View of Naskah Melayu dengan Nama dan Tokoh Perempuan 128 1 10 20171017

24

SUSASTRA

15.42d

Ngk§ BbOriurawa karuoa-n pijah dinina

Ketika itu Bhurisrawa mati mengenaskan, dihinakan

Penelitian kecil ini berhenti di sini. Pupuh 16 yang menceritakan Jayadratha
gugur belun1 diteliti.
Kesimpulan
Dari aoalisis pupuh 14 dan 15, tampak bahwa dalam Kakawin
Bhiiratayuddha ada ungkapan fonnulaik. Ungkapan ormulaik itu tidak
hanya mempakan sarana pengarang untuk memenuhi kaidah metum, tetapi
juga mempuoyai ungsi untuk membina cerita, seperti menandai batas­
batas unit cerita baik episode, sub-episode maupun bagian yang lebill kecil
lagi. Ungkapan fonulaik itu pun mempakan sarana untuk menengarai
pembaca, seperti mengarahkan pandangan dan harapan pembaca.
Pastilah hasil penelitian sekecil ini masih harus dikaji lagi dengan

menelaah bahan yang lebih luas dengan pengamatan yang lebih teliti
dan perumusan yang lebih cennat.
Acuan
Lon.l,Albert B. 1976. The Singer of Tales. New York: Atheneum (terbitan pertama,
1960).
Supomo, S. 1993. Bh6ratayuddha: An Old Javanese Poem and Its Indian Souces.
New Delhi: International Academy of Indian Culture; Aditya Prakashan. Eata­
Pr aka Series 373.
Tceuw, A. 1984. Sastra dan llmu Sastra: Pe11ga111ar Teori Saslra. Jakarta: Pustaka
Jaya.

N askah Melayu dengan N ama dan Tokoh
Perempuan 1
Dewaki Kramadibrata
Universitas Indonesia

Abstrak
This paper discussed Malay manuscripts which titled with womens' name and
they also conduct as the heroine. The heroine, for example Siti Zawiyah and Siti
l lasanah, were described as a beautiful lady, kind hearted, and very obedient to

God. Meanwhile, Siti Zuhrah (she disguised as a man) was described as an ideal
llcro.
Kata kunci: naskah Melayu, tokoh perempuan, citra percmpuan.

t. Pengantar
\ fakalah ini ditulis untuk menunjukkan adanya naskah Mclayu yang
lberjudul dengan nama perempuan dan sekaligus menjadi tokoh utama
n:rita. Jumlah naskab semacam itu tidak banyak, Jebib kurang 17 judul
'-lJa.2 Beberapa naskah sudah disunting sehingga dapat dibaca dan dikaji
,�inya. Ada naskah yang belum disw1ting sehingga membuka peluang untuk
d1jadikan objek penelitian selanjunya.
Makalah ini masih merupakan sebuah kajian awal dan disajikan
il'Cara deskriptiftanpa menggunakan pendekatan teori apa pun. Metode

lV

Makalah ini semula disajikan pada Seminar lntemasional Sasra Asia Tcnggara di
Korea, 9-11 November 206.
Ada kemungkinan jumlah bcrtambah mcngingat masih banyak naskah yang bclum
tcrcatat dalam katalog.


26

DEWAKI KRAMADIBRA

SUSASTRA

penelitian yang dilakukan adalah analisis pustaka. Yang hendak
ditunjukkan dalam makalah ini adalah bagaimana penggambaran tokoh
wanita dalam naskah Mclayu.
Di antara khazanah naskah Melayu yang ribuan jumlahnya, ada
beberapa yang berjudul dengan nama perempuan yang sekaligus menjadi
tokoh utamanya. Setelah menelusuri berbagai katalog Melayu (van
Ronkel, 1909; Sutaarga dkk., 1972; Rickles dan Voorhoeve, I 977;
Perpustakaan Negara Malaysia, 1991 dan 1992; Behrend, 1998;
Wieringa, 1998; serta Iskandar, 1999), ditemukan beberapa judul yang
dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni syair dan hikayat. Ada syair
yang telah tertelusuri, yakni Syair Ken Tambuhan, Syair Bidasari, Syair
Siti Zawiyah, Syair Putri Akal, Syair Siti Zuhra, Syair Ratu Juita, Syair
Siri Kubah, Syair Perempuan Buja11g, dan Syair Siti Zubaidah Perang

China. Selanjutnya, tiap-tiap syair tersebut dapat diuraikan sekadamya
sebagai berikut.
l. Syair Ken Tambuhan.
A. Teeuw (1966) telah membuat edisi teks naskah ini. Syair ini berisi kisah
cinta romantis antara KenTambuhan dengan Raden Panji Cekel Waningpati.
Cekel Waningpati, putra raja Kuripan, jatuh cinta pada Ken Tambuhan,
puri tawanan raja Kuripan. Karena tidak setuju, Ken Tambuhan dibunuh
oleh permaiswi. Cekel Waningpari sangat bersedih, tetapi berkat takdir
dewata, Ken Tambuhan dihidupkan kembali. Mereka hidup berbahagia.
2. Syair Bidasari.
Tuti Munawar ( 1978) telah membuac edisi teks naskah ini. Syair ini berkisah
tentang seorang putri bemama Bidasari yang ditinggal ayah dan ibunya di
hutan karena kerajaan ayahnya diserang musuh. Setelah mcngalami berbagai
penderitaan, Bidasari akhimya hidup bahagia.
3. Syair Siti Zawiyah.
Syair ini dikenal juga dengan nama Syair Haris Fadilah. Hanizah Bt. H.
Yahya (1992) telah membuat edisi teks naskah ini. Isi cerita dapat dilihat
pada Ringkasan Cerita.

27


4. Syair Putri Akal (dikenal juga dengan nama Syair Putri Handelan).
Syair ini mengisahkan Putri Akal yang memperdaya suaminya sendiri,
lcmtama karena suaminya menduakan dirinya. la mendapatkan haknya
kcmbali (Liaw, 1993: 221-222).

5. Syair Siti Zuhra.
Siti Zahra Yundiai (1997) telah membuat edisi teks naskah ini. Isi cerita
dapat dilihat pada Ringkasan Cerita.
6. Syair Ratz, Juita.
I lelum ada edisi teks. Syair ini disalin di Pulau Penyengat pada 1865-1866.
lsinya mengisahkan perjuangan Ratu Agung untuk mcmperoleh Putri
Kemala Khairani yang dilihat dalarn mimpinya (lskandar, 1999: 732).

7 Syair Siti Kubah.
lklum ada edisi teks. Syair ini mengisahkan Siti Kubah, putri raja Medali
Negara yang dibuang ke hutan karena difitnah. Ia kemudian menikah dengan
Sultan Bandar Syah dan memperoleh kembali kerajaannya (Jskandar, 1999:
Ml).


I Syair Perempuan Bujang.
lklum ada edisi teks. Teks ini ternasuk dalam kumpulan naskah koleksi
Van derTuuk (Cod.Or. 3339). Naskah disalin oleh Suhairni (Adaims Usman)
,h Krukut (Iskandar, 1999: I 67).
1

1 Swiir Siti Zubaidaz Perang China.

I tl1si teks dibuat oleh Abdul Mutalib Abdul Gani (1983). Syair ini
111l·ng1sahkan Siti Zubaidah, perempuan yang menyamar menjadi laki-laki
1111luk mencari suaminya. la berpetualang dan mengalan1i berbagai rintangan
.1111pai akhimya berhasil bertemu kembali dengan suami dan anaknya.
l'n1clusuran terhadap berbagai katalog Melayu telah menemukan delapan
111� ,,yat yang judulnya menggunakan na perempuan. Kedelapan hikayat
i111 adalah Hikayat Fatima, Hikayat Putri Salamah, Hikayat Siti Zubaidah,
ll1Arm1t Siti Abasah, Hikayat Siti Mmwah, Hikayat Bibi Sabariah dan
I /iAuill Siti Hasanah, Hikayat Ga/uh Digantung, dan Hikayat Putri Johar

28


SUSASTRA

Manikam.
1. Hik yat Fatima.
Hkayat Fatimah Dinikahkan Allah atau Hikayat Fatimah Bersuami dan
a
Hikayat Fatimah Berkata-kata dengan Zu1fkar atau Hikayat Zu1fakar. Cerita
tentang Fatima ini biasanya termasuk dalam satu himpunan ko1eksi naskah,
antara lain dalam koleksi Klinkert (Kl. 3) bersama dengan Hikayat Amir
Hamzah(Iskandar, 1999: 703) atau dalam naskah koleksi K.ITLV (K.ITLV
Or. 146) bersama dengan Hikayat Nabi Mikraj, Hikayat Wasial Nabi
(Iskandar, 1999: 790). Sampai saat ini, belum ditemukan edisi teks. Liaw
Yock Fang tidak nembicarakan isi teks Fatima ini, tetapi ia menyebutnya
sebagai bagian cerita Nabi bersama keluarganya (Liaw, 1993: 237).
2. Hikayat Putri Salamah (dikenal juga dengan nama Hikyat Fartana
Islam).
Edisi teks telah dibuat oleb Dian Pangsib(?). Hikayat ini berisi petunjuk
bagi kawn wanita unruk nenjadi istri yang baik.
3. Hikayat Siti Zubaidah.
Tidak ada keterangan tentang isi teks. Naskah ini disimpan di School of

Oriental andAfrican Studies di London dalam kumpulan naskah bemomor
MS37082 (Ricklefs dan Voorhoeve, 1977: 162).
4. Hikayat Siti Abasah.
Tidak ada keterangan tentang isi teks. Naskah ini disimpan di Royal Asi­
atic Society Li London, dalam kumpulan naskah koleksi Rales Malay 76
(Ricklefs dan Voorhoeve, 1977: 142)
5. Hikayat Siti Marwah.
Naskah ini disimpan di Bibliotbeque Nationale Paris di Perancis dengan
nomor kode Mal.-pol 69. Teks berisi cerita tentang Siti Maiwah yang
ditinggal suaminya berdagang. la dititipkan kepada aLik ipamya, Khoja
Ali. KhojaAli jatuh cinta kepada Siti Marwah, tctapi Siti Mawah menolak.
Ia difitnah, lalu diusir. Siti Marwah sampai ke sebuah negeri. Ia diterima
oleh sultan negeri itu dan menjadi tabib yang termasyhur. KhojaAli mcnjadi
buta karena berdusta. Ia dibawa berobat ke Siti Marwah. Siti Marwah hanya

OEWAKI KRAMADIBRATA

29

menyuruh KhojaAli berbicara jujur. Setelah KhojaAli menceritakai1 segala

pcrbuatan jahatnya, lalu menjadi sembuh. Siti Marwah bertemu kembali
dcngan suaminya (Perpustakaan Negara Malaysia, 1991: 65).
C>. Hikyat Bibi Sabariah dan Hikayat Siti Hasanah yang terdapat dalam
kumpulan cerita Hikayat Byan Budiman.
Fdisi teks dibuat oleh Balai Pustaka(1993, cetakan ke-5). Isi cerita Hikayat
\'/ti Hasanah dapat dilibat pada Ringkasan Cerita.
1 lfikayat Ga/uh Digantung.
1 l:lum ada eLisi teks. Naskah ini disimpan di Pepustakaan Nasional, Jakarta
1kngan nomor kode Ml. 5 13 (Behrend, 1998: 292). Isinya mengisahkan
< 1aluh, yang karena diuna-guna, berbuat dosa dengan mengusir Panji,
,11aminya. Ce1ita selanjunya mengisahkan usaba Galuh untuk mendapatkan
1wminya kembali. Ketika bertemu kembali dengan suainya, Galuh
,hgnntung di pohon randu oleh Panji. Panji kemudian meninggalkannya.
•.arena pertolongan Batara Kala, Galuh diturunkan dan dijadikan laki-laki.
I kngan status sebagai laki-laki, ia dapat mengalahkan tanah Jawa. Ia
�- l mudian menjacLi dendam kpada suaminya dan tidak mau ertemu dengan
l',tnJi meskipun Panji berusaha menemuinya. Setelah dibantu dengan tapa
,·11kma Ludira, hati Galuh mencair dan ia mau menerima suaminya kembali
(lhom, 1997: 206-208).
l/1kayat Putri Johar Manikam (sering juga disebut Hikayat Johar

1/,mikam).
I ,lts1 teks telah diterbitkan De Hollander(l 845) dan Juynboll(1899). Isinya
1111·ugisnhkan seorang puri raja Harun al-Rasyid yang dirayu oleh seorang
� ult Karena menolak cinta, puri tersebut diinah dan hm mati.
1 hclum hukuman dilaksanakan, ia bertemu dengan Syah Johan, raja
1),1111.iskus. Putri menikah dengan Syah Johan, mempunyai tiga orang anak.
I:, � �·mbali hendak menengok ayahnya, tetapi dilnah. la kemudian
1 i!( 11yamar menj adi laki-laki dan berpetualang ke Etiopia dan Roma. Setelah
it\ 11:ulami berbagai peristiwa, anya ia kembali betemu dengan sui
(!,111 ,1yalmya (Iskandar, l 999: 21 ).
l,111111tnya, dalam makalah ini akan ditunjukkan penggambaran tokoh

30

SUSASTRA

perempuan dari kelompok syair, yaitu Syair Siti Zawiyah dan Syair Siti
Zuhra dan seorang tokoh perempuan dari kelompok hikayat, yaitu Hikayat
Siti Hasanah. Siti Zawiyah diambil sebagai contoh karena ia digambarkan
sebagai tokoh perempuan yang sabar. Tanpa mengubah diri menjadi laki­

laki dan mengalami petualangan, ia berhasil menundukkan suaminya. Siti
Zuhra diambil sebagai contoh karena ia digambarkan sebagai "tokoh
pahlawan: berani seperti laki-laki, (tcrutama karena ia menyamar sebagai
laki-laki) dan berhasil mengalahkan Raja Sarani, musuhnya. Siti Hasanah
diambil sebagai contoh karena ia digambarkan sebagai tokoh yang
mengalarni berbagai penderitaan karena kecantikannya. la kemudian
menyamar sebagai laki-laki dan diangkat menjadi raja. Mcskipun demikian,
ketika bertemu kembali dengan suaminya, ia meninggal dunia.
2. Ringkasan Cerita
a. Syair Siti Zawiyah
Di negcri Basrab ada seoraug saudagar kaya dan tennasyhur. la mempunyai
istri dan seorang anak perempuan bemama Siti Zawiyah. Selain cantik,
Siti Zawiyah mempunyai akhlak yang baik. Suatu saat, orang tua Siti
Zawiyah meninggal dunia. Sebelum meninggal, ayahnya bcrpcsan agar ia
taat pada peintah Allah, mempelajari ilmu akhirat, berhati-hati memiW1
suami, dan berhati mulia kepada setiap orang. Siti Zawiyah berusaha
mencari ilmu akhirat, tetapi ia terperosok mempelajari ilmu hitam sehingga
banyak laki-laki yang melamarnya. Setelah menyadari kekelir11 annya, Siti
Zawiyah meninggalkan ilmu hitamnya. Setelah itu, ia bertemu dengan
seorang kakek yang mengajar ilmu yang dicarinya.
Semcntara itu, Sultan Basrah mempunyai seorang anak laki-laki
bemana Haris Fadilah. Haris Fadilah berwajah tampan, hidup bermewah­
mewah, suka menunggang kuda dan berfoya-foya. K arena
ketampanannya, ia disukai banyak wanita, termasuk empat orang wanita.
Mereka mengguna-gunai Haris Fadilah sehingga Haris Fadilah tinggal
bersama mereka. Perbuatan ini diketahui Sultan Basrah. Ia kemudian
menikahkan Haris Fadilah dengan Siti Zawiyah.
Meskipun telah menikah, perilaku Haris Fadilah tidak beiubah. la
tetap berhubungan dengan keempat wanita tersebut. Siti Zawiyah
mengetahui perbuatan suaminya, tetapi ia tidak memberitahukan Sultan

DEWAKI KRAMADIBRA

31

Basrah. Akhirnya, Sultan Basrah mengetahui perbuatan anaknya. Sebagai
pengajaran terakhir, Sultan Basrah menyuruh Haris Fadilah berdagang.
1 laris Fadilah pergi berdagang dengan membawa pesanan dari keempat
wanita beiupa barang mahal, sementara Siti Zawiyah hanya meminta
dibelikan akal.
Usaha dagang Haris Fadilah berhasil. Ia mampu membeli semua
pcsanan keempat wanita, kecuali pesanan Siti Zawiyah. Di sebuab
kampung, ia bertemu dengan seorang tua yang dapat memberi jawaban
,1tas "teka-teki" pesanan Siti Zawiyah. Dari orang tua itu pula ia mendapat
"akal" untuk menghadapi empat wanita simpanannya.
Haris Fadilah kembali ke negeri Basrah. Ia meninggalkan harta dan
kcuntw1gannya di kapal. Ia pergi ke rumah empat wanita simpanannya
dcngan pakaian kotor. Mereka mengusir Haris Fadilah. Haris Fadilah
�adar bahwa Siti Zawiyah adalah istri setia dan mencintainya dengan
tulus. Setelah itu, Haris Fadilah diangkat mcnjadi Sultan Basrah dan
Siti Zawiyah menjadi pe1maisurinya.

h Syair Siti Zuhrah
\ultan Sahristan di negeri Sahristan mempunyai dua anak laki-laki dan
,'orang anak perempuan dari istri pertama dan dua anak perempuan dari
1�tri kedua, ya'tu yang bemama Siti Zuhra dan Nurkiyah. Raja Sahristan
mgat menyayangi anak-anaknya, terutama putri bungsunya, Nurkiyah.
I lal mi menimbulkan kebencian pada permaisuri. Bersama adik dan anak­
.im1knya, ia meitnah Siti Zuhrah dan Nurkiyah. Siti Zuhrab bersama
r�urkiyah dan inang pengasuhnya melarikan diri dari negeri Sahristan
dl'11gan menyamar sebagai laki-laki. Sultan Sahristan yang sedang berburu
11d,1, mengetahui kepergian Siti Zuhrah dan Nurkiyah. Ketika menanyakan
I d)eradaan kedua putrinya, permaisuri mengatakan babwa kedua putri
,kulik oleb orang Badui. Raja menyuuh kedua putranya untuk mencari
1111, tiri mereka. Ia juga mengumumkan kcbilangan kedua putrinya kepada
Sultan Mangindra, raja di negeri Indra Ptrra dan Sultan Makrifat, rja di
1wgcri Irak. Sultan Mangindra mempunyai scorang putri dan dua put:ra,
yattu Sidi Maulana dan Raja Harsa Mengema. Sultan Makrifat mempunyai
d11a anak perempuan dan dua anak laki-laki, yaitu Raja Indra dan Raja
\111in.

32

SUSASTRA

Di tengah pejalanan, Siti Zuhrab dan Nurkiyah bertemu dengan
seorang syekb di Gunung Sungiran. Syekb itu mengajarkan ilmu kebal·
senjata kepada kedua putri. Setelah selesai belajar, Siti Zubrah pamit
hendak pergi ke negeri Yaman. Di perjalanan, mereka bertemu dengan
Sultan Mesir. Siti Zuhrah memperkenalkan dirinya dengan nama Syarif
lstur dan Nurkiyah dengan nama Muhammad Basri. Mercka kemudian
diangkat anak olch Sultan Mesir. Setelah Sultan Mesir meninggal, Syarif
Istur diangkat menjadi raj a. Karena ketampanannya, banyak wanita yang
tergila-gila kepadanya.
Suatu ketika, Sultan Syarif hendak mencari perempuan yang dapat
dijadikan istri. Dari wazir, ia mengetahui bahwa ada putri di negeri
Sahristan, Indra Pura, dan Irak. Sultan Syarif pergi ke negeri Sahristan.
Dalam perjalanan, ia bertemu dcngan Sidi Maulana yang hendak
mernbantu Raja Sahristan mencari kedua putri yang hilang. Tcrjadi
pertempuran antara Sultan Syarifdan Sidi Maulana. Sidi Maulana dapat
dikalahkan dan dibawa ke Mcsir. Atas penintaan Sidi Maulana, Sultan
Syarifbersedia menca1i kedua putri Rja Sahristan yang hilang. Di tcngah
perjalanan, mereka bertemu dengan Rja Sarani dengan pasukannya.
Mereka bcrhasil mengalahkan Raja Sarani.
Selanjutnya, Sultan Syarifbertemu dengan pasukan putra Raja Irak
dan pasukan putra Rja Sahristan yang sedang mencari puri yang hilang.
Sultan Syarif menantang mereka berperang dan menang. Ia menawan
putra Raja Irak dan putra raja Sahristan dan memenjarakan mereka.
Setelah beberapa lamanya, ia membebaskan tawanan dan mengangkat
mereka menjadi menteri, hulubalang, bendahara, laksamana, dan
hulubalang. Sementara itu, Raja Sarani sedang mengumpulkan kekuatan
untuk menyerang negeri Sahristan, Irak, dan Indra Pura.
Sultan Sahristan diserang oleh Raja Sarani dan dapat dikalahkan.
Raja Sahristan bersama permaisuri dibuang ke parit. Mereka akan
dibebaskan jika bersedia masuk agama Nasrani. Raja Sahristan menolak.
Sultan Syarif datang menolong dan raja Sarani dapat dikalahkan. Raja
Sahristan mencurigai Sultan Syarif sebagai putrinya hilang. Suatu hari,
Sultan Syarif menyamar menjadi seorang ahli nujum. Ia meramalkan
bahwa dalam waktu dekat, Sultan Sahristan akan segera bertemu dengan
kedua putrinya.

DEWAKI KRAMADIBRATA

33

Sultan Sahristan memberitahukan pem1aisuri bahwa kedua purinya
yang hilang adalah Sultan Syarif dan Muhammad Basri. Mereka segera
menyusul ke negeri Mesir. Terjadilah pertemuan yang mengharukan.
Sctelah itu, Siti Zubrah menikah dengan Sidi Maulana yang memang
scjak awal telah mencintainya. Mereka menjadi raja di Mesir.

Hikayat Siti Hasanah
I )i sebuah negeri tinggal seorang saudagar. la mempunyai istri cantik
hcmama Siti Hasanah. Karena saudagar akan berdagang, ia menitipkan
S1tiHasanah kepada saudaranya. Temyata, saudara saudagar ini jatuh cinta
kepada Siti Hasanah dan berusaha merayunya. Siti Hasanah menolak cinta
\iludara suaminya. Saudara suaminya marah dan mcmfitnah Siti Hasanah
tclah bczinah dengan mengajukan saksi palsu. SitiHasanah dihukum rajam,
t'tapi karena tidak berdosa, ia selamat.
Siti Hasanah ditolong oleh orang Baduwi. Ia memelihara anak or­
ang Baduwi dengan penuh kasih sebagai ungkapan tanda terima kasihnya.
Akan tetapi, malapetaka kembali menimpa Siti Hasanah. Habsyi,
pcmbantu orang Baduwi jatuh cinta pada Siti Hasanah, tetapi SitiHasanah
111cnolak. Habsyi membunub anak orang Baduwi dan meleta.kan pisau
d1 tangan Siti Hasanah. Siti Hasanah diusir dari rumah orang Baduwi.
SitiHasanab berjalan beberapa waktu sampai ia tiba di sebuah negeri.
f ,1 mcnyelamatkan seorang pencuri yang bendak dihukum. Pencuri itu
�l'nudian mengikuti Siti Hasanah ke mana pun ia pergi. Ketika sampai
d1 sebuah pclabuhan, Siti Hasanah dijual kepada orang kapal. Siti
I lusanah dibawa bcrlayar. Selama pelayaran, banyak orang yang jatuh
1 i111a kepada Siti Hasanah. Siti Hasanah sangat takut, lalu ia berdoa.
I kngan kuasa Allah, muncul angin ribut dan menghancurkan kapal. Siti
I lasanah selamat sampai di daratan, lalu ia menyamar menjadi laki-laki
d,111 masuk ke dalam sebuah negeri.
S1ti Hasanah diterima oleh raja dalam negeri tersebut, bahkan
d1angkat menjadi pemegang kepenpinan di dalam negeri itu. Semua
1111mg senang pada kebijaksanaan Siti Hasanah. Ketika raja meninggal,
1,1 d1angkat menjadi raja. Selama mejadi raja, Siti Hasanah semakin
illl intai. la dapat memimpin kerajaan dengan baik, memimpin salat
:

34

SUSASTRA

Jumat, bahkan dapat mengobati orang sakit. Oleh karena itu, banyak
orang dari negeri lain yang berobat.
Sementara itu, suami Siti Hasanah kembali dari peniagaan. Ia
menanyakan Siti Hasanah kepada saudaranya. Saudaranya mengatakan
bahwa Siti Hasanah telah mati. Saudagar sangat bersedih hati. Suatu
saat, semua orang yang telah mencelakai Siti Hasanah menderita sakit.
Mereka berobat kepada Siti Hasanah. Suami Siti Hasanah juga membawa
saudaranya yang menderita sakit. Saudagar itu tidak mengenali Siti
Hasanah. Siti Hasanah hanya mengatakan agar mereka bertobat dan selalu
berbicara jujur.
Siti Hasanah meminta saudagar untuk kembali minggu berikutnya.
Setelah tiba waktunya, Siti Hasanah menanyakan kabar tentang istri
saudagar itu. Saudagar mcnceritakan bahwa istrinya telah mati. Siti
Hasanah bertanya apakah saudagar akan mengenali istrinya jika masih
hidup? Saudagar menjawab bahwa ia akan mengenali istrinya. Siti
Hasanah kemudian berganti baju. Saudagar sangat gembira mebhat Siti
Hasanah masih hidup. Meskipun demikian, Siti Hasanah meminta
suaminya bersabar karena ia mau melaksanakan salat Asar. Sayang, Siti
Hasanah meninggal dalam sujud.

3. Penggambaran Tokoh Siti Zawiyah, Siti Hasanah, dan Siti Zuhrah
Siti Zawiyah dan Siti Hasanah digambarkan sebagai wanita yang
cantik.
a. Siti Zawiyah
Saudagar nan anaknya satu
Seorang perempuan anaknya itu
Cantik mjefu usul yang tentu
Sepe1ti mas sembilan batu
Siti Zawiyah konon namanya
Terlalu elok baik parasnya
Zamannya itu sukar bandingannya
Taat dan bakti serta yakinnya

DEWAKI KRAMADIBRA

35

Puti uning scderhana sedang
Pinggangnya ramping dadanya bidang
Rambutnya ikal mayang seludang
Gcmar sekali kita memandang (Hanizah, 1992: 30)
h. Siti Hasanah
Seka Ii peristiwa Hasanah pun bermain-main dengan anak Beduwi itu. Maka
pada ketika itu ada scorang Habsyi hamba Beduwi itu. Maka ia pun datang
kc mmah t1iannya itu, maka ia terpandang kepada muka Hasanah itu
tcrlalu amat baik parasnya dan rupa sikapnya. (Balai Pustaka, 1993:
IXO)

Siti Zawiyah dan Siti Hasanab wanita berbakti dan setia.

,1

S1ti Zawiyah
Siti Zawiyah konon namanya
Terlalu elok baik parasnya
Zamannya itu sukar bandingannya
Taat dan bakti serta yakinnya (Hanizah, 1992: 30)
Ayuhai nona, nyonya dan tuan
Cerita saudagar sangat bangsawan
Ada anaknya seorang perempuan
ltulah konon sangat setiawan (Hanizah, 1992: 28)

h. Siti I Iasanah
\ lkisah maka kata sahibul bikayat. Ada seorang perempuan bersuami akan
1·ornng saudagar. Maka suaminya terlalu kasih akan istrinya karena
pn:mpuan itu terlalu bakti akan suaminya dan teguh setianya. (Balai
l'uslaka, 1993: 179)
S1ti Zawiyah wanita bijaksana, sabar, dan tidak mau menjelekkan
,uaminya, mengurus segala keperluan suaminya. la juga beriman dan
t.1;11 pada perintah agama. Siti Zawiyah memahami perasaan suaminya
�.mg tidak mencintainya dan hanya mengingat keempat gundiknya.
Siti melihat kelakuan putra

36

SUSASTRA

Siti tahu dalam kira-kira
Tiada membuka satu suara
Di dalam hati Siti bicara
Melihat laku ha! suaminya
Suda mengerti dalam pikirannya
Putra ini sangat bimbangnya
Pura-pura beradu dengan sabamya
Siti pun suda sampai mengerti
Hal suami empunya hati
Khabanya itu sudah pasti
Siti keempat hendak didapat1 (Hanizah, 1992: 104)
Demikian pilar Siti meogindra
Iman tauhid sangat sempuma
ltulah tandanya perempuan bijaksana
Memandang Jaku diartikan makna (I lanizah, 1992: I 05)

Bcrbalik pikir Siti bestari
Karena ilmu sudah dipelajari
Ayahku juga suru mencari
Baik juga aku sabari
Baikjuga aku sabarkan
Kata orang tuaku coba 'kan
Jikalau ada Allah takdirkan
Kemudian aku dapat kebajikan
Karenajanji daripada azali
Jodoku umpama tali
Suamiku pasti kembali
Tiada mungkir sekali-kali (Hanizah, 1992: 113)

DEWAKI KRAMADIBRATA

37

S1ti Zawiyah mengurus persiapan keberangkatan suaminya dengan tulus.
Siti meoengar kata suruhan
Tersenyum manis S1ti bangsawan
Sambil bcrkata pcrlahan-lahan,
"Suda kub1kin perbckalan."

Siti mcnyuruhkan scgala sahaya
Berbuat bckal Haris mulia
Tikar dan bantal suda sedia
Tanpa adat orang kaya (Hanizah, 1992: I 64)
S1t1 Zawiyah meminta dibelikan "akal" dan mendoakan keselamatan
uarrunya.
Empat duit sen engkau berikan
Pesanku aka! tolong belikan
Yang lain tiada aku gemarkan
Sebole-bolenya minta cari'kan
Akan pesan tuanmu 1tu
Aku berdoa sembah tertentu
Ya Illahi ya Allah ya Tuhanku
Beri selamat atas suamiku (Hanizah, 1992: J 74-175)
111 /.aw1yah menerima suaminya kembali dengan tulus.
Danpada Siti orang berbudiman
Orang saleh lagi benan
Menantikan suami beberapa zaman
Belon dikcnal laku dan roman (Hanizah, 1992: 240)
Sill Zawiyab taat pada ajaran agama dan mengingat pesan orang tuanya

38

SUSASTRA

untuk beribadat.
Berdatang sembah paduka ananda
Bermohonlah ia pada baginda
"Jikalau ada titah dan sabda
Se-Jumat sekali mohon ananda
Jikalau ada rahimnya tuan
Di makam ayahanda dibacakan Quran
Ratib dan tahlil disedekahkan
Demikian itu yang patik nazarkan
Khulhu dan Fatihah wasiat ayahanda
ltulah pesan saudagar ayahanda
Setelah sultan mendengar sabda
Suka terlalu di dalam dada
Tatkala hidup saudagar berwasiat
Khulhu dan Fatihah sampai tamat
Supaya yang mati mendapat rahmat
Kita yang hidup dapat selamat." (Hanizah, 1992: 287)
Siti Hasanah wanita yang tabah dan senantiasa menyerahkan segala
nasibnya kepada Tuhan. la taat pada peraturan agama dan selalu
melaksanakan kewajiban sebagai umat beragama. Siti Hasanah pasrah
dalam menghadapi masalah, antara lain ketika akan menghadap kadi yang
mengadilinya, ketika akan menghadapi hukum rajam, dan ketika
menghadapi godaan dari saudagar kaya di kapal.
Maka Hasanah pun segera berbangkit, lalu turunlah ia dari rumah
seorang dirinya seraya menyerahkan dirinya kepada Tuhan Yang
Mahabesar dengan yakinnya minta doa kepada Allah subhana wa taala
menunjukkan kebesaran hatinya. (Balai Pustaka, 1993: 175)
Hasanah pun bercucuran air matanya oleb terkenangkan untungnya
ditinggalkan suaminya itu. Maka ia pun menyerahkan dirinya kepada
Allah dengan tulus hatinya. (Balai Pustaka, 1993: 176)

DEWAKI KRAMADIBRATA

39

Maka Hasanah pun berteriak menangis minta tolong kepada orang
kapal itu. Maka scorang pun tiada mau menolong dia, masing-masing
hcrdiam dirinya. Maka Hasanah pun tiada berdaya lagi. Maka ia pun
111mta doa akan Allah subhana wa taala dengan tulus hatinya. (Balai
l'ustaka, 1993: I 85)
Setelah menjadi raja, Siti Hasanah mejadi raja yang adil dan murah
hili.
Maka duduklah Hasanah di atas tahta kcrajaan dengan adil dan
111urahnya. Apabila hari Jumat, ia sendiri membaca khotbah di mesjid
m•gcri itu, terlalu nyaring suaranya dan fasih lidahnya. Maka sidang
1111nat pun heranlah mendcngamya.
Setelah sudah sembahyang, maka duduklah ia seketika di luar mesjid
-l'llya memberi sedekah kepada segala fakir dan miskin seraya menyuruh
111cmbaiki mesjid itu mana-mana yang rusak. Setelah sudah, maka raja
pun berangkat kembali ke istananya. Demikianlah adatnya selama ia
�1·rajaan. Maka doanya pun terlalu mustajab dan barang pintanya pun
d,kabulkan Allah subhana wa taala dengan berkat safaat Nabi sallallahu
,t lu1hi wassallam. (Balai Pustaka, 1993: 188)
Berbeda dengan Siti Zawiyah dan Siti Hasanah, penggambaran Siti
uhrah sebagai wanita cantik hanya dijelaskan dalam satu bait saja.
Bcrtitahlah Pem1ai raja perempuan
Kcpada Zuhrah muda rupawan
Baharulah puas si tua haiwan
Engkau suda mengata mela wan (Yundiafi, 1997: 150)
:111 Zuhrah mengalami pcnderitaan karcna pcrbuatan pem1aisuri yang
dl'llgki kepadanya dan kepada Nurkiyab, adiknya. Oleh karena itu,
pnggambaran yang terlihat adalab kesedihan hati Siti Zuhrah dan
h pusrahan mencrima nasibnya.
Putri mendengar sembah inangda
Scsak belah rasanya dada
Kcpada inang Putri bersabda
Sudahlah untung nasibnya hamba

40

SUSASTRA

Takdir Allah sudah berlaku
Kudrat iradat ke atas diriku
Sudahlah dengan untung badanku
Bagaikan hancur rasa hatiku (Yundiafi, 1997: 56)

DEWAKI KRAMADIBRATA

Tiada melawan gerangannya beta (Yundiafi, 1997: 50-51)
Sctelah menjadi Sultan Syarif, Siti Zuhrah digambarkan sebagai raja yang
lampan, bahkan sebanding dengan ketampanan Raden lnu Kertapati3 dari
Pulau Jawa. Tutur sapanya lenah lembut dan sikapnya rendah hati.
Sekaliannya orang berkata semua
Laki-laki perempuan muda dan tua
Memuji paras anak raja kedua
Seperti Inu di Benua Jawa

Walaupun mengalami berbagai kekejaman dari Permaisuri, Siti Zuhrah
adalah wanita yang baik hati. Beberapa kali ia memarahi inang pengasuhnya
yang tidak menerima perlakuan jahat permaisw·i kepada Siti Zuhrah.
Sudahlah Bunda Ardan bangsawan
Dijawab kata tidak berketahuan
Dengan di hadapan bunda nin tuan
Sampailah akal orang ditawan
Hamba orang sudah demikian
Tidaklah boleh hendak dilawan
Tua tidak memberi kasihan
Patut dibuat bersampaian

Tambahan pula tegur sapanya
Lemah lembut barang katanya
lerlalu sangat merendahkan dirinya
J'idak terkebur barang lakunya (Yundiafi, 1997: 227)
Sctelah menjadi raja, Siti Zuhrah membawa kemakmuran bagi negeri
\ 11nan. Keamanan bertambah. Siti Zuhrah juga mengbormati menteri
d1111 bcndaharanya.
Sclama ia menjadi ratu
I lcrtambah ramai di negeri itu
Uagang santri masuk ke situ
Ucrmacam jenis dagangnya itu

Setelah didengar olehnya inang
Air matanya bagai berlinang
Pennai yang mangkat pulak terkenang
Ardan dipandang berkunang-kunang (Yundiai, 1997: 102)

Apatah lagi rakyat tentara
1 lcrtambah ramai di dalam negara
lh1ginda pun baik bala pelihara
I format kepada menteri bendahara (Yundiafi, 1997: 239)

la pun tidak mau melawan permaisuri karena mengingat pesan ibunya.
Mendengarkan kata datuk inangda
Putri pun tunduk menjawab sabda
Benarlah seperti katanya Bunda
Beta pun ingat di dalam dada
1111

Kepada pikiran di dalam cita
Biarlah orang membuat kita
Meskipun dirampas segala harta

41

;,11 Zuhrah raja yang perwira. la membebaskan perempuan yang
1qu1h tawanan perang. la sendiri yang mengobati Raja Sahristan
11111 Kcrlapali adalah tokoh cerita Panji yang terkenal dalam Sastra Melayu Lama. la
1ll111111barkan scbagai tokoh pahlawan ideal Melayu (=Indonesia): tampan, pandai
lct\�·111 (ualang), dan pandai berperang.

42

SUSASTRA

dengan penuh kasih.
Kata orang empunya cetera
Sultan Syarif raja perwira
Mengeluarkan perempuan di dalam penjara
Serta ayahanda bunda saudara
Dipeliharakan Baginda dengan sepertinya
Terlalu belas kasihan rasanya
Ardan pun sudah diambilnya
Karena kasihan melihat halnya
Raja Sahristan sultan yang bahari
Dihadirkan tempat di dalam puri
Sakitnya tidak lagi terperi
Belumkan baik empat lima hari
Sultan Syarif sendiri memeliharakan
Segala obat ia menyapukan
Jikalau santap ia menyuapkan
Pagi dan petang Baginda disiramkan (Yundiai, 1997:407-408)
Berdasarkan uraian di atas, dapat disinpulkan beberapa ha! sebagai
berikut:
I. Tokoh wanita dalam naskah Melayu, yang dalam ha! ini diwakili
oleh Siti Zawiyah dan Siti Hasanah, digambarkan sebagai wanita
yang cantik.
2. Selain cantik, Siti Zawiyah dan Siti Hasanah juga wanita yang sabar,
setia, berbakti kepada suami, dan taat menjalankan perintah agama.
3. Siti Zawiyah memperoleh "hasil" yang baik dari kesabarannya:
suaminya kembali kepadanya.
4. Siti Hasanah mengalami penderitaan karena kecantikannya. Ia
selamat karena Tuhan melindunginya. la terpaksa menyamar menjadi
laki-laki untuk menjaga keselamatan dirinya. Selama menjadi Jaki­
laki, bahkan menjadi raja, ia digambarkan sebagai seorang raja

DEWAKI KRAMADIBRATA

43

budiman, adil, dan bijaksana. Sayang, sctelah berhasil bertcmu
kcmbali dengan suaminya, ia meninggal. Nasibnya tragis.
i. Sementara itu, Siti Zuhrah digambarkan sebagai wanita yang labah
dan pasrah, terutama dalam menghadapi cobaan dalam hidupnya.
Meskipun demikian, ia memilih meninggalkan ncgcrinya untuk
melepaskan diri dari nasib bumknya. Kctika mcndapat kescmpalan
untuk menjadi raja setelah menyamar menjadi laki-laki, Siti Zuhrah
digambarkan sebagai tokoh pahlawan. la berhasil mengalahkan Raja
Sarani yang hendak menyebarkan agama Nasrani. Setelah itu, ia
kembali menjadi Siti Zuhrah dan menikah dengan Sidi Maulana. Siti
Zuhrah hidup bahagia.

1

1. Pcnutup

I >ilri pemaparan sekilas terlihat bahwa secara umum gambaran wanita ideal
ang lercermin dalam naskah Melayu adalah wanita yang cantik, baik hati,
1bar, setia, dan taat menjalankan perintah agama. lni yang terlihat dalam
\l'lltr Siti Zawiyah dan Hikayat Siti Hasanah. Meskipun demikian,
pn:mpuan pun dapat menjadi wanita "perkasa" seperti yang terlihat dalam
\1•,1/r Siti Zuhrah. Ada ha! yang menarik dari cerita yang telah disajikan di
,11.1,. Tokoh Siti Hasanah dan Siti Zuhrah menyamar mcnjadi laki-laki untuk
11tl'nyembunyikan identitas mereka sebagai perempuan. Fenomcna ini
111umrik juga untuk dikaji lebih lanjut, mungkin dengan menggunakan
111·11dekatan berperspektif gender.

\ 1•111111

I l,1la1 Pustaka. 1993. Hikayat Kali/ah dan Daminah. Cetakan ke-5. Jakarta: Balai
Pustaka.
lh ltrcnd, T.E. (ed.). 1998. Pe1pus1akaan Nasional Republik lldonesia. Seri
Katalog lnduk Naskah-naskah Nusan/ara Ji/id 4. Jakarta: Yayasan Obar
Indonesia dan EFEO.
(1h1111i, Abdul Mutalib Abdul. 1983. Syair Siti Zubaidah Pera11g China. Kuala
Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.
11111111:ih Bl. Hj. Hanizah. 1992. "Syair Siti Zawiyah: Suntingan Teksdan Analisis
lsi". Skripsi Sarjana Sastra Fakultas Sastra Univcrsitas Indonesia. Depok.

44

SUSASTRA

Jkram,Achadiati. 1997. "Galuh Berperasaan Perempuan: Suatu Usaha Membaca
Perempuan" dalam Filologia Nusantara. Titik Pudjiastuti ed. Jakarta:
Pustaka Jaya.
lskandar, T. 1996. Kesusastraan Klasik Melay11 Sepanja11g A bad. Jakarta: Penerbit
Libra.
__. 1999. Catalogue ofMalay, Minangkabau, and Sumatran Manuscripts in
the Netherlands. Vol. 1 dan 2. Leiden: Universiteit Leiden.
Liaw Yock Fang. 1991. Sejarah Kesusastraan Melayu Klasik Ji/id I da11 2.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Munawar, Tuti. 1978. Syair Bidasari. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Partiningsih, Dian. (?). "Hikayat Fartana Islam.
Perpustakaan Negara Malaysia. 1991. Katalog Manuskrip Melayu di Prancis.
Siri Bibliografi Manuskrip No. 9. Kuala Lumpur: Perpustakaan Negara
Malaysia.
__. 1992. Katalog Mam,skrip Melyu di Jerman Baral. Siri Bibliografi
Manuskrip No. 8. Kuala Lumpur: Perpustakaan Negara Malaysia.
Ricklefs, M.C. dan P. Voorhoeve. 1977. Indonesian Manuscripts in Great Brit­
ain. A Catalogue of Indonesian Manuscripts in Indonesian Languages
in British Public Collections. Oxord: Oxford University Press.
Sutaarga, Amir dkk. 1972. Kata/ogus Koleksi Naskah Melay11 Museum Pusat
Dep. P & K. Jakarta: Proyek Jnventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan
Nasional Direktur Jenderal Kebudayaan.
Van Ronkel, Ph. S. 1909. Catalos der Maleische llandschriflen in let Mu­
seum van het Bataviaasch Genootschap van Kuns/en en Welenscliappen.
Batavia: Albrecht & Co.
Wieringa, E.P. 1997. Catalogue ofMaly and Minangkaba11 Manuscripts in the
Library ofLeiden University and Other Collections in the Netherlands.
Leiden: Legatum Wamerium in Leiden University Library.
Yundiai, Siti Zahra. 1996. "Syair Siti Zuhrah: Suntingan Teks dan Analisis
Struktur". Tesis Magister Program Studi Ilmu Susastra Fakultas
Pascasarjana Universitas Indonesia. Depok.

lnteraksi Budaya dalam Surat Beriluminasi
Mu'jizah

/ ,11111ersitas Indonesia

\h,trak
-1.tlay illuminated letters as cultural products of the past were used as a means
111 rnmmunication by Nusantara kings and the Dutch colonial ruler. In the pro\ of such a cultural diplomacy, they influenced each other. They came rom
lilk·rcnt traditions and cultures, but as time went by, cultural adjustments also
1011� place. This is possible because each party had their own political interests
l11 p1cserving their power. Cultural interaction can be seen in the tradition of
�l11l.1y illuminated letters, ranging from the use of verbal linguistic symbols and
11_111vcrbal visual symbols to the letter ormat that ollows the Kitab Tarasul, the
� l,1li1y book of letters.
l\llht kunci: iluminasi, interaksi budaya, motif, simbol verbal, simbol nonver­
liiil

-I

l'.-•11t11ntar

)1oduk budaya masa lalu yang belum banyak dibicarakan dalam
� � hazanah pemaskahan Nusantara adalah surat beriluminasi atau surat
he I ;,1mbar. Surat erilumiasi suh dipakai sebagai sarana komunikasi sejak
I -,i1 .c-17. Persuratan ini telah berkembang lama di kerajaan-kerajaan di
11 ,,ntara. Dalam kodikologi istilah iluminasi awalnya digunakan
l111h11ngan dengan penyepuhan emas pada beberapa halaman naskah untuk
l!lfr11pl'roleh keindahan. Pada perkembangannya, ilumnasi yang semula
Iii( "lMCll kepada gambar yang membingkai teks sebagai gambar muka
/Ii 11111,·piece), tidak lagi sekadar hiasan, tetapi menjadi meluas maknanya
f1111c11.1 .1uga berkaitan dengan teks (Folsom, 1990: 40).
8111.11 beriluminasi berbahasa Melayu yang termegah adalah surat
1tlll111 lskandar Muda dari Aceh (1607-1636) kepada Raja James I di