PENGARUH HUKUM WARIS ISLAM TERHADAP HUKUM WARIS ADAT PADA MASYARAKAT GAYO (STUDI DI KABUPATEN ACEH TENGAH) TESIS

  PENGARUH HUKUM WARIS ISLAM TERHADAP HUKUM WARIS ADAT PADA MASYARAKAT GAYO (STUDI DI KABUPATEN ACEH TENGAH) TESIS Oleh ADI FITRA 107011062/M.Kn FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

  PENGARUH HUKUM WARIS ISLAM TERHADAP HUKUM WARIS ADAT PADA MASYARAKAT GAYO (STUDI DI KABUPATEN ACEH TENGAH) TESIS Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Oleh ADI FITRA 107011062/M.Kn FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

  

Judul Tesis : PENGARUH HUKUM WARIS ISLAM TERHADAP

HUKUM WARIS ADAT PADA MASYARAKAT GAYO (STUDI DI KABUPATEN ACEH TENGAH) Nama Mahasiswa : ADI FITRA Nomor Pokok : 107011062 Program Studi : Kenotariatan

  

Menyetujui

Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)

Pembimbing Pembimbing

  

(Prof.Dr.Muhammad Yamin,SH,MS,CN) (Dr.Idha Aprilyana Sembiring, SH, MHum)

Ketua Program Studi, Dekan,

(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN) (Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)

Tanggal lulus : 23 Agustus 2013

  Telah diuji pada Tanggal : 23 Agustus 2013 PANITIA PENGUJI TESIS Ketua : Prof. Dr. Runtung, SH, MHum Anggota : 1. Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN

  2. Dr. Idha Aprilyana Sembiring, SH, MHum

  3. Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum

  4. Dr. Mahmul Siregar, SH, MKn

SURAT PERNYATAAN

  Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI FITRA Nim : 117011062 Program Studi : Magister Kenotariatan FH USU Judul Tesis : PENGARUH HUKUM WARIS ISLAM TERHADAP

HUKUM WARIS ADAT PADA MASYARAKAT GAYO (STUDI DI KABUPATEN ACEH TENGAH)

  Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat karena kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi Magister Kenotariatan FH USU dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas perbuatan saya tersebut.

  Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan sehat.

  Medan, Yang membuat Pernyataan Nama : ADI FITRA Nim : 117011062

  

ABSTRAK

  Konflik yang terjadi diantara saudara didalam keluarga sering terjadi dikarenakan pembagian warisan yang di anggap tidak adil oleh salah satu pihak. Konflik warisan ini terjadi dalam masyarakat adat Gayo dikarenakan adanya hukum patah titi yang menghilangkan rasa keadilan dan memutuskan hubungan garis kekeluargaan (nasab). Hukum patah titi adalah putusnya hubungan kewarisan antara kakek/nenek dengan cucu akibat ayah atau ibunya meninggal dahulu dari pewaris, didalam adat Gayo ahli waris

  

patah titi ini sama sekali tidak mendapatkan sedikitpun harta yang di tinggalkan pewaris

  yaitu kakeknya dan lebih menyakitkan adalah putusnya hubungan keluarga diantara mereka yang menerima waris dan yang terkena patah titi. Didalam hukum Islam benar tidak ada pengantian tempat, akan tetapi didalam Islam tidak memutuskan hubungan keluarga bahkan cucu yang orang tuanya meninggal terlebih duhulu tetap mendapatkan bagian dengan cara hibah walau pun jumlah yang diterima hanya sedikit tetapi tetap juga mendapatkan harta warisan dari kakeknya. Salah satu konsep pembaharuan Hukum Kewarisan Islam adalah Kompilasi Hukum Islam (KHI) disebar luaskan melalui Instruksi Presiden Nomor l Tahun l99l yang diikuti Keputusan Menteri Agama Nomor l54 Tahun l99l. Untuk dapat diterapkannya Kompilasi Hukum Islam (KHI) ini di dalam Peradilan Agama yang ada di seluruh Indonesia. KHI memberikan hak seorang ahli waris yang telah meninggal dunia kepada keturunannya yang masih hidup. Aturan ini tercantum dalam Pasal 185 Kompilasi Hukum Islam (KHI).

  Berdasarkan hal tersebut diatas maka permasalah dalam penulisan tesis ini adalah Bagaimana pengaruh hukum waris Islam terhadap hukum waris adat pada masyarakat Gayo di Kabupaten Aceh Tengah. Bagaimana perkembangan hukum patah

  

titi pada masyarakat Gayo di Kabupaten Aceh Tengah. Faktor-faktor apa yang

  mempengaruhi terjadinya pergeseran hukum patah titi pada masyarakat Gayo di Kabupaten Aceh Tengah. Untuk membahas permasalah tersebut maka sifat penelitian yang dilakukan adalah deskriftif analisis yang mengambarkan perkembangan hukum waris adat yang ada pada masyarakat Gayo. dengan pendekatan yuridis sosiologi (empiris) dilakukan dengan cara kualitatif. Dan penarikan kesimpulan dilakukan dengan pendekatan induktif.

  Hasil penelitian menunjukan bahwa telah ada pengaruh hukum waris Islam terhadap hukum waris adat Gayo dengan diberikannya hak waris cucu yang orang tuanya meninggal terlebih dahulu dari pewaris karena merupakan satu keturuan (nasab) dari pewaris dan setelah di undangkanya Kompilasi Hukum Islam (KHI) yang menganulir hukum patah titi di masyarakat Gayo.

  Saran diharafkan masyarakat Gayo dalam melakukan pembagian warisan dapat melaksanakannya sesuai dengan Syari’at Islam dan Kompilasi Hukum Islam (KHI), sebaiknya jangan mengunakan hukum patah titi lagi dalam pembagian warisan dan agar dapat disosialisasikan masalah hukum pengantian tempat dalam pembagian waris agar tidak terjadi patah titi lagi dimasyarakat Gayo . Kata kunci : Pengaruh, Hukum Waris Islam, Hukum Waris Adat Gayo

  i

  

ABSTRACT

Conflict among siblings in a family frequently occurs due to the inheritance

distribution which is considered unfair by either party. In Gayo community, this

inheritance-related conflict occurs due to the Patah Titi law which eliminates the

sense of justice and disconnects the cognates. Patah Titilaw is the disconnection of cognates between grandfather/grandmother and their grandchildren because the father or the mother of the grandchild/ren died before the testator. In the traditional culture of Gayo, the beneficiary of this Patah Titi does not receive the property left by his/her grandfather/grandmother at all, and which is more painful is that the family relationship between the beneficiary/grandchildren and their grandfather’s family who experiences Patah Titi. It is true that there is no substitution in Islamic Law, but Islamic Law does not disconnect the cognates, even the grandchildren who have lost their parents still get their parts through grant although the amount they receive is small but they still receive inheritance from their grandfather. One of the concepts of Islamic InheritanceLaw Reform is the Compilation of Islamic law widely socialized

through Presidential Instruction No.1/1991 followed with the Decree of Minister of

Religious Affairs No. 154/1991. In order that this Compilation of Islamic Law can be applied in the Religious Courts in Indonesia, the Compilation of Islamic Law in its Article 185, gives the right of a heir who has passed away to his/her descendants who are still alive.

  Based on the information mentioned above, the research problems to be answered in this study were how Islamic Inheritance Law influenced Adat Inheritance Law in Gayo community in Aceh Tengah District, how Patah Titi Law developed in Gayo community in Aceh Tengah District, and what factors influenced the shift in

Patah Titi Law in Gayo community in Aceh Tengah District. This descriptive

analytical study described the development of Adat Inheritance Law in Gayo community and qualitatively discussed it sociologically juridical (empirical) approach. The conclusion of this study was drawn through inductive approach. The result of this study showed that Islamic Law has had influence on Adat Law in

Gayo community. It is seen from the condition in which the inheritance right of the

grandchildren whose parents have passed away before the testator

(grandfather/grandmother) has been given because the grandchildren are of the same cognates as the testator after the enactment of the Compilation of Islamic Law which annulled Patah Titi Law in Gayo community.

  Gayo community is suggested to implement distribution of inheritance in accordance with Islamic Shari’a and Compilation of Islamic Law not Patah Titi Law. Keywords: Influence, Islamic Inheritance Law, Gayo Adat Inheritance Law

ii

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur hanya bagi Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan Tesis ini, sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar MAGISTER KENOTARIATAN di Universitas Sumatera Utara Medan. Dalam memenuhi tugas inilah penulis menyusun dan memilih judul :

  “PENGARUH HUKUM WARIS ISLAM TERHADAP HUKUM WARIS ADAT PADA MASYARAKAT GAYO (STUDI DI KABUPATEN ACEH TENGAH)”.

  Saya menyadari bahwa Tesis ini jauh dari kesempurnaan baik dari segi materinya, maupun dari segi tehnik penyajiannya, untuk itu dengan hati terbuka, saya menerima saran dan keritik dari semua pihak, agar dapat menjadi pedoman dimasa yang akan datang.

  Didalam penulisan dan penyusunan tesis ini, saya mendapat bimbingan dan pengarahan serta saran-saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang tidak dapat dinilai harganya dengan apapun secara khusus kepada yang terhormat, Bapak Prof. Dr. Runtung ,

  SH, MHum, Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN, dan Ibu Dr. Idha Aprilyana Sembiring, SH, MHum, selaku komisi pembimbing yang penuh

  kesabaran dan keiklasan dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sejak awal hingga terselesainya tesis ini. Dan juga penulis ucapkan terimakasih kepada dosen penguji Bapak Dr. Mahmul Siregar, SH, MHum dan Ibu Dr. T.

  Keizerina Devi A, SH, CN, MHum yang telah memberikan masukan yang berharga terhadap kesempurnaan tesis ini.

  Selanjutnya ucapan terimakasih juga saya ucapkan kepada:

  1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A (K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk dapat mengikuti pendidikan Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

  2. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, atas kesempatan, fasilitas dan kelancaran proses administrasi pendidikan selama penulis menempuh masa pendidikan.

  3. Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN, selaku Ketua Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan dorongan selama menempuh pendidikan dan masukan kepada penulis untuk kesempurnaan tesis ini.

  4. Ibu Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, M.Hum, selaku sekretaris Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan dorongan kepada penulis untuk segera menyelesaikan penulisan tesis ini.

  5. Bapak-bapak dan Ibu-Ibu Dosen Program Magister Kenotariatan Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara Medan, yang telah mendidik dan membimbing penulis sampai kepada tingkat Magister Kenotariatan.

  6. Seluruh Staf Biro Pendidikan, serta teman-teman di Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan, yang telah banyak membantu dalam penyelesaian tesis ini.

  7. Terimaksih juga saya persembahkan kepada seluruh teman-teman kelas Khusus angkatan 2010 yang terus memberikan motivasi, semangat dan kerja sama dan diskusi, membantu dan memberikan pemikiran kritik dan saran yang dari awal masuk di sekolah Pasca Sarjana Universita Sumatera Utara Medan.

  Secara khusus penulis menghaturkan sembah dan sujud dan ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada kedua orang tuaku Bapak H. Abbas dan Ibu Almarhumah Hj. Nursinah yang tidak sempat melihat kelulusan ku, dan yang telah bersusah payah melahirkan, membesarkan dengan penuh pengorbanan, kesabaran dan kasih sayang serta memberikan doa restu, sehingga penulis dapat melanjutkan dan menyelesaikan pendidikan di Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara Medan Program Studi Magister Kenatariatan.

  Ucapan yang tak terhingga penulis ucapkan kepada keluarga ku, Isteriku Santi Aramiko S.Pd dan buah hatiku Muhammad Raihan yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan moril, materil dan do’a kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan sekolah di Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara Medan Program Studi Magister Kenatariatan, sekali lagi terimakasih buat isteri dan anak ku.

  Terimakasih juga kepada kakak-kakak dan abang-abangku yang telah banyak memberikan perhatian dan do’anya serta dukungannya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan sekolah Pasca Sarjana di Universita Sumatera Utara Medan.

  Ucapan terimakasih juga saya sampaikan kepada Informan dan responden serta seluruh pihak-pihak yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu-persatu, atas kerja sama dan bantuannya dalam penyeseaian Tesis ini.

  Saya berharap semoga semua bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa, agar selalu dilimpahkan kebaikan, kesehatan, kesejahteraan dan rezki yang melimpah.

  Akhirnya dengan segala kerendahan hati dan penuh ucapan sukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, saya menyerahkan diri semaga tetap dalam lindungannya. Semoga tesis ini dapat berguna bagi diri saya dan juga semua pihak dan kalangan yang mengembangkan Ilmu Hukum, Khususnya Bidang Ilmu Kenotariatan.

  Medan, Agustus 2013 Penulis

  (Adi Fitra, SH)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  vi

  I. DATA PRIBADI

  Nama : Adi Fitra, SH Tempat dan tanggal lahir : Takengon, 6 Juli 1975

  Alamat : Kampung Kemili Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah

  Jenis kelamin : Laki-laki Agama : Islam

  Nama Isteri Nama anak

  : Santi Aramiko S.Pd Muhammad Raihan

  II. ORANG TUA

  Nama Bapak :

  H. Abbas Nama Ibu : Almarhumah Hj. Nursinah

  II. LATAR BELAKANG PENDIDIKAN

  SD Negeri No.5 Takengon Aceh Tengah SMP Negeri 12 Ulee Kareng Banda Aceh STM WIRASWASTA 2 Bandung Jawa Barat Sekolah Tinggi Hukum Bandung (STHB) S2 Program Studi Magister Kenotariatan FH USU

  : : : : :

  Dari tahun 1984 - 1990 Dari tahun 1990 - 1993 Dari tahun 1993 - 1996 Dari tahun 1997 - 2002 Dari tahun 2010 - 2013

  

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK ........................................................................................................ i ABSTRACT ....................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... vi DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ x DAFTAR ISTILAH ......................................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................

  1 A. Latar Belakang .........................................................................

  1 B. Perumusan Masalah .................................................................

  9 C. Tujuan Penelitian .....................................................................

  9 D. Manfaat Penelitian ................................................................... 10

  E. Keaslian Penelitian ................................................................... 10

  F. Kerangka Teori Dan Konsepsi ................................................. 11

  1. Kerangka Teori .................................................................... 11

  2. Konsepsi .............................................................................. 19

  G. Metode Penelitian ..................................................................... 21

  BAB II PENGARUH HUKUM WARIS ISLAM TERHADAP

HUKUM WARIS ADAT PADA MASYARAKAT GAYO DI

KABUPATEN ACEH TENGAH ................................................. 27 A. Sejarah Masuknya Islam Di Gayo Kabupaten Aceh Tengah... 27 B. Pengertian Hukum Waris Islam dan Hukum Waris adat .......... 33 C. Pengaruh Hukum Waris Islam Terhadap Hukum Waris Adat Gayo di Kabupaten Aceh Tengah ............................................. 58

vii

  BAB III PERKEMBANGAN HUKUM PATAH TITI PADA MASYARAKAT GAYO DI KABUPATEN ACEH TENGAH

  68 A. Deskripsi kabupaten Aceh Tengah ........................................... 68

  B. Sistem Kekerabatan Masyarakat Gayo Di Kabupaten Aceh Tengah ...................................................................................... 72

  C. Pengertian Hukum Patah Titi ................................................... 79

  D. Hukum Waris Adat Masyarakat Gayo di Kabupaten Aceh tengah ........................................................................................ 87 E. Hukum Patah Titi dan Perkembangannya Pada masyarakat

  Gayo di Kabupaten Aceh Tengah ............................................ 107

  BAB IV FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA PERGESERAN HUKUM PATAH TITI

PADA MASYARAKAT GAYO DI KABUPATEN ACEH

TENGAH ........................................................................................ 126 A. Faktor Agama............................................................................ 126 B. Faktor Ekonomi ........................................................................ 129 C. Faktor Pendidikan .................................................................... 132 D. Faktor Kompilasi Hukum Islam ............................................... 136 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 144 A. Kesimpulan .............................................................................. 144 B. Saran ......................................................................................... 145 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 147

viii

  DAFTAR TABEL Nomor Judul Halaman 1. Data jumlah penduduk di kabupaten Aceh tengah..................

  69 2. Pendapat responden tentang hukum patah titi........................

  85

  3. Pendapat responden tentang pembagian waris dilaksanakan sebelum pewaris meninggal dunia, akan tetapi harta tersebut belum bisa dimiliki sebelum pewaris meninggal dunia.......... 105

  4. Pendapat responden tentang hukum yang digunakandalam pembagian warisan................................................................. 106

  5. Pendapat responden tentang ketidak adilan dalam hukum

  patah titi dalam pembagian warisan....................................... 109

  6. Pendapat responden terhadap keberadaan hukum patah titi.. 111

  7. Pendapat responden terhadap ahli waris pengganti dalam Kompilasi Hukum Islam......................................................... 113

  ix

  x DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Halaman 1. Patah titi versi 1....................................................................

  82 2. Patah titi versi 2....................................................................

  83 3. Patah titi versi 3....................................................................

  84

  4. Kasus Patah titi..................................................................... 120

DAFTAR ISTILAH

  xi

  1. Patah Titi artinya putusnya hubungan waris antara kakek dengan cucu akibat ayah atau ibu meninggal dahulu dari pewaris yaitu kakek

  2. Reje artinya raja dalam arti bisa kepala kampung atau desa atau pemimpin

  3. Agama urum edet, lagu zet urum sifeet, Agama kin senuwen, edet kin peger, artinya Agama Islam dan adat Gayo seperti zat dan sifat. Agama sebagi tanaman, adat sebagai pagarnya.

  4. Mersah atau menasah artinya tempat pelaksanaan sholat pardhu berjamaah khusus kaum laki-laki dan merupakan kelengkapan kampung yang harus ada.

  5. Joyah artinya tempat pelaksanaan sholat pardhu berjamaah khusus kaum wanita dan merupakan kelengkapan kampung yang harus ada.

  6. Belah artinya kelompok orang yang bergabung dalam suatu belah (klen) karena satu asal keturunan atau senasib sepenanggungan atau karena diakui ataau diterima sebagai anggota belah.

  7. Kuet edet muperala agama, rusak edet rusak agama artinya kuat adat semakin teguh agama, rusak adat rusak agama dan semua sistem masyarakat.

  8. Sinte artinya empat tugas utama orang tua terhadap anaknya yaitu Iturun mani, Imenjelesen, Iserahan mungaji, ikerjen atau iluahi.

  9. Iturun manin, artinya sinte pertama yang harus dilaksanakan oleh orang tua dan keluarga inti untuk memberi nama, menyembelih aqiqah, memotong rambut, berdo’a dan walimah ( kenduri)

  10. Imenjelisen yaitu sinte ke kedua arinya ketika anak telah berusia 7 (tujuh) tahun sampai dengan 13 (tiga belas) tahun keluarga inti melaksanakan sinte kedua untuk mengkhitan anknya.

  11. Iserahan mungaji sinte ke tiga artinya diserahkan kepada guru untuk belajar mengaji, membaca Al-qur’an dan belajar pengetahuan praktis tentang ibadat.

  12. Ikerjen atau iluahi, sinte ke empat yaitu dicarikan jodoh dan dinikahkan.

  13. Imen adalah Iman, kepercayaan kita kepada sang pencipta.

  14. Pematang yaitu bagian untuk megangkat derajat ibu, sehingga ibu tidak bekerja lagi mengurusi harta.

  15. Manat artinya amanat

  16. Penosah ni punmu artinya ini pemberian pamanmu? 17. Ini tenaring ni awan/ananmu artinya ini peninggalan kakek/nenekmu.

  18. Angkap artinya pihak laki-laki ditarik kedalam belah isteri.

  19. Nujuh yaitu setelah tujuh hari pewaris berada dalam barzakh

  20. Sawah ni lou yaitu pada hari ke empat puluh empat dari hari meninggalnya pewaris.

  21. Kenduri acara syukuran

  22. Lingge kerajaan Lingga

  23. Lemak lungi jenis makanan

  24. Mukemel, (harga diri) artinya rasa malu kepada Allah agar tidak berbuat sesuatu yang dilarang oleh Allah.

  25. Tertip, (tertip) arinya teratur atau beraturan dalam melaksanakan sefgala hal.

  26. Setie, (setia) artinya dalam pri bahasa Gayo di sebut “setie murip gemasih papa” arinya kesetian hidup karena kasih sayang, walaupun karena itu hidup merana.

  27. Semayang-Gemasih, (kasih sayang) artinya kasih sayang sejati dan amat berguna bagi orang yang dikasihi, walaupun tanda kasih sayang itu tidak begitu banyak.

  28. Mutentu, (Kerja keras) artinya rajin dan bekerja keras dan rapi melaksanakan sesuatu, orang Gayo yang melaksanakan nilai “mutentu” baik laki-laki maupun perempuan terutama remaja amaat di hormati dan disayang masyarakat.

  xii

  29. Amanah, (amanah) artinya kepercayaan yang di berikan kepadanya atau dipercaya atau terpercaya, jujur dan bertanggung jawab.

  30. Genap mupakat, (musyawarah) artinya bersepakat dan muyawarah dalam bertukar pikiran, segala urusan atau masalah yang akan diselesaikan atau akan dilaksanakan, terlebih dahulu dimusyawarahkan diantara pihak-pihak bersangkutan bagaimana cara melaksanakan atau menyelesaikannya.

  31. Alang tulung, (tolong menolong) artinya saling tolong menolong meringankan beban orang lain.

  32. Bersikemelen, (kompetitif) arinya nilai penunjang bagi terlaksananya nilai-nilai laainnya untuk mewujudkan nilai puncak yaitu malu (mukemel).

  33. Kuning ni tenaruh artinya kuning telur

  34. Sara ine artinya satu mamak 35. Sudere artinya saudara.

  36. Musyawarah artinya pakat 37. Jawe artinya terpisah periuk nasi dari orang tuanya atau sudah mandiri.

  38. Wali dari pihak ibu disebut dengan wali karong. Tetapi wali karong tidak dapat bertanggung-jawab terhadap keturunan

  39. Ango atau Juelen, di mana pihak suami seakan-akan membeli wanita yang bakal dijadikan istri, maka si istri dianggap masuk ke dalam belah suami

  40. Cere banci artinya cerai karena perselisihan

  41. Angkap artinya di mana pihak laki-laki suami ditarik ke dalam belah si isteri Suami terlepas dari belahnya. Bentuk perkawinan rangkap ini dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu bentuk angkap nasap dan bentuk angkap sementara.

  xiii