SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PEMILIHAN ACCESS POINT PADA HOTEL SENTRAL MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS
SNIPTEK 2015
ISBN: 978-602-72850-6-4
STMIK Nusa Mandiri Jakarta Jl. Damai No.8, Warung Jati Barat
PT. Prajasarana Cipta Mulia (Hotel Sentral) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang jasa perhotelan. Di perhotelan sangat dibutuhkan sarana pendukung untuk kelancaran operasional, melengkapi fasilitas dan menambah kenyamanan pengunjung. salah satu sarana pendukung yang dibutuhkan adalah access point, pemilihan access point yang tepat sangatlah penting terutama dalam pemilihan kriteria logistic, kriteria teknologi, kriteria perusahaan , kriteria hubungan/relationship.
Kebutuhan pelanggan perlu diidentifikasi secara jelas, sebagai bagian dari pengembangan produk. Tujuan pendekatan ini adalah untuk melampaui harapan pelanggan dan bukan sekedar memenuhinya. Oleh karena itu diperlukan informasi yang akurat apa kebutuhan dan keinginan pelanggan atas dasar barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan.
Dunia bisnis bagi pelanggan merupakan salah satu faktor dalam mencapai keberhasilan, karena pelanggan sebagai pengguna dari suatu produk atau jasa yang ditawarkan. Oleh karena itu manajemen akan berusaha memberikan layanan yang terbaik untuk pelanggan. Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan terhadap layanan pelayanan perhotelan dibutuhkan perangkat access point untuk menunjang layanan. Secara umum paradigma pemasaran adalah pelayanan dan kepuasan pelanggan. Untuk mencapai kepuasan pelanggan diperlukan adanya pelayanan yang baik disamping faktor-faktor lain yang melekat pada produk atau jasa yang ditawarkan.
yang berkualitas atau tidak mampu memenuhi pengiriman tepat waktu. Penilaian supplier membutuhkan berbagai kriteria yang dapat menggambarkan performansi supplier secara keseluruhan.
suppliernya tidak mampu menghasilkan bahan baku
yang memegang peranan sangat penting dalam menjamin ketersediaan barang pasokan yang dibutuhkan oleh PT Praja Sarana Cipta Mulia (Hotel Sentral). Sebuah perusahaan yang sehat dan efisien tidak akan banyak berarti apabila supplier-
Supplier merupakan salah satu mitra bisnis
Perubahan teknologi informasi yang berkembang cepat, mengharuskan berbagai perusahaan dapat memberikan solusi yang tepat dan cepat sesuai kebutuhan pelanggan, sehingga pelanggan puas dan akan berlangganan jangka panjang.
Keywords: Analytical Hierarchy Process, access point, Expert Choice 2000 PENDAHULUAN
(Margasatwa), Jakarta Selatan aprihwidayanto@gmail.com
SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PEMILIHAN ACCESS POINT PADA
HOTEL SENTRAL MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY
PROCESS
Ester ArisawatiMulia (hotel sentral), masalah apa yang terjadi dalam pemilihan access point, kriteria apa saja, yang digunakan dalam pemilihan access point.
point yang diterapkan oleh PT. Prajasarana Cipta
— PT. Prajasarana Cipta Mulia (hotel sentral), merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa penyewaan kamar di Indonesia. Selama ini PT. Prajasarana Cipta Mulia (hotel sentral) masih memilih perangkat access point dengan cara yang biasa. Penelitian ini merupakan bagaimana pemilihan perangkat access point pada PT. Prajasarana Cipta Mulia (hotel sentral) jakarta. Apa kelemahan dan kelebihan dari pemilihan access
ABSTRAK
(Margasatwa), Jakarta Selatan kartikaindra@gmail.com
STMIK Nusa Mandiri Jakarta Jl. Damai No.8, Warung Jati Barat
Nurul Indriyani
Kata Kunci: Analytical Hierarchy Process, access point , Expert Choice 2000 ABSTRACT - PT. Prajasarana Cipta Mulia (central hotel), is a company engaged in room rental services in Indonesia. During this time PT. Prajasarana Cipta Mulia (central hotel) still selects access point device in the usual way. This research is how the selection of access point device at PT. Prajasarana Cipta Mulia (central hotel) jakarta. What are the disadvantages and advantages of access point selection applied by PT. Prajasarana Cipta Mulia (central hotel), what problems occur in the selection of access points, any criteria, used in the selection of access points.
ISBN: 978-602-72850-6-4
A. Teknik Pengumpulan Data
Penulis melakukan penelitian untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam pengumpulan data dan informasi mengenai sistem monitoring realisasi anggaran, ada beberapa teknik pengumpulan data yang sering dilakukan yaitu sebagai berikut:
A. Observasi Penulis langsung melakukan pengamatan secara langsung terhadap kegiatan PT.
Prajasarana Cipta Mulia (Hotel Sentral) tersebut secara sistematik. Meliputi pelayanan yang dilakukan oleh PT.Prajasarana cipta mulia (Hotel Sentral)
Menurut Bonzeck, dkk (1980) dalam Turban,dkk (2007:137) mendefinisikan DSS sebagai sistem berbasis komputer yang terdiri dari tiga komponen yang saling berinteraksi; sistem bahasa (mekanisme untuk memberikan komunikasi antara pengguna dan komponen DSS lain), sistem pengetahuan (repository pengetahuan domain masalah yang ada pada DSS sebagai data atau sebagai prosedur), dan sistem pemrosesan masalah (hubungan antara dua komponen lainnya, terdiri dari satu atau lebih kapabilitas manipulasi masalah umum yang diperlukan dalam pengambilan keputusan).
HASIL DAN PEMBAHASAN
AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty pada tahun 70-an. AHP merupakan suatu metode analisis yang digunakan untuk memecahkan masalah berupa pengambilan keputusan dengan
tools utamanya berupa sebuah hirarki dan input
utamanya berupa persepsi manusia. Prinsip kerja AHP adalah penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur, strategik, dan dinamik menjadi sebuah bagian-bagian dan tertata dalam suatu hierarki/diagram bertingkat. AHP biasanya dimulai dengan goal, kemudian kriteria level pertama, lalu subkriteria, dan terakhir berupa alternatif. AHP memungkinkan pengguna untuk memberikan nilai bobot relatif dari suatu kriteria majemuk atau alternatif majemuk terhadap suatu kriteria.
Pemberian bobot tersebut secara intuitif dan dilakukan dengan melakukan perbandingan berpasangan (pairwise comparisons). Metode
B. Konsep Analytical Hierarchy Process (AHP)
fungsional dengan input utamanya persepsi manusia.
C. Sistem Pendukung Keputusan
Menurut Little (1970) dalam Turban, dkk (2007: 37), Decision Support System (DSS) sebagai sekumpulan prosedur berbasis model untuk data pemrosesan dan penilaian guna membantu para manajer mengambil keputusan”.
.
Kuesioner yang berisi beberapa pertanyaan disebarkan kepada 50 responden IT PT. Prajasarana Cipta Mulia. Penyebaran kuesioner dilakukan secara langsung kepada IT PT. Prajasarana Cipta Mulia. Penyebaran kuesioner dimulai pada bulan april 2015 sampai juni 2015. Jumlah kuesioner yang dikembalikan sebanyak 50 eksamplar atau 100% dari jumlah kuesioner yang disebar. Berikut adalah hirarki untuk pengambilan keputusan pemilihan perangkat router pada PT. Prajasarana Cipta Mulia
Gambar IV.1. Hirarki pemilihan perangkat Access point pada PT. Prajasarana Cipta Mulia Matriks Perbandingan Berpasangan
Hasil dari olah data kuesioner kemudian dibuat dalam bentuk matriks berpasangan untuk mendapatkan bobot dari kriteria masing-masing Berikut adalah hasil matriks berpasangan untuk masing-masing kriteria :
1. Kriteria Utama Matriks berpasangan untuk kriteria utama dari olah data kuesioner maka menghasilkan tabel sebagai berikut :
C. Studi Pustaka Penulis mengambil data dengan membaca dan mempelajari buku-buku yang sesuai dengan materi penulisan guna melengkapi pembuatan laporan skripsi ini
B. Wawancara Penulis langsung melakukan wawancara kepada Manager IT PT. Prajasarana cipta Mulia (Hotel Sentral).
Analytic Hierarchy Process (AHP). Analitytical Hierarchy Process (AHP) merupakan sebuah hirarki
SNIPTEK 2015
Kemampuan Pengembangan
Lead Time Fleksibilitas Kondisi Pengiriman Lead Time
1.000 1.356 1.398
Fleksibilitas
0.737 1.000 1.711
Kondisi Pengiriman
0.715 0.584 1.000
Kapasitas Kemampuan Pengembangan Usaha Perbaikan Kemampuan Menyelesaikan Masalah Kapasitas
1.000 1.032 1.028 1.036
0.969 1.000 1.162 1.146
Berdasarkan hasil tabel 4 kemudian diinput ke dalam aplikasi expert choice, maka akan menghasilkan nilai normalisasi dan eigen factor untuk kemudahan komunikasi bernilai 0,5381 (53,81%), dan pengalaman masa lalu 0.4619 (46,19%) berdasarkan nilai eigen factor tersebut sub kriteria kemudahan komunikasi lebih dominan dibandingkan kriteria lainnya dengan consistency ratio bernilai 0,0000.
Usaha Perbaikan
0.973 0.861 1.000 1.135
Kemampuan Menyelesaikan Masalah
0.965 0.873 0.881 1.000
Reputasi Kekuatan Keuangan Manajemen Reputasi 1.000 2.196 1.961
Kekuatan Keuangan 0.455 1.000 1.103
Manajemen 0.510 0.907 1.000
Kemudahan Komunikasi Pengalaman Masa Lalu Kemudahan Komunikasi 1.000 1.165
5. Sub-Sub Kriteria Lead Time Logistik Teknologi Perusahaan Hubungan Logistik 1.000 1.409 1.674 1.094 Teknologi 0.710 1.000 1.727 1.601 Perusahaan 0.597 0.579 1.000 1.055 Hubungan 0.914 0.625 0.948 1.000
Tabel 4 Matriks berpasangan sub kriteria hubungan
ISBN: 978-602-72850-6-4 Tabel IV.1. Matriks berpasangan kriteria utama
Matriks berpasangan untuk sub kriteria teknologi dari olah data kuesioner maka menghasilkan tabel sebagai berikut :
Berdasarkan hasil tabel IV.1. kemudian diinput ke dalam aplikasi expert choice, maka akan menghasilkan nilai normalisasi dan eigen
factor untuk logistik bernilai 0,3120 (31,20%) ,
teknologi bernilai 0,2890 (28,90%), perusahaan bernilai 0,1880 (18,8%) dan hubungan bernilai 0,2110 (21,1%), berdasarkan nilai eigen factor tersebut krteria utama logistik lebih dominan dibandingkan kriteria lainnya dengan consistency ratio bernilai 0,0214.
2. Sub Kriteria Logistik Matriks berpasangan untuk sub kriteria logistik dari olah data kuesioner maka menghasilkan tabel sebagai berikut :
Tabel 1 Matriks berpasangan sub kriteria logistic
Berdasarkan hasil tabel 1 kemudian diinput ke dalam aplikasi expert choice, maka akan menghasilkan nilai normalisasi dan eigen
factor untuk lead time bernilai 0,4040 (40,4%)
fleksibilitas bernilai 0,3520 (35,2%), dan kondisi pengiriman bernilai 0,2440 (24,4%), berdasarkan nilai eigen factor tersebut sub kriteria lead time lebih dominan dibandingkan kriteria lainnya dengan consistency ratio bernilai 0,0246.
Tabel 2 Matriks berpasangan sub kriteria teknologi
4. Sub Kriteria Hubungan Matriks berpasangan untuk sub kriteria hubungan dari olah data kuesioner maka menghasilkan tabel sebagai berikut :
Berdasarkan hasil tabel 2 kemudian diinput ke dalam aplikasi expert choice, maka akan menghasilkan nilai normalisasi dan eigen
factor untuk kapasitas bernilai 0,2560 (25,6%),
kemampuan dalam pengembangan bernilai 0,2660 (26,6%), usaha perbaikan 0,2470 (24,7%) dan kemampuan menyelesaikan masalah 0,2320 (23,2%) berdasarkan nilai
eigen factor tersebut sub kriteria kemampuan
dalam pengembangan lebih dominan dibandingkan kriteria lainnya dengan
consistency ratio bernilai 0,00175.
3. Sub Kriteria Perusahaan Matriks berpasangan untuk sub kriteria perusahaan dari olah data kuesioner maka menghasilkan tabel sebagai berikut :
Tabel 3 Matriks berpasangan sub kriteria perusahaan
Berdasarkan hasil tabel 3 kemudian diinput ke dalam aplikasi expert choice, maka akan menghasilkan nilai normalisasi dan eigen factor untuk reputasi bernilai 0.5092 (50,92%), kekuatan keuangan 0,2488 (24,88%) dan manajemen 0,2420 (24,20%). berdasarkan nilai eigen factor tersebut sub kriteria perusahaan reputasi lebih dominan dibandingkan kriteria lainnya dengan consistency ratio bernilai 0,0042.
Pengalaman Masa Lalu 0.858 1.000
ISBN: 978-602-72850-6-4
Cisco TP Link Huawei Cisco
0.499 1.000 1.949
Huawei
0.991 0.513 1.000
Cisco TP Link Huawei Cisco
1.000 1.309 1.097
TP Link
0.764 1.000 2.133
Huawei
0.912 0.469 1.000
1.000 1.022 1.227
1.000 2.003 1.009
TP Link
0.978 1.000 1.472
Huawei
0.815 0.679 1.000
Cisco TP Link Huawei Cisco
1.000 1.579 1.011
TP Link
0.633 1.000 2.001
Huawei
0.989 0.500 1.000
TP Link
SNIPTEK 2015
Matriks berpasangan untuk sub-sub kriteria
factor untuk Cisco bernilai 0,3560
lead time dari olah data kuesioner maka
menghasilkan tabel sebagai berikut :
Tabel 5 Matriks berpasangan sub-sub kriteria lead time
Berdasarkan hasil table 5 kemudian diinput ke dalam aplikasi expert choice, maka akan menghasilkan nilai normalisasi dan eigen
factor untuk Cisco bernilai 0,3689
(36,89%), TP Link bernilai 0,3848 (38,48%), dan Huawei 0,2463 (24,63%) berdasarkan nilai eigen factor tersebut TP Link lebih dominan dibandingkan kriteria lainnya dengan consistency ratio bernilai 0,0842.
6. Sub-Sub Kriteria Fleksibilitas Matriks berpasangan untuk sub-sub kriteria fleksibilitas dari olah data kuesioner maka menghasilkan tabel sebagai berikut :
Tabel 6 Matriks berpasangan sub-sub kriteria fleksibilitas
Berdasarkan hasil tabel 6 kemudian diinput ke dalam aplikasi expert choice, maka akan menghasilkan nilai normalisasi dan eigen
(35,60%), TP Link bernilai 0,3729 (37,29%), dan Huawei 0,2711 (27,11%) berdasarkan nilai eigen factor tersebut TP Link lebih dominan dibandingkan kriteria lainnya dengan consistency ratio bernilai 0,0039.
9. Sub-Sub Kriteria Kemampuan Dalam Pengembangan Matriks berpasangan untuk sub-sub kriteria kemampuan dalam pengembangan dari olah data kuesioner maka menghasilkan tabel sebagai berikut :
7. Sub-Sub Kriteria Kondisi Pengiriman Matriks berpasangan untuk sub-sub kriteria kondisi pengiriman dari olah data kuesioner maka menghasilkan tabel sebagai berikut :
Tabel 7 Matriks berpasangan sub-sub kriteria kondisi pengiriman
Berdasarkan hasil tabel 7 kemudian diinput ke dalam aplikasi expert choice, maka akan menghasilkan nilai normalisasi dan eigen
factor untuk Cisco bernilai 0,3843
(38,43%), TP Link bernilai 0,3558 (35,58%), dan Huawei 0,2599 (25,99%) berdasarkan nilai eigen factor tersebut Cisco lebih dominan dibandingkan kriteria lainnya dengan consistency ratio bernilai 0,1258.
8. Sub-Sub Kriteria Kapasitas Matriks berpasangan untuk sub-sub kriteria kapasitas dari olah data kuesioner maka menghasilkan tabel sebagai berikut :
Tabel 8 Matriks berpasangan sub-sub kriteria kapasitas
Berdasarkan hasil tabel 8 kemudian diinput ke dalam aplikasi expert choice, maka akan menghasilkan nilai normalisasi dan eigen
factor untuk Cisco bernilai 0,4141
(41,41%), TP Link bernilai 0,3245 (32,45%), dan Huawei 0,2614 (26,14%) berdasarkan nilai eigen factor tersebut Cisco lebih dominan dibandingkan kriteria lainnya dengan consistency ratio bernilai 0,1783.
Cisco TP Link Huawei Cisco
SNIPTEK 2015
TP Link
1.000 1.501 1.007
TP Link
0.666 1.000 1.930
Huawei
0.993 0.518 1.000
Cisco TP Link Huawei Cisco
1.000 1.509 1.002
0.663 1.000 2.027
0.929 0.598 1.000
Huawei
0.998 0.493 1.000
Cisco TP Link Huawei Cisco
1.000 2.126 1.192
TP Link
0.470 1.000 2.069
Huawei
Cisco TP Link Huawei Cisco
Huawei
ISBN: 978-602-72850-6-4 Tabel 9 Matriks berpasangan sub-sub kemampuan dalam pengembangan
choice, maka akan menghasilkan nilai
Berdasarkan hasil tabel 9 kemudian diinput ke dalam aplikasi expert choice, maka akan menghasilkan nilai normalisasi dan eigen factor untuk Cisco bernilai 0,4235 (42,35%), TP Link bernilai 0,3075 (30,75%), dan Huawei 0,2689 (26,89%) berdasarkan nilai eigen factor tersebut Cisco lebih dominan dibandingkan kriteria lainnya dengan consistency ratio bernilai 0,1259.
10. Sub-Sub Kriteria Usaha Perbaikan Matriks berpasangan untuk sub-sub kriteria usaha perbaikan dari olah data kuesioner maka menghasilkan tabel sebagai berikut :
Tabel 10 Matriks berpasangan sub-sub usaha perbaikan
Berdasarkan hasil tabel 10 kemudian diinput ke dalam aplikasi expert choice, maka akan menghasilkan nilai normalisasi dan eigen factor untuk Cisco bernilai 0,3780 (37,80%), TP Link bernilai 0,3581 (35,81%), dan Huawei 0,2639 (26,39%) berdasarkan nilai eigen factor tersebut Cisco lebih dominan dibandingkan kriteria lainnya dengan consistency ratio bernilai 0,1080.
11. Sub-Sub Kriteria Kemampuan Menyelesaikan Masalah Matriks berpasangan untuk sub-sub kriteria kemampuan menyelesaikan masalah dari olah data kuesioner maka menghasilkan tabel sebagai berikut :
Tabel 11 Matriks berpasangan sub-sub kemampuan menyelesaikan masalah
Berdasarkan hasil tabel IV.12 kemudian diinput ke dalam aplikasi expert
normalisasi dan eigen factor untuk Cisco bernilai 0,3775 (37,75%), TP Link bernilai 0,3629 (36,29%), dan Huawei 0,2597 (25,97%) berdasarkan nilai eigen factor tersebut Cisco lebih dominan dibandingkan kriteria lainnya dengan consistency ratio bernilai 0,1206.
0.497 1.000 1.672
12. Sub-Sub Kriteria Reputasi Matriks berpasangan untuk sub-sub kriteria reputasi menyelesaikan masalah dari olah data kuesioner maka menghasilkan tabel sebagai berikut :
Tabel 12 Matriks berpasangan sub-sub reputasi
Berdasarkan hasil tabel 12 kemudian diinput ke dalam aplikasi expert choice, maka akan menghasilkan nilai normalisasi dan eigen factor untuk Cisco bernilai 0,4406 (44,06%), TP Link bernilai 0,3202 (32,02%), dan Huawei 0,2392 (23,92%) berdasarkan nilai eigen factor tersebut Cisco lebih dominan dibandingkan kriteria lainnya dengan consistency ratio bernilai 0,1658.
13. Sub-Sub Kriteria Kekuatan Keuangan Matriks berpasangan untuk sub-sub kriteria kekuatan keuangan menyelesaikan masalah dari olah data kuesioner maka menghasilkan tabel sebagai berikut :
Cisco TP Link Huawei Cisco
1.000 2.014 1.077
TP Link
0.839 0.483 1.000
ISBN: 978-602-72850-6-4
SNIPTEK 2015 Tabel 13 Tabel 15. Matriks berpasangan sub-sub Matriks berpasangan sub-sub kekuatan keuangan komunikasi Cisco TP Link Huawei Cisco TP Link Huawei
1.000 1.367 1.055
Cisco
1.000 1.485 1.004
Cisco
0.732 1.000 2.267
TP Link
0.673 1.000 2.109
TP Link
0.948 0.441 1.000
Huawei
0.996 0.474 1.000
Huawei
Berdasarkan hasil tabel 15 kemudian Berdasarkan hasil tabel 13 kemudian diinput ke dalam aplikasi expert choice, diinput ke dalam aplikasi expert choice, maka akan menghasilkan nilai normalisasi maka akan menghasilkan nilai normalisasi dan eigen factor untuk Cisco bernilai dan eigen factor untuk Cisco bernilai
0,3691 (36,91%), TP Link bernilai 0,3867 0,3751 (37,51%), TP Link bernilai 0,3691
(38,67%), dan Huawei 0,2443 (24,43%) (36,91%), dan Huawei 0,2557 (25,57%) berdasarkan nilai eigen factor tersebut berdasarkan nilai eigen factor tersebut Cisco lebih dominan dibandingkan kriteria Cisco lebih dominan dibandingkan kriteria lainnya dengan consistency ratio bernilai lainnya dengan consistency ratio bernilai 0,1124. 0,1254.
16. Sub-Sub Kriteria Pengalaman Masa Lalu
14. Sub-Sub Kriteria Manajemen Matriks berpasangan untuk sub-sub
Matriks berpasangan untuk sub-sub kriteria pengalaman masa lalu kriteria manajemen menyelesaikan menyelesaikan masalah dari olah data masalah dari olah data kuesioner maka kuesioner maka menghasilkan tabel menghasilkan tabel sebagai berikut : sebagai berikut :
Tabel 14 Tabel 16 Matriks berpasangan sub-sub Matriks berpasangan sub-sub manajemen pengalaman masa lalu Cisco TP Link Huawei Cisco TP Link Huawei
1.000 1.580 1.174
Cisco
1.000 1.419 1.015
Cisco
0.633 1.000 2.064
TP Link
0.705 1.000 2.062
TP Link
0.852 0.484 1.000
Huawei
0.985 0.485 1.000
Huawei
Berdasarkan hasil tabel 16 kemudian Berdasarkan hasil tabel 14 kemudian diinput ke dalam aplikasi expert choice, diinput ke dalam aplikasi expert choice, maka akan menghasilkan nilai maka akan menghasilkan nilai normalisasi normalisasi dan eigen factor untuk dan eigen factor untuk Cisco bernilai
Cisco bernilai 0,3710 (37,10%), TP Link 0,4007 (40,07%), TP Link bernilai 0,3565 bernilai 0,3721 (37,21%), dan Huawei (35,65%), dan Huawei 0,2428 (24,28%)
0,2568 (26,68%) berdasarkan nilai berdasarkan nilai eigen factor tersebut
eigen factor tersebut Cisco lebih
Cisco lebih dominan dibandingkan kriteria dominan dibandingkan kriteria lainnya lainnya dengan consistency ratio bernilai dengan consistency ratio bernilai 0,1255.
0,1084.
15. Sub-Sub Kriteria Kemudahan Komunikasi Matriks berpasangan untuk sub-sub kriteria komunikasi menyelesaikan masalah dari olah data kuesioner maka
KESIMPULAN
menghasilkan tabel sebagai berikut : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemilihan Access Point menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) pada PT. Prajasarana Cipta Mulia (Hotel Sentral). Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 3 (tiga) kriteria utama yakni logistik, teknologi, perusahaan dan hubungan.
SNIPTEK 2015
ISBN: 978-602-72850-6-4
Berdasarkan hasil dari analisa terhadap ketiga Retnoningsih, Dwi. 2008. Pemanfaatan Aplikasi kriteria tersebut dapat disimpulkan bahwa produk Expert Choice Sebagai Alat Bantu Dalam
access point yang dapat dipilih adalah Cisco dengan Pengambilan Keputusan (Studi Kasus :
nilai synthesis 0,713, sedangkan TP Link 0,221 dan Pemilihan Program Studi di Universitas Huawei 0,066.
Sahid Surakarta). Surakarta 2008:1-16. Retnoningsih, Wawan Laksito, dan Sri Siswanti.
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan
UCAPAN TERIMA KASIH
Jenis Laptop Dengan Menggunakan Metode Analtytical Hierarchy Process. Terima kasih kepada orang tua, kerabat, teman dan Jurnal Ilmiah ISSN: 2338-4018. semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu
Saaty, T.L. 2001. Decision Making For Leaders. Forth persatu sehingga penelitian ini selesai dilakukan. edition, University of Pittsburgh, RWS Publication.
REFERENSI
Saaty, T.L.1988. Multicriteria Decision Making : The
Analytic Hierarchy Process. University of
Fahlevi Irfan, 2011. Manajemen Pengambilan Pittsburgh, RWS Publication, Pittsburgh.
Keputusan Teori dan Aplikasi. Bandung : CV Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Felicia Limansantoso, Maria, 2013. Pemilihan
Kualitatif dan R&D. Jakarta: penerbit CV Supplier Produk Calista Dengan Metode Alfabeta.
Analytical Hierarchy Process (AHP).
Suryadi, K, dan Ali Ramdani.2002. Sistem Gresik: Jurnal Ilmiah Vol.2 No.1 2010: 1-
Pendukung Keputusan : Suatu Wacana 20. Struktural idealisasi dan Implementasi
Hartati Saragih, Sylvia. 2013. Penerapan Metode Konsep Pengambilan Keputusan.
Analitical Hierarchy Process (AHP) Pada Bandung: Rosdakarya. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan
Suryadi HS. 2003. Pengantar Komunikasi Data, Laptop. Medan: Jurnal Teknik Informatika.
Jakarta: Penerbit Gunadarma. Vol. IV, No. 2, Desember 2013: 141-150.
Turban, Efraim, E. Aronson, Jay dan Liang, Ting Diambil dari:
Peng, 2007. Decision Support System and
Intelligent System, Edisi 7 Jilid 1. Juni 2015) Yogyakarta: Andi Offset.
Hermawan, Julius, 2005, Membangun Decision Yusuf, Muhammad, 2009. Pendekatan Analytical Support System, Andi, Yogyakarta.
Hierarchy Process dan Goal Programming Untuk Menentukan Model Pemasok.
Yogyakarta: Jurnal Ilmiah Vol.2 No.2 2009:137-142.
ISBN: 978-602-72850-6-4
SNIPTEK 2015