga penelitian ini mengutamakan proses dari pada hasil.


(24)

40

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen utama dalam mengumpulkan data dengan bantuan pedoman wawancara dan pedoman observasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik penelitian yaitu, wawancara, observasi, catatan lapangan, studi literatur dan studi dokumentasi. Untuk lebih jelasnya, masing-masing teknik pengumpulan data tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Wawancara

Penelitian ini menggunakan wawancara dalam teknik pengumpulan datanya. Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan tanya jawab antara pewawancara dengan terwawancara. Arikunto (2010: 271) menyatakan bahwa:

Wawancara harus dilaksanakan dengan efektif, artinya dalam kurun waktu yang sesingkat-singkatnya dapat diperoleh dari sebanyak-banyaknya. Bahasa harus jelas, terarah. Suasana harus tetap rileks agar data yang diperoleh data yang objektif dan dapat dipercaya.

Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini menggunakan wawancara dalam pengumpulan data agar mengetahui secara mendalam tentang hal-hal yang akan diteliti dan mendapatkan informasi secara jelas mengenai karakter peduli lingkungan pada sekolah berbudaya lingkungan hidup. Pengumpulan data melalui wawancara yang akan dilakukan dalam penelitian ini tertuju kepada kepala sekolah yang diwakili oleh wakil kepala sekolah, guru PLH, guru PKn, siswa, pengurus OSIS, dan perwakilan orang tua siswa. Wawancara ini digunakan untuk mengetahui hal-hal mendalam yang akan peneliti lakukan mengenai meningkatkan karakter peduli lingkungan melalui sekolah berbudaya lingkungan hidup.


(25)

41

Dalam penelitian ini observasi pun dipilih sebagai teknik pengumpulan data. Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara langsung terhadap objek penelitian yang akan dilakukan, dengan melakukan observasi peneliti dapat memperoleh satu gambaran yang jelas tentang masalah yang sedang diteliti. Menurut Danial dan Warsiah (2009: 77) bahwa:

Observasi merupakan alat yang digunakan untuk mengamati, dengan melihat, mendengarkan, merasakan, mencium, mengikuti, segala hal yang terjadi dengan cara mencatat/merekam segala sesuatunya tentang orang atau kondisi suatu penomena tertentu.

Dalam penelitian ini, observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang karakter peduli lingkungan siswa di sekolah berbudaya lingkungan hidup, dengan melakukan pengamatan langsung maka akan terlihat jelas karakter peduli lingkungan siswa.

Peneliti akan mengamati berbagai fasilitas sekolah dalam mendukung terwujudnya karakter peduli lingkungan dan melihat perilaku siswa terhadap lingkungan yang ada disekitarnya seperti membuang sampah dengan memisahkan antara sampah organik dan anorganik, memcuci tangan setelah melakukan aktivitas dan lain sebagainya. Selain itu peneliti akan melihat program-program yang telah dirancang sekolah dalam mewujudkan karakter peduli lingkungan pada siswa.

Dengan demikian, melalui observasi diharapkan peneliti dapat mengumpulkan informasi secara mendalam, terperinci, dan lebih cermat sehingga data yang diperlukan dapat terkumpul secara menyeluruh yang sesuai dengan hasil pengamatan.

3. Catatan lapangan

Dalam teknik pengumpulan data catatan lapangan sangat penting untuk digunakan. Catatan lapangan merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan mencatat segala kejadian yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti oleh peneliti yang didapatkan dari hasil wawancara dan observasi. Menurut Bogdan dan Biklen (Moleong, 2010: 209) bahwa “catatan lapangan adalah catatan


(26)

42

tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif”.

Dalam hal ini, untuk mempermudah pengumpulan data peneliti mencatat hal-hal yang ditemukan pada saat penelitian berlangsung, peneliti membuat catatan-catatan singkat selama penelitian berlangsung mengenai hal-hal yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan mengenai meningkatkan karakter peduli lingkungan melalui sekolah berbudaya lingkungan hidup. Catatan lapangan dari penelitian ini diperoleh ketika peneliti melakukan wawancara dan observasi kepada kepala sekolah yang diwakili oleh wakil kepala sekolah, guru PKn, guru PLH, pengurus OSIS, perwakilan orang tua dan siswa.

4. Studi literatur

Menurut Danial dan Warsiah (2009: 30) bahwa, “studi kepustakaan

(Literature) adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan

sejumlah buku-buku, majalah, liflet, yang berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian”.

Studi literatur merupakan alat pengumpul data yang digunakan untuk menemukan teori-teori yang relevan dengan permasalahan yang akan diteliti, studi literatur diperlukan sebagai bahan pembahasan dari hasil penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan berbagai literatur yang didapatkan dari berbagai buku-buku, jurnal, artikel-artikel dari media masa yang berhubungan dengan karakter peduli lingkungan siswa.

5. Studi dokumentasi

Danial dan Warsiah (2009: 79) menyatakan bahwa:

Studi dokumentasi adalah mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian, seperti peta, data statistik, jumlah dan nama pegawai, data siswa, data penduduk, grafik, gambar, surat-surat, foto, akte dsb.

Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan teknik pengumpulan data wawancara dan observasi. Data yang diperoleh dari


(27)

43

dokumentasi, yaitu surat-surat, profil sekolah, data siswa, data sekolah, gambar, foto-foto serta dokumen lainnya yang diperlukan.

E. Tahap Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data merupakan suatu langkah penting dalam penelitian, karena dapat memberikan makna terhadap data yang dikumpulkan oleh peneliti. Analisis data dalam penelitian kualitataif, dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama penelitian berlangsung dan setelah selesai dilapangan. Penelitian awal sebelum memasuki lapangan dilakukan dengan melakukan pra penelitian terlebih dahulu untuk menentukan fokus penelitian yang akan dialakukan. Menurut Nasution (Sugiono, 2012: 333) bahwa:

Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus samapai penulisan hasil penelitian. Analisis data menjadi pegangan bagi penelitian selanjutnya sampai jika mungkin, teori yang grounded.

Sejalan dengan pendapat di atas, dalam analisis data yang digunakan dalam penelitian kualitatif menurut Miles dan Huberman (Sugiono, 2012: 334),

mengemukakan bahwa, “Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara

interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampa tuntas, sehingga datanya

sudah jenuh”. Berdasarkan penejelasan di atas, penelitian dilakukan secara terus

menerus sampai tuntas, sampai respondennya sudah jenuh dan mendapatkan hasil yang diinginkan. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing dan Verification.

1. Reduksi data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci, karena semakin lama penelitian di lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, komplek dan rumit. Sugiyono (2010: 338), mejelaskan bahwa “mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya”.

Data yang akan direduksi dalam penelitian ini mengenai karakter peduli lingkungan melalui sekolah berbudaya lingkungan hidup untuk dapat mengkaji secara mendetail. Dengan tujuan data yang telah direduksi akan memberikan


(28)

44

gamabaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Pada akhir tahapan ini semua yang relevan telah tersusun dan terorganisisr sesuai dengan kebutuhan penelitian.

2. Display Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif penyajian data ini dapat dilakukan dengan bentuk tabel, grafik, phie chard, pictogram dan sejenisnya. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut. Data yang disajikan dalam penelitian ini berupa gambaran subjek yang diteliti mengenai karakter peduli lingkungan melalui sekolah berbudaya lingkungan hidup di SMP Negeri 7 Bandung.

3. Kesimpulan dan Verifikasi

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat penelitian kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Menurut Sugiyono (2010: 245) bahwa:

Kesimpulan dalm penelitian kualitatif mungkindapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti yang telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan dikembangkan setelah peneliti berada dilapangan.

Kesimpulan dan verifikasi dalam penelitian ini yakni mendapatkan hasil dari penelitian yang telah dilakanakan dalam bentuk pertanyaan singkat dan mudah dipahami sehingga dapat menyimpulkan bagaimana gambaran karakter


(29)

45

peduli lingkungan melalui sekolah berbudaya lingkungan hidup di SMP Negeri 7 Bandung.

Demikian prosedur pengolahan dan analisis data yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian ini. Melalui tahap-tahap yang telah dijelaskan diatas diharapkan penelitian yang dilakukan dapat memperoleh data-data yang memenuhi keabsahan suatu penelitian sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah yang berlaku.


(30)

Sri Utami Rahmawati, 2014

Meningkatkan Karakter Peduli Lingkungan Melalui Sekolah Berbudaya Lingkungan Hidup

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah dipaparkan dalam bab IV, maka pada bab V ini peneliti akan merumuskan beberapa kesimpulan sebagai intisari dari kajian hasil penelitian ini. Selanjutnya, pada bagian akhir penulis mengajukan saran atau rekomendasi kepada pihak yang terkait, sebaga iberikut:

A. Kesimpulan

1. Kesimpulan Umum

Dikembangkannya Sekolah Berbudaya lingkungan Hidup (SBLH) mempunyai peranan sangat penting dalam meningkatkan karakter peduli lingkungan pada siswa, karena budaya sekolah dapat membiasakan siswa-siswinya untuk menjaga dan memelihara lingkungan yang ada disekirnya dengan melibatkan seluruh warga sekolah.

2. Kesimpulan Khusus

Disamping kesimpulan umum di atas, kesimpulan khusus dari hasil penelitian ini, yakni:

a. Program-proram yang dikembangkan SMP Negeri 7 Bandung dalam meningkatkan karakter peduli lingkungan pada siswa dilakukan melalui program akademik yang diintegrasikan pada mata pelajaran PKn dan PLH sedangkan program non akademik dilakukan melalui komunitas duta lingkungan dan kegiatan pengembangan diri.

b. Pendekatan dalam meningkatkan karakter peduli lingkungan dilakukan melalui pemberian contoh dan pembiasaan oleh guru, staf dan karyawan yang ada di sekolah tersebut serta menyediakan berbagai fasilitas yang mendukung dalam meningkatkan karakter peduli lingkungan pada siswa, sedangkan metode yang digunakan sekolah dalam meningkatkan karakter


(31)

88

Sri Utami Rahmawati, 2014

Meningkatkan Karakter Peduli Lingkungan Melalui Sekolah Berbudaya Lingkungan Hidup

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peduli lingkungan dengan cara menyusun dan mengaplikasikan secara langsung program-program kepedulian lingkungan kepada siswa.

c. Hambatan-hambatan dalam meningkatkan karakter peduli lingkungan pada siswa yakni (1) rendahnya kesadaran siswa akibat timbulnya rasa malas dalam diri siswa; (2) adanya pengaruh negatif dari teman ketika siswa peduli lingkungan; (3) kurang adanya dukungan orang tua dalam peduli lingkungan di rumah, sedangkan hambatan bagi guru dan sekolah yakni (1) guru sulit memahami karakter siswa secara utuh; (2) sekolah masih kurang mendalam untuk melakukan kebiasaan kepedulian lingkungan dalam budaya memulai dan budaya memelihara kebiasaan peduli lingkungan dalam diri siswa, selanjutnya hambatan bagi orang tua yakni (1) lemahnya pengawasan peduli lingkungan orang tua di rumah; (2) kurangnya komunikasi yang terjalin antara orang tua dan anak dalam hal kepedulian terhadap lingkungan di rumah.

d. Upaya mengatasi hambatan dalam meningkatkan karakter peduli lingkungan pada siswa yakni (1) siswa terus berusaha melawan rasa malas dengan melakukan hal-hal kecil seperti membuang sampah pada tempatnya tanpa harus menunggu instruksi dari orang lain; (2) siswa mengutamakan kepentingan umum dibandingkan dengan kepentingan pribadi; (3) orang tua memberikan dukungan dengan melakukan nilai-nilai kepedulian lingkungan di rumah, sedangkan upaya yang dilakukan guru dan sekolah yakni (1) guru mempraktekan sikap, nilai dan karakter yang mendukung nilai-nilai peduli lingkungan baik ketika proses pembelajaran sedang berlangsung atau diluar jam pelajaran; (2) sekolah mengembangkan kebijakan mikro untuk siswa dan kebijakan makro untuk seluruh warga sekolah, kemudian upaya yang dilakukan orang tua yakni (1) terus melakukan pengawasan kepedulian lingkungan; (2) menjalin komunikasi dengan anak secara intensif dalam hal peduli lingkungan di rumah.


(32)

89

Sri Utami Rahmawati, 2014

Meningkatkan Karakter Peduli Lingkungan Melalui Sekolah Berbudaya Lingkungan Hidup

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Saran

Dari hasil penelitian ini, sebagai bahan saran atau rekomendasi dengan mempertimbangkan hasil temuan maka beberapa hal yang dapat menjadi bahan saran atau rekomendasi adalah sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

a. Sekolah hendaknya menjalin kerjasama dengan orang tua siswa untuk mengimplementasikan pembiasaan-pembiasaan peduli lingkungan di rumah.

b. Sekolah hendaknya meningkatkan monitoring dan evaluasi secara intensif terhadap pelaksanaan program-program yang sudah dilaksanakan.

2. Bagi Guru

a. Guru hendaknya lebih memberikan contoh nyata dihadapan siswa tentang implementasi peduli lingkungan.

b. Guru hendaknya menerapkan karakter peduli lingkungan saat proses pembelajaran berlangsung dengan mengkaitkan materi yang sedang dibahas ataupun pada kegiatan diluar jam pelajaran saat program-program kepedulian lingkungan sedang berlangsung .

3. Bagi Siswa

a. Siswa lebih memperhatikan dan peduli lingkungan tidak hanya disekitar sekolah tetapi di lingkungan tempat tinggalnya.

b. Siswa lebih mempunyai sikap kepedulian terhadap lingkungan yang datang dari dalam diri tanpa menunggu instruksi dari orang lain.


(33)

90

Sri Utami Rahmawati, 2014

Meningkatkan Karakter Peduli Lingkungan Melalui Sekolah Berbudaya Lingkungan Hidup

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Orang tua hendaknya lebih berperan aktif dalam menanamkan kepedulian terhadap lingkungan dengan menyediakan alat-alat kebersihan yang lengkap supaya siswa terbiasa aktif peduli lingkungan di rumah tidakhanya di sekolah.

b. Orang tua melakukan pengawasan dan komunikasi yang intensif dalam hal peduli lingkungan supaya anak terbiasa peduli lingkungan sehingga sikap aktif tersebut terbawa kesekolah.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya hendaknya bisa meneliti karakter peduli lingkungan siswa di sekolah yang tidak berbasis sekolah berbudaya lingkungan hidup.


(34)

Sri Utami Rahmawati, 2014

Meningkatkan Karakter Peduli Lingkungan Melalui Sekolah Berbudaya Lingkungan Hidup

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Asshiddiqie, J. (2009). Green Constitution: Nuansa hijau Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Rajawali Pers: Jakarta.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Paraktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Barnawi dan Arifin. M. (2012). Strategi dan Kebijakan Pembelajaran Pendidikan

Karakter. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Budimansyah, D. (2010). Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan untuk

Membangun Karakter Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press.

---. (2012). Dimensi-Dimensi Praktik Pendidikan Karakter. Bandung: Widya Aksara Press.

Creswell, J W. (2010). Research Design: pendekatan kualitatif, kuantitatif dan

mixed. Ahli Bahasa: Achmad Fawaid. Yogyakarta: Pustaka pelajar.

Danial, E dan Wasriah, N. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium PKn Universitas Pendidikan Indonesia.

Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Kementrian Pendidikan Nasional. (2011).

Pendidikan karakter untuk membangun karakter bangsa. Jakarta.

Fitri, A Z. (2012). Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika Di Sekolah. Jogjakarta: Ar-Ruzz.

Goleman, D., Bennett L., dan Barlow Z. (2012). Eco Literate: how educators are

cultivating emotional, social, and ecological intelligence. San Francisco:

Jossey-Bass.

Idi, A. (2011). Sosiologi Pendidikan: individu, masyarakat dan pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat kurikulum. (2010). Pengembangan Budaya dan Karakter bangsa. Jakarta.


(35)

92

Sri Utami Rahmawati, 2014

Meningkatkan Karakter Peduli Lingkungan Melalui Sekolah Berbudaya Lingkungan Hidup

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Koesoema A, D. (2007). Penddikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman

Global. Jakarta: Grasindo.

Lickona, T. (2012). Character Matters: persoalan karakter bagaimana membantu

anak mengembangkan penilaian yang baik, integritas dan kebajikan penting lainnya. Ahli Bahasa: Juma Abdu Wamaun dan Jean Antunes Rudolf Zien.

Jakarta: PT Bumi Aksara.

---. (2012). Educating for Character: mendidik untuk membentuk

karakter. Ahli Bahasa: Juma Abdu Wamaungo. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Megawangi, R. (2004). Pendidikan Karakter: Solusi yang tepat untuk membangun

bangsa. Jakarta: Indonesia Heritage Foundation.

Moleong, L J. (2005). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda karya.

Mu’in, F. (2011). Pendidikan Karakter: konstruksi teoritik dan praktik. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Naim, N. (2012). Character Building: optimalisasi peran pendidikan dalam

pengembangan ilmu dan pembentukan karakter bangsa. Jogjakarta:

Ar-Ruzz Media.

Nasution, S. (2003). Metode penelitian naturalistik kualitatif. Bandung: PT.Tarsito.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

---. (2012). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengolahan Lingkungan Hidup.


(36)

93

Sri Utami Rahmawati, 2014

Meningkatkan Karakter Peduli Lingkungan Melalui Sekolah Berbudaya Lingkungan Hidup

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Basri, A W. (2012). Penerapan Asesmen Alternatif untuk Menilai Karakter Peduli

Lingkungan Siswa SMP pada Pembelajaran Konsep Pengolahan Lingkungan. Skripsi UPI: Tidak Diterbitkan.

Marzuqi, M I. (2010). Studi Komparasi Pelaksanaan Sekolah Berbudaya

lingkungan antara SMAN 1 Mandirancah dengan SMAN 1 Cilimus Kabupaten Kuningan. Skripsi UPI: Tidak Diterbitkan.

Sumber Internet

Kamilah, E. (2013). 57 Persen Masyarakat Peduli Lingkungan. [Online]. Tersedia: http://www.portalkbr.com/berita/nasional/2537314_4202.html.

[21 April 2013].

Nugroho, A P. (2009). Sekolah berbudaya Lingkungan (SBL). [Online]. Tersedia:

http://smpn3randudongkal.blogspot.com/2009/10/sekolah-berbudaya-lingkungan-sbl.html. [25 Oktober 2013].

Setiawan, I. (2012). Sekolah Berbudaya Lingkungan. [Online]. Tersedia:

http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/1971060419 99031-IWAN_SETIAWAN/SBL.pdf. [25 Oktober 2013].


(1)

88

Sri Utami Rahmawati, 2014

Meningkatkan Karakter Peduli Lingkungan Melalui Sekolah Berbudaya Lingkungan Hidup

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peduli lingkungan dengan cara menyusun dan mengaplikasikan secara langsung program-program kepedulian lingkungan kepada siswa.

c. Hambatan-hambatan dalam meningkatkan karakter peduli lingkungan pada siswa yakni (1) rendahnya kesadaran siswa akibat timbulnya rasa malas dalam diri siswa; (2) adanya pengaruh negatif dari teman ketika siswa peduli lingkungan; (3) kurang adanya dukungan orang tua dalam peduli lingkungan di rumah, sedangkan hambatan bagi guru dan sekolah yakni (1) guru sulit memahami karakter siswa secara utuh; (2) sekolah masih kurang mendalam untuk melakukan kebiasaan kepedulian lingkungan dalam budaya memulai dan budaya memelihara kebiasaan peduli lingkungan dalam diri siswa, selanjutnya hambatan bagi orang tua yakni (1) lemahnya pengawasan peduli lingkungan orang tua di rumah; (2) kurangnya komunikasi yang terjalin antara orang tua dan anak dalam hal kepedulian terhadap lingkungan di rumah.

d. Upaya mengatasi hambatan dalam meningkatkan karakter peduli lingkungan pada siswa yakni (1) siswa terus berusaha melawan rasa malas dengan melakukan hal-hal kecil seperti membuang sampah pada tempatnya tanpa harus menunggu instruksi dari orang lain; (2) siswa mengutamakan kepentingan umum dibandingkan dengan kepentingan pribadi; (3) orang tua memberikan dukungan dengan melakukan nilai-nilai kepedulian lingkungan di rumah, sedangkan upaya yang dilakukan guru dan sekolah yakni (1) guru mempraktekan sikap, nilai dan karakter yang mendukung nilai-nilai peduli lingkungan baik ketika proses pembelajaran sedang berlangsung atau diluar jam pelajaran; (2) sekolah mengembangkan kebijakan mikro untuk siswa dan kebijakan makro untuk seluruh warga sekolah, kemudian upaya yang dilakukan orang tua yakni (1) terus melakukan pengawasan kepedulian lingkungan; (2) menjalin komunikasi dengan anak secara intensif dalam hal peduli lingkungan di rumah.


(2)

Sri Utami Rahmawati, 2014

Meningkatkan Karakter Peduli Lingkungan Melalui Sekolah Berbudaya Lingkungan Hidup

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Saran

Dari hasil penelitian ini, sebagai bahan saran atau rekomendasi dengan mempertimbangkan hasil temuan maka beberapa hal yang dapat menjadi bahan saran atau rekomendasi adalah sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

a. Sekolah hendaknya menjalin kerjasama dengan orang tua siswa untuk mengimplementasikan pembiasaan-pembiasaan peduli lingkungan di rumah.

b. Sekolah hendaknya meningkatkan monitoring dan evaluasi secara intensif terhadap pelaksanaan program-program yang sudah dilaksanakan.

2. Bagi Guru

a. Guru hendaknya lebih memberikan contoh nyata dihadapan siswa tentang implementasi peduli lingkungan.

b. Guru hendaknya menerapkan karakter peduli lingkungan saat proses pembelajaran berlangsung dengan mengkaitkan materi yang sedang dibahas ataupun pada kegiatan diluar jam pelajaran saat program-program kepedulian lingkungan sedang berlangsung .

3. Bagi Siswa

a. Siswa lebih memperhatikan dan peduli lingkungan tidak hanya disekitar sekolah tetapi di lingkungan tempat tinggalnya.

b. Siswa lebih mempunyai sikap kepedulian terhadap lingkungan yang datang dari dalam diri tanpa menunggu instruksi dari orang lain.


(3)

90

Sri Utami Rahmawati, 2014

Meningkatkan Karakter Peduli Lingkungan Melalui Sekolah Berbudaya Lingkungan Hidup

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Orang tua hendaknya lebih berperan aktif dalam menanamkan kepedulian terhadap lingkungan dengan menyediakan alat-alat kebersihan yang lengkap supaya siswa terbiasa aktif peduli lingkungan di rumah tidakhanya di sekolah.

b. Orang tua melakukan pengawasan dan komunikasi yang intensif dalam hal peduli lingkungan supaya anak terbiasa peduli lingkungan sehingga sikap aktif tersebut terbawa kesekolah.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya hendaknya bisa meneliti karakter peduli lingkungan siswa di sekolah yang tidak berbasis sekolah berbudaya lingkungan hidup.


(4)

Sri Utami Rahmawati, 2014

Meningkatkan Karakter Peduli Lingkungan Melalui Sekolah Berbudaya Lingkungan Hidup

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Asshiddiqie, J. (2009). Green Constitution: Nuansa hijau Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Rajawali Pers: Jakarta.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Paraktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Barnawi dan Arifin. M. (2012). Strategi dan Kebijakan Pembelajaran Pendidikan

Karakter. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Budimansyah, D. (2010). Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan untuk

Membangun Karakter Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press.

---. (2012). Dimensi-Dimensi Praktik Pendidikan Karakter. Bandung: Widya Aksara Press.

Creswell, J W. (2010). Research Design: pendekatan kualitatif, kuantitatif dan

mixed. Ahli Bahasa: Achmad Fawaid. Yogyakarta: Pustaka pelajar.

Danial, E dan Wasriah, N. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium PKn Universitas Pendidikan Indonesia.

Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Kementrian Pendidikan Nasional. (2011).

Pendidikan karakter untuk membangun karakter bangsa. Jakarta.

Fitri, A Z. (2012). Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika Di Sekolah. Jogjakarta: Ar-Ruzz.

Goleman, D., Bennett L., dan Barlow Z. (2012). Eco Literate: how educators are

cultivating emotional, social, and ecological intelligence. San Francisco:

Jossey-Bass.

Idi, A. (2011). Sosiologi Pendidikan: individu, masyarakat dan pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat kurikulum. (2010). Pengembangan Budaya dan Karakter bangsa. Jakarta.


(5)

92

Sri Utami Rahmawati, 2014

Meningkatkan Karakter Peduli Lingkungan Melalui Sekolah Berbudaya Lingkungan Hidup

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Koesoema A, D. (2007). Penddikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman

Global. Jakarta: Grasindo.

Lickona, T. (2012). Character Matters: persoalan karakter bagaimana membantu

anak mengembangkan penilaian yang baik, integritas dan kebajikan penting lainnya. Ahli Bahasa: Juma Abdu Wamaun dan Jean Antunes Rudolf Zien.

Jakarta: PT Bumi Aksara.

---. (2012). Educating for Character: mendidik untuk membentuk

karakter. Ahli Bahasa: Juma Abdu Wamaungo. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Megawangi, R. (2004). Pendidikan Karakter: Solusi yang tepat untuk membangun

bangsa. Jakarta: Indonesia Heritage Foundation.

Moleong, L J. (2005). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda karya.

Mu’in, F. (2011). Pendidikan Karakter: konstruksi teoritik dan praktik. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Naim, N. (2012). Character Building: optimalisasi peran pendidikan dalam

pengembangan ilmu dan pembentukan karakter bangsa. Jogjakarta:

Ar-Ruzz Media.

Nasution, S. (2003). Metode penelitian naturalistik kualitatif. Bandung: PT.Tarsito.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

---. (2012). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengolahan Lingkungan Hidup.


(6)

Sri Utami Rahmawati, 2014

Meningkatkan Karakter Peduli Lingkungan Melalui Sekolah Berbudaya Lingkungan Hidup

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Basri, A W. (2012). Penerapan Asesmen Alternatif untuk Menilai Karakter Peduli

Lingkungan Siswa SMP pada Pembelajaran Konsep Pengolahan Lingkungan. Skripsi UPI: Tidak Diterbitkan.

Marzuqi, M I. (2010). Studi Komparasi Pelaksanaan Sekolah Berbudaya

lingkungan antara SMAN 1 Mandirancah dengan SMAN 1 Cilimus Kabupaten Kuningan. Skripsi UPI: Tidak Diterbitkan.

Sumber Internet

Kamilah, E. (2013). 57 Persen Masyarakat Peduli Lingkungan. [Online]. Tersedia: http://www.portalkbr.com/berita/nasional/2537314_4202.html.

[21 April 2013].

Nugroho, A P. (2009). Sekolah berbudaya Lingkungan (SBL). [Online]. Tersedia:

http://smpn3randudongkal.blogspot.com/2009/10/sekolah-berbudaya-lingkungan-sbl.html. [25 Oktober 2013].

Setiawan, I. (2012). Sekolah Berbudaya Lingkungan. [Online]. Tersedia:

http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/1971060419 99031-IWAN_SETIAWAN/SBL.pdf. [25 Oktober 2013].