HUBUNGAN PATRON KLIEN PADA MASYARAKAT NELAYAN DI DESA BLANAKAN KECAMATAN BLANAKAN KABUPATEN SUBANG.

(1)

DI DESA BLANAKAN KECAMATAN BLANAKAN KABUPATEN SUBANG

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sosiologi

oleh

Dwi Ramadhani Kusumawati 1001531

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2014


(2)

Oleh

Dwi Ramadhani Kusumawati 1001531

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Dwi Ramadhani Kusumawati 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: Pembimbing I

Dr. Yadi Ruyadi, M.Si NIP. 196205161989031002

Pembimbing II

Dr. Encep Syarief Nurdin, M.Pd., M.Si NIP. 196106181987031002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi

Dra. Siti Komariah, M.Si., Ph.D NIP. 196804031991032002


(4)

Ketua : Dekan FPIPS UPI

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si. NIP 197008141994021001

Sekretaris : Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi UPI Hj. Siti Komariah, M.Si., Ph.D.

NIP 196804031991032002

Penguji :

Penguji I

Prof. Dr. Achmad Hufad, M.Ed NIP. 195501011981011001

Penguji II

Dra. Hj. Siti Komariah, M.Si, Ph.D NIP. 196804031991032002

Penguji III

Dr. Hj. Siti Nurbayani K, M.Si NIP. 197007111994032002


(5)

Dwi Ramadhani Kusumawati, 2014

Hubungan patron klien pada masyarakat nelayan D i desa blanakan kecamatan blanakan

Kabupaten subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI ...iii

DAFTAR TABEL ...vi

DAFTAR GRAFIK...viii

DAFTAR GAMBAR ...ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 6

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 6

D. Tujuan Penelitian... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 9

BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis A. Kajian Teori ... 11

1. Konsep Hubungan Sosial... 11

2. Stratifikasi Sosial dan Kelas Sosial ... 15

3. Teori Patron Klien... 20

4. Teori Pertukaran ... 23

5. Nelayan ... 25

B. Penelitian Terdahulu ... 26

C. Kerangka Pikir ... 28

D. Hipotesis ... 30

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 31

1. Pendekatan Penelitian ... 31


(6)

Dwi Ramadhani Kusumawati, 2014

Hubungan patron klien pada masyarakat nelayan D i desa blanakan kecamatan blanakan

Kabupaten subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

B. Desain Penelitian ... 33

C. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 34

1. Lokasi Penelitian ... 34

2. Subjek Penelitian ... 35

a. Populasi ... 36

b. Sampel ... 36

D. Definisi Operasional ... 37

E. Instrumen Penelitian ... 39

1. Instrumen Penelitian Kualitatif ... 39

2. Instrumen Penelitian Kuantitatif ... 42

F. Teknik Pengumpulan Data ... 45

1. Kuesioner/ Angket ... 45

2. Observasi ... 46

3. Wawancara ... 47

4. Dokumentasi... 47

G. Analisis Data ... 48

1. Analisis Data Kualitatif ... 48

2. Analisis Data Kuantitatif ... 51

H. Proses Pengembangan Instrumen... 53

1. Uji Validitas ... 55

2. Uji Reliabilitas... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 62

1. Profil Desa Blanakan ... 62

2. Karakteristik Penduduk Desa Blanakan ... 62

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 66

1. Hasil Penelitian Kualitatif ... 66

a. Keadaan Sosial-Ekonomi Masyarakat Nelayan ... 66

b. Gambaran Pola Hubungan Patron Klien ... 69


(7)

Dwi Ramadhani Kusumawati, 2014

Hubungan patron klien pada masyarakat nelayan D i desa blanakan kecamatan blanakan

Kabupaten subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

d. Pembagian Pendapatan Pada Hubungan Patron Klien ... 79

e. Faktor-Faktor yang Melanggengkan Hubungan Patron Klien...82

f. Dampak Hubungan Patron Klien ...85

2. Hasil Penelitian Kuantitatif ...88

a. Karakteristik Responden Penelitian...88

b. Pola Hubungan Patron Klien ...92

c. Tingkat Ketergantungan Hubungan Patron Klien ...94

d. Dampak Hubungan Patron Klien ...95

C. Pembahasan Hasil Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif ...97

1. . Pola Hubungan Patron Klien ...97

2. . Tingkat Ketergantungan Hubungan Patron-Klien ...100

3. Pembagian Pendapatan pada Hubungan Patron Klien ...101

4. Faktor-Faktor yang Melanggengkan Hubungan Patron Klien...101

5. Dampak Hubungan Patron Klien ...102

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan... 105

B. Rekomendasi ... 108

DAFTAR PUSTAKA ... 110

LAMPIRAN ... 112 RIWAYAT HIDUP


(8)

Dwi Ramadhani Kusumawati, 2014

Hubungan patron klien pada masyarakat nelayan D i desa blanakan kecamatan blanakan

Kabupaten subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian ...29 Gambar 3.1 a. Triangulasi sumber data ...50 Gambar 3.1 b. Triangulasi teknik pegumpulan data ...50


(9)

Dwi Ramadhani Kusumawati, 2014

Hubungan patron klien pada masyarakat nelayan D i desa blanakan kecamatan blanakan

Kabupaten subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Produksi Sub Sektor Perikanan Laut menurut Jenis dan Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Di Kab. Subang

Tahun 2012 ... 3

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Pedoman Wawancara... 40

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kuesioner (Sebelum Uji Validitas) ... 43

Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Persentase/ Skor ... 54

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Angket Pola Hubungan Patron Klien ... 56

Tabel 3.5 Keterangan Hasil Uji Validitas Angket Pola Hubungan Patron Klien... 57

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Angket Tingkat Ketergantungan Pada Hubungan Patron Klien ... 57

Tabel 3.7 Keterangan Hasil Uji Validitas Angket Tingkat Ketergantungan Pada Hubungan Patron Klien... 57

Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Angket Dampak Hubungan Patron Klien... 58

Tabel 3.9 Keterangan Hasil Uji Validitas Angket Dampak Hubungan Patron Klien... 58

Tabel 3.10 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kuesioner (Sesudah Uji Validitas) ... 59

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk di Desa Blanakan ... 63

Tabel 4.2 Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Blanakan Tahun 2013 ... 67

Tabel 4.3 Jenjang Pendidikan Anak Responden ... 86

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Klasifikasi Nelayan... 88

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 89

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir... 91

Tabel 4.7 Perhitungan Statistik ... 92


(10)

Dwi Ramadhani Kusumawati, 2014

Hubungan patron klien pada masyarakat nelayan D i desa blanakan kecamatan blanakan

Kabupaten subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.9 Pola Hubungan Patron Klien di Desa Blanakan ... 93 Tabel 4.10 Perhitungan Statistik ... 94 Tabel 4.11 Interval Pengkategorian ... 95

Tabel 4.12 Tingkat Ketergantungan Hubungan Patron-Klien antara

Juragan dengan ABK di Desa Blanakan... 95 Tabel 4.13 Perhitungan Statistik ... 96

Tabel 4.14 Interval Pengkategorian ... 96 Tabel 4.15 Dampak Hubungan Patron Klien antara Juragan dengan ABK ... 97


(11)

Dwi Ramadhani Kusumawati, 2014

Hubungan patron klien pada masyarakat nelayan D i desa blanakan kecamatan blanakan

Kabupaten subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Komposisi Penduduk Menurut Usia dan Jenis Kelamin

Tahun 2013 ...63

Grafik 4.2 Komposisi Penduduk Desa Blanakan Berdasarkan Jenis Mata Pencaharian Tahun 2013 ...64

Grafik 4.3 Komposisi Penduduk Desa Blanakan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2013 ...65

Grafik 4.4 Pembagian Pendapatan antara Juragan dengan ABK ...81

Grafik 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Klasifikasi Nelayan...89

Grafik 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia...90


(12)

Dwi Ramadhani Kusumawati, 2014

Hubungan patron klien pada masyarakat nelayan D i desa blanakan kecamatan blanakan

Kabupaten subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

HUBUNGAN PATRON KLIEN PADA MASYARAKAT NELAYAN DI DESA BLANAKAN KECAMATAN BLANAKAN

KABUPATEN SUBANG

Pembimbing 1: Dr. Yadi Ruyadi, M.Si

Pembimbing 2: Dr. Encep Syarief Nurdin, M.Pd., M.Si. Oleh: Dwi Ramadhani Kusumawati (1001531)

Suatu masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah akan memiliki sebuah hubungan di mana antara masyarakat yang satu dengan lainnya mempunyai pengaruh juga satu sama lain. Adanya perbedaan masyarakat ini mempengaruhi kepada pola hubungan antar lapisan tersebut dalam pemenuhan kebutuhan mereka. Hubungan-hubungan tersebut terjadi dan terjalin sedemikian rupa di kalangan masyarakat sehingga terus berlangsung dan tak pernah berhenti. Pola hubungan ini seimbang apabila satu pihak tidak merasa dirugikan oleh pihak lainnya. Hubungan patron-klien yang terjadi pada masyarakat nelayan ini merupakan bentuk paling sering terjadi di Indonesia. Hubungan patron klien dalam penelitian ini adalah juragan dengan Anak Buah Kapal (ABK). Sistem yang terjadi pada mereka ini ternyata bukan hanya relasi ekonomi saja, akan tetapi ada relasi sosial yang terjadi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dan ikatan patron klien antara juragan dengan ABK pada masyarakat nelayan Di Desa Blanakan Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang dengan populasi sasaran sebanyak 1.145 jiwa dan sampel sebanyak 92 responden. Penelitian ini menggunakan pendekatan kombinasi (mix methods) dengan model atau desain Concurrent Triangulation, dimana campuran kuantitatif dan kualitatif secara berimbang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup dan kemudian ditambah dengan wawancara, observasi dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pola hubungan yang terjali membentuk pola sistemik yang saling berhubungan dan membutuhkan satu sama lainnya. Tingkat ketergantungan diantara keduanya bersifat sedang karena dilihat dari aktivitas melaut dan aktivitas sehari-hari ketika tidak melaut. Semakin kuat hubungan juragan dengan ABK, maka ABK semakin tergantung untuk berbagai urusan kepada juragan. Rekomendasi Bagi pemerintah khususnya Kementrian Kelautan dan Perikanan, dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam menentukan kebijakan yang bisa meningkatkan kesejahteraan para nelayan dan Bagi masyarakat nelayan pada umumnya agar tetap memperhatikan dan mementingkan pendidikan sebagai hal yang utama, karena dengan pendidikan sendiri akan mempengaruhi pola pikir, perilaku bahkan untuk peningkatan perekonomian sendiri.


(13)

Dwi Ramadhani Kusumawati, 2014

Hubungan patron klien pada masyarakat nelayan D i desa blanakan kecamatan blanakan

Kabupaten subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

CLIENT-PATRON RELATIONSHIP IN FISHING COMMUNITIES IN THE VILLAGE OF BLANAKAN

BLANAKAN SUBDISTRICT SUBANG REGENCY

Supervisor 1: Dr. Yadi Ruyadi, M.Si

Supervisor 2: Dr. Encep Syarief Nurdin, M.Pd, M.Si By: Dwi Ramadhani Kusumawati (1001531)

A society that lives in an area will have a relationship in which one community among others has also influence each other. The existence of this community differences affect the pattern of relationships between the layers in the fulfillment of their needs. These relationships occur and are interwoven to such an extent among the public that continued and never stopped. This balanced relationship patterns when one party does not feel aggrieved by the other party. Patron-client relationships that occur on fishing communities is the form most commonly occur in Indonesia. Patron relations clients in this study are a fruit Ship with skipper (ABK). Systems that happen to them this was not just an economic relationship, but there is a social relation that occurs.

This research aims to know the relationship between the client's patron and bonding with ABK skipper on fishing communities in the village district of Subang Regency Blanakan Blanakan with target population as many as 1,145 inhabitants and a total of 92 samples of respondents. This study uses a combination of approaches (mix methods) with Concurrent design model or Triangulation, where a mix of quantitative and qualitative are evenly matched. Data collection techniques in the study using the enclosed questionnaire and then coupled with interviews, observation and documentation.

Research results show that the pattern of relationships that systemic patterns that form a terjali are interlinked and need each other. The level of dependency between the two is currently being viewed from activity on the ocean and daily activities when not traveling. The stronger the relationship there with ABK, then ABK increasingly depend for a wide range of the skipper. Recommendations for the Government, especially the Ministry of marine and fisheries, can be one of the considerations in determining the policies that could improve the welfare of fishermen and fishing communities in General to keep paying attention to and concerned with education as the main thing, because with education alone will affect the mindsets, behaviors even for the enhanceme nt of the economy itself.

Keywords: Pattern, Patron-client Relationships, the son of a fruit ship (ABK), Skipper.


(14)

Dwi Ramadhani Kusumawati, 2014

Hubungan patron klien pada masyarakat nelayan D i desa blanakan kecamatan blanakan

Kabupaten subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Manusia pada hakikatnya adalah sebagai mahluk individu sekaligus mahluk sosial. Manusia sebagai mahluk sosial dimana manusia itu sendiri memerlukan interaksi dan komunikasi antara yang satu dengan yang lainnya. Walaupun manusia itu sebagai mahluk individu, tetapi dalam kehidupannya, manusia tidak bisa hidup sendiri dan membutuhkan bantuan orang lain, oleh karena itu harus berhubungan dengan banyak kalangan. Hubungan sosial dalam kehidupan

manusia sangatlah dibutuhkan karena manusia yang dikatakan “sehat” itu selalu

melakukan kontak sosial dimanapun ia berada.

Beberapa individu membentuk sebuah kelompok dimana mereka saling berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya sehingga terbentuklah kelompok besar yang dinamakan masyarakat. Suatu masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah akan memiliki sebuah hubungan di mana antara masyarakat yang satu dengan lainnya mempunyai pengaruh juga satu sama lain. Setiadi dan Kolip (2011, hlm. 31) mengemukakan bahwa,

Di dalam kehidupan sosial sendiri terdapat gejala-gejala sosial berupa hubungan sosial, karena hubungan sosial tersebut terbentuklah kelompok sosial, pelapisan sosial, lembaga sosial, interaksi sosial, perubahan sosial, pengelompokan sosial, dinamika sosial budaya dan gejala-gejala sosial lainnya.

Adanya perbedaan masyarakat ini mempengaruhi kepada pola hubungan antar lapisan tersebut dalam pemenuhan kebutuhan mereka. Hubungan-hubungan tersebut terjadi dan terjalin sedemikian rupa di kalangan masyarakat sehingga terus berlangsung dan tak pernah berhenti. Pola hubungan ini seimbang apabila satu pihak tidak merasa dirugikan oleh pihak lainnya. Tetapi pada kenyataannya, masih banyak hubungan kerja yang kurang seimbang dimana salah satu pihak masih tidak dapat memenuhi kebutuhan mereka dalam peningkatan pendapatan dan kesejahteraan keluarga mereka masing-masing.


(15)

Dwi Ramadhani Kusumawati, 2014

Hubungan patron klien pada masyarakat nelayan D i desa blanakan kecamatan blanakan

Kabupaten subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Sudah menjadi suatu mitos yang berkembang ditengah-tengah masyarakat bahwa Indonesia memiliki kekayaan laut yang berlimpah, baik sumber hayatinya maupun non hayatinya, walaupun mitos seperti itu perlu dibuktikan dengan penelitian yang lebih mendalam dan komprehensif. Terlepas dari mitos tersebut, Syarief (2001, ed-25) mengemukakan bahwa, "kenyataannya Indonesia adalah negara maritim dengan 70% wilayahnya adalah laut, namun sangatlah ironis sejak 32 tahun yang lalu kebijakan pembangunan perikanan tidak pernah mendapat perhatian yang serius dari pemerintah".

Pada umumnya buruh nelayan tidak pernah terlepas dari jeratan dan ekploitasi juragan yang dipercayainya, karena kehidupan buruh sangat tergantung dengan adanya pinjaman dan fasilitas yang diberikan oleh juragan, dan juragan pun memanfaatkan hal tersebut sebagai jaminan dan kontrak kerja untuk mengikat buruh. Dalam hidup keseharian, buruh dan juragan juga tidak terlepas dari hubungan sosial yang terjalin karena intensitas komunikasi setiap harinya.

Hubungan patron klien yang terjadi pada masyarakat nelayan ini merupakan bentuk paling sering terjadi di Indonesia. Nelayan seringkali menjadi golongan yang terpinggirkan dan tidak menjadi prioritas pemerintah. Mereka adalah kaum yang terdesak pada keadaan, karena hanya punya kemampuan untuk melaut dan tidak punya pilihan lain dalam bekerja. Buruh nelayan bekerja pada seorang juragan itu agar bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Sistem yang terjadi pada mereka ini ternyata bukan hanya relasi ekonomi saja, akan tetapi ada relasi sosial yang terjadi. Para juragan pun rela meminjamkan uang besar saat ada anggota keluarga dari buruh nelayan yang sakit atau butuh uang lebih. Pada akhirnya sistem patron klien ini sudah menjadi relasi yang sangat mendarah daging dan sulit untuk dilepaskan.

Kabupaten Subang sebagai salah satu kabupaten di kawasan Utara Provinsi Jawa Barat. Menurut data yang diperoleh dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Subang (2012), budidaya ikan laut pada produksi perikanan air laut dan tambak tahun 2012 mencapai 37.078,64 ton dimana potensi tambak mencapai


(16)

Dwi Ramadhani Kusumawati, 2014

Hubungan patron klien pada masyarakat nelayan D i desa blanakan kecamatan blanakan

Kabupaten subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

18.754,64 ton yang tersebar di Kecamatan Sukasari, Pusakanagara, Legonkulon dan Blanakan. Sedangkan untuk ikan tangkapan, potensi sumber daya ikan laut hasil tangkapan (non budidaya) di Kabupaten Subang pada tahun 2012 mencapai 18.324 ton. Sarana usaha yang digunakan adalah perahu layar, motor tempel dan kapal dengan alat tangkap berupa pancing, jaring (gill net), purse seine, dan payang.

Pada tabel 1.1 tergambar Produksi Sub Sektor Perikanan Laut menurut Jenis dan Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Di Kab. Subang Tahun 2012.

Tabel 1.1

Produksi Sub Sektor Perikanan Laut menurut Jenis dan Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Di Kab. Subang Tahun 2012

Kecamatan Produksi

(Ton)

Nilai Produksi (Rp 000)

A. Kec. Blanakan

Cilamaya Girang 301,81 3.994.062,03

Rawameneng 855,13 11.316.509,07

Blanakan 7.293,80 96.523.165,58

Muara 1.559,37 20.635.987,14

Tanjungtiga 402,42 5.325.416,03

B. Kec. Legon Kulon

Pangarengan 1.408,46 18.638.956,12

Mayangan 2.842,07 37.610.750,74

C. Kec. Pusakanagara

Patimban 3.660,97 48.927.259,80

Kabupaten Subang 18.324,03 242.972.106,50

Sumber : Subang Dalam Angka Tahun 2012 (Tersedia di: http://www.subang.go.id/potensi_perikanan.php) 17 Juni 2014 pukul 12.00 WIB.

Kecamatan Blanakan merupakan satu kecamatan yang ada di Kabupaten Subang. Berdasarkan tabel produksi sub sektor perikanan laut di atas, Kecamatan Blanakan adalah kecamatan yang paling banyak produksi perikanannya dan satu kecamatan yang akan dijadikan lokasi penelitian. Desa Blanakan menjadi salah satu desa yang menyumbang produksi ikannya paling besar. Jika dilihat berdasarkan tabel tersebut, produksi ikan yang didapatkan oleh desa Blanakan itu


(17)

Dwi Ramadhani Kusumawati, 2014

Hubungan patron klien pada masyarakat nelayan D i desa blanakan kecamatan blanakan

Kabupaten subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

seharusnya dapat menopang juga kesejahteraan sosial dan ekonomi para nelayannya. Namun pada kenyataannya, masih banyak para nelayan yang memiliki kesejahteraan sosial-ekonomi yang cukup rendah.

Kebijakan pembangunan kelautan, selama ini, cenderung lebih mengarah

kepada kebijakan “produktivitas” dengan memaksimalkan hasil eksploitasi sumber daya laut tanpa ada kebijakan memadai yang mengendalikannya. Syarief (2001, ed-25) mengemukakan dalam jurnalnya yang berjudul “Pembangunan Kelautan dalam Konteks Pemberdayaan Masyarakat Pesisir” bahwa terdapat dampak dari kebijakan tersebut telah mengakibatkan beberapa kecenderungan yang tidak menguntungkan dalam aspek kehidupan, seperti:

a) Aspek Ekologi, overfishing penggunaan sarana dan prasarana penangkapan ikan telah cenderung merusa

b) k ekologi laut dan pantai (trawl, bom, potas, pukat harimau, dll) akibatnya menyempitnya wilayah dan sumber daya tangkapan, sehingga sering menimbulkan konflik secara terbuka baik bersifat vertikal dan horizontal (antara sesama nelayan, nelayan dengan masyarakat sekitar dan antara nelayan dengan pemerintah).

c) Aspek Sosial Ekonomi, akibat kesenjangan penggunaan teknologi antara pengusaha besar dan nelayan tradisional telah menimbulkan kesenjangan dan kemiskinan bagi nelayan tradisional. Akibat dari kesenjangan tersebut menyebabkan sebagian besar nelayan tradisional mengubah profesinya menjadi buruh nelayan pada pengusaha perikanan besar.

d) Aspek Sosio Kultural, dengan adanya kesenjangan dan kemiskinan tersebut menyebabkan ketergantungan antara masyarakat nelayan kecil/ tradisional terhadap pemodal besar/modern, antara nelayan dan pedagang, antara masyarakat dengan pemerintah. Hal ini menimbulkan penguatan terhadap adanya komunitas juragan dan buruh nelayan.

Berdasarkan pemaparan diatas, disebutkan dalam aspek sosio kultural adanya kesenjangan yang menyebabkan ketergantungan antara nelayan kecil terhadap pemodal besar yang didasarkan pada hubungan kerja. Salah satu hubungan kerja tersebut adalah hubungan patron klien. Hubungan patron klien ini di Indonesia khususnya sering disebut dengan hubungan juragan dan buruh. Dalam masyarakat nelayan pun terjadi hubungan antara juragan dengan nelayan buruh. Juragan merupakan orang yang memiliki status sosial dan ekonomi yang lebih tinggi, lebih


(18)

Dwi Ramadhani Kusumawati, 2014

Hubungan patron klien pada masyarakat nelayan D i desa blanakan kecamatan blanakan

Kabupaten subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

baik dibandingkan dengan para nelayan dan nelayan buruh. Perbedaan tingkat sosial ekonomi inilah yang akan menjadi inti dalam penelitian ini.

Di dalam kehidupan kaum nelayan, mereka yang memiliki ratusan kapal penangkap ikan dan dikerjakan oleh ratusan pegawainya sering disebut sebagai "juragan". Dirinya memang jarang atau tidak pernah melaut. Sang juragan ini cukup mengelola manajemen dan menunggu setoran atau hasil tangkapan para nelayan yang melaut. Posisi juragan dalam kehidupan masyarakat nelayan umum nya "turun temurun", walau bisa saja dari seorang buruh nelayan bisa naik stratifikasinya karena adanya kegigihan, keuletan, kepiawaian seorang pandega, maka dirinya pun bisa saja naik status menjadi "asisten Juragan".

Di desa Blanakan, terdapat tiga klasifikasi juragan. Yang pertama adalah juragan besar. Juragan besar ini memiliki ukuran kapal rata-rata panjang 22 m dan lebar 8 m. Jumlah Anak Buah Kapal (ABK) dalam satu kapal antara 10-21 orang. Lama melaut 15 hari sampai satu bulan. Kedua, juragan sedang. Juragan sedang memiliki ukuran kapal rata-rata panjang 8 m dan lebar 4 m. Jumlah ABK dalam satu kapal antara empat sampai enam orang. Lama melaut tiga sampai enam hari. Ketiga, juragan kecil. Juragan kecil memiliki ukuran kapal rata-rata panjang 6 m dan lebar 2,5 m. Jumlah ABK dalam satu kapal antara dua sampai tiga orang.

Patron atau disebut juragan dalam masyarakat nelayan, memiliki kapal yang membutuhkan jasa beberapa orang untuk mengelola kapalnya agar bisa melaut. Klien atau disebut Anak Buah Kapal (ABK), membutuhkan pekerjaan untuk bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Maka dari itu, baik juragan maupun ABK saling membutuhkan satu dengan lainnya. Dari hubungan yang terjalin antara keduanya akan terbentuk sebuah pola.

Penelitian terdahulu oleh Ningsih (2011) yang melakukan penelitian tentang ikatan Patron Klien yang berjudul “Pengaruh Ikatan Patron-Klien Terhadap Perilaku Nelayan dalam Pemasaran Hasil Tangkapan (Kasus: Desa Tanjung Pasir,

Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten)”. Hasil penelitiannya adalah sebagai berikut:


(19)

Dwi Ramadhani Kusumawati, 2014

Hubungan patron klien pada masyarakat nelayan D i desa blanakan kecamatan blanakan

Kabupaten subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Nelayan bukan merupakan suatu entitas tunggal, mereka terdiri dari beberapa kelompok yang saling berinteraksi atau mempunyai hubungan sosial yang terpola dan dapat disebut sebagai pengorganisasian sosial. Pola-pola dalam pengorganisasian sosial itu disebut struktur sosial. Menurut Satria (2002), ciri umum struktur sosial dalam masyarakat nelayan adalah kuatnya ikatan patron-klien. Kuatnya ikatan patron-klien tersebut merupakan konsekuensi dari sifat kegiatan penangkapan ikan yang penuh dengan resiko dan ketidakpastian. Bagi nelayan, menjalin ikatan dengan patron merupakan langkah yang penting untuk menjaga kelangsungan kegiatannya karena patron-klien merupakan institusi jaminan sosial ekonomi. Hal ini terjadi karena hingga saat ini nelayan belum menemukan alternatif institusi yang mampu menjamin kepentingan sosial ekonomi mereka. Keadaan tersebut tampak tidak lepas dari struktur sosial masyarakat nelayan dan upaya-upaya pemerintah yang dapat dilakukan untuk pembangunan perikanan dan masyarakat nelayan.

Di dalam masyarakat nelayan, terdapat pola-pola pengorganisasian sosial yang disebut dengan struktur sosial. Ciri umum struktur sosial pada masyarakat nelayan ialah kuatnya ikatan patron dan klien. Bagi nelayan, menjalin ikatan dengan patron merupakan langkah yang penting untuk menjaga kelangsungan kegiatannya karena patron-klien merupakan institusi jaminan sosial-ekonomi.

Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian dengan judul "Hubungan Patron Klien Pada Masyarakat Nelayan di Desa Blanakan Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang". Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai keadaan sosial-ekonomi masyarakat nelayan, terutama tentang bagaimana pola hubungan antar lapisan masyarakat nelayan yang ada berdasarkan atas pertimbangan nilai ekonomi, dan hubungan patron klien dalam proses pendapatan hasil yang diterima oleh kedua belah pihak.

B. Identifikasi Penelitian

Berdasarkan dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka identifikasi masalah yang akan dikaji adalah bagaimana hubungan Patron-Klien pada masyarakat nelayan di Desa Blanakan Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang.


(20)

Dwi Ramadhani Kusumawati, 2014

Hubungan patron klien pada masyarakat nelayan D i desa blanakan kecamatan blanakan

Kabupaten subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Sedangkan secara khusus masalah-masalah penelitian yang akan dikaji adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana keadaan sosial-ekonomi masyarakat nelayan yang ada di Desa Blanakan Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang?

2. Bagaimana pola hubungan Patron-Klien antara juragan dengan Anak Buah Kapal (ABK) pada masyarakat nelayan di desa Blanakan Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang?

3. Bagaimana tingkat ketergantungan pada hubungan Patron-Klien antara juragan dengan ABK pada masyarakat nelayan di Desa Blanakan Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang?

4. Bagaimana pembagian pendapatan pada hubungan Patron-Klien antara juragan dengan ABK pada masyarakat nelayan di Desa Blanakan Kecamatan Kabupaten Subang?

5. Faktor-faktor apa sajakah yang melanggengkan hubungan Patron-Klien antara juragan dengan ABK pada masyarakat nelayan di Desa Blanakan Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang?

6. Bagaimana dampak hubungan Patron-Klien antara juragan dengan ABK pada masyarakat nelayan di Desa Blanakan Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang dalam hal tingkat kesejahteraan, pendidikan dan mobilitas sosial masyarakatnya?

D. Tujuan Penelitian 1. Secara Umum

Di dalam penelitian ini, tujuan secara umum dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui hubungan Patron-Klien pada masyarakat nelayan Desa Blanakan Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menguraikan pola hubungan Patron-Klien antara juragan dengan ABK yang terjadi pada masyarakat nelayan Desa Blanakan Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang.

2. Secara Khusus


(21)

Dwi Ramadhani Kusumawati, 2014

Hubungan patron klien pada masyarakat nelayan D i desa blanakan kecamatan blanakan

Kabupaten subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

a. Mengetahui keadaan sosial-ekonomi masyarakat nelayan yang ada di Desa Blanakan Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang.

b. Mengetahui pola hubungan Patron-Klien antara juragan dengan ABK pada masyarakat nelayan di Desa Blanakan Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang.

c. Mengetahui tingkat ketergantungan hubungan Patron-Klien antara juragan dengan ABK pada masyarakat nelayan di Desa Blanakan Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang.

d. Mengetahui pembagian pendapatan pada hubungan Patron-Klien antara juragan dengan ABK pada masyarakat nelayan di Desa Blanakan Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang.

e. Mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang melanggengkan hubungan Patron-Klien antara juragan dengan ABK pada masyarakat nelayan di Desa Blanakan Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang.

f. Mengetahui dampak yang timbul dari hubungan Patron-Klien antara juragan dengan ABK pada masyarakat nelayan di Desa Blanakan Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang.dalam hal tingkat kesejahteraan, pendidikan dan mobilitas sosial masyarakatnya.

E. Manfaat Penelitian

Secara umum, diharapkan penelitian ini akan memberikan manfaat kepada kalangan akademisi khususnya mahasiswa, masyarakat umum dan juga pemerintah agar bisa semakin memperhatikan kesejahteraan para masyarakat nelayan.

Adapun manfaat-manfaat tersebut adalah:

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu pada bidang sosial terutama pada bidang Sosiologi

b. Dijadikan kajian bagi peneliti selanjutnya yang berhubungan dengan masalah yang sama, walaupun tempatnya berbeda, sehingga hasilnya dapat lebih luas dan mendalam.


(22)

Dwi Ramadhani Kusumawati, 2014

Hubungan patron klien pada masyarakat nelayan D i desa blanakan kecamatan blanakan

Kabupaten subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Melalui penelitian ini, diharapkan dapat menghasilkan temuan-temuan baru dalam tataran teoritis bagi pengembangan keilmuan. Selain itu, setelah melakukan penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi perkembangan Pendidikan Sosiologi dalam hal hubungan patron-klien pada masyarakat nelayan dimana dalam hubungan tersebut diurakan bagaimana kehidupan sosial-ekonomi masyarakat nelayan, kemudian kita juga bisa mengetahui bagaimana pola hubungannya, bagaimana tingkat ketergantungan pada hubungan Patron-Klien yang terjadi, bagaimana pembagian pendapatan pada kedua belah pihak, faktor-faktor apa sajakah yang melanggengkan hubungan Patron-Klien yang terjadi dan apa dampak yang timbul dari hubungan Patron-Klien pada masyarakatnya.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:

a. Bagi kalangan akademisi, khususnya mahasiswa dapat memperkaya pengetahuan mengenai hubungan patron-klien pada masyarakat nelayan. b. Bagi masyarakat umum, dapat menambah wawasan mengenai struktur sosial

masyarakat nelayan dan mengetahui realitas mengenai patron-klien yang ada. c. Bagi pemerintah khususnya Kementrian Kelautan dan Perikanan, dapat

menjadi salah satu pertimbangan dalam menentukan kebijakan yang bisa meningkatkan kesejahteraan para nelayan.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Susunan yang terdapat dalam skripsi yang berjudul Hubungan Patron-Klien pada masyarakat nelayan di Desa Blanakan Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang meliputi lima bab, yaitu:

1. BAB I Pendahuluan

Pendahuluan merupakan bagian awal skripsi yang berisi:

a. Latar belakang penelitian, memaparkan tentang alasan peneliti tertarik untuk meneliti masalah penelitian.


(23)

Dwi Ramadhani Kusumawati, 2014

Hubungan patron klien pada masyarakat nelayan D i desa blanakan kecamatan blanakan

Kabupaten subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

b. Identifikasi masalah, berisi rumusan masalah secara umum.

c. Rumusan masalah yang diuraikan ke dalam beberapa pertanyaan peneliti yang akan dikaji lebih dalam.

d. Tujuan penelitian, menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian tersebut selesai dilakukan.

e. Manfaat penelitian, berisi tentang manfaat yang diperoleh biasanya dilihat dari salah satu atau beberapa aspek, misalnya manfaat teoritis dan manfaat praktis.

f. Struktur organisasi skripsi, berisi tentang urutan penulis dalam menyusun skripsi.

2. BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian

Dalam kajian pustaka, peneliti membandingkan dan memposisikan masing-masing kedudukan penelitian yang dikaji dan dikaitkan dengan masalah yang sedang diteliti. Selain itu dikemukakan secara jelas mengenai sumber-sumber yang digunakan seperti buku-buku rujukan utama yang relevan dengan masalah yang dikaji peneliti.

3. BAB III Metode Penelitian

Dalam metode penelitian, dijelaskan mengenai langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti terkait dengan penulisan skripsi ini. Dimana dalam metode penelitian ini mencakup lokasi, subjek penelitian, instrumen penelitian hingga pengumpulan data untuk mempermudah dalam analisis data yang diperoleh.

4. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Di BAB IV ini dipaparkan mengenai pembahasan dan hasil penelitian yang telah diteliti oleh peneliti. Dimana dalam hasil penelitian berupa informasi dan


(24)

Dwi Ramadhani Kusumawati, 2014

Hubungan patron klien pada masyarakat nelayan D i desa blanakan kecamatan blanakan

Kabupaten subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

data-data yang telah diperoleh di lapangan. Pada bab ini berisi tentang jawaban dari seluruh pertanyaan-pertanyaan yang ada di rumusan masalah.

5. BAB V Simpulan dan Rekomendasi

Simpulan, merupakan bab terakhir dalam penulisan skripsi. Dimana dalam bab ini penulis menguraikan simpulan dari penelitian atau pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya. Dalam bab ini selain simpulan terdapat juga rekomendasi atau saran-saran yang diajukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.


(25)

Dwi Ramadhani Kusumawati, 2014

Hubungan patron klien pada masyarakat nelayan D i desa blanakan kecamatan blanakan

Kabupaten subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini berkaitan dengan masalah hubungan patron klien pada masyarakat nelayan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kombinasi (Mixed Methods), dimana pendekatan penelitian ini mengkombinasikan atau menggabungkan antara metode penelitian kuantitatif dan metode kualitatif untuk digunakan secara bersama-sama dalam suatu kegiatan penelitian, sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliabel dan obyektif,

(Sugiyono, 2014, hlm. 19).

Creswell (2009) (dalam Sugiyono, 2014, hlm. 19), menyatakan bahwa “Mixed Methods Research is an approach to inquiry that combines or associated both qualitative quantitative forms of research” Metode kombinasi adalah merupakan pendekatan penelitian yang menggabungkan atau menghubungkan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif”.

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ini juga menggunakan metode penelitian kombinasi model atau desain Concurrent Triangulation. “Dengan metode ini hasil penelitian akan lebih lengkap, valid, reliabel, dan obyektif; karena dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bersifat triangulasi, kelemahan satu teknik pengumpulan data akan dapat diatasi dengan teknik pengumpulan data yang lain”, (Sugiyono, 2014, hlm. 500).

Menurut Creswell (2009) (dalam Sugiyono, 2014, hlm. 500), “metode ini merupakan metode yang populer di antara metode kombinasi yang lain. Karena ke dua metode digunakan dalam waktu yang sama, maka dari segi waktu akan lebih efisien.”

Pemilihan pendekatan penelitian dengan metode kombinasi desain Concurrent Triangulation (campuran kuantitatif dan kualitatif secara berimbang)


(26)

Dwi Ramadhani Kusumawati, 2014

Hubungan patron klien pada masyarakat nelayan D i desa blanakan kecamatan blanakan

Kabupaten subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

karena pada rumusan masalah yang sejenis bisa dijawab dengan dua metode penelitian sekaligus, yaitu metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Menurut Sugiyono (2014, hlm. 499), mengemukakan bahwa,

Rumusan masalah bisa berbentuk rumusan masalah deskriptif, komparatif, asosiatif, dan komparatif asosiatif. Fokus penggabungan lebih pada teknik mengumpulkan data dan analisis data, sehingga peneliti dapat membandingkan seluruh data yang diperoleh dari kedua data (kuantitatif dan kualitatif) saling memperkuat, memperlemah atau bertentangan.

Oleh karena itu penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dengan metode kombinasi desain Concurrent Triangulation karena melihat dari rumusan masalah yang dikaji tentang keadaan sosial-ekonomi masyarakat nelayan yang ada di Desa Blanakan Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang, pola hubungan Patron-Klien pada masyarakat nelayannya, tingkat ketergantungan pada hubungan Patron-Klien, pembagian pendapatan, faktor-faktor apa sajakah yang melanggengkan hubungan Klien, hingga dampak yang ditimbulkan dari hubungan Patron-Kliennya.

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Sedangkan penelitian deskriptif menurut Tan (dalam Silalahi, 2012, hlm. 28) bahwa, “Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu, atau untuk menentukan frekuensi atau penyebaran suatu gejala atau frekuensi adanya hubungan tertentu antara suatu gejala dan gejala lain dalam masyarakat”.

Berdasarkan pengertian di atas bahwa penelitian deskriptif dilakukan untuk menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematis dan akurat dari suatu keadaan sosial, gejala sosial, hubungan antara gejala yang satu dengan gejala lainnya dalam masyarakat.

Dengan menggunakan metode deskriptif diharapkan dapat memaparkan keadaan yang sebenarnya mengenai kondisi sosial-ekonomi yang ada pada masyarakat nelayan dan pola hubungan yang terjadi antara Patron Klien, tingkat ketergantungannya, pembagian pendapatan, faktor yang melanggengkan


(27)

Dwi Ramadhani Kusumawati, 2014

Hubungan patron klien pada masyarakat nelayan D i desa blanakan kecamatan blanakan

Kabupaten subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

hubungan keduanya serta dampak yang ditimbulkan dari hubungan Patron Klien tersebut pada masyarakat nelayan di Desa Blanakan Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang.

B. Desain Penelitian

Suatu penelitian dikatakan berhasil apabila dengan desain penelitian dan persiapan yang matang dengan menempuh berbagai tahapan. Desain dalam penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kombinasi model atau desain Concurrent Triangulation. Menurut Sugiyono (2014, hlm. 499), mengemukakan bahwa,

....desain Concurrent Triangulation adalah metode penelitian yang menggabungkan antara metode penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan cara mencampur kedua metode tersebut secara seimbang (50% metode kuantitatif dan 50% metode kualitatif). Metode tersebut digunakan secara bersama-sama, dalam waktu yang sama, tetapi independen untuk menjawab rumusan masalah yang sejenis.

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif menurut Silalahi (2012, hlm. 27) bahwa, “Penelitian deskriptif menyajikan satu gambar yang terperinci tentang satu situasi khusus, setting sosial, atau hubungan.” Hal tersebut sependapat dengan Zuriah (2009, hlm. 47) bahwa, “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian, secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.”

Dalam melaksanakan penelitian harus melalui beberapa tahapan-tahapan penelitian terlebih dahulu, berikut adalah tahapan-tahapan yang harus dilaksanakan oleh penulis:

1. Tahap Pra Penelitian

Tahap ini merupakan tahap awal yang dilaksanakan dalam sebuah penelitian. Dalam tahap ini, peneliti mempersiapkan dan menyusun rancangan penelitian agar penelitian bisa berjalan dengan lancar. Beberapa persiapan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:


(28)

Dwi Ramadhani Kusumawati, 2014

Hubungan patron klien pada masyarakat nelayan D i desa blanakan kecamatan blanakan

Kabupaten subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

a. Peneliti mengajukan beberapa judul dan berdiskusi dengan beberapa dosen yang menjadi Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi Prodi Pendidikan Sosiologi.

b. Peneliti mengajukan proposal penelitian kepada Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi Prodi Pendidikan Sosiologi.

c. Peneliti menseminarkan proposal tersebut dihadapan tim dosen penguji untuk mendapatkan koreksi, masukan sekaligus perbaikan sehingga mendapatkan pengesahan serta persetujuan dari Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi Prodi Pendidikan Sosiologi yang selanjutnya mendapatkan SK pembimbing skripsi. Sebelum dilaksanakannya penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan pra-penelitian yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi di lapangan yang terjadi untuk dijadikan objek penelitian. Dalam pra-penelitian ini, peneliti melakukan beberapa kegiatan diantaranya:

a. Menetukan lokasi untuk dijadikan penelitian. b. Menentukan responden yang akan diteliti.

c. Menyusun rancangan penelitian dengan mengkaji literatur dan penelitian-penelitian terdahulu sehingga peneliti mendapatkan gambaran penelitian-penelitian. d. Melakukan observasi dan wawancara kepada pihak terakait dengan masalah

penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pra-penelitian sudah dilaksanakan, kemudian peneliti langsung ke lapangan mengadakan penelitian dengan berpedoman pada instrumen. Peneliti melakukan observasi, menyebarkan angket, mewawancarai pihak-pihak terkait seperti sekertaris KUD, ketua kelompok nelayan, Juragan, dan buruh nelayan/ ABK (Anak Buah Kapal).

C. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih penulis untuk penelitian adalah di Desa Blanakan Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang. Kabupaten Subang sebagai salah satu kabupaten di kawasan Utara Provinsi Jawa Barat meliputi wilayah seluas


(29)

Dwi Ramadhani Kusumawati, 2014

Hubungan patron klien pada masyarakat nelayan D i desa blanakan kecamatan blanakan

Kabupaten subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

205.176,95 ha atau 6,34 % dari luas Provinsi Jawa Barat. Wilayah ini terletak di antara 107º 31' sampai dengan 107º 54' Bujur Timur dan 6º 11' sampai dengan 6º 49' Lintang Selatan. Berdasarkan topografinya, wilayah Kabupaten Subang dapat dibagi ke dalam 3 zona, yaitu:

1. Daerah Pegunungan (Subang bagian Selatan)

Daerah ini memiliki katinggian antara 500-1500 m dpl dengan luas 41.035,09 hektar atau 20 persen dari seluruh luas wilayah Kabupaten Subang. Wilayah ini meliputi Kecamatan Jalancagak, Ciater, Kasomalang, Sagalaherang, Serangpanjang, sebagian besar Kecamatan Jalancagak dan sebagian besar Kecamatan Tanjungsiang.

2. Daerah Berbukit dan Dataran (Subang bagian Tengah)

Daerah dengan ketinggian antara 50 – 500 m dpl dengan luas wilayah 71.502,16 hektar atau 34,85 persen dari seluruh luas wilayah Kabupaten Subang. Zona ini meliputi wilayah Kecamatan Cijambe, Subang, Cibogo, Kalijati, Dawuan, Cipeundeuy, sebagian besar Kecamatan Purwadadi, Cikaum dan Pagaden Barat.

3. Daerah Dataran Rendah (Subang bagian Utara)

Dengan ketinggian antara 0-50 m dpl dengan luas 92.639,7 hektar atau 45,15 persen dari seluruh luas wilayah Kabupaten Subang. Wilayah ini meliputi Kecamatan Pagaden, Cipunagara, Compreng, Ciasem, Pusakanagara, Pusakajaya Pamanukan, Sukasari, Legonkulon, Blanakan, Patokbeusi, Tambakdahan, sebagian Pagaden Barat.

Sumber: www.subang.go.id

Penelitian ini dilakukan di Desa Blanakan Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang. Penentuan lokasi penelitian ini dilakukan secara purposive (sengaja) dengan beberapa pertimbangan, yaitu:

a. Dilihat dari Produksi Sub Sektor Perikanan Laut menurut Jenis dan Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Di Kab. Subang Tahun 2012, Kecamatan Blanakan khususnya Desa Blanakan, merupakan desa yang paling besar produksi dan nilai produksinya.

b. Banyaknya kepemiikan kapal dari yang besar hingga yang kecil sehingga terdapat juragan dan anak buruh kapal, juga buruh nelayan.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah semua pihak yang telah memberikan suatu informasi yang diperlukan dalam penelitian baik berupa data, kata-kata, tindakan dan segala


(30)

Dwi Ramadhani Kusumawati, 2014

Hubungan patron klien pada masyarakat nelayan D i desa blanakan kecamatan blanakan

Kabupaten subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

aktivitas yang diperoleh dari informan. Menurut Arikunto (2010, hlm. 23), mencari seorang informan digunakan teknik “snow balling”, sebagai bola salju yang turun dari atas menggelinding ke bawah yang semakin lama semakin besar karena adanya salju lain yang menempel. Jadi dari informan kunci tersebut peneliti menacari subjek-subjek lain secara terus- menerus sampai peneliti merasa jenuh. Kejenuhan penentuan subjek ditandai kelengkapan dan kedalaman data yang sudah terkumpul.

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, (Sugiyono, 2013, hlm. 80).

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Blanakan yaitu sebanyak 11.907 jiwa. Populasi sasaran adalah masyarakat nelayan dengan jumlah 1.145 jiwa, yang terdiri dari Juragan dan Anak Buah Kapal.

b. Sampel

Menurut Sugiyono (2014, hlm. 120), "sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut". Sedangkan teknik sampling yang dikemukakan oleh Sugiyono (2014, hlm. 12), mengatakan bahwa “teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Teknik sampling pada dasarnya dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability Sampling, dan Nonprobability Sampling”.

Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Probability Sampling. Menurut Sugiyono (2014, hlm. 122) mengatakan bahwa “Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel”. Kemudian, setelah pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama, penelitian ini juga mengunakan Simple Random Sampling. Simple Random Sampling menurut Sugiyono (2012, hlm. 82) adalah "pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu".


(31)

Dwi Ramadhani Kusumawati, 2014

Hubungan patron klien pada masyarakat nelayan D i desa blanakan kecamatan blanakan

Kabupaten subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Perhitungan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin dalam (Martono, 2011, hlm. 38), memberikan gambaran rumus untuk perhitungan besaran besaran sampel sebagai berikut:

n = N 1 + N (d)2

Dimana:

n : jumlah sampel yang dicari N : jumlah populasi

d : nilai presisi yang ditetapkan, nilai presisi yang ditetapkan sebesar 15% (0,1)

n = 1145 1 + 1145 (0,1)2

n =

n =

n =

n = 91,96 dibulatkan menjadi 92 responden

Jadi, berdasarkan perhitungan tersebut jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 92 responden.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional digunakan agar mendapatkan gambaran yang jelas dan menghindari penafsiran yang salah mengenai istilah yang digunakan dalam penelitian. Istilah- istilah yang diberikan penjelasan diantaranya:


(32)

Dwi Ramadhani Kusumawati, 2014

Hubungan patron klien pada masyarakat nelayan D i desa blanakan kecamatan blanakan

Kabupaten subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu 1. Hubungan Sosial

Berbicara tentang hubungan sosial maka berbicara juga mengenai proses sosial. Hubungan sosial terjadi di dalam masyarakat karena melalui proses sosial. Di dalam kehidupan sosial, manusia baik sebagai individu maupun dalam sebuah kelompok akan memerlukan bantuan antara satu dengan yang lainnya. Kompleksitas manusia juga dapat dilihat dari pola-pola kehidupan, dimana ketergantungan antarindividu, ketergantungan antarkelompok telah menjadi ciri kehidupan manusia. Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial, karena interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial.

Kehidupan sosial dalam masyarakat pasti memerlukan sebuah hubungan sosial. Dalam hubungan sosial, akan terjadi kerja sama antar-individu maupun antarkelompok seperti yang sudah disebutkan sebelumnya. Begitupun dalam masyarakat nelayan, dari pola hubungan yang bersifat komplementer (saling membutuhkan) itu menyebabkan ketergantungan antarmanusia, dan dari ketergantungan tersebut terjalinlah kerja sama antarmanusia untuk memenuhi kebutuhannya seperti para nelayan yang bergantung kepada juragan begitupun sebaliknya. Dari hubungan sosial yang telah terjalin dalam suatu masyarakat, maka tidak menutup kemungkinan terbentuk sebuah tingkatan-tingkatan yang terjadi di masyarakatnya. Tingkatan itu disebut juga dengan stratifikasi.

2. Patron Klien

“Istilah „patron‟ berasal dari ungkapan bahasa Spanyol yang secara etimologis berarti: seseorang yang memiliki kekuasaan (power), status, wewenang dan pengaruh” (Usman, 2004, hlm. 132). Sedangkan klien berarti „bawahan‟ atau orang yang diperintah dan yang disuruh. Patron klien merupakan basis relasi sosial masyarakat nelayan atau pesisir. Relasi sosial patron klien sangat dominan dan terbentuk karena karakteristik kondisi mata pencaharian, sistem ekonomi, dan lingkungan. Sedangkan Scott (1983, hlm. 14), mengemukakan bahwa,

Pola hubungan patron klien merupakan aliansi dari dua kelompok komunitas atau individu yang tidak sederajat, baik dari segi status, kekuasaan, maupun penghasilan, sehingga menempatkan klien dalam kedudukan yang lebih rendah (inferior), dan patron dalam kedudukan yang lebih tinggi (superior).


(33)

Dwi Ramadhani Kusumawati, 2014

Hubungan patron klien pada masyarakat nelayan D i desa blanakan kecamatan blanakan

Kabupaten subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Atau, dapat pula diartikan bahwa patron adalah orang yang berada dalam posisi untuk membantu klien-kliennya.

3. Masyarakat Nelayan

Nelayan adalah orang yang secara aktif melakukan pekerjaan dalam operasi penangkapan ikan/ binatang air lainnya/ tanaman air. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No 45 tahun 2009 tentang Perikanan Pasal 1 Ayat 10, "nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan". Sementara itu, Kusnadi (2009, hlm. 23) mengemukakan bahwa,

Masyarakat nelayan adalah kesatuan sosial kolektif masyarakat yang hidup di kawasan pesisir dengan mata pencahariannya menangkap ikan di laut, yang pola-pola perilakunya diikat oleh sistem nilai budaya yang berlaku, memiliki identitas bersama dan batas-batas ketentuan sosial, struktur sosial yang sama.

E. Instrumen Penelitian

Hal utama yang mempengaruhi kualitas penelitian yaitu, kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Dalam penelitian ini menggunakan instrumen penelitian dengan metode kualitatif dan kuantitatif.

1. Instrumen Penelitian Kualitatif

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen adalah peneliti itu sendiri. Sugiyono (2010, hlm. 222) mengemukakan bahwa,

Instrumen penelitian atau alat penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsikan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.

Dalam penelitian kualitatif segala sesuatu yang akan dicari dari obyek penelitian belum jelas dan pasti masalahnya, sumber datanya, hasil yang diharapkan semuanya belum jelas. Rancangan penelitian masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki obyek penelitian. Peneliti menjadi instrumen kunci dalam penelitian kualitatif. Lincoln dan Guba (1986) (dalam Sugiyono, 2010, hlm. 223), mengemukakan bahwa,

The instrument of choice in naturalistic inquiry is the human. We shall see that other forms of instrument may be used in later phases of the inquiry, but the human is the initial and continuing mainstay. But if the human instrument


(34)

Dwi Ramadhani Kusumawati, 2014

Hubungan patron klien pada masyarakat nelayan D i desa blanakan kecamatan blanakan

Kabupaten subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

has been used extensively in earlier stages of inquiry, so that an instrument can be constructed that is grounded in the data that the human instrument product.

Artinya dalam penelitian kualitatif pada awalnya dimana permasalahan belum jelas dan pasti, maka yang menjadi instrumen adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara.

Observasi dilaksanakan di Desa Blanakan Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang. Sedangkan untuk wawancara bersangkutan dengan sekertaris KUD, juragan, dan Anak Buah Kapal (ABK), serta pihak-pihak lain yang berhubungan dengan masalah hubungan patron klien yang terjadi pada masyarakat nelayan.

Dalam penelitian kualitatif, peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Peneliti ini dibantu juga dengan observasi dan wawancara. Berikut kisi-kisi instrumen untuk pedoman wawancara:

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Pedoman Wawancara

Pertanyaan

Penelitian Dimensi

Aspek/ Indikator

yang di Teliti Instrumen

Keadaan sosial-ekonomi masyarakat nelayan

1. Sosial 1. Lingkungan

umum

Pedoman wawancara 2. Peraturan, nilai

dan norma masyarakatnya

Pedoman wawancara

3. Jumlah penduduk Pedoman wawancara 4. Struktur sosial

masyarakatnya

Pedoman wawancara


(35)

Dwi Ramadhani Kusumawati, 2014

Hubungan patron klien pada masyarakat nelayan D i desa blanakan kecamatan blanakan

Kabupaten subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

5. Sarana pendidikan Pedoman wawancara 6. Tingkat

pendidikan

Pedoman wawancara 2.Ekonomi 1. Mata pencaharian Pedoman

wawancara

2. Pendapatan Pedoman

wawancara

3. Kepemilikan Pedoman

wawancara

Lingkungan umum, seputar juragan dan ABK

Jumlah nelayan 1. Populasi nelayan dan keluarganya

Pedoman wawancara Terkait juragan 1. Jumlah juragan Pedoman

wawancara 2. Pekerjaan juragan

lain/ sampingan

Pedoman wawancara 3. Kedudukan

juragan dalam masyarakat Pedoman wawancara 4. Klasifikasi juragan Pedoman wawancara

Terkait ABK 1. Jumlah ABK Pedoman

wawancara 2. Pekerjaan ABK

lain/ sampingan

Pedoman wawancara 3. Kedudukan ABK

dalam masyarakat

Pedoman wawancara Terkait KUD 1. Pengahasilan dari

melaut juragan dan ABK

Pedoman wawancara


(36)

Dwi Ramadhani Kusumawati, 2014

Hubungan patron klien pada masyarakat nelayan D i desa blanakan kecamatan blanakan

Kabupaten subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Pola hubungan Patron Klien

1.Ketidaksamaan 1. Kekayaan:

kepemilikan kapal

Pedoman wawancara 2. Sifat tatap muka

intensif

1. Hubungan batin Pedoman wawancara 3. Sifat relasi yang

luwes

1. Kegiatan melaut Pedoman wawancara Tingkat

ketergantungan pada hubungan Patron Klien

1. Ketergantungan tinggi/ sedang/ rendah

1. Ketergantungan juragan terhadap ABK

Pedoman wawancara

Faktor yang melanggeng hubungan Patron Klien

1. Pemberian barang 2. To take and give 3. Hubungan batin

1. Faktor

melanggengkan menurut juragan dan ABK

Pedoman wawancara

Dampak yang ditimbulkan dari hubungan Patron Klien 1. Tingkat kesejahteraan 2. Tingkat pendidikannya 3. Mobilitas masyarakatnya 4. Proses sosial

1. Dampak menurut juragan dan ABK

Pedoman wawancara

2. Instrumen Penelitian Kuantitatif

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam. Karena meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Peneliti-peneliti dalam bidang sosial, instrumen penelitian yang digunakan sering disusun sendiri termasuk menguji validitas dan reliabilitasnya. Instrumen penelitian untuk data kuantitatif ini menggunakan kuesioner/ angket. Untuk memudahkan penyusunan instrumen, maka perlu


(37)

Dwi Ramadhani Kusumawati, 2014

Hubungan patron klien pada masyarakat nelayan D i desa blanakan kecamatan blanakan

Kabupaten subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

digunakan “matrik pengembangan instrumen” atau “kisi-kisi instrumen”. Berikut ini kisi-kisi instrumen penelitian:

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kuesioner (Sebelum Uji Validitas)

Pertanyaan

Penelitian Dimensi

Aspek/ Indikator

yang di Teliti Instrumen

No Kuisioner

Pola hubungan Patron Klien

Sifat tatap muka intensif

a. Hubungan

kekerabatan Kuesioner 1

b. Hubungan dekat Kuesioner 2

c. Saling percaya Kuesioner 3

d. Saling membantu Kuesioner 4 e. Saling melindungi Kuesioner 5 f. Saling

memerlukan Kuesioner 6

Sifat relasi yang luwes

a. Meminjam modal Kuesioner 7

b. Kebutuhan beras/

makanan di kapal Kuesioner 8, 9 c. Kebutuhan bahan

bakar/ solar untuk kapal

Kuesioner 10, 11

d. Perlatan melaut Kuesioner 12, 13 e. Kebutuhan

sehari-hari (ketika bukan melaut)


(38)

Dwi Ramadhani Kusumawati, 2014

Hubungan patron klien pada masyarakat nelayan D i desa blanakan kecamatan blanakan

Kabupaten subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

f. Jaminan kesehatan Kuesioner 16 g. Pekerjaan lain Kuesioner 17, 18 h. Pembagian

pendapatan Kuesioner 19, 20

Tingkat

ketergantungan Patron Klien:

Ketergantungan tinggi

a. Peminjaman modal

sepenuhnya Kuesioner 21

b. Peminjaman peralatan sepenuhnya

Kuesioner 22

c. Membutuhkan bantuan sepenuhnya termasuk kebutuhan/ mengurusi keluarga

Kuesioner 23

Ketergantungan sedang

a.Pembatasan

hubungan kerja Kuesioner 24

b.Modal 50:50 Kuesioner 25

c.Peralatan melaut

50:50 Kuesioner 26

Ketergantungan rendah

a. Memutuskan hubungan sewaktu-waktu

Kuesioner 27

b. Kepemilikan peralatan melaut sendiri-sendiri

Kuesioner 28

c. Memiliki pekerjaan


(39)

Dwi Ramadhani Kusumawati, 2014

Hubungan patron klien pada masyarakat nelayan D i desa blanakan kecamatan blanakan

Kabupaten subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

juragan/ ABK

Dampak

hubungan Patron Klien

Tingkat kesejahteraan

a. Pembagian

pendapatan sesuai Kuesioner 30 b. Jaminan kesehatan Kuesioner 31 Tingkat

pendidikan

a. Mengenyam pendidikan yang sama

Kuesioner 32, 33

Mobilitas masyarakat

a. Pendapatan melaut membuka usaha lain

Kuesioner 34

Proses sosial a. Hubungan

asosiatif/ disosiatif Kuesioner 35, 36

F. Teknik Pegumpulan Data

Supaya data yang diperoleh dari lapangan akurat dan valid, maka teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam melakukan penelitian di lapangan adalah kuesioner/ angket, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data ini diuraikan sebagai berikut:

1. Kuesioner/ Angket

Menurut Creswell (2012) (dalam Sugiyono, 2014, hlm. 192), mengemukakan bahwa, "kuesioner merupakan teknik pengumpulan data di mana partisipan/ responden mengisi pertanyaan atau pernyataan kemudian setelah diisi dengan lengkap mengembalikan kepada peneliti". Sejalan dengan itu, Sugiyono (2014, hlm. 193), mengemukakan bahwa,

Kuesioner merupakan instrumen untuk pengumpulan data, di mana partisipan atau responden mengisi pertanyaan atau pernyataan yang diberikan oleh peneliti. Peneliti dapat menggunakan kuesioner untuk memperoleh data yang terkait dengan pemikiran, perasaan, sikap, kepercayaan, nilai, persepsi, kepribadian, dan perilaku dari responden.

Peneliti memilih teknik penyebaran angket dengan tujuan untuk memperoleh data dalam bentuk kuantitatif khususnya dalam mengumpulkan data mengenai pola


(40)

Dwi Ramadhani Kusumawati, 2014

Hubungan patron klien pada masyarakat nelayan D i desa blanakan kecamatan blanakan

Kabupaten subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

hubungan yang terjadi antara patron klien, dan memperoleh data dari lapangan yang tidak bisa didapatkan melalui wawancara dan observasi. Pertimbangan lain memilih teknik penyebaran angket karena jumlah responden yang banyak dan tersebar di lokasi penelitian yang luas. Sasaran dalam penyebaran angket adalah masyarakat yang sudah dianggap sebagai sampel atau yang dianggap mewakili dari keseluruhan objek penelitian. Sehingga dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui angket ini dapat membantu peneliti dalam mencari dan mengumpulkan data dari lapangan.

2. Observasi

Menurut Nasution (1988) (dalam Sugiyono, 2010, hlm. 226), mengemukakan bahwa, "observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Dalam observasi peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian". Dengan observasi, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.

Menurut Patton (dalam Sugiyono, 2010, hlm. 228-229), diungkapkan bahwa manfaat observasi adalah sebagai berikut:

a. Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh.

b. Dengan observasi maka akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya.

c. Dengan observasi, peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap „biasa‟ dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara.

d. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkap oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga.

e. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang di luar persepsi responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif.

f. Melalui pengamatan di lapangan, peneliti tidak hanya mengumpulkan daya yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi dan merasakan suasana situasi sosial yang diteliti.


(41)

Dwi Ramadhani Kusumawati, 2014

Hubungan patron klien pada masyarakat nelayan D i desa blanakan kecamatan blanakan

Kabupaten subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Obyek penelitian dalam penelitian kualitatif adalah yang diobservasi menurut Spradley (dalam Sugiyono, 2010, hlm. 229) "dinamakan situasi sosial, yang terdiri atas tiga komponen yaitu place (tempat), actor (pelaku) dan activities (aktivitas)". Dalam penelitian ini, menggunakan teknik observasi partisipatif, dilakukan untuk memperoleh gambaran nyata dari suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang hubungan patron klien pada masyarakat nelayan, melihat faktor apa saja yang melanggengkan dari hubungan keduanya dan dampak yang timbul dilihat dari kesejahteraan, pendidikan dan mobilitas sosialnya.

3. Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topi tertentu, Sugiyono (2013, hlm. 231). Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Dalam penelitian kualitatif, sering menggabungkan teknik observasi partisipatif dengan wawancara mendalam. Selama melakukan observasi peneliti juga melakukan interview kepada orang-orang ada di dalamnya.

Menurut Esterberg (2002) (dalam Sugiyono, 2010, hlm. 233), mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu, "wawancara terstruktur, semiterstruktur dan tidak terstruktur". Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara semiterstruktur dimana jenis wawancara ini termasuk dalam kategori in-dept interview atau wawancara mendalam. Teknik wawancara mendalam ini dipilih oleh peneliti karena untuk mendapatkan suatu informasi dari informan secara mendalam dan teknik ini paling tepat untuk mendalami lagi suatu masalah yang berhubungan dengan hubungan patron klien pada masyarakat nelayan. Wawancara akan dilakukan oleh peneliti yang akan ditujukan kepada informan kunci dan informan pendukung. Informan kunci diantaranya: 1). Kepala Desa Blanakan Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang; 2). Kepala KUD; 3). Ketua


(42)

Dwi Ramadhani Kusumawati, 2014

Hubungan patron klien pada masyarakat nelayan D i desa blanakan kecamatan blanakan

Kabupaten subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Kelompok Nelayan. Sedangkan untuk informan pendukung yaitu: 1). Juragan; 2). Buruh nelayan atau Anak Buah Kapal (ABK).

4. Dokumentasi

Sugiyono (2010, hlm. 240) mengemukakan bahwa,

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

Dokumen yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah: 1). Data profil desa Blanakan; 2). Daftar perahu/ kapal motor yang digunakan oleh rumah tangga perikanan laut dan perusahaan perikanan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Subang; 3). Profil Kecamatan Blanakan; 4). Arsip-arsip lainnya yang berkaitan dan diperlukan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data ini dipilih oleh peneliti untuk melengkapi pengumpulan data seperti foto-foto atau data-data yang lainnya.

G. Analisis Data

1. Analisis Data Kualitatif

Dalam analisis data kualitatif, Bogdan (dalam Sugiyono, 2010, hlm. 244) mengemukakan bahwa,

....Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Aktivitas pengolahan data dan analisis data dilakukan dalam tiga tahap, meliputi:

a. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak. Semakin lama peneliti ke lapangan maka semakin banyak pula jumlah data, semakin kompleks


(1)

107

Dwi Ramadhani Kusumawati, 2014

Hubungan patron klien pada masyarakat nelayan D i desa blanakan kecamatan blanakan

Kabupaten subang

juragannya. Juraganpun bisa mencari ABK lain apabila ABK tersebut tidak bisa bekerjasama dengan baik.

4. Pembagian pendapatan pada hubungan patron klien antara juragan dengan ABK pembagian penghasilan diibaratkan jika penghasilan 100%, maka 20% akan dipotong biaya operasional atau modal terlebih dahulu. Kemudian dibagi lagi 40% untuk juragan, 40% untuk ABK dan nahkoda. Nahkoda biasanya mendapatkan penghasilan yang lebih besar dibandingkan dengan ABK karena nahkoda yang mengemudikan kapal. 20% untuk nahkoda, dan 20% persen lagi dibagi sejumlah ABK yang ada dalam satu kapal.

5. Faktor-faktor yang melanggengkan hubungan patron klien antara juragan dengan ABK meliputi beberapa hal, meliputi: Pertama, berawal dari hubungan kerja yang terjadi diantara keduanya yang menjadikan hubungan yang terjali semakin dekat dan sudah seperti keluarga sendiri. Kedua, kejujuran dan keterbukaan yang diterapakan dalam segala hal. Ketiga, adanya jasa dari ABK. Keempat, adanya bantuan dari juragan terhadap ABK.

6. Dampak yang ditimbulkan hubungan patron klien antara juragan dengan ABK dalam hal kesejateraan yang dirasa sudah cukup. Anak-anak baik dari ABK maupun juragan mereka sudah mengenyam pendidikan dengan baik. Mobilitas yang terjadi ialah dilakukan oleh para anak dari ABK maupun juragan dengan bekerja di industri pabrik, bangunan dan lainnya. Proses sosial yang terjadi bersifat assosiatif atau membangun. Lebih besar dari setengahnya dampak yang ditimbulakan bersifat baik. Karena hubungan yang terjalin diantara keduanya bersifat baik, diantara juragan dengan ABK memiliki hubungan yang sama-sama saling membutuhkan dan bukan hanya sebagai hubungan yang transaksional yakni hanya bekerja dan mendapatkan upah saja, tetapi lebih kepada hubungan yang transedental, dimana hubungan tersebut sinergis sehingga memaksimalkan fungsi partnernya.

7. Maka dari itu, hipotesis yang menyatakan semakin kuat hubungan juragan dengan Anak Buah Kapal (ABK), maka Anak Buah Kapal (ABK) semakin tergantung untuk semua urusan kepada juragan, tidak dapat diterima karena hasil dalam penelitian ini menunjukan Anak Buah Kapal (ABK) sepenuhnya


(2)

Dwi Ramadhani Kusumawati, 2014

Hubungan patron klien pada masyarakat nelayan D i desa blanakan kecamatan blanakan

Kabupaten subang

tidak tergantung untuk semua urusan dengan juragan, melainkan hanya beberapa urusan saja yang dilakukan antara ABK dengan Juragan dan bisa dilihat berdasarkan data-data yang telah dipaparkan sebelumnya.

B. Rekomendasi

Berdasarkan simpulan yang telah dipaparkan si atas, maka penulis akan mencoba mengajukan beberapa rekomendasi, antara lain sebagai berikut:

1. Bagi pihak juragan sendiri agar lebih memperhatikan kesejahteraan para ABKnya. Jika memungkinan pembagian pendapatan/ penghasilan harus disesuaikan juga dengan biaya hidup pada zaman sekarang ini.

2. Bagi para ABK agar lebih bisa menyisihkan sedikit dari pendapatannya untuk ditabungkan agar mempunyai uang simpanan untuk dipakai sewaktu-waktu apabila ada keadaan darurat yang membutuhkan banyak biaya. Atau juga uang tabungan tersebut dijadikan modal untuk membuka usaha lain seperti membuka warung. Jadi tidak hanya menggantungkan kehidupannya sebagai nelayan saja, tetapi bisa membuka usaha yang lain untuk meningkatkan perekonomiannya juga.

3. Bagi masyarakat nelayan pada umumnya agar tetap memperhatikan dan mementingkan pendidikan sebagai hal yang utama, karena dengan pendidikan sendiri akan mempengaruhi pola pikir, perilaku bahkan untuk peningkatan perekonomian sendiri.

4. Bagi pemerintah khususnya Kementrian Kelautan dan Perikanan, dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam menentukan kebijakan yang bisa meningkatkan kesejahteraan para nelayan. dengan pemberian bantuan yang berkaitan dengan mayarakat pesisir. Bantuan dan kebijakan tersebut seharusnya dibuat melalui observasi terlebih dahulu ke daerah pesisir yang dituju. Tujuan dari observasi tersebut adalah untuk mengetahui dan memahami struktur sosial masyarakat pesisir pada daerah yang dituju, karena setiap daerah pesisir memiliki struktur sosial dan kebudayaan masyarakat yang berbeda-beda.


(3)

109

Dwi Ramadhani Kusumawati, 2014

Hubungan patron klien pada masyarakat nelayan D i desa blanakan kecamatan blanakan

Kabupaten subang

5. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat dilakukan penelitian lanjutan sehingga bisa mengungkap lebih dalam lagi mengenai hubungan patron klien pada masyarakat nelayan serta pengaruhnya pada kondisi budaya. Karena dalam penelitian ini hanya mengungkap pola hubungan yang terjadi antara juragan dengan ABK saja, kemudian tidak dikaitkan pengaruhnya terhadap kondisi budaya setempat.


(4)

Dwi Ramadhani Kusumawati, 2014

Hubungan patron klien pada masyarakat nelayan D i desa blanakan kecamatan blanakan

Kabupaten subang

Daftar Pustaka

Buku:

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Effendi, Tadjoeddin N. dan Manning, Chris. (1991). Urbanisasi, Pengangguran dan Sektor Informal di Kota. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Mansyur, M.C. 1997. Sosiologi: Masyarakat Kota & Desa. Surabaya: Usaha Nasional

Martono, N. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder Edisi Revisi. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada

Mubyarto, Soetrisno, L., Dove, M. 1984. Nelayan dan Kemiskinan. Studi Ekonomi Antrpologi di Dua Desa Pantai. Jakarta: Rajawali

Kusnadi. 2009. Keberdayaan Nelayan & Dinamika Ekonomi Pesisir. Yogyakarta: Ar-ruzz Media

Riduwan. 2011. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta

Riduwan. 2012. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta

Ritzer, G. 2012. Teori Sosiologi (Edisi Ke-delapan); Dari Sosiologi Klasik

Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Santoso, S. 2004. Latihan SPSS Statistik Multivariat. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Scott, J.C. 1983. Moral Ekonomi Petani. Jakarta: LP3S. Cetakan Kedua. . 1993. Perlawanan Kaum Tani. Jakarta: LP3ES

Setiadi, Elly M. dan Usman Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi; Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi dan Pemecahannya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.


(5)

111

Dwi Ramadhani Kusumawati, 2014

Hubungan patron klien pada masyarakat nelayan D i desa blanakan kecamatan blanakan

Kabupaten subang

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta

Syarief, Efrizal. 2001. Pembangunan Kelautan dalam Konteks Pemberdayaan Masyarakat Pesisir. Majalah PP/ edisi-25

Tika, P. 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Rosda

Usman, S. 2004. Sosiologi; Sejarah, Teori dan Metodologi. Yogyakarta: Center for Indonesian Research and Development [CIReD]. Cetakan Pertama.

Zuriah, Nurul. (2009). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori Aplikasi. PT. Bumi Aksara: Jakarta.

Undang-Undang

Undang-Undang RI No 45 tahun 2009 tentang Perikanan pasal 1 ayat 10 Skripsi:

Maramis, Lily Margaretha. 1993. Pola Hubungan Kerja Antar Lapisan Masyarakat Nelayan salam Aspek Produksi Penangkapan Ikan. [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Ningsih, Diah Ayu. 2011. Pengaruh Ikatan Patron-Klien Terhadap Perilaku Nelayan dalam Pemasaran Hasil Tangkapan. [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Silvia, Veny. 2013. Hubungan Patron-Klien Masyarakat Nelayan di Desa Ngawen Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik. [skripsi]. Madura: Universitas Trunojoyo Madura


(6)

Dwi Ramadhani Kusumawati, 2014

Hubungan patron klien pada masyarakat nelayan D i desa blanakan kecamatan blanakan

Kabupaten subang

Tempat Pelelangan Ikan Palabuhan Ratu, Kecamatan Palabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat. [skripsi]. Bogor [ID]: Institut Pertanian Bogor.

Situs Web

Achmad, Ridwansyah Yusuf. 2010. Negeri Patron – Client Bernama

Indonesia. [online] tersedia di:

http://ridwansyahyusufachmad.com/2010/05/30/negeri-patron-klien-bernama-indonesia/ diakses pada tanggal 11 November 2013 pada pukul 21.30

Dinas Kelautan dan Perikanan. 2012. [online] tersedia di: http://www.subang.go.id/potensi_perikanan.php, diakses pada hari Selasa tanggal 17 Juni 2014 pukul 12.00 WIB.

Fahrudin. 2009. Mengenal Hubungan Patron – Klient. [online] tersedia di: http://roedijambi.wordpress.com/2010/01/27/mengenal-hubungan-patron-klien/ diakses pada tanggal 11 November 2013 pada pukul 20.31 WIB Innacc, Hurin. 2012. Patron Klien.[online] tersedia di:

http://primsacc12.blogspot.com/2012/10/patron-klien.html diakses pada tanggal 11 November 2013 pada pukul 20.37 WIB

Nn. 2010. Patron dan Client. [online] tersedia di: https://www.facebook.com/note.php?note_id=10150090330705487