Bacaan untuk Pramuka Golongan Penggalang Diterbitkan oleh BKKBN Pusat
REMAJA YANG TANGGUH
(Pemuda dan Remaja di Indonesia)
Disusun Oleh : Yana Suptiana
Bacaan untuk Pramuka Golongan Penggalang
Diterbitkan oleh BKKBN Pusat
Penggalang 2 Perpustakaan Nasional RI : Data Katalog Dalam Terbitan (KDT) Suptiana, Yana
Remaja yang tangguh / Yana Suptiana. -- Jakarta : Direktorat Kerjasama
Pendidikan Kependudukan BKKBN, 2015iv, 22 hal.; 21 cm. – (Seri Pendidikan Kependudukan bagi Pramuka
Penggalang)ISBN : 978-602-1564-55-4
Judul
II. Seri I.
………
Pertama kali diterbitkan oleh: Direktorat Kerjasama Pendidikan Kependudukan (DITPENDUK) – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Penanggung Jawab : Dra. Paulina Johana S., MM.
Penulis : H. Yana Suptiana, M.Pd. Editor : Bambang Hendroyono, S.Pd., M.M.Pd. Penyelaras akhir : Sintawaty Sulisetyoningrum, S.,Sos., MPH.
Sri Herlin K., S.Si.
Tim Ditpenduk
Desain sampul dan grafis : Helmi Sucipto HatibiCetakan Pertama, 2015 Materi dapat diperbanyak oleh pihak lain atas izin DITPENDUK – BKKBN Email : [email protected]
SERI PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN BAGI PRAMUKA
Penduduk Indonesia berjumlah 237.641.326 jiwa di tahun 2010, diproyeksikan akan
menjadi 270 juta di tahun 2025 dan antara 309 juta di tahun 2050 (Proyeksi BPS) . United
Nations memproyeksikan, Indonesia akan menjadi penyumbang terbesar ke-6 dari
jumlah seluruh penduduk dunia, dimulai dari China, India, Nigeria, Amerika, Pakistan, dan
akhirnya Indonesia. Terkait dengan hal tersebut, maka buku ini betujuan memberikan
wawasan pengetahuan tentang kependudukan kepada Pramuka, yang diharapkan
dapat menjadi contoh bagi lingkungan sekitarnya.Buku Seri Pendidikan Kependudukan Bagi Pramuka ini terdiri atas 5 isu kependudukan,
yaitu : Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk, Usia Remaja, Penduduk Usia Produktif,
Penduduk Lanjut Usia, dan Urbanisasi. Masing-masing isu kependudukan memiliki buku
seri cerita dan bacaan yang dikemas secara menarik dan disesuaikan dengan tingkatan
Pramuka, dimulai dari Pramuka Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega.Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Saat ini, Indonesia menduduki peringkat ke 4 sebagai negara dengan penduduk terbanyak di dunia dan akan terus bertambah sampai tahun 2050. Keadaan ini akan berdampak meningkatnya kesenjangan sosial, kepadatan pemukiman, berkurangnya lahan untuk tempat bermain anak, pengangguran, tingginya kebutuhan pangan dan energi dan bahkan kriminalitas.
Oleh karena itu, dituntut peran serta dari berbagai pihak termasuk
Pramuka untuk dapat membantu pemerintah dalam menekan angka laju pertumbuhan
penduduk. Untuk Pramuka siaga dan penggalang dapat membantu dengan menjadi
contoh nyata dalam tindakan dan kegiatan sehari-hari. sedangkan bagi pramuka
penegak dan pandega dapat melalui kegiatan penyuluhan kepada masyarakat.Usia Remaja Jumlah remaja di Indonesia sebesar 43, 6 juta jiwa (BPS, 2010), jumlah tersebut akan terus mengalami peningkatan sampai dengan tahun 2025 sebesar 47 juta jiwa. Penduduk remaja merupakan modal pembangunan yang sangat potensial, oleh karena itu harus memiliki kualitas yang baik. Karena peran pemuda sangat penting bagi keberlangsungan dan kemajuan sebuah bangsa, maka negara berkepentingan untuk memiliki anak-anak muda yang siap untuk meneruskan kepemimpinan bangsa dan benkotribusi sejak dini dengan prestasi yang diraih dibidangnya masing-
masing. Organisasi mana yang memiliki perhatian penuh terhadap pembentukan
karakter anak muda? Salah satunya adalah Pramuka. Dimana Pramuka telah terbukti di
lebih dari 165 negara sebagai wadah yang efektif dalam pembentukan karakter anak
muda. Oleh karena itu, sebagai Pramuka harus memahami dengan baik karakteristik
usia remaja karena akan menjadi bekal yang baik untuk pribadi dalam membina diri dan
menjadi contoh positif untuk rekan seusianya.Penduduk Usia Produktif Jumlah penduduk usia produktif (usia 15-64) di Indonesia pada tahun 2010 berjumlah 157,05 juta jiwa dan akan terus meningkat sampai tahun 2035 mencapai angka 207 jiwa. Semakin meningkatnya jumlah penduduk usia produktif dapat menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Maka syaratnya mereka harus dibekali dengan pendidikan dan keterampilan yang dibutuhkan oleh pasar kerja. Untuk mempersiapkan generasi penerus yang akan menjadi penduduk usia produktif yang berkualitas khususnya para generasi Pramuka, buku ini
bertujuan memberikan pengetahuan tentang berbagai profesi, motivasi untuk memiliki
cita-cita yang tinggi dan adanya dunia kewirausahawan. Dimana diharapkan Pramuka
dapat menjadi contoh nyata yang baik bagi lingkungan sekitarnya.Penduduk Usia Lanjut Saat ini jumlah usia lanjut sekitar 21 juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2050 jumlahnya meningkat mencapai angka 79,8 juta jiwa.
Meningkatnya jumlah Lansia akan memberikan dampak dalam berbagai aspek kehidupan, seperti penyediaan fasilitas umum yang ramah lansia dan sikap-sikap positif dari keluarga. Oleh karena itu generasi penerus saat ini khususnya untuk para Pramuka yang akan menjadi contoh bagi lingkungan sekitarnya harus sudah diajarkan untuk menjadi manusia yang produktif dan mandiri sehingga siap menghadapi masa dewasa dari
sekarang dengan mulai selalu menghormati, menyayangi, dan peduli kepada kakek dan
nenek mereka. Dari sisi lansia, mereka akan senang dan gembira jika mendapat kasih
sayang dan perhatian yang besar dari cucunya.Urbanisasi Penduduk yang tinggal di wilayah perkotaan sudah mencapai 54% (BPS, 2010) dari total seluruh penduduk di Indonesia. Diperkirakan pada tahun 2050, penduduk yang tinggal di perkotaan akan mencapai 75%. Pesatnya pertumbuhan perkotaan dapat menyebabkan masalah seperti polusi, kemacetan, banjir, pemukiman yang padat serta kerusakan lingkungan. Bagi daerah asal (desa) jika ditinggalkan dapat menyebabkan kekurangan Sumber Daya Manusia potensial yang dapat mengelola dan membangun daerah asalnya.
Oleh karena itu perlu ditanamkan kepada setiap insan Pramuka bahwa tinggal di desa
dan kota sama saja dengan kelebihan dan kekurangannya. Setiap Pramuka didorong
untuk mencintai dan peduli daerah asalnya, memiliki kesadaran untuk memajukan
daerahnya masing-masing dan berkontribusi menciptakan desa maupun kota yang
ramah lingkungan dengan menjaga kebersihan lingkungan dan berperilaku hidup sehat.
Disamping juga senantiasa selalu merasa bangga menjadi seorang Pramuka Indonesia
baik di desa maupun di kota. Salam Pramuka!Pemilihan Pemimpin Regu
Cuaca sore itu sangat sejuk sehingga membuat nyaman untuk beraktifitas. Seperti biasa sore itu di Gugus Depan, Kalisa dan Reina sedang berlatih pramuka. Namun kali ini agak berbeda, karena kegiatannya adalah musyawarah regu dengan agenda pemilihan pemimpin regu. Dalam pramuka, pemilihan pemimpin regu rutin dilakukan setiap enam bulan sekali.
Menikmati rindangnya pepohonan di halaman sekolah, semua anggota regu duduk dibawah pohon sambil membuat lingkaran kecil. Ada delapan regu yang secara bersamaan sedang bermusyawarah, masing-masing empat regu putri dan empat regu putra. Dari kejauhan tampak para pembina masing-masing mengawasi kegiatan musyawarah yang sangat demokratis itu. Gambar 1.Musyawarah pemilihan pemimpin regu.
Dari kejauhan terdengar suara masing- masing anggota yang saling bertukar pendapat, ada juga yang sudah bersorak sorai tanda kesepakatan telah tercapai, ada juga yang ditutup dengan yel- yel, tepuk tangan, dan bernyanyi. Mereka terlihat sangat gembira dan tidak ada satu regu pun yang mengalami kebuntuan dalam musyawarah. Musyawarah dilakukan dengan penuh kekeluargaan dan kebersamaan.
Bermacam-macam luapan kegembiraan dilakukan untuk merayakan kemenangan pemimpin barunya. Di regu putra anggota yang terpilih di arak dengan menggunakan tandu dari tongkat seperti pahlawan Jenderal Besar Sudirman, ada pula yang digotong secara beramai- ramai seperti pemain sepak bola yang baru saja memasukan bola ke gawang. Sementara itu di Regu Putri, Kalisa sedang dipeluk erat-erat oleh teman- teman seregunya, karena secara aklamasi Kalisa terpilih menjadi pemimpin Regu Melati.
Di tengah kegembiraan para anggota penggalang, tiba-tiba kakak pembina meniup pluit. Mereka berlari dengan membawa tongkat yang disilangkan di depan dada menuju sumber suara. Di tempat upacara, kak Neli selaku Pembina penggalang mengangkat kedua tangannya sambil membentuk huruf U, pertanda peserta tiap regu harus membentuk barisan berbentuk angkare. Di tempat lainpun terlihat kak Helmi pembina putra juga melakukan hal yang sama.
“Selamat sore adik-adik!”, Sapa Kak Neli. “Kalian tadi telah melakukan praktik musyawarah secara demokrasi dan masing-masing regu telah memilih pemimpin regu yang baru. Secara keseluruhan proses pemilihan pemimpin tadi berjalan sangat demokratis melalui musyawarah dan mufakat dalam waktu yang singkat, penuh pengertian dan saling hormat menghormati. Perlu kalian ketahui kegiatan musyawarah ini adalah warisan budaya nenek moyang yang harus terus dipertahankan dalam diri remaja. Karena di era sekarang, kegiatan musyawarah yang penuh kekeluargaan sudah mulai banyak ditinggalkan. Jadikan semua pengalaman selama proses musyawarah tadi sebagai bekal kalian dewasa nanti. Kepada para pemimpin regu yang lama kakak ucapkan terimakasih, karena sudah menjalankan tugas dengan baik.Kepada pemimpin regu yang baru saja terpilih, kakak ucapkan selamat bekerja, laksanakan tugas dengan baik”.
Seusai Kak Neli memberikan sepatah kata sambutannya, selanjutnya serah terima jabatan dimulai, kepada pemimpin regu yang lama dan yang baru dipersilahkan untuk maju kedepan berhadap-hadapan. Reina pemimpin regu Melati yang lama menyerahkan tongkat bendera regu kepada Kalisa yang baru saja terpilih menggantikannya menjadi pemimpin regu Melati begitu pula regu-regu yang lainnya. Setelah selesai, seluruh anggota pramuka memberikan ucapan selamat kepada pemimpin regu yang baru.
Kemudian serah terima jabatan pemimpin regu kegiatan dilanjutkan dengan upacara penutupan. Pada upacara penutupan Kak Neli selaku Pembina upacara menyampaikan pengumuman bahwa nama-nama yang diusulkan dalam seleksi anggota Tim Jambore Kwartir Cabang (Kwarcab),semuanya lulus seleksi. Ketiga orang itu adalah Duki dari Regu Rajawali, Kalisa dan Reina dari Regu Melati. Selesai upacara penutupan seluruh anggota pramuka menghampiri Duki, Kalisa dan Reina untuk memberikan ucapan selamat. Wajah mereka pun gembira menyambut ucapan selamat dari teman-teman satu regunya itu.
Persiapan Keberangkatan Jambore
Selama perjalanan pulang menuju rumah, wajah Kalisa terlihat sangat cerah penuh kegembiraan. Karena sore itu dia mendapatkan dua kepercayaan yaitu menjadi pemimpin regu dan terpilih menjadi utusan untuk mengikuti Jambore Nasional. Sepanjang perjalanan Kalisa memikirkan tugas yang amat mulia itu.
Setibanya Kalisa di halaman rumah, terlihat ayah sedang menyiram bunga di taman. Kalisa menghampiri ayahnya sambil mencium tangannya. Ayah menatap wajah Kalisa dengan penuh keheranan. “Tidak seperti biasanya kamu pulangnya agak sore Kalisa?”. Tanya ayah Kalisa.“ Iya maaf yah, tadi aku terpilih menjadi pemimpin regu, kemudian ketika upacara penutupan kakak pembina mengumumkan aku lulus seleksi menjadi peserta jambore.
Persiapan Keberangkatan Jambore
Gambar. 2 Pengumuman hasil seleksi peserta Jambore.
Oleh karena itu setelah upacara aku menemui kak Helmi untuk mencatat persyaratan dan perlengkapan mengikuti jambore nanti, karena banyak yang perlu disiapkan makanya aku terlambat sampai di rumah”. Jawab Kalisa dengan muka berbinar-binar.
“Ya.. tidak apa-apa, Ayah ucapkan selamat untuk putri ayah yang cantik dan pintar. Sebagai hadiahnya sore ini kamu bebas tugas menyiram bunga biar ayah yang menggantikan, kamu segera mandi dan istirahat saja”. Ujar ayah Kalisa mengakhiri percakapan.
Malam itu sehabis makan malam Kalisa berkumpul di ruang keluarga, bersama Ayah, Ibu dan adiknya. Ayah Kalisa mulai membuka obrolan. “Ibu, sudah mengucapkan selamat kepada Kalisa?” “Memangnya ada apa?” Jawab Ibu Kalisa.
Dengan senyum mengembang, Kalisa menjawab “tadi sore aku mendapatkan kepercayaan dari teman-teman untuk menjadi pemimpin regu.
Kemudian aku juga lulus seleksi mengikuti jambore nasional bulan depan. Aku mohon doa dan dukungan ibu dan ayah”.
“Kami pasti akan selalu mendukung jika kegiatan itu bermanfaat Lis” jawab ibu. Tapi pesan ibu, kamu harus bisa mengatur waktu. Terlebih lagi menjadi pemimpin regu kamu harus menjadi tauladan bagi teman-temanmu. Sebagai pemimpin regu kamu harus berperilaku jujur, adil dan disiplin”.
“Kalau Jambore itu apa yah?” tiba-tiba adik Kalisa bertanya. Ayah tersenyum mendengar celetukan dari anak bungsunya sambil menjawab
“Jambore itu pestanya pramuka penggalang dik. Sewaktu remaja dulu, ayah pernah ikut jambore di Sibolangit di daerah provinsi Sumatera Utara.
Banyak pengalaman dan manfaat yang ayah rasakan setelah mengikuti kegiatan Jambore. Pertama, ayah jadi tidak mudah terpengaruh dengan kebiasaan-kebiasaan buruk seperti merokok, narkoba, mabok-mabokan, tawuran dan kebiasaan buruk lainnya. Karena dalam kegiatan jambore ada banyak kegiatan wajib dan pilihan yang harus kamu ikuti Lis, menghadiri penyuluhan masalah remaja, pelatihan keterampilan, dialog wawasan tentang lingkungan hidup, bahaya narkoba, serta ada pentas seni budaya dari berbagai daerah. Dengan mengikuti Jambore kamu akan punya banyak teman, terutama dari provinsi lain. Kalian bisa saling tukar informasi tentang budaya di daerah kalian masing-masing. Kesempatan ini tidak akan datang dua kali, dan tidak semua orang dapat kesempatan mengikuti Jambore Nasional. Oleh karena itu, siapkan apa yang diperlukan sesuai arahan kakak pembina” Ayah Kalisa mengakhiri nasihatnya. Karena hari sudah larut malam, Ayah dan Ibu meminta Kalisa dan adiknya untuk segera ke kamar untuk beristirahat.
Keesokan hari, di Minggu pagi Kalisa sudah bangun, bersiap-siap untuk pergi bersama keluarganya membeli perlengkapan untuk jambore. Sederet catatan dibuku kecil sudah Kalisa tuliskan beberapa keperluan yang akan dibeli.
Sesampainya di toko perlengkapan, Kalisa segera mencari perlengkapan yang dibutuhkannya. Reina dan Duki juga sudah sibuk mencari perlengkapan yang harus dibeli di toko yang sama. Hampir satu jam mereka belanja, setelah semua perlengkapan dibeli, merekapun bergegas untuk pulang. Kalisa pun sangat gembira dan tidak sabar untuk segera mengikuti Jambore bulan depan.
Penyuluhan Tentang Remaja
Satu bulan berlalu, di hari Minggu tepat jam enam pagi, semua kontingen jambore sudah siap di alun-alun untuk dilepas oleh Bapak Walikota selaku ketua Majelis Pembimbing Cabang (Mabicab).
Kalisa, Reina dan Duki sudah bergabung dibarisan, sementara itu para orang tua dan para pembina tampak menitikan air mata, tanda rasa bangga dan terharu melepas putra-putri kesayangannya. Selesai upacara pelepasan semua peserta menaiki bus untuk menuju lokasi jambore.
Hari pertama Jambore, kegiatan dimulai dengan mendirikan tenda dan membersihkan lingkungan sekitar tenda. Di sore hari, peserta mendapatkan tugas dalam bentuk permainan mencari sahabat baru dari kontingen yang berbeda. Permainan ini sangat menantang karena peserta harus mencari teman yang mempunyai ciri- ciri yang berbeda. Berbeda tanggal dan bulan lahir, asal suku yang berbeda, hobi yang berbeda serta punya keahlian yang berbeda.Tugas ini sangat menantang, karena menuntut kita untuk saling berkenalan dan wawancara lebih dalam. Sementara itu melalui pengeras suara yang dipasang di tiap pojok bumi perkemahan, terdengar nyanyian dari paduan suara kakak-kakak pembina pendamping menyanyikan lagu.
“Dari segala penjuru semua pramuka menuju. Kita bangun desa baru dari regu maha regu Yo haliyo yo yo, yo haliye ye ye Yo haliyo haliyeeeeee Yo haliye ye ye, yo haliyo yo yo Yo haliye haliyooooooo” Di hari kedua, sejak pagi hari peserta sudah ramai dengan berbagai kegiatan, mulai dari kegiatan ibadah, sampai olah raga. Gambar 3. Peserta Jambore sedang mendapatkan arahan dari Kakak Pembina.
Pagi itu mereka sudah siap dengan pakaian seragam lengkapnya dan bersiap menuju lapangan utama untuk mengikuti upacara pembukaan. Menurut jadwal tepat pukul delapan upacara pembukaan akan dimulai dan dihadiri oleh bapak presiden selaku Majelis Pembimbing Nasional (Mabinas) yang akan bertindak sebagai pembina upacara serta sekaligus akan membuka secara resmi kegiatan jambore.
Terlihat wajah mereka sangat bangga penuh semangat dan dengan rapi berbaris dipasukannya. Tingggal beberapa menit lagi orang nomor satu di Indonesia akan datang. Gegap gempita suara tepuk tangan menyambut kehadiran Bapak Presiden.
Saat yang ditunggu-tunggu tiba, upacara dimulai. Bapak Presiden secara khusus menyampaikan amanat anggota pramuka, yang menjadi catatan penting diantaranya: bangsa, oleh
1. Remaja adalah penerus karenanya jadilah kalian generasi yang baik dan menjadi tauladan bagi teman-teman kalian semua.
2. Manfaatkan kesempatan jambore ini untuk menimba berbagai pengetahuan, yang kemudian akan kalian bagikan kepada teman-teman di gugus depannya masing- masing.
3. Jauhi, narkoba, dan kebiasaan buruk lainnya, sehingga masa depan kalian akan lebih baik.
4. Jadilah remaja yang tangguh, tidak mudah putus asa dan hadirkan budaya sopan santun sehingga menjadi bagian dari nilai- nilai karakter yang selalu melekat dalam diri para remaja.
Dipundakmulah kelak kemajuan bangsa ditentukan, selamat berlatih, dan mengikuti rangkaian kegiatan di jambore ini. Itulah beberapa amanat bapak presiden yang terpatri dihati masing-masing peserta Jambore. Hari ketiga jambore, masing-masing peserta mendapatkan tugas yang berbeda-beda. Hari itu Reina mendapat tugas mengikuti penyuluhan dan praktik keterampilan penjernihan air. Duki mengikuti kegiatan outbond, sedangkan Kalisa menghadiri dialog tentang permasalahan remaja. Kegiatan dimulai pukul delapan pagi, mereka menuju anjungan kegiatan masing-masing. Kalisa berangkat lebih awal karena lokasi kegiatan agak jauh dari tempat kemah. Sampai di lokasi para penggalang segera memenuhi ruangan pendopo Kabupaten perkemahan. Di dalam ruangan sudah terpasang spanduk dengan tema tulisan “
Remaja dan segala permasalahannya”. Kalisa sudah tidak
sabar mengikuti kegiatan ini, karena pembicaranya menarik. Ada tokoh pemuda, pembicara dari
BKKBN dan artis yang pernah mengalami masalah pada usia remaja.
Tibalah saat yang dinanti, moderator mulai memanggil dan memperkenalkan para pembicara. Pembicara pertama adalah seorang pengusaha sukses yang memiliki berbagai pengalaman di masa mudanya. Ia bercerita bahwa mental dan jiwa wirausaha yang dimilikinya saat ini adalah berkat pengetahuan dan pengalamannya dahulu saat aktif di pramuka. Sejak remaja, ia mulai belajar hidup sederhana dan tidak mudah menyerah. Pengetahuan dan pengalamannya itu menjadi bekal dirinya menjadi pengusaha yang sukses seperti saat ini.
Sementara itu pembicara kedua adalah perwakilan dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Dari pembicara ini banyak informasi yang didapatkan oleh para peserta Jambore, diantaranya tingginya jumlah populasi remaja yang saat ini mencapai 25 persen dari seluruh jumlah penduduk Indonesia. Menurut pendapatnya, menjadi anggota pramuka merupakan pilihan yang tepat bagi anak-anak dan remaja. Karena dengan aktif mengikuti kegiatan terhindar dari hal-hal yang negatif.
Pembicara terakhir adalah seorang artis yang pernah menjadi pemakai/pecandu narkoba. Berkali-kali ia mengingatkan kepada seluruh peserta jangan sampai mengikuti jejaknya yang pernah tergoda untuk mencoba narkoba hingga akhirnya menjadi kecanduan.
Pesan itu disampaikannya dengan mengajak para peserta untuk bernyanyi bersama dengan lagu:
Kalau ada narkoba, bilang saja tidak Kalau lihat narkoba, jangan coba-coba Kalau kau digoda, gelengkan kepala Kalau kau dipaksa, lari masuklah pramuka
Lagu itu diulang berkali-kali sambil berdiri dan bertepuk tangan. Setelah semua pembicara selesai berbicara, kegiatan seminar ditutup oleh kakak moderator. Pesan yang disimpulkan oleh kakak moderator bahwa berbagai informasi dan pengetahuan yang didapat para anggota pramuka saat seminar ini diharapkan dapat disebarkan ke teman-teman lain di gugus depan masing-masing.
Mengunjungi Pameran Sumpah Pemuda
Setelah selesai mengikuti kegiatan jambore selama satu bulan, Kalisa dan teman-teman mulai disibukkan dengan kegiatan di dewan penggalang. Rapat dewan penggalang mulai dilakukan untuk membahas persiapan upacara dan Kunjungan ke Pameran dalam rangka “Hari Sumpah Pemuda”. Kalisa dan Duki selaku ketua Dewan Penggalang sibuk membagi tugas agar acara itu dapat berjalan dengan lancar.
Pagi itu tanggal 28 Oktober tepat pukul 06.30 semua pasukan penggalang putra dan putri sudah berkumpul dan berbaris dihalaman sekolah.
Sebelum keberangkatan, Kak Neli dan Kak Helmi memberi arahan singkat tentang tata tertib selama diperjalanan. Selanjutnya masing-masing pasukan diminta untuk berdo’a bersama dan segera menuju alun-alun.
Mengunjungi Pameran Sumpah Pemuda
Gambar 4. Pengarahan menuju lokasi pameran hari sumpah pemuda Sampai di Alun-alun kota, tampak peserta lain dari berbagai organisasi pemuda telah berbaris menghadap tribun tamu undangan. upacara dimulai, sampailah pada sesi amanat Inspektur Upacara, yakni Bapak Walikota, beliau membacakan sambutan dari menteri pemuda dan olahraga.
Dalam sambutannya Bapak Walikota mengingatkan bahwa pemuda mempunyai potensi strategis untuk menentukan kemajuan bangsa ini. Oleh karena itu para pemuda diharapkan mempersiapkan diri sejak dini untuk menjadi pemimpin dimasa yang akan datang.
Persaingan akan semakin ketat dimasa yang akan datang karena akan memasuki masa masyarakat ekonomi ASEAN (MEA). Dimana persaingan tidak saja tentang pendidikan tetapi juga persaingan di dunia kerja. Oleh karena itu jangan sia-siakan masa mudamu untuk kegiatan- kegiatan negatif yang tidak ada manfaatnya.
Selesai amanat dari Bapak Walikota, upacara pun diakhiri dengan penyerahan hadiah kepada para pemuda pelopor yang berhasil menciptakan berbagai karya terbaik dalam lomba pemuda pelopor.
Setelah upacara, peserta kemudian diarahkan ke lokasi pameran “Hari Sumpah Pemuda” di gedung Balai Kota. Di dalam gedung terpajang foto-foto yang menarik, diantaranya ada foto remaja yang kecanduan narkoba badannya kurus kering seperti tengkorak hidup, ada juga foto remaja putus sekolah yang terjerumus pada kejahatan kriminal, foto pelajar yang hamil diusia muda akibat pergaulan bebas, serta foto-foto tawuran pelajar.
Pengunjungpun mendapat penjelasan dari para penjaga stand pameran agar para remaja tidak meniru perbuatan tersebut bahkan harus menghindarinya, karena akibatnya sangat merugikan masa depan para remaja.
Stand pameran berikutnya yang dikunjungi adalah anjungan tokoh-tokoh pemuda jaman dulu dan masa kini. Di stand ini dipasang foto-foto pemuda pelopor kemerdekaan seperti Bung Karno, Bung Hatta, Bung Syahrir beserta cuplikan gagasan-gagasannya semasa mereka muda. Di dinding berikutnya terdapat foto-foto atlet Indonesia yang berprestasi di tingkat dunia seperti Rudi Hartono, Susi Susanti dan foto-foto tokoh remaja berprestasi lainnya.
Penjaga stand pameran memberi motivasi agar para remaja dapat mencontoh perjuangan mereka yang membawa harum nama bangsa Indonesia di mata dunia.
Anjungan terakhir yang dikunjungi Kalisa dan teman-teman adalah stand tempat dipamerkannya hasil karya para tokoh remaja putra-putra bangsa Indonesia yang berhasil membuat mobil nasional, Robot sederhana, lukisan dan peralatan elektronik yang kesemuanya dibuat dan didesain oleh para pemuda.
Banyak sekali inovasi yang dipertunjukkan dalam pameran tersebut. Hal ini membuat Kalisa dan teman-teman terinspirasi untuk menjadi remaja yang kreatif dan inovatif.