BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Penelitian Terdahulu - Pengaruh Rentabilitas (ROA, BOPO) dan Likuiditas (LDR) Terhadap Capital Adequacy Ratio (ROA) Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI (2009-2011)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Penelitian Terdahulu

  Penelitian terdahulu tentang rasio kecukupan modal (Capital Adequacy

  Ratio ) telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Siregar (2010) menguji Pengaruh

  LDR (Loan to Deposit Ratio), NPL (Non Performing Loan), ROA (Return On

  

Assets ) dan BOPO (Biaya Perasional Pendapatan Perasional) terhadap

  Kecukupan Modal Perbankan pada bank yang terdaftar di BEI. Alat analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara parsial, adanya pengaruh yang signifikan antara variabel ROA dengan variabel CAR. Namun variabel LDR, NPL, BOPO tidak berpengaruh terhadap CAR. Secara parsial, LDR tidak berpengaruh dan memiliki hubungan yang positif terhadap CAR. Secara simultan, rasio LDR, NPL, ROA, dan BOPO berpengaruh terhadap CAR.

  Edginarda (2012) menguji Analisis Pengaruh Rasio Rentabilitas Dan Likuiditas Terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) Pada Bank Pemerintah Di Indonesia Periode 2003-2010. Alat analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ROA dan BOPO berpengaruh secara parsial terhadap CAR sehingga hipotesis yang diajukan diterima. Sementara itu LDR tidak berpengaruh secara parsial terhadap CAR sehingga hipotesis yang diajukan ditolak.

  Wulandari (2010) menguji Pengaruh Likuiditas Dan Profitabilitas Terhadap Capital Adequacy Ratio Pada Sektor Perbankan Terbuka Di Indonesia.

  Alat analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara parsial variabel LDR dan ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap CAR, sedangkan variabel ROE berpengaruh negatif dan signifikan terhadap CAR. Secara simultan variabel LDR, ROA, dan ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap CAR.

  Margaretha (2011) menguji Pengaruh Resiko, Kualitas Manajemen, Ukuran Dan Likuiditas Bank Terhadap Capital Adequacy Ratio Bank-Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Alat analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil pengujian dengan metode Ordinary Least Square (OLS) menemukan bahwa: NPL dan NIM mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap CAR. Resiko Index (ZRISK) dan LACF tidak mempunyai pengaruh terhadap CAR. Ukuran Bank (SIZE) dan EQTL mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap CAR. Hasil pengujian metode Fixed Effect menemukan bahwa: NPL dan SIZE tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap CAR, ZRISK, NIM dan LACSF mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap CAR, EQTL mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap CAR.

  Shitawati (2006) menguji Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Capital Adequacy Ratio (Studi Empiris: Bank Umum di Indonesia).

  Alat analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ROA, ROE, NIM, LDR, BOPO, dan GWM secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap CAR pada bank umum di Indonesia.

  Fitrianto (2006) menguji Analisis Pengaruh Kualitas Aset, Likuiditas, Rentabilitas, Dan Efisiensi Terhadap Rasio Kecukupan Modal Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Alat analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara simultan variabel NPA, NPL, ROA, ROE, LDR dan BOPO berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan CAR. Sedangkan secara parsial rasio NPA tidak signifikan terhadap CAR, NPL tidak signifikan terhadap CAR, sedangkan rasio ROA berpengaruh positif signifikan terhadap CAR, sedangkan rasio LDR berpengaruh negatif signifikan terhadap CAR, Sedangkan Rasio BOPO tidak berpengaruh siginifikan terhadap CAR.

  Krisna (2008) menguji Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Capital

  

Adequacy Ratio. Alat analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil

  penelitiannya menunjukkan bahwa rasio-rasio keuangan bank yaitu ROI memiliki pengaruh positif, LDR memiliki pengaruh negatif, dan NPL memiliki pengaruh negatif.

  Situmorang (2011) menguji Pengaruh Profitabilitas Dan Likuiditas Terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) Pada Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Alat analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara simultan variabel IML, ROE, LDR, GWM berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan CAR. Secara parsial IML dan ROE mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap CAR. Sedangkan LDR dan GWM mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap CAR.

  Sitanggang (2006) menguji Pengaruh Profitabilitas Dan Likuiditas Terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) Pada Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Alat analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara parsial menunjukkan bahwa rasio profitabilitas yang diukur dengan IML hasilnya berpengaruh signifikan terhadap CAR. Sedangkan profitabilitas yang diukur dengan ROE hasilnya berpengaruh negatif tetapi signifikan terhadap CAR. Rasio likuiditas yang diukur dengan QR menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan antara likuiditas terhadap CAR. Secara simultan menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara seluruh variabel independen yaitu IML, ROE, QR terhadap CAR.

  Fitriyani (2011) menguji Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Capital Adequacy Ratio Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2006-2009. Alat analis yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil peneitiannya menunjukkan bahwa PPAP mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap CAR. Sedangkan FDR, ROA, DER tidak berpengaruh terhadap CAR.

  2.1.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu No. Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

  Pengaruh Likuiditas Dan Profitabilitas Terhadap Capital

  CAR , sedangkan

  berpengaruh positif dan signifikan terhadap

  LDR dan ROA

  Secara parsial variabel

  Pada Sektor LDR, ROA, ROE, CAR

  Adequacy Ratio

  3. Lusi Wulandari (2010)

  1. Netty Siregar (2010)

  ROA dan BOPO berpengaruh secara parsial terhadap CAR sehingga hipotesis yang diajukan diterima. Sementara itu LDR tidak berpengaruh secara parsial terhadap CAR sehingga hipotesis yang diajukan ditolak.

  ROA, BOPO, LDR, CAR

  Analisis Pengaruh Rasio Rentabilitas Dan Likuiditas Terhadap Capital Adequacy Ratio (Car) Pada Bank Pemerintah Di Indonesia Periode 2003-2010

  2. Cynthia Edginarda (2012)

  Secara parsial, adanya pengaruh yang signifikan antara variabel ROA dengan variabel CAR. Namun variabel LDR, NPL, BOPO tidak berpengaruh terhadap CAR. Secara parsial, LDR tidak berpengaruh dan memiliki hubungan yang positif terhadap CAR. Secara simultan, rasio LDR, NPL, ROA, dan BOPO berpengaruh terhadap CAR.

  LDR, NPL, ROA, BOPO, CAR

  Pengaruh LDR (Loan to Deposit Ratio), NPL (Non Performing Loan), ROA (Return On Assets) dan BOPO (Biaya Perasional Pendapatan Perasional) terhadap Kecukupan Modal Perbankan pada bank yang terdaftar di BEI

  variabel ROE Perbankan berpengaruh negatif dan Terbuka Di signifikan terhadap Indonesia CAR . Secara simultan variabel LDR, ROA, dan ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap CAR

  4. Farah Pengaruh Resiko, NPL, Hasil peng-ujian Kualitas

  Margaretha Resiko dengan metode Manajemen,

  (2011) Index Ordinary Least Square Ukuran Dan

  (ZRISK), (OLS) menemukan Likuiditas Bank

  NIM, bahwa: NPL dan NIM Terhadap Capital

  Ukuran mempunyai pengaruh Adequacy Ratio

  Bank negatif dan signifikan Bank-Bank Yang Terdaftar Di (SIZE), terhadap CAR.

  Bursa Efek LACF, Resiko Index (ZRISK)

  Indonesia EQTL, dan LACF tidak CAR mempunyai pengaruh terhadap CAR.

  Ukuran Bank (SIZE) dan EQTL mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap CAR. Hasil pengujian metode Fixed Effect menemukan bahwa: NPL dan SIZE tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap CAR, ZRISK, NIM dan LACSF mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap CAR, EQTL mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap CAR.

  5. Arthin Shitawati (2006)

  Analisis Faktor- faktor yang Berpengaruh Terhadap Capital

  Adequacy Ratio

  (Studi Empiris: Bank Umum di Indonesia)

  ROA, ROE, BOPO, GWM, NIM, LDR, CAR

  ROA, ROE, NIM, LDR, BOPO, dan GWM secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap CAR pada bank umum di Indonesia.

  6. Hendrik Fitrianto (2006)

  Analisis Pengaruh Kualitas Aset, Likuiditas, Rentabilitas, Dan Efisiensi Terhadap Rasio Kecukupan Modal Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta

  NPA, NPL, ROA, ROE, LDR, BOPO, CAR

  Secara simultan variabel NPA, NPL, ROA, ROE, LDR dan BOPO berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan CAR. Sedangkan secara parsial rasio NPA tidak signifikan terhadap CAR, NPL tidak signifikan terhadap CAR, sedangkan rasio ROA berpengaruh positif signifikan terhadap CAR, sedangkan rasio LDR berpengaruh negatif signifikan terhadap CAR, Sedangkan Rasio BOPO tidak berpengaruh siginifikan terhadap CAR.

  7. Yansen krisna (2008)

  Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

  Capital Adequacy Ratio

  ROI, ROE, BOPO, NIM, LDR, NPL, CAR

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasio-rasio keuangan bank yaitu ROI memiliki pengaruh positif, LDR memiliki pengaruh negatif, dan NPL memiliki pengaruh negatif

  8. Patar Sardo Pengaruh

  IML, Secara simultan Situmorang Profitabilitas Dan ROE, variabel IML, ROE, (2011) Likuiditas LDR, LDR, GWM

  Terhadap Capital GWM, berpengaruh secara

  Adequacy Ratio CAR signifikan terhadap

  (Car) Pada Bank perubahan CAR. Secara Rakyat Indonesia parsial IML dan ROE (Persero) Tbk mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap CAR. Sedangkan LDR dan GWM mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap CAR.

  9. Ranita M.F. Pengaruh

  IML, Secara parsial sitanggang Profitabilitas Dan ROE, menunjukkan bahwa (2006) Likuiditas LDR, rasio profitabilitas yang

  Terhadap Capital QR, diukur dengan IML Adequacy Ratio CAR, hasilnya berpengaruh (CAR) Pada Bank signifikan terhadap Yang Terdaftar CAR. Sedangkan Di Bursa Efek profitabilitas yang Jakarta diukur dengan ROE hasilnya berpengaruh negatif tetapi signifikan terhadap CAR. Rasio likuiditas yang diukur dengan QR menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan antara likuiditas terhadap CAR. Secara simultan menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara seluruh variabel independen yaitu IML,

  ROE, QR terhadap CAR

  10. Mena Fitriyani (2011)

  Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Capital Adequacy Ratio Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2006-2009

  PPAP, FDR, ROA, DER, CAR

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PPAP mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap CAR. Sedangkan FDR, ROA, DER tidak berpengaruh terhadap CAR.

  Dengan demikian dalam penelitian ini peneliti melakukan replikasi dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan dimana penelitian ini menggunakan 3 (tiga) rasio keuangan terpilih yang dikategorikan ke dalam 2 (dua) kategori rasio keuangan yang juga digunakan dalam penelitian sebelumnya. Likuiditas diwakili oleh Loan to Deposit Ratio (LDR) serta Rentabilitas diwakili oleh Return On Assets (ROA), dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO).

  Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya dalam beberapa aspek seperti pemilihan kategori rasio yang digunakan, jumlah rasio yang digunakan untuk setiap kategori, dan tahun pengamatan. Penelitianm ini menggunakan tahun pengamatan 2009-2011.

  Pada penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah rasio-rasio keuangan perbankan yang terdiri dari Rentabilitas dan Likuiditas. Adapun parameter yang digunakan untuk mewakili Rentabilitas adalah Return On Assets (ROA), dan Biaya Operasional terhadap Biaya Operasional (BOPO) sedangkan Likuiditas parameternya Loan to Deposit Ratio (LDR). Rentabilitas dan Likuiditas akan bertindak sebagai variabel independen, sedangkan Capital Adequacy Ratio (CAR), adalah rasio kecukupan modal sebagai variabel terikat (dependen).

2.1.3 Bank

  Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Kasmir, 2001 : 23).

  Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas peredaran uang. Pengertian bank yang terdapat dalam PSAK Nomor 31 dalam Standar Akuntansi Keuangan (2008:1), yaitu : bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial

  intermediary ) antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana,

  serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Ada tiga kegiatan pokok yang dilakukan oleh bank, yaitu: a.

  Penghimpun dana (giro, deposito, tabungan) dengan sasaran meminimumkan biaya perolehan dana, b.

  Alokasi dana (kredit dan investasi) dengan sasaran memaksimumkan pendapatan bank, c.

  Pelayanan jasa keuangan (transfer, Letter Of Credit, cek perjalanan, money

  changer , bank garansi dan lain – lain) dan jasa nonkeuangan (pelatihan

  pegawai pergudangan, kotak pengamanan dan jasa – jasa komputer) dengan sasaran memaksimumkan kemampuan nasabah (Siregar, 2010 ).

2.1.4 Rasio Rentabilitas

  Rasio rentabilitas sering disebut profitabilitas usaha. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Laba yang diraih dari kegiatan yang dilakukan merupakan cerminan kinerja sebuah perusahaan dalam menjalankan usahanya. Dengan kata lain, rasio rentabilitas selain bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaannya. (Kasmir, 2008 : 297).

  Bank Indonesia menilai kondisi rentabilitas perbankan di Indonesia didasarkan pada dua indikator antara lain : (1) return on assets (ROA), dan (2) Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO).

2.1.4.1 Return On Assets (ROA)

  ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan.

  Dalam rangka mengukur tingkat kesehatan bank terdapat perbedaan kecil antara perhitungan ROA berdasarkan teoritis dan cara perhitungan berdasarkan ketentuan Bank Indonesia. Secara teoretis, laba yang diperhitungkan adalah laba setelah pajak, sedangkan dalam sistem CAMEL laba yang diperhitungkan adalah laba sebelum pajak (Dendawijaya, 2005 : 118). Dalam Arsitektur Perbankan Indonesia (2004), kriteria yang dikeluarkan Bank Indonesia untuk sebuah bank bisa menjadi bank jangkar (anchor bank) memiliki rasio Return On Asset (ROA) minimal 1,5% (Dendawijaya, 2005 : 190).

  ROA diperoleh dengan cara membandingkan antara laba sebelum pajak /

  

earning before interest tax (EBIT) terhadap total assets. EBIT merupakan

  pendapatan bersih sebelum bunga dan pajak. Total assets merupakan total asset perusahaan dari awal tahun dan akhir tahun. Total assets yang lazim digunakan untuk mengukur ROA sebuah bank adalah jumlah dari asset-asset produktif yang terdiri dari penempatan surat-surat berharga (seperti Sertifikat Bank Indonesia, Surat Berharga Pasar Uang, penempatan dalam saham perusahaan lain, penempatan dalam Call Money atau Money Market) dan penempatan dalam bentuk kredit (kredit konsumtif maupun produktif baik kepada perorangan maupun institusi atau perusahaan) (Robert 1997: hal. 18.32- 18.33).

2.1.4.2 Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

  “Rasio Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) adalah kelompok rasio yang mengukur efisiensi dan efektivitas operasional suatu perusahaan dengan jalur membandingkan satu terhadap lainnya.” (Dendawijaya, 2005:119) Rasio BOPO adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional. Artinya, semakin rendah BOPO, berarti semakin efisien kinerja bank tersebut dalam mengendalikan biaya operasionalnya, dengan adanya efisiensi biaya maka keuntungan yang diperoleh bank akan semakin besar.

  Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka menjalankan aktivitas usaha pokoknya. Biaya operasional terdiri atas biaya bunga, biaya valuta asing lainnya, biaya tenaga kerja, biaya pemasaran, biaya penyusutan, dan biaya operasional lainnya. Pendapatan operasional terdiri atas semua pendapatan yang merupakan hasil langsung dari kegiatan usaha bank yang benar-benar telah diterima. Pendapatan operasional bank terdiri atas hasil bunga, provisi dan komisi, pendapatan valuta asing lainnya, dan pendapatan operasional lainnya (Dendawijaya, 2009:111). Semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisien bank dalam menjalankan aktifitas usahanya. Besarnya rasio BOPO yang dapat ditolerir oleh perbankan di Indonesia adalah sebesar 93,52%, hal ini sejalan dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh BI (Riyadi, 2004:141).

2.1.5 Rasio Likuiditas

  Menurut Kasmir (2008 : 286) rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan suatu bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Dengan kata lain, dapat membayar kembali pecairan dana deposannya pada saat ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan. Bank dikatakan likuid jika bank dapat membayar semua hutangnya terutama hutang-hutang jangka pendek (tabungan, giro, dan deposito) serta mampu membayar dan dapat memenuhi semua permintaan kredit yang harus

  (Suyatmin, 2006). Makin tidak likuid maka akan menimbulkan runtuhnya kepercayaan masyarakat yang dapat menyebabkan penarikan dana dan menurunkan kinerja.

  Rasio likuiditas yang lazim digunakan dalam dunia perbankan terutama diukur dari Loan to Deposit Ratio (LDR). LDR (Loan to Deposit Ratio) sangat penting dikarenakan bank menjalankan fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya dalam bentuk kredit.

2.1.5.1 Loan to Deposit Ratio (LDR)

  Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio antara seluruh jumlah kredit

  yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank (Dendawijaya, 2005:116). Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan salah satu indikator kesehatan likuiditas bank. Penilaian likuiditas merupakan penilaian terhadap kemampuan bank untuk memelihara tingkat likuiditas yang memadai dan kecukupan manajemen risiko likuiditas. LDR (Loan to Deposit Ratio) paling sering digunakan oleh analis keuangan dalam menilai suatu kinerja bank terutama dari seluruh jumlah kredit yang diberikan oleh bank dengan dana yang diterima oleh bank.

  Loan to Deposit Ratio (LDR) menyatakan seberapa jauh kemampuan bank

  dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan masyarakat dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Artinya seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk dapat segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali dananya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit. LDR (Loan to Deposit Ratio) disebut juga rasio kredit terhadap total dana pihak ketiga yang digunakan untuk mengukur dana pihak ketiga yang disalurkan dalam bentuk kredit. Penyaluran kredit merupakan kegiatan utama bank, oleh karena itu sumber pendapatan utama bank berasal dari kegiatan ini. Semakin besarnya penyaluran dana dalam bentuk kredit dibandingkan dengan deposit atau simpanan masyarakat pada suatu bank membawa konsekuensi semakin besarnya risiko yang harus ditanggung oleh bank yang bersangkutan (Rivai, 2006:156).

2.1.6 Capital Adequacy Ratio (CAR)

2.1.6.1 Modal Bank

  Modal adalah faktor utama pada sebuah perusahaan, karena melalui modal inilah perusahaan memiliki kemampuan untuk mengembangkan kegiatan bisnisnya. Salah satu aspek terpenting dalam melihat kesehatan perbankan nasional adalah dengan melihat permodalan dari perbankan itu sendiri. Hal ini salah satunya dapat dilihat dengan menggunakan rasio CAR (Capital Adequacy

  

Ratio ) atau kecukupan modal minimum. Modal dapat didefenisikan sebagai :

  sejumlah dana yang ditanamkan ke dalam suatu perusahaan oleh para pemilikinya untuk pembentukan suatu badan usaha dan dalam perkembangannya modal tersebut dapat susut karena kerugian ataupun berkembang karena keuntungan – keuntungan yang diperolehnya (Muljono, 2002:236).

  Besarnya CAR diukur dari rasio antara modal bank terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Menurut PBI No. 10/15/PBI/2008 Pasal 2 Bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% (delapan persen) dari Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Sebuah bank mengalami risiko modal apabila tidak dapat menyediakan modal minimum sebesar 8%.

2.1.6.2 Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)

  Perhitungan kebutuhan modal didasarkan pada aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). Yang dimaksud dengan aktiva dalam perhitungan ini mencakup baik aktiva yang tercantum dalam neraca maupun aktiva yang bersifat administratif sebagaimana tercermin dalam kewajiban yang masih bersifat kontingen dan atau komitmen yang disediakan bagi pihak ketiga. Terhadap masing-masing jenis aktiva tersebut ditetapkan bobot risiko yang besarnya didasarkan pada kadar risiko yang terkandung dalam aktiva itu sendiri atau yang didasarkan atas penggolongan nasabah, penjamin atau sifat barang jaminan.

  Dalam menghitung (Aktiva Tertimbang Menurut Risiko) ATMR, terhadap masing-masing pos aktiva diberikan bobot risiko yang besar didasarkan pada kadar risiko yang terkandung pada aktiva itu sendiri atau bobot yang didasarkan pada golongan nasabah, pinjaman, serta agunan. Khusus terhadap kredit yang penarikannya secara bertahap, maka bobot risiko dihitung berdasarkan penarikan kredit pada tahap yang bersangkutan.

  Dalam perhitungan kecukupan permodalan bank, bobot kategori risiko (ATMR) berperan dalam menentukan jumlah minimum permodalan yg harus dimiliki oleh bank (Capital Adequacy Ratio) yaitu sebesar 8% dari total ATMR.

  Perhitungan ATMR berdasarkan Surat Edaran Nomor 2/12/DPNP:

  1) Aktiva produktif dengan kualitas Dalam Perhatian Khusus, Kurang Lancar, Diragukan atau Macet dalam penghitungan ATMR dinilai sebesar nilai buku.

  Nilai buku adalah nilai Aktiva Produktif setelah dikurangi dengan cadangan khusus PPAP yang dibentuk.

  2) Ketentuan mengenai Aktiva Produktif dan PPAP didasarkan pada Surat

  Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 31/147/KEP/DIR tanggal 12 November 1998 tentang Kualitas Aktiva Produktif dan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 31/148/KEP/DIR tanggal 12 November 1998 tentang Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif,

  3) Bobot risiko Aktiva Produktif bank yang memperoleh jaminan dari Badan

  Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) disetarakan dengan bobot risiko Aktiva Produktif yang dijamin oleh Pemerintah Pusat, yaitu dengan bobot risiko sebesar 0% (nol perseratus) sebesar bagian yang dijamin oleh BPPN, a.

  Agar dapat disetarakan dengan jaminan dari Pemerintah Pusat maka jaminan dari BPPN sebagaimana dimaksud dalam butir 3, wajib memenuhi persyaratan yaitu : 1) bersifat irrevocable, 2) Harus dapat dicairkan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diajukannya klaim, 3) Jangka waktu jaminan sekurang-kurangnya sama dengan jangka waktu aktiva produktif.

2.2 Kerangka Konseptual dan Hipotesis

2.2.1 Kerangka Konseptual

  Ukuran untuk melakukan penilaian kesehatan bank telah ditentukan oleh Bank Indonesia. Bank-bank diharuskan membuat laporan baik yang bersifat rutin ataupun secara berkala mengenai seluruh aktivitasnya dalam suatu periode tertentu. Untuk memberikan gambaran yang yang jelas dan sistematis, maka dapat dibuat suatu kerangka konseptual dari pengaruh rasio rentabilitas yang terinci dalam Return On Assets (ROA), dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), serta rasio likuiditas yang terinci dalam Loan to

  

Deposit Ratio (LDR) terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada gambar

  berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

  

Return On Assets

  (ROA) (X )

  1 Rentabilitas Capital Biaya Operasional

  Adequacy Terhadap Ratio pendapatan

  (CAR)

  

Operasional

  (BOPO) (Y)

  (X )

  2 Loan to

  Likuiditas Deposit Ratio

  (LDR) (X

  3 )

2.2.2 Hipotesis

  Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti menetapkan hipotesis atas permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut : H : Return On Assets (ROA) berpengaruh secara parsial terhadap Capital

  1 aequacy ratio (CAR) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa

  Efek Indonesia H

  

1 : Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

  berpengaruh secara parsial terhadap Capital aequacy ratio (CAR) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia H

  

3 : Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh secara parsial terhadap Capital

aequacy ratio (CAR) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa

  Efek Indonesia H

  

4 : Return On Assets (ROA), Biaya Operasional Terhadap Pendapatan

Operasional (BOPO) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh secara

  simultan terhadap Capital aequacy ratio (CAR) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Dokumen yang terkait

Pengaruh Rentabilitas (ROA, BOPO) dan Likuiditas (LDR) Terhadap Capital Adequacy Ratio (ROA) Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI (2009-2011)

1 65 99

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu - BAB II

0 2 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Market Capitalization - Pengaruh Working Capital Turnover, Economic Value Added, dan Market Value Added Terhadap Market Capitalization Pada BUMN Yang Terdaftar Di BEI Periode 2009-2013

0 0 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Audit - Pengaruh Profitabilitas, Capital Adequacy Ratio, Dan Leverage Terhadap Opini Audit Going-Concern Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bei

0 0 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Profitabilitas - Pengaruh Modal Kerja Dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2013

0 0 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Signalling Theory - Analisis Pengaruh Informasi Laporan Arus Kas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2009-2011

0 0 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Return saham - Pengaruh Struktur Aset, Struktur Modal Dan Profitabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan Perbankan Yang Telah GO Publik Dan Terdaftar DI BEI Tahun 2010-2013

0 0 26

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Modal - Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Pengertian dan Fungsi kredit - Pengaruh Jumlah Kredit yang diberikan dan Tingkat Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 2 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis - Analisis Pengaruh Rasio Camel Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 21