BLANKO LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK REGULASI DIRI2

  

DAFTAR LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK REGULASI

DIRI (SELF REGULATION) DALAM MENINGKATKAN ACADEMIC

PERFORMANCE SISWA SMA SE-KABUPATEN/KOTA .....

  Bentuk Layanan : Bimbingan Kelompok Topik : Kelas : Sasaran (Anggota) : Siswa Waktu : 45 Menit Hari/Tanggal : Pertemuan : Nama Peserta Didik

  No Paraf Keterangan (Inisial) 1 1.

  2 2.

  3 3.

  4 4.

  5 5.

  6 6.

  7 7.

  8 8.

  9 9.

  10 10.

  Mengetahui, Metro,.............................. Guru BK Pelaksana Layanan _________________________

  

TABULASI KEHADIRAN

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK

REGULASI DIRI (SELF REGULATION) DALAM MENINGKATKAN ACADEMIC

  Pertemuan Hadir Tidak Hadir Keterangan 1 6 siswa terbimbing - 2 6 siswa terbimbing -

  

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN

BIMBINGAN KELOMPOK #1

A. Topik Permasalahan :

  Usaha Kognitif “Membuat Peta Kognitif (konsep) dalam belajar”

  B. Bidang Bimbingan : Belajar

  C. Jenis Layanan : Layanan bimbingan kelompok

  D. Fungsi Layanan : pemeliharaan, pemahaman dan pengembangan E. Tujuan Layanan : Agar siwa dapat mengembangkan peta kognitifnya dalam

  menghafal materi pelajaran dan dapat memahami dengan baik

  F. Sasaran Layanan : Kelas XI

  G. Uraian Kegiatan : Terlampir H Materi Layanan : Terlampir

  I Metode : Diskusi, tanya jawab dan permainan J Tempat penyelenggaraan : Ruang Kelas K Waktu dan Tanggal : 1 x 45 menit L Penyelenggaran Layanan : TIM M. Catatan Khusus

  : Pertemuan dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan kelompok N. Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut Layanan : focus penilaian diarahkan pada adanya pemahaman baru (Understanding),

berkembangnya perasaan ke arah positif (Comfort), serta rencana kegiatan ( Action).

  1. Proses  Layanan BK  Kegiatan pendukung BK  Mekanisme dan instrumentasi yang digunakan  Pengelolaan dan administrasi layanan

  2. Hasil observasi

  a. Laiseg : adanya pemahaman baru, berkembangnya perasaan ke arah yang positif (setelah diberikan layanan) adanya pemahaman baru (Understanding), berkembangnya perasaan ke arah positif (Comfort), serta rencana kegiatan (Action).

  

b. Laijapen : adanya pemahaman baru,berkembangnya perasaan positif, serta rencana

kegiatan paling lama 1 bulan.

  c. Laijapang :adanya pemahaman baru, berkembangnya perasaan positif, serta rencana kegiatan dalam jangka waktu 1- 3 bulan.

  3. Tindak Lanjut

Yaitu dengan membantu peserta didik yang bermasalah dengan mengadakan

konseling individu.

  

Usaha Kognitif

“Membuat Peta Kognitif (konsep) dalam belajar”

A. Create Interest

  

Si A adalah orang yang tidak bisa membuat peta kognitif atau

konsep dalam belajarnya sehingga ia tidak bisa memahami

pelajaran yang iya pelajari adalam poin-poin penting.

Sedangkan Si B iya rajin sekali dalam membuat peta konsep

untuk mempermudah dalam mempelajari setiap materi,

sehingga dia dengan mudah untuk memahami dan menghafal

materi yang telah ia pelajari.

  Conclution

Dapat disimpulkan bahwa dengan membaca kita dapat mentransfer

ilmu pengetahuan ( transfer of knowledge) .

  B. Materi Layanan

  Peta konsep merupakan salah satu bagian dari strategi organisasi.Strategi organisasi bertujuan membantu pebelajar meningkatkan kebermaknaan bahan-bahan organisasi bertujuan membantu pebelajar meningkatkan kebermaknaan bahan-bahan baru, terutama dilakukan dengan mengenakan struktur-struktur pengorganisasian baru pada bahan-bahan tersebut.Strategi-strategi organisasi dapat terdiri dari pengelompokan ulang ide- ide atau istilah-istilah atau membagi ide-ide atau istilah-istilah itu menjadi subset yang lebih kecil.Strategi- strategi ini juga terdiri dari pengidentifkasian ide-ide atau fakta-fakta kunci dari sekumpulan informasi yang lebih besar.

  A. Manfaat Pembelajaran Peta Konsep

  Pembelajaran dengan menggunakan peta konsep mempunyai banyak manfaat.Ausubel menyatakan dengan jaringan konsep yang digambarkan dalam peta konsep, belajar menjadi bermakna karena pengetahuan atau informasi baru dengan pengetahuan terstruktur yang telah dimiliki peserta didik tersambung sehingga menjadi lebih mudah terserap peserta didik (Wahidi, 2010).Adapun manfaat pembelajaran dengan menggunakan peta konsep yang dinyatakan (Novak & Gowin, 1985).

  1) Bagi Guru

  a. Pemetaan konsep merupakan cara terbaik menghadirkan materi pelajaran, hal ini disebabkan peta konsep adalah alat belajar yang tidak menimbulkan efek verbal bagi peserta didik dengan mudah melihat, membaca, dan mengerti makna yang diberikan.

  b. Pemetaan konsep menolong guru memilih aturan pengajaran berdasarkan kerangka kerja yang hierarki, hal ini mengingat banyak materi pelajaran yang disajikan dalam urutan yang acak.

  c. Membantu guru meningkatkan efsiensi dan efektiftas pengajarannya.

  2) Bagi Peserta Didik

  a. Pemetaan konsep merupakan cara belajar yang mengembangkan proses belajar bermakna, yang akan meningkatkan pemahaman peserta didik dan daya ingatnya.

  b. Meningkatkan keaktifan dan kreativitas berfkir peserta didik , hal ini menimbulkan sikap kemandirian belajar yang lebih pada peserta didik.

  c. Mengembangkan struktur kognitif yang terintegrasi dengan baik yang akan memudahkan dalam belajar.

  d. Membantu peserta didik melihat makna materi pelajaran secara lebih komprehensif dalam setiap komponen-komponen konsep dan mengenali hubungan. Dahar (1989) mengungkapkan tujuan penting penggunaan peta konsep dalam menunjang berlangsungnya proses belajar bermakna yaitu: (1) Menyelidiki apa yang telah diketa-hui oleh peserta didik; (2) mempelajari cara belajar peserta didik; (3) mengungkapkan miskonsepsi yang muncul pada peserta didik; dan (4) sebagai alat evaluasi. Selain itu, peta konsep bermanfaat untuk memperoleh skema kognitif dan menargetkan pemahaman konsep yang mendalam. Pembuatan Peta Konsep Dahar (1989) mengungkapkan bahwa peta konsep memegang peranan penting dalam belajar bermakna. Langkah-langkah berikut ini dapat diikuti oleh siswa untuk menciptakan suatu peta konsep.

  Langkah 1 : mengidentifkasi ide pokok yang melingkupi sejumlah konsep. Langkah 2 : mengidentifkasi ide-ide atau konsep-konsep sekunder yang menunjang ide utama.

  Langkah 3 : menempatkan ide utama di tengah atau di puncak peta tersebut. Langkah 4 : mengelompokkan ide-ide sekunder di sekeliling ide utama yang secara visual menunjukan hubungan ide-ide tersebut dengan ide utama.

  Berdasarkan pendapat di atas dapat dikemukakan langkah-langkah menyusun peta konsep sebagai berikut.

  1. Memilih suatu bahan bacaan

  2. Menentukan konsep-konsep yang relevan

  3. Mengelompokkan (mengurutkan) konsep-konsep dari yang paling inklusif ke yang paling tidak inklusif

  4. Menyusun konsep-konsep tersebut dalam suatu bagan, konsep-konsep yang paling inklusif diletakkan di bagian atas atau di pusat bagan tersebut.

B. Fungsi Peta Konsep

  Dalam pendidikan, peta konsep dapat diterapkan untuk berbagai tujuan.Menurut Dahar (1989:129) menyatakan bahwa berdasarkan tujuannya, fungsi peta konsep ada empat.

  1. Menyelidiki apa yang telah diketahui siswa. Sebelumnya telah diketahui bahwa belajar bermakna membutuhkan usaha yang sungguh-sungguh dari pihak siswa untuk menghubungkan pengetahuan baru dengan konsep-konsep relevan yang telah mereka miliki.Untukmemperlancar proses ini, baik dosen dan mahasiswa perlu mengetahui konsep-konsep apa yang telah dimiliki mahasiswa ketika pelajaran baru akan dimulai, sedangkan maha-siswa diharapkan dapat menunjukkan di mana mereka berada, atau konsep-konsep apa yang telah mereka miliki.dalammenghadapi pelajaran baru itu. Dengan menggunakan peta konsep dosen dapat melaksankan apa yang telah dikemukakan di atas, dan dengan demikian mahasiswa diharapkan akan mengalami belajar ber-makna. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dosen untuk maksud ini ialah dengan memilih satu konsep utama dari pokok bahasan yang akan dibahas, kemu-dian menyuruh mahasiswa untuk menyusun peta konsep dengan menghubungkan konsep-konsep itu. Selanjutnya mahasiswa diminta untuk menambahkan konsep-konsep dan mengaitkan konsep-konsep itu hingga mambentuk proposisi yang ber-makna. Dari peta konsep-peta konsep yang dihasilkan oleh mahasiswa, guru dapat mengetahui sejauh mana pengetahuan mahasiswa tentang pokok bahasan yang akan diajarkan.

  2. Mempelajari Cara Belajar Bila seseorang dihadapkan pada suatu bab dari buku pelajaran , ia tidak akan begitu saja memahami apa yang dibacanya.Dengan diminta untuk menyusun peta konsep dari isi bab itu , ia akan berusaha untuk mengeluarkan konsep-konsep dari apa yang dibacanya, meletakkan konsep yang paling inklusif pada puncak pe-ta konsep yang dibuatnya, kemudian mengurutkan konsep-konsep yang lain yang kurang inklusif pada konsep yang paling inklusif, demikian seterusnya.

  3. Mengungkapkan konsepsi salah

  Selain kegunaan-kegunaan yang telah disebutkn di atas, peta konsep dapat pula mengungkapkan konsepsi salah (misconception) yang terjadi pada mahasis-wa. Konsep salah biasanya timbul karena terdapat kaitan antara konsep-konsep yang mengakibatkan proposisi yang salah.

  4. Alat Evaluasi Penerapan peta konsep dalam pendidikan yang terakhir dibahas adalah peta konsep sebagai alat evaluasi.Selama ini alat-alat evaluasi yang digunakan guru adalah tes obyektif atau tes esai. Walaupun cara evaluasi ini akan terus me-megang peranan dalam dunia pendidikan, teknik-teknik evaluasi baru perlu dipi-kirkan untuk memecahkan masalah-masalah evaluasi yang kita hadapi selama ini. Menurut Susilo dalam Parno (2007:8) fungsi peta konsep dalam pembel-ajaran adalah (1) merencanakan kuliah, (2) merencanakan dan evaluasi kurikulum, (3) mengembangkan pembelajaran dengan bertitik tolak pada identifkasi miskon-sepsi mahasiswa dari peta konsep, (4) mendiskusikan peta konsep dalam kelas, (5) peta konsep yang menghubungkan teori dasar dan prosedur eksperimen dalam praktikum mahasiswa, (6) mempelajari buku teks, (7) meminta mahasiswa mem-buat peta konsep dari soal tes, dan (8) menganalisis miskonsepsi mahasiswa.

  Dalam penelitian ini peta konsep yang dibuat oleh mahasiswa bersumber pada pengetahuannya tentang materi fsika sekolah yang sudah didapatkannya dari matakuliah yang ditempuhnya selama empat semester sebelumnya.Peta konsep yang telah dibuat oleh mahasiswa digunakan untuk menemukan miskonsepsi ten- tang dasar-dasar fsika sekolah. Selanjutnya sejumlah miskonsepsi tersebut akan diperbaiki dengan pembelajaran pemecahan masalah dalam matakuliah KSFS.

C. Cara Membuat Peta Konsep

  “Dalam membuat peta konsep ada enam langkah yang harus diikuti“ (Da-har, 1989:126). Keenam langkah tersebut adalah (1) menentukan bahan bacaan, (2) menentukan konsep-konsep yang relevan, (3) mengurutkan konsep-konsep itu, mulai dari yang paling inklusif sampai yang paling tidak inklusif atau contoh- contoh, (4) menyusun konsep- konsep itu di atas kertas, mulai dengan konsep yang paling inklusif di puncak ke konsep yang paling tidak inklusif (5) menghu-bungkan konsep yang berkaitan dengan garis-garis penghubung dan memberi kata penghubung pada setiap garis penghubung itu, dan (6) mengembangkan peta kon-sep tersebut, misalnya dengan menambahkan dua atau lebih konsep yang baru ke setiap konsep yang sudah ada dalam peta konsep.

D. Keunggulan dan Kelemahan Peta Konsep

  a) Keunggulan Peta Konsep

  Novak dan Gowin (dalam Haris, 2005:18) mengemukakan kelebihan peta konsep bagi guru dan siswa.Kelebihan peta konsep bagi guru adalah sebagai berikut.

   Pemetaan konsep dapat menolong guru mengorganisir seperangkat pe-ngalaman belajar secara keseluruhan yang akan disajikan

   Pemetaan konsep merupakan cara terbaik menghadirkan materi pel-ajaran, hal ini disebabkan peta konsep adalah alat belajar yang tidak menimbulkan efek verbal bagi siswa, karena siswa dengan mudah me-lihat, membaca, dan mengerti makna yang diberikan

   Pemetaan konsep menolong guru memilh aturan pengajaran berdasar-kan kerangka kerja yang hierarki, hal ini mengingat banyak materi pe-lajaran yang disajikan dalam urutan yang acak  Peta konsep membantu guru meningkatkan efsiensi dan efektiftas pe-ngajaran. Sedangkan kelebihan peta konsep bagi siswa adalah sebagai berikut.

   Pemetaan konsep merupakan cara belajar yang mengembangkan pro-ses belajar yang bermakna, yang akan meningkatkan pemahaman sis-wa dan daya ingat belajarnya,  Dapat meningkatkan keaktifan dan kreatiftas berfkir siswa, yang pada gilirannya akan menimbulkan sikap kemandirian belajar yang lebih pa-da siswa  Mengembangkan struktur kognitif yang terintegrasi dengan baik, yang akan memudahkan belajar

   Dapat membantu siswa melihat makna materi pelajaran secara lebih komprehensif dalam setiap komponen konsep- konsep dan mengenali miskonsepsi.

  b) Kelemahan Peta Konsep

  Beberapa kelemahan atau hambatan yang mungkin dialami mahasiswa da-lam menyusun peta konsep antara lain: (1) Perlunya waktu yang cukup lama un-tuk menyusun peta konsep, sedangkan waktu yang tersedia terbatas, (2) Sulit me- nentukan konsep-konsep yang terdapat pada materi yang dipelajari, (3) Sulit me- nentukan kata-kata untuk menghubungkan konsep yang satu dengan konsp yang lain (Haris, 2005:20).

  Jadi hambatan yang kemungkinan dialami mahasiswa akan dapat diatasi dengan melakukan hal-hal sebagai berikut: (1) Mahasiswa diminta untuk membu-at peta diharapkan dapat membaca kembali materi dan memahaminya, agar da-pat mengenali konsep-konsep yang ada dalam bacaan sehingga dapat mengaitkan konsep-konsep tersebut dalam peta konsep (Haris, 2005:21).

  

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN

BIMBINGAN KELOMPOK #2

A. Topik Permasalahan : Minat Belajar dan Mengatasi Kebosanan

  B. Bidang Bimbingan : Belajar

  C. Jenis Layanan : Layanan bimbingan kelompok

  D. Fungsi Layanan : pemeliharaan, pemahaman dan pengembangan E. Tujuan Layanan : Agar siswa dapat menghindari rasa bosan dalam belajar

  G. Uraian Kegiatan :Terlampir H Materi Layanan : Terlampir

  I Metode : Diskusi, tanya jawab dan permainan J Tempat penyelenggaraan : Ruang Kelas XI K Waktu dan Tanggal : 1 x 45 menit L Penyelenggaran Layanan : Tim M. Catatan Khusus

  : Pertemuan dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan kelompok N. Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut Layanan : focus penilaian diarahkan pada adanya pemahaman baru (Understanding),

berkembangnya perasaan ke arah positif (Comfort), serta rencana kegiatan ( Action).

  1. Proses  Layanan BK  Kegiatan pendukung BK  Mekanisme dan instrumentasi yang digunakan  Pengelolaan dan administrasi layanan

  2. Hasil observasi

  a. Laiseg : adanya pemahaman baru, berkembangnya perasaan ke arah yang positif (setelah diberikan layanan) adanya pemahaman baru (Understanding), berkembangnya perasaan ke arah positif (Comfort), serta rencana kegiatan (Action).

  

b. Laijapen : adanya pemahaman baru,berkembangnya perasaan positif, serta rencana

kegiatan paling lama 1 bulan.

  

c. Laijapang :adanya pemahaman baru, berkembangnya perasaan positif, serta rencana

kegiatan dalam jangka waktu 1- 3 bulan.

  3. Tindak Lanjut

Yaitu dengan membantu peserta didik yang bermasalah dengan mengadakan

konseling individu.

  

Minat dalam Belajar dan Mengatasi Kebosanan

1. Minat dalam Belajar

A. Create Interest

  

Ada seorang Anak sebut saja si “A” ia sangat tidak tertarik sekali untuk belajar di

kelas atau di sekolah bahkan dia sangat enggan untuk mengerjakan tugas-tugas yang

diberikan oleh gurunya di sekolah. Tapi ia sangat berminat dalam melakukan hal-hal

yang dilakukan di rumahnya seperti membuat keterampilan kerajinan tangan dan ini

  

keliling kampung, sehingga ia tidak memiliki waktu luang untuk belajar alhasil

prestasi disekolahnya pun tidak baik. Namun ia memiliki prestasi di luar bidang

akademik karena ia memiliki minat dalam membuat kerajianan atau kesenian yang ia

miliki.

Sedang kan si “B” dia adalah seorang yang tekun dan rajin dalam belajar di sekolah

maupun di rumah ia memiliki minat membaca dan belajar yang tinggi, ia tidak suka

bermain danmelakukan hal-hal yang tidak bermanfaat selain membaca, sehingga

hasilnya ia di sekolah dikatakan murid yang berprestasi, dan mendapatkan segudang

penghargaan dari sekolah dan dari setiap lomba yang ia ikuti. Karena minat dalam

belajarnya baik dan semangat ia selalu mendapatkan peringkat 1 (satu) di sekolahnya.

  Conclution

Melalui kisah di atas dapat disimpulkan bahwa kita sebagai siswa atau seseorang

memiliki minat yang berbeda-beda tidak bisa disamakan hanya saja kita dapat

memupuk minat tersebut agar menjadi hal yang sangat menguntungkan bagi pribadi

yang mantap dan sukses dalam kehidupanya.

B. Materi Layanan

  

Minat belajar merupakan salah satu komponen yang berpengaruh terhadap keberhasilan

belajar. Untuk menumbuhkan minat belajar pada diri siswa, terlebih dahulu kita harus

memperhatikan apa yang menjadi latar belakang yang menyebabkan berkurang atau

bahkan hilangnya minat belajar. Setelah itu baru kita mengambil langkah-langkah apa

yang harus kita lakukan untuk menumbuhkan minat belajar pada diri siswa. Dengan

demikian upaya untuk menumbuhkan minat belajar sesuai dengan sasarannya. Cara-cara untuk menumbuhkan minat belajar pada diri siswa adalah sebagai berikut :

1) Periksalah kondisi jasmani anak, untuk mengetahui apakah segi ini yang menjadi

sebab.

2) Gunakan metode yang bervariasi dan media pembelajaran yang menarik sehingga

dapat merangsang anak untuk belajar

3) Menolong anak memperoleh kondisi kesehatan mental yang lebih baik.

  

4) Cek pada orang atau guru-guru lain , apakah sikap dan tingkah laku tersebut hanya

terdapat pada pelajaran saudara atau juga ditunjukkan di kelas lain ketika diajar oleh guru-guru lain.

5) Mungkin lingkungan rumah anak kurang mementingkan sekolah dan belajar. Dalam hal ini orang-orang di rumah perlu diyakinkan akan pentingnya belajar bagi anak.

  (Kumpulan Tugas Sekolahku)

6) Cobalah menemukan sesuatu hal yang dapat menarik perhatian anak, atau tergerak

minatnya. Apabila minatnya tergerak, maka minat tersebut dapat dialihkan kepada kegiatan-kegiatan lain di sekolah.

  Dapat dipahami bahwa banyak sekali faktor yang dapat menumbuhkan atau

membangkitkan minat belajar bagi siswa.Tinggal bagaimana upaya yang harus kita

lakukan sebagai seorang guru dalam memecahkan masalah ini, sehingga siswa terbantu

untuk menemukan minatnya dalam mengikuti pembelajaran.Siswa yang memiliki

karakter yang berbeda-beda memerlukan penanganan yang berbeda pula, termasuk dalam

hal menumbuhkan minat belajarnya. Dengan adanya upaya dari guru dan pihak lain

dalam menumbuhkan minat belajar bagi siswa, diharapkan dapat mencapai tujuan

pembelajaran yang akhirnya tertuju pada keberhasilan belajar siswa.

2. Kebosanan

  A. Create Interest “Cerita Tentang Kebosanan - Inspirasi” Seorang tua yang bijak ditanya oleh tamunya.

  Tamu :"Sebenarnya apa itu perasaan 'bosan', pak tua?" Pak Tua : "Bosan adalah keadaan dimana pikiran menginginkan perubahan, mendambakan sesuatu yang baru, dan menginginkan berhentinya rutinitas hidup dan keadaan yang monoton dari waktu ke waktu." Tamu :"Kenapa kita merasa bosan?" Pak Tua :"Karena kita tidak pernah merasa puas dengan apa yang kita miliki." Tamu :"Bagaimana menghilangkan kebosanan?"

Pak Tua : "Hanya ada satu cara, nikmatilah kebosanan itu, maka kita pun

akan terbebas darinya." Tamu :"Bagaimana mungkin bisa menikmati kebosanan?"

Pak Tua:"Bertanyalah pada dirimu sendiri: mengapa kamu tidak pernah

  

Tamu :"Karena kita makan nasi dengan lauk dan sayur yang berbeda, Pak

Tua." Pak Tua :"Benar sekali, anakku, tambahkan sesuatu yang baru dalam rutinitasmu maka kebosanan pun akan hilang." Tamu: "Bagaimana menambahkan hal baru dalam rutinitas?" Pak Tua :

"Ubahlah caramu melakukan rutinitas itu. Kalau biasanya menulis sambil

duduk, cobalah menulis sambil jongkok atau berbaring.Kalau biasanya

membaca di kursi, cobalah membaca sambil berjalan-jalan atau meloncat-

loncat.Kalau biasanya menelpon dengan tangan kanan, cobalah dengan tangan kiri atau dengan kaki kalau bisa.Dan seterusnya." Lalu Tamu itu pun pergi.

  Beberapa hari kemudian Tamu itu mengunjungi Pak Tua lagi.

  

Tamu :"Pak tua, saya sudah melakukan apa yang Anda sarankan, kenapa

saya masih merasa bosan juga?" Pak Tua :"Coba lakukan sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan." Tamu :"Contohnya? " Pak Tua :"Mainkan permainan yang paling kamu senangi di waktu kecil dulu." Lalu Tamu itu pun pergi.

  Beberapa minggu kemudian, Tamu itu datang lagi ke rumah Pak Tua.

  Tamu : "Pak tua, saya melakukan apa yang Anda sarankan. Di setiap waktu senggang saya bermain

sepuas-puasnya semua permainan anak-anak yang saya senangi dulu.Dan

keajaibanpun terjadi.

  

Sampai sekarang saya tidak pernah merasa bosan lagi, meskipun di saat

saya melakukan hal-hal yang dulu pernah saya anggap membosankan.Kenapa bisa demikian, Pak Tua?" Sambil tersenyum Pak Tua berkata: "Karena segala sesuatu sebenarnya berasal dari pikiranmu sendiri,

anakku. Kebosanan itu pun berasal dari pikiranmu yang berpikir tentang

kebosanan.Saya menyuruhmu bermain seperti anak kecil agar pikiranmu

menjadi ceria.Sekarang kamu tidak merasa bosan lagi karena pikiranmu

tentang keceriaan berhasil mengalahkan pikiranmu tentang kebosanan.Segala sesuatu berasal dari pikiran.Berpikir bosan menyebabkan kau bosan.Berpikir ceria menjadikan kamu ceria."

  Conclution

Hidup bukanlah merupakan suatu beban yang harus dipikul

tapi merupakan suatu anugerah untuk dinikmati”.

B. Materi Layanan “Tips Mengatasi Kebosanan dalam Belajar”

  Belajar adalah tanggung jawab kaum pelajar baik sebagai siswa atau mahasiswa.Sebagai siswa yang baik dan ingin sukses dalam pendidikan yang sedang dijalani maka salah satu kuncinya tentunya adalah rajin belajar.Akan tetapi sebagai manusia biasa dengan penuh tantangan dan gangguan, maka penyakit bosan belajar itu sering melanda bagi hampir semua siswa. Jika pada bagian sebelumnya diberikan berikut ini akan diberikan tips untuk mengatasi kebosanan dalam belajar yang justru membuat prestasi anda semakin turun.

  1. Mengatur waktu dengan baik

Prinsip belajar yang baik adalah pengaturan waktu yang baik.Kapan anda harus

belajar, kapan harus istirahat dan kapan harus melakukan refreshing.Anda harus

mengalokasikan waktu khusus buat belajar misalnya setelah nonton acara favorit anda

di siang hari, atau pagi hari setelah bangun tidur. Jika belajar tidak ada waktu alokasi

khusus maka anda akan belajar di waktu yang kurang pas. Misalnya di saat anda

sudah sangat kelelahan maka anda paksa untuk belajar maka hal tersebut dirasa

menjadi kurang efektif.

  2. Melakukan hal-hal yang anda sukai baru belajar

Ada trik lain untuk menaikkan gairah belajar anda. Anda dapat melakukan kegiatan

yang anda sukai dahulu baru dilanjutkan belajar. Tetapi kuncinya adalah anda jangan

terjebak dengan kegiatan yang anda sukai tersebut dan akhirnya anda tidak jadi

belajar sama sekali. Kegiatan-kegiatan yang anda sukai seperti menonton film

kesukaan anda, menonton TV atau mendengarkan musik favorit anda terlebih dahulu

baru dilanjutkan dengan belajar. Hindari juga kegiatan favorit yang justru bakal akan

mendorong anda tidak sempat belajar seperti main games dan sebagainya. Kegiatan-

kegiatan yang cenderung menimbulkan kecanduan (adict) seperti game harus anda

hindari atau justru kurangi. Ada bagusnya bisa anda kendalikan dan justru menjadi

pemicu anda untuk belajar lebih baik lagi.

  

Terkadang kita sendiri sibuk dengan urusan kita sendiri.Hari-hari anda habis dengan

jadwal atau rutinitas yang anda lakukan.Oleh karena itu manfaatkan dengan baik

momonentum saat belajar di kelas atau belajar bersama.Jika anda dapat memperoleh

banyak ilmu dari kegiatan tersebut maka selepas anda pulang atau di rumah anda

tidak terlalu harus belajar keras lagi memahami materi tersebut.Anda tinggal

melakukan pengulangan atau latiha-latihan untuk mempertajam kemampuan

anda.Demikian halnya dengan momentum belajar bersama dapat anda manfaatkan

dengan baik. Belajar bersama yang efektif akan semakin mendorong anda untuk mau

belajar dan berbagi pengetahuan bersama teman. Hindari kegiatan belajar bersama

yang berujung pada kegiatan tidak produktif seperti mengobrol atau malah main game

dan sebagianya.

  4. Keseimbangan antara belajar dan refreshing

Hidup adalah sebuah keseimbangan.Jadi jika anda terlalu banyak belajar juga kurang

baik.Atau sebaliknya jika anda terlalu banyak kegiatan main juga kurang baik.Anda

harus bisa membagi waktu keseimbangan antara belajar dan refreshing dengan

baik.Otak manusia harus dipakai dengan baik dan terkadang harus didinginkan

(cooling down).

  5. Ubah suasana kamar belajar anda

Terkadang kebosanan belajar justru berasal dari ruang atau tempat belajar anda.Jika

perlu anda perlu menata kembali ruang belajar anda dan merapikan beberapa barang-

barang anda.Jika perlu anda perlu melakukan hal tersebut secara berkala untuk

memberikan suasana yang baru. Suasana baru akan menimbulkan efek psikologis

yang bagus untuk meningkatkan gairah belajar anda.

  6. Jangan belajar dengan beban

Tips selanjutnya adalah jangan belajar dalam kondisi anda terbeban.Jika anda masih

punya masalah atau beban, selesaikan dahulu masalah anda tersebut. Sebuah beban

yang berat akan mengurangi motivasi belajar anda dan menimbulkan kebosanan

dalam belajar. Jika beban anda masih terasa berat, ada baiknya anda melakukan hal-

hal untuk mengurangi beban tersebut dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang

menyenangkan atau kegiatan kerohanian yang lain untuk menyegarkan pikiran anda.

  

7. Belajar bukan bicara soal kuantitas atau lamanya, tetapi efektifas belajar. Not

hard study but smart study.

  

Mitos lama dalam belajar adalah semakin lama anda belajar maka anda akan semakin

menyerap banyak. Justru mitos tersebut salah.Belajar bukan bicara soal seberapa lama

anda belajar tetapi seberapa efektif anda belajar.Seberapa anda bisa menyerap materi-

materi dengan efektif.Sehingga terdapat istilah bahwa smart study better than hard

study.Yang artinya anda harus lebih pintar-pintar dalam metode belajar anda

ketimbang harus belajar keras. Sebagai contoh praktisnya adalah jika anda besok ujian

dari bab 1-bab 10 yang cukup banyak untuk dibaca, maka triknya adalah anda tidak

perlu membaca semua bahan dari buku anda. Anda dapat mengambil kata-kata kunci

dari setiap bab tersebut. Belajar yang smart memang harus banyak latihan agar anda

menemukan teknik-teknik belajar yang lebih smart dan justru tidak membuang waktu

anda.

Demikian tips agar anda tidak bosan belajar agar anda juga sukses dalam setiap

bidang yang anda hadapi sekarang. Setiap orang tentunya punya cara masing-masing

  

PENILAIAN HASIL

LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK REGULASI DIRI ( SELF

REGULATION) DALAM MENINGKATKAN ACADEMIC PERFORMANCE SISWA SMA SE-

KOTA METRO (LAISEG)

  

Pertemuan pertama

  Hari/ Tanggal Layanan : ……………………………………… Pemberi Layanan : ……………………………………… Topik Layanan :

  Membuat Peta Kognitif (konsep) dalam belajar

  Tujuan : Agar siwa dapat mengembangkan peta kognitifnya dalam menghafal materi

  pelajaran dan dapat memahami dengan baik Isilah titik-titik di bawah ini dengan singkat.

  1. apakah yang Anda peroleh dari topik layanan ini tentang membuat peta kognitif dalam belajar? .............................................................................................................................................................

  ...................................................................................................................................................

  2. Bagaimanakah cara Anda menghafal materi pelajaran dengan mengunakan peta konsep? ............................................................................................................................................................

  ....................................................................................................................................................

  3. Hal-hal apakah yang akan Anda lakukan tentang peta konsep setelah mengikuti kegiatan ini? ......................................................................................................................................................................

  ..........................................................................................................................................

  4. Apa pentingnya Membuat peta konsep dalam belajar bagi Anda? .............................................................................................................................................................................

  ...................................................................................................................................

  5. Apa pentingnya penerapan ” Membuat peta konsep dalam belajar ” di sekolah untuk Anda? .............................................................................................................................................................................

  ...................................................................................................................................

  6. Tanggapan, saran, pesan atau harapan apa yang ingin Anda sampaikan kepada pemberi layanan? .............................................................................................................................................................

  ...................................................................................................................................................

  

PENILAIAN HASIL

LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK REGULASI DIRI ( SELF

  4. Apa pentingnya Minat dalam Belajar bagi Anda? .............................................................................................................................................................................

  7. Bagaimanakah cara Anda untuk mengatasi kebosan dalam belajar? ...........................................................................................................................................................

  ...................................................................................................................................................

  6. Tanggapan, saran, pesan atau harapan apa yang ingin Anda sampaikan kepada pemberi layanan? .............................................................................................................................................................

  ...................................................................................................................................

  5. Apa pentingnya penerapan ”Minat dalam Belajar” di sekolah untuk Anda? .............................................................................................................................................................................

  ...................................................................................................................................

  ..........................................................................................................................................

  

REGULATION) DALAM MENINGKATKAN ACADEMIC PERFORMANCE SISWA SMA SE-

KOTA METRO

(LAISEG)

Pertemuan kedua

  3. Hal-hal apakah yang akan Anda lakukan setelah mengikuti layanan ini? ......................................................................................................................................................................

  ...........................................................................................................................................

  2. Bagaimanakah perasaan Anda setelah mengikuti layanan ini? .....................................................................................................................................................................

  ..........................................................................................................................................

  1. Hal-hal atau pemahaman baru apakah yang Anda peroleh dari topik layanan ini? ......................................................................................................................................................................

  Hari/ Tanggal Layanan : ……………………………………… Pemberi Layanan : ……………………………………… Topik Layanan : Minat dalam Belajar dan Mengatasi Kebosanan Tujuan : Agar siswa dapat mengetahui area minat/ keberadaan motivasinya Isilah titik-titik di bawah ini dengan singkat.

  .....................................................................................................................................................

  8. Apakah kebosanan ini sangat mengganggu bagi Anda dalam belajar? ..........................................................................................................................................................

  ......................................................................................................................................................

  9. Apakah yang Anda dapatkan dari layanan tersebut ?

  a. Hal-hal atau pemahaman baru apakah yang anda dapatkan dari layanan yang telah Anda jalani ? ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

  b. Bagaimana perasaan Anda setelah mengikuti layanan tersebut? ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

  c. Setelah mendapatkan layanan tersebut, apakah yang akan anda laksanakan untuk rencana kedepan? ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

  10. Berdasarkan gambaran no.3 di atas berapa persenkah Anda dapat menggunakan dalam pengentasan masalah yang anda dapatkan/hadapi? (beri tanda silang)

  a. 95% - 100%

  d. 30% - 49%

  b. 75% - 94%

  e. 10% - 29%

  c. 50% - 74%

  f. Sedikit

  11. Tanggapan, saran, pesan atau harapan apa yang ingin Anda sampaikan kepada pemberi layanan? .....................................................................................................................................................

  ...........................................................................................................................................................