Kekuatan dan Kelemahan model KBK

DASAR-DASAR KURIKULUM
Tentang
Kekuatan dan Kelemahan KBK
(Kurikulum Berbasis Kompetensi)

Dosen Pembimbing :
Prof. Dr. H. Nurtain

Disusun oleh :

Nama : MURTI SARI
Nim

: 16004058

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2016

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia pendidikan, salah satu kunci untuk menentukan
kualitas lulusan adalah

kurikulum

pendidikannya. Karena pentingnya maka setiap kurun

waktu tertentu kurikulum selalu dievaluasi untuk kemudian disesuaikan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, kemajuan teknologi dan kebutuhan pasar. Perubahan
“model” kurikulum yang ditetapkan secara nasionalharus diikuti oleh semua
program studi, dengan memperbaharui kurikulum yang selama ini telah diterapkan.
Kebijakan kurikulum dibuat atau dibentuk oleh pemerintah, ini didorong oleh
perubahan dan tuntutan kebutuhan masyarakat dalam dimensi globalisasi yang
ditandai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi begitu pesat sehingga kehidupan
penuh persaingan dalam segi apapun tidak bisa dihindari dan harus siap untuk
kemajuan suatu bangsa.
2.

3.


Rumusan Masalah
1.

Apakah pengertian kurikulum berbasis kompetensi ?

2.

Apa ciri-ciri

3.

Apa kelebihan dan kekurangan KBK ?

KBK ?

Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
a. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-dasar Kurikulum.
b. Untuk memperluas ilmu pengetahuan tentang KBK.

c. Mengetahui kekuatan dan kelemahan KBK.
d.

Untuk mengetahui cara memecahkan masalah dalam menerapkan KBK.

4. Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini, yaitu:
a. Makalah ini disusun sebagai salah satu pemenuhan tugas dari mata kuliah
Kurikulum.
b. Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan,
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi semua yang membacanya.

BAB II
PERMASALAHAN
A. Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
1. Pengertian kurikulum
Pengertian kurikulum menurut Hilda Taba tersebut menekankan pada tujuan suatu
statemen, tujuan-tujuan khusus, memilih dan mengorganisir suatu isi, implikasi dalam
pola pembelajaran dan adanya evaluasi.

Sementara Unruh dan Unruh (1984) mengemukakan bahwa kurikulum merupakan
suatu rencana untuk mencapai keberhasilan pembelajaran yang di dalamnya
mencakup rencana yang berhubungan dengan tujuan, dengan apa yang harus
dipelajari, dan dengan hasil dari pembelajaran.
Lebih lanjut menurut Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pada pasal 1 ayat (19), menyebutkan bahwa kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.

2. Pengertian kompetensi
Menurut definisi ini kompetensi memiliki agregat pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang dapat mendukung keberhasilan dalam melakukan pekerjaan, dan untuk
mencapai kompetensi lulusan diperlukan kurikulum.
Menurut Garcia-Barbero (1998:167), menyebutkan bahwa kompetensi adalah
kombinasi dari sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas profesional.
Berdasarkan SK Mendiknas nomor 045/U/2002, menyatakan bahwa kompetensi
adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang
sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan

tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.

3.

Kurikulum Berbasis Kompetensi
Eve Krakow (2003) mengemukakan bahwa pengajaran berbasis kompetensi

adalah keseluruhan tentang pembelajaran aktif (active learning) dimana guru
membantu siswa untuk belajar bagaimana belajar dari pada hanya mempelajari isi
(learn how to learn rather than just cover content).
Sedangkan Pusat kurikulum, Balitbang Depdiknas (2002:3), mendefinisikan
bahwa kurikulum berbasis kompetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan
tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan
belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan
kurikulum sekolah. Kurikulum ini berorientasi pada: (1) hasil dan dampak yang
diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui serangkaian pengalaman belajar
yang bermakna, dan (2) keberagaman yang dapat diwujudkan sesuai dengan
kebutuhannya. Penerapan KBK berorientasi pada pembelajaran tuntas (mastery
learning).
Kurikulum berbasis kompetensi memuat standar kompetensi dan kompetensi

dasar pada setiap mata pelajaran. Standar kompetensi diartikan sebagai kebulatan
pengetahuan, keterampilari, sikap, dan tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai
dalam mempelajari suatu matapelajaran. Cakupan standar kompetensi standar isi
(content standard) dan standar penampilan (performance standard). Kompetensi
dasar, merupakan jabaran dari standar kompetensi, adalah pengetahuan, keterampilan
dan sikap minimal yang harus dikuasai dan dapat diperagakan oleh siswa pada
masing-masing standar kompetensi.
Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada mengeksplorasi kemampuan/
potensi peserta didik secara optimal, mengkonstruk apa yang dipelajari dan
mengupayakan penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kurikulum berbasis
kompetensi berupaya mengkondisikan setiap peserta didik agar memiliki pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan
bertindak sehingga proses penyampaiannya harus bersifat kontekstual dengan
mempertimbangkan faktor kemampuan, lingkungan, sumber daya, norma, integrasi
dan aplikasi berbagai kecakapan kinerja, dengan kata lain KBK berorientasi pada
pendekatan konstruktivisme.
B.

Ciri-ciri KBK, yaitu:


a. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa, baik secara individual maupun
klasikal.

b. Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman.
c. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang
bervariasi.
d. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar yang lain yang
memenuhi unsur edukasi.
e. Penilaian menekankan pada proses dan hasil dalam upaya penguasaan atau
pencapaian suatu kompetensi.
C.

Komponen Utama Kurikulum Berbasis Kompetensi

Kurikulum berbasis kompetensi merupakan kerangka inti yang memiliki empat
komponen dasar yaitu:
1) Kurikulum Hasil Belajar (KHB).
Memuat perencanaan pengembangan peserta didik yang perlu dicapai secara
keseluruhan. Kurikulum dan hasil belajar ini memuat kompetensi, hasil belajar, dan
indikator keberhasilan. KHB memberikan suatu rentang kompetensi dan hasil belajar

siswa yang bermanfaat bagi guru untuk menentukan apa yang harus dipelajari oleh
siswa, bagaimana seharusnya mereka dievaluasi, dan bagaimana pembelajaran
disusun.
2)

Penilaian Berbasis Kelas (PBK).

Memuat prinsip, sasaran, dan pelaksanaan penilaian berkelanjutan yang lebih akurat
dan konsisten sebagai akuntabilitas publik melalui penilaian terpadu dengan kegiatan
belajar mengajar di kelas (berbasis kelas) dengan mengumpulkan kerja siswa
(fortofolio), hasil karya (produk), penugasan (proyek), kinerja (performance), dan tes
tertulis. Penilaian ini mengidentifikasi kompetensi/hasil belajar yang telah dicapai,
dan memuat pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dan telah dicapai serta
peta kemajuan belajar siswa dan pelaporan.
3) Kegiatan Belajar Mengajar.
Memuat gagasan-gagasan pokok tentang pembelajaran dan pengajaran untuk
mencapai kompetensi yang ditetapkan serta gagasan-gagasan pedagogis dan
andragogis yang mengelola pembelajaran agar tidak mekanistik.
4) Pengelolaan Kurikulum Berbasis sekolah.
Memuat berbagai pola pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumber daya lain

untuk meningkatkan mutu hasil belajar. Pola ini dilengkapi dengan gagasan

pembentukan jaringan kurikulum, pengembangan perangkat kurikulum (antara lain
silabus), pembinaan profesional tenaga kependidikan, dan pengembangan sistem
informasi kurikulum.
Berdasarkan Kepmen 045/U/2002, terdapat lima unsur pokok kompetensi dan empat
gugus utama kompetensi. Adapun lima unsur pokok kompetensi tersebut adalah: 1)
Pengembangan Kepribadian (MK), 2) Pengembangan Keahlian Keilmuan (MKK), 3)
Pengembangan Keahlian Berkarya (MKB), 4) Pengembangan Perilaku Berkarya
(MPB), dan 5) Pengembangan Berkehidupan Bermasyarakat (MBB). Sedangkan
empat gugus utama kompetensi meliputi: 1) factual knowledge, 2) conceptual
knowledge, 3) procedural knowledge, dan 4) metacognitive knowledge.

D.
1.

Kelebihan dan kekurangan KBK
Kelebihan KBK

a. Mengembangkan kompetensi-kompetensi siswa pada setiap aspek mata pelajaran

dan bukan pada penekanan penguasaan konten mata pelajaran itu sendiri.
b. Mengembangakan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student oriented).
Siswa dapat bergerak aktif secara fisik ketika belajar dengan memanfaatkan indra
seoptimal mungkin dan membuat seluruh tubuh serta pikiran terlibat dalam proses
belajar. Dengan demikian, siswa dapat belajar dengan bergerak dan berbuat, belajar
dengan berbicara dan mendengar, belajar dengan mengamati dan menggambarkan,
serta belajar dengan memecahkan masalah dan berpikir. Pengalaman-pengalaman itu
dapat diperoleh melalui kegiatan mengindra, mengingat, berpikir, merasa,
berimajinasi, menyimpulkan, dan menguraikan sesuatu. Kegiatan tersebut dijabarkan
melalui kegiatan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
c. Guru diberi kewenangan untuk menyusun silabus yang disesuaikan dengan situasi
dan kondisi di sekolah/daerah masing-masing.
d. Bentuk pelaporan hasil belajar yang memaparkan setiap aspek dari suatu mata
pelajaran memudahkan evaluasi dan perbaikan terhadap kekurangan peserta didik.
e.

Penilaian

yang


menekankan

pada

proses

memungkinkan

siswa

untuk

mengeksplorasi kemampuannya secara optimal, dibandingkan dengan penilaian yang
terfokus pada konten.

2.

kekurangan KBK

1) Kurangnya sumber manusia yang potensial dalam menjabarkan KTSP dengan
kata lain masih rendahnya kualitas seorang guru, karena dalam KTSP seorang
guru di tuntut untuk lebih kreatif dalam menjalankan pendidikan.
2) Kurangnya sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah.
KBK lebih menekankan pada kemampuan (kompatensi) melakukan

sesuatu,

sehingga pendekatan ilmu pengetahuan y`ng lebih menekankan pada isi atau
materi berupa pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis,sitesis dan evaluasi
hasil belajar kurang diperhatikan.
3) Kurangnya guru yang berkualitas dan profesional untuk melakukan kerjasama
dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB III
PEMECAHAN MASALAH
Dari kekurang kurikulum berbasis kompetensi kita dapat menerawang/mengkaji
lagi bagaimana mengatasi masalahnya. Para pendidik dan pemerintah dapat
memecahkan masalahnya dengan seksama dan melakukan observasi dengan
mengevaluasi kurikulum yang telah ada.

E.

Pengertian evaluasi
Pengertian evaluasi menurut joint committee, 1981 ialah penelitian yang sistematik

atau yang teratur tentangmanfaat atau guna beberapa obyek. Purwanto dan Atwi
Suparman, 1999 mendefinisikanevaluasi adalah proses penerapan prosedur

ilmiah untuk mengumpulkan data yang validdan reliabel untuk membuat
keputusan

tentang

suatu

program.

Rutman

and

Mowbray1 9 8 3

mendefinisikan evaluasi adalah penggunaan metode ilmiah
untuk

m e n i l a i implementasi dan outcomes s u a t u

berguna

untuk

proses

m e m b u a t keputusan.

program
Chelimsky

yang
1989

mendefinisikan evaluasi adalah suatu metode penelitian yangsistematis untuk
menilai rancangan, implementasi dan efektifitas suatu program.

F.

Masalah dalam Evaluasi Kurikulum

Norman dan Schmidt 2002 mengemukakan ada beberapa kesulitan
d a l a m p e n e r a p a n evaluasi kurikulum , yaitu :
1.Kesulitan dalam pengukuran
2 . K e s u l i t a n d a l a n p e n e r a p a n r a n d o m i s a s i d a n double blind
3.Kesulitan dalam menstandarkan intervensi dalam pendidikan.
4.Pengaruh

intervensi

dalam

pendidikan

mudah

dipengaruhi

oleh

faktor-faktor lainsehingga pengaruh intervensi tersebut seakan-akan lemah.
Evaluasi kurikulum antara lain hendaknya didasarkan atas :
1. determinan kurikulum
- orientasi filosofis lembaga pendidikan itu
- konteks sosial-ekonomi
- hakikat pelajar
- hakikat bahan ajar
2. harapan-harapan “golongan klien atau konsumen”
3. Bukti

mengenai

tingkat

produktivitas

dengan

mempertimbangkan

hasil

belajar,biaya dan waktu.
G. Disain evaluasi
Disain evaluasi menguraikan tentang(1) data yang harus dikumpulkan, (2) analisis
data untuk”membuktikan”nilai dan efektifitas kurikulum.
Desain evaluasi biasanya terdiri atas 5 langkah, yakni:
A. Merumuskan tujuan evaluasi
B. Mendesain proses metodologi efaluasi.

C. Menspesifikan data ang diperlukan untuk menyusun instrumen bagi proses
pengumpulan data.
D. Menggumpulkan, menyusun, dan mengolah data.
E. Menganalisis data dan menyusun laporan mengenai hasil-hasil, kesimpulan, dan
rekomondasi.

BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
1. Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dapat diartikan sebagai konsep kurikulum
yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi)
tugas-tugas dengan standar performasi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan
oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.
2. Terdapat tiga landasan teoritis yang mendasari kurikulum berbasis kompetensi,
yaitu: adanya pergeseran dari pembelajaran kelompok ke arah pembelajaran
individual, pengembangan konsep belajar tuntas (mastery learning) atau belajar
sebagi penguasaan (learning for mastery), pendefinisian kembali terhadap bakat.
3. Pengembangan KBK perlu memperhatikan dan mempertimbangkan prinsip-prinsip
sebagai berikut: Keimanan, nilai, dan budi pekerti luhur, Penguatan integritas
nasional, Keseimbangan etika, logika, estetika, dan kinestetika, Kesamaan
memperoleh

kesempatan,

Abad

pengetahuan

dan

teknologi

informasi,

pengembangan ketrampilan untuk hidup, belajar sepanjang hayat, berpusat pada
anak dengan penilaian yang berkelanjutan dan komprehensif, pendekatan
menyeluruh dan kemitraan.
B. Saran
Dari pemaparan mengenai Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) di atas
maka kami dapat memberikan saran sebagai berikut: Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) pada tahun 2004 merupakan kurikulum setelah kurikulum
1994. Kurikulim Berbasis Kompetenti (KBK) sebenarnya mempunyai banyak
kelebihan dibandingkan kelemahannya. Seharusnya diantara kelemahan dari KBK
diperbaiki tanpa menggantinya dengan kurikulum yang baru.

DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas (2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas.
Ornstein, A.C. and Hunkins, F.P. 2009. Curriculum: Foundations, Principles, and
Issues (5th ed). Boston: Pearson Education.
Saylor J.G. dan kawan-kawan. (1981). Curriculum development and design (second
edition). Sidney: Allen & Unwin.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Hamalik, Oemar. 2008. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2008. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan
Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2006. Implementasi Kurikulum 2004, Panduan Pembalajaran KBK.
Bandung: Remaja Rosdakarya.