Grand Design Reformasi Birokrasi dan Com

Comprehensive Strategy
Imas Qurhothul Ainiyah
1306383155

Comprehensive Strategy
Strategi reformasi secara
komprehensif menurut Hahn Been Lee
merupakan instrumen yang dipilih oleh
agen manajerial pusat untuk
mengontrol satu atau lebih proses
administrasi yang pervasif seperti
SDM, budgeting, organisasi, dan
metode atau komisi reformasi yang
luas.

Karakteristik Comprehensive
Strategy
• Proyek reformasi harusnya dapat
diaplikasikan dalam sekali waktu oleh
pemerintah
• Harus memiliki kekuatan dengan

adanya dukungan dari pimpinan
politik, juga legislatif dan partai
politik
• Kesulitan agen reformasi: sulitnya
dukungan dari birokrasi karena
adanya kecenderungan resistensi

• Dukungan politik yang kuat merupakan faktor
penting dalam reformasi, tetapi seperti yang
telah disebutkan di atas reformasi adminitrasi
harus memperoleh dukungan dari birokrasi.
• Proyek reformasi harus punya “functional
linkages” dengan fungsi administrasi yang
lain pada waktu yang sama. Namun,
realitanya birokrasi yang ada penuh dengan
penolakan untuk melakukan inovasi.
• Reformasi membutuhkan komitmen dan
dukungan politik

• Reformasi membutuhkan waktu untuk

mengusahakan birokrasi yang
tersegmentasi, waktu untuk mendapatkan
ide yang baru atau proses yang
menghubungkan atau memediasi dengan
fungsi kontemporer yang lain.
• Reformasi harus dilanjutkan secara
temporer oleh upaya yang mendahului
dan berikutnya dan diperkuat secara
horizontal oleh reformasi kontemporer.

• Reformasi komprehensif dianggap
sebuah pencapaian segera setelah
diumumkan melalui pengumuman
yang resmi dari sebuah aksi
pelayanan sipil yang baru atau
sebuah rencana reorganisasi, tapi ini
merupakan kekeliruan yang
menganggap reformasi sebagai
output dari pada proses.


Pelaksanaan Reformasi
Birokrasi
• Nasional (Makro: Regulasi nasional,
Meso: Penerjemahan Kebijakan)
• Kementerian/Lembaga/Pemda
(Implementasi dari Kebijakan
Reformasi Birokrasi Nasional)

Personal Reformasi Birokrasi:
• Nasional
- Pada tingkat makro : Komite Pengarah
Reformasi Birokrasi Nasional, Tim
Reformasi Birokrasi Nasional.
- Pada tingkat meso: Unit pengelola
reformasi birokrasi nasional, tim
independen, tim quality assurance
• Instansional (K/L/Pemda)
- Pada tingkat Mikro : Tim reformasi
birokrasi K/L Pemda


Analisis Grand Design Reformasi
Birokrasi dan Comprehensive Strategy
Hahn Been Lee
• Area-area perubahan telah mencakup bidang tata
laksana, organisasi, peraturan perundang-undangan, SDM
Aparatur, pengawasan, akuntabilitas, pelayanan publik,
dan budaya kerja aparatur (culture set dan mind set)
• Metode pelaksanaan reformasi birokrasi melalui beberapa
tahapan yaitu preemtif, persuasive, preventif dan
tindakan atau sanksi.
• Program yang digunakan dalam metode pelaksanaan
reformasi birokrasi dilakukan dengan dua cara yaitu
learning dan capacity building dimana dalam program ini
mengacu pada perubahan perilaku setiap SDM aparatur
agar lebih bertanggungjawab terhadap tugas pokok dan
fungsinya masing-masing.

• Realitanya reformasi birokrasi di
Indonesia kurang memperoleh dukungan
secara politik.

• Sebagai contoh, tidak adanya Peraturan
Pemerintah bagi UU ASN yang memuat
pokok-pokok reformasi birokrasi. Selain
itu, untuk membuat suatu UU hingga UU
tersebut disahkan membutuhkan waktu
yang lama dan tidak jarang melalui masa
transisi kepemimpinan. Tidak jarang pula
UU yang dirancang tersebut tidak sesuai
dengan visi dan misi pemimpin periode
selanjutnya.

• Reformasi birokrasi saat ini lebih
mengarah kepada tingkatan mikro.
Hal ini terlihat dengan dibentuknya
tim reformasi birokrasi yang
berperan sebagai penggerak dan
pelaksana reformasi pada masingmasing instansi. Hasil dari tingkatan
mikro ini secara hirarkis akan
berkontribusi pada pencapaian
sasaran reformasi birokrasi secara

Nasional.

• Strategi komprehensif berkaitan dengan
penjelasan mengenai pihak yang menentukan
keberhasilan RB
• Yang menentukan keberhasilan RB:
– Tidak hanya KPRBN dan jajarannya (TBRN, TI, TQA,
dan UPRBN) namun kementerian/lembaga dan
pemda
– KPRBN dan jajarannya ada untuk meningkatkan
efektifitas pelaksanaan RB melalui ->
kebijakan/pedoman dan kegiatan fasilitasi
Yang menentukan berhasil atau tidaknya pelaksanaan
RB adalah kembali kepada komitmen serta upaya
masing-masing kementerian/lembaga dan pemda

The Strategy of Administrative
Reform
Incremental Strategy
= Pendekatan Mikro & fokus ke proses

Kelebihan : 1. Gradual & Experimantal
2. Less outside
interference
Kelemahan: dukungan politik

Continuum of Reform
Strategy

Kaitan dengan grand design reformasi
RB dilakukan di tingkat mikro, yaitu
tingkat instansi dgn membentuk tim
RB.
Hasil dari tingkatan mikro ini secara
hirarkis mempengaruhi capaian &
sasaran RB nasional