ANALISA HARGA POKOK PENJUALAN UNTUK MENENTUKAN PENDAPATAN LABA (STUDI KASUS RUMAH MAKAN CEPAT SAJI KFC STORE PONDOK TJANDRA SURABAYA)
ANALISA HARGA POKOK PENJUALAN UNTUK
MENENTUKAN PENDAPATAN LABA
(STUDI KASUS RUMAH MAKAN CEPAT SAJI KFC STORE
PONDOK TJANDRA SURABAYA)
Hermawan Saputra, Siti Rosyafah, Widya Susanti
Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya
ABSTRAK
Penelitian yang dilakukan kali ini bertujuan untuk menganalisa perhitungan harga pokok penjualan sebagai patokan untuk menentukan harga jual produk yang dihasilkan oleh perusahaan guna mengetahui pendapatan laba tiap periode yang diperoleh KFC store Pondok Tjandra Surabaya. Dengan dilakukannya penelitian kali ini, maka dapat diketahui bahwa perhitungan harga pokok penjualan yang dilakukan oleh perusahaan sudah benar dan lebih rendah dari harga jual berpotensi dapat memperoleh keuntungan, tetapi penentuan harga jual yang dilakukan kurang tertuju karena belum dilakukannya penggolongan biaya untuk mengetahui sejumlah biaya yang akan dibebankan pada produk yang dihasilkan, juga pemakaian bahan yang berlebih berdampak pada pendapatan laba tiap periode. Sehingga dengan adanya penelitian kali ini diharap bisa memberikan perbaikan pada perusahaan. Selain itu dalam melakukan penelitian kali ini data yang diperoleh dari perusahaan dianalisis dan dibandingkan sesuai dengan teori yang ada.
Kata Kunci: harga pokok penjualan, pendapatan laba
ABSTRACT
Research conducted this time aims to analyze the calculation of cost ofgoods sold as a benchmark to determine the selling price of products produced by
the company in order to know the income of each period obtained KFC store
Pondok Tjandra Surabaya. With the conduct of this research, it can be seen that
the calculation of cost of goods sold by the company is correct and lower than the
selling price can potentially earn profits, but determination of the selling price
made less focused because it has not done the classification of costs to determine
the amount of costs to be charged on the product produced, also the excessive use
of materials affects the income of each period. So with the present research is
expected to provide improvements to the company. Other than that in conducting
this study the data obtained from the company analyzed and compared in
accordance with the existing theory.Keywords: cost of goods sold, earnings
PENDAHULUAN
Kondisi pendapatan laba suatu perusahaan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan atau tidaknya perusahaan dalam menjalankan usahanya. Pendapatan laba dalam perusahaan dapat digunakan sebagai tolok ukur dalam setiap kegiatan usaha untuk menilai keberhasilan yang dapat dicapai. “Pendapatan laba adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama satu periode, jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal” (Kieso, Warfield dan Weygantd, 2011:179). Salah satu yang mempengaruhi laba adalah harga pokok penjualan.
Peranan harga pokok penjualan dalam dunia usaha sangat penting, khususnya pada perusahaan dagang dan manufaktur, karena setiap penjualan dan pembelian menjadikan harga pokok penjualan sebagai dasar dalam pembuatan keputusan untuk menjual atau membeli. Menurut Gill dan Chatton yang diterjemahkan oleh Prabaningtyas (2011:15) "Harga pokok penjualan (HPP) yaitu biaya pembuatan atau harga pembelian yang melekat pada produk barang jadi yang dikirim dari pemasok ke pelanggan." Dalam perhitungannya harga pokok penjualan terdapat beberapa akun persediaan yang terlibat, yaitu persediaan awal pada harga pokok penjualan merupakan persediaan awal suatu periode baru. Persediaan awal merupakan persediaan akhir dari periode sebelumnya. Persediaan akhir adalah persediaan pada akhir suatu periode atau tahun buku berjalan. Sedangkan persediaan tersedia untuk dijual adalah harga pokok persediaan dari seluruh barang yang siap untuk dijual, yang saling berhubungan.
Cara Penggolongan Biaya Biaya digolongkan berbagai macam cara. Umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai perusahaan.
Menurut Widilestariningtiyas (2012:12) penggolongan biaya meliputi 1.
Penggolongan Biaya Menurut Objek Pengeluaran 2. Penggolongan Biaya Menurut Fungsi Pokok Dalam Perusahaan
Dalam perusahaan manufaktur dikelompokkan menjadi 3 yaitu: a.
Biaya Produksi
Menurut objek pengeluarannya, secara garis besar biaya produksi dibagi menjadi tiga, yaitu:
a) Biaya Bahan Baku
b) Biaya Tenaga Kerja Langsung
c) Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik dapat digolongkan dengan tiga cara penggolongan, yaitu:
1. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut sifatnya 2.
Penggolongan biaya overhead menurut perilakunya 3. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut hubungannya dengan departemen
b.
Biaya Pemasaran c. Biaya Administrasi dan Umum 3.
Penggolongan Biaya Menurut Hubungan Biaya Dengan Sesuatu Yang Dibiayai Biaya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu: a.
Biaya Langsung (direct cost) b. Biaya Tidak Langsung (indirect cost) 4. Penggolongan Biaya Menurut Perilakunya Dalam Hubungannya Dengan
Perubahan Volume Kegiatan Biaya dapat digolongkan menjadi: a.
Biaya Variable b. Biaya Semivariable c. Biaya Semifixed d. Biaya Tetap 5. Penggolongan Biaya Atas Dasar Jangka Waktu Manfaatnya
Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua, antara lain: a.
Pengeluaran Modal (capital expenditures) b. Pengeluaran Pendapatan (revenue expenditures)
Pengertian Beserta Cara Perhitungan Harga Pokok Penjualan Harga pokok penjualan menurut Sigit Hermawan dan Masyhad (2012:168) menyatakan bahwa “Harga pokok penjualan adalah harga pokok barang yang telah terjual. Misalkan barang dagang telah terjual pendapatan yang diperoleh akan dilaporkan sebagai penjualan (sales) dan biaya perolehan (cost) diakui sebagai beban yang disebut biaya pokok penjualan.” saldo awal persedian bahan baku xxx
- pembelian bahan baku xxx
- saldo akhir bahan baku xxx Bahan baku yang digunakan xxx Bahan baku yang digunakan xxx
- Biaya tenaga kerja langsung xxx
- Overhead produksi xxx Total biaya produksi
xxx Total biaya produksi xxx
- Saldo awal persediaan barang dalam proses xxx
- Saldo akhir persediaan barang dalam proses xxx Harga pokok produksi
xxx Harga pokok produksi xxx
- Saldo awal persediaan barang jadi xxx (Barang tersedia untuk dijual) xxx
- Saldo akhir persediaan barang jadi xxx Harga pokok penjualan xxx Sumber: Suwardjono (2013:239)
Gambar 1
Perhitungan Harga Pokok Penjualan
Unsur Elemen Harga Pokok Penjualan“Untuk menentukan harga pokok penjualan ada beberapa unsur element yang penting untuk diketahui yakni persediaan barang dagangan dan harga pembelian bersih.” (Sigit Hermawan dan Masyhad 2012:168) a.
Persediaan Barang Dagangan (inventory) Pada akun persediaan barang dibagi menjadi 4, yaitu: 1.
Persediaan Awal 2. Pembelian 3. Persedian Akhir 4. Persediaan tersedia untuk dijual b. Biaya Bahan
Biaya angkut diperlakukan sebagai berikut: Biaya angkut sebagai tambahan harga pokok bahan yang dibeli
- Biaya angkut tidak diperlakukan sebagai tambahan harga pokok bahan baku
- yang dibeli melainkan digunakan sebagai unsur biaya overhead.
Metode penentuan harga bahan dibedakan atas tiga metode, yaitu: 1.
Metode FIFO (First In First Out) 2. Metode LIFO (Last In First Out) 3. Metode Rata-rata (Average) c. Harga Pokok Pembelian
Harga pokok pembelian ditentukan oleh: 1.
Pembelian
2. Retur dan potongan penjualan 3.
Potongan tunai 4. Biaya angkut pembelian
Pengertian Laba Beserta Cara Perhitungannya
Menurut Juan & Wahyuni (2012:11) menyatakan bahwa “Penghasilan neto (laba) seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja. Definisi penghasilan (income) meliputi pendapatan (revenue) maupun keuntungan (gains). Pendapatan timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasadan dikenal dengan sebutan yang berbeda, seperti penjualan, penghasilan jasa, bunga, deviden, royalti, dan sewa. Keuntungan mencerminkan pos lainnya, misalnya keuntungan atas penjualan aset tetap”.
Penjualan xxx Retur & Pengurangan Penjualan (xxx) Potongan Penjualan (xxx) Penjualan bersih xxx HPP (xxx) Laba bruto xxx Biaya Beban gaji karyawan xxx Beban akum. Peny. Inventaris toko xxx Beban akum. Peny. Inventaris kantor xxx Beban akum. Peny. Gedung xxx Beban angkut Penjualan xxx Beban Lain-lain xxx Total Beban Usaha xxx Laba Bersih Sebelum Pajak xxx
Sumber: Widilestariningtyas, dkk (2012:68)
Gambar 2
Perhitungan Laba
Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tenteng apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara bolistic dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan manfaat berbagai metode ilmiah (Moloeng, 2012:6)
Tujuan dari penelitian kualitatif deskriptif adalah memberikan gambaran secara sistematis, aktual, dan akurat mengenai fakta-fakta yang ada, sifat dan karakter, serta hubungan antara fenomena yang sedang diteliti, yaitu analisa harga pokok penjualan untuk menentukan pendapatan. Penelitian kualitatif deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesa atau teori, tetapi hanya merupakan pengamatan dan penelitian yang memberikan penjelasan terhadap suatu keadaan kemudian berusaha memberikan kesimpulan atau pengamatan tersebut (Yin, 2011:1).
Jenis Dan Sumber Data
Beberapa sumber data yang diperolah oleh penulis, antara lain: 1.
Data Primer a.
Hasil observasi penulis terhadap KFC store Pondok Tjandra Surabaya.
b.
Hasil wawancara dengan pihak-pihak terkait.
2. Data Sekunder
Data sekunder yang digunakan penulis berupa: 1.
Buku-buku ilmiah yang digunakan sebagai pedoman selama kuliah.
2. Skripsi yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya.
3. Struktur organisasi dan job descriiption pada KFC store Pondok Tjandra Surabaya.
4. Laporan data yang diperoleh dari perusahaan.
5. Literatur ilmiah lainnya yang berhubungan dengan akuntansi biaya.
Hasil Analisis
Perhitungan metode harga pokok penjualan disajikan sepeti Tabel 1
Tabel 1
Perhitungan harga pokok penjualan
(dalam Rp,-) saldo awal persediaan bahan baku
280.000.000 185.000.000 (312.500.000) 152.500.000 152.500.000 290.400.000 75.379.600 518.279.600 518.279.600 1.630.880.000 1.680.020.000 469.139.600 469.139.600 2.057.968.000 2.527.107.600 2.112.022.000 415.085.600
398..000.000 302.000.000 (414.200.000) 285.800.000 285.800.000 324.000.000 75.700.160 685.500.160 685.500.160 1.830.120.000 1.928.700.000 586.920.160 586.920.160 2.175.132.000 2.762.052.160 2.183.570.000 578.482.160
474.500.000 363.200.000 (487.300.000) 350.400.000 350.400.000 365.400.000 76.242.100 792.042.100 792.642.100 2.158.900.000 2.181.450.000 769.492.100 769.492.100 2.517.790.000 3.287.282.100 2.642.595.000 644.687.100
- pembelian bahan baku
- saldo akhir bahan baku Bahan baku yang digunakan Bahan baku yang digunakan
- Biaya tenaga kerja langsung
- Overhead produksi Total biaya produksi Total biaya produksi
- Saldo awal barang dalam proses
- Saldo akhir barang dalam proses Harga pokok produksi Harga pokok produksi
- Saldo awal barang jadi Barang tersedia untuk dijual
- Saldo akhir barang jadi Harga pokok penjualan 2014 2015 2016
Sumber: Data diolah oleh peneliti, (2014-2016) Proses Metode Perhitungan Penentuan Pendapatan Laba Perhitungan penentuan pendapatan laba dalam Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2 Perhitungan pendapatan laba
Dalam Rp,- 2014 2015 2016 Penjualan
4.512.362.000 5.017.213.000 5.700.691.000 Retur barang
(32.925.000) (36.000.000) (39.600.000) Potongan Penjualan
(42.435.000) (45.735.000) (48.055.000) Penjualan bersih
4.437.002.000 4.935.478.000 5.613.056.000 HPP
(415.085.600) (578.482.160) (644.687.100) Laba bruto
4.021.916.400 4.356.995.840 4.968.368.900 Biaya Beban akum. Peny. Inventaris
11.750.500 14.650.700 12.525.000 Beban akum. Peny. gedung
29.500.000 15.000.000 18.500.000 Beban bahan penolong
360.274.500 450.153.200 540.224.750 Beban bahan wastage
237.600.000 280.800.000 207.435.000 Biaya angkut pembelian
18.000.000 27.000.000 36.000.000 Total Beban Usaha
(657.125.000) (787.603.900) (814.684.750) Laba Bersih Sebelum Pajak
3.364.791.400 3.569.391.940 4.153.684.150
Sumber: Data diolah oleh peneliti, (2014-2016) Pengolongan biaya Untuk Menentukan Harga Pokok Produksi guna menentukan Harga Jual Per Pcs ayam goreng
Perhitungan harga pokok produksi ayam goreng per-pcs 2014 adalah sebagai berikut.
Biaya Produksi:
Biaya bahan baku Ayam potong = 66.628.000 Bumbu = 18.000.000 Biaya tenaga kerja langsung = 290.400.000 Biaya overhead = 75.379.600 Harga pokok produksi = 450.407.600
Biaya Non Produksi:
Biaya admin dan umum = 87.350.000 Biaya pemasaran = 5.000.000 Biaya komersil = 92.350.000 Total harga pokok produksi = 542.757.600
Sumber: Diolah oleh peneliti dari data KFC store Pondok Tjandra Surabaya, (2014) Gambar 3 Pengolongan biaya untuk menentukan harga pokok produksi
Perhitungan harga pokok produksi ayam goreng per-pcs 2015 adalah sebagai berikut.
Biaya Produksi:
Biaya bahan baku Ayam potong = 77.416.000 Bumbu = 19.600.000 Biaya tenaga kerja langsung = 324.000.000 Biaya overhead = 75.700.160 Harga pokok produksi = 496.716.160
Biaya Non Produksi:
Biaya admin dan umum = 81.594.000 Biaya pemasaran = 3.200.000 Biaya komersil = 84.794.000 Total harga pokok produksi = 581.510.160
Sumber: Diolah oleh peneliti dari data KFC store Pondok Tjandra Surabaya, (2015)
Gambar 4
Pengolongan biaya untuk menentukan harga pokok produksi
Perhitungan harga pokok produksi ayam goreng per-pcs 2016 adalah sebagai berikut.
Biaya Produksi:
Biaya bahan baku Ayam potong = 83.160.000 Bumbu = 21.600.000 Biaya tenaga kerja langsung = 365.400.000 Biaya overhead = 76.242.100 Harga pokok produksi = 546.402.100
Biaya Non Produksi:
Biaya admin dan umum = 88.120.060 Biaya pemasaran = 5.200.000 Biaya komersil = 93.320.060 Total harga pokok produksi = 639.722.160
Sumber: Diolah oleh peneliti dari data KFC store Pondok Tjandra Surabaya, (2016)
Gambar 5
Pengolongan biaya untuk menentukan harga pokok produksi
Untuk menentukan harga pokok guna penentuan harga jual per pcs masih memerlukan proses perhitungan dengan cara sebagai berikut.
Harga pokok produksi : 12 bulan : 30 hari : 154 pcs potong ayam = harga pokok per pcs
Maka dapat dilakukan perhitungan pada gambar 5 sebagai berikut:
Tahun 2014
542.757.600 : 12 : 30 : 154 = 9.790
Tahun 2015
581.510.160 : 12 : 30 : 154 = 10.489
Tahun 2016
639.722.160 : 12 : 30 : 154 = 11.539
Sumber: Diolah peneliti dari data KFC store Pondok Tjandra Surabaya,(2014-2016)
Gambar 6
Harga jual per pcs
Proses Perhitungan Penentuan Harga JualPenentuan harga jual produk sebelum diklasifikasi dilihat pada gambar 4.12 berikut.
Tahun 2014 Harga pokok = Rp.450.407.600 Keuntungan 30% = Rp.135.122.280 Harga jual pertahun = Rp.585.529.880 Harga pokok per pcs = Rp.8.124 Keuntungan 30% = Rp.2.437 Harga jual per pcs = Rp.10.561
Tahun 2015 Harga pokok = Rp.496.716.160 Keuntungan 30% = Rp.174.453.048 Harga jual pertahun = Rp.671.169.208 Harga pokok per pcs = Rp.8.960 Keuntungan 30% = Rp.2.688 Harga jual per pcs = Rp.11.648
Tahun 2016 Harga pokok = Rp.546.402.100 Keuntungan 30% = Rp.163.920.630 Harga jual pertahun = Rp.710.322.730 Harga pokok per pcs = Rp.9.856 Keuntungan 30% = Rp.2.957 Harga jual per pcs = Rp.12.813
Sumber: KFC store Pondok Tjandra Surabaya, (2014-2016)
Gambar 7
Penentuan Harga Jual produk utama ayam goreng per pcs
Dalam penentuan harga jual produk setelah diklasifikasi sebagai berikut:
Tahun 2014 Harga pokok = Rp.542.757.600 Keuntungan 30% = Rp.162.827.280 Harga jual pertahun = Rp.705.584.880 Harga pokok per pcs = Rp.9.790 Keuntungan 30% = Rp.2.937 Harga jual per pcs = Rp.12.727
Tahun 2015 Harga pokok = Rp.581.510.160 Keuntungan 30% = Rp.174.453.048 Harga jual pertahun = Rp.755.963.208 Harga pokok per pcs = Rp.10.489 Keuntungan 30% = Rp. 3.147 Harga jual per pcs = Rp.13.636
Tahun 2016 Harga pokok = Rp.639.722.160 Keuntungan 30% = Rp.191.916.648 Harga jual pertahun = Rp.831.638.808 Harga pokok per pcs = Rp.11.539 Keuntungan 30% = Rp. 3.461 Harga jual per pcs = Rp.15.000
Sumber: Diolah peneliti dari KFC store Pondok Tjandra Surabaya, (2014-2016)
Gambar 8
Penentuan Harga Jual produk utama ayam goreng per pcs
SIMPULAN
Berdasarkan uraian hasil penelitian yang diperoleh peneliti dari KFC store Pondok Tjandra Surabaya, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengklasifikasian biaya atau penggolongan biaya, biaya produksi dan biaya non produksi seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya guna mengetahui jumlah biaya-biaya pada setiap akun biaya yang terjadi untuk dibebankan pada bahan produksi, agar jumlah yang dikenakan pada produk atau harga jual produk akurat atau harga jual tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi yang mengakibatkan kerugian atau pendapatan laba tidak sesuai yang ditargetkan atau lebih tinggi dari harga pasar menyebabkan pelangan kabur.
2. Pada perhitungan KFC store Pondok Tjandra Surabaya hanya menghitung biaya bahan baku saja dan menambahkan keuntungan sebesar 30% tanpa menambahkan biaya komersil sesuai penggolongan biaya yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya, biaya produksi dan non produksi. Sehingga menyebabkan harga jual terlalu rendah.
3. Kerusakan bahan, pemakaian bahan penolong yang berlebihan tidak sesuai S.O.P, penggunaan listrik, telepon, dan PAM berlebih juga pemasakan ayam yang tidak sesuai kondisi lapangan mengakibatkan timbulnya biaya yang besar yang berdampak pada pendapatan laba perusahaan.
4. Bahwa hasil dari perhitungan harga pokok penjualan yang membutuhkan unsur-unsur persediaan pada bab sebelumnya, mendapatkan angka yang lebih kecil dari harga jual produk setelah dilakukannya pengklasifikasian. Maka masih didapatkan keuntungan bagi perusahaan.
SARAN
Setelah dikemukakan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat diajukan saran sebagai berikut:
1. Dilakukannya pengklasifikasian biaya seperti biaya produksi dan biaya non produksi oleh perusahaan untuk mengetahui jumlah biaya-biaya pada setiap akun biaya yang terjadi yang dibebankan pada produk yang dihasilkan.
2. Menambahkan biaya komersil ke produk yang dihasilkan dan keuntungan sebesar yang diinginkan agar harga jual produk dihasilkan mendapat harga yang tepat pada sasaran, tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi, sehingga bisa menutup semua biaya yang dikeluarkan.
3. Dilakukannya peminiman penggunaan bahan penolong atau menjalankan standart operasional perusahaan dengan benar dan juga meminimal penggunaan biaya listrik, telepon, dan PAM yang berdampak pada harga jual yang nantinya berujung pada pendapatan laba. Juga proses pemasakan ayam yang diperhitungkan sesuai kondisi yang terjadi pada lapangan setiap hari agar tidak terjadi Wastage/Rejection yang tinggi pada bahan yang telah diproduksi guna penekanan biaya atau minimalis biaya yang menyebabkan berdampak pada pendapatan laba tiap periode perusahaan. Penerimaan bahan baku pada stock keeper dan penggunaan sistem FIFO perusahaan dijalankan dengan sebenar-benarnya untuk menekan biaya-biaya yang dikeluarkan dan target laba pada tiap periode dapat tercapai.
4. Penanganan penerimaan dan pengunaan bahan baku tambahan, bumbu dan ayam potong dijalankan sesuai prosedur dengan pengunaan metode FIFO agar tidak terjadi kerusakan bahan, sehingga jumlah berkurang menyebabkan perolehan perhitungan harga jual lebih rendah dari harga pokok penjualan yang akan mendapatkan kerugian.
DAFTAR PUSTAKA
Gill O. James dan Chatton Moira, Penerjemah : Dwi Prabaningtyas, Memahami
Laporan Keuangan , PPM, Jakarta, 2011.
Hermawan, Sigit dan Masyhad 2012, Akuntansi Untuk Perusahaan Jasa Dan Dagang , Edisi Pertama, Graha Ilmu Yogyakarta. Juan dan Ersa 2012, Standar Akuntansi Keuangan (Berbasis IFRS), Salemba Empat Jakarta. Kieso, D. E, Weygandt, J. J, & Warfield, T. D. (2011) Intermediate Accounting Volume 1 IFRS Edition. United States of America : Wiley. Moloeng, J. Lexy 2012 Metodologi Penelitian Kualitatiif, PT. Remaja Rosdakarya Offset Bandung. Widilestariningtyas, Ony, dkk 2012, Akuntansi Biaya, Graha Ilmu, Yogyakarta. Yin, Robert K, 2011 Studi Kasus (Desain dan Metode), PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.