BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Ukuran Kap, Proporsi Komisaris Independen, Free Cash Flow, Kepemilikan Institusional, Dan Ukuranperusahaan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Berdasarkan keputusan BAPEPAM No Kep.17/PM/2002, setiap perusahaan yang telah go public dan telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia diwajibkan menyajikan laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) (Putri, 2013). Laporan keuangan berfungsi sebagai salah satu sumber informasi yang digunakan untuk menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan merupakan catatan ringkas yang berisi informasi keuangan suatu perusahaan dalam satu periode tertentu yang merupakan wujud dari tanggung jawab manajemen atas wewenang yang diterimanya dalam mengelola sumber daya perusahaan yang disediakan oleh pemilik kepada pihak yang berkepentingan seperti pihak internal dan pihak eksternal. Pihak internal yaitu manajemen perusahaan itu sendiri. Pihak eksternal perusahaan yaitu pemegang saham, kreditor, pemerintah, pemasok, konsumen, dan masyarakat umum lainnya.

  Salah satu parameter penting yang digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam laporan keuangan adalah informasi laba yang terkandung dalam laporan laba rugi perusahaan. Menurut Statement of Financial Accounting

  

Concept (SFAC) No. 1, informasi laba merupakan indikator untuk mengukur

  kinerja atas pertanggunjawaban manajemen dalam mencapai tujuan operasi yang telah ditetapkan serta membantu pemilik untuk memperkirakan earning power perusahaan dimasa yang akan datang (Ningsaptiti, 2010). Kecenderungan memperhatikan informasi laba oleh pihak yang berkepentingan menjadikan informasi laba sering menjadi target tindakan opportunistic manajemen untuk memaksimalkan kepuasannya. Tindakan yang mementingkan kepentingan sendiri

  (opportunistic) tersebut dilakukan dengan cara memilih kebijakan akuntansi

  tertentu, sehingga laba dapat diatur, dinaikkan atau diturunkan sesuai keinginannya (Putri, 2010). Perilaku ini disebut dengan manajemen laba.

  Manajemen laba muncul sebagai akibat masalah keagenan yang terjadi diantara pihak pemegang saham (principal) dengan pihak manajemen perusahaan

  (agent) . Masalah keagenan yang sering terjadi antara principal dengan agent

  adalah perbedaan kepentingan dan perbedaan informasi. Manajemen perusahaan berkewajiban menjalankan tugas untuk kepentingan perusahaan dan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham, namun di sisi lainnya manajemen perusahaan juga berkepentingan meningkatkan kemakmurannya. Manajemen perusahaan adalah pihak yang memiliki informasi internal perusahaan lebih banyak dan lebih cepat daripada pihak pemegang saham yang hanya mengetahui informasi perusahaan sesuai dengan laporan manajemen, sehingga sering terjadi perbedaan informasi yang disebut dengan asimetri informasi. Keadaan seperti ini memberikan keleluasaan bagi pengelola manajemen perusahaan untuk menggunakan informasi yang dimiliki memanipulasi laporan keuangan yang mengarah pada proses memaksimalkan kepentingan dirinya sendiri.

  Kasus manipulasi laporan keuangan yang terjadi tidak hanya terjadi pada perusahaan dunia yang ternama. Di Indonesia kasus manipulasi laporan keuangan juga terjadi, seperti kasus manipulasi laporan keuangan yang dilakukan oleh PT Kimia Farma, Tbk yang melakukan tindakan mark up terhadap laba tahun 2002, PT Lippo, Tbk yang melakukan pembukuan ganda pada tahun 2002.

  Manajemen laba dapat terjadi karena dalam penyusunan laporan keuangan digunakan dasar akrual. Dalam penyusunan laporan keuangan, dasar akrual dipilih karena lebih rasional dan adil dalam mencerminkan kondisi keuangan secara riil, namun disisi lain penggunaan dasar akrual dapat memberi keleluasaan bagi manajemen dalam memilih metode akuntansi selama tidak menyimpang dari Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku (Putri, 2013).

  Metode akuntansi akrual memberikan kesempatan bagi manajemen untuk mengaplikasikan berbagai strategi manajemen laba dengan memilih kebijakan akuntansi. Manajemen laba dapat diukur dengan menggunakan proksi

  

Discretionary Accrual (DAC) yang diukur dengan menggunakan Modified Jones

model .

  Akuntan publik yang merupakan seorang auditor eksternal pada dasarnya independen dari pihak manajemen jika dibandingkan dengan auditor internal diharapkan mampu mendeteksi tindakan manajemen laba dan dan meningkatkan keakuratan informasi laporan keuangan. Auditor KAP big four merupakan auditor yang memiliki keahlian dan reputasi yang tinggi dibandingkan dengan auditor KAP non-big four. Auditor independen yang berasal dari KAP besar (big four) diduga akan lebih baik dalam menghambat tindakan manajemen laba jika dibandingkan dengan KAP kecil (non-big four). KAP big four lebih cenderung untuk lebih berhati-hati dalam melaksanakan audit termasuk menjalankan prosedur-prosedur audit yang baku dibandingkan dengan KAP non-big four.

  Mekanisme pengawasan yang baik dapat meminimalkan praktik manajamen laba. Komisaris independen merupakan bagian dari dewan direksi yang memiliki peranan penting untuk meminimalkan manajemen laba. Komisaris independen bertanggungjawab untuk mendorong dewan komisaris secara proaktif menjalankan tugasnya sebagai pengawas dan penasehat direksi. Jika fungsi independensi dewan komisaris cenderung kuat, maka tindakan manajemen laba cenderung dapat dihindari dan juga sebaliknya. Oleh karena itu, keberadaan komisaris independen dalam perusahaan diharapkan dapat menjamin informasi laporan keuangan menggambarkan keadaan sesunggunhya sehingga manajemen laba dapat diminimalkan. Hasil penelitian Nasution dan Setiawan (2010) dalam (Andayani 2010:7) menyimpulkan bahwa komposisi dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.

  

Free cash flow atau arus kas bebas adalah kas perusahaan yang dapat

  didistribusikan kepada kreditur atau pemegang saham yang tidak digunakan untuk modal kerja (working capital) atau investasi pada aset tetap (Ross, dalam Akhmad 2011). Perusahaan yang memiliki surplus arus kas bebas cenderung memiliki peluang besar untuk tindakan manajemen laba oleh pihak manajemen. Hal ini dikarenakan keberadaan surplus arus kas bebas dalam sebuah perusahaan menyebabkan masalah keagenan yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan tindakan manajemen laba. Hasil penelitian dari Agustia (2013) menyatakan bahwa arus kas bebas berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.

  Adanya kepemilikan institusional seperti perusahaan asuransi, perbankan, dan institusi lainnya akan memotivasi manajemen untuk meningkatkan kinerja manajemen. Kepemilikan oleh institusional dinilai dapat mengurangi praktek manajemen laba karena manajemen menganggap institusional sebagai

  

sophisticated investor yang tidak dapat dibodohi. Kepemilikan institusional yang

  tinggi dapat meminimalisir praktik manajemen laba, namun tergantung pada jumlah kepemilikan yang cukup signifikan, sehingga akan mampu memonitor pihak manajemen yang berdampak mengurangi motivasi manajer untuk melakukan manajemen laba. Penelitian yang dilakukan oleh Ningsaptiti tahun 2010 menyimpulkan bahwa kepemilikan institusional memiliki pengaruh negatif terhadap manajemen laba.

  Semakin besar perusahaan maka akan semakin banyak informasi yang yang diterima dan digunakan oleh pihak pemegang perusahaan yang dalam membuat keputusan dalam hal investasi. Perusahaan yang berukuran besar memiliki kecenderungan melakukan tindakan manajemen labanya lebih kecil dibanding perusahaan yang ukurannya lebih kecil. Hal ini dikarenakan perusahaan besar dipandang lebih kritis oleh pemegang saham dan pihak luar. Sehingga perusahaan besar mendapatkan tekanan yang lebih kuat untuk menyajikan pelaporan keuangan yang kredible (Pujiningsih 2011). Penelitian yang dilakukan Qomariyah (2008) menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba.

  Manajemen laba merupakan fenomena dalam bidang akuntansi yang masih penting untuk diteliti, walaupun sudah cukup banyak penelitian atas manajemen laba yang sudah dilakukan namun peneliti masih tertarik untuk melakukan penelitian mengenai manajemen laba. Hal ini dikarenakan hasil penelitian yang dilakukan Leuz et al. (2003), yang melakukan studi komparatif internasional tentang manajemen laba dan proteksi investor dengan sampel 31 negara. Penelitian yang dilakukan oleh Leuz et al. (2003) ini bertujuan untuk melihat bukti empiris adanya perbedaan manajemen laba di berbagai negara termasuk di Indonesia, dan perbedaan tersebut dikarenakan adanya perbedaan proteksi terhadap investor. Berdasarkan pada nilai rata-rata skor manajemen laba, Indonesia berada pada urutan ke 15 dari 31 negara yang berarti Indonesia berada pada tingkat menengah dalam manajemen laba. Jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN yang ikut terpilih dalam sampel yaitu Malaysia, Philipina, dan Thailand, maka Indonesia adalah yang paling besar tingkat manajemen labanya. Untuk skor legal enforcement Indonesia mendapat skor 2,9 dan merupakan skor terendah dari 31 negara, artinya bahwa legal enforcement di Indonesia sangat lemah dan ini berdampak pada rendahnya tingkat proteksi terhadap investor. Sehingga perlu untuk terus meneliti kondisi perkembangan manajemen laba di Indonesia.

  Penelitian ini merupakan replika dari penelitian Anggraeni pada tahun 2013. Perbedaannya terdapat pada variabel yang digunakan, populasi dan tahun penelitian. Pada penelitian ini, variabel yang digunakan adalah ukuran KAP, proporsi komisaris Independen, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan ukuran perusahaan. Sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan tahun pengamatan tahun 2013. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti mengangkat masalah manajemen laba untuk menjadi masalah yang akan diteliti pada penelitian ini.

  Judul penelitian yang diangkat adalah : “ Pengaruh Ukuran KAP, Proporsi

  Komisaris Independen, Free Cash Flow, Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI.”

1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan, maka yang menjadi rumusan penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Apakah ukuran KAP mempunyai pengaruh terhadap manajemen laba? 2.

  Apakah proporsi komisaris independen mempunyai pengaruh terhadap manajemen laba?

  3. Apakah free cash flow mempunyai pengaruh terhadap manajemen laba? 4.

  Apakah struktur kepemilikan dengan kepemilikan institusional mempunyai pengaruh terhadap manajemen laba?

  5. Apakah ukuran perusahaan mempunyai pengaruh terhadap manajemen laba?

  6. Apakah kualitas ukuran KAP, proporsi komisaris independen, free cash

  flow, kepemilikan institusional, dan ukuran perusahaan berpengaruh secara

  simultan terhadap manajemen laba?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini antara lain, yaitu :

  1. Menganalisis dan memperoleh bukti empiris tentang pengaruh ukuran KAP terhadap praktik manajemen laba perusahaan manufaktur.

  2. Menganalisis dan memperoleh bukti empiris tentang pengaruh proporsi komisaris independen terhadap praktik manajemen laba perusahaan manufaktur.

  3. Menganalisis dan memperoleh bukti empiris tentang pengaruh free cash flow terhadap praktik manajemen laba perusahaan manufaktur.

  4. Menganalisis dan memperoleh bukti empiris tentang pengaruh struktur kepemilikan institusioanl terhadap praktik manajemen laba perusahaan manufaktur.

  5. Menganalisis dan memperoleh bukti empiris tentang pengaruh ukuran perusahaan terhadap praktik manajemen laba perusahaan manufaktur.

  6. Menganalisis dan memperoleh bukti empiris tentang pengaruh ukuran KAP, proporsi komisaris independen, free cash flow, kepemilikan institusional, dan ukuran perusahaan secara simultan terhadap manajemen laba.

2. Manfaaat Penelitian 1.

  Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam ilmu akuntansi khususnya ilmu auditing dalam hal jasa audit yang berkualitas dalam mencegah dan mendeteksi masalah manajemen laba yang terjiadi dalam suatu perusahaan.

2. Bagi Investor

  Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak investor sebagai bahan pertimbangan dan tambahan informasi dalam menentukan kebijakan investasi.

3. Bagi Akademisi

  Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi manajemen laba.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

  Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti selanjutnya sebagai bahan pembanding sekaligus sumber referansi dan informasi.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Ukuran Kap, Proporsi Komisaris Independen, Free Cash Flow, Kepemilikan Institusional, Dan Ukuranperusahaan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

0 69 100

Pengaruh Free Cash Flow, Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan, Dan Kebijakan Dividen Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan LQ45 Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia

3 69 98

Pengaruh Proporsi Komisaris Independen, Jumlah Direktur, Jumlah Komite Audit, Kepemilikan Saham Institusional, Kepemilikan Saham Manajemen Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan

1 1 13

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, dan Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Pengaruh Audit Tenure, Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan Klien Dan Rotasi Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Tercatat Pada Bursa Efek Indonesia

0 0 9

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Free Cash Flow, Struktur Kepemilikan dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang dengan Investment Opportunity Set sebagai Variabel Moderating

0 0 8

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Insider Ownership, Likuiditas, Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Dividend Payout Ratio (Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Ind

0 0 11

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang - Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas dan Invesment Oportunity Set Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan yang Terdaftar Di LQ45

0 0 8

Pengaruh Ukuran Kap, Proporsi Komisaris Independen, Free Cash Flow, Kepemilikan Institusional, Dan Ukuranperusahaan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

0 0 13

2.1.1 Teori Agensi (Agency Theory) - Pengaruh Ukuran Kap, Proporsi Komisaris Independen, Free Cash Flow, Kepemilikan Institusional, Dan Ukuranperusahaan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

0 0 28