Himpunan atau kumpulan orang yang sama-sama yang tidak berinteraksi satu sama lain (Sarwono, 2005) dan berada dalam suatu tempat, secara kebetulan
SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK
Diyah Ayu Amalia Avina M.Si
Yun Fitrahyati
APA ITU KELOMPOK ?
AGREGATE
CROWD
GROUP
Aggregate Himpunan atau kumpulan orang yang sama-sama yang tidak berinteraksi
(Sarwono, 2005)
satu sama lain dan berada dalam suatu tempat, secara kebetulan
Crowd Sekelompok orang yg berada dalam
kedekatan fsik dan bereaksi terhadap situasi (stimulus) umum Dipandang sebagai bagian dari agregat
Bersifat sementara, dapat memiliki
pemimpin namun tidak mempunyai
DEFINISI KELOMPOK (GROUP)
Group: Three or more individuals who
interact over time, depend on each other, and follow shared rules of conduct in order to reach a common goal.
- Team: Special type of group characterized by different and complementary resources of members and a strong sense of collective
DEFINISI KELOMPOK (GROUP)
Dua orang atau lebih yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan
Dua orang atau lebih yang saling berbagi norma, nilai atau keyakinan dan memiliki hubungan, baik implicit maupun eksplisit, sehingga perilakunya saling tergantung.
DUA TANDA PSIKOLOGIS KELOMPOK
Anggota – anggota kelompok merasa terikat dengan kelompok (ada sense of belonging) yang tidak dimiliki orang yang bukan anggota
Nasib anggota – anggota kelompok saling bergantung sehingga hasil setiap orang terkait dalam cara tertentu dengan hasil yang lain
Jenis kelompok (Klasifikasi kelompok)
Primer vs sekunder Ingroup vs outgroup Rujukan vs keanggotaan
Deskriptif vs perskriptif Gemeinshaft dan
PRIMER VS SEKUNDER (BY COOLEY)
didasari kepentingan kelompok yang dipersepsikan oleh individu dan frekuensinya dalam berinteraksi dengan kelompok tersebut
PRIMER VS SEKUNDER (BY COOLEY) PRIMER SEKUNDER
Kelompok primer mememiliki derajat keterikatan emosional lebih tinggi dari kelompok sekunder
Lawan dari kelompok primer, dimana hubungan tidak terlalu akbrab, tidak personal, tidak menyentuh hati/rasa
Contoh : Seorang cheerleader – Teman-teman kelompok dalam group cheers
Contoh : Teman satu kelas biologi
PRIMER VS SEKUNDER
(DARI SUDUT PANDANG KOMUNIKASI)
PRIMERSEKUNDER
Kualitas komunikasi bersifat dalam Komunikasi tdk terlalu menyentuh dan meluas unsur kepribadian yg mendalam
(menembus kepribadian yg cukup (dangkal), terbatas (hal-hal tersembunyi, unsur backstage, tertentu terkait tugas), lebih meluas), lambang komunikasi mengutamakan komunikasi verbal verbal dan non verbal digunakan secara serempak dengan lebih Contoh : dalam
Kelompok biologi – melakukan bedah katak, lebih fokus pada Contoh : pemecahan tugas tsb
Kelompok persahabatan berani menunjukkan sifat diri sendiri didepan teman2nya, punya bahasa
PRIMER VS SEKUNDER
(DARI SUDUT PANDANG KOMUNIKASI)
PRIMERSEKUNDER
Bersifat personal (siapa dia, bukan apakah dia) Kurang personal
Contoh : Anggota kelompok cheers bercerita ttg dirinya dan keluarganya, curhat masalah yg dihadapi
Anggota kelompok biologi membicarakan kapan dan strategi apa yg akan dilakukan untuk menangkap kodok di sawah
PRIMER VS SEKUNDER
(DARI SUDUT PANDANG KOMUNIKASI)
PRIMERSEKUNDER
Komunikasi lebih Sebaliknya menekankan pada aspek hubungan (interpersonal) daripada isi (informasi) Contoh : Seorang ayah yg tugas Anggota kelompok biologi sekolah di luar negeri sering berdiskusi bagaimana cara menelpon keluarga karena membedah katak yg benar rindu, bukan karena ada urusan penting tertentu
IN-GROUP VS OUT-GROUP (BY SUMMER)
Adanya boundaries (batasan) antara kelompok , misal : geografis (Jawa – Kalimantan)
- suku (jawa –madura)
- ideologi (islam – atheis – agnostik)
- profesi ( dokter – pilot)
- kekerabatan ( keluarga – clan)
-
Dalam ingroup erat dengan “we-ness”
IN-GROUP VS OUT-GROUP
IN GROUP
Kelompok kita Kelompok mereka
Ex : saya anggota kelas bunga Ex :mereka adalah kelas bunga mawar
matahari Ingroup dapat berupa kelompok primer maupun sekunder ContohContoh : Primer : anggota kelas bunga matahari Sekunder : TK Kasukabe Sekolah lain diluar TK KASUKABE
FORMAL VS INFORMAL
didasari sejauh mana struktur, peran anggota, dan tujuan kelompok didefinisikan secara jelas ataukah tidak,
Kelompok formal Kelompok informal
struktur dan perang anggota sebaliknya dideskripsikan secara jelas, dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu Contoh : PERHUMAS, Kelompok Dosen Teman-teman makan siang,
KEANGGOTAAN (MEMBERSHIP GROUP) VS RUJUKAN (SIMBOLIS) (REFERENCE GROUP) (BY THEODORE NEWCOMB) KEANGGOTAAN (membership) RUJUKAN (SIMBOLIS)
didasarkan jenis keanggotaan, kelompok simbolik : kelompok atau identitas yang diberikan pada yang meski tidak memberikan anggota. tanda keanggotaan secara resmi, tetapi bertindak atau berperilaku seperti anggota karena mengadopsi nilai, sikap dan perilaku kelompok tersebut misal : organisasi profesi, ikatan Contoh : alumni, Sekolah X -– fokus pada Group vespa , group kelompok keanggotaan diskusi agama dalam sekolah x internalisasi value2 dari kelompok
KEANGGOTAAN (MEMBERSHIP GROUP) VS RUJUKAN (SIMBOLIS) (REFERENCE GROUP) (BY THEODORE NEWCOMB) KEANGGOTAAN RUJUKAN (SIMBOLIS) (membership)
Kelompok yang digunakan sebagai alat ukur(standar ) dalam menilai diri sendiri atau intuk membentuk sikap. Kelompok rujukan positif : teladan /standar bagaimana kita bersikap berpakaian sama seperti anggota cheers lainnya Kelompok rujukan negatif : sikap kelompok tsb yang dihindari tidakmau menggunakan kacamata ala nerds
Fungsi Kelompok Rujukan
Fungsi komparatif – dapat digunakan untuk
mengukur dan menilai kondisi ataupun sikap seseorang
Fungsi normatif – dapat digunakan untuk membimbing perilaku individu Fungsi perspektif – dapat digunakan untuk
memberikan cara untuk memahami sesuatu
dan cara untuk memandang dunia
(Hyman, Kelley, Merton, Shibutani dalam Rakhmat,
DESKRIPTIF VS PERSKRIPTIF DESKRIPTIF
PERSKRIPTIF Klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah
Klasifikasi kelompok menurut langkah- langkah rasional yang harus dilewati oleh anggota kelompok untuk mencapai tujuan
Komunikasi deskriptif lebih terfokus pada penggambaran aspek dan perhatian semua individu dalam suatu kelompok.
Hal itu membuat kelompok deskriptif dapat dilihat dari bagaimana kelompok tersebut bertindak.
Kelompok preskriptif lebih menekankan pada fungsi-fungsi kelompok yang dapat membangkitkan kesadaran diri hingga dapat melakukan perubahan sosial.
Komunikasi kelompok tipe ini biasanya lebih bersifat netral dengan gerakan yang lebih teratur. Ex : simposium, konferensi Kelompok-kelompok massa yang berperilaku dengan solidaritas tinggi dapat dimasukkan dalam kelompok deskriptif.
Klasifkasi kelompok berdasarkan tujuannya
Nama Kelompok Tujuan
Kelompok sepintas Dibentuk semata-mata untuk membina hubungan manusiawi yg hangat
Kelompok katartis Untuk melepas tekanan batin atau frustasi anggota-anggotanya
Kelompok belajar Untuk menambah informasi
Pembuat kebijaksanaan Untuk menyelesaikan tugas berupa perumusan kebijakan
Kelompok aksi Untuk menyelesaikan tugas berupa perumusan tindakan
GEMMEINSCHAFT- GESSELSCHAFT (TONNIES)
Gemmeinschaft
Paguyuban Anggota2nya diikat oleh hubungan batin yg murni, bersifat alamiah dan kekal Jenis :
By blood : keluarga, klan Of Place : orang2 se-RT/RW Of mind : kesamaan
Gesselschaft
Patembayan Hubungan antar anggotanya bersifat kontraktual
Contoh : perusahaan Property Kelompok status Norma
Nilai Peran sosialisasi kekuatan
STATUS
Pencapaian atau posisi yang ditempati seorang individu dalam sebuah kelompok atau masyarakat.
Dalam status, terkandung hak dan kewajiban.
Status merujuk pada pengelompokan berdasar ; Ascribed status : status yang diperoleh karena
- adanya “keberuntungan” mewarisi sesuatu dari keluarga atau sejak lahir. Misal : putri raja Achieved status : status diperoleh karena usaha >yang dilakukan. Misal : menjadi dokter Umur, jenis kelamin, pekerjaan, pertemanan,
NORMA
Aturan dan standar untuk melakukan sesuatu yang ditetapkan oleh kelompok, dan setiap anggota kelompok diwajibkan mematuhinya.
Bagi kelompok informal, norma kelompok biasanya tidak tertulis, namun dimengerti dengan baik. Bila melakukan pelanggaran maka sanksi yang diberikan lebih pada sanksi social maupun sanksi lain berdasar keputusan
NILAI
Keyakinan bersama di antara para anggota kelompok tentang perilaku yang diinginkan atau yang tidak diinginkan.
Nilai pada umumnya ditentukan oleh budaya atu sub budaya, tetapi nilai-nilai itu secara substantial bervariasi berdasarkan keluarga dan kelompok sebaya Contoh : satu keluarga lebih menghargai kekayaan dan keluarga yang lain lebih
PERAN Semua pola perilaku yang berhubungan dengan status tertentu, termasuk didalamnya adalah sikap, nilai dan perilaku yang melekat pada status orang tesebut.
Struktur atau kelas social basanya menyiratkan peran perilaku yang dapat diterima ataupun tidak.
Seorang individu memainkan berbagai peran yang berbeda, yang berubah sesuai dengan hal yang dibutuhkan pada waktu tersebut.
Misal : seorang pegawai bank, juga seorang anak dari orangtuanya, dan juga istri seseorang.
SOSIALISASI
Proses yang dilalui oleh seseorang untuk belajar tentang berbagai hal, yang meliputi keyakinan, sikap dan perilaku yang berkaitan dengan lingkungan social budaya dimana ia hidup.
Proses sosialisasi berlangsung terus dari kanak-kanak hingga dewasa atau usia lanjut.
Proses sosialisasi melibatkan agen sosialisasi,
KEKUATAN
Social Power, yaitu Kapasitas untuk merubah orang lain.
Detil tentang kekuatan dibahas di sub bab berikutnya.
KOMUNIKASI KELOMPOK
DIYAH AYU AMALIA AVINA M.Si
DEWANTO PUTRA FAJAR M.Si
KOMUNIKASI KELOMPOK
Komunikasi kelompok pada dasarnya difokuskan pada bagaimana kelompok menyelesaikan permasalahannya secara kolektif dan bagaimana kelompok tersebut menghasilkan suatu tindakan tertentu (Frey, 2008: 2023).
Hal tersebut mengindikasikan bahwa komunikasi kelompok merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan oleh kelompok
Karena komunikasi kelompok berkaitan erat
dengan pengambilan keputusan, maka faktor-
faktor psikologis di antara semua anggotakelompok secara tidak langsung berhubungan
dengan pengambilan keputusan.
Dennis S. Gouran (2003: 835) menjelaskan
bahwa dalam kelompok pengambilan keputusan tergantung pada aspek-aspek komunikatif yang terjadi antara semuaKELOMPOK DAN PERILAKU KOMUNIKASI
Peranan anggota kelompok menjadi faktor penting bagaimana kelompok tersebut
berkomunikasi dan mengambil suatu keputusan.
komunikasi kelompok berhubungan langsung dengan komunikasi Interpersonal .William L. Keith (2009: 29)
Hal itu jelas membuat perilaku individual anggota kelompok mempengaruhi bagaimana suatu kelompok tersebut bertindak dan Peranan komunikasi interpersonal yang relatif besar pada komunikasi kelompok bisa membuat kelompok tersebut bertindak berdasarkan pengaruh interpersonal di dalamnya.
Dengan demikian perilaku interpersonal sedikit banyak mempengaruhi bagaimana kelompok tersebut membuat dan menghasilkan keputusan.
SOCIAL INFLUENCE
Perilaku komunikasi pada dasarnya juga dapat dipengaruhi oleh kelompok. Hal ini oleh sejumlah sarjana psikologi dikenal sebagai pengaruh sosial (social influence).
Social influence konfromita Fasilitas polarisasi s sosial
- - Konformitas Perubahan perilaku atau kepercayaan menuju
(norma)kelompok sebagai akibat tekanan kelompok (yang real atau yang dibayangkan) (Kiesler dan Kiesler
dalam Rakhmat, 2005)
- - adalah kecederungan semua anggota kelompok melakukan hal yang sama;
Fasilitas sosial kelancaran atau peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok merupakan dukungan yang diberikan suatu kelompok terhadap Individu; Namun harus diperhatikan - Positif– muncul prestasi – terjadi fasilitasi - negatif – adanya kelompok justru destruktif polarisasi dikenal sebagai penguatan kemampuan individu dalam
CONFORMITY
Konformitas merupakan perubahan perilaku atau kepercayaan menuju norma kelompok sebagai akibat tekanan kelompok, baik riil maupun yang dibayangkan
Kelompok, individu dan konformitas 2 jenis pengaruh sosial
normatif
Pengaruh sosial : sepakat
karena tidak enak jika berbeda, maupun sepakat karena tidak ingin melanggar ekspektasi Pengaruh sosial informasional :
mengikuti kelompok karena menganggap kelompok sebagai petunjuk untuk memilih alternatif yang tidak jelas
Faktor-faktor Situasional yang
Mempengaruhi Konformitas Kejelasan situasi Semakin tidak jelas dan semakin tdk
berstruktur situasi yang kita hadapi, semakin
besar kecenderungan kita untuk mengikuti
kelompok Konteks situasi Situasi yang menghargai konformitas ‘vs’ situasi yg tidak menghargai konformitas Ketika individu disukai jika ia sepakat dg
pendapat kelompok, maka individu tsb akan
Faktor-faktor Situasional yang
Mempengaruhi Konformitas (2) Cara menyampaikan penilaian Menyatakan respons secara terbuka cenderung melakukan konformitas dibanding jika mengungkapkan secara rahasia
Ukuran kelompok Makin besar ukuran kelompok, makin tinggi tingkat konformitas
Karakteristik sumber pengaruh Penilaian terhadap siapa yang menyatakan penilaian
Faktor-faktor Personal yang Mempengaruhi Konformitas
Usia
Umumnya, semakin tinggi usia anak
makin berkurang kecenderungannya untuk konformitas
Jenis Kelamin Perempuan lebih cenderung melakukan
konformitas dibanding laki-laki
Stabilitas Emosional Semakin tidak stabil semakin cenderung
mengikuti kelompok
Faktor-faktor Personal yang Mempengaruhi Konformitas (2)
Kecerdasan Semakin tinggi kecerdasan, semakin kurang kecenderungan ke arah konformitas
Motivasi Motif afliasi mendorong konformitas, motif berprestasi dan aktualisasi diri menghambat konformitas
Harga Diri Semakin tinggi hasrat berprestasi, semakin tinggi kepercayaan diri, semakin sukar dipengaruhi kelompok
FASILITASI SOSIAL
Prestasi kelompok yang meningkat
karena disaksikan kelompok(Floyd Allport dalam Rakhmat, 2005)
Dalam perkembangannya, berbagai hasil penelitian menemukan bahwa : Kehadiran kelompok bersifat fasilitatif bila
pekerjaan yg dilakukan berupa pekerjaan yang sederhana. Kelompok mempersukar pekerjaan bila pekerjaan tsb berkenaan dengan nalar dan penilaian
Teori ‘drive’
(Zajonc) – kehadiran orang lain
dianggap menimbulkan energizing efecc pada perilaku individu
Energi meningkat mempertinggi kemungkinan
dikeluarkannya respon dominan (perilaku yg kita kuasai); respon dominan benar akan meningkatkan prestasi dan sebaliknyaJadi, dalam fasilitasi sosial, prestasi individu meningkat karena disaksikan kelompok ketika individu merasa bahwa dirinya diawasi dan dinilai oleh kelompok
POLARISASI
“Kecenderungan ke arah posisi yang ekstrem” di mana jika sebelum diskusi kelompok para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan lebih kuat lagi mendukung tindakan tsb, demikian pula sebaliknya
Berangkat dari penelitian Stoner di th 1961
(dalam Rakhmat, 2005)
tentang geseran resiko (risky shifc)
Satu gejala di mana individu dianggap
cenderung membuat keputusan secara lebih berani saat mereka ada di dalam kelompok Terjadi karena adanya difusi tanggung jawab
(dalam kelompok, individu dapat berbagi
tanggung jawab dengan orang lain sehingga resiko kegagalan juga ditanggung bersama) Sementara itu, penelitian lain menemukan bahwa risky shifc tidak selalu terjadi maka berkembanglah gejala polarisasi
Polarisasi dapat terjadi karena proporsi argumentasi yang ada dapat menyokong sikap atau tindakan tertentu :
Ketika proporsi terbesar mendukung
sikap konservatif, maka keputusan
kelompok pun akan lebih konservatifKetika proporsi terbesar menolak
pemerintah, maka keputusan kelompok pun juga cenderung menolak lebih kerasImplikasi Negatif dari Polarisasi Terjadinya
Groupchink
Mendorong ekstremisme dalam kelompok gerakan sospol
GROUPTHINK
Irving Janis – penelitian terhadap kelompok Penasehat Presiden Kennedy
Defnisi Cara pertimbangan yg digunakan anggota
kelompok ketika keinginan atas kesepakatan melampaui motivasi untuk menilai semua
(West and Turner,
rencana tindakan yang ada
2007)
Proses pengambilan keputusan yang terjadi
pada kelompok yang sangat kohesif di mana anggota2 berusaha mempertahankan
konsensus kelompok sehingga kemampuan
Groupchink sering terjadi pada
kelompok dengan karakteristik : 1.Kemiripan anggotanya tinggi dan mempunyai hubungan baik satu sama lain 2. Cenderung gagal menyadari sepenuhnya akan adanya pendapat yang berlawanan 3. Menekan konfik dan tidak mempertimbangkan semua solusi yang ada
KONDISI PENDAHULU TERJADINYA GROUPTHINK
Kohesivitas kelompok Kekuatan yang mendorong anggota kelompok
untuk tetap tinggal dalam kelompok Kelompok dengan kohesivitas tinggi
memberikan tekanan pada kelompok untuk
menaati standar kelompok – konformitas
Faktor struktural
Isolasi kelompok – kemampuan kelompok
untuk tdk terpengaruh dunia luar Homogenitas latar belakang anggota –
menjadikan lebih mudah setuju
Kurangnya kepemimpinan
imparsial Anggota kelompok dipimpin
- oleh individu yang mementingkan agenda pribadi mereka Sehingga, opini-opini yg
- merugikan akan ditekan (tidak memungkinkan munculnya pandangan-pandangan oposisi)
GEJALA-GEJALA GROUPTHINK
Penilaian berlebihan pada kelompok – yakin bahwa kelompok cukup istimewa dan tidak terkalahkan (disebut illusion of invulnerabilicy) Ketertutupan pikiran – tidak mengindahkan pengaruh2 dari luar (lawan lemah/bodoh) Tekanan untuk mencapai keseragaman –
illusion of unanimicy atau ilusi akan
adanya kebulatan suara, diam tanda setuju(West and Turner, 2007)