PEMBAHASAN UH 3 SEJARAH INDONESIA KELAS

PEMBAHASAN UH 3 SEJARAH INDONESIA KELAS XII IPS
1. Sistem ekonomi Ali Baba yang diterapkan pada masa Kabinet Ali I
adalah ….
E.Programkerjasama antar pengusaha Pribumi dan Tionghoa
 Pada masa pemerintahan Kabinet Ali Sastroamijoyo I( Agustus
1954 – Agustus 1955 ), menteri perekonomian Mr. Iskaq
Cokrohadisuryo memperekenalkan sistem ekonomi baru yang
dikenal dengan Sistem Ali Baba. Artinya, bentuk kerjasama
antara pengusaha Pribumi yang diindentikkan dengan Ali dan
pengusaha Tionghoa yang diidentikkan dengan Baba.

2. Hal-hal yang menyebabkan ketidakstabilan situasi dan kondisi politik
serta pemerintahan pada masa demokrasi liberal adalah….
D.sering terjadi pergantian dan perombakan Kabinet
 Republik Indonesia Serikat (RIS) resmi dibubarkan sejak tanggal 17 Agustus
1950 dan secara langsung Indonesia kembali menjadi negara kesatuan yang
berbentuk Republik. Karena kembali ke bentuk Negara Kesatuan Republik
Indonesia maka dasar negara yang digunakan adalah UUDS 1950 sampai
terbentuknya konstitusi yang tetap.
Dalam UUDS 1950 ditetapkan bahwa sistem demokrasi yang digunakan adalah
demokrasi liberal, sedangkan sistem pemerintahannya adalah kabinet

parlementer.
Prinsip utama dalam kabinet perlementer yaitu kekuasaan pemerintahan tertinggi
suatu negara dipegang oleh perdana menteri sehingga presiden hanya
berkedudukan sebagai kepala negara. Nantinya seorang perdana menteri
bersama dengan para menteri (kabinet) bertanggung jawab kepada parlemen
(DPR).
Selama berlakunya UUDS 1950, pemerintah Republik Indonesia diwarnai
dengan pergantian tujuh kabinet secara berturut-turut, yaitu sebagai berikut.
1. Kabinet Natsir (6 September 1950 – 21 Maret 1951)
2. Kabinet Sukiman (27 April 1951 – 3 April 1952)
3. Kabinet Wilopo (3 April 1952 – 2juni 1953)
4. Kabinet Ali Sastroamijoyo I (31 Juli 1953 – 12 Agustus 1955)
5. Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agustus 1955 – 3 Maret 1956)
6. Kabinet Ali Sastroamijoyo II (20 Maret 1956 – 14 Maret 1957)
7. Kabinet Djuanda (9 April 1957 – 5 Juli 1959)
Karena masa kerja atau usia kabine kerja yang hanya sesaat, pelaksanan
program kerja kabinet tidak mungkin berjalan maksimal, tuntas dan merata.
Pembangunan masyarakat, bangsa, dan negara di segala bidang tidak dapat
terlaksana karena para pemimpin partai yang menjadi menteri hanya memikirkan
kepentingan partainya.


3. Faktor penyebab kegagalan Dewan Konstituante dalam menyusun
UUD baru adalah…
C. adanya perbedaan pendapat tentang masalah dasar Negara
 Usaha pemerintah untuk memecahkan persoalan politik yang
cocok untuk diterapkan di Indonesia belum sepenuhnya
berhasil.Konstituente sebagai badan pembuat Undan-undang
Dasar yang telah bersidang sejak 10 November 1956 di Bandung

sampai dengan akhir tahun 1958 tidak menghasilkan putusan.
Berikut ini sebab-sebab kegagalan penyusunan Undang-undang
Dasar oleh Konstituante.
1. Berkaitan dengan dasar negara diantara anggota-anggota
Konstituante terjadi tarik ulur antara partai-partai Islam yang
menghendaki agar islam dijadikan sebagai dasar negara,
berhadapan dengan partai-partai non-Islam yang lebih
menghendaki agar yang menjadi dasar negara adalah Pancasila.
Golongan pendukung Pancasila mempunyai suara lebih besar
daripada golongan islam tetapi belum mencapai mayoritas
berdasar pada Pasal 137 UUDS 1950 untuk mengesahkan suatu

keputusan tentang dasar negara.
2. Bentuk demokrasi yang akan dipraktikan di Indonesia, lebihlebih setelah adanya Konsepsi Presiden dan dikemukakannya
gagasan demokrasi terpimpin oleh Presiden Soekarno.
3. Persoalan baru yang ikut menentukan perkembangan politik di
indonesia adalah dwi fungsi ABRI. Sepanjang sejarah ABRI selalu
menunjukan sumbangan dan peranannya dalam persoalanpersoalan nonmiliter. Dalam masa revolusi, ABRI telah
mengendalikan pemerintahan gerilya. Disamping itu, di kalangan
perwira-perwira terdapat orang-orang yang memiliki kemampuan
atau bakat di bidang nonmiliter yang bisa disumbangkan demi
pembangunan. Pimpinan ABRI terutama Nasution, menyadari
prestise yang menanjak sehingga memandang waktunya tepat
untuk mendesak kepada pemerintah agar dalam kegiatankegiatan nonmiliter, para perwira diberi kesempatan juga. ABRI
menghendaki ikut serta dalam pemerintahan atau lembagalembaga nonmiliter. Partai-partai politik banyak yang tidak setuju
dengan upaya ABRI untuk terlibat dalam urusan nonmiliter dan
menjadi salah satu anggota golongan fungsional. Pertentangan
itu menjadi salah satu penyebab kegagalan konstituente dalam
merumuskan Undang-Undang Dasar (UUD) yang baru.
4. Masing-masing anggota Konstituante lebih loyal kepada
kelompoknya daripada memikirkan gagasan-gagasan yang
konstruktif dalam rangka memecahkan persoalan negara yang

makin pelik. Hal tersebut menyebabkan terjadinya perpecahan
diantara anggota Konstituante.
4. 1. Kembali ke UUD 1945

2. Bubarkan Kabinet Dwikora
3. Bubarkan dewan Konstituante
4. Tidak berlakuknya UUDS 1950
5. Turunkan harga atau perbaikan ekonomi
Isi dekrit Presiden 5 juli 1959 terdapat pada nomor
C. 1,3,4
 Isi Dekrit Presiden adalah:
1. Pembubaran konstituante
2. Berlakunya kembali UUD 1945
3. Pembentukan MPRS dan DPAS
5. Tonggak awal penerapan Sistem Demokrasi Terpimpin di Indonesia
adalah….
C. Dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959
 Latar belakang dicetuskannya sistem demokrasi terpimpin oleh Presiden Soekarno :
1. Dari segi keamanan nasional: Banyaknya gerakan separatis pada
masa demokrasi liberal, menyebabkan ketidakstabilan negara.

2. Dari segi perekonomian : Sering terjadinya pergantian kabinet pada masa
demokrasi liberal menyebabkan program-program yang dirancang oleh kabinet tidak
dapat dijalankan secara utuh, sehingga pembangunan ekonomi tersendat.
3. Dari segi politik : Konstituante gagal dalam menyusun UUD baru untuk
menggantikan UUDS 1950.
Masa Demokrasi Terpimpin yang dicetuskan oleh Presiden Soekarno diawali oleh
anjuran Soekarno agar Undang-Undang yang digunakan untuk menggantikan UUDS
1950 adalah UUD 1945. Namun usulan itu menimbulkan pro dan kontra di kalangan
anggota konstituante. Sebagai tindak lanjut usulannya, diadakan pemungutan
suara yang diikuti oleh seluruh anggota konstituante . Pemungutan suara ini
dilakukan dalam rangka mengatasi konflik yang timbul dari pro kontra akan usulan
Presiden Soekarno tersebut.
Hasil pemungutan suara menunjukan bahwa :
 269 orang setuju untuk kembali ke UUD 1945
 119 orang tidak setuju untuk kembali ke UUD 1945
Melihat dari hasil voting, usulan untuk kembali ke UUD 1945 tidak dapat
direalisasikan. Hal ini disebabkan oleh jumlah anggota konstituante yang menyetujui
usulan tersebut tidak mencapai 2/3 bagian, seperti yang telah ditetapkan pada pasal
137 UUDS 1950.
Bertolak dari hal tersebut, Presiden Soekarno mengeluarkan sebuah dekret yang

disebut Dekret Presiden 5 Juli 1959. Isi Dekret Presiden 5 Juli 1959 :
1. Tidak berlaku kembali UUDS 1950

2. Berlakunya kembali UUD 1945
3. Dibubarkannya konstituante
4. Pembentukan MPRS dan DPAS

6. Konsepsi yang direalisasikan Presiden Soekarno untuk menjawab
keragaman aliran politik di Indonesia adalah…
D. Nasakom
 Pemikiran baru Soekarno tersebut untuk melengkapi doktrin
revolusinya yang dikenal dengan NASAKOM (Nasionalis, Agama
Dan Komunis). Nasakom adalah lambang persatuan atas
pencerminan golongan dalam masyarakat Indonesia yang
meliputi golongan nasionalis, agama, dan komunis.
7. Salah satu bentuk penyimpangan pasa masa Demokrasi terpimpin
terhadap Pancasila dan UUD 1945 adalah….
A. Kekuasaan Presiden tidak terbatas
 Lembaga-lembaga negara mempunya inti Nasionalisme Agama
Komunis (Nasakom)

 Prosedur pembentukan MPRS, karena anggota MPRS
diangkat oleh presiden. Seharusnya dipilih melalui pemilu.
 Prosedur pembentukan DPAS, karena lembaga ini
anggotanya ditunjuk oleh presiden dan diketuai oleh presiden.
Padahal tugas DPAS adalah memberi jawaban atas pertanyaan
presiden dan memberi usulan kepada pemerintah.
 Prosedur pembentukan DPRGR, karena anggota DPRGR
ditunjuk oleh presiden dan DPR hasil pemilu 1955 justru
dibubarkan oleh presiden. Padahal kedudukan DPR dan presiden
adalah seimbang. Presiden tidak dapat membubarkan DPR,
sebaliknya DPR tidak dapat memberhentikan presiden.
 Penetapan Manifesto Politik Republik Indonesia sebagai
GBHN. Seharusnya GBHN disusun dan ditetapkan oleh MPR.
 Pengangkatan presiden seumur hidup, karena tidak ada
aturan tentang jabatan presiden seumur hidup. Menurut pasal 7
UUD 1945 (sebelum diamandemen), presiden memegang
jabatan selama lima tahun dan sesudahnya boleh dipilih kembali.
 Sidang MPRS dilaksanakan di luar ibu kota negara yaitu di
kota Bandung.
8. Pada masa Demokrasi Terpimpin politik Bebas Aktif mengarah ke

politik yang sejalan dengan Blok Timur. Hal ini terbukti dengan adanya
pembentukan….

E. Poros Jakarta – Phonm Phen – Peking – Pyongyang
 Soekarno sendiri yang cenderung ke kiri, lebih dekat kepada PKI.
Terutama setelah Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959, politik luar
negeri Indonesia semakin condong ke Blok Timur (Blok Komunis
Uni Soviet). Indonesia lebih banyak melakukan kerja sama
dengan negara komunis seperti Uni Soviet, Kamboja, Vietnam,
RRT, maupun Korea Utara. Beberapa langkah-langkah politik luar
negeri yang dianggap ke kiri-kirian itu antara lain:
a. Presiden Soekarno menyampaikan pandangan politik dunia
yang berlawanan dengan barat, yaitu OLDEFO (Old
Established Forces) dan NEFO (New Emerging Forces)
b. Indonesia membentuk Poros Jakarta-Peking dan Poros
Jakarta-Phnompenh-Hanoi-Peking-Pyongyang yang membuat
Indonesia terkesan ada di pihak Blok Timur
c. Konfrontasi dengan Malaysia yang berujung dengan
keluarnya Indonesia dari PBB.
9. Dokumen Gilchrist merupakan dokumen duta besar….

D. Inggris
 Dokumen Gilchrist (bahasa Inggris:Gilchrist document) adalah sebuah dokumen
yang dahulu banyak dikutip surat kabar pada era tahun 1965 yang sering digunakan
untuk mendukung argumen untuk keterlibatan blok Barat dalam penggulingan
Soekarno di Indonesia. Namun dokumen tersebut kemungkinan besar palsu atau
sebenarnya tidak ada. Dokumen ini konon sebenarnya berasal dari sebuah telegram
dari Duta Besar Inggris di Jakarta yang bernama Andrew Gilchrist yang ditujukan
kepada Kantor Kementerian Luar Negeri Inggris. Telegram ini mengacu pada
rencana gabungan intervensi militer AS-Inggris di Indonesia.

10.
Proses peralihan kekuasaan dari Soekarno (orla) ke Soeharto
(orba) hingga kini masih merupakan misteri dunia perpolitikan
Indonesia. hal ini disebabkan karena Sorharto naik pangkat ke kursi
pemerintahan melalui….
B. Supersemar
 Surat Perintah Sebelas Maret atau Surat Perintah 11
Maret yang disingkat menjadi Supersemar adalah surat perintah yang
ditandatangani oleh Presiden Republik Indonesia Soekarno pada tanggal 11
Maret 1966.

Surat ini berisi perintah yang menginstruksikan Soeharto, selaku Panglima Komando
Operasi Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib) untuk mengambil segala
tindakan yang dianggap perlu untuk mengatasi situasi keamanan yang buruk pada
saat itu.

Surat Perintah Sebelas Maret ini adalah versi yang dikeluarkan dari Markas Besar
Angkatan Darat (AD) yang juga tercatat dalam buku-buku sejarah. Sebagian
kalangan sejarawan Indonesia mengatakan bahwa terdapat berbagai versi
Supersemar sehingga masih ditelusuri naskah supersemar yang dikeluarkan
oleh Presiden Soekarno di Istana Bogor.

11.
PKI menuding Angkatan Darat membentuk Dewan Jenderal,
maka untuk mengimbanginya PKI membentuk….
C. Dewan Revolusi
 Dewan Revolusi Indonesia adalah sebuah kelanjutan dari Gerakan 30
September pimpinan Letkol Untung Syamsuri dkk. Dewan Revolusi Indonesia
dilahirkan melalui Dekret yang dikeluarkan oleh Untung di RRI pada 1
Oktober 1965 .


12.
Setelah peristiwa G 30 S/PKI rakyat menuntut dibubarkannya PKI,
latar belakang penutupan ini adalah karena PKI ….
D. Melakukan kudeta serta ingin merubah dasar Negara Pancasila
13.
Alasan Presiden Soekarno tidak bersedia membubarkan PKI
adalah…
E. Inkonsestensi terhadap pelaksanaan prisnsip Nasakom yang telah
menjadi dasar pemikiran politik Indonesia
 Pada artikel yang bertajuk " Nasionalisme,Islamisme dan
Marxisme",Bung Karno mengatakan " Keinsjafan akan tragik
inilah pula yang sekarang menjadi nyawa pergerakan rakyat di
Indonesia- kita ,yang walaupun dalam maksudnya sama .ada
mempunyai tiga sifat : Nasionalistis,Islamistis dan Marxistis -lah
adanya.(Catatan:Ejaan telah disesuaikan dengan EYD yang
berlaku sekarang ini).
Pandangan Bung Karno yang dikemukakannya pada tahun 1926
ini kemudian sesudah Indonesia Merdeka diwujudkannya dalam
bentuk NASAKOM yaitu : Nasionalis,Agama dan Komunis.
Bung Karno melihat ketiga aliran ini dapat dan seharusnya
dipersatukan menjadi sebuah kekuatan untuk terus memutar
roda Revolusi Indonesia.
Kalaulah Bung Karno membubarkan PKI di tahun 1965, hal itu
sama dengan menghilangkan atau membuang sebuah
komponen penting dalam revolusi yaitu Komunisme.Artinya Bung
Karno akan mengingkari sendiri dalil revolusi yang telah lama
ada dalam pikirannya.
Perlu diingat pada masa itu Sukarno mengatakan " Revolusi
Belum selesai" dan untuk menggerakkan revolusi itu kekuatan
Nasakom harus bahu membahu.

Kemungkinan alasan kedua ,kenapa Sukarno tidak mau
membubarkan PKI karena kedekatannya dengan negara negara
komunis terutama RRC dan Uni Sovyet. Pada masa menjelang
1965 ,Bung Karno masih terus menghantam negara negara yang
disebutnya Neo Kolonialisme atau Nekolim.Negara negara
Nekolim yang dimaksudkannya ini adalah juga negara negara
yang sangat dekat hubungannya bahkan dilindungi oleh negara
negara Imperialis-Kapitalis.
Untuk menghadapi negara negara Nekolim ini maka dibutuhkan
bantuan dari negara negara komunis seperti UNI Sovyet dan
RRC.
Pada masa sebelum Oktober 1965 Bung Karno meningkatkan
kerjasama dengan RRC dan Korea Utara.
Dengan hubungan erat yang demikian maka tidaklah mungkin
Bung Karno membubarkan PKI yang pada masa itu merupakan
partai Komunis terkuat di luar negara negara komunis.
14.
Pada saat pelantikan Kabinet Seratus Menteri tanggal 24
Februari 1966 terjadi bentrokan anatara pasukan Cakrabirawa dengan
mahasiswa yang mengakibatkan gugurnya seorang mahasiswa yang
bernama….
D. Arif Rahman Hakim
 Arif Rahman Hakim (lahir di Padang, Sumatera Barat, 24 Februari
1943 – meninggal di Jakarta, 24 Februari 1966 pada umur 23
tahun) adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia yang meninggal karena ditembak sewaktu
berlangsungnya demonstrasi mahasiswa yang menuntut Tritura
atas pemerintahan Orde Lama di bawah Presiden Soekarno pada
tanggal 24 Februari 1966. Namun menurut Maulwi Saelan,
penembak Arif Rahman Hakim bukanlah salah satu prajurit
Resimen Tjakrabirawa tetapi beliau mendapat penjelasan dari
anggota Polisi Militer Kodam Jaya, tembakan itu berasal dari
salah satu anggota Pom Dam yang bertugas di garnizun ibu kota.
Dari informasi itu, dia berusaha mendapatkan visum Arif
Rahman. "Namun hingga Resimen Tjakrabirawa dibubarkan saya
tak mendapat visum Arif Rahman Hakim itu," kata Saelan.
Penyelidikan mendalam juga tak pernah dilakukan soal
penembakan itu. Tak ada seorang pun divonis bersalah dalam
kasus penembakan Arif Rahman Hakim. Hanya nama
Tjakrabirawa yang semakin terpuruk.

15.
Para demonstran yang terdiri dari KAMI, KAPPI, KASI, KAGI
menuntut Tritura yaitu tiga tuntutan rakyat yang terdiri atas
A. Bubarkan PKI, turunkan harga, dan bentuk cabinet baru
 Tri Tuntutan Rakyat (atau biasa disingkat Tritura) adalah tiga
tuntutan kepada pemerintah yang diserukan para mahasiswa
yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia
(KAMI). Selanjutnya diikuti oleh kesatuan-kesatuan aksi yang
lainnya seperti Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI), Kesatuan
Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), Kesatuan Aksi Buruh
Indonesia (KABI), Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI),
Kesatuan Aksi Wanita Indonesia (KAWI), dan Kesatuan Aksi Guru
Indonesia (KAGI), serta didukung penuh oleh Tentara Nasional
Indonesia (TNI).
Ketika gelombang demonstrasi menuntut pembubaran PKI
semakin keras, pemerintah tidak segera mengambil tindakan.
Keadaan negara Indonesia sudah sangat parah, baik dari segi
ekonomi maupun politik. Harga barang naik sangat tinggi
terutama Bahan bakar minyak (BBM). Oleh karenanya, pada
tanggal 12 Januari 1966, KAMI dan KAPPI memelopori kesatuan
aksi yang tergabung dalam Front Pancasila mendatangi DPR-GR
menuntut Tritura. Isi Tritura adalah:
1. Pembubaran PKI beserta ormas-ormasnya
2. Perombakan kabinet Dwikora
3. Turunkan harga pangan
16.
Tujuan Presiden Soekarno menggelar pertemuan dengan unsurunsur parpol dan ormas pada tanggal 10 Maret 1966adalah agar
perpol dan ormas ….
C. Menolak dan mengecam aksi-aksi demonstrasi mahasiswa
menuntut Tritura
 Pembubaran KAMI tidak menyurutkan tekat para mahasiswa,
bahkan mahasiswa membentuk LASKAR ARIEF RAHMAN HAKIM
yang bersama dengan kesatuan aksi lainnya pada 8 – 9 Maret
1966 menggelar aksi besar-besaran di depan kantor Waperdam I
/ MENLU, Departemen Pendidikan Dasar dan Kebudayaan dan
Kedutaan Besar CINA, sebab ketiga tempat itu dianggap sebagai
sumber dukungan yang utama terhadap PKI.
Untuk mengatasi krisis politik yang tak kunjung
reda, pada 10 Maret 1966 Presiden Soekarno mengadakan
pertemuan dengan para utusan partai politik. Dalam pertemuan
itu presiden meminta agar partai politik turut mengecam

tindakan para demonstran, tetapi ditolak oleh para utusan partai
yang tergabung dalam FRONT PANCASILA, sebab partai politik
yang tergabung dalam front itu juga menuntut pembubaran PKI.
17.

1. NU

2. PKI
3. PSII
4. Masyumi
5. Parkindo
Partai-partai politik yang hadir dalam pertemuan yang digelar oleh
Presiden Soekarno pada tanggal 10 Maret 1966 adalah nomor….
C. 1,3 dan 5

 Kondisi politik Indonesia paska tragedi pemberontakn G30S/PKI
sangatlah tegang. Hal itu ditanggapi oleh pemerintahan Presiden
Soekarno dengan menggelar pertemuan pada 10 Maret 1966.
Pertemuan itu di hadiri oleh berbagai partai politik, seperti PSII,
NU, Perti, Partai Katolik, Parkindo dll. Presiden Soekarno
menyatakan pendapatnya agar partai-partai politik dan
organisasi massa yang hadir pada waktu itu menolak dan
mengecam aksi demonstrasi dan tuntutan Tritura . Pertemuan
itu berakhir deadlock karena permintaan Front Pancasila
berseberangan dengan keinginan Presiden Soekarno dalam hal
pembubaran PKI.

18.
Agenda rapat paripurna yang digelar pada tanggal 11 Maret
1966 adalah merumuskan langkah – langkah untuk…
B. Keluar dari krisis ekonomi, sosial, dan politik yang melanda
Indonesia
 Pada 11 Maret 1966, digelar rapat sidang paripurna yang
agendanya adalah merumuskan langkah-langkah keluar dari
krisis ekonomi, social, dan politik Indonesia. Di tengah-tengah
pidatonya Presiden Soekarno diberi tahu oleh Komandan
Cakrabirawa, Brigjen Saboer, bahwa terdapat konsentrasi
pasukan tak dikenal yang berada di luar istana. Beliau kemudian
pergi ke Istana Bogor didampingi oleh Dr. Subandrio dan Dr.
Chairul Saleh. Dr. J. Leimena kemudian menutup rapat sidang
paripurna pada 11 Maret 1966 tersebut. Lalu beliau menyusul
Presiden Soekarno ke istana Bogor.

19.
Dalam rapat paripurna yang digelar pada tanggal 11 Maret 1966
Mayjen Soeharto berhalanga hadir, untuk itu Mayjen Soeharto
mengutus tiga perwira tinggi angkatan darat, yaitu…

e. Mayjen Basuki Rachmat, Brigjen Amir Machmoed dan Brigjen
M.Yoesoef
 Tiga orang perwira tinggi TNI-AD , yaitu Mayjen TNI Basuki
Rachmat (Menteri Urusan Veteran dan Demobilisasi). Brigjen TNI
M. Jusuf (Menteri Perindustrian), dan Brigjen TNI Amirmachmud
(Pangdam V/Djakarta, yang atas perintah lisan Presiden
Soekarno berada dalam ruang Sidang Paripurna Kabinet),
sepakat untuk menyusul Presiden Soekarno ke Bogor. Maksud
kunjungan mereka kepada Presiden Soekarno adalah agar tidak
merasa terpencil dan supaya yakin bahwa ABRI, khususnya TNIAD, tidak ada masalah dengan Presiden Soekarno. Sebelum
berangkat, ketiga perwira tinggi itu meminta izin kepada
Men/Pangad, Letjen TNI Soeharto yang juga merangkap
Pangkopkamtib yang berada waktu itu sedang sakit dan
diharuskan beristirahat di kediamannya. Niat ketiga perwira
tinggi tersebut untuk menyusul Presiden Soekarno ke Bogor
disetujuinya. Ketika Mayjen TNI Basuki Rachmat bertanya, bahwa
apakah ada pesan khusus dari beliau untuk Presiden Soekarno,
Letjen TNI Soeharto menjawab “Sampaikan saja bahwa saya
tetap pada kesanggupan saya, beliau akan mengerti”.

20.
Sewaktu memimpin Sidang Pripurna tanggal 11 Maret 1966,
komandan Cakrabirawa memberitahu Presiden Soekarno, bahwa di
luar istana banyak berkeliaran pasukan tak dikenal, komandan
Cakrabirawa tersebut adalah….
A. Brigjen Saboer
 Pada 11 Maret 1966, digelar rapat sidang paripurna yang
agendanya adalah merumuskan langkah-langkah keluar dari
krisis ekonomi, social, dan politik Indonesia. Di tengah-tengah
pidatonya Presiden Soekarno diberi tahu oleh Komandan
Cakrabirawa, Brigjen Saboer, bahwa terdapat konsentrasi
pasukan tak dikenal yang berada di luar istana. Beliau kemudian
pergi ke Istana Bogor didampingi oleh Dr. Subandrio dan Dr.
Chairul Saleh. Dr. J. Leimena kemudian menutup rapat sidang
paripurna pada 11 Maret 1966 tersebut. Lalu beliau menyusul
Presiden Soekarno ke istana Bogor.

21.
1. Orde Baru berhasil membangun Negara Pancasila
2. Presiden Soekarno terlibat Gerakan 30 September 1965
3. Presiden Soeharto adalah pelaksana Pancasila yang konsekuen

4. Supersemar adalah penyerahan kekuasaa dari presiden Soekarno
kepada Letnan Jenderal Soeharto
5. Supersemar adalah surat perintah untuk memulihkan keamanan dan
ketertiban serta menjaga kewibawan pemerintah dan Presiden
Soekarno
Dari kelima pernyataan di atas, pernyataan yang paling benar menurut
sejarah adalah….
e. 5
 Presiden Soekarno setuju untuk itu dan dibuatlah surat perintah
yang dikenal sebagai Surat Perintah Sebelas Maret yang populer
dikenal sebagai Supersemar yang ditujukan kepada Mayjend
Soeharto selaku panglima Angkatan Darat untuk mengambil
tindakan yang perlu untuk memulihkan keamanan dan
ketertiban.

22.
1. Adam Malik
3. Mayjen Soeharto
5. Brigjen Amir
Machmoed
2. Brigjen M. Yusuf
4. Mayjen Basuki Rachmat
Tiga tokoh pembawa supersemar adalah….
e. 2,4, dan 5
 Mayor Jendral Soeharto mengutus tiga orang perwira tinggi (AD)
ke Bogor untuk menemui Presiden Soekarno di Istana Bogor
yakni Brigadir Jendral M. Jusuf, Brigadir
Jendral Amirmachmud dan Brigadir Jendral Basuki Rahmat.

23.
Ketetapan MPRS tentang pencabutan kekuasaan pemerintahan
Negara dari presiden Soekarno dan mengangkat Mayjen Soeharto
sebagai pejabat presiden RI adalah Tap MPRS No. …
e. XXXIII/MPRS/1967
Pada saat Presiden RI/Mandataris MPRS Soekarno menyampaikan
pidato pertangungjawaban di depan Sidang Umum keempat
MPRS Tahun 1966, rakyat yang merasa telah dikhianati oleh
peristiwa pemberontakan G-30-S/PKI mengharapkan kejelasan
pertangungjawaban Presiden Soekarno mengenai
pemberontakan G-30-S/PKI berikut epilognya serta kemunduran
ekonomi dan akhlak. Namun pidato pertanggungjawaban
Presiden Soekarno yang diberi judul "Nawaksara" ternyata tidak
memuaskan MPRS sebagai pemberi mandat. Ketidakpuasan
MPRS diwujudkan dalam Keputusan MPRS Nomor 5 Tahun 1966

yang meminta Presiden Soekarno melengkapi pidato
pertanggungjawabannya.
Walaupun kemudian Presiden Soekarno memenuhi permintaan
MPRS dalam suratnya tertangal 10 Januari 1967 yang diberi
nama "Pelengkap Nawaksara", tetapi ternyata tidak juga
memenuhi harapan rakyat. Setalah membahas surat Presiden
tersebut, Pimpinan MPRS berkesimpulan bahwa Presiden
Soekarno telah lalai dalam memenuhi kewajiban Konstitusional.
Sementara itu DPR-GR dalam resolusi dan memorandumnya
tertanggal 9 Februari 1967 dalam menilai "Nawaksara" beserta
pelengkapnya berpendapat bahwa "Kepemimpinan Presiden
Soekarno secara konstitusional, politis/ideologis membahayakan
keselamatan bangsa, negara, dan Pancasila".
Dalam kaitan itu, DPR-GR meminta kepada MPRS mengadakan
Sidang Istimewa untuk memberhentikan Presiden Soekarno dari
jabatan Presiden/Mandataris MPRS dan memilih/mengangkat
Letnan Jenderal Soeharto sebagai Pejabat Presiden/Mandataris
sesuai Pasal 3 Ketetapan MPRS Nomor IX/MPRS/1966, serta
memerintahkan Badan Kehakiman yang berwenang untuk
mengadakan pengamatan, pemeriksaan, dan penuntutan secara
hukum.
Berdasarkan permintaan dari DPR-GR, MPRS menyelenggarakan
Sidang Istimewa MPRS di Istora Senayan Jakarta pada tanggal 7
hingga 12 Maret 1967.
Pada Sidang Istimewa ini MPRS menghasilkan empat ketetapan,
yaitu :
1. Ketetapan MPRS Nomor XXXIII/MPRS/1967 tentang Pencabutan
Kekuasaan Pemerintahan Negara dari Presiden Soekarno;
2. Ketetapan MPRS Nomor XXXIV/MPRS/1967 tentang peninjauan
kembali Ketetapan MPRS Nomor I/MPRS/1960 tentang Manifesto
Politik Republik Indonesia sebagai Garis-garis Besar Haluan
Negara;
3. Ketetapan MPRS Nomor XXXV/MPRS/1967 tentang Pancabutan
Ketetapan MPRS Nomor XVII/1966;
4. Ketetapan MPRS Nomor XXVI/MPRS/1967 tentang Pencabutan
Ketetapan MPRS Nomor XXVI/MPRS/1966.

24.
Soeharto diangkat menjadi pejabat Presiden Republik Indonesia
menggantikan Soekarno pada tanggal….
d. 12 Maret 1967
 Jenderal Soeharto ditetapkan sebagai pejabat presiden pada 12
Maret 1967 setelah pertanggungjawaban Presiden Soekarno
(NAWAKSARA) ditolak MPRS. Kemudian, Soeharto menjadi
presiden sesuai hasil Sidang Umum MPRS (Tap MPRS No
XLIV/MPRS/1968) pada 27 Maret 1968. Selain sebagai presiden,
ia juga merangkap jabatan sebagai Menteri
Pertahanan/Keamanan. Pada 1 Juni 1968 Lama. Mulai saat ini
dikenal istilah Orde Baru. Susunan kabinet yang diumumkan
pada 10 Juni 1968 diberi nama Kabinet Pembangunan "Rencana
Pembangunan Lima Tahun" I.

25.
Kelahiran Orde Baru pada mulanya dijiwai oleh semangat….
e. koreksi terhadap berbaigai penyimpangan yang dilakukan Orde
Lama

26.
Di bawah ini yang tergolong ke dalam ciri pokok kebijakan awal
masa pemerintahan Orde Baruadalah sebagai berikut, kecuali…
B. Program wajib belajar 9 tahun
 Ciri Pokok Kebijakan Awal Masa Pemerintahan Orde Baru :
1. Melaksanakan Pembangunan di Segala Bidang
Pemerintah Orde Baru giat melaksanakan pembangunan di
segala bidang. Pelaksanaan Pembangunan tersebut terbagi
dalam dua tahap yaitu Pembangunan Jangka Panjang Tahap
Pertama (PJPT I) dan Pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua
(PJPT II).
Dalam setiap tahapan terbagi menjadi lima Pelita. PJPT I dimulai
dengan Pelita I (1 April 1969) sampai dengan Pelita V (31 Maret
1994), sedangkan PJPT II dimulai dengan Pelita VI (tanggal 1 April
1994 sampai dengan Pelita X (31 Maret 2019).
Itulah sebabnya, masa Orde Baru sering juga dikenal sebagai
"masa pembangunan". Disebabkan keberhasilannya dalam

pembangunan, maka presiden Soeharto kemudian mendapat
julukan sebagai "Bapak Pembangunan". Hal ini dikukuhkan
dalam ketetapan MPR No.V/MPR/1983.

Dengan adanya pembangunan di segala bidang, khususnya
bidang ekonomi terutama pertanian maka Indonesia pada tahun
1988 berhasil mencapai predikat "swasembada pangan".
Itulah sebabnya ketika berlangsung Konferensi Pangan Sedunia
di Paris tahun 1988, Presiden Soeharto mendapat penghargaan
dari FAO, karena keberhasilan berswasembada pangan.
2. Mengadakan Penataran P-4
Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila (P-4) atau
Ekaprasetya Pancakarsa merupakan penuntun dan pegangan
hidup dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara bagi setiap warga negara Indonesia, setiap
penyelenggara negara serta setiap lembaga dan lembaga
kemasyarakatan, baik di pusat maupun di daerah dan
dilaksanakan secara bulat dan utuh.
Adanya penataran P4 ini dikukuhkan dalam Ketetapan MPR No.
II/MPRS/1978. Pelaksanaan penataran dimulai dari jajaran
pegawai negeri dari tingkat pusat hingga tingkat daerah.
3. Mencanangkan Pancasila sebagai Asas Tunggal
Pencanangan Pancasila sebagai asas tunggal dimulai dengan
adanya penyederhanaan partai politik yang ada di Indonesia.
Seperti telah kita ketahui bersama bahwa ketika pemilihan
umum tahun 1971 diikuti oleh 9 partai politik dan 1 Golongan
Karya, maka pada pemilu tahun 1977 dari kesembilan partai
politik dan satu Golongan Karya tersebut disederhanakan
menjadi 2 partai politik, yakni Partai Persatuan Pembangunan
(PPP), Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dan 1 Golongan Karya.
4. Adanya Dwifungsi ABRI

ABRI melaksanakan fungsi sebagai kekuatan pertahanan
keamanan dan sebagai kekuatan sosial politik. Dalam rangka
melaksanakan fungsi sosial politik maka pembinaan kemampuan
ABRI diarahkan agar mampu berperan sebagai stabilisator dan
dinamisator kehidupan nasional serta mampu melaksanakan
fungsinya untuk secara aktif ikut berpartisipasi dalam
pembangunan nasional serta memperkuat kehidupan
konstitusional, demokrasi nasional.
Di samping itu ABRI juga memiliki wakil dalam MPR yang dikenal
dengan nama Fraksi ABRI. Dengan demikian kedudukan ABRI
dalam pemerintahan Orde Baru sangat dominan.
5. Politik Sentralisasi
Pemerintah Orde Baru menjalankan politik sentralistik, semua
bidang kehidupan berbangsa dan bernegara diatur secara
sentral dari pusat pemerintahan di Jakarta. Dalam bidang politik,
ekonomi, dan sosial budaya, peran pemerintah pusat amat
menentukan.
Sebaliknya pemerintah daerah tidak diberi peran yang signifkan,
terutama yang amat mencolok adalah di bidang ekonomi.
Sebagian besar kekayaan dari daerah diangkut ke pusat,
pemerintahan daerah tidak dapat berbuat banyak karena
dominasi pusat terhadap daerah amat kuat.
Masalah pembagian kekayaan yang tidak adil itulah yang
kemudian menimbulkan ketidakpuasan pemerintah dan rakyat di
daerah. Akhirnya, mereka menuntut berpisah dari pemerintah
pusat dan itu terjadi di daerah-daerah yang kaya akan sumber
daya alam seperti Aceh, Riau, Kalimantan Timur, dan Irian Jaya.

27.
Salah satu program jangka pendek Kabinet Ampera di bidang
perekonomian adalah…
A. Menciptakan stabilitas ekonomi Negara
 Keadaan ekonomi yang kacau sebagai peninggalan masa
Demokrasi Terpimpin,pemerintah menempuh cara :
-Mengeluarkan Ketetapan MPRS No.XXIII/MPRS/1966 tentang
Pembaruan Kebijakan ekonomi, keuangan dan pembangunan.

-MPRS mengeluarkan garis program pembangunan, yakni
program penyelamatan, program stabilitas dan rehabilitasi, serta
program pembangunan.
Program pemerintah diarahkan pada upaya penyelamatan
ekonomi nasional terutama stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi.
Stabilisasi berarti mengendalikan infasi agar harga barangbarang tidak melonjak terus. Sedangkan rehabilitasi adalah
perbaikan secara fsik sarana dan prasarana ekonomi. Hakikat
dari kebijakan ini adalah pembinaan sistem ekonomi berencana
yang menjamin berlangsungnya demokrasi ekonomi ke arah
terwujudnya masyarakat adil dan makmur berdasarkan
Pancasila.
Langkah-langkah yang diambil Kabinet AMPERA mengacu pada
Tap MPRS No.XXIII/MPRS/1966 tentang Pembaruan Kebijakan
ekonomi, keuangan dan pembangunan, adalah sebagai berikut:
1)
Mendobrak kemacetan ekonomi dan memperbaiki sektorsektor yang menyebabkan kemacetan, seperti :
rendahnya penerimaan negara
tinggi dan tidak efsiennya pengeluaran negara
terlalu banyak dan tidak produktifnya ekspansi kredit bank
terlalu banyak tunggakan hutang luar negeri
penggunaan devisa bagi impor yang sering kurang berorientasi
pada kebutuhan prasarana.
2)
Debirokratisasi untuk memperlancar kegiatan
perekonomian.
3)
Berorientasi pada kepentingan produsen kecil

28.
Seluruh program kerja Kabinet Ampera terdapat di dalam….
c. Caturkarya
 Program kerjanya disebut Catur Karya, yang isinya antara lain:
1. Memperbaiki kehidupan rakyat terutama sandang dan
pangan,
2. Melaksanakan Pemilu,
3. Melaksanakan politik luar negeri yang bebas dan aktif untuk
kepentingan nasional, dan
4. Melanjutkan perjuangan antiimperialisme dan kolonialisme
dalam segala bentuk dan manifestasinya.

29.
Nama prinsip kerja Kabinet Ampera adalah…
c. Dwi Dharma
 Berdasarkan Ketetapan MPRS No. XIII/MPRS/1966 maka dibentuk
Kabinet Ampera pada tanggal 25 Juli 1966. Pembentukan Kabinet
Ampera merupakan upaya mewujudkan Tritura yang ketiga,
yaitu perbaikan ekonomi. Tugas pokok Kabinet Ampera disebut
Dwi Dharma yaitu menciptakan stabilitas politik dan stabilitas
ekonomi.

30.
Program pembangunan dan peningkatan perekonomian
Indonesia pada masa Orde Baru disebut….
e.Trilogi Pembangunan
 Trilogi Pembangunan adalah wacana pembangunan nasional
yang dicanangkan oleh pemerintahan orde baru di Indonesia
sebagai landasan penentuan kebijakan politik, ekonomi, dan
sosial dalam melaksanakan pembangunan negara.
Trilogi pembangunan terdiri dari 3 :
1. Stabilitas Nasional yang dinamis
2. Pertumbuhan Ekonomi Tinggi, dan
3. Pemerataan Pembangunan dan hasil-hasilnya.

31.
MPR hasil Pemilu tahun 1971 telah berhasil memilih Soeharto
sebagai presiden sedangkan wakil presiden yang terpilih pada saat itu
adalah….
e. Sri Sultan Hamengkubuwono IX
 Dengan berhasil dilaksanakannya Pemilihan Umum (Pemilu)
pada 3 Juli 1971 untuk memilih anggota DPR RI, dan menetapkan
MPR (sebagai ketuanya terpilih K.H. Idham Kholid). Anggota MPR
ini dilantik pada 1 Oktober 1972. Pemilu yang diikuti antara lain
5 besar organisasi politik yaitu, Golongan Karya, Partai Nahdlatul
Ulama, Parmusi, Partai Nasional Indonesia, dan Partai Syarikat
Islam Indonesia saat itu, Soeharto dipilih MPR sebagai Presiden
RI ke 2, dan Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Wakil
Presiden. Perlu diakui program pembangunan Orde Baru

tersusun dengan baik dan rapi, sehingga bisa terselengara
sampai dengan REPELITA ke 6, yang selalu diperbaharui setiap 5
tahun. Hal ini merupakan bukti pembangunan di bidang politik.

32.
1. NU
4. Partai Kristen Indonesia (Parkindo)
2. Partai Murba 5. Partai Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI)
3. Partai Katolik
Dari pernyataan di atas, partai politik yang melakukan fusi ke dalam
Partai Persatuan pembangunan adalah nomor….
A. 1
 Fusi partai politik ini adalah proses menggabungkan diri
beberapa partai politik menjadi satu partai politik dengan
tentunya yang memiliki ideologi atau tujuan partai yang sama
atau hampir sama. Partai politik yang memiliki nafas Islam
melakukan fusi menjadi Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Partai Islam yang melakukan fusi pada PPP sendiri adalah NU
(Nahdlatul Ulama), Parmusi, PERTI dan PSII. Sehingga dari sini
bisa kita simpulkan bahwa fusi partai Islam pada tahun 1973
adalah pada PPP (Partai Persatuan Pembangunan).

33.
Di bawah ini adalah partai politik yang melakukan fusi ke dalam
kelompok Partai Demokrasi Pembangunan yaitu….
B. PNI
 Partai berideologi nasionalis yang ber fusi menjadi Partai
Demokrasi Indonesia. Partai yang bergabung atau melakukan
fusi menjadi PDI adalah partai politik selain 4 partai politik Islam
yaitu terdiri atas ( Partai Nasional Indonesia) PNI, Partai Murba,
Partai Katolik, Parkindo dan IPKI. Partai-partai tersebut memiliki
aliran yang hampir sama yaitu lebih mengegepankan sikap
nasionalisme di atas apapun di dalam bernegara dan berbangsa.

34.
1. PPP
2. Golkar 3. PDI
4. PSII
5.
IPKI
Partai-partai yang merupakan hasil fusi beberapa partai politik di masa
ORBA adalah nomor….
b. 1 dan 3
 Penjelasannya udah di nomor 32 dan 33 ya ^_^

35.
Dibawah ini yang tergolong ke dalam ciri pokok kebijakan Orde
Baru adalah sebagai berikut, kecuali….
b. Program wajib belajar 9 Tahun
 Soal ini sama kayak No. 26
36.
Perwira tinggi TNI-AD yang lolos dari usaha penculikan atau
pembunuhan yang dilakukan gerombolan G-30-S/PKI adalah….
c. Jenderal A.H. Nasution
 Pasti kalian tahu kan cerita G-30-S/PKI Jenderal yang berhasil
lolos siapa hehe ^_^

37.
Dampak menguatnya peran Negara dalam kehidupan politik
Orba diantaranya sebagai berikut, kecuali….
d. Rakyat bebas menyalurkan hak suaranya
 Dampak positif dari kebijakan politik pemerintahan orde baru
yaitu :
1. Pemerintah mampu membangun fondasi yang kuat bagi
kekuasaan lembaga kepresidenan yang menyebabkan
semakin kuatnya Negara dalam masyarakat.
2. Situasi keamanan relative aman dan terjaga dengan baik
karena pemerintahan mampu mengatasi semua tindakan dan
sikap yang dianggap bertentangan dengan Pancasila.
3. Dilakukan peleburan partai agar pemerintah dapat
mengontrol parpol.
Dampak negetaif dari kebijakan politik pemerintahan orde baru
yaitu :
1. Terbentuk pemerintahan yang bersifat otoriter, dominative
dan sentralistis.
2. Otoritarianisme merambat segenap aspek
kehidupanbermasyarakat, berbangsa dan bernegara
termasuk kehidupan politik yang sangat merugikan rakyat.
3. Pemerintah gagal memberikan pelajaran berdemokrasi yang
baik dan benar kepada yakyat Indonesia.Golkar menjadi alat
politik untuk mencapai stabilitas yang diinginkan, sementara
dua partai lainnya hanya sebagai boneka agar tercipta citra
sebagai Negara demokrasi.
4. Sistem perwakilan bersifat semu bahkan hanya dijadikan
topeng untuk melanggengkan sebuah kekuasaan secara
sepihak dalam setiap pemilihan Presiden melalui MPR,
Soeharto selalu terpilih.

5. Demokratisasi yang terbentuk didasarkan pada korupsi, kolusi
dan nepotisme (KKN) sehingga banyak wakil rakyat yang
duduk di MPR/DPR yang tidak mengenal rakyat dan daerah
yang diwakilinya.
6. Kebijakan politik teramat birokratis dan cenderung KKN.
7. Dwifungsi ABRI terlalu mengakar masuk ke sendir-sendiri
kehidupan berbangsa dan bernegara bahkan pada bidangbidang yang seharusnya masyarakat yang berperan besar
terisi oleh personil TNI dan Polri dan dunia bisnis tidak luput
dari intervensi TNI/Polri.
8. Kondisi politik lebih payah adanya upaya penegakan hukum
yang sangat lemah dan saat itu hukum hanya diciptakan
untuk keuntungan pemerintah yang berkuasa sehingga tidak
mampu mengadili para konglomerat yang telah
menghabiskan uang rakyat.

38.
Di bidang komunikasi, dampak negative menguatnya peran
Negara di masa orba terlihat seperti tertera di bawah ini, kecuali…
b. banyak bermunculan stasiun televise swasta

39.
Contoh dominasi politik Orba adalah….
d. didominasi oleh eksekutif

40.
1. Indonesia mengalami krisi multidimensi
2. Pemerintahan tidak menjalankan mandate
3. Tuntutan kemerdekaan dari berbagai daerah
4. Presiden Soeharto tidak melaksanakan GBHN
5. Tingginya kompetisi di kalangan pemerintahan
Dari kelima pernyataan di atas ynag merupakanpenyebab kejatuhan
pemerintahan Orde Baru adalah nomor….
a. 1
1. Krisis Ekonomi dan Moneter
Ketika Thailand telah melepaskan kaitan Baht terhadap kurs US
Dollar, maka Indonesia sangat pada titik yang sangat buruk.
Masalahl ini dikarenakan oleh rapuhnya kekuatan Indonesia dan
maraknya praktik KKN juga adanya monopoli ekonomi.

2. Utang Luar Negeri Indonesia
Utang Indonesia pada luar negeri tidak sepenuhnya adalah utang
negara, namun sebagian adalah utang swasta.
3. Adanya Penyimpangan Pasal 33 UUD 1945
Sistem ekonomi yang berkembang pada masa Orde Baru adalah
sistem ekonomi kapitalis yang dikuasai oleh para konglomerat
dengan berbagai bentuk monopoli, oligopoly, dan diwarnai
dengan korupsi dan kolusi.
4. Pola Pemerintahan Sentralistis
Pemerintahan pada Orde Baru untuk melaksanakan sistem
pemerintahan yang bersifat secara sentralistis, maksudnya
adalah semua bidang dalam kehidupan berbangsa dan juga
bernegara ditata secara sentral berasal dari pusat pemerintahan
yaitu Jakarta, yang oleh karena itu peran pemerintah pusat
amatt menentukan untuk semua bidang dalam kehidupan
masyarakat.
5. Krisis Politik
Salah satu dari 10 faktor runtuhnya orde baru yaitu ketika
Soeharto diminta untuk mundur sebab melemahnya dukungan
politik untuknya, yang tampak pada pernyataan dari seorang
politik, yaitu Kosgoro yang meminta agar Soeharto segera
lengser dari jabatan presidennya.
6. Krisis Kepercayaan
Pada pemerintahan Orde Baru terdapat adanya perkembangan
KKN yang dilakukan secara tersembunyi maupun secara terbuka.
Dan hal tersebut menyebabkan timbulnya ketidakpercayaan
rakyat pada pemerintah dan juga ketidakpercayaan luar negeri
kepada Indonesia.
7. Krisis Sosial
Terdapat dua jenis aspirasi pada masyarakat, diantaranya
mendukung Soeharto dan juga menuntut Seoharto untuk segera
turun dari jabatannya sebagai presiden. Dan untuk kelompok
yang menuntut agar Presiden Soeharto untuk segera mundur
diwakili oleh para mahasiswa. Dan kelompok tersebut paling
banyak anggotanya.

8. Krisis Hukum
Ada banyak ketidakadilan yang terjadi pada pelaksanaan hukum
saat jaman pemerintahan orde baru mengakibatkan lemahnya
hukum di Indonesia dan jugamenyebabkan runtuhnya orde baru
10-faktor-runtuhnya-orde-baru
9. Tragedi Trisakti
Aksi tuntutan yang melibatkan 10 ribu mahasiswa berikut dosen
Trisakti ini menyebabkan anarkis dan saling melempar serangan
seperti kaca,beling dan segala macam lainnya untuk saling baku
hantam yang pada akhirnya menyebabkan beberapa mahasiswa
meninggal.
10. Kerusuhan diberbagai kota
Tragedi Trisakti mengakibatkan terjadinya demo di beberapa
daerah di Indonesia. Pada awalnya tuntutan yang mereka
gemakan sama, yang mana menuntut reformasi total. Dan Aksi
yang di prakarsai oleh mahasiswa ini disusupi oleh banyaknya
masa dari berbagai kalangan yang akhirnya menimbulkan
kerusuhan dimana-mana.

41.
Penyebab terjadinya krisis ekonomi di Indonesia salah satunya
adalah….
e. Banyaknya investor asing yang menrik modalnya dari Indonesia

42.
1. Elang Mulya Lesmana
2. Heri Hertanto
3. Moses Gatotkaca
4. Hafdhin Royan
5. Yanto Harahap
Mahasiswa Universitas Trisakti yang tewas dalam perjuangan reformasi
menuntut mundurnya Presiden Soeharto adalah nomor-nomor…
b. 1,2 dan 4
 Tragedi Trisakti adalah peristiwa penembakan, pada tanggal 12
Mei 1998, terhadap mahasiswa pada saat demonstrasi menuntut
Soeharto turun dari jabatannya. Kejadian ini menewaskan empat

mahasiswa Universitas Trisakti di Jakarta,Indonesia serta puluhan
lainnya luka.
Mereka yang tewas adalah Elang Mulia Lesmana (1978-1998),
Heri Hertanto (1977 - 1998), Hafdin Royan (1976 - 1998), dan
Hendriawan Sie (1975 - 1998). Mereka tewas tertembak di dalam
kampus, terkena peluru tajam di tempat-tempat vital seperti
kepala, tenggorokan, dan dada.

43.
1. Agenda Rformasi
2. Suksesi Pemerintahan
3. Pelaksanaan Agenda Reformasi
4. Berhenti dari posisi Presiden RI
5. Pernyataan berhenti sebagai Presiden RI
Dari kalimat-kalimat di atas yang merupakan judul pidato pengunduran
diri Soeharto sebagai presiden adalah nomor
e. 5
PERNYATAAN BERHENTI
SEBAGAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Sejak beberapa waktu terakhir, saya mengukuti dengan cermat
perkembangan situasi nasional kita, terutama aspirasi rakyat
untuk mengadakan reformasi di segala bidang kehidupan
berbangsa dan bernegara. Atas dasar pemahaman saya yang
mendalam terhadap aspirasi tersebut, dan terdorong oleh
keyakinan bahwa reformasi tersebut perlu dilaksanakan secara
tertib, damai dan konstitusional demi terpeliharanya persatuan
dan kesatuan bangsa serta kelangsungan pembangunan
nasional, saya telah menyatakan rencana pembentukan Komite
Reformasi dan mengubah susunan Kabinet Pembangunan VII.
Namun demikian kenyataan hingga hari ini menunjukkan Komite
Reformasi tersebut tidak dapat terwujud, karena tidak adanya
tanggapan yang memadai terhadap rencana pembentukan
komite tersebut. Dalam keinginan untuk melaksanakan reformasi
dengan cara yang sebaik-baiknya tadi, saya menilai bahwa
dengan tidak dapat diwujudkannya Konite Reformasi maka

perubahan susunan Kabinet Pembangunan VII menjadi tidak
diperlukan lagi.
Dengan memperhatikan keadaan di atas, saya berpendapat
sangat sulit bagi saya untuk dapat menjalankan tugas
pemerintahan negara dan pembangunan dengan baik. Oleh
karena itu, dengan memperhatikan ketentuan Pasal 8 UUD 1945,
dan setelah dengan sungguh-sungguh memperhatikan
pandangan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat dan Pimpinan
Fraksi-Fraksi yang ada di dalamnya, saya memutuskan untuk
menyatakan berhenti dari jabatan saya sebagai Presiden
Republik Indonesia, terhitung sejak saya bacakan Pernyataan ini,
pada hari ini, kamis 21 Mei 1998.
Pernyataan saya berhenti dari jabatan sebagai Presiden Republik
Indonesia, saya sampaikan di hadapan Saudara-saudara
Pimpinan Dewan Perwakilan rakyat Republik Indonesia yang juga
adalah Pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat.

Jakarta, 21 Mei 1998
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
SOEHARTO

44.
Penyusun naskah pidato pengunduran diri Presiden Soeharto
adalah
c. Yusril Ihza Mahendra
 Setelah 32 tahun memimpin Indonesia, H. M. Soeharto dituntut
mundur dari pemerintahan oleh kaum reformis pada tahun 1998.
Berikut Isi Pidato Pengunduran Diri Presiden Soeharto, yang
ditulis oleh staf ahli penulis naskah beliau, Bapak Yusril Ihza
Mahendra.

45.
Ditinjau dari sudut ekonomi Negara, bantuan berupa pinjaman
IMF menjelang kejatuhan Soeharto dari kursi kepresidenan mungkin
dapat sedikit membantu Indonesia dari keterpurukan ekonomi, namun
dari sudut pandang pertahanan sosial, bantuan dana IMF justru
menjadi sumber malapetaka bagi rakyat kecil. Faktor penyebabnya

adalah syarat-syarat pemberian dari IMF yang tercantum dalam
Structural Adjustment Program yang mengabaikan rakyat yaitu….
b. penghapusan subsidi kepada rakyat
 Program penyesuaian struktural (bahasa Inggris: Structural
adjustment programme; SAP) terdiri dari pinjaman yang
diberikan oleh Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia
(WB) kepada negara-negara yang mengalami krisis ekonomi.Dua
lembaga Bretton Woods mensyaratkan negara peminjam untuk
menerapkan kebijakan-kebijakan tertentu supaya bisa
mendapatkan pinjaman baru (atau mengurangi bunga pinjaman
pertama). Syarat pinjaman ini menuai kritik karena memiliki
dampak besar terhadap sektor sosial.
 Syarat :
Kebijakan stabilisasi biasanya terdiri dari:
1. pengurangan defsit neraca pembayaran melalui devaluasi
mata uang
2. pengurangan defsit anggaran dengan menaikkan pajak dan
mengurangi anggaran belanja pemerintah (biasanya disebut
austeritas)
4. restrukturisasi utang luar negeri
5. kebijakan moneter untuk menutup defsit pemerintah
(biasanya dalam bentuk pinjaman dari bank sentral)
6. peningkatan harga pangan untuk memangkas beban subsidi
7. peningkatan harga pelayanan masyarakat
8. pemotongan upah
9. pemotongan nilai kredit dalam negeri.

46.
Pernyataan di bawah ini yang bukan merupakan isi tuntutan
agenda Reformasi mahasiswa adalah….
A. Membubarkan Golkar
 Agenda reformasi yang menjadi tuntutan para mahasiswa
mencakup beberapa tuntutan, seperti:
1. Adili Soeharto dan kroni-kroninya,
2. Laksanakan amandemen UUD 1945,
3. Hapuskan Dwi Fungsi ABRI,
4. Pelaksanaan otonomi daerah yang seluas-luasnya,
5. Tegakkan supremasi hukum,
6. Ciptakan pemerintahan yang bersih dari KKN

47.
Tujuan mahasiswa melakukan long march menuju gendung DPR/
MPR adalah …
A. Menuntut turunnya harga

48.
1. Ampera
3. Pembangunan
5. Reformasi
Pembangunan
2. Reformasi
4. Persatuan pembangunan
Kabinet yang disusun oleh B.J. Habibie ketika beliau diangkat menjadi
presiden RI ke-3 menggantikan Presiden Soeharto yang lengser adalah
nomor….
E.5
 Kabinet Reformasi Pembangunan adalah kabinet pemerintahan
Presiden ke-3 Republik Indonesia, BJ Habibie. Kabinet ini
dibentuk pada 23 Mei 1998 dan masa baktinya berakhir pada 20
Oktober 1999.

49.
Pemilu yang diikuti oleh 48 peserta partai politikdari berbagai
golongan ideology diselenggarakan pada masa pemerintahan…
a. Habibie
Pemilihan Umum Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah 1999 diselenggarakan secara
serentak pada tanggal 7 Juni 1999 untuk memilih 462 anggota
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) serta anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD Provinsi maupun DPRD
Kabupaten/Kota) se-Indonesia periode 1999-2004.
Pemilihan Umum ini merupakan yang pertama kali
diselenggarakan setelah runtuhnya Orde Baru dan juga yang
terakhir kalinya diikuti oleh Provinsi Timor Timur.
Pemilihan Umum ini diikuti oleh 48 partai politik, yang mencakup
hampir semua spektrum arah politik (kecuali komunisme yang
dilarang di Indonesia). Penentuan kursi dilakukan secara
proporsional berdasarkan persentase suara nasional.

Pemilihan Umum ini seharusnya diselenggarakan pada tahun
2002, namun atas desakan publik untuk mengadakan reformasi
serta mengganti anggota-anggota parlemen yang berkaitan
dengan Orde Baru, maka pemilihan umum dipercepat dari tahun
2002 ke tahun 1999 oleh pemerintah waktu itu.

50.
Salah satu wujud reformasi yang dilakukan oleh B.J. Habibie
adalah….
d. Pemisahan POLRI dari tubuh ABRI
 Setelah reformasi dilaksanakan, peran ABRI di Perwakilan Rakyat
DPR mulai dikurangi secara bertahap yaitu dari 75 orang menjadi
38 orang. Langkah lain yang di tempuh adalah ABRI semula
terdiri dari empat angkatan yaitu Angkatan Darat, Laut, dan
Udara serta Kepolisian RI, namun mulai tanggal 5 Mei 1999 Polri
memisahkan diri dari ABRI dan kemudian berganti nama menjadi
Kepolisian Negara. Istilah ABRI pun berubah menjadi TNI yang
terdiri dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.