Pengaruh Rentabilitas (ROA, BOPO) dan Likuiditas (LDR) Terhadap Capital Adequacy Ratio (ROA) Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI (2009-2011)

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH RENTABILITAS (ROA, BOPO) DAN LIKUIDITAS (LDR) TERHADAP CAPITAL ADEQUACY

RATIO (CAR) PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI (2009-2011)

OLEH

RENI YUSMANITA 090503036

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh

Rentabilitas (ROA, BOPO) dan Likuiditas (LDR) Terhadap Capital Adequacy

Ratio (ROA) Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI (2009-2011)“

adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik

guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,

dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau

dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika

penulisan ilmiah. Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan

plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan

yang berlaku.

Medan,

Yang Membuat Pernyataan

090503036 Reni Yusmanita


(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudu l“Pengaruh Rentabilitas (ROA, BOPO) dan Likuiditas (LDR) Terhadap Capital Adequacy Ratio (ROA) Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI (2009-2011)“. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis juga telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan do’a baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak selama proses penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :

1. Bapak Prof. Drs. Azhar Maksum., MM., Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M, Ak., selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail M.M., Ak., selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, motivasi dan masukan yang sangat bermanfaat dalam proses penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Dra. Naleni Indra, M.M.,Ak., selaku dosen pembaca yang telah membantu penulis melalui kritik dan saran yang diberikan demi kesempurnaan skripsi ini.


(4)

6. Semua staf karyawan FE USU terkhusus Departemen Akuntansi. Bang Sugeng, Kak Dame, Kak Raya dan staf yang lain, yang telah membantu menyiapkan segala administrasi dan keperluan penulis.

7. Dan secara khusus penulis mempersembahkan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua tersayang, M. Yusuf dan Mariani, serta serta adik tersayang Yofy Rudiansyah, Nony Kurniati, Ganang Satriawan dan Fandhu Winata yang tidak pernah jenuh dan selalu sabar dalam memberikan do’a, dukungan, perhatian dan saran kepada penulis.

8. Kepada geng Dharaa, Dede Delvis Sahera, Harlia Nurmasari, Ayu Amelia, Ade Disa Dias dan Amanda Van Nierop yang selalu memberi saran dan motivasi selama penulisan skripsi. Semoga persahabatan kita berkelanjutan. 9. Juga kepada teman-teman satu asrama yang selalu memberikan dukungan dan

motivasi, Fitri Yuniati Harahap, Ade Irma Yuliana Nst, Nur Asmi Lubis, dan Nirma Hairani Sitompul. Mari kita lanjutkan perjuangan ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini kedepannya sehingga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Medan,

Penulis,

090503009


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh rentabilitas dan likuiditas terhadap capital adequacy ratio (CAR) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2009-2011 baik secara parsial maupun simultan. Penelitian ini menggunakan Return on Asset (ROA), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR) sebagai variabel independen dan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebagai variabel dependen.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya. Populasi penelitian adalah semua perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2009-2011. Pemilihan sampel menggunakan purposive sampling dan hasilnya 17 bank sebagai sampel. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu, dan pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji signifikan parsial (uji-t), signifikan simultan (uji-F), dan koefisien determinasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap CAR. Sebaliknya, BOPO dan LDR berpengaruh signifikan terhadap CAR. Hasil uji F menunjukkan bahwa ROA, BOPO, LDR berpengaruh secara bersamaan terhadap CAR. Semua hasil ini diuji dalam tingkat kepercayaan 95 %.

Kata kunci : Rentabilitas (ROA, BOPO), Likuiditas (LDR), dan Capital Adequacy Ratio (CAR)


(6)

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze the influence of the variable rentability and liquidity toward Capital Adequacy Ratio (CAR) on the banking companies which were listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) during the year 2009-2011 either partially or simultaneously. This research use Return n Assets (ROA), Operasional Cost to Operational Income (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR) as independent variable and Capital Adequacy Ratio (CAR) as dependent variable.

The research is classified as causal research and replication based on the previous research. This research population is all banking companies wich were listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) during the year 2009-2011. The sample selection is using purposive sampling method and the result are seventeen bank as sample. This research is using multiple regression analysis wich has been tested in classic assumtions. Hypotesis test that being used were partial test (t-test), simultan test (F-test), and coefisien determination.

The result indicate that partially ROA unsignificantly influence the CAR. Otherwise, BOPO, LDR significantly influence the CAR. The result of F test shows that ROA, BOPO, LDR influence the CAR simultaneously. All of this result are tested in confidence level of 95 %.

Keywords : Rentability (ROA, BOPO), Likuidity (LDR), dan Capital Adequacy Ratio (CAR)


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Masalah ... 6

1.4 Manfaat masalah ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Tinjauan Teoritis ... 8

2.1.1 Penelitian Terdahulu ... 8

2.1.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 12

2.1.3 Bank ... 17

2.1.4 Rasio Rentabilitas ... 18

2.1.2.1 Return On Assets (ROA) ... 18

2.1.2.2 Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) ... 19

2.1.5 Rasio Likuiditas ... 20

2.1.3.1 Loan to Deposit Ratio (LDR) ... 21

2.1.6 Capital Adequacy Ratio (CAR) ... 22

2.1.4.1 Modal Bank ... 22

2.1.4.2 Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) ... 23

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis... 25

2.3.1 Kerangka Konseptual ... 25

2.3.2 Hipotesis ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

3.1 Jenis penelitian ... 27

3.2 Populasi dan Sampel penelitian ... 27

3.2.1 Populasi Penelitian ... 27

3.2.2 Sampel Penelitian ... 28

3.3 Jenis Dan Sumber Data ... 30

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 31

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 31

3.5.1 Variabel Independen/ Bebas (X) ... 31

3.5.2 Variabel Dependen/ Terikat (Y) ... 34


(8)

3.6.1 Analisis Deskriptif ... 37

3.6.2 Regresi Linear Berganda ... 37

3.6.2.1 Uji Asumsi Klasik ... 38

3.6.2.2 Pengujian Hipotesis... 43

3.7 Jadwal Penelitian ... 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 49

4.1 Hasil Penelitian ... 49

4.1.1 Data Penelitian... 49

4.1.2 Deskripsi Data penelitian ... 49

4.1.3 Statistik Deskriptif ... 56

4.1.4 Uji Asumsi Klasik ... 58

4.1.4.1 Normalitas ... 58

4.1.4.2 Uji Multikolinearitas ... 61

4.1.4.3 Uji Heteroskedastisitas ... 62

4.1.4.4 Uji Autokorelasi ... 64

4.1.5 Pengujian Hipotesis... 65

4.1.5.1 Koefisien Determinasi (R2) ... 65

4.1.5.2 Uji Simultan (Uji Statistik F) ... 66

4.1.5.3 Uji Parsial (Uji Statistik t) ... 68

4.1.5.4 Analisis Regresi Berganda ... 69

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 73

5.1 Kesimpulan ... 73

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 75

5.3 Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 77


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 12

Tabel 3.1 Populasi Dan Sampel Perusahaan Perbankan ... 29

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel ... 35

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ... 48

Tabel 4.1 Daftar Return on Assets (ROA) Perusahaan Sampel ... 50

Tabel 4.2 Daftar Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Perusahaan Sampel ... 51

Tabel 4.3 Daftar Loan to Deposit Ratio (LDR) Perusahaan Sampel ... 53

Tabel 4.4 Daftar Capital Adequay Ratio (CAR) Perusahaan Sampel ... 54

Tabel 4.5 Statistik Deskriptif ... 61

Tabel 4.6 Uji Normalitas ... 62

Tabel 4.7 Uji Multikolinearitas ... 60

Tabel 4.8 Uji Autokorelasi ... 64

Tabel 4.9 Kriteria Nilai Uji Durbin Watson dengan tabel DW... 64

Tabel 4.10 Kriteria Nilai Uji Durbin Watson ... 65

Tabel 4.11 Koefisien Determinasi... 66

Tabel 4.12 Hasil Simultan (Uji Statistik F) ... 67


(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 23

Gambar 4.1 Grafik Histogram ... 59

Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot ... 59


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Proses Pemilihan Sampel ... 80

Data Penelitian Tahun 2009-2011 ... 81

Uji Klasik: Uji Normalitas Data ... 82

Uji Multikolonearitas ... 83

Uji Heteroskedastisitas ... 83

Uji Autokorelasi ... 84

Statistik Deskriptif ... 84

Uji Hipotesis: Uji Regresi ... 84

Uji Anova ... 85


(12)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh rentabilitas dan likuiditas terhadap capital adequacy ratio (CAR) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2009-2011 baik secara parsial maupun simultan. Penelitian ini menggunakan Return on Asset (ROA), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR) sebagai variabel independen dan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebagai variabel dependen.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya. Populasi penelitian adalah semua perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2009-2011. Pemilihan sampel menggunakan purposive sampling dan hasilnya 17 bank sebagai sampel. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu, dan pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji signifikan parsial (uji-t), signifikan simultan (uji-F), dan koefisien determinasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap CAR. Sebaliknya, BOPO dan LDR berpengaruh signifikan terhadap CAR. Hasil uji F menunjukkan bahwa ROA, BOPO, LDR berpengaruh secara bersamaan terhadap CAR. Semua hasil ini diuji dalam tingkat kepercayaan 95 %.

Kata kunci : Rentabilitas (ROA, BOPO), Likuiditas (LDR), dan Capital Adequacy Ratio (CAR)


(13)

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze the influence of the variable rentability and liquidity toward Capital Adequacy Ratio (CAR) on the banking companies which were listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) during the year 2009-2011 either partially or simultaneously. This research use Return n Assets (ROA), Operasional Cost to Operational Income (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR) as independent variable and Capital Adequacy Ratio (CAR) as dependent variable.

The research is classified as causal research and replication based on the previous research. This research population is all banking companies wich were listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) during the year 2009-2011. The sample selection is using purposive sampling method and the result are seventeen bank as sample. This research is using multiple regression analysis wich has been tested in classic assumtions. Hypotesis test that being used were partial test (t-test), simultan test (F-test), and coefisien determination.

The result indicate that partially ROA unsignificantly influence the CAR. Otherwise, BOPO, LDR significantly influence the CAR. The result of F test shows that ROA, BOPO, LDR influence the CAR simultaneously. All of this result are tested in confidence level of 95 %.

Keywords : Rentability (ROA, BOPO), Likuidity (LDR), dan Capital Adequacy Ratio (CAR)


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Munculnya fenomena globalisasi keuangan dimana juga adanya

liberalisasi pasar modal dan pergerakan modal secara bebas, kemajuan teknologi

serta maraknya inovasi, baik jasa maupun produk-produk keuangan telah

berkontribusi menciptakan tingkatan globalisasi yang sulit diprediksi, namun

dapat memberikan pula keuntungan-keuntungan yang besar dengan risiko-risiko

yang baru pula. Berdasarkan fenomena-fenomena tersebut, maka kita khususnya

dalam bidang keuangan perbankan nasional, perlu berusaha lebih strategis lagi

untuk mempercepat pemulihan ekonomi dan mempersiapkan diri untuk

menghadapi tantangan dan meraih peluang masa depan dengan membuat

arsitektur sistem keuangan dan perbankan nasional.

Arsitektur Perbankan Indonesia (API) merupakan suatu kerangka dasar

sistem perbankan Indonesia yang bersifat menyeluruh dan memberikan arah,

bentuk, dan tatanan industri perbankan untuk rentang waktu lima sampai sepuluh

tahun ke depan. Melalui kebijakan Arsitektur Perbankan Indonesia (API) yang

dimulai wacananya pada awal januari 2004 Bank Indonesia telah menetapkan

berbagai upaya untuk penyehatan dan penguatan industri perbankan nasional.

Dalam kebijakan tersebut, program konsolidasi industri perbankan merupakan


(15)

nasional ke depan. Arsitektur perbankan nasional bukan hanya merupakan suatu

policy recomendation bagi industri perbankan nasional dalam menghadapi segala perubahan yang terjadi dimasa yang akan datang, melainkan juga menjadi policy direction mengenai arah yang harus ditempuh oleh perbankan dalam waktu yang cukup panjang. Pada dasarnya, implementasi API di Indonesia sejalan dengan

implementasi arsitektur keuangan gobal yang diprakarsai oleh Bank for International Settlements (BIS) (Dendawijaya, 2005: 283)

Bank merupakan suatu perusahaan yang menjalankan fungsi intermediasi

atas dana yang diterima dari nasabah. Jika sebuah bank mengalami kegagalan,

dampak yang ditimbulkan akan meluas mempengaruhi nasabah dan

lembaga-lembaga yang menyimpan dananya atau menginvestasikan modalnya di bank.

Karena pentingnya peran bank dalam melaksanakan fungsinya maka perlu diatur

secara baik dan benar. Hal ini bertujuan untuk menjaga kepercayaan nasabah

terhadap aktivitas perbankan. Salah satu peraturan yang perlu dibuat untuk

mengatur perbankan adalah peraturan mengenai permodalan bank yang berfungsi

sebagai penyangga terhadap kemungkinan terjadinya kerugian.

Kinerja bank yang menurun akan mempengaruhi kepercayaan masyarakat

karena pada dasarnya bank merupakan industri yang dalam menjalankan usahanya

memerlukan kepercayaan masyarakat sehingga kesehatan bank harus

diperhatikan. Krisis moneter yang terjadi pada pertengahan tahun 1997, dimana

jatuhnya nilai rupiah terhadap valuta asing khususnya dolar Amerika Serikat yang

menyebabkan sebagian besar perusahaan tidak mampu membayar pinjamannya


(16)

resiko tidak mampu membayar kewajibannya yang sebagian besar dibiayai oleh

pinjaman luar negeri dan dana masyarakat (Edginarda, 2012).

Modal merupakan faktor penting dalam upaya mengembangkan usaha

bank. Penilaian aspek permodalan didasarkan pada kewajiban penyediaan modal

minimum (Wulandari, 2010). Penilaian terhadap rasio permodalan yang lazim

digunakan untuk mengukur kesehatan bank yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR) yang didasarkan pada rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang menurut Resiko

(ATMR) (Edginarda, 2012). CAR adalah rasio kinerja bank yang mengukur

kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung

atau menghasilkan risiko (Wulandari, 2010).

Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian

bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko (Dendawijaya, 2005: 283).

Ketentuan modal minimum bank yang berlaku di Indonesia mengikuti standar

Bank for Infornational Settlements (BIS), sejalan dengan standar tersebut Bank Indonesia mewajibkan setiap bank umum menyediakan modal minimum sebesar

8% dari total Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR).

Berdasarkan ketentuan yang dibuat Bank Indonesia dalam rangka tata cara

penilaian tingkat kesehatan bank, terdapat ketentuan yang mengatur cara

perhitungan aktiva tertimbang menurut risiko, yang terdiri atas jumlah antara

ATMR yang dihitung berdasarkan nilai masing-masing pos aktiva pada neraca


(17)

berdasarkan nilai masing-masing pos aktiva pada rekening administratif bank

dikalikan dengan bobot risikonya masing-masing (Dendawijaya, 2005: 121).

Dari berbagai macam rasio keuangan terdapat 2 kelompok (rentabilitas dan

likuiditas) yang merupakan faktor utama yang berpengaruh terhadap kondisi

kesehatan bank. Rasio rentabilitas yang tercermin dalam Return On Assets

(ROA), dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

menunjukkan tingkat kemampuan bank untuk memperoleh laba dari aktivitas

usahanya. Apabila laba suatu bank meningkat maka akan meningkatkan modal

bank dan meminimumkan tingkat resikonya sehingga laba yang tinggi akan

meningkatkan CAR.

Rasio likuiditas yang tercermin dalam Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan posisi likuiditas untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi

kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Semakin tinggi LDR

menunjukkan semakin riskan kondisi likuiditas bank, sebaliknya semakin rendah

LDR menunjukkan kurangnya efektivitas bank dalam menyalurkan kredit,

sehingga semakin tinggi LDR maka CAR semakin menurun (Edginarda, 2012).

Sementara itu, dengan menggunakan rasio–rasio tersebut di dalam

melakukan penilaian kesehatan perbankan maka akan dapat diketahui prestasi dan

kelemahan yang dimiliki masing-masing perusahaan perbankan, sehingga akan

menjadi suatu informasi yang sangat berharga bagi pihak–pihak yang


(18)

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk melihat faktor-faktor yang

mempengaruhi nilai dari CAR suatu bank, diantaranya adalah penelitian Cynthia

Edginarda (2012) yang menganalisis pengaruh rentabilitas dan likuiditas terhadap

capital adequacy ratio pada bank pemerintah di Indonesia. Demikian pula dengan

Netty Siregar (2010) yang menunjukkan bahwa empat rasio keuangan yaitu Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Return on Asset (ROA), Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi (BOPO), yang mempunyai pengaruh

terhadap nilai CAR pada bank yang terdaftar di BEI.

Dengan topik yang sama dan ada beberapa variabel yang berbeda

penelitian Farah Margaretha (2011) menunjukkan bahwa beberapa rasio keuangan

seperti Non-Performing Loans (NPL), Net Interest Margin (NIM), ukuran bank (SIZE), Equity to Total Liabilities (EQTL) mempengaruhi nilai CAR pada bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia namun tidak demikian halnya dengan

rasio-rasio keuangan seperti Liquid Asset to Total Deposit (LACF) dan risiko index tidak mempunyai pengaruh terhaap CAR pada bank-bank yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian melalui penulisan skripsi dengan judul “Analisis

Pengaruh Rentabilitas (ROA, BOPO) Dan Likuiditas (LDR) Terhadap Capital

Adequacy Ratio (CAR) Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI


(19)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas dan berbagai macam

faktor yang berpengaruh terhadap CAR antara lain adalah rasio rentabilitas yang

terinci dalam Return On Assets (ROA) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) serta rasio likuiditas yang terinci dalam Loan to Deposit Ratio (LDR), maka penulis membuat perumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh Return On Assets (ROA) secara parsial terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) ?

2. Apakah ada pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) secara parsial terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) ?

3. Apakah ada pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) secara parsial terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR)?

4. Apakah ada pengaruh rasio ROA, BOPO, dan LDR secara simultan

terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR)?

1.3 Tujuan Masalah

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Return On Assets (ROA) secara parsial terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI (2009-2011).

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) secara parsial terhadap


(20)

Capital Adequacy Ratio (CAR) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI (2009-2011).

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) secara parsial terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI (2009-2011).

4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh rasio ROA, BOPO, dan

LDR secara simultan terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI (2009-2011).

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan dalam menulis karya ilmiah

dan memperdalam wawasan sehubungan dengan pengaruh rasio

rentabilitas dan likuiditas dalam ROA, BOPO, dan LDR terhadap CAR.

2. Bagi lembaga perbankan, penelitian ini diharapkan dapat digunakan

sebagai dasar pengelolaan dana dalam rangka menjaga kesehatan bank

melalui Capital Adequacy Ratio (CAR). Selain itu, penelitian ini juga

dapat menjadi masukan bagi perbankan dalam menilai tingkat kesehatan

bank.

3. Bagi pihak lain, yaitu sebagai bahan referensi dan data tambahan untuk

melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan bidang


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu tentang rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio) telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Siregar (2010) menguji Pengaruh LDR (Loan to Deposit Ratio), NPL (Non Performing Loan), ROA (Return On Assets) dan BOPO (Biaya Perasional Pendapatan Perasional) terhadap Kecukupan Modal Perbankan pada bank yang terdaftar di BEI. Alat analisis yang

digunakan adalah regresi berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

secara parsial, adanya pengaruh yang signifikan antara variabel ROA dengan

variabel CAR. Namun variabel LDR, NPL, BOPO tidak berpengaruh terhadap

CAR. Secara parsial, LDR tidak berpengaruh dan memiliki hubungan yang

positif terhadap CAR. Secara simultan, rasio LDR, NPL, ROA, dan BOPO

berpengaruh terhadap CAR.

Edginarda (2012) menguji Analisis Pengaruh Rasio Rentabilitas Dan

Likuiditas Terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) Pada Bank Pemerintah Di

Indonesia Periode 2003-2010. Alat analisis yang digunakan adalah regresi

berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ROA dan BOPO berpengaruh

secara parsial terhadap CAR sehingga hipotesis yang diajukan diterima.

Sementara itu LDR tidak berpengaruh secara parsial terhadap CAR sehingga


(22)

Wulandari (2010) menguji Pengaruh Likuiditas Dan Profitabilitas

Terhadap Capital Adequacy Ratio Pada Sektor Perbankan Terbuka Di Indonesia. Alat analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa secara parsial variabel LDR dan ROA berpengaruh positif

dan signifikan terhadap CAR, sedangkan variabel ROE berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap CAR. Secara simultan variabel LDR, ROA, dan ROE

berpengaruh positif dan signifikan terhadap CAR.

Margaretha (2011) menguji Pengaruh Resiko, Kualitas Manajemen,

Ukuran Dan Likuiditas Bank Terhadap Capital Adequacy Ratio Bank-Bank Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Alat analisis yang digunakan adalah regresi

berganda. Hasil pengujian dengan metode Ordinary Least Square (OLS) menemukan bahwa: NPL dan NIM mempunyai pengaruh negatif dan signifikan

terhadap CAR. Resiko Index (ZRISK) dan LACF tidak mempunyai pengaruh

terhadap CAR. Ukuran Bank (SIZE) dan EQTL mempunyai pengaruh positif dan

signifikan terhadap CAR. Hasil pengujian metode Fixed Effect menemukan bahwa: NPL dan SIZE tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap CAR,

ZRISK, NIM dan LACSF mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap

CAR, EQTL mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap CAR.

Shitawati (2006) menguji Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh

Terhadap Capital Adequacy Ratio (Studi Empiris: Bank Umum di Indonesia). Alat analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa ROA, ROE, NIM, LDR, BOPO, dan GWM secara parsial


(23)

Fitrianto (2006) menguji Analisis Pengaruh Kualitas Aset, Likuiditas,

Rentabilitas, Dan Efisiensi Terhadap Rasio Kecukupan Modal Perbankan Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Alat analisis yang digunakan adalah regresi

berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara simultan variabel

NPA, NPL, ROA, ROE, LDR dan BOPO berpengaruh secara signifikan terhadap

perubahan CAR. Sedangkan secara parsial rasio NPA tidak signifikan terhadap

CAR, NPL tidak signifikan terhadap CAR, sedangkan rasio ROA berpengaruh

positif signifikan terhadap CAR, sedangkan rasio LDR berpengaruh negatif

signifikan terhadap CAR, Sedangkan Rasio BOPO tidak berpengaruh siginifikan

terhadap CAR.

Krisna (2008) menguji Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Capital Adequacy Ratio. Alat analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa rasio-rasio keuangan bank yaitu ROI memiliki

pengaruh positif, LDR memiliki pengaruh negatif, dan NPL memiliki pengaruh

negatif.

Situmorang (2011) menguji Pengaruh Profitabilitas Dan Likuiditas

Terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) Pada Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Alat analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa secara simultan variabel IML, ROE, LDR, GWM

berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan CAR. Secara parsial IML dan

ROE mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap CAR. Sedangkan LDR


(24)

Sitanggang (2006) menguji Pengaruh Profitabilitas Dan Likuiditas

Terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) Pada Bank Yang Terdaftar Di Bursa

Efek Jakarta. Alat analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa secara parsial menunjukkan bahwa rasio

profitabilitas yang diukur dengan IML hasilnya berpengaruh signifikan terhadap

CAR. Sedangkan profitabilitas yang diukur dengan ROE hasilnya berpengaruh

negatif tetapi signifikan terhadap CAR. Rasio likuiditas yang diukur dengan QR

menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan antara likuiditas terhadap

CAR. Secara simultan menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara seluruh variabel independen yaitu IML, ROE, QR terhadap CAR.

Fitriyani (2011) menguji Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Capital

Adequacy Ratio Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2006-2009. Alat

analis yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil peneitiannya menunjukkan

bahwa PPAP mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap CAR. Sedangkan


(25)

2.1.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Tinjauan Peneliti Terdahulu No. Peneliti Judul Penelitian Variabel

Penelitian Hasil Penelitian

1. Netty Siregar (2010)

Pengaruh LDR (Loan to Deposit Ratio), NPL (Non Performing Loan), ROA (Return On Assets) dan BOPO (Biaya Perasional Pendapatan Perasional) terhadap Kecukupan Modal Perbankan pada bank yang terdaftar di BEI

LDR, NPL, ROA, BOPO, CAR

Secara parsial, adanya pengaruh yang

signifikan antara variabel ROA dengan variabel CAR. Namun variabel LDR, NPL, BOPO tidak

berpengaruh terhadap CAR. Secara parsial, LDR tidak berpengaruh dan memiliki hubungan yang positif terhadap CAR. Secara simultan, rasio LDR, NPL, ROA, dan BOPO berpengaruh terhadap CAR.

2. Cynthia Edginarda (2012) Analisis Pengaruh Rasio Rentabilitas Dan Likuiditas Terhadap Capital Adequacy Ratio (Car) Pada Bank Pemerintah Di Indonesia Periode 2003-2010 ROA, BOPO, LDR, CAR

ROA dan BOPO berpengaruh secara parsial terhadap CAR sehingga hipotesis yang diajukan diterima. Sementara itu LDR tidak berpengaruh secara parsial terhadap CAR sehingga hipotesis yang diajukan ditolak.

3. Lusi Wulandari (2010)

Pengaruh Likuiditas Dan Profitabilitas Terhadap Capital Adequacy Ratio Pada Sektor LDR, ROA, ROE, CAR

Secara parsial variabel LDR dan ROA

berpengaruh positif dan signifikan terhadap CAR, sedangkan variabel ROE


(26)

Perbankan Terbuka Di Indonesia

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap CAR. Secara simultan variabel LDR, ROA, dan ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap CAR

4. Farah Margaretha (2011) Pengaruh Resiko, Kualitas Manajemen, Ukuran Dan Likuiditas Bank Terhadap Capital Adequacy Ratio Bank-Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia NPL, Resiko Index (ZRISK), NIM, Ukuran Bank (SIZE), LACF, EQTL, CAR Hasil peng-ujian dengan metode

Ordinary Least Square (OLS) menemukan bahwa: NPL dan NIM mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap CAR.

Resiko Index (ZRISK) dan LACF tidak mempunyai pengaruh terhadap CAR. Ukuran Bank (SIZE) dan EQTL mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap CAR. Hasil pengujian metode Fixed Effect menemukan bahwa: NPL dan SIZE tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap CAR, ZRISK, NIM dan LACSF mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap CAR, EQTL

mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap CAR.


(27)

5. Arthin Shitawati (2006) Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Capital Adequacy Ratio (Studi Empiris: Bank Umum di Indonesia) ROA, ROE, BOPO, GWM, NIM, LDR, CAR

ROA, ROE, NIM, LDR, BOPO, dan GWM secara parsial dan simultan

berpengaruh terhadap CAR pada bank umum di Indonesia.

6. Hendrik Fitrianto (2006) Analisis Pengaruh Kualitas Aset, Likuiditas, Rentabilitas, Dan Efisiensi Terhadap Rasio Kecukupan Modal Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta NPA, NPL, ROA, ROE, LDR, BOPO, CAR Secara simultan variabel NPA, NPL, ROA, ROE, LDR dan BOPO berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan CAR. Sedangkan secara parsial rasio NPA tidak signifikan terhadap CAR, NPL tidak signifikan terhadap CAR, sedangkan rasio ROA berpengaruh positif signifikan terhadap CAR, sedangkan rasio LDR berpengaruh negatif signifikan terhadap CAR, Sedangkan Rasio BOPO tidak

berpengaruh siginifikan terhadap CAR.

7. Yansen krisna (2008) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Capital Adequacy Ratio ROI, ROE, BOPO, NIM, LDR, NPL, CAR

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasio-rasio keuangan bank yaitu ROI memiliki pengaruh positif, LDR memiliki pengaruh negatif, dan NPL memiliki pengaruh negatif


(28)

8. Patar Sardo Situmorang (2011) Pengaruh Profitabilitas Dan Likuiditas

Terhadap Capital Adequacy Ratio (Car) Pada Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk IML, ROE, LDR, GWM, CAR Secara simultan variabel IML, ROE, LDR, GWM

berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan CAR. Secara parsial IML dan ROE mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap CAR. Sedangkan LDR dan GWM mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap CAR.

9. Ranita M.F.

sitanggang (2006) Pengaruh Profitabilitas Dan Likuiditas Terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) Pada Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta IML, ROE, LDR, QR, CAR, Secara parsial menunjukkan bahwa rasio profitabilitas yang diukur dengan IML hasilnya berpengaruh signifikan terhadap CAR. Sedangkan profitabilitas yang diukur dengan ROE hasilnya berpengaruh negatif tetapi signifikan terhadap CAR. Rasio likuiditas yang diukur dengan QR

menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan antara likuiditas terhadap CAR. Secara simultan menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

seluruh variabel independen yaitu IML,


(29)

ROE, QR terhadap CAR

10. Mena Fitriyani (2011)

Faktor-faktor Yang

Mempengaruhi Capital Adequacy Ratio Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2006-2009

PPAP, FDR, ROA, DER, CAR

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PPAP mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap CAR. Sedangkan FDR, ROA, DER tidak berpengaruh terhadap CAR.

Dengan demikian dalam penelitian ini peneliti melakukan replikasi dari

penelitian-penelitian yang telah dilakukan dimana penelitian ini menggunakan 3

(tiga) rasio keuangan terpilih yang dikategorikan ke dalam 2 (dua) kategori rasio

keuangan yang juga digunakan dalam penelitian sebelumnya. Likuiditas diwakili

oleh Loan to Deposit Ratio (LDR) serta Rentabilitas diwakili oleh Return On Assets (ROA), dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO).

Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya dalam beberapa

aspek seperti pemilihan kategori rasio yang digunakan, jumlah rasio yang

digunakan untuk setiap kategori, dan tahun pengamatan. Penelitianm ini

menggunakan tahun pengamatan 2009-2011.

Pada penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah rasio-rasio

keuangan perbankan yang terdiri dari Rentabilitas dan Likuiditas. Adapun

parameter yang digunakan untuk mewakili Rentabilitas adalah Return On Assets (ROA), dan Biaya Operasional terhadap Biaya Operasional (BOPO) sedangkan


(30)

Likuiditas parameternya Loan to Deposit Ratio (LDR). Rentabilitas dan Likuiditas akan bertindak sebagai variabel independen, sedangkan Capital Adequacy Ratio (CAR), adalah rasio kecukupan modal sebagai variabel terikat (dependen).

2.1.3 Bank

Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November

1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya

kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam

rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Kasmir, 2001 : 23).

Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya menghimpun dana

dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk kredit serta

memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas peredaran uang. Pengertian bank yang

terdapat dalam PSAK Nomor 31 dalam Standar Akuntansi Keuangan (2008:1),

yaitu : bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Ada

tiga kegiatan pokok yang dilakukan oleh bank, yaitu:

a. Penghimpun dana (giro, deposito, tabungan) dengan sasaran

meminimumkan biaya perolehan dana,

b. Alokasi dana (kredit dan investasi) dengan sasaran memaksimumkan


(31)

c. Pelayanan jasa keuangan (transfer, Letter Of Credit, cek perjalanan, money changer, bank garansi dan lain – lain) dan jasa nonkeuangan (pelatihan pegawai pergudangan, kotak pengamanan dan jasa – jasa komputer)

dengan sasaran memaksimumkan kemampuan nasabah (Siregar, 2010 ).

2.1.4 Rasio Rentabilitas

Rasio rentabilitas sering disebut profitabilitas usaha. Rasio ini digunakan

untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank

yang bersangkutan. Laba yang diraih dari kegiatan yang dilakukan merupakan

cerminan kinerja sebuah perusahaan dalam menjalankan usahanya. Dengan kata

lain, rasio rentabilitas selain bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam

menghasilkan laba selama periode tertentu, juga bertujuan untuk mengukur

tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaannya.

(Kasmir, 2008 : 297).

Bank Indonesia menilai kondisi rentabilitas perbankan di Indonesia

didasarkan pada dua indikator antara lain : (1) return on assets (ROA), dan (2) Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO).

2.1.4.1Return On Assets (ROA)

ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan.

Dalam rangka mengukur tingkat kesehatan bank terdapat perbedaan kecil antara


(32)

ketentuan Bank Indonesia. Secara teoretis, laba yang diperhitungkan adalah laba

setelah pajak, sedangkan dalam sistem CAMEL laba yang diperhitungkan adalah

laba sebelum pajak (Dendawijaya, 2005 : 118). Dalam Arsitektur Perbankan

Indonesia (2004), kriteria yang dikeluarkan Bank Indonesia untuk sebuah bank

bisa menjadi bank jangkar (anchor bank) memiliki rasio Return On Asset (ROA) minimal 1,5% (Dendawijaya, 2005 : 190).

ROA diperoleh dengan cara membandingkan antara laba sebelum pajak /

earning before interest tax (EBIT) terhadap total assets. EBIT merupakan pendapatan bersih sebelum bunga dan pajak. Total assets merupakan total asset perusahaan dari awal tahun dan akhir tahun. Total assets yang lazim digunakan

untuk mengukur ROA sebuah bank adalah jumlah dari asset-asset produktif yang

terdiri dari penempatan surat-surat berharga (seperti Sertifikat Bank Indonesia,

Surat Berharga Pasar Uang, penempatan dalam saham perusahaan lain,

penempatan dalam Call Money atau Money Market) dan penempatan dalam bentuk kredit (kredit konsumtif maupun produktif baik kepada perorangan

maupun institusi atau perusahaan) (Robert 1997: hal. 18.32- 18.33).

2.1.4.2Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

“Rasio Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) adalah

kelompok rasio yang mengukur efisiensi dan efektivitas operasional suatu

perusahaan dengan jalur membandingkan satu terhadap lainnya.” (Dendawijaya,

2005:119) Rasio BOPO adalah perbandingan antara biaya operasional dengan


(33)

kinerja bank tersebut dalam mengendalikan biaya operasionalnya, dengan adanya

efisiensi biaya maka keuntungan yang diperoleh bank akan semakin besar.

Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam

rangka menjalankan aktivitas usaha pokoknya. Biaya operasional terdiri atas

biaya bunga, biaya valuta asing lainnya, biaya tenaga kerja, biaya pemasaran,

biaya penyusutan, dan biaya operasional lainnya. Pendapatan operasional terdiri

atas semua pendapatan yang merupakan hasil langsung dari kegiatan usaha bank

yang benar-benar telah diterima. Pendapatan operasional bank terdiri atas hasil

bunga, provisi dan komisi, pendapatan valuta asing lainnya, dan pendapatan

operasional lainnya (Dendawijaya, 2009:111). Semakin kecil BOPO

menunjukkan semakin efisien bank dalam menjalankan aktifitas usahanya.

Besarnya rasio BOPO yang dapat ditolerir oleh perbankan di Indonesia adalah

sebesar 93,52%, hal ini sejalan dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh BI

(Riyadi, 2004:141).

2.1.5 Rasio Likuiditas

Menurut Kasmir (2008 : 286) rasio likuiditas merupakan rasio

untuk mengukur kemampuan suatu bank dalam memenuhi kewajiban jangka

pendeknya pada saat ditagih. Dengan kata lain, dapat membayar kembali pecairan

dana deposannya pada saat ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang

telah diajukan. Bank dikatakan likuid jika bank dapat membayar semua hutangnya

terutama hutang-hutang jangka pendek (tabungan, giro, dan deposito) serta


(34)

(Suyatmin, 2006). Makin tidak likuid maka akan menimbulkan runtuhnya

kepercayaan masyarakat yang dapat menyebabkan penarikan dana dan

menurunkan kinerja.

Rasio likuiditas yang lazim digunakan dalam dunia perbankan terutama

diukur dari Loan to Deposit Ratio (LDR). LDR (Loan to Deposit Ratio) sangat penting dikarenakan bank menjalankan fungsi intermediasi yaitu menghimpun

dana dari masyarakat dan menyalurkannya dalam bentuk kredit.

2.1.5.1Loan to Deposit Ratio (LDR)

Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank (Dendawijaya,

2005:116). Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan salah satu indikator kesehatan likuiditas bank. Penilaian likuiditas merupakan penilaian terhadap

kemampuan bank untuk memelihara tingkat likuiditas yang memadai dan

kecukupan manajemen risiko likuiditas. LDR (Loan to Deposit Ratio) paling sering digunakan oleh analis keuangan dalam menilai suatu kinerja bank terutama

dari seluruh jumlah kredit yang diberikan oleh bank dengan dana yang diterima

oleh bank.

Loan to Deposit Ratio (LDR) menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan masyarakat dengan

mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Artinya

seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi


(35)

menarik kembali dananya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan

kredit. LDR (Loan to Deposit Ratio) disebut juga rasio kredit terhadap total dana pihak ketiga yang digunakan untuk mengukur dana pihak ketiga yang disalurkan

dalam bentuk kredit. Penyaluran kredit merupakan kegiatan utama bank, oleh

karena itu sumber pendapatan utama bank berasal dari kegiatan ini. Semakin

besarnya penyaluran dana dalam bentuk kredit dibandingkan dengan deposit atau

simpanan masyarakat pada suatu bank membawa konsekuensi semakin besarnya

risiko yang harus ditanggung oleh bank yang bersangkutan (Rivai, 2006:156).

2.1.6 Capital Adequacy Ratio (CAR) 2.1.6.1Modal Bank

Modal adalah faktor utama pada sebuah perusahaan, karena melalui modal

inilah perusahaan memiliki kemampuan untuk mengembangkan kegiatan

bisnisnya. Salah satu aspek terpenting dalam melihat kesehatan perbankan

nasional adalah dengan melihat permodalan dari perbankan itu sendiri. Hal ini

salah satunya dapat dilihat dengan menggunakan rasio CAR (Capital Adequacy Ratio) atau kecukupan modal minimum. Modal dapat didefenisikan sebagai : sejumlah dana yang ditanamkan ke dalam suatu perusahaan oleh para pemilikinya

untuk pembentukan suatu badan usaha dan dalam perkembangannya modal

tersebut dapat susut karena kerugian ataupun berkembang karena keuntungan –

keuntungan yang diperolehnya (Muljono, 2002:236).

Besarnya CAR diukur dari rasio antara modal bank terhadap Aktiva


(36)

Bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% (delapan persen) dari Aset

Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Sebuah bank mengalami risiko modal

apabila tidak dapat menyediakan modal minimum sebesar 8%.

2.1.6.2Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)

Perhitungan kebutuhan modal didasarkan pada aktiva tertimbang menurut

risiko (ATMR). Yang dimaksud dengan aktiva dalam perhitungan ini mencakup

baik aktiva yang tercantum dalam neraca maupun aktiva yang bersifat

administratif sebagaimana tercermin dalam kewajiban yang masih bersifat

kontingen dan atau komitmen yang disediakan bagi pihak ketiga. Terhadap

masing-masing jenis aktiva tersebut ditetapkan bobot risiko yang besarnya

didasarkan pada kadar risiko yang terkandung dalam aktiva itu sendiri atau yang

didasarkan atas penggolongan nasabah, penjamin atau sifat barang jaminan.

Dalam menghitung (Aktiva Tertimbang Menurut Risiko) ATMR, terhadap

masing-masing pos aktiva diberikan bobot risiko yang besar didasarkan pada

kadar risiko yang terkandung pada aktiva itu sendiri atau bobot yang didasarkan

pada golongan nasabah, pinjaman, serta agunan. Khusus terhadap kredit yang

penarikannya secara bertahap, maka bobot risiko dihitung berdasarkan penarikan

kredit pada tahap yang bersangkutan.

Dalam perhitungan kecukupan permodalan bank, bobot kategori risiko

(ATMR) berperan dalam menentukan jumlah minimum permodalan yg harus

dimiliki oleh bank (Capital Adequacy Ratio) yaitu sebesar 8% dari total ATMR. Perhitungan ATMR berdasarkan Surat Edaran Nomor 2/12/DPNP:


(37)

1) Aktiva produktif dengan kualitas Dalam Perhatian Khusus, Kurang Lancar,

Diragukan atau Macet dalam penghitungan ATMR dinilai sebesar nilai buku.

Nilai buku adalah nilai Aktiva Produktif setelah dikurangi dengan cadangan

khusus PPAP yang dibentuk.

2) Ketentuan mengenai Aktiva Produktif dan PPAP didasarkan pada Surat

Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 31/147/KEP/DIR tanggal 12

November 1998 tentang Kualitas Aktiva Produktif dan Surat Keputusan

Direksi Bank Indonesia Nomor 31/148/KEP/DIR tanggal 12 November 1998

tentang Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif,

3) Bobot risiko Aktiva Produktif bank yang memperoleh jaminan dari Badan

Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) disetarakan dengan bobot risiko

Aktiva Produktif yang dijamin oleh Pemerintah Pusat, yaitu dengan bobot

risiko sebesar 0% (nol perseratus) sebesar bagian yang dijamin oleh BPPN,

a. Agar dapat disetarakan dengan jaminan dari Pemerintah Pusat maka

jaminan dari BPPN sebagaimana dimaksud dalam butir 3, wajib

memenuhi persyaratan yaitu : 1) bersifat irrevocable, 2) Harus dapat

dicairkan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diajukannya klaim, 3)

Jangka waktu jaminan sekurang-kurangnya sama dengan jangka waktu


(38)

2.2 Kerangka Konseptual dan Hipotesis 2.2.1 Kerangka Konseptual

Ukuran untuk melakukan penilaian kesehatan bank telah ditentukan oleh

Bank Indonesia. Bank-bank diharuskan membuat laporan baik yang bersifat rutin

ataupun secara berkala mengenai seluruh aktivitasnya dalam suatu periode

tertentu. Untuk memberikan gambaran yang yang jelas dan sistematis, maka

dapat dibuat suatu kerangka konseptual dari pengaruh rasio rentabilitas yang

terinci dalam Return On Assets (ROA), dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), serta rasio likuiditas yang terinci dalam Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada gambar berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Return On Assets (ROA)

(X1)

Capital Adequacy

Ratio (CAR)

(Y) Rentabilitas

Biaya Operasional Terhadap pendapatan Operasional (BOPO)

(X2)

Loan to Deposit Ratio

(LDR) (X3)


(39)

2.2.2 Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka konseptual yang telah

diuraikan sebelumnya, maka peneliti menetapkan hipotesis atas permasalahan

yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

H1: Return On Assets (ROA) berpengaruh secara parsial terhadap Capital

aequacy ratio (CAR) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

H1: Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

berpengaruh secara parsial terhadap Capital aequacy ratio (CAR) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

H3: Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh secara parsial terhadap Capital

aequacy ratio (CAR) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

H4 : Return On Assets (ROA), Biaya Operasional Terhadap Pendapatan

Operasional (BOPO) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh secara simultan terhadap Capital aequacy ratio (CAR) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia


(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

penelitian assosiatif kausal, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

pengaruh antara dua variabel atau lebih (Sugiono, 2007 : 11). Menurut Umar

(2003) ”penelitian asosiatif kausal merupakan penelitian yang bertujuan untuk

menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau

bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel yang lainnya.”

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.1 Populasi Penelitian

“Populasi adalah wiayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2006:55). Populasi

yang digunakan dalam penelitian ini adalah populasi jumlah perusahaan

perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu 32 perusahaan dan


(41)

3.2.2 Sampel Penelitian

Menurut Erlina (2008:75) ”sampel adalah bagian populasi yang digunakan

untuk memperkirakan karakteristik populasi”. Oleh sebab itu, sampel yang

diambil dari populasi harus benar-benar representatif atau mewakili populasi.

Jika sampel kurang representatif maka mengakibatkan nilai yang dihitung dari

sampel tidak cukup tepat untuk menduga nilai populasi sesungguhnya (Erlina,

2008:76).

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2006 : 56). Sampel yang digunakan dalam

penelitian ini ditentukan dengan menggunakan purposive sampling atau pengambilan sampel bertujuan, atau menurut Jogiyanto (2004 : 79) ”teknik

pengambilan sampel yaitu dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi

berdasarkan suatu kriteria tertentu.”

Beberapa kriteria sampel yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009 – 2011.

2. Perusahaan tersebut tidak keluar (didelisting) dari Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009 - 2011.

3. Perusahaan memiliki laporan keuangan yang lengkap dan telah diaudit selama tahun 2009 – 2011


(42)

Tabel 3.1

Populasi Dan Sampel Perusahaan Perbankan

N

O NAMA PERUSAHAAN KODE

KRITERIA PENENTUAN

SAMPEL SAMPEL

1 2 3 4

1. PT. Bank Negara Indonesia

Tbk BBNI

   X Sampel 1

2. PT. Bank Ekonomi Raharja

Tbk BAEK

   X -

3. PT. Bank Artha Graha

Internasional Tbk INPC

   X -

4. PT. Bank Bukopin Tbk BBKP    X -

5. PT. Bank Bumi Arta Tbk BNBA     -

6. PT. Bank Capital Indonesia

Tbk BACA

   X -

7. PT. Bank Central Asia Tbk BBCA     Sampel 2

8. PT. Bank CIMB Niaga Tbk BNGA     Sampel 3

9. PT. Bank Eksekutif Internasional Tbk

BEKS    X -

10. PT. Bank Internasional Indonesia Tbk

BNII    X -

11. PT. Bank Lippo Tbk LPBN X X X X -

12. PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk

BMRI     Sampel 4

13. PT. Bank Mega Tbk MEGA     Sampel 5

14. PT. Bank Windu Kentjana Internasional Tbk

MCOR     Sampel 6

15. PT. Bank Agroniaga Tbk. PT.

AGRO     Sampel 7

16. PT. Bank Nusantara Parahyangan Tbk

BBNP     Sampel 8

17. PT. Bank OCBC NISP Tbk NISP    X -

18. PT. Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk BBRI

    Sampel 9

19. PT. Bank Tabungan Negara

Tbk BBTN

    Sampel 10

20. PT. Bank Danamon Indonesia

Tbk

BDM N

  X -

21. PT. Himpunan Saudara 1906 Tbk

SDRA    X -

22. PT. Bank Permata Tbk BNLI     Sampel 11


(43)

Dari data yang sesuai dengan kriteria yang di atas maka diperoleh data

sampel berjumlah 17 perusahaan.

3.3 Jenis Dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

diakses dari website masing-masing perusahaan perbankan yang menjadi

populasi dalam penelitian ini. Data tersebut berupa rasio-rasio keuangan bank,

seperti ROA, BOPO, LDR serta CAR yang mencerminkan kinerja bank. Data

tersebut diambil dari laporan tahunan masing-masing perusahaan perbankan di

Bursa Efek Indonesia tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. 24. PT. Bank Victoria

Internasional Tbk

BVIC     Sampel 13

25. PT. Bank UOB Buana Tbk BBIA X X X X -

26. PT. Mayapada Internasional Tbk

MAY A

    Sampel 14

27. PT. Bank Pan Indonesia Tbk

PNBN     Sampel 15

28. PT. Bank Kesawan Tbk BKSW   X -

29. PT. Bank Swadesi Tbk BSWD    X -

30 PT. Bank Bumiputera Indonesia Tbk

BABP    X -

31. PT. Bank Pembangunan Daerah jawa Barat dan Banten Tbk

BJBR     Sampel 16


(44)

3.4 Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini,

maka metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode pengumpulan

data dari basis data (Jogiyanto, 2004:82). Metode ini dilakukan melalui

pengumpulan dan pencatatan data laporan tahunan pada masing-masing

perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI untuk mengetahui rasio-rasio

keuangannya selama periode tahun 2003-2010. Data dalam penelitian ini

diperoleh dari media internet dengan cara mendownload melalui situs Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id berupa laporan keuangan publikasi per 31

Desember.

3.5 Defenisi Operasional Dan Pengukuran Variabel

Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa

saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Jogiyanto,2004:31). Ada

dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel independen yang

selanjutnya dinyatakan dengan simbol X dan variabel dependen yang selanjutnya

dinyatakan dengan simbol Y.

3.5.1 Variabel Independen/ Bebas (X)

Menurut Erlina (2008:43) “variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan


(45)

a. Rentabilitas

Menurut Kasmir (2008 : 297) rasio rentabilitas sering disebut profitabilitas

usaha. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan

profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Dengan kata lain, rasio

rentabilitas selain bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam

menghasilkan laba selama periode tertentu, juga bertujuan untuk mengukur

tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaannya.

1. Return On Assets (ROA)

ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam

menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva/assets yang dimilikinya.

Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen

bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar

ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank

tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset

(Rivai, 2006 : 157). ROA dapat dirumuskan sebagai berikut (Dendawijaya,

2005:118):

Laba sebelum pajak

ROA = X 100 %

Total Aktiva

2. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

BOPO merupakan rasio perbandingan biaya operasional terhadap

pendapatan operasional. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi


(46)

utama bank pada prinsipnya adalah bertindak sebagai perantara, yaitu

menghimpun dan menyalurkan dana (misalnya dana masyarakat), maka biaya dan

pendapatan operasional bank didominasi oleh biaya bunga dan hasil bunga

(Dendawijaya, 2005:120). Semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisien

bank dalam menjalankan aktifitas usahanya. Secara matematis BOPO dapat

dirumuskan sebagai berikut :

Beban Operasional

BOPO = X 100 %

Pendapatan Operasional

b. Likuiditas

Menurut Kasmir (2008:286) rasio likuiditas merupakan rasio untuk

mengukur kemampuan suatu bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya

pada saat ditagih. Dengan kata lain, dapat membayar kembali pecairan dana

deposannya pada saat ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang telah

diajukan. Rasio likuiditas yang lazim digunakan dalam dunia perbankan adalah

Loan to Deposit Ratio (LDR).

3. Loan to Deposit Ratio (LDR)

Menurut Veithzal Rivai (2006:156) Loan to Deposit Ratio (LDR) menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan

dana yang dilakukan masyarakat dengan mengandalkan kredit yang diberikan

sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini maka semakin rendah pula

kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah


(47)

Sebaliknya, semakin rendah LDR menunjukkan kurangnya efektifitas bank dalam

menyalurkan kredit.

Sesuai SE No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 LDR dapat dirumuskan

sebagai berikut :

Kredit

LDR =

Dana Pihak Ketiga

3.5.2 Variabel Dependen / Terikat (Y)

Menurut Sugiyono (2008:59) “variabel dependen adalah variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas”.

a. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Capital Adequacy Ratio (CAR). Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang

mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan. CAR

merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan

aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva

yang berisiko (Dendawijaya, 2009:121).

Pada penelitian ini CAR dihitung menggunakan rasio antara jumlah modal

terhadap aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR).

Besarnya CAR suatu bank dapat dihitung dengan rumus berikut.


(48)

Modal Bank

CAR = X 100%

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)

Adapun operasionalisasi variabel terdapat pada tabel berikut:

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi

Operasional Pengukuran Skala

Independen (ROA) ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva / assets yang dimilikinya. (Veithzal Rivai, 2006 : 157)

Laba sebelum pajak

ROA = x100%

Total Aktiva Rasio Independen (BOPO) BOPO merupakan rasio perbandingan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya, terutama kredit. Lukman Dendawijaya (2009:120) Beban operasional BOPO = x100%


(49)

3.6 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian agar dapat

diinterpretasikan dan mudah dipahami adalah: Independen

(LDR)

Loan to Deposit Ratio (LDR) menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan masyarakat dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Veithzal Rivai (2006:156)

Sesuai SE No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 LDR dapat dirumuskan sebagai berikut :

Kredit LDR =

Dana Pihak Ketiga

Rasio Dependen (CAR) Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kinerja bank untuk mengukur

kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan. (Lukman Dendawijaya, 2009 :121). Modal Bank

CAR = x 100%

ATMR


(50)

3.6.1 Analisis Deskriptif

Metode analisis data yang digunakan adalah statistic desktiptif yaitu suatu teknik analisis data yang berusaha menjelaskan atau menggambarkan berbagai

karakteristik data, seperti berapa rata-ratanya, seberapa jauh data-data bervariasi

dan sebagainya (Singgih, 2003:1).

3.6.2 Regresi linear Berganda

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

regresi berganda. Regresi berganda berguna untuk meramalkan pengaruh dua

variabel prediktor atau lebih terhadap satu variabel kriterium atau untuk

membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsional antara dua buah variabel

bebas (X) atau lebih dengan sebuah variabel terikat (Y) (Usman, 2003: 241).

Regresi linear berganda ingin menguji pengaruh dua atau lebih variabel

independen terhadap satu variabel dependen (Ghozali, 2009:13). Analisis regresi

berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh rasio

rentabilitas yang terinci dalam ROA, dan BOPO serta rasio likuiditas yang terinci

dalam LDR terhadap CAR pada perusahaan perbankan periode tahun 2009-2011.

Formulasi persamaan regresi berganda sendiri adalah sebagai berikut:


(51)

Dimana:

Y : Capital Adequacy Ratio (CAR)

a : Bilangan Konstanta

b1-b3 : Koefisien Regresi dari masing-masing variabel independen

X1 : Return On Assets (ROA)

X2 : Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

X3 : Loan to Deposit Ratio (LDR)

e :Variabel Residual

3.6.2.1Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah model regresi

benar-benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representatif. Ada empat

pengujian dalam uji asumsi klasik, yaitu:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal atau

tidak. Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F

mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal (Erlina,

2007:103). Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara analisis

grafik. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada

sumbu diagonal dari grafik pada Normal P- Plot of Regression Standardized atau


(52)

a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal

atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal regresi

memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi

normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati.

Secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh

sebab itu disamping uji grafik sebaiknya dilengkapi dengan uji statistik. Uji

statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas adalah uji statistik

Kolmogorov-Smirnov, kriteria pengujian normalitas data dengan melihat nilai signifikan data. Dengan menggunakan alfa 5%, data dikatakan normal jika angka

signifikansi > 0.05 (Imam Ghozali, 2009).

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

mempunyai korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya

tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Multikolinearitas adalah

situasi adanya korelasi variabel – variabel independen antara yang satu dengan

yang lainnya. Dalam hal ini disebut variabel – variabel bebas ini tidak ortogonal.

Variabel – variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang


(53)

Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka

konsekuensinya adalah:

a. Koefisien – koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir,

b. Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga.

Menurut Ghozali (2005:91), untuk mendeteksi ada tidaknya

multikolinearitas di dalam model regresi adalah sebagai berikut:

1. nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel – variabel independennya banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen,

2. menganalisis matrik korelasi variabel – variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0.90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari multikolinearitas. Multikolinearitas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen,

3. multikolinearitas dapat juga dilhat dari a) nilai tolerance dan lawannya b)variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF=1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10.

Cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah multikolinearitas :

1) Mengeluarkan satu atau lebih variabel independen yang mempunyai

korelasi tinggi dari model regresi dan identifikasikan variabel independen

lainnya untuk membantu prediksi,

2) Menggabungkan data cross section dan time series (pooling data) 3) Menambah data penelitian.


(54)

c. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah korelasi (hubungan) yang terjadi di antara

anggota-anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu atau

tersusun dalam rangkaian ruang (Ghozali, 2004). Uji Autokorelasi bertujuan

untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara

kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1

(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terjadi problem autokorelasi

(Ghozali, 2009:79). Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji

Durbin-Watson (DW-test). Uji ini digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lag diantara variabel independen. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dalam uji Durbin-Watson test adalah sebagai berikut (Ghozali, 2009:80).

1. Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du), maka koefisien korelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi.

2. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound (dl), maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada

autokorelasi positif.

3. Bila nilai DW lebih besar daripada (4-dl), maka koefisien autokorelasi

lebih kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi negatif.

4. Bila nilai DW terletak diantara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau

DW terletak antara (4-du) dan (4-dl) maka hasilnya tidak dapat


(55)

Menurut Makridakis (1983) untuk mendeteksi ada atau tidaknya

autokorelasi maka dilakukan pengujian Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan

sebagai berikut (Wahid Sulaiman, 2004: 89):

a. 1,65 < DW < 2,35 berarti tidak terjadi autokorelasi

b. 1,21 < DW < 1,65 atau 2,35 < DW < 2,79 berarti tidak dapat disimpulkan

c. DW < 1,21 atau DW > 2,79 berarti terjadi autokorelasi

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain

tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas

(Erlina, 2007:108). Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau

tidak terjadi heteroskedastisitas.

Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat

diketahui dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Menurut

Husein Umar (2011:181) sumbu X adalah data X yang telah diprediksi dan sumbu

Y adalah residual (Y prediksi - Y sesungguhnya) yang telah di-studentdized.

Dasar analisis dari uji heteroskedastis melalui grafik plot adalah sebagai berikut

(Imam Ghozali, 2009: 37):

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu

yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka


(56)

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di

bawah angka 0 pada sumbu Y secara acak, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

3.6.2.2Pengujian Hipotesis

Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan cara uji signifikansi

(pengaruh nyata) variabel independen (Xi) terhadap variabel dependen (Y) baik

secara parsial, dilakukan dengan menggunakan uji statistik t (t-test), dan untuk melihat kelayakan model dilakukan dengan uji statistik F (F-test), pada level 5% (α = 0,05).

1. Uji Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara

bersama-sama/simultan terhadap variabel dependen (Imam Ghozali, 2009:16). Uji ini

digunakan untuk menguji kelayakan model (goodness of fit). Tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5% dengan derajat kebebasan df = (n-k-1), dimana n =

jumlah observasi dan k = jumlah variabel.

 Kriteria uji :

Jika f hitung > f tabel maka H0 ditolak

Jika f hitung < f tabel maka H0 diterima.

 Adapun hipotesisnya adalah :


(57)

Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel

independen terhadap variabel dependen.

H1 = b1, b2, b3 ≠ 0

Artinya terdapat pengaruh secara bersama-sama antara variabel

independen terhadap variabel dependen.

Untuk menguji dominasi variabel independen (Xi) terhadap variabel

dependen (Y) dilakukan dengan melihat pada koefisien beta. Pengambilan

keputusan uji hipotesis secara simultan juga didasarkan pada nilai probabilitas

yang didapatkan dari hasil pengolahan data melalui program SPSS Statistik

Parametrik sebagai berikut:

a). Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima.

b). Jika signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak.

Jika tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5% maka hipotesis yang

diajukan diterima atau dikatakan signifikan (Ha diterima dan H0 ditolak), artinya

secara simultan variabel bebas (X1 s/d X3) berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen (Y) = hipotesis diterima.

Jika tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 atau 5% maka hipotesis yang

diajukan ditolak atau dikatakan tidak signifikan (Ha ditolak dan H0 diterima),

artinya secara simultan variabel bebas (X1 s/d X3) tidak berpengaruh signifikan


(58)

2. Uji Parsial (Uji Statistik t)

Uji statistik ”t” atau uji signifikan parameter individual atau uji parsial

yaitu untuk menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel

penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel

dependen (Ghozali, 2005 : 84). Untuk mengetahui nilai t statistik tabel ditentukan

tingkat signifikansi 5% dengan derajat kebebasan yaitu df = (n-k-1), dimana n =

jumlah observasi dan k = jumlah variabel.

 Adapun hipotesisnya yaitu :

H0 = b1, b2, b3 = 0

Yang artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel

independen terhadap variabel dependen.

H1 = b1, b2, b3 ≠ 0

Yang artinya terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel

dependen terhadap variabel independen.

 Kriteria uji :

Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima atau dikatakan

signifikan, artinya secara parsial variabel bebas (Xi) berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen (Y) = hipotesis diterima.

Jika t hitung < t tabel (α, n - k), maka H0 diterima dan Ha ditolak maka

dikatakan tidak signifikan, artinya secara parsial variabel bebas (Xi)

berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel dependen (Y) = hipotesis


(59)

Pada uji t, nilai probabilitas dapat dilihat pada hasil pengolahan dari

program SPSS pada tabel coefficients kolom sig atau significance.

Pengambilan keputusan uji hipotesis secara parsial juga didasarkan pada

nilai probabilitas yang didapatkan dari hasil pengolahan data melalui program

SPSS Statistik Parametrik dalam (Singgih, 2004:168) sebagai berikut:

a). Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima.

b). Jika signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak.

Jika tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5% maka hipotesis yang

diajukan diterima atau dikatakan signifikan (Ha diterima dan H0 ditolak), artinya

secara parsial variabel bebas (X1 s/d X3) berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen (Y) = hipotesis diterima, sementara jika tingkat signifikansi lebih besar

dari 0,05 atau 5% maka hipotesis yang diajukan ditolak atau dikatakan tidak

signifikan (H1 ditolak dan H0 diterima), artinya secara parsial variabel bebas (X1

s/d X3) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y) = hipotesis

ditolak.

3. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2 terletak antara 0

sampai dengan 1 (0 ≤ R 2 ≤ 1). Tujuan menghitung koefisien determinasi adalah untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika dalam

proses mendapatkan nilai R2 yang tinggi adalah baik, tetapi jika nilai R2 rendah


(60)

Perhitungan nilai koefisien deteminasi ini diformulasikan sebagai berikut:

R2 = ESS TSS

R2 = Koefisien determinasi majemuk (multiple coeficient of determinant),

yaitu proporsi variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas

secara bersama-sama.

ESS = Explained sum of squares, atau jumlah kuadrat yang dijelaskan atau

variabel nilai variabel terikat yang ditaksir di sekitar rata-ratanya.

TSS = Total sum of squares, atau total variabel nilai variabel terikat sebenarnya

di sekitar rata-rata sampelnya.

Bila R2 mendekati 1 (100%), maka hasil perhitungan menunjukkan bahwa

makin baik atau makin tepat garis regresi yang diperoleh. Sebaliknya jika nilai R2

mendekati 0 maka menunjukkan semakin tidak tepatnya garis regresi untuk

mengukur data observasi.

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias

terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap

tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli

variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh

karena itu dianjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat

mengevaluasi model regresi terbaik. Tidak seperti R2 , nilai adjusted R2 dapat

naik atau turun apabila satu variabel independen di tambahkan ke dalam model.


(61)

3.7. Jadwal Penelitian

Tabel 3.3 Jadwal penelitian

Tahapan Penelitian

Mar 2013

Apr 2013

Mei 2013

Juni 2013

Pengajuan Judul Pengumpulan Data Penulisan Laporan Penyelesaian Laporan


(1)

(2)

Lampiran II

DATA CAR, LDR, BOPO, ROA Periode Tahun 2009-2011 (dalam persen)

No. BANK KODE CAR (%) LDR (%) ROA (%) BOPO (%)

2009 2010 2011 2009 2010 2011 2009 2010 2011 2009 2010 2011

1. PT. Bank Negara Indonesia Tbk BBNI 13,77 18,63 17,63 63,84 70,90 70,70 1,51 2,21 2,49 78,20 95,27 78,83 2. PT. Bank Central Asiaa Tbk BBCA 15,33 13,50 12,75 50,54 55,46 62,53 3,17 3,28 3,57 68,70 29,93 60,90 3. PT. Bank CIMB Niaga Tbk BNGA 13,61 13,27 13,09 96,04 87,94 93,28 2,02 2,36 2,63 82,98 13,86 76,10 4. PT. Mandiri (Persero) Tbk BMRI 12,48 13,36 15,13 61,69 62,28 71,12 2,74 2,74 2,74 44,60 27,17 41,60 5. PT. Bank Mega Tbk MEGA 18,67 16,26 11,86 55,94 56,11 63,91 1,61 2,02 1,84 85,91 23,27 81,84 6. PT. Bank Windu Kentjana

Internasional Tbk MCOR 18,32 17,84 12,27 64,43 80,14 79,59 0,82 0,87 0,75 55,37 29,39 40,08 7. PT. Bank Agroniaga Tbk AGRO 19,68 14,95 16,39 77,62 77,90 65,90 0,15 0,63 1,29 21,70 21,72 39,23 8. PT. Bank Nusantara Parahyangan

Tbk BBNP 12,56 12,76 13,45 73,13 79,71 84,98 1,06 1,20 1,40 56,67 89,67 85,38 9. PT. Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk BBRI 13,20 13,67 14,96 80,30 74,02 71,12 3,21 3,69 3,99 77,64 25,71 66,69 10. PT. Bank Tabungan Negara Tbk BBTN 21,54 16,74 15,03 96,33 102,43 95,75 1,28 1,83 1,71 66,57 46,05 53,12 11. PT. Bank Permata Tbk BNLI 27,24 20,80 19.89 91,61 88,83 82,39 1,37 1,68 1,54 26,07 10,62 14,69 12. PT. Bank Tabungan Pensiun

Nasional Tbk BTPN 18,50 23,40 20,47 83,47 90,05 84,23 2,79 3,27 3,80 26,85 22,05 16,88 13. PT. Bank Victoria Internasional

Tbk BVIC 16,85 10,80 14,86 40,36 39,78 62,73 0,85 1,28 2,03 13,64 98,82 37,20 14. PT. Mayapada Internasional Tbk MAYA 18,01 22,61 16,14 83,80 78,38 80,33 0,78 1,05 1,78 23,28 15,62 37,70 15. PT. Bank Pan Indonesia Tbk PNBN 15,63 24,22 22,97 71,07 73,97 80,56 1,81 1,74 2,19 84,27 17,70 80,26 16. PT. Bank Pembangunan Daerah


(3)

Lampiran III

Uji Asumsi Klasik:

Uji Normalitas

Grafik Histogram

Normal

Probability Plot

Regression Standardized Residual

3 2

1 0

-1 -2

Frequency

10 8 6 4 2 0

Histogram Dependent Variable: CAR

Mean =1.08E-16฀ Std. Dev. =0.97฀

N =51

Observed Cum Prob

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

E

xpect

ed

C

um

P

rob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: CAR


(4)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

ROA BOPO LDR CAR

Unstandardiz ed Residual

N 51 51 51 51 51

Normal

Parameters(a,b)

Mean

2.0553 47.8563 74.1310 16.812

2 .0000000

Std.

Deviation .93444

26.5459 4

13.8934 0

4.1230

8 3.82355050

Most Extreme Differences

Absolute

.097 .123 .109 .123 .094

Positive .097 .123 .052 .123 .094

Negative -.064 -.111 -.109 -.076 -.060

Kolmogorov-Smirnov Z .691 .877 .778 .876 .672

Asymp. Sig. (2-tailed) .726 .425 .580 .427 .757

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Uji Multikolonieritas:

Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients t Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF B

Std. Error

1 (Constant) 12.742 3.571 3.568 .001

ROA -.260 .599 -.059 -.434 .666 .993 1.007

BOPO -.033 .021 -.213 -1.573 .022 .995 1.005

LDR .084 .040 .281 2.068 .044 .989 1.011

a Dependent Variable: CAR

Uji Heteroskedastisitas:

Regression Standardized Predicted Value

1 0 -1 -2 -3 Regressi on St andardi zed Resi dual 3 2 1 0 -1 -2 Scatterplot Dependent Variable: CAR


(5)

Uji Autokorelasi:

Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 .374(a) .140 .085 3.94369 1.402

a Predictors: (Constant), LDR, BOPO, ROA b Dependent Variable: CAR

Statistik Deskriptif:

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

ROA 51 .15 3.99 2.0553 .93444

BOPO 51 10.62 98.85 47.8563 26.54594

LDR 51 39.78 102.43 74.1310 13.89340

CAR 51 10.35 27.24 16.8122 4.12308

Valid N (listwise) 51

Uji Hipotesis:

Uji Regresi

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF B

Std. Error

1 (Constant) 12.742 3.571 3.568 .001

ROA -.260 .599 -.059 -.434 .666 .993 1.007

BOPO -.033 .021 -.213 -1.573 .022 .995 1.005

LDR .084 .040 .281 2.068 .044 .989 1.011


(6)

Uji Anova

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 119.014 3 39.671 2.551 .037(a)

Residual 730.977 47 15.553

Total 849.991 50

a Predictors: (Constant), LDR, BOPO, ROA b Dependent Variable: CAR

Uji Determinasi

Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 .374(a) .140 .085 3.94369 1.402

a Predictors: (Constant), LDR, BOPO, ROA b Dependent Variable: CAR


Dokumen yang terkait

Pengaruh Profitabilitas, Capital Adequacy Ratio, Dan Leverage Terhadap Opini Audit Going-Concern Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bei

2 77 80

Pengaruh Loan To Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Earning Per Share, Debt To Equity Ratio, Dan Firm Size Terhadap Dividend Payout Ratiopada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

12 54 89

Analisis Pengaruh Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional terhadap Return on Asset Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011

3 85 86

Pengaruh Non Perorming Loan, Loan To Deposit Ratio, Dan Net Interest Margin Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri Pada Industri Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013

0 42 104

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Loan to Deposit Ratio, Capital Adequancy Ratio, dan Operational Eficiency Terhadap Pertumbuhan Tingkat Laba Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI untuk Periode 2009-2011

3 122 107

Pengaruh LDR (Loan to Deposit Ratio), NPL (Non Performing Loan) ROA (Return On Asset) dan BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) Terhadap Kecukupan Modal Perbankan Pada Bank Yang Terdaftar Di BEI

5 73 103

Pengaruh LDR CAR NPL BOPO ROA DAN DPK Te

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Penelitian Terdahulu - Pengaruh Rentabilitas (ROA, BOPO) dan Likuiditas (LDR) Terhadap Capital Adequacy Ratio (ROA) Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI (2009-2011)

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Rentabilitas (ROA, BOPO) dan Likuiditas (LDR) Terhadap Capital Adequacy Ratio (ROA) Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI (2009-2011)

0 0 7

Pengaruh Rentabilitas (ROA, BOPO) dan Likuiditas (LDR) Terhadap Capital Adequacy Ratio (ROA) Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI (2009-2011)

0 0 11