Metode Iterasi Tiga Langkah Bebas Turunan Orde Konvergensi Delapan untuk Menyelesaikan Persamaan Nonlinear

  

Metode Iterasi Tiga Langkah Bebas Turunan Orde Konvergensi

Delapan untuk Menyelesaikan Persamaan Nonlinear

  

1

  2 M. N. Muhaijir , L. L. Nanda

  1, 2

  Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sultan Syarif Kasim Riau Jl. HR. Soebrantas No. 155 Simpang Baru, Panam, Pekanbaru, 28293

Email: nizam_ys86@yahoo.com

  

ABSTRAK

Penelitian ini membahas kombinasi antara metode doubel-Newton dan metode Noor-Khan menjadi

metode iterasi tiga langkah. Turunan fungsi yang ada pada metode iterasi tersebut diaproksimasi

menggunakan beda terbagi dan interpolasi Hermite orde dua dan tiga, sehingga diperoleh metode iterasi baru

bebas turunan untuk menyelesaikan persamaan nonlinear. Secara analitik, metode baru ini mempunyai orde

konvergensi delapan dengan empat evaluasi fungsi. Komputasi numerik menunjukkan metode yang

dihasilkan lebih unggul dibandingkan metode lain yang didiskusikan.

  

Kata Kunci: Interpolasi Hermite, metode doubel-Newton, metode Noor-Khan, orde konvergensi, beda

terbagi.

  

ABSTRACT

This research discusses combination betwen double-Newton and Noor-Khan methods become as

three-step iteration method. The derivative functions present in the iteration method are approximated using

divided diference and Hermite interpolation of second and third order, so that, we are obtained new iteration

method freederivative to solving nonlinear equations. Analytically, this new method has an eight-order

convergence with four evaluations function. Numerical computations show the resulting method is superior

to other methods discussed.

  

Keywords: Hermite interpolation, doubel-Newton method, Noor-Khan method, order of convergence, divided

difference.

  

Pendahuluan

  Di bidang Matematika, metode numerik merupakan salah satu cabang ilmu yang menarik untuk dibahas. Salah satu materi dalam metode numerik yang sering dibahas adalah teknik untuk mencari solusi persamaan nonlinear dalam bentuk

  f x  (1) ( ) .

  Penyelesaian untuk persamaan (1), jika metode analitik tidak dapat digunakan, maka metode numerik digunakan yang hasilnya berupa nilai hampiran. Salah satu metode klasik yang sangat populer dan digunakan untuk menyelesaikan persamaan (1) adalah metode Newton dengan bentuk iterasi diberikan oleh

  f x ( ) n xx  , n  ,

1 ,

2 , , dan f x  (2)

  ' ( ) ,

  n  1 nf ' ( x ) n

  yang memiliki orde konvergensi dua [8]. Beberapa modifikasi metode Newton dengan orde konvergensi tiga dapat di lihat pada [4, 9, 10, 12, 18] dan modifikasi metode Newton dengan orde konvergensi empat dapat di lihat [6, 7, 17].

  Kung dan Trub [13] memodifikasi metode Newton menjadi metode iterasi dua langkah dengan bentuk iterasi

  f ( x ) n yx  , (3) n n f x

  ' ( )

  n f y

  ( )

  n xy  , (4) n  1 n f ' ( y ) n

  yang memiliki orde konvergensi empat [13]. Noor [15] juga membuat metode iterasi baru untuk menyelesaikan persamaan (1) yang memiliki orde konvergensi empat dengan bentuk iterasi

  f ( x ) n yx  ,

  (5)

  n n f ' ( x ) n

  2 f y f yf y   f yf x

  ( ) ( ) ' ( ) 1 ( ) '' ( ) n n n n n xy     (6) 1 . n  1 n

      f ' ( x ) f ' ( x ) f ' ( x ) 2 f ' ( x ) f ' ( x ) n n n n n

     

  Selanjutnya, Noor dan Khan [16] mengakproksimasi turunan ke dua pada persamaan (6) menggunakan beda maju, sehingga diperoleh metode iterasi baru bebas turunan kedua dengan bentuk

  f ( x ) n yx  ,

  (7)

  n n f ' ( x ) n

  2 f y f y f y f yf xf y

  2 ( ) ( ) ' ( ) ' ( ) ' ( ) ( ) n n n n n n xy    , (8) n  1 n

  

2

  f ' ( x ) f x 2 f ( x ) f ' ( x ) n ' ( ) n n

   n    yang memiliki orde konvergensi empat [16].

  Artikel ini membahas metode iterasi baru tiga langkah yang mengkombinasikan metode doubel- Newton dan metode Noor-Khan. Selanjutnya, turunan-turunan fungsi yang muncul pada metode iterasi tersebut diaproksimasi menggunakan beberapa metode aproksimasi untuk turunan fungsi. Untuk f ’(x n ) diaproksimasi menggunakan beda terbagi, f ’(y n ) menggunakan interpolasi Hermite orde dua, dan f ’(z n ) menggunakan interpolasi Hermite orde tiga. Selanjutnya, metode iterasi yang diperoleh ditunjukkan orde konvergensinya secara analitik menggunakan deret Taylor. Terakhir, metode iterasi baru dilakukan uji komputasi untuk melihat orde konvergensi secara numerik serta untuk melihat keunggulan metode dengan beberapa metode yang digunakan sebagai pembanding.

  

Metode dan Bahan Penelitian

  Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literature dengan mengumpulkan berbagai informasi terhadap materi-materi yang berkaitan dengan penelitian yang diperoleh dari beberapa buku dan artikel. Adapun langkah-langkah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Mendefinisikan kembali metode doubel-Newton pada persamaan (3) dan (4) serta metode Noor-Khan persamaan (5) dan (6) yang dikombinasikan menjadi metode iterasi tiga langkah.

  2. Selanjutnya, ) yang ada pada metode tersebut ditaksir mengggunakan beda terbagi, untuk f )

  f’(x n

  ’(y n ditaksir menggunakan interpolasi Hermite orde dua, dan f ) ditaksir menggunakan interpolasi ’(z n Hermite orde tiga, sehingga diperoleh metode iterasi baru tiga langkah yang bebas turunan.

  3. Menentukan orde konvergensi seacara analitik dan indeks efisiensi dari metode iterasi yang diperoleh serta melakukan simulasi numerik untuk beberapa persamaan yang digunakan menggunakan bantuan program Maple 13.

  Selanjutnya, bagian ini juga memuat beberapa definisi dan teorema dasar yang dapat digunakan sebagai landasan matematis untuk uraian-uraian pada bagian selanjutnya yang disajikan berikut ini.

Definisi 1 (Akar Persamaan)

  [14] Misalkan f(x) adalah suatu fungsi kontinu. Setiap bilangan

  α

  pada domain f yang memenuhi f(

  α) = 0 disebut pembuat nol fungsi f(x), atau juga disebut akar persamaan f(x) = 0.

  

Teorema 2 (Teorema Taylor) [3] Misalkan n N, dengan N bilangan bulat positif. Misalkan

  (n) (n+1) suatu interval I = [a, b] dan sedemikian hingga f dan f kontinu pada I dan f ada pada

  ′, f′′, . . . , f

  (a, b). Jika x I maka untuk sebarang x I terdapat suatu titik c diantara x dan x sehingga

  f '' ( x )

  2

  f ( x )  f ( x )  f ' ( x )( xx )  ( xx )  

   2 ! ( n ) n

  ( 1 )

  f ( x ) f ( c )  n n

  1

  x x x x  (  )  (  ) . n ! ( n

  1 )!

Definisi 3 (Beda Terbagi)

  [2]. Diketahui fungsi f yang terdefinisi pada titik x n dan x n +1 yang berbeda yaitu f(x n ) dan f(x n ). Beda terbagi orde pertama adalah

  • 1

  f x f x

  ( )  ( )

  n 1 nf [ x , x ]  . n n

  

  1 x x

  

  n  1 n

  Untuk x , x , . . . , x n titik yang berbeda, maka beda terbagi orde n dinyatakan dengan

  1

  f [ x , x ]  f [ x , , x ] n n

  1   

  1 f [ x , , x ]  .

   n

  xx n

  1 Definisi 4 (Interpolasi Hermite) [5] Andaikan bahwa f C [a, b] dan x , ..., x

  n [a, b] adalah

  berbeda. Polinomial dengan derajat terendah yang sesuai dengan f(x) dan f , ..., x n

  (x) pada titik x

  adalah polinomial untuk derajat paling tinggi 2n + 1 yang diberikan oleh

  n n

  €

  H ( x )  f ( x ) H ( x )  f ' ( x ) H ( x ),

   2 n 1 j n , j j n , j

  

 

jj

  dengan

  '

  2 H ( x )  1  2 ( xx ) L ( x ) L ( x ), n j j n j j n j

  ,  ,  ,

  dan

  2 € H ( x )  ( xx ) L ( x ). n j j n j

  , ,

  Bentuk L n,j (x) adalah koefisien polinomial Lagrange ke-j berderajat n .

  Definisi 5 (Orde Konvergensi) [1] Sebuah barisan iterasi {x n | n

  ≥ 0} dikatakan konvergen dengan orde p 1 ke α jika

  p  

   xcx , n  ,

  nn

  1 untuk suatu konstanta c > 0. Jika p = 1, maka barisan disebut konvergen linear ke α.

Definisi 6 (COC)

  [18] Misalkan

  n −1 , x n , x n +1 α adalah akar persamaan nonlinear f(x), dan andaikan x

  adalah tiga iterasi berturut-turut yang cukup dekat ke akar

  α. Maka computational order of convergence (COC) dapat diaproksimasi menggunakan rumus  

  ln ( x  ) /( x  )

  n n

  

   

  ln ( x  ) /( x ) 

  

n n

  

  1

  

Definisi 7 (Indeks Efisiensi) [11] Misalkan q adalah banyak evaluasi fungsi yang dibutuhkan oleh

  suatu metode iterasi. Efisiensi dari metode tersebut dihitung dengan indeks efisiensi yang

  1/q didefinisikan sebagai p , dengan p adalah orde konvergensi dari metode tersebut.

  

Hasil dan Pembahasan

  Metode doubel-Newton persamaan (3) dan (4) memiliki orde konvergensi empat, dan metode Noor-Khan persamaan (7) dan (8) juga memiliki orde konvergensi empat. Untuk memperoleh metode dengan orde konvergensi yang lebih tinggi, kedua metode tersebut dikombinasikan sehingga diperoleh metode iterasi tiga langkah dengan bentuk

  f ( x ) n

  (9)

  yx  , n n f ' ( x ) n f ( y ) n zy  , (10) n n f ' ( y ) n

  2   2 f ( z ) f ( z ) f ' ( z ) f ' ( z )  f ' ( y ) f ( z ) n n n n n n x z

  n 1 n

  

2

  f ' ( y ) 2 f ( y ) f ' ( y ) n f ' ( y ) n n

  (11)     .

   n   

  Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menghilangkan semua turunan yang ada pada metode iterasi persamaan (9) – (11) dengan cara diaproksimasi. Untuk f’(x n ) diaproksimasi menggunakan selisih terbagi berikut

  f ( w )  f ( x ) n n f ' ( x )   : f [ x , w ], (12) n n n wx n n

  3 dengan w n = x n + f (x n ) . Kemudian n ) diaproksimasi menggunakan interpolasi Hermite orde dua

  f’(y

  yang melalui titik-titik H (x n ) = f(x n ), H (y n ) = f(y n ), dan (x n ) = n ) sehingga diperoleh bentuk

  2

  2 H’ 2 f’(x

  f ' ( y )  2 f [ x , y ]  f ' ( x ). (13)

n n n n

  Untuk n ) diaproksimasi menggunakan interpolasi Hermite order tiga yang melalui titik-titik

  f’(z H (x n ) = f(x n ), H (y n ) = f(y n ), H (z n ) = f(z n ), dan (x n ) = n ) sehingga diperoleh bentuk

  3

  3

  3 H’ 3 f’(x

  

f zf x zf y zf x yyz f x x y

' ( ) 2 [ , ] [ , ] 2 [ , ] ( ) [ , , ]. (14) n n n n n n n n n n n n

  Jika persamaan (12) disubstitusikan ke persamaan (13) dan (14) maka secara berturut-turut diperoleh persamaan berikut

  f ' ( y )  2 f [ x , y ]  f [ x , w ]  : N ( f ), (15) n n n n n

  1

  dan

  f ' ( z )  2 f [ x , z ]  f [ y , z ]  2 f [ x , y ]  ( yz ) f [ x , w , y ] :  N ( f ). (16) n n n n n n n n n n n n

  2 Selanjutnya, persamaan (12) disubstitusikan ke persamaan (9), persamaan (15) dan (16)

  disubstitusikan ke persamaan (10) dan (11) sehingga diperoleh metode iterasi berikut

  f x

  ( )

  n yx  , (17) n n f x w

  [ , ]

  n n f ( y ) n z y

  (18)

    , n n

  N ( f )

  1

  2 2 f ( z ) f ( z ) N ( f ) N ( f )  N ( f )  f ( z )  n n

  2

  2 1 n xz    . (19) n n

  

  1

  

2

 

N ( f ) 2 f ( y ) N ( f ) N ( f ) n

  1  

  1 1   Persamaan (17) – (19) merupakan metode iterasi baru tiga langkah kombinasi metode doubel-Newton dan metode Noor-Khan yang bebas turunan. Berikut ini ditunjukkan orde konvergensi metode iterasi (17)

  • – (19) yang disajikan pada Teorema 8.

  Teorema 8 (Kekonvergenan Metode Iterasi) Misalkan f : I

  ⊂ RR fungsi yang mempunyai turunan pada interval terbuka D . Selanjutnya asumsikan bahwa α adalah akar sederhana dari persamaan f(x) = 0. Misalkan diberikan tebakan awal x cukup dekat ke α, maka metode iterasi persamaan (17)

  • – (19) mempunyai orde konvergensi delapan dan memenuhi persamaan error:

  7

  5

  3

  2

  

3

  2

  5

  3  c c c c c c c c c  4 c

  15 c

4 c

  2

  2

  2

  3

  2

  

3

  2

  3

  4

  2

  2

  3

  8

  9

e        eO ( e ),

n n n

  

  1

  7

  6

  5

  

4

  3

  2 

   c c c c c c c

  2

  2

  1

  1

  1

  

1

  1

  1

  1 

   ( j ) f (  )

  dengan c  , j  1 dan ex   .

  j n n j ! f ' (  )

  

Bukti. Misalkan f ( x ) , maka f ( ) . Ekspansi Taylor

α akar sederhana dari persamaan    j

  untuk f ( x ) di sekitar x   dan dengan mengabaikan suku yang memuat ( x   ) , dengan

  n n n j

  9 diperoleh

  1

  2

  9        

  f ( x ) f (  ) f ' (  )( x  ) f '' (  )( x  ) O (( x  ) ). (20) n n n n

  

  2

  j ( ) f

  (  )

  Oleh karena c  dengan jex   , sehingga setelah

  j

  1 , 2 , , 8 n n  dan

  j f ! ' (  )

  penyederhanaan persamaan (20) dapat ditulis kembali dalam bentuk

  2

  3

  4

  5

  9

  f xf c ec ec ec ec e   O e (21) ( ) ' (  )( ( ). n

  1 n 2 n 3 n 4 n 5 nn

Berdasarkan persamaan (21) diperoleh

  3

  3

  2

  4

  2

  2

  5

  9

  w    ec e

  3 c c e  ( 3 c c  3 c c ) e   O ( e ). (22)

  n n n n n n

  1

  1

  2

  3

  1

  2 1  Untuk f ( w ) dapat diperoleh menggunakan ekspansi deret Taylor di sekitar w   dan setelah

  n n

  disederhanakan diperoleh

  2

  4

  3

  3

  4

  9

  f ( w )  f ' ( )( c ec e  ( cc ) e  ( 5 c cc ) e   O ( e )). (23)  n

  1 n 2 n

  1 3 n

  1

  2 4 nn

Persamaan (21), (22), dan (23) disubstitusikan ke persamaan (12) diperoleh

  2

  3

  3

  3

  2

  2

  4

  9 (24)

  f [ x , w ]  c

  2 c e  3 c e  ( c c  4 c ) e  ( 5 c  3 c c  3 c c ) e   O ( e ).

  

n n n n n nn

  1

  2

  3

  1

  2

  4

  5

  3

  1

  2

  1 Selanjutnya, jika persamaan (21) dan (24) disubstitusikan ke persamaan (17) maka diperoleh

  3    

  c

  2 c 2 c 3 c 7 c c 4 c

  2

  3

  2

  4

  9

  2

  3

  2

  4

  2

  3

  2          

  ye e c c e O ( e ). (25) n n n

  1 2 nn

  2

  3    

  c c c c c c

  1

  1

  1

  1

  1

  1    

  Kemudian, f ( y ) diperoleh menggunakan ekspansi deret Taylor di sekitar y   dan setelah

  n n

  disederhanakan menjadi

  2

  3 

       2 c 7 c c 5 c

  2

  3

  3

  4

  9

  2

  2

  3

  2 f ( y )  f ' ( ) c e  2 ce  3 cc c   e   O ( e ) .

   n 2 n 3 n

  4

  1 2 nn

  2

  2     

   c c c

  1

  1

  1     

  

  (26) Berdasarkan persamaan (21), (25), dan (26) diperoleh

  2

  3    

  c

  3 c c 2 c

  2

  3

  9

  2

  2

  3

  2          (27)

f [ x , y ] c c e c e c e O ( e ).

  n n

  1 2 n 3 n 4 nn

  2    

  c c c

   1  

  1 1  Persamaan (24) dan (27) disubstitusikan ke persamaan (15) menghasilkan

  2

  3     2 c

  6 c c 6 c c 4 c

  2

  3

  3

  9

  2

  2

  3

  2

  3

  2          

  N ( f ) c c e c

  2 c e O ( e ). (28)

  1

  1 3 n

  1 4 nn

  2    

  c c c c

  1

  1

  1

  1    

  Selanjutnya, jika persamaan (25), (26) dan (28) disubstitusikan ke persamaan (18) maka diperoleh

  3  

  

c c c

  2

  2

  3

  4

  9      

  z e O ( e ). (29) n n n

  

  3

  2  

  

c c

  

  1 1 

  f z z

  Untuk ( ) dapat diperoleh menggunakan ekspansi deret Taylor di sekitar  dan setelah

  n n

  disederhanakan diperoleh

  3  

c c c

  4

  9

  2

  2

  3 f ( z )  f ' (  )  e   O ( e ) . (30)

n nn

  3

  2

 

  c c

  1

  1

 

 

  Berdasarkan persamaan (21)

  • – (26), (29), dan (30) diperoleh

  2

  4  

  c c c

  2

  3

  3

  2

  2

  4

  9          (31)

  

f [ x , z ] c c e c e c e c e O ( e ),

n n n n n n n

  1

  2

  3

  4 5 

  2

  3  

  c c

  

  1 1 

  2

  3  

  c

  2 c c c

  2

  2

  3

  9

  2

  2

  3

  2       (32)

  f [ y , z ] c e e O ( e ), n n n nn

  1

  2  

  c c c

  1 

  1 1  dan

   

  c c

  3

  2

  9

  2

  3

  f x w zcc ec   c c e   O e (33)

  [ , , ]

  2 3 ( ).

  n n n

  2 3 n

  4

  1 2 nn  

  c

  1  

  Persamaan (25), (27) (29), (31), (32), dan (33) disubstitusikan ke persamaan (16) diperoleh

  4

  2   2 c c c

  2 c c

  2

  2

  4

  9

  2

  2

  4

  3

  2       

  N ( f ) c c c e O ( e ). (34) n n

  2

  1

  2 1 

  4

  2  

  c c c

  

  1

  1 1 

Kemudian, jika persamaan (28), (29), (30), dan (34) disubstitusikan ke persamaan (19) dan setelah disederhanakan diperoleh

  7

  5

  3

  2

  3

  2

  5

  3 

   4 c 15 c 4 c c c c c c c c c c

  2

  3

  

2

  3

  2

  3

  4

  2

  3

  8

  9

  2

  2

  2 x         eO ( e ). (35)

   n

  1 n n

  7

  6

  5

  4

  3

  2 

   c c c c c c c

  2

  2

  1

  1

  1

  

1

  1

  1

  1 

  

  Oleh karena ex  , persamaan (35) dapat ditulis menjadi

   n  1 n

  1

  ). (

  Hasil uji komputasi untuk ke empat persamaan nonlinear di atas diberikan pada Tabel 1 – 4 berikut:

  3 MBT 7,9987 1,93446e-156 7,76419e-20 0,6

  5 MNK 4,0000 2,10839e-336 2,86599e-84

  4 MDN 4,0000 3,71899e-132 4,67099e-33

  8 MN 2,0000 3,71899e-132 5,45453e-66

  0,4

   1

  x f n n x x

  1  n

  x n Metode COC ) (

  1 .

  Tabel 1. Perbandingan Komputasi Beberapa Metode untuk Fungsi x x x f   ) (

  . 00000 0000000000 , 2  

  4 MDN 4,0000 1,66301e-213 2,14796e-53

  4    x x f

  3

   ) 1 ( ( 1 )

  3 , 15161 7390851332 , 

  ) cos( ) (

  , 39860 2575302854 ,    x x x f

  2     x e x x f x

  2

  2 ( 3 )

  , 00000 0000000000 , 1  

  1

   x x x f  ) (

  7 MN 2,0000 5,76716e-107 2,14796e-53

  5 MNK 4,0000 2,54734e-146 9,50187e-37

     . Dalam melakukan

  1  n

  3 MBT 8,0000 1,10265e-789 4,38533e-99

  3 MNK 4,0000 6,69217e-131 8,58205e-33

  3 MDN 4,0000 1,34541e-143 8,12696e-36

  6 MN 2,0000 1,34541e-143 6,17245e-72

  3 MBT 8,0000 9,33224e-373 5,72724e-47 0,2

  4 MNK 4,0000 1,08966e-350 9,69442e-88

  4 MDN 4,0000 1,94975e-402 1,58566e-100

  7 MN 2,0000 8,87889e-201 1,58566e-100

  0,0

   1

  x f n n x x

  ) (

  3 MBT 8,0000 8,33985e-307 1,24286e-38 1,4

  Metode COC

  2     x e x x f x . x n

  2

  2 ( 3 )

  3 MBT 8,0000 1,56253e-381 5,66898e-48

  4 MNK 4,0000 1,63635e-209 1,51271e-52

  4 MDN 4,0000 1,11396e-250 1,09275e-62

  7 MN 2,0000 1,49262e-125 1,09275e-62

  3 MBT 8,0000 6,33489e-448 2,84770e-56 1,6

  4 MNK 4,0000 6,23293e-241 2,11330e-60

  4 MDN 4,0000 1,54467e-284 3,74983e-71

  7 MN 2,0000 1,75765e-142 3,74983e-71

  perbandingan ini ada beberapa persamaan nonlinear yang digunakan yaitu sebagai berikut:

  1 

  2

  2

  2

  3

  3

  1

  4

  2

  2

  3

  4

  1

  3

  5

  1

  1

  2

  2

  3

  3

  1

  8

  9

  4

  15

  2

  4

  5

  2

  100 10 ,

           

  1 , dan jumlah iterasi mencapai maksimum iterasi. Sedangkan toleransi yang digunakan adalah

  x x

   n n

    

  n x f atau

  1

   ) (

   

  . Simulasi dilakukan menggunakan program Maple 13 dengan kriteria pemberhentian program jika

  (MNK), dan metode iterasi bebas turunan pada persamaan (18) – (20) (MBT) dalam menemukan akar persamaan nonlinear ) (  x f

  (36) Berdasarkan persamaan (36) dan Definisi 5 diperoleh orde konvergensi orde delapan, sehingga Teorema 6 terbukti. Selanjutnya, dilakukan simulasi numerik untuk membandingkan banyak iterasi berbagai metode, seperti metode Newton (MN), metode doubel-Newton (MDN), metode Noor-Khan

  

     

  3

  O e e c c c c c c c c c c c c c c c c c c c e

  1 n n n

  2

  7

  1

  7

  2

  5

  1

  6

  2

  3

Tabel 2. Perbandingan Komputasi Beberapa Metode untuk Fungsi

Tabel 3. Perbandingan Komputasi Beberapa Metode untuk Fungsi

  • MN * * *
  • MDN * * *

  3 MBT 8,0000 2,29951e-322 3,74229e-41 1,8

  4    x x f .

  x n

  Metode

COC

  ) (

  1  n

  x f n n

   x x

  1

  1,2

  14 MN 2,0000 4,38696e-164 1,20926e-82

  7 MDN 4,0000 4,38696e-164 1,09967e-41

  38 MNK 4,0000 4,55410e-158 2,48202e-40

  4 MDN 4,0000 2,49902e-164 9,55349e-42

  8 MN 2,0000 2,49902e-164 9,12692e-83

  1 ) ) 1 ( (

  5 MNK 4,0000 6,66370e-392 8,63244e-99

  3 MBT 7,9994 2,02457e-192 6,54974e-25 2,2

  8 MN 2,0000 1,16094e-193 1,96718e-97

  4 MDN 4,0000 1,16094e-193 4,43529e-49

  4 MNK 4,0000 1,00005e-152 5,37292e-39

  4 MBT 8,0000 1,25538e-586 3,46960e-74 2,3

  8 MN 2,0000 1,70698e-155 2,38536e-78

  4 MDN 4,0000 1,70698e-155 1,54446e-39

  4 MNK 4,0000 2,79141e-118 2,19614e-30

  4 MBT 7,9986 4,43930e-171 3,04682e-22

  Tabel 1 – 4 kolom pertama merupakan variasi nilai awal, kolom kedua merupakan jumlah iterasi, kolom ketiga merupakan metode yang dibandingkan, kolom keempat merupakan orde konvergensi secara numerik, kolom kelima merupakan nilai fungsi yang dihasilkan, dan kolom enam merupakan selisih iterasi terakhir dengan iterasi sebelumnya. Tanda * menyatakan bahwa metode tidak dapat menemukan akar yang diinginkan.

  Berdasarkan Tabel 1 – 4 dapat di lihat bahwa MDN, MNK, dan MBT memberikan hasil iterasi yang sebanding, tidak terdapat perbedaan jumlah iterasi yang signifikan. Secara keseluruhan, MN memiliki jumlah iterasi yang lebih banyak dari tiga metode lainnya. Selanjutnya, Tabel 1 – 4 menunjukkan bahwa jika dilihat dari nilai fungsi yang dihasilkan, MBT memiliki nilai fungsi yang lebih kecil dibandingkan dengan ketiga metode lainnya. Pada Tabel 1 – 4 juga dapat dilihat bahwa secara keseluruhan untuk semua fungsi yang

  3

  4 MBT 8,0000 5,97074e-613 5,34491e-77

  0,4

   x x

  6 MN 2,0000 1,19715e-121 5,82242e-61

  3 MDN 4,0000 1,19715e-121 2,49604e-30

  3 MNK 4,0000 3,51496e-109 2,31036e-27

  3 MBT 8,0000 5,31293e-660 7,11810e-83 0,6

  6 MN 2,0000 3,61630e-103 1,01196e-51

  3 MDN 4,0000 3,61630e-103 1,04059e-25

  4 MNK 4,0000 8,16587e-366 1,60398e-91

  3 MBT 7,9849 1,37520e-175 2,53509e-22

   x x x f  ) cos( ) (

  3 .

  x n Metode COC ) (

  1  n

  x f n n

  1

  7 MNK 4,0000 5,69836e-223 5,30276e-56

  1,0

  7 MN 2,0000 1,19130e-166 1,79547e-83

  4 MDN 4,0000 1,87240e-333 1,79547e-83

  4 MNK 4,0000 6,17602e-287 5,41055e-72

  3 MBT 8,0000 1,94226e-514 1,10148e-64 2,0

  7 MN 2,0000 1,17199e-191 5,63158e-96

  4 MDN 4,0000 1,81220e-383 5,63158e-96

  4 MNK 4,0000 4,44768e-296 2,80283e-74

  3 MBT 7,9944 1,06201e-123 7,65955e-16 3,0

  9 MN 2,0000 1,04626e-124 1,68263e-62

  5 MDN 4,0000 1,44423e-249 1,68263e-62

  5 MNK 4,0000 5,17610e-234 9,20587e-59

  4 MBT 8,0000 6,49065e-669 5,40098e-84 4,0

Tabel 4. Perbandingan Komputasi Beberapa Metode untuk Fungsi

  digunakan dengan berbagai variasi nilai awal, nilai COC untuk MBT konvergen menuju delapan. Hal ini menunjukkan bahwa orde konvergensi MBT secara numerik juga delapan.

Kesimpulan

  Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan maka metode iterasi baru bebas turunan (MBT) yang didiskusikan memiliki orde konvergensi delapan dengan melibatkan empat evaluasi fungsi yaitu f ( x ), f ( w ), f ( y ) dan f ( z ) . Dengan demikian, metode ini memiliki indeks

  n n n n

  1

  1

  4

  2

  efisiensi 8  1 , 6818 lebih baik jika dibandingan metode Newton 2  1 , 4142 , metode doubel-

  1

  1

  4

  4  1 , 4142 dan metode Noor-Khan 4  1 , 4142 . Hal ini menunjukkan bahwa metode iterasi baru ini lebih efektif dibandingkan metode lainnya dalam menyelesaikan persamaan nonlinear.

  4 Newton

Daftar Pustaka

  [1]

K. E. Atkinson, An Introduction to Numerical Analysis, Second Edition, John Wiley & Son, Inc., New

York, 1989, Hal. 56. [2]

K. E. Atkinson, Elementary Numerical Analysis, Third Edition, John Wiley & Sons, Inc., New York,

  2004, Hal. 124 . [3]

R. G. Bartle, D. R. Shebert, Introduction to Real Analysis, Fourth Edition, Jhon Wiley & Sons, Inc.,

  New York, 1999, Hal. 184. [4]

  

C. Chun, A simply constructed third-order modifications of Newton’s method, Journal of Computational

and Applied Mathematics, 219 (2008), 81 –89.

  [5] J. D. Faires dan R. L. Burden, Numerical Analysis, Third Edition, Bro-oks Cole, Belmont, 2002, Hal. 104. [6]

  

C. Chun, Y. M. Ham, Some fourth modifications of Newton’s method, Applied Mathematics and

Computation , 197 (2008), 654 –658.

  [7]

  

C. Chun, B. Neta, Certain improvement of Newton’s method with fourth order convergence, Applied

Mathematics and Computation

  , 215 (2009), 821 –823

.

[8] R. V. Dukkipati, Numerical Method, New Age International (p) Limited, New Delhi, 2010, Hal. 83. [9]

L. Fang, G. He, Z. Hu, A cubically convergent Newton-type method under weak condition, Journal

  Computational and Applied Mathematics , 220 (2008), 409 –412.

  [10]

M. Frontini, E. Sormani, Some variants of Newton’s methods with third -order convergence, Applied

Mathematics Computation , 140 (2003), 419 –426.

  [11] W. Gautschi, Numerical Analysis, Second Edition, Birkhauser, New York, 2012, Hal. 261. [12]

J. Kou, L. Yitian, W. Xiuhua, Third-order modification of Newton’s method, Journal Computational

and Applied Mathematics , 205 (2007), 1 –5.

  [13]

  

H. T. Kung, J. F. Traub, Optimal order of one-point and multipoint iteration, Journal of the Association

for Computing , 21 (4) (1974), 643 –651.

  [14]

  

A. Kharab dan R. B. Guenther, An Introduction to Numerical Methods: A MATLAB Approach, Third

Edition , CRC Press, New York, 2012, Hal. 39.

  [15]

M. A. Noor, Some iterative methods for solving nonlinear equations using homotopy pertubations

method, International Journal of Computer Mathematics, 87 (2010), 141-149. [16]

M. A. Noor, W. A. Khan, New iterative methods for solving nonlinear equations by using homotopy

pertubation method, Applied Mathematics and Physics, 219 (2012), 3565-3574 [17]

  

R. Sharma, R. K. Guha, R. Sharma, Some modified Newton’s methods with fourth-order convergence,

Advances in Applied Science Research , 2 (1) ( 2011), 240 –247

  [18]

S. Weerakon, T. G. I. Fernando, A variant of Newton’s methods with accelarated third order

convergence, Applied Mathematics Letters,13 (2000), 87 –93.