Gaya dan Bencana Alam Geologi
GAYA DAN BENCANA ALAM GEOLOGI
A.
Gaya Geologi Eksogen
Gaya geologi eksogen adalah suatu gaya yang berupa tenaga berasal
dari luar permukaan bumi, gaya eksogen bersifat merusak, merombak, merubah
permukaan bumi yang sudah terbentuk oleh gaya endogen. Bentuk-bentuk muka
bumi yang ada pada zaman sekarang ini adalah akibat adanya gaya eksogen,
contohnya pada suatu bukit hasil gaya endogen yang terkikis oleh angin akan
mengalami perubahan pada bentuk permukaannya. Secara umum gaya eksogen
dipengaruhi oleh:
Hidrosfer adalah bagian bumi yang berupa perairan seperti laut, sungai,
dan danau yang dimana akan menghasilkan terjadinya erosi atau
pengikisan, dan tertansportasi ke permukaan sehingga terjadinya
pengendapan.
Biosfer adalah tempat dimana semua makhluk hidup tinggal di
permukaan dan melakukan aktivitas untuk bertahan hidup. Aktivitas
makhluk hidup ini berdampak pada keadaan biosfer.
Atmosfer adalah bagian bumi yang berupa udara seperti panas matahari
dan suhu, angin juga mempengaruhi terjadinya gaya eksogen.
Gaya geologi eksogen ini berupa pelapukan, pengikisan atau erosi, dan
pengendapan. Pelapukan adalah proses perombakan suatu batuan dari bentuk
bongkahan hingga bentuk paling kecil bahkan dalam bentuk larut dalam air.
Pelapukan ini dibagi menjadi tiga jenis yaitu pelapukan mekanik, pelapukan
kimiawi dan pelapukan biologis, yang membedakan ketiganya adalah faktor yang
menyebabkan terjadinya pelapukan. Pelapukan mekanik dipengaruhi oleh angin,
suhu, dan panas matahari sedangkan pelapukan biologis dipengaruhi oleh
makhluk hidup atau organisme seperti cacing tanah. Berbeda halnya dengan
pelapukan kimiawi yang disebabkan oleh unsur kimia seperti karbon dioksida dan
pelapukan kimiawi ini akan mengubah atau dekomposisi struktur batuan tersebut.
Contoh pada pelapukan kimiawi ini adalah gejala karst yang diakibatkan oleh
adanya kandungan karbon dioksida dalam air pada batu kapur, gejala karst yang
paling fenomenal adalah dengan ditemukannya stalagtit dan stalagmit.
Sumber: mapalageo.blogspot
Foto 1
Stalagtit dan Stalagmit
Pengikisan atau proses erosi adalah suatu proses atau kejadian
pengikisan permukaan tanah yang disebabkan oleh pergerakan air atau angin.
Berdasarkan medianya, media penyebab erosi dibagi menjadi empat macam,
yaitu erosi oleh air, erosi oleh angin, erosi oleh gletser dan erosi oleh salju.
Dalam bentang alam ini, agen penyebab erosi yang paling dominan adalah air.
Sungai dapat mengerosi batuan sedimen yang dilaluinya, memotong lembah,
memperdalam dan memperlebar sungai dengan cara-cara :
Quarrying, yaitu pendongkelan batu yang dilaluinya.
Abrasi, yaitu penggerusan terhadap batuan yang dilewatinya.
Scouring, yaitu penggerusan dasar sungai akibat adanya ulakan sungai,
misalnya pada daerah cut off slope.
Korosi, yaitu terjadinya reaksi terhadap batuan yang dilaluinya.
Hydraulic action, kemampuan air mengangkat dan memindahkan batuan
atau material-material sediment dengan gerakan memutar sehingga
batuan pecah dan kehilangan fragmen.
Solution, solution dalam proses erosi berjalan lambat, tetapi efektif.
Diantara banyaknya erosi, berikut ini adalah sifat-sifat erosi yang sering
terjadi disekitar. Sifat erosi ini ditinjau dari sering terjadinya erosi atau kebiasaan
erosi terjadi, yaitu:
Intensitasnya sebanding dengan aliran sungai.
Makin banyak bercampur dengan material lain maka erosi makin efektif.
Selalu menuju ke base level.
Berdasarkan arahnya, erosi dapat dibedakan menjadi:
Erosi ke arah hulu (head ward erotion) adalah erosi yang terjadi pada
ujung bagian hulu sungai.
Erosi lateral yaitu erosi yang arahnya mendatar dan dominan terjadi pada
daerah tengah sungai yang menyebabkan bertambah lebar dan panjang
sungai. Erosi yang berlangsung terus hingga suatu saat akan mencapai
batas dimana air sungai sudah tidak lagi mampu mengerosi lagi (erotion
base level).
Erosi vertikal, erosi yang arahnya tegak dan cenderung terjadi pada
daerah
bagian
hulu
pada
sungai
dan
menyebabkan
terjadinya
pendalaman lembah sungai.
Sumber: geologcall.blogspot.com
Foto 2
Erosi
Proses pengendapan material karena aliran sungai tidak mampu lagi
mengangkut material yang di bawanya. Apabila kemampuan mengangkut
semakin berkurang, maka material yang berukuran besar dan lebih berat akan
terendapkan terlebih dahulu, baru kemudian material yang lebih halus dan
ringan.
Bagian sungai yang paling efektif untuk proses pengendapan ini adalah
bagian hilir atau pada bagian slip of slope pada belokan sungai, karena biasanya
pada bagian belokan ini terjadi pengurangan energi yang cukup besar. Ukuran
material yang diendapkan berbanding lurus dengan besarnya energi pengangkut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses erosi dan sedimentasi adalah
sebagai berikut seperti gradien dan kemiringan, discharge, bentuk aliran sungai.
Gradien atau kemiringan lereng sungai, bila air mengalir dari sungai yang
kemiringan lerengnya curam ke dataran yang lebih rendah maka
kecepatan air berkurang dan tiba-tiba hilang sehingga menyebabkan
pengendapan pada dasar sungai. Bila kemudian ada lereng yang terjal
lagi,
kecepatan
akan
meningkat
sehingga
terjadi
erosi
yang
menyebabkan pendalaman lembah.
Bentuk alur sungai, aliran air akan menggerus bagian tepi dan dasar
sungai. Semakin besar gesekan yang terjadi maka air akan mengalir lebih
lambat. Sungai yang dalam, sempit dan permukaan dasarnya tidak kasar,
aliran airnya deras. Sungai yang lebar, dangkal dan permukaan dasarnya
tidak kasar, atau sempit, dalam tetapi permukaan dasarnya kasar, aliran
airnya lambat.
Kecepatan aliran sungai maksimal pada tengah alur sungai, bila sungai
membelok maka kecepatan maksimal ada pada daerah cut off slope
(terjadi erosi) karena gaya sentrifugal. Pengendapan terjadi bila
kecepatan sungai menurun atau bahkan hilang.
Discharge, volume air yang keluar dari suatu sungai. Proses erosi dan
transportasi terjadi karena besarnya kecepatan aliran sungai dan
discharge.
Sumber: ndiana.edu
Gambar 1
Proses Meandering
B.
Gaya Geologi Endogen
Gaya geologi endogen adalah gaya berupa tenaga yang berasal dari
dalam bumi dengan adanya kegiatan vulkanisme atau kegiatan gunung api,
plutonik atau kegiatan magmatisme, gempa bumi, orogenesa atau pembentukan
suatu gunung dan gerak-gerak lempeng.
Pada umumnya gaya endogen ini berasal dari aktivitas magmatisme yang
menghasilkan produk yaitu gunung api, dan menyebabkan terjadinya tipe-tipe
gunung berapi. Hasil letusan gunung api yaitu berupa batuan piroklastik, jika
letusan ini mencapai laut akan terjadi gelombang tsunami.
Sumber: volcanoblogs
Gambar 2
Tipe-tipe Letusan Gunung Api
Letusan tipe hawaii terjadi karena lava yang keluar sangat cair sehingga
aliran lava melebar ke segala arah dan berbentuk tameng, contoh gunung
yang memiliki letusan tipe hawaii yaitu gunung Manoa Loa di Hawaii.
Letusan tipe stromboli adalah gunung yang memiliki intensitas waktu
letusan secara bersamaan dan letusannya membulat namun lebih dari
tipe plinian, contoh gunung yang memilik tipe stromboli adalah gunung
Vesuvius di Italia.
Letusan tipe vulkano mengeluarkan material padat seperti bom, dan
lapilli, contoh gunung tipe letusan vulkano yaitu gunung Semeru di Jawa
Timur.
Letusan tipe plinian adalah tipe letusan yang sangat berbahaya karena
letusannya dapat mencapai tinggi hingga 80 km, contoh kasus yang
pernah terjadi adalah gunung Krakatau di sekitar selat Sunda.
Letusan tipe merapi mengeluarkan lava panas dan kental yang
menyumbat mulut kawah, terbentuknya awan panas pada saat meletus.
Letusan tipe St. Vincent adalah letusan yang menyebabkan tumpahnya
air danau bersamaan dengan lahar yang keluar.
C.
Bencana Alam Geologi
Bencana alam adalah suatu kejadian dimana terjadinya proses alam yang
menyebabkan
kerugian
bagi
manusia.
Beberapa
proses
geologi
akan
menyebabkan terjadinya bencana alam geologi seperti gerakan tanah (longsor),
letusan gunung api, gempa bumi, dan gelombang tsunami.
1.
Gerakan Tanah
Gerakan tanah atau yang biasa dikenal tanah longsor adalah peristiwa
dimana mengalami pergerakan berupa gelinciran, aliran, amblasan, dan jatuhan.
Faktor yang menyebabkan gerakan tanah yaitu topografi, vegetasi, keadaan
struktur, keadaan air dan kelembaban.
Tipe gelinciran
Sumber: miu.edu
Gambar 3
Gerakan Tanah Tipe Gelinciran
Tipe aliran
Sumber: fly.edu
Gambar 4
Gerakan Tanah Tipe Aliran
Tipe jatuhan
Sumber: fly.edu
Gambar 5
Gerakan Tanah Tipe Aliran
2.
Gunung Api
Bencana alam tidak dapat diketahui sebelumnya termasuk bencana alam
yang diakibatkan oleh gunung api tanpa disadari sebelumnya bencana alam
gunung api ini dapat terjadi secara tiba-tiba. Material-material yang dikeluarkan
oleh letusan gunung api ini berupa: aliran lahar dan lava, juga gas yang beracun
dan membahayakan bagi manusia.
Vulkanisme merupakan sebuah proses pada magma yang menerobos
kearah permukaan bumi ataupun ke arah atmosfer yang mengakibatkan
terjadinya suatu pembekuan pada batuan atau yang dikenal sebagai proses
pembentukan batuan beku.
Sumber: volcanoblogs
Foto 3
Letusan Gunung Api
3.
Gempa Bumi
Gempa bumi merupakan suatu gerakan yang terjadi secara tiba-tiba pada
kerak bumi, yang menyebabkan adanya gerakan ini yaitu dikarenakan adanya
suatu beban atau sebuah tekanan yang dilepaskan secara mendadak ataupun
secara tiba-tiba.
Sumber: miu.edu
Gambar 6
Alat Seismograf
KESIMPULAN
Gaya-gaya yang berhubungan dengan aktivitas geologi ada dua yaitu
gaya geologi eksogen dan gaya geologi endogen. Gaya geologi eksogen adalah
gaya yang berasal dari luar sedangkan gaya geologi endogen berasal dari
dalam. Gaya geologi ini jika dikaitkan dengan faktor sebab akibat, akan
menyebabkan bencana alam geologi. Misalnya pada gaya geologi endogen yang
berasal dari aktivitas magmatisme akan menyebabkan terjadinya letusan gunung
berapi.
Bencana alam adalah suatu perisitiwa dimana jatuhnya korban atau
terjadinya kerugian terhadap manusia. Bencana alam ini diakibatkan oleh adanya
aktivitas gaya geologi, misalnya letusan gunung api dan gempa bumi. Bencana
alam merupakan peristiwa yang disebabkan oleh alam yang dapat terjadi kapan
saja dan dimana saja tanpa disadari.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2013. ”Gaya-gaya Geologi”,
http://geologitambangsmk.blogspot.com/2013/08/gaya-gayage.html.
Diakses tanggal 4 Mei 2015 pukul 21.00 WIB.
Anonymous, 2007. ”Gaya Eksogen dan Endogen”,
https://morishige.wordpress.com/2007/09/21/gaya-endogen-daneksogen-sangat-berjasa-bagi-kehidupan-manusia/. Diakses tanggal
4 Mei 2015 pukul 20.00 WIB.
Pramono, Yudha, 2014. ”Tipe Gunung Api”,
http://yudhapramuka.blogspot.com/2014/07/bentuk-bentuk-dan-tipegunung-api.html. Diakses tanggal 5 Mei 2015 pukul 21.00 WIB.
Sulaiman, Tedy, 2013. “Bencana Alam Geologi”,
http://jurnalapapun.blogspot.com/2014/03/pengertian-danklasifikasi-bencana-alam.html. Diakses tanggal 5 Mei 2015 pukul
19.00 WIB.
A.
Gaya Geologi Eksogen
Gaya geologi eksogen adalah suatu gaya yang berupa tenaga berasal
dari luar permukaan bumi, gaya eksogen bersifat merusak, merombak, merubah
permukaan bumi yang sudah terbentuk oleh gaya endogen. Bentuk-bentuk muka
bumi yang ada pada zaman sekarang ini adalah akibat adanya gaya eksogen,
contohnya pada suatu bukit hasil gaya endogen yang terkikis oleh angin akan
mengalami perubahan pada bentuk permukaannya. Secara umum gaya eksogen
dipengaruhi oleh:
Hidrosfer adalah bagian bumi yang berupa perairan seperti laut, sungai,
dan danau yang dimana akan menghasilkan terjadinya erosi atau
pengikisan, dan tertansportasi ke permukaan sehingga terjadinya
pengendapan.
Biosfer adalah tempat dimana semua makhluk hidup tinggal di
permukaan dan melakukan aktivitas untuk bertahan hidup. Aktivitas
makhluk hidup ini berdampak pada keadaan biosfer.
Atmosfer adalah bagian bumi yang berupa udara seperti panas matahari
dan suhu, angin juga mempengaruhi terjadinya gaya eksogen.
Gaya geologi eksogen ini berupa pelapukan, pengikisan atau erosi, dan
pengendapan. Pelapukan adalah proses perombakan suatu batuan dari bentuk
bongkahan hingga bentuk paling kecil bahkan dalam bentuk larut dalam air.
Pelapukan ini dibagi menjadi tiga jenis yaitu pelapukan mekanik, pelapukan
kimiawi dan pelapukan biologis, yang membedakan ketiganya adalah faktor yang
menyebabkan terjadinya pelapukan. Pelapukan mekanik dipengaruhi oleh angin,
suhu, dan panas matahari sedangkan pelapukan biologis dipengaruhi oleh
makhluk hidup atau organisme seperti cacing tanah. Berbeda halnya dengan
pelapukan kimiawi yang disebabkan oleh unsur kimia seperti karbon dioksida dan
pelapukan kimiawi ini akan mengubah atau dekomposisi struktur batuan tersebut.
Contoh pada pelapukan kimiawi ini adalah gejala karst yang diakibatkan oleh
adanya kandungan karbon dioksida dalam air pada batu kapur, gejala karst yang
paling fenomenal adalah dengan ditemukannya stalagtit dan stalagmit.
Sumber: mapalageo.blogspot
Foto 1
Stalagtit dan Stalagmit
Pengikisan atau proses erosi adalah suatu proses atau kejadian
pengikisan permukaan tanah yang disebabkan oleh pergerakan air atau angin.
Berdasarkan medianya, media penyebab erosi dibagi menjadi empat macam,
yaitu erosi oleh air, erosi oleh angin, erosi oleh gletser dan erosi oleh salju.
Dalam bentang alam ini, agen penyebab erosi yang paling dominan adalah air.
Sungai dapat mengerosi batuan sedimen yang dilaluinya, memotong lembah,
memperdalam dan memperlebar sungai dengan cara-cara :
Quarrying, yaitu pendongkelan batu yang dilaluinya.
Abrasi, yaitu penggerusan terhadap batuan yang dilewatinya.
Scouring, yaitu penggerusan dasar sungai akibat adanya ulakan sungai,
misalnya pada daerah cut off slope.
Korosi, yaitu terjadinya reaksi terhadap batuan yang dilaluinya.
Hydraulic action, kemampuan air mengangkat dan memindahkan batuan
atau material-material sediment dengan gerakan memutar sehingga
batuan pecah dan kehilangan fragmen.
Solution, solution dalam proses erosi berjalan lambat, tetapi efektif.
Diantara banyaknya erosi, berikut ini adalah sifat-sifat erosi yang sering
terjadi disekitar. Sifat erosi ini ditinjau dari sering terjadinya erosi atau kebiasaan
erosi terjadi, yaitu:
Intensitasnya sebanding dengan aliran sungai.
Makin banyak bercampur dengan material lain maka erosi makin efektif.
Selalu menuju ke base level.
Berdasarkan arahnya, erosi dapat dibedakan menjadi:
Erosi ke arah hulu (head ward erotion) adalah erosi yang terjadi pada
ujung bagian hulu sungai.
Erosi lateral yaitu erosi yang arahnya mendatar dan dominan terjadi pada
daerah tengah sungai yang menyebabkan bertambah lebar dan panjang
sungai. Erosi yang berlangsung terus hingga suatu saat akan mencapai
batas dimana air sungai sudah tidak lagi mampu mengerosi lagi (erotion
base level).
Erosi vertikal, erosi yang arahnya tegak dan cenderung terjadi pada
daerah
bagian
hulu
pada
sungai
dan
menyebabkan
terjadinya
pendalaman lembah sungai.
Sumber: geologcall.blogspot.com
Foto 2
Erosi
Proses pengendapan material karena aliran sungai tidak mampu lagi
mengangkut material yang di bawanya. Apabila kemampuan mengangkut
semakin berkurang, maka material yang berukuran besar dan lebih berat akan
terendapkan terlebih dahulu, baru kemudian material yang lebih halus dan
ringan.
Bagian sungai yang paling efektif untuk proses pengendapan ini adalah
bagian hilir atau pada bagian slip of slope pada belokan sungai, karena biasanya
pada bagian belokan ini terjadi pengurangan energi yang cukup besar. Ukuran
material yang diendapkan berbanding lurus dengan besarnya energi pengangkut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses erosi dan sedimentasi adalah
sebagai berikut seperti gradien dan kemiringan, discharge, bentuk aliran sungai.
Gradien atau kemiringan lereng sungai, bila air mengalir dari sungai yang
kemiringan lerengnya curam ke dataran yang lebih rendah maka
kecepatan air berkurang dan tiba-tiba hilang sehingga menyebabkan
pengendapan pada dasar sungai. Bila kemudian ada lereng yang terjal
lagi,
kecepatan
akan
meningkat
sehingga
terjadi
erosi
yang
menyebabkan pendalaman lembah.
Bentuk alur sungai, aliran air akan menggerus bagian tepi dan dasar
sungai. Semakin besar gesekan yang terjadi maka air akan mengalir lebih
lambat. Sungai yang dalam, sempit dan permukaan dasarnya tidak kasar,
aliran airnya deras. Sungai yang lebar, dangkal dan permukaan dasarnya
tidak kasar, atau sempit, dalam tetapi permukaan dasarnya kasar, aliran
airnya lambat.
Kecepatan aliran sungai maksimal pada tengah alur sungai, bila sungai
membelok maka kecepatan maksimal ada pada daerah cut off slope
(terjadi erosi) karena gaya sentrifugal. Pengendapan terjadi bila
kecepatan sungai menurun atau bahkan hilang.
Discharge, volume air yang keluar dari suatu sungai. Proses erosi dan
transportasi terjadi karena besarnya kecepatan aliran sungai dan
discharge.
Sumber: ndiana.edu
Gambar 1
Proses Meandering
B.
Gaya Geologi Endogen
Gaya geologi endogen adalah gaya berupa tenaga yang berasal dari
dalam bumi dengan adanya kegiatan vulkanisme atau kegiatan gunung api,
plutonik atau kegiatan magmatisme, gempa bumi, orogenesa atau pembentukan
suatu gunung dan gerak-gerak lempeng.
Pada umumnya gaya endogen ini berasal dari aktivitas magmatisme yang
menghasilkan produk yaitu gunung api, dan menyebabkan terjadinya tipe-tipe
gunung berapi. Hasil letusan gunung api yaitu berupa batuan piroklastik, jika
letusan ini mencapai laut akan terjadi gelombang tsunami.
Sumber: volcanoblogs
Gambar 2
Tipe-tipe Letusan Gunung Api
Letusan tipe hawaii terjadi karena lava yang keluar sangat cair sehingga
aliran lava melebar ke segala arah dan berbentuk tameng, contoh gunung
yang memiliki letusan tipe hawaii yaitu gunung Manoa Loa di Hawaii.
Letusan tipe stromboli adalah gunung yang memiliki intensitas waktu
letusan secara bersamaan dan letusannya membulat namun lebih dari
tipe plinian, contoh gunung yang memilik tipe stromboli adalah gunung
Vesuvius di Italia.
Letusan tipe vulkano mengeluarkan material padat seperti bom, dan
lapilli, contoh gunung tipe letusan vulkano yaitu gunung Semeru di Jawa
Timur.
Letusan tipe plinian adalah tipe letusan yang sangat berbahaya karena
letusannya dapat mencapai tinggi hingga 80 km, contoh kasus yang
pernah terjadi adalah gunung Krakatau di sekitar selat Sunda.
Letusan tipe merapi mengeluarkan lava panas dan kental yang
menyumbat mulut kawah, terbentuknya awan panas pada saat meletus.
Letusan tipe St. Vincent adalah letusan yang menyebabkan tumpahnya
air danau bersamaan dengan lahar yang keluar.
C.
Bencana Alam Geologi
Bencana alam adalah suatu kejadian dimana terjadinya proses alam yang
menyebabkan
kerugian
bagi
manusia.
Beberapa
proses
geologi
akan
menyebabkan terjadinya bencana alam geologi seperti gerakan tanah (longsor),
letusan gunung api, gempa bumi, dan gelombang tsunami.
1.
Gerakan Tanah
Gerakan tanah atau yang biasa dikenal tanah longsor adalah peristiwa
dimana mengalami pergerakan berupa gelinciran, aliran, amblasan, dan jatuhan.
Faktor yang menyebabkan gerakan tanah yaitu topografi, vegetasi, keadaan
struktur, keadaan air dan kelembaban.
Tipe gelinciran
Sumber: miu.edu
Gambar 3
Gerakan Tanah Tipe Gelinciran
Tipe aliran
Sumber: fly.edu
Gambar 4
Gerakan Tanah Tipe Aliran
Tipe jatuhan
Sumber: fly.edu
Gambar 5
Gerakan Tanah Tipe Aliran
2.
Gunung Api
Bencana alam tidak dapat diketahui sebelumnya termasuk bencana alam
yang diakibatkan oleh gunung api tanpa disadari sebelumnya bencana alam
gunung api ini dapat terjadi secara tiba-tiba. Material-material yang dikeluarkan
oleh letusan gunung api ini berupa: aliran lahar dan lava, juga gas yang beracun
dan membahayakan bagi manusia.
Vulkanisme merupakan sebuah proses pada magma yang menerobos
kearah permukaan bumi ataupun ke arah atmosfer yang mengakibatkan
terjadinya suatu pembekuan pada batuan atau yang dikenal sebagai proses
pembentukan batuan beku.
Sumber: volcanoblogs
Foto 3
Letusan Gunung Api
3.
Gempa Bumi
Gempa bumi merupakan suatu gerakan yang terjadi secara tiba-tiba pada
kerak bumi, yang menyebabkan adanya gerakan ini yaitu dikarenakan adanya
suatu beban atau sebuah tekanan yang dilepaskan secara mendadak ataupun
secara tiba-tiba.
Sumber: miu.edu
Gambar 6
Alat Seismograf
KESIMPULAN
Gaya-gaya yang berhubungan dengan aktivitas geologi ada dua yaitu
gaya geologi eksogen dan gaya geologi endogen. Gaya geologi eksogen adalah
gaya yang berasal dari luar sedangkan gaya geologi endogen berasal dari
dalam. Gaya geologi ini jika dikaitkan dengan faktor sebab akibat, akan
menyebabkan bencana alam geologi. Misalnya pada gaya geologi endogen yang
berasal dari aktivitas magmatisme akan menyebabkan terjadinya letusan gunung
berapi.
Bencana alam adalah suatu perisitiwa dimana jatuhnya korban atau
terjadinya kerugian terhadap manusia. Bencana alam ini diakibatkan oleh adanya
aktivitas gaya geologi, misalnya letusan gunung api dan gempa bumi. Bencana
alam merupakan peristiwa yang disebabkan oleh alam yang dapat terjadi kapan
saja dan dimana saja tanpa disadari.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2013. ”Gaya-gaya Geologi”,
http://geologitambangsmk.blogspot.com/2013/08/gaya-gayage.html.
Diakses tanggal 4 Mei 2015 pukul 21.00 WIB.
Anonymous, 2007. ”Gaya Eksogen dan Endogen”,
https://morishige.wordpress.com/2007/09/21/gaya-endogen-daneksogen-sangat-berjasa-bagi-kehidupan-manusia/. Diakses tanggal
4 Mei 2015 pukul 20.00 WIB.
Pramono, Yudha, 2014. ”Tipe Gunung Api”,
http://yudhapramuka.blogspot.com/2014/07/bentuk-bentuk-dan-tipegunung-api.html. Diakses tanggal 5 Mei 2015 pukul 21.00 WIB.
Sulaiman, Tedy, 2013. “Bencana Alam Geologi”,
http://jurnalapapun.blogspot.com/2014/03/pengertian-danklasifikasi-bencana-alam.html. Diakses tanggal 5 Mei 2015 pukul
19.00 WIB.