PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2005 TERHADAP PELAKSANAAN SERTIFIKASI GURU DI KOTA MATARAM

PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2005 TERHADAP PELAKSANAAN SERTIFIKASI GURU DI KOTA MATARAM

Hj. Zohriah 1

Kepala SMP Negeri 11 Mataram

ABSTRAK

Penelitian ini hanya ditujukan pada pelaksanaan sertifikasi bagi guru Pegawai Negeri di Kota Mataram, yang diawali dari pengaturan tunjangan profesi guru menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005, Penerapan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 di Kota Mataram dan juga berbagai kendala dalam pelaksanaan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 di Kota Mataram dan solusi yang ditawarkan untuk mengatasi kendala tersebut. Hasil penelitian ini ditemukan adanya insinkronisasi antara Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2009 dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) yang dijadikan pedoman dalam pembayaran tunjangan profesi guru. Selain itu juga ditemukan adanya kekaburan norma dalam Pasal 35 ayat (2) Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005. Meskipun Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 berjalan efektif sesuai dengan yang diharapkan, namun terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 di Kota Mataram. Solusinya agar Menteri Keuangan mengikuti ketentuan yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2009 yang memerintahkan agar pembayaran tunjangan sertifikasi guru dibayarkan setiap bulan. Untuk mengatasi pertentangan Norma dalam Pasal 35 ayat (2) Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 agar tidak merugikan guru maka dibutuhkan adanya revisi Undang- undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, khususnya Pasal 35 ayat (2) agar sinkron dengan Pasal 35 ayat (1).

Kata Kunci: Sertifikasi, Guru, Profesional.

ABSTRACT

This study is only aimed at the implementation of the Civil Service certification for teachers in Mataram, starting from the teaching profession allowance arrangement pursuant to Law No. 14 Year 2005, Application of the Law No. 14 Year 2005 in Mataram and the various constraints in the implementation of the Law Law Number 14 Year 2005 in Mataram and proposed solutions to overcome the stretcher. The results of this study found the insinkronisasi the Government Regulation No. 41 of 2009 by the Ministry of Finance (PMK) are used as guidelines in the payment of teachers' professional allowance. It also found the vagueness of norms in Article 35 paragraph (2) of Law No. 14 Year 2005. Although Law No.

14 Year 2005 effective as expected, but there are some obstacles in the implementation of Law No. 14 Year 2005 on the city of Mataram. The solution is that the Minister of Finance to follow the provisions of the Government Regulation Number 41 Year 2009, which ordered that the payments be paid every month teacher certification. To resolve the conflict norms in Article 35 paragraph (2) of Act No. 14 of 2005 so as not to harm the teacher is required to revise Law No. 14 Year 2005 on Teachers and Lecturers, in particular Article 35 paragraph (2) in order to sync with Article 35 paragraph (1).

1 Kepala SMP Negeri 11 Mataram [Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA

39

[ [U Jurnal Hukum NIVERSITAS M ATARAM ]

JATISWARA ]

berpangkal dari guru dan berujung pada Sebagai implementasi dari ketentuan guru pula.

dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tersebut, maka dikeluarkanlah

Menurut Mulyasa, faktor yang Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun

menyebabkan rendahnya profesional guru 2008 Tentang Guru. Pada Pasal 12

antara lain karena: Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun

1. Masih banyak guru yang tidak 2008 tersebut menyebutkan bahwa guru menekuni profesinya secara utuh. Hal

yang menjadi peserta program sertifikasi ini disebabkan karena sebagian guru

adalah guru dalam jabatan yang memiliki yang bekerja di luar jam kerjanya

kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dapat untuk memenuhi kebutuhan hidup

mengikuti program sertifikasi. Selain itu sehari-hari, sehingga tidak memiliki

dalam pasal yang sama juga dinyatakan kesempatan untuk meningkatkan diri,

bahwa bentuk penilaian program sertifikasi baik membaca, menulis, apalagi

menggunakan bentuk penilaian portofolio membuka internet;

dan juga PLPG.

2. Belum adanya standar profesional guru Dalam Peraturan pemerintah Nomor

sebagaimana tuntutan di negara-negara

74 Tahun 2008 itu juga diatur tentang guru maju;

dalam jabatan yang memiliki kualifikasi

3. Adanya perguruan tinggi swasta yang akademik S-2 maupun S-3 dengan

mencetak guru asal jadi, atau setengah golongan IV/b, maupun juga guru yang

jadi, tanpa memperhitungkan output- telah menduduki golongan IV/c secara

nya kelak di lapangan, sehingga langsung mendapatkan sertifikat pendidik menyebabkan banyak guru yang tidak dan berhak mendapatkan tunjangan patuh terhadap etika profesinya;

profesi.

4. Kurangnya motivasi guru dalam meningkatkan kualitas diri karena guru

Selain Peraturan Pemerintah Nomor tidak

74 Tahun 2008 Tentang Guru, pemerintah sebagaimana yang diberlakukan pada

juga mengeluarkan Peraturan Pemerintah dosen di perguruan tinggi. 1

Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Tunjangan Profesi Guru dan Dosen, Tunjangan

Khusus Guru dan Dosen, dan Tunjangan pemerintah melakukan berbagai upaya

Kehormatan Profesor. Dalam Peraturan untuk mengembangkan standar kom- Pemerintah Nomor 41 Tahun 2009 ini, petensi dan sertifikasi guru, antara lain

pada Pasal 3 ayat (1) diatur bahwa guru dengan dikeluarkannya Undang-undang

yang telah memiliki sertifikat pendidik dan Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan

memenuhi persyaratan sesuai dengan Dosen serta peraturan pelaksanaannya,

peraturan perundang-undangan diberikan dengan maksud untuk meningkatkan tunjangan profesi setiap bulan. profesionalisme dan kompetensi guru.

Pasal 16 Undang-undang Nomor 14 Tahun

pelaksanaan program 2005 pada intinya mewajibkan kepada

Untuk

sertifikasi bagi guru ini, secara teknis pemerintah memberikan tunjangan profesi

diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan kepada guru yang telah memiliki sertifikat

Nasional Nomor 18 Tahun 2007, Peraturan pendidik sebesar satu kali gaji pokok.

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2008, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional 10 Tahun 2009, Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11

Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru , Remaja Rosdakarya, Bandung, 2011 ,halaman 10.

Tahun 2011 dan terakhir Peraturan

[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA

[ Jurnal Hukum [F

AKULTAS H UKUM ]

JATISWARA ]

Menteri Pendidikan dan kebudayaan 3 negara-negara lain. Rendahnya kesejah- Nomor 5 Tahun 2012 yang semuanya

Indonesia dapat Tentang Sertifikasi Guru Dalam jabatan.

mempengaruhi kinerja guru, semangat pengabdiannya,

dan juga upaya Mengenai pembayaran tunjangan

mengembangkan profesionalismenya. profesi guru setiap tahunnya diatur dalam

Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Program sertifikasi dilaksanakan sebagai pedoman pembayaran tunjangan

secara objektif, transparan dan akuntabel. profesi guru. Dalam PMK ini, diatur

Objektif artinya proses pemberian pembayaran tunjangan profesi guru

sertifikat pendidik dilakukan tidak dibayarkan setiap triwulan, bukan setiap

diskriminatif dan mengikuti standar bulan sebagaimana diperintahkan oleh

nasional pendidikan. Program sertifikasi Pasal 3 ayat (1) Peraturan Pemerintah

yang Transparan artinya bahwa proses Nomor 41 Tahun 2009 sebagaimana telah

sertifikasi memberikan peluang bagi disebutkan di atas.

pemangku kepentingan pendidikan untuk memperoleh akses informasi tentang

pengelolaan pendidikan sebagai suatu pemenuhan kebutuhan untuk meningkat- sistem meliputi masukan, proses dan hasil kan kompetensi profesional. Oleh karena

sertifikasi. Sedangkan proses yang itu, proses sertifikasi dipandang sebagai

akuntabel dimaksudkan bahwa sertifikai bagian esensial dalam memperoleh

yang dilaksanakan dapat dipertanggung sertifikat kompetensi sesuai dengan

para pemangku standar yang telah ditetapkan. Sertifikasi

jawabkan

kepada

pendidikan secara guru merupakan proses uji kompetensi

kepentingan

administratif, finansial dan akademik. bagi guru yang ingin memperoleh

pengakuan dan atau meningkatkan Program sertifikasi guru pada kompetensi sesuai profesi yang dipilihnya.

dasarnya memberikan harapan yang tinggi, bahwa para guru yang benar-benar

Representasi pemenuhan standar memenuhi persyaratan akan dapat lulus kompetensi yang telah ditetapkan dalam sertifikasi. Mereka yang lulus adalah sertifikasi kompetensi adalah sertifikat mereka yang benar-benar dikategorikan kompetensi pendidik. Sertifikat ini sebagai sebagai pendidik profesional. Sehingga bukti pengakuan atas kompetensi guru diharapkan mutu pendidikan di Indonesia yang memenuhi standar untuk melakukan meningkat karena memiliki tenaga pekerjaan profesi guru pada jenis dan pendidik yang baik. Namun, dalam jenjang pendidikan tertentu. realitasnya ditemukan kesenjangan antara

harapan dengan kenyataan dalam program proses sertifikasi guru menuju profesio-

Tilaar mengungkapkan

bahwa

sertifikasi di lapangan. Permasalahan ini nalisasi pelaksanaan tugas dan fungsinya

secara kasat mata, sebagian besar harus

diakibatkan oleh faktor “oknum guru” kesejahteraan guru. Kesejahteraan guru

yang menghalalkan segala cara untuk lulus dapat diukur dari gaji dan insentif yang

2 sertifikasi. Sebagian lagi memiliki masalah diperoleh. Gaji guru di Indonesia masih

berupa implikasi yang kontra produktif relatif rendah jika dibandingkan dengan

terhadap apa yang diharapkan. Kalau mau

3 Sebagai perbandingan saja bahwa gaji guru di Singapura sebesar Rp 40.200.000,- di Australia berkisar

antara Rp 40.000.000,- sampai dengan Rp 90.000.000,- Nasional. Kajian Pendidikan Masa Depan , Remaja

2 H.A.R Tilaar, Manajemen Pendidikan

di Jepang gaji guru berkisar antara Rp 40.000.000,- Rosda Karya, Bandung. 2008, halaman 382.

sampai Rp 60.000.000,-

42 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]

[ [U Jurnal Hukum NIVERSITAS M ATARAM ]

JATISWARA ]

jujur, segala permasalahan ini sebenarnya mengikuti kegiatan tertentu, padahal ditimbulkan oleh konsep pemberian

kegiatan tersebut tidak pernah diadakan. sertifikasi guru yang tidak sesuai dengan

3. Tersendatnya

Pembayaran

prinsip-prinsip evaluasi yang baik dan

Tunjangan Profesi Guru

benar. Persoalan lain yang terjadi di

Untuk Kota Mataram, guru yang lapangan adalah tersendatnya pembayaran dinyatakan lulus penilaian sertifikasi sejak tunjangan profesi guru yang telah

tahun 2006 sampai dengan tahun 2012 dinyatakan lulus sertifikasi. Pembayaran

sebanyak 2.516 orang, dan yang belum tunjangan profesi mulai tahun 2007 sampai

mengikuti penilaian sertifikasi sebanyak dengan tahun 2010 meskipun penerimaan-

547 orang guru. Diharapkan pada tahun nya setiap triwulan sekali tetap berjalan 2013 ini seluruh guru di Kota Mataram lancar, namun setelah pembayaran

sudah tuntas keseluruhannya mengikuti tunjangan profesi setelah diserahkan ke

program sertifikasi. Kota Mataram mulai tahun 2011 melalui

Berikut merupakan beberapa per- Dana Alokasi Umum (DAU) pembayaran- masalahan di lapangan yang timbul dari

nya tersendat dan dibayarkan pada bulan diadakannya program sertifikasi guru di

Mei 2011 untuk pembayaran bulan Januari Kota Mataram, yakni:

dan Februari, sedangkan untuk bulan- bulan berikutnya pembayarannya tidak ada

1. Pemalsuan Karya Ilmiah

kepastian, bahkan untuk tahun 2011 Kenyataan di lapangan ternyata tidak

pembayaran tunjangan profesi guru yang hanya ijazah yang ditemukan palsu, tapi

lulus sertifikasi di Kota Mataram ternyata banyak karya ilmiah sebagai

dibayarkan sebanyak sebelas bulan dalam persyaratan kelengkapan portofolio juga

satu tahun, dan untuk tahun 2012 ditemukan palsu. Modus yang digunakan

tunjangan profesi guru di Kota Mataram adalah dengan menggunakan karya ilmiah

dibayarkan hanya sepuluh bulan, sisanya rekan guru lain dan mengganti nama

sampai saat ini belum ada kejelasan. penulisnya dengan nama oknum guru

tersebut, maka karya ilmiah “aspal” 2. Rumusan Masalah tersebut dijadikan dokumen dalam

Berdasarkan latar belakang yang portopolio guru yang bersangkutan.

telah diuraikan tersebut di atas, maka dalam yang dijadikan rumusan masalah

2. Pemalsuan Sertifikat dan Piagam

adalah:

Selain melakukan pemalsuan ter-

1. Bagaimana pengaturan tunjangan hadap karya ilmiah, juga dilakukan

profesi guru menurut Undang-undang pemalsuan terhadap sertifikat dan piagam.

Nomor 14 Tahun 2005? Pemalsuan terhadap sertifikat dan piagam

ini jauh lebih mudah dibandingkan dengan

2. Bagaimana penerapan Undang-undang pemalsuan karya ilmiah, karena hanya

Nomor 14 Tahun 2005 di Kota dengan menggunakan komputer dapat

Mataram?

dibuat sertifikat maupun piagam peng-

3. Faktor-faktor yang menjadi kendala hargaan atas nama oknum guru tersebut

dalam pelaksanaan Undang-undang dengan menerangkan bahwa ia telah

Nomor 14 Tahun 2005 di Kota

Mataram dan bagaimana solusinya?

4 Adityavatara Widiadi,

Sertifikasi Guru:

Tinjauan Evaluatif atas Penggunaan Penilaian

Portofolio Sebagai Alat Uji Kompetensi , Makalah, Jakarta, 2011, halaman 7.

[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA

[ Jurnal Hukum [F

AKULTAS H UKUM ]

JATISWARA ]

B. Metode Penelitian

pelaksanaannya seperti Peraturan pemerintah Nomor 74 Tahun 2008

1. Jenis Penelitian

Tentang Guru, Peraturan Pemerintah Menilik masalah yang dikaji dalam

Nomor 41 Tahun 2009 Tentang penelitian sebagaimana diutarakan ter-

Tunjangan Profesi Guru dan Dosen, dahulu, maka penelitian ini dikategorikan

Tunjangan Khusus Guru dan Dosen, sebagai penelitian hukum normatif-

serta Tunjangan Kehormatan Profesor. empiris, yaitu penelitian yang dilakukan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional dengan mengkaji ketentuan perundang-

Nomor 18 Tahun 2007, Peraturan undangan (inabstracto) serta melihat fakta-

Menteri Pendidikan Nasional Nomor fakta hukum yang terjadi di lapangan

11 Tahun 2008, Peraturan Menteri (inconcreto).

Pendidikan Nasional Nomor 10 Tahun 2009, Peraturan Menteri Pendidikan

2. Metode Pendekatan

Nasional Nomor 11 tahun 2011, Untuk mengkaji permasalahan dalam

Peraturan menteri Pendidikan dan penelitian ini, maka pendekatan yang

Kebudayaan Nomor 5 Tahun 2012, dilakukan adalah:

Peraturan Menteri Keuangan (PMK) yang dikeluarkan setiap tahun sebagai

a. Pendekatan

pembayaran tunjangan (statute approach) yakni dengan

perundang-undangan

pedoman

profesi guru, diantaranya Peraturan melakukan telaahan terhadap peraturan

Keuangan Nomor perundang-undangan yang berkait erat

Menteri

71/PMK.07/2011, Peraturan Menteri dengan masalah yang diteliti, yaitu

Keuangan Nomor 72/PMK.07/2011 regulasi tentang pelaksanaan sertifikasi

dan Peraturan Menteri Keuangan guru.

Nomor 43/PMK.07/2012.

b. Pendekatan konseptual (conseptual

b. Bahan hukum sekunder dalam approach ) digunakan untuk memahami

penelitian ini adalah bahan hukum konsep yang digunakan dalam

yang menjelaskan bahan hukum pelaksanaan sertifikasi bagi guru.

primer, seperti buku-buku dan makalah

c. Pendekatan sosio-legal (socio-legal yang terkait erat dengan objek

approach ) digunakan

untuk

penelitian.

mengetahui bagaimana aturan hukum

c. Bahan hukum tersier atau bahan non dilaksanakan tentang sertifikasi guru.

hukum, yakni bahan yang memberikan

3. Bahan Hukum dan Data

petunjuk maupun penjelasan bahan hukum primer dan bahan hukum

a. Bahan Hukum

sekunder seperti Kamus Besar Bahasa Bahan hukum yang diperlukan

Indonesia, Kamus Inggris-Indonesia. dalam penelitian ini dipilah menjadi 3

(tiga) bahan hukum, yakni bahan hukum

b. Data

primer, bahan hukum skunder dan bahan Dalam penelitian ini yang dijadikan hukum tersier atau bahan non hukum.

data lapangan adalah hasil wawancara

a. Bahan hukum primer dalam penelitian dengan berbagai pihak yang terkait erat ini adalah Undang-undang Nomor 20

dengan materi penelitian, yakni dengan Tahun

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Pendidikan Nasional; Undang-undang

Olah Raga Kota Mataram, Kepala LPMP Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru

Nusa Tenggara Barat, Koordinator PLPG dan Dosen, serta semua peraturan

Universitas Mataram, guru-guru di Kota

44 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]

[ [U Jurnal Hukum NIVERSITAS M ATARAM ]

JATISWARA ]

Mataram yang dilipilh secara acak dan metode analisa kualitatif deskriptif yaitu mewakili tingkat pendidikan berupa guru

dengan merumuskan dalam bentuk Sekolah Dasar, Sekolah Menengah

menguraikan yang dapat memberikan Pertama, Sekolah Menengah Atas dan

penjelasan secara signifikan terhadap Sekolah Menengah Kejuruan.

pokok masalah yang menjadi objek yang diteliti, sehingga merupakan jawaban

4. Teknik Pengumpulan Data dan

sebagai hasil temuan dari hasil tujuan

Bahan Hukum

penelitian dengan pola berfikir yang Pengumpulan bahan hukum dilaku-

runtun dan sistemis.

kan dengan cara menginven-ventarisir, Analisa kualitatif dilakukan dengan

memilah, memilih dan menata semua cara deduktif yaitu menarik suatu

bahan hukum yang diperoleh, kemudian kesimpulan dari data yang sifatnya umum dilakukan klasifikasi menurut kebutuhan ke khusus untuk mendapatkan kejelasan dan berdasar pokok masalah yang diteliti. terhadap suatu kebenaran sehingga Teknik semacam ini dalam penelitian memperoleh gambaran yang jelas terhadap dinamakan dengan teknik pengum-pulan

masalah yang diteliti.

bahan hukum kepustakaan. Untuk melengkapi kebutuhan data

C. PEMBAHASAN

dan bahan hukum, maka dilakukan penelusuran di lapangan dengan melaku-

1. Pengaturan Tunjangan Profesi Guru

kan wawancara baik dengan responden

Menurut Undang-undang Nomor 14

maupun informan yang dibutuhkan dengan

Tahun 2005.

tidak menggunakan panduan pertanyaan Penjelasan Umum Undang-undang tetapi menggunakan pertanyaan lepas yang

Nomor 14 Tahun 2005 menyatakan bahwa disesuaikan dengan kebutuhan penelitian.

untuk meningkatkan penghargaan terhadap

a. Responden dalam penelitian ini adalah tugas guru, kedudukan guru perlu guru-guru di Kota Mataram yang

dikukuhkan dengan pemberian sertifikat dipilih secara acak dan mewakili strata

pendidik. Sertifikat tersebut merupakan pendidikan, yakni: guru SD, SMP,

pengakuan atas kedudukan guru sebagai SMA dan SMK di Kota Mataram.

tenaga profesional. Dalam melaksanakan tugasnya,

guru harus memperoleh

b. Informan dalam penelitian ini adalah penghasilan di atas kebutuhan hidup

Kepala Dinas Dikpora Kota Mataram, minimum sehingga memiliki kesempatan Kepala LPMP Nusa Tenggara Barat untuk meningkatkan kemampuan profe-

dan Koordinator PLPG Universitas

sionalnya.

Mataram.

a. Pengaturan

Mengenai Peserta

Semua hasil wawancara tersebut

Program Sertifikasi

kemudian dipilih dan dipilah sesuai dengan masalah yang diteliti. Teknik

Pasal 8 Undang-undang Nomor 14 semacam ini dilakukan untuk melengkapi

Tahun 2005 menyatakan bahwa “Guru kebutuhan data dan bahan hukum yang

wajib memiliki kualifikasi akademik, akan dijadikan bahan analisa penelitian.

kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki

5. Analisa Data dan Bahan Hukum

kemampuan untuk mewujudkan tujuan Dari bahan hukum yang sudah

pendidikan nasional.”

dikumpulkan dan diolah, maka selanjutnya dilakukan analisis dengan menggunakan

[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA

[ Jurnal Hukum [F

AKULTAS H UKUM ]

JATISWARA ]

Pasal 11 Undang-undang Nomor 14 dalam Pasal 82 dan 83 Undang-undang Tahun 2005 menyatakan:

Nomor 14 Tahun 2005. (1) Sertifikat

Pasal 82 ayat (1) menyatakan dimaksud dalam Pasal 8 diberikan

pendidik

sebagaimana

“Pemerintah mulai melaksanakan program kepada guru yang telah memenuhi

sertifikasi pendidik paling lama dalam persyaratan.

jangka waktu 12 (dua belas) bulan (2) Sertifikat pendidik diselenggarakan

terhitung sejak berlakunya undang-undang oleh perguruan tinggi yang memiliki

ini.”

program pengadaan

tenaga

Pasal 83 Undang-undang Nomor 14 kependidikan yang terakreditasi.

Tahun 2005 menyebutkan: “S emua (3) Sertifikat

pendidik dilaksanakan

perundang-undangan yang secara objektif, transparan dan diperlukan untuk melaksanakan Undang- akuntabel. undang ini harus diselesaikan selambat- (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai lambatnya 18 (delapan belas) bulan sejak sertifikasi pendidik sebagaimana berlakunya Undang- Undang ini.” dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)

peraturan

diatur dengan Peraturan Pemerintah. Meskipun perintah tersebut telah tegas dituangkan dalam pasal 82 dan 83 Mencermati ketentuan Pasal 11

Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005, tersebut di atas, maka dapat ditarik garis

tetapi pemerintah sampai dengan tahun besar intisari yang diatur adalah (1)

2007 belum juga mengeluarkan Peraturan sertifikat pendidik diberikan kepada guru

Pemerintah sebagai pelaksanaan dari yang telah memenuhi persyaratan; (2)

ketentuan Undang-undang Nomor 14 penyelenggara sertifikasi adalah perguruan

Tahun 2005, dan juga pemerintah belum tinggi yang memiliki program pengadaan

juga melaksanakan program sertifikasi tenaga kependidikan yang terakreditasi;

kepada guru.

dan (3) sertifikasi dilaksanakan secara objektif, transparan dan akuntabel. Dari

Protes guru kepada pemerintah terjadi di seluruh Indonesia dan menuding

ketiga butir intisari yang terdapat dalam presiden telah melanggar sumpah dan

Pasal 11 Undang-undang Nomor 14 Tahun janjinya sebagaimana diucapkan pada saat

2005 tersebut, yang berkait erat dengan dilantik menjadi Presiden Republik

tulisan ini adalah butir pertama, oleh karena itu dalam bahasan berikut ini hanya

Indonesia untuk melaksanakan semua paraturan perundang-undangan. Untuk

mengenai pemberian sertifikat kepada guru mengatasi desakan guru tersebut, Menteri

yang telah memenuhi persyaratan. Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Undang-undang Nomor 14 Tahun mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidi- 2005 mengamanatkan kepada Pemerintah

kan Nasional Nomor 18 Tahun 2007 agar melaksanakan program sertifikasi

Tentang Sertifikasi Bagi Guru dalam dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan

landasan yuridis sejak undang-undang ini ditetapkan dan

Jabatan

sebagai

pelaksanaan program sertifikasi bagi guru. memerintahkan kepada Pemerintah untuk

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional membuat peraturan perundang-undangan

Nomor 18 Tahun 2007 telah disempurna- sebagai pelaksanaan ketentuan undang-

kan dengan dikeluarkannya Peraturan undang ini dalam jangka waktu 18

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 (delapan belas) bulan sejak undang-undang

Tahun 2008 Tentang Perubahan Peraturan ini ditetapka. Amanat tersebut tertuang

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18

46 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]

[ [U Jurnal Hukum NIVERSITAS M ATARAM ]

JATISWARA ]

Tahun 2007 Tentang Sertifikasi Bagi Guru memiliki Kualifikasi Akademik S-1 Dalam Jabatan.

atau D-IV sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 1 Peraturan Menteri Pendidi- kan Nasional Nomor 18 Tahun 2007 yang

Ketentuan yang terdapat dalam ditanda tangani oleh Menteri Pendidikan

Permendiknas Nomor 18 Tahun 2007 di Nasional pada tanggal 4 Mei 2007

atas mendapat protes dari kalangan guru menyebutkan:

yang sudah lama mengabdikan diri dengan (1) Sertifikasi bagi guru dalam jabatan

menggunakan ijazah Sekolah Pendidikan adalah proses pemberian sertifikat

Guru (SPG) dan juga Diploma 1 (D1) pendidik untuk guru dalam jabatan.

maupun Diploma 3 (D3). Guru-guru yang (2) Sertifikasi sebagaimana dimaksud pada

telah lama mengabdi tersebut pada saat ayat (1) dapat diikuti oleh guru dalam

dilaksanakannya program sertifikasi ini jabatan yang telah memiliki kualifikasi

telah berusia diatas 50 tahun, artinya akademik sarjana (S1) atau diploma

kalaupun mereka meneruskan pendidikan emapt (D-IV).

ke jenjang Strata 1 (S1) maka begitu (3) Sertifikasi bagi guru dalam jabatan

selesai kulaih mereka telah memasuki usia sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

pensiun.

diselenggarakan oleh perguruan tinggi Untuk mengatasi dilematis guru yang menyelenggarakan program

tersebut, pemerintah melalui Peraturan pengadaan tenaga kependidikan yang

Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 terakreditasi dan ditetapkan oleh

memberi kesempatan kepada guru yang Menteri Pendidikan Nasional.

belum memiliki kualifikasi sarjana (S-1) maupun D-IV untuk mengikuti sertifikasi.

Ketentuan guru sebagai peserta Ketentuan tersebut terdapat dalam Pasal 66

sertifikasi sebagaimana dijumpai dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun

Pasal 1 Peraturan Menteri Pendidikan 2008 Tentang Guru berbunyi:

Nasional Nomor 18 Tahun 2007 intinya tidak jauh berbeda dengan ketentuan yang

Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sama yakni mengatur mengenai guru

sejak berlakunya Peraturan Pemerintah ini, sebagai peserta sertifikasi sebagaimana

Guru Dalam Jabatan yang belum terdapat dalam Peraturan Pemerintah

memenuhi Kualifikasi Akademik S-1 atau Nomor 74 Tahun 2008.

D-IV, dapat mengikuti uji kompetensi untuk memperoleh Sertifikat Pendidik

Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor

apabila sudah:

74 Tahun 2008 Tentang Guru dinyatakan bahwa:

a. Mencapai usia 50 (lima puluh) tahun dan mempunyai pengalaman kerja 20

(1) Sertifikat Pendidik bagi guru diperoleh (dua puluh) tahun sebagai Guru; atau

melalui program pendidikan profesi

b. Mempunyai golongan IV/a, atau yang yang diselenggarakan perguruan tinggi

memenuhi angka kredit kumulatif yang memiliki program pengadaan

setara dengan golongan IV/a. tenaga kependidikan yang terakredi-

tasi, baik yang diselenggarakan oleh Sebagai pelaksanaan dari ketentuan Pemerintah maupun Masyarakat, dan

pasal 66 Peraturan Pemerintah Nomor 74 ditetapkan oleh Pemerintah.

Tahun 2008 tersebut Menteri Pendidikan (2) Program pendidikan profesi sebagai-

Nasional mengeluarkan Peraturan Menteri mana dimaksud pada ayat (1) hanya

Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Sertifikasi diikuti oleh peserta didik yang telah

[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA

[ Jurnal Hukum [F

AKULTAS H UKUM ]

JATISWARA ]

Guru Dalam Jabatan sebagai pengganti Nasional Nomor 18 Tahun 2007 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

disebutkan dalam Pasal 2 ayat (2) bahwa Nomor 18 tahun 2007 sebagaimana diubah

“Uji kompetensi sebagaimana dimaksud dengan Peraturan Menteri Pendidikan

pada ayat (1) dilakukan dalam bentuk Nasional Nomor 11 Tahun 2008. Dalam

penilaian protofolio.” Selanjutnya pada ketentuan Pasal 2 ayat (2) Peraturan

ayat (3) Pasal 2 Peraturan Menteri Menteri Pendidikan Nasional Nomor 10

pendidikan tersebut dijelaskan bahwa: Tahun 2009 disebutkan:

Penilaian portofolio sebagaimana Uji kompetensi sebagaimana dimak-

dimaksud pada ayat (2) merupakan sud pada ayat (1) huruf a, dapat diikuti

pengakuan atas pengalaman profesional oleh guru dalam jabatan yang:

guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang mendeskripsi-

a. Memiliki kualifikasi akademik sarjana

kan:

(S1) atau atau diploma empat (D-IV);

b. Belum memenuhi kualifikasi akademik

a. Kualifikasi akademik; S-1 atau D-IV apabila sudah:

b. Pendidikan dan pelatihan;

1) Mencapai usia 50 tahun dan

c. Pengalaman mengajar; mempunyai pengalaman kerja 20

dan pelaksanaan tahun sebagai guru; atau

d. Perencanaan

pembelajaran;

2) Mempunyai golongan IV/a, atau

e. Penilaian dari atasan dan pengawas; yang memenuhi angka kredit

f. Prestasi akademik;

kumulatif setara dengan golongan

g. Karya pengembangan profesi; IV/a.

h. Keikutsertaan dalam forum ilmiah;

i. Pengalaman organisasi di bidang Meskipun ketentuan dalam Pasal 66

pendidikan dan sosial; dan Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun

j. Penghargaan yang relevan dengan 2008 Tentang Guru yang memberi kesem-

bidang pendidikan. patan kepada guru yang belum memiliki

kualifikasi Sarjana (S-1) maupun D-IV, Ketentuan yang sama juga terdapat Menteri Pendidikan Nasional membuat

dalam Pasal 12 ayat (2) dan (3) Peraturan regulasi yang berisi tambahan berupa

Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 peluang bagi guru dalam jabatan yang

Tentang Guru. Persyaratan yang telah belum berkualifikasi S1 maupun D-IV

ditentukan dalam Peraturan Menteri untuk dapat mengikuti sertifikasi dengan

Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun syarat bahwa guru tersebut telah diangkat

2007 tersebut telah lebih dahulu digunakan menjadi guru sebelum tanggal 30 sebagai payung hukum pelaksanaan

Desember 2005. 5 program sertifikasi, mengingat sampai

dengan tahun 2007 Peraturan Pemerintah sebagai pelaksanaan Undang-undang

b. Pengaturan Mengenai

Bentuk

Program Sertifikasi

Nomor 14 tahun 2005 belum juga di- Bentuk program sertifikasi yang

keluarkan meskipun telah diperintahkan dilakukan oleh guru agar mendapat

oleh UU No. 14 tahun 2005 yang terdapat pengakuan sebagai guru yang profesional

dalajm Pasal 82 dan 83. adalah dalam bentuk penilaian portofolio.

Portofolio yang disusun oleh guru Dalam Peraturan Menteri Pendidikan

sebagai peserta program sertifikasi tersebut kemudian dinilai oleh perguruan tinggi

5 Pasal 4 ayat (2) huruf c Peraturan Menteri

yang diberikan kewenangan untuk

Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2011.

48 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]

[ [U Jurnal Hukum NIVERSITAS M ATARAM ]

JATISWARA ]

menyelenggarakan sertifikasi. Hasil dari Ketentuan ujian bagi guru sebagai penilaian tersebut adalah:

peserta program sertifikasi menurut Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun

a. dinyatakan lulus, maka selanjutnya 2008 terdapat dalam Pasal 12 ayat (5)

guru peserta sertifikasi tersebut

berbunyi:

diberikan sertifikat; atau

b. dinyatakan tidak lulus, menurut

penilaian portofolio Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Dalam

sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Guru Nomor 18 Tahun 2007 pada Pasal 2

Dalam Jabatan yang belum mencapai ayat (5) dapat melakukan kegiatan-

uji kompetensi untuk kegiatan untuk melengkapi dokumen

persyaratan

memperoleh Sertifikat Pendidik diberi portofolio agar mencapai nilai lulus;

kesempatan untuk:

atau mengikuti pendidikan dan

a. melengkapi persyaratan portofolio; pelatihan profesi guru yang diakhiri

atau

dengan ujian sesuai persyaratan yang

b. mengikuti pendidikan dan pelatihan di ditentukan oleh perguruan tinggi

perguruan tinggi yang memiliki penyelenggara

sertifikasi

yang

pengadaan tenaga mencakup kompetensi pedagogik, kependidikan yang terakreditasi dan kepribadian, sosial, dan profesional. ditetapkan oleh Pemerintah.

program

Bagi guru yang mengikuti ujian Berikut ini adalah diagram alur uji

tersebut apabila dinyatakan: kompetensi bagi guru sebagai peserta

a. lulus, maka mendapat sertifikat

dalam bentuk pendidik;

program sertifikasi

portofolio:

b. tidak lulus, diberi kesempatan untuk Penilaian Portofolio bagi Guru

mengulang ujian materi pendidikan dan Dalam Jabatan Menurut Peraturan Menteri

pelatihan yang belum lulus. Pendidikan Nasional Nomor 18 tahun

Lulus

Sertifikat pendidik

Guru Porto Peserta

Lulus (dapat folio

Lakukan kegiatan

Sertifikasi

Melengkapi portofolio

sertifikat)

Tidak Lulus

Tidak Lulus

Mengikuti diklat

(ikut ujian

Profesi guru

ulang)

Penilaian Portofolio bagi Guru Dalam Jabatan Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008:

Lulus

Sertifikat pendidik

Guru Peserta

Portofolio

Sertifikasi Melengkapi

Tidak Lulus

portofolio

Mengikuti diklat

[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA

[ Jurnal Hukum [F

AKULTAS H UKUM ]

JATISWARA ]

Selain pemberian sertifikat dalam Pemberian sertifikat pendidik secara bentuk portofolio, juga sertifikat pendidik

langsung sebagaimana dimaksud pada ayat dapat diberikan secara langsung kepada

(1) huruf b diberikan kepada: guru tanpa melalui penilaian portofolio.

a. Guru yang sudah memiliki kualifikasi Ketentuan ini terdapat dalam Pasal 2 ayat

akademik S-2 atau S-3 dari perguruan (1) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

tinggi terakreditasi dalam bidang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Sertifikasi kependidikan atau bidang studi yang bagi Guru Dalam Jabatan yang berbunyi: relevan dengan mata pelajaran atau

(1) Sertifikasi bagi guru dalam jabatan

pelajaran yang dilaksanakan melalui:

rumpun

mata

diampunya dengan golongan sekurang-

a. Uji kompetensi untuk memperoleh kurangnya IV/b atau yang memenuhi sertifikat pendidik;

angka kredit kumulatif setara dengan

b. Pemberian sertifikat pendidik golongan IV/b; atau secara langsung.

b. Guru kelas yang sudah memiliki kualifikasi akademik S-2 atau S-3 dari

Untuk uji kompetensi sebagaimana perguruan tinggi terakreditasi dalam dimaksud di atas diikuti oleh guru sebagai

bidang kependidikan atau bidang studi peserta program sertifikasi melalui

yang relevan dengan tugas yang penilaian portofolio dan diikuti oleh guru

diampunya dengan golongan sekurang- seperti yang disyaratkan dalam Peraturan

kurangnya IV/b atau yang memenuhi Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 dan juga

angka kredit kumulatif setara dengan Peraturan Menteri Nomor 18 Tahun 2007,

golongan IV/b; atau Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

c. Guru bimbingan dqan konseling atau Nomor 10 tahun 2009 yakni diikuti oleh

yang sudah memiliki guru yang telah memenuhi kualifikasi

konselor

kualifikasi akademik S-2 atau S-3 dari akademik S-1 atau D-IV. Bagi guru yang

perguruan tinggi terakreditasi dalam belum memenuhi kualifikasi akademik S-1

bidang kependidikan atau bidang studi atau D-IV dapat mengikuti sertifikasi

yang relevan dengan tugas bimbingan dengan syarat telah berusia 50 tahun dan

dan konseling dengan golongan mempunyai pengalaman kerja 20 tahun

sekurang-kurangnya IV/b atau yang sebagai guru, atau mempunyai golongan

memenuhi angka kredit kumulatif IV/a, atau yang memenuhi angka kredit

setara dengan golongan IV/b; atau kumulatif setara dengan golongan IV/a.

d. Guru yang diangkat dalam jabatan Peraturan

Menteri

Pendidikan

pengawas pada satuan pendidikan yang

sudah memiliki kualifikasi akademik memberikan kelonggaran bagi guru yang

Nasional Nomor 10 tahun 2009

S-2 atau S-3 dari perguruan tinggi yang telah memeliki kualifikasi akademik

dalam bidang S-2 atau S-3 maupun bagi guru yang telah

terakreditasi

kependidikan atau bidang studi yang mempunyai golongan IV/c diberikan

relevan dengan tugas kepengawasan sertifikat langsung tanpa mengikuti

dengan golongan sekurang-kurangnya penilaian portofolio. Ketentuan ini terdapat

IV/b atau yang memenuhi angka kredit dalam Pasal 2 ayat (11) Peraturan Menteri

kumulatif setara dengan golongan Pendidikan Nasional Nomor 10 tahun

IV/b; atau

2009 yang selengkapnya berbunyi:

e. Guru yang sudah mempunyai golongan serendah-rendahnya IV/c, atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan

50 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]

[ [U Jurnal Hukum NIVERSITAS M ATARAM ]

JATISWARA ]

IV/c. dengan cara memverifikasi kan dan latihan profesi guru (PLPG) keabsahan dan kebenaran dokumen.

diperuntukkan bagi guru yang: Peraturan

a. Tidak memiliki kesiapan diri untuk Nasional Nomor 11 Tahun 2011 Tentang

Menteri

Pendidikan

penilaian portofolio; Sertifikasi Bagi Guru Dalam jabatan pada

b. Tidak lulus penilaian portofolio; dan Pasal 2 ayat (1) mengatur mengenai:

c. Dinyatakan tidak memenuhi persyara- tan untuk memperoleh sertifikat

a. Penilaian portofolio; pendidik secara langsung. 3

b. Pendidikan dan latihan profesi guru;

Guru dalam jabatan yang lulus

c. Pemberian sertifikat pendidik pendidikan dan latihan profesi guru secara langsung; atau

(PLPG) mendapat sertifikat pendidik,

d. Pendidikan profesi guru.” sedangkan bagi guru yang tidak lulus pendidikan dan latihan profesi guru diberi

Ketentuan tersebut di atas diberikan kesempatan mengulang uji kompetensi kepada guru sebagai peserta sertifikasi

satu kali. 4

untuk dapat memilih satu diantara empat bentuk penilaian sertifikasi tersebut di atas.

sertifikasi melalui pemberian sertifikat pendidik secara

Sedangkan

Guru dalam jabatan yang memilih langsung diperuntukkan bagi: sertifikasi melalui penilaian portofolio

harus mengikuti

a. Guru yang sudah memiliki kualifikasi dikoordinasikan

tes awal

yang

akademik S-2 atau S-3 dari perguruan Sertifikasi Guru. Selanjutnya guru dalam

oleh

Konsorsium

tinggi terakreditasi dalam bidang jabatan yang lulus tes awal harus

kependidikan atau bidang studi yang menyerahkan portofolio untuk penilaian;

relevan dengan mata pelajaran atau dan bagi guru dalam jabatan yang tidak

pelajaran yang lulus dalam tes awal harus mengikuti

rumpun

mata

diampunya dengan golongan sekurang- pendidikan dan latihan profesi guru

kurangnya IV/b atau yang memenuhi (PLPG), sedangkan bagi guru yang

angka kredit kumulatif setara dengan memenuhi persyaratan kelulusan akademik

golongan IV/b; atau dan administrasi penilaian portofolio

b. Guru kelas yang sudah memiliki mendapat sertifikat pendidik. 1

kualifikasi akademik S-2 atau S-3 dari perguruan tinggi terakreditasi dalam

Guru yang belum memenuhi syarat bidang kependidikan atau bidang studi kelulusan administrasi penilaian portofolio

yang relevan dengan tugas yang dapat melengkapi administrasi portofolio,

diampunya dengan golongan sekurang- sedangkan guru dalam jabatan yang belum

kurangnya IV/b atau yang memenuhi memenuhi syarat kelulusan akademik

angka kredit kumulatif setara dengan penilaian portofolio mengikuti pendidikan

golongan IV/b; atau dan latihan profesi guru (PLPG) yang

2 c. Guru bimbingan dqan konseling atau diakhiri uji kompetensi.

yang sudah memiliki Guru yang memilih untuk mengikuti

konselor

kualifikasi akademik S-2 atau S-3 dari program sertifikasi guru melalui pendidi-

perguruan tinggi terakreditasi dalam

1 Pasal 5 Peraturan menteri Pendidikan Nasional 3 Pasal 7 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2011.

Nomor 11 Tahun 2011.

2 Pasal 6 Peraturan Menteri Pendidkan Nasional 4 Pasal 8 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2011.

Nomor 11 Tahun 2011.

[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA

[ Jurnal Hukum [F

AKULTAS H UKUM ]

JATISWARA ]

bidang kependidikan atau bidang studi Tahun 2005 adalah pendapatan yang yang relevan dengan tugas bimbingan

cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup dan konseling dengan golongan

guru dan keluarganya secara wajar, baik sekurang-kurangnya IV/b atau yang

sandang, pangan, papan, kesehatan, memenuhi angka kredit kumulatif

pendidikan, rekreasi dan jaminan hari tua. setara dengan golongan IV/b; atau

Pasal 15 ayat (1) Undang-undang

d. Guru yang diangkat dalam jabatan Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan

pengawas pada satuan pendidikan yang Dosen menyatakan bahwa:

sudah memiliki kualifikasi akademik S-2 atau S-3 dari perguruan tinggi

Penghasilan di atas kebutuhan hidup terakreditasi dalam bidang kependidi-

minimum sebagaimana dimaksud dalam kan atau bidang studi yang relevan

Pasal 14 ayat (1) huruf a meliputi gaji dengan tugas kepengawasan dengan

pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, golongan sekurang-kurangnya IV/b

serta penghasilan lain berupa tunjangan atau yang memenuhi angka kredit

profesi, tunjangan fungsional, tunjangan kumulatif setara dengan golongan

khusus, dan maslahat tambahan yang IV/b; atau

terkait dengan tugasnya sebagai guru yang

e. Guru yang sudah mempunyai golongan ditetapkan dengan prinsip penghargaan serendah-rendahnya IV/c, atau yang

atas dasar prestasi.

memenuhi angka kredit kumulatif

5 Pengaturan mengenai besarnya setara dengan golongan IV/c.

tunjangan profesi bagi guru yang telah

dinyatakan lulus mengikuti program sertifikasi diatur dalam Pasal 16 Undang-

c. Pengaturan tentang Pembayaran

Sertifikasi

undang Nomor 14 Tahun 2005 yang Tindak lanjut dari pemberian

selengkapnya berbunyi: sertifikat pendidik bagi guru yang telah

(1) Pemerintah memberikan tunjangan dinyatakan lulus mengikuti program

sertifikasi adalah pemberian tambahan profesi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) kepada guru yang

penghasilan berupa tunjangan yang disebut telah memiliki sertifikat pendidik yang

tunjangan profesi. Tunjangan profesi diangkat oleh penyelenggara pendidi-

adalah tunjangan yang diberikan kepada kan dan/atau satuan pendidikan yang

guru yang memiliki sertifikat pendidik sebagai penghargaan atas profesionalitas-

diselenggarakan oleh masyarakat.

profesi sebagaimana nya.

(2) Tunjangan

dimaksud pada ayat (1) diberikan Dalam melaksanakan tugas keprofe-

setara dengan 1 (satu) kali gaji pokok sionalannya, guru berhak memperoleh

yang diangkat oleh satuan pendidikan penghasilan di atas kebutuhan hidup

yang diselenggarakan oleh pemerintah minimum dan jaminan kesejahteraan

atau pemerintah daerah pada tingkat, sosial. 7 Penghasilan di atas kebutuhan

masa kerja, dan kualifikasiyang sama. hidup minimum menurut Penjelasan Pasal

(3) Tunjangan

profesi sebagaimana

14 ayat (1) Undang-undang Nomor 14 dimaksud pada ayat (1) dialokasikan dalam anggaran pendapatan dan

5 Pasal 9 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

belanja negara (APBN) dan/atau Nomor 11 Tahun 2011. 6 anggaran pendapatan dan belanja

Penjelasan Pasal 15 ayat (1) Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.

daerah.

7 Pasal 14 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.

52 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]

[ [U Jurnal Hukum NIVERSITAS M ATARAM ]

JATISWARA ]

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai baru seorang guru dapat memperoleh tunjangan profesi guru sebagaimana

tunjangan profesi.

dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan Sebagai tindak lanjut dari ketentuan

ayat (3) diatur dengan Peraturan Pasal 16 ayat (4) Undang-undang Nomor

Pemerintah.

14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Guru yang telah mendapatkan

maka pemerintah telah mengeluarkan sertifikat pendidik berkewajiban me-

Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun menuhi beban kerja sebagai guru,

2008 Tentang Guru dan Peraturan sebagaimana yang telah ditentukan di

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2009 dalam Pasal 35 Undang-undang Nomor 14

Tentang Tunjangan Profesi Guru dan Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen yang

Dosen, Tunjangan Khusus Guru dan menyatakan bahwa:

Dosen, Serta Tunjangan Kehormatan Profesror.

(1) Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pem-

Pasal 15 ayat (1) Peraturan belajaran, melaksanakan pembela-

Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 jaran, menilai hasil pembelajaran,

Tentang Guru dikatakan bahwa: membimbing dan melatih peserta

Tunjangan profesi diberikan kepada didik, serta melaksanakan tugas

Guru yang memenuhi persyaratan sebagai tambahan;

berikut:

(2) Beban kerja guru dalam melaksanakan

a. memiliki satu atau lebih Sertifikat proses pembelajaran sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) adalah Pendidik yang telah diberi satu nomor registrasi Guru oleh Departemen;

sekurang-kurangnya 24 (dua puluh

b. memenuhi beban kerja sebagai Guru; empat) jam tatap muka dalam 1 (satu)

c. mengajar sebagai Guru mata pelajaran minggu;

dan/atau Guru kelas pada satuan (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai

beban kerja guru sebagaimana pendidikan yang sesuai dengan peruntukan Sertifikat Pendidik yang

dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)

dimilikinya;

diatur dengan Peraturan Pemerintah.

d. terdaftar pada Departemen sebagai

Menelaah ketentuan Pasal 35 Guru Tetap;

tersebut di atas, menurut penulis telah

e. berusia paling tinggi 60 (enam puluh) terjadi pertentangan norma dalam satu

tahun; dan

peraturan yang sama, yaitu ketentuan Pasal

f. tidak terikat sebagai tenaga tetap pada

35 ayat (1) dengan Pasal 35 ayat (2), instansi selain satuan pendidikan tempat dimana dalam Pasal 35 ayat (1) mengatur

bertugas.

tentang beban pokok guru terdiri dari Selain Peraturan Pemerintah Nomor

merencanakan pembelajaran, melaksana-

74 Tahun 2008 Tentang Guru, pemerintah kan pembelajaran, menilai hasil pem-

juga telah mengeluarkan Peraturan belajaran, membimbing dan melatih

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2009 peserta didik, dan tugas tambahan.

Tentang Tunjangan Profesi Guru dan Sedangkan Pasal 35 ayat (2) hanya

Dosen, Tunjangan Khusus Guru dan mengakui beban pokok guru itu adalah

Dosen, Serta Tunjangan Kehormatan pelaksanaan pembelajaran saja, yakni

Profesror. Menurut Pasal 3 ayat (1) dengan mensyaratkan 24 (dua puluh

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun empat) jam tatap muka dalam satu minggu,

2009 bahwa guru dan dosen yang telah

[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA

[ Jurnal Hukum [F

AKULTAS H UKUM ]

JATISWARA ]

memiliki sertifikat

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2009 yang memenuhi persyaratan sesuai dengan

pendidik

dan

menyatakan pada Pasal 3 ayat (1) bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan

pembayaran tunjangan profesi diberikan diberi tunjangan profesi setiap bulan.

setiap bulan, sedangkan pada Peraturan Menteri Keuangan yakni pada Pasal 4 ayat

Selanjutnya Pasal 4 Peraturan

(2) pembayaran dilakukan setiap triwulan. Pemerintah Nomor 41 Tahun 2009 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa menyebutkan bahwa tunjangan profesi

telah terjadi insinkronisasi antara Peraturan bagi guru dan dosen pegawai negeri sipil

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2009 dengan yang menduduki jabatan fungsional guru

Peraturan Menteri Keuangan yang di- dan dosen diberikan sebesar 1 (satu) kali

keluarkan setiap tahun pembayaran, yakni gaji pokok pegawai negeri sipil yang PMK Nomor 71/PMK.07/2011, PMK bersangkutan sesuai dengan ketentuan

Nomor 72/PMK.07/2011 dan PMK Nomor peraturan perundang-undangan.

34/PMK.07/2012. Selanjutnya Pasal 7 Peraturan

Merujuk pada Teori Perundang- Pemerintah Nomor 41 Tahun 2009

undangan atau Teori Kepastian Hukum menyatakan bahwa tunjangan profesi bagi sebagai pisau analisis dalam mengupas guru diberikan diberikan terhitung mulai

masalah ini, sebagaimana dikemukakan bulan januari tahun berikutnya setelah

terdahulu bahwa untuk di Indonesia yang bersangkutan mendapat Nomor

implementasinya terdapat di dalam Registrasi Guru dari Departemen. Pem-

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 berian tunjangan profesi bagi guru ini

Pembentukan Peraturan dihentikan oleh pemerintah apabila guru

Tentang

Perundang-Undangan sebagai pengganti yang bersangkutan tidak memenuhi lagi

dari Undang-Undang Nomor 10 Tahun syarat sesuai dengan ketentuan peraturan

2004 Tentang Pembentukan Peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Perundang-Undangan. Menurut Penjelasan Pembayaran tunjangan profesi guru

Pasal 7 ayat (2) Undang-Undang Nomor diberikan setelah Menteri Keuangan

12 Tahun 2011 menyatakan bahwa pada mengeluarkan Peraturan Menteri Ke-

asasnya Peraturan Perundang-undangan uangan (PMK) yang mengatur tentang

yang lebih rendah tidak boleh bertentangan Pedoman Umum dan Alokasi Tunjangan

dengan Peraturan Perundang-undangan Profesi Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah

yang lebih tinggi.

setiap tahunnya. Dalam Peraturan Menteri Apabila dikaitkan dengan pelaksana-

Keuangan tersebut dinyatakan dalam Pasal an sertifikasi guru, maka ditemukan

4 ayat (2) bahwa penyaluran tunjangan adanya insinkronisasi secara vertikal dari

profesi guru pelaksanaannya dibayarkan segi format peraturan, yaitu peraturan yang

setiap triwulan, yakni triwulan pertama

rendah bertentangan dengan dibayarkan pada minggu terakhir bulan

lebih

peraturan yang lebih tinggi, yakni antara Maret, triwulan kedua dibayarkan pada

Peraturan Menteri Keuangan (PMK) minggu terakhir bulan Juni, pembayaran

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 triwulan ketiga dilaksanakan pada minggu