Lahirnya V O C Di Indonesia
Lahirnya VOC Di Indonesia
Datangnya orang Eropa melalui jalur laut diawali oleh Vasco da
Gama, yang pada tahun 1497-1498 berhasil berlayar dari Eropa ke India
melalui Tanjung Pengharapan (Cape of Good Hope) di ujung selatan
Afrika, sehingga mereka tidak perlu lagi bersaing dengan pedagangpedagang Timur Tengah untuk memperoleh akses ke Asia Timur, yang
selama ini ditempuh melalui jalur darat yang sangat berbahaya. Pada
awalnya, tujuan utama bangsa-bangsa Eropa ke Asia Timur dan Tenggara
termasuk ke Nusantara adalah untuk perdagangan, demikian juga dengan
bangsa Belanda. Misi dagang yang kemudian dilanjutkan dengan politik
pemukiman (kolonisasi) dilakukan oleh Belanda dengan kerajaan-kerajaan
di Jawa, Sumatera dan Maluku, sedangkan di Suriname dan Curaçao,
tujuan Belanda sejak awal adalah murni kolonisasi (pemukiman). Dengan
latar belakang perdagangan inilah awal kolonialisasi bangsa Indonesia
(Hindia Belanda) berawal.
Selama abad ke 16 perdagangan rempah-rempah didominasi oleh
Portugis dengan menggunakan Lisbon sebagai pelabuhan utama.
Sebelum revolusi di negeri Belanda kota Antwerp memegang peranan
penting sebagai distributor di Eropa Utara, akan tetapi setelah tahun 1591
Portugis melakukan kerjasama dengan frma-frma dari Jerman, Spanyol
dan Italia menggunakan Hamburg sebagai pelabuhan utama sebagai
tempat untuk mendistribusikan barang-barang dari Asia, memindah jalur
perdagangan tidak melewati Belanda. Namun ternyata perdagangan yang
dilakukan Portugis tidak efsien dan tidak mampu menyuplai permintaan
yang terus meninggi, terutama lada. Suplai yang tidak lancar
menyebabkan harga lada meroket pada saat itu. Selain itu Unifkasi
Portugal dan Kerajaan Spanyol (yang sedang dalam keadaan perang
dengan Belanda pada saat itu) pada tahun 1580, menimbulkan
kekhawatiran tersendiri bagi Belanda. ketiga faktor tersebutlah yang
mendorong Belanda memasuki perdagangan rempah-rempah
Interkontinental. Akhirnya Jan Huyghen van Linschoten dan Cornelis de
Houtman menemukan "jalur rahasia" pelayaran Portugis, yang membawa
pelayaran pertama Cornelis de Houtman ke Banten, pelabuhan utama di
Jawa pada tahun 1595-1597.
Pada tahun 1596 empat kapal ekspedisi dipimpin oleh Cornelis de
Houtman berlayar menuju Indonesia, dan merupakan kontak pertama
Indonesia dengan Belanda. Ekspedisi ini mencapai Banten, pelabuhan
lada utama di Jawa Barat, disini mereka terlibat dalam perseteruan
dengan orang Portugis dan penduduk lokal. Houtman berlayar lagi ke arah
timur melalui pantai utara Jawa, sempat diserang oleh penduduk lokal di
Sedayu berakibat pada kehilangan 12 orang awak, dan terlibat
perseteruan dengan penduduk lokal di Madura menyebabkan
terbunuhnya seorang pimpinan lokal. Setelah kehilangan separuh awak
maka pada tahun berikutnya mereka memutuskan untuk kembali ke
Belanda namun rempah-rempah yang dibawa cukup untuk menghasilkan
keuntungan.
Kamar Dagang VOC di Amsterdam
Adalah para pedagang Inggris yang memulai mendirikan
perusahaan dagang di Asia pada 31 Desember 1600 yang dinamakan The
British East India Company dan berpusat di Kalkuta. Kemudian Belanda
menyusul tahun 1602 dan Perancis pun tak mau ketinggalan dan
mendirikan French East India Company tahun 1604.
Pada 20 Maret 1602, para pedagang Belanda mendirikan Verenigde
Oost-Indische Compagnie - VOC (Perkumpulan Dagang India Timur). Di
masa itu, terjadi persaingan sengit di antara negara-negara Eropa, yaitu
Portugis, Spanyol kemudian juga Inggris, Perancis dan Belanda, untuk
memperebutkan hegemoni perdagangan di Asia Timur. Untuk
menghadapai masalah ini, oleh Staaten Generaal di Belanda, VOC diberi
wewenang memiliki tentara yang harus mereka biayai sendiri. Selain itu,
VOC juga mempunyai hak, atas nama Pemerintah Belanda -yang waktu itu
masih berbentuk Republik- untuk membuat perjanjian kenegaraan dan
menyatakan perang terhadap suatu negara. Wewenang ini yang
mengakibatkan, bahwa suatu perkumpulan dagang seperti VOC, dapat
bertindak seperti layaknya satu negara.
Perusahaan ini mendirikan markasnya di Batavia (sekarang Jakarta)
di pulau Jawa. Pos kolonial lainnya juga didirikan di tempat lainnya di
Hindia Timur yang kemudian menjadi Indonesia, seperti di kepulauan
rempah-rempah (Maluku), yang termasuk Kepulauan Banda di mana VOC
manjalankan monopoli atas pala dan fuli. Metode yang digunakan untuk
mempertahankan monompoli termasuk kekerasan terhadap populasi
lokal, dan juga pemerasan dan pembunuhan massal.
Pos perdagangan yang lebih tentram di Deshima, pulau buatan di
lepas pantai Nagasaki, adalah tempat satu-satunya di mana orang Eropa
dapat berdagang dengan Jepang.
Tahun 1603 VOC memperoleh izin di Banten untuk mendirikan
kantor perwakilan, dan pada 1610 Pieter Both diangkat menjadi Gubernur
Jenderal VOC pertama (1610-1614), namun ia memilih Jayakarta sebagai
basis administrasi VOC. Sementara itu, Frederik de Houtman menjadi
Gubernur VOC di Ambon (1605 - 1611) dan setelah itu menjadi Gubernur
untuk Maluku (1621 - 1623).
KEBIJAKAN VOC DI INDONESIA
a. Menguasai pelabuhan-pelabuhan dan mendirikan benteng untuk
melaksanakan monopoli perdangan.
b. Melaksakan politik devide et impera ( memcah dan menguasai ) dalam
rangka untuk menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia.
c. Untuk mempererat kedudukannya, perlu mengangkat seorang
Gubernur Jenderal.
d. Melaksakan sepenuhnya Hak Oktroi yang diberikan pemerintah
belanda, seperti :
- hak monopoli
- hak untuk membuat uang
- hak nutuk mendirikan benteng
- hak untuk melaksanakan perjanjian dengan kerajaan di Indonesia, dan
- hak untuk tentara.
e. Membangun pangkalan atau markas VOC yang semula di banten dan di
Ambon, dipindah ke Jayakarta ( Batavia ).
f. Melaksakan pelayaran Hongi ( HOngi tocjten ).
g. Adanya hak ekstirpasi, yaitu hak untuk membinasakan tanaman
rempah-rempah yang melebihi ketentuan.
Pengaruhnya kebijaksanaan VOC bagi rakyat Indonesia
a. Kekuasaan raja menjadi berkurang / bahkan didominasi secara
keseluruhan oleh VOC.
b. Wilayah kerajaan terpecah belah dengan melahirkan kerajaan dan
penguasa baru di bawah kendali VOC.
c. Hak Oktroi ( istemewa ) VOC, membuat masyarakat Indoneisa menjadi
miskin dan menderita.
d. Rakyat Indonesia mengenal politik uang, mengenal system pertahanan
benteng, etika perjanjian dan prajurit bersenjata modern ( senjata api,
meriam ).
e. Pelayaran HOngi, dapat dikatakan sebagai suatu perampasan,
perampokan, perbudakan dan pembunuhan.
f. Hak ekstirpasi bagi rakyat merupakan ancaman matinya suatu
harapan / sumber penghasilan yang bisa berlebih.
Penyebab Kemunduran VOC
VOC
selalu
memaksakan
kehendak
(monopoli)
dalam
usaha
dagangnya sehingga sering menimbulkan peperangan. Pada awal abad
ke-18, VOC mulai mengadakan eksploitasi agraris. Hal itu disebabkan
keuntungan dari usaha dagang makin merosot akibat melimpahnya
rempah-rempah dari daerah jajahan Inggris, Prancis, Spanyol, dan
Portugis.
VOC dengan giat menekan beberapa daerah di Indonesia yang
sudah mereka kuasai, seperti Banten, Priangan, Cirebon, dan Mataram
untuk mengumpulkan berbagai hasil bumi dengan cara sebagai berikut.
a.Pembayaran pajak dari rakyat berupa hasil bumi.
b.Penyerahan upeti wajib setiap tahun dari kerajaan-kerajaan yang tunduk
kepada VOC atau kerajaan yang telah mengikat perjanjian dengan VOC.
c. Rakyat di daerah yang sudah dikuasai diwajibkan menanam tanaman
tertentu dan menjualnya kembali dengan harga tertentu kepada
VOC.Misalnya, penanaman kopi di daerah Priangan serta penanaman tebu
didaerah Banten dan Mataram.
Akibat eksploitasi agraris melalui para raja dan adipati, serta
pengambilalihan berbagai pungutan di wilayah Mataram, para pegawai
VOC mendapat peluangbesar untuk memperkaya diri. Para adipati dan
pegawai pengumpul pajak danupeti juga makin kaya, sedangkan rakyat
makin melarat dan hidup menderita.Keadaan itu menimbulkan perasaan
tidak puas, benci, dan dendam kepadaVOC yang makin meluas di
kalangan rakyat. Mereka selalu menunggu munculnya pemimpin dan
penggerak massa untuk memberontak terhadapVOC.
Menjelang berakhirnya abad ke-18, tepatnya pada tanggal 17 Juni
1789 di Eropa terjadi Revolusi Prancis. Revolusi yang dipelopori oleh kaum
Borjuis
dan
kaum
terpelajar
kota
Perancis
bertujuan
untuk
menumbangkan kekuasaanraja, bangsawan, dan kaum pendeta yang
absolut. Revolusi yang diawali dengan penyerbuan penjara Bastille
berhasil
menumbangkan
kekuasaan
monarki
absolut
Perancis
dan
memunculkan faham-faham baru Eropa, seperti liberalisme,nasionalisme,
dan demokrasi. Revolusi Perancis yang bersemboyan Liberte,Egalite, dan
Fraternite mampu mempengaruhi kerajaan-kerajaan Eropa yanglain untuk
mengubah
bentuk
kerajaan
absolut
menjadi
bentuk
kerajaanberkonstitusionil (UUD) dan Republik. Pasca Revolusi Perancis,
kerajaanPerancis berubah menjadi republik dan dipimpin oleh J.P. Marrat,
G.J. Danton,dan Robbespierre, namun bentuk in tidak berlangsung lama
dan diganti dengansistem pemerintahan Directoire, namun sistem inipun
tidak mampu mengatasikekacauan di Perancis, sampai akhirnya muncul
tokoh Napoleon Bonaparte.Napoleon Bonaparte berhasil menguasai dan
memerintah Prancis. Di bawahpemerintahan Napoleon Bonaparte, Prancis
tumbuh menjadi negara besar dankuat. Napoleon setelah berkuasa
berusaha
memperluas
wilayah
kekuasaannya.Napoleon
menguasai
hampir seluruh wilayah Eropa termasuk Negeri Belanda,kecuali Inggris
masih mampu bertahan melawan Prancis.
Belanda cemas akan kedudukannya di Indonesia terhadap serbuan
Inggris.Di pihak lain, VOC makin merosot kekuatannya sehingga tidak
mampu menahan serangan Inggris. Oleh karena itu, pada tahun 1799
VOC dibubarkan dan pemerintahan kolonial di Indonesia langsung
dipegang oleh pemerintah KerajaanBelanda. Sejak itu Indonesia secara
politis dikuasai (dijajah) oleh pemerintah Kerajaan Belanda.
Berikut Kesimpulannya :
Penyebab Kemunduran VOC :
Pegawai VOC banyak yang korupsi
Wilayah Indonesia sangat luas sehingga perlu biaya besar untuk
mengelolanya
Persaingan ketat degan kongsi dagang lain yaitu The East India
Company/EIC (milik Inggris) yang berkedudukan di Calcuta
Biaya perang untuk menumpas perlawanan sporadis dari suku-suku
di Indonesia sangat besar
VOC bubar tanggal 31 Desember 1799 .
Datangnya orang Eropa melalui jalur laut diawali oleh Vasco da
Gama, yang pada tahun 1497-1498 berhasil berlayar dari Eropa ke India
melalui Tanjung Pengharapan (Cape of Good Hope) di ujung selatan
Afrika, sehingga mereka tidak perlu lagi bersaing dengan pedagangpedagang Timur Tengah untuk memperoleh akses ke Asia Timur, yang
selama ini ditempuh melalui jalur darat yang sangat berbahaya. Pada
awalnya, tujuan utama bangsa-bangsa Eropa ke Asia Timur dan Tenggara
termasuk ke Nusantara adalah untuk perdagangan, demikian juga dengan
bangsa Belanda. Misi dagang yang kemudian dilanjutkan dengan politik
pemukiman (kolonisasi) dilakukan oleh Belanda dengan kerajaan-kerajaan
di Jawa, Sumatera dan Maluku, sedangkan di Suriname dan Curaçao,
tujuan Belanda sejak awal adalah murni kolonisasi (pemukiman). Dengan
latar belakang perdagangan inilah awal kolonialisasi bangsa Indonesia
(Hindia Belanda) berawal.
Selama abad ke 16 perdagangan rempah-rempah didominasi oleh
Portugis dengan menggunakan Lisbon sebagai pelabuhan utama.
Sebelum revolusi di negeri Belanda kota Antwerp memegang peranan
penting sebagai distributor di Eropa Utara, akan tetapi setelah tahun 1591
Portugis melakukan kerjasama dengan frma-frma dari Jerman, Spanyol
dan Italia menggunakan Hamburg sebagai pelabuhan utama sebagai
tempat untuk mendistribusikan barang-barang dari Asia, memindah jalur
perdagangan tidak melewati Belanda. Namun ternyata perdagangan yang
dilakukan Portugis tidak efsien dan tidak mampu menyuplai permintaan
yang terus meninggi, terutama lada. Suplai yang tidak lancar
menyebabkan harga lada meroket pada saat itu. Selain itu Unifkasi
Portugal dan Kerajaan Spanyol (yang sedang dalam keadaan perang
dengan Belanda pada saat itu) pada tahun 1580, menimbulkan
kekhawatiran tersendiri bagi Belanda. ketiga faktor tersebutlah yang
mendorong Belanda memasuki perdagangan rempah-rempah
Interkontinental. Akhirnya Jan Huyghen van Linschoten dan Cornelis de
Houtman menemukan "jalur rahasia" pelayaran Portugis, yang membawa
pelayaran pertama Cornelis de Houtman ke Banten, pelabuhan utama di
Jawa pada tahun 1595-1597.
Pada tahun 1596 empat kapal ekspedisi dipimpin oleh Cornelis de
Houtman berlayar menuju Indonesia, dan merupakan kontak pertama
Indonesia dengan Belanda. Ekspedisi ini mencapai Banten, pelabuhan
lada utama di Jawa Barat, disini mereka terlibat dalam perseteruan
dengan orang Portugis dan penduduk lokal. Houtman berlayar lagi ke arah
timur melalui pantai utara Jawa, sempat diserang oleh penduduk lokal di
Sedayu berakibat pada kehilangan 12 orang awak, dan terlibat
perseteruan dengan penduduk lokal di Madura menyebabkan
terbunuhnya seorang pimpinan lokal. Setelah kehilangan separuh awak
maka pada tahun berikutnya mereka memutuskan untuk kembali ke
Belanda namun rempah-rempah yang dibawa cukup untuk menghasilkan
keuntungan.
Kamar Dagang VOC di Amsterdam
Adalah para pedagang Inggris yang memulai mendirikan
perusahaan dagang di Asia pada 31 Desember 1600 yang dinamakan The
British East India Company dan berpusat di Kalkuta. Kemudian Belanda
menyusul tahun 1602 dan Perancis pun tak mau ketinggalan dan
mendirikan French East India Company tahun 1604.
Pada 20 Maret 1602, para pedagang Belanda mendirikan Verenigde
Oost-Indische Compagnie - VOC (Perkumpulan Dagang India Timur). Di
masa itu, terjadi persaingan sengit di antara negara-negara Eropa, yaitu
Portugis, Spanyol kemudian juga Inggris, Perancis dan Belanda, untuk
memperebutkan hegemoni perdagangan di Asia Timur. Untuk
menghadapai masalah ini, oleh Staaten Generaal di Belanda, VOC diberi
wewenang memiliki tentara yang harus mereka biayai sendiri. Selain itu,
VOC juga mempunyai hak, atas nama Pemerintah Belanda -yang waktu itu
masih berbentuk Republik- untuk membuat perjanjian kenegaraan dan
menyatakan perang terhadap suatu negara. Wewenang ini yang
mengakibatkan, bahwa suatu perkumpulan dagang seperti VOC, dapat
bertindak seperti layaknya satu negara.
Perusahaan ini mendirikan markasnya di Batavia (sekarang Jakarta)
di pulau Jawa. Pos kolonial lainnya juga didirikan di tempat lainnya di
Hindia Timur yang kemudian menjadi Indonesia, seperti di kepulauan
rempah-rempah (Maluku), yang termasuk Kepulauan Banda di mana VOC
manjalankan monopoli atas pala dan fuli. Metode yang digunakan untuk
mempertahankan monompoli termasuk kekerasan terhadap populasi
lokal, dan juga pemerasan dan pembunuhan massal.
Pos perdagangan yang lebih tentram di Deshima, pulau buatan di
lepas pantai Nagasaki, adalah tempat satu-satunya di mana orang Eropa
dapat berdagang dengan Jepang.
Tahun 1603 VOC memperoleh izin di Banten untuk mendirikan
kantor perwakilan, dan pada 1610 Pieter Both diangkat menjadi Gubernur
Jenderal VOC pertama (1610-1614), namun ia memilih Jayakarta sebagai
basis administrasi VOC. Sementara itu, Frederik de Houtman menjadi
Gubernur VOC di Ambon (1605 - 1611) dan setelah itu menjadi Gubernur
untuk Maluku (1621 - 1623).
KEBIJAKAN VOC DI INDONESIA
a. Menguasai pelabuhan-pelabuhan dan mendirikan benteng untuk
melaksanakan monopoli perdangan.
b. Melaksakan politik devide et impera ( memcah dan menguasai ) dalam
rangka untuk menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia.
c. Untuk mempererat kedudukannya, perlu mengangkat seorang
Gubernur Jenderal.
d. Melaksakan sepenuhnya Hak Oktroi yang diberikan pemerintah
belanda, seperti :
- hak monopoli
- hak untuk membuat uang
- hak nutuk mendirikan benteng
- hak untuk melaksanakan perjanjian dengan kerajaan di Indonesia, dan
- hak untuk tentara.
e. Membangun pangkalan atau markas VOC yang semula di banten dan di
Ambon, dipindah ke Jayakarta ( Batavia ).
f. Melaksakan pelayaran Hongi ( HOngi tocjten ).
g. Adanya hak ekstirpasi, yaitu hak untuk membinasakan tanaman
rempah-rempah yang melebihi ketentuan.
Pengaruhnya kebijaksanaan VOC bagi rakyat Indonesia
a. Kekuasaan raja menjadi berkurang / bahkan didominasi secara
keseluruhan oleh VOC.
b. Wilayah kerajaan terpecah belah dengan melahirkan kerajaan dan
penguasa baru di bawah kendali VOC.
c. Hak Oktroi ( istemewa ) VOC, membuat masyarakat Indoneisa menjadi
miskin dan menderita.
d. Rakyat Indonesia mengenal politik uang, mengenal system pertahanan
benteng, etika perjanjian dan prajurit bersenjata modern ( senjata api,
meriam ).
e. Pelayaran HOngi, dapat dikatakan sebagai suatu perampasan,
perampokan, perbudakan dan pembunuhan.
f. Hak ekstirpasi bagi rakyat merupakan ancaman matinya suatu
harapan / sumber penghasilan yang bisa berlebih.
Penyebab Kemunduran VOC
VOC
selalu
memaksakan
kehendak
(monopoli)
dalam
usaha
dagangnya sehingga sering menimbulkan peperangan. Pada awal abad
ke-18, VOC mulai mengadakan eksploitasi agraris. Hal itu disebabkan
keuntungan dari usaha dagang makin merosot akibat melimpahnya
rempah-rempah dari daerah jajahan Inggris, Prancis, Spanyol, dan
Portugis.
VOC dengan giat menekan beberapa daerah di Indonesia yang
sudah mereka kuasai, seperti Banten, Priangan, Cirebon, dan Mataram
untuk mengumpulkan berbagai hasil bumi dengan cara sebagai berikut.
a.Pembayaran pajak dari rakyat berupa hasil bumi.
b.Penyerahan upeti wajib setiap tahun dari kerajaan-kerajaan yang tunduk
kepada VOC atau kerajaan yang telah mengikat perjanjian dengan VOC.
c. Rakyat di daerah yang sudah dikuasai diwajibkan menanam tanaman
tertentu dan menjualnya kembali dengan harga tertentu kepada
VOC.Misalnya, penanaman kopi di daerah Priangan serta penanaman tebu
didaerah Banten dan Mataram.
Akibat eksploitasi agraris melalui para raja dan adipati, serta
pengambilalihan berbagai pungutan di wilayah Mataram, para pegawai
VOC mendapat peluangbesar untuk memperkaya diri. Para adipati dan
pegawai pengumpul pajak danupeti juga makin kaya, sedangkan rakyat
makin melarat dan hidup menderita.Keadaan itu menimbulkan perasaan
tidak puas, benci, dan dendam kepadaVOC yang makin meluas di
kalangan rakyat. Mereka selalu menunggu munculnya pemimpin dan
penggerak massa untuk memberontak terhadapVOC.
Menjelang berakhirnya abad ke-18, tepatnya pada tanggal 17 Juni
1789 di Eropa terjadi Revolusi Prancis. Revolusi yang dipelopori oleh kaum
Borjuis
dan
kaum
terpelajar
kota
Perancis
bertujuan
untuk
menumbangkan kekuasaanraja, bangsawan, dan kaum pendeta yang
absolut. Revolusi yang diawali dengan penyerbuan penjara Bastille
berhasil
menumbangkan
kekuasaan
monarki
absolut
Perancis
dan
memunculkan faham-faham baru Eropa, seperti liberalisme,nasionalisme,
dan demokrasi. Revolusi Perancis yang bersemboyan Liberte,Egalite, dan
Fraternite mampu mempengaruhi kerajaan-kerajaan Eropa yanglain untuk
mengubah
bentuk
kerajaan
absolut
menjadi
bentuk
kerajaanberkonstitusionil (UUD) dan Republik. Pasca Revolusi Perancis,
kerajaanPerancis berubah menjadi republik dan dipimpin oleh J.P. Marrat,
G.J. Danton,dan Robbespierre, namun bentuk in tidak berlangsung lama
dan diganti dengansistem pemerintahan Directoire, namun sistem inipun
tidak mampu mengatasikekacauan di Perancis, sampai akhirnya muncul
tokoh Napoleon Bonaparte.Napoleon Bonaparte berhasil menguasai dan
memerintah Prancis. Di bawahpemerintahan Napoleon Bonaparte, Prancis
tumbuh menjadi negara besar dankuat. Napoleon setelah berkuasa
berusaha
memperluas
wilayah
kekuasaannya.Napoleon
menguasai
hampir seluruh wilayah Eropa termasuk Negeri Belanda,kecuali Inggris
masih mampu bertahan melawan Prancis.
Belanda cemas akan kedudukannya di Indonesia terhadap serbuan
Inggris.Di pihak lain, VOC makin merosot kekuatannya sehingga tidak
mampu menahan serangan Inggris. Oleh karena itu, pada tahun 1799
VOC dibubarkan dan pemerintahan kolonial di Indonesia langsung
dipegang oleh pemerintah KerajaanBelanda. Sejak itu Indonesia secara
politis dikuasai (dijajah) oleh pemerintah Kerajaan Belanda.
Berikut Kesimpulannya :
Penyebab Kemunduran VOC :
Pegawai VOC banyak yang korupsi
Wilayah Indonesia sangat luas sehingga perlu biaya besar untuk
mengelolanya
Persaingan ketat degan kongsi dagang lain yaitu The East India
Company/EIC (milik Inggris) yang berkedudukan di Calcuta
Biaya perang untuk menumpas perlawanan sporadis dari suku-suku
di Indonesia sangat besar
VOC bubar tanggal 31 Desember 1799 .