Studi Perkembangan dan Kondisi Satelit Indonesia The Study of Development and Condition of Indonesian Satellites

Studi Perkembangan dan Kondisi Satelit Indonesia The Study of Development and Condition of Indonesian Satellites

Diah Yuniarti

Puslitbang Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Jl. Medan Merdeka Barat No.9 Jakarta 10110

diah.yuniarti@kominfo.go.id

Naskah diterima: 17 April 2013 ; Direvisi: 7 Mei 2013; Disetujui: 31 Mei 2013

Abstract — A satellite is an object revolves in space and orbiting the earth, has function as radio station which receives, processes

I. P ENDAHULUAN

and retransmits radio communication signal. Indonesia is the

Satelit merupakan suatu benda yang beredar di ruang

third nation in the world operating Domestic Satellite

antariksa dan mengelilingi bumi, berfungsi sebagai stasiun

Communication System (SKSD). Several Indonesian launched

satellites currently are in non-functional condition. Non- radio yang menerima dan memancarkan atau memancarkan

functional satelllites are space debris contributor which existence

kembali dan atau menerima, memproses dan memancarkan

in earth orbit are dangerous. The research explains Indonesian

kembali sinyal komunikasi radio (Perdirjen 357/dirjen/2006).

satellite development and condition for the last 37 year

Karena fungsinya untuk mengirimkan informasi dari satu titik

Indonesian in order to get description on Indonesian satellite

di bumi ke satu atau lebih titik lainnya, satelit berfungsi

status as space debris contributor by using qualitative

sebagai repeater frekuensi radio (Intelsat, 2010). Suatu satelit

descriptive method. Among the 18 launched satellites, three

menerima sinyal frekuensi radio, yang di-uplink dari piringan

satellites failed to operate. Furthermore, several satellites have

satelit di Bumi yang dikenal sebagai stasiun atau antena.

reach their end of life.

Selanjutnya sinyal tersebut dikuatkan, diubah frekuensinya dan dikirimkan kembali pada frekuensi downlink ke satu atau

Keywords — Indonesian Satellite, Space debris, end of life lebih stasiun bumi. Satelit memiliki peran dalam merancang,

mengembangkan dan memperluas suatu jaringan. Satelit

Abstrak — Satelit merupakan suatu benda yang beredar di ruang

komunikasi, yang merupakan salah satu jenis satelit, memiliki

antariksa dan mengelilingi bumi, berfungsi sebagai stasiun radio yang menerima, memproses dan memancarkan kembali sinyal

kegunaan yang meliputi komunikasi jaringan di pada wilayah

komunikasi radio. Indonesia menjadi Negara ketiga di dunia

yang luas, backhaul seluler, internet trunking, siaran televisi

yang mengoperasikan Sistem Komunikasi Satelit Domestik

dan telepon jarak jauh (Krebs G. D., Telkom 2, 2013).

(SKSD). Beberapa satelit Indonesia yang telah diluncurkan, saat

Berdasarkan Radio Regulations ITU, terdapat dua

ini berada dalam kondisi yang tidak berfungsi. Satelit yang tidak

kelompok pita frekuensi untuk satelit, yaitu: Unplanned Band

berfungsi merupakan kontributor sampah antariksa yang

dan Planned Band (Data Statistik Direktorat Jenderal SDPPI

keberadaannya di orbit bumi cukup berbahaya. Penelitian ini

Semester 2 Tahun 2012, 2013). Unplanned Band yaitu pita

membahas perkembangan dan kondisi satelit Indonesia selama

frekuensi untuk satelit yang tidak dapat diklaim hanya milik

37 tahun terakhir untuk mendapatkan gambaran mengenai

salah satu negara dan penggunaannya diatur oleh ITU guna

status satelit Indonesia sebagai penyumbang sampah antariksa dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Dari 18

menjamin kesetaraan akses dan penggunaan slot orbit bagi

satelit Indonesia yang diluncurkan, terdapat tiga buah satelit

semua negara. Planned Band yaitu pita frekuensi untuk satelit

yang gagal dioperasikan. Selain itu, terdapat beberapa satelit

yang telah diatur oleh ITU agar setiap negara mendapatkan

yang telah mencapai akhir masa operasinya.

jatah slot orbit, kanal frekuensi, transponder satelit dengan cakupan dibatasi pada wilayah territorial negara tersebut.

Kata kunci — satelit Indonesia, sampah antariksa, akhir masa Terdapat dua macam Planned Band yaitu Broadcasting operasi Satellite Service(BSS) Plan serta Fixed Satellite Service (FSS) Plan. Band frekuensi komersial yang sering digunakan adalah

C-band dan Ku-band. Secara umum, C-band beroperasi di range 4-6 GHz dan kebanyakan digunakan untuk layanan

tetap seperti PSN, internet trunking dan mobile feeder links. Ku Band beroperasi di range 11-14 GHz dan umumnya

digunakan untuk layanan tetap seperti VSAT, suatu jaringan,

Buletin Pos dan Telekomunikasi, Vol.11 No.2 Juni 2013 : 121-136

melayani jaringan perusahaan dan bisnis skala kecil yang Negara berkembang karena adanya sistem internasional menggunakan penerima berukuran kecil yang terhubung

seperti Intelsat, Intersputnik, dan Immarsat, sistem regional langsung ke satelit. Pengaturan penggunaan slot orbit di

seperti Eutelsat dan Arabsat, serta sistem yang secara angkasa diatur oleh International Telecommunication Union

khusus melayani Negara berkembang seperti Palapa, Insat, (ITU). Prosedur pendaftaran jaringan satelit ke ITU terdiri

Brazilsat, Morelos dan STW.

dari Advanced Publication (Publikasi Awal), Coordination Faktor dan aktor internal serta eksternal turut berkontribusi (Koordinasi), Administrative Due Diligence (Pemeriksaan

dalam hal keikutsertaan Negara berkembang dalam Menyeluruh), dan Notification (Notifikasi).

aktifiras satelit komunikasi. Satelit Palapa berperan dalam Orbit geostasioner banyak digunakan oleh satelit

proses integrasi nasional Indonesia, misalnya untuk komunikasi karena pada orbit ini memungkinkan satelit dan

menghubungkan seluruh propinsi dan industri besar, antena terestrial untuk terus berada pada posisi yang tetap satu

menyiarkan siaran radio dan televisi hingga ke pedesaan, sama lain. Satelit ditempatkan pada orbit geostasioner melalui

dan mendukung jaringan komunikasi TNI. dua tahap (Wright, Grego, & Gronlund, 2005). Tahap pertama adalah meluncurkan satelit ke orbit pemarkiran, yaitu

3. “Braving the Challenge of Satellite Technologies: National pada ketinggian rendah (200 hingga 300 km). Tahap kedua

Breakthroughs and Indonesia’s Role in International yaitu memanuver satelit pada orbit transfer Hohmann eliptis

Forums” oleh Arnold Ph.Djiwatampu (2004) atau orbit transfer geosinkronus (GTO) untuk merubah

Makalah ini menjelaskan tentang sejarah dan peran satelit orbitnya dari orbit bumi rendah ke orbit geosinkronus.

Indonesia dimulai dari era awal satelit Indonesia Palapa Satelit memegang peranan penting dalam menyatukan

yang memiliki sistem Fixed Satellite Service (FSS), satelit Indonesia, yang merupakan Negara kepulauan. Indonesia

memiliki sistem menjadi Negara ketiga di dunia yang mengoperasikan Sistem

Indostar-1/Cakrawarta-1

yang

Broadcasting Satellite Services (BSS), satelit Garuda-1 Komunikasi Satelit Domestik (SKSD) pada tahun 1976

yang memiliki sistem Mobile Satellite Services (MSS) (Priyanto, 2004). Sebagian besar satelit yang diluncurkan

hingga rencana peluncuran satelit Iridium di LEO, yang oleh Indonesia

merupakan satelit

komunikasi yang

merupakan non-GSO MSS. ditempatkan di orbit geostasioner. Beberapa satelit Indonesia 4. “LAPAN-A2: Indonesian Near-Equatorial Surveillance

yang telah diluncurkan, saat ini berada dalam kondisi yang Satellite ”oleh Soewarto Hardhienata, Robertus Heru tidak berfungsi. Satelit yang tidak berfungsi merupakan

Triharjanto, dan Mohamad Mukhayadi kontributor sampah antariksa yang keberadaannya di orbit

bumi cukup berbahaya. Sampah antariksa yang berasal dari Makalah ini menjelaskan mengenai proyek LAPAN-A2, satelit yang tidak berfungsi mencapai 17% dari total sampah

mikrosatelit LAPAN kedua meliputi rancangan satelit, antariksa yang ada (Neflia, 2010).

pengembangan satelit, dan fasilitas operasi yang didirikan Dengan demikian, penelitian ini membahas perkembangan

di Indonesia serta rencana pengoperasian satelit. dan kondisi satelit Indonesia selama 37 tahun terakhir untuk

5. Connecting Indonesia: Serving the Unserved oleh Chrisma mendapatkan gambaran mengenai status satelit Indonesia

Albandjar dan Hilman A.Rasyid (2004) sebagai penyumbang sampah antariksa. Data yang diperoleh

Makalah ini menjelaskan mengenai sejarah dan peran PT. dari hasil wawancara dengan penyelenggara satelit Indonesia

Pasifik Satelit Nusantara (PSN) sebagai operator satelit dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif.

yang melayani masyarakat yang belum memiliki akses

II. PUSTAKA TINJAUAN komunikasi yang baik. Proyek yang sudah ditangani PSN antara lain Pusat Komunikasi Publik, USO, dan Pemilihan

A. Penelitian Sejenis

Umum (Pemilu).

Penelitian atau makalah sebelumnya yang terkait dengan

B. Satelit

penelitian ini Antara lain: Satelit merupakan suatu benda yang beredar di ruang

1. “The Journey of Telkom in Operating Communication antariksa dan mengelilingi bumi, berfungsi sebagai stasiun Satellit es to Serve the Indonesian Archipelago” oleh Tonda

radio yang menerima dan memancarkan atau memancarkan Priyanto (2004)

kembali dan atau menerima, memproses dan memancarkan Makalah ini menjelaskan perkembangan satelit Telkom

kembali sinyal komunikasi radio. Suatu sistem satelit terdiri generasi pertama (Palapa-A), generasi kedua (Palapa-B),

dari satelit, stasiun bumi yang mengoperasikan dan dan generasi ketiga (Telkom-2 dan Telkom-3) meliputi

mengendalikan satelit dan link diantaranya (Wright, Grego, spesifikasi teknis, teknologi yang digunakan, dan layanan

& Gronlund, 2005) .

yang diberikan kepada masyarakat.

1. Komponen Satelit

2. “Planning and Development of Indonesia’s Domestic Satelit memiliki komponen-komponen sebagai berikut: Communications Satellite System Palapa” oleh Marwah

a. Subsistem Struktural atau Bus.

Daud Ibrahim (2004) Bus adalah kerangka logam atau komposit dimana elemen Makalah ini menjelaskan tentang kilas balik proses

lainnya dipasang, Karena mengalami tekanan sewaktu pengambilan keputusan bagi Indonesia yang menjadikan

peluncuran, bus biasanya elastis. Bus dicat dengan cat Indonesia sebagai pionir dalam pembuatan sistem satelit

reflektif untuk membatasi panas matahari yang diserap domestik Palapa, jauh sebelum Negara-negara berkembang

sehingga menghasilkan proteksi dari laser. lainnya seperti India, Cina, Brazil, Meksiko dan Negara- negara Arab. Satelit komunikasi dapat dimanfaatkan oleh

Studi Perkembangan dan Kondisi Satelit Indonesia (Diah Yuniarti)

b. Sistem Pengatur Suhu. RTGs telah digunakan pada satelit yang mengorbit bumi pada Sistem ini menjaga bagian aktif dari satelit agar cukup

masa lalu namun tidak secara normal digunakan pada orbit ini. dingin untuk bekerja sebagaimana mestinya. Komponen

satelit aktif seperti komputer dan penerima sinyal dapat d. Sistem Kendali Komputer Komputer on-board memonitor kondisi subsistem satelit,

menghasilkan sejumlah besar panas. Kejadian sinar matahari pada permukaan satelit juga menghasilkan panas meskipun

mengendalikan aksinya dan memproses data. Satelit bernilai tinggi memasukkan perangkat keras anti jamming mutakhir

permukaan satelit bisa dibuat amat reflektif untuk meminimalisasi penyerapan panas. Tanpa atmosfer, konduksi yang dioperasikan oleh komputer. Sistem komputer ini

sensitif terhadap lingkungan elektromagnetiknya dan dapat dan konveksi tidak dapat menghilangkan panas objek seperti

halnya di bumi. Jadi, satelit harus meradiasi panas untuk dimatikan atau dinyalakan ulang selama badai matahari. menghilangkannya. Pada banyak kasus, sistem pengaturan

e. Sistem Komunikasi

suhu bersifat pasif yaitu berupa satu set jalur-jalur konduksi Komunikasi membentuk link antar satelit dan stasiun suhu yang dirancang dengan baik (pipa panas) dan radiator

buminya atau satelit lainny. Sistem ini secara umum terdiri untuk meradiasi panas. Beberapa komponen seperti sensor

dari penerima sinyal, pengirim sinyal dan satu atau lebih infrared membutuhkan pendinginan cryogenic. Dalam hal ini,

antena radio. Link radio antara satelit dan stasiun bumi salah rugi-rugi pendingin akan secara dramatis menurunkan satu bagian yang paling penting dan paling rentan dari suatu performansi sistem.

sistem satelit. Semua satelit membutuhkan link ke dan dari

c. Sumber Daya Listrik bumi untuk melakukan fungsi telemetry, tracking and command Daya seringkali disuplai oleh serangkaian sel surya (panel (TTnC). Sistem TTnC mengoperasikan satelit dan

surya) yang menghasilkan listrik dan disimpan pada baterai isi mengevaluasi kelayakan sistem satelit lainnya. Sistem TTnC menempati bagian kecil dari total bandwidth satelit yang

ulang untuk menjamin suplai daya ketika satelit berada di bawah bayangan. Peningkatan teknologi baterai menghasilkan

ditetapkan.

Sistem komunikasi satelit merupakan cara yang efisien tipe baterai baru dengan energi spesifik (energi yang tersimpan per massa unit) dan kehandalan yang tinggi. Panel untuk menghubungkan stasiun komunikasi berjumlah banyak

dengan cakupan wilayah yang luas. Sistem komunikasi satelit surya dipasang di badan satelit atau diatas panel yang datar.

Pemasangan sel surya di atas badan satelit menghasilkan terdiri dari dua segmen (Mastel, 2013), seperti ditunjukkan pada Gambar 2 yaitu:

konfigurasi yang lebih padat (dimungkinkan jika ruang dan massa terbatas atau satelit dimaksudkan untuk tersembunyi).

1) Segmen Pentanahan (terminal, stasiun bumi) Akan tetapi, karena tidak semua sel akan disinari oleh

berfungsi mengirimkan matahari pada satu waktu, daya yang dihasilkan lebih sedikit

a) Segmen

pentanahan

komunikasi pengguna kepada segmen antariksa dibandingkan yang dihasilkan dari panel besar yang terdiri

b) Seluruh terminal satelit di dalam cakupan dapat dari sel surya yang secara kontinyu diposisikan mengarah ke

berkomunikasi

matahari. Panel surya seringkali memiliki wilayah permukaan yang

2) Segmen Luar Antariksa (Satelit)

besar dibandingkan dengan komponen satelit lainnya

a) Satelit komunikasi merupakan microwave repeater di sehingga satelit menahan tumbukan yang relatif besar dengan

antariksa

partikel sampah antariksa. Panel surya rapuh dan bisa rusak

b) Transponder menerima sinyal pada frekuensi yang

dengan mudah akan tetapi kerusakan sebagian dari panel

diberikan (uplink), menguatkan dan mengirimkan surya tidak akan sampai melumpuhkan satelit.

kembali sinyal tersebut pada frekuensi yang berkaitan Satelit seringkali dapat melanjutkan fungsinya dengan

(downlink )

panel surya yang bekerja sebagian walaupun dengan kapasitas yang berkurang. Meskipun demikian, jika panel surya gagal di-deploy atau rusak, satelit tanpa sumber daya listrik yang lain akan berhenti berfungsi dengan cepat. Malfungsi sistem distribusi daya akan merusak satelit secara total. Selain panel surya, tersedia sumber daya listrik yang lain. Uni Soviet melaporkan penggunaan reaktor nuklir untuk menyediakan daya listrik terhadap misi intensif energy seperti mengorbit sistem radar dan Amerika Serikat meluncurkan satelit yang di-dayai oleh satu reaktor.

Saat ini Amerika Serikat mempertimbangkan suatu proyek untuk mengembangkan rector nuklir berbahan bakar uranium untuk menghasilkan daya listrik yang lebih tinggi di antariksa. Sumber On-board chemical daya listrik saat ini tidak

digunakan untuk satelit meskipun rancangan satelit yang baru dapat menggunakan sel bahan bakar yang menghasilkan

Gambar 1. Sistem Komunikasi Satelit (Sumber: Mastel, 2013)

listrik dengan menggabungkan kimiawi seperti hidrogen dan oksigen. Generator yang menghasilkan listrik dari panas yang

f. Sistem Kendali Ketinggian

dilepadkan dari material radioaktif (RTGs) saat ini digunakan Sistem ini, yang menjaga pergerakan satelit pada arah yang pada penyelidikan antariksa jauh dimana cukup jauh dari

benar mencakuo giroskop, akseleremeter, dan sistem matahari sehingga tidak dapat bergantung pada panel surya.

pemandu. Kendali presisi dibutuhkan untuk menjaga antena

Buletin Pos dan Telekomunikasi, Vol.11 No.2 Juni 2013 : 121-136

mengarah dengan benar untuk keperluan komunikasi dan internet. Meskipun demikian, komputer command bernilai sensor mengarah dengan benar untuk keperluan pengumpulan

tinggi memiliki keamanan yang tinggi. Selain itu, banyak data. Jika sistem kendali ketinggian tidak berfungsi, satelit komputer kendali perintah militer terisolasi dari internet tidak bisa digunakan.

3. Link

g. Subsistem Penggerak Istilah link mengacu pada jalur yang digunakan untuk Sistem penggerak satelit mencakup mesin yang memandu

berkomunikasi dengan satelit, terdiri dari: pesawat antariksa menuju tempat yang dituju di orbit setelah

1. Uplink : mengirimkan sinyal dari stasiun bumi ke satelit diluncurkan, pendorong-pendorong kecil yang digunakan 2. Downlink : mengirimkan sinyal dari satelit ke stasiun bumi untuk station-keeping dan mengendalikan ketinggian dan 3. Crosslink : mengirimkan sinyal dari satelit ke satelit

pendorong yang lebih besar untuk manuver jenis lainnya.

lainnya.

4. Telemetry, tracking, and command (TT&C) link : bagian kekurangan bahan bakar, satelit masih bisa berfungsi.

Jika sistem penggerak tidak berfungsi karena kerusakan atau

dari uplink dan downlink yang digunakan untuk Meskipun begitu, di orbit yang dipenuhi oleh satelit lainnya

mengendalikan fungsi satelit dan memonitor kelayakan seperto orbit geostasioner, satelit harus bisa mempertahankan

satelit.

posisinya dengan sangat akurat. Uplink dan downlink rentan terhadap interferensi karena kekuatan sinyal radio saat mencapai antena penerima sinyal

h. Perlengkapan Spesifik Misi seringkali lemah sehingga sinyal gangguannya tidak perlu Selain elemen dasar, satelit juga membawa peralatan kuat. Link juga bisa diganggu dengan menempatkan sesuatu spesifik misi untuk melakukan tugas tertentu sebagai berikut: yang kedap terhadap gelombang radio seperti sehelai bahan

1) Penerima Sinyal, Pengirim Sinyal dan Transponder. penghantar di jalur antara satelit dan stasiun bumi. Satelit membawa antena untuk mendapatkan sinyal radio

C. Layanan Satelit

dari telepon atau televisi dan menyampaikan atau menyiarkan ulang sinyal tersebut. Antena berfungsi untuk menerima dan

ITU (ITU-R) mendefinisikan beberapa jenis layanan satelit mengirimkan sinyal. Transponder merupakan suatu sistem yang digunakan di dunia . yang dirancang untuk secara otomatis menerima transmisi,

1. Fixed-Satellite Services (FSS)

menguatkannya dan mengirimkannya lagi ke bumi, bisa jadi Berdasarkan Radio Regulations (RR No. S1.21), FSS pada frekuensi yang berbeda.

merupakan layanan komunikasi radio antara posisi yang 2)

Sistem Penginderaan jauh ditunjukkan pada permukaan bumi saat satu atau lebih satelit

digunakan. Stasiun yang berlokasi pada posisi yang Misi satelit antara lain ditujukan untuk mengambil gambar

ditunjukkan pada permukaan bumi disebut stasiun bumi FSS. detail permukaan atau atmosfer bumi atau objek di antariksa.

Posisi yang ditunjukkan dapat berupa titik tetap yang Suatu satelit dapat membawa kamera optis, sensor infrared, ditentukan atau titik tetap manapun yang berada di dalam

spektografi dan CCD. Untuk misi ilmiah, payload yang wilayah yang ditentukan. Stasiun yang berlokasi di atas satelit, digunakan biasanya rumit, unik dan merupakan hasil dari

terdiri dari transponder satelit dan antena terkait dinamakan pengembangan bertahun-tahun.

stasiun antariksa FSS. Semua jenis sinyal telekomunikasi bisa

3) Sistem Persenjataan dikirimkan melalui link FSS seperti telefoni, faksimili, data, Satelit dapat membawa peralatan yang digunakan untuk

video (atau campuran sinyal ini di dalam kerangka integrated menyerang satelit yang lain, target di bumi atau atmosfer

services data network (ISDN)), televisi, program suara, dan seperti sistem laser, bahan bakar atau muatan yang bersifat lain-lain. Ilustrasi FSS ditunjukkan pada Gambar 2. eksplosif.

2. Stasiun Bumi Satelit dimonitor dan dikendalikan dari stasiun bumi. Salah

satu jenis stasiun bumi adalah stasiun kendali yang memonitor kelayakan dan status satelit, mengirimkan perintah dan menerima data yang dikirimkan satelit. Antena yang digunakan oleh stasiun kendali untuk berkomunikasi dengan satelit dapat berlokasi sama dengan stasiun bumi. Untuk mempertahankan hubungan secara terus menerus dengan satelit yang tidak berada di orbit geostasioner, stasiun bumi membutuhkan antena atau stasiun otonomi di lebih dari satu lokasi.

Satelit dapat berkomunikasi dengan banyak stasiun bumi pada waktu yang bersamaan. Stasiun bumi umumnya tidak dilindungi secara ketat dari serangan fisik. Penonaktifan stasiun bumi dapat menyebabkan dampak gangguan secara

langsung namun gangguan tersebut dapat dikurangi dengan Gambar 2. Ilustrasi FSS stasiun bumi yang memiliki kapabilitas lebih misal pusat 2. kendali pengganti. Komputer di pusat kendali rentan terhadap

Mobile-Satellite Services (MSS) Berdasarkan Radio Regulations (RR No. S1.25), MSS

gangguan dan interferensi, terutama jika dihubungkan ke merupakan layanan radio komunikasi radio antara stasiun

Studi Perkembangan dan Kondisi Satelit Indonesia (Diah Yuniarti)

bumi bergerak dan satu atau lebih stasiun antariksa atau menjadi Negara ketiga di dunia yang mengoperasikan sistem antara stasiun bumi bergerak dengan menggunakan satu atau komunikasi satelit domestik dengan menggunakan satelit lebih stasiun antariksa. Di dalam sistem modrn, stasiun bumi

geostasioner yaitu sistem Palapa A yang diluncurkan pada dapat berupa terminal berukuran sangat kecil atau bisa

tahun 1976. Sistem satelit ini menyediakan layanan telefoni digenggam. Ilustrasi MSS ditunjukkan pada Gambar 3.

dan faksimili antar kota di Indonesia dan menjadi infrastruktur utama distribusi program TV (Priyanto, 2004). Adapun satelit Indonesia yang telah beroperasi dari awal generasi satelit Indonesia hingga saat ini sebagai berikut:

1. Palapa-A1 Nama P alapa diambil dari istilah “sumpah palapa” yang

diucapkan Gajah Mada, patih Kerajaan Majapahit pada abad ke-14 yang ditulis di dalam Pararaton (buku raja-raja). Gajah Mada bersumpah tidak akan menyicipi rempah apapun sebelum berhasil menyatukan nusantara. Berdasarkan filosofi tersebut, Palapa juga diidentikkan sebagai cara modern untuk menyatukan Indonesia. Program Palapa dimulai pada tahun 1975 ketika pemerintah Indonesia memberikan kontrak dua

satelit kepada Boeing. Nama palapa diberikan oleh Presiden Gambar 3. Ilustrasi MSS

(Sumber: RR No. S1.21, ITU) Soeharto (Indosat).

Palapa-A1 yang diluncurkan pada tanggal 8 Juli 1976

3. Broadcasting-Satellite Services (BSS) sukses dimuati oleh traffic dari 40 stasiun bumi di seluruh BSS merupakan layanan komunikasi radio dimana sinyal

Indonesia. Enam dari 12 transponder dimuati oleh telefoni dikirimkan atau dikirimkan kembali oleh stasiun antariksa

dan 1 transponder oleh program televisi nasional sedangkan untuk penerimaan langsung masyarakat dengan menggunakan

lima transponder lagi untuk backup (Priyanto, 2004). Satelit antena penerima yang sangat kecil (TVRO). Satelit yang

Palapa-A1 ditunjukkan pada Gambar 5. digunakan untuk BSS dinamakan satelit siaran langsung (DBS). TVRO yang diperlukan untuk penerimaan BSS harus lebih kecil dibandingkan TVRO yang dibutuhkan untuk operasi FSS. Penerimaan langsung harus meliputi penerimaan individu (DTH) dan penerimaan komunitas (CATV dan SMATV). Ilustrasi BSS ditunjukkan pada Gambar 4.

Gambar 5. Palapa-A1 (Sumber : Indosat)

2. Palapa-A2 Pada tanggal 11 Maret 1977, Palapa-A2 yang berlokasi

pada slot orbit 77 o BT diluncurkan dari Kennedy Space centre, Cape Canaveral, Florida, AS untuk keperluan back-up dan siap dioperasikan jika Palapa-A1 mengalami kegagalan atau saat permintaan tidak bisa diakomodir oleh Palapa-A1 (Priyanto, 2004).

3. Palapa-B1

Gambar 4. Ilustrasi BSS Karena masa akhir operasi Palapa-A1 dan Palapa-A2 pada ( Sumber: RR No. S1.21, ITU) 1983

perencanaan untuk

Layanan Satelit Lainnya. menggantikan satelit Palapa A dimulai pada tahun 1979

Layanan satelit lainnya diorientasikan pada aplikasi khusus untuk mempertahankan operasi sistem Palapa. Keperluan yaitu layanan satelit radiodetermination, layanan satelit

satelit generasi kedua dibuat dari estimasi keperluan navigasi radio, layanan satelit meteorologi, dan lain-lain.

telekomunikasi domestik berdasarkan hasil kelompok kerja para ahli teknik dan ekonomi ASEAN pada tahun 1978

D. Satelit Indonesia

(Priyanto, 2004).

Satelit Indonesia adalah satelit yang didaftarkan ke ITU Dalam hal cakupan, Palapa A1 mencakup wilayah atas nama Administrasi Telekomunikasi Indonesia (Peraturan Indonesia saja sedangkan Palapa B dapat mencakup seluruh Menteri

wilayah ASEAN. Dalam hal kapasitas, Palapa B terdiri dari 13/P/M.KOMINFO/8/2005

24 transponder, dua kali lipat dibandingkan dengan Palapa A.

Telekomunikasi yang Menggunakan Satelit). Indonesia Satelit-satelit Palapa B ditempatkam pada lokasi 108 , 103 o

Buletin Pos dan Telekomunikasi, Vol.11 No.2 Juni 2013 : 121-136

dan 118 o BT untuk meminimalisasi interferensi. Palapa B1

Satelit Palapa-C diluncurkan pada bulan Juni 1983 dengan menggunakan

(http://space.skyrocket.de/doc_sdat/).

membawa 30 transponder dibandingkan dengan Palapa-B sistem transportasi antariksa (STS Challenger) dan dengan yang membawa 24 transponder. Transponder C-Band Palapa- sukses ditempatkan pada slot orbit 108 o BT. Satelit Palapa B1

C terdiri dari 24 aktif transponder dan 6 transponder cadangan dijual pada PT.Pasifik Satelit Nusantara pada tahun 1990

untuk beroperasi di range 3700-4200 MHz/5925-6425 MHz. untuk kepentingan bisnis “satelit inklinasi”. Satelit Palapa-B1 untuk wilayah extended C-Band, terdapat 6 buah transponder ditunjukkan pada Gambar 6.

aktif dan 2 buah transponder cadangan untuk beroperasi di range 3400-3640 MHz/6425-6665 MHz. Palap-C ditunjukkan pada Gambar 7.

Satelit Palapa-C1 memiliki anomali daya listrik sehingga kehilangan kemampuan untuk mengisi ulang baterainya. Pengendali isi ulang baterai tidak berfungsi sehingga pada periode gerhana yang terjadi dua kali dalam setahun satelit tidak memiliki cadangan daya. Satelit dinyatakan tidak dapat digunakan untuk misi yang direncanakan, klaim asuransi dibayarkan dan nama satelit diserahkan kepada pihak asuransi. Hughes Global Services mendapatkan satelit dan membuat prosedur untuk mempertahankan operasi layanan geostasioner

Gambar 6. Palapa-B1 secara penuh kecuali selama gerhana dan periode singkat pada (Sumber : Indosat) kedua sisi di setiap kejadian gerhana. Dari total 88 hari per

tahun, satelit harus dimatikan selama rata-rata tiga jam per

4. Palapa-B2 hari. Ketersediaan keseluruhan transponder menjadi 96 persen. Palapa B2 tidak berhasil ditempatkan di orbit karena

Satelit kemudian berganti nama berturut-turut menjadi HGS terdapat masalah pada motor hentakan (Priyanto, 2004).

3, kemudian Anatolia 1 dan Paksat 1 pada tahun 2002.

5. Palapa-B2P Sebagai pengganti Palapa B2, Palapa B2P dibuat dan

diluncurkan pada bulan Maret 1987. Satelit ini digunakan untuk penyewaan pihak ketiga (domestik dan luar negeri). Palapa B2P ditempatkan pada 113 o BT (Priyanto, 2004).

6. Palapa-B2R Satelit Palapa B2 dipulihkan melalui suatu operasi

penerbangan pesawat ulang alik dan diperbaiki. Peluncuran kembali Palapa B2 (dinamakan B2R) dilakukan pada tahun 1990 untuk menggantikan Palapa B1 (Priyanto, 2004).

Gambar 7. Palapa-C

7. Palapa-B4 Karena perkembangan pasar, pada tahun 1992 Telkom

Sumber : Indosat

meluncurkan Palapa B4 yang berlokasi pada 118 o BT.

9. Palapa-C2

Sebagai penyelenggara satelit tertua, Telkom merupakan Palapa-C2 diluncurkan pada tanggal 15 Mei 1996 dengan penyelenggara satelit yang sudah banyak meluncurkan satelit

roket Ariane-44L H10-3 dari Kourou, Guyana Perancis. (Priyanto, 2004). Tabel 1 menunjukkan perkembangan satelit Setelah akhir masa operasinya, Palapa-C2 digantikan oleh Telkom dari Palapa-A1 hingga Telkom-2.

Palapa-E (Krebs, 2013).

8. Palapa-C1 beroperasi di range 3700-4200 MHz/5925-6425 MHz. untuk Dua buah satelit Palapa C tipe HS-601 diluncurkan pada wilayah extended C-Band, terdapat 6 buah transponder aktif tahun

aktif transponder dan 6 transponder cadangan untuk

1996 (http://www.palapasat.com).

Palapa-C1

diluncurkan pada tanggal 31 Januari 1996 dengan pendorong Atlas-2AS

T ABEL 1 P ERKEMBANGAN S ATELIT TELKOM

Nama Waktu Peluncuran

Pabrikan Jumlah

Berat Daya Peak

(kg) (Watt) EIRP

dB

Palapa A1

9 Juli 1976

83 o E Delta 2914

HS-333

12 ST.C

Palapa A2

11 Maret 1977

77 o E Delta 2914

HS-333

12 ST.C

Palapa B1

16 Juni 1983

108 o E STS-7

HS-376

24 ST.C

Palapa B2

24 ST.C

Hughes

Studi Perkembangan dan Kondisi Satelit Indonesia (Diah Yuniarti)

Nama Waktu Peluncuran

Pabrikan Jumlah

Berat Daya Peak

(kg) (Watt) EIRP

dB

Palapa B2P

21 Maret 1987

113 o E Delta 6925

HS-376

24 ST.C

Palapa B2R

14 April 1990

108 o E Delta 6925

HS-376

24 ST.C

Palapa B4

14 Mei 1992

118 o E Delta 7925

HS-376

24 ST.C

108 o E Ariane 4

A2100A

24 ST.C + 12

Lockheed Ext.C Martin

118 o E Ariane 5

Starbus 2

24 ST.C

–Orbital

Sumber : Priyanto, 2004

10. Indostar-1 (Cakrawarta-1) ACeS berhasil mengklaim $101.5 juta dari asuransi karena Layanan TV berbayar berbasis satelit Indovision dimulai

terdapat anomali di sistem L-Band Garuda-1 yang pada awal tahun 1994 di bawah PT. MNC Sky Vision dengan

menyebabkan kapasitas panggilan maksimum menjadi memanfaatkan layanan analog C-band Direct Broadcast berkurang yaitu menjadi 1.4 juta per hari dari 2 juta per hari Satellite (DBS) satelit Palapa C2. Selanjutnya, pada tahun yang direncanakan (Krebs, 2013). 1997 dilakukan perubahan teknologi dari analog C-Band

Telkom-2

Palapa C-2 menjadi digital Indostar-I pada frekuensi S-band.

Satelit Indostar-I dikelola oleh PT. Media Citra Indostar Untuk menggantikan Palapa B4, Telkom meningkatkan (MCI), anak

perusahaan

Global Mediacom. Untuk

cakupan satelit generasi awalnya dengan memasukkan Guam dan India beserta Negara-negara tetangganya untuk merespon

mendistribusikan layanannya

menggunakan satelit Indostar II (MNC Sky Vision). pasar jaringan regional dengan Telkom-2 (Priyanto, 2004). IndoStar-1 merupakan satelit komunikasi komersial

14. Inasat-1

pertama yang menggunakan frekuensi S-band yang secara Aplikasi satelit kecil, yang posisinya berada di orbit rendah efisien menembus atmosfer dan memberikan transmisi

seperti komunikasi di daerah terpencil, pengamatan bumi kualitas tinggi dengan antena berdiameter kecil di wilayah

serta pengamatan lingkungan dan cuaca telah meningkat. yang curah hujannya tinggi seperti Indonesia. Performansi

Kecenderungan ini terlihat di beberapa Negara Asia Pasifik yang sama secara ekonomis tidak layak untuk sistem satelit yang memproduksi dan mengembangkan sistem satelit kecil DTH Ku atau C-band karena dibutuhkan daya lebih untuk seperti Korea Selatan, Pakistan, Singapura, Malaysia, penetrasi di atmosfer yang lembab.

Thailand, dan lain-lain. Dibandingkan dengan satelit besar, Karena terdapat kegagalan regulator daya, dua dari lima

produksi dan pengembangan satelit kecil lebih mudah dan transponder satelit tidak bisa digunakan saat gerhana. Selama

lebih murah. Satelit kecil dapat menyediakan layanan sebagai periode ini, hanya 80 persem daya yang tersedia. Waktu hidup

berikut:

satelit dapat berkurang tujuh tahun dari 14 tahun yang

a. Layanan komunikasi data “menyimpan dan mengirimkan direncanakan. Perusahaan asuransi telah membayarkan 25

kembali” untuk keperluan aplikasi manajemen transportasi juta Dolar AS untuk kerusakan (Krebs, 2013).

dan lingkungan.

b. Penginderaan jauh untuk aplikasi sumber daya alam, Telkom-1

Karena layanan Palapa B2R akan berakhir pada tahun 1999, pertanian dan manajemen kehutanan

c.

pada tahun 1995 Telkom membentuk suatu tim yang mem- Sebagai instrument untuk percobaan yang berhubungan

dengan ilmu keantariksaan

pelajari aspek teknis dan bisnis untuk generasi satelit yang baru. Kesimpulan dari studi ini adalah Telkom perlu

d. Sebagai instrumen demo untuk performansi keteknologian memperluas kapasitas satelit untuk memenuhi permintaan

di orbit (skala kecil) Inasat-1 merupakan program in-house dan proyek

potensial dari trunking seluler (terutama permintaan Telkomsel, yang saat itu berkembang cukup pesat) dan untuk

kerjasama antara LAPAN dan beberapa institusi di Indonesia seperti PT Dirgantara Indonesia, PT LEN, ITB dan LIPI. Misi

melayani VSAT pengguna internet. Kemudian dirancanglah program Inasat-1 mencakup demonstrasi penerbangan, satelit Telkom-1 untuk keperluan multi carrier sehingga

kapasitasnya bisa mencapai dua kali lipat dibandingkan pengukuran kondisi lingkungan, analisis dan verifikasi model dengan Palapa B2R untuk VSAT dengan kecepatan bit rendah penerbangan serta karakterisasi suhu dan medan magnet

pesawat antariksa. Tujuan dari program INASAT-1 adalah (Priyanto, 2004). untuk memperoleh pengalaman sederhana dalam merancang

12. Garuda-1 dan mengintegrasikan satelit (LAPAN, 2007). Garuda-1 merupakan satelit pertama yang melayani pasar

LAPAN-Tubsat

komunikasi telepon bergerak berbasis bumi di Asia dengan

sistem ACeS. Sistem ACeS dimiliki oleh ACeS Internasional LAPAN-Tubsat merupakan satelit mikro pengamatan video yang berbasis di Bermuda dengan pemegang saham utama

yang dikembangkan di Technical University of Berlin, Jerman oleh tim insinyur Indonesia. Satelit diluncurkan sebagai piggy

Pasifik Satelit Nusantara, Lockheed Martin Global oleh peluncur Polar Satellite Launch Vehicle dari Sriharikota, Telecommunications, Philippines Long Distance Telephone Company dan Jasmine International Overseas Company. India dengan membawa sistem transmisi data S-band, kamera

Buletin Pos dan Telekomunikasi, Vol.11 No.2 Juni 2013 : 121-136

video resolusi tinggi, kamera video resolusi rendah serta

17. Palapa-D

penyimpan dan penerus pesan pendek (LAPAN, 2007). Satelit Palapa D dibuat oleh Thales Alenia Space, Perancis LAPAN mengoperasikan dua stasiun bumi untuk

dan diluncurkan pada roket Chinese Long March 3B pada mengendalikan satelit LAPAN-Tubsat yaitu stasiun bumi tanggal 31Agustus 2009. Setelah tes orbit berjalan dengan Rumpin di Jakarta dan stasiun bumi Biak di Papua. Lokasi

sukses, satelit telah beroperasi secara komersial pada slot stasiun bumi dipilih sedemikian rupa sehingga cakupan

113 o BT sejak tanggal 14 November 2009 (Indosat). Palapa- wilayahnya cukup besar untuk mencakup seluruh wilayah

D ditunjukkan pada Gambar 12.

Indonesia. Satelit PALAPA-D memiliki transponder lebih banyak Sejak tahun 1999, LAPAN dan ISRO telah membuat

dibandingkan dengan seri sebelumnya yaitu 40 transponder. stasiun TTC di Pulau Biak (Biak-1). Biak-1 merupakan Transponder C-band ini mencakup seluruh wilayah Indonesia, DSRN (Down Range Stasions) untuk misi kendaraan Negara ASEAN, Australia dan sebagian besar wilayah Timur peluncur satelit geo-sinkron. Biak-1 juga digunakan sebagai Tengah. Lima transponder band Ku mencakup Indonesia dan monitoring performansi tingkat tiga, injeksi GSAT di orbit Negara tetangga yang dilengkapi dengan daya mencapai dan penentuan orbit awal. Disamping itu, Biak-1 53dBW. menyediakan support TTC misi untuk IRS-IC, IRS-ID, IRS- P3, IRS-P4 dan TES.

Stasiun TTC kedua Biak-II merupakan salah satu stasiun TTC C-band utama untuk GSAT pada fase LEOP. Biak-II berfungsi sebagai alternative stasiun TTC C-band Intelsat Perth dan dapat digunakan untuk memonitor sinyal snap

pesawat antariksa dan operasi venting propelan. Gambar 8. Palapa-D (Sumber : Indosat)

16. Indostar-2 (Cakrawarta-2) Pada tahun 2007 Protostar memesan satelit Protostar2 dari

18. Telkom-3

Boeing Satellite Systems (BSS), Inc. Satelit menggunakan Pada bulan Desember 2008, JSC Academician M.F. versi Boeing BSS-601HP atau versi daya tinggi dari pesawat Reshetnev “Information satellite systems” memenangkan antariksa dengan body-stabilized. Pesawat antariksa ini tender dengan skema IOD untuk pembuatan sistem satelit

awalnya dibangun sebagai Galaxy 8iR sebelum dibatalkan telekomunikasi geostasioner Telkom-3 untuk PT.Telkom. pada tahun 2004. Agar dapat digunakan sebagai ProtoStar 2,

Satelit dibangun berdasarkan platform kelas medium yang payload dimodifikasi sehingga memuat 10 transponder S- baru, yaitu Ekspress-1000N. band. Protostar 2 merupakan pengganti satelit Indostar-1.

Satelit membawa 23 transpondern C-Band dan 10 Payload S-band dioperasikan dengan nama Indostar 2

transponder Ku atau ekuivalen dengan 49 TPE. Massa satelit (Cakrawarta 2).

Telkom 1600 kg dengan daya payload 5.6 kW, dan masa Indostar 2/Protostar 2 diluncurkan pada tahun 2009. Pada

hidup 15 tahun. Telkom 3 terdampar di orbit yang tidak akhir tahun 2009, satelit dilelang kepada SES setelah

digunakan setelah peluncuran yang disebabkan karena perusahaan Protostar tutup karena isu koordinasi multi

kegagalan upper stage (Krebs, 2013). frekuensi. Satelit ini berganti nama menjadi SES 7 pada bulan

Menurut Data Statistik Direktorat Jenderal SDPPI, pada Mei tahun 2010 (Krebs, 2013).

Semester 2 tahun 2012 terdapat sembilan satelit Indonesia yang beroperasi yang dikelola oleh penyelenggara Satelit Indonesia seperti ditunjukkan pada

Tabel

T ABEL 2. S ATELIT I NDONESIA

No Slot Nama Satelit

Tanggal Orbit (BT)

Operator

Transponder

Jenis Satelit

Penempatan di Orbit

1. 107.7 Indostar-2

16 Mei 2009 (SES-7)

MCI

Ku Band: 22

Transponder S Band: 10 (+3) Transponder

2. 108 Telkom 1

TELKOM

C Band: 24

Fixed Satellite

12 Agustus 1999

Transponder ext C Band: 12 Transponder

3. 113 Palapa D

INDOSAT

C Band: 24

Fixed Satellite

31 Agustus 2009

Transponder ext C Band: 11 Transponder Ku Band: 5 Transponder

4. 118 Indostar 1

10 Agustus 2012 (Cakrawarta 1)

MCI

S Band : 5 Transponder

C Band : 24 (+4)

Fixed Satellite

L Band:88 (+22)

Mobile Satellite

12 Februari 2000

Transponder

Studi Perkembangan dan Kondisi Satelit Indonesia (Diah Yuniarti)

No Slot Nama Satelit

Tanggal Orbit (BT)

Operator

Transponder

Jenis Satelit

Penempatan di Orbit

7. 146 PSN V

PSN

C Band: 24 Transponder

Fixed Satellite

1 Agustus 2012

Ku Band: 14 Transponder

8. 150.5 Palapa C2

INDOSAT

C Band: 30 Transponder

Fixed Satellite

15 Mei 1996

Ku Band: 6 Transponder

10 Januari 2007 Sumber : Data Statistik Direktorat Jenderal SDPPI Semester 2 Tahun 2012

9. NGSO LAPAN-Tubsat

LAPAN

Pengamatan Bumi

E. Regulasi Terkait

F. Teknik Analisis Data

Penyelenggaraan keantariksaan dan penanggulangan benda Data primer yang diperoleh dari hasil wawancara dan data jatuh

sekunder yang diperoleh melalui studi literatur akan Keantariksaan yang baru saja disahkan oleh DPR.

antariksa diatur

dilakukan analisis data deskriptif kualitatif untuk memberikan Penggunaan spektrum frekuensi dan orbit satelit untuk

gambaran mengenai perkembangan dan kondisi satelit penyelenggaraan keantariksaan berada di bawah Kementerian Indonesia. Menurut I Made Wirartha (Riyandini, 2010),

Komunikasi dan Informatika. Dalam hal ini, regulasi satelit Metode analisis deskriptif kualitatif yaitu menganalisis, Indonesia

menggambarkan dan meringkas berbagai kondisi, situasi dari Komunikasi

masih mengacu

Informatika berbagai data yang dikumpulkan berupa hasil dari wawancara Nomor:13/P/M.KOMINFO/8/2005 Tentang Penyelenggaraan

dan

atau pengamatan mengenai masalah yang diteliti yang terjadi Telekomunikasi yang Menggunakan Satelit dan Peraturan di lapangan. Langkah-langkah dalam menganalisis data terdiri

Menteri Komunikasi

dari sebagai berikut (Miles dan Huberman di dalam Wahono, Nomor:37/P/M.KOMINFO/12/2006 Tentang Perubahannya. 2004):

dan

Informatika

Regulasi ini mengatur tentang perizinan penggunaan satelit

1. Pengumpulan informasi, melalui wawancara mendalam dan penyelenggaraan satelit Indonesia. Jika satelit Indonesia 2. Reduksi, yaitu tahapan pemilahan informasi sesuai dengan

telah mencapai akhir masa operasi normal atau tidak dapat

permasalahan penelitian

berfungsi sesuai dengan rencana penggunaannya, di dalam

3. Penyajian. Setelah tahap reduksi, informasi disajikan Pasal 22 Permenkominfo Nomor:13/P/M.KOMINFO/8/2005

dalam bentuk tabel ditambah dengan uraian penjelasan. disebutkan bahwa penyelenggara telekomunikasi Indonesia

4. Tahap akhir, yaitu penarikan kesimpulan dan rekomendasi. wajib membuang satelit telekomunikasi dari orbitnya (deorbit)

atau memindahkan satelit komunikasi ke lokasi orbit lain jika

IV. H ASIL P ENELITIAN DAN P EMBAHASAN satelit akan dimanfaatkan kembali dengan prinsip tidak

Wawancara dilakukan kepada informan yang terdiri dari mengganggu satelit lain yang beroperasi.

penyelenggara satelit Indonesia dan regulator yang

III. M ETODE P ENELITIAN ditunjukkan pada Tabel 3 sebagai berikut:

T ABEL 3. I NFORMAN P ENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif untuk

No Jabatan

Instansi

mengetahui gambaran mengenai perkembangan dan kondisi

Subdirektorat Pengelolaan Orbit Satelit, satelit Indonesia.

1. Staf

Direktorat Penataan Sumber Daya Ditjen SDPPI

B. Teknik Penelitian Penelitian dilakukan dengan teknik penelitian wawancara

PT.Asia Cellular Satellite (ACeS) terhadap informan dari pihak penyelenggara satelit Indonesia

2. Regulatory

PT.Indosat, Tbk dan regulator.

3. Divisi Teknis

Satelit dan Regulatory

LAPAN Rancabungur Informan pada penelitian ini terdiri dari:

C. Informan

4. Kepala Bidang

Muatan Tenaga

1. Pihak Regulator: Kementerian Kominfo yakni Satelit Direktorat Penataan Sumber Daya SDPPI

5. Regulatory,

PT.Pasifik Satelit Nusantara (PSN)

2. Pihak Penyelenggara Satelit Indonesia yakni LAPAN,

Direktur

Operasi dan

Indosat, PSNdan AceS

Staf

D. Sumber : *data diolah Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di wilayah Jakarta dan Jawa

A. Hasil Wawancara

Barat mengingat informan dari pihak regulator dan

1. Penyelenggara Satelit Indonesia

penyelenggara satelit Indonesia berada di wilayah tersebut. Informan penyelenggara satelit Indonesia terdiri dari

E. Teknik Pengumpulan Data PT.Indosat, PT.PSN, PT.ACeS, dan LAPAN. Jawaban dari Sumber Data Primer diperoleh dengan melakukan

pertanyaan wawancara disajikan dalam bentuk matriks wawancara mendalam. Adapun sumber data sekunder (terlampir). diperoleh dari tinjauan pustaka mengenai satelit, khususnya

satelit Indonesia.

Buletin Pos dan Telekomunikasi, Vol.11 No.2 Juni 2013 : 121-136

2. Regulator jarak 8 derajat antar satelit, tidak diperlukan koordinasi. Selain dengan penyelenggara satelit Indonesia, wawancara

Koordinasi diperlukan jika terdapat overlapping terhadap juga dilakukan terhadap regulator,dalam hal ini Direktorat

cakupan wilayah, slot orbit berdekatan dan frekuensi satelit Penataan Sumber Daya Ditjen SDPPI Kementerian sama. Komunikasi dan Informatika. Direktorat Penataan Sumber

Regulasi satelit masih mengacu pada Peraturan Menteri No. Daya Ditjen SDPPI merupakan administrasi satelit Indonesia

13 tahun 2005 dan Peraturan Menteri No. 37 tahun 2006. yang bertanggung jawab atas kepemilikan filling satelit

Teknologi satelit dan reservasi penggunaan frekuensi terus Indonesia.

berkembang sesuai dengan kebutuhan masing-masing Negara. Satelit Indonesia yang masih berfungsi terdiri dari:

Vendor akan mengikuti kesepakatan internasional di dalam

1. Indostar-2 di 107.7 BT, milik MCI WRC (World Radio Conference). WRC akan menghasilkan

2. Telkom-1 di 108 BT, milik Telkom Final Act yang diikuti oleh seluruh Negara. Saat ini Indonesia

3. Palapa-D di 113, milik Indosat sedang meratifikasi Final Act 2012. WRC diadakan 3-4 tahun

4. Indostar-1/Cakrawarta-1 di 118, milik MCI

sekali.

5. Telkom-2 di 118, milik Telkom

B.

6. Perkembangan dan Kondisi Satelit Indonesia

Garuda-1 di 123, milik PSN

PSNV di 146, milik PSN Indonesia merupakan negara ketiga di dunia yang

Palapa C2 di 150.5, milik Indosat mengoperasikan sistem komunikasi satelit domestik dengan

LAPAN Tubsat, satelit NGSO, sehari bisa 6x putaran menggunakan satelit GSO. Hal ini ditandai dengan mengelilingi dunia

diluncurkannya Palapa-A1 buatan Hughes (sekarang Boeing Saat ini, Direktorat Penataan Sumber Daya sedang

Satellite Systems). Pada awalnya, pengelolaan satelit menyusun revisi RPM Tahun 2013 “Penggunaan Orbit Satelit

Indonesia berada di bawah Perumtel (sekarang Telkom). Pada Untuk Penyelenggaraan Telekomunikasi” yang merupakan

generasi selanjutnya, muncul Satelindo (Indosat), PSN, dan penyusunan ulang dari RPM tahun 2007. ITU mengatur

MCI. Biaya investasi peluncuran satelit yang cukup besar filling dan memeriksa spesifikasi satelit sesuai dengan mendorong beberapa pengelola satelit untuk melakukan kontrak yang diberikan ITU. Satelit yang beroperasi

kerjasama dalam pengadaan satelit, misalnya Palapa-C1 dan setidaknya memenuhi 60% dari kontrak frekuensi yang

Palapa-C-2 yang merupakan kerjasama antara PSN dan didaftarkan di ITU. Misal palapa C1 sudah habis masa

Satelindo (Indosat) serta Garuda-1 antara PSN dan ACeS. operasinya. Akhirnya, dipinjam satelit Negara lain untuk Selain itu, PSN juga mengadakan kerjasama dengan PLDT

mengisi orbit yang ditinggalkan. Satelit pengganti tersebut dalam pengelolaan satelit Palapa Pasifik-2/Agila-2, yang harus mencakup minimal 60% dari frekuensi yang didaftarkan

merupakan satelit administrasi Filipina yang ditempatkan di

di ITU. ITU tidak memberikan sanksi kepada negara yang slot orbit milik PSN (Indonesia) pada 146 BT. Dalam hal melanggar ketentuan. Sanksi dapat diberikan pada level yang

pengadaan satelit, PSN mempelopori pengadaan satelit lebih tinggi dibandingkan ITU, misalnya di dalam sidang

dengan cara IOT (in orbit acquisition), yaitu dengan internasional anggota ITU.

mengakuisisi satelit dari orbit yang lain, bukan dengan Di dalam Koordinasi Satelit (Korsat) yang pelaksanaannya

meluncurkan satelit dari bumi. Perkembangan dan kondisi dikoordinir oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika

satelit Indonesia dari awal diluncurkan hingga saat ini biasanya terdapat general agreement, misalnya untuk selisih

ditunjukkan pada Tabel 5.

T ABEL 5. P ERKEMBANGAN DAN K ONDISI S ATELIT I NDONESIA

No. Nama Satelit

Pabrikan

Penyelenggara

Jenis Satelit 4 Kondisi

Tidak beroperasi sejak 1983 2

Tidak beroperasi sejak Januari 1987 2

Satellite

3. Palapa -B1

Dijual ke PSN pada tahun 1990, berganti

Satellite

nama menjadi Palapa Pasifik-1. Sudah tidak beroperasi 2

Gagal menempati orbit, dijemput dan

Satellite

diperbaiki kembali 2

5. Palapa-B2P

Beralih kepemilikan ke Satelindo pada

Satelindo

Satellite

tahun 1993. Akhir operasi 1996. 2

6. Palapa-B2R

Palapa-B2 yang diperbaiki. Akhir operasi

Akhir operasi tahun 2005. 2

Gagal operasi. Beberapa kali beralih

kondosat dengan

Satellite

kepemilikan, terakhir disewakan AS ke

PSN

Pakistan tahun 2002. 1

Masih beroperasi di slot orbit Indosat

(Indosat)

Satellite

150.5 O BT, akhir operasi diperkirakan akhir

kondosat dengan

tahun ini (2013)/tahun depan. 3

PSN

Studi Perkembangan dan Kondisi Satelit Indonesia (Diah Yuniarti)

No. Nama Satelit

Pabrikan

Penyelenggara

Jenis Satelit 4 Kondisi

Satelit

10. Palapa Pasifik-2/Agila-2 Space

PLDT (Filipina)

Fixed

Awalnya ditempatkan pada slot orbit

Systems/Loral

kondosat dengan

Satellite

Dokumen yang terkait

Konvergensi Regulasi dan Kelembagaan Struktur Industri Logistik, Pos, dan Kurir regulatory convergence and institutional structure in logistics, postal and courier industry

0 0 12

Analisis Kematangan Implementasi Internet Protocol versi 6 (IPv6) di Indonesia dengan Interim Maturity Level (IML) analysis of internet protocol version 6 implementation maturity in Indonesia using interim maturity level (IML)

0 0 12

Studi Peran Industri Perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Pengembangan Teknologi WiMAX di Indonesia study of information and communication technology (ict)industry role in the development of wimax technology in indonesia

0 0 14

Migrasi Infrastruktur Sistem Pemancar Stasiun Televisi Lokal di Sulawesi Utara Dalam Menghadapi Migrasi Sistem Siaran Televisi Digital the migration of transmitter system infrastructure of local television station in North Sulawesi towards migration of di

0 2 12

Analisis Kinerja Penggunaan Modulasi QPSK, 8PSK, 16QAM Pada Satelit Telkom-1 The Analysis Of Usage Performance Of QPSK, 8PSK, 16QAM Modulation On Telkom-1 Satellite

0 0 20

Do Productive Uses of ICT Connect to Income Benefits: A Case Study on TeleuseBOP4 Survey in Indonesia analisis hubungan produktivitas penggunaan tik dengan pendapatan: studi kasus survey teleusebop4 di indonesia

0 0 16

Analisis SWOT Sampah Antariksa Indonesia SWOT Analysis of Indonesian Space Debris

0 1 16

Implementasi Server VoIP Berbasis SIP Pada LAN Nirkabel Implementation of SIP Based VoIP Server on Wireless LAN

0 0 12

Strategi Implementasi Kebijakan Publik dalam Mendorong Percepatan Pengembangan Pengguna Internet Public Policy Implementation Strategy in Encouraging Acceleration of Internet Users Development

0 2 12

Deskripsi Kualitas Layanan Jasa Akses Internet di Indonesia dari Sudut Pandang Penyelenggara Description of Internet Quality of Services (Qos) in Indonesia From the Providers’ Point of View

0 1 10