PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PEMBELAJARAN TEMATIK TEMA PEDULI TERHADAP MAKHLUK HIDUP DI SEKOLAH DASAR.

(1)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PEMBELAJARAN TEMATIK TEMA PEDULI TERHADAP MAKHLUK HIDUP

DI SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Lani Marliyani

NIM 1004167

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS TASIKMALAYA 2014


(2)

Oleh Lani Marliyani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Lani Marliyani

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LANI MARLIYANI

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PEMBELAJARAN TEMATIK TEMA PEDULI TERHADAP MAKHLUK HIDUP

DI SEKOLAH DASAR

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Drs. Edi Hendri Mulyana, M.Pd. NIP. 19600825 198903 1 002

Pembimbing II

Drs. H. Akhmad Nugraha, M.Si. NIP. 19591027 1986 11 1 001

Mengetahui

Ketua Program Studi PGSD UPI Kampus Tasikmalaya

Drs. Rustono W.S., M.Pd. NIP. 19520628 198103 1 001


(4)

atas dasar hasil studi pendahuluan di SD Negeri 1 Kawali yang menunjukkan bahwa dalam melaksankan pembelajarannya, guru kelas IV hanya menggunakan buku pedoman guru dan siswa saja, tanpa melakukan pengembangan sedikitpun, sehingga guru kurang kreatif dalam mengembangkan pembelajaran khususnya pada bahan ajar. Selain itu, terungkap juga bahwa dalam pembelajaran tema Peduli terhadap Makhluk Hidup, subtema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku pembelajaran ketiga, siswa mengalami hambatan belajar (learning obstacle). Tujuan penelitian ini adalah untuk megidentifikasi learning obstacle siswa yang direncanakan dapat diatasi dengan penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS), merancang desain awal LKS, mengembangkan desain LKS, serta menghasilkan desain akhir LKS yang dapat mengatasi learning obstacle siswa pada pembelajaran tersebut. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode Penelitian Desain Didaktis yang terdiri dari tiga tahap, yaitu Prospektif Analysis, Metapedadidaktik Analysis, dan Retrosfektif Analysis. Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas IV SD Negeri 1 Kawali Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui proses triangulasi. Hasil penelitian diperoleh beberapa learning obstacle siswa dan desain Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk mengatasi learning obstacle siswa pada tema Peduli terhadap Makhluk Hidup, subtema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku pembelajaran ketiga. Desain LKS disusun berdasarkan learning obstacle siswa dan sesuai dengan komponen HLT. Desain awal LKS dapat mengurangi learning obstacle siswa rata-rata sebesar 11,5%, dan desain pengembangan dan revisi LKS dapat mengurangi learning obstacle siswa rata-rata sebesar 33,89%.


(5)

ABSTRACT

Tittle of this research is “Pengembangan Lembar Kerja Siswa Pembelajaran Tematik Tema Peduli terhadap Makhluk Hidup di Sekolah Dasar” did based the results of a preliminary study in SD Negeri 1 Kawali shows that in implementing their lesson, fourth grade teacher just use the teacher's book and student's book , without the slightest development , so that teachers are less creative in developing learning, especially in the teaching materials . In addition , also revealed that on the theme of Peduli terhadap Makhluk Hidup , Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku pembelajaran ketiga, students experiencing barriers to learning (learning obstacle). The purpose of this study was to identification student’s learning obstacle , and develop Student Worksheet (LKS) that can support learning and overcome the students’s learning obstacle . The approach used in this study is a qualitative approach to research methods Didactical Design Research ( DDR ), which consists of three phases , namely Prospective Analysis , Metapedadidaktik Analysis , and Retrosfektif Analysis . Subjects were teacher and fourth grade students of SD Negeri 1 Kawali Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis. Data was collected through a process of triangulation . The result showed that student’s learning obstacle and student worksheet ( LKS ) to overcome the student’s learning obstacle on the theme of Peduli terhadap Makhluk Hidup , Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku pembelajaran ketiga. Design of student worksheet compiled based student’s learning obstacle and HLT components. The first design of student worksheet can reduce student’s learning obstacle by 11,5 % , and the design development and revision student worksheet can reduce student learning obstacle by 33,89% .


(6)

v DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian... 1

B. Perumusan Masalah... 4

1. Identifikasi dan Analisis Masalah... 4

2. Perumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Manfaat Penelitian... 7

E. Struktur Organisasi Skripsi... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metapedadidaktik... 9

B. Penelitian Desain Didaktis... 11

1. Desain Didaktis... 11

2. HLT (Hypothetical Learning Trajectory)... 12

3. Penelitian Desain Didaktis... 13

C. Pembelajaran Tematik Terpadu... 13

1. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu... 13

2. Karakteristik Pembelajaran Tematik Terpadu... 14

3. Prinsip Dasar Pembelajaran Tematik Terpadu... 15

4. Langkah-langkah Pembalajaran Tematik Terpadu... 16

D. Lembar Kerja Siswa (LKS)... 16


(7)

vi

2. Fungsi Lembar Kerja Siswa (LKS)... 17

3. Tujuan Penyusunan Lembar Kerja Siswa (LKS)... 17

4. Jenis-jenis Lembar Kerja Siswa (LKS)... 18

5. Prinsip Penyusunan Lembar Kerja Siswa (LKS)... 19

6. Kriteria Kualitas Lembar Kerja Siswa (LKS)... 20

E. Tinjauan Materi pada Tema Peduli terhadap Makhluk Hidup... 21

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian... 24

B. Desain Penelitian... 25

C. Metode Penelitian... 26

D. Definisi Operasional dan Konseptual... 27

E. Instrumen Penelitian... 28

F. Pengembangan Instrumen... 29

G. Teknik Pengumpulan Data ... 37

H. Teknik Analisis Data... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 40

1. Desain Awal LKS... 40

2. Pengembangan Desain LKS... 53

B. Pembahasan... 63

1. Learning Obstacle Siswa yang direncanakan dapat diatasi dengan penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada tema Peduli terhadap Makhluk Hidup, subtema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku Pembelajaran Ketiga... 64

2. Desain Awal Lembar Kerja Siswa (LKS) pada tema Peduli terhadap Makhluk Hidup, subtema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku Pembelajaran Ketiga... 64

3. Pengembangan Desain Lembar Kerja Siswa (LKS) pada tema Peduli terhadap Makhluk Hidup, subtema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku Pembelajaran Ketiga... 65


(8)

4. Desain Akhir Lembar Kerja Siswa (LKS) pada tema Peduli terhadap Makhluk Hidup, subtema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan

Rumahku Pembelajaran Ketiga... 66

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan... 72

B. Saran... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 75

LAMPIRAN-LAMPIRAN... 77


(9)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Jaringan Kompetensi Dasar Pembelajaran Ketiga ... 22

Tabel 3. 1 Klasifikasi Indeks Kesukaran... 32 Tabel 3. 2 Klasifikasi Daya Pembeda ... 34 Tabel 3. 3 Interval Kategori Pemahaman Siswa dan Learning Obstacle

Siswa ... 36 Tabel 4. 1 Perbandingan Kategori Learning Obstacle Siswa Sebelum dan

Setelah Implementasi Desain Awal LKS ... 51 Tabel 4. 2 Perbandingan Kategori Learning Obstacle Siswa Sebelum dan

Setelah Implementasi Desain evisi dan Pengembangan LKS ... 62 Tabel 4. 2 Perbedaan antara Desain Awal LKS dengan Desain Revisi LKS .. 66


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Segitiga Didaktik ... 9

Gambar 2. 2 Diagram Alir Langkah-langkah Penyusunan LKS... 19

Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian ... 25


(11)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Instrumen Penelitian ... 78

Lampiran A. 1 Kisi-Kisi Instrumen ... 79

Lampiran A. 2 Instrumen Tes ... 81

Lampiran A. 3 Hasil Uji Validitas ... 86

Lampiran A. 4 Hasil Uji Reliabilitas ... 87

Lampiran A. 5 Indeks Kesukaran Butir Soal ... 88

Lampiran A. 6 Hasil Uji Daya Pembeda Soal... 89

Lampiran A. 7 Hasil Seleksi Butir Soal ... 90

Lampiran B Studi Pendahuluan ... 91

Lampiran B. 1 Kisi-kisi Instrumen Studi Pendahuluan ... 92

Lampiran B. 2 Instrumen Tes Studi Pendahuluan ... 107

Lampiran B. 3 Kunci Jawaban Tes ... 112

Lampiran B. 4 Hasil Kuesioner ... 113

Lampiran B. 5 Hasil Observasi ... 118

Lampiran B. 6 Hasil Wawancara ... 120

Lampiran B. 7 Hasil Analisis Studi Pendahuluan ... 123

Lampiran C Desain Awal ... 134

Lampiran C. 1 Pengantar Lampiran ... 135

Lampiran C. 2 Silabus ... 136

Lampiran C. 3 RPP ... 140

Lampiran C. 4 Materi Ajar ... 150

Lampiran C. 5 LKS ... 156

Lampiran C. 6 Media Pembelajaran... 163

Lampiran C. 7 Asesmen Kinerja ... 165

Lampiran C. 8 Evaluasi Pembelajaran ... 171

Lampiran C. 9 Hasil Validasi LKS ... 176

Lampiran C. 10 Profil Validator ... 178


(12)

Lampiran C. 12 Analisis Hasil Implementasi Desain Awal LKS ... 189

Lampiran D Desain Pengembangan ... 191

Lampiran D. 1 Pengantar Lampiran ... 192

Lampiran D. 2 Silabus... 193

Lampiran D. 3 RPP ... 197

Lampiran D. 4 Materi Ajar ... 209

Lampiran D. 5 LKS ... 215

Lampiran D. 6 Media Pembelajaran ... 223

Lampiran D. 7 Asesmen Kinerja ... 227

Lampiran D. 8 Evaluasi Pembelajaran ... 233

Lampiran D. 9 Hasil Validasi LKS ... 238

Lampiran D. 10 Profil Validator ... 240

Lampiran D. 11 Hasil Implementasi Desain Awal LKS ... 241

Lampiran D. 12 Analisis Hasil Implementasi Desain Awal LKS ... 249

Lampiran E Produk Penelitian ... 251

Lampiran E. Lembar Kerja Siswa ... 252

Lampiran F Dokumentasi ... 264

Lampiran F. 1 SK Dosen Pembimbing Skripsi ... 265

Lampiran F. 2 Surat Ijin Penelitian dari Lembaga ... 266

Lampiran F. 3 Surat Ijin Penelitian dari KESBANG Kabupaten Ciamis ... 267

Lampiran F. 4 Surat Ijin Penelitian dari Disdik Kabupaten Ciamis ... 268

Lampiran F. 5 Surat Rekomendasi dari UPTD Pendidikan Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis... 269

Lampiran F. 6 Surat Keterangan Penelitian dari Kepala Sekolah ... 270


(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pemerintah Indonesia tak pernah berhenti berupaya untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan. Begitu banyak agenda dan program yang telah, sedang dan akan dilaksanakan. Salah satunya yaitu dengan program pembaharuan dan penyempurnaan kurikulum pendidikan yang dilakukan secara terus menerus. Pembaharuan dan penyempurnaan kurikulum ini merupakan suatu keharusan agar sistem pendidikan nasional selalu relevan dan kompetitif dengan perkembangan jaman. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa “kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. Dari pengertian tersebut, dapat kita ketahui bahwa kurikulum memiliki dua dimensi yaitu perencanaan dan pengaturan tentang tujuan, isi, dan materi pelajaran, serta cara yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan pembelajarannya.

Kurikulum pendidikan yang berlaku di Indonesia saat ini adalah Kurikulum 2013. Kurikulum ini merupakan kurikulum yang dikembangkan dari kurikulum sebelumnya, yang arah pengembangannya adalah untuk mencapai peningkatan kompetensi pengetahuan, sikap dan keterampilan secara seimbang yang selanjutnya diharapkan mampu mencetak generasi yang siap menghadapi masa depan. Dalam kurikulum 2013, keterampilan - keterampilan itu dikembangkan melalui pembelajaran tematik terpadu yang dilakukan dengan pendekatan saintifik.

Menurut Handayani (2013, hlm. 3), “Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema”. Dengan pendekatan pembelajaran ini, diharapkan siswa dapat belajar memahami suatu konsep secara


(14)

utuh sehingga pembelajaran akan lebih bermakna. Artinya, pembelajaran tidak hanya diartikan sebagai kegiatan menghafal konsep-konsep saja akan tetapi juga merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep yang ada untuk menghasilkan suatu pemahaman yang utuh sehingga konsep yang dipelajari akan melekat pada benak siswa serta tidak mudah dilupakan. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran tematik terpadu ini dilaksanakan berdasarkan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada dimensi mengamati, menanya, menalar, dan membentuk jejaring. Berdasarkan prinsip kurikulum tersebut, maka setiap guru diharapkan mampu melaksanakan pembelajaran yang dilakukannya berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran terpadu dengan pendekatan saintifik. Keberhasilan guru dalam upaya mencapai tujuan tersebut tak lepas dari perencanaan pembelajaran yang dilakukannya. Majid (2007, hlm. 12) mengemukakan bahwa:

Perencanaan pembelajaran adalah proses memilih, menetapkan, dan mengembangkan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran, menawarkan bahan ajar, menyediakan pengalaman belajar yang bermakna, serta mengukur tingkat keberhasilan proses pembelajaran dalam mencapai hasil pembelajaran.

Dari pengertian tersebut kita dapat mengetahui bahwa guru dituntut untuk membuat persiapan mengajar yang efektif dan efisien. Setiap perangkat pembelajaran harus diperhatikan dan dikembangkan secara kreatif dan inovatif serta disesuaikan dengan kebutuhan siswa agar pembelajaran yang diselenggarakan relevan dengan tuntutan kurikulum yang berlaku. Dalam pembelajarannya, seorang guru diharapkan mampu menggunakan metode dan strategi belajar yang bervariasi, sehingga pembelajarannya lebih menarik, bermakna, dan menyenangkan. Selain itu seorang guru juga dituntut untuk dapat menyediakan sarana belajar yang variatif dan fungsional agar pembelajaran yang dilakukannya benar-benar memberikan pengalaman yang bermakna bagi para siswanya. Maka dari itu, sudah seharusnya seorang guru memiliki kemampuan dalam menyusun dan mengembangkan bahan ajar secara mandiri, khususnya yang berupa bahan ajar bentuk cetak mulai dari bentuk sederhana seperti handout, Lembar Kerja Siswa (LKS) sampai pada bentuk yang lebih rumit seperti diktat,


(15)

3

modul, dan buku ajar. Bahan ajar yang disusun dan dikembangkan secara mandiri itu diharapkan akan sesuai dengan lingkungan serta karakteristik siswa sehingga pembelajaran dapat dimaknai oleh siswa.

Dalam hal ini, peneliti bersama beberapa rekan membentuk suatu tim yang bermaksud untuk melakukan penelitian pengembangan perangkat pembelajaran yang terdiri dari pengembangan model pembelajaran, media pembelajaran, Lembar Kerja Siswa (LKS), serta penilaian pembelajaran. Alasan kami melakukan penelitian secara tim ini adalah untuk memperoleh pengembangan perangkat pembelajaran yang komprehensif dan optimal. Setiap anggota tim memiliki tugas dan garapan penelitian masing-masing. Peneliti sendiri dalam hal ini berfokus pada pengembangan bahan ajar berupa Lembar Kerja Siswa (LKS). Majid (2012, hlm. 176), menjelaskann bahwa:

Lembar Kerja Siswa (Student Worksheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas kepada siswa agar siswa dapat mengerjakan sendiri suatu aktivitas belajar, melalui praktik atau penerapan hasil belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.

LKS sebagai salah satu bentuk bahan ajar dimaksudkan untuk mengarahkan dan membantu siswa melakukan kegiatan belajar dalam rangka menguasai suatu pemahaman, keterampilan, dan sikap. Selain itu, penggunaan LKS diharapkan dapat membantu mengarahkan pembelajaran sehingga lebih efektif dan efisien. Berdasarkan tuntutan kurikulum yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan prinsip tematik terpadu yang dilaksanakan melalui pendekatan saintifik, maka LKS yang disajikan pun harus mampu memuat prinsip-prinsip tersebut. LKS yang mencakup pembelajaran tematik serta kegiatan-kegiatan dalam LKS pun harus mampu memunculkan aspek saintifik.

Dalam hal ini, peneliti bermaksud mengembangkan LKS tematik kelas IV pada tema Peduli terhadap Makhluk Hidup subtema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku yaitu pembelajaran ketiga. Tema tersebut merupakan salah satu tema yang harus dikuasai dan dipahami oleh siswa kelas IV Sekolah Dasar. Oleh karena itu, pembelajarannya harus direncanakan dan dilaksanakan dengan


(16)

sebaik-baiknya sehingga seluruh siswa dapat mencapai tujuan kompetensi dasar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan di SD Negeri 1 Kawali yaitu dengan melakukan wawancara dengan guru kelas dan siswa kelas IV di SD tersebut, LKS yang digunakan dalam pembelajaran hanya berasal dari buku pedoman guru dan siswa saja, sehingga guru kurang kreatif dalam mengembangkan LKS. Selain itu, terdapat hambatan belajar (learning obstacle) yang dialami siswa kelas IV pada tema Peduli terhadap Makhluk Hidup, subtema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku pada pembelajaran ketiga yaitu siswa kelas IV masih mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi fungsi bagian tumbuhan, menjelaskan bentuk luar tumbuhan, kesulitan dalam menemukan informasi dari tabel hasil pengamatan, dan menafsirkan kosakata yang belum dimengerti maknanya. Dari masalah tersebut peneliti bermaksud untuk melakukan pembelajaran ulang dalam konteks kurikulum 2013 yang diwujudkan melalui penelitian yang berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa Pembelajaran Tematik Tema Peduli terhadap Makhluk Hidup di Sekolah Dasar”.

B. Perumusan Masalah

1. Identifikasi dan Analisis Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, yaitu terkait dengan perangkat pembelajaran dan pelaksanaan pembelajarannya, maka masalah yang teridentifikasi adalah:

a. LKS yang digunakan dalam tema Peduli terhadap Makhluk Hidup, subtema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku pembelajaran ketiga, di kelas IV SD Negeri 1 Kawali hanya berasal dari buku pedoman guru dan siswa saja, tanpa adanya pengembangan sehingga guru kurang kreatif dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran yang dilakukannya.

b. Terdapat learning obstacle siswa kelas IV di SD Negeri 1 Kawali pada tema Peduli terhadap Makhluk Hidup, subtema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku pada pembelajaran ketiga yaitu sebagian besar siswa masih kesulitan dalam mengidentifikasi fungsi bagian-bagian tumbuhan,


(17)

5

menjelaskan bentuk luar tumbuhan serta fungsinya, menemukan informasi dari tabel hasil pengamatan, serta menafsirkan kosakata yang belum dimengerti maknanya.

2. Perumusan masalah a. Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi dengan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1) Bagaimana hambatan belajar (learning obstacle) siswa yang direncanakan dapat diatasi dengan penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada pembelajaran tema Peduli terhadap Makhluk Hidup, subtema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku pada pembelajaran ketiga?

2) Bagaimana rancangan atau desain awal Lembar Kerja Siswa (LKS) pada pembelajaran tema Peduli terhadap Makhluk Hidup subtema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku pada pembelajaran ketiga?

3) Bagaimana pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada pembelajaran tema Peduli terhadap Makhluk Hidup subtema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku pada pembelajaran ketiga?

4) Bagaimana desain akhir Lembar Kerja Siswa (LKS) pada pembelajaran tema Peduli terhadap Makhluk Hidup subtema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku pada pembelajaran ketiga?

b. Batasan Masalah

Agar pembahasan permasalahan lebih terarah dan tidak meluas maka permasalahan dibatasi sebagai berikut:

1) Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas IV SD Negeri 1 Kawali Kabupaten Ciamis tahun ajaran 2013/2014.

2) Materi yang dibahas dalam penelitian ini adalah materi pada Tema Peduli terhadap Makhluk Hidup subtema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku pada pembelajaran ketiga.

3) Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) tematik yang disesuaikan dengan kebutuhan dalam proses pembelajaran Tema Peduli terhadap


(18)

Makhluk Hidup, subtema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku pembelajaran ketiga.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan learning obstacle siswa yang direncanakan dapat diatasi dengan penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada pembelajaran tema Peduli terhadap Makhluk Hidup, subtema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku pembelajaran ketiga.

2. Mendeskripsikan rancangan atau desain awal Lembar Kerja Siswa (LKS) pada pembelajaran tema Peduli terhadap Makhluk Hidup, subtema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku pembelajaran ketiga.

3. Mendeskripsikan pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada pembelajaran tema Peduli terhadap Makhluk Hidup, subtema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku pembelajaran ketiga.

4. Menghasilkan desain akhir Lembar Kerja Siswa (LKS) pada pembelajaran tema Peduli terhadap Makhluk Hidup, subtema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku pembelajaran ketiga.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis sebagai dasar dan landasan dalam upaya meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran di kelas. Adapun manfaat praktis lainnya yang dapat diambil dari penelitian kali ini antara lain sebagai berikut:

1. Bagi siswa

Manfaat penelitian ini bagi siswa adalah siswa dapat memahami serta mengembangkan konsep yang ada pada tema Peduli terhadap Makhluk Hidup, subtema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku pembelajaran ketiga dengan baik.


(19)

7

2. Bagi guru

Manfaat penelitian ini bagi guru adalah dapat membantu guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukannya. Serta guru memiliki landasan yang dapat digunakan dalam mengembangkan LKS sesuai dengan aturan dan kaidah yang berlaku.

3. Bagi lembaga

Manfaat penelitian ini bagi lembaga adalah diharapkan dapat menjadi motivasi dalam meningkatkan kemampuan guru-guru dalam melakukan pembelajarannya, khususnya dalam pengembangan LKS pembelajaran.

4. Bagi peneliti lain

Manfaat penelitian ini bagi peneliti lain adalah diharapkan dapat menjadi rujukan untuk penelitian berikutnya, serta dijadikan referensi sebagai gambaran umum mengenai pengembangan LKS dalam pembelajaran tematik.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Penulisan skripsi ini disusun dengan struktur organisasi sebagai berikut: 1. Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi pendahuluan skripsi yang terdiri atas latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

2. Bab II Kajian Pustaka

Bab ini berisi penjelasan tentang teori-teori yang melandasi penelitian. Kajian pustaka dalam penelitian ini terdiri dari Metapedadidaktik, dan Penelitian Desain Didaktis (Didactical Design Research), pembelajaran Tematik Terpadu, Lembar Kerja Siswa (LKS), dan Tinjauan Materi pada Tema Peduli terhadap Makhluk Hidup, subtema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku pembelajaran ketiga.

3. Bab III Metode Penelitian

Bab ini berisi penjelasan tentang metode yang digunakan dalam penelitian. Metode penelitian terdiri dari beberapa komponen, yaitu lokasi penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional dan konseptual, instrumen


(20)

penelitian, pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data penelitian.

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang penjelasan hasil penelitian serta analisis data yang dikaitkan dengan landasan teoritik yang dibahas dalam bab kajian pustaka. Serta pembahasan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada pada rumusan masalah penelitian.

5. Bab V Simpulan dan Saran

Bab ini berisi simpulan dan saran yang di dalamnya menjelaskan tentang hasil akhir yang didapat dari penelitian yang telah dilakukan serta saran peneliti kepada guru ataupun peneliti lainnya.


(21)

24 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap dan dilakukan di SD Negeri 1 Kawali yang berlokasi di Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis. Tahap pertama yaitu tahap pengumpulan data melalui studi pendahuluan, dilakukan di kelas IVA. Tahap kedua terdiri dari tahap implementasi I dan tahap implementasi II. Tahap implementasi I dilakukan di kelas IVA, sedangkan tahap implementasi II dilakukan di kelas IVB SD Negeri 1 Kawali UPTD Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ciamis.

Teknik pengambilan sampel data dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling dan snowball sampling. Menurut Sugiono (2009, hlm.300) “Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu”. Sedangkan “snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data yang pada awal jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar”. Adapun yang menjadi pertimbangan peneliti dalam menentukan sampel, yaitu:

1. SD Negeri 1 Kawali merupakan SD yang telah menerapkan kurikulum 2013. Hal ini sesuai dengan garapan penelitian yang memang akan meneliti salah satu pembelajaran tematik yang ada pada kurikulum 2013.

2. Kelas IV di SD Negeri 1 Kawali memiliki dua rombongan belajar sehingga karakteristik siswa yang dijadikan subyek penelitian relatif sama.

3. Narasumber yaitu terdiri dari guru dan siswa di SD Negeri 1 Kawali bersedia terlibat dalam penelitian.

Dalam penelitian ini, peneliti akan membuat desain serta pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) pembelajaran tematik pada tema Peduli terhadap Makhluk Hidup subtema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku pembelajaran ketiga. Untuk tahap implementasi I, rancangan LKS diimplementasikan di kelas IVA dengan jumlah 20 orang siswa. Sedangkan tahap


(22)

implementasi II, pengembangan LKS diimplementasikan di kelas IVB dengan jumlah 21 orang siswa.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian dirancang oleh peneliti sebelum melaksanakan penelitian di lapangan. Hal ini dilakukan agar penelitian yang dilaksanakan lebih terarah. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Didactical Design Research yang fokus penelitiannya adalah untuk mengembangkan Lembar Kerja Siswa yang dirancang untuk mengantisipasi hambatan belajar siswa pada tema Peduli terhadap Makhluk Hidup subtema Hewan dan Tumbuhan di Sekitar Rumahku pembelajaran tiga.

Berikut adalah diagram alir penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini:

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

Menentukan Tema dan Subtema Pembelajaran Menganalisis Materi Membuat Instrumen Mengkategorikan LO Menganalisis Studi Pendahuluan Studi Pendahuluan Prospective Analisis I Menyusun ADP Metapedadidaktik Analisis I Retrospective Analysis I Prospective Analisis II Penulisan Laporan Penelitian Metapedadidaktik Analisis II Retrospective Analysis II


(23)

26

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Penelitian Desain Didaktis (Didactical Design Research) dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu produk desain pembelajaran berupa LKS tematik.

Penelitian Desain Didaktis terdiri dari tiga tahap, yaitu:

1. Analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran yang wujudnya berupa Desain Didaktis Hipotetis termasuk ADP,

2. Analisis metapedadidaktik, yaitu analisis selama pembelajaran berlangsung. 3. Analisis retrosfektif yaitu analisis yang mengaitkan hasil analisis situasi

didaktis hipotetis dengan hasil analisis metapedadidaktik.

Fokus penelitian ini adalah merancang desain LKS yang direncanakan dapat mengatasi hambatan belajar (learning obstacle) siswa pada pembelajaran tema Peduli terhadap Makhluk Hidup, subtema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku Pembelajaran Ketiga. Adapun alur Penelitian Desain Didaktis sebagai berikut:

1. Prospective analysis

Pada tahap ini, peneliti:

a. Mengumpulkan dan mengkaji literatur mengenai materi-materi yang terdapat pada tema Peduli terhadap Makhluk Hidup, subtema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku Pembelajaran Ketiga.

Gambar 3.2

Alur Penelitian Desain Didaktis

Prospective Analysis

Metapedadidaktik Analysis

Retrospective Analysis


(24)

b. Melakukan rekontekstualisasi dan repersonalisasi terhadap bahan ajar serta berdiskusi dengan dosen pembimbing.

c. Membuat instrumen untuk mengetahui dan mengungkap hambatan belajar (learning obstacle) siswa pada tema Peduli terhadap Makhluk Hidup, subtema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku pembelajaran ketiga.

d. Membuat desain didaktis awal berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) berdasarkan HLT.

2. Metapedadidaktik analysis

Pada tahap ini, peneliti:

a. Mengimplementasikan desain awal Lembar Kerja Siswa (LKS) yang telah dibuat dengan memperhatikan ADP, HD, dan HP.

b. Melakukan observasi untuk mengungkap learning obstacle siswa pada pelaksanaan pembelajaran.

c. Memberikan tes untuk membandingkan learning obstacle awal dangan learning obstacle implementasi desain Lembar Kerja Siswa (LKS).

3. Retrospective analysis

Pada tahap ini, peneliti:

a. Mengaitkan hasil metapedadidaktik analysis dengan prospective analysis. b. Mengkategorikan jenis hambatan belajar (learning obstacle) siswa.

c. Melakukan perbaikan atau revisi pada desain awal Lembar Kerja Siswa (LKS)

D. Definisi Operasional dan Konseptual

Definisi operasional digunakan sebagai batasan dalam permasalahan yang dijadikan penelitian. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(25)

28

1. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan suatu bentuk bahan ajar yang di dalamnya berisi tugas atau kegiatan yang harus dikerjakan oleh siswa melalui kegiatan berbuat dan berpikir untuk mencapai tujuan pembelajaran. LKS yang dimaksudkan dalam penelitian ini dikembangkan untuk dapat mengatasi hambatan belajar (learning obstacle) siswa kelas IV pada pembelajaran tema Peduli terhadap Makhluk Hidup, subtema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku pembelajaran ketiga.

2. Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik pada kurikulum 2013 adalah tematik terpadu yaitu pembelajaran yang mengintegrasikan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Artinya, peserta didik akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami. Pembelajaran tematik terpadu yang dimaksudkan pada penelitian ini adalah pembelajaran tematik kelas IV tema Peduli terhadap Makhluk Hidup, subtema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku pembelajaran ketiga.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sugiyono (2009, hlm.306) yang mengemukakan bahwa:

Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian. memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas temuannya.

Jadi dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen utama dalam peneitian. Selain itu, peneliti juga membuat instrumen tambahan yaitu sebagai berikut:


(26)

1. Soal tes yang digunakan untuk mengungkap learning obstacle siswa pada pembelajaran tema Peduli terhadap Makhluk Hidup, subtema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku pembelajaran ketiga.

2. Pedoman wawancara bersama guru kelas dan siswa yang digunakan untuk mengetahui penggunaan LKS serta learning obstacle siswa pada pembelajaran tema Peduli terhadap Makhluk Hidup, subtema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku pembelajaran ketiga.

3. Lembar kuesioner guru dan siswa. Lembar kuesioner guru digunakan untuk mengetahui penggunaan LKS serta learning obstacle siswa pada pembelajaran tema Peduli terhadap Makhluk Hidup, subtema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku pembelajaran ketiga. Sedangkan kuesioner siswa digunakan untuk mengetahui penggunaan LKS serta pemahaman siswa pada pembelajaran tersebut.

4. Lembar observasi yang digunakan saat pembelajaran berlangsung untuk mengetahui penggunaan LKS pada pembelajaran tema Peduli Terhadap Makhluk Hidup, subtema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku pembelajaran ketiga.

5. Data dokumentasi berupa foto-foto penelitian, dan rekaman wawancara.

F. Pengembangan Instrumen 1. Uji Keabsahan Data Kualitatif

Menurut Sugiyono (2009, hlm.366), uji keabsahan data penelitian kulitatif terdiri dari pengujian credibility, transferability, dependability, serta confirmability.

a. Pengujian credibility

Pengujian kredibilitas ini dimaksudkan agar hasil penelitian memiliki kredibilitas atau tingkat kepercayaan yang tinggi. Dalam penelitian ini, uji kredibilitas yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan cara mengkaji berbagai referensi buku serta penelitian-penelitian terkait, menggunakan teknik triangulasi yaitu dengan melakukan wawancara, observasi, kuesioner, dan dokumentasi baik yang berupa foto-foto, dan rekaman wawancara.


(27)

30

b. Pengujian transferability

Pengujian transferability atau uji validitas eksternal ini dimaksudkan agar hasil penelitian menunjukkan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian yang telah kita buat di tempat lain. Dalam penelitian ini, uji validitas eksternal yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan cara menyusun laporan secara rinci, jelas, serta sistematis sehingga orang lain dapat memahaminya dengan baik dan dapat mengaplikasikannya di tempat lain.

c. Pengujian dependability

Pengujian dependability atau disebut juga reliabilitas, dimaksudkan agar hasil penelitian yang dilakukan reliabel atau dapat dipercaya. Dalam penelitian ini, peneliti dalam setiap melakukan kegiatan penelitian selalu mengajukan surat keterangan pelaksanaan penelitian yang selanjutnya ditandatangani oleh lembaga dan kepala sekolah dasar yang bersangkutan serta menyerahkan bukti-bukti penelitian seperti data-data dokumentasi. Selain itu, dilakukannya juga proses audit oleh auditor independen atau pembimbing.

d. Pengujian confirmability

Pengujian confirmability atau uji obyektivitas penelitian dimaksudkan agar hasil penelitian bersifat objektif. Dalam penelitian ini, uji objektivitas dapat dilakukan bersamaan dengan uji dependabilitas.

2. Hasil Uji Instrumen Tes

Sebelum instrumen tes yang digunakan untuk mengungkap learning obstacle dalam studi pendahuluan, instrumen tersebut diujikan terlebih dahulu untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya. Uji instrumen dilaksanakan di kelas V SD dengan jumlah responden 91 siswa yang berasal dari 3 sekolah, yaitu 42 siswa kelas V SD Negeri Gunung Pereng 3, 25 siswa kelas V SD Negeri Gunung Pereng 4, dan 24 siswa kelas V SD Negeri Gunung Pereng 5 Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya. Sekolah yang diambil untuk uji instrumen ini diasumsikan memiliki karakteristik yang sama dengan sekolah tempat dilaksanakannya penelitian.


(28)

Pengujian ini bertujuan untuk memperoleh instrumen tes yang valid dan reliabel sehingga mendapatkan hasil penelitian yang vaild dan reliabel pula. a. Pengujian Validitas

Pengujian validitas merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen soal yang dibuat valid atau tidaknya. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan perhitungan korelasi Pearson Product Moment. Selain itu, perhitungan uji validitas juga dilakukan dengan bantuan program Microsoft Excel 2010 dan program SPSS (Statistical Package for Social Sciences) versi 16.0.

Setelah hasil atau output data diperoleh, maka langkah selanjutnya yaitu membuat kesimpulan dengan cara membandingkan Pearson Correlation (rhitung) dengan nilai tabel korelasi Product Moment (rtabel). Jika nilai rhitung > rtabel maka instrumen dinyatakan valid, dan jika rhitung < rtabel , maka instrumen dinyatakan tidak valid. Hasil uji validitas instrumen tes dapat dilihat pada lampiran A.3.

Berdasarkan output data tersebut, dari jumlah 30 soal, sebanyak 21 soal tes dinyatakan valid, dan sisanya yaitu 9 soal dinyatakan tidak valid. Soal tes yang tidak valid tersebut adalah soal nomor 4, 5, 7, 8, 10, 14, 18, 20, dan 21. Untuk soal-soal yang tidak valid, peneliti melakukan revisi pada soal-soal tersebut sehingga dapat digunakan pada penelitian.

b. Pengujian Reliabilitas

Uji reliabilitas pada instrumen dilakukan agar instrumen yang telah dibuat dapat dipakai untuk mengumpulkan data dengan baik. Menurut Arikunto (2010, hlm. 221) menyebutkan reliabilitas dapat diartikan bahwa “sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah cukup baik”.

Untuk menguji reliabilitas, peneliti melakukan uji reliabilitas pada instrumen dengan metode Cronbach Alpha dengan penghitungan program komputer SPSS 16.0. Setelah hasil perhitungan atau output data diperoleh, maka langkah selanjutnya yaitu membuat kesimpulan dengan cara membandingkan nilai tiap item dengan nilai Alpha Cronbach. Jika nilai soal tes pada kolom Alpha if Item Deleted lebih rendah dari nilai Alpha Cronbach keseluruhan, maka soal tes dinyatakan reliabel. Akan tetapi, jika nilai soal tes pada kolom Alpha if Item


(29)

32

Deleted lebih tinggi dari nilai Alpha Cronbach keseluruhan, maka soal tes dinyatakan tidak reliabel. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada lampiran A. 4.

Berdasarkan output data tersebut, dari jumlah 30 soal tes, sebanyak yang 21 soal dinyatakan reliabel, sedangkan sisanya yaitu 9 soal dinyatakan tidak reliabel. Soal yang tidak reliabel yaitu 4, 5, 7, 8, 10, 14, 18, 20, dan 21. Untuk soal tes yang tidak reliabel, peneliti melakukan revisi.

c. Taraf Kesukaran

Menurut Arikunto (2010, hlm. 222), “Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar”. Jika soal terlalu mudah, maka siswa tidak akan terangsang untuk memecahkan soal yang lebih kompleks, sedangkan jika soal terlalu sulit, maka siswa akan merasa tidak mampu dan kehilangan semangat karena soal tersebut diluar jangkauannya. Angka yang menunjukkan mudah atau sukarnya suatu soal disebut indeks kesukaran (P).

Bentuk instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal objektif. Berikut adalah rumus yang dapat digunakan untuk menghitung taraf kesukaran suatu soal:

Keterangan: P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Berikut ini adalah klasifikasi indeks kesukaran suatu soal.

Tabel 3. 1

Klasifikasi Indeks Kesukaran Indeks Kesukaran Kategori 0,00 – 0,30 Sukar 0,31 – 0,70 Sedang

0,71 – 1,00 Mudah


(30)

D = BA - BB = PA - PB JA JB

Pengujian tingkat kesukaran soal pada penelitian ini menggunakan program komputer Microsoft Excel 2010. Hasil analisis tingkat kesukaran dapat dilihat pada lampiran A. 5.

Berdasarkan hasil perhitungan Microsoft Excel 2010 maka dapat diketahui bahwa dari 30 soal tes, sebanyak 8 soal termasuk dalam kategori sukar, 12 soal termasuk dalam kategori sedang, dan 10 soal termasuk dalam kategori mudah.

d. Daya Pembeda

Menurut Arikunto (2010, hlm. 226), “Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah)”. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda suatu soal disebut indeks diskriminasi (D). Berikut ini adalah rumus yang digunakan untuk menentukan indeks deskriminasi suatu soal :

Keterangan:

J = Jumlah peserta tes

JA = Banyaknya peserta kelompok atas JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan

benar

PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar


(31)

34

Berikut ini adalah kategori daya pembeda soal. Tabel 3. 2

Klasifikasi Daya Pembeda

Daya Pembeda Kategori

Negatif Jelek Sekali

0,00 – 0,20 Jelek (poor) 0,21 – 0,40 Cukup (satisfactory)

0,41 – 0,70 Baik (good)

0,71 – 1,00 Baik Sekali (excellent)

Sumber: Arikunto (2010, hlm.232)

Pengujian daya pembeda soal pada penelitian ini dilakukan dengan bantuan program Microsoft Excel 2010. Hasil uji daya pembeda soal dapat dilihat pada lampiran A. 6.

Berdasarkan hasil perhitungan Microsoft Excel 2010 maka dapat diketahui bahwa dari 30 soal tes, sebanyak 2 soal termasuk dalam kategori baik, 8 soal termasuk dalam kategori cukup, dan 20 soal termasuk kategori jelek. Untuk soal yang berkategori jelek, peneliti melakukan revisi terhadap soal tersebut sehingga soal tersebut dapat digunakan pada penelitian.

e. Hasil Seleksi Butir Soal Instrumen Penelitian

Setelah instrumen soal mengalami berbagai pengujian yang terdiri dari uji validitas, uji reliabilitas, uji pembeda, dan uji tingkat kesukaran, maka diperoleh 21 soal valid dari 30 soal dan 21 soal reliabel dari 30 soal. Adapun soal yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada lampiran A. 7.

3. Analisis Hasil Studi Pendahuluan dan Implementasi.

Setelah peneliti melaksanakan studi pendahuluan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan analisis data hasil studi pendahuluan. Tahap ini dilakukan dengan cara menganalisis respons jawaban siswa terhadap instrumen tes studi pendahuluan dalam bentuk persentase respon siswa. Berikut ini adalah rumus untuk mencari persentase respons siswa.


(32)

R

Keterangan: R = Persentase respons siswa

S = Banyaknya siswa yang memberikan respons JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Hal ini dilakukan untuk mempermudah mengklasifikasikan kategori pemahaman siswa dan kategori learning obstacle siswa berdasaran kompetensi dasar dan indikator. Berikut ini adalah rumus untuk menghitung persentase pemahaman siswa.

Keterangan: P = Persentase pemahaman siswa

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Sedangkan rumus untuk menghitung persentase learning obstacle siswa adalah sebagai berikut.

Keterangan: L = Persentase learning obstacle siswa

S = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan salah JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes


(33)

36

Berikut ini adalah interval kategori pemahaman siswa dan learning obstacle siswa.

Tabel 3. 3

Interval Kategori Pemahaman Siswa dan Learning Obstacle Siswa

No. Interval Kategori

1. 67 % - 100 % Tinggi

2. 34 % - 66 % Sedang

3. 0 – 33 % Rendah

Sumber: Mulyana, 2013

Kategori pemahaman siswa dengan learning obstacle siswa berbanding terbalik. Berikut ini adalah paparan kategori pemahaman dan learning obstacle siswa:

1. Seorang siswa dapat dikatakan sudah memahami suatu konsep jika persentase pemahamannya berada pada kategori tinggi, sedangkan learning obstacle-nya berada pada kategori rendah.

2. Seorang siswa dikatakan kurang memahami suatu konsep jika persentase pemahaman dan learning obstacle-nya berada pada kategori sedang.

3. Seorang siswa dikatakan belum memahami suatu konsep jika persentase pemahamannya berada pada kategori rendah sedangkan learning obstacle-nya berada pada kategori tinggi.

4. Siswa dikatakan tidak memiliki kesulitan dalam memahami suatu konsep jika persentase pemahamannya berada pada kategori tinggi sedangkan learning obstacle-nya berada pada kategori rendah.

5. Siswa dikatakan memiliki kesulitan dalam memahami suatu konsep jika persentase pemahaman dan learning obstacle-nya berada pada kategori sedang.

6. Siswa dikatakan memiliki kesulitan dalam memahami suatu konsep jika persentase pemahamannya berada pada kategori rendah sedangkan learning obstacle-nya berada pada kategori tinggi.


(34)

Adapun hasil analisis studi pendahuluan penelitian ini dapat dilihat pada lampiran B. 7. Hasil implementasi dan analisis hasil implementasi desain awal LKS dapat dilihat pada lampiran C. 11 dan C. 12, sedangkan hasil implementasi desain revisi dan pengembangan LKS dan analisisnya dapat dilihat pada lampiran D. 11 dan D. 12.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah teknik triangulasi yaitu dengan menggunakan beberapa macam sumber data yang meliputi:

1. Tes

Tes ini dilakukan agar peneliti mengetahui learning obstacle siswa pada pembelajaran tema Peduli terhadap Makhluk Hidup subtema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku Pembelajaran Ketiga. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif.

2. Wawancara

Wawancara yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur. Sebelum melakukan wawancara, peneliti terlebih dahulu menyusun pedoman wawancara, yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada sumber data, yaitu guru kelas dan siswa kelas IV SD Negeri 1 Kawali. Hal ini dimaksudkan agar peneliti dapat memperoleh informasi mengenai learning obstacle siswa pada Tema Peduli terhadap Makhluk Hidup subtema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku pembelajaran ketiga, serta informasi mengenai penggunaan LKS dalam pembelajaran yang dilakukan guru di dalam kelas.

3. Observasi

Observasi dalam penelitian ini adalah observasi berperanserta (participant observation), yaitu peneliti ikut melaksanakan implementasi pembelajaran di kelas yang bersangkutan yaitu dengan mengamati, dan mencatat setiap gejala yang muncul pada objek penelitian ketika menggunakan LKS dalam pembelajaran.


(35)

38

4. Kuesioner

Kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner terbuka. Jadi, responden bebas memberikan jawaban dari pertanyaan yang diajukan peneliiti. Kuesioner yang disusun oleh peneliti terdiri dari lembar kuesioner guru dan lembar kuesioner siswa. Kuesiner guru dan siswa ini dimaksudkan untuk mengetahui informasi seputar penggunaan LKS dan learning obstacle siswa dalam pembelajaran tema Peduli terhadap Makhluk Hidup subtema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku Pembelajaran Ketiga

5. Dokumentasi

Dokumentasi ini dimaksudkan sebagai pelengkap data penelitian yang berupa foto-foto,serta rekaman wawancara.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis model Miles and Huberman. Menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2009, hlm. 337), ‘kegiatan analisis data pada penelitian kualitatif itu dilakukan secara interaktif serta berlangsung terus menerus hingga data menjadi jenuh’. Tahapannya meliputi data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Pada tahap ini, peneliti merangkum, memilih data-data yang pokok, serta memfokuskan data yang berhubungan dengan penggunaan LKS dalam pembelajaran serta learning obstacle siswa pada Tema Peduli terhadap Makhluk Hidup subtema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku pembelajaran ketiga.

2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah melakukan reduksi data maka selanjutnya peneliti mengorganisikan, serta menyusun pola hubungan pada data-data yang telah diperoleh yaitu mengenai kesulitan guru dalam menyusun dan menggunakan LKS dalam pembelajaran tema Peduli terhadap Makhluk Hidup subtema Hewan dan


(36)

Tumbuhan di Lingkungan Rumahku pembelajaran ketiga. Setelah itu, peneliti menyajikannya dalam bentuk narasi deskriptif.

3. Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan dan Verfikasi)

Pada tahap ini, peneliti melakukan penarikan kesimpulan dari data-data yang telah diperoleh serta melakukan verifikasi antara kesimpulan yang telah disusun dengan jawaban-jawaban dari rumusan masalah yang telah dibuat sejak awal penelitian.


(37)

72 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa hambatan belajar (learning obstacle) siswa yang direncanakan dapat diatasi dengan penggunaan LKS, desain awal LKS, pengembangan desain LKS, dan desain akhir LKS pada pembelajaran tema Peduli terhadap Makhluk Hidup, subtema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku pembelajaran ketiga, kelas IV Sekolah Dasar adalah sebagai berikut.

Learning obstacle yang direncanakan dapat diatasi dengan penggunaan LKS dalam pembelajaran tersebut terdiri dari dua jenis yaitu 1. learning obstacle siswa dalam menjelaskan bentuk luar tumbuhan serta fungsinya, 2. learning obstacle siswa dalam menemukan informasi dari tabel hasil pengamatan.

Desain awal LKS pada pembelajaran tema Peduli terhadap Makhluk Hidup, subtema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku pembelajaran ketiga kelas IV Sekolah Dasar dirancang dan disusun berdasarkan kurikulum 2013, Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), indikator yang dikembangkan, tujuan pembelajaran, serta learning obstacle siswa yang terdapat pada pembelajaran tersebut. Selain itu, desain awal LKS disusun sesuai dengan komponen HLT (Hypotherical Learning Trajectory), yang meliputi tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan hipotesis proses belajar (PRS dan ADP).

Desain awal LKS yang telah disusun diimplementasikan di kelas IVA SD Negeri 1 Kawali Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis. Dalam pelaksanaannya, desain awal LKS belum dapat mengatasi hambatan belajar (learning obstacle) siswa secara tuntas. Dari data hasil studi pendahuluan, diperoleh learning obstacle siswa rata-rata sebesar 56,5%. Setelah dilaksanakan implementasi desain awal LKS diperoleh learning obstacle siswa rata-rata sebesar 45%. Jadi hanya


(38)

mengalami penurunan 11,5%. Maka dari itu, perlu ada perbaikan atau revisi desain awal LKS.

Desain revisi dan pengembangan LKS pun disusun berdasarkan kurikulum 2013, Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), indikator yang dikembangkan, tujuan pembelajaran, serta learning obstacle siswa yang masih belum dapat diatasi secara tuntas oleh desain awal LKS. Desain revisi dan pengembangan LKS pun masih disusun berdasarkan komponen HLT. Akan tetapi, terdapat perbedaan antara desain awal LKS dengan desain revisi dan pengembangan LKS. Perbedaan tersebut terletak pada struktur isi, hipotesis belajar, dan tampilan LKS secara umum. Kegiatan pada desain awal LKS, setiap kelompok hanya ditugaskan mengisi satu tabel hasil pengamatan saja, sedangkan pada desain revisi dan pengembangan LKS, terdapat lima tabel hasil pengamatan yang harus diisi oleh setiap kelompok. Hal ini dimaksudkan agar semua kelompok memahami seluruh konsep bagian-bagian tumbuhan. Hipotesis belajar antara keduanya pun berbeda. Hipotesis belajar pada desain revisi dan pengembangan LKS adalah hipotesis belajar yang mengalami penambahan dari hipotesis belajar desain awal LKS. Dari segi tampilan, desain revisi dan pengembangan LKS dilengkapi dengan gambar bagian-bagian tumbuhan yang akan diamati oleh siswa, sedangkan desain awal LKS tidak dilengkapi gambar. Jadi pada intinya, desain revisi dan pengembangan LKS merupakan hasil perbaikan dan pengembangan dari desain awal LKS.

Desain revisi dan pengembangan LKS diimplementasikan di kelas IVB SD Negeri 1 Kawali Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis. Dalam pelaksanaannya, desain revisi dan pengembangan LKS dapat mengatasi learning obstacle siswa dengan lebih baik. Learning obstacle siswa sebelum desain revisi dan pengembangan LKS diimplementasikan rata-rata sebesar 45%. Sedangkan setelah implementasi, learning obstacle siswa rata-rata menjadi 11,11%. Jadi mengalami penurunan sebesar 33,89%. Berdasarkan persentase tersebut, dapat diketahui bahwa desain revisi LKS dapat mengatasi learning obstacle siswa dengan lebih baik. Namun, harus terus dilakukan revisi dan pengembangan agar learning obstacle siswa pada pembelajaran tersebut dapat diatasi secara tuntas.


(39)

74

Dari penelitian ini diperoleh produk penelitian berupa desain akhir LKS pembelajaran tematik pada pembelajaran tema Peduli terhadap Makhluk Hidup, subtema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku pembelajaran ketiga kelas IV Sekolah Dasar. Desain akhir LKS yang dihasilkan merupakan desain revisi dan pengembangan yang mengalami penambahan hipotesis belajar.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka saran yang dapat peneliti kemukakan adalah sebagai berikut:

1. Guru harus memiliki kecakapan dalam melaksanakan proses pembelajaran, yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan merefleksikan hasil pembelajaran yang dilakukannya.

2. Guru harus dapat merancang dan mengembangkan LKS yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku, tujuan pembelajaran, karakteristik siswa, lingkungan siswa,dan sarana dan prasarana yang tersedia.

3. Guru harus dapat mengatasi learning obstacle yang dialami oleh siswa dalam pembelajaran.


(40)

75

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

---. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Handayani, S. (2013). Pengelolaan Pembelajaran Tematik Terpadu. Jakarta: Kemendikbud.

Hendri-Mulyana, E. (2012). Pendidikan dan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar. Tasikmalaya: Tidak Diterbitkan.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kemendikbud.

Lidinillah, D.A.M. (2011). Educational Design Research: a Theoretical

Framework for Action. [Online]. Tersedia di:

http://file.upi.edu/Direktori/KDTASIKMALAYA/DINDIN_ABDUL_MU IZ_LIDINILLAH_(KD-TASIKMALAYA).pdf. [Diakses 22 September 2013].

Majid, A. (2012). Perencanaan Pembelajaran. Bandung : Rosda Karya.

Mulyoto. (2013). Starategi Pembelajaran di Era Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Prastowo, A. (2011). Panduan Kreatif membuat Bahan Ajar Inovatif. Diva Press: Yogyakarta.


(41)

76

Suryadi, D. (2010). Penelitian Pembelajaran Matematika untuk Pembentukkan

Karakter Bangsa. [Online]. Tersedia di:

http://eprints.uny.ac.id/10461/1/1Makalah Utama - Didi Suryadi.pdf. [Diakses 20 Nopember 2013].

Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Upi Press.

Widjayanti, E. (2008). Kualitas Lembar Kerja Siswa. [Online]. Tersedia di: http://staff.uny.ac.id/system/files/pengabdian/endang-widjajanti-lfx-ms-dr/kualitas-lks.pdf. [Diakses 3 Nopember 2013].


(1)

39

Tumbuhan di Lingkungan Rumahku pembelajaran ketiga. Setelah itu, peneliti menyajikannya dalam bentuk narasi deskriptif.

3. Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan dan Verfikasi)

Pada tahap ini, peneliti melakukan penarikan kesimpulan dari data-data yang telah diperoleh serta melakukan verifikasi antara kesimpulan yang telah disusun dengan jawaban-jawaban dari rumusan masalah yang telah dibuat sejak awal penelitian.


(2)

72 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa hambatan belajar (learning obstacle) siswa yang direncanakan dapat diatasi dengan penggunaan LKS, desain awal LKS, pengembangan desain LKS, dan desain akhir LKS pada pembelajaran tema Peduli terhadap Makhluk Hidup, subtema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku pembelajaran ketiga, kelas IV Sekolah Dasar adalah sebagai berikut.

Learning obstacle yang direncanakan dapat diatasi dengan penggunaan LKS dalam pembelajaran tersebut terdiri dari dua jenis yaitu 1. learning obstacle siswa dalam menjelaskan bentuk luar tumbuhan serta fungsinya, 2. learning obstacle siswa dalam menemukan informasi dari tabel hasil pengamatan.

Desain awal LKS pada pembelajaran tema Peduli terhadap Makhluk Hidup, subtema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku pembelajaran ketiga kelas IV Sekolah Dasar dirancang dan disusun berdasarkan kurikulum 2013, Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), indikator yang dikembangkan, tujuan pembelajaran, serta learning obstacle siswa yang terdapat pada pembelajaran tersebut. Selain itu, desain awal LKS disusun sesuai dengan komponen HLT (Hypotherical Learning Trajectory), yang meliputi tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan hipotesis proses belajar (PRS dan ADP).

Desain awal LKS yang telah disusun diimplementasikan di kelas IVA SD Negeri 1 Kawali Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis. Dalam pelaksanaannya, desain awal LKS belum dapat mengatasi hambatan belajar (learning obstacle) siswa secara tuntas. Dari data hasil studi pendahuluan, diperoleh learning obstacle siswa rata-rata sebesar 56,5%. Setelah dilaksanakan implementasi desain awal LKS diperoleh learning obstacle siswa rata-rata sebesar 45%. Jadi hanya


(3)

73

mengalami penurunan 11,5%. Maka dari itu, perlu ada perbaikan atau revisi desain awal LKS.

Desain revisi dan pengembangan LKS pun disusun berdasarkan kurikulum 2013, Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), indikator yang dikembangkan, tujuan pembelajaran, serta learning obstacle siswa yang masih belum dapat diatasi secara tuntas oleh desain awal LKS. Desain revisi dan pengembangan LKS pun masih disusun berdasarkan komponen HLT. Akan tetapi, terdapat perbedaan antara desain awal LKS dengan desain revisi dan pengembangan LKS. Perbedaan tersebut terletak pada struktur isi, hipotesis belajar, dan tampilan LKS secara umum. Kegiatan pada desain awal LKS, setiap kelompok hanya ditugaskan mengisi satu tabel hasil pengamatan saja, sedangkan pada desain revisi dan pengembangan LKS, terdapat lima tabel hasil pengamatan yang harus diisi oleh setiap kelompok. Hal ini dimaksudkan agar semua kelompok memahami seluruh konsep bagian-bagian tumbuhan. Hipotesis belajar antara keduanya pun berbeda. Hipotesis belajar pada desain revisi dan pengembangan LKS adalah hipotesis belajar yang mengalami penambahan dari hipotesis belajar desain awal LKS. Dari segi tampilan, desain revisi dan pengembangan LKS dilengkapi dengan gambar bagian-bagian tumbuhan yang akan diamati oleh siswa, sedangkan desain awal LKS tidak dilengkapi gambar. Jadi pada intinya, desain revisi dan pengembangan LKS merupakan hasil perbaikan dan pengembangan dari desain awal LKS.

Desain revisi dan pengembangan LKS diimplementasikan di kelas IVB SD Negeri 1 Kawali Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis. Dalam pelaksanaannya, desain revisi dan pengembangan LKS dapat mengatasi learning obstacle siswa dengan lebih baik. Learning obstacle siswa sebelum desain revisi dan pengembangan LKS diimplementasikan rata-rata sebesar 45%. Sedangkan setelah implementasi, learning obstacle siswa rata-rata menjadi 11,11%. Jadi mengalami penurunan sebesar 33,89%. Berdasarkan persentase tersebut, dapat diketahui bahwa desain revisi LKS dapat mengatasi learning obstacle siswa dengan lebih baik. Namun, harus terus dilakukan revisi dan pengembangan agar learning obstacle siswa pada pembelajaran tersebut dapat diatasi secara tuntas.


(4)

74

Dari penelitian ini diperoleh produk penelitian berupa desain akhir LKS pembelajaran tematik pada pembelajaran tema Peduli terhadap Makhluk Hidup, subtema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku pembelajaran ketiga kelas IV Sekolah Dasar. Desain akhir LKS yang dihasilkan merupakan desain revisi dan pengembangan yang mengalami penambahan hipotesis belajar.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka saran yang dapat peneliti kemukakan adalah sebagai berikut:

1. Guru harus memiliki kecakapan dalam melaksanakan proses pembelajaran, yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan merefleksikan hasil pembelajaran yang dilakukannya.

2. Guru harus dapat merancang dan mengembangkan LKS yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku, tujuan pembelajaran, karakteristik siswa, lingkungan siswa,dan sarana dan prasarana yang tersedia.

3. Guru harus dapat mengatasi learning obstacle yang dialami oleh siswa dalam pembelajaran.


(5)

75

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, A. (2013). Desain Didaktis Pembelajaran IPA pada Materi Cahaya di Sekolah Dasar. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Tasikmalaya.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

---. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Handayani, S. (2013). Pengelolaan Pembelajaran Tematik Terpadu. Jakarta: Kemendikbud.

Hendri-Mulyana, E. (2012). Pendidikan dan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar. Tasikmalaya: Tidak Diterbitkan.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kemendikbud.

Lidinillah, D.A.M. (2011). Educational Design Research: a Theoretical

Framework for Action. [Online]. Tersedia di:

http://file.upi.edu/Direktori/KDTASIKMALAYA/DINDIN_ABDUL_MU IZ_LIDINILLAH_(KD-TASIKMALAYA).pdf. [Diakses 22 September 2013].

Majid, A. (2012). Perencanaan Pembelajaran. Bandung : Rosda Karya.

Mulyoto. (2013). Starategi Pembelajaran di Era Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Prastowo, A. (2011). Panduan Kreatif membuat Bahan Ajar Inovatif. Diva Press: Yogyakarta.


(6)

76

Suryadi, D. (2010). Penelitian Pembelajaran Matematika untuk Pembentukkan

Karakter Bangsa. [Online]. Tersedia di:

http://eprints.uny.ac.id/10461/1/1Makalah Utama - Didi Suryadi.pdf. [Diakses 20 Nopember 2013].

Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Upi Press.

Widjayanti, E. (2008). Kualitas Lembar Kerja Siswa. [Online]. Tersedia di: http://staff.uny.ac.id/system/files/pengabdian/endang-widjajanti-lfx-ms-dr/kualitas-lks.pdf. [Diakses 3 Nopember 2013].