FUNGSI KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA DAL
FUNGSI KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA DALAM MISI
PEMELIHARAAN PERDAMAIAN PBB
Irawan Suharto1
Abstrak
sejakawal kemerdekaan republic Indonesia Indonesia telah turut aktif dalam misi
pemeliharaan perdamaian (MPP) dibawah PBB dimulai pada tahun 1957 melalui
pengiriman “kontingen GARUDA I” dibawah UNEF (UN Emergency Forces) di
Sinai. Pengiriman pasukanp erdamaiandari Indonesia tidak lepas dari citacitabangsa yang terterapada Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 Alinea ke-3 dan Alinea ke 4. Kedua kalimat dalam UUD tersebut
menggambarkan keinginan bangsa Indonesia yang merupakan mimpi yang ingin
dicapai demi terwujudnya dunia yang damai dan berkeadilan di dunia
internasional. Berdasarkan data pada bulan desember 2010. Indonesia memiliki
kontribusi aktif dalam 7 tugas pemeliharaan perdamaian dengan total kontribusi
pasukan sejumlah 1.795 personil serta saat ini menduduki peringkat 16 diantara
Negara-negara contributor dalam tugas pemeliharaan perdamaian pbb. Banyaknya
masalah yang melatarbelakangi konflik di berbagai Negara seperti masalah
politik, kemanusiaan, social, HAM, dan bahkan pembangunan di dalam suatu
Negara. Menuntut di ikut sertakannya Polri sebagai fungsi sipil dalam misi
pemeliharaan perdamaian, dimana Polri menjadi Unsur utamanya yang dijabarkan
dalam UU No. 2 Tahun 2002, dimana Kepolisian Negara Republik Indonesia
1
Mahasiswa Program Pascasarjana Magister
IlmuHukumFakultasHukumUniversitasBrawijaya, Malang, Angkatan 2014, NIM
146010100111029
membantu secara Aktif tugas pemeliharaan perdamaian dunia di bawah bendera
PBB.
Kata kunci : Fungsi POLRI, Misi pemeliharaan Perdamaian, PBB
PENDAHULUAN
Seiring perkembangan jaman dan teknologi informasi dan komunikasi yang telah
memacu semakin seringnya interaksi yang terjadi antar bangsa dan Negara di
dunia ini. Dengan meningkatnya interaksi tersebut berdampak dengan kegiatan
ekonomi, kebudayaan, social maupun politik antar Negara khususnya Indonesia
yang dilakukan oleh pemerintah organisasi swasta dan perseorangan. Dalam
perjanjian internasional baik secara tertulis maupun tidak tertulis telah tertera
dalam pasal 5 ayat 1, pasal 11, pasal 13, dan pasal 20 ayat 1 UUD NRI tahun
1945.Pemerintah juga mengundangkanUndang-undang RI No. 37 Tahun 1999
tentang hubungan luar negeri dan UU RI No. 24 tahun 2009 tentang perjanjian
internasional. Kedua undang-undang tersebut bertujuan untuk melindungi
kepentingan negara negara dan warga negara, dan pada gilirannya memperkokoh
NKRI.
Kedua perangkat hukum diatas memberikan landasan hukum yang kuat bagi
penyelenggara pelaksanaan Politik Luar Negeri, Hubungan Luar Negeri, dan
Pembuatan perjanjian internasional serta menandai dibukanya paradigma baru
bagi Indonesia dalam melaksanakan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik
luar negeri untuk memenuhi tuntutan zaman dewasa ini. Keikutsertaan negara
Indonesia sebenarnya dilatar belakangi oleh keinginan indonesia dalam menjaga
serta meningkatkan hubungan baik antar negara demi merubah pandangan negaranegara di dunia bahwa semakin dekat menuju negara maju.
Dalam hubungan internasional sering kali terjadi masalah-masalah yang membuat
perhatian seluruh. Hal ini lah yang membuat indonesia membuat hubungan luar
negeri dengan negara lain, untuk Indonesia masuk dalam PBB sebagai anggota
agar terjalin perdamaian dalam bangsa sendiri.
Berakhirnya masa perang dingin, mengakhiri pula pemetaan kekuatan dunia yang
bersifat bipolar. Menjadikan relevansi paradigma realisme terhadap negara dan
konflik internasional sebagai suatu pertanyaan. Seorang pemikir realis Hans J.
Morgenthau yang menjelaskan bahwa inti dari prespektif realisme mencakup tiga
hal utama yakni pandangan dan tindakan realis berpusat pada kepentingan
nasional (national interest), kekuasaan (power), balance of power dan pengaturan
kekuasaan dunia tanpa ada yang dominan (anarki) 2. Paradigma realisme terhadap
politik internatsional didasarkan dari beberapa pemikiran, yakni negara
merupakan satu-satunya aktor didalam sistem internasioal dan negara akan selalu
bersaing dengan negara lain dan hanya bertindak atas dasar kebutuhan sendiri;
kedudukan negara itu sama menurut kedaulatan; negara cenderung akan
menggunakan kekuatan (militer)nya, baik untuk menjaga posisinya maupun untuk
tujuan agar bisa lebih unggul dibandingkan negara lain3. Hal ini menunjukan
bahwa konsep keamanan bukanlah merupakan suatu konsep statis, namun
keamanan bersifat dinamis. Peningkatan konflik dalam negara tersebut
mengakibatkan peningkatan secara signifikan dari operasi PBB untuk menjaga
perdamaian dan keamanan internasional.
Johan Galtung membagi perdamaian menjadi dua tipe : positive dan negative
peace. Dimana positive peace adalah keadaan dimana tidaknya kekerasan
2
James E. Dougherty, Robert L. Pfaltzgraf, Cotending Theories Of International
Relations, A Comprehensive Survey, New York: Addison-Wesley Educational
Publisher Inc., 1997 halamam.71
3
J. Lewis Rasmussen, Peacemeaking in the 21st Century: New Rules, New
Roles, New Actors, United States Institute of Peace Press, halaman 25.
langsung ditingkat struktural, sedangkan negative peace adalah ketika kekerasan
yang terjadi secara langsung sudah tidak ada lagi 4. Semakin berkembangnya
pembahasan tentang perdamaian peran organisasai internasional yang bertindak
sebagai pihak ketiga, mempunyai tiga cara dalam mengatasu konflik yang sedang
terjadi : preventive diplomacy, peacemaking, dan peacekeeping5, dan untuk
melakukan ketiga cara tersebut PBB harus melakukan intervensi terhadap negara
yang mengalami konflik baik secara diplomatik, militer, ataupun ekonomi untuk
intervensi kepada negara berkonflik PBB melimpahkan kekuasaannya kepada
dewan keamanan PBB untuk bertindak sesuai dengan situasi yang ada.
Fenomena globalisasi akan mempengaruhi terjadinya suatu perubahan dalam
kehidupa masyarakat pada dunia internasional, terutama dalam lingkup kehidupan
sosial. Secara umum tugas Polisi didunia ini adalah melindungi dan melayani (to
serve and protect), oleh karena itu apabila suatu negara mengalami konflik, maka
sudah merupakan tugas polisi memelihara keamanan dan ketertiban di negara
tersebut baik dari Polisi negara itu maupun dari Polisi negara lain yang
diperbantukan ke negara tersebut. Peran PBB merupakan organisasi dunia yang
bertugas menciptakan perdamaian di berbagai belahan dunia antara lain dilakukan
dengan pembentukan Misi Pemeliharaan Perdamaian (MPP). Penggelaran MPP
juga terlibat dalam berbagai misi yang melibatkan masalah-masalah politik,
keamanan, sosial, HAM, dan Bahkan pembangunan didalam suatu negara.
Dengan demikian kehadiran pasukan perdamaian PBB dewasa ini merupakan
suatu kebutuhan, mengingat banyaknya konflik yang terjadi tidak saja melibatkan
4
Johan Galtung and Carl G. Jacobsen, Searching for Peace: The Road to
TRANSCEND, Pluto Press: London, 2000.
5
Boutros-Ghali, An Agenda for Peace, 1992, Halaman 201
antar negara, tetapi juga konflik yang terjadi didalam negara yang bersangkutan.
Keterlibatan atau diikutsertakannya Polri dalam Misi pemeliharaan Perdamaian
dunia PBB. Keterlibatan Polri dalam operasi pemeliharaan perdamaian PBB,
maka Polri secara dini harus menyiapkan sumber daya manusia Polri yang
profesional guna meningkatkan eksistensinya dan peranannya dalam operasi
pemeliharaan perdamaian PBB. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis akan
coba membahas peran polri dalam rangka memelihara perdamaian dnia di PBB
dengan harapan eksistensi Polri dalam misi perdamaian dunia mendappat apresiasi
yang baik dimata dunia internasional. Sebagai mana yang dijabarkandalam UU
No.
2
Tahun
2002,
dimanaKepolisian
Negara
Republik
Indonesia
membantusecaraAktiftugaspemeliharaanperdamaianduniadibawahbendera PBB.
KAJIAN PUSTAKA
Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB
Perang dunia kedua (1939-1945) dengan korban + 62.537.400 jiwa adalah
interstate conflict yang terburuk dalam sejarah peradaban manusia modern.
Berawal dari pengalaman empirik ini, timbul keinginan untuk menciptakan
sebuah dunia yang lebih aman dan lebih baik bagi generasi mendatang dengan
menjauhkan mereka dari bencana peperangan.6 Keinginan itu menyebabkan pada
tanggal 24 Oktober 1945, 51 negara bergabung dan membentuk satu organisasi
internasional yang sekarang dikenal sebagai perserikatan bangsa-bangsa (PBB).
Organisasi ini menggantikan organisasi internasional sebelumnya liga bangsabangsa yang kredibiltasnya hancur setelah tidak mampu mencegah terjadinya
6
United Nations Organization, 1948, Charted of The United Nations, preamble
htpp://www.un.org/en/documents/charter/preamble.shtml
perang. Sampai dengan tahun 2012 PBB beranggotakan 193 negara, termasuk
Indonesia yang bergabung tanggal 28 September 1950.
Organisasi PBB mempunyai 4 tujuan, yaitu menjaga perdamaian di seluruh dunia,
membangun hubunhan persahabat diantara sesama bangsa, memberikan bantuan
agar bangsa-bangsa bekerja sama menanggulangi kemiskinan, kelaparan, sakit
penyakit, dan untuk membangun rasa saling hormat menghormati atas hak asasi
dan kemerdekaan serta menjadi pusat harmonisasi agar keempat tujuan tersebut
dapat dicapai.7
Dalam rangka menjaga perdamaian dan keamanan internasional, Misi
Pemeliharaan Perdamaian (MPP) merupakan “flagship enterprise” PBB. MPP
Pertama kali dilaksanakan pada tanggal 29 Mei 1948, berdasarkan resolusi 50,
tahun 1948, mengirimkan tim pengamat yang tergabung dalam United Nations
Truce Supervision Organization (UNSTO) ke Palestina untuk menjaga genjatan
senjata antara Israel dengan Negara-negara Arab. Terhitung pada tanggal 30 Mei
2012, PBB sedang melaksanakan 17 operasi MPP diseluruh dunia dengan jumlah
personel sebanyak 121.443 orang. Dari angka itu, 98.695 orang merupakan
personel berseragam ( Militer dan Polisi) yang berasal dari 117 Negara. Secara
keseluruhan sejak 1948, PBB telah melaksanakan 67 MPP di seluruh dunia.8
Partisipasi POLRI dalam Misi pemeliharaan perdamaian PBB (peacekeeping
Operations) didasari oleh jiwa semangat pembukaan UUD 1945, Khususnya
Alinea 4. Aktualisasi komitmen pemerintah dan bangsa indonesia juga tercermin
7
United Nations Organization, 1948, Charted of The United Nations, article 1
http://www.un.org/en/documents/charter/chapter1.shtml
8
UN Peacekeeping Fact Sheet, 2012,
http://www.un.org/en/peacekeeping/resources/stattistics/factsheet.shtml
di dalam kebijakan politik luar negeri indonesia dengan terus berperan aktif
menjaga perdamaian Internasional.
PEMBAHASAN
Peran Polri Dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB
Peran polisi sipil.
Tugas pokok polisi adalah menjaga tegaknya hukum dan ketertiban serta
mengamankan hak-hak serta mengamankan hak-hak serta kemerdekaan sipil
melalui cara-cara damai seorang polisi yang mempunya kredebiltas tinggi akan
mampu melaksaknakan tugasnya depan efektif tindakan polisi sipil yang baik
adalah merebut simpati masyarakat setempat dimana dia ditempatkan tugasnya
sebagai anggota operasi perdamaian PBB mencakup banyak hal yang berkaitan
dengan tugas-tugas Kepolisian yang sudah dikenalnya dengan baik, disamping
tugas baru yang sama sekali bukan merupakan tugas polisi dalam keadaan normal.
Oleh karena itu polisi diharapkan mampu menyesuaikan diri untuk menghadapi
perbedaan tugas seperti yang juga dilakukan militer, dimana seorang polisi sipil
harus melakukan tugasnya berdasarkan kepentingan PBB, tidak diperkenakan
mencari atau menerima perintah dari pemerintahnya masing-masing atau institusi
lain diluar PBB.
Peran Polri Dalam Rangka Memelihara Perdamaian Dunia
Jadi menurut penulis kompleksitas dan multi dimensionalnya penugasan pasukan
perdamaian PBB telah menuntut kehadiran peran polisi sipil untuk ditugaskan
pada berbagai daerah konflik dibawah naungan PBB. Bagi anggota POLRI yang
tergabung dalam penugasan sebagai pasukan perdamaian PBB, tentunya harus
memerankan dirinya sebagai polisi dengan misi khusus yang di embannya
dibawah bendera PBB. Dengan demikian tidak diperkenankan mencari atau
menerima perintah dari pemerintah atau atasannya langsung atau institusi lain
diluar PBB. Hal itu dimaksudkan untuk tidak mencampur adukkan atau menerima
intervensi yang dapat mempengaruhi dirinya, sehingga penugasannya sebagai
anggota pasukan perdamaian PBB menjadi bias.Adapun peran POLRI dalam misi
perdamaian dunia di perserikatan bangsa-bangsabantara lain sebagai berikut :
1) Membangkitkan kepercayaan masyarakat lokal. Dalam suatu negara yang
sedang mengalami konflik atau pergolakan, maka situasinya ada dalam
kondisi dimana tatanan hukum tidak teratur, terlebih lagi apabila polisi
lokalnya terlibat dalam konflik tersebut. Kehadiran POLRI dalam misi
pemeliharaan
perdamaian
tersebut
dimaksudkan
untuk
membantu
menciptakan ketertiban dan memulihkan keamanan yang pada akhirnya
nanti akan kembali memulihkan kepercayaan masyarakat lokal untuk
kembal hidup normal seperti semula.
2) Membantu keberadaan polisi lokal dimana polisinya masih belum mapan
dalam menjalankan tugasnya, maka kehadiran polisi dalam misi PBB
tersebut adalah dengan melakukan pemantauan tindakan polisi setempat,
melakukan investigasi, dan memberikan pedoman yang bertujuan untuk
mendorong mereka agar dalam melaksanakan tugasnya menghargai hakhak penduduk serta melandasi pada kaidah yang berlaku secara universal.
3) Melaksanakan tugas polisi secara umum, kehadiran polisi dalam misi
perdamaian PBB tersebut pada dasarnya adalah menjalankan tugas-tugas
kepolisian sebagaimana yang berlaku pada umumnya, yaitu menegakkan
hukum, pengendalian huru-hara, pengaturan lalu lintas, patroli jalan raya,
pengawalan, dan penyidikan serta berbagai tugas lainnya.
Penugasan polri dalam pasukan perdamaian PBB merupakan kepercayaan yang
diberikan oleh dunia internasional, sekaligus kepercayaan yang diberikan oleh
negara dan bangsa Indonesia didalam penugasan yang berskala internasional.
Oleh karena itu, keberadaannya ditengah penugasan tersebut juga membawa misi
sebagai duta bangsa. Berdasarkan beberapa pengalaman sebelumnya, keberhasilan
yang ditujukan oleh pasukan perdamaian PBB yang berasal dari Indonesia turut
mengharumkan nama baik atau cerita Indonesia ditengah pergaulan internasional.
Seperti halnya kontingen POLRI yang ikut dalam misi pasukan perdamaian PBB
dikamboja dan Namibia. Tetapi sebaliknya, apabila dalam penugasan tersebut
gagal atau menunjukan perilaku yang tidak semestinya, maka dengan sendirinya
akan turut mencoreng dan mempermalukan Indonesia di kancah pergaulan dunia.
Keikutsertaan POLRI yang tergabung dalam pasukan perdamaian PBB
merupakan salah sat peluang yang dimanfaatkan dalam rangka pengembangan
sumber daya manusia polri. Karena mereka yang tergabung dalam penugasan
tersebut dengan sendirinya akan memperoleh berbagai pengetahuan yang nantinya
bisa dikembangkan pada lingkungan tugasnya sekembalinya mereka dari
penugasan tersebut. Adapun beberapa manfaat yang dapat diambil antara lain :
1) Kecakapan dalam bahsa asing, sehingga menggugah rekan-rekannya yang
lain untuk ikut mengembangkan kemampuan berbahasa asing.
2) Menambah wawasan sekaligus studi banding, khususnya berkaitan dengan
pelaksanaan tugas polisi dari negara-negara lain.
3) Menambah rekan atau relasi dalam rangka menjalin kerjasama dengan
anggota kepolisian dari negara-negara lain.
Dari pengalaman pada berbagai penugasan POLRI dalam pasukan pemeliharaan
perdamaian PBB menunjukan, bahwa keberadaan anggota Polri yang tergabung
dalam pasukan perdamaian PBB sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai public
relation meskipun dalam lingkup sempit di lingkungan rekan kerjanya. Namun
hal tersebut cukup efektif untuk menjelaskan hal tentang Indonesia, khususnya
untuk menepis issue-issue negatif tentang Indonesia.
Oleh karena itu, kepada mereka yang ikut dalam tugas tersebut tidak saja dibekali
dengan kemampuan taktik dan teknik kepolisian, juga perlu dibekali dengan
pengetahuan mengenal masalah etnik, budaya, pariwisata serta beberapa
pengetahuan umum lainnya menyangkut berbagai hal tentang Indonesia yang
mungkin bisa dijelaskan kepada rekan-rekannya dari negara lain.
Upaya Meningkatkan Peran Polri Dalam Operasi Perdamaian Dunia
Dengan adanya partisipasi atau keterlibatan polri mengikuti perdamaian dunia,
maka perlu dilakukan upaya dalam rangka meningkatkan peran polri, mengikuti
operasi perdamaian dunia di PBB, antara lain sebagai berikut :
1) Perencanaan.
Dalam tahap ini perencanaan dilaksanakan melalui pendataan personil
POLRI yang memiliki kualifikasi sebagai pasukan perdamaian, dan
personil-personil lain yang mempunyai kemampuan dasar berbahasa
inggris, mengemudi, menguasai tentang masalah-masalah internasional,
komputer dan kemampuan-kemampuan lain yang menjadi persyaratan
PBB.
2) Pengorganisasian
Organisasi
yang
digunakan
untuk
penyiapan
kemampuan
polri
menggunakan organisasi yang baku yang berlaku saat ini, selanjutnya
koordinasi dengan lembaga pendidikan dan kesatuan yang terkait dalam
penyiapan kemampuan personil yang akan melaksanakan tugas-tugas
perdamaian dunia, sehingga nantinya, pelaksanaan pelatihan dan lain-lain
dapat berjalan lancar dan personil yang dilibatkan mempunyai kemampuan
dasar yang handal sesuai kriteria yang ditentukan oleh PBB.
3) Pelaksanaan.
Dalam tahap pelaksanaan perlu dilakukan kegiatan, yaitu :
a) Seleksi personil.
Untuk seleksi personil dapat dilakukan melalui dua tahap yaitu seleksi
tingkat kewilayahan dan seleksi tingkat pusat. Sifat seleksi yang
dilaksanakan adalah perorangan karena polri akan melaksanakan tugas
secara perorangan/individu di daerah operasi, seleksi tersebut
dilaksanakan secara berurutan mulai dari test bahasa inggris dan
seterusnya dengan menggunakan sistem gugur.
b) Pendidikan.
Personil yang lulus dilaksanakan pendidikan dan latihan khusus, untuk
meningkatkan kemampuan personil yang akan ditugaskan selaku
pasukan
perdamaian
PBB.
Pendidikan
dan
latihan
tersebut
dilaksanakan selama 3 bulan dan merupakan pendidikan kejuruan.
4) Pengendalian.
Suatu kegiatan yang telah direncanakan baik apabila pelaksanaanya tidak
kendalikan, kemungkinan akan menyimpang dari rencana semula,
karenanya hasil-hasil yang telah didapatkan perlu dilakukan penyegaran
secara berkala untuk memudahkan pengendalian, maka anggota yang
sifatnya siap diberangkatkan ditempatkan tidak terpencar-pencar di
kesatuan, namun bisa didekatkan dengan satuan atas yang menangani
masalah penugasaan polri diluar negeri.
Hambatan Polri Dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB
Beberapa hambatan polri dalam mengikuti kegiatan tersebut, antara lain sebagai
berikut :
1) Permintaan PBB kepada pemerintah Indonesia melalui perwakilan tetap
pemerintah Indonesia (WATAPRI) di PBB mendadak, sehingga waktu
persiapan dan seleksi yang dilakukan POLRI sangat kurang terbatas.
2) Perbedaan sistem kepolisian yang dimiliki polisi yang tergabung dalam
polisi perdamaian dunia PBB dengan polisi setempat, sehingga
memerlukan penyesuaian antara sesama petugas polisi.
3) Kemampuan mengemudi, juga salah satu faktor utama dalam pelaksanaan
tugas MPP PBB, sehingga PBB menetapkan pelaksanaan test mengemudi
terhadap setiap personil yang baru saja tiba.
4) Kemampuan dan ketrampilan POLRI dalam melakukan fungsi kepolisian
Internasional yang masih terbatas.
5) Kurangnya analisa daerah operasi di negara yang sedang dilanda konflik,
karena PBB tidak mengirim analisa daerah operasi kepada negara
penyumbang, pasukan perdamaian.
6) Kemampuan berbahasa inggris yang masih kurang bagi anggota polri yang
dikirim dalam operasi perdamaian dunia, selain itu setiap personil juga
harus memahami bahasa lokal, tetapi waktu persiapan terbatas.
7) Negara yang bertikai belum ada hubungan diplomatik dengan Indonesia,
sedangkan pihak PBB tidak bertanggung jawab atas keselamatan anggota
kontingen dari indonesia.
8) Kondisi iklim daerah penugasaan yang sangat jauh berbeda dengan
indonesia membuat personil harus beradaptasi terlebih dahulu, sehingga
menghambat pelaksanaan tugasnya.
9) Kejenuhan personil polri dalam melaksanakan tugasnya, karena penugasa
di negara tersebut memakan waktu yang cukup lama.
KESIMPULAN
Perkembangan serta kompleksitas masalah yang dihadapi pada berbagai konflik
yang terjadi dewasa ini, menuntut adanya kehadiran polisi sipil termasuk polisi
yang dilibatkan dalam penugasan pasukan perdamaian PBB. Kehadiran pasukan
perdamaian PBB sangat dibutuhkan guna terciptanya perdamaian di dunia,
dimana dalam penugasannya melibatkan partisipasi serta keikutsertaan dari
beberapa anggotanya, termasuk indonesia (POLRI). Dalam perkembangan POLRI
memiliki segudang prestasi dalam misi perdamaian internasional khususnya
dibidang FPU (Formed Police Unit).
Polri dalam penugasan pasukan perdamaian PBB sebagaimana tercantum dan
diatur dalam tugas dan fungsi pokok menurut UU No. 22 Tahun 2002 tentang
kepolisian, Polri juga harus mampu menjalankan peran dengan sebaik mungkin,
antara lain perannya sebagai anggota yang menjalankan misi PBB, sebagai duta
bangsam ikut serta sebagai duta bangsa, ikut serta dalam pengembangan Sumber
Daya Manusia POLRI, sera sekaligus sebagai Public Relationbagi negaranya.
Meski dengan sedikit hambatan seperti permasalahan kejenuhan personil, bahasa
serta cuaca, namun keterlibatan POLRI dalam misi pemeliharaan perdamaian
PBB akan memberi dampak positif dalam rangka memperbaiki citra bangsa
indonesia di dunia internasional, apabila POLRI dapat melaksanakan tugas
dengan baik sesuai harapan masyarakat dunia dengan mengikuti dan
melaksanakan ketentuan yang berlaku dimana ditugaskan.
DAFTAR PUSTAKA
A. SUMBER BUKU
Boutros-Ghali, Boutros An Agenda for Peace, 1992.
Belllamy, Alex J., Paul Williams, Stuart Griffin, Understanding Peacekeeping,
2004.
Dixon, William J., Third-party Techniques for Preventing Conflict Escalation and
Promoting Peaceful Settlement, International Organization, 2000.
J. Lewis Rasmussen, Peacemaking in the 21st Century: New Rules, New Roles,
New Actors, United States Institute of Peace Press, 2000.
Johan Galtung, Searhing for Peace : The Road to Transcend, Pluto Press: London,
2000.
B. SUMBER LAIN (Dokumen, artikel, majalah dan website)
call the blue helmets : Can the UN cope with increasing demands for it
soldiers? http://www.economist.com/node/8490163
"Partisipasi Indonesia Dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB",
http://www.kemlu.go.id//pages/issuesdisplay.aspx?IDP=10&l=id
United Nations Organization, 1948, Charted of The United Nations, preamble
htpp://www.un.org/en/documents/charter/preamble.shtml
United Nations Organization, 1948, Charted of The United Nations, article 1
http://www.un.org/en/documents/charter/chapter1.shtml
UN Peacekeeping Fact Sheet, 2012,
http://www.un.org/en/peacekeeping/resources/stattistics/factsheet.shtml
C. Perundang-undangan
Piagam Perserikatan bangsa-bangsa
Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1996
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945
Undang-Undang RI No. 37 Tahun 1999 Tentang Hubungan Luar Negeri
UU RI No. 24 Tahun 2000 Tentang Perjanjian Internasional
UU No. 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Republik Indonesia
PEMELIHARAAN PERDAMAIAN PBB
Irawan Suharto1
Abstrak
sejakawal kemerdekaan republic Indonesia Indonesia telah turut aktif dalam misi
pemeliharaan perdamaian (MPP) dibawah PBB dimulai pada tahun 1957 melalui
pengiriman “kontingen GARUDA I” dibawah UNEF (UN Emergency Forces) di
Sinai. Pengiriman pasukanp erdamaiandari Indonesia tidak lepas dari citacitabangsa yang terterapada Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 Alinea ke-3 dan Alinea ke 4. Kedua kalimat dalam UUD tersebut
menggambarkan keinginan bangsa Indonesia yang merupakan mimpi yang ingin
dicapai demi terwujudnya dunia yang damai dan berkeadilan di dunia
internasional. Berdasarkan data pada bulan desember 2010. Indonesia memiliki
kontribusi aktif dalam 7 tugas pemeliharaan perdamaian dengan total kontribusi
pasukan sejumlah 1.795 personil serta saat ini menduduki peringkat 16 diantara
Negara-negara contributor dalam tugas pemeliharaan perdamaian pbb. Banyaknya
masalah yang melatarbelakangi konflik di berbagai Negara seperti masalah
politik, kemanusiaan, social, HAM, dan bahkan pembangunan di dalam suatu
Negara. Menuntut di ikut sertakannya Polri sebagai fungsi sipil dalam misi
pemeliharaan perdamaian, dimana Polri menjadi Unsur utamanya yang dijabarkan
dalam UU No. 2 Tahun 2002, dimana Kepolisian Negara Republik Indonesia
1
Mahasiswa Program Pascasarjana Magister
IlmuHukumFakultasHukumUniversitasBrawijaya, Malang, Angkatan 2014, NIM
146010100111029
membantu secara Aktif tugas pemeliharaan perdamaian dunia di bawah bendera
PBB.
Kata kunci : Fungsi POLRI, Misi pemeliharaan Perdamaian, PBB
PENDAHULUAN
Seiring perkembangan jaman dan teknologi informasi dan komunikasi yang telah
memacu semakin seringnya interaksi yang terjadi antar bangsa dan Negara di
dunia ini. Dengan meningkatnya interaksi tersebut berdampak dengan kegiatan
ekonomi, kebudayaan, social maupun politik antar Negara khususnya Indonesia
yang dilakukan oleh pemerintah organisasi swasta dan perseorangan. Dalam
perjanjian internasional baik secara tertulis maupun tidak tertulis telah tertera
dalam pasal 5 ayat 1, pasal 11, pasal 13, dan pasal 20 ayat 1 UUD NRI tahun
1945.Pemerintah juga mengundangkanUndang-undang RI No. 37 Tahun 1999
tentang hubungan luar negeri dan UU RI No. 24 tahun 2009 tentang perjanjian
internasional. Kedua undang-undang tersebut bertujuan untuk melindungi
kepentingan negara negara dan warga negara, dan pada gilirannya memperkokoh
NKRI.
Kedua perangkat hukum diatas memberikan landasan hukum yang kuat bagi
penyelenggara pelaksanaan Politik Luar Negeri, Hubungan Luar Negeri, dan
Pembuatan perjanjian internasional serta menandai dibukanya paradigma baru
bagi Indonesia dalam melaksanakan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik
luar negeri untuk memenuhi tuntutan zaman dewasa ini. Keikutsertaan negara
Indonesia sebenarnya dilatar belakangi oleh keinginan indonesia dalam menjaga
serta meningkatkan hubungan baik antar negara demi merubah pandangan negaranegara di dunia bahwa semakin dekat menuju negara maju.
Dalam hubungan internasional sering kali terjadi masalah-masalah yang membuat
perhatian seluruh. Hal ini lah yang membuat indonesia membuat hubungan luar
negeri dengan negara lain, untuk Indonesia masuk dalam PBB sebagai anggota
agar terjalin perdamaian dalam bangsa sendiri.
Berakhirnya masa perang dingin, mengakhiri pula pemetaan kekuatan dunia yang
bersifat bipolar. Menjadikan relevansi paradigma realisme terhadap negara dan
konflik internasional sebagai suatu pertanyaan. Seorang pemikir realis Hans J.
Morgenthau yang menjelaskan bahwa inti dari prespektif realisme mencakup tiga
hal utama yakni pandangan dan tindakan realis berpusat pada kepentingan
nasional (national interest), kekuasaan (power), balance of power dan pengaturan
kekuasaan dunia tanpa ada yang dominan (anarki) 2. Paradigma realisme terhadap
politik internatsional didasarkan dari beberapa pemikiran, yakni negara
merupakan satu-satunya aktor didalam sistem internasioal dan negara akan selalu
bersaing dengan negara lain dan hanya bertindak atas dasar kebutuhan sendiri;
kedudukan negara itu sama menurut kedaulatan; negara cenderung akan
menggunakan kekuatan (militer)nya, baik untuk menjaga posisinya maupun untuk
tujuan agar bisa lebih unggul dibandingkan negara lain3. Hal ini menunjukan
bahwa konsep keamanan bukanlah merupakan suatu konsep statis, namun
keamanan bersifat dinamis. Peningkatan konflik dalam negara tersebut
mengakibatkan peningkatan secara signifikan dari operasi PBB untuk menjaga
perdamaian dan keamanan internasional.
Johan Galtung membagi perdamaian menjadi dua tipe : positive dan negative
peace. Dimana positive peace adalah keadaan dimana tidaknya kekerasan
2
James E. Dougherty, Robert L. Pfaltzgraf, Cotending Theories Of International
Relations, A Comprehensive Survey, New York: Addison-Wesley Educational
Publisher Inc., 1997 halamam.71
3
J. Lewis Rasmussen, Peacemeaking in the 21st Century: New Rules, New
Roles, New Actors, United States Institute of Peace Press, halaman 25.
langsung ditingkat struktural, sedangkan negative peace adalah ketika kekerasan
yang terjadi secara langsung sudah tidak ada lagi 4. Semakin berkembangnya
pembahasan tentang perdamaian peran organisasai internasional yang bertindak
sebagai pihak ketiga, mempunyai tiga cara dalam mengatasu konflik yang sedang
terjadi : preventive diplomacy, peacemaking, dan peacekeeping5, dan untuk
melakukan ketiga cara tersebut PBB harus melakukan intervensi terhadap negara
yang mengalami konflik baik secara diplomatik, militer, ataupun ekonomi untuk
intervensi kepada negara berkonflik PBB melimpahkan kekuasaannya kepada
dewan keamanan PBB untuk bertindak sesuai dengan situasi yang ada.
Fenomena globalisasi akan mempengaruhi terjadinya suatu perubahan dalam
kehidupa masyarakat pada dunia internasional, terutama dalam lingkup kehidupan
sosial. Secara umum tugas Polisi didunia ini adalah melindungi dan melayani (to
serve and protect), oleh karena itu apabila suatu negara mengalami konflik, maka
sudah merupakan tugas polisi memelihara keamanan dan ketertiban di negara
tersebut baik dari Polisi negara itu maupun dari Polisi negara lain yang
diperbantukan ke negara tersebut. Peran PBB merupakan organisasi dunia yang
bertugas menciptakan perdamaian di berbagai belahan dunia antara lain dilakukan
dengan pembentukan Misi Pemeliharaan Perdamaian (MPP). Penggelaran MPP
juga terlibat dalam berbagai misi yang melibatkan masalah-masalah politik,
keamanan, sosial, HAM, dan Bahkan pembangunan didalam suatu negara.
Dengan demikian kehadiran pasukan perdamaian PBB dewasa ini merupakan
suatu kebutuhan, mengingat banyaknya konflik yang terjadi tidak saja melibatkan
4
Johan Galtung and Carl G. Jacobsen, Searching for Peace: The Road to
TRANSCEND, Pluto Press: London, 2000.
5
Boutros-Ghali, An Agenda for Peace, 1992, Halaman 201
antar negara, tetapi juga konflik yang terjadi didalam negara yang bersangkutan.
Keterlibatan atau diikutsertakannya Polri dalam Misi pemeliharaan Perdamaian
dunia PBB. Keterlibatan Polri dalam operasi pemeliharaan perdamaian PBB,
maka Polri secara dini harus menyiapkan sumber daya manusia Polri yang
profesional guna meningkatkan eksistensinya dan peranannya dalam operasi
pemeliharaan perdamaian PBB. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis akan
coba membahas peran polri dalam rangka memelihara perdamaian dnia di PBB
dengan harapan eksistensi Polri dalam misi perdamaian dunia mendappat apresiasi
yang baik dimata dunia internasional. Sebagai mana yang dijabarkandalam UU
No.
2
Tahun
2002,
dimanaKepolisian
Negara
Republik
Indonesia
membantusecaraAktiftugaspemeliharaanperdamaianduniadibawahbendera PBB.
KAJIAN PUSTAKA
Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB
Perang dunia kedua (1939-1945) dengan korban + 62.537.400 jiwa adalah
interstate conflict yang terburuk dalam sejarah peradaban manusia modern.
Berawal dari pengalaman empirik ini, timbul keinginan untuk menciptakan
sebuah dunia yang lebih aman dan lebih baik bagi generasi mendatang dengan
menjauhkan mereka dari bencana peperangan.6 Keinginan itu menyebabkan pada
tanggal 24 Oktober 1945, 51 negara bergabung dan membentuk satu organisasi
internasional yang sekarang dikenal sebagai perserikatan bangsa-bangsa (PBB).
Organisasi ini menggantikan organisasi internasional sebelumnya liga bangsabangsa yang kredibiltasnya hancur setelah tidak mampu mencegah terjadinya
6
United Nations Organization, 1948, Charted of The United Nations, preamble
htpp://www.un.org/en/documents/charter/preamble.shtml
perang. Sampai dengan tahun 2012 PBB beranggotakan 193 negara, termasuk
Indonesia yang bergabung tanggal 28 September 1950.
Organisasi PBB mempunyai 4 tujuan, yaitu menjaga perdamaian di seluruh dunia,
membangun hubunhan persahabat diantara sesama bangsa, memberikan bantuan
agar bangsa-bangsa bekerja sama menanggulangi kemiskinan, kelaparan, sakit
penyakit, dan untuk membangun rasa saling hormat menghormati atas hak asasi
dan kemerdekaan serta menjadi pusat harmonisasi agar keempat tujuan tersebut
dapat dicapai.7
Dalam rangka menjaga perdamaian dan keamanan internasional, Misi
Pemeliharaan Perdamaian (MPP) merupakan “flagship enterprise” PBB. MPP
Pertama kali dilaksanakan pada tanggal 29 Mei 1948, berdasarkan resolusi 50,
tahun 1948, mengirimkan tim pengamat yang tergabung dalam United Nations
Truce Supervision Organization (UNSTO) ke Palestina untuk menjaga genjatan
senjata antara Israel dengan Negara-negara Arab. Terhitung pada tanggal 30 Mei
2012, PBB sedang melaksanakan 17 operasi MPP diseluruh dunia dengan jumlah
personel sebanyak 121.443 orang. Dari angka itu, 98.695 orang merupakan
personel berseragam ( Militer dan Polisi) yang berasal dari 117 Negara. Secara
keseluruhan sejak 1948, PBB telah melaksanakan 67 MPP di seluruh dunia.8
Partisipasi POLRI dalam Misi pemeliharaan perdamaian PBB (peacekeeping
Operations) didasari oleh jiwa semangat pembukaan UUD 1945, Khususnya
Alinea 4. Aktualisasi komitmen pemerintah dan bangsa indonesia juga tercermin
7
United Nations Organization, 1948, Charted of The United Nations, article 1
http://www.un.org/en/documents/charter/chapter1.shtml
8
UN Peacekeeping Fact Sheet, 2012,
http://www.un.org/en/peacekeeping/resources/stattistics/factsheet.shtml
di dalam kebijakan politik luar negeri indonesia dengan terus berperan aktif
menjaga perdamaian Internasional.
PEMBAHASAN
Peran Polri Dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB
Peran polisi sipil.
Tugas pokok polisi adalah menjaga tegaknya hukum dan ketertiban serta
mengamankan hak-hak serta mengamankan hak-hak serta kemerdekaan sipil
melalui cara-cara damai seorang polisi yang mempunya kredebiltas tinggi akan
mampu melaksaknakan tugasnya depan efektif tindakan polisi sipil yang baik
adalah merebut simpati masyarakat setempat dimana dia ditempatkan tugasnya
sebagai anggota operasi perdamaian PBB mencakup banyak hal yang berkaitan
dengan tugas-tugas Kepolisian yang sudah dikenalnya dengan baik, disamping
tugas baru yang sama sekali bukan merupakan tugas polisi dalam keadaan normal.
Oleh karena itu polisi diharapkan mampu menyesuaikan diri untuk menghadapi
perbedaan tugas seperti yang juga dilakukan militer, dimana seorang polisi sipil
harus melakukan tugasnya berdasarkan kepentingan PBB, tidak diperkenakan
mencari atau menerima perintah dari pemerintahnya masing-masing atau institusi
lain diluar PBB.
Peran Polri Dalam Rangka Memelihara Perdamaian Dunia
Jadi menurut penulis kompleksitas dan multi dimensionalnya penugasan pasukan
perdamaian PBB telah menuntut kehadiran peran polisi sipil untuk ditugaskan
pada berbagai daerah konflik dibawah naungan PBB. Bagi anggota POLRI yang
tergabung dalam penugasan sebagai pasukan perdamaian PBB, tentunya harus
memerankan dirinya sebagai polisi dengan misi khusus yang di embannya
dibawah bendera PBB. Dengan demikian tidak diperkenankan mencari atau
menerima perintah dari pemerintah atau atasannya langsung atau institusi lain
diluar PBB. Hal itu dimaksudkan untuk tidak mencampur adukkan atau menerima
intervensi yang dapat mempengaruhi dirinya, sehingga penugasannya sebagai
anggota pasukan perdamaian PBB menjadi bias.Adapun peran POLRI dalam misi
perdamaian dunia di perserikatan bangsa-bangsabantara lain sebagai berikut :
1) Membangkitkan kepercayaan masyarakat lokal. Dalam suatu negara yang
sedang mengalami konflik atau pergolakan, maka situasinya ada dalam
kondisi dimana tatanan hukum tidak teratur, terlebih lagi apabila polisi
lokalnya terlibat dalam konflik tersebut. Kehadiran POLRI dalam misi
pemeliharaan
perdamaian
tersebut
dimaksudkan
untuk
membantu
menciptakan ketertiban dan memulihkan keamanan yang pada akhirnya
nanti akan kembali memulihkan kepercayaan masyarakat lokal untuk
kembal hidup normal seperti semula.
2) Membantu keberadaan polisi lokal dimana polisinya masih belum mapan
dalam menjalankan tugasnya, maka kehadiran polisi dalam misi PBB
tersebut adalah dengan melakukan pemantauan tindakan polisi setempat,
melakukan investigasi, dan memberikan pedoman yang bertujuan untuk
mendorong mereka agar dalam melaksanakan tugasnya menghargai hakhak penduduk serta melandasi pada kaidah yang berlaku secara universal.
3) Melaksanakan tugas polisi secara umum, kehadiran polisi dalam misi
perdamaian PBB tersebut pada dasarnya adalah menjalankan tugas-tugas
kepolisian sebagaimana yang berlaku pada umumnya, yaitu menegakkan
hukum, pengendalian huru-hara, pengaturan lalu lintas, patroli jalan raya,
pengawalan, dan penyidikan serta berbagai tugas lainnya.
Penugasan polri dalam pasukan perdamaian PBB merupakan kepercayaan yang
diberikan oleh dunia internasional, sekaligus kepercayaan yang diberikan oleh
negara dan bangsa Indonesia didalam penugasan yang berskala internasional.
Oleh karena itu, keberadaannya ditengah penugasan tersebut juga membawa misi
sebagai duta bangsa. Berdasarkan beberapa pengalaman sebelumnya, keberhasilan
yang ditujukan oleh pasukan perdamaian PBB yang berasal dari Indonesia turut
mengharumkan nama baik atau cerita Indonesia ditengah pergaulan internasional.
Seperti halnya kontingen POLRI yang ikut dalam misi pasukan perdamaian PBB
dikamboja dan Namibia. Tetapi sebaliknya, apabila dalam penugasan tersebut
gagal atau menunjukan perilaku yang tidak semestinya, maka dengan sendirinya
akan turut mencoreng dan mempermalukan Indonesia di kancah pergaulan dunia.
Keikutsertaan POLRI yang tergabung dalam pasukan perdamaian PBB
merupakan salah sat peluang yang dimanfaatkan dalam rangka pengembangan
sumber daya manusia polri. Karena mereka yang tergabung dalam penugasan
tersebut dengan sendirinya akan memperoleh berbagai pengetahuan yang nantinya
bisa dikembangkan pada lingkungan tugasnya sekembalinya mereka dari
penugasan tersebut. Adapun beberapa manfaat yang dapat diambil antara lain :
1) Kecakapan dalam bahsa asing, sehingga menggugah rekan-rekannya yang
lain untuk ikut mengembangkan kemampuan berbahasa asing.
2) Menambah wawasan sekaligus studi banding, khususnya berkaitan dengan
pelaksanaan tugas polisi dari negara-negara lain.
3) Menambah rekan atau relasi dalam rangka menjalin kerjasama dengan
anggota kepolisian dari negara-negara lain.
Dari pengalaman pada berbagai penugasan POLRI dalam pasukan pemeliharaan
perdamaian PBB menunjukan, bahwa keberadaan anggota Polri yang tergabung
dalam pasukan perdamaian PBB sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai public
relation meskipun dalam lingkup sempit di lingkungan rekan kerjanya. Namun
hal tersebut cukup efektif untuk menjelaskan hal tentang Indonesia, khususnya
untuk menepis issue-issue negatif tentang Indonesia.
Oleh karena itu, kepada mereka yang ikut dalam tugas tersebut tidak saja dibekali
dengan kemampuan taktik dan teknik kepolisian, juga perlu dibekali dengan
pengetahuan mengenal masalah etnik, budaya, pariwisata serta beberapa
pengetahuan umum lainnya menyangkut berbagai hal tentang Indonesia yang
mungkin bisa dijelaskan kepada rekan-rekannya dari negara lain.
Upaya Meningkatkan Peran Polri Dalam Operasi Perdamaian Dunia
Dengan adanya partisipasi atau keterlibatan polri mengikuti perdamaian dunia,
maka perlu dilakukan upaya dalam rangka meningkatkan peran polri, mengikuti
operasi perdamaian dunia di PBB, antara lain sebagai berikut :
1) Perencanaan.
Dalam tahap ini perencanaan dilaksanakan melalui pendataan personil
POLRI yang memiliki kualifikasi sebagai pasukan perdamaian, dan
personil-personil lain yang mempunyai kemampuan dasar berbahasa
inggris, mengemudi, menguasai tentang masalah-masalah internasional,
komputer dan kemampuan-kemampuan lain yang menjadi persyaratan
PBB.
2) Pengorganisasian
Organisasi
yang
digunakan
untuk
penyiapan
kemampuan
polri
menggunakan organisasi yang baku yang berlaku saat ini, selanjutnya
koordinasi dengan lembaga pendidikan dan kesatuan yang terkait dalam
penyiapan kemampuan personil yang akan melaksanakan tugas-tugas
perdamaian dunia, sehingga nantinya, pelaksanaan pelatihan dan lain-lain
dapat berjalan lancar dan personil yang dilibatkan mempunyai kemampuan
dasar yang handal sesuai kriteria yang ditentukan oleh PBB.
3) Pelaksanaan.
Dalam tahap pelaksanaan perlu dilakukan kegiatan, yaitu :
a) Seleksi personil.
Untuk seleksi personil dapat dilakukan melalui dua tahap yaitu seleksi
tingkat kewilayahan dan seleksi tingkat pusat. Sifat seleksi yang
dilaksanakan adalah perorangan karena polri akan melaksanakan tugas
secara perorangan/individu di daerah operasi, seleksi tersebut
dilaksanakan secara berurutan mulai dari test bahasa inggris dan
seterusnya dengan menggunakan sistem gugur.
b) Pendidikan.
Personil yang lulus dilaksanakan pendidikan dan latihan khusus, untuk
meningkatkan kemampuan personil yang akan ditugaskan selaku
pasukan
perdamaian
PBB.
Pendidikan
dan
latihan
tersebut
dilaksanakan selama 3 bulan dan merupakan pendidikan kejuruan.
4) Pengendalian.
Suatu kegiatan yang telah direncanakan baik apabila pelaksanaanya tidak
kendalikan, kemungkinan akan menyimpang dari rencana semula,
karenanya hasil-hasil yang telah didapatkan perlu dilakukan penyegaran
secara berkala untuk memudahkan pengendalian, maka anggota yang
sifatnya siap diberangkatkan ditempatkan tidak terpencar-pencar di
kesatuan, namun bisa didekatkan dengan satuan atas yang menangani
masalah penugasaan polri diluar negeri.
Hambatan Polri Dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB
Beberapa hambatan polri dalam mengikuti kegiatan tersebut, antara lain sebagai
berikut :
1) Permintaan PBB kepada pemerintah Indonesia melalui perwakilan tetap
pemerintah Indonesia (WATAPRI) di PBB mendadak, sehingga waktu
persiapan dan seleksi yang dilakukan POLRI sangat kurang terbatas.
2) Perbedaan sistem kepolisian yang dimiliki polisi yang tergabung dalam
polisi perdamaian dunia PBB dengan polisi setempat, sehingga
memerlukan penyesuaian antara sesama petugas polisi.
3) Kemampuan mengemudi, juga salah satu faktor utama dalam pelaksanaan
tugas MPP PBB, sehingga PBB menetapkan pelaksanaan test mengemudi
terhadap setiap personil yang baru saja tiba.
4) Kemampuan dan ketrampilan POLRI dalam melakukan fungsi kepolisian
Internasional yang masih terbatas.
5) Kurangnya analisa daerah operasi di negara yang sedang dilanda konflik,
karena PBB tidak mengirim analisa daerah operasi kepada negara
penyumbang, pasukan perdamaian.
6) Kemampuan berbahasa inggris yang masih kurang bagi anggota polri yang
dikirim dalam operasi perdamaian dunia, selain itu setiap personil juga
harus memahami bahasa lokal, tetapi waktu persiapan terbatas.
7) Negara yang bertikai belum ada hubungan diplomatik dengan Indonesia,
sedangkan pihak PBB tidak bertanggung jawab atas keselamatan anggota
kontingen dari indonesia.
8) Kondisi iklim daerah penugasaan yang sangat jauh berbeda dengan
indonesia membuat personil harus beradaptasi terlebih dahulu, sehingga
menghambat pelaksanaan tugasnya.
9) Kejenuhan personil polri dalam melaksanakan tugasnya, karena penugasa
di negara tersebut memakan waktu yang cukup lama.
KESIMPULAN
Perkembangan serta kompleksitas masalah yang dihadapi pada berbagai konflik
yang terjadi dewasa ini, menuntut adanya kehadiran polisi sipil termasuk polisi
yang dilibatkan dalam penugasan pasukan perdamaian PBB. Kehadiran pasukan
perdamaian PBB sangat dibutuhkan guna terciptanya perdamaian di dunia,
dimana dalam penugasannya melibatkan partisipasi serta keikutsertaan dari
beberapa anggotanya, termasuk indonesia (POLRI). Dalam perkembangan POLRI
memiliki segudang prestasi dalam misi perdamaian internasional khususnya
dibidang FPU (Formed Police Unit).
Polri dalam penugasan pasukan perdamaian PBB sebagaimana tercantum dan
diatur dalam tugas dan fungsi pokok menurut UU No. 22 Tahun 2002 tentang
kepolisian, Polri juga harus mampu menjalankan peran dengan sebaik mungkin,
antara lain perannya sebagai anggota yang menjalankan misi PBB, sebagai duta
bangsam ikut serta sebagai duta bangsa, ikut serta dalam pengembangan Sumber
Daya Manusia POLRI, sera sekaligus sebagai Public Relationbagi negaranya.
Meski dengan sedikit hambatan seperti permasalahan kejenuhan personil, bahasa
serta cuaca, namun keterlibatan POLRI dalam misi pemeliharaan perdamaian
PBB akan memberi dampak positif dalam rangka memperbaiki citra bangsa
indonesia di dunia internasional, apabila POLRI dapat melaksanakan tugas
dengan baik sesuai harapan masyarakat dunia dengan mengikuti dan
melaksanakan ketentuan yang berlaku dimana ditugaskan.
DAFTAR PUSTAKA
A. SUMBER BUKU
Boutros-Ghali, Boutros An Agenda for Peace, 1992.
Belllamy, Alex J., Paul Williams, Stuart Griffin, Understanding Peacekeeping,
2004.
Dixon, William J., Third-party Techniques for Preventing Conflict Escalation and
Promoting Peaceful Settlement, International Organization, 2000.
J. Lewis Rasmussen, Peacemaking in the 21st Century: New Rules, New Roles,
New Actors, United States Institute of Peace Press, 2000.
Johan Galtung, Searhing for Peace : The Road to Transcend, Pluto Press: London,
2000.
B. SUMBER LAIN (Dokumen, artikel, majalah dan website)
call the blue helmets : Can the UN cope with increasing demands for it
soldiers? http://www.economist.com/node/8490163
"Partisipasi Indonesia Dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB",
http://www.kemlu.go.id//pages/issuesdisplay.aspx?IDP=10&l=id
United Nations Organization, 1948, Charted of The United Nations, preamble
htpp://www.un.org/en/documents/charter/preamble.shtml
United Nations Organization, 1948, Charted of The United Nations, article 1
http://www.un.org/en/documents/charter/chapter1.shtml
UN Peacekeeping Fact Sheet, 2012,
http://www.un.org/en/peacekeeping/resources/stattistics/factsheet.shtml
C. Perundang-undangan
Piagam Perserikatan bangsa-bangsa
Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1996
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945
Undang-Undang RI No. 37 Tahun 1999 Tentang Hubungan Luar Negeri
UU RI No. 24 Tahun 2000 Tentang Perjanjian Internasional
UU No. 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Republik Indonesia