PENGARUH TINGKAT PEMAHAMAN PERATURAN, PERHITUNGAN DAN SISTEM PELAPORAN PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PEMILIK UMKM DI KOTA SURABAYA” (PADA PEMILIK UMKM YANG TERDAFTAR DI KECAMATAN LAKARSANTRI, KOTA SURABAYA) Benedictus Dwi Cahyo Dharmawan, Syaf
PENGARUH TINGKAT PEMAHAMAN PERATURAN,
PERHITUNGAN DAN SISTEM PELAPORAN PERPAJAKAN
TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PEMILIK UMKM DI
KOTA SURABAYA”
(PADA PEMILIK UMKM YANG TERDAFTAR DI KECAMATAN
LAKARSANTRI, KOTA SURABAYA)
Benedictus Dwi Cahyo Dharmawan, Syafi’i, Masyhad
Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Bhayangkara Surabaya, [email protected]
ABSTRAK Penelitian ini menggunakan data primer yaitu kuesioner. Uji keandalan instrumen meliputi uji validitas dan uji reliabilitas. Uji hipotesis menggunakan analisis regresi berganda, uji F dan uji t. Hasil dari penelitian ini adalah: (1) terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Para Pemilik UMKM Di Kecamatan Lakarsantri, Surabaya, (2) terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Cara Perhitungan Pajak Terutang terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Para Pemilik UMKM Di Kecamatan Lakarsantri, Surabaya, (3) terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara Sistem Pelaporan Pajak Terutang terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Para Pemilik UMKM Di Kecamatan Lakarsantri, Surabaya.
Kata Kunci : UMKM, Kepatuhan Wajib Pajak, Pemahaman Peraturan
ABSTRACT
This research is descriptive research with quantitative approach. Thepopulation in this research are the owners of SMEs in the District of Lakarsantri,
Surabaya. Sampling technique used in this research is by the Slovin formula with the
number of samples of 119 respondents. This research uses primary data that is
questionnaire. Instrument reliability test includes validity test and reliability test.
Hypothesis test using multiple regression analysis, F test and t test. The result of this
research are: (1) there is positive and significant influence between Understanding
About Taxation Regulation to Taxpayer Compliance Owner of SMEs’ In District of
Lakarsantri, Surabaya, (2) there is positive and significant influence between How to
Calculate Tax Due to Compulsory Compulsory Taxes of SMEs’ Owners In Lakarsantri
Subdistrict, Surabaya, (3) there is a negative and significant influence between
Reporting System of Tax Due to Taxpayer Compliance Owners of SMEs’ in Lakarsantri
Subdistrict, Surabaya Keywords: SMEs, Taxpayer Compliance, Regulatory UnderstandingPENDAHULUAN
Dikutib dari www.pajak.go.id, menyebutkan bahwa kepatuhan atas pajak (tax compliance) adalah “melaporkan penghasilan sesuai dengan peraturan pajak, melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) dengan tepat waktu dan membayar pajaknya den gan tepat waktu”. Predikat wajib pajak patuh dalam arti disiplin dan taat, tidak sama dengan wajib pajak yang berpredikat pembayar pajak dalam jumlah besar, karena tidak ada hubungan antara kepatuhan dengan jumlah nominal setoran pajak yang dibayarkan pada kas negara. Dengan demikian, pembayar pajak terbesar sekalipun belum tentu memenuhi kriteria sebagai wajib wajak patuh, karena meskipun wajib pajak memberikan kontribusi besar pada negara, jika masih memiliki tunggakan maupun keterlambatan penyetoran pajak, maka tidak dapat diberi predikat sebagai wajib pajak patuh.
Namun hingga saat ini permasalahan tentang kepatuhan pajak masih saja menjadi permasalahan yang laten dalam bidang perpajakan. Rasio kepatuhan wajib pajak untuk membayar pajak di Indonesia tergolong masih rendah. Tingkat kepatuhan pajak di Indonesia sangat rendah dibandingkan dengan negara lain di regional Asia. Hingga tahun 2015 Wajib Pajak (WP) yang terdaftar dalam sistem administrasi Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mencapai 30.044.103 WP, yang terdiri atas 2.472.632 WP Badan, 5.239.385 WP Orang Pribadi (OP) Non Karyawan, dan 22.332.086 WP OP Karyawan. Hal ini cukup memprihatinkan mengingat menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), hingga tahun 2013, jumlah penduduk Indonesia yang bekerja mencapai 93,72 juta orang. Artinya baru sekitar 29,4% dari total jumlah Orang Pribadi Pekerja dan berpenghasilan di Indonesia yang mendaftarkan diri atau terdaftar sebagai WP (www.pajak.go.id).
Kota Surabaya sebagai ibu kota Provinsi Jawa timur dan salah satu kota metropolitan yang terus berkembang dengan pesat sebagai pusat perniagaan dan perdagangan di Provinsi Jawa Timur, selama tahun 2015, rasio kepatuhan wajib pajak belum mencapai target yang diharapkan, dalam arti selalu memperlihatkan pencapaian di bawah 100 persen. Menurut Muhsisnin, selaku Kepala Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen, dan Penyidikan (PPIP) DJP Jawa Timur I menyatakan Berdasarkan data tahun kalendar 2015 tercatat terdaftar 54.446 WP badan dan 59.981 WP orang pribadi nonkaryawan. Untuk WP badan, dari jumlah tersebut hanya 44,01% yang membayar pajak setara dengan 23.959 badan, 30.487 lainnya tidak membayar. Sementara untuk WP orang pribadi nonkaryawan yang menyetor pajak ke negara hanya 52,70% atau 31.611 orang, dan 28.370 sisanya tidak (www.bisnis.com).
Rendahnya rasio kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya sangat berbanding terbalik dengan tingkat pertumbuhan usaha di Indonesia. Padahal pertumbuhan usaha di Indonesia memberikan banyak kemajuan positif dalam pembangunan perekonomian, terutama dalam penerimaan pajak dari sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Dari tahun 2010 ke tahun 2015, UMKM di Jawa Timur banyak mengalami peningkatan, terutama di Kota Surabaya. Kota Surabaya memiliki pertumbuhan UMKM yang sangat signifikan yang mencapai 300% dalam jangka waktu 5 tahun yang didominasi oleh usaha perdagangan dan industri (www.okezone.com). Hingga tahun 2015, jumlah UMKM yang terdata pada Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur, Kota Surabaya memikili UMKM sebanyak 260.762 unit UMKM, dikutip dari www.diskopumkm.jatimprov.go.id. Tingkat pertumbuhan UMKM yang tinggi di Kota Surabaya tidak diimbangi oleh kepatuhan wajib pajak pemilik UMKM dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Sampai tahun 2014 kota Surabaya memiliki tingkat kepatuhan wajib pajak para pemilik UMKM yang masih rendah yaitu dibawah 50%.
Rumusan Masalah
Apakah terdapat pengaruh tingkat pemahaman tentang Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013, Cara Perhitungan Pajak Terutang Atas Peraturan Pemerintah No.
46 Tahun 2013, Sistem Pelaporan Pajak Terutang terhadap kepatuhan wajib pajak pemilik UMKM yang terdaftar Di Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya ?
Pengertian Pajak
Pengertian pajak menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang KUP, “Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
Pengertian pajak menurut Waluyo (2013:2) dalam buku karangannya yang berjudul Perpajakan Indonesia, “Pajak adalah iuran kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang bergunanya adalah untuk membiayaai pengeluaran-pengeluaran umum yang berhubungan dengan tugas Negara yang menyelenggarakan pemerintahan”.
Definisi UMKM
Sesuai dengan Undang-Undang nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, UMKM didefinisikan sebagai berikut: (1) Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. (2) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. (3) Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46 Tahun 2013 berisi tentang Pajak Penghasilan atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu. Tujuan PP No 46 tahun 2013 adalah adanya kemudahan bagi masyarakat dalam melaksanakan kewajiban perpajakan, meningkatnya pengetahuan tentang manfaat perpajakan bagi masyarakat, dan terciptanya kondisi kontrol sosial dalam memenuhi kewajiban perpajakan..
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 berdasarkan pada Pasal 17 ayat (7) UU PPh dan Pasal 4 ayat (2) huruf e Undang-Undang (UU) No 36 Tahun 2008 tentang pajak penghasilan (PPh) Pasal 17 ayat (7). Dengan Peraturan Pemerintah tersebut dapat ditetapkan tarif pajak tersendiri atas penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2), sepanjang tidak melebihi tarif pajak tertinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Penjelasan Pasal 17 ayat (7) UU PPh. Ketentuan dalam ayat ini memberi wewenang kepada Pemerintah untuk menentukan tarif pajak tersendiri yang dapat bersifat final atas jenis penghasilan tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2), sepanjang tidak lebih tinggi dari tarif pajak tertinggi sebagaimana diatur dalam ayat (1). Penentuan tarif pajak tersendiri tersebut didasarkan atas pertimbangan kesederhanaan, keadilan dan pemerataan dalam pengenaan pajak.
Angka omset Rp 4,8 Milyar diperoleh dengan memperhatikan batasan omset yang mendapatkan fasilitas diskon tarif 50% di Pasal 31E UU No 36 Tahun 2008. Omset Rp 4,8 milyar kemudian menjadi batasan di perpajakan untuk UMKM. Alasan penambahan Pasal 31E UU No 36 Tahun 2008 memang fasilitas ini untuk UMKM tetapi tidak semua Wajib Pajak yang memiliki omset UMKM dapat menikmati fasilitas PPh Final 1%. Ada Wajib Pajak yang tidak dapat memanfaatkan fasilitas PP 46 Tahun 2013. Wajib Pajak yang dapat menikmati fasilitas PPh Final 1%, yaitu: (1) Wajib Pajak Orang Pribadi, dan (2) Wajib Pajak Badan, kecuali BUT yang menerima penghasilan dari usaha dengan peredaran bruto tidak melebihi Rp 4.800.000.000,00 dalam satu tahun.
Kerangka Konseptual Tingkat Pemahaman Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013
Kepatuhan Wajib Pajak Cara Perhitungan Pajak Terutang
Pemilik UMKM Atas Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013
(Y) Sistem Pelaporan Pajak terutang
Sumber : Peneliti (2017) Hipotesis
1 Terdapat pengaruh tingkat pemahaman tentang Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 terhadap kepatuhan wajib pajak pemilik UMKM yang terdaftar Di Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya.
2 Terdapat pengaruh pengetahuan tentang cara perhitungan pajak terutang atas
Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 terhadap kepatuhan wajib pajak pemilik UMKM yang terdaftar Di Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya.
3 Terdapat pengaruh pengetahuan tentang sistem pelaporan pajak terutang terhadap kepatuhan wajib pajak pemilik UMKM Yang Terdaftar Di Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan Di Kecamatan Lakarsantri, Surabaya dalam kurun waktu bulan April hingga Mei tahun 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah para pemilik UMKM yang terdaftar di Kecamatan Lakarsantri, Surabaya yang berjumlah 168 UMKM. Sedangkan untuk menentukan sampel penelitian, penelti menggunakan rumus Slovin yaitu . Sehingga menghasilkan sampel sebanyak 119 sampel atau responden.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Penelitian ini mengukur tentang pengaruh tingkat pemahaman peraturan, cara perhitungan pajak terutang, dan sistem pelaporan terhadap kepatuhan wajib pajak pemilik UMKM yang terdaftar di Kecamatan Lakarsantri, Surabaya. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel terikat adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat yang digunakan adalah Kepatuhan Wajib Pajak (Y). Variabel bebas adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain. Penelitian ini menggunakan variabel bebas yang terdiri dari Tingkat Pemahaman Peraturan, Cara Perhitungan Pajak Terutang, dan Sistem Pelaporan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan pada para pemilik UMKM yang terdaftar di Kecamatan Lakarsantri, Surabaya Data penelitian ini diperoleh hasil penyebaran kuesioner sebanyak 119 sampel. Karakteristik responden berdadarkan jenis kelamin, yaitu laki- laki sebanyak 39 responden dan untuk perempuan sebanyak 80 responden. Profil tingkat pendidikan terakhir responden adalah SD (0 orang); SMP (25 orang); SMA (47 orang); Diploma (26 orang); dan Sarjana / S1 (21 orang).
Statistik Deskriptif
Analisis data dalam penelitian ini mengacu pada deskripsi statistik data responden. Berikut adalah hasil dari statistik deskriptif :
Tabel 1 Hasil Statistik Dekriptif Terhadap Para Pemilik UMKM Di Kecamatan Lakarsantri,
Uji validitas angket dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keabsahan kuesioner.
Sumber : Peneliti (2017)
Kepatuhan Wajib Pajak (Y) Y.1 0,752 0,1801 Valid Y.2 0,824 0,1801 Valid Y.3 0,869 0,1801 Valid Y.4 0,716 0,1801 Valid
Terutang ( X2.1 0,862 0,1801 Valid X2.2 0,858 0,1801 Valid X2.3 0,833 0,1801 Valid X2.4 0,909 0,1801 Valid Sistem Pelaporan ( X3.1 0,877 0,1801 Valid X3.2 0,802 0,1801 Valid X3.3 0,845 0,1801 Valid X3.4 0,856 0,1801 Valid
X1.2 0,843 0,1801 Valid X1.3 0,912 0,1801 Valid X1.4 0,801 0,1801 Valid Cara Perhitungan Pajak
Variabel Item r hitung r tabel Keterangan
Tingkat Pemahaman Peraturan ( X1.1 0,877 0,1801 ValidSurabaya, Tahun 2017
Tabel 3 Hasil Uji Validitas Terhadap Para Pemilik UMKM Di Kecamatan Lakarsantri,
(listwise) 119 Sumber : Peneliti (2017) Uji Validitas
Surabaya, Tahun 2017
6 16 11,30 ,231 2,516 Sistem Pelaporan ( 119
13
20 16,92 ,238 2,595 Valid N
12
20 15,69 ,263 2,872 Cara Perhitungan Pajak Terutang ( 119
13
20 16,34 ,220 2,395 Tingkat Pemahaman Peraturan ( 119119
Error Statistic Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
Statistic Statistic Statistic Statistic Std.
Std. Deviatio n
N Minimum Maximu m Mean
Berdasarkan Tabel 3 dapat dikatakan bahwa seluruh butir pertanyaan pada variabel Tingkat Pemahaman Peraturan, Cara Perhitungan Pajak Terutang, Sistem Pelaporan, dan Kepatuhan Wajib pajak memiliki nilai r hitung yang lebih besar dari r tabel pada taraf si gnifikan (α) 5%, maka seluruh butir pertanyaan dinyatakan valid, sehingga seluruh butir pertanyaan dalam kuesioner layak digunakan sebagai instrumen untuk mengukur penelitian.
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan pengujian untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Variabel dikatakan andal (reliable) jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 (Ghozali, 2006).
Tabel 4 Hasil Uji Reliabilitas Terhadap Para Pemilik UMKM Di Kecamatan Lakarsantri,
Surabaya, Tahun 2017
Variabel Cronbach Alpha Keterangan Tingkat Pemahaman Peraturan ( 0,831 Reliabel Cara Perhitungan Pajak Terutang ( 0,833 Reliabel Sistem Pelaporan (
0,829 Reliabel Kepatuhan Wajib Pajak (Y) 0,812 Reliabel Sumber : Peneliti (2017) Uji regresi Linier Berganda (Uji Hipotesis Pertama)
Tabel 5 Hasil Uji regresi Linier Berganda Terhadap Para Pemilik UMKM Di Kecamatan
Lakarsantri, Surabaya, Tahun 2017
Sumber : Peneliti (2017)
Dari hasil Tabel 5 terdapat nilai konstanta dan nilai-nilai koefisien regresi linier berganda untuk masing-masing variabel bebas. Berdasarkan nilai tersebut, maka dapat ditentukan model regresi linier berganda yang dinyatakan dalam bentuk persamaan sebagai berikut:
- Y = a + + e
Y = 7,203 + 0,373 X1 + 0,532 X2 - 0,161 X3 + e Berdasarkan persamaan tersebut diatas dapat dilihat hubungan dari masing- masing variabel sebagai berikut: a.
Nilai konstanta sebesar 7,203 menunjukkan apabila sikap Wajib Pajak pada tingkat pemahaman tentang peraturan perpajakan, tingkat pengetahuan tentang cara perhitungan pajak terutang yang benar, dan tingkat pengetahuan tentang sistem pelaporan pajak terutang yang benar dan tepat waktu terhadap kepatuhan wajib pajak bersifat konstan atau tetap.
b.
Nilai koefisien regresi untuk variabel Tingkat Pemahaman Peraturan Pemerintah No.
46 Tahun 2013 ( adalah positif sebesar 0,373 % terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Y) yang berarti setiap peningkatan tingkat pemahaman peraturan sebesar 1 %, maka akan diikuti dengan peningkatan kepatuhan akan membayar pajak sebesar 0,373.
c.
Nilai koefisien regresi untuk variabel Tingkat Pengetahuan Tentang Cara Perhitungan Pajak Terutang ( adalah positif sebesar 0,532 % terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Y) yang berarti setiap peningkatan tingkat pengetahuan tentang cara perhitungan pajak terutang sebesar 1 %, maka akan diikuti dengan peningkatan kepatuhan akan membayar pajak sebesar 0,532.
d.
Nilai koefisien regresi untuk variabel Tingkat Pengetahuan Tentang Sistem Pelaporan Pajak Terutang ( adalah negatif sebesar
- –0,161% terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Y) yang berarti setiap peningkatan tingkat pengetahuan tentang sistem pelaporan pajak terutang sebesar 1%, maka akan tidak diikuti dengan peningkatan kepatuhan akan membayar pajak sebesar -0,161.
Jadi, variabel bebas yang terdiri dari Tingkat Pemahaman Peraturan ( , Cara perhitungan Pajak Terutang ( , Sistem Pelaporan ( mempunyai pengaruh yang positif atau searah terhadap variabel terikat yaitu kepatuhan Wajib Pajak (Y) pemilik UMKM yang mekakukan kegiatan usahanya di Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya.
Uji F (Uji Hipotesis Kedua)
Tabel 6 Hasil Uji F Terhadap Para Pemilik UMKM Di Kecamatan Lakarsantri, Surabaya, Tahun
2017
Sumber : Peneliti (2017)
Perumusan hipotesis adalah : Ho : Variabel Tingkat Pemahaman Peraturan ( , Cara perhitungan Pajak
Terutang ( , Sistem Pelaporan ( secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel Kepatuhan Wajib Pajak (Y) pemilik UMKM di Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya. : Variabel Tingkat Pemahaman Peraturan ( , Cara perhitungan Pajak Terutang ( , Sistem Pelaporan ( secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel Kepatuhan Wajib Pajak (Y) pemilik UMKM di Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya. Kriteria yang digunakan dalam menemtukan perumusan hipotesis tersebut adalah : a.
Jika < atau sig > 0,05 maka Ho diterima, ditolak b.
Jika > atau sig < 0,05 maka Ho ditolak, diterima
Nilai dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat bebas (degree of freedom) df1 = k = 3 dan pada df2 = n - k - 1 = 119 - 3 - 1 = 115 diperoleh angka 2,68 Berdasarkan hasil uji nilai F dengan mengunakan SPSS 23 yang ditunjukan
Tabel 6 diperoleh nilai sebesar 71,270. Nilai tersebut lebih besar daripada nilai yang sebesar 2,68. Demikian juga dengan nilai signifikan yang dihasilkan yaitu sebesar 0,000 yang lebih kecil dari nilai signifikansi yang digunakan yaitu α = 5% atau 0,05. Sehingga hal ini dapat disimpulkan sebagai berikut bahwa Ho ditolak, dan diterima. Yang artinya adalah bahwa variabel Tingkat Pemahaman Tentang Peraturan
Perpajakan ( , Tingkat Pengetahuan Tentang Cara Perhitungan Pajak Terutang ( , Dan Tingkat Pengetahuan Tentang Sistem Pelaporan Pajak Terutang ( secara simultan (bersama-sama) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel Kepatuhan Wajib Pajak (Y) Pemilik UMKM Di Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya.
Uji t (Uji Hipotesis Ketiga)
Tabel 7 Hasil Uji t Terhadap Para Pemilik UMKM Di Kecamatan Lakarsantri, Surabaya, Tahun
2017
Sumber : Peneliti (2017)
Kriteria yang digunakan dalam menemtukan perumusan hipotesis tersebut adalah : a. < atau sig > 0,05 maka Ho diterima, ditolak
Jika
b. > atau sig < 0,05 maka Ho ditolak, diterima Jika
Nilai dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat bebas (degree of freedom) df1 = k = 3 dan pada df2 = n - k - 1 = 119 - 3 - 1 = 115 diperoleh angka 1,661
1. Variabel tingkat pemahaman tentang Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 ( mendapatkan nilai sebesar 5,209. Nilai tersebut lebih besar daripada yang sebesar 1,661. Variabel juga memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil daripada ni lai signifikan yang digunakan yaitu α = 5% atau 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat pemahaman tentang Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak pemilik UMKM dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel tingkat pemahaman tentang Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 lebih besar dari 0,05.
2. Variabel pengetahuan tentang cara perhitungan pajak terutang atas Peraturan
Pemerintah No. 46 Tahun 2013 ( mendapatkan nilai sebesar 7,039. Nilai tersebut lebih besar daripada yang sebesar 1,661. Variabel juga memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari nilai signifikan yang digunakan yaitu α = 5% atau 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan tentang Cara Perhitungan Pajak Terutang Atas Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak pemilik UMKM dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel pengetahuan tentang cara perhitungan pajak terutang atas Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 lebih kecil dari 0,05.
3. Variabel Pengetahuan Tentang Sistem Pelaporan ( mendapatkan nilai sebesar -2,139. Nilai tersebut lebih kecil daripada yang sebesar 1,661. Variabel juga memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,035 yang lebih kecil daripada nilai signifikan yang digunakan yaitu α = 5% atau 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan tentang sistem pelaporan berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak pemilik UMKM dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel pengetahuan tentang sistem pelaporan lebih kecil dari 0,05.
SIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada para pemilik UMKM yang terdaftar di Kecamatan Lakarsantri, Surabaya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : (1) Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel Tingkat Pemahaman Wajib Pajak Atas Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 ( terhadap Variabel Kepatuhan Wajib Pajak (Y) Pemilik UMKM Di Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya. (2) Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel Cara Perhitungan Pajak Terutang Atas Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 ( terhadap variabel Kepatuhan Wajib Pajak Pemilik (Y) UMKM Di Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya. (3) Terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara variabel Pengetahuan Tentang Sistem Pelaporan terhadap variabel Kepatuhan Wajib Pajak Pemilik (Y) UMKM Di Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dihasilkan, saran yang dapat diberikan oleh peneliti dalam rangka Peaturan Pemerintah No 46 Tahun 2013 yang terkait dengan pajak untuk UMKM adalah sebagai berikut :
1 Pemahaman Wajib Pajak pemilik UMKM atas Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 sangat mempengaruhi tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakkannya, sehingga pemerintah perlu meningkatkan proses sosilisasi dan edukasi kepada para pemilik UMKM terutama di Kecamatan Lakarsantri, Surabaya.
2 Partisipan para pemilik UMKM yang melakukan kegiatan usahanya di Kecamatan
Lakarsantri, Surabaya belum memahami tata cara perhitungan pajak dengan benar dan kurang memahami mana yang merupakan tarif pajak yang bersifat final dan mana pajak yang bersifat tidak final. Para pemilik UMKM juga mengeluhkan adanya tarif pajak 1 % dari omzet bagi UMKM Oleh karena itu, peneliti menyarankan agar pemerintah memulai pendekatan suara rakyat sehingga peraturan- peraturan yang dikeluarkan pemerintah mempertimbangkan kemampuan ekonomis rakyat terutama sektor UMKM.
3 Implementasi Self Assessment System adalah sebagai salah satu sistem pemungutan pajak di Indonesia yang mepengaruhi tingkat kepatuhan Wajib Pajak, sehingga diperlukan peran aktif masyarakat dalam pelaksanaannya, selain itu pemerintah perlu meningkatkan proses sosilisali lebih banyak dan pemantauan secara lebih kontinyu.
DAFTAR PUSTAKA
Amirudin & Sudirman. 2012. Perpajakan Pendekatan Teori dan Praktik di Indonesia.Salemba Empat Dua Media. Jakarta Anjani, dan Restuti. 2016. Analisis Faktor-Faktor Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi Pelaku Usaha Pada KPP Pratama Salatiga. Jurnal. Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga
Fahluzy, Agustina. 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Membayar Pajak UMKM Di Kabupaten Kendal. Jurnal. Universitas Negeri Semarang.
Semarang Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19
(edisi kelima) . Universitas Diponegoro. Semarang
Harahap, Abdul Asri. 2004. Paradigma Baru Perpajakan Indonesia Perspektif
Ekonomi . Integrita Dinamika Press. Jakarta
Imaniati. 2016. Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Tentang Penerapan Pp No. 46 Tahun 2013, Pemahaman Perpajakan, Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah Di Kota Yogyakarta. Jurnal.
Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta Mardiasmo. 2011. Perpajakan. rev. ed 2011. Andi. Yogyakarta. Mardiasmo. 2013. Perpajakan Edisi Revisi, Andi Offset, Yogyakarta. Mintje. 2016. Pengaruh Sikap, Kesadaran, Dan Pengetahuan Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi Pemilik UMKM Dalam Memiliki NPWP (Studi pada Wajib Pajak Orang Pribadi Pemilik UMKM yang Terdaftar di KPP Pratama Manado). Jurnal. Universitas Sam Ratulangi Manado. Manado
Mustofa, Kertahadi, Mirza. 2016. Pengaruh Pemahaman Peraturan Perpajakan, Tarif Pajak Dan Asas Keadilan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Pada Wajib Pajak Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Yang Berada Di Wilayah Kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batu Setelah Diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013). Jurnal. Universitas Brawijaya. Malang
Nurliah, 2012. Pengaruh Pemehaman Perpajakan, Kualitas Pelayanan Pajak, Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Pajak. Skripsi.
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta. Pemerintah. 2008. Undang-Undang nomor 20 tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah . Jakarta
Peraturan Pemerintah, 2013. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang
Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu
. Jakarta Resmi, Siti, 2016, Perpajakan: Teori dan Kasus edisi 9, Salemba Empat, Jakarta Sugiyono, 2013, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung. Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Andi.
Yogyakarta. Waluyo. 2013. Perpajakan Indonesia. Salemba Empat. Jakata www.bisnis.com