Manual Penentuan Status dan Faktor Pengu

2014

MANUAL PENENTUAN STATUS DAN
FAKTOR PENGUNGKIT UNTUK
PERENCANAAN DAN MONEV
PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

DR. IR. SUGENG BUDIHARSONO
DIREKTORAT PERKOTAAN DAN PERDESAAN

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
2014

1

PENDAHULUAN

Penentuan status dan faktor pengungkit Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)
menggunakan beberapa program kemasan yang telah dirancang untuk kepentingan
tersebut. Program kemasan telah dirancang oleh Dr. Ir. Sugeng Budiharsono, Ketua
Tim Ahli dari kegiatan Revitalisasi Pengembangan Ekonomi Lokal.


Program

kemasan yang digunakan adalah Program RALED (Rapid Assessment Techniques for
Local Economic Development) dan Program Penentuan Bobot untuk Aspek PEL.
Program RALED

merupakan program yang dimodifikasi dari Program

RAPFISH (Rapid Assessment Techniques for Fisheries) yang dikembangkan oleh
Fisheries Center, University of British Columbia, Kanada. Modifikasi yang telah
dilakukan hanya pada dimensi maupun indikatornya saja. Indikator pada RALED
ini mengacu kepada indikator yang telah dikembangkan oleh Direktorat
Perekonomian Daerah, BAPPENAS khusus untuk PEL.

Indikator tersebut

dikembangkan berdasarkan konsep Heksagonal PEL, yang terdiri dari enam aspek
yaitu: Kelompok Sasaran, Faktor Lokasi, Kesinergian dan Fokus Kebijakan,
Pembangunan Berkelanjutan, Tata Pemerintahan dan Proses Manajemen. Hasil

analisis dengan menggunakan Program RALED

ini berupa indeks dan faktor

pengungkit dari masing-masing aspek PEL. Akan tetapi Program RALED ini tidak
dapat menentukan status PEL secara keseluruhan.
Penentuan status PEL secara keseluruhan menggunakan program lainnya,
yaitu Program PENENTUAN BOBOT UNTUK ASPEK PEL. Hasil analisis dari
program ini berupa bobot dari masing-masing aspek PEL. Dengan diketahuinya
indeks masing-masing aspek PEL dari hasil analisis RALED dan Bobot masingmasing aspek PEL dari Progam PENENTUAN BOBOT UNTUK ASPEK PEL,
maka akan diketahui status PEL secara keseluruhan.

1

2

CARA MENGINSTAL
RALED

Program RALED adalah modifikasi dari Program RAPFISH sehingga cara

menginstall program RALED untuk Microsoft Excel 2003, yaitu sebagai berikut:
1. Copy folder program RALED, yang ada dalam folder RALED dari CD ke
komputer, misalnya ke hardisk C. Sehingga program ada di direktori C, yaitu
sebagai berikut C:\RALED\RALED SBH
2. Buka program Excel, dan lihat apakah folder RALED

sudah berada pada

default directory, yaitu C atau tidak. Untuk mengeceknya, klik menu Tools
pada bagian atas program Excel, setelah itu klik Options, lalu klik General.
Lihat di kotak Options, kemudian

di depan Default file location, harus

ditulis C:\RALED\RALED SBH seperti yang disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Memastikan Folder RALED ada pada Default File Location

2


3. Klik menu Tools pada bagian atas worksheet kemudian klik Add-Ins.
Kemudian lihat dalam kotak Add-Ins, apakah Rapfish version 5 (Agustus 2001)
sudah atau belum, kalau belum ada klik tombol Browse, lalu cari file Rap1.xla
yang ada di folder C:\RapfishExcels, lalu klik tombol OK. Kalau sudah ada beri

tanda √ pada Analysis Toolpak VBA, Rapfish version 5 (Agustus 2001) dan
Internet Asisten VBA, seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2. Setelah itu
klik tombol OK.

Gambar 2. Memastikan Rapfish version 5 ada pada Add-Ins

3

4. Bukalah, salah satu file analisis RALED, misalnya file ANALISIS RALED
UNTUK TATA PEMERINTAHAN.

Kemudian lihatlah apakah dalam

Worksheet tersebut ada tombol RALED atau tidak. Apabila tidak ada maka
ikuti instalasi sebagai berikut.:

a. Klik menu Tools pada bagian atas worksheet, kemudian klik Customize,
lalu klik Toolbars pada Kotak Customize. Lihat apakah ada dalam Kotak
tersebut tulisan RALED, apabila sudah ada lalu beri tanda √ didepan tulisan

RALED . Apabila belum ada klik tombol New dan muncul Kotak New
Toolbar. Pada Toolbar name tulis RALED lalu klik menu OK, seperti
yang dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Mengisi Toolbar name dengan Tulisan RALED

4

b. Pada Kotak Customize, klik menu Command, lalu cari menu Macros, lihat
di bagian sebelah kanan ada menu Custom Menu Item dan pindahkan ke
bagian bawah RALED , seperti yang dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Menu Custom Menu Item setelah ditaruh di bawah
Kotak RALED .
c.


Klik lagi tombol menu Modify Selection, kemudian klik menu Assign
Macro, lalu tulis pada kolom Macro name di kotak Assign Macro dengan
tulisan Main_Initialize seperti yang dapat dilihat pada Gambar 6. Setelah
itu tekan tombol menu Close.

d. Tekan menu Modify Selection pada kotak Customize, lalu tekan menu
Change Button Image, kemudian pilih gambar kunci, sehingga dalam
worksheet akan terlihat seperti Gambar 5.

5

Gambar 5. Memasukkan Gambar Kunci pada Custom Menu Item

Gambar 6. Memasukkan Main_Initailize ke dalam Macro name
6

Cara menginstall program RALED untuk Microsoft Excel 2007 adalah sebagai
berikut:
1. Copy folder program RALED, yang ada dalam folder RALED dari CD/USB
stick ke komputer, misalnya ke hardisk C.

2. Bukan program Microsoft Excel, dan lalu klik tombol Office button sehingga
akan muncul seperti yang ada pada Gambar 7.
3. Selanjutnya klik tombol Excel Options dan akan muncul seperti pada Gambar 8.

Gambar 7. Memulai Menginstal Program RALED pada Excel 2007

7

Gambar 8. Tampilan setelah Mengklik Tombol Excel Options

4. Selanjutnya klik tombol Save dan akan muncul seperti pada Gambar 9. Pada
kolom Default file location, yaitu: C:\Document and Setting\intel\My
Dodument kemudian diganti menjadi C:\RALED\RALED SBH seperti yang
dapat dilihat pada Gambar 10.
5. Selanjutnya klik tombol Add-Ins dan akan muncul tampilan seperti yang dapat
dilihat pada Gambar 11 kemudian klik lagi tombol Go yang berada pada bagian
bawah, dan akan muncul tampilan seperti yang dapat dilihat pada Gambar 12.

8


Gambar 9. Tampilan setelah Mengklik Tombol Save

Gambar 10. Mengganti Default File Location

9

Gambar 11. Tampilan setelah Mengklik Tombol Add-Ins

Gambar 12. Tampilan setelah Mengklik Tombol Go

10

6. Apabila pada kotak Add-Ins seperti yang dapat dilihat pada Gambar 12 belum
ada tulisan Rapfish version 5 (August 2001), maka klik tombol Browse dan akan
muncul tampilan seperti yang dapat dilihat pada Gambar 13. Selanjutnya cari
file Rap1 yang ada di C:\RALED\RALED SBH dan akan muncul tampilan
seperti yang dapat dilihat pada Gambar 14. Kemudian klik tulisan Rap1 tersebut
dan akan muncul tampilan seperti yang dapat dilihat pada Gambar 15, setelah
itu klik khususnya tombol Rapfish version 5 dan Solver Add-Ins, lalu klik
tombol Ok.

7. Klik tombol Home, lalu klik tombol View dan Macro, selanjutnya klik tombol
View Macro dan akan muncul tampilan seperti pada Gambar 16. Kemudian di
bawah tulisan Macro name ditulisa Main_Initialize, lalu tekan tombol Run dan
akan muncul tampilan seperti yanag dapat dilihat pada Gambar 17.

Gambar 13. Tampilan setelah Mengklik Tombol Browse

11

Gambar 14. Tampilan untuk mencari Rap1

Gambar 15. Tampilan setelah Mengklik Tombol Rap1
12

Gambar 16. Menuliskan Main_Initialize

13

Gambar 17. Tampilan setelah Mengklik Tombol Run


14

Cara menginstall program RALED untuk Microsoft Excel 2010 adalah sebagai
berikut:
1. Copy folder program RALED, yang ada dalam folder RALED dari CD/USB
stick ke komputer, misalnya ke hardisk C.
2. Buka program Microsoft Excel seperti Gambar 18, dan lalu klik tombol
File

tulisan

pada bagian kiri atas, sehingga akan muncul seperti yang ada pada

Gambar 19.
3. Selanjutnya klik tombol Excel Options dan akan muncul seperti pada Gambar
20.
4. Langkah selanjutnya sama dengan cara menginstall pada Excel 2007.

Gambar 18. Memulai Menginstal Program RALED pada Excel 2010


15

Gambar 19. Tampilan setelah Mengklik Tombol File

16

Gambar 19. Tampilan setelah Mengklik Tombol Option

17

3

CARA MENGOPERASIKAN
PROGRAM RALED

Program RALED yang sudah diinstall, sudah dapat dgunakan untuk
menganalisis status PEL, mengidentifikasi faktor pengungkit maupun melakukan
analisis Monte Carlo. Tahapan pengoperasian Program RALED adalah sebagai
berikut:

1. Buka File ANALISIS RALED UNTUK TATA PEMERINTAHAN, kemudian
klik worksheet Rapscores. Isilah nilai pada baris Tata Pemerintahan mulai dari
sel D2 sampai L2, berdasarkan kuesioner yang telah diisi oleh responden.
Contoh kuesioner Penentuan Nilai Indikator Pengembangan Ekonomi Lokal
yang dikermbangkan oleh Direktorat Perekonomian BAPPENAS disajikan pada
Lampiran 1.

Apabila hanya ada satu nilai, karena kuesioner diisi secara

musyawarah oleh seluruh responden, maka nilai tersebut langsung dimasukkan
ke dalam baris Tata Pemerintahan. Akan tetapi bila ada banyak kuesioner yang
diisi oleh masing-masing responden, maka nilai yang yang dimasukkan adalah
nilai median. Cara mencari nilai median adalah sebagai berikut.
a. Buatkan senarai nilai dari dari seluruh responden untuk masing-masing
indikator dalam aspek TATA PEMERINTAHAN. Sebagai contoh ada 9
responden yang memberikan nilai seperti yang dapat dillihat pada Tabel 1.
b. Kemudian dari nilai-nilai dalam Tabel 1 dicari nilai modusnya (mode).
Modus adalah nilai yang paling sering muncul dalam deretan Angka-angka/
daftar angka seperti dapat dilihat pada Tabel 2.

18

Tabel 1. Nilai dari Masing-masing Responden
No

Indikator

Skala

R-1

R-2

R-3

R-4

R-5

R-6

R-7

R-8

R-9

1.

Kemitraan di bidang
infrastruktur (a.l.:
BOT)

0 = tidak ada
1 = ada dan tebatas
2 = ada dan optimal

1

1

1

1

1

1

1

1

1

2.

Kemitraan di
bidang promosi dan
perdagangan

2

1

1

2

1

2

1

1

1

3.

Kemitraan di bidang
pembiayaan usaha
(a.l.: penjaminan,
penyaluran kredit,
PKBL)

0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak
efektif
2 = ada dan efektif
0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak
efektif
2 = ada dan efektif

1

2

2

1

1

1

2

1

1

4.

Reformasi sistem
insentif
pengembangan
SDM aparatur
(a.l.: remunerasi,
jenjang karir)
Restrukturisasi
organisasi
pemerintah

0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak
efektif
2 = ada dan efektif

2

0

1

0

1

1

2

1

1

0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak
efektif
2 = ada dan efektif
0 = 0 – 1 aspek
1 = 2 – 3 aspek
2 = 4 aspek

2

2

1

2

2

2

1

1

2

0

1

1

2

2

1

1

1

0

0 = tidak ada
1 = mati suri
2 = Ada dan aktif
(komunikasi dgn
pelaku usaha dan
pemda)
0 = tidak efektif
karena bersifat
politis
1 = tidak efektif
karena kendala
internal
2 = efektif
0 = tidak ada
1 = ada tetapi
rendah
2 = ada dan optimal

1

2

2

2

1

0

1

2

2

1

0

1

1

1

0

2

1

1

1

1

0

0

2

1

1

1

1

5.

6.

Prosedur pelayanan
administrasi publik:
1. sederhana
2. jelas
3. cepat
4. terjangkau

7.

Status Asosiasi
industri/
komoditi/ Forum
Bisnis

8.

Peran Asosiasi
industri/komoditi/
Forum bisnis
terhadap perbaikan
kebijakan
pemerintah di
bidang PEL
Manfaat
asosiasi/organisasi
bagi anggotanya

9.

19

Tabel 2. Nilai Modus
No

Indikator

Skala

R-1

R-2

R-3

R-4

R-5

R-6

R-7

R-8

R-9

Nilai
Modus

10.

Kemitraan di
bidang
infrastruktur (a.l.:
BOT)

0 = tidak ada
1 = ada dan tebatas
2 = ada dan
optimal

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

11.

Kemitraan di
bidang promosi
dan perdagangan

2

1

1

2

1

2

1

1

1

1

12.

Kemitraan di
bidang
pembiayaan usaha
(a.l.: penjaminan,
penyaluran kredit,
PKBL)

0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak
efektif
2 = ada dan efektif
0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak
efektif
2 = ada dan efektif

1

2

2

1

1

1

2

1

1

1

13.

Reformasi sistem
insentif
pengembangan
SDM aparatur
(a.l.: remunerasi,
jenjang karir)
Restrukturisasi
organisasi
pemerintah

0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak
efektif
2 = ada dan efektif

2

0

1

0

1

1

2

1

1

1

0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak
efektif
2 = ada dan efektif
0 = 0 – 1 aspek
1 = 2 – 3 aspek
2 = 4 aspek

2

2

1

2

2

2

1

1

2

2

0

1

1

2

2

1

1

1

0

1

0 = tidak ada
1 = mati suri
2 = Ada dan aktif
(komunikasi dgn
pelaku usaha dan
pemda)
0 = tidak efektif
karena bersifat
politis
1 = tidak efektif
karena kendala
internal
2 = efektif
0 = tidak ada
1 = ada tetapi
rendah
2 = ada dan
optimal

1

2

2

2

1

0

1

2

2

2

1

0

1

1

1

0

2

1

1

1

1

1

0

0

2

1

1

1

1

1

14.

15.

Prosedur pelayanan
administrasi publik:
1. sederhana
2. jelas
3. cepat
4. terjangkau

16.

Status Asosiasi
industri/
komoditi/ Forum
Bisnis

17.

Peran Asosiasi
industri/komoditi/
Forum bisnis
terhadap perbaikan
kebijakan
pemerintah di
bidang PEL
Manfaat
asosiasi/organisasi
bagi anggotanya

18.

20

2. Masukkan nilai median tersebut ke baris Tata Pemerintahan mulai dari kolom
D2 sampai dengan L2, pada worksheet

Rapscores pada File ANALISIS

RALED UNTUK TATA PEMERINTAHAN, seperti yang dapat dilihat pada
Gambar 18.

Gambar 18.

Worksheet setelah Nilai Median Dimasukkan ke
dalam Baris Tata Pemerintahan dari sel D2
sampai dengan L2.

3. Pada Mocrosoft Excel 2003 klik gambar kunci atau tulisan Custom Menu
Item pada Kotak kecil RALED, sedangkan pada Microsoft Excel 2007, klik
tombol Add-Ins di sebelah kanan atas, lalu klik tombol RAPFISH yang berada
pada pojok kiri atas. Pada worksheet tersebut akan muncul Kotak Rapfish
Analysis seperti yang disajikan pada Gambar 19.

21

Gambar 19. Kotak Rapfish Analysis
4. Isilah kotak-kotak yang kosong pada Kotak Rapfish Analysis sebagai berikut:
a. Kotak kosong di depan Number of Fisheries, diisi dengan jumlah
lokasi/komoditi yang akan dianalisis, pada kasus ini karena hanya 1 nilai
dari Kabupaten Serang, maka nilai yang dimasukkan adalah angka 1.
b. Kotak kosong di depan tulisan Row # diisi dengan letak baris tempat
tulisan Tata

Pemerintahan.

Dalam kasus ini, tulisan Tata

Pemerintahan ada pada baris ke dua, sehingga nilai yang dimasukkan
ke dalam kotak adalah angka 2.
22

c. Kotak kosong di depan tulisan Name of Fisheries are in Excel
Column diisi dengan letak kolom tulisan Tata Pemerintahan. Pada
kasus ini tulisan Tata Pemerintahan terletak pada kolom A, sehingga
yang diisikan pada kotak tersebut adalah huruf A.
d. Kotak kosong di bawah tulisan NUMBER of attributes diisi dengan
jumlah indikator/atribut yang digunakan. Pada kasus ini, Aspek Tata
Pemerintahan menggunakan 9 indikator/atribut, sehingga yang diisikan
pada kotak tersebut adalah angka 9.
e. Kotak kosong di bawah tulisan Column letter of 1st attribute diisi
dengan kolom dimana terletak atribut/indikator yang pertama.

Pada

kasus ini indikator/atribut yang pertama terletak pada kolom D, sehingga
kotak tersebut diisikan dengan huruf D.
f. Kotak kosong di bawah tulisan REFERENCE diisi dengan angka 4.
g. Kotak kosong di bawah tulisan ANCHORs diisi dengan jumlah baris
Anchor. Pada kasus ini jumlah baris pada Anchor ada 15, yaitu mulai dari
baris ke-9 sampai dengan baris ke-24.
h. Kotak kosong di depan tulisan GOOD diisi dengan letak baris tulisan
GOOD pada worksheet. Pada kasus ini, tulisan GOOD terletak pada
baris ke-5, sehingga kotak tersebut diisi dengan angka 5.
i.

Kotak kosong di depan tulisan BAD diisi dengan letak baris tulisan BAD
pada worksheet. Pada kasus ini tulisan BAD terletak pada baris ke-6,
sehingga kotak tersebut diisi dengan angka 6.

j. Kotak kosong di depan tulisan UP diisi dengan letak baris tulisan UP pada
worksheet. Pada kasus ini tulisan UP terletak pada baris ke-7, sehingga
kotak tersebut diisi dengan angka 7.
k. Kotak kosong di depan tulisan DOWN diisi dengan letak baris tulisan
DOWN pada worksheet. Pada kasus ini tulisan DOWN terletak pada
baris ke-8, sehingga kotak tersebut diisi dengan angka 8.
l. Kotak kosong di bawah tulisan 1st Anchor fishery diisi dengan letak
baris Anchor PEL yang pertama pada worksheet. Pada kasus ini terletak
pada baris ke-9, sehingga kotak tersebut diisi dengan angka 9.

23

m. Kotak kosong di depan tulisan Number of random repeat diisi dengan
angka 25.
n. Kotak kosong di depan tulisan Normal 0 mean error distribution
with 95 % interval confidence = diisi dengan angka 20.
o. Kotak kosong di depan tulisan Row # of Emin diisi angka 27.
p. Kotak kosong di depan Row # of Emax diisi angka 28.
Hasil pengisian kotak-kotak kosong tersebut disajikan pada Gambar 20.

Gambar 20. Hasil Pengisian pada Kotak Rapfish Analysis

24

5.

Setelah semua kotak kosong diisi semua, kemudian tekan menu RUN
Rapfish pada kotak Rapfish Analysis, maka akan diperoleh hasil analisis
Rapfish seperti yang terdapat pada worksheet RapAnalysis, seperti yang
disajikan pada Gambar 21.

Gambar 21. Hasil Analysis Rapfish
6.

Tekan lagi menu Run Leveraging, maka akan diperoleh hasil analisis
faktor/atribut pengungkit (Leverage Attributes/Factors) seperti yang
terdapat pada worksheet LeverageAttributes seperti yang disajikan pada
Gambar 22.

25

Gambar 22. Hasil Analisis Faktor Pengungkit

7.

Tekan lagi menu Run MONTE CARLO, maka akan diperoleh hasil
analisis Monte Carlo seperti yang terdapat pada worksheet MonteCarlo,
seperti yang disajikan pada Gambar 23.

26

Gambar 23. Hasil Analisis Monte Carlo
Prosedur di atas dilakukan untuk setiap aspek/dimensi PEL lainnya,
sehingga seluruh aspek PEL akan diketahui indeks status dan faktor
pengungkitnya dari masing-masing aspek PEL. Hasil analisis Rapfish terhadap
seluruh aspek PEL di Kabubpaten Serang adalah sebagai sebagai berikut:
Kelompok Sasaran

= 62,76

Faktor Lokasi

= 57,43

Kesinergian dan Fokus Kebijakan = 48,21
Pembangunan Berkelanjutan

= 65,16

Tata Pemerintahan

= 57,99

Proses Manajemen

= 51,13

Setelah diketahui indeks status masing-masing aspek/dimensi PEL, maka
status aspek PEL tersebut dapat digambarkan dalam suatu diagram layanglayang. Cara membuat diagram layang-layang tersebut adalah sebagai berikut:

27

1. Buka file Diagram Layang-layang PEL, maka akan dapat dilihat worksheet
seperti yang disajikan pada Gambar 24.

Gambar 24. Worksheet Pembuatan Diagram Layang-layang PEL
2. Isilah nama Kab./Kota, misalnya Kabupaten Serang, dan isilah nilai indeks
seluruh aspek PEL dari hasil analisis RALED, maka akan langsung dapat
dilihat diagram layang-layang PEL seperti yang disajikan pada Gambar 25.

28

Gambar 25. Diagram Layang-layang PEL

29

4

PENGOPERASIAN PROGRAM
PENENTUAN BOBOT UNTUK
ASPEK PEL

Hasil analisis dari Program RALED

hanya menentukan status atau

kondisi dari masing-masing dimensi PEL, tetapi tidak dapat menentukan status
PEL secara keseluruhan. Hal ini dikarenakan bobot dari masing-masing aspek
PEL yang dianggap sama. Padahal dalam kenyataannya, bobot antara masingmasing aspek PEL tersebut tentu saja berbeda. Untuk menentukan status PEL
secara keseluruhan dengan menentukan bobot dari masing-masing dimensi PEL
digunakan Program Penentuan Bobot Dimensi PEL yang dikembangkan oleh Dr.
Ir. Sugeng Budiharsono yang merupakan modifikasi dari Analytical Hierarchy
Process (AHP) yang dikembangkan oleh Saaty (1988).

Cara mengoperasikan

program tersebut adalah sebagai berikut:
1. Copy program Penentuan Bobot Aspek PEL dari CD ke komputer.
2. Buka program dengan mengklik 2 kali file Penentuan Bobot Aspek PEL,
seperti yang dapat dilihat pada Gambar 26.
3. Copy worksheet di atas sebanyak jumlah responden pada file yang sama
4. Isikan Tabel 1 pada worksheet dengan angka-angka yang berasal dari tabel
yang ada di kuesioner penentuan bobot. Sebagai contoh dapat dilihat pada
Gambar 27. Contoh kuesioner Penentuan Bobot untuk Aspek PEL disajikan
pada Lampiran 2.

30

Gambar 26. Worksheet Penentuan Bobot Aspek PEL

Gambar 27. Pengisian Tabel 1 dari Tabel Kuesioner Penentuan
Bobot

5. Dengan mengisi Tabel 1 pada worksheet, maka secara otomatis dapat
diketahui nilai Rasio konsistensi (CR) seperti yang dapat dilihat pada
Gambar 28.

31

Gambar 28. Nilai Rasio Konsistensi (CR)

6. Apabila nilai CR ≤ 0,1, maka pengisian kuesioner oleh responden dianggap
konsisten, sehingga nilai Bobot Aspek PEL dapat digunakan. Pada contoh di
atas, nilai CR = 0,0782 berarti nilai CR ≤ 0,1 dan nilai bobot aspek PEL dapat
digunaka. Nilai

bobot aspek PEL dapat dilihat pada Gambar 29.

Seandainya nilai CR > 0,1. maka nilai bobot aspek PEL tidak digunakan.
Teliti lagi angka-angka yang dimasukan dari kuesioner ke dalam Tabel 1,
karena kemungkinan ada kesalahan dalam pengisian Tabel 1 pada worksheet
tersebut.

Apabila setelah pengisian angka sesuai dengan Tabel 1 sudah

sesuai dengan angka-angka dari tabel kuesioner, maka kemungkinan
kesalahan adalah karena ketidakkonsistenan responden dalam pengisian
kuesione, sehingga pengisian kuesioner harus diulang sampai pengisian
konsisten dan memberikan nilai CR ≤ 0,1.

32

Gambar 29. Nilai Bobot Aspek PEL
7. Dari Gambar 29 tersebut dapat dilihat bahwa bobot masing-masing aspek
PEL adalah sebagai berikut:
Kelompok Sasaran

= 0,3693

Faktor Lokasi

= 0,2750

Kesinergian dan Fokus Kebijakan

= 0,0045

Pembangunan Berkelanjutan

= 0,1732

Tata Pemerintahan

= 0,0514

Proses Manajemen

= 0,0866

8. Selanjutnya isilah tabel-tabel pada worksheet yang telah dicopykan dari
angka-angka yang telah diisi oleh responden, dengan menggunakan langkahlangkah yang sama seperti di atas.
9. Setelah diperoleh nilai bobot aspek PEL dari masing-masing responden,
kemudian nilai-nilai tersebut dipindahkan pada worksheet baru untuk dicari
nilai bobot aspek PEL dari seluruh responden dengan menggunakan rata-rata
geometrik (geometric mean).

Pada contoh kasus ini misalnya ada 9

responden, dari salah satu responden tidak mengisi secara konsisten dengan
nilai CR = 0,1193, sehingga nilai bobot aspek PEL responden ini tidak dapat
digunakan. Oleh karena itu untuk menentukan nilai bobot gabungan hanya
menggunakan nilai nbobot dari 8 responden. Untuk menentukan nilai bobot

33

gabungan, letakan kursor di kolom gabungan, dari aspek PEL yang akan
ditentukan nilai bobot gabungan, misalnya pada nilai bobot Kelompok
Sasaran, maka letakan kursor pada sel K5.

Tekan Insert lalu tekan

function, maka akan diperoleh gambar seperti disajikan pada Gambar 30.
Kemudian pada kolom select function kita cari kata GEOMEAN, setelah
diketemukan kemudian klik tombol OK pada boks Insert Function, maka
akan diperoleh Gambar 31. Selanjutnya taruh kursor di sel C5 sampai J5,
dengan menekan tombol Shift pada keyboard. Kemudian tekan tombol OK
pada boks Function Argument, maka akan diperoleh nilai Gabungan
sebesar 0,3095. Kursor kemudian diletakan di sel K5 bagian kanan bawah
sampai ada tanda +, kemudian tarik kebawah sampai sel K10, maka akan
diperoleh seluruh nilai-nilai bobot Gabungan.

Gambar 30. Mencari Fungsi GEOMEAN

34

Gambar 31. Worksheet setelah Menekan Tombol OK pada Kotak
Insert Function
10. Hasil Penentuan Bobot Gabungan dapat dilihat pada Gambar 32.

Pada

Gambar tersebut menunjukkan bahwa jumlah nilai bobot Gabungan pada
kolom K tidak sama dengan 1,0000, maka nilai tersebut harus dinormalkan
sehingga nilainya sama dengan 1,0000 seperti yang terlihat pada BOBOT
GABUNGAN yang ada pada kolom L.

Gambar 32. Penentuan Nilai Bobot Gabungan Aspek PEL setelah
Dinormalkan

35

11. Buat worksheet baru pada file yang sama, untuk menentukan STATUS PEL
secara keseluruhan.

Pindahkan nilai Bobot Gabungan PEL ke dalam

worksheet tersebut, kemudian masukkan juga nilai-nilai masing-masing
aspek PEL dari hasil analisis RALED. Kalikan antara nilai indeks masingmasing aspek PEL dengan nilai bobot gabungan dari masing-masing PEL,
yang hasilnya ada pada kolom E4 sampai dengan E9. Kemudian jumlahkan
ke bawah, dengan hasil seperti pada sel E10. Sebagai contoh untuk Kabupaten
Serang, nilai indeks PEL adalah 58,0490.

Hal ini berarti status PEL

kabupaten tersebut adalah BAIK, seperti yang dapat dilihat pada Gambar
33.

Gambar 33. Penentuan Status PEL

36

5

INTERPRETASI HASIL
ANALISIS

Hasil analisis RALED dan Penentuan Bobot untuk Aspek PEL di atas
dapat mengentahui kondisi status dan faktor pengungkit dari aspek PEL maupun
keseluruhan status PEL secara keseluruhanan.

Pada contoh kasus di atas,

menunjukkan bahwa dari hasil analisis RapAnalysis diketahui nilai indeks Tata
Pemerintahan dalam Pengembangan Ekonomi Lokal di Kabupaten Serang yaitu
sebesar 57,99.

Berdasarkan klasifikasi kondisi atau status aspek PEL, maka

kondisi aspek Tata Pemerintahan berada pada kategori baik.

Secara rinci

pengklasifikasian status aspek PEL adalah sebagai berikut:
a. Apabila nilai indeks < 50, berarti status aspek PEL buruk
b. Apabila nilai indeks 50 – 75, berarti status aspek PEL baik
c. Apabila nilai indeks > 75, berarti status aspek PEL sangat baik.
Secara skematis status aspek Tata Pemerintahan ataupun ordinasi aspek Tata
Pemerintahan disajikan pada Gambar 34.
Hasil RapAnalysis selain dapat mengetahui indeks atau status aspek PEL
tersebut adalah nilai stress dan nilai R2. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa
nilai stress yaitu sebesar 0,1477 dan nilai R2 adalah 0,9465. Menurut Kavanagh,
nilai strees yang diperbolehkan adalah apabila dibawah nilai 0,25, dengan nilai
0,1477 menunjukkan bahwa hasil analisis ini cukup baik. Nilai R2 = 0,9465
menunjukkan bahwa model dengan menggunakan peubah-perubah saat ini
sudah menjelas 94,65 % dari model yang ada. Untuk model sosial biasanya
apabila R2 lebih dari 80 % sudah sangat baik. Hal ini berarti bahwa model dari
aspek Tata Pemerintahan dengan menggunakan peubah-peubah yang ada sangat
baik.

37

Gambar 34.

Status Aspek Tata Pemerintahan di Kabupaten
Serang

Hasil analisis faktor/atribut pengungkit (leverage attributes) untuk aspek
Tata Pemerintahan dalam Pengembangan Ekonomi Lokal di Kabupaten Serang
ditunjukkan pada Gambar 35. Kegunaan faktor pengungkit adalah untuk
mengetahui faktor sensitif ataupun intervensi yang dapat dilakukan dengan cara
mencari

faktor

yang

sensitif

untuk

meningkatkan

status

aspek

Tata

Pemerintahan menuju status yang lebih baik.

38

Leverage of Attributes

Manfaat asosiasi/organisasi bagi anggotanya

Peran Asosiasi industri/komoditi/ Forum bisnis terhadap
perbaikan kebijakan pemerintah di bidang PEL
Status Asosiasi industri/
komoditi/ Forum Bisnis

Attribute

Prosedur pelayanan administrasi publik

Restrukturisasi organisasi pemerintah

Reformasi sistem insentif pengembangan SDM aparatur

Kemitraan di bidang pembiayaan usaha

Kemitraan di bidang promosi dan perdagangan

Kemitraan di bidang infrastruktur

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

Root Mean Square Change in Ordination w hen Selected Attribute Removed (on Sustainability scale 0 to 100)

Gambar 35.

Faktor Pengungkit Aspek Tata Pemerintahan di
Kabupaten Serang

Pada Gambar 35 menunjukkan bahwa yang menjadi faktor pengungkit
utama

untuk aspek Tata Pemerintahan di Kabupaten Serang sesuai dengan

urutan prioritasnya adalah sebagai berikut: (1) Restrukturisasi organisasi
pemerintah; (2) Status asosiasi industri/komoditi/forum bisnis, (3) Reformasi
sistem insentif pengembangan SDM aparatur, dan (4) kemitraan di bidang
pembiayaan usaha.
keempat faktor

Dengan melakukan intervensi atau perlakukan terhadap

tersebut diharapkan dapat meningkatkan status aspek Tata

Pemerintahan ke tingkat yang lebih baik.

39

Munculnya faktor pengungkit utama berupa restrukturisasi organisasi
pemerintah diduga dikarenakan bahwa aktor/instansi birokrasi yang mengurusi
pengembangan ekonomi lokal ini terlalu banyak dan tidak dalam suatu
koordinasi yang baik. Oleh karena itu pada msa mendatang perlu dilakukan
streamlining atau perampingan organisasi pemerintah dalam mengurusi
pengembangan ekonomi lokal.
Munculnya

faktor

pengungkit

kedua

yaitu

status

asosiasi

industri/komoditi/forum bisnis diduga diakibatkan bahwa organisasi-organisasi
yang memayungi pelaku usaha saat ini dalam keadaan mati suri, tidak ada
aktivitas yang memberikan manfaat bagi anggotanya. Fenomena umum tentang
organisasi pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar tidak mengurusi atau tidak
bermanfaat banyak bagi anggotanya, mereka lebih berperan sebagai rent seeker
saja. Untuk memperbaiki kondisi PEL pada masa mendatang, maka organisasiorganisasi pelaku usaha tersebut dapat berperan dan bermanfaat bagi pelaku
usaha dengan cara merevitalisasi peran dan fungsi mereka.
Sudah jamak diketahui bahwa sistem insentif aparatur SDM pegawai
negeri sipil di Indonesia sangat rendah, barangkali ini yang menyebabkan kinerja
mereka juga rendah. Namun sebenarnya bukan berarti bahwa dengan sistem
insentif yang rendah kemudian kinerjanya menjadi rendah. Banyak contoh dari
negara tetangga seperti Vietnam maupun China, dengan insentif yang rendah
namun kinerjanya jauh lebih baik dari negara Indonesia. Hal ini dikarenakan
mereka mempunyai semangat untuk membangun bangsanya, karena dengan
menjadikan negara lebih maju, akan berdampak bagi perbaikan insentif pada
masa mendatang. Untuk perbaikan PEL di Kabupaten Serang ini, maka untuk
meningkatkan kinerja aparatur pemerintah, sepanjang memungkinkan maka
dapat ditingkatkan insentifnya baik dari sistem upah maupun sistem kenaikan
pangkatnya yang berdasarkan meritokrasi.
Kemitraan dalam bidang pembiayaan usaha muncul sebagai faktor
pengungkit keempat dalam aspek Tata Pemerintahan dalam pengembangan
ekonomi lokal di Kabupaten Serang.

Untuk memperbaiki status aspek Tata

Pemerintahan dalam pengembangan ekonomi lokal pada masa mendatang, yaitu
pemerintah dapat melakukan kerjasama dengan dunia perbankan melalui sistem
40

penjaminan, yaitu pemerintah daerah menyimpan dana di bank sebagai jaminan
untuk penyaluran kredit bagi pengembangan ekonomi lokal. Kemitraan dapat
juga dilakukan dengan cara pemerintah mengundang perusahaan-perusahaan
besar baik perusahaan swasta maupun BUMN melakukan kemitraan dalam
pembiayaan dalam rangka Corporate Social Responsibility (SCR). Pemerintah
daerah dapat mengembangkan bentuk kemitraan-kemitraan pembiayaan lainnya
dengan tujuan agar memudahkan para pelaku usaha untuk mengakses
permodalan.
Interpretasi dari hasil analisis Penentuan Bobot untuk Aspek PEL dalam
rangka menentukan status dari kondisi PEL secara keseluruhan sudah diuraikan
pada Bab IV.

41

RUJUKAN

Alder, J. T. J. Pitcher, D. Preikshot, K. Kaschner, dan B. Ferrias. How Good is
Good?: A Rapid Appraisal Technique for Evaluation of the Sustainability
Status od Fisheries of the North Atlantic. Fisheries Centre, University of
British Columbia, Vancouver, Canada.
Kavanagh, P. dan T. J. Pitcher. 2004. Implementing Microsoft Excel Software
for Rapfish: A Technique for The Rapid Appraisal of Fisheries Status.
Fisheries Centre Research Reports Volume 12 Number 12 (2004):
Pithcher, T. J. dan D. Preikshot. 2001. Rapfish: A Rapid Appraisal Technique to
Evaluate the Sustainability of Fisheries. Fisheries Research (2001): 255 –
270.
Pitcher, T. J. 1999. Rapfish, A Rapid Appraisal Technique for Fisheries, and Its
Application to the Code of Conduct for Responsible Fisheries. FAO UN.
Rome.
Chuenpagdee, R. dan J. Alder. Sustainability Ranking of Fisheries North Atlantic
Fisheries. Sea Around Us: North Atlantic: 49-54
Saaty, T. L. 1988. Decision Making for Leaders. The Analytical Hierarchy
Process for Decisions in A Complex World. RWS Publication, Pittsburgh.

42

Lampiran 1.
KUESIONER
PENENTUAN NILAI INDIKATOR
PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

Nama

: ………………………………………………

Jabatan

: ……………………………………………....

Instansi

: ................................................................

Kabupaten/Kota

: .................................................................

D
DIIR
REEK
KTTO
OR
RA
ATT PPEER
RK
KO
OTTA
AA
AN
ND
DA
AN
N PPEER
RD
DEESSA
AA
AN
N

B
BA
AD
DA
AN
NP
PE
ER
RE
EN
NC
CA
AN
NA
AA
AN
NP
PE
EM
MB
BA
AN
NG
GU
UN
NA
AN
NN
NA
ASSIIO
ON
NA
AL
L

43

1. KELOMPOK SASARAN
No
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Indikator

Skala

Buruk

Baik

Peraturan (Perda/Perkada/SK Ka.
SKPD)
tentang
kemudahan
investasi dalam bentuk (item);
a. Insentif fiskal
b. Penyederhanaan perijinan
c. Penyediaan lokasi/lahan
d. Ketenagakerjaan

0 = 0 - 1 item peraturan
1 = 2 - 3 item peraturan
2 = ≥ 4 item peraturan

0

2

Informasi
prospek
bisnis
(buku/booklet/leaflet
peluang
investasi, official web site)

0 = tidak tersedia
1 = tersedia tetapi
kurang
informatif/lengkap/tida
k mutakhir
2 = tersedia dan
informatif, lengkap dan
mutakhir
0 = tidak ada (sering
terjadi perubahan
kebijakan, lemahnya
penegakan hukum)
1 = ada (tidak terjadi
perubahan kebijakan,
ada penegakan hukum)

0

2

0

1

2

0

0

2

0

2

0

1

0

1

Kepastian berusaha dan hukum
(a.l. ijin lokasi usaha, tata ruang,
arbitrase,
persaingan
usaha,
peradilan niaga)

Keamanan (penjarahan, konflik
sosial, premanisme dan buruh
mogok)
Kampanye peluang usaha melalui ;
1. Media massa (media cetak,
elektronik, web site)
2. Kegiatan
interaktif
(temu
usaha/pameran/seminar
potensi daerah).
Pusat pelayanan investasi dengan
Jasa layanan konsultasi investasi

0 = Tidak ada
1 = ada intesitas 2x/thn
2 = ada intensitas >
2x/th
0 = tdk ada
1 = dilaksanakan sekali
sekali
2 = dilaksanakan secara
sistemik dan
berkelanjutan

Upaya Fasilitasi permodalan bagi
dunia usaha oleh Pemda.

0 = tidak tersedia
1 = tersedia namun
layanan tidak
memadai
2 = tersedia dan
layanan
memadai
0 = tidak ada
1 = Ada

Promosi produk UKM untuk
memperluas pasar oleh pemda

0 = tidak ada
1 = Ada

Nilai

44

No

9.

10.

11.

12.
13.

Indikator

Skala

Upaya Pemda untuk peningkatan
teknologi,
manajemen,
dan
kelembagaan usaha lokal (aspek
izin
usaha,
badan
hukum,organisasi usaha).
Fasilitasi Pelatihan kewirausahaan
bagi pengusaha baru (Kemampuan
Teknik dan entrepreneurship)

0 = tidak ada
1 = ada

Pendampingan dan monitoring
bisnis pelaku usaha baru

0= tidak ada
1= ada namun terbatas
2= ada dan memadai
0 = tidak ada
1 = ada

Insentif pemda dalam bentuk
pemberian dana stimulan, dan
keringanan biaya perijinan.
Kecepatan pengurusan ijin bagi
investasi baru

0= tidak
1= ada namun terbatas
2= ada dan memadai

0 = Lebih dari 12 hari
1 = 10 – 12 hari
(standard SPM)
2 = Kurang dari 10 hari

Buruk

Baik

0

1

0

2

0

2

0

1

0

2

Nilai

45

2. FAKTOR LOKASI

No

Indikator

Skala

Buru

Baik

Nilai

k
14.

Aksesibilitas dari dan ke lokasi

15.

Akses ke pelabuhan laut

16.

Akses ke pelabuhan udara

17.

Sarana transportasi

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

Infrastruktur komunikasi

Infrastruktur energi

Ketersediaan air bersih

Tenaga kerja terampil

Jumlah Lembaga keuangan lokal
(Bank Umum, BPR, LKM, KSP/
USP)

Peluang
kerjasama
dalam
industri sejenis maupun industri
hulu-hilir
Lembaga penelitian

Kualitas permukiman

0 = buruk
1 = sedang
2 = mantap
0 = sulit
1 = mudah
0 = sulit
1 = mudah
0 = tidak tersedia
1 = tersedia namun tidak
memadai
2 = tersedia dengan
kualitas baik
0 = tidak tersedia
1 = tersedia kualitas
rendah
2 = tersedia kualitas baik
0 = tidak tersedia
1 = tersedia namun tidak
memadai
2 = tersedia dengan
kualitas baik
0 = tidak tersedia
1 = tersedia kualitas
rendah
2 = tersedia kualitas baik
0 = tidak tersedia
1 = tersedia terbatas
2 = tersedia mencukupi
0 = lebih rendah dari
rata-rata daerah sekitar
1 = sama dengan rata2
daerah sekitar
2 = lebih tinggi dari ratarata daerah sekitar
0 = tidak ada
1 = kecil
2 = besar
0 = tidak berperan
1= berperan namun
terbatas
2 = berperan optimal
0= buruk
1= sedang
2= baik

0

2

0

1

0

1

0

2

0

2

0

2

0

2

0

2

0

2

0

2

0

2

0

2

46

No

Indikator

Skala

Buru

Baik

Nilai

k
26.

27.
28.
29.

30.

Kualitas lingkungan

Kualitas dari fasilitas pendidikan
Kualitas pelayanan kesehatan
Fasilitas
sosial

umum

Etos kerja SDM

dan

fasilitas

0= buruk
1= sedang
2= baik
0= buruk
1= sedang
2= baik
0= buruk
1= sedang
2= baik
0= buruk
1= sedang
2= baik
0= SDM lokal tidak
terbiasa
berusaha/bekerja pada
kegiatan komoditi yang
diunggulkan
1=SDM sudah terbiasa
berusaha/bekerja pada
kegiatan komoditi yang
diunggulkan

0

2

0

2

0

2

0

2

0

1

47

3. KESINERGIAN DAN FOKUS KEBIJAKAN
No

Indikator

Skala

31.

Kebijakan peningkatan investasi

32.

Kebijakan promosi daerah

33.

Kebijakan persaingan usaha (a.l;tentang
pembatasan
lokasi
pasar
modern/
supermarket/hypermarket)
Kebijakan pemberdayaan UKM (a.l;
kemitraan dan subkontrak)

34.
35.

Kebijakan peningkatan peran Perusahaan
Daerah

36.

Kebijakan pengembangan jaringan usaha
antar pelaku ekonomi

37.

Kebijakan informasi bursa tenaga kerja

38.

Kebijakan
Pengembangan
(peningkatan keterampilan)

39.

Kebijakan pemberdayaan masyarakat
berbasis kemitraan dengan dunia usaha
(memanfaatkan dana CSR)
Kebijakan pengurangan kemiskinan secara
partisipatif

40.

keahlian

Buruk

Baik

0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak efektif
2 = ada dan efektif
0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak efektif
2 = ada dan efektif
0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak efektif
2 = ada dan efektif
0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak efektif
2 = ada dan efektif
0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak efektif
2 = ada dan efektif
0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak efektif
2 = ada dan efektif
0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak efektif
2 = ada dan efektif
0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak efektif
2 = ada dan efektif
0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak efektif
2 = ada dan efektif
0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak efektif
2 = ada dan efektif

0

2

0

2

0

2

0

2

0

2

0

2

0

2

0

2

0

2

0

2

0

2

0

2

41.

Kebijakan pembangunan kawasan industri
hinterland/ industri

42.

Kebijakan
pengembangan
pusat
pertumbuhan di perdesaan (agropolitan)
dan perkotaan (Central Business District)

0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak efektif
2 = ada dan efektif
0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak efektif
2 = ada dan efektif

43.

Kebijakan
pengembangan
sep:perbaikan
lingkungan,
kampung

0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak efektif
2 = ada dan efektif

0

2

44.

Kebijakan kerjasama antar daerah/pemda

0

2

45.

Kebijakan tata ruang PEL

0

2

46.

Kebijakan pengembangan jaringan usaha
antar sentra usaha

0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak efektif
2 = ada dan efektif
0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak efektif
2 = ada dan efektif
0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak efektif
2 = ada dan efektif

0

2

komunitas
perbaikan

Nilai

48

4. PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
No

Indikator

47.

Sistem industri yang berkelanjutan
(adanya keterkaitan pengadaan
bahan
baku,
produksi,
dan
pengolahan)
Pengembangan industri pendukung
untuk keberlanjutan sistem industri

49.

Jumlah perusahaan yang
memiliki Business plan

50.

Jumlah
perusahaan
yang
melakukan Inovasi pengembangan
produk dan pasar
Kontribusi
PEL
terhadap
peningkatan kualitas hidup dan
kesejahteraan masyarakat lokal
PEL
mempertimbangkan
Keberadaan adat dan kelembagaan
lokal
Kebijakan
pemecahan
permasalahan lingkungan (a.l.:
penerapan amdal)

48.

51.
52.

53.

Skala

telah

54.

Pengelolaan dan pendaur ulangan
limbah (a.l.: produk organik)

55.

Kebijakan konservasi sumber daya
alam dalam PEL

Buruk

Baik

0 = tidak ada
1 = ada

0

1

0 = tidak ada
1 = ada

0

1

0 = < 25 %
1 = 25 – 50 %
2 = > 50 %
0 = < 25 %
1 = 25 – 50 %
2 = > 50 %
0 = tidak ada
1 = ada

0

2

0

2

0

1

0 = tidak
dipertimbangkan
1 = dipertimbangkan
0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak
efektif
2 = ada dan efektif
0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak
efektif
2 = ada dan efektif
0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak
efektif
2 = ada dan efektif

0

1

0

2

0

2

0

2

Nilai

49

5. TATA PEMERINTAHAN

No

Indikator

56.

Kemitraan
di
bidang
infrastruktur (a.l.: BOT)

57.

Kemitraan di bidang promosi
dan perdagangan

58.

Kemitraan
di
bidang
pembiayaan
usaha
(a.l.:
penjaminan, penyaluran kredit,
PKBL)

59.

Reformasi
sistem
insentif
pengembangan SDM aparatur
(a.l.: remunerasi, jenjang karir)
Restrukturisasi
organisasi
pemerintah

60.
61.

Prosedur
administrasi publik:
1. sederhana
2. jelas
3. cepat
4. terjangkau

Skala

pelayanan

62.

Status Asosiasi industri/
komoditi/ Forum Bisnis

63.

Peran
Asosiasi
industri/
komoditi/
Forum
bisnis
terhadap perbaikan kebijakan
pemerintah di bidang PEL

64.

Manfaat
asosiasi/organisasi
bagi anggotanya

Buruk

Baik

0 = tidak ada
1 = ada dan tebatas
2 = ada dan optimal
0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak efektif
2 = ada dan efektif
0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak efektif
2 = ada dan efektif

0

2

0

2

0

2

0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak efektif
2 = ada dan efektif
0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak efektif
2 = ada dan efektif
0 = 0 – 1 aspek
1 = 2 – 3 aspek
2 = 4 aspek

0

2

0

2

0

2

0 = tidak ada
1 = mati suri
2 = Ada dan aktif
(komunikasi dgn pelaku
usaha dan pemda)
0 = tidak efektif karena
bersifat politis
1 = tidak efektif karena
kendala internal
2 = efektif
0 = tidak ada
1 = ada tetapi rendah
2 = ada dan optimal

0

2

0

2

0

2

Nilai

50

6. PROSES MANAJEMEN
No

Indikator

65.

Analisis dan pemetaan potensi
ekonomi

66.

Penilaian terhadap daya saing
wilayah

67.

Pemetaan kondisi politis lokal

68.

Identifikasi stakeholder PEL

69.

Penggunaan hasil diagnosis
sebagai dasar perencanaan
PEL
Jumlah stakeholder yang
terlibat
dalam
proses
perencanaan PEL
Sinkronisasi lintas sektoral
dan
spasial
dalam
perencanaan PEL
Kesesuaian
implementasi
dengan perencanaan

70.
71.
72.
73.

74.
75.
76.

77.

Keterlibatan
Stakholder
dalam proses penyusunan
indikator evaluasi
Keterlibatan
stakeholder
dalam proses monitoring dan
evaluasi
Frekuensi dilakukan evaluasi
mandiri (self evaluation)
Frekuensi dilakukan diskusi
bagi
proses
pemecahan
permasalahan
Penggunaan hasil evaluasi
dalam
perbaikan
perencanaan.

Buruk

Baik

0

2

0

2

0

2

0

2

0

2

0

2

0

2

0 = 75% sejalan
0 = 50% terlibat aktif
0= 50% terlibat aktif
0 = Tidak pernah dilakukan
1 = dilakukan
0 = Tidak pernah dilakukan
1 = dilakukan

0

2

0

2

0

2

0

2

0

2

0 = 75%

0

2

Skala
0 = tidak dilakukan
1 = dilakukan sebagian
2 = dilakukan menyeluruh
0 = tidak dilakukan
1 = dilakukan sebagian
2 = dilakukan menyeluruh
0 = tidak dilakukan
1 = dilakukan sebagian
2 = dilakukan menyeluruh
0 = tidak ada
1 = ada tetapi tidak efektif
2 = ada dan efektif
0 = < 25%
1 = 25-75%
2 = >75%
0 = 50% terlibat aktif
0 = tidak ada
1 = ada

Nilai

51

Lampiran 2

KUESIONER
PENENTUAN BOBOT ASPEK HEKSAGONAL PEL

Nama

: ………………………………………………

Jabatan

: ………………………………………………

Instansi

: ………………………...............................

Kabupaten/Kota

: .................................................................

D
DIIR
REEK
KTTO
OR
RA
ATT PPEER
RK
KO
OTTA
AA
AN
ND
DA
AN
N PPEER
RD
DEESSA
AA
AN
N

B
BA
AD
DA
AN
NP
PE
ER
RE
EN
NC
CA
AN
NA
AA
AN
NP
PE
EM
MB
BA
AN
NG
GU
UN
NA
AN
NN
NA
ASSIIO
ON
NA
AL
L

52

Tata Cara Wawancara
a. Tanyakan kepada responden urutan mana yang paling penting (menjadi
prioritas) aspek Heksagonal PEL (Kelompok Sasaran, Faktor Lokasi,
Kesinergian dan Fokus Kebijakan, Pembangunan Berkelanjutan, Tata
Pemerintahan, Proses Manajemen) di wilayah kerjanya, yaitu sebagai berikut:
1. ..............................................
2. ..............................................
3. ..............................................
4. ..............................................
5. ..............................................
6. ..............................................
Kemudian taruh urutan prioritas tersebut pada Tabel 1.
b. Lakukan perbandingan berpasangan antara ke 6 aspek Heksagonal PEL
tersebut dengan menggunakan Angka Skala Saaty seperti yang disajikan
pada Tabel 2, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Langkah 1
Perbandingan antar Aspek
Kelompok Sasaran dengan Faktor Lokasi
Kelompok Sasaran dengan Kesinergian dan Fokus Kebijakan
Kelompok Sasaran dengan Pembangunan Berkelanjutan
Kelompok Sasaran dengan Tata Pemerintahan
Kelompok Sasaran dengan Proses Manajemen

Nilai

2. Langkah 2
Perbandingan antar Aspek
Faktor Lokasi dengan Kesinergian dan Fokus Kebijakan
Faktor Lokasi dengan Pembangunan Berkelanjutan
Faktor Lokasi dengan Tata Pemerintahan
Faktor Lokasi dengan Proses Manajemen

Nilai

3. Langkah 3
Perbandingan antar Aspek
dan Fokus Kebijakan dengan

Nilai

Kesinergian
Pembangunan
Berkelanjutan
Kesinergian dan Fokus Kebijakan dengan Tata Pemerintahan
Kesinergian dan Fokus Kebijakan dengan Proses Manajemen

53

4. Langkah 4
Perbandingan antar Aspek
Pembangunan Berkelanjutan dengan Tata Pemerintahan
Pembangunan Berkelanjutan dengan Proses Manajemen

Nilai

5. Langkah 5
Perbandingan antar Aspek
Tata Pemerintahan dengan Proses Manajemen
c.
d.
e.

Nilai

Kemudian nilai-nilai di atas diisikan ke dalam Tabel 1.
Perhatikan: Konsistensi dalam pengisian nilai-nilai di atas. Contoh:
Kalau A > B dan B > C, maka A > C
Isilah matriks dibawah ini dengan cara sebagai berikut:
 Masukkan nilai dari point b dari langkah satu sampai langkah 5
 Apabila atribut baris yang dibandingkan dengan atribut kolom
lebih tinggi urutan prioritasnya, maka nilainya adalah bilangan
bukat. Tetapi apabila atribut baris yang dibandingkan dengan
atribut kolom lebih rendah prioritasnya, maka nilainya adalah
pecahan, yaitu 1/nilai yang ditentukan dari kuesioner di atas.

Tabel 1. Matriks Perbandingan Berpasangan
Urutan
Prioritas
Atribut
Kelompok
Sasaran
Faktor Lokasi
Kesinergian
dan
Fokus
Kebijakan
Pembangunan
Berkelanjutan
Pembangunan
Berkelanjutan
Proses
Manajemen

Kelompok
Sasaran

Faktor
Lokasi

Kesinergian
dan Fokus
Kebijakan

Pembangunan
Berkelanjutan

Tata
Pemerintahan

Proses
Manajemen

1
1
1

1
1
1

54

Tabel 2. Skala Angka Saaty
Intensita
s/
Pentingn
ya
1
3

5

7
9

2, 4, 6, 8
Resiprokal

Rasional

Definisi

Keterangan

Sama penting

Dua aktivitas memberikan kontribusi
yang sama kepada tujuan
Perbedaan
penting Pengalaman
dan
selera
sedikit
yang lemah antara menyebabkan yang satu lebih disukai
yang satu terhadap daripada yang lain
yang lain
Sifat lebih pentingnya Pengalaman
dan
selera
sangat
kuat
menyebabkan penilaian yang satu lebih
dari yang lain, yang satu lebih disukai
dari yang lain.
Menunjukkan
sifat Aktivitas yang satu sangat disukai
sangat penting
dibandingkan
dengan
yang
lain,
dominasinya tampak dalam kenyataan
Ekstrim penting
Bukti bahwa antara yang satu lebih
disukai daripada yang lain menunjukkan
kepastian tingkat tertinggi yang dapat
dicapai.
Nilai tengah diantara Diperlukan kesepakatan (kompromi)
dua penilaian
Jika
aktivitas
i, Asumsi yang masuk akal
dibandingkan dengan
j,
mendapat
nilai
bukan nol, maka j jika
dibandingkan dengan
i, mempunyai nilai
kebalikannya
Rasio yang timbul dari Jika konsistensi perlu dipaksakan
skala
dengan mendapatkan sebanyak n nilai
angka untuk melengkapi matrikss

55