EFEKTIVITAS PENERAPAN PERANGKAT LUNAK SWISHMAX 4 SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PEMBUATAN ANTENA WIRELESS.

(1)

EFEKTIVITAS PENERAPAN PERANGKAT LUNAK SWISHMAX 4

SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PEMBUATAN ANTENA

WIRELESS

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Teknik Elektro

Oleh :

Erik Eriza Suranto E.0451. 0800684

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

EFEKTIVITAS PENERAPAN PERANGKAT LUNAK SWISHMAX 4

SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PEMBUATAN ANTENA

WIRELESS

Oleh :

Erik Eriza Suranto

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Erik Eriza Suranto 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

Erik Eriza Suranto, 2014

Efektivitas Penerapan Perangkat Lunak Swishmax 4 Sebagai Media Pembelajaran Pembuatan Antena Wireless

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... 1

DAFTAR TABEL ... 4

DAFTAR GAMBAR ... 5

DAFTAR LAMPIRAN ... 6 BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Identifikasi Masalah Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Rumusan Masalah Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.5 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.6 Struktur Organisasi Skripsi ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. 2.1 Konsep Efektivitas ... Error! Bookmark not defined. 2.2 Media Pembelajaran Swishmax 4 ... Error! Bookmark not defined. 2.2.1 Definisi Media Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. 2.2.2 Perangkat Lunak Swishmax 4 ... Error! Bookmark not defined. 2.2.3 Pembuatan Media Pembelajaran Swishmax 4 Error! Bookmark not defined.

2.3 Materi Pelajaran ... Error! Bookmark not defined. 2.3.1 Wireless ... Error! Bookmark not defined. 2.3.2 Antenna ... Error! Bookmark not defined. 2.3.3 Antena Omnidirectional ... Error! Bookmark not defined. 2.4 Hasil Belajar ... Error! Bookmark not defined.


(5)

Erik Eriza Suranto, 2014

Efektivitas Penerapan Perangkat Lunak Swishmax 4 Sebagai Media Pembelajaran Pembuatan Antena Wireless

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.5 Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODOLOGI PENELITIAN... Error! Bookmark not defined. 3.1 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Variabel Penelitian... Error! Bookmark not defined. 3.3 Populasi ... Error! Bookmark not defined. 3.4 Sampel ... Error! Bookmark not defined. 3.5 Prosedur dan Alur Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.5.1 Tahap Persiapan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.5.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.5.3 Tahap Pengolahan dan Analisis DataError! Bookmark not defined. 3.6 Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. 3.7 Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.7.1 Validitas ... Error! Bookmark not defined. 3.7.2 Reliabilitas... Error! Bookmark not defined. 3.7.3 Tingkat Kesukaran (Difficulty Index)Error! Bookmark not defined. 3.7.4 Daya Pembeda (Discriminating Power)Error! Bookmark not defined. 3.8 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

3.8.1 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. 3.8.2 Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined. 4.1 Tahapan Penelitian... Error! Bookmark not defined. 4.1.1 Studi Pendahuluan ... Error! Bookmark not defined. 4.1.2 Gambaran Umum Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.2 Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.2.1 Hasil Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined. 4.2.2 Hasil Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. 4.2.3 Hasil Uji Tingkat Kesukaran ... Error! Bookmark not defined. 4.2.4 Hasil Uji Daya Pembeda ... Error! Bookmark not defined.


(6)

Erik Eriza Suranto, 2014

Efektivitas Penerapan Perangkat Lunak Swishmax 4 Sebagai Media Pembelajaran Pembuatan Antena Wireless

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.3 Hasil Data Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.3.1 Hasil Uji Normalitas Data ... Error! Bookmark not defined. 4.3.2 Hasil Uji Gain ... Error! Bookmark not defined. 4.3.3 Hasil Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 4.4 Hasil Temuan Pada Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.5 Pembahasan Hasil Penelitian... Error! Bookmark not defined. BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. 5.1 Simpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.


(7)

Erik Eriza Suranto, 2014

Efektivitas Penerapan Perangkat Lunak Swishmax 4 Sebagai Media Pembelajaran Pembuatan Antena Wireless

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Teknik pengumpulan data ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.2. Kriteria validitas soal ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.3. Kriteria reliabilitas soal ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.4. Klasifikasi indeks kesukaran... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.5. Interpretasi daya pembeda instrumen tesError! Bookmark not defined. Tabel 3.6. Tabel distribusi frekuensi ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.1. Hasil uji validitas instrumen ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.2. Hasil uji tingkat kesukaran item soal.... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.3. Daya pembeda butir soal ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.4. Hasil uji normalitas data pretest ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.5. Hasil uji normalitas data posttest ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.6. Persentase nilai dan gain ... Error! Bookmark not defined.


(8)

Erik Eriza Suranto, 2014

Efektivitas Penerapan Perangkat Lunak Swishmax 4 Sebagai Media Pembelajaran Pembuatan Antena Wireless

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerucut pengalaman Edgar Dale ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2.2. Software swishmax 4 ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2.3. Pembukaan Media Pembelajaran... Error! Bookmark not defined. Gambar 2.4. Media pembelajaran tentang pengenalan jaringan wireless ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 2.5. Media pembelajaran tentang standar dan perangkat jaringan wireless LAN ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2.6. Media pembelajaran tentang membangun jaringan wireless dan hotspot dengan wireless LAN... Error! Bookmark not defined. Gambar 2.7. Penutup media pembelajaran... Error! Bookmark not defined. Gambar 2.8. Pola radiasi antena omnidirectional .. Error! Bookmark not defined. Gambar 2.9. Desain antena omnidirectional ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2.10. Rangkaian segmen bagian atas ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2.11. Tiap segmen ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2.12. Rangkaian segmen ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2.13. Konektor ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2.14. Rangkaian segmen dengan N-konektorError! Bookmark not defined. Gambar 3.1. Diagram macam-macam design eksperimen... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.2. Alur desain penelitian ... Error! Bookmark not defined. Gambar 3.3. Diagram Alur proses penelitian ... Error! Bookmark not defined. Gambar 3.4. (a) Kurva normal baku (b) Kurva distribusi data yang akan diuji normalitasnya ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.1. Diagram hasil uji validitas instrumen Error! Bookmark not defined. Gambar 4.2. Diagram klasifikasi tingkat kesukaranError! Bookmark not defined. Gambar 4.3. Diagram klasifikasi uji daya pembedaError! Bookmark not defined. Gambar 4.4. Diagram persentase nilai ... Error! Bookmark not defined.


(9)

Erik Eriza Suranto, 2014

Efektivitas Penerapan Perangkat Lunak Swishmax 4 Sebagai Media Pembelajaran Pembuatan Antena Wireless

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.5. Kurva hasil uji pihak kiri hasil belajar kognitifError! Bookmark not defined.

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

Lampiran A-1 Kisi-Kisi Instrumen Uji Coba ... 58

Lampiran A-2 Instrumen Uji Coba ... 59

Lampiran A-3 Kunci Jawaban Instrumen Uji Coba ... 65

Lampiran A-4 Hasil Uji Instrumen ... 66

Lampiran A-5 Hasil Uji Validitas ... 67

Lampiran A-6 Hasil Uji Reliabilitas ... 73

Lampiran A-7 Hasil Uji Tingkat Kesukaran ... 74

Lampiran A-8 Hasil Uji Daya Pembeda ... 75

LAMPIRAN B Lampiran B-1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 76

Lampiran B-2 Instrumen Penelitian ... 77

Lampiran B-3 Kunci Jawaban Instrumen Penelitian ... 81

Lampiran B-4 RPP 1 ... 82

Lampiran B-5 RPP 2 ... 91

Lampiran B-6 RPP 3 ... 101

LAMPIRAN C Lampiran C-1 Hasil Belajar Pretest ... 115

Lampiran C-2 Hasil Belajar Postest ... 117

Lampiran C-3 Hasil Belajar Keseluruhan ... 119

Lampiran C-4 Hasil Uji Normalitas Pretest ... 120

Lampiran C-5 Hasil Uji Normalitas Postest ... 121

Lampiran C-6 Hasil Uji Hipotesis ... 122 LAMPIRAN D


(10)

Erik Eriza Suranto, 2014

Efektivitas Penerapan Perangkat Lunak Swishmax 4 Sebagai Media Pembelajaran Pembuatan Antena Wireless

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lampiran D-1 Silabus ... 123

Lampiran D-2 Perhitungan Manual Uji Validitas ... 128

Lampiran D-3 Perhitungan Manual Uji Reliabilitas ... 130

Lampiran D-4 Perhitungan Manual Uji Tingkat Kesukaran ... 132

Lampiran D-5 Perhitungan Manual Uji Daya Pembeda ... 133

Lampiran D-6 Perhitungan Manual Uji Normalitas ... 134

Lampiran D-7 Perhitungan Manual Uji Hipotesis ... 137

Lampiran D-8 Foto Dokumentasi Penelitian ... 138

LAMPIRAN E Lampiran E-1 Lembar Bimbingan Skripsi ... 139


(11)

Erik Eriza Suranto, 2014

Efektivitas Penerapan Perangkat Lunak Swishmax 4 Sebagai Media Pembelajaran Pembuatan Antena Wireless

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Efektivitas Penerapan Perangkat Lunak Swishmax 4 sebagai Media Pembelajaran Pembuatan Aantena Wireless

Oleh:

Erik Eriza Suranto NIM. 0800684

Permasalahan yang melatarbelakangi penelitian ini adalah proses pembelajaran pada mata diklat membangun wireless local area network masih kurang menggunakan media pembelajaran, sehingga suasana belajar menjadi jenuh dan peserta didik menjadi pasif. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan perangkat lunak swishmax 4 sebagai media pembelajaran ditinjau dari hasil belajar siswa pada ranah kognitif dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep siswa tentang pembuatan antenna wireless. Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 13 Bandung kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan dengan menggunakan metode pre-experimental design dengan desain one group pretest-posttest design. Adapun metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah dengan teknik analisis deskriptif dan instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah tes hasil belajar (kognitif). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pemahaman konsep hasil belajar siswa pada ranah kognitif. Hal tersebut dapat ditunjukkan dari hasil rata-rata pretest siswa sebesar 39,97 sedangkan rata-rata perolehan nilai posttest siswa adalah 78,02. Sehingga diperoleh rata-rata gain siswa sebesar 0,63. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan software swishmax 4 sebagai media pembelajaran efektif digunakan. Selain itu, penerapan software swishmax 4 sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman konsep hasil belajar siswa pada mata pelajaran wireless LAN dilihat dari hasil belajar ranah kognitif.


(12)

1

Erik Eriza Suranto, 2014

Efektivitas Penerapan Perangkat Lunak Swishmax 4 Sebagai Media Pembelajaran Pembuatan Antena Wireless

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Berdasarkan pengalaman Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang dilaksanakan peneliti di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 13 Bandung Program Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan, terdapat mata diklat dimana siswa memiliki keterbatasan dalam menggambarkan pemahaman materi tersebut. Mata diklat tersebut adalah membangun wireless local area network. Proses pembelajaran di mata diklat tersebut masih kurang menggunakan media pembelajaran, sehingga suasana belajar menjadi jenuh dan peserta didik menjadi pasif dan diam. Hal ini sangat disayangkan karena dapat membuat peserta didik menjadi kurang termotivasi untuk belajar yang tentunya berdampak pada hasil belajar.

Menurut hasil observasi peneliti dengan salah satu guru di mata diklat wireless LAN pada tanggal 13 Maret 2014, dijelaskan bahwa penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran di mata diklat tersebut kurang. Sedangkan alat sebagai penyampaian media pembelajaran sudah cukup lengkap. Maka diperlukan sebuah inovasi dalam proses pembelajaran dalam mata diklat tersebut. Sebuah inovasi pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar dengan memanfaatkan peralatan yang ada.

Sesuai penjelasan di atas, maka media pembelajaran dapat dijadikan pilihan untuk mewujudkan proses belajar secara optimal. Proses belajar yang optimal merupakan salah satu indikator untuk mewujudkan hasil belajar peserta didik yang optimal pula. Hasil belajar yang optimal juga merupakan salah satu cerminan hasil pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas memerlukan sumber daya guru yang mampu dan siap berperan secara profesional dalam lingkungan sekolah dan masyarakat (Heinich dkk., 2002; Ibrahim, 1997; Ibrahim dkk., 2001).


(13)

2

Erik Eriza Suranto, 2014

Efektivitas Penerapan Perangkat Lunak Swishmax 4 Sebagai Media Pembelajaran Pembuatan Antena Wireless

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sesuai dengan kerucut pengalaman Edgar Dale (1969) melukiskan bahwa semakin konkret siswa mempelajari bahan pelajaran, maka semakin banyaklah pengalaman yang didapatkan. Tetapi sebaliknya jika semakin abstrak siswa mempelajari bahan pelajaran, maka semakin sedikit pula pengalaman yang didapatkan. Namun pada kenyataanya, pengalaman secara langsung sangatlah sulit dilaksanakan dalam proses pembelajaran, itu disebabkan karena tidak semua bahan pelajaran dapat dihadirkan secara langsung dalam proses pembelajaran.

Sebagaimana menurut Arsyad (2012: 81) media itu disiapkan untuk memenuhi kebutuhan belajar dan kemampuan siswa, serta siswa dapat aktif berpartisipasi dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu dibutuhkan alat bantu penyampaian materi belajar kepada siswa berupa media pembelajaran agar suasana pembelajaran menjadi efektif, menarik, interaktif dan menyenangkan. Selain itu, penggunaan media pembelajaran yang beragam akan dapat menciptakan variasi belajar sehingga tidak menimbulkan kejenuhan terhadap siswa.

Dengan dilatarbelakangi penjelasan-penjelasan di atas, penulis ingin melakukan sebuah penelitian mengenai penggunaan perangkat lunak Swishmax 4 sebagai media pembelajaran. Penelitian ini berjudul “Efektivitas Penerapan Perangkat Lunak Swishmax 4 Sebagai Media Pembelajaran Pembuatan Antena Wireless”.

1.2 Identifikasi Masalah Penelitian

Proses pembelajaran yang masih kurang menggunakan media pembelajaran di kelas XI Program Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan SMK Negeri 13 Bandung pada mata pelejaran wireless LAN sangat disayangkan. Hal ini menyebabkan suasana belajar menjadi jenuh dan peserta didik menjadi pasif dan diam. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan dengan batasan masalah diantaranya:

1. Penelitian hanya dilakukan terhadap siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan di SMK Negeri 13 Bandung.


(14)

3

Erik Eriza Suranto, 2014

Efektivitas Penerapan Perangkat Lunak Swishmax 4 Sebagai Media Pembelajaran Pembuatan Antena Wireless

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Penelitian hanya dilakukan terhadap materi pembelajaran pembuatan antenna wireless yang merupakan sebagian materi pada standar kompetensi membangun wireless local area network.

3. Penggunaan perangkat lunak Swishmax 4 sebagai media pembelajaran hanya bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa yang ditinjau dari hasil belajar pada ranah kognitif.

1.3 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, bagaimanakah efektivitas penerapan media pembelajaran Swishmax 4 ditinjau dari hasil belajar siswa pada ranah kognitif dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep siswa?

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini ialah untuk mengetahui efektivitas penerapan media pembelajaran Swishmax 4 ditinjau dari hasil belajar siswa pada ranah kognitif dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep siswa tentang pembuatan antenna wireless.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian yang dilakukan diantaranya :

1. Diketahui efektivitas penerapan media pembelajaran Swishmax 4 ditinjau dari hasil belajar siswa dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep siswa tentang pembuatan antena wireless kelas XI jurusan Teknik Komputer dan Jaringan pada mata pelajaran Wireless LAN di SMK Negeri 13 Bandung.

2. Sebagai bahan masukan guna penyempurnaan dan perbaikan dalam proses pembelajaran dengan mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI jurusan Teknik Komputer dan Jaringan pada mata pelajaran Wireless LAN di SMK Negeri 13 Bandung.


(15)

4

Erik Eriza Suranto, 2014

Efektivitas Penerapan Perangkat Lunak Swishmax 4 Sebagai Media Pembelajaran Pembuatan Antena Wireless

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.6 Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini dibahas tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta struktur organisasi skripsi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini mengemukakan tentang landasan teoritis yang mendukung dan relevan dengan permasalahan penelitian ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini mengemukakan tentang metode penelitian, variable penelitian, paradigma penelitian, data dan sumber data penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, kisi kisi dan instrumen penelitian, serta teknik analisis data penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini mengemukakan pembahasan hasil yang diperoleh dalam penelitian. BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini berisi kesimpulan penelitian dan saran yang bersifat konstruktif bagi institusi yang bersangkutan.


(16)

24

Erik Eriza Suranto, 2014

Efektivitas Penerapan Perangkat Lunak Swishmax 4 Sebagai Media Pembelajaran Pembuatan Antena Wireless

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

1.1 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Lebih jelas lagi Sugiyono (2011: 6) mengatakan bahwa :

Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

Dengan demikian, metode penelitian dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seorang peneliti untuk mengumpulkan, menyusun, serta menganalisis data dengan menggunakan teknik dan alat-alat tertentu sehingga diperoleh makna yang sebenarnya.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pre-experimental design seperti terlihat di gambar 4.1. pre-experimental design merupakan eksperimen sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini terjadi, karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random. Desain penelitian ini disebut sederhana, karena subjek penelitian yaitu kelompok tunggal atau kelompok jamak dan tidak memiliki kelompok kontrol, sehingga sering disebut sebagai one -group pretest-posttest design.


(17)

25

Erik Eriza Suranto, 2014

Efektivitas Penerapan Perangkat Lunak Swishmax 4 Sebagai Media Pembelajaran Pembuatan Antena Wireless

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1. Diagram macam-macam design eksperimen

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah one-group pretest-posttest design, bila dalam one-shot case study tidak diberi pretest, maka pada paradigma ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan sehingga hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karna dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Sehingga alur dari penelitian ini adalah kelas yang digunakan penelitian (kelas eksperimen) diberi pre-test kemudian dilanjutkan dengan pemberian perlakuan (treatment) yaitu penggunaan software sebagai media pembelajaran, setelah itu diberi post-test.

Secara sederhana desain penelitian dapat digambarkan sebagai berikut: Macam-Macam

Design Eksperimen

Pre-Experimental

One-shot Case Study One Group

Petest-Posttest Intec-Group Comparison

True- Experimental

Posttest Only

Control Design

Prettest-Control

Group Design Factorial

Experimental Quasi Experimental

Time- series Design Non equivalet Group Design


(18)

26

Erik Eriza Suranto, 2014

Efektivitas Penerapan Perangkat Lunak Swishmax 4 Sebagai Media Pembelajaran Pembuatan Antena Wireless

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

O1 : pre-test dilakukan sebelum digunakannya software sebagai media

pembelajaran.

X : treatment dilakukan saat pembelajaran dengan menggunakan software sebagai media pembelajaran.

O2 : post-test dilakukan setelah digunakannya software sebagai media

pembelajaran.

1.2 Variabel Penelitian

Arikunto (2006:118) variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 60). Dalam penelitian ini, ada dua variabel yang dipakai yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependen variable).

1. Variabel Bebas (X) adalah variabel yang dapat dimodifikasi, sehingga variabel ini mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah penggunaan software sebagai media pembelajaran.

2. Variabel Terikat (Y) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Sehingga ada hasil yang diharapkan setelah terjadi modifikasi pada variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa.

1.3 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009: 61). Berdasarkan pengertian di atas, populasi yang digunakan dalam penelitian ini


(19)

27

Erik Eriza Suranto, 2014

Efektivitas Penerapan Perangkat Lunak Swishmax 4 Sebagai Media Pembelajaran Pembuatan Antena Wireless

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan di SMK Negeri 13 Bandung periode 2013-2014.

1.4 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2009: 62). Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik sampling purposive yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2009: 68), karena jumlah sampel yang diambil hanya pada siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan di SMK Negeri 13 Bandung periode 2013-2014.

1.5 Prosedur dan Alur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan tiga tahap, yaitu tahap persiapan penelitian, tahap pelaksanaan penelitian dan tahap akhir penelitian.

1.5.1 Tahap Persiapan Penelitian

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi :

1. Observasi awal dilakukan untuk melaksanakan studi pendahuluan melalui pengamatan terhadap proses pembelajaran dilihat dari metode, penggunaan peralatan praktikum dan penggunaan media pembelajaran di sekolah tempat penelitian akan dilaksanakan.

2. Melakukan studi literatur terhadap teori yang relevan mengenai model pembelajaran yang akan digunakan, hal ini dilakukan untuk memperoleh teori yang akurat mengenai permasalahan yang akan diteliti.

3. Mempelajari kurikulum mengenai pokok bahasan yang dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian untuk mengetahui tujuan dan kompetensi dasar yang hendak dicapai.

4. Konsultasi dengan pihak sekolah dan guru bidang studi mengenai waktu penelitian, populasi dan sampel yang akan dijadikan sebagai subjek dalam penelitian.


(20)

28

Erik Eriza Suranto, 2014

Efektivitas Penerapan Perangkat Lunak Swishmax 4 Sebagai Media Pembelajaran Pembuatan Antena Wireless

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Penyusunan perangkat pembelajaran yaitu berupa RPP dan membuat serta menyusun kisi-kisi.

6. Pembuatan instrument penelitian serta mengudment instrument kepada dosen pembimbing.

7. Melakukan uji coba instrumen penelitian.

8. Menganalisis hasil uji coba instrumen penelitian dan kemudian menentukan soal yang layak digunakan sebagai instrumen penelitian.

1.5.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan meliputi :

1 Memberikan tes awal (pre-test) untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum diberikan perlakuan (treatment).

2 Memberikan perlakuan yaitu dengan cara menggunakan software sebagai media pembelajaran pada pokok bahasan yang dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian.

3 Selama proses pembelajaran berlangsung peneliti melakukan observasi terhadap keterlaksanaan penggunaan software sebagai media pembelajaran. 4 Memberikan tes akhir (post-test) untuk mengetahui hasil belajar siswa

setelah diberikan perlakuan (treatment) berupa software sebagai media pembelajaran.

1.5.3 Tahap Pengolahan dan Analisis Data

Pada tahapan ini kegiatan yang akan dilakukan antara lain : 1 Mengolah data hasil pre-test dan post-test.

2 Membandingkan hasil analisis tes antara sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberi perlakuan untuk melihat dan menentukan apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah digunakannya software sebagai media pembelajaran.

3 Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data.


(21)

29

Erik Eriza Suranto, 2014

Efektivitas Penerapan Perangkat Lunak Swishmax 4 Sebagai Media Pembelajaran Pembuatan Antena Wireless

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk lebih jelasnya, alur penelitian yang dilakukan dapat digambarkan sebagai berikut :

Tahap Persiapan

Studi Pendahuluan

Studi Literatur

Penentuan Materi & Sampel

Penyusunan Instrumen Penelitian

Observasi Tes

Uji Coba Instrumen

Pretest Treatment

Posttest

Pengolahan Data

Kesimpulan

Pembuatan Laporan

Tahap Pelaksanaan

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

Tahap Pengolahan dan Analisis Data

Mempelajari Kurikulum

Treatment Observasi Posttest

Treatment Observasi Posttest


(22)

30

Erik Eriza Suranto, 2014

Efektivitas Penerapan Perangkat Lunak Swishmax 4 Sebagai Media Pembelajaran Pembuatan Antena Wireless

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yaitu merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya. Menurut Arikunto (2006:232), mengumpulkan data adalah mengamati variable yang akan diteliti dengan metode interviu, tes observasi,kuesioner, dan sebagainya. Dalam melaksanakan penelitian ini ada beberapa teknik pengumpulan data yang penulis gunakan, antara lain :

1. Studi pendahuluan, dilakukan sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan. Maksud dan tujuan dari kegiatan studi pendahuluan ini adalah untuk mengetahui beberapa hal antara lain : keadaan pembelajaran, metode pembelajaran serta penggunaan media dalam pembelajaran.

2. Studi literatur, dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan memanfaatkan literatur yang relevan dengan penelitian ini yaitu dengan cara membaca, mempelajari, menela’ah, mengutip pendapat dari berbagai sumber berupa buku, diktat, skripsi, internet dan sumber lainnya.

3. Observasi, merupakan suatu proses yang komplek, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis (Sutrisno, 2004) dalam buku Sugiono(2012:166). Melalui observasi peneliti dapat memperoleh pandangan-pandangan siswa selama dilakukannya proses pembelajaran dengan menggunakan software sebagai media pembelajaran.

4. Tes, merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakanatau dijawab peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik (Zaenal, 2009:118). Penelitian ini menggunakan tes hasil belajar berupa tes objektif berbentuk pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban untuk mengetahui hasil belajar siswa. Tes dilaksanakan pada saat pre-test dan post-test. Pre-test atau Pre-test awal diberikan dengan tujuan mengetahui kemampuan awal subjek penelitian. Sementara post-test atau test akhir diberikan dengan


(23)

31

Erik Eriza Suranto, 2014

Efektivitas Penerapan Perangkat Lunak Swishmax 4 Sebagai Media Pembelajaran Pembuatan Antena Wireless

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tujuan untuk melihat perubahan hasil belajar siswa setelah digunakannya software sebagai media pembelajaran.

Untuk lebih ringkasnya mengenai teknik pengumpulan data yang akan dilakukan, dapat dilihat pada Tabel 3.2 dibawah ini :

Tabel 3.1. Teknik pengumpulan data

No. Teknik Sumber Data Jenis Data Instrumen

1. Pendahuluan Proses belajar mengajar

Kondisi dan metode pembelajaran, serta penggunaan media pembelajaran

-

2. Literatur

Buku-buku referensi, skripsi, internet

Teori penunjang yang berhubungan dengan penelitian

-

3. Tes Siswa

Hasil belajar siswa sebelum dan sesudah digunakannya

software sebagai media pembelajaran (Data Primer)

Soal pre-test dan post-test

1.7 Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:219), instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan untuk mengumpulkan data. Instrumen yang digunakan dalam pengambilan data primer adalah soal tes hasil belajar (pre-test dan post-test). Jenis tes yang digunakan yaitu tes formatif dengan tipe pilihan ganda (Multiple Choice) yang memerlukan jawaban pendek, singkat namun tepat. Soal-soal pada pretest dan posttest memuat tipe Soal-soal C1, C2, C3. Sebelum instrumen


(24)

32

Erik Eriza Suranto, 2014

Efektivitas Penerapan Perangkat Lunak Swishmax 4 Sebagai Media Pembelajaran Pembuatan Antena Wireless

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dipakai, terlebih dahulu dilakukan pengujian soal. Adapun pengujiannya sebagai berikut :

1.7.1 Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau keshahihan sesuatu instrument (Arikunto, 2006:168). Menurut Sugiono (2012:137) mengungkapkan bahwa instrument yang valid berartialat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk mengetahui tingkat validitas dari butir soal, digunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson :

rxy =

nΣXY− ΣX ΣY

nΣX2ΣX 2 nΣY2ΣY 2

(Arikunto, 2010: 70)

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

∑X : Jumlah skor tiap siswa pada setiap item soal

∑Y : Jumlah skor total tiap siswa n : Banyaknya siswa uji coba

Untuk menginterpretasikan tingkat validitas mengenai besarnya koefisien korelasi yang menunjukkan nilai validitas ditunjukkan oleh Tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.2. Kriteria validitas soal

Koefisien Korelasi Kriteria Validitas

0,81 – 1,00 0,61 – 0,80 0,41 – 0,60 0,21 – 0,40

Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah


(25)

33

Erik Eriza Suranto, 2014

Efektivitas Penerapan Perangkat Lunak Swishmax 4 Sebagai Media Pembelajaran Pembuatan Antena Wireless

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

0,00 – 0,20 Sangat Rendah

(Suharsimi Arikunto, 2010: 75)

Setelah nilai koefisien korelasi didadatkan, selanjutnya perlu dilakukan uji signifikansi untuk mengukur keberartian koefisien korelasi setiap item soal. Uji signifikansi dihitung dengan menggunakan statistik uji-t, yaitu sebagai berikut :

t =r n−2 1−r2

(Sugiyono, 2012: 230) Keterangan :

t : thitung

r : koefisien korelasi n : banyaknya siswa

Kemudian hasil perolehan thitung dibandingkan dengan ttabel pada derajat

kebebasan (dk) = N – 2 dan taraf signifikansi (α) = 0,05. Apabila thitung > ttabel,

maka koefisien validitas butir soal pada taraf signifikan yang dipakai.

1.7.2 Reliabilitas

Reabilitas tes adalah tingkat keajegan (konsitensi) suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg, relatif tidak berubah walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda. Reliabilitas suatu tes adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang sama (Arikunto, 2010: 90). Untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes digunakan rumus Kuder-Richardson 21 (K-R.20) :

ri =

k k−1

st2− Σpq st2

(Sugiyono, 2012: 359) Keterangan :

ri : Reliabilitas tes secara keseluruhan


(26)

34

Erik Eriza Suranto, 2014

Efektivitas Penerapan Perangkat Lunak Swishmax 4 Sebagai Media Pembelajaran Pembuatan Antena Wireless

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

q : Proporsi subjek yang menjawab salah (q = 1 – p)

Σpq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q k : Banyaknya item

st2 : Varians total

Harga varians total dapat dicari dengan menggunakan rumus : st2 =

xt2 n

(Sugiyono, 2012: 361) Dimana :

xt2 =ΣX t2 −

ΣXt 2

n

(Sugiyono, 2012: 361) Keterangan :

∑Xt2 : Jumlah skor setiap siswa

Adapun tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen ditunjukkan oleh Tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.3. Kriteria reliabilitas soal

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,81 – 1,00

0,61 – 0,80 0,41 – 0,60 0,21 – 0,40 0,00 – 0,20

Sangat Tinggi Tinggi Cikup Rendah Sangat Rendah

Arikunto( 2010: 75) Selanjutnya harga ri dibandingkan dengan rtabel. Apabila ri > rtabel, maka

instrumen dinyatakan reliabel.

1.7.3 Tingkat Kesukaran (Difficulty Index)

Perhitungan tingkat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa besar derajat kesukaran suatu soal (Zaenal Arifin,2009:266). Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut mudah atau sukar. Untuk menghitung tingkat kesukaran tiap butir soal digunakan persamaan :


(27)

35

Erik Eriza Suranto, 2014

Efektivitas Penerapan Perangkat Lunak Swishmax 4 Sebagai Media Pembelajaran Pembuatan Antena Wireless

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

TK = (WL + WH)

(nL + nH) X100%

(Zaenal Arifin,2009:266) Keterangan :

TK : Tingkat kesukaran

WL : jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok bawah WH : jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok atas nL : jumlah kelompok bawah

nH : jumlah kelompok atas

langkah-langkah yang harus ditempuh adalah sebagai berikut:

a. Menyusun lembar jawaban peserta didik dari skor tertinggi sampai dengan skor terendah.

b. Mengambil 27% lembar jawaban selanjutnya disebut kelompok atas (higher group), dan 27 % lembar jawaban dari bawah yang selanjutnya disebut kelompok bawah ( lower group). Sisa sebanyak 46% disisihkan. c. Membuat table untuk mengetahui jawaban (benar atau salah) dari setiap

peserta didik, baik untuk kelompok atas maupun kelompok bawah. d. Membuat table seperti berikut:

Tabel 3.4. Klasifikasi indeks kesukaran No.

soal WL WH WL+WH WL-WH

1 2 3 4 dst.

(Zaenal Arifin,2009:267)


(28)

36

Erik Eriza Suranto, 2014

Efektivitas Penerapan Perangkat Lunak Swishmax 4 Sebagai Media Pembelajaran Pembuatan Antena Wireless

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Jika jumlah persentase sampai dengan 27% termasuk mudah. b. Jika jumlah persentase 28%-72% termasuk sedang.

c. Jika jumlah persentase 73% ke atas termasuk sukar.

Sehubungan dengan tingkat kesukaran ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun soal, yaitu: ( Zaenal 2009:272)

a. Soal yang termasuk ekstrem sukar atau ekstrem mudah tidak memberikan informasi yang berguna bagi sebagian besar peserta didik. Oleh sebab itu, soal seperti ini kemungkinan distribusi jawaban pada alternative jawaban ada yang tidak memenuhi syarat.

b. Jika ada soal ekstrem sukar atau ekstrem mudah, tetapi setiap pengecoh (distribusi jawaban) pada soal tersebut menunjukan jawaban yang merata, logis dan daya pembedanya negatif (kecuali kunci), maka soal-soal tersebut masih memenuhi syarat untuk diterima.

c. Jika ada soal ekstrem sukar atau ekstrem mudah, tetapi memiliki daya pembeda dan statistik pengecoh memenuhi criteria, maka soal tersebut dapat dipilih dan diterima sebagai salah satu alternatif untuk disimpan dalam bank soal.

d. Jika ada soal ekstrem sukar atau ekstrem mudah, daya pembeda dan statistik pengecohnya belum memenuhi kriteria, maka soal tersebut perlu direvisi dan diuji coba lagi.

1.7.4 Daya Pembeda (Discriminating Power)

Daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan peserta didik yang belum/kurang menguasai kompetensi berdasarkan criteria tertentu (Zaenal Arifin,2009:273). Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa bodoh (berkemampuan rendah) (Arikunto, 2010: 211). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut dengan indeks diskriminasi. Untuk mengetahui daya pembeda soal digunakan rumus sebagai berikut :


(29)

37

Erik Eriza Suranto, 2014

Efektivitas Penerapan Perangkat Lunak Swishmax 4 Sebagai Media Pembelajaran Pembuatan Antena Wireless

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DP =(WL−WH) n

(Wayan ,Sumartana 1986:136). Keterangan :

DP : daya beda

WL : jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah WH : jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok atas n : jumlah kelompok atas atau kelompok bawah.

Setelah indeks daya pembeda diketahui, maka harga tersebut diinterpretasikan pada kriteria daya pembeda sesuai dengan table berikut.Adapun kriteria indeks daya pembeda menurut Ebel adalah sebagai berikut (Zaenal Arifin,2009:274) :

Tabel 3.5. Interpretasi daya pembeda instrumen tes

Index of discrimination Item evaluation

0,40 and up Very good item

0,30-0,39 Reasonably good

0,20-0,29 Marginal items

Below-0,19 Poor items, to be rejectd or improved by revision

1.8 Teknik Analisis Data

Setelah data berhasil terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap data tersebut. Analisis data merupakan suatu usaha untuk mengkaji dan mengolah data yang telah dikumpulkan sehingga diperoleh suatu simpulan yang bermanfaat sesuai dengan tujuan penelitian. Karena data yang diperoleh dari hasil penelitian merupakan data mentah yang belum memiliki makna yang berarti, maka data tersebut harus diolah terlebih dahulu, sehingga dapat memberikan arah untuk pengkajian lebih lanjut. Data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif, maka cara pengolahannya dilakukan dengan teknik statistik.


(30)

38

Erik Eriza Suranto, 2014

Efektivitas Penerapan Perangkat Lunak Swishmax 4 Sebagai Media Pembelajaran Pembuatan Antena Wireless

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data kuantitatif diperoleh dari hasil skor pre-test dan post-test. Menurut Huke (Indikhiro, 2010:48) gain untuk menghitung peningkatan hasil belajar dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

Gain = Skor Posttest−Skor Pretest Skor Maksimum−Skor Pretest

Sebelum data tersebut dianalisis, skor pre-test dan post-test perlu diuji normalitas dan homogenitas terlebih dahulu untuk mengetahui bahwa data benar-benar berdistribusi normal dan homogen.

1.8.1 Uji Normalitas

Menurut Sugiono (2009:75), penggunaan statistik parametris, bekerja dengan asumsi bahwa data setiap variabel penelitian yang akan dianalisis membentuk distribusi normal. Bila data tidak normal, maka teknik statistik parametris tidak dapat digunakan untuk data analisis. Untuk itu sebelum peneliti akan menggunakan teknik statistik parametris sebagai analisisnya, maka peneliti harus membuktikan terlebih dahulu, apakah data yang akan dianalisis itu berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas pada dasarnya bertujuan untuk melihat normal atau tidaknya data yang diperoleh dari hasil penelitian. Pada penelitian disini menggunakan teknik pengujian normalitas data dengan menggunakan Chi Kuadrad (χ2). Penghujian normalitas data dengan (χ2) dilakukan dengan cara membandingkan kurva normal yang terbentuk dari data yang telah terkumpul (B) dengan kurva normal baku/standar (A) (Sugiono 2009:79). Seperti ditunjukan pada gambar dibawah ini.


(31)

39

Erik Eriza Suranto, 2014

Efektivitas Penerapan Perangkat Lunak Swishmax 4 Sebagai Media Pembelajaran Pembuatan Antena Wireless

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.5 (a) Kurva Normal Baku (b) Kurva distribusi data yang akan diuji normalitasnya

(Sugiyono, 2009: 80)

Menurut Sugiono (2009:80), langkah-langkah yang diperlukan adalah sebagai berikut:

1. Menentukan jumlah kelas interval. Untuk pengujian normalitas dengan chi-kuadrat, jumlah kelas interval ditetapkan = 6. Hal ini sesuai dengan 6 bidang yang ada pada kurve normal baku.

2. Menentukan panjang kelas interval.

PK =(data terbesar – data terkecil) Jumlah kelas interval (6)

3. Menyusun kedalam tabel distribusi frekuensi

Tabel 3.6. Tabel distribusi frekuensi

Interval fo fh fo– fh (fo– fh)2 ��− �� �

��

… … … …

Jumlah … … … - …

Keterangan :

fo : Frekuensi/jumlah data hasil observasi

fh : Frekuensi/jumlah yang diharapkan (persentase luas tiap bidang

dikalikan dengan n) f0– fh : Selisih data f0 dengan fh

4. Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh)

Gambar 3.4. (a) Kurva normal baku (b) Kurva distribusi data yang akan diuji normalitasnya


(32)

40

Erik Eriza Suranto, 2014

Efektivitas Penerapan Perangkat Lunak Swishmax 4 Sebagai Media Pembelajaran Pembuatan Antena Wireless

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Memasukkan harga-harga fh kedalam tabel kolom fh, sekaligus menghitung

harga-harga (fo – fh) dan

(fo− fh)2

fh dan menjumlahkannya. Harga

(fo− fh)2 fh

merupakan harga chi-kuadrat ( χ2).

6. Membandingkan harga chi-kuadrat hitung dengan chi-kuadrat tabel dengan ketentuan :

Jika :

�2 hitung 2 tabel maka data terdistribusi normal

�2 hitung > 2 tabel maka data terdistribusi tidak normal

1.8.2 Uji Hipotesis

Dalam statistik, hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan statistic tentang parameter populasi (Sugiyono, 2009: 84). Terdapat perbedaan mendasar antara pengertian hipotesis menurut penelitian dan statistik. Dalam penelitian, hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dalam statistik dan penelitian terdapat dua macam hipotesis, yaitu hipotesis nol (H0) dan

alternatif (Ha). Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak.

Menurut tingkat ekplanasi hipotesis yang akan diuji, maka rumusan hipotesis dapat dikelompokan menjadi 3 macam, yaitu hipotesis deskriptis (pada satu sampel atau variabel mandiri/tidak dibandingkan dan dihubungkan), komparatif dan hubungan (Sugiyono, 2009: 86). Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah hipotesis deskriptif. Pengujian hipotesis deskriptif pada dasarnya merupakan proses pengujian generalisasi hasil penelitian yang didasarkan pada satu sampel. Kesimpulan yang dihasilkan nanti adalah apakah hipotesis yang diuji itu dapat digeneralisasi atau tidak. Bila H0 diterima berarti

dapat digeneralisasi.

Rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif (satu sampel) yang datanya interval atau ratio adalah seperti yang tertera dalam rumus dibawah ini.


(33)

41

Erik Eriza Suranto, 2014

Efektivitas Penerapan Perangkat Lunak Swishmax 4 Sebagai Media Pembelajaran Pembuatan Antena Wireless

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

� = � � − �0

�0 (1− �0)

(Sudjana, 2005: 233)

Keterangan:

Z : nilai Z hitung

�0 : nilai yang dihipotesiskan

� : jumlah anggota sampel yang mencapai kriteria

� : jumlah sampel

Kriteria pengujian adalah zhitung≥ −z(0.5−α) dimana z(0.5−α) didapat dari daftar

normal baku, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya jika zhitung <


(34)

54

Erik Eriza Suranto, 2014

Efektivitas Penerapan Perangkat Lunak Swishmax 4 Sebagai Media Pembelajaran Pembuatan Antena Wireless

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

1.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada penelitian “Efektivitas

Penerapan Perangkat Lunak Swishmax 4 sebagai Media Pembelajaran Pembuatan Antena Wireless” di SMK Negeri 13 Bandung pada standar kompetensi membangun wireless Local Area Network, dapat disimpulkan bahwa penerapan software swishmax 4 sebagai media pembelajaran efektif dilakukan untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran wireless LAN dilihat dari hasil belajar ranah kognitif. Hal ini dibuktikan dari hasil tes akhir pembelajaran lebih dari 75% siswa mencapai KKM. Hasil belajar siswa pada tingkat pemahaman konsep setelah digunakannya software Swishmax 4 sebagai media pembelajaran belajar mengalami peningkatan.

1.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas maka terdapat beberapa saran baik untuk siswa maupun pihak-pihak yang terkait. Berikut adalah saran dari hasil penelitian ini:

1. Penyediaan peralatan yang digunakan untuk pembelajaran praktikum agar lebih diperbanyak. Karena idealnya satu kelompok siswa menggunakan satu peralatan praktikum satu pada saat praktikum berlangsung, begitu pula dengan jumlah siswa dalam satu kelompok, agar tidak terlalu banyak. Hal ini bertujuan agar siswa saling bekerja sama.

2. Penerapan software swishmax 4 sebagai media pembelajaran efektif dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran wireless LAN, sehingga peneliti sangat merekomendasikan kepada guru untuk menggunakan media ini pada proses pembelajaran.


(35)

55

Erik Eriza Suranto, 2014

Efektivitas Penerapan Perangkat Lunak Swishmax 4 Sebagai Media Pembelajaran Pembuatan Antena Wireless

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Alaydrus, Mudrik. (2011). Antena Prinsip dan Aplikasi. Yogyakarta : Graha Ilmu Anderson, L.W. & Krathwohl, D.R. (2001): Revisi Taksonomi Bloom

Arifin, Zaenal.(2009). Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: PT. REMAJA ROSDAKARYA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. (2010). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arsyad, Azhar. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Aunurrahman. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: CV. ALFABETA Awalani, Indikhiro. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Cooperative

Integrated Reading and Composition (CIRC) Berbasis Komputer untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran TIK. Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK) UPI: Tidak diterbitkan

Daryanto.(2012). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Fadli, Imam. (2010). Pemrograman Animasi Flash dan Multimedia dengan Swishmax 3. [Online]. Tersedia: http://www.e-bookspdf.org/?s= swishmax+4+adalah [16 maret 2014]

Furqon, Ph.D. (1999). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: CV. ALFABETA

Hamalik, Oemar. (2012). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Kurikulum SMK Negeri 13 Bandung. (2012). Analisis Urutan SK dengan Mata

Pelajaran. Bandung: Tidak diterbitkan

Nurkancana dan Sumartana. (1986). Evaluasi Pendidikan. Surabaya: USAHA NASIONAL


(36)

56

Erik Eriza Suranto, 2014

Efektivitas Penerapan Perangkat Lunak Swishmax 4 Sebagai Media Pembelajaran Pembuatan Antena Wireless

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Roestiyah. (1982). Masalah – masalah Ilmu Keguruan. Jakarta : PT. Bina Aksara Sagala, Syaiful. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV.

ALFABETA

Sanjaya, Wina. (2007). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana

Siagian, Sondang P. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara

Sudjana, Nana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya

Sugiyono dan Wibowo, Eri. (2004). Statistika Untuk Penelitian dan Aplikasinya dengan SPSS 10.0 for Windows. Bandung: CV. ALFABETA

Sugiyono. (2009). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. ALFABETA

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. ALFABETA

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi dengan Metode R&D. Bandung: CV. ALFABETA

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Bandung

Wisah, A.R. dan Gunawan H. (2010). Belajar Animasi Swishmax 2.0. PalComTech Publisher


(1)

39

Gambar 3.5 (a) Kurva Normal Baku (b) Kurva distribusi data yang akan diuji normalitasnya

(Sugiyono, 2009: 80)

Menurut Sugiono (2009:80), langkah-langkah yang diperlukan adalah sebagai berikut:

1. Menentukan jumlah kelas interval. Untuk pengujian normalitas dengan

chi-kuadrat, jumlah kelas interval ditetapkan = 6. Hal ini sesuai dengan 6

bidang yang ada pada kurve normal baku. 2. Menentukan panjang kelas interval.

PK =(data terbesar – data terkecil) Jumlah kelas interval (6)

3. Menyusun kedalam tabel distribusi frekuensi

Tabel 3.6. Tabel distribusi frekuensi

Interval fo fh fo – fh (fo – fh)2 ��− ��

��

… … … …

Jumlah … … … - …

Keterangan :

fo : Frekuensi/jumlah data hasil observasi

fh : Frekuensi/jumlah yang diharapkan (persentase luas tiap bidang

dikalikan dengan n) f0– fh : Selisih data f0 dengan fh

4. Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh)

Gambar 3.4. (a) Kurva normal baku (b) Kurva distribusi data yang akan diuji normalitasnya


(2)

5. Memasukkan harga-harga fh kedalam tabel kolom fh, sekaligus menghitung

harga-harga (fo – fh) dan

(fo− fh)2

fh dan menjumlahkannya. Harga

(fo− fh)2 fh

merupakan harga chi-kuadrat ( χ2).

6. Membandingkan harga chi-kuadrat hitung dengan chi-kuadrat tabel dengan ketentuan :

Jika :

�2 hitung 2 tabel maka data terdistribusi normal

�2 hitung > 2 tabel maka data terdistribusi tidak normal

1.8.2 Uji Hipotesis

Dalam statistik, hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan statistic tentang parameter populasi (Sugiyono, 2009: 84). Terdapat perbedaan mendasar antara pengertian hipotesis menurut penelitian dan statistik. Dalam penelitian, hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dalam statistik dan penelitian terdapat dua macam hipotesis, yaitu hipotesis nol (H0) dan

alternatif (Ha). Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak.

Menurut tingkat ekplanasi hipotesis yang akan diuji, maka rumusan hipotesis dapat dikelompokan menjadi 3 macam, yaitu hipotesis deskriptis (pada satu sampel atau variabel mandiri/tidak dibandingkan dan dihubungkan), komparatif dan hubungan (Sugiyono, 2009: 86). Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah hipotesis deskriptif. Pengujian hipotesis deskriptif pada dasarnya merupakan proses pengujian generalisasi hasil penelitian yang didasarkan pada satu sampel. Kesimpulan yang dihasilkan nanti adalah apakah hipotesis yang diuji itu dapat digeneralisasi atau tidak. Bila H0 diterima berarti

dapat digeneralisasi.

Rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif (satu sampel) yang datanya interval atau ratio adalah seperti yang tertera dalam rumus dibawah ini.


(3)

41

� = � � − �0

�0 (1− �0)

(Sudjana, 2005: 233)

Keterangan:

Z : nilai Z hitung

�0 : nilai yang dihipotesiskan

� : jumlah anggota sampel yang mencapai kriteria � : jumlah sampel

Kriteria pengujian adalah zhitung≥ −z(0.5−α) dimana z(0.5−α) didapat dari daftar

normal baku, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya jika zhitung <


(4)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

1.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada penelitian “Efektivitas Penerapan Perangkat Lunak Swishmax 4 sebagai Media Pembelajaran Pembuatan Antena Wireless” di SMK Negeri 13 Bandung pada standar kompetensi membangun wireless Local Area Network, dapat disimpulkan bahwa penerapan

software swishmax 4 sebagai media pembelajaran efektif dilakukan untuk

meningkatkan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran wireless LAN dilihat dari hasil belajar ranah kognitif. Hal ini dibuktikan dari hasil tes akhir pembelajaran lebih dari 75% siswa mencapai KKM. Hasil belajar siswa pada tingkat pemahaman konsep setelah digunakannya software Swishmax 4 sebagai media pembelajaran belajar mengalami peningkatan.

1.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas maka terdapat beberapa saran baik untuk siswa maupun pihak-pihak yang terkait. Berikut adalah saran dari hasil penelitian ini:

1. Penyediaan peralatan yang digunakan untuk pembelajaran praktikum agar

lebih diperbanyak. Karena idealnya satu kelompok siswa menggunakan satu peralatan praktikum satu pada saat praktikum berlangsung, begitu pula dengan jumlah siswa dalam satu kelompok, agar tidak terlalu banyak. Hal ini bertujuan agar siswa saling bekerja sama.

2. Penerapan software swishmax 4 sebagai media pembelajaran efektif

dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

wireless LAN, sehingga peneliti sangat merekomendasikan kepada guru


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Alaydrus, Mudrik. (2011). Antena Prinsip dan Aplikasi. Yogyakarta : Graha Ilmu Anderson, L.W. & Krathwohl, D.R. (2001): Revisi Taksonomi Bloom

Arifin, Zaenal.(2009). Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: PT. REMAJA ROSDAKARYA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik

Edisi Revisi VI. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. (2010). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arsyad, Azhar. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Aunurrahman. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: CV. ALFABETA Awalani, Indikhiro. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Cooperative

Integrated Reading and Composition (CIRC) Berbasis Komputer untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran TIK. Jurnal

Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK) UPI: Tidak diterbitkan

Daryanto.(2012). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Fadli, Imam. (2010). Pemrograman Animasi Flash dan Multimedia dengan

Swishmax 3. [Online]. Tersedia: http://www.e-bookspdf.org/?s= swishmax+4+adalah [16 maret 2014]

Furqon, Ph.D. (1999). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: CV. ALFABETA

Hamalik, Oemar. (2012). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Kurikulum SMK Negeri 13 Bandung. (2012). Analisis Urutan SK dengan Mata


(6)

Roestiyah. (1982). Masalah – masalah Ilmu Keguruan. Jakarta : PT. Bina Aksara

Sagala, Syaiful. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. ALFABETA

Sanjaya, Wina. (2007). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana

Siagian, Sondang P. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara

Sudjana, Nana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya

Sugiyono dan Wibowo, Eri. (2004). Statistika Untuk Penelitian dan Aplikasinya

dengan SPSS 10.0 for Windows. Bandung: CV. ALFABETA

Sugiyono. (2009). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. ALFABETA

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. ALFABETA

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi dengan Metode

R&D. Bandung: CV. ALFABETA

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Bandung

Wisah, A.R. dan Gunawan H. (2010). Belajar Animasi Swishmax 2.0. PalComTech Publisher