Contoh proposal tesis listy trisakti

A. Latar Belakang
Pelajaran fisika sangat menyenangkan dan menarik untuk dipelajari, karena fisika
merupakan ilmu dasar dan menjadi tulang punggung perkembangan teknologi modern.
Perkembangan teknologi yang pesat saat ini tidak terlepas dari andil besar pengaplikasian ilmu
fisika. Peranan ilmu fisika yang besar ini menuntut manusia untuk dapat memahami dan
menguasainya dengan baik. Berdasarkan studi awal peneliti ke beberapa sekolah di kota Sungai
Penuh melalui wawancara secara lisan dengan bebrapa orang guru dan siswa, didapatkan bahwa
sebagian besar siswa masih menganggap fisika sebagai pelajaran yang sulit dan membosankan.
Anggapan ini menyebabkan rendahnya motivasi siswa untuk belajar sehinggan hasil belajar
fisika rendah dan masih banyak yang dibawah KKM.
Fenomena dilapangan ini, disebabkan karena metode pembelajaran yang dialakukan oleh
duru cenderung didominasi metode tertentu, sehingga siswa pasif dalam proses pembelajaran.
Guru hanya meningkatkan pengetahuan kognitif siswa dengan memberikan hafalan-hafalan teori
dari materi yang ada. Pembelajaran yang dilakukan hampir tidak ada menggunakan media dalam
proses pembelajaran. Fenomena inilah yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa
yang berdampak terhadap hasil belajar siswa.
Banyak faktor yang diduga mempengaruhi hasil belajar fisika SMAN 1 Sungai Penuh
antara lain, strategi pembelajaran, metode mengajar, motivasi belajar, kemampuan guru dalam
mendesain pembelajaran, lingkungan dan iklim belajar, serta media pembelajaran yang
digunakan.
Banyak cara untuk membuat pelajaran fisika menjadi lebih menarik, salah satunya adalah

penggunaan media yang kontekstual dan mudah dipahami. Salah satunya adalah media
audiovisual. Media pembelajaran ini memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran
terutama pada materi menganalisis cara perpindahan kalor. Diman pada materi ini siswa dituntun
agar bisa mengkonkritkan konsep-konsep fisika yang bersifat abstrak. Dalam mendesain
pembelajaran guru mempertimbangkan aspek media dalam perancanaan pembelajarannya. Untuk
itu guru harus berupaya menggunakan dan menerapakan pembelajaran dengan bantuan media
yang ada. Pemilihan dan penggunaan media harus mempedomani turjuan pembelajaran yang
akan dicapai,karakteristik siswa, dan lingkungan belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
yang berjudul “ Pengaruh Penggunaan Media Audiovisual dan Motivasi belajar Terhadap
Hasil Belajar Fisika Pada Materi menganalinis Cara Perpindahan Kalor di SMAN 1 Sungai
Penuh”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan bahwa banyak faktor yang
diduga mempengaruhi hasil belajar siswa. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat
dibedakan menjadi dua jenis yang bersumber dari diri siswa dana faktor yang bersumber dari
luar diri siswa.

Faktor yang bersumber dari dalam diri dikategorikan faktor biologis, meliputi: usia,
kematangan, dan kesehatan. Sedangkan faktor psikologis, meliputi: minat, motivasi, dan

kebiasaan belajar.
Faktor yang berasal dari luar diri siswa dikategorikan antara lain faktor keluarga,
meliputi: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, susasana rumah, keadaan
ekonomi, dan latar belakang kebudayaan. Faktor sekolah, meliputi: strategi mengajar, kurikulum,
relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah, media pengajaran, dan sebagainya. Faktor
masyarakat, meliputi: kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, dan sebagainya.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, maka dalam
penelitian in dibatasi pada penggunaan media pembelajaran khusunya media audiovisual dan
motivasi belajar dalam meningkatkan hasil belajar fisika pada materi menganalisis cara
perpindahan kalor
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian
ini adalah:
1. Apakah hasil belajar fisika kelompok siswa yang diajarkan menggunakan media audiovisual
lebih tinggi dari pada kelompok siswa yang diajarkan tanpa media audiovisual?
2. Apakah hasil belajar fisika kelompok siswa dengan motivasi belajar tinggi yang diajarkan
dengan menggunakan media audiovisual lebih tinggi dari pada kelompok siswa yang diajarkan
tanpa media audiovisual?
3. Apakah hasil belajar fisika kelompok siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajarkan

dengan menggunakan media audiovisual lebih tinggi dari pada kelompok yang diajarkan tanpa
media audiovisual?
4. Apakah terdapat interaksi antara penggunaan media dengan motivasi belajar terhadap hasil
belajar siswa pada mata pelajaran fisika?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukan, maka tujuan penelitian yang
akan dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Pengaruh penggunaan media audiovisual terhadap hasil belajar mata pelajaran fisika
2. Pengaruh penggunaan media audiovisual pada siswa dengan motivasi belajar tinggi terhadap
hasil belajar pada mata pelajaran fisika
3. Pengaruh penggunaan media audiovisual pada siswa dengan motivasi belajar rendah terhadap
hasil belajar pada mata pelajaran fisika
4. Interaksi penggunaan media audiovisual dan motivasi belajar terhadap hasil belajar mata
pelajaran fisika

F. Kegunaan Penelitian
1. Pengembangan ilmu teknologi pendidikan khususnya dalam kawasan desain pembelajaran dan
media pembelajaran
2. Para praktisi dan akademisi LPMP, untuk pengembangan media pembelajaran dalam rangka
peningkatan mutu pendidikan

3. Kepala dinas pendidikan, sebagai masukan dalam rangka meningkatkan mutu dan ketuntasan
dalam pembelajaran
4. Guru, membantu untuk mengembangkan dan menerapka penggunaan media pembelajaran untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa
5. Peneliti selanjutnya, memberi masukan untuk meneliti lebih lanjut dalam rangka
mengembangkan strategi pembelajaran dan media pembelajaran.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi teoritis
1. Media Audiovisual
a. Pengertian media pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin medio? Dalam bahasa Latin, media dimaknai sebagai
antara. Media merupakan bentuk jamak dari medium, yang secara harfiah berarti perantara atau
pengantar. Secara khusus, kata tersebut dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan
untuk membawa informasi dari satu sumber kepada penerima. Dikaitkan dengan pembelajaran,
media dimaknai sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk
membawa informasi berupa materi ajar dari pengajar kepada peserta didik sehingga peserta didik
menjadi lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Satu hal yang perlu diingat

bahwa peranan media tidak akan terlihat apabila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dan
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Secanggih apa pun media tersebut, tidak dapat
dikatakan menunjang pembelajaran apabila keberadaannya menyimpang dari isi dan tujuan
pembelajarannya.
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang
secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu yang dapat

digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses
belajar
terjadi
(Sadiman,2002:6).
Latuheru(1988:14), menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat, atau
teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi
komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya
guna.
Berdasarkan definisi tersebut, media pembelajaran memiliki manfaat yang besar dalam
memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran. Media pembelajaran yang digunakan harus
dapat menarik perhatian siswa pada kegiatan belajar mengajar dan lebih merangsang kegiatan
belajar siswa.

b. Fungsi media pembelajaran
Ada dua fungsi utama media pembelajaran yang perlu kita ketahui. Fungsi pertama media
adalah sebagai alat bantu pembelajaran, dan fungsi kedua adalah sebagai media sumber belajar.
Kedua fungsi utama tersebut dapat ditelaah dalam ulasan di bawah ini.
1). Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran
Tentunya kita tahu bahwa setiap materi ajar memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi.
Pada satu sisi ada materi ajar yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi di lain pihak ada materi
ajar yang sangat memerlukan alat bantu berupa media pembelajaran. Media pembelajaran yang
dimaksud antara lain berupa globe, grafik, gambar, dan sebagainya. Materi ajar dengan tingkat
kesukaran yang tinggi tentu sukar dipahami oleh siswa. Tanpa bantuan media, maka materi ajar
menjadi sukar dicerna dan dipahami oleh setiap siswa. Hal ini akan semakin terasa apabila
materi ajar tersebut abstrak dan rumit/kompleks.
Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan
pembelajaran. Hal ini dilandasi keyakinan bahwa kegiatan pembelajaran dengan bantuan media
mempertinggi kualitas kegiatan belajar siswa dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu
berarti, kegiatan belajar siswa dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar
yang lebih baik daripada tanpa bantuan media.
2). Media pembelajaran sebagai sumber belajar
Sekarang Anda menelaah media sebagai sumber belajar. Sumber belajar adalah segala
sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat bahan pembelajaran untuk belajar peserta didik

tersebut berasal. Sumber belajar dapat dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu manusia,
buku perpustakaan, media massa, alam lingkungan, dan media pendidikan. Media pendidikan,
sebagai salah satu sumber belajar, ikut membantu guru dalam memudahkan tercapainya
pemahaman materi ajar oleh siswa, serta dapat memperkaya wawasan siswa.
c.

Macam-macam Media dan Karakteristiknya

Media pembelajaran dilihat dari jenisnya, media terbagi menjadi:
1). Media auditif
Media yang hanyamengandalkan suara saja seperi radio,kaset rekoorder, piringan
hitam. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan pendengaran.
2).Media visual
Media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media ini ada yang menampilkan
gambar diam seperti film strip, slides, foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada pula yang
menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun.
3).Media audio visual
Media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunya
kemampuan yang lebih baik karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua. Media
ini dibagi dalam:

(a). Audio visual murni yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar derasal dari satu sumberseperti
video kaset.
(b). Audio visual tidak murni yaitu unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber yang
berbeda. Misalnya filmbingkai suara yang unsur gambarnya berasal dari slides proyektor dan
unsur suaranya berasal dari tape recorder.
d. Kelebihan dan kekurangan Media Pembelajaran
Meskipun dalam penggunaannya jenis-jenis teknologi dan media sangat dibutuhkan guru
dan siswa dalam membantu kegiatan pembelajaran, namun secar`umu terdapat beberapa
kelebihan dan kelemahan dalam penggunaannya. Diantara kelebihan atau kegunaan media
pembelajaran yaitu:
1). Memperjelas penyajian pesanagar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam
bentuk kata-kata,
tertulis atau lisan belaka).
2). Mengatasi perbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti:
(a) Objek yang terlalu besar digantikan dengan realitas, gambar, film
bingkai, film atau model
(b). Obyek yang kecil dibantu dengan proyektor micro, film bingkai,
film atau gambar
(c). Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan tame lapse atau high speed
photografi

(d). Kejadian atau peristiwa yang terjadi masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film,video,
film bingkai, foto maupun secara verbal
(e). Obyek yang terlalu kompleks (mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dll
(f). Konsep yang terlalu luas (gunung ber api, gempa bumi, iklim dll) dapat di visualkan dalam
bentuk film,film bingkai, gambar,dll.

3). Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi sifat pasif anak didik dapat
diatasi.
Dalam
hal
ini
media
pembelajaran
berguna
untuk:
(a).Menimbulkan kegairahan belajar
(b).Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan
kenyataan
(c).Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri sesuai kemampuan
dan minat masingmasing.

4). Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang
berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka
guru akan mengalami kesulitan.
Semuanya itu harus diatasi sendiri. Apalagi bila latar belakang guru dan siswa juga
berbeda. Masalah ini juga bisa diatasi dengan media yang berbeda dengan kemempuan dalam:
(a) Memberikan perangsang yang sama
(b) Mempersamakan pengalaman
(c) Menimbulkan persepsi yang sama
Ada beberapa kelemahan sehubungan dengan gerakan pengajaran visual anatar lain
terlalu menekankan bahan-bahan visualnya sendiri dengan tidak menghirukan kegiatan-kegiatan
lain yang berhubungan dengan desain,pengembangan,produksi, evaluasi, dan pengelolaan bahanbahan visual. Disamping itu juga bahan visual dipandang sebagai alat bantu semata bagi guru
dalam proses pembelajaran sehingga keterpaduan antara bahan pelajaran dan alat bantu tersebut
diabaikan. Kelemahan audio visual terlalu menekankan pada penguasaan materi dari pada proses
pengembangannya dan tetap memandang materi audio visual sebagai alat Bantu guru dalam
proses pembelajaran.

2). Motivasi Belajar
Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti
bergerak (move). Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan
sesuatu, membuat mereka tetap melakukannya, dan membantu mereka dalam

menyelesaikan tugas-tugas. Hal ini berarti bahwa konsep motivasi digunakan
untuk menjelaskan keinginan berperilaku, arah perilaku (pilihan), intensitas
perilaku (usaha, berkelanjutan), dan penyelesaian atau prestasi yang
sesungguhnya (Pintrich, 2003).
Menurut Santrock, motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah,
dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang memiliki motivasi adalah perilaku
yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama (Santrock, 2007). Dalam
kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang
menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada

kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat
tercapai (Sardiman, 2000).
Sejalan dengan pernyataan Santrock di atas, Brophy (2004) menyatakan
bahwa motivasi belajar lebih mengutamakan respon kognitif, yaitu
kecenderungan siswa untuk mencapai aktivitas akademis yang bermakna dan
bermanfaat serta mencoba untuk mendapatkan keuntungan dari aktivitas
tersebut. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan memperhatikan pelajaran
yang disampaikan, membaca materi sehingga bisa memahaminya, dan
menggunakan strategi-strategi belajar tertentu yang mendukung. Selain itu,
siswa juga memiliki keterlibatan yang intens dalam aktivitas belajar tersebut,
rasa ingin tahu yang tinggi, mencari bahan-bahan yang berkaitan untuk
memahami suatu topik, dan menyelesaikan tugas yang diberikan.
Siswa yang memiliki motivasi belajar akan bergantung pada apakah
aktivitas tersebut memiliki isi yang menarik atau proses yang menyenangkan.
Intinya, motivasi belajar melibatkan tujuan-tujuan belajar dan strategi yang
berkaitan dalam mencapai tujuan belajar tersebut (Brophy, 2004).
3). Hasil Belajar
Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Beajar merujuk
pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam belajar. Sedangkan mengajar
merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang guru sebagai pengajar. Dua konsep
belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara
keduannya itu terjadi interaksi dengan guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar
mengajar saja harus bisa mendapatkan hasil bisa juga melalui kreatifitas seseorang itu tanpa
adanya intervensi orang lain sebagai pengajar. Oleh karena itu hasil belajar yang dimaksud
disini adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia menerima
perlakukan dari pengajar (guru), seperti yang dikemukakan oleh Sudjana.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004 : 22). Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam
bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar : (1). Keterampilan dan kebiasaan,
(2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004 : 22).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan
keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang
diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan seharihari.
4). Karakteristik Konsep Perpindahan Kalor
Salah satu kompetensi dasar pada silabus fisika di kelas X semester 2SMAN 1 Sungai
Penuh yaitu: “menganalisis cara perpindahan kalor”. Indikator pencapaian kompetensi dasar
tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut, yaitu siswa mempunyai kemampuan dalam hal-hal:

1. Menganalisis perpindahan kalor dengan cara konduksi
2. Menganalisis perpindahan kalor dengan cara konveksi
3. Menganalisis perpindahan kalor dengan cara radiasi
Kalor dapat dikatakan sebagai energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi
ke benda yang suhunya lebih rendah ketika kedua benda bersentuhan. Perpindahan kalor ini
dapat terjadi melaui tiga cara, yaitu:
a. Konduksi
Perpindahan kalor secara konduksi merupakan perpindahan kalor melalui suatu zat,
tanpa disertai dengan perpindahan partikel -partikel itu. Besarnya kalor yang dipindahkan secara
konduksi tiap suhu satuan waktu dirumuskan:
..........................................……………….(1)
dimana:
= Laju perpindahan kalor tiap satuan waktu (Js-1)
k = Konduktivitas (Jm-1s-1 0C-1)
A = Luas penampang batang (m2)
= Panjang batang(m)
b. Konveksi
Perpindahan kalor secara konveksi merupakan perpindahan kalor melalui suatu zat yang
disertai dengan perpindahan partikel-partikel zat itu. Besarnya panas yang dialirkan tiap satuan
waktu dirumuskan:
...........................................................……(2)
dimana:
= Laju perpindahan k alor tiap satuan waktu (Js-1)
h = Tetapan konveksi (Js-1m-1C-1)
A = Luas penampang(m2)
∆T = Selisih suhu (0C)
c.

Radiasi
Perpindahan kalor secara radiasi merupakan perpindahan kalor yang terjadi tanpa melalui
medium tetapi melalui pancaran dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Banyaknya panas
yang dipancarkan oleh benda tiap satuan waktu dirumuskan :
...................................................................(3)
dimana:
= Laju perpindahan kalor tiap satuan waktu (Js-1)

e = Emisivitas
= Tetapan Stefan Boltzman ( 5,67x10-8
)
A = Luas permukaan benda (m2)
T = Suhu mutlak (0K)
(Ozisik, M. Necati & Bayazitoglu, Yildiz, 1988:2)
Materi pada pencapaian kompetensi ini bersifat abstrak yang membutuhkan pemahaman
yang tinggi dari siswa dalam penjabarannya. Peningkatan pemahaman materi ini membutuhkan
animasi-animasi, kerena peristiwa-peristiwa yang dipelajari bersifat abstrak tidak kasat mata
sehingga tidak bisa dilihat langsung oleh siswa.
Media pembelajaran sangat dibutuhkan dalam pembelajaran untuk materi ini. Media
pembelajaran yang tepat diharapkan mampu meningkatkan pemahaman siswa sehingga siswa
dapat membangun pengetahuannya.
B. Penelitian Yang Relevan
Filmawati (2001) dalam penelitiannya tentang kontribusi motivasi belajar, persepsi siswa
tentang sarana belajar terhadap hasil belajar, menyimpulkan bahwa kedua variabel signifikan
dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Masrifa Hidayani (2006) dalam penelitiannya dalam pengaruh media audiovisual
terhadap hasil belajar bahasa Arab mahasiswa STAIN Bengkulu menemukan bahwa media
audiovisual ternyata sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa.
C. Hipotesis Penelitian
1). Hasil belajar fisika siswa yang diajar dengan menggunakan media audiovisual lebih tinggi
dibandingkan dengan hasil belajar fisika siswa yang diajarkan tanpa menggunakan media
audiovisual.
2). Hasil belajar fisika siswa dengan motivasi belajar yang diajarkan dengan menggunakn media
audiovisual lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa dengan motivasi belajar rendah
yang diajarkan tanpa menggunakan media media audiovisual.
3). Hasil belajar fisika siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajar dengan menggunakan
audiovisual lebgi tinggi dibandingkan dengan hasil belajar fisika siswa dengan yang diajar tanpa
menggunakan media audiovisual
4). Terdapat interakasi antara penggunaan media dengan motivasi belajar siswa terhadap hasil
belajar matapelajaran fisika.
D. Hipotesisis Statistik
1. H0 : Hasil belajar fisika siswa yang diajar dengan menggunakan media audiovisual sama
dengan hasil belajar fisika siswa yang diajar tanpa menggunakan media audiovisual
Hi : Hasil belajar fisika yang diajar dengan menggunakan medai audiovisual lebih tinggi dari
hasil belajar fisiak siswa yang diajar tanpa menggunakan media audiovisual

H0

: µA1 = µA2
Hi
: µA1 > µA2
2. H0 : Hasil belajar fisika siswa dengan motivasi belajar tinggi yang diajar dengan menggunakan
media audiovisual sama dengan hasil belajar fisika siswa dengan motivasi belajar rendah yang
diajar tanpa menggunakan media audiovisual
Hi : Hasil belajar fisika siswa dengan motivasi belajar tinggi yang diajar dengan menggunakan
media audiovisual lebih tinggi dari hasil belajar fiska siswa dengan motivasi belajar rendah yang
diajar tanpa menggunakan media audiovisual
H0
: µA3B1 = µA4B1
Hi
: µA3B1 > µA4B1
3. H0 : Hasil belajar fisika siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajar dengan menggunakan
media audiovisual sama dibandingkan dengan hasil belajar fisika siswa dengan motivasi
belajatjar rendah
Hi : Hasil belajar fisika siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajar dengan menggunakan
media audiovisual lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar fisika siswa dengan motivasi
belajar rendah tanpa menggunakan media audiovisual
H0
: µA3B2 = µA4B2
Hi
: µA3B2 > µA4B2
4. H0 : Tidak terdapat interaksi antara penggunaan media audiovisual dengan motivasi belajar
siswa terhadap hasil belajar fisika
Hi : Terdapat interaksi antara penggunaan media audiovisual dengan motivasi belajar siswa
terhadap hasil belajar fisika
H0
: (µA3B2-µA4B2) = (µA3B1-µ,A4B1)
Hi
: (µA3B2-µA4B2) > (µA3B1-µA4B1)
Keterangan:
Pembelajaran
Pembelajaran
dengan
tanpa
Audiovisual
Audiovisual
(A3)
(A4)
Hasil Belajar

Motivasi
Motivasi belajar
tinggi (B1)
Motivasi belajar
rendah (B2)

A3B1

A4B1

A3B2

A4B2

A1 : hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan media audiovisual
A2 : hasil belajar siswa tanpa menggunakan media audio visual

A3 : hasil belajar kelompok siswa yang diajar dengan media audio visual
A4 : hasil belajar kelompok siswa yang diajar tanpa media audio visual
B1 : motivasi belajar tinggi
B2 : motivasi belajar rendah
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis, Waktu, dan Tempat Penelitian
Jenis penelitian ini adalh penelitian kesperimen yang menggunakn dua kelas. Kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
Penelitian ini dilakukan sebanyak 10 kali di SMAN 1 Sungai Penuh pada semester genap.
B. Populasi dan Sampel
1). Populasi: seluruh siswa yang berada di sekolah SMAN 1 Sungai Penuh
2). Sampel: dipilih dengan teknik pengambilan sample random sampling.
C. Teknik Pengumpulan Data
1) Tes
Hasil belajar untuk mendapat gambaran hasil belajar kelompok siswa yang diajar dengan
menggunakan media audiovisual dan kelompok siswa yang diajar tanpa menggunakan media
audiobisual.
2) Angket
Untuk mengumpulkan data tentang motivasi belajar siswa
D. Instrumen penelitian
Adapun instrumen dalam penelitian ini adalah berupa tes objektif berbentuk pilihan.
a). Penyusunan instrumen
 Mengadakan identifikasi
 Menjabarkan variabel menjadi sub variabel
 Mencari indikator setiap sub variabel
 Menderetkan deskriptor menjadi instrumen
 Melengkapi instrumen dengan pedoman (instruksi)
b). Uji coba instrumen
Untuk mengetahui validitas dan releabilitasnya dari tes dan angket
meminta pendapat ahli.
c). Analisis Hasil uji Coba
( 1). Motivasi belajar
 Uji kesahihan (validity)
Dengan rumus product moment:

diselidiki dengan

rxy=
Keterangan:
rxy= product moment
x = skor butir ke-n
y = skor butir total


Uji keandalan (releabilitas)
Dengan menggunakan rumus alpha:

r11=
Keterangan:
r11= Reabilitas tes
n= jumlah soal
∑��ᵢ2= jumlah varians skor setiap item
��t²= varians total
(2). Tes Hasil Belajar
 Uji kesahihan (Validity)
Daya beda:
n=

-

= PA-PB

Keterangan:
D= Daya beda
JA=Banyak peserta kelompok atas
JB= Banyak peserta kelompok bawah
BA= Banyak peserta kelompok atas yang menjawab soal benar
PA= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Tingkat kesukaran:
P=
Keterangan:
P= Indeks kesukaran
B= banyaknya siswa yang menjawab benar
Js= jumah siswa peserta tes
 Uji keandalan (releabilitas)
r11=
Keterangan:
r11= Reabilitas tes

p=proporsi subjek yang menjawab benar
q= proporsi subjek yang menjawab salah
k= banyak item
S= standar diviasi
E. Teknik Analisis Data
Uji normalitas data digunakan uji lilifors, sedangkan homogenitas data digunakan uji
homogenitas varians dengan uji F (Sudjana, 1996:246).
, α= 0,05
Siswa dengan motivasi yang tinggi dan rendah dianalisis dengan menggunakan statistik uji
perbedaan atau uji-t.
t=
Keterangan:
S = simpangan baku kedua kelas
Xe = nilai rata-rata kelas eksperimen
Xk = nilai rata kelas kontrol
ne = jumlah siswa kelompok eksperimen
nk = jumlah siswa kelompok kontrol

DAFTAR PUSTAKA
Arief S Sadiman dkk. (2006). Media Pendidikan: Pengertian, pengembangan, dan
pemanfaatannya.Jakarta: RajaGrafndo Persada.

Azhar Arsyad.(2000). Media Penglajaran. Jakarta: Raja Grafndo Persada.
Depdiknas. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta : Depdiknas, Ditjen Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas.
Harjanto.(1997). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Marthen Kanginan.(2004).Fisika 1B Untuk SMA Kelas X, Semester 2. Jakarta: Erlangga.
Moh. Uzer Usman.1(995). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nana Sudjana & Ahmad Rivai. (1997). Media Pengajaran.Bandung:Sinar Baru.
Oemar Hamalik.(1999). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:Bumi Aksara.
--------------------. (2008). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Ozisik, M. Necati & Bayazitoglu, Yildiz.(1988). Elements of Heat Transfer.New York: McGraw-Hill
Book Co.
Riduwan. (2004). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan peneliti pemula. Bandung:
Alfabeta.
Rudi Susilana & Cepi Riyana.(2008). Media Pembelajarn: Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan
Penilaian. Bandung:Wacana Prima.
Sardiman. (2001). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Slameto.(1995). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarata: Rineka Cipta.
Sofyan Hidayat. (2008). Gado-gado Fisika, Semua Tentang Fisika Ada Disini.Jakarta: Grafiti.
Sumiati & Asra. (2008). Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.

DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................
B.Identifikasi Masalah ...............................................................
C. Perumusan Masalah ..........................................................
D. Pembatasan Masalah .........................................................
E. Tujuan Penelitian ................................................................
F. Kegunaan Penelitian ...........................................................
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi teoritis ....................................................................
1) . Media Audiovisual.... ....................................................
2).
Motivasi
Belajar ............................................................
3).
Hasil
Belajar...................................................................
4). Konsep Perpindahan
Kalor .............................................
B. Penelitian yang
Relevan.......................................................
C. Hipotesis Penelitian ................................................................
D. Hipotesis

1
2
3
3
3
4
5
5
10
11
11
14

14
15

BAB III. Statistik ...................................................................
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis, Waktu, dan Tempat Penelitian
17
…………......................
B. Populasi dan Sampel
17
…….......................................................
C. Teknik pengumpulan Data
17
…………………...............................
D. Instrumen Penelitian .............................................................
17
Teknik Analisis Data ...............................................................
19
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
21

E.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelajaran fisika sangat menyenangkan dan menarik untuk dipelajari, karena fisika
merupakan ilmu dasar dan menjadi tulang punggung perkembangan teknologi modern.
Perkembangan teknologi yang pesat saat ini tidak terlepas dari andil besar pengaplikasian ilmu
fisika. Peranan ilmu fisika yang besar ini menuntut manusia untuk dapat memahami dan
menguasainya dengan baik. Berdasarkan studi awal peneliti ke beberapa sekolah di kota Sungai
Penuh melalui wawancara secara lisan dengan bebrapa orang guru dan siswa, didapatkan bahwa
sebagian besar siswa masih menganggap fisika sebagai pelajaran yang sulit dan membosankan.
Anggapan ini menyebabkan rendahnya motivasi siswa untuk belajar sehinggan hasil belajar
fisika rendah dan masih banyak yang dibawah KKM.
Fenomena dilapangan ini, disebabkan karena metode pembelajaran yang dialakukan oleh
duru cenderung didominasi metode tertentu, sehingga siswa pasif dalam proses pembelajaran.
Guru hanya meningkatkan pengetahuan kognitif siswa dengan memberikan hafalan-hafalan teori
dari materi yang ada. Pembelajaran yang dilakukan hampir tidak ada menggunakan media dalam
proses pembelajaran. Fenomena inilah yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa
yang berdampak terhadap hasil belajar siswa.
Banyak faktor yang diduga mempengaruhi hasil belajar fisika SMAN 1 Sungai Penuh
antara lain, strategi pembelajaran, metode mengajar, motivasi belajar, kemampuan guru dalam
mendesain pembelajaran, lingkungan dan iklim belajar, serta media pembelajaran yang
digunakan.
Banyak cara untuk membuat pelajaran fisika menjadi lebih menarik, salah satunya adalah
penggunaan media yang kontekstual dan mudah dipahami. Salah satunya adalah media
audiovisual. Media pembelajaran ini memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran

terutama pada materi menganalisis cara perpindahan kalor. Diman pada materi ini siswa dituntun
agar bisa mengkonkritkan konsep-konsep fisika yang bersifat abstrak. Dalam mendesain
pembelajaran guru mempertimbangkan aspek media dalam perancanaan pembelajarannya. Untuk
itu guru harus berupaya menggunakan dan menerapakan pembelajaran dengan bantuan media
yang ada. Pemilihan dan penggunaan media harus mempedomani turjuan pembelajaran yang
akan dicapai,karakteristik siswa, dan lingkungan belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
yang berjudul “ Pengaruh Penggunaan Media Audiovisual dan Motivasi belajar Terhadap
Hasil Belajar Fisika Pada Materi menganalinis Cara Perpindahan Kalor di SMAN 1 Sungai
Penuh”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan bahwa banyak faktor yang
diduga mempengaruhi hasil belajar siswa. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat
dibedakan menjadi dua jenis yang bersumber dari diri siswa dana faktor yang bersumber dari
luar diri siswa.
Faktor yang bersumber dari dalam diri dikategorikan faktor biologis, meliputi: usia,
kematangan, dan kesehatan. Sedangkan faktor psikologis, meliputi: minat, motivasi, dan
kebiasaan belajar.
Faktor yang berasal dari luar diri siswa dikategorikan antara lain faktor keluarga,
meliputi: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, susasana rumah, keadaan
ekonomi, dan latar belakang kebudayaan. Faktor sekolah, meliputi: strategi mengajar, kurikulum,
relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah, media pengajaran, dan sebagainya. Faktor
masyarakat, meliputi: kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, dan sebagainya.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, maka dalam
penelitian in dibatasi pada penggunaan media pembelajaran khusunya media audiovisual dan
motivasi belajar dalam meningkatkan hasil belajar fisika pada materi menganalisis cara
perpindahan kalor
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian
ini adalah:
1. Apakah hasil belajar fisika kelompok siswa yang diajarkan menggunakan media audiovisual
lebih tinggi dari pada kelompok siswa yang diajarkan tanpa media audiovisual?
2. Apakah hasil belajar fisika kelompok siswa dengan motivasi belajar tinggi yang diajarkan
dengan menggunakan media audiovisual lebih tinggi dari pada kelompok siswa yang diajarkan
tanpa media audiovisual?

3. Apakah hasil belajar fisika kelompok siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajarkan
dengan menggunakan media audiovisual lebih tinggi dari pada kelompok yang diajarkan tanpa
media audiovisual?
4. Apakah terdapat interaksi antara penggunaan media dengan motivasi belajar terhadap hasil
belajar siswa pada mata pelajaran fisika?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukan, maka tujuan penelitian yang
akan dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Pengaruh penggunaan media audiovisual terhadap hasil belajar mata pelajaran fisika
2. Pengaruh penggunaan media audiovisual pada siswa dengan motivasi belajar tinggi terhadap
hasil belajar pada mata pelajaran fisika
3. Pengaruh penggunaan media audiovisual pada siswa dengan motivasi belajar rendah terhadap
hasil belajar pada mata pelajaran fisika
4. Interaksi penggunaan media audiovisual dan motivasi belajar terhadap hasil belajar mata
pelajaran fisika
F. Kegunaan Penelitian
1. Pengembangan ilmu teknologi pendidikan khususnya dalam kawasan desain pembelajaran dan
media pembelajaran
2. Para praktisi dan akademisi LPMP, untuk pengembangan media pembelajaran dalam rangka
peningkatan mutu pendidikan
3. Kepala dinas pendidikan, sebagai masukan dalam rangka meningkatkan mutu dan ketuntasan
dalam pembelajaran
4. Guru, membantu untuk mengembangkan dan menerapka penggunaan media pembelajaran untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa
5. Peneliti selanjutnya, memberi masukan untuk meneliti lebih lanjut dalam rangka
mengembangkan strategi pembelajaran dan media pembelajaran.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi teoritis
1. Media Audiovisual
a. Pengertian media pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin medio? Dalam bahasa Latin, media dimaknai sebagai
antara. Media merupakan bentuk jamak dari medium, yang secara harfiah berarti perantara atau
pengantar. Secara khusus, kata tersebut dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan
untuk membawa informasi dari satu sumber kepada penerima. Dikaitkan dengan pembelajaran,
media dimaknai sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk
membawa informasi berupa materi ajar dari pengajar kepada peserta didik sehingga peserta didik
menjadi lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Satu hal yang perlu diingat
bahwa peranan media tidak akan terlihat apabila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dan
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Secanggih apa pun media tersebut, tidak dapat
dikatakan menunjang pembelajaran apabila keberadaannya menyimpang dari isi dan tujuan
pembelajarannya.
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang
secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses
belajar
terjadi
(Sadiman,2002:6).
Latuheru(1988:14), menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat, atau
teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi
komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya
guna.
Berdasarkan definisi tersebut, media pembelajaran memiliki manfaat yang besar dalam
memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran. Media pembelajaran yang digunakan harus
dapat menarik perhatian siswa pada kegiatan belajar mengajar dan lebih merangsang kegiatan
belajar siswa.
b. Fungsi media pembelajaran
Ada dua fungsi utama media pembelajaran yang perlu kita ketahui. Fungsi pertama media
adalah sebagai alat bantu pembelajaran, dan fungsi kedua adalah sebagai media sumber belajar.
Kedua fungsi utama tersebut dapat ditelaah dalam ulasan di bawah ini.
1). Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran
Tentunya kita tahu bahwa setiap materi ajar memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi.
Pada satu sisi ada materi ajar yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi di lain pihak ada materi
ajar yang sangat memerlukan alat bantu berupa media pembelajaran. Media pembelajaran yang
dimaksud antara lain berupa globe, grafik, gambar, dan sebagainya. Materi ajar dengan tingkat
kesukaran yang tinggi tentu sukar dipahami oleh siswa. Tanpa bantuan media, maka materi ajar

menjadi sukar dicerna dan dipahami oleh setiap siswa. Hal ini akan semakin terasa apabila
materi ajar tersebut abstrak dan rumit/kompleks.
Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan
pembelajaran. Hal ini dilandasi keyakinan bahwa kegiatan pembelajaran dengan bantuan media
mempertinggi kualitas kegiatan belajar siswa dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu
berarti, kegiatan belajar siswa dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar
yang lebih baik daripada tanpa bantuan media.
2). Media pembelajaran sebagai sumber belajar
Sekarang Anda menelaah media sebagai sumber belajar. Sumber belajar adalah segala
sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat bahan pembelajaran untuk belajar peserta didik
tersebut berasal. Sumber belajar dapat dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu manusia,
buku perpustakaan, media massa, alam lingkungan, dan media pendidikan. Media pendidikan,
sebagai salah satu sumber belajar, ikut membantu guru dalam memudahkan tercapainya
pemahaman materi ajar oleh siswa, serta dapat memperkaya wawasan siswa.
c.

Macam-macam Media dan Karakteristiknya
Media pembelajaran dilihat dari jenisnya, media terbagi menjadi:
1). Media auditif
Media yang hanya mengandalkan suara saja seperi radio,kaset rekoorder, piringan
hitam. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan pendengaran.
2).Media visual
Media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media ini ada yang menampilkan
gambar diam seperti film strip, slides, foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada pula yang
menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun.
3).Media audio visual
Media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunya
kemampuan yang lebih baik karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua. Media
ini dibagi dalam:
(a). Audio visual murni yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar derasal dari satu sumberseperti
video kaset.
(b). Audio visual tidak murni yaitu unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber yang
berbeda. Misalnya filmbingkai suara yang unsur gambarnya berasal dari slides proyektor dan
unsur suaranya berasal dari tape recorder.
d. Kelebihan dan kekurangan Media Pembelajaran
Meskipun dalam penggunaannya jenis-jenis teknologi dan media sangat dibutuhkan guru
dan siswa dalam membantu kegiatan pembelajaran, namun secar`umu terdapat beberapa

kelebihan dan kelemahan dalam penggunaannya. Diantara kelebihan atau kegunaan media
pembelajaran yaitu:
1). Memperjelas penyajian pesanagar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam
bentuk kata-kata,
tertulis atau lisan belaka).
2). Mengatasi perbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti:
(a) Objek yang terlalu besar digantikan dengan realitas, gambar, film
bingkai, film atau model
(b). Obyek yang kecil dibantu dengan proyektor micro, film bingkai,
film atau gambar
(c). Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan tame lapse atau high speed
photografi
(d). Kejadian atau peristiwa yang terjadi masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film,video,
film bingkai, foto maupun secara verbal
(e). Obyek yang terlalu kompleks (mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dll
(f). Konsep yang terlalu luas (gunung ber api, gempa bumi, iklim dll) dapat di visualkan dalam
bentuk film,film bingkai, gambar,dll.
3). Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi sifat pasif anak didik dapat
diatasi.
Dalam
hal
ini
media
pembelajaran
berguna
untuk:
(a).Menimbulkan kegairahan belajar
(b).Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan
kenyataan
(c).Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri sesuai kemampuan
dan minat masingmasing.
4). Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang
berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka
guru akan mengalami kesulitan.
Semuanya itu harus diatasi sendiri. Apalagi bila latar belakang guru dan siswa juga
berbeda. Masalah ini juga bisa diatasi dengan media yang berbeda dengan kemempuan dalam:
(a) Memberikan perangsang yang sama
(b) Mempersamakan pengalaman
(c) Menimbulkan persepsi yang sama
Ada beberapa kelemahan sehubungan dengan gerakan pengajaran visual anatar lain
terlalu menekankan bahan-bahan visualnya sendiri dengan tidak menghirukan kegiatan-kegiatan
lain yang berhubungan dengan desain,pengembangan,produksi, evaluasi, dan pengelolaan bahanbahan visual. Disamping itu juga bahan visual dipandang sebagai alat bantu semata bagi guru
dalam proses pembelajaran sehingga keterpaduan antara bahan pelajaran dan alat bantu tersebut
diabaikan. Kelemahan audio visual terlalu menekankan pada penguasaan materi dari pada proses
pengembangannya dan tetap memandang materi audio visual sebagai alat Bantu guru dalam
proses pembelajaran.

2). Motivasi Belajar
Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti
bergerak (move). Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan
sesuatu, membuat mereka tetap melakukannya, dan membantu mereka dalam
menyelesaikan tugas-tugas. Hal ini berarti bahwa konsep motivasi digunakan
untuk menjelaskan keinginan berperilaku, arah perilaku (pilihan), intensitas
perilaku (usaha, berkelanjutan), dan penyelesaian atau prestasi yang
sesungguhnya (Pintrich, 2003).
Menurut Santrock, motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah,
dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang memiliki motivasi adalah perilaku
yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama (Santrock, 2007). Dalam
kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang
menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada
kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat
tercapai (Sardiman, 2000).
Sejalan dengan pernyataan Santrock di atas, Brophy (2004) menyatakan
bahwa motivasi belajar lebih mengutamakan respon kognitif, yaitu
kecenderungan siswa untuk mencapai aktivitas akademis yang bermakna dan
bermanfaat serta mencoba untuk mendapatkan keuntungan dari aktivitas
tersebut. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan memperhatikan pelajaran
yang disampaikan, membaca materi sehingga bisa memahaminya, dan
menggunakan strategi-strategi belajar tertentu yang mendukung. Selain itu,
siswa juga memiliki keterlibatan yang intens dalam aktivitas belajar tersebut,
rasa ingin tahu yang tinggi, mencari bahan-bahan yang berkaitan untuk
memahami suatu topik, dan menyelesaikan tugas yang diberikan.
Siswa yang memiliki motivasi belajar akan bergantung pada apakah
aktivitas tersebut memiliki isi yang menarik atau proses yang menyenangkan.
Intinya, motivasi belajar melibatkan tujuan-tujuan belajar dan strategi yang
berkaitan dalam mencapai tujuan belajar tersebut (Brophy, 2004).
3). Hasil Belajar
Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Beajar merujuk
pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam belajar. Sedangkan mengajar
merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang guru sebagai pengajar. Dua konsep
belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara
keduannya itu terjadi interaksi dengan guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar

1.
2.
3.

a.

mengajar saja harus bisa mendapatkan hasil bisa juga melalui kreatifitas seseorang itu tanpa
adanya intervensi orang lain sebagai pengajar. Oleh karena itu hasil belajar yang dimaksud
disini adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia menerima
perlakukan dari pengajar (guru), seperti yang dikemukakan oleh Sudjana.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004 : 22). Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam
bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar : (1). Keterampilan dan kebiasaan,
(2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004 : 22).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan
keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang
diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan seharihari.
4). Karakteristik Konsep Perpindahan Kalor
Salah satu kompetensi dasar pada silabus fisika di kelas X semester 2SMAN 1 Sungai
Penuh yaitu: “menganalisis cara perpindahan kalor”. Indikator pencapaian kompetensi dasar
tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut, yaitu siswa mempunyai kemampuan dalam hal-hal:
Menganalisis perpindahan kalor dengan cara konduksi
Menganalisis perpindahan kalor dengan cara konveksi
Menganalisis perpindahan kalor dengan cara radiasi
Kalor dapat dikatakan sebagai energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi
ke benda yang suhunya lebih rendah ketika kedua benda bersentuhan. Perpindahan kalor ini
dapat terjadi melaui tiga cara, yaitu:
Konduksi
Perpindahan kalor secara konduksi merupakan perpindahan kalor melalui suatu zat,
tanpa disertai dengan perpindahan partikel -partikel itu. Besarnya kalor yang dipindahkan secara
konduksi tiap suhu satuan waktu dirumuskan:
..........................................……………….(1)

dimana:
= Laju perpindahan kalor tiap satuan waktu (Js-1)
k = Konduktivitas (Jm-1s-1 0C-1)
A = Luas penampang batang (m2)
= Panjang batang(m)
b. Konveksi
Perpindahan kalor secara konveksi merupakan perpindahan kalor melalui suatu zat yang
disertai dengan perpindahan partikel-partikel zat itu. Besarnya panas yang dialirkan tiap satuan
waktu dirumuskan:

...........................................................……(2)
dimana:
= Laju perpindahan k alor tiap satuan waktu (Js-1)
h = Tetapan konveksi (Js-1m-1C-1)
A = Luas penampang(m2)
∆T = Selisih suhu (0C)
c.

Radiasi
Perpindahan kalor secara radiasi merupakan perpindahan kalor yang terjadi tanpa melalui
medium tetapi melalui pancaran dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Banyaknya panas
yang dipancarkan oleh benda tiap satuan waktu dirumuskan :
...................................................................(3)
dimana:
= Laju perpindahan kalor tiap satuan waktu (Js-1)
e = Emisivitas

= Tetapan Stefan Boltzman ( 5,67x10-8
)
A = Luas permukaan benda (m2)
T = Suhu mutlak (0K)
(Ozisik, M. Necati & Bayazitoglu, Yildiz, 1988:2)
Materi pada pencapaian kompetensi ini bersifat abstrak yang membutuhkan pemahaman
yang tinggi dari siswa dalam penjabarannya. Peningkatan pemahaman materi ini membutuhkan
animasi-animasi, kerena peristiwa-peristiwa yang dipelajari bersifat abstrak tidak kasat mata
sehingga tidak bisa dilihat langsung oleh siswa.
Media pembelajaran sangat dibutuhkan dalam pembelajaran untuk materi ini. Media
pembelajaran yang tepat diharapkan mampu meningkatkan pemahaman siswa sehingga siswa
dapat membangun pengetahuannya.
B. Penelitian Yang Relevan
Filmawati (2001) dalam penelitiannya tentang kontribusi motivasi belajar, persepsi siswa
tentang sarana belajar terhadap hasil belajar, menyimpulkan bahwa kedua variabel signifikan
dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Masrifa Hidayani (2006) dalam penelitiannya dalam pengaruh media audiovisual
terhadap hasil belajar bahasa Arab mahasiswa STAIN Bengkulu menemukan bahwa media
audiovisual ternyata sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa.
C.

Hipotesis Penelitian

1). Hasil belajar fisika siswa yang diajar dengan menggunakan media audiovisual lebih tinggi
dibandingkan dengan hasil belajar fisika siswa yang diajarkan tanpa menggunakan media
audiovisual.
2). Hasil belajar fisika siswa dengan motivasi belajar yang diajarkan dengan menggunakn media
audiovisual lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa dengan motivasi belajar rendah
yang diajarkan tanpa menggunakan media media audiovisual.
3). Hasil belajar fisika siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajar dengan menggunakan
audiovisual lebgi tinggi dibandingkan dengan hasil belajar fisika siswa dengan yang diajar tanpa
menggunakan media audiovisual
4). Terdapat interakasi antara penggunaan media dengan motivasi belajar siswa terhadap hasil
belajar matapelajaran fisika.
D. Hipotesisis Statistik
1. H0 : Hasil belajar fisika siswa yang diajar dengan menggunakan media audiovisual sama
dengan h