Usaha dan Kegiatan Karang Taruna
Usaha dan Kegiatan Karang Taruna
Usaha Kesejahteraan Sosial (UKS)
Tugas utama yang mendasari lahirnya Karang Taruna adalah kepedulian mereka pada lingkungan
masyarakat yang terkait dengan upaya memajukan usaha-usaha kesejahteraan. Karang Taruna
menyadari secara partisipatif mereka dapat melakukan upaya penanganan permasalahan sosial
yang ada sesuai dengan potensi dan kapasitas yang dimiliki. Kepedulian Karang Taruna terhadap
masalah sosial urnumnya terbangun dari nilai-nilai yang ada di lingkungan masyarakatnya.
Bentuk kegiatan maupun jenis permasalahan yang ditangani pun beragam, sesuai keadaan dan
permasalahan yang menonjol di lingkungan masyarakat sekitar.
Jenis-jenis permasalahan sosial yang ditangani oleh Karang Taruna antara lain sebagai berikut :
1. Lansia
2. Anak & Keluarga
3. Fakir Miskin
4. Tuna Sosial
5. Penyandang Cacat
6. Kenakalan Remaja
7. HIV/AIDS dan NAPZA
8. Korban Bencana
Seiring dengan makin dewasanya organisasi Karang Taruna, bentuk-bentuk kegiatan maupun
pendekatan yang dilaksanakan dalam proses penanganan berbagai masalah sosial yang menjadi
perhatian Karang Taruna pun semakin kreatif. Mulai dari penanganan secara sederhana hingga
penanganan yang terencana dan terorganisir dengan baik. Bantuan teknis dari instansi sosial
terkait sangat membantu, dan pengalaman pengurus sebelumnya dalam mengelola kegiatan
serupa sering dijadikan acuan oleh pengurus berikutnya, baik dalam merencanakan kegiatan
maupun bentuk pelaporan kegiatannya. Secara umum bentuk-bentuk dan pendekatan kegiatan
yang mereka laksanakan di bidang UKS adalah sebagai berikut :
1. Pemberian bantuan langsung dalam bentuk natura atau kebutuhan pokok kepada masyarakat
penyandang masalah.
2. Pelayanan, memberikan bantuan tenaga, menyalurkan, mendaftarkan, memberikan informasi,
dsb.
3. Pendampingan, memberikan bimbingan teknis dan pendampingan dalam program-program
tertentu bekerjasama dengan pemerintah maupun LSM.
4. Penyuluhan, bimbingan sosial, memberikan motivasi, konsultasi, melakukan mediasi, serta
pembinaan mental generasi muda.
5. Advokasi, mendorong partisipasi masyarakat untuk bersama-sama dalam suatu program
bersama yang ditujukan bagi penyelesaian masalah bersama serta melakukan perbaikan
lingkungan desa secara gotong royong.
Usaha Ekonomi Produktif (UEP)
Karang Taruna tidak melupakan tanggung jawabnya bahwa kelak mereka harus produktif secara
ekonomi untuk mendukung kehidupannya. Kegiatan ekonomi produktif yang dilaksanakan oleh
Karang Taruna umumnya bertujuan untuk membuka peluang kerja bagi anggotanya sehingga
kegiatan tersebut menjadi cikal bakal terbukanya kesempatan bekerja yang lebih luas. Salah satu
bentuk Usaha Ekonomi Produktif yang sering dijalankan adalah program KUBE (Kelompok
Usaha Bersama). Program ini dijalankan secara berkelompok dengan beranggotakan 10 sampai
20 orang per kelompok. Tujuan umum dari penyelenggaraan UEP atau KUBE adalah:
1. Meningkatkan kualitas hidup PMKS.
2. Meningkatkan peran dalam proses industrialisasi, percepatan pengalihan teknologi, dan
peningkatan kualitas SDM yang disertai penguatan kelembagaan.
3. Meningkatkan peran masyarakat sebagai sumber pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan
kerja, peningkatan daya saing, serta peningkatan pendapatan pada kelompok masyarakat
berpenghasilan rendah.
4. Meningkatkan keberdayaan dan kualitas masyarakat pedesaan, sebagai salah satu modal sosial
berupa jaringan kerjasama untuk memperkuat posisi tawar.
5. Peningkatan dukungan bagi pembentukan dan pengembangan Kluster Industri berbasis
teknologi serta peningkatan dukungan bagi penerapan Teknologi Tepat Guna.
6. Program pengembangan komoditi unggulan daerah.
Usaha ekonomi produktif (UEP) ini biasanya disesuaikan dengan potensi lingkungan dan
keterampilan yang dimiliki oleh pengurus atau anggotanya. Wilayah dengan potensi pertanian
seperti Jawa dan Sumatera menunjukkan adanya korelasi dengan kegiatan ekonomi produktif
yang ditekuni oleh Karang Taruna melalui budidaya tanaman pangan atau palawija.
Wilayah perkotaan menunjukkan kecenderungan usaha Karang Taruna di bidang jasa, dan daerah
dengan hasil alam spesifik seperti rotan di Kalimantan mendorong Karang Taruna menekuni
usaha kerajinan rotan. Meskipun antar daerah tetap memiliki keragaman jenis usaha, secara
umum bidang-bidang kegiatan UEP yang dijalankan oleh Karang Taruna dapat antara lain:
1. Kerajinan, Konveksi, Olahan Pangan, Alat Perabotan, dll.
2. Hasil Bumi, produk olahan, barang-barang konsumen, dll.
3. Perbengkelan, salon, pembayaran kolektif, desain, percetakan/sablon, dll.
4. Kelompok usaha, koperasi, arisan, iuran remaja, dll.
5. Peternakan unggas, ikan, hewan peliharaan, dll.
6. Tanaman pangan, palawija, tanaman hias, pembibitan, dll.
Kegiatan-kegiatan
UEP umumnya didanai dari berbagai sumber pendanaan. Sumber atau pola pendanaan yang
umum dilakukan antara lain :
1. Bantuan dari pemerintah atau dinas terkait melalui paket bantuan stimulan, baik yang disertai
dengan pelatihan teknis maupun tidak.
2. Swadana anggota dan pengurus, dalam bentuk iuran maupun pinjaman.
3. Penyisihan dari hasil usaha sebelumnya atau dana yang disisihkan dari sumber-sumber lain.
4. Pinjaman perorangan, dari warga masyarakat, pengusaha atau sumber lain.
5. Modal usaha yang diberikan oleh mitra, baik perorangan maupun perusahaan.
Agar Program UEP/KUBE dapat berjalan secara efektif, tepat sasaran dan berkesinambungan,
maka perlu diperhatikan 3 strategi utama yang harus dijalankan dalam mengelola program UEP
dan KUBE, ke tiga strategi tersebut adalah:
A. PEMBERDAYAAN
1. Peningkatan penyediaan infrastruktur dan jaringan pendukung;
2. Peningkatan dukungan melalui pendekatan pembinaan Sentra-sentra produksi/Klaster disertai
dukungan penyediaan Infrastruktur yang memadai;
3. Memprioritaskan Usaha Mikro/Sektor Informal dalam rangka mendukung pengembangan
ekonomi pedesaan, terutama di daerah tertinggal dan kantong-kantong kemiskinan;
4. Memfasilitasi pelatihan Budaya Usaha dan Kewirausahaan serta bimbingan teknis manajemen
usaha.
B. PEMBINAAN
1. Mendorong terciptanya diversifikasi usaha yang kompetitif.
2. Peningkatan kemampuan manajemen.
3. Peningkatan dan perluasan jaringan pemasaran dan hubungan sinergitas antara Industri Kecil
dengan Industri besar.
C. PENGEMBANGAN
1. Peningkatan SDM dan Kelembagaan melalui Pendidikan Latihan Ketrampilan Usaha dan
Manajemen Usaha;
2. Penciptaan jaringan kerjasama dan kemitraan usaha yang didukung oleh Organisasi
Masyarakat setempat, Swasta dan Perguruan Tinggi;
3. Memperluas akses kepada sumber permodalan khususnya Perbankan dan Lembaga
Permodalan Masyarakat lainnya.
Kegiatan Olah Raga, Rekreasi & Kesenian
Karang Taruna menyadari betul bahwa badan yang sehat akan mendorong terciptanya jiwa yang
sehat, karenanya kegiatan di bidang olahraga dan kesenian umumnya mendapatkan perhatian
yang cukup besar baik dari pengurus maupun anggota. Melalui kegiatan olahraga dan
kesenianlah para anggota baik yang aktif maupun pasif memiliki kesempatan untuk berinteraksi.
Kegiatan kepanitiaan olahraga, perlombaan, pentas seni dan lain sebagainya membuka
kesempatan berpartisipasi secara luas, keakraban, kepemimpinan dan kerjasama umumnya
terbangun dalam proses seperti ini. Tidak sedikit Karang Taruna yang menekuni bidang olahraga
dan seni secara serius tidak sekadar sebagai media rekreatif, namun sebagai ajang pengembangan
minat dan bakat, bahkan banyak pula yang mencapai prestasi, baik secara perorangan maupun
kelompok. Bentuk-bentuk kegiatan yang sering dilakukan dalam bidang ini antara lain :
1. Pengelolaan perlombaan atau kompetisi baik olahraga maupun kesenian, dimulai pada
tingkatan kelurahan sampai provinsi, Bisa juga sekedar pertandingan persahabatan olahraga.
2. Penampilan bakat dibidang kesenian melalui pentas, pagelaran, wisata.
3. Peningkatan keterampilan berkesenian melalui sanggar, klub, atau latihan bersarna di bidang
olahraga atau kesenian dengan instruktur yang lebih berpengalaman.
Usaha Kesejahteraan Sosial (UKS)
Tugas utama yang mendasari lahirnya Karang Taruna adalah kepedulian mereka pada lingkungan
masyarakat yang terkait dengan upaya memajukan usaha-usaha kesejahteraan. Karang Taruna
menyadari secara partisipatif mereka dapat melakukan upaya penanganan permasalahan sosial
yang ada sesuai dengan potensi dan kapasitas yang dimiliki. Kepedulian Karang Taruna terhadap
masalah sosial urnumnya terbangun dari nilai-nilai yang ada di lingkungan masyarakatnya.
Bentuk kegiatan maupun jenis permasalahan yang ditangani pun beragam, sesuai keadaan dan
permasalahan yang menonjol di lingkungan masyarakat sekitar.
Jenis-jenis permasalahan sosial yang ditangani oleh Karang Taruna antara lain sebagai berikut :
1. Lansia
2. Anak & Keluarga
3. Fakir Miskin
4. Tuna Sosial
5. Penyandang Cacat
6. Kenakalan Remaja
7. HIV/AIDS dan NAPZA
8. Korban Bencana
Seiring dengan makin dewasanya organisasi Karang Taruna, bentuk-bentuk kegiatan maupun
pendekatan yang dilaksanakan dalam proses penanganan berbagai masalah sosial yang menjadi
perhatian Karang Taruna pun semakin kreatif. Mulai dari penanganan secara sederhana hingga
penanganan yang terencana dan terorganisir dengan baik. Bantuan teknis dari instansi sosial
terkait sangat membantu, dan pengalaman pengurus sebelumnya dalam mengelola kegiatan
serupa sering dijadikan acuan oleh pengurus berikutnya, baik dalam merencanakan kegiatan
maupun bentuk pelaporan kegiatannya. Secara umum bentuk-bentuk dan pendekatan kegiatan
yang mereka laksanakan di bidang UKS adalah sebagai berikut :
1. Pemberian bantuan langsung dalam bentuk natura atau kebutuhan pokok kepada masyarakat
penyandang masalah.
2. Pelayanan, memberikan bantuan tenaga, menyalurkan, mendaftarkan, memberikan informasi,
dsb.
3. Pendampingan, memberikan bimbingan teknis dan pendampingan dalam program-program
tertentu bekerjasama dengan pemerintah maupun LSM.
4. Penyuluhan, bimbingan sosial, memberikan motivasi, konsultasi, melakukan mediasi, serta
pembinaan mental generasi muda.
5. Advokasi, mendorong partisipasi masyarakat untuk bersama-sama dalam suatu program
bersama yang ditujukan bagi penyelesaian masalah bersama serta melakukan perbaikan
lingkungan desa secara gotong royong.
Usaha Ekonomi Produktif (UEP)
Karang Taruna tidak melupakan tanggung jawabnya bahwa kelak mereka harus produktif secara
ekonomi untuk mendukung kehidupannya. Kegiatan ekonomi produktif yang dilaksanakan oleh
Karang Taruna umumnya bertujuan untuk membuka peluang kerja bagi anggotanya sehingga
kegiatan tersebut menjadi cikal bakal terbukanya kesempatan bekerja yang lebih luas. Salah satu
bentuk Usaha Ekonomi Produktif yang sering dijalankan adalah program KUBE (Kelompok
Usaha Bersama). Program ini dijalankan secara berkelompok dengan beranggotakan 10 sampai
20 orang per kelompok. Tujuan umum dari penyelenggaraan UEP atau KUBE adalah:
1. Meningkatkan kualitas hidup PMKS.
2. Meningkatkan peran dalam proses industrialisasi, percepatan pengalihan teknologi, dan
peningkatan kualitas SDM yang disertai penguatan kelembagaan.
3. Meningkatkan peran masyarakat sebagai sumber pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan
kerja, peningkatan daya saing, serta peningkatan pendapatan pada kelompok masyarakat
berpenghasilan rendah.
4. Meningkatkan keberdayaan dan kualitas masyarakat pedesaan, sebagai salah satu modal sosial
berupa jaringan kerjasama untuk memperkuat posisi tawar.
5. Peningkatan dukungan bagi pembentukan dan pengembangan Kluster Industri berbasis
teknologi serta peningkatan dukungan bagi penerapan Teknologi Tepat Guna.
6. Program pengembangan komoditi unggulan daerah.
Usaha ekonomi produktif (UEP) ini biasanya disesuaikan dengan potensi lingkungan dan
keterampilan yang dimiliki oleh pengurus atau anggotanya. Wilayah dengan potensi pertanian
seperti Jawa dan Sumatera menunjukkan adanya korelasi dengan kegiatan ekonomi produktif
yang ditekuni oleh Karang Taruna melalui budidaya tanaman pangan atau palawija.
Wilayah perkotaan menunjukkan kecenderungan usaha Karang Taruna di bidang jasa, dan daerah
dengan hasil alam spesifik seperti rotan di Kalimantan mendorong Karang Taruna menekuni
usaha kerajinan rotan. Meskipun antar daerah tetap memiliki keragaman jenis usaha, secara
umum bidang-bidang kegiatan UEP yang dijalankan oleh Karang Taruna dapat antara lain:
1. Kerajinan, Konveksi, Olahan Pangan, Alat Perabotan, dll.
2. Hasil Bumi, produk olahan, barang-barang konsumen, dll.
3. Perbengkelan, salon, pembayaran kolektif, desain, percetakan/sablon, dll.
4. Kelompok usaha, koperasi, arisan, iuran remaja, dll.
5. Peternakan unggas, ikan, hewan peliharaan, dll.
6. Tanaman pangan, palawija, tanaman hias, pembibitan, dll.
Kegiatan-kegiatan
UEP umumnya didanai dari berbagai sumber pendanaan. Sumber atau pola pendanaan yang
umum dilakukan antara lain :
1. Bantuan dari pemerintah atau dinas terkait melalui paket bantuan stimulan, baik yang disertai
dengan pelatihan teknis maupun tidak.
2. Swadana anggota dan pengurus, dalam bentuk iuran maupun pinjaman.
3. Penyisihan dari hasil usaha sebelumnya atau dana yang disisihkan dari sumber-sumber lain.
4. Pinjaman perorangan, dari warga masyarakat, pengusaha atau sumber lain.
5. Modal usaha yang diberikan oleh mitra, baik perorangan maupun perusahaan.
Agar Program UEP/KUBE dapat berjalan secara efektif, tepat sasaran dan berkesinambungan,
maka perlu diperhatikan 3 strategi utama yang harus dijalankan dalam mengelola program UEP
dan KUBE, ke tiga strategi tersebut adalah:
A. PEMBERDAYAAN
1. Peningkatan penyediaan infrastruktur dan jaringan pendukung;
2. Peningkatan dukungan melalui pendekatan pembinaan Sentra-sentra produksi/Klaster disertai
dukungan penyediaan Infrastruktur yang memadai;
3. Memprioritaskan Usaha Mikro/Sektor Informal dalam rangka mendukung pengembangan
ekonomi pedesaan, terutama di daerah tertinggal dan kantong-kantong kemiskinan;
4. Memfasilitasi pelatihan Budaya Usaha dan Kewirausahaan serta bimbingan teknis manajemen
usaha.
B. PEMBINAAN
1. Mendorong terciptanya diversifikasi usaha yang kompetitif.
2. Peningkatan kemampuan manajemen.
3. Peningkatan dan perluasan jaringan pemasaran dan hubungan sinergitas antara Industri Kecil
dengan Industri besar.
C. PENGEMBANGAN
1. Peningkatan SDM dan Kelembagaan melalui Pendidikan Latihan Ketrampilan Usaha dan
Manajemen Usaha;
2. Penciptaan jaringan kerjasama dan kemitraan usaha yang didukung oleh Organisasi
Masyarakat setempat, Swasta dan Perguruan Tinggi;
3. Memperluas akses kepada sumber permodalan khususnya Perbankan dan Lembaga
Permodalan Masyarakat lainnya.
Kegiatan Olah Raga, Rekreasi & Kesenian
Karang Taruna menyadari betul bahwa badan yang sehat akan mendorong terciptanya jiwa yang
sehat, karenanya kegiatan di bidang olahraga dan kesenian umumnya mendapatkan perhatian
yang cukup besar baik dari pengurus maupun anggota. Melalui kegiatan olahraga dan
kesenianlah para anggota baik yang aktif maupun pasif memiliki kesempatan untuk berinteraksi.
Kegiatan kepanitiaan olahraga, perlombaan, pentas seni dan lain sebagainya membuka
kesempatan berpartisipasi secara luas, keakraban, kepemimpinan dan kerjasama umumnya
terbangun dalam proses seperti ini. Tidak sedikit Karang Taruna yang menekuni bidang olahraga
dan seni secara serius tidak sekadar sebagai media rekreatif, namun sebagai ajang pengembangan
minat dan bakat, bahkan banyak pula yang mencapai prestasi, baik secara perorangan maupun
kelompok. Bentuk-bentuk kegiatan yang sering dilakukan dalam bidang ini antara lain :
1. Pengelolaan perlombaan atau kompetisi baik olahraga maupun kesenian, dimulai pada
tingkatan kelurahan sampai provinsi, Bisa juga sekedar pertandingan persahabatan olahraga.
2. Penampilan bakat dibidang kesenian melalui pentas, pagelaran, wisata.
3. Peningkatan keterampilan berkesenian melalui sanggar, klub, atau latihan bersarna di bidang
olahraga atau kesenian dengan instruktur yang lebih berpengalaman.