BEBERAPA MASALAH HUKUM SEPUTAR HAK MILIK INTELEKTUAL DI INDONESIA

BEBERAPA MASALAH HUKUM SEPUTAR HAK MILIK INTELEKTUAL DI INDONESIA

Oleh:

H. Syafrinaldi,Prof., Dr., MCL., SH

Guru Besar Dalam Bidang Hukum Milik Intelektual Pada Fakultas Hukum dan Direktur Program Pascasarjana UIR.

Abstract

The intellectual property rights has become a world wide issue and core products in the development of economy and prosperity of human being in the world. It is a powerful tool of economic development in the era of globalization. Since the acceptance of TRIPS Agreement in 1994 the member State shall take the responsibility so as to enact the laws which must

be in compliance with the TRIPS Agreement. The law should

be administered by the state on the basis of equality before the law. The legal enforcement should be focused to achieve the economic growth and legal certainty.

Keywords : TRIPS Agreement, Intellectual Property Rights and Law Enforcement.

J urnal RAT (Vol.1.No.2. Desember 2012)

PENDAHULUAN

merupakan sesuatu hal untuk dihindari, melainkan telah

kebutuhan suatu informasi ditandai dengan bangsa untuk mencapai suatu

Era

masyarakat menjadi

semakin 2 maju pesatnya kemajuan . perkembangan

ilmu

pengetahuan dan teknologil. Peran Teknologi Globalisasi

merupakan informasi dalam masyarakat konsekuensi

logis dari komunikatif sekarang ini kemajuan ilmu pengetahuan semakin memainkan peran dan

penting 3 . Dalam banyak hal Sebenarnya proses globalisasi kehidupan

teknologi

tersebut.

manusia itu berasal dari negara-negara memperlihatkan barat (Eropa dan Amerika ketergantungannya

pada khususnya) yang kemudian teknologi, seperti berbagai

ditularkan ke negara-negara lain mesin dalam dunia usaha dan di seantero jagad raya melalui industri

yang siap dunia

perdagangan, seni menggantikan tenaga manusia. budaya, ilmu pengetahuan dan Internet yang memiliki banyak teknologi.

keunggulan dalam berusaha Sebagai

negara telah menawarkan alternatif berkembang

(developing kepada pelaku usaha dan country), Indonesia bersama konsumen. Semua kemajuan dengan negara-negara yang yang positif itu, tidak jaranga termasuk kelompok negara pula memiliki dampak yang dunia ketiga tidak dapat negatif, sehingga hal ini

menghindar dari globalisasi 1 . cenderung melahirkan Arus masuk berupa ilmu perbuatan-perbuatan hukum dan pengetahuan dan teknologi ke negara Indonesia bukanlah

J urnal RAT (Vol.1.No.2. Desember 2012) menimbulkan kerugian moril 5 pada akhir abad ke 20 . Data

dan materil bagi masyarakat.

menunjukkan bahwasumber kekayaan alam Berbagai kejahatan yang yang dimiliki oleh suatu bangsa dibantu

tersebut

dengan kemajuan pada kenyataannya tidak dapat teknologi pada waktu-waktu membawa kemakmuran dan mendatang akan semakin marak kesejahteraan bagi rakyatnya. terjadi

yang memerlukan Tetapi, dengan mengandalkan penyelesaian secara tepat dan hak milik intelektual banyak berkepastian hukum. Tulisan ini sudah negara-negara menjadi mencoba

untuk menelaah negara sejahtera (welfare state). persoalan hukum yang terjadi Karya intelektual manusia dibidang hak milik intelektual merupakan potensi ekonomi di tengah-tengah kehidupan yang tidak habis-habisnya dan bermasyarakat dan bernegara di akan

terus mengalami Indonesia.

perkembangan dan kemajuan.

ASPEK KEEKONOMIAN HAK

MILIK

Karya intelektual

INTELEKTUAL

mengandung nilai ekonomi dan moral yang sangat tinggi

Hak milik intelektual nilainya. Oleh karena itu, dewasa ini telah menjadi alat perlindungan hukum terhadap yang ampuh untuk mendorong hak milik intelektual harus pertumbuhan

dan dilaksanakan secara maksima, perkembangan ekonomi suatu karena

pelanggaran- bangsa (a powerful tool for pelanggaran terhadap tidak economic development) 4 . Data hanya menimbulkan kerugian

menunjukkan bahwa umumnya bagi pencipta tetapi juga ekspor

negara-negara masyarakat luas dan negara. berkembang dalam bentuk dasil-hasil dan kekayaan alam

Tidak dapat disangkal tidak dapat dibanggakan lagi. lagi,

bahwa hak milik Kemerosotan prosentase ekspor intelektual merupakan pintu tersebut mencapai 70% pada gerbang bagi lahirnya ilmu tahun 1990 turun hingga 20% pengatahuan dan teknologi.

J urnal RAT (Vol.1.No.2. Desember 2012)

Teknologi tidak lahir dengan di era globalisasi sekarang ini, sendirinya,

seperti halnya kebutuhan hukum tidak hanya manusia yang lahir dari dirasakan oleh masyarakat kandungan ibunya. Sebuah awam dan si pencari keadilan teknologi dihasilkan karena dalam berpekara di pengadilan adanya daya kreasi inteleketual saja, tetapi pelaku bisnis, manusia yang diwujudkan ekonom, petani dan teknokrat melalui suatu tahapan penelitian juga membutuhkan hukum yang yang kemudian menghasilkan tujuannya

adalah untuk invensi (invention).

memberikan perlindungan dalam bidang dan profesinya Berbagai perkembangan masing-masing. Apabila hukum teknologi

dalam berbagai diterapkan berdasarkan prinsip bidang, baik itu yang sifatnya equality before the law, maka sederhana maupun high tech, keadilan itu akan dapat merupakan

hasil invensi menyentuh masyarakat luas, manusia yang dipatenkan dan tidak hanya segelintir orang dengan demikian dilindungi saja. Dan dengan demikian oleh hukum, baik hukum kepastian

hukum (legal internasional maupun hukup certainty)

akan dapat nasional suatu negara. Dalam diwujudkan dan dirasakan oleh memberikan

perlindungan masyarakat.

tersebut hukum tidak hanya

melindungi hak moral saja PERMASALAHAN HAK tetapi juga hakekonomi atau MILIK INTELEKTUAL DI hak komersial (commercial INDONESIA

right) 6 yang besar jumlahnya. Berkaitan dengan hak

Menurut pengertian ini milik intelektual sebagai suatu dapat dikatakan bahwa hukum sistem hukum, maka banyak hal memainkan peran penting dan yang masih menjadi maslah di menentukan

dalam Indonesia. Pertama, mengenai pembangunan ekonomi suatu diseminasi.

Diseminasi masyarakat baik lokal, nasional peraturan perundang-undangan maupun internasional. Apalagi ditengah-tengah

masyarakat

merupakan

rangkaian dari

sistem

hukum secara

J urnal RAT (Vol.1.No.2. Desember 2012) keseluruhan. 13 Artinya, suatu (DTLST) belum terdiseminasi

ketentuan hukum yang baru dengan baik dan menyeluruh. diberlakukan harus dilakukan Hal ini merupakan salah satu oleh pemerintah agar supaya titik lemah dari pelaksanaan ketentuan hukum tersebut dapat hukum dalam bidang hak diketahui,

intelektual di dilaksanakan oleh masyarakat Indonesia. Masih sangat banyak luas dan semua pihak. Idealnya pelaku bisnis menengah ke diseminasi tersebut sudah harus bawah yang belum memahami dimulai pada saat rancangan dengan baik tentang hak milik undang-undang

dipahami

dan kekayaan

tersebut intelektual.

dibicaakan di parlemen. Kurangnya diseminasi

Berkenaan denganhak yang dilakukan oleh pemerintah milik intelektual di Indonesia, disebabkan

oleh beberapa ketentuan

seperti minimnya mengatur bidang-bidang hak pemahaman pemerintah, baik milik intelektual, seperti : hak pada tingkat pusat maupun

hukum

yang faktor,

7 8 cipta 9 , paten , merek , daerah, dalam bidang hak milik perlindungan varietas tanaman intelektual.

Kondisi ini

10 (PVT) 11 , rahasia dagang , ditambah lagi dengan desain industri 12 , dan desain kurangnya alokasi dana untuk

tata letak sirkuit terpadu kegiatan diseminasi hak milik

baik utnuk lingkungan unternal mereka apalagi untuk masyarakat luas.

intelektual

7 Hak Cipta diatur dalam Undang- Undang No. 19 Tahun 2002

Peran swasta dalam

8 Paten diatur dalam Undang-Undang

mengembangkan hak mmilik

No. 14 Tahun 2001

intelektual

di Indonesia

9 Merek diatur dalam Undang-Undang dirasakan sangat kurang sekali.

No. 15 Tahun 2001

10 Disamping itu yang lebih tragis

PVT diatur dalam Undang-Undang

lagi adalah para akademisi baik

No. 29 Tahun 2000

11 Rahasia Dagang diatur dalam pada tingkat sekolah menengah Undang-Undang No. 30 Tahun 2000

12 Desain Industri diatur dalam 13 DTLST diatur dalam Undang-Undang Undang-Undang No. 31 Tahun 2000

No. 32 Tahun 2000

J urnal RAT (Vol.1.No.2. Desember 2012)

umum maupun pendidikan berkembang, termasuk juga tinggi masih banyak yang Indonesia

masih sangat belum memahami hak milik 15 memprihatinkan .

intektual dengan baik. Padahal, kampus merupakan salah satu

Kasus-kasus sumber yang sangat potensial pelanggaran

hak milik dalam mencetuskan ide-ide intelektual di Indonesia, seperti suatu penelitian sebagai cikal pembajakan berbagai karya bakal lahirnya invensi. Ini cipta, pemalsuan merek dan lain merupakan salah satu tahapan sebagainya makin hari semakin untuk menghasilkan suatu tinggi baik secara kuantitas teknologi baru yang termasuk maupun kualitas. Anehnya, dalam ruang lingkup paten.

sangat

jarang kasus-kasus pelanggaran

hak milik Kedua, masalah law intelektual itu dapat ditemui enforcement. Permasalahan law dengan mudah di hampir setiap enforcement merupakan topik sudut kota di Indonesia. yang

tidak henti-hentinya dibicarakan di setiap negara,

Bila dilihat praktek- terutama di negara-negara dunia praktek

yang dilakukan ketiga

atau developing masyarakat dapat dikatakan countries. Penegakkan hukum bahwa penegakkan hukum secara tepat dan konsekuen dalam bidang hak milik merupakan modal dasar untuk intelektual di Indonesia sangat mencapai tujuan negara untuk lemah sekali. Seperti dalam memberikan keadilan kepada bidang program komputer, masyarakat dan

tercatat sebagai pertumbuhan ekonomi yang negara pengguna program

mencapai Indonesia

optimal 14 . Apalagi potret komputer ilegal dengan ranking penegakkan hukum dalam keempat tertinggi di dunia bidang intellectual propertiy dengan skor 86%. Inilah salah rights

di negara-negara

15 Lihat syafrinaldi, Hukum Tentang 14 Disamping factor law enforcement

Perlindungan Hak Milik Intelektual masih terdapat faktor-faktor lainnya, Dalam Menghadapi Era Globalisasi, seperti domestic security and political UIR Press, 2010,hal.70 dstnya; lihat stability.

juha Syafrinaldi, Fn. 1, loc. cit.

J urnal RAT (Vol.1.No.2. Desember 2012)

satu sebab kenapa Indonesia dimasukkan ke dalam daftar

Ketiga, jumlah paten “watchlist

country” oleh yang masih minim, banyaknya Amerika Serikat, disamping jumlah paten yang dihasilkan jumlah paten domestik yang oleh suatu negara berbanding masih kurang dari 10%.

dengan kemajuan teknologu dan ekonomi negara Di mata internasioanl tersebut. Sebaliknya, semakin Indonesia

lurus

telah mendapat kecil jumlah paten yang predikat

sebagai bangsa dihasilkan oleh suatu bangsa, pembajak karya cipta milik maka akan semakin miskin dan orang lain dan bangsa lain. tekebelakang

pula negara Artinya, Indonesia merupakan tersebut. Paten merupakan salah salah satu negara yang paling satu bidang dari hak milik parah

dalam penegakkan intelektual yang berkaitan hukum dalam bidang hak milik langsung dengan teknologi. intelektual. Lemahnya law enforcement ini sudah barang

Indonesia semakin dari tentu akan sangat berpengaruh semakin menghadapai situasi trerhadap minat investor utnuk dimana perkembangan hak mau menanamkan modalnya di milik intelektual yang kurang tanah air. Karena lemahnya bergairah. Dari jumlah paten oenegakkan hukum memiliki yang dihasilkan hingga kini korelasi yang secara langsung masih

tergolong kecil terhadap tingkat kepastian jumlahnya, bahkan jumlah hukum. Hukum harus diajdikan paten domestik masih kurang sebagai alat pembangunan dari 3 persen. Dari data tersebut ekonomi untuk mencapai cita- dapat disimpulkan, bahwa cita negara sejahtera (welfare perolehan

paten domestik state 16 ).

secara

keseleuruhan di Indonesia pada tahun 2010

16 Untuk melihat hubungan hukum

kurang dari sepuluh persen,

dan ekonomi dalam bidang hak milik

yaitu 7,63 %. Padahal salah satu

intelektual, lihat Tanya Aplin dan

konsekuensi yang harus dipikul

Jennifer Davis, Intellectual Property

oleh negara Indonesia setelah

Law: Text, Cases and Materials,

meratifikasi Trade Related

Oxford University Press, New York, 2009, hal. 12 dstnya.

Aspects of Intellectual Property

J urnal RAT (Vol.1.No.2. Desember 2012)

Rights Agreement pengetahuan dan teknologi di (TRIPS Agreement) pada tahun tanah air. Berbagai kegiatan 1995 adalah meningkatkan riset oleh pemerintah, baik jumlah paten domestik minimal pusat maupun daerah, sert

10 persen dari jumlah apihak swasta tidak berorientasi keseluruhan paten di Indonesia. pada perolehan paten. Tabel berikut ini memperlihatkan Rendahnya jumlah paten jumlah paten dan paten ini

menandakan gagalnya sederhana di Indonesia sejak program pengembangan ilmu tahun 1992 hingga 2010.

Tabel 1 : Jumlah Paten di Indonesia Diberi Paten Paten

Paten

Sederhana Tahun

Luar Jumlah

Negeri

Negeri

Negeri Negeri

Sumber: http://www/dgip.go.id/ebscript/publicportal.cgi?.ucid=37 6&ctid=2&type=0&id=110 , diakses senin, 19 Januari 2011 Jam

16.30 WIB.

J urnal RAT (Vol.1.No.2. Desember 2012)

HAKMILIK INTELEKTUAL

DI

NEGARA-NEGARA ASEAN

Dibandingkan dengan negara-negara di kawasan lain seperti Eropa, dan Amerika, negara-negara ASEAN pada umumnya tertinggal dalam bidang

hak

kekayaan

intelektual. Di antara negara- negara ASEAN, Indonesia merupakan negara yang kecil jumlah patennya.

Sejak disetujuinya Perjanjian

mengenai

Hak

Kekayaan Intelektual oleh negara-negara ASEAN pada

tahun 1995 di Bangkok 17 , hingga tahun 2004 ini belum

terlihat langkah

maju

17 Lihat Syafrinaldi, Kesepakatan ASEAN 1995 Dan Hak Milik

Intelektual, Mahkamah, April 2003, hal. 90 dstnya.

J urnal RAT (Vol.1.No.2. Desember 2012)

yang konkrit yang ditunjukkan 1995 memiliki tujuan sebagai oleh 18 negara-negara anggota berikut :

ASEAN dalam bidang hak

a. Untuk memeprkuat kekayaan intelektual, kecuali

kerjasama negara- beberapa Negara anggota secara

negara anggota sendiri-sendiri,

dalam bidang IPR Singapura,

seperti

melalui suatu Thailand. Hal ini sangat dapat

Malaysia

dan

pegangan yang kuat dimengerti, karena kondisi

dan terbuka untuk ekonomi

tuntutan dan ASEAN yang sangat berbeda

negara

anggota

pertumbuhan satu sama lainnya.

perdaganan bebas regional dan bebas;

b. Untuk mendukung politik yang melanda beberapa

Krisis ekonomi dan

kerjasama yang erat negara

dalam bidang hak Indonesia,

ASEAN,

seperti

kekayaan Thailand pada akhir tahun 1997

Malaysia

dan

intelektual antar merupakan salah satu faktor

warga negara satu yang

sama lainnya dalam terlaksananya isi perjanjian hak

menyebabkan

sulit

wilayah ASEAN kekayaan intelektual tersebut.

termasuk juga Indonesia juga misalnya, hingga

dalam bidang privat kini

dan persekutuan; berlangsung sejak akhir1997

krisis yang

telah

c. Untuk tersebut

mengusahakan kehidupan bangsa dan negara

semakin

melilit

format kerjasama baik dalam bidang ekonomi dan

yang sesuai dalam moneter, politik, budaya dan

ikatan ASEAN yang moral.

dapat memberikan sumbangan

bagi Kerjasama

peningkatan yang

ASEAN

solidaritas dan Bangkok tanggal 15 Desember

ditandatangani

di

mendorong inovasi teknologi

serta

18 Ibid, hal 94-95.

J urnal RAT (Vol.1.No.2. Desember 2012)

pertukaran

yang sesuai dengan perluasan teknologi

dan

ketentuan dalam

internasional. ASEAN;

kawasan

d. Untuk Cita-cita negara-negara mengusahakan

ASEAN dalam bidang hak suatu kemungkinan kekayaan intelektual yang telah diciptakannya suatu dicetuskan sembilan tahun lalu paten sistem di hanya

merupakan untaian kawasan ASEAN kata0kata dan kalimat-kalimat dan

memantau yang kurang bermakna. Oleh perkembangan

itu, negara-negara perlindungan paten anggota ASEAN perlu diberi secara regional dan semangat

karena

baru dalam internasional;

menindaklanjuti kesepakatan

e. Untuk

tersebut untuk mengusahakan

mewujudkan impiannya yang pendirian

suatu sudah terkubur. sistem

merek

tunggal di kawasan KONKLUSI

ASEAN, termasuk juga satu kantor

Untuk mengejar merek ASEAN dan ketertinggalan Indonesia dalam memantau

ekonomi, ilmu perkembangan

bidang

pengetahuan dan teknologi perlindungan merek sudah segharusnya pemerintah secara regional dan melakukan perubahan yang internasional.

mendasar mengenai strategi

f. Untuk pembangunannya. Pemerintah mempersiapkan dan Indonesia harus memikirkan membangun

satu dan mengambil sikap tentang sistem dan standar bagaimana upaya yang harus perlindungan hak dilakukan untuk membangun kekayaan

perekonomian yang sudah intelektual

dalam dengan negara-negara

bagi terperosok

manfaat dari kawasan ASEAN

di mengamil

J urnal RAT (Vol.1.No.2. Desember 2012)

berbagai karya intelektual Eropa. Untuk tujuan ini perlu manusia.

langkah-langkah konkrit dengan mengedepankan Persoalan

diambil

bersama dan hukum (rule of law) dan melepaskan ambisi kepentingan penegakkan hak asasi manusia dan pribadi masing-masing (human rights) harus menjadi Negara. political will pemerintah untuk menempuh dan menjelang era baru dalam berbangsa dan bernegara. Penegakkan hukum harus dilaksanakan secara maksimal dan konsekuen.

supremasi kepentingan

Kerjasama

regional

antar bangsa-bangsa di ASEAN dalam bidang hak kekayaan intelektual

perbedaan dalam berbagai bidang di antara Negara-negara ASEAN harus dijadikan modal dan perekat untuk memajukan perekonomian regional di Asia Tenggara.

ASEAN apabila dapat dipersatukan dalam suatu legal framework

dalam

bidang

ekonomi akan merupakan salah satu kekuatan pasar yang sangat potensial di dunia. Kekompakan negara-negara ASEAN juga

DAFTAR PUSTAKA

sudah seharusnya memiliki Selama iniNegara-negara Kantor Paten ASEAN bersama berkembang masih menjadi obyek (ASEAN

Patent Office) dari globalisasi yang dimainkan sebagaimana yang dimiliki Uni oleh Negara-negara maju. Lihat,

J urnal RAT (Vol.1.No.2. Desember 2012)

Warner Menski, Comperative Law geistigen Eigentums in der in a Global Context, Scond Edition Verfassung der Bundesrepublik Cambridge

un der Cambridge, 2006, hal.3

University

Press, Deutschland

Rechtsordnung der Republik Syafrinaldi, Hukum, Hak Milik Indonesien, Disertasi Doktor pada Intelektual dan Pembangunan, Universitaet der Bundeswehr UIR Press, 2003, hal.1 dstnya.

Muenchen, Jerman, 2000. 4 Lihat Syafrinaldi, Sistem Hukum Hak

Kekayaan Intelektual, Budi Agus Riswandi dan M. Makalah disampaikan pada

Syamsudin,Hak 5. Lihat National Knowledge

Kekayaan Intelektual Resources Matter, dalam Message

Dan Budaya Hukum, of Director General of WIPO; lebih

Raja Grafindo jauh

PT.

Persada, Jakarta, 2004. www.wipo.int/about.wipo

lihat

Penataran Dosen-Dosen Kopertis Syafrinaldi,Hukum Tentang Wilayah X di Padang pada tanggal

Perlingungan Hak Milik 22 dan 23 Juni 2004 di Padang.

Intelektual Dalam 6. Hak ini juga dengan economic

Menghadapi rights atau immaterielles recht,

lihat Syafrinaldi, Der Schutz des Era Globalisasi, UIR Press, 2003.

-------------,Hukum, Hak Milik Intelektual Dan Pembangunan, UIR Press, 2003.

-------------,Der Schutz des geistigen Eigentums in der Verfassung der Bundesrepublik Deutschland und der Rechtsordnung der Republik Indonesien, Muenchen, Germany, Juni 2000.

-------------,Kesepakatan ASEAN 1995 Dan Hak Milik Intelektual, Mahkamah, April 2003

-------------,Sistem Hukum Hak Kekayaan Intelektual, Makalah disampaikan pada Penataran Dosen-Dosen Kopertis Wilayah X Tanggal 22 samapai dengan 23 Juni 2004 di Padang.

J urnal RAT (Vol.1.No.2. Desember 2012)

Tanya Aplin dan Jennifer Davis, Intellectual Property Law: Text, Cases And Materials, Oxford University Press, New York, 2009.

Werner Menski, Comperative Law in a Global Context, Scond Edition, Cambridge University Press, Cambridge, 2006.

EFEKTIVITAS PEMILUKADA LANGSUNG TERHADAP KEPEMIMPINAN PEMERINTAHAN YANG EFEKTIF*

Oleh : Chaidir.,M.M., drh

Dosen Luar Biasa Fisipol-Universitas Islam Riau, Serta Praktisi Pemerintahan di Riau

Abstract

Directlocal electionsis essentially theembodiment ofthe application ofdemocratic principlesin thecountry of Indonesia. In the beginningentry into force, directlocal electionsare meanttogetregional leaderswho havepublic accountability, so thatcandidateslocalleaderscan be elected by the peoplein theregiondirectly,todevelopleadership from the bottom orbottom up, andthat the democratization processin the communitygrowing. From thedirect localelection peopleare educated tobemore responsiblepolitics. Butafter theelectionimmediately implemented, their effectivenessis nowwidely questioned.

J urnal RAT (Vol.1.No.2. Desember 2012)

Keywords : Direct Local Elections, Democration.

DINAMIKA PEMILUKADA

Pada prakteknya, Pemilukada langsung yang sebenarnya merupakan implementasi demokrasi partisipatoris, menimbulkan banyak ekses. Nilai-nilai objektivitas keterbukaan, kebebasan, kesetaraan, persaudaraan, keadilan dan kejujuran yang menjadi nilai-nilai dasar demokrasi, dan menjadi parameter keberhasilan pelaksanaan proses kegiatan yang diwujudkan melalui azas-azas langsung: langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil masih belum keluar dari wilayah formalitas dan prosedural.

Pencalonan dalam pemilukada langsung tetap saja ditentukan oleh pengurus pusat partai politik. Pengurus partai politik tingkat daerah tidak memiliki otonomi dalam penentuan calon. Di samping itu, banyak pemilukada langsung berakhir dengan konflik bahkan juga tindak kekerasan dianatara para pendukung. Rakyat pemilih di tingkat lokal belum siap dan belum dewasa menerima jika calonnya kalah. Fragmentasi di tengah masyarakat merupakan ekses yang tak terhindarkan. Praktek money politics berlangsung secara kasat mata. Kepentingan sempit dan penyalahgunaan kekuasaan, penyalahgunaan APBD, pengerahan birokrasi secara berlebihan, ujungnya adalah korupsi dan implikasinya adalah menurunnya kualitas dan efektivitas kebijakan publik yang dampaknya jauh lebih luas dan lebih besar daripada nilai uang imbalan tadi. Praktek money politics dan penggunaan kekuasaan secara berlebihan telah merusak moral masyarakat.

Hasil penelitian ICW, 147 Kepala Daerah tersangkut korupsi sejak 2004 (sejak diselenggarakannya pemmilukada langsung). Pada tahun 2010, ada 10 tersangka dan terdakwa terjerat korupsi yang merupakan hasil proses pemilukada langsung yang korup.(Tribun Pekanbaru, 21 Des 2010 hal 12).

J urnal RAT (Vol.1.No.2. Desember 2012)

Apung Widadi (peneliti Divisi Korupsi Politik ICW), menyebut “Konsekuensi pemilukada yang korup hanya menghasilkan pemimpin yang korup. Beberapa kepala daerah adalah anak dan istri.” (Tribun Pekanbaru, 21 Des 2010 hal 12).

“Contohnya di Jepara, Kudus dan Pantura, ada pengusaha besar yang meminjamkan dan pinjaman Rp 10 Miliar. Kalau menang pinjaman dibayar Rp 20 Miliar, tapi kalau kalah cukup Rp 5 Miliar. Uang tidak diberikan gelontoran ke calon, tapi ada broker yang mengelolanya untuk serangan fajar. “Beberapa hasil penelitian Apung Widadi dikutip oleh Tribun Pekanbaru, 21 Des 2010 sebagai berikut:

- Dari 244 Pemilukada langsung pada 2010, terjadi 1.517 modus pelanggaran yang terindikasi korupsi. - Modus yang dilakukan calon adalah berupa pembagian uang secara langsung, sembako, hand tractor, kain/jilbab. Tabung gas, tanah urug, payung, pupuk, perbaikan jalan.

- Penyalahgunaan fasilitas jabatan, terbanyak kasus pelibatan jabatan dan KPUD disusul penggunaan program populis APBD-APBN.

Adanya 1.517 pelanggaran tersebut membuktikan bahwa penyelenggara belum bekerja baik. Sementara itu, gugatan hasil pemilukada ke MK tentang pelanggaran pemilukada justru banyak yang ditolak.

Parpol memiliki kecenderungan memilih calon incumbent, karena sudah pasti memiliki modal dan pengaruh besar kendati yang bersangkutan terjerat kasus korupsi. Di parpol terjadi candidacy buying. Banyak kepala daerah yang menjadi tersangka dan terdakwa, menunjukkan proses seleksi kandidat tersandera paktik politik transaksional. Lemah komitmen parpol dalam membangun pimpinan daerah yang bersih. Di samping itu, regulasi juga dianggap lemah karena kasus korupsi seakan tak ada hubungan sama sekali dengan proses pemilukada. Rantai berjalan pemilukada hanya dapat diganggu oleh pelanggaran berat pemilukada itu sendiri.

J urnal RAT (Vol.1.No.2. Desember 2012)

Koran Tribun Pekanbaru 21 Desember juga mengungkapkan betapa lemahnya regulasi pemilukada. Ketika walikota atau bupati tidak bisa lagi mencalonkan diri karena sudah dua periode, sesuai dengan UU Nomor 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah, maka instrinyalah yang mencalonkan diri. Sri Suryawidati (Ida), istri Bupati Bantul DIY, Idham Samawi; Titik, istri Bupati Sukoharjo, Jawa Tengah, Bambang Riyanto; dan Widya Kandi Susanti, istri Hendy Boedoro, Bupati Kendal, Jateng, dan lain-lain. Diberitakan juga, 10 kepala daerah yang terlibat korupsi tetap dilantik.

- Bupati Rembang Mochamad Salim - Bupati Kep Aru Theddy Tengko - Bupati Lampung Timur Satono - Wabup Bangka Selatan Jamro H Jalil - Gubernur Bengkulu Agusrin Najamudin - Walikota Blitar Samanhudi Anwar - Bupati Jember Djalal - Bupati Boven Digul Yusak Yaluwo - Walikota Tumohon Jeferson Rumanjar

Diungkapkan juga, sepanjang 2010, ada sembilan calon bupati menang karena mendompleng anggota keluarganya yang juga pernah dan tengah menjabat kepala daerah.

- Bupati Kendal Widya Kandi Susanti (istri mantan Bupati/koruptor) - Bupati Kukar Rita Widyasari (anak mantan Bupati Syaukani HR) - Bupati Lampung Selatan Ryeko Menoza (anak gubernur) - Bupati Tabanan Bali Ni Putu Eka Waryasakti (anak

bupati) - Bupati Kediri Haryanti Sutrisno (istri bupati) - Walikota Cilegon Imam Ariyadi (anak walikota) - Bupati Bantul DIY Sri Suryawidati (istri bupati

sebelumnya) - Bupati Indramayu Anna Sophanah (istri bupati sebelumnya)

J urnal RAT (Vol.1.No.2. Desember 2012)

- Bupati Pesawangan Lampung Aries Sandi Dharma Putra (anak bupati Tulang Bawang).

Ada pula modus lain yang lucu dan “konyol” yaitu bertukar jabatan. Kepala daerah incumbent memilih “turun takhta” ke posisi wakil agar bisa “naik ring” lagi. Misalnya apa yang dilakukan Walikota Surabaya Bambang DH turun menjadi wakil walikota. Di Jembrana, Bali, Bupati Gede Winasa yang sudah menjabat dua periode dikabarkan akan menduduki wakil bupati mendampingi anaknya, Patriana Krisna.

Rofiqi Putra (Opini Google 06 June 2010) menulis, “Kiranya apa yang terjadi di panggung politik pemilihan kepala daerah, merupakan dekandensi politik. Hal ini dikarenakan istri yang mencalonkan diri mengganti posisi suaminya adalah upaya untuk melanggengkan kekuasaan suaminya. Daerah-daerah seakan-akan sudah milik keluarganya (suami-istri).” “tampilnya istri menggantikan suaminya di pemerintahan daerah, menimbulkan berbagai macam kekurangan. Pertama: Istri tidak memiliki otoritas penuh dalam menentukan keputusan. Sang istri hanya dijadikan sebagai boneka kekuasaan. Seluruh keputusan bisa jadi merupakan keputusan suaminya.” “ Kendati sang istri sudah lama terjun di duni apolitik praktis dan memiliki kapabilitas politik. Sang istri tetap tidak memiliki kemerdekaan penuh. Kecenderungan kepatuhan istri kepada suami dalam ranah keluarga sedikit banyak akan merambah pada hubungan kepemerintahan. Pencampuradukkan wilayah keluarga dengan wilayah pemerintahan menjadi tak terelakkan.” “Kedua: Pencederaan terhadap kaderisasi di partai politik. Tidak dapat dipungkiri calon yang tampil dalam pemilukada membutuhkan kendaraan politik guna mencapai tujuannya.” “Ketiga: Pencederaan

Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Pemilihan langsung merupakan salah satu dari unsur yang ada di dalam demokrasi. Letak pencederaan terhadap demokrasi berada pada figur yang tampil. Masyarakat dibatasi memilih pemimpin.

terhadap

demokrasi.

J urnal RAT (Vol.1.No.2. Desember 2012)

Carut marut politik dinasti di pemilukada langsung semakin menggelikan. Contoh mutakhir adalah kasus di Bone Bolango, Gorontalo, Bupati Ismet Mile (incumbent) yang bertarung kembali untuk periode kedua justru ditantang istri pertamanya, Ruwaida Mile. Pertarungan ini terpicu persoalan dalam rumah tangga.

Paradigma politik dinasti dalam jagad perpolitikan di daerah menunjukkan kaderisasi parpol telah gagal. Yang paling memprihatinkan, tujuan awal demokratisasi telah melenceng. Sebab demokrasi dimaksudkan adanya pembagian kekuasaan dan kekuasaan tidak di tangan satu orang atau satu keluarga. Dengan demikian kekuasaan tidak disalahgunakan. Namun sekarang ini apa yang terjadi? Mari kita lihat sekelumit peristiwa sejarah.

Di abad 18 ada dua revolusi besar yang terjadi berdekatan waktu, yaitu Revolusi Amerika (1776) dan Revolusi Perancis (1789). Revolusi Amerika, berkat kesadaran kolektif dan komitmen yang kuat dari para elit bangsa untuk segera meletakkan sendi-sendi dasar negara, menghasilkan suatu demokrasi muda yang penuh vitalitas. Revolusi Perancis, karena para elitnya hanyut dalam euforia revolusi, memberi Perancis Napoleon Bonaparte.

Kalau politik dinasti terus terjadi, maka cepat atau lambat di setiap daerah negeri ini akan muncul dinasti-dinasti kecil pemegang kekuasaan absolut yang dibungkus oleh demokrasi. Dan kalau hal ini benar-benar terjadi maka sungguh cukup memprihatinkan karena cita-cita pada founding father bangsa dan negara ini seperti terukir dalam Pembukaan UUD ’45 tidak akan tercapai, yaitu negara yang adil dan makmur.

Ketua Umum Nahdatul Ulama, KH. Hasyim Muzadi berpendapat ekstrim, bahwa pemilukada langsung harus dihapuskan dan pemilihan kepala daerah dikembalikan seperti sebelumnya yaitu gubernur dan bupati dipilih oleh anggota DPRD (parlemen di daerah), bukan dipilih langsung. Hasyim Muzadi

J urnal RAT (Vol.1.No.2. Desember 2012)

beralasan bahwa pemilukada langsung lebih banyak mudharat (kekurangannya) daripada manfaatnya. Menurut Hasyim, Pilkada langsung justru menumbuhkan konflik, persaingan tidak sehat, tumbuhnya broker-broker amatiran, serta ganasnya money politics (politik uang) di kalangan masyaraka tluas. Selain menimbulkan konflik horizontal antar apendukung di daerah, pemilukada langsung juga hanya menghamburkan uang. Ratusan milyar rupiah harus dihabiskan dalam satu kali pemilihan gubernur secara langsung. Seperti contoh pemilukada langsung Jawa Barat menghabiskan dana 400 Milyar rupiah, pemilukada langsung Jawa Tengaj 480 Milyar rupaiah, dan Jawa Timur 425 milyar rupiah.

MAL-FUNGSI DEMOKRASI

Banyaknya pelanggaran, money politics, politik dinasti, disebabkan karena realitas politk menunjukkan bahwa sebagian besar partai politk tidak menjalankan fungsinya secara optimal. Partai politik masih menerapkan paragmatisme politik semata ketimbang mengimplementasikan fungsi-fungsi yang dimilikinya, uji terakhir dari suatu sistem politik, termasuk demokrasi, adalah apakah ia dapat memberikan manfaat berupa peningkatan kesejahteraan dan keadilan pada rakyat. Demokrasi yang disfungsional atau tidak berjalan, pasti tidak memberikan manfaat bagi rakyat dan sering diikuti oleh timbulnya delegitimasi atau hilangnya kepercayaan rakyat terhadap sistem itu.

Mal-fungsi ini terjadi sebagai akibat dari; pertama, kemunculan partai yang lebih disebabkan oleh euforia politik semata, bukan dilandasi oleh kebutuhan dan pemikiran politik yang dewasa. Hal ini menyebabkan partai-partai tersebut cenderung emosional dan reaktif dalam berpolitik. Kedua, sebagian besar partai politik tidak memiliki visi, misi, platform dan program yang jelas. Atau kalaupun ada, hanya proforma belaka. Partai politik tidak melakukan pendewasaan politik. Ketiga, struktur dan infrastruktur politik yang dimiliki oleh sebagian besar politik sangat itdak memadai bagi terealisasinya

J urnal RAT (Vol.1.No.2. Desember 2012)

fungsi-fungsi dari partai politik. Keempat, sebagian partai politik masih cenderung memiliki pemikiran politik yang kurang dewasa, terutama menempatkan pemilu sebagai alat untuk memperoleh kekuasaan semata. Pemilu hanya dilihat sebagai alat untuk mendapatkan jatah kursi di legislatif.

Fenomena lain penyebab mal-fungsi demokrasi adalah politisasi yang berlebihan terhadap birokrat (PNS). Birokrasi harus tunduk kepada keputusan politik. Tetapi di dalam birokrasi itu sendiri prosesnya harusnya bersifat administratif, profesional, teknis dan obyektif. Birokrat tidak boleh main politik dalam melaksanakan tugansya. Dan sebaliknya, politisi jangan pula menyeret-nyeret birokrat ke kancah politik. Interaksi yang tidak sehat antara birokrasi dan politik mempunyai akibat sistemik yang serius, yaitu birokrasi yang berkinerja rendah dan korup. Apabila mesin penggerak utama pemerintahan tidak berjalan baik, kita tidak bisa mengharapkan pemerintahan dan sistem politik yang menghasilkan manfaat bagi rakyat.

Sebenarnya kita sudah berada di jalan yang benar, yakni di jalan demokrasi, kendati perjalanan ini begitu panjang dan beresiko. Risiko mendasar adalah bagaimana menjaga eksistensi dan keutuhan bangsa sepanjang perjalanan transformasi tersebut. Risiko kedua adalah tingkat kemakmuran ekonomi masih rendah dan ini bisa mendorong kegagalan demokrasi. Dan risiko ketiga adalah kegagalan kelompok pembaharu atau para intelektual, akademisi, dalam melakukan pencerahan. Kalau sampai hal ini terjadi, maka transformasi akan berhenti di tengah-tengah jalan atau berbelok arah.

Huntington memang memperingatkan bahwa tahun-tahun pertama berjalannya masa kekuasaan pemerintahan demokratis yang baru, umunya akan ditandai dengan bagi-bagi kekuasaan di antara koalisi yang menghasilkan transisi demokrasi tersebut, penurunan efektifitas kepemimpinan dalam pemerintahan yang baru sedangkan dalam pelaksaan demokrasi itu sendiri belum akan mampun menawarkan solusi mendasar terhadap berbagai permasalahan sosial dan ekonomi di negara yang bersangkutan.

J urnal RAT (Vol.1.No.2. Desember 2012)

Demokrasi semarak, tetapi ada sesuatu yang hilang. Sesuatu yang hilang itu adalah tidak adanya komitmen bersama yang solid untuk membuat sitem itu semakin mantap dan berlanjut. Kebanyakan ingin langsung bertarung di arena demokrasi, tapo sedikit yang menyisihkan waktu dan memberikan komitmen untuk menata sendi-sendi dasar demokrasi itu sendiri.

Namun demikian tidak semua pemilukada gagal, sekurang-kurangnya

Urbaningrum berpendapat, penyelenggaraan pemilukada langsung, memang ada kekurangan, tapi tidak bisa disebut salah semua. Pemilukada langsung di beberapa daerah menurut Anas banyak yang berjalan secara baik, damai dan tidak menghamburkan uang. Anas mengingatkan, adalah sangat terburu-buru untuk memvonis pemilukada langsung tidak efektif dan hanya menghambur-hamburkan uang. Perjuangan menegakkan demokrasi dan mengharapkan partisipasi politkk rakyat memang memerlukan biaya dan proses yang lama.

Anas

NILAI-NILAI DEMOKRASI

Demokrasi menyangkut berbagai aspek. Aspek pertama adalah kekuasaan, atau lebih tepatnya pengelolaan kekuasaan secara beradab. Ini merupakan aspek yang sangat dominan. Aspek lainnya adalah sistem manajemen kekuasaan yang dilandasi oleh nilai-nilai dan etika serta peradaban yang menghargai martabat manusia. Pelaku utama demokrasi, yakni masyarakat itu sendiri, setiap orang yang selama ini selalu diatasnamakan namun sering tak ikut menentukan, adalah aspek lain yang tidak kalah pentingnya. Menjaga proses demokratisasi adalah memahami secara benar hak-hak yang dimiliki rakyat, menjaga hak-hak itu agar siapapun menghormatinya, melawan siapapun yang berusaha melanggar. Demokrasi pada dasarnya adalah aturan orang (people rule), dan di dalam sistem politik yang demokratis warga mempunyai hak, kesempatan dan suaran yang sama dalam mengatur pemerintahan di dunia publik.

J urnal RAT (Vol.1.No.2. Desember 2012)

Sebenarnya, prinsip demokrasi telah terakomodasi dalam konstitusi NKRI. Almadudi menyebut, prinsip-prinsip demokrasi adalah:

 Kedaulatan rakyat;  Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang

diperintah;  Kekuasaan mayoritas;  Hak-hak minoritas;  Jaminan hak asasi manusia;  Pemilihan yanng bebas dan jujur;  Persamaan di depan hukum;  Proses hukum yang wajar;  Pembatasan pemerintah secara konstitusional;  Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik;  Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama dan

mufakat. Amien Rais menyebut, ada dua jenis politik, yakni politik

kualitas tinggi (high politics) dan politik kualitas rendah (low politics). High politics ciri-cirinya, setiap jabatan politik hakikatnya merupakan amanah dari rakyat, yang harus dipelihara sebaik-baiknya.

politik mengandung pertanggungjawaban. Dan kegitan politik dikaitkan secara ketat dengan prinsip ukhuwah, yakni persamaan diantara umat manusia. Sedangkan low politics, menurut Amien Rais, pendekatannya selalu dalam perspektif Machiavelis. Dengan demikian politik ditandai dengan mengedepankan kekerasan dan penaklukan total atas musuh politik. Dalam menjalankan politik penguasa harus menjadi binatang buas. Demi tercapainya tujuan politik, segala cara dihalalkan.

Setiap

jabatan

Dahl (1997) memperkuat gagasan bahwa konsolidasi demokrasi menuntut etika politik yang kuat yang memberikan kematangan emosional dan dukungan yang rasional untuk menerapkan prosedur-prosedur demokrasi. Ia melandaskan penekanannya pada pentingnya etika politik pada asumsi bahwa

J urnal RAT (Vol.1.No.2. Desember 2012)

semua sistem politik termasuk sistem demokrasi, cepat atau lambat akan menghadapi krisis, dan etika politik yang tertanam dengan kuatlah yang akan menolong negara-negara demokrasi melewati krisis tersebut. Dengan kata lain, Etika Politik adalah sarana yang diharapkan mampu menciptakan suasana harmonis antar pelaku dan antar kekuatan sosial politik serta antar kelompok kepentingan lainnya untuk mencapai sebesar-besar kemajuan bangsa dan negara dengan mendahulukan kepentingan bersama dari pada kepentingan pribadi dan golongan.

Namun demikian, pengertian politik sebagai usaha mencapai suatu masyarakat yang lebih baik, atau yang disebut Peter Merkl: “Politik dalam bentuk yang paling baik adalah usaha mencapai suatu tatanan sosial yang baik dan berkeadilan (Politics, at its best is a noble quest for a good prder and justice)” – betapa samar-samar pun – tetap hadir sebagai latar belakang serta tujuan kegiatan politik.

Tidak dapat disangkal, dalam pelaksanaanya, kegiatan politi, di samping segi-segi yang baik, juga mencakup segi-segi yang negatif. Hal ini disebabkan karena politik mencerminkan tabiat manusia, baik nalurinya yang baik maupun nalurinya yang buruk. Perasaan manusia beraneka ragam sifatnya, seperti rasa cinta, benci, stia, bangga, malu, marah, sehingga kita seing berhadapan dengan hal-hal yang tak terpuji. Perter Merkl menyebut: “Politik dalam bentuk yang paling buruk adalah perebutan kekuasaan, kedudukan, dan kekayaan untuk kepentingan diri sendiri (Politics at its worst is a selfish, grab for power, glory and riches)”. Singkatnya, dalam wajah yang paling buruk, politik adalah perebutan kuasa, takhta dan harta.

Peran serta masyarakat dalam politik bisa dilihat dari terciptanya masyarakat politik yang “Kritis Partisipatif” dengan ciri-ciri:

a. Meningkatnya respon masyarakat terhadap kebijakan pemerintah;

J urnal RAT (Vol.1.No.2. Desember 2012)

b. Adanya partisipasi rakyat dalam mendukung atau menolak suatu kebijakan politik;

c. Meningkatnya partisipasi rakyat dalam berbagai kegiatan organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan kelompok-kelompok penekan.

KEPEMIMPINAN DAERAH YANG EFEKTIF

Peran kepala daerah sangat dominan dalam pembangunan daerah dan menunjukkan daerah pada umumnya. Oleh karena itu, untuk mendapatkan kepala daerah dengan kepemimpinan pemerintahan yang efektif perlu ada ketentuan-ketentuan pemilukada langsung yang jelas dan tegas, tanpa mengabaikan aspek keadilan. Disamping aturan yang jelas dan tegas, praktek pemilukada sangat perlu mengedepankan keteladanan etika politik. Jika persyaratan dan aturan main yang longgar seperti sekarang tetap dipertahankan dikhawatirkan oada gilirannya daerah akan dipimpin oleh pemimpin yang memiliki popularitas namun miskin moralitas. Pemimpin daerah yang demikin tidak akan mampu mengelola pemerintahan secara efektif sehingga tujuan otonomi daerah hanya menjadi utopia belaka dan ujung- ujungnya rakyat juga yang menjadi korban.

Kepemimpinan Daerah itu seni. Berarti, bagaimana seorang pemimpin pemerintahan dengan keahliannya mampu menyelenggarakan pemerintahan daerah secara efektif, efisien dan indah. Seperti misalnya, bagaimana membuat keputusan yang berpengaruh dengan mengedepankan kehalusan budi bahasa dan retorika yang menggugah sehingga tujuan otonomi daerah tercapai secara berdayaguna dan berhasil guna.

Beberapa teori kesifatan kepemimpinan (Traits Theory) agakny aperlu disosialisasikan kepada seluruh stakeholder pemilukada, antara lain disebutkan:

1. Pengetahuan umum yang luas;

2. Kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang;

3. Kemampuan analitik;

J urnal RAT (Vol.1.No.2. Desember 2012)

4. Kapasitas integratif;

5. Keterampilan berkomunikasi secara efektif;

6. Rasionalitas;

7. Objektivitas;

8. Kemampuan menentukan skala prioritas;

9. Kemampuan menentukan mana yang urgent dan mana yang penting;

10. Cohesiveness;

11. Keteladanan;

12. Pendengar yang baik;

16. Orientasi masa depan;

17. Antisipatif. Otonomi Daerah bukanlah tujuan, tapi instrumen yang

harus dipergunakan secaea arif oleh Kepala Daerah melalui kepemimpinannya yang efektif dan efisien, menjunjung tinggi etika politik, bersikap jujur, amanah, sportif, siap melayani, berjiwa besar, memiliki keteladanan, rendah hati, dan siap untuk mundur dari jabatan publik apabila terbukti melakukan kesalahan dan secara moral kebijaknnya bertentangan dengan hukum dan rasa keadilan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Kartono, Kartini, 2004: “Pemimoin dan Kepemimpinan: Apakah Pemimpin Abnormal itu?” Rajawali Press, Jakarta.

Siagian, Sondang P., 2003: “Teori dan Praktek Kepemimpinan”, Rineka Cipta, Jakarta.

Siagian, Sondang P., 1995: “Organisasi, Kepemimpinan & Perilaku Administrasi”, PT Gunung Agung, Jakarta.

J urnal RAT (Vol.1.No.2. Desember 2012)

Edwin A. Locke @ Associates 1997: “Esensi Kepemimpinan”, Rineka Cipta, Jakarta.

Syafi’ie, Inu Kencana, 2003: “Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia:, Refika Aditama, Bandung.

Alfian, M Alfan, 2009: “Menjadi Pemimpin Politik”, Gramedia, Jakarta.

Sutarto, 2006: “Dasar-Dasar Kepemimpinan Administrasi”, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Winardi, 2000: “Kepemimpinan Dalam Manajemen”, Rineka Cipta, Jakarta

Rivai, Veithzal. 2003: “Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi”, Edisi Kedua, Rajawali Press, Jakarta.

Sanusi, Ahmad, Sutikno, Sobry, 2009: “Kepemimpinan Sekarang dan Masa Depan”, Prospect, Bandung.

Safaria, Triantono, 2004: “Kepemimpinan”, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Kaloh, 2009: “Kepemimpinan Kepala Daerah”, Sinar Grafika, Jakarta.

Koto, Alaidin, 2009: “Islam, Indonesia dan Kepemimpinan Nasional”, Ciputat Press, Jakarta.

Rakhmat, Jalaludin, 2008: “Retorika Modern Pendekatan Praktis”, Rosda, Bandung.

Pramusinto, Agus, Purwanto, Erwan Agus, 2009: “Reformasi Birokrasi, Kepemimpinan dan Pelayanan Publik”. Kerjasama Penerbit Gava, Jian UGM dan MAP-UGM, Yogyakarta.

J urnal RAT (Vol.1.No.2. Desember 2012)

Analisis Suksesi Kepala Daerah (Memilih Pemimpin Ideal atau Abnormal)

Oleh :

H. Rahyunir Rauf, M.Si., Drs.

Dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fisipol – Universitas Islam Riau

Pekanbaru

J urnal RAT (Vol.1.No.2. Desember 2012)

Abstract

Post-Implementation of Regional Head Electioncauseof politicalpromisesthat

withwhat has beenofferedbycandidates forelectedregional heads frequently. Commitmentsaredeliveredat the time ofelectioncampaignsare inapplicable frequently withits executionafteranelectedregional headsarein

are

inconsistent

political dark sidelikethisoftencreatesa sense ofdeep disappointmentto society as awhole.

office.

Indonesia's

This local democraticpartyis likely tobeceremonial, glamorous, andlavish, should have beenoriented to thequality ofregional headswho will leadourregionin five years ahead, society musthaveskillin determiningtheir choicesso as notto be disaffection.

oflocalpolitics, the RiauProvinceinthe year 2011will holdlocal electionsin sevendistricts/cities, so the localpeopleshould reallychoosea qualified candidate for headregionsobjectively, so thatthe elected headregionisappropriate and proper forusto callwith the title"Regent or Mayor", andnot justsymbolicallyin the form ofsimplypinning the"eagle in the jengkol mark" intheir pocketsafariclothes.

Along witha

darkimage

Keywords :Regional Head Election

Latar Belakang

Pasca pemilihan umum Kepala Daerah (KDH) banyak para pejabat pemerintah daerah yang mengalami“stress” karena nyanyian “mutasi jabatan” mengalun kencang di seluruh pelosok daerah, sedangkan di sisi yang lain tim sukses calon kepala daerah pemenang pemilu KDH bergembira ria dengan nyanyian “politik imbal jasa” dengan beberapa pertanyaan besar dikepalanya, yakni

J urnal RAT (Vol.1.No.2. Desember 2012)

“apa yang akan kita peroleh dengan Kepala daerah yang sudah didukung habis-habisan ?” dan siapa diantara kita yang akan duduk pada jabatan-jabatan yang strategis ? serta siapa orang- orang yang akan dibuang dari jabatan-jabatan tersebut ?

Gambaran di atas merupakan salah satu sisi gelap dari kehidupan politik lokal (daerah) di Indonesia pasca reformasi saat ini, kondisi ini tentu dapat menimbulkan pemerintahan daerah yang kurang kondusif, janji-janji politik kepada masyarakat selama masa kampanye secara berangsur-angsur mulai terlupa dan dilupakan oleh Kepala Daerah yang baru, karena pada umumnya Kepala Daerah yang baru terpilih akan cenderung melalui fase-fase sebagai berikut :

- Tahun Pertama, program perkenalan dengan seluruh masyarakat, dan internal lembaga pemerintah. - Tahun Kedua, menyusun kebijakan dan program-program kegiatan yang akan dilaksanakan. - Tahun Ketiga, melaksanakan program - Tahun Keempat, mulai pasang kuda-kuda untuk

melakukan persiapan menghadapi pemilihan Kepala daerah periode berikutnya, bahkan wakil KDH cenderung mulai ditinggalkan, dan bahkan tidak lagi difungsikan, karena wakil KDH cenderung juga maju sebagai KDH pada suksesi berikutnya, karena di Indonresia hanya 6 % KDH yang maju berpasangan kembali dengan Wakil KDH, sedangkan 93 % memilih “bercerai politik”.(Sadu Wasistiono;2010)

- Tahun Kelima, sudah sibuk dengan kegiatan sosialiasi sebagai calon incumbent dengan kedok “kunjungan lapangan, safari ramadhan, pemberian bantuan, dan bentuk-bentuk kampanye terselubung lainnya. Sehingga berakibat kurang dan bahkan cenderung tidak lagi memikirkan program-program pemerintahan daerah secara utuh.

Gambaran di atas merupakan lembaran sejarah yang menghiasi budaya politik local saat ini, kedepan kondisi ini, suka

J urnal RAT (Vol.1.No.2. Desember 2012)

atau tidak suka, mau atau tidak mau harus sudah kita tinggalkan untuk mengahadapi masa depan kehidupan masyarakat daerah yang lebih jauh lebih baik, Sadu Wasistiono (2003:120-121) menyatakan bahwa : Pemilihan Kepala Daerah secara langsung dalam praktek ternyata menimbulkan berbagai masalah baru yang cukup berat bagi kemajuan bangsa. Beberapa diantaranya :

- Terjadi politik uang di dalam proses pemilihan kepala daerah, - Mengutamakan aspek dukungan politik (akseptabilitias), seringkali mengabaikan aspek kapabilitas, - Lebih berorientasi ke atas dan mengejar jabatan bukan keahlian, - Kurang legawa menerima kekalahan, sehinga dapat menganggu stabilitas pemerintahan.

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN DAN PAJAK REKLAME BERDASARKAN PERATURAN DAERAH NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DI KABUPATEN KERINCI ARTIKEL

0 0 23

PENGEMBANGAN PERANGKAT PENILAIAN PSIKOMOTOR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Oleh : Akbar Iskandar Email : akbar.iskandar06gmail.com ABSTRAK - Pengembangan Perangkat Penilaian Psikomotor di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

0 0 10

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN OBJEK WISATA BAHARI DENGAN METODE ANALITICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PROVINSI SULAWESI SELATAN

0 0 8

PENERAPAN E-GOV MELALUI PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DUKCAPIL DAN PEMANFAATAN DATABASE KEPENDUDUKAN DI PEMERINTAH KOTA TANGERANG Faizul Mubarak

0 0 5

PEMILIHAN TEMPAT WISATA DI TERNATE DENGAN METODE TECHNIQUE ORDER PREFERENCE BY SIMILARITY TO IDEAL SOLUTION (TOPSIS) A.Sumardin Teknik Informatika, STMIK AKBA mysumardingmail.com Abstrak - Pemilihan Tempat Wisata Di Ternate Dengan Metode Technique Order P

0 0 8

PEMANFAATAN ARDUINO UNO UNTUK SISTEM AKUISISI DATA SUHU RUANGAN DI STMIK AKBA

0 0 8

Ahmad Hidayat, Chandra Kurniawan Fakultas Psikologi, Universitas Islam Riau Psychology.consulting7gmail.com Abstract - PENGARUH KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP PERILAKU KONSUMTIF PEMBELIAN GADGET PADA MAHASISWA FAKULTAS HUKUM NON REGULER UNIVERS

0 0 10

PENGARUH RESPON KOGNITIF AUDIENCE KAMPANYE IKLAN DI TELEVISI TERHADAP KEPUTUSAN VOTERS DALAM MEMILIH CALON PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN PADA PEMILU 2004 (Studi di Kelurahan Maguwoharjo Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogya

0 0 14

INDONESIA DAN JEPANG DALAM PERSPEKTIF PERBANDINGAN POLITIK Oleh: Moris Adidi Yogia, S.Sos, M.Si Abstract - Indonesia Dan Jepang Dalam Perspektif Perbandingan Politik

0 0 31

EKSISTENSI DAN KEWENANGAN MAHKAMAH KOSNTITUSI DALAM SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA Oleh: Askarial, MH., SH Dosen Jurusan Kriminologi Fisipol – Universitas Islam Riau Pekanbaru Abstract - EKSISTENSI DAN KEWENANGAN MAHKAMAH KOSNTITUSI DALAM SISTEM KETATANE

0 1 10