BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Rentabilitas (ROA, BOPO) dan Likuiditas (LDR) Terhadap Capital Adequacy Ratio (ROA) Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI (2009-2011)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Munculnya fenomena globalisasi keuangan dimana juga adanya liberalisasi pasar modal dan pergerakan modal secara bebas, kemajuan teknologi serta maraknya inovasi, baik jasa maupun produk-produk keuangan telah berkontribusi menciptakan tingkatan globalisasi yang sulit diprediksi, namun dapat memberikan pula keuntungan-keuntungan yang besar dengan risiko-risiko yang baru pula. Berdasarkan fenomena-fenomena tersebut, maka kita khususnya dalam bidang keuangan perbankan nasional, perlu berusaha lebih strategis lagi untuk mempercepat pemulihan ekonomi dan mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan dan meraih peluang masa depan dengan membuat arsitektur sistem keuangan dan perbankan nasional.

  Arsitektur Perbankan Indonesia (API) merupakan suatu kerangka dasar sistem perbankan Indonesia yang bersifat menyeluruh dan memberikan arah, bentuk, dan tatanan industri perbankan untuk rentang waktu lima sampai sepuluh tahun ke depan. Melalui kebijakan Arsitektur Perbankan Indonesia (API) yang dimulai wacananya pada awal januari 2004 Bank Indonesia telah menetapkan berbagai upaya untuk penyehatan dan penguatan industri perbankan nasional.

  Dalam kebijakan tersebut, program konsolidasi industri perbankan merupakan salah satu inisiatif pokok yang mengarahkan gerak langkah industri perbankan nasional ke depan. Arsitektur perbankan nasional bukan hanya merupakan suatu

  

policy recomendation bagi industri perbankan nasional dalam menghadapi segala

  perubahan yang terjadi dimasa yang akan datang, melainkan juga menjadi policy

  

direction mengenai arah yang harus ditempuh oleh perbankan dalam waktu yang

  cukup panjang. Pada dasarnya, implementasi API di Indonesia sejalan dengan implementasi arsitektur keuangan gobal yang diprakarsai oleh Bank for

  International Settlements (BIS) (Dendawijaya, 2005: 283)

  Bank merupakan suatu perusahaan yang menjalankan fungsi intermediasi atas dana yang diterima dari nasabah. Jika sebuah bank mengalami kegagalan, dampak yang ditimbulkan akan meluas mempengaruhi nasabah dan lembaga- lembaga yang menyimpan dananya atau menginvestasikan modalnya di bank.

  Karena pentingnya peran bank dalam melaksanakan fungsinya maka perlu diatur secara baik dan benar. Hal ini bertujuan untuk menjaga kepercayaan nasabah terhadap aktivitas perbankan. Salah satu peraturan yang perlu dibuat untuk mengatur perbankan adalah peraturan mengenai permodalan bank yang berfungsi sebagai penyangga terhadap kemungkinan terjadinya kerugian.

  Kinerja bank yang menurun akan mempengaruhi kepercayaan masyarakat karena pada dasarnya bank merupakan industri yang dalam menjalankan usahanya memerlukan kepercayaan masyarakat sehingga kesehatan bank harus diperhatikan. Krisis moneter yang terjadi pada pertengahan tahun 1997, dimana jatuhnya nilai rupiah terhadap valuta asing khususnya dolar Amerika Serikat yang menyebabkan sebagian besar perusahaan tidak mampu membayar pinjamannya kepada pihak perbankan, sedangkan di sisi lain pihak perbankan juga menghadapi resiko tidak mampu membayar kewajibannya yang sebagian besar dibiayai oleh pinjaman luar negeri dan dana masyarakat (Edginarda, 2012).

  Modal merupakan faktor penting dalam upaya mengembangkan usaha bank. Penilaian aspek permodalan didasarkan pada kewajiban penyediaan modal minimum (Wulandari, 2010). Penilaian terhadap rasio permodalan yang lazim digunakan untuk mengukur kesehatan bank yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR) yang didasarkan pada rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang menurut Resiko (ATMR) (Edginarda, 2012). CAR adalah rasio kinerja bank yang mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko (Wulandari, 2010).

  Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan indikator terhadap kemampuan

  bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko (Dendawijaya, 2005: 283).

  Ketentuan modal minimum bank yang berlaku di Indonesia mengikuti standar

  

Bank for Infornational Settlements (BIS), sejalan dengan standar tersebut Bank

  Indonesia mewajibkan setiap bank umum menyediakan modal minimum sebesar 8% dari total Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR).

  Berdasarkan ketentuan yang dibuat Bank Indonesia dalam rangka tata cara penilaian tingkat kesehatan bank, terdapat ketentuan yang mengatur cara perhitungan aktiva tertimbang menurut risiko, yang terdiri atas jumlah antara ATMR yang dihitung berdasarkan nilai masing-masing pos aktiva pada neraca bank dikalikan dengan bobot risikonya masing-masing dan ATMR yang dihitung berdasarkan nilai masing-masing pos aktiva pada rekening administratif bank dikalikan dengan bobot risikonya masing-masing (Dendawijaya, 2005: 121).

  Dari berbagai macam rasio keuangan terdapat 2 kelompok (rentabilitas dan likuiditas) yang merupakan faktor utama yang berpengaruh terhadap kondisi kesehatan bank. Rasio rentabilitas yang tercermin dalam Return On Assets (ROA), dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) menunjukkan tingkat kemampuan bank untuk memperoleh laba dari aktivitas usahanya. Apabila laba suatu bank meningkat maka akan meningkatkan modal bank dan meminimumkan tingkat resikonya sehingga laba yang tinggi akan meningkatkan CAR.

  Rasio likuiditas yang tercermin dalam Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan posisi likuiditas untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Semakin tinggi LDR menunjukkan semakin riskan kondisi likuiditas bank, sebaliknya semakin rendah LDR menunjukkan kurangnya efektivitas bank dalam menyalurkan kredit, sehingga semakin tinggi LDR maka CAR semakin menurun (Edginarda, 2012).

  Sementara itu, dengan menggunakan rasio–rasio tersebut di dalam melakukan penilaian kesehatan perbankan maka akan dapat diketahui prestasi dan kelemahan yang dimiliki masing-masing perusahaan perbankan, sehingga akan menjadi suatu informasi yang sangat berharga bagi pihak–pihak yang berkepentingan (Hamonangan, 2009).

  Berbagai penelitian telah dilakukan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi nilai dari CAR suatu bank, diantaranya adalah penelitian Cynthia Edginarda (2012) yang menganalisis pengaruh rentabilitas dan likuiditas terhadap capital adequacy ratio pada bank pemerintah di Indonesia. Demikian pula dengan Netty Siregar (2010) yang menunjukkan bahwa empat rasio keuangan yaitu Loan

  to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Return on Asset (ROA),

  Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi (BOPO), yang mempunyai pengaruh terhadap nilai CAR pada bank yang terdaftar di BEI.

  Dengan topik yang sama dan ada beberapa variabel yang berbeda penelitian Farah Margaretha (2011) menunjukkan bahwa beberapa rasio keuangan seperti Non-Performing Loans (NPL), Net Interest Margin (NIM), ukuran bank (SIZE), Equity to Total Liabilities (EQTL) mempengaruhi nilai CAR pada bank- bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia namun tidak demikian halnya dengan rasio-rasio keuangan seperti Liquid Asset to Total Deposit (LACF) dan risiko index tidak mempunyai pengaruh terhaap CAR pada bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

  Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian melalui penulisan skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Rentabilitas (ROA, BOPO) Dan Likuiditas (LDR) Terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI (2009-2011)”.

  1.2 Perumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas dan berbagai macam faktor yang berpengaruh terhadap CAR antara lain adalah rasio rentabilitas yang terinci dalam Return On Assets (ROA) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) serta rasio likuiditas yang terinci dalam Loan to

  Deposit Ratio (LDR), maka penulis membuat perumusan masalah sebagai berikut: 1.

  Apakah ada pengaruh Return On Assets (ROA) secara parsial terhadap

  Capital Adequacy Ratio (CAR) ? 2.

  Apakah ada pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan

  Operasional (BOPO) secara parsial terhadap Capital Adequacy Ratio

  (CAR) ? 3. Apakah ada pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) secara parsial terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR)?

  4. Apakah ada pengaruh rasio ROA, BOPO, dan LDR secara simultan terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR)?

  1.3 Tujuan Masalah

  Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Return On Assets (ROA) secara parsial terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI (2009-2011).

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Biaya Operasional

  terhadap Pendapatan Operasional ( BOPO) secara parsial terhadap

  Capital Adequacy Ratio (CAR) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI (2009-2011).

  3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) secara parsial terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI (2009-2011).

  4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh rasio ROA, BOPO, dan LDR secara simultan terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI (2009-2011).

1.4 Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan dalam menulis karya ilmiah dan memperdalam wawasan sehubungan dengan pengaruh rasio rentabilitas dan likuiditas dalam ROA, BOPO, dan LDR terhadap CAR.

  2. Bagi lembaga perbankan, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar pengelolaan dana dalam rangka menjaga kesehatan bank melalui Capital Adequacy Ratio (CAR). Selain itu, penelitian ini juga dapat menjadi masukan bagi perbankan dalam menilai tingkat kesehatan bank.

  3. Bagi pihak lain, yaitu sebagai bahan referensi dan data tambahan untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan bidang akuntansi perbankan.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Rentabilitas (ROA, BOPO) dan Likuiditas (LDR) Terhadap Capital Adequacy Ratio (ROA) Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI (2009-2011)

1 65 99

Pengaruh Capital Adequacy Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 36 81

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keberadaan Komite Manajemen Risiko Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2011-2014

0 0 10

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Working Capital Turnover, Economic Value Added, dan Market Value Added Terhadap Market Capitalization Pada BUMN Yang Terdaftar Di BEI Periode 2009-2013

0 0 8

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Audit Tenure, Audit Switching, Audit Capacity Stress, Ukuran Perusahaan, dan Independensi Komite Audit Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 200

0 0 7

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Bank Publik Yang Terdaftar Di BEI

0 0 10

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Jumlah Kredit yang diberikan dan Tingkat Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 2 8

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Maturity, Financial Leverage, Profitabilitas Dan Likuiditas Terhadap Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Rasio Camel Terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank Umum Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Penelitian Terdahulu - Pengaruh Rentabilitas (ROA, BOPO) dan Likuiditas (LDR) Terhadap Capital Adequacy Ratio (ROA) Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI (2009-2011)

0 0 19