metode pelaksanaan dan alat berat

METODE PELAKSANAAN DAN ALAT BERAT

Dosen: Madjumsyah Hariadi, Ir, MT, IPM

Nama

: Fiko Farnolo Hamzah

Nim

: 41115010076

Teknik sipil
Fakultas teknik
Universitas mercu buana
2017

1. Tower Crane
Pengertian dan penggunaan Tower Crane

Crane digunakan untuk mengangkat muatan secara vertikal, menahannya apabila diperlukan, dan

menurunkan muatan ke tempat lain yang ditentukan dengan mekanisme pendongkrak (luffing),
pemutar (slewing), dan pejalan (travelling).Number of beam (nb) adalah 6.
Berdasarkan konstruksi crane dikelompokkan menjadi:
Mobile cranes
Crawler crane (crane roda rantai)
Wheel crane (crane roda ban)
Truck mounted crane (carne dipasang pada truck)
Modified cranes (crane modifikasi)
Crane tetap
Tower crane
PEMASANGAN TOWER CRANE (TC)
1.Pembuatan Pondasi
Pondasi Tower Crane dibuat dari semen yang dicor.Pada bagian dasarnya.Fondasi berukuran
panjang 4 m, lebar 4 m dan dalam 2 m.Pada bagian dasar fondasi ditanamkan Fine Anggle yang
fungsinya untuk memperkokoh fondasi,Fine Angel merupakan besi cor berkualitas tinggi.Setelah
fondasi selesai dibuat perlu waktu 1 minggu untuk menunggunya menjadi keras dan kering.

2.Tower Crane bentuk “ I “
Setelah 1 minggu dipasang basic master yang berukuran 3×3x2 m3 pada bagian atas fondasi
dengan menggunakan bantuan mobil crane (Todano).Setelah basic master berdiri,basic master

dan fondasi dihubungkan dengan pen.Untuk seterusnya bagian antara section dengan section
dihubungkan dengan pen.Dengan bantuan mobil crane didirikan section 1 yang berukuran 3×3x5
m3.Kedua bagian ini (section 1 dengan basic master) adalah bagian yang tetap (fix) dan tak dapat
digerakkan.Setelah section 1dan basic master kokoh berdiri dipasang Teleskop yang gunanya
untuk menaikkan dan menurunkan tower crane karena teleskop dilengkapi dengan sistem
hidrolik.Tinggi telescope 4 m dan melekat pada bagian luar section 1 .Setelah teleskop
terpasang ,dipasanglah slewing yang fungsinya untuk mengendalikan tower crane sehingga dapat
berotasi 360o,3x putaran searah jarum jam dan 3x putaran berlawanan jarum jam.Slewing
dilengkapi dengan dinamo dan bola-bola yang mengelilingi bagian dasar slewing.Setelah
slewing selesai terpasang,dipasang Top Heat yang fungsinnya untuk menghubungkan tali dengan
beban pada saat pengangkatan beban. Perlu diketahui Teleskop,slewing dan Top Heat dipasang
dengan bantuan mobil crane.Tower crane Crane ini disurvei pada tanggal 13 mei 2009
bertempatan di jalan Ampera ,glugur darat 1 Medan. Tower crane awalnya digunakan untuk
pembangunan kembali gedung-gedung yang sangat tinggi, misal gedung bertingkat, apartemen,
pusat perbelanjaan.Penggunaan tower crane memerlukan perencanaan yang seksama karena
crane dipasang tetap (fixed installation) di site dengan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang
lama. Dari posisi tetapnya, tower crane harus mampu menjangkau semua area yang diperlukan
untuk mengangkat beban yang diinginkan.
3.Tower Crane bentuk “ T ”
Setelah Tower Crane bentuk I berdiri,masih dengan bantuan mobil crane dipasanglah bagian

counter jib,panjang conter jib 14,5 m.Conter jib adalah lengan belakang crane yang dilengkapi
dengan motor dan hoist (beton keseimbangan).Hoist terpasang pada counter jib dengan bantuan
mobil crane.Mula-mula hoist terpasang 1 buah dan setelah tower crane berdiri kokoh,dipasang 3
hoist tambahan lagi.Perlu diketahui,berat 1 buah hoist adalah 4,5 Ton.Setelah counter jib
terpasang,dipasanglah jib yang panjangnya 60 m,jib terpasang dengan bantuan mobil crane.Jib
adalah lengan bagian depan crane yang dilengkapi dengan trolley,dinamo,cabin dan
hooke.Troley adalah bagian dari jib yang dapat beroperasi maju dan mundur dan sebagai alat
untuk mengaitkan Hooke (kait) yang tersambung dengan beban.Setelah jib lengkap terpasang
dengan bantuan mobil crane dipasanglah cabin.Cabin adalah ruang kemudi tempat operator
mengoperasikan crane ,cabin dilengkapi dengan penghangat udara (heater).Hal ini dikarenakan
pada ketinggian suhu udara sangatlah dingin sehingga dipasang heater untuk kenyamanan
operator.

4.Menambah ketinggian Tower Crane
Crane yang telah terpasang dalam bentuk T,telah dapat dioperasikan.Akan tetapi gedung yang
dibangun bertambah ketinggiannya sehingga tinggi crane harus ditambah sehingga crane selalu
berada pada posisi lebih tinggi dari pada banguanan yang dibangun.Caranya ialah,teleskop
ditinggikan (erection) lebih kurang 5,5 m.Hooke pada jib mengangkat section yang akan
disambung dengan section yang telah ada dibawahnya.Sehingga dapat disimpulkan dalam
meninggikan crane,crane membangun dirinya sendiri sampai ketinggian yang

dikehendaki.Setelah tersusun 4 section diatas section 1 dipasanglah sabuk,sabuk adalah besi
penghubung tower crane dengan bangunan yang fungsinya untuk menjaga kestabilan tower
crane.Panjang sabuk 7 m dan dipasang 3 buah tiap sectionnya,sabuk dipasang per 20 m antara
satu section dengan section yang lainnya.
PEMBONGKARAN TOWER CRANE
Tahapan pembongkaran tower Crane adalah kebalikan dari pemasangan tower Crane.Mula-mula
hooke melepaskan bagian section terakhir,sehingga timbul ruang kosong antara slewing dengan
section ke 2 terakhir dan teleskop diturunkan berlahan-lahan hingga menyatu dengan section
berikutnya.Kemudian hooke melepaskan section berikutnyasehingga timbul ruang kosong antara
slewing dengan section ke 3 terakhir.Proses ini dilakukan terus menerus hingga slewing menyatu
dengan section 1.Dengan bantuan mobil crane tower crane dilepaskan satu-persatu.Dimulai dari
hoist,hoist dilepaskan 3 buah terlebih dahulu,setelah itu jib beserta perlengkapannya
dilepaskan.Berikutnya counter jib dilepaskan beserta perlengkapanya.Tower crane menjadi
bentuk I kembali.Top Head dan slewing dilepaskan dengan mobil crane ,dilanjutkan dengan
teleskop,section 1hingga basic master.Setelah selesai pembongkaran hanya menyisakan fondasi
tower crane,fondasi tower crane dibongkar dengan menggunakan alat berat untuk mengambil
fine angel.Fine angel dapat digunakan kembali untuk mendirikan tower crane berikutnya.

2.


ALAT PANCANG
DROP HAMMER

·
Suatu bahan logam yang berat yang diangkat dengan Host Line, dan kemudian
dijatuhkan ke atas tiang pancang
·
Karena gaya dinamis yang cukup besar, diletakkan kepala tiang antara hammer dan
ujung atas tiang
·
Kepala tiang kemudian mendistribusikan hempasan ujung tiang dan berfungsi
sebagai “Shock Absorber”
·

Kepala tiang terdiri atas Cushion Block yang pada umumnya terbuat dari kayu

·

Drop hammer dapat memukul 4-8 pukulan permenit


- Keuntungannya:
·

Investasi alat yang murah

·

Pengoperasianya yang sederhana

·

Energi yang ada bervariasi tergantung pada tinggi jatuhnya

- Kerugian:
·

Bekerja agak lambat

·


Merusak tiang apabila tinggi jatuh terlalu tinggi

·

Vibrasi yang cukup besar dan mengganggu

·

Tidak dapat digunakan untuk pemancangan di air.

SINGLE ACTING STEAM/AIR HAMMER

·
Mempunyai berat jatuh yang bebas (ram) yang diangkat dengan uap atau tekanan
udara, yang menekan piston dibawahnya yang terhubung dengan ram melalui batang
piston
·
Bila piston mencapai ke bagian atas, uap atau tekanan udara akan terlepas dan ram
akan jatuh bebas memukul tiang
·

Energi yang dihasilkan adalah suatu pukulan yang berat yang besar dengan
kecepatan rendah karena jarak yang rendah, biasanya sekitar 3 feet, tetapi tinggi jatuh ini
bias bervariasi dari 1 s/d 5 ft
·
Singleacting steam/air hammer dapat memukul sekitar 40-60 pukulan permenit
dengan besaran energy yang sama perketukan.

-

Keuntungan:

·

Jumlah pukulan besar permenit sehingga pemancangannya cepat

·

Frekuensi yang tinggi perpukulan meningkatkan skin friction antar pukulan

·

Berat jatuh ram dengan kecepatan rendah mentransfer energy yang besar pada
pemancangan
·

Pengurangan kecepatan dan mengurangi bahaya pada tiang selama pemancangan

·

Tipe tertutup dapat digunakan untuk pemancangan di air

-

Kerugian:

·

Investasi alat yang mahal

·


Lebih rumit, dengan biaya pemeliharaan yang cukup besar

·

Memerlukan waktu yang cukup untuk setingan alat

·

Memerlukan pekerja yang lebih banyak untuk pengoperasian alat

·

Memerlukan Crane yang cukup besar dengan kapasitas yang besar pula

DOUBLE ACTING STEAM/AIR HAMMER

·

Sama dengan Single Acting, hanya dengan enargi yang berlipat


·

Jumlah pukulan permenit dapat dua kali lipat

·

Pada umumnya dapat melakukan pemukulan sekitar 95-300 pukulan permenit

·

Tidak memerlukan Cushion Block

·

Ram akan mengenai landasan Alloy Steel yang terletak diatas kepala tiang

-

Keuntungan:

·

Jumlah pukulan yang besar permenit mengurangi waktu pemancangan

·

Tiang aka lebih mudah dipancang tanpa penuntun

·
Jumlah pukulan yang besar permenit mengurangi hambatan Skin Friction antar
pukulan
DIESEL HAMMER

·

Tidak memerlukan tenaga luar seperti Steam Boiler atai Air Compressor

·

Lebih sederhan dan mudah dipindah di banding Steam Hammer

·
Unit sudah komplit terdiri atas silindrer vertical, pistom atau Ram, landasan, tangki
bahan bakar dan pelumas, pompa bahan bakar, injector dan mesin pelumasan
·

Diesel Hammer dengan ujung terbuka dapat memukul skitar 40-55 pukulan permenit

·

Pada jenis tertutup sekitar 75-85 pukulan permenit

-

Keuntungan:

·
Tidak memerlukan energi luar sebagai sumber, jadi lebih mobile dan memerlukan
waktu yang singkat untuk men set up dan start operasi
·

Ekonomis dalam pengeporasian

·

Dapat dioperasikan pada daerah yang remote, jauh

·

Alat lebih ringan dibandingkan dengan Steam Hammer

·

Pemeliharaan lebih sederhana dengan tingkat pelayanan yang cepat

·

Energy perpukulan dapat ditingkatkan

·

Kecepatan rendah seingga pemancangannya mudah

-

Kerugian:

·
Sulit dalam menentuka energy perpukulan karena tinggi peston ram akan naik
sejalan dengan ledakan bahan bakar
·

Kurang akurat dalam penggunaan rumus dinamis tiang pancang

·

Hammer tidak dapat dioperasikan pada kondisi tanah lunak

·
Jumlah pukulan permenit lebih kecil disbanding Steam Hammer terutama pada
Diesel Hammer yang terbuka ujung bawah atau atasnya
·

Panjang Diesel Hammer agak lebih panjang disbanding Steam Hammer.

3. PENYAMBUNG TIANG PANCANG
Jenis sambungan tiang pancang beton pracetak dengan tipe struktur monolit hanya dapat
digunakan dengan persyaratan sebagai berikut :
1. Kedua komponen tiang beton pracetak yang akan disambung mempunyai bentuk dan
ukuran penampang yang sama
2. Ujung-ujung komponen yang akan disambung telah disiapkan pada waktu pelaksanaan
pembuatan tiang pancang, sesuai dengan spesifikasi yang berlaku
3. Kedua komponen tiang yang akan disambung mempunyai mutu beton dan baja tulangan
yang sama
4. Kedua komponen tiang yang akan disambung harus dalam keadaan lurus dan tidak
bengkok.
Struktur sambungan tiang pancang beton pracetak tipe monolit harus kuat memikul beban dan
gaya-gaya, baik dalam arah vertikal maupun lateral akibat :
1. Beban dan gaya-gaya yang bekerja pada pilar atau kepala jembatan
2. Pemancangan
3. Deformasi lateral dan vertikal
4. Gaya lateral akibat timbunan pada oprit
5. Gaya gesek negatif.

Syarat bahan

1. Beton


Mutu beton yang digunakan untuk tiang pancang beton harus mempunyai kekuatan
minimum fc’ = 25 MPa (σ’bk = 300 kgf/cm²), sesuai SNI 03-1974-1990;



Setiap pembuatan tiang harus didasarkan kepada rencana campuran dengan
menggunakan komponen bahan yang memenuhi ketentuan yang berlaku dan selama
pelaksanaan pengecoran beton harus diikuti dengan pengendalian mutu. Untuk perkiraan
awal proporsi takaran campuran dapat digunakan tabel dibawah ini

Per
kiraan Awal Proporsi Takaran Campuran
2. Baja


Baja tulangan untuk sambungan tiang pancang beton pracetak harus mempunyai
tegangan leleh minimum 410 MPa (BJ 55), bebas dari korosi dan kotoran yang menempel
pada baja;



Selubung untuk sambungan tiang dibuat dari baja yang mempunyai tegangan leleh
minimum 210 MPa (BJ 34);



Untuk menjamin tercapainya mutu baja yang disyaratkan, sebelum digunakan baja harus
diuji mutunya sesuai dengan SNI 07-2529-1991.



Mutu baja disesuaikan dengan spesifikasi AASHTO M 270-04 yang dapat dilihat pada
tabel dibawah ini

Sifat Mekanis Baja Struktural

3. Epoksi
Untuk menjamin kuat ikat antara beton dan epoksi serta baja dan epoksi, maka epoksi yang
digunakan harus memenuhi ketentuan yang berlaku yaitu :
a. Bahan perekat yang digunakan harus mempunyai daya rekat yang sangat baik dan dapat
merekatkan dengan sempurna struktur beton
b. Bahan perekat harus dapat berpenetrasi sampai kedalaman retak yang paling kecil yang terjadi
pada struktur dengan sempurna dan untuk itu harus mempunyai suatu kekentalan tertentu seperti
disyaratkan pada spesifikasi ini
c. Mempunyai sifat fleksibilitas yang dapat menahan vibrasi yang mungkin terjadi di dalam
retakan
d. Tidak boleh menyusut pada waktu mengering
e. Tahan terhadap air hujan, CO2, asam, dan bahan kimia lainnya
f. Persyaratan bahan sesuai dengan AASHTO M 235M sebagai berikut:


Viskositas minimum 2,0 Pa.s



Waktu pengikatan awal minimum 30 menit



Kuat leleh tekan (pada umur 7 hari) minimum 70 MPa



Modulus elastisitas tekan minimum 1400 MPa



Tegangan tarik (pada umur 7 hari) minimum 50 MPa

g. Sebelum digunakan harus dilakukan pengujian mutu epoksi sesuai dengan persyaratan yang
berlaku.
4. Las



Bahan las yang digunakan harus sesuai dengan bahan dasar elemen struktur baja yang
akan disambung (seperti BJ 32, BJ 51 atau BJ 52) untuk memastikan bahwa sambungan
dapat dipertanggungjawabkan dan merupakan kawat las berselaput hidrogen rendah.



Bahan las (kawat las) harus disimpan dalam keadaan kering di dalam tempat yang
tertutup. Jika kaleng atau tempat telah dibuka, maka kawat las harus segera digunakan.



Pada penyambungan tiang pancang dibutuhkan kawat las yang sesuai agar dapat
berfungsi sebagaimana mestinya. Elektroda E 60XX digunakan untuk mengelas baja
karbon yang mengandung unsur karbon hingga 0,3% (yang termasuk baja ini adalah bajabaja struktur seperti baja-baja profil, baja batangan dan baja pelat). Elektroda E 70XX
aplikasinya lebih luas dari seri E 60XX.

Penyambungan Tiang Pancang Beton Persegi dan Bundar
Struktur


Konstruksi sambungan tiang terdiri dari bagian kepala (atas) dan bagian bawah, seperti
tampak pada Gambar 1.



Pada bagian kepala dan bagian bawah tiang pancang diberi selubung baja yang dibuat
secara terfabrikasi.



Ukuran selubung baja didasarkan pada dimensi tiang pancang seperti pada tabel 1 untuk
penampang bundar dan seperti pada tabel 2 untuk penampang persegi.



Selubung baja harus tahan terhadap pukulan selama proses pemancangan.



Selubung tiang bawah dan atas harus dibuat sedemikian rupa sehingga terdapat alur untuk
pengelasan.



Alur pengelasan harus cukup lebar sehingga lebar dan tebal las mampu menghasilkan
kapasitas sambungan yang sekurang-kurangnya sama dengan kapasitas tiang.



Dimensi selubung baja tiang pancang bawah dan atas harus sama.

Tabel 1. Ukuran Selubung Baja Bundar

Tabel 2. Ukuran Selubung Baja Persegi

Gamba
r 1. Konstruksi Sambungan Tiang Pancang Bundar dan Persegi dengan Las
2. Pelaksanaan
a. Persiapan penyambungan


Selubung bagian atas dan bawah harus dibersihkan sebelum penyambungan dilakukan;



Tiang pancang atas harus terletak dalam satu garis lurus dan sentris dengan tiang pancang
yang disambungnya;



Setelah selubung baja terpasang dengan baik kemudian tiang bagian kepala dan bagian
bawah disatukan menggunakan las;



Sistem pengelasan dilakukan sesuai dengan ASTM A 514.

b. Pelaksanaan di lapangan



Permukaan baja yang akan dilas harus dibersihkan dari korosi dan lapisan cat dengan
sikat kawat baja dan sikat bulu;



Untuk lapisan pertama digunakan kawat las berselaput hidrogen rendah (low hidrogen)
dengan Ø 3,25 mm, sedangkan untuk lapisan kedua dan selanjutnya digunakan kawat las
berselaput hidrogen rendah Ø 4 mm;



Pada setiap tahapan lapisan las, permukaan las harus dibersihkan dari terak dengan cara
digerinda, dibersihkan dengan sikat kawat baja, dan dibersihkan dengan sikat bulu;



Pengelasan dengan posisi horizontal merupakan posisi yang sulit sehingga kawat las
harus digerakan agak ke atas untuk menahan lelehnya cairan las ke bawah.

c. Pemeriksaan visual
Jenis pemeriksaan secara visual digunakan untuk mendeteksi cacat yang cukup besar di
permukaan. Untuk cacat yang relatif kecil pemeriksaan visual dapat dilakukan dengan
menggunakan alat bantu, misalnya kaca pembesar dan kadang-kadang memerlukan alat bantu
lain, misalnya lampu untuk menyinari bagian-bagian yang akan diperiksa.
Pemeriksaan visual meliputi :


Las harus bebas dari cacat retak



Permukaan las harus cukup halus



Sambungan las harus terbebas dari kerak



MESIN BOR PILE



XR260 D

Max. 56m DFR-168A Hydraulic Rotary Bore Pile Machine

Specification
Parameter
Max drilling depth
Max drilling diameter
Overall measurement
Machine Weight
Engine
Rotary drive

Crowd cylinder

Main winch

Auxiliary winch

Chassis

DFR-168A Bore Pile Machine
44/56m
600-1600mm
Working dimensions
Transfer dimensions
43500kg
Model
Rated power
Type
Max.torque
Rotation speed
Max.push
Max.pull
Max.stroke
Max.line pull
Max.line speed
Rope diameter
Max.line pull
Max.line speed
Rope diameter
Max.traveling speed
Min.ground clearance
Width of track shoes

7630mm*4200mm*18587mm
15370mm*3200mm*3375mm
B 5.9-C Cummins(USA)
133KW
Turbocharged direct-injection
80/156kn.m
20/10rpm
150kn
100kn
3000mm
120kn
70m/min
24mm
60kn
50m/min
18mm
2km/h
500mm
800mm

ALAT PENGUKUR KEDALAMAN TIANG PANCANG
PILE ECHO TESTER

Cara kerjanya adalah sensor dipasang pada ujung pile, kemudian pada jarak pukul sekitar 5-10
cm hammer dipukulkan beberapa kali hingga mencapai konvergensi pada gelombang yang
dihasilkan. Hasil pengujian berupa grafik yang berisi informasi kedalaman dan kondisi pile
ditampilkan di layar PC. Cara kerja PIT mengacu pada ASTM D5882 (ASTM 2003).

Gambar 2 : Skema Kerja Pile Echo Tester

Pada studi ini, sebelum digunakan di lapangan, peralatan dicoba di laboratorium, yaitu dicoba
pada pile beton yang belum dipancang. Pertama-tama panjang pile diukur dan dicatat. Setelah
itu, sensor dipasang pada salah satu ujung pile dan dilakukan pemukulan. Pada uji coba ini
digunakan baik pile tanpa sambungan maupun yang menggunakan sambungan. Pelaksanaan uji
coba PET di laboratorium dapat dilihat pada Gambar 3. Pada studi di lapangan, struktur
bangunan turap yang diperiksa terdiri dari tiga komponen yaitu dek, tiang pancang (pile) dan
sheetpile, namun untuk komponen dek tidak tercakup dalam makalah ini. Faktor kesulitan di
lapangan adalah sulitnya menjangkau lokasi pemeriksaan sehingga jumlah pemeriksaan terbatas.
Pemeriksaan terhadap pile.
dilakukan sebanyak 20 buah dan pemeriksaan terhadap sheetpile sebanyak 7 buah. Tiap satu
lokasi dilakukan pemeriksaan minimal 5 kali. Pelaksanaan pemeriksaan di lapangan ditampilkan
pada Gambar 4.