Jasa Assurance dan Non Assurance Lainnya (1)

Jasa Assurance dan Non Assurance Lainnya
Mata Kuliah
Dosen Pengampu
Hari/Jam/Ruangan

: Auditing II
: Bpk. M. Hasbi Saleh
: Senin, 18.30 WIB, A 404

Disusun Oleh :

KELOMPOK 10
No.

Nama

No. NPK

1.

Nofrita Harini


11.11.000.24

2.

Anna Mawatik

1113700607

3.

Dana Fadlina N.

1112000550

4

Shelly Hapsari

1112000584


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA JAKARTA

2015

KATA PENGANTAR
Assallamualaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Shalawat beserta salam kita
limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang merupakan tauladan bagi kaum
muslimin dimuka bumi ini, karena atas segala limpahan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana guna memenuhi tugas mata
kuliah Auditing II.
Kami harap dengan adanya makalah ini pembaca dapat memperluas ilmu tentang
Auditing II. Bahan presentasi ini kami beri judul “ Jasa Assurance dan Non Assurance Lainnya ”
yang merupakan salah satu pembelajaran dalam mata kuliah Auditing II.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Wassalammualaikum Wr. Wb.
Jakarta, Mei 2015


Penyusun

Jasa Assurance dan Non Assurance Lainnya

Page 2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

2

DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN

4

I.I Latar Belakang 4
I.2 Tujuan Pembelajaran


4

BAB II PEMBAHASAN

5

II.1 Jasa Review dan Kompilasi
II.2 Bentuk Laporan

6

II.3 Penugasan Atestasi

7

5

II.4 Jasa WebTrust 10
II.5 Jasa SysTrust 11
II.6 Laporan Keuangan Prospektif 11

II.7 Penugasan Prosedur yang Disepakati 13
II.8 Audit atau Penugasan Assurance Terbatas Lain

14

BAB III PENUTUP 18
III.1 Kesimpulan

18

DAFTAR PUSTAKA

19

BAB I
PENDAHULUAN

Jasa Assurance dan Non Assurance Lainnya

Page 3


I.1 Latar Belakang
Pembahasan pada makalah ini berfokus pada audit laporan keuangan historis yang
disusun sesuai dengan prinsip prinsip akuntansi yang diterima umum. Sekarang jenis jasa
assurance lainnya yang ditawarkan oleh akuntan public yang melibatkan laporan keuangan
historis juga akan dibahas, seperti mereview laporan keuangan historis dan penugasan assurance
terbatas yang melibatkan laporan keuangan historis untuk memenuhi kebutuhan khusus pemakai
laporan keuangan. Pada pembahasan kali ini juga membahas jasa assurance bagi beberapa jenis
penugasan atestasi yang tidak melibatkan laporan keuangan historis, seperti penugasan web trust
dan sys trust, serta laporan atas peramalan keuangan.

I.2 Tujuan Pembelajaran
1. Memahami tingkat assurance dan persyaratan bukti untuk jasa review dan kompilasi.
2. Menggambarkan penugasan khusus untuk mereview informasi keuangan interim untuk
perusahaan public.
3. Membedakan antara standard atestasi AICPA dan standard auditing dan mengetahui jenis
4.
5.
6.
7.

8.

penugasan yang sesuai untuk masing-masing standard.
Memahami sifat dan jasa assurance WebTrust.
Memahami sifat dari jasa assurance SysTrust.
Menggambarkan penugasan khusus untuk mengatestasi laporan keuangan prospektif.
Menggambarkan penugasan prosedur yang disetujui.
Menggambarkan penugasan audit dan penugasan assurance terbatas yang berhubungan
dengan laporan keuangan historis.

BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Jasa Review dan Kompilasi
Jasa Assurance dan Non Assurance Lainnya

Page 4

Standar untuk kompilasi dan review laporan keuangan, yang disebut Statements on
Standards for Accounting and Review Services (SSARS), diterbitkan oleh Accounting and

Review Services Committee dari AICPA. Komite ini memiliki otoritas yang sebanding dengan
Auditing Standards Board untuk jasa yang melibatkan laporan keuangan yang belum diaudit
milik perusahaan nonpublic. Karena tidak melakukan audit, SSARS merujuk para akuntan public
yang melakukan jasa review dan kompilasi sebagai akuntan, dan bukan auditor.
Penugasan jasa review (SSARS review) memungkinkan akuntan untuk mengekspresikan
keyakinan yang terbatas bahwa laporan keuangan telah sesuai dengan prinsip prinsip akuntansi
yang diterima secara umum, termasuk pengungkapan informative yang layak, atau dasar
akuntansi lainnya yang kompherensif ( other compherensive bases of accounting = OCBOA)
seperti dasar akuntansi kas. Akuntan public harus independen dari klien dalam penugasan jasa
review.
Prosedur yang disarankan untuk review. Bukti untuk penugasan review terutama terdiri
dari pengajuan pertanyaan kepada manajemen dan prosedur analitis, yang pada intinya
memerlukan lebih sedikit prosedur ketimbang untuk suatu audit. Untuk review, akuntan tidak
memperoleh pemahaman mengenai

pengendalian internal, pengujian pengendalian, atau

melakukan pengujian substantive atas transaksi saldo, seperti konfirmasi piutang atau
pemeriksaan fisik persediaan.
SSARS merekomendasikan prosedur berikut untuk suatu penugasan review :

 Memperoleh pengetahuan mengenai prinsip prinsip akuntan dan praktik dari industry klien.
Akuntan dapat mempelajari pedoman industry AICPA atau sumber lain untuk meperoleh
pengetahuan mengenai industry. Tingkat pengetahuan untuk mereview mungkin lebih sedikit
ketimbang untuk suatu audit
 Memperoleh informasi mengenai klien. Informasi harus menyangkut sifat transaksi bisnis
klien, catatan akuntansi dan karyawan, serta isi laporan keuangan. Tingkat pengetahuan
untuk mereview mungkin lebih sedikit ketimbang untuk suatu audit
 Mengajukan pertanyaan kepada manajemen. Pengajuan pertanyaan merupakan prosedur
review yang paling penting. Tujuannnya adalah untuk menentukan apakah laporan keuangan
disajikan secara wajar dengan mengasumsikan bahwa manajemen tidak bermaksud untuk
menipu akuntan. Pengajuan pertanyaan harus dilakukan pada personil klien yang sesuai dan
pada umumnyamelibatkan diskusi, seperti pertanyaan :
Jasa Assurance dan Non Assurance Lainnya

Page 5

1. Gambarkan prosedur anda untuk pencatatan, pengklasifikasian, dan peringkasan
transaksi serta pengungkapan informasi dalam laporan
2. Apa tindakan yang paling penting yang dapat diambil dalam pertemuan pemegang
saham dan dewan direksi pada tahunini ?

3. Apakah setiap akun dalam laporan keuangan disiapkan sesuai dengan prinsip prinsip
akuntansi yang diterima secara umum danditerapkan secara konsisten ?
 Melakukan prosedur analitis. Prosedur ini akan mengidentifikasikan item item individual
yang tampak tidak biasa
 Memperoleh surat representasi. Akuntan diharuskan untuk memperoleh surat representasi
dari manajemen yang memiliki pengetahuan mengenai persoalan keuangan

II.2 Bentuk Laporan
Menyediakan contoh dari laporan review ketika akuntan telah menyelesaikan penugasan
review dan memutuskan bahwa tidak terdapat perubahan yang material yang diperlukan terhadap
laporan keuangan.
1. Paragraf pertama serupa dengan laporan audit kecuali terhadap referensinya terhadap
jasa review dan bukan audit
2. Paragraf kedua menyatakan bahwa suatu review terutama terdiri dari pengajuan
pertanyaan dan prosedur analitis pada intinya memiliki lingkup yang lebih sedikit dari
suatu audit dan tidak ada opini yang diekspresikan
3. Paragraph ketiga mengekspresikan assurance terbatas dalam bentuk asseracenegatif
bahwa pengetahuan kami tidak ada bentuk modifikasi material yang harus dilakukan
terhadap laporan keuangan.
Tanggal laporan review harus tanggal penyelesaian pengajuan pertanyaan akuntan dan prosedur

analitis. Setiap halaman dari laporan keuangan yang direview harus memasukkan referensi “lihat
laporan review akuntan”.

II.3 Penugasan Atestasi

Jasa Assurance dan Non Assurance Lainnya

Page 6

Didalam suatu penugasan atestasi, akuntan public melaporkan keandalan dari informasi
atau asersi yang dibuat dari pihak lain. Semua bentuk atestasi lain dibahas dalam standar atestasi
( pengecualian adalah untuk kaji ulang laporan keuangan historis disuatu entitas public, yang
dibahas dalam SSARS. Standar atestasi dibuat oleh auditing standart board mengikuti proses
yang sama yang digunakan untuk standar auditing (standar atestasi diberi label AT alih alih AU).
Auditing standar board memutuskan untuk tidak berusaha mendefinisikan potensi batas
dari penugasan atestasi kecuali dalam isitilah konseptual karena jasa yang mungkin akan muncul.
AICPA dan Canadian Institude of Chartered Accauntans (CICA) bersama sama mengembangkan
jasa assurance yan berhubungan dengan e-commerce dan teknologi informasi. Kelompok jasa
tersebut, dikenal sebagai WebTruist dan sysTrust, dilaksanakan menurut standar atestasi. Sebagai
tambahan AICPA telah menggabarkan standar atestasi spesifik dibidang bidang berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Laporan keuangan prospektif
Informasi keuangan pro forma
Laporan pengendalian internal terhadap laporan keuangan perusahaan swasta
Ketaatan terhadap hukum dan aturan
Penugasan prosedur yang disetujui
Diskusi dan analisis manajemen
Standar diperlukan untuk semua jenis penugasan tersebut karena akuntan public telah

melaksanakan jasa jasa tersebut dengan jumlah yang cukup besar hingga memerlukan pedoman
yang lebih spesifik daripada yang disediakan oleh standar atestasi umum. Akan tetapi, ketidak
hadiran standar spesifik untuk tiap jenis jasa tidak mengimplikasikan bahwa jasa-jasa tersebut
tidak layak disajikan.
Perbandingan standar audit Astestasi dengan standar Audit yang diterima Umum
A. Standar Umum
 Standar Atestasi
1. Penugasan harus dilakukan oleh seorang yang praktisi yang memiliki pelatihan
teknis dan kemahiran yang memadai dalam fungsi atestasi
2. Penugasan harus dilakukan oleh seseorang praktisi yang memiliki pengetahuan
mencukupi mengenai persoalan.
3. Praktisi harus melakukan penugasan hanya jika dia memiliki alasan untuk merasa
yakin bahwa persoalan dapat dievaluasi berdasarkan kriteria yang sesuai dan
tersedia bagi pemakai.
Jasa Assurance dan Non Assurance Lainnya

Page 7

4. Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam
sikap mental harus dijaga oleh praktisi
5. Ketelitian profesional harus dilaksanakan dalam perencanaan dan pelaksanaan


penugasan.
Standar Audit yang diterima secara umum
1. Audit harus dilaksanakan oleh orang atau orang-orang yang memilki pelatihan
teknis yang memadai dan kemahiran sebagai auditor.
2. Auditor harus menjaga Independensi dalam sikap mental dalam semua persoalan
yang berhubungan dengan audit.
3. Auditor harus melaksanakan ketelitian profesional dalam pelaksanaan audit dan

persiapan laporan.
B. Standar Pekerjaan Lapangan
 Standar Atestasi
1. Pekerjaan harus direncanakan dengan memadai dan asisten jika ada, harus di
supervisi dengan benar.
2. Bukti yang mencukupi haru diperoleh untuk menyediakan dasar yang masuk akal


untuk kesimpulan yang diekspresikan dalam laporan.
Standar audit yang diterima umum
1. Auditor harus merencanakan pekerjaan dengan benar dan harus mengawasi setiap
asisten.
2. Auditor harus memperoleh pemahaman yang mencukupi mengenai entitas dan
lingkungan, termasuk pengendalian internal, untuk mengukur resiko salah saji
material dari laporan keuangan baik akibat kesalahan atau kecurangan dan untuk
merancang sifat, waktu, dan luas dari prosedur audit selanjutnya.
3. Auditor harus memperoleh bukti audit yang cukup dengan melakukan prosedur
audit unutk memperoleh dasar yang masuk akal untuk suatu opini berkenaan

dengan laporan keuangan yang diaudit.
C. Standar Pelaporan
 Standar Atestasi
1. Laporan harus mengidentifikasi persoalan atau asersi yang dilaporkan dan
menyatakan karakter dari penugasan.
2. Laporan harus menyatakan kesimpulan praktisi mengenai persoalan atau asersi
dalam hubungannya dengan kriteria mengevaluasi persoalan tersebut.
3. Laporan harus menyatakan seluruh pernyataan signifikan dari praktisi mengenai
penugasan, persoalan,dan jika memungkinkan, asersi yang berhubungan.
4. Laporan harus menyatakan bahwa pemakai laporan dibatasi pada pihak-pihak


tertentu, dalam situasi tertentu.
Standar Audit Yang Diterima Secara Umum

Jasa Assurance dan Non Assurance Lainnya

Page 8

1. Auditor harus menyatakan dalam laporan auditor apakah laporan keuangan
disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum.
2. Auditor harus mengidentifikasi dalam laporan audit situasi di mana prinsipprinsip akuntansi tidak diamati secara konsisten dalam periode saat ini
sehubungan dengan periode sebelumnya.
3. Ketika auditor menentukan bahwa pegungkapan yang informatif tidak mencukupi
auditor harus menyatakan hal tersebut dalam laporan auditor.
4. Auditor harus mengekspresikan suatu opini mengenai laporan keuangan, secara
keseluruhan atau menyatakan bahwa suatu opini tidak dapat di ekspresikan dalam
laporan auditor. Ketika auditor tidak dapat menekspresikan suatu opini secara
keseluruhan, auditor harus menyatakan alasan dari hal tersebut dalam laporan
auditor. Dalam semua kasus dimana nama auditor di hubungkan dengan laporan
keuangan, auditor harus mengindikasikan secara jelas karakter dari pekerjaan
audit jikan ada dan tingkatkan tanggung jawab yang ditanggung auditor dalam
laporan auditor.

Standar atestasi mendefinisikan tiga tingkat penugasan dan bentuk kesimpulan yang
berhubungan :
1. Pemeriksaan, menghasilkan kesimpulan yang positif. Dalam jenis laporan ini, akuntan
publik membuat pernyataan langsung mengenai apakah penyajian asersi sesuai dengan
kriteria yang diharapkan.
2. Review, akuntan publik menyediakan kesimpulan assurance negatif. Untuk suatu laporan
keyakinan negatif, laporan akuntan publik menyatakan apakah ada informasi yang
diperoleh oleh akuntan publik yang mengindikasikan bahwa asersi tidak disajikan dengan
cara yang benar-benar sesuai dengan kriteria yang dapat diterapkan.
3. Prosedur yang disetujui, semua prosedur yang akan dilakukan akuntan publik disepakati
oleh akuntan publik, pihak yang bertanggung jawab membuat asersi, dan pihak pemakai
laporan akuntan publik.

II.4 Jasa Webtrust
Jasa Assurance dan Non Assurance Lainnya

Page 9

Jasa Webtrust merupakan suatu jasa spesifik yang dikembangkan di bawah prinsip dan
kriteria Trust service tertentu. Suatu situs yang memenuhi prinsip Trust Services berhak untuk
menampilkan cap elektronik Webtrust pada transaksinya atau pada halaman pemesanan, yang
ditujukan untuk memberi pemakain situs keyakinan mengenai kredibilitas situs tsb. Ketika
melaksanakan Jasa Assurance Web Trust kantor akuntan publik mengukur apakah Situs Web
perusahaan sesuai dengan Lima prinsip Trust Service sebagai berikut :
1. Keamanan merupakan praktik keamanan, memastikan bahwa sistem dilindungi dari akses
yang tidak memiliki otorisasi (baik secara fisik maupun logis)
2. Ketersediaan merupakan praktik ketersediaan, memastikan bahwa sistem tersedia untuk
operasi dan digunakan sesuai kesepakatan atau persetujuan.
3. Integritas pemprosesan, memastikan bahwa pemprosesan sistem lengkap, akurat, tepat
waktu, dan otorisasi.
4. Privasi Online memastikan bahwa informasi pribadi yang diperoleh sebagai hasil dari ecommernce dikumpulkan, digunakan, diungkapkan dan disimpan sesuai kesepakatan dan
persetujuan.
5. Kerahasiaan memastikan bahwa informasi yang dinyatakan sebagai rahasia dilindungi
sesuai kesepakatan atau persetujuan.

II.5 Jasa SysTrust
Ketika semakin banyak organisasi menjadi bergantung pada teknologi unformasi,
keamanan,ketersediaan, dan ketetapan dari system computer yang merupakan hal sangat penting.
System yang tidak dapat diandalkan dapat memicu rangkaian bisnis yang negative
mempengaruhi perusahaan, konsumen, pemasok, dan mitra bisnis lainnya. Jasa stytrust
menyediakan keyakian kepada manajemen, dewan direksi, atau pihak ketiga mengenai keandalan
dari system informasi yang digunakan untuk menghasilkan informasi real-time.
Dalam penugasan systrust, akuntan public yang memiliki lisensi systrust mengevaluasi
system computer perusahaan dengan menggunakan prisnsip dan criteria systrust dan menentukan
apakah pengendalian terhadap system tersebut berjalan. Akutan public kemudian melakukan
pengujian untuk menentukan apakah pengendalian tersebut beroperasi secara efektif semala
suatu periode tertentu. Jika system memenuhi persyaratan dari prinsip dan criteria systrust,

Jasa Assurance dan Non Assurance Lainnya

Page 10

laporan atestasi IACPA. Laporan tersebut mungkin berkenaan dengan salah satu prinsip trust
services atau kombinasi dari beberapa prinsip systrust.

II.6 Laporan Keuangan Prospektif
Laporan keuangan prospektif mengacu pada prediksi atau ekspektasi laporan keuangan
selama beberapa periode dimasa depan ( laporan laba rugi ) atau pada suatu tanggal dimasa
depan ( neraca ) sebagian besar akuntan public meyakini bahwa ada kesempatan yang besar dan
risiko yang potensial bagi auditor untuk menyediakan kreabilitas atas informasi keuangan
prospektif. Sangatlah dapat diterima bahwa pemakai menginginkan informasi prospektif yag
handal untuk membantu pengambilan keputusannya. Jika auditor dapat meningkatkan kreabilitas
informasi, risiko informasi dapat dikurangi dengan cara yang sama seperti dalam laporan
keuangan prospektif. Regulator, pemakai, dan pihak lain mungkin mengkritik dan bahkan
menuntut auditor, meskipun laporan prospektif dinyatakansecara wajar, berdasarkan informasi
yang tersedia ketika laporan tersebut disiapkan.

Standar atestasi AICPA mendefinisikan dua jenis umum laporan keuangan prospektif :
1. Peramalan adalah laporan keuangan prospektif yang menyajikan posisi keuangan entitas
yang diharapkan, hasil operasi, dan arus kas, pada pengetahuan dan keyakinan terbaik
dari pihak yang bertanggung jawab. Bank biasanya mensyaraatkan informasi ini sebagai
bagian dari permohonan pinjaman.
2. Proyeksi adalah laporan keuangan prospektif yang menyajikan posisi keuangan entitas,
hasil operasi, dan arus kas, pada pengetahuan dan keyakinan terbaik pihak yang
bertanggung jawab, berdasarkan satu atau lebih asumsi hipotesis

Laporan keuangan prospektif disiapkan bagi salah satu .dari dua audiens berikut:

Jasa Assurance dan Non Assurance Lainnya

Page 11

1. Laporan penggunaan umum, disiapkan untuk digunakan oleh pihak ketiga manapun,
contohnya penyertaan peramalan keuangan dalam suatu prospektus untuk penjualan
obligasi rumah sakit.
2. Laporan penggunaan terbatas, disiapkan hanya untuk pihak ketiga dengan siapa pihak
yang bertanggung jawab berhadapan secara langsung, contonya penyertaan proyeksi
keuangan dalam dokumen aplikasi pinjaman bank.

II.7 Penugasan Prosedur yang Disepakati
Ketika auditor dan manajemen atau pihak ketiga menyetujui bahwa audit akan terbatas
pada prosedur audit tertentu, audit dianggap sebagai penugasan prosedur yang disepakati.
Banyak akuntan public menyebut hal tersebut sebagai penugasan prosedur dan temuan karena
manghasilakan laporan yang berfokus kepada pelaksaan prosedur audit spesifik dan temuan yang
dihasilkan telah prosedur penyelesaian.
Penugasan prosdur yang disepakati menarik bagi akuntan public karena manajemen, atau
pemakai pihak ketiga, merinci prosedur yang ingin mereka lakukan. Bayangkan kesulitan yang
akan mereka hadapi oleh akuntan public jika ia diminta untuk menerbitkan opini terhadap agen
federal mengenai ketaatan perusahaan dalam mentaati hukum tindakan alternative federal selama
periode 2 dibawah srandar akuntansi ketaatan. Sekarang asumsikan bahwa agen federal bersedia
untuk merinci 10 prosedur audit yang akan dilakukan kantor akuntan public untuk memuaskan
agen tersebut. Tentu saja, penugasan ini akan jauh lebih mudah untuk dikelola. Dengnan
mengasumsikan bahwa kantor asumsikan bahwa kantor akuntan public dan agen federal dapat
menyepakati prosedur, banyak kantor akuntan public sanggup menjalankannya dan menerbitkan
laporan mengenai temuan yang dihasilkan.
SAS 75 dan SSAE 10 adalah standar professional utama yang membahas penugasan
yang disepakati. Keduanya disebut standar cermin, karena keserupaan mereka, akan tetapi SAS
membahas item laporan keuangan, sementara SSAE membahas persoalan non laporan
keuangan.Dalam penugasan prosedur yang disepakati berdasarkan standar atestasi, seorang
akuntan public mungkin menghitung tingkat pengembalian internal, resiko beta dalam mengukur
Jasa Assurance dan Non Assurance Lainnya

Page 12

tingkat perubahan, dan informasi relevan lain berkaitan dengan kepentngan investor utuk dana
bersama, untuk penugasan SAS 75, akuntan publik mungkin melakukan prosedur yang
disepakati untuk akun penjualan kotor dalam kesepakatan sewa, sebagai contoh, toko ritel sering
kali melakkan kontrak untuk penugasan semacam itu ketika toko menyewa dari pemilik
bangunan atas dasar persentase laba kotor.

II.8 Audit atau Penugasan Assurance Terbatas Lain
Setelah membahas jasa kompilasi dan kaji ulang untuk perusahaan non public, dan juga
kaji ulang dari informasi keuangan interim untuk perusahaan public, selanjutnya memeriksa jenis
lain dari audit dan jasa atestasi yang bada dalam standar auditing tetapi bukan merupakan audit
dari laporan keuangan historis yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntasi yang diterima secara
umum. Beberapa dari jasa tersebut meliputi . audit laporan keuangan yang disiapkan atas dasar
akuntasi komprehensif lain (other comprehensive basis of accounting (OCBOA), audit dari
elemen, akun, atau item tertentu dan surat ketaatan utang).
Auditor sering kali mengaudit laporan yang disusun atas dasar selain dari prinsip-prinsip
akuntansi yang diterima umum, SAS 62 (AU 623) menyatakan bahwa standar auditing yang
dapat diterima dapat diterpakan pada penugasan audit tersebut. Dasar-dasar selain dari prinsipprinsip akuntansi yang diterima umum yang mengatur penerbitan laporan antara lain:


Dasar kas atau dasar kas yang dimodifikasi. Dengan akuntansi dasar kas, hanya
penerimaan kas dan pengeluaran dicatat. Berdasarkan akuntans dasar kas yang
dimodifikasi, dasar kas ditelusuri kecuali untuk item-item tertentu, seperti aktiva tetap



dan penyusutan. Dokter dan pengacara sering kali memilih metode seperti ini.
Dasar yang digunakan untuk mentaati persyaratan dari agen peraturan. Contoh yang
umum mencakup system akun yang seragam yang diperlukan oleh perusahaan kereta api,



utilitas, dan asuransi.
Dasar pajak pendapatan. Aturan pengukuran yang digunakan untuk pengajuan
pengambalian pajak sering kali digunakan juga untuk penyusunan laporankeuangan,

Jasa Assurance dan Non Assurance Lainnya

Page 13

walaupun hal ersebut tidak sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara


umum. Banyak isnis kecil menggunakan metode ini.
Serangkaian criteria pasti yang memiliki dukungan substansial. Contohnya adalah dasar
akuntansi tingkat harga. Metode akuntansi harus diterapkan untuk semua item yang
material dalam laporan keuangan.
Auditor biasanya melakukan audit tersebut dengan cara yang sama seperti ketika klien

mengikuti prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum. Secara alami, auditor harus
sepenuhnya memahami dasar akuntansi yang disetujjui oleh klien. Sebgai cono, dalam
mengaudit perusahaan perkeretaapian, persyaratan auntansi yang kompleks mengharuskan
auditor ntuk memiliki pengetahuan akuntansi terspesialisasi untuk melaksanakan audit.
Ketika klien mengikuti dasar komprehensif lain selain dari prinsip-prinsip akuntansi yang
diterima secara umum, auditor harus memastikan laporan mengindikasika dengan jelas bahwa
penyusunannya menggunakan dasar selain dari prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara
umum. Jika laporan mengimplikasikan bahwa prinsip-prinsip akuntansiyang diterima secara
umum diikuti, persyaratan laporan yang dicakup dibab sebelumnya dapat diterapkan. Sebagai
akibatnya, persyaratan seperti neraca dan laporan operasi harus dihindari oleh klien. Sebaliknya,
judul seperti “laporan aktiva dan kewajiban yang muncul dari transaksi kas” sesuai untuk laporan
dengan dasar kas.
Auditor sering kali diminta untuk mengaudit dan menerbitkan laporan atas aspektertentu
dari laporan keuangan contoh yang umum adalah laporan atas audit penjualan dari seuah toko
ritel di pusat perbelanjaan untuk digunakan sebagai dasar dari pembayaran sewa. Contoh lainnya
termasuk laporan mengenai royalti, partisipasi laba, dan provisi untuk pajak pendapatan. Otoritas
untuk mengaudit elemen, akun, atau item khusus adalah SAS 62 (AU 632) SPECIAL REPORTS.
Kantor akuntan pada umumnya melakukan audit untuk elemen, akun, atau intem khusus.
Jenis audit ini lebih menyerupai audit biasa atas laporan keuangan kecuali jika hal tersebut
diterapkan untuk selain laporan keuangan penuh. Terdapat dua perbedaan utama antara audit
elemen, akun, atau item khusus dengan audit laporan keuangan yang lengkap:
1. Materialitas didefinisikan dalam istilah elemen, akun, atu item yang sedang diaudit dan
bukan untuk laporan keseluruhan. Dampaknya adalah memerlukan lebih banyak bukti
Jasa Assurance dan Non Assurance Lainnya

Page 14

daripada jika item tersebut diverifikasi hanya untuk satu dari banyakbagian laporan.
Sebgai contoh, jika akun penjualan dilaporkan secara terpisah, salah saji ang lebih kecil
akan dianggap material daripada ketika penjualan merupakan satu dari banyak akun
dalam suatu audit laporan keuangan lengkap.
2. Standar pertama dari pelaporan dibawa standar auditing yang diterma secara umum tidak
dapat diterapkan karena penyajian dari elemen, akun, atau item bukan merupakan suatu
laporan keuangan yang disiapkan sesuai dengan prinsip-prinsi akuntansi yang diterima
umum.
Auditor harus memperluas usaha audit mereka untuk memasukkan elemen, akun, atau
item lain yang saling berhubungan dengan yang sedang diaudit. Sebagai contoh, dalam
mengekspresikan suatu opini atas penjualan, auditor juga harus mempertimbangkan dampak dari
piutang usaha terhadap penjualan.
Klien kadang-kadang terlibat dalam kesepakatan pinjaman yang mengharuskan mereka
untuk menyediakan peminjam dengan laporan dari akuntan public mengenai keberadaan atau
ketidakberadaan dari sejumlah kondisi. Sebagai contoh, bank mungkin mengharuskan
perusahaan untuk menjaga sejumlah dolar tertentu dari modal kerja pada suatu tanggal ertentu
dan untuk memperoleh laporan audit yang menyatakan apakah perusahaan mentaati persyaratan
modal kerja yang dinyatakan.
Auditor mungkin menerbitkan laporan mengenai ketaatan utang dan penugasan yang
serupa sebgai laporan terpisah atau, dengan menambahkan sebuah paragraph setelah paragraph
opini, sebagai bagian dari laporan yang mengekspresikan opini mereka atas laporan keuangan.
Dalam kedua kasus tersebut, auditor harus mengamati persoalan berikut dalam penugasan
semacam itu:


Auditor harus memiliki kualifikasi untuk mengevaluasi apakah klien telah memenuhi
provisi dalam penugasan. Dalam audit kesepakatan ketaatan utang, auditor biasanya
memiliki kualifikasi untuk mengevaluasi apakah pembayaran dpokok dan bunga dibuat
ketika jatuh tempo, apakah batasan yang sesuai diberikan untuk dividen, dan rasio utang,
dan apakah catatan akuntansi memadai untuk melaksanakan audit yang biasa. Akan
tetapi, auditor tidak memiliki kualifikasi untuk menentukan apakah klien telah membatasi

Jasa Assurance dan Non Assurance Lainnya

Page 15

aktivitas bisnisnya dangan benar sesuai dengan persyaratan dari suatu kesepakatan atau
apakah jika perusahaan memiliki hak atas properti yang menjaminkan. Hal tersebut
merupakan pertanyaan hukum dan code of professional conduct melarang auditor untuk


berpraktik sebagai pengacara dalam situasi semacam itu.
Auditor sebaiknya menyediakan surat ketaatan utang hanya untuk seorang klien untuk
siapa auditor melakukan audit untuk laporan keuangan keseluruhan surat ketaatan utang
mengenai persoalan seperti keberadaan rasio lancer sebesar 2,5 atau lebih baik akan sulit
untuk dicapai tanpa melaksanakan audit laporan keuangan yang lengkap. Opini auditor
merupakan suatu assurance negatif, menyatakan bahwa tidak ada yang menarik perhatian
auditor yang akan mengarahkan auditor untuk merasa yakin terhadap ketidak taatan.

Jasa Assurance dan Non Assurance Lainnya

Page 16

BAB III
KESIMPULAN
Pembahasan ini mengambarakan banyak dari jasa lan yang ditawarkan oleh akuntan
public. Jenis jasa yang ditawarkan terus tumbuh dan berkembang sesuai permintaan assurance
masyarakat atau jenis informasi yang baru dan berbeda.
Bergantung pada sifat dari jasa, pedoman dalam menlaksanakan jasa mungkin dating dari
standar auditing, standar jasa asusransi dan kaji ulang, atau standar atestasi.

Jasa Assurance dan Non Assurance Lainnya

Page 17

DAFTAR PUSTAKA

Randol J. ELDER. 2011. Audit Dan Jasa Assurance Jilid 2 , Jakarta : ERLANGGA

Jasa Assurance dan Non Assurance Lainnya

Page 18