MASYARAKAT TIONGHOA BENTENG DI TANGERANG (1978-1998)

  MASYARAKAT TIONGHOA BENTENG DI TANGERANG (1978-1998) Skripsi Disusun Oleh : Gian E Silitonga NIM : 090706033 DEPARTEMEN SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

  Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi Masyarakat Tionghoa Benteng di Tangerang (1978 – 1998) Skripsi Sarjana Yang dikerjakan oleh: Nama : Gian E Silitonga Nim : 090706033 Pembimbing Dra. Farida Hanum Ritonga, M. Sp. NIP. 195401111981032001

Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian Fakultas Ilmu Budaya USU Medan,

untuk memenuhi syarat ujian memperoleh gelar Sarjana Sastra dalam bidang

Ilmu Sejarah DEPARTEMEN SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

  Lembar Persetujuan Ujian Skripsi Masyarakat Tionghoa Benteng di Tangerang (1978 – 1998) Yang diajukan oleh: Nama : Gian E Silitonga Nim : 090706033 Telah disetujui untuk diujikan dalam ujian skripsi oleh: Pembimbing

Dra. Farida Hanum Ritonga, M.SP. Tanggal,......................

Nip 195401111981032001 Ketua Departemen Sejarah

Drs. Edi Sumarno, M.Hum Tanggal,......................

Nip 196409221989031001 DEPARTEMEN SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

Lembar Persetujuan Ketua Departemen

  DISETUJUI OLEH : FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN DEPARTEMEN SEJARAH Ketua Departemen, Drs. Edi Sumarno, M,Hum.

  NIP 196409221989031001 Medan,……………………….2014

Lembar Pengesahan Skripsi Oleh Dekan dan Panitia Ujian PENGESAHAN :

  Diterima Oleh : Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana Fakultas Ilmu Budaya Dalam bidang Ilmu Sejarah pada Fakultas Ilmu Budaya USU Medan Pada : Tanggal : Hari : Fakultas Ilmu Budaya USU Dekan, Dr. Syahron Lubis, M.A.

  NIP: 195116131976031001 Panitia Ujian: No. Nama Tanda Tangan 1.

  (………………..…………….) Drs. Edi Sumarno, M,Hum.

  2.

  (……………….….………….) Dra. Nurhabsyah, M.Si.

  3.

  (………………..…………….) Dra. Farida Hanum Ritonga, M.SP.

  4.

  (…………………………..….) Dra. Ratna, M.S.

  5.

  (………………...……………) Dra. S.P. Dewi Murni, M.SP.

ABSTRAK

  Secara umum skripsi bertujuan untuk mengungkap dan mengetahui dampak

dari Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia (SBKRI) terhadap masyarakat

Tionghoa Benteng di Kota Tangerang. Mulai dari awal mula munculnya masyarakat

Tionghoa Benteng, dan mengapa disebut Tionghoa Benteng sampai masa kerusuhan

  

98. Tionghoa Benteng sendiri merupakan masyarakat Tionghoa yang mempunyai

kultur campuran dengan pribumi, dan walau sudah berasimilasi mereka tetap

memegang kultur Tionghoa. Selain kultur, masyarakat Tionghoa Benteng juga

memiliki keunikan yang lain, yaitu mempunyai kulit coklat seperti pribumi pada

umumnya.

  Dari hasil penelitian akhir diketahui bahwa perubahan yang terjadi pada

masyarakat Tionghoa Benteng mengalami keterbatasan dalam bernegara. Masyarakat

Tionghoa Benteng yang lebih memilih untuk tinggal di Indonesia, dan menjadi warga

Negara Indonesia mengalami keterbatasan dalam mendapatkan haknya setelah

SBKRI diberlakukan. Susah masuk ke dalam perusahaan atau lembaga pemerintah

dan sulit mendapatkan pendidikan, menjadi kemerosotan pada masyarakat Tionghoa

Benteng.

  Metode yang dipakai pada penulisan ini adalah metode Sejarah yaitu

Heuristik (pengumpulan data), Verifikasi (Kritik), Interpretasi dan Historiografi

(penulisan). Pada tahap Heuristik menggunakan dua metode kepustakaan (Library

Research ) dan metode lapangan (Field Research). Selain itu, penulis juga melakukan

pengumpulan sumber melalui wawancara terhadap informan – informan yang

berkaitan dengan penelitian ini

Ucapan Terima Kasih

  Penulis telah menyelesaikan Penelitian ilmiah, dan telah berhasil menemukan hasil penelitian dan dituangkan oleh Penulis dalam bentuk skripsi.

  Penulis menghaturkan segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan karunia yang telah dilimpahkan olehNya. Penulis juga memberikan ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya terhadap kedua orang tua yaitu Ayahanda tercinta Oktavianus Begman H. P Silitonga dan Ibunda terkasih Noven R Panggabean S.pd, yang telah mengabdikan hidupnya untuk membesarkan penulis dan mengayominya sehingga penulis mampu dapat menyelesaikan skripsi ini. Selain itu penulis juga memberikan ucapan terima kasih kepada:

  • Pasaribu, D.T.M.&H., M.Sc.(C.T.M), Sp.A.(K) yang telah memimpin USU selama penulis kuliah sampai menyelesaikan skripsi ini.

  Rektor Universitas Sumatera Utara Bapak Prof. Dr. dr. Syahril

  • yang telah memimpin Fakultas Ilmu Budaya USU.

  Dekan Fakultas Ilmu Budaya USU Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A,

  • telah memimpin Departemen Ilmu Sejarah dan mengayomi mahasiswa – mahasiswi di prodi Ilmu Sejarah.

  Ketua Departemen Sejarah Bapak Drs. Edi Sumarno, M.Hum, yang

  • membantu dan memberikan dukungan terhadap penulis.

  Sekretaris Departemen Sejarah Ibu Dra. Nurhabsyah, M.Si. yang telah

  • yang telah membimbing penulis dalam melakukan penelitian dan penulisan sampai skripsi ini selesai.

  Dosen Pembimbing penulis Ibu Dra. Farida Hanum Ritonga, M.Sp,

  • telah memberikan bimbingan akademik bagi penulis dalam menjalani perkuliahan di Departemen Sejarah USU

  Dosen Pembimbing Akademik penulis Drs. Samsul Tarigan, yang

  • mengajar dan berbagi ilmu kepada penulis selama masa kuliah.

  Kepada seluruh staf pengajar di Departemen Sejarah, yang telah

  • ilmu dan dukungan terhadap penulis dalam masa – masa perkuliahan. Menjadi sosok yang mendorong penulis untuk berani bertanggung jawab dan fokus dalam menghadapi masalah.

  Kepada Bapak Drs. Timbun Ritonga, yang telah memberikan nasihat,

  • penulis dalam penulisan skripsi dan terus memberikan dukungan pada penulis

  Kepada Adik penulis Gilbert Loui Silitonga, yang telah membantu

  • memberikan support dan bimbingan dalam menjalani kehidupan sebagai mahasiswa.

  Kepada seluruh abang/ kakak alumni Ilmu Sejarah USU yang telah

  • telah memberikan dukungan terhadap penulis selama masa berkuliah

  Kepada seluruh segenap insan mahasiswa Ilmu Sejarah USU, yang

  • Ratna, Lisa, Elisa, Poly, Dedi, Phillip, Rona, Doli, Wifky, Swandi, Saddam AT, Saddam Pulungan, Tata, Toti, Rudi, Jupriandi, Andri,

  Kepada kawan – kawan angkatan 2009 Ilmu Sejarah USU (Rizal, Nia,

  Mustika, Roni, Hendra, Mukhlis, Sigmer, Roventina, Fani, Ita, Shinta, Nuel, Hanter, Saud dan Adinova) yang telah menjadi kawan seperjuangan dalam kuliah.

  • Humala Parlaungan Harahap (Lalak), yang telah menjadi sahabat terbaik penulis dalam sehari – hari masa perkuliahan. Telah menjadi kawan yang saling mendukung dalam masa jatuh bangun penulis dalam masa perkuliahan sampai penyelesaian skripsi dan berbagi ilmu.

  Kepada sahabat terbaik penulis dari Ilmu Sejarah angkatan 2009

  • memberikan dukungan moral kepada penulis dalam masa – masa penulisan skripsi ini. Menjadi seseorang yang selalu mendorong penulis untuk mampu meraih mimpi.

  Kepada Amelia Rahman yang telah menjadi Sahabat membantu dan

  • Sekitarnya) terutama Ben, Angga, Lalak, Gaby, Aubertus, Fredi, Hotman, Desmon, Temi, Lamtiur, Renova, dan Megi yang telah membantu penulis dalam berorganisasi dan menjadi kawan – kawan pendukung dalam masa perkuliahan dan sehari – hari penulis juga menjadi salah satu pemberi informasi akan sumber skripsi penulis.

  Kepada Kawan – kawan Imajaksek (Ikatan mahasiswa Jakarta dan

  • yang telah mendukung penulis dalam pembuatan skripsi ini.

  Kepada kawan – kawan di Kostan Perumahan Dosen Nazir Alwi no 6,

  • berupa buku mau pun informasi yang dibutuhkan penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

  Kepada Bapak Tjin Eng yang telah banyak memberikan bantuan, baik

Kata Pengantar

  Kewarganegaraan merupakan suatu hal mutlak yang dibutuhkan untuk identitas seorang warga Negara. Tanpa pengesahan sebagai warga Negara, maka seseorang tidak akan mempunyai identitasnya yang bisa menjamin kesejahterannya. Seperti contoh apabila seseorang tidak mempunyai kewarganegaraan, maka dia tidak berhak untuk ikut memberikan suara pada Pemilu di tempatnya. Dia tidak bisa mendapatkan pekerjaan dalam lembaga Pemerintah atau BUMN. Bahkan yang lebih penting lagi adalah, dia sangat susah untuk mendapatkan perlindungan hukum di Negara tersebut.

  Salah satu suku di Indonesia pernah mengalami susahnya mendapatkan kewarganegaraan, yaitu suku Tionghoa. Akibat pergolakan politik dan terjadinya kudeta yang gagal pada G30S, menyebabkan rentetan kejadian kontroversial. Salah satunya pemberian status baru bagi masyarakat etnis Tionghoa, untuk membuktikan kewarganegaranya. SBKRI adalah produk Pemerintah pada masa itu, yang dikhususkan bagi masyarakat etnis Tionghoa. Di Tangerang, etnis Tionghoa Benteng yang paling besar mendapatkan dampak dari SBKRI. Dalam sejarahnya masyarakat etnis Tionghoa Benteng, mempunyai jalan cerita yang cukup panjang.

  Skripsi ini banyak menceritakan tentang masyarakat Tionghoa Benteng dalam menghadapi SBKRI. Penulis merasa tertarik dengan masyarakat Tionghoa Benteng, karena masyarakat ini mempunyai keunikan tersendiri. Salah satunya adalah sifat perbauran kebudayaan Tionghoa dengan kebudayaan pribumi yang sudah ada sejak lama, dan tetap bertahan walau dilanda dilema SBKRI. Maka penulis sangat tertarik untuk menulis tentang masyarakat Tionghoa Benteng, yang mengalami pasang surut dalam meraih kewarganegaranya.

  Yang terakhir penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Temi Sutedja yang telah memberi inspirasi buat penulis untuk membuat skripsi yang berjudul Masyarakat Tionghoa Benteng di Tangerang 1978 – 1998.

  

Daftar Isi :

Ucapan Terima Kasih………………………………………………... vi

  ……………………………………………………………...…..x

  Kata Pengantar Daftar Isi…………………………………………………………….. xii

  xiv Daftar Lampiran………………………………………......................

Bab 1. Pendahuluan

  1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………………………….1

  1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………..5

  1.3 Ruang Lingkup Masalah…………………………………………………........5

  1.4 Tujuan dan Manfaat…………………………....………………………….......6

  1.5 Tinjauan Pustaka…………………………………………………………........6

  1.6 Metode Sejarah…………………………………………………………….......8

  Bab 2. Asal Mula Datangnya Masyarakat Tionghoa ke Indonesia

  2.1 Kedatangan Masyarakat Tionghoa ke Pulau Jawa……………………….......10

  2.2 Perbauran Masyarakat Tionghoa Dengan Masyarakat Pribumi di Jawa…….15

  2.3 Terbentuknya Masyarakat Tionghoa Benteng…………………………….....23

  Bab 3. Keadaan Masyarakat Tionghoa Benteng Sebelum SBKRI

  3.1 Keadaan Ekonomi Masyarakat Tionghoa Benteng………………………......29

  3.2 Kesejahteraan Sosial Masyarakat Tionghoa Benteng………………………..32

  3.3 Kegiatan Politik Masyarakat Tionghoa Benteng…………………………….38

Bab 4. Masyarakat Tionghoa Benteng dan SBKRI

  4.1 Keadaan Masyarakat Tionghoa Benteng Selama SBKRI………………....…44

  4.2 Kehidupan Masyarakat Tionghoa Benteng Setelah SBKRI…………………56

  Bab 5. Masyarakat Tionghoa Benteng dan Tragedi Kerusuhan 1998

  5.1 Asal Usul Tindakan Agresif Terhadap Masyarakat Tionghoa Benteng…..…62

  5.2 Tindakan Pengamanan Polisi Terhadap Masyarakat Tionghoa…………..….67

  5.3 Kerugian Yang Di Alami Oleh Masyarakat Tionghoa Benteng………..……71

Bab 6. Kesimpulan…. ………………………………………………………73

  76 Daftar Pustaka……………………………………………………….

  78 Data Informan………………………………………………………..

  79 Lampiran…………………………………………………………...

Daftar Lampiran : 1

  Peta Kota Tangerang 2. Salah satu peninggalan tempat tinggal Masyarakat Tionghoa Benteng.

  3. Area depan rumah seorang saudagar Tionghoa Benteng pada masa Kolonial.

  4. Rumah Tionghoa Benteng yang memakai sistem Knock Down.

  5. Area Depan tempat pengungsian masyarakat Tionghoa Benteng pada masa kerusuhan etnis 1946.

  6. Area Samping sebuah rumah pengungsian masyarakat Tionghoa Benteng pada masa kerusuhan etnis 1946.

  7. Area Depan Klenteng Boen Tek Bio.

  8. Penulis bersama Narasumber Pak Tjin Eng.

  9. Area Samping Klenteng Boen Tek Bio.

  10. Tempat membakar Dupa di Klenteng Boen Tek Bio.

  11. Tempat membakar Dupa di Klenteng Boen Tek Bio.

  12. Sebuah bangunan bekas peninggalan masyarakat Tionghoa Benteng di Pasar Lama Tangerang.

  13. Sebuah Keterangan Tanda Penduduk (KTP) yang sudah mencantumkan agama si pemilik KTP yaitu Kong Hu Chu, menandakan bahwa agama Kong Hu Chu sudah diperbolehkan di Indonesia.

  14. Bentuk dokumen SBKRI