PERAN HIMPUNAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN ANAK USIA DINI INDONESIA ( HIMPAUDI ) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PENDIDIK PAUD :Studi Deskriptif pada HIMPAUDI Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

(1)

PERAN HIMPUNAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN ANAK USIA DINI INDONESIA ( HIMPAUDI ) DALAM MENINGKATKAN

KOMPETENSI PENDIDIK PAUD

( Studi Deskriptif pada HIMPAUDI Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Luar Sekolah FIP UPI

Oleh :

Dessy Asri Astrianty 1003218

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PERAN HIMPUNAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN ANAK USIA DINI INDONESIA ( HIMPAUDI ) DALAM MENINGKATKAN

KOMPETENSI PENDIDIK PAUD

( Studi Deskriptif pada HIMPAUDI Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

Oleh

Dessy Asri Astrianty

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

© Dessy Asri Astrianty 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

PERAN HIMPUNAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN ANAK USIA DINI INDONESIA (HIMPAUDI) DALAM MENINGKATKAN

KOMPETENSI PENDIDIK PAUD

(Studi Deskriptif Pada HIMPAUDI Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

Oleh :

DESSY ASRI ASTRIANTY 1003218

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing I

Dr. UyuWahyudin, M. Pd. NIP. 19600926 198503 1 003

Pembimbing II

Dr. Sardin, M. Si. NIP. 19710817 199802 1 002

Mengetahui

KetuaJurusanPendidikanLuarSekolah

Dr. Jajat S. Ardiwinata, M. Pd. NIP. 19590826 198603 1 003


(4)

ABSTRAK

Penelitian ini bertolak dari pentingnya meningkatkan kompetensi pendidik PAUD Kecamatan Lembang. Hal tersebut dikarenakan terdapat variasi kualifikasi jenjang pendidikan yang akhirnya memberikan pengaruh terhadap kompetensinya sebagai tenaga pendidik pada PAUD. Selama ini peran untuk meningkatkan kompetensi tersebut telah dilakukan oleh HIMPAUDI termasuk oleh HIMPAUDI Kecamatan Lembang, yaitu melalui pelatihan, seminar dan kursus. Penelitian ini mengkaji peran HIMPAUDI dalam hal perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut program peningkatan kompetensi terhadap tenaga pendidik PAUD.

Secara konseptual dalam penelitian ini dijelaskan mengenai konsep-konsep yang berhubungan dan mendukung terhadap permasalahan yang diteliti diantaranya mengenai peran HIMPAUDI dalam manajemen program, peran HIMPAUDI sebagai organisasi masyarakat dan hakikat kompetensi.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif dan alat pengumpul data yang utama adalah wawancara dan studi dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa prencanaan program peningkatan kompetensi pendidik PAUD dilakukan melalui tahapan analisis identifikasi kebutuhan dan hambatan yang dihadapi oleh tenaga pendidik PAUD, sehingga program peningkatan kompetensi pendidik PAUD yang disusun diharapkan dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi tenaga pendidik. Pelaksanaan program peningkatan kompetensi pendidik PAUD dilaksanakan dalam tiga program utama yaitu pelatihan, seminar dan kursus yang dalam prosesnya dilakukan dalam dua cara yaitu kegiatan yang dilakukan secara internal oleh HIMPAUDI atau dengan mengikutsertakan pada kegiatan yang diselenggarakan oleh lembaga lain. Untuk menindaklanjuti program peningkatan kompetensi pendidik PAUD, HIMPAUDI melakukan penilain dengan menggelar lomba dalam memperingati HUT HIMPAUDI Kecamatan Lembang yang diperuntukan bagi pendidik, tenaga kependidikan juga bagi AUD Kecamatan Lembang dan selanjutnya HIMPAUDI menggelar program-program peningkatan kompetensi pendidik PAUD yang lainnya yang sesuai dengan kebutuhan belajar para pendidik PAUD.


(5)

DAFTAR ISI

Hal LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Struktur Organissi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Peran HIMPAUDI ... 8

B. Hakikat Kompetensi ... 25

1. Definisi Kompetensi... 25

2. Program Peningkatan Kompetensi Pendidik PAUD ... 43

3. Lembaga Penyelenggara Kompetensi Pendidik PAUD ... 58

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian ... 60

B. Desain Penelitian ... 61

C. MetodePenelitian... 62

D. Definisi Operasional... 63

1. HIMPAUDI ... 64

2. Pendidik ... 64

3. Kompetensi ... 64

E. Instrumen Penelitian... 64

F. TeknikPengumpulan Data ... 66

1. Wawancara ... 66

2. Studi Dokumentasi ... 67


(6)

1. Mendeskripsikan Data ... 69

2. Reduksi Data ... 70

3. Penarikan Kesimpulan ... 70

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 71

1. Sejarah Berdirinya HIMPAUDI ... 71

2. Identitas Responden ... 80

B. HasilPenelitian ... 83

1. Perencanaan Program Peningkatan Kompetensi Pendidik PAUD Oleh HIMPAUDI ... 83

2. Pelaksanaan Program Peningkatan Kompetensi Pendidik PAUD oleh HIMPAUDI ... 92

3. Tindak Lanjut Program Peningkatan Kompetensi Pendidik PAUD Oleh HIMPAUDI ... 94

C. Pembahasan ... 98

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 101

B. Saran ... 102

DAFTAR PUSTAKA ... 104 RIWAYAT HIDUP


(7)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kualitas anak didik yang merupakan pemilik masa depan sangat ditentukan oleh perlakuan kita terhadap mereka saat ini. Maju mundurnya suatu bangsa di masa depan sangat dipengaruhi oleh kesiapan mental, intelektual, fisik, maupun sosial generasi yang saat ini masih berada dalam fase bimbingan kita, baik sebagai pendidik maupun orang tua. Salah satu unsur penting yang jarang mendapat perhatian dalam upaya pengembangan kualitas anak didik adalah pengembangan mental, karakter, sifat jiwa anak didik.

Anak didik merupakan bahan baku pendidikan. Anak merupakan bahan mentah untuk dikembangkan kompetensi emosional, intelektual dan keahliannya. Tugas guru dalam menjadikan anak-anak yang sukses dalam belajar dan kehidupan merupakan tugas mulia dan agar usaha mencapai hasil optimal yang merupakan bagian dari tugas setiap guru. Guru dalam hal ini adalah tenaga pendidik merupakan salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan.

Tenaga pendidik yang merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan harus berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga professional sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam arti khusus dapat dikatakan bahwa pada setiap diri pendidik itu terletak tanggung


(8)

jawab untuk membawa para siswanya pada suatu kedewasaan atau taraf kematangan tertentu.

Pendidik tidak sekedar menumpahkan semua ilmu pengetahuan tetapi juga “mendidik” seseorang menjadi warga negara yang baik, menjadi seseorang yang berkepribadian utuh. Mendidik berarti mentransfer nilai-nilai kepada siswanya dimana nilai-nilai tersebut harus diwujudkan dalam tingkah laku sehari-hari, oleh karena itu pribadi guru itu sendiri merupakan perwujudan dan nilai-nilai yang akan ditransfer. Mendidik adalah mengantarkan anak didik agar menemukan dirinya dan menemukan kemanusiaannya. Mendidik adalah memanusiakan manusia dengan demikian, secara esensial dalam proses pendidikan guru itu bukan hanya berperan

sebagai “pengajar” yang melakukan transfer of knowledge, tetapi juga sebagai

“pendidik” yang melakukan transfer of values. Ia bukan saja pembawa ilmu

pengetahuan, akan tetapi juga menjadi contoh seorang pribadi manusia.

Berkaitan dengan hal di atas sebenarnya tenaga pendidik PAUD memiliki peranan yang unik dan sangat kompleks di dalam proses belajar-mengajar selain usahanya untuk mengantarkan siswa / anak didik ke taraf yang di cita-citakan juga berperan dalam pengasuhan dalam rangka menstimulasi tumbuh kembang anak didiknya. Oleh karena itu setiap pendidik PAUD perlu memiliki keahlian-keahlian khususnya dalam bidang pendidikan anak usia dini sehingga dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya seorang guru mampu bertindak secara profesional sesuai dengan yang tercantum di dalam UU No 20 tahun 2003 pasal 39 ayat 2 tentang sistem pendidikan nasional yang menyatakan bahwa :

pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan


(9)

pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Dalam pendidikan luar sekolah yang keberadaannya telah menyatu dengan kehidupan masyarakat, dimana pelaksanaanya lebih fleksibel, tidak kaku serta lentur tak jarang menimbulkan persepsi yang kurang baik. Dengan sifatnya tersebut komponen-komponen dari pendidikan luar sekolah seolah-olah menjadi apa adanya dan mengalir begitu saja tanpa adanya suatu aturan yang baku. Aturan yang baku tersebut misalnya dalam hal tenaga pendidik, dimana rata-rata tenaga pendidik yang ada biasanya hanya dari kalangan masyarakat yang tidak berkecimpung dalam dunia kependidikan yang relevan, padahal program-program pendidikan nonformal sangat menuntut keahlian serta keterampilan sehingga para tenaga pendidik tersebut harus mampu mengembangkan segala potensi yang dimilikinya agar dapat menghasilkan output yang bisa bersaing dengan pendidikan formal.

Kenyataan yang di temukan dilapangan yaitu di Kecamatan Lembang bahwa tidak sedikit tutor yang masih belum memenuhi syarat sebagai seorang pendidik terutama sebagai pendidik yang profesional, padahal pendidik PAUD sebagai motor penggerak pelaksanaan pembelajaran di lembaga PAUD dituntut dengan sejumlah persyaratan yang hatus ia penuhi, sebagai mana tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyebutkan bahwa “kompetensi sebagai agen pembelajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi empat komponen yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial”.

Selain mengenai kompetensi para pendidik Kecamatan Lembang yang masih memerlukan banyak peningkatan-peningkatan juga adanya kualifikasi pendidikan pendidik PAUD masih memiliki variasi yang tinggi. Pendidik PAUD biasanya masih


(10)

lulusan pendidikan dasar dan menengah pertama (SD dan SMP) walaupun tak jarang ada lulusan Diploma ataupun Sarjana namun biasanya belum relevan dengan pendidikan anak usia dini, sedangkan untuk menjadi pendidik PAUD seharusnya minimal memiliki pendidikan terakhir SMA atau sederajat sesuai dengan penjelasan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 58 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini dan Permendiknas No. 16 Tahun 2007, bahwa :

Pendidik PAUD pada jalur pendidikan nonformal terdiri atas guru, guru pendamping dan pengasuh. Dengan kualifikasi akademik guru PAUD yaitu harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum Diploma Empat ( D-IV) atau Sarjana (S1) dalam bidang pendidikan anak usia diniatau psikologi yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi. Kualifikasi akademik guru prndamping yaitu harus memiliki ijazah minimal Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat dan memiliki sertifikat pelatihan/pendidikan/kursus PAUD yang terakreditasi. Kualifikasi akademik pengasuh yaitu memiliki kualifikasi akademik minimum Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat.

Permasalahan yang ada tersebut perlu mendapatkan bantuan terutama dari pihak-pihak yang perduli pada pendidikan anak\ usia dini sehingga pendidik PAUD dapat melaksanakan tugasnya sebagai pendidik PAUD sesuai dengan tuntutan yang ada. Untuk membantu para pendidik PAUD dibentuklah suatu organisasi profesi bagi para pendidik dan tenaga kependidikan PAUD yang diberi nama HIMPAUDI. HIMPAUDI adalah organisasi profesi independen yang berasaskan Pancasila dan berlandaskan Undang-Undang Dasar 1945 yang menghimpun pendidik dan tenaga kependidikan anak usia dini Indonesia agar bersama-sama dapat berusaha secara berdayaguna dan berhasil guna (Keputusan Musyawarah Nasional II HIMPAUDI Pasal 4,5,6 dan 8).


(11)

Himpunan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini atau yang disingkat HIMPAUDI merupakan suatu organisasi profesi yang menaungi pendidik dan tenaga kependidikan PAUD nonformal memiliki tugas dan peran untuk memfasilitasi pendidik PAUD dalam mengembangkan segala potensi mereka terutama dalam hal mengembangkan kompetensi mereka sebagai tenaga pendidik PAUD agar mampu memberikan layanan pendidikan bagi anak usia dini secara optimal sesuai dengan yang tercantum dalam Visi HIMPAUDI yaitu terwujudnya pendidik dan tenaga kependidikan Anak Usia Dini yang tangguh, professional dan berakhlak mulia pada tahun 2015.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan HIMPAUDI memiliki program kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan para pendidik PAUD. Program kegiatan yang telah dilaksanakan adalah mengikutsertakan anggotanya untuk mengikuti kegiatan pelatihan dan kursus, seminar dan workshop. HIMPAUDI telah bekerjasama dalam melaksanakan serangkaian program kegiatan dalam rangka meningkatkan kompetensi pendidik PAUD dengan berbagai pihak diantaranya mengikuti workshop pembelajaran PAUD melalui OUTBOND se-Jawa Barat di P2PNFI. Mengadakan pelatihan tutor PAUD se-Kecamatan Lembang dalam rangka HUT Ke-3 yang diikuti oleh 120. Mengikuti seminar Nasional di Salman ITB. Mengikuti kursus Pendidik PAUD kurang lebih tiga bulan dan pelatihan dasar berjenjang yang dilaksanakan di Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal Informal (PP-PAUDNI) Regional 1 Bandung. Kegiatan diklat dasar berjenjang ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kompetensi dasar pendidik PAUD terutama dalam hal pengasuhan anak usia dini yang dilaksanakan pada awal bulan Februari sampai akhir bulan Maret sebanyak 13 kali pertemuan dengan 200 jam mata diklat dan 48 jam tugas mandiri dan masih banyak lagi kegiatan lainnya.


(12)

Berdasarkan dari hasil studi pendahuluan di atas penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh mengenai Peran HIMPAUDI Dalam Meningkatkan Kompetensi Pendidik PAUD.

B. Identifikasi Dan Perumusan Masalah

Berdasarkan pada gejala-gejala yang ada dan hasil pengamatan di lapangan maka, peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Variasi kualifikasi dan kompetensi pendidikan tenaga pendidik PAUD menyebabkan terjadinya perbedaan dalam proses pembelajaran.

2. Jumlah pendidik PAUD di kecamatan Lembang yang mengikuti program peningkatan kompetensi pendidik PAUD tidak sesuai dengan jumlah pendidik yang ada di Kecamatan Lembang.

3. Berdasarkan hasil laporan tahunan HIMPAUDI bahwa tidak semua pendidik PAUD yang telah mengikuti program peningkatan kompetensi mampu mengaplikasikan hasil yang didapat pada proses pembelajaran di lembaga masing-masing.

Dari hasil identifikasi masalah yang diuraikan di atas maka peneliti membatasi permasalahan dengan rumusan masalah, yaitu bagaimanakah efektivitas peran HIMPAUDI Kecamatan Lembang dalam meningkatkan kompetensi pendidik PAUD.

Untuk memperjelas rumusan masalah tersebut maka disusun beberapa pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana perencanaan program peningkatan kompetensi pendidik PAUD oleh HIMPAUDI Kecamatan Lembang ?


(13)

2. Bagaimana pelaksanaan program peningkatan kompetensi pendidik PAUD oleh HIMPAUDI Kecamatan Lembang ?

3. Bagaimana tindak lanjut program peningkatan kompetensi pendidik PAUD yang dilakukan oleh HIMPAUDI Kecamatan Lembang ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian diatas maka tujuan yang peneliti rumuskan adalah sebagai berikut

1. Untuk mendeskripsikan perencanaan program peningkatkan kompetensi pendidik PAUD yang dilakukan HIMPAUDI di Kecamatan Lembang.

2. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan program peningkatkan kompetensi pendidik PAUD yang dilakukan HIMPAUDI Kecamatan Lembang.

3. Untuk mendeskripsikan tindak lanjut program peningkatan kompetensi yang dilakukan oleh HIMPAUDI Kecamatan Lembang.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai berikut : 1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan teoritik dan tambahan litelatur bagi keilmuan Pendidikan Luar.


(14)

a. Bagi Peneliti, hasil penelitian diharapkan dapat lebih meningkatkan pengetahuan dan pemahaman peneliti mengenai peran HIMPAUDI dalam meningkatkan kompetensi pendidik PAUD.

b. Bagi HIMPAUDI , hasi penelitian diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan memperbaiki kelemahan yang terdapat dalam penyelenggaraan program kegiatan peningkatan kompetensi pendidik PAUD.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk mempermudah dalam penyusunan selanjutnya, maka peneliti memberikan rancangan isi dan materi yang akan dibahas yaitu sebagai berikut :

BAB I Pendahualuan, menjelaskan tentang latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.

BAB II Kajian pustaka, menjelaskan teori yang digunakan untuk membahas permasalahan yang ditemukan dilapangan.

BAB III Metode penelitian, menguraikan tentang aspek – aspek yang berkaitan dengan cara-cara yang digunakan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian serta cara menganalisis data.

BAB IV Pembahasan, menguraikan tentang temuan data yan ditemukan di lapangan serta deskripsi dari rumusan permasalahan yang di ambil

BAB V Penutup, merupakan bab terakhir yang menguraikan kesimpulan hasil penelitian dan pembahasan serta rekomendasi.


(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

Di dalam suatu penelitian ilmiah seorang peneliti harus dapat memilih metoda yang cocok untuk untuk digunakan dalam penelitiannya layak untuk diungkapkan secara ilmiah, tidak akan pernah lepas dari metode yang digunakan oleh seorang penulis. Adapun tujuan metode penulisan adalah untuk memberikan gambaran kepada peneliti tentang bagaimana langkah-langkah penelitian dilakukan, sehingga permasalahan dapat dipecahkan dan untuk memperoleh hasil penelitian yang baik maka penelitian yang sifatnya ilmiah harus menggunakan seperangkata metode tepat.

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi tetapi oleh spradley dinamakan “ sosial situation “ atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu : tempat, pelaku dan aktivitas berinteraksi secara sinergis. Artinya pada situasi sosial atau objek penelitian, peneliti dapat mengamati secara mendalam aktivitas orang-orang yang ada pada tempat tertentu. Tetapi situasi soasial yang menjadi objek penelitian tidak hanya terdiri atas tiga elemen tapi juga berupa peristiwa alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, kendaraan dan sejenisnya.

Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden tetapi dinamakan sebagai narasumber, partisipan, informan teman dan guru dalam penelitian.Informan penelitian adalah orang yang dapat merespon, memberikan informasi tentang data penelitian serta sampel dalam penelitian kualitatif disebut sampel teoritis. Sesuai dengan hakekat kualitatif subjek dalam penelitian ini ditentukan secara purposive artinya subjek penelitian sebagai sumber data yang


(16)

dipilih dengan pertimbangan tertentu, selanjutnya dinyatakan bahwa sampel sebagai narasumber atau informan sebaiknya memenuhi kriteria sebagai berikut : 1. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi

sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui tetapi juga dihayati,

2. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang tengah diteliti,

3. Mereka mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi,

4. Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil “kemasannya” sendiri,

5. Mereka yang pada mulanya tergolong “cukup asing” dengan peneliti sehingga

lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau narasumber.

Berdasarkan kriteria di atas maka peneliti menentukan lokasi dalam melakukan penelitian ini yaitu di HIMPAUDI Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Sumber data dalam penelitian ini sebanyak dua orang pengurus HIMPAUDI Kecamatan Lembang dan empat orang anggota HIMPAUDI perwakilan dari setiap gugus yang ada di Kecamatan Lembang.

B. Desain Penelitian

Berdasarkan pendekatan penelitian yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode deskriftip, maka dari itu peneliti menggunakan alur atau desain yang akan dilakukan pada penelitian ini. Desain penelitian ini dimulai dari identifikasi masalah dengan menggunakan metode wawancara dan studi dokumentasi yang dilakukan pada peran HIMPAUDI dalam meningkatkan kompetensi pendidik PAUD, setelah mengetahui adanya masalah yang terjadi maka ditetapkan judul penelitian yang kemudian dirumuskan permasalahan menjadi sub-unit yang akan dianalisi, sebagai penunjang dan


(17)

masalah yang ditemukan. Memperoleh data dapat dilakukan dengan mengamati subjek yang diteliti yaitu proses perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut yang dilakukan oleh HIMPAUDI Kecamatan Lembang, sedangkan teknik wawancara dilakukan terhadap pengurus HIMPAUDI Kecamatan lembang dan pendidik PAUD, berdasarkan pedoman wawancara yang telah disusun agar pertanyaan yang diajukan peneliti secara sistematis akan mudah dijawab oleh sumber data. Setelah data terkumpul maka dilakukan analisi dengan cara mendeskripsikan data, reduksi data dan menarik kesimpulan.

C. Metode Penelitian

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Sugiyono (2010:6) mengemukakan bahwa :

Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

Berkaitan dengan uraian diatas, dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriftip. Menurut Sukmadinata (2010:54) “metode deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang diaukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau”.

Dalam penelitian deskriptif tidak diperlukan adanya administrasi dan pengontrolan terhadap perlakuan. Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu variable, gejala atau keadaan. Surakhmad (1985:40) mengemukakan lebih lanjut tentang ciri-ciri metode deskriptif yaitu :


(18)

1. Memusatkan dari pada permasalahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang dan pada masalah-masalah aktual,

2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan kemudian dianalisi. Adapun yang dimaksud dengan metode deskriptif pada penulisan skripsi ini yaitu untuk menggambarkan manajemen program peningkatan kompetensi pendidik PAUD yang dilakukan oleh HIMPAUDI Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Pada penulisannya diarahkan pada pengumpulan dan penyusunan data mengenai perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut yang dilakukan oleh HIMPAUDI Kecamatan Lembang dalam meningkatkan kompetensi pendidik PAUD. Dalam penelitiannya penulis berusaha memperjelas yang diteliti oleh karena itu penulis menggunakan penelitian kualitatif. Hal ini dipertegas oleh Sugiyono (2012:15)

penelitian kualitatif berlandaskan pada filsafat postpositivisme yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dan peneliti sebagai instrument kunci, pengambilan data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mendalam mengenai proses program kegiatan yang dilakukan oleh HIMPAUDI Kecamatan Lembang dalam meningkatkan kompetensi pendidik PAUD dengan mengungkapkan data mengenai perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut dari program peningkatan kompetensi pendidik PAUD di Kecamatan Lembang.


(19)

Pendekatan kualitatif digunakan untuk melibatkan penulis dalam kehidupan subjek yang diteliti, dalam hal ini penulis terlibat langsung kelapangan dengan mengumpulkan data yang relevan dan sesuai dengan fokus masalah yang diteliti yaitu mengenai peran HIMPAUDI dalam meningkatkan kompetensi pendidik PAUD dengan mengungkapkan data mengenai perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut dari program peningkatan kompetensi pendidik PAUD.

D. Definisi Operasional

Untuk memperjelas mengenai istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka diuraikan pengertian istilah dalam penjelasan berikut :

1. HIMPAUDI adalah organisasi profesi yang bersifat independen, berasaskan Pancasila dan berlandasakan Undang-Undang Dasar yang meghimpun unsur pendidik dan tenaga kependidikan anak usia dini (Kepurusan Musyawarah Nasional II HIMPAUDI)

HIMPAUDI dalam penelitian ini adalah organisasi profesi yang menaungi pendidik dan pengelola PAUD yang bertempat di Kampung Cijeruk No. 21 Rt 01 Rw 08 Kecamatan Lembang Desa Lembang Kabupaten Bandung Barat. 2. Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan

melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian pada masyarakat terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi (Pasal 39 UU No ro Tahun 2004 tentang Sistem Pendidikan Nasional.


(20)

Pendidik PAUD dalam penelitian ini adalah tutor PAUD yang berada di Kecamatan Lembang.

3. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai guru atau dosen dalam melaksanakan keprofesionalan (Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen).

Kompetensi dalam penelitian ini adalah serangkaian kemampuan yang harus dimiliki oleh pendidik dan tenaga kependidikan di kecamatan Lembang baik deri segi ilmu pengetahuan, sikap maupun keterampilan.

E. Instrumen Penelitian 1. Jenis Instrumen

Kualitas data sangat menentukan kualitas penelitian. Kualitas data tergantung dari kualitas alat (instrument) yang digunakan untuk pengumpulan data penelitian, Dalam penelitian ini peneliti mengguanakan pendekatan kualitatif, karena itu maka yang menjadi instrument atau alat penelitian adalah peneliti

sendiri,sebagaimana yang diungkapkan oleh Sugiyono (2010:59) “dalam

penelitian kualitatif yang menjadi instrument atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri”. Oleh karen itu peneliti sebagai instrumen juga harus divalidasi seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian untuk selanjutnya terjun kelapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi


(21)

wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian baik secara akademik maupun logistiknya. Untuk mendapatkan data dalam penelitian kualitatif ini peneliti menggunakan jenis instrument wawancara dan observasi.

2. Penyusunan Instrumen

Dalam penyusunan instrument penelitian ini, terdapat beberapa tahap penyusunan instrument yang dilakukan oleh peneliti yaitu :

a. Penyusunan Kisi-kisi

Penyusunan kisi-kisi penelitian disusun secara sistematis sesuai dengan perumusan masalah yang telah ditetapkan, yang selanjutnya diklasifikasikan berdasarkan indicator untuk memudahkan dalam pembuatan alat pengumpulan data yang akan digunakan, dari indicator ini kemudian dijabarkan menjadi butir-burir pertanyaan atau pernyataan.

Untuk memudahkan dalam penyusunan instrument maka dibuat dalam bentuk matriks.Matrika atau kolom-kolom dalam instrument penelitian berisi pertanyaan penelitian, focus masalah penelitian, aspek penelitian, indikator, no item, sumber informasi, sumber penelitian.

b. Penyusunan Pedoman Wawancara

Sebelum melakukan wawancara peneliti terlebih dahulu menyusun pedoman wawancara diman di dalamnya berisi daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada informan. Pedoman wawancara ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam pelaksanaan wawancara, sehingga pertanyaan-pertanyaan yang diajukan lebih terarah dan sistematis.


(22)

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah untuk mendapatkan data.Dalam penelitian kualitatif instrument yang paling utama adalah peneliti sendiri. Peneliti dapat mengamati secara langsung kelapangan untuk mendadapatkan data, namun tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang telah ditetapkan.

Dalam suatu penelitian diperlukan suatu alat pengumpul data, hal ini penting untuk memperoleh data yang valid untuk itu diperlukan suatu alat yang tepat.Dalam penelitian ini teknik wawancara dan dokumentasi merupakan alat pengumpul data yang utama. Untuk mengetahui dan mengumpulkan data-data yang diperlukan, maka digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1. Wawancara

Wawancara atau teknik komunikasi langsung menurut Winarno Surakhmad (1998:162) adalah “teknik dimana peneliti mengumpulkan data dengan melakukan komunikasi langsung dengan subjek penelitian, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun di dalam situasi buatan”.

Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara yang dilakukan kepada beberapa informan antara lain informan (1) Ketua HIMPAUDI sebanyak satu orang, informan (2) pengurus HIMPAUDI sebanyak satu orang, informan (3) pendidik PAUD sebanyak empat orang. Wawancara dilakukan pada ketua HIMPAUDI dan pengurus serta pada pendidik PAUD sebagai anggota HIMPAUDI dan sebagai peserta program peningkatan kompetensi pendidik PAUD untuk memperoleh data penelitian mengenai perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut dari program kegiatan peningkatan kompetensi pendidik


(23)

menggunakan teknik wawancara untuk mendapatkan data penelitian mengenai peran HIMPAUDI dalam meningkatkan kompetensi pendidik PAUD.Wawancara ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai September namun waktu disesuaikan dengan waktu luang informan. Adapun jadwal wawancara yang telah dilaksanakan dengan pengurus HIMPAUDI adalah pada tanggal 22 Agustus 2013 dan pada pendidik PAUD pada tanggal 9 september dan 10 September 2013. 2. Studi Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya dokumentasi dari seseorang.Dokumentasi yang berbentu tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), biografi, peraturan dan kebijakan.Dokumen yang bergambar misalnya foto-fot, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.Dokumen yang berbentuk karyamisalnya karya seni, yang dapadat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain.Studi dokumen merupakan pelengkap dari pengguna metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.Selain teknik pengumpulan data, selanjutnya ada prosedur yang ditempuh dalam pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adapun prosedur yang ditempuh oleh oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan ini segala sesuatu yang diperlukan berhubungan dengan perencanan. Perencanaan penelitian tidak lain adalah gambaran secara mendetail tentang proses penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti untuk dapat memecahkan masalah. Tahap persiapan yang dilakukan oleh penulis yaitu sebagai berikut :


(24)

Dalam menyusun rencana penelitianpun umumnya berisi tentang komponen penting dalam penelitian yang disusun kedalam sebuah proposal penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan struktur orgnisasi penelitian.

b) Permohonan ijin Penelitian

Pada tahap persiapan selain mempersiapkan rencana penelitian yang dirancang untuk mendapatkan data, peneliti juga perlu melakukan permohonan ijin penelitian ke berbagai pihak yang terkait dan berwenang serta menghubungi responden., karena dalam melakukan penelitian peneliti pada umumnya tidak dapat dilakukan sendiri. Agar memperoleh hasil yang maksimal para peneliti harus mempersiapkan kerjasama yang baik salah satunya yaitu dengan melakukan permohonan ijin selama melakukan penelitian.

c) Penyusunan Kisi-Kisi Penelitian

Penyusunan kisi-kisi penelitian merupakan langkah suatu kegiatan yang sistematis untuk memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data.Adapun yang dimaksud dengan kisi-kisi penelitian ini adalah kolom-kolom yang berisikan pertanyaan penelitian, focus masalah penelitian, aspek-aspek penelitian, indicator penelitian, nomor item, sumber informasi dan sumber penelitian.

d) Penyusunan Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:305) “dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat pengumpul data adalah Peneliti itu sendiri”. Oleh karena itu peneliti sebagai instrument juga harus divalidasi seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian selanjutnya dan terjun ke lapangan.Pada penelitian ini


(25)

dan dokumentasi sehingga instrument penelitian yang perlu digunakan oleh peneliti yaitu berupa pedoman wawancara.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan ini setelah segala sesuatunya seprti menyusun rencana penelitian, permohonan ijin penelitian, penyusunan kisi-kisi penelitian dan penyusunan instrument penelitian tahap yang akan dilaksanakan selanjutnya yaitu tahap pelaksanaan. Tahap pelaksanaan adalah kegiatan inti setelah mendapatkan perijinan peneliti dari pihak yang berwenang maka peneliti dapat melaksanakan penelitian. Tahap pelaksanaan merupakan tahap penggalian data yang lebih spesifik dengan melakukan wawancara dan mengadakan observasi pada proses perencanaan, pelalsanaan dan tindak lanjut dari program kegiatan peningkatan kompetensi pendidik PAUD yang dilakukan oleh HIMPAUDI Kecamatan Lembang.

Kegiatan-kegiatan di atas dimaksudkan untuk memudahkan dalam tahap pelaksanaan, disamping agar data yang dibutuhkan dapat terungkap sesuai dengan tujuan yang akan dicapai oleh peneliti.

G. Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif data yang diperoleh dari berbagai sumber dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi).Analisis untuk data kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi hipotesis.Adapun langkah-langkah analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.


(26)

Mendeskripsikan data adalah menggambarkan data yang ada guna memperoleh bentuk nyata dari responden atau narasumber, sehingga peneliti lebih mudah dalam menarik hasil penelitian yang dilakukan. Kegiatan yang dilakukan yaitu dengan mengumpulkan data yang didapat dari hasil observasi, wawancara,dokumentasi juga studi kepustakaan. Data yang diperoleh yaitu mengenai keadaan lokasi penelitian yakni HIMPAUDI Kecamatan Lembang, mengetahui gambaran perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut yang dilakukan oleh HIMPAUDI Kecamatan Lembang dalam kegiatan program kegiatan peningkatan kompetensi pendidik PAUD yang meliputi kondisi, perilaku, sarana-prasarana, metode, materi dan objek lain yang mendukung dalam pelaksanaan program kagiatan.

2. Reduksi Data

Reduksi data yaitu merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak diperlukan. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diprlukan.

3. Penarikan Kesimpulan

Pada penarikan kesimpulan peneliti menyampaikan ringkasan hasil yamg dianggap penting dan diuraikan dari hasil analisis data dengan menggunakan bahasa yang mudah difahami, karena kesimpulan berisikan jawaban dari tujuan atau pembuktian dari sebuah hipotesis.


(27)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan penelitian yang diuraikan dalam bab terakhir ini mencakup berbagai permasalahan yang telah dianalisis dalam pembahasan yang mencakup : 1. Perencanaan program peningkatan kompetensi pendidik PAUD dilakukan melalui

proses analisis identifikasi kebutuhan dan hambatan, perumusan tujuan, penyusunan program, rekrutmrn peserta dan penyediaan sarana prasarana. Perencanaan dilakukan oleh para pengurus HIMPAUDI dalam rapat pegurus yaitu pada tanggal 1 setiap bulannya. Keseluruan langkah tersebut dilakukan berbasis pada kebutuhan pendidik PAUD. Kebutuhan belajar yang diidentifikasi seperti teknik pembelajaran AUD, pengembangan tema pembelajaran, penggunaan media pembelajaran pengasuhan dan parenting.

2. Pelaksanaan peningkatan kompetensi pendidik PAUD oleh HIMPAUDI Kecamatan Lembang secara garis besar dilakukan melalui seminar, kursus, dan pelatihan dimana dalam pelaksanaannnya HIMPAUDI memiliki peran berbasis internal dan berbasis eksternal. Peran internal dimana HIMPAUDI merupakan penyeleggara utuh program peningkatan kompetensi pendidik PAUD sedangkan peran eksternal HIMPAUDI hanya sebagai mitra kerjasama atau HIMPAUDI melakukan kerjasama dengan pihak penyelenggara program peningkatan kompetensi pendidik PAUD untuk mengikutsertakan anggotanya menjadi peserta pada program peningkatan kompetensi pendidik tersebut.


(28)

3. Tindak lanjut peningkatan kompetensi pendidik PAUD oleh HIMPAUDI dilakukan dengan cara melakukan evaluasi antar pengurus HIMPAUDI mengenai program yang sudah dilaksanakan namun belum melakukan penialain secara terstruktur dengan format penilaian yang masih belum tersedia namun HIMPAUDI melakukan penilaian hasil program peningkatan kompetensi pendidik PAUD dengan menggelar kegiatan lomba dalam memperingati HUT HIMPAUDI Kecamatan Lembang yang diperuntukan bagi pendidik, tenaga kependidikan juga AUD di Kecamatan Lembang, selanjutnya HIMPAUDI melakukan sosialisasi program peningkatan kompetensi pendidik PAUD yang lainnya pada seluruh peserta melalui pertmuan rutin HIMPAUDI yaitu setiap tanggal 12.

B. Saran

Setelah mengkaji hasil penelitianini, khususnya mengenai peran HIMPAUDI dalam meningkatkan kompetensi pendidik PAUD sangatlah penting karena melalui program peningkatan kompetensi pendidik PAUD yang diselenggarakan oleh HIMPAUDI mampu memberi bekal pada pendidik PAUD agar mampu menjadi pendidik yang profesional sehingga mampu menghasilkan anak didik yang berkualitas. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan oleh HIMPAUDI dalam melaksanakan perannya dalam program peningkatan kompetensi pendidik PAUD dan bagi pendidik dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pendidik AUD yaitu : 1. Bagi HIMPAUDI :

a. Pengurus HIMPAUDI perlu mengembangkan diri dengan mengikuti program peningkatan kompetensi yang diperlukan agar mampu memberdayakan diri


(29)

sebagai narasumber dalam program peningkatan kompetensi pendidik PAUD dan tidak harus selalu mengandalkan narasumber dari luar.

b. Pengurus HIMPAUDI perlu merancang serangkaian materi yang diperlukan oleh para pendidik PAUD dalam program peningkatan kompetensi pendidik PAUD agar program yang dilaksanakanmampu memberi makna bagi para peserta.

c. Pengurus HIMPAUDI mampu membuat instrumen yang baku yang dibutuhkan untuk menilai berbagai komponen dalam setiap program peningkatan kompetensi pendidik PAUD sehingga pada akhirnya HIMPAUDI dapat melakukan pengembangan program sebagai tindak lanjut dari program peningkatan kompetensi pendidik PAUD yang telah dilaksanakan.

b. BagiPendidik PAUD :

a. Para pendidik sebagai anggota HIMPAUDI perlu terlibat aktif dalam perumusan tujuan dari program peningkatan kompetensi pendidik PAUD yang akan diselenggarakan agar program tersebut benar-benar dapat memberikan makna bagi para pendidik itu sendiri.

b. Diharapkan para pendidik mampu mengimplementasikan dan mengembangkan ilmu yang telah didapatkan dari program peningkatan kompetensi pendidik disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan.

c. Para pendidik mau membagi ilmu yang telah didapat pada rekan kerja yang belum sempat mengikuti program peningkatan kompetensi pendidik PAUD.


(30)

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional Direktorat JendralPendidikan luar Sekolah, Balai PengembanganPendidikan Luar Sekolah Dan Pemuda (BP-PLSP) Regional II Jayagiri. (2007). Panduan Peningkatan Kompetensi Pendidik Anak Usia Dini. Bandung :DirektoratJendralPendidikanLuarSekolahdanPemuda.

Faisal, D. (2006). Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan yang Mendasar ( Jurnal lmiah Anak Usia Dini).Bandumg :Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda.

Ife, J. (2008).AlternatifPengembanganMasyarakat di Era Globalisasi (Community Development).Yogyakarta :PustakaPelajar.

Kamil.M. (2010).Model Pendidikan Dan Pelatihan( Konsep Dan Aplikasi).Bandung : Alfabeta.

Keputusan Musyawarah Nasional II HIMPAUDI Nomor :IV/HIMPAUDI/VIII/2010. (2010). Bandung :HIMPAUDI.

Oemar.H. (2003).Manajemen Pendidikan Dan Pelatihan. Bandung : Y.P Pemindo.

Sudjana, S, D. (2004). Manajemen Program Pendidikan( untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia). Bandung :Falah Production.

Sudarmo, S. (2009).Pengasuhan dan Perawatan yang menstimulasi Kecerdasan Anak ( Jurnal Ilmiah Anak Usi aDini).Bandung :Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah Departemen


(31)

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, dan Kualitatif R & D. Bandung: Alfabeta.

Surakhmad, Winarno. (1985). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan Teknik, Bandung : Tarsito

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Thursina.

Undang-undangRepublik Indonesia Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.

Undang-undang Republik Indonesia Tentang Standar Nasional Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press


(1)

77

Mendeskripsikan data adalah menggambarkan data yang ada guna memperoleh bentuk nyata dari responden atau narasumber, sehingga peneliti lebih mudah dalam menarik hasil penelitian yang dilakukan. Kegiatan yang dilakukan yaitu dengan mengumpulkan data yang didapat dari hasil observasi, wawancara,dokumentasi juga studi kepustakaan. Data yang diperoleh yaitu mengenai keadaan lokasi penelitian yakni HIMPAUDI Kecamatan Lembang, mengetahui gambaran perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut yang dilakukan oleh HIMPAUDI Kecamatan Lembang dalam kegiatan program kegiatan peningkatan kompetensi pendidik PAUD yang meliputi kondisi, perilaku, sarana-prasarana, metode, materi dan objek lain yang mendukung dalam pelaksanaan program kagiatan.

2. Reduksi Data

Reduksi data yaitu merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak diperlukan. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diprlukan.

3. Penarikan Kesimpulan

Pada penarikan kesimpulan peneliti menyampaikan ringkasan hasil yamg dianggap penting dan diuraikan dari hasil analisis data dengan menggunakan bahasa yang mudah difahami, karena kesimpulan berisikan jawaban dari tujuan atau pembuktian dari sebuah hipotesis.


(2)

107

Dessy Asri Astrianty, 2013

Peran Himpunan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI) Dalam Meningkatkan Kompetensi Pendidik PAUD (Studi Deskriptif Pada HIMPAUDI Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan penelitian yang diuraikan dalam bab terakhir ini mencakup berbagai permasalahan yang telah dianalisis dalam pembahasan yang mencakup : 1. Perencanaan program peningkatan kompetensi pendidik PAUD dilakukan melalui

proses analisis identifikasi kebutuhan dan hambatan, perumusan tujuan, penyusunan program, rekrutmrn peserta dan penyediaan sarana prasarana. Perencanaan dilakukan oleh para pengurus HIMPAUDI dalam rapat pegurus yaitu pada tanggal 1 setiap bulannya. Keseluruan langkah tersebut dilakukan berbasis pada kebutuhan pendidik PAUD. Kebutuhan belajar yang diidentifikasi seperti teknik pembelajaran AUD, pengembangan tema pembelajaran, penggunaan media pembelajaran pengasuhan dan parenting.

2. Pelaksanaan peningkatan kompetensi pendidik PAUD oleh HIMPAUDI Kecamatan Lembang secara garis besar dilakukan melalui seminar, kursus, dan pelatihan dimana dalam pelaksanaannnya HIMPAUDI memiliki peran berbasis internal dan berbasis eksternal. Peran internal dimana HIMPAUDI merupakan penyeleggara utuh program peningkatan kompetensi pendidik PAUD sedangkan peran eksternal HIMPAUDI hanya sebagai mitra kerjasama atau HIMPAUDI melakukan kerjasama dengan pihak penyelenggara program peningkatan kompetensi pendidik PAUD untuk mengikutsertakan anggotanya menjadi peserta pada program peningkatan kompetensi pendidik tersebut.


(3)

108

3. Tindak lanjut peningkatan kompetensi pendidik PAUD oleh HIMPAUDI dilakukan dengan cara melakukan evaluasi antar pengurus HIMPAUDI mengenai program yang sudah dilaksanakan namun belum melakukan penialain secara terstruktur dengan format penilaian yang masih belum tersedia namun HIMPAUDI melakukan penilaian hasil program peningkatan kompetensi pendidik PAUD dengan menggelar kegiatan lomba dalam memperingati HUT HIMPAUDI Kecamatan Lembang yang diperuntukan bagi pendidik, tenaga kependidikan juga AUD di Kecamatan Lembang, selanjutnya HIMPAUDI melakukan sosialisasi program peningkatan kompetensi pendidik PAUD yang lainnya pada seluruh peserta melalui pertmuan rutin HIMPAUDI yaitu setiap tanggal 12.

B. Saran

Setelah mengkaji hasil penelitianini, khususnya mengenai peran HIMPAUDI dalam meningkatkan kompetensi pendidik PAUD sangatlah penting karena melalui program peningkatan kompetensi pendidik PAUD yang diselenggarakan oleh HIMPAUDI mampu memberi bekal pada pendidik PAUD agar mampu menjadi pendidik yang profesional sehingga mampu menghasilkan anak didik yang berkualitas. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan oleh HIMPAUDI dalam melaksanakan perannya dalam program peningkatan kompetensi pendidik PAUD dan bagi pendidik dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pendidik AUD yaitu : 1. Bagi HIMPAUDI :

a. Pengurus HIMPAUDI perlu mengembangkan diri dengan mengikuti program peningkatan kompetensi yang diperlukan agar mampu memberdayakan diri


(4)

Dessy Asri Astrianty, 2013

Peran Himpunan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI) Dalam Meningkatkan Kompetensi Pendidik PAUD (Studi Deskriptif Pada HIMPAUDI Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebagai narasumber dalam program peningkatan kompetensi pendidik PAUD dan tidak harus selalu mengandalkan narasumber dari luar.

b. Pengurus HIMPAUDI perlu merancang serangkaian materi yang diperlukan oleh para pendidik PAUD dalam program peningkatan kompetensi pendidik PAUD agar program yang dilaksanakanmampu memberi makna bagi para peserta.

c. Pengurus HIMPAUDI mampu membuat instrumen yang baku yang dibutuhkan untuk menilai berbagai komponen dalam setiap program peningkatan kompetensi pendidik PAUD sehingga pada akhirnya HIMPAUDI dapat melakukan pengembangan program sebagai tindak lanjut dari program peningkatan kompetensi pendidik PAUD yang telah dilaksanakan.

b. BagiPendidik PAUD :

a. Para pendidik sebagai anggota HIMPAUDI perlu terlibat aktif dalam perumusan tujuan dari program peningkatan kompetensi pendidik PAUD yang akan diselenggarakan agar program tersebut benar-benar dapat memberikan makna bagi para pendidik itu sendiri.

b. Diharapkan para pendidik mampu mengimplementasikan dan mengembangkan ilmu yang telah didapatkan dari program peningkatan kompetensi pendidik disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan.

c. Para pendidik mau membagi ilmu yang telah didapat pada rekan kerja yang belum sempat mengikuti program peningkatan kompetensi pendidik PAUD.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional Direktorat JendralPendidikan luar Sekolah, Balai PengembanganPendidikan Luar Sekolah Dan Pemuda (BP-PLSP) Regional II Jayagiri. (2007). Panduan Peningkatan Kompetensi Pendidik Anak Usia Dini. Bandung :DirektoratJendralPendidikanLuarSekolahdanPemuda.

Faisal, D. (2006). Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan yang Mendasar ( Jurnal lmiah Anak Usia Dini).Bandumg :Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda.

Ife, J. (2008).AlternatifPengembanganMasyarakat di Era Globalisasi (Community Development).Yogyakarta :PustakaPelajar.

Kamil.M. (2010).Model Pendidikan Dan Pelatihan( Konsep Dan Aplikasi).Bandung : Alfabeta.

Keputusan Musyawarah Nasional II HIMPAUDI Nomor :IV/HIMPAUDI/VIII/2010. (2010). Bandung :HIMPAUDI.

Oemar.H. (2003).Manajemen Pendidikan Dan Pelatihan. Bandung : Y.P Pemindo.

Sudjana, S, D. (2004). Manajemen Program Pendidikan( untuk Pendidikan

Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia). Bandung :Falah

Production.

Sudarmo, S. (2009).Pengasuhan dan Perawatan yang menstimulasi Kecerdasan Anak ( Jurnal Ilmiah Anak Usi aDini).Bandung :Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah Departemen


(6)

Dessy Asri Astrianty, 2013

Peran Himpunan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI) Dalam Meningkatkan Kompetensi Pendidik PAUD (Studi Deskriptif Pada HIMPAUDI Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, dan Kualitatif R & D. Bandung: Alfabeta.

Surakhmad, Winarno. (1985). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan Teknik, Bandung : Tarsito

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Thursina.

Undang-undangRepublik Indonesia Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.

Undang-undang Republik Indonesia Tentang Standar Nasional Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press