PENGELOLAAN LABORATORIUM IPA O l e h Drs. Sumarjono Bahan Pelatihan Manajemen Pendidikan Bagi Kepala Sekolah Se Indonesia 1 DAFTAR ISI - Manajemen Laboratorium

  PENGELOLAAN LABORATORIUM IPA O l e h

  Drs. Sumarjono Bahan Pelatihan

  Manajemen Pendidikan Bagi Kepala Sekolah Se Indonesia

  1 DAFTAR ISI Hal

  BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Laboratorium IPA

  3 B. Tujuan

  4 BAB II LABORATORIUM IPA

  5 A. Konsep Dasar Laboratorium IPA

  5 B. Perencanaan Laboratorium IPA

  5

  1. Penentuan Lokasi Laboratorium

  6

  2. Perencanaan Gedung Laboratorium

  6

  3. Perlengkapan Laboratorium

  7 C. Organisasi Laboratorium IPA

  8

  1. Struktur Organisasi Laboratorium

  8

  2. Administrasi Laboratorium

  9 D. Pengelolaan, Pemeliharaan dan Pendayagunaan Lab. IPA

  15 E. Monitoring dan Evaluasi Laboratorium IPA

  16 BAB III PENUTUP

  17 KEPUSTAKAAN

  18

  2 BAB I

  PENDAHULUAN

A. Pengertian Laboratorium IPA

  Laboratorium IPA adalah suatu tempat untuk mengadakan percobaan, penyelidikan atau penelitian dalam bidang IPA, meliputi bidang Fisika, Kimia dan Biologi. Laboratorium IPA merupakan sarana penunjang bagi sekolah sebagai saranaa pendidikan dan pengajaran. Laboratorium IPA merupakan tempat untuk memperagakan abstraksi-abstraksi gejala yang ada dalam IPA.

  Suatu laboratorium biasanya merupakan ruang tertutup, namun ada juga yang berupa ruang terbuka, seperti kebun percobaaan dan kolam percobaan biologi. Pada umumnya suatu laboratorium memerlukan perlengkapan-perlengkapan penunjang antara lain perabot yang meliputi meja, kursi untuk kegiatan praktikum, rak untuk penitipan tas/buku, almari dan rak untuk menyimpan alat/bahan, meja demonstrasi, dan sebagainya. Disamping itu laboratorium juga memerlukan perkakas seperti palu, tang, solder, gergaji, kikir, pisau, gunting, dan sebagainya. Alat-alat seperti destilasi, pemadam kebakaran,media/peraga pendidikan dan sebagainya juga perlu ada dalam laboratorium IPA. Semua peralatan dan perabot tersebut perlu dipelihara dengan sungguh-sungguh.

  Disetiap lembaga pendidikan/ sekolah hendaknya memiliki laboratorium IPA yang luasnya disesuaikan dengan jumlah siswa yang akan menggunakannya. Dengan adanya laboratorium ini para siswa dapat belajar lebih baik dan konsep yang sedang mereka pelajari melalui kegiatan laboratorium dapat mereka pelajari secara benar yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

  Disamping itu bagi siswa yang hendak mengembangkan pengetahuannya melalui penelitian, dapat tersalurkan secara positif yang pada akhirnya dapat menghasilkan suatu karya ilmiah. Setiap laboratorium, khususnya laboratorium IPA disuatu sekolah handaknya dikekola oleh seorang Guru Pengelola yang dibantu seorang laboran, yang bertugas sebagai penanggung jawab administrasi dan akademik. Guru Pengelola ini harus bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah, sedangkan Laboran bertanggung jawab kepada Guru Pengelola Laboratorium. Pengelola laboratorium hendaklah berlatar belakang Laboran, namun tenaga ini belum dihasilkan oleh perguruan tinggi, untuk ini dapat diserahkan kepada seorang guru bidang studi tertentu yang sesuai dengan bidang studi yang dipelajari dalam laboratorium tersebut. Misalnya, laboratorium fisika harus dikelola oleh guru yang kompeten dalam bidang fisika.

  Guru pengelola laboratorium hendaknya memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam hal inventarisasi alat/bahan, klasifikasi alat/bahan dan pengadaan alat/bahan. Selain itu, pengelola laboratorium harus mempunyai pengetahuan tentang disiplin kerja, kebersihan laboratorium, keselamatan kerja, pengaturan jadwal, manfaat setiap alat/bahan dan

  3 Fungsi utama laboratorium IPA dilembaga pendidikan adalah sebagai tempat untuk melakukan eksperimen ilmiah. Suatu eksperimen ilmiah tersebut dapat dilakukan dengan baik jika dilakukan didalam suatu laboratorium dibandingkan jika dilakukan dialam terbuka. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor yang dapat mempengaruhi eksperimen tersebut dapat dikendalikan atau dikontrol dengan lebih mudah.

  Namun sebagai salah satu komponen lembaga pendidikan/sekolah, laboratorium IPA mempunyai beberapa fungsi, antara lain sebagai berikut: 1. menyelidiki/mempelajari suatu gejala. 2. memecahkan suatu masalah. 3. menanamkan suatu konsep. 4. menemukan prinsip. 5. mendalami suatu fakta yang diperoleh dari eksperimen. 6. mengadakan suatu eksperimen. 7. melatih ketrampilan dan berfikir ilmiah. 8. mengembangkan sikap ilmiah dan berfikir ilmiah. 9. menemukan suatu gejala/fenomena baru dan sebagainya.

  Apapun yang dilakukan siswa dalam laboratorium, hendaknya selalu ingat tujuan-tujuan pengajaran yang menggunakan sarana laboratorium, yaitu: 1. mengembangakn ketrampilan siswa, meliputi antara lain pengamatan, pencatatan data, penggunaan alat dan pembuatan alat sederhana 2. melatih siswa agar dapat bekerja cermat serta mengenai batas-batas kemampuan pengukuran laboratorium. 3. melatih ketelitian mencatat dan kejelasan hasil percobaaan siswa. 4. merangsang daya berfikir kritis analitis siswa melalui penafsiran eksperimen. 5. memperdalam pengetahuan siswa 6. mengembagkan kejujuran dan rasa tanggung jawab. 7. melatih siswa merencanakan dan melaksanakan percobaan lebih lanjut dengan menggunakan alat dan bahan yang ada.

  4 LABORATORIUM IPA

  A. Konsep Dasar Laboratorium IPA

  Seperti telah disebutkan diatas, bahwa laboratorim IPA merupakan sarana penunjang bagi sekolah sebagai pelaksana pendidikan dan pengajaran. Sebagai sarana penunjang, laboratorium IPA digunakan sebagai tempat untuk melakukan percobaan dan penelitian dalam bidang IPA. Setiap sekolah yang menyelenggarakan pengajaran IPA hendaknya mempunyai Laboratorium IPA. Ini bukan berarti pengajaran IPA tidak dapat dilaksanakan tanpa ada sarana laboratorium IPA. Akan tetapi, dengan adaya laboratorium IPA tersebut, diharapkan pelaksanaan pengajaran IPA disekolah yang menggunakan pendekatan ketrampilan proses dapat terlaksana secara lebih baik. Dengan melakukan kegiatan praktikum, diharapkan para siswa dapat memahami suatu konsep yang terkandung dalam IPA secara baik.

  B. Perencanaan Laboratorium IPA

1. Penentuan Lokasi Laboratorium

  Dalam merencanakan lokasi laboratorium perlu memperhatikan beberapa faktor yang menjadi persyaratan laboratorium IPA. Faktor ysng dimaksud meliputi antara lain: a. Faktor Limbah

  Sesuai dengan fungsinya, laboratorium IPA merupakan suatu tempat terjadinya proses belajar mengajar IPA dengan menggunakan fasilitas peralatan dan bahan praktikum serta dengan berbagai kegiatannya dari berbagai kegiatan itu akan menghasilkan sisa-sisa kegiatan laboratorium tersebut. Limbah tersebut bisa berupa benda padat, cair, atau gas/uap. Untuk itu perlu dipikirkan bagaimana agar limbah tersebut tidak sampai mencemari lingkungan.

  b. Faktor Keamanan dan kenyamanan Yang dimaksud keamanan disini meliputi keamanan terhadap pencuri dan keamanan terhadap kecelakaan kerja. Lokasi laboratorium hendaknya dirancang sedemikin rupa sehingga aman terhadap pencuri dan mudah diamankan bila terjadi kebakaran akibat kecelakaan kerja.

  Faktor kenyamanan yang dimaksud disini adalah kenyamanan dalam pemakaian laboratorium yang meliputi pencahayaan dan sirkulasi udara yang lancar akan membawa rasa nyaman bagi pemakainya. Gas sebagai hasil suatu kegiatan dapat terbuang lancar jika sirkulasi udaranya baik, sehingga tidak menggangu para

  Hal ini agar tidak terjadi pencemaran udara. Gas sebagai sisa reaksi kimia yang kurang sedap, tidak terbawa angin sehingga masuk keruangan-ruangan, sehingga dapat mencemari lingkungan dalam ruang lain.

  5 Untuk memelihara agar sirkulasi udara tetap baik (lancar), maka dibuatkan karena dapat mempengaruhi peralatan yang peka terhadap uap air.

  Diusahakan agar lokasi laboratorium cukup memperoleh sinar matahari. Bagaimana jika lokasi laboratorium tidak mendapat sinar matahari yang cukup?

  c. Faktor Sumber Listrik PLN Lokasi laboratorium hendaknya mudah terjangkau oleh sumber listrik PLN. Akan tetapi jika tidak diperoleh lokasi yang dekat dengan jaringan listrik PLN, maka terpaksa harus digunakan generator. Jika menggunakan generator sebagai sumber tenaga listrik, hendaknya juga dipikirkan masalah pembuangan limbah minyak mesinnya.

  d. Faktor Sumber Air Lokasi laboratorium hendaknya jauh dari sumber air bersih. Hal ini untuk menghindari terjadinya pencemaran terhadap sumber air bersih tersebut. Disisi lain, laboratorium memerlukan adanya penyediaan air bersih yang cukup.

2. Perencanaan Gedung Laboratorium

  Ruang-ruang yang harus ada dalam suatu gedung laboratorium IPA adalah: Ruang Kegiatan Belajar Mengajar. Ruang kegiatan belajar mengajar yang lazim disebut ruang praktikum berisi perlengkapan laboratorium antara lain meja/kursi praktikum, meja/kursi pembimbing, almari alat/bahan praktikum, dan rak-rak.

  Di dalam ruangan ini juga dilengkapi alat pemadaman kebakaran dan alat peraga pendidikan. Ruangan hendaknya berkapasitas 40 siswa. Jika ruang gerak tiap-tiap siswa 2,5 m², maka luas ruangan ini kira-kira 40 x 2,5 m² = 100 m. ukuran ruang gerak ini tidak mutlak, dapat disesuaikan dengan kondisi sekolah masing-masing. Yang penting luas gerak siswa tidak terlalu sempit., sehingga pelaksanaan belajar mengajar tidak terganggu. Ruangan ini seyogyanya berbentuk bujur sangkar, agar jarak antara meja demonstasi yang ada dalam ruang tidak terlalu jauh dengan meja siswa yang di deretan paling belakang. Ruangan ini hendaknya memiliki jendela yang cukup luas dan pintu yang lebar daunnya semua membuka kearah luar.

  b. Ruang Persiapan Ruangan ini direncanakan sebagai tempat para guru pembimbing kegiatan laboratorium bersama laboran mempersiapkan segala kebutuhan setting alat dan bahan kegiatan. Di dalam ruang ini pula segala persiapan dilakukan, agar proses ruangan ini maka dapat dilakukan persiapan kegiatan untuk pertemuan yang akan datang tanpa menunggu selesainya kegiatan yang sedang berlangsung. Ukuran ruang ini kira-kira 15² m s.d 20 m².

  6

  c. Ruang Gudang yang masih belum digunakan. Penyimpanan alat dan bahan, terutama bahan kimia tidak boleh tercampur karena bisa terjadi kerusakan pada alat tersebut. Agar gudang ini dapat diisi almari dan rak sebaiknya ruangan ini berukuran 4 m x 5 m atau 20 m².

  d. Ruang Gelap Ruang ini digunakan untuk percobaan-percobaan optik atau pemrosesan fotografi. Ukuran ruang ini kira-kira 3 m2.

  e. Ruang Timbang Ruang ini khusus digunakan untuk keperluan menimbang baik untuk menimbang zat-zat kimia maupun untuk menimbang bahan-bahan untuk kegiatan-kegiatan laboratorium. Ruang ini sekaligus tempat untuk menyimpan alat timbang itu sendiri.

  f. Ruang Kaca Ruang kaca atau disebut rumah kaca, digunakan sebagai tempat untuk melakukan percobaan dan pengamatan proses biologi. Rumah kaca ini biasanya dekat kebun sekolah untuk pelajaran biologi.

3. Perlengkapan Laboratorium

  a. Perabot

  1. Papan tulis

  7. Bak cuci

  2. Meja demonstrasi

  8. Meja pengelola

  3. Meja praktikum

  9. Kursi pengelola

  4. Kursi siswa

  10. Meja Laboran

  5. Kursi pembimbing

  11. Kursi Laboran

  6. Meja dinding

  12. Rak Peraga

  7. Bak cuci

  13. Lemari Penyimpan

  b. Alat Peraga Yang termasuk alat peraga adalah alat-alat praktikum/percobaan, alat-alat demonstrasi, serta alat peraga pendidikan lainnya sebagai alat bantu proses belajar mengajar seperti OHP, Slide proyektor, dan lain-lainnya.

  c. Perkakas Yang termasuk perkakas antara lain tang, palu, pemotong kawat, gergaji kayu, gergaji logam, obeng, solder, dan lain sebagainya.

  Perkakas ini merupakan alat bantu yang dipergunakan untuk memperlancar dalam mempersiapkan kegiatan belajar/praktikum/demonstasi.

  7 Peralatan-peralatan lain yang tidak kalah pentingnya adalah alat pemadam kebakaran dan kotak P3K. kedua alat ini mutlak dibutuhkan dalam suatu laboratorium, agar kecelakaan dapat segera diatasi.

C. Organisasi Laboratorium IPA

1. Struktur Organisasi Laboratorium

  Laboratorium IPA sebagai sarana dan prasarana dalam pelaksanaan proses belajar mengajar IPA, yang berupa ruang dengan segala isinya harus dikelola dengan professional. Untuk itu maka perlu adanya struktur organisasi laboratorium. Dalam struktur organisasi tersebut minimal melibatkan personal yang meliputi : a. Kepala Sekolah

  b. Wakil Kepala Sekolah (Kurikulum dan Prasarana/Sarana)

  c. Tata Usaha (Sie Perlengkapan)

  d. Guru IPA (Pengelola dan Pembimbing) Dari keempat personel tersebut dapat disusun struktur organisasinya. Struktur organisasi ini penting guna mempermudah pelaksanaan pengelolaan laboratorium. Dengan adanya struktur oganisasi ini, diharapkan pengelola laboratorium dapat bekerja lebih mudah, karena masing-masing personel telah mengetahui tugasnya sendiri-sendiri. Contoh: Struktur Organisasi Laboratorium

  Kepala Sekolah

  • Wakil Kep.sek Tata Usaha .

  Pengelola Laboratorium Laboran Guru Pembimbing Praktikum Struktur organisai diatas hanyalah sekedar contoh, karena itu bentuk struktur organisasi dapat disesuaikan dengan keinginan masing-masing sekolah.

  8 Dalam pengelolaan laboratorium, perlu adanya pengelolaan dalam bidang administrasi laboratorium. Terdapat dua bidang administrasi yang sangat penting, yaitu kegiatan administrasi umum dan kegiatan administrasi khusus.

  a. Kegiatan Administrasi Umum Dalam kegiatan administrasi umum ini meliputi hal-hal sebagai berikut : 1). Menyusun jadwal pemakaian laboratorium untuk kegiatan praktikum.

  Jadwal pemakaian laboratorium disesuaikan dengan jadwal pelajaran bidang studi. Ada kalanya laboratorium digunakan di luar jadwal pelajaran bidang studi. Untuk kegiatan praktikum yang jadwalnya diluar jadwal pelajaran bidang studi, jadwalnya disesuaikan dengan waktu yang telah ditetapkan oleh guru pembimbing praktikum. Dalam penyusunan jadwal ini Guru Pengelola Laboratorium minta kepada guru pembimbing praktikum tentang data yang meliputi : a). jumlah kelompok praktikum

  b). waktu praktikum yang diminta

  c). kapan dimulainya

  d) jenis praktikum/demonstrasi

  e) jumlah praktikum/demonstrasi

  f) jumlah kelompok yang acara praktikumnya sama Hal ini dimaksudkan agar tugas laboran dalam mempersiapkan alat-alat dan bahan-bahan dapat lebih mudah. Pengaturan waktu pemakaian laboratorium perlu diadakan agar ada waktu untuk membersihkan laboratorium serta waktu untuk mempersiapkan bahan praktikum terutama pada praktikum biologi dan kimia. 2). Pendokumentasian/pengarsipan. Yang termasuk dalam kegiatan ini adalah : a). penyimpana berkas lembar kegitan siswa

  b). penyimpanan data hasil praktikum/percobaan siswa

  c). penyimpanan berkas nilai praktikum

  d). penyimpanan berkas tata tertib laboratorium

  e). penyimpanan berkas jadwal kegiatan/pemakaian laboratorium

  f). penyimpanan buku kepustakaan yang diperlukan sebagai acuan kegiatan praktikum, dan sebagainya. 3). Keuangan

  Laboratorium hendaknya memiliki kas/keuangan yang sangat bermanfaat untuk keperluan bahan-bahan habis pakai seperti lilin, korek api, batu baterai dan sebagainya. Keuangan sangat penting guna memperlancar pelaksanaan kegiatan praktikum.

  b. Kegiatan Administrasi Khusus Kegiatan ini meliputi antara lain : 1). Inventarisasi alat praktikum/peraga/perlengkapan laboratorium. Dalam penginventarisasi ini diperlukan Buku Inventaris, yang: a). Berisi hal-hal yang memudahkan untuk mengecek/mencari alat/bahan yang diperlukan.

  b) Dapat memilah-milah jenis peralatan/bahan berdasarkan fungsinya dan melengkapinya dengan sandi, misalnya alat yang sering dipakai untuk semua kegiatan diberi sandi PU (Peralatan Umum). Peralatan yang digunakan untuk kegiatan bidang studi Fisika, misalnya diberi sandi F. peralatan yang digunakan untuk kegiatan praktikum bidang studi Fisika unit kalor, diberi sandi FK. (Fisika Kalor). Jika alat itu hanya untuk demonstrasi bidang Fisika, diberi sandi DF. Dan sebagainya.

  c). Memuat jumlah masing-masing jenis alat, keterangan tentang letak keterangan tentang letak penyimpanannya dengan member nomor almari/ nomor rak almari dan kondisi alat rusak/baik. Buku inventaris ini setiap tahun harus ditinjau kembali, karena ada kemungkinan terjadi perubahan alat baru atau ada pengurangan akibat terdapat alat yang pecah. Untuk mempermudah laboran dan pengelola laboratorium dalam pembaharuan Buku Inventaris, maka laboran dan pengelola laboratorium harus mempunyai Buku Catatan memuat alat yang rusak/pecah dan alat yang baru. Buku Catatan tersebut memuat hal sebagai berikut :

  a). kode/sandi alat yang rusak/pecah

  b). hari, tanggal, bulan, tahun pecah atau rusak

  c). kondisi kerusakan (bisa diperbaiki/tidak)

  d). identitas yang merusak/memecahkan alat

  e). biaya perbaikan/penggantian

  f). alat-alt yang baru beli Berikut contoh Daftar Inventaris Alat Laboratorium Fisika :

  Tanggal No.Sandi Nama Alat Jumlah Letak Kondisi

  Perolehan FK 001 Kalorimeter

  6 A1.01 Baik 03-04-88 FK 002 Termometer

  10 A1.01 Baik 03-04-88 FK 003 Generator

  4 A1.01 Baik 03-04-88 Uap dst Kegiatan penginventarisasian ini tidak hanya inventarisasi alat praktikum saja tetapi juga perlengkapan seperti almari, meja praktikum, papan tulis, meja demonstrasi dan lainnya.

  10 2) Pengaturan Penyimpanan Alat-alat

  Syarat penyimpanan alat-alat/bahan adalah :

  a). Penyimpanan hendaknya mempermudah penginventarisan alat. Alat- alat praktikum disimpan setelah dikelompokkan menurut fungsinya.

  Jika almari/rak/laci sudah diberi nomor sandi akan mempermudah penginventarisasian alat praktikum tersebut. Sebagai contoh, tiap almari diberi sandi A, B, C, D dan seterusnya, dan tiap rak atau laci diberi sandi 1 untuk untuk rak/laci paling atas, sandi 2 untuk laci/rak nomor 2 dari atas dan seterusnya. Misalnya suatu alat ditempatkan dalam almari A pada rak paling atas, maka dalam daftar inventaris kolom tempat diberi sandi AA-1 Setiap rak terbuka diberi sandi A, B, C, D dan seterusnya. Rak paling atas diberi nomor 1 dan yang dibawahnya nomor 2,3 dst Jika suatu alat ditempatkan pada rak terbuka A pada deretan rak paling atas, maka kolom tempat dalam daftar inventaris diberi sandi RA-1. Begitu pula untuk laci, diberi kode LA-1, artinya laci A, deretan laci paling atas.

  b) Penyimpanan dapat mempermudah pengecakan.

  Penyimpanan alat/bahan secara rapi dan teratur seperti pada butir a) diatas akan sangat membantu dalam pengecekan ulang alat-alat tersebut. Kegiatan pengecekan ini sangat penting, karena bisa segera bisa diketahui perlu ada perbaikan atau mengganti alat baru.

  c) Penyimpanan alat dapat memperlancar persiapan alat/bahan untuk kegiatan praktikum. Sebelum kegiatan praktikum dilaksanakan, laboran bersama guru pembimbing praktikum menyiapkan alat/bahan yang diperlukan. Jika dalam penyimpanan alat /bahan tersebut rapi dan teratur, maka laboran dapat mempersiapkan lebih cepat karena untuk mencari alat/bahan tersebut cukup membaca daftar inventaris.

  d). Penyimpanan dapat menjamin keamanan alat. Dalam penyimpanan alat harus memperhatikan faktor keamanannya. Yang dimaksud keamanan disini adalah dari pencurian ataupun keamanan dari kerusakan/pecah. Almari/rak harus terkunci. Sedangkan rak/laci yang terbuka hendaknya ditempatkan dalam ruang tertentu kemudian dikunci dan tidak semua orang boleh masuk ke ruangan itu. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah penempatan alat/bahan gelas dan tidak boleh dicampur aduk dengan alat/bahan yang terbuat dari logam. Sedangkan alat/bahan yang mudah terbakar atau meledak sebaiknya ditempatkan pada suatu tempat yang paling aman, yaitu tempat yang jarang disentuh orang.

  11 tertutup atau rak terbuka, perlu diperhaitkan hal-hal berikut: 1). kepekaaan alat terhadap debu dan kelembaban udara. 2). sering tidaknya alat tersebut digunakan. 3). daya tahan alat terhadap bantingan.

  e) Penyimpanan dapat memperpanjang umur pakai. Dalam penyimpanan alat harus diperhatikan faktor yang mempengaruhi cepat rusaknya suatu alat. Bagi alat yang cepat rusak karena debu, harus disimpan dalam almari kayu yang berdaun pintu terbuat dari kaca dan tertutup sehingga bebas dari debu. Bagi alat yang peka terhadap udara lembab, masukan kedalam almari tertutup dan di dalamnya terpasang lampu pemanas. Jika terjadi pengembunan pada suatu alat, dimungkinkan akan tumbuh jamur dan alat tersebut bisa rusak atau aus. Untuk menanggulangi jamur, maka sirkulasi udara dalam almari penyimpanan harus baik yaitu dengan membuat ventilasi berupa lubang-lubang kecil pada daun pintu. 3). Perawatan dan perbaikan alat yang rusak Alat-alat yang rusak ringan, hendaknya direparasi sendiri oleh laboran/tehnisi.

  Jika kerusakannya berat, sebaiknya direparasikan pada tukang reparasi. Hal ini penting karena jika alat tersebut macet, dapat menghambat kegiatan praktikum. 4) Pelayanan Kegiatan Praktikum

  Kegiatan layanan praktikum ini merupakan tugas laboran dan guru pembimbing praktikum. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam layanan ini adalah : a). Mempersiapkan alat/bahan yang dibutuhkan untuk setiap unit. Bersama guru pembimbing praktikum, laboran menyiapkan segala kebutuhan alat dan bahan untuk kegiatan praktikum. Penyiapan ini sebaiknya jauh sebelumnya, minimal 3 hari sebelum hari pelaksanaan praktikum. Hal ini dilakukan jika ada kekurangan bahan atau ada alat yang rewel/tidak bekerja normal, masih ada waktu untuk mengganti/memperbaki. Setiap alat atau bahan yang sedang digunakan untuk kegiatan praktikum saat itu, hendaknya dicatat dalam Daftar Penggunaan Alat/Bahan Praktikum. Daftar ini antara lain memuat Nomor Sandi, Nama Alat/Bahan, Spesifikasi (Ukuran/Merk/Tipe), Jumlah dan Keterangan.

  Contoh Daftar Penggunaan Alat Praktikum Fisika : No No.Sandi Nama Alat Ukuran Tipe Merk Jumlah Ket

  12 Contoh Daftar Penggunaan Bahan Praktikum Fisika ; No No.Sandi Nama Bahan Ukuran Tipe Merk Jumlah Ket

  b) Tersedianya air bersih yang cukup untuk keperluan paraktikum. Jika tidak ada air, laboran segera mencari alternativ jalan keluarnya sehingga memperoleh air, misalnya mengambil air dari sumur. Disamping itu, saluran air perlu diperiksa macet atau tidaknya, sehingga aliran buangan limbah bisa lancar.

  c). Tersedianya daya listrik yang memadai. Penyaluran arus listrik harus memenuhi ketentuan PLN. Tiap saluran stop kontak harus dilengkapi dengan sekering, disamping ada sekering sentral.

  d) Tersedianya gas yang dikemas dalam tabung gas yang dilengkapi konektor dan kran pada setiap saluran. Sebaiknya setiap tabung gas untuk dua kelompok saja, agar tidak memerlukan saluran panjang. Saluran panjang sulit dikontrol jika ada selang bocor.

  5) Pengadaan Alat dan Bahan Pengadaan alat dan bahan praktikum ditentukan oleh banyak faktor, antara lain faktor dan/biaya, kurikulum yang berlaku, macam percobaan, jenis dan ukuran alat, macam dan kualitas alat/bahan, persediaan alat dan bahan yang masih ada, dan sebagainya.

  Pengusulan pengadaan alat dan bahan dilakukan oleh pengelola laboratorium. Alat/bahan yang diusulkan hendaknya berpedoman pada usulan yang diajukan oleh guru IPA, yang kemudian diajukan ke Kepala Sekolah untuk meminta persetujuannya. Daftar usulan pengadaan alat/bahan harus jelas dan isinya meliputi nomor urut, nam alat atau bahan, nomor katalog, spesifkasi (ukuran,tipe, merk), jumlah, harga satuan, dan harga total. Katalog yang digunakan hendaknya katalog terbaru. Katalog ini dapat diperoleh dari perusahaan yang bergerak dibidang peralatan/bahan laboratorium IPA.

  Dalam memilih alat hendaknya dipilih alat yang harganya relatif murah dan tahan lama. Jika usul alat terealisasi, segera mengambil arsip daftar alat/bahan guna mencocokkan antara alat/bahan yang diusulkan dan alat/bahan yang datang. Kemudian disusun laporan berupa berita acara penerimaan barang, sesuai atau tidak sesuai. Jika ada alat/bahanyang tidak sesuai, segera laporkan ke perusahaan agar segera memperoleh alat/bahan yang sesuai. Beberapa hal yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam pemesanan alat/bahan yaitu : hancur, korosi dan sebagainya.

  13 b). Gunakan standar merk tertentu, ukuran standar.

  c). Gunakan katalog terbaru dari perusahaan bonafid.

  d). Pilih alat/bahan yang sesuai dengan kurikulum yang terbaru.

  e). Catatlah dengan teliti spesifikasinya, agar alat/bahan yang diminta tidak salah. Urutan alat/bahan yang diusulkan hendaknya berdasarkan skala prioritas. Daftar usul alat dibuat terpisah dengan daftar usul bahan. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada contoh berikut ini : Contoh : Daftar Usul Pengadaan Alat Praktik Fisika

  Nama Harga Harga No Spesifikasi Jumlah Ket

  Alat Satuan(Rp) Total(Rp) Daftar Usul Pengadaan Bahan Praktik Fisika

  Nama Harga Harga No Spesifikasi Jumlah Ket

  Alat Satuan(Rp) Total(Rp) D. Pengelolaan, Pemeliharaan, dan Pendayagunaan Laboratorium IPA.

  1. Pengelolaan Laboratorium IPA Pengelolaan ini meliputi :

  a. Pengelolaan administrasi laboratorium

  b. Pengelolaan kegiatan laboratorium

  c. Pengelolaan keamanan dan keselamatan kerja

  2. Pemeliharaan Laboratorium IPA Pemeliharaan Laboratorium meliput i:

  a. Pemeliharaan gedung/ruang laboratorium c. Pemeliharaan perkakas laboratorium

  d. Pemeliharaan alat-alat praktikum

  3. Pendayagunaan Laboratorium IPA Berdasarkan kurikulum, dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar IPA peranan laboratorium IPA sangat besar sekali.

  14 Dalam kegiatan ini laboratorium sebagai pusat proses belajar mengajar. Agar laboratorium IPA lebih berguna, diharapkan setiap guru IPA selalu melaksanakan kegiatan belajar-mengajarnya dengan memanfaatkan peralatan laboratorium IPA. Jika setiap topik IPA diajarkan dengan pendekatan ketrampilan proses, maka perlu adanya peningkatan kuantitas dan kualitas baik peralatan maupun lembar kegiatan siswanya.

E. Monitoring Dan Evaluasi Laboratorium IPA.

  Kegiatan monitoring dan evaluasi ini merupakan dua kegiatan yang dalam pelaksanaannya tidak bisa dipisahkan, karena itu kegiatan ini dilakukan secara terpadu. Dalam melakukan kegiatan monitoring, biasanya sekaligus mengadakan evaluasi. Kegiatan monitoring ini meliputi beberapa hal antara lain :

  1. Monitoring dan evaluasi perencanaan program kegiatan laboratorium. Agar perencanaan program kegiatan laboratorium dapat mudah dimonitor dan dievaluasi maka Pengelola Laboratorium :

  a). Format kegiatan laboratorium berdasarkan perencanaan yang diajukan oleh guru pembimbing praktikum. Format tersebut berisi : 1). Kelas, Semester, Tahun 2). Tanggal pelaksanaan dan waktu. 3). Jumlah siswa yang hadir/tidak hadir 4). Judul-judul praktikum 5). Uraian kegiatan Guru Pembimbing 6). Uraian kegiatan siswa 7). Keterangan b). Daftar Jadwal Kegiatan Laboratorium untuk setiap kelas dan tingkat.

  c). Daftar Penggunaan Alat/Bahan Praktikum.

  2. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program kegiatan-kegiatan laboratorium.

  Kegiatan ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

  a. Langsung, artinya monitoring dan evaluasi dapat dilakukan langsung ketempat laboratorium. Adapun jadwal monitoring/evaluasi disesuaikan dengan jadwal laboratorium. Dalam monitoring ini yang diperiksa adalah kesesuaian antara perencanaan kegiatan dengan pelaksanaan kegitan.

  b. Tidak langsung, artinya kepala sekolah minta kepada pengelola laboratorium untuk membuat laporan tertulis tentang pelaksanaan kegiatan laboratorium untuk dengan format perencanaan kegiatan dengan disertai lembar kegiatan siswa yang sudah dilaksanakan dalam satu Semester saja.

  15 BAB III

  PENUTUP

  Laboratorium IPA merupakan sarana untuk mempelajari gejala-gejala, mengadakan percobaan, penelitian dalam bidang IPA. Dalam laboratorium IPA berisi perabot, perkakas, alat/bahan dan kepustakaan yang harus dikelola secara baik. Dalam merancang laboratorium IPA hendaknya memperhatikan :

  1. Penentuan lokasi dengan memperhatikan faktor limbah, factor keamanan dan kenyamanan,faktor sumber listrik PLN, faktor sumber air.

  2. Perencanaan gedung yang meliputi ruang kegiatan belajar mengajar, ruang persiapan, ruang gudang, ruang gelap, ruang timbang, ruang kaca.

  3. Perlengkapan laboratorium yang meliputi perabot, alat peraga, perkakas, dan alat-alat penunjang lainnya. Agar pelaksanaan menejemen laboratorium berjalan baik, maka perlu ada organisasi laboratorium. Organisasi laboratorium ini meliputi :

  1. Struktur organisasi beserta alur pelaksanaan menejemennya, yang melibatkan :

  a. Kepala sekolah

  b. Wakil kepala sekolah (kurikulum dan sarana/prasarana)

  c. Tata usaha (perlengkapan) d Guru pengelola laboratorium.

  2. Kegiatan adaministrasi laboratorium , meliputi :

  a. Administrai Umum, yang menyangkut : 1). Menyusun jadwal kegiatan 2). Pendokumentasian/pengarsipan 3). Keuangan

  b. Kegiatan Administrasi Khusus, yang menyangkut : 1). Invevtarisasi alat prattikum/peraga/perlengkapan laboratorium 2). Pengaturan penyimpanan alat.

  3). Perawatan dan perbaikan alat. 4). Pelayanan Kegiatan Laboratorium. 5). Pengadaan alat dan bahan laboratorium.

  Laboratorium IPA perlu adanya pengelolaan, pemeliharaan dan pendayagunaan. Pengelolaan laboratorium IPA meliputi : 1. pengelolaan adminstrasi laboratorium 2. pengelolaan kegiatan belajar mengajar di laboratorium.

  Sedangkan pemeliharaan laboratorium menyangkut pemeliharaan : 1. gedung/ruang laboratorium 2. perabot laboratorium 3. perkakas laboratorium 4. perlatan praktikum/alat peraga praktikum

  16 Pendayagunaan laboratorium bisa meningkat jika semua topik dalam IPA bisa diajarkan dengan pendekatan ketrampilan proses, dengan laboratorium sebagai pusat kegiatan belajar mengajar. Agar bisa tercapai, maka kualitas dan kuantitas baik peralatan maupun lembar kerja siswa perlu ditingkatkan. Kegiatan monitoring dan evaluasi sangat diperlukan, agar pelaksanaan suatu perencanaan dapat berjalan baik dan meningkat utunya. Dengan adanya monitoring dan evaluasi ini kekurangan yang ada pada perencanaan dan pelaksaan akan segera diketahui dan segera mendapat pemecahannya.

  KEPUSTAKAAN

  Padmawinata, D.dkk, 1981. Penataran Lokakarya Tahap II. Pengelolaan Laboratorium IPA II. Jakarta:P3G Depdikbud. Samsuatmojo, K. 1989. Pedoman Laboratorium Pendidikan Fisika FP MIPA IKIP MALANG. Malang:Depdikbud. IKIP.PPPT. Wilanjo, L. 1984. Buku Pedoman Laboratorium Pendidikan Fisika dan Petunjuk

  Praktikum Untuk LPTK. Jakarta: Depdikbud Dirjendikti. PPLPTK Bank Dunia XI Kertiasa, Nyoman. Dkk. 1979. Pengelolaan Laboratorium IPA. Jakarta: Depdikbud RI.

  17 PENGELOLAAN LABORATORIUM IPS O l e h

  

Drs. Tato Sudiharto, M.Pd

  Bahan Pelatihan Manajemen Pendidikan Bagi Kepala Sekolah

  Se Indonesia

DAFTAR ISI

  Hal

  BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian

  3 B. Fungsi Laboratorium IPS

  4 BAB II PENGELOLAAN LABORATORIUM IPS

  4 A. Organisasi Laboratorium

  4 B. Pengelolaan Laboratorium

  5 C. Pebdayagunaan laboratorium IPS

  6 D. Memonitor Laboratorium IPS

  7 BAB III PENUTUP

  8 KEPUSTAKAAN

  8

BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Pada waktu sekarang hampir semua sekolah menengah umum di Indonesia telah

  memiliki laboratorium. Namun laboratorium yang ada adalah laboratorium IPA, Kimia, Biologi, Fisika dan Bahasa. Laboratorium IPS belum ada yang memiliki, kalaupun ada baru satu, dua sekolah menengah umum. Memang banyak orang berpendapat bahwa kegiatan belajar mengajar IPS tidak memerlukan laboratorium, karena IPS adalah pengetahuan yang berkaitan dengan pengetahuan tentang kemasyarakatan, yang sifatnya sangat dinamis dan tidak eksak. Akibatnya adalah laboratorium IPS disekolah belum pernah terpikirkan pengadaannnya. Apakah laboratorium IPS disekolah itu perlu?. Pertanyaan ini terjawab apabila kita memahami apa sebenarnya laborotoirum itu.

  Dalam Buku Pengelolaan Laboratorium Sekolah dan Manual Alat IPA yang ditulis oleh Hadiat, dkk, disebutkan bahwa laboratorium adalah suatu tempat dimana percobaan dan

  

penyelidikan dilakukan. Tempat ini dapat merupakan suatu ruangan tertutup, kamar, atau

ruangan terbuka, kebun misalnya. Dalam pengertian yang terbatas laboratorium adalah

  suatu ruangan yang tertutup dimana percobaan dan penyelidikan dilakukan. Apabila pengertian ini dianut, maka pengajaran IPS tidak perlu ada laboratorium, sebab di dalam pengajaran IPS tidak memerlukan percobaan.

  Namun laboratorium dapat pula berarti suatu tempat untuk melakukan kegiatan kerja yang ilmiah, yang dilakukan oleh siswa maupun guru, baik yang berupa praktikum, observasi, penelitian, demonstrasi dan pembuatan model-model dalam rangka kegiatan belajar mengajar (Mulyono, 1980). Apabial pengertian ini yang dianut, maka seharusnya IPS memiliki laboratorium, baik yang berupa rungan terbuka (dalam masyarakat) maupun ruangan tertutup seperti laboratorium IPA. Apabila berupa ruangan tertutup, tentu saja kegiatan yang dilakukan oleh siswa dan guru berbeda sekali dengan kegiatan dalam laboratorium IPA, demikian pula dengan peralatan yang harus ada dalam laboratorium.

  Perlunya sebuah laboratorium bagi bidang studi IPS dapat dipahami apabila direnungkan konsep laboratorium sebagaimana dikemukakan dalam Program Akta Mengajar VB Dirjen Pendidikan Tinggi sebagai berikut :

  1. Laboratorium merupakan suatu wadah, yaitu tempat, gedung, ruang dengan segala

  2. Laboratorium merupakan media dimana dilakukan kegiatan belajar mengajar.

B. Fungsi Laboratorium IPS

  2. Laboratorium dapat memberikan ketrampilan kerja ilmiah bagi siswa, baik ketrampilan kerja intelektual maupun ketrampilan kerja motorik.

  penataan organisasi yang jelas disertai deskripsi para petugasnya. Untuk mengelola laboratorium diperlukan tenaga-tenaga yang berkemampuan dan berketerampilan. Tenaga-

  5. Laboratorium dapat memupuk rasa percaya diri. Dengan hasil-hasil yang diperoleh dari kerja dilaboratorium, siswa semakin tebal rasa percaya dirinya. Rasa percaya diri merupakan bekal untuk maju dan berkembang.

  4. Laboratorium dapat memupuk rasa ingin tahu siswa. Dengan bekerja di laboratorium siswa akan bertanya terjadi demikian, bagaimana cara menyelesaikan, apakahitu benar dan sebagainya. Adanya pertanyaan-pertanyaan itu menunjukkan bahwa siswa ingin tahu sesuatu.

  dramatisasi, berdiskusi akan memberikan jalan untuk menemukan kebenaran ilmiah.

  3. Bekerja di laboratorium memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah. Pembuktian-pembuktian melalui penelitian, pangamatan dari berbagai

  Pengkajian teori dapat dilakukan dalam laboratorium.

  3. Laboratorium dapat diartikan sebagai pusat kegiatan ilmiah untuk menemukan kebenaran.

  1. Memberikan kelengkapan bagi pelajaran teori yang telah diterima sehingga antara teori dan praktek bukan merupakan dua hal yang terpisah tapi saling berkaitan.

  Laboratorium IPS mempunyai fungsi sebagai berikut :

  6. Laboratorium dapat berfungsi sebagai pusat sumber belajar.

  5. Laboratorium merupakan tempat dimana dilakukan kegiatan kerja untuk menghasilkan sesuatu.

  3

  4. Laboratorium dapat diartikan sebagai pusat inovasi. Dengan sarana dan prasarana yang dimiliki diadakan kegiatan ilmiah yang dapat menemukan hal-hal baru dibidang ilmiah.

BAB II PENGELOLAAN LABORATORIUM IPS A. Organisasi Laboratorium Agar pengelolaan laboratorium dapat terlaksana secara efektif dan efisien perlu

  1. Ketua Laboratorium Ketua Laboratorium IPS sebaiknya seorang guru mata pelajaran ilmu sosial yang memiliki kemampuan untuk mengelola. Ketua laboratorium diangkat oleh Kepala Sekolah. Oleh karena itu ketua laboratorium bertanggung jawab secara langsung kepada kepala sekolah.

  4

  2. Wakil Ketua Laboratorium Karena bidang studi IPS meliputi berbagai mata pelajaran ilmu sosial, maka guru-guru mata pelajaran sosial ditugasi membantu ketua laboratorium dan dijadikan wakilnya.

  3. Petugas Laboratorium Petugas laboratorium adalah orang yang diserahi tugas untuk memberikan pelayanan kepada siswa maupun guru yang akan melakukan kegiatan dilaboratorium. Petugas ini sebaiknya orang yang memiliki pengetahuan tentang laboratoriumdan masalah-masalah sosial. Petugas laboratorium bertanggung jawab kepada ketua laboratorium.

  Ketiga fungsionaris laboratorium diatas perlu mengetahui diskripsi kerja masing-masing. Untuk itu kepala sekolah bersama-sama wakil kepala sekolah merumuskan diskripsi kerja mereka.

B. Pengelolaan Laboratoriun

  Mengelola laboratorium IPS merupakan pekerjaan yang tidak mudah, lebih-lebih laboratorium merupakan laboratorium yang baru. Oleh karena itu perlu dicari pola kegiatan yang mantap, agar supaya laboratorium berdayaguna.

  Pengelolaan laboratorium IPS meliputi perencanaan kegiatan, perencanaan pengembangan, pengadaan alat dan bahan, pengadaan perabot dan pengaturan jadwal kegiatan untuk masing-masing siswa dan guru yang akan menggunakan, inventarisasi alat dan bahan dan masih banyak tugas-tugas yang lain.

  Pengelola laboratorium perlu membuat perencanaan untuk pengembangan laboratorium bersama-sama dengan wakilnya, serta dana yang diperlukan. Perencanaan yang matang kemudian diajukan kepada kepala sekolah untuk mendapatkan persetujuan pelaksanaannya.

  Tugas lain pengelola laboratorium adalah mengidentifikasi kebutuhan peralatan bahan dan perabot yang diperlukan untuk laboratorium. Apabila inventarisasi kebutuhan sudah jelas, kemudian perlu dipikirkan bagaimana cara pengadaanya, apakah dengan cara membeli atau membuat sendiri, misalnya media pengajaran yang tidak ada dipasaran, maka perlu dibuat sendiri.

  Apabila keperluan mengenai alat dan bahan untuk laboratorium sudah ada, maka perlu untuk inventarisasi, artinya dibuat catatan semua alat dan bahan yang ada secara rinci, baik mengenai jenisnya, ukurannya, asalnya dan lain-lain. Dengan adanya inventarisasi secara rinci, maka semua harta kekayaan laboratorium akan dapat diketahui perubahannya, berapa yang diterima, berapa yang rusak/hilang. Administrasi yang baik di laboratorium akan membantu pengelola laboratorium untuk memberikan laporan secara periodik kepada kepala

  Contoh catatan inventarisasi (administrasi) dari laboratorium IPS, dapat digambarkan dalam format berikut :

  5 PEMASUKAN PENGELUARAN Tanggal

  SISA Dari Jumlah Harga Untuk Jumlah Dengan adanya catatan yang tertib, dapat diketahui keadaan laboratorium.

C. Pendayagunaan Laboratorium IPS

  Laboratorium merupakan tempat untuk melakukan kerja ilmiah, namun umumnya kerja ilmiah dalam bidang ilmu sossial sedikit yang dilakukan didalam laboratorium sebagaimana kerja ilmiah di bidang IPA. Oleh karena itu pengelola laboratorim IPS harus dapat menyusun perencanaan kegiatan yang harus dilakukan di laboratorium IPS. Dalam menyusun perencanaan kegiatan ini, perlu diikutsertakan wakil ketua dan guru-guru ilmu sosial yang lain. Dengan adanya perencanaan yang baik, maka laboratorium IPS akan penuh dengan kegiatan yang baik oleh siswa maupun guru. Guru-guru yang memakai laboratorium hendaknya memberikan kerjasama yang baik dengan para petugas laboratorium. Walaupun ia tidak mendapat tugas mengelola laboratorium, tetapi ia juga bertanggung jawab untuk melaksanakan segala ketentuan dan peraturan yang ada dalam laboratorium. Guru pengguna laboratorium wajib menjaga disiplin dengan baik, sebab kelengahan dalam tugas yang ia lakukan akan menyebabkan kelengahan lain.

  Dengan disiplin yang keras, maka pendayagunaan laboratorium akan berjalan baik dan lancar. Demikian pula siswa, penggunaan laboratorium oleh siswa secara kelompok perlu di bimbing oleh guru, namun penggunaan secara individual dapat diawasi oleh petugas laboratorium. Dalam menjaga tata tertib di dalam laboratorium perlu disusun aturan tata tertib dan sanksinya, dengan adanya tata tertib ini, maka tidak akan terjadi kekisruhan di dalam penggunaan laboratorium.

  Tata tertib meliputi jadwal pengguna bagi setiap guru, tata cara penggunaan peralatan serta sanksi bagi mereka yang melanggar tata tertib dan merusak alat atau bahan dilaboratorium.

  Dengan peraturan itu diharapkan masing-masing bertanggung jawab atas tugasnya. Guru harus menjalankan peraturan yang telah ditetapkan baik-baik.

  Masalah yang menjadi tanggung jawab pengelola adalah penyimpanan alat. Semua peralatan sebaiknya disimpan pada suatu tempat yang aman, namun mudah dicari apabila diperlukan. Dalam penyimpanan alat, hendaknya dibedakan antara alat-alat yang sering digunakan, alat-alat yang boleh diambil sendiri oleh siswa dan alat-alat yang mahal harganya. Peralatan yang sering digunakan hendaknya disimpan sedemikian sehingga mudah

  6 diambil dan dikembalikan. Peralatan itu misalnya OHP, Slide Proyektor, dan LCD serta media pengajaran lainnya. Peralata-peralatan tersebut hendaknya dapat diambil dan dikembalikan sendiri oleh siswa setelah mendapat petunjuk oleh guru atau petugas laboratorium. Peralatan yang jarang digunakan setiap kali harus dikontrol jangan sampai terjadi kerusakan karena tidak pernah digunakan, menyimpan film yang jarang ditayangkan hendaknya sering dilihat, jangan sampai dimakan jamur.

  Demikian juga keselamatan kerja didalam laboratorium. Suasana kerja dalam laboratorium berbeda dengan suasana dalam ruang kelas. Di dalam kelas siswa dan guru melakukan kerja pada tempat yang teratur dengan menggunakan alat yang tidak membahayakan. Sedangkan dilaboratorium guru dan siswa bekerja secara bebas, artinya dapat bergerak kesana kemari sesuai dengan kebutuhannya, kadang-kadang menggunakan alat yang dapat membahayakan dan ini harus diawasi oleh guru pembimbing.

  Untuk menjaga keselamatan kerja itulah maka ketertiban kerja selalu menjadi perhatian guru. Setiap siswa atau guru yang telah menyelesaikan kegiatan praktikum harus segera mengembalikan baik peralatan yang sudah digunakan ke tempat semula, maupun perabotan yang telah digeser-geser sebagaimana semula. Semua siswa maupun guru hendaknya sadar dan memahami tentang tata tertib yang berlaku.

D. Memonitor Laboratorium IPS

  Untuk mengetahui bagaimana kegiatan di dalam laboratorium, maupun peralatan dan bahan yang ada, keapal sekolah wajib mengawasi dan menilai laporan ketua laboratorium. Bahkan apabila diperluakn kepala sekolah terjun langsung ke laboratorium untuk saat tertentu untuk melihat bagaiman kegiatan laboratorium dan memeriksa inventaris yang dibuat oleh ketua laboratorium.

  Dengan adanya monitoring secara teratur oleh kepala sekolah dan laporan ketua laboratorium secara periodik kepada kepala sekolah, maka kegiatan dan perkembangan laboratorium akan selalu diketahui oleh kepala sekolah sebagai penanggung jawab tertinggi di sekolah tersebut.

BAB III PENUTUP Dengan penelahaan secara singkat pengelolaan laboratorium IPS seperti telah di

  kemukan diatas, diharapkan dapat dikembangkan secara lebih lanjut dan lebih disempurnakan, sehingga pengelolaan laboratorium IPS dapat dilakukan secara baik.

  Sebagaimana telah dikemukan diatas, bahwa laboratorium IPS belum ada di sekolah karena itu perlu direncanakan pengadaannya dengan cara menyusun disain ruang sesuai dengan kebutuhan laboratorium IPS.

  Disarankan dalam menyusun disain hendaklah dibicarakan dalam rapat antara kepala sekolah dan guru-guru mata pelajaran ilmu sosial. Dalam rapat tersebut hendaknya dibahas juga tentang tujuan dan fungsi dari laboratorium IPS. Bentuk kegiatan yang mungkin akan di lakukan didalam laboratorium, peralatan dan perabot yang diperlukan.

  7 KEPUSTAKAAN Bambang Joewono, Drs,. 1989, Pedoman Laboratorium Pendidikan Dunia Usaha. Malang:

  FPIPS IKIP John Creedy, 1983. A Laboratory Manual for Schools and Colledges. London: Heinemann Educational Books.

  Hadiat, dkk, 1979. Pengelolaan Laboratorium Sekolah dan manual Alat IPA. Jakarta: Depdikbud RI.