Makalah Konservasi dan Perlindungan Alam

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena atas segala rahmat dan karuniaNya, sehingga makalah yang berjudul “Konservasi Tanah” ini dapat diselesaikan.
Penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi siapa saja yang memerlukan makalah ini
terutama bagi pihak yang akan meneruskan makalah ini ke dalam suatu penelitian lebih lanjut.

Medan, 21 April
2015
Ellyasta Ginting

1

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

.

.

.


.

.

.

.

.

.

1

DAFTAR ISI

.

.


.

.

.

.

.

.

.

2

BAB I

.


PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

.

.

.

.

.

.

.

3


1.2

Rumusan Masalah .

.

.

.

.

.

.

3

.


.

.

.

.

.

.

4

.

.

.


1.3 Tujuan
BAB II

BAB III

.

PEMBAHASAN
2.1

Definisi Erosi

.

.

.

.


5

2.2

Dampak/Akibat yang ditimbulkan dari erosi

.

.

.

5

2.3

Program-Program Konservasi

.


.

.

7

2.4

Teknologi yang digunakan dalam konservasi tananh dan air

.

7

.

.

PENUTUP


3.1

Kesimpulan

.

.

.

.

.

.

.

.


.

12

3.2

Saran

.

.

.

.

.

.


.

.

.

12

.

.

.

.

.

.

.

.

.

13

.

DAFTAR PUSTAKA

2

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Sejalan dengan terjadinya kerusakan lingkungan maka orang berpikir dan berusaha
bagaimana mencegah dan menanggulanginya. Bahkan orang berupaya untuk dapat tetap
mempertahankan kualitas lingkungan agar kesejahteraannya dapat tetap terjamin dengan
mendalami IPTEK yang terus meningkat seiring dengan berjalannya kebutuhan manusia.
Lingkungan sebagai suatu biosphere sangat menentukan eksistensi makhluk hidup yang
berada di dalamnya. Makhluk hidup yang beranekaragam , termasuk manusia, mempunyai
tingkat adaptasi terhadap perubahan lingkungan yang berbeda-beda, sebab setiap makhluk hidup
mempunyai tingkat kerentanan dan kemampuan yang tidak sama dalam merespons perubahan
di lingkungannya. Diantaranya makhluk hidup yang lain, manusia yang paling cepat menyikapi
perubahan yang terjadi dilingkungannya. Menurut Jacob (1999) sudah galib kiranya bahwa
manusia tahu lebih banyak tentang sesuatu yang dekat dengannya, dalam waktu dan ruang dari
pada yang jauh. Hal ini termasuk pengetahuan tentang lingkungan. Oleh karenanya di dalam
pengelolaan lingkungan di perlukan pengembangan ethnical wisdom atau kearifan local dari
penduduk setempat dalam pengelolaan lingkungan dan sumberdaya alam yang ada di dalamnya.
Berdasarkan atas pengetahuan tersebut makakonservasi yang di lakukan penduduk setempat
terhadap lingkungan atau sumberdaya alam memiliki harapan yang besar untuk berhasil.
konservasi dalam praktinya banyak di kaitkan dengan upaya pengelolaan sumberdaya alam
dan lingkungan. secara sederhana konservasi diberi pengertian tentang upaya pemanfaatan
lingkungan dan atau sumberdaya alam yang di lakukan saat ini,tetapi tetap mempertahankan
keberadaanya di waktu mendatang.keberadaan dalam hal ini tidak hanya dalam arti kualitas
tetapi juga dalam arti kuantitas. Oleh karenanya konservasi akan dapat menghasilkan
kelestarian.adanya kelestarian terhadap sumberdaya alam dan lingkungan akan menjamin
terciptanya penmaatan yang berlanjut sehingga pembangunan berkelanjutan atau sustainable
development dapat terwujud.
Kelanjutan pembangunan sangat diharapkan dalam seluruh sector pembangunan. Sebab
setiap Sector mempunyai peranan dalam menentukan kesejahteraan pada khususnya dan
seluruh kehidupan umat manusia pada umumnya di waktu kini dan masa mendatang.

3

Sumber daya alam utama yaitu, tanah dan air mudah mengalami kerusakan atau degradasi.
Tanah mempunyai dua fungsi utama yaitu, sebagai sumber unsur hara bagi tumbuhan dan
sebagai matriks tempat akar tumbuhan berjangkar dan air tanah tersimpan. Kedua fungsi
tersebut dapat menurun atau hilang, hilang atau menurunnya fungsi tanah ini yang biasa disebut
kerusakan tanah atau degradasi tanah. Hilangnya fungsi tanah sebagai sumber unsur hara bagi
tumbuhan dapat terus menerus diperbaharui dengan pemupukan, tetapi hilangnya fungsi tanah
sebagai tempat berjangkarnya perakaran dan menyimpan air tanah tidak mudah diperbaharui
karena diperlukan waktu yang lama untuk pembentukan tanah. Kerusakan air berupa hilangnya
atau mengeringnya sumber air dan menurunnya kualitas air. Hilang atau mengeringnya sumber
air berkaitan erat dengan erosi, sedangkan menurunnya kualitas air dapat dikarenakan
kandungan sedimen yang bersumber dari erosi atau kandungan bahanbahan dari limbah
industri/pertanian.

1.2. Perumusan Masalah
a. Apa definisi dari erosi?
b. Apa dampak / akibat yang di timbulkan dari erosi ?

1.3. Tujuan
a. Menjelaskan definisi dari erosi
b. Menjelaskan dampak apa saja yang ditimbulkan dari erosi.

4

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Definisi Erosi
Erosi adalah hilangnya atau terkikisnya tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat
yang diangkut oleh media alami ketempat lain. Erosi menyebabkan hilangnya lapisan atas tanah yang
subur, baik untuk pertumbuhan tanaman serta berkurangnya kemampuan tanah untuk menyerap dan
menahan air. Tanah yang terangkut tersebut akan diendapkan ditempat lain: didalam sungai, waduk,
danau, saluran irigasi dan sebagainya. Erosi sebenarnya merupakan proses alami yang mudah
dikenali, namun di kebanyakan tempat kejadian ini diperparah oleh aktivitas manusia dalam tata guna
lahan yang buruk, penggundulan hutan, kegiatan pertambangan, perkebunan dan perladangan,
kegiatan konstruksi / pembangunan yang tidak tertata dengan baik dan pembangunan jalan. Tanah
yang digunakan untuk menghasilkan tanaman pertanian biasanya mengalami erosi yang jauh lebih
besar dari tanah dengan vegetasi alaminya. Alih fungsi hutan menjadi ladang pertanian meningkatkan
erosi, karena struktur akar tanaman hutan yang kuat mengikat tanah digantikan dengan struktur akar
tanaman pertanian yang lebih lemah. (Samrumi, 2009)
Tanah-tanah di Indonesia tergolong peka terhadap erosi, karena terbentuk dari bahan-bahan
yang relatif mudah lapuk. Erosi yang terjadi akan memperburuk kondisi tanah tersebut, dan
menurunkan produktivitasnya. Tanah akan semakin peka terhadap erosi, karena curah hujan di
Indonesia umumnya tinggi, berkisar dari 1.500-3.000 mm atau lebih setiap tahunnya, dengan
intensitas hujannya yang juga tinggi. Di beberapa daerah Indonesia bagian Timur, hujan terjadi dalam
periode pendek dengan jumlah relatif kecil, namun intensitasnya tinggi, maka bahaya erosi pada
agroekosistem lahan kering besar dan tidak bisa diabaikan. Sehubungan dengan tingginya jumlah dan
intensitas curah hujan, terutama di Indonesia bagian Barat. Bahkan di Indonesia bagian Timur pun
yang tergolong daerah beriklim kering,masih banyak terjadi proses erosi yang cukup tinggi, yaitu di
daerah-daerah yang memiliki hujan dengan intensitas tinggi, walaupun jumlah hujan tahunan relatif
rendah. (Samrumi, 2009)

2.2. Dampak / akibat yang dimbulkan dari erosi

5

Dampak dari erosi adalah menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas, yang akan
menyebabkan menurunnnya kemampuan lahan (degradasi lahan). Akibat lain dari erosi adalah
menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air (infiltrasi). Penurunan kemampuan lahan
meresapkan air ke dalam lapisan tanah akan meningkatkan limpasan air permukaan yang akan
mengakibatkan banjir di sungai. Selain itu butiran tanah yang terangkut oleh aliran permukaan pada
akhirnya akan mengendap di sungai (sedimentasi) yang selanjutnya akibat tingginya sedimentasi akan
mengakibatkan pendangkalan sungai sehingga akan mempengaruhi kelancaran jalur pelayaran. Erosi
dipercepat dapat menimbulkan berbagai masalah antara lain :
a. Hilangnya lapisan tanah atas (top soil) sebagai media pertumbuhan dan resapan air.
b. Merosotnya peroduktivitas tanah pada lahan yang tererosi, yang disertai dengan merosotnya
daya dukung serta kualitas lingkungan hidup.
c. Sungai, waduk, dan saluran irigasi/drainase di daerah hilir menjadi dangkal, sehingga daya guna
dan basil guna berkurang.
d. Secara tidak langsung mengakibatkan terjadinya banjir yang kronis pada setiap musim
penghujan dan kekeringan pada musim kemarau.
e. Dapat menghilangkan fungsi hidrologi tanah.
f.

Terjadi pemindahan tanah beserta senyawa-senyawa kimia yang ada di dalamnya seperti unsurunsur hara, bahan-bahan organik serta sisa-sisa pestisida.

Erosi juga dapat berpengaruh terhadap penurunan produksi tanah akibat :
a. Pemiskinan tanah/hilangnya tanah lapisan atas.
b. Memburuknya sifat fisik dan kimia tanah.
c. Berkurangnya aktivitas biologi tanah.
d. Tertutupnya tanah lapisan atas. Erosi mengakibatkan tersingkapnya lapisan tanah yang lebih
asam (pH rendah), terbentuknya lapisan dengan kandungan aluminium yang lebih tinggi
menurunkan kandungan bahan organik (C) dan nitrogen (N), unsur-unsur hara lebih rendah, dan
terbentuknya lapisan bawah yang lebih padat.
Dengan terjadinya erosi ini maka menimbulkan pelumpuran sistem irigasi disamping terjadinya
pencemaran air dan berkurangnya kapasitas waduk. Erosi tanah dan pelumpuran aliran sungai makin
6

lama makin bertambah, salah satu penyebabnya adalah penggundulan hutan di hulu sungai dan
tofografi/kemiringan tanah. Selain itu, proses erosi juga memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan
dari proses erosi ini dengan demikian harus kita lihat dari sudut pandang yang lebih luas dan
menyeluruh. Kita harus melihat bahwa erosi menguntungkan, karena tanpa erosi maka sedimentasi
tidak akan terjadi. Tanpa erosi, maka tak kan ada sedimentasi, maka tidak akan ada lahan persawahan
dataran rendah yang subur. Tanpa erosi di darat, maka tak kan ada sedimentasi di pantai atau laut
dalam, maka tidak akan ada delta-delta atau endapan laut yang darinya kita mendapatkan minyak dan
gas bumi. Cara Penanggulangan Erosi Usaha untuk mencegah erosi di lakukan dengan pengolahan
pada tanah. Usaha ini sering disebut konservasi tanah dan air. Untuk mengetahui cara konservasi
tanah, sebelumnya harus mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya erosi dan
peranannya. Faktor iklim, terutama curah hujan dapat menyebabkan erosi. Curah hujan yang tinggi
dengan intensitas yang lama sangat mendukung terjadinya erosi. Salah satu contoh pengendalian
faktor ini dapat dilakukan dengan membuat saluran air, sehingga air hujan yang jatuh dapat diatur dan
akan dimanfaatkan untuk irigasi.

2.3 Program – Program Konservasi
a) Program Konservasi Di Dalam Kawasan
Tujuanya utamanya adalah menciptakan suatu system pengelolahan kawasan konservasi yang
lebih evesien dan efektif sehingga dapat dirasakan manfaat adanya kawasan konservasi ini
oleh masyarakat luas baik langsung atau tdak langsung dan pada akhirnya diharapkan
kesadaran ekologis masyarakat dapat ditingkatkan sehingga kehadiran kawasan konservasi
dirasakan benar - benar merupakan suatu kebetulan yang luas ada di dalam lingkungan .
b) Program Konservasi Di Luar Kawasan
Tujuan kegiatan tersebut adalah untuk tetap menjaga kelestarian sumberdaya alam hayati.
c) Program Pengembangan Wisata Alam
Penyelenggaraan Program ini dilaksanakan dengan cara pengembangan Wisata dalam
kawasan / di luar kawasan konservasi bagi kepentingan rekreasi dan pariwisata secara alami
dalam rangka pendidikan dan mengikutsertakan masyarakat atas kegiatan konservasi .
d)

Program Pembinaan Cinta Alam
Pokok Kegiatan yang dilaksanakan ialah peningkatan kesadaran masyarakat atas pentingnya
upaya konservasi sumberdaya alam .

e) Program Monitoring Dampak Lingkungan
Penyelenggaran Program ini adalah dalam bentuk pengawasan pembinaan dan bimbingan
pengendalian di bidang lingkungan hidup khususnya yang berkaitan dengan pemanfaatan

7

sumberdaya alam , baik yang berada di dalam kawasan konservasi maupun di luar kawasan
konservasi termasuk pemanfaatan setiap jenis sumberdaya alam .
f) Program Pembinaan Dan Pengembangan Unsur Penunjang
Dalam Pelaksanaannya diperlukan suatu sarana penunjang yang seimbang dan memadai ,
baik yang meliputi dukungan kesempurnaan peraturan perundangan ,maupun organisasi dan
manajemennya yang disertai dengan pengembangan personil , kelengkapan sarana dan
fasilitas kerja .

2.4 Teknologi yang digunakan dalam konservasi tananh dan air
Konservasi tanah diartikan sebagai penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan
yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat
yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah (Arsyad, 2000), dikatakan selanjutnya bahwa
konservasi tanah tidaklah berarti penundaan atau pelarangan pengunaan tanah, tetapi menyesuaikan
jenis penggunaannya dengan kemampuan tanah dan memberikan perlakuan sesuai dengan syaratsyarat yang diperlukan, agar tanah dapat berfungsi secara lestari. Konservasi tanah berhubungan erat
dengan konservasi air.
Berdasarkan pengamatan yang diperoleh dimana tehnik konservasi tanah dan air yang
digunakan Arboretum kamojang meliputi metoda vegetatif dan mekanik.
1) Metode vegetatif
Metode vegetatif adalah suatu cara pengelolaan lahan miring dengan menggunakan tanaman
sebagai sarana konservasi tanah (Seloliman, 1997). Tanaman penutup tanah ini selain untuk
mencegah atau mengendalikan bahaya erosi juga dapat berfungsi memperbaiki struktur tanah,
menambahkan bahan organik tanah, mencegah proses pencucian unsur hara dan mengurangi fluktuasi
temperatur tanah.
Metode vegetatif untuk konservasi tanah dan air termasuk antara lain: penanaman penutup
lahan (cover crop) berfungsi untuk menahan air hujan agar tidak langsung mengenai permukaan
tanah, menambah kesuburan tanah (sebagai pupuk hijau), mengurangi pengikisan tanah oleh air dan
mempertahankan tingkat produktivitas tanah (Seloliman, 1997).Beberapa jenis tanaman penutu tanah
diantaranya : C. Pubescens, P. javanica, C. mucunoides, Mucuna sp. A. hypogea, V unguiculata, dan
G, max. Tanaman - tanaman tersebut dapat di rotasikan atau tumpang gilir dengan tanaman pangan
sperti padi gogo, jagung, kacang dsb.

8

Penanaman rumput kegunaannya hampir sama dengan penutup tanah, tetapi mempunyai
manfaat lain, yakni sebagai pakan ternak dan penguat terras. Cara penanamannya dapat secara rapat,
barisan maupun menurut kontur.
Syarat-syarat dari tanaman penutup tanah, antara lain:
1. Dapat berkembang dan daunnya banyak.
2. Tahan terhadap pangkasan.
3. Mudah diperbanyak dengan menggunakan biji.
4. Mampu menekan tanaman pengganggu.
5. Akarnya dapat mengikat tanah, bukan merupakan saingan tanaman pokok.
6. Tahan terhadap penyakit dan kekeringan.
7. Tidak berduri dan bersulur yang membelit.

Tanaman yang terdapat di Arboretum Kamojang
· Kirinyuh
· Eucaliptus
· Pinus
· Cyperus Rotundus
· Ageratum sp
· Kopi
· Jeruk
· Nangka
· Pisang

9

· Alpukat
· Beringin
· Damar
· Kemiri, dll.

1.

Pertanaman lorong (alley cropping)
adalah sistem bercocok tanam dan konservasi tanah dimana barisan tanaman perdu

leguminosa ditanam rapat (jarak 10-25 cm) menurut garis kontur (nyabuk gunung) sebagai
tanaman pagar dan tanaman semusim ditanam pada lorong di antara tanaman pagar. Menerapkan
pertanaman lorong pada lahan miring biayanya jauh lebih murah dibandingkan membuat teras
bangku, tapi efektif menahan erosi. Setelah 3-4 tahun sejak tanaman pagar tumbuh akan terbentuk
teras. Terbentukannya teras secara alami dan berangsur sehingga sering disebut teras kredit.
2. Sistem silvipastura
sebenarnya bentuk lain dari tumpangsari, tetapi yang ditanam di sela-sela tanaman hutan
bukan tanaman pangan melainkan tanaman pakan ternak, seperti rumput gajah, setaria, dll. Ada
beberapa bentuk silvipastura yang dikenal di Indonesia antara lain (a) tanaman pakan di hutan
tanaman industri, (b) tanaman pakan di hutan sekunder, (c) tanaman pohon-pohonan sebagai
tanaman penghasil pakan dan (d) tanaman pakan sebagai pagar hidup.
3. Pemberian mulsa
dimaksudkan untuk menutupi permukaan tanah agar terhindar dari pukulan butir hujan. Mulsa
merupakan teknik pencegahan erosi yang cukup efektif. Jika bahan mulsa berasal dari bahan
organik, maka mulsa juga berfungsi dalam pemeliharaan bahan organik tanah. Bahan organik
yang dapat dijadikan mulsa dapat berasal dari sisa tanaman, hasil pangkasan tanaman pagar dari
sistem pertanaman lorong, hasil pangkasan tanaman penutup tanah atau didatangkan dari luar
lahan pertanian.

2)

Metode mekanik
Cara mekanik adalah cara pengelolaan lahan tegalan (tanah darat) dengan menggunakan

sarana fisik seperti tanah dan batu sebagai sarana konservasi tanahnya. Tujuannya untuk
10

memperlambat aliran air di permukaan, mengurangi erosi serta menampung dan mengalirkan
aliran air permukaan (Seloliman, 1997).
Termasuk dalam metode mekanik untuk konservasi tanah dan air di antaranya pengolahan
tanah. Pengolahan tanah adalah setiap manipulasi mekanik terhadap tanah yang diperlukan untuk
menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Tujuan pokok pengolahan
tanah adalah menyiapkan tempat tumbuh bibit, menciptakan daerah perakaran yang baik,
membenamkan sisa-sisa tanaman dan memberantas gulma (Arsyad, 1989).
Pengendalian erosi secara teknis-mekanis merupakan usaha-usaha pengawetan tanah untuk
mengurangi banyaknya tanah yang hilang di daerah lahan pertanian dengan cara mekanis tertentu.
Sehubungan dengan usaha-usaha perbaikan tanah secara mekanik yang ditempuh bertujuan untuk
memperlambat aliran permukaan dan menampung serta melanjutkan penyaluran aliran permukaan
dengan daya pengikisan tanah yang tidak merusak.
Pengolahan tanah menurut kontur adalah setiap jenis pengolahan tanah (pembajakan,
pencangkulan, pemerataan) mengikuti garis kontur sehingga terbentuk alur-alur dan jalur
tumpukan tanah yang searah kontur dan memotong lereng. Alur-alur tanah ini akan menghambat
aliran air di permukaan dan mencegah erosi sehingga dapat menunjang konservasi di daerah
kering. Keuntungan utama pengolahan tanah menurut kontur adalah terbentuknya penghambat
aliran permukaan yang memungkinkan penyerapan air dan menghindari pengangkutan tanah.
Oleh sebab itu, pada daerah beriklim kering pengolahan tanah menurut kontur juga sangat efektif
untuk konservasi ini.
Pembuatan terras adalah untuk mengubah permukaan tanah miring menjadi bertingkat-tingkat
untuk mengurangi kecepatan aliran permukaan dan menahan serta menampungnya agar lebih
banyak air yang meresap ke dalam tanah melalui proses infiltrasi (Sarief, 1986). Menurut Arsyad
(1989), pembuatan terras berfungsi untuk mengurangi panjang lereng dan menahan air sehingga
mengurangi kecepatan dan jumlah aliran permukaan dan memungkinkan penyerapan oleh tanah,
dengan demikian erosi berkurang.
Dalam aplikasinya konservasi tanah dan air, metoda mekanik yang digunakan oleh aboretum
kamojang yaitu berupa pembuatan teras bangku.

11

BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dalam konservasi secara jelas dikemukakan bahwa pemanfaatan sumberdaya alam dan
lingkungan harus dilaksanakan secara bertanggung jawab . Sebab lingkungan dengan segala
komponen yang kita manfaatkan pada hakekatnya adalah milik anak cucu kita.
Seperti telah dikemukakan dalam pengertian konservasi dimuka bahwa ada perbedaan yang
esensial untuk lingkungan fisik dan biotik. Komponen fisik ditekankan pada penghematan dan upaya
mencari sumberdaya alam terbaharui. Sementara untuk komponen biotic atau living resources
dilaksanakan konservasi dengan tujuan :


Selalu menjaga proses ekologis yang utama atau mendasar dan menjaga

sistem penyangga

kehidupan.


Melindungi dan mempertahankan keanekaragaman benetik



Menjamin pemanfaatan yang lestari dari spesies maupun ekosistemnya .
Apabila living resources dalam ekosistem ini dapat dijaga kelestarianya , maka pemanfaatan

sumberdaya alam mineral , baik yang dapat diperbaharui maupun tidak , dapat pula dijamin
keutuhannya. .

3.2. Saran
Sebaiknya dalam pengelolaan lahan, kita harus lebih bijak menggunakan air dan tanah. Sebab
jika kedua sumber daya alam itu mengalami kerusakan kita sebagai manusia akan mengalami
12

kesulitan untuk mendapatkan lahan yang baik untuk ditanami tumbuhan yang dibutuhkan untuk
mempertahankan kehidupan kita.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, S. 1989. Konservasi Tanah dan Air. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Hardjowigeno. 2003. Ilmu Tanah. Akademi Pressindo, Jakarta.
Nasiah. 2000. Evaluasi Kemampuan Lahan dan Tingkat Bahaya Erosi Untuk Prioritas. UGM.
Yogyakarta.
Rahim, S. E. 2000. Pengendalian Erosi Tanah Dalam Rangka Pelestarian Lingkungan Hidup. Bumi
Aksara, Jakarta.
Samrumi. 2009. Pengertian dan Bentuk-bentuk Erosi. Jakarta : Erlangga
Slamet, Julisuemirat, Kesehatan Lingkungan. Jogjakarta. Gajah Mada University Prees, 2002
Soekidjo N. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jaklarta. Rineka Citra.
http://samrumi.blogspot. com/2009/01/ pengertian-dan-bentuk-bentuk-erosi.html

13

PERTANYAAN
1. Uraikanlah mengapa konservasi sumberdaya alam perlu dilakukan !
Jawab :
Karena apabila sumber daya alam kita rusak, maka kita akan kesulitan dalam mencari lahan
yang baik untuk melakukan penanaman dan sulit untuk mempertahakan kehidupan kita.
2. Uraikanlah hubungan antara peningkatan jumlah penduduk dengan kualitas sumber daya
alam!
Jawab :
Menurut D. Duldjoeni (1986:92), semakin padat penduduk dan terjadi kelebihan penduduk
semakin pula terjadi over eksploitasi terhadap lingkungan alam pula terjadi dengan akibat
sumber daya alam menipis dan penduduk semakin miskin. Problema kependudukan tentu
memperparah kondisi lingkunganhidup. Jumlah penduduk yang lebih besar sebagai modal
dasar pembangunan adalah suatu realita dan menjadi kesuitan terbesar, apabila dipandang dari
sudut ekonomi. Akan tetapi kepadatan dan pertumbuhan penduduk tidak dibarengi dengan
pemerataan penduduk dan peningkatan sumber daya manusia. Tentu akan menimbulkan
dampak negatif terhadap lingkungan, dan pada akhirnya sumber daya alam akan sebagai
beban dan akan terkuras habis. Dengan kepadatan penduduk yang sangat tinggi. Kebutuhan
akan hidup lebih besar, maka sumber alam tertekan, misalnya keperluan akan air untuk
irigasi, air minum, rekreasi dan lain-lain akan menigkat, sedangkan debit air dan kemampuan
alam menahan air semakin kurang. Akibatnya menurut Gatot P. Soemartono (1996:91)
masalah yang timbul adalah bahwa kamiskinan dan keterbelakangan penghayatan lingkungan
hidup mendesak keprluan untuk mengelola sumber daya alam secara tepat dan efektif
sehingga kurang mengindahkan faktor lingkungan hidup.
14

3. Salah satu nilai yang terkandung di alam adalah nilai ilmiah, yaitu karena alam merupakan
sumber plasma mutfah. Jelaskan mengapa plasma nutfah perlu dipertahankan !
Jawab :
Plasma Nutfah perlu dipertahankan karena plasma nutfah merupakan sumber dari
keanekaragaman

hewan

dan

tumbuhan

di

hutan

memungkinkan

diperolehnya

keanekaragaman gen.
4. Tuliskan kelebihan dan kekurangan konservasi secara in-situ !
Jawab :

Memanfaatkan plasma nutfah dengan in-situ memungkinkan karakterisasi dan
evaluasi tanaman serta memudahkan program persilangan melalui persendian bunga atau
serbuk sari secara cepat. Selain itu proses produksi secara klonal dapat mempertahankan
kemasan genetic materi. Namun demikian, metode koleksi ini rawan punah, trutama di
Negara-negara berkembang yang disebabkan oleh berbagai factor seperti hama penyakit (baik
dilapangan maupun penyimpanan), iklim yang ektrim, kebakaran lahan, konflik social, serta
perubahan pemanfaatan lahan yang tadinya untuk koleksi plasma nutfah.
Pelestarian plasma nutfah dapat dilakukan dengan cara konvensional ataupun
modern/bioteknologi. Kedua cara ini membutuhkan tindakanyang cermat karena sudah
barang tentu terdapat kelebihan dan kekurangannya. Dhanutirto (1990) mengungkapkan
bahwa kelebihan cara konvensional adalah menggunakan lahan yang luas (aneka ragam
plasma nutfah dapat dilestarikan), sedang kekurangannya sulit memonitor dan kestabilan
plasma nutfah sulit dijamin. Lebih lanjut diungkapkan mengenai kelebihan cara modern
membutuhkan ruang yang sempit (karena dilakukan secara in vitro), mudah memonitor,
tenaga kerja tidak banyak, sedang kekurangannya adalah investasi awal tinggi dan
membutuhkan tenaga ahli yang berkualitas. Para ahli mengungkapkan bahwa kedua cara ini
tidak dapat dipisahkan, karena pada pelaksanaanya akan saling menunjang. Sejauh ini metode
konvensional sudah banyak berhasil dalam menyelamatkan plasma nutfah yang tentunya
sangat berguna bagi kelangsungan hidup mahluk hidup di muka bumi ini.
5. Uraikanlah pada kondisi bagaimanakah konservasi secara ex-situ perlu dilakukan !
Jawab :

Konservari

ex-situ,

menghilangkan

spesies

dari

konteks

ekologi

lainnya,

melindunginya dibawah kondisi semi terisolasi dimana evolusi alami dan proses adaptasi
dihentikan sementara atau diubah dengan mengintroduksi specimen pada habitat yang tidak
alami (buatan).
15

Pelestarian tanaman dengan cara memindah tempatkan dari tempat asal tumbuhnya,
dengan sendirinya tercermin ada unsur kesengajaan untuk memelihara lebih intensif dengan
cara mengurangi luas areal penanaman, menggunakan tenaga kerja yang cukup, sarana yang
memadai, atau bahkan menggunakan bahan-bahan, alat-alat yang canggih seperti yang di
peruntukkan pada kultur teknik in vitro.
6. Uraikanlah perbedaan cagar alam dengan suaka margasatwa !
Jawab :
Cagar alam adalah tempat yang dibuat oleh pemerintah untuk melindungan tumbuhan
sedangkan suaka margasatwa adalah perlindungan terhadap satwa atau hewan.
7. Tuliskan salah satu contoh kearifan local tentang konservasi alam yang ada di daerah Anda !
Jelaskan mengapa kearifan local tersebut dikategorikan sebagai kegitan konservasi tanah !
Jawab :
Yang ada pada daerah Sumatera Utara yaitu Nyabuk Gunung.

Nyabuk gunung merupakan cara bercocok tanam dengan membuat teras sawah yang
dibentuk menurut garis kontur. Cara ini banyak dilakukan di lereng bukit sekitar
Sidikalang dan Sumbul. Cara ini merupakan suatu bentuk konservasi lahan dalam
bercocok tanam karena menurut garis kontur. Hal ini berbeda dengan yang banyak
dilakukan di Dieng yang bercocok tanam dengan membuat teras yang memotong
kontur sehingga mempermudah terjadinya longsor.
8. Salah satu zona buffer yang mampu mengurangi dampak bahaya banjir bagi kota

Medan adalah kawasan Sibolangit. Jelaskan apa hubungan keterpeliharaan hutan di
kawasan Sibolangit dengan bahaya banjir di Medan !
Jawab :
Karena daerah Sibolangit lebih tinggi dibandingkan Medan. Jadi apabila turun hujan antara
Sibolangit dengan Medan, maka air yang turun akan tertahan dan teresap di daerah Sibolangit
diakibatkan keterpeliharaan hutan di Sibolangit.
9. Uraikanlah penggunaan pupuk Organik dengan konservasi pengawetan tanah !
Jawab :
Dengan penggunaan pupuk organic, maka tanah akan dapat gembur karena pada pupuk
organic tidak ada kandunngan zat kimia sehingga fauna tanah akan ada yang bertempat pada
tanah tersebut. Dari hal ini, tanah tidak akan tandus dan dapat ditanami oleh tanamantanaman. Sehingga lama kelamaan, penyerapan air pada tanah tersebut pun lebih baik lagi.
10. Tuliskan fungsi utama jalur hijau dan hutan kota yang ada pada wilayah perkotaan !
Jawab :
Acuan dan Kegunaan Pembangunan Kawasan Hijau
Azas kelestarian dan tujuan manfaat serbaguna, serta peranan fungsi jasa pepohonan, pada
hakekatnya merupakan acuan program dalam mewujudkan pembangunan kawasan hijau di
seluruh kota-kota di Indonesia. Ditinjau dari pernan fungsinya, kawasan hijau perkotaan dapat
16

memberikan jasa-jasanya, baik (a) secara tangibel dengan memberikan manfaat ameliorasi
iklim dan manfaat arsitektural, maupun (b) tak tangibel dengan memberikan manfaat
kesegaran, kesehatan dan keindahan. Dari potensi fungsi-fungsi tersebut kawasan hijau
perkotaan dapat memberikan kegunaan untuk:
a. keindahan (estetika) wilayah perkotaan
b. kesegaran lingkungan, kesejukan dan keredupan
c. penghalau kecepatan angin, penyerap dan penangkal polusi udara
d. sebagai wahana rekreasi alam dan wisata
e. sarana pendidikan, serta
f. instrumen kelestarian tanah dan tata air, maupun sumber dan habitat bagi hidupanliar.

17