BAB I : HAKEKAT GEOGRAFI - Dikgeo I ganjil

BAB I : HAKEKAT GEOGRAFI A. Pengertian Geografi Pengetahuan manusia mengenai konsep geografi sebenarnya sudah berkembang

  sangat lama, seiring dengan perkembangan peradaban manusia. Hal ini disebabkan seluruh aktifitas manusia selalu berhubungan dengan alam dan lingkungannya. kali diperkenalkan oleh orang Yunani yang bernama Eratosthenes (abad 1 SM) melalui konsep yang diberi nama geographica yang berarti penulisan atau penggambaran tentang bumi. Setelah Eratosthenes, kemudian muncul tokoh-tokoh geografi yang memberikan landasan bagi perkembangan geografi berikutnya. Tokoh-tokoh tersebut antara lain Claudius Ptolomaeus ( peletak dasar perpetaan ), Bernandus Veranus (geografi generalis dan spesialis ), Darwin (evolusi Darwin) Karl Ritter ( Die Enkronde/ tempat tinggal ), Ellsworth Huntington (determinisme fisik ). Sedangkan Preston E. James menyatakan bahwa geografi merupakan induk segala ilmu pengetahuan, hal ini didukung oleh kenyataan bahwa ilmu pengetahuan dimulai dari permukaan bumi dan akhirnya berkembang kemasing-masing bidang ilmu tertentu. Menurut beberapa ahli geografi, ada beberapa pengertian geografi yang disesuaikan dengan perkembangan jaman, baik mengenai isi maupun maknanya. Batasan pengertian geografi menurut beberapa ahli antara lain adalah :

  1. Menurut Hartshorne ( 1959 )

  Geografi adalah ilmu yang berkepentingan memberikan deskripsi yang teliti, beraturan, dan rasional tentang sifat variabel dipermukaan bumi.

  2. Menurut Alexander ( 1963 ) Geografi adalah studi tentang pengaruh lingkungan alam pada aktifitas manusia.

  3. Menurut Yeates ( 1963 )

  Geografi adalah suatu ilmu yang memperhatikan perkembangan rasional dan lokasi dari berbagai sifat yang beraneka ragam dipermukaan bumi.

  4. Menurut Bintarto (1977 )

  Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mencitrakan, menerangkan sifat-sifat bumi, menganalisa gejala-gejala alam dan penduduk serta mempelajari corak yang khas mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur-unsur bumi dalam ruang dan waktu.

  

5. Menurut GBPP 1994 ( hasil lokakarya Ikatan Geografi Indonesia di Semarang tahun

  1988 ) Geografi adalah pengetahuan mengenai persaman dan perbedaan gejala alam dan kehidupan dimuka bumi ( gejala Geosfer ) serta interaksi antara manusia dan lingkungannya dalam konteks keruangan dan kewilayahan.

  Dari beberapa pengertian tersebut, ternyata pengertian geografi selalu mengalami perkembangan .Walaupun demikian ternyata terdapat persamaan yang mendasar yaitu :

  1. Bumi sebagai tempat tinggal

  2. Hubungan manusia dengan lingkungannya

  3. Dimensi ruang dan dimensi historis

  4. Menggunakan pendekatan keruangan, ekologi, regional dan kewilayahan

B. Ruang lingkup studi geografi

  Secara garis besar ruang lingkup studi geografi dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :

  Merupakan bagian yang mempelajari aspek-aspek fisik, misalnya batuan, mineral, relief muka bumi, cuaca dan iklim, air, tumbuhan dan hewan.

  2. Geografi Sosial ( human geography ) Merupakan bagian yang mempelajari aspek-aspek sosial, politik, ekonomi, dan budaya.

  Dalam mempelajari geografi, dapat dilaksanakan melalui dua pendekatan, yaitu :

  1. Pendekatan regional ( regional geography ) Karena bumi dibagi menjadi beberapa wilayah dengan karakteristik masing-masing.

  2. Pendekatan topikal ( topical geography ) Karena geografi mengkaji kebudayaan dan topik-topiknya, seperti bahasa dan religi, serta mengkaji variasi keruangan seluruh permukaan bumi.

  D. Pandangan teori lingkungan hidup

  Jika dipandang dari teori lingkungan hidup, maka dipermukaan bumi ini dikelompokkan menjadi tiga lingkungan, yaitu

  1. Lingkungan fisikal Yaitu lingkungan benda-benda mati atau abiotik, misalnya tanah, air, mineral, udara dan sinar matahari.

  2. Lingkungan biologis Adalah lingkungan benda-benda hidup atau biotik, misalnya manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan.

  3. Lingkungan sosial Adalah sesuatu yang berada dilingkungan manusia yang berwujud tindakan, atau aktivitas manusia baik dalam hubungannya dengan alam maupun antar manusia.

  Berdasarkan teori lingkungan, Wiliam Kirk telah menyusun lingkungan geografi menjadi lingkungan fisikal dan non fisikal seperti tertera dalam bagan berikut ini.

  Aspek topologi Letak, luas, bentuk, batas Lingkungan Aspek non Tanah, air, iklim biotic fisik Aspek biotik Manusia, hewan,tumbuhan Lingkungan Aspek sosial Tradisi, adat, lembaga sosial Geografi Aspek ekonomi Industri, perdagangan, perke bunan,transpor, pasar Lingkungan non fisik Aspek budaya Pendidikan,agama,bhs,sen i Aspek politik Pemerintahan, kepartaian

  E. Ilmu penunjang geografi

  Sebagai suatu ilmu yang banyak mempelajari berbagai macam hal,maka geografi misalnya :

  1. Astronomi, adalah ilmu yang mempelajari benda-benda langit diluar atmosfer

  

2. Geologi, adalah pengetahuan yang mempelajari lapisan-lapisan batuan yang ada

  dalam kulit bumi, serta sejarah perkembangan bumi dan makhluk hidup yang pernah hidup.

  

3. Geomorfologi, adalah ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk permukaan bumi yang

terjadi karena kekuatan endogen dan eksogen.

  5. Klimatologi, mempelajari mengenai keadaan iklim dipermukaan bumi

  

6. Geofisika, mempelajari tentang sifat-sifat fisika bumi, seperti gaya berat, gejala-

  gejala kemagnetan

  7. Hidrologi, mempelajari air tanah, air permukaan dan air diudara

  8. Oceanografi

F. Objek Studi Geografi

  Objek studi geografi terbagi menjadi dua, yaitu objek material dan objek formal. Objek material adalah sebagai berikut :

  1. Lithosfer

  Mengkaji tentang bentuk-bentuk permukaan bumi, proses-proses yang menyebabkan terjadinya perubahan bentuk permukaan bumi, pengorganisasian wilayah didaratan, perairan dan udara.

  2. Hidrosfer

  Mengkaji masalah jumlah, mutu, persebaran dan peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan masalah air.

  3. Atmosfer

  Mengkaji keadaan cuaca dan iklim

  4. Biosfer

  Mengkaji sejarah, pertumbuhan, dan persebaran makhluk hidup

  5. Antrophosfer

  Mengkaji masalah jumlah dan persebaran serta bentuk-bentuk hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya. Sedangkan objek formalnya adalah pendekatan atau metode yang digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sering dilontarkan oleh manusia dalam menghadapi suatu fenomena, masalah, peristiwa, atau cara bertindak, yaitu pertanyaan apa, dimana, berapa, mengapa, bagaimana, kapan dan siapa ( what, where, how many, why, how, when, and, who ).

G. Konsep Esensial Geografi

  Konsep esensial geografi merupakan landasan/ dasar untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama. Sehingga dalam mempelajari geografi terdapat kesamaan pandangan mengenai isi dari materi yang dipelajari. Ada 10 konsep esensial geografi, yaitu :

  1. Konsep lokasi

  Merupakan konsep untuk menjawab pertanyaan dimana (where), yang terbagi menjadi dua : a. lokasi absolut, merupakan lokasi yang tetap dan tidak pernah berubah

  b. lokasi relatif, yaitu lokasi yang dapat berubah-ubah karena pengaruh lingkungan sekitarnya.

  2. Konsep jarak

  Jarak merupakan konsep untuk menentukan panjang atau jauh antara dua tempat, yang berpengaruh terhadap arti lokasi, kehidupan sosial dan nilai suatu barang.

  3. Konsep keterjangkauan

  Konsep ini berkaitan dengan keadaan permukaan bumi dan tersedia atau tidaknya

  4. Konsep pola Konsep yang berkaitan dengan persebaran gejala geosfer dipermukaan bumi.

  5. Konsep morfologi Berkaitan dengan bentuk muka bumi sebagai hasil tenaga endogen dan eksogen.

  6. Konsep aglomerasi Adanya kecenderungan persebaran geografi yang mengelompok disuatu wilayah.

  Berkaitan dengan manfaat dari fenomena geografi yang ada dipermukaan bumi secara relatif, misal objek wisata yang bermakna berlainan bagi masing-masing orang.

  8. Konsep interaksi dan interdependensi Berkaitan dengan hubungan antara daerah yang satu dengan daerah yang lain.

  9. Konsep diferensiasi area

  Berkaitan dengan perbedaan corak antar wilayah dengan adanya ciri-ciri khusus yang dikenal dengan istilah region.

  10.Keterkaitan keruangan

  Hubungan persebaran antara fenomena yang satu dengan fenomena yang lain disuatu tempat

H. Gejala Geografi dalam Kehidupan Sehari-hari

  Dipermukaan bumi ini terdapat berbagai gejala alam yang dapat mempengaruhi kehidup an manusia. Sehingga dapat dikatakan bahwa fenomena/gejala alam dapat mendukung sekaligus membatasi aktivitas manusia, hal ini akan mengakibatkan sikap manusia yang kadang-kadang harus menyesuaikan diri dengan alam. Beberapa gejala alam yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia berkaitan dengan fenomena geosfer yang meliputi atmosfer, lithosfer, hidrosfer, dan biosfer.

  1. Gejala geografi yang berkaitan dengan fenomena atmosfer antara lain terjadinya peru bahan musim, suhu udara, terjadinya gejala optik, badai tropis, dan pergerakan angin.

  Hal ini akan berpengaruh terhadap aktifitas manusia antara lain : a. petani menentukan masa tanam disesuaikan dengan datangnya musim hujan.

  b. daerah yang subur mata pencaharian penduduk utamanya adalah petani

  c. berpengaruh pada jenis pakaian dan bentuk rumah, misalnya didaerah yang dingain pakaiannya tebal-tebal dan rumah didaerah yang udaranya panas selalu banyak ventilasinya.

  2. Gejala geografi yang berkaitan dengan fenomena lithosfer antara lain adalah terjadinya erosi, sedimentasi, proses pergeseran fungsi lahan, gempa bumi dan vulkanisme. Kegiatan penduduk yang dipengaruhi kejadian tersebut antara lain :

  a. menggunakan sistem terrasering untuk mengurangi erosi didaerah yang miring

  b. pembangunan pemukiman penduduk dan bangunan yang lain diusahakan menghin dari daerah-daerah yang rawan bencana c. pemanfaatan lahan harus memperhatikan daya dukung lahan dan kelas kemampu an lahan yang ada.

  3. Gejala geografi yang berkaitan dengan fenomena hidrosfer adalah adanya pola aliran sungai, jumlah cadangan air tanah, pembentukan danau, dan kualitan pelimpasan air , yang berpengaruh terhadap kegiatan manusia antara lain :

  a. pengaruh curah hujan mempengarui besar kecilnya limpasan air dan berpengaruh juga terhadap banyak sedikitnya cadangan air dalam tanah.

  b. keadaan permukaan bumi berpengaruh terhadap besar kecilnya peresapan air kedalam tanah yang berpengaruh terhadap besar kecilnya cadangan air dalam tanah dan keadaan mata air yang akan dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai keper luan dalam hidupnya

BAB II POLA DAN CIRI KENAMPAKAN ALAM DAN BUDAYA PADA BERBAGAI PETA DAN MEDIA CITRA I. Peta Berdasarkan Hasil Pengukuran Jarak dan Arah dengan Menggunakan Alat Bantu Meteran dan Kompa A. Pengertian, Fungsi, dan Macam-macam Peta

  1. Pengertian Peta

  Beberapa ahli perpetaan memberikan pengertian dan batasan mengenai peta, antara lain : a. Menurut ICA ( International Cartographic Association )

  Peta adalah suatu gambaran atau representasi unsur-unsur kenampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa. Pada umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil dengan skala tertentu.

  b. Menurut Erwin Raisz Peta adalah gambaran konvensional dari permukaan bumi yang diperkecil sebagai ketampakan jika dilihat dari atas dengan ditambah tulisan-tulisan sebagai tanda pengenal.

  c. Menurut R.M. Soetardjo Soerjosoemarno Peta adalah suatu lukisan dengan tinta dari seluruh atau sebagian permukaan bumi yang diperkecil dengan perbandingan ukuran yang disebut skala atau kedar.

  Dari beberapa pengertian tersebut, ada persamaan mengenai batasan peta, yaitu :

  Peta adalah gambaran konvensional dari permukaan bumi yang diperkecil dalam skala tertentu dan digambarkan diatas bidang datar melalui sistem proyeksi. Ilmu yang mempelajari masalah perpetaan dinamakan kartografi, sedangkan orang yang ahli membuat peta dinamakan kartograf.

  2. Fungsi dan Tujuan pembuatan Peta

  Fungsi dan tujuan dibuatnya suatu peta adalah :

  a. menunjukkan arah, posisi dan lokasi suatu daerah

  b. memperlihatkan ukuran, baik jarak, tinggi maupun luas suatu wilayah

  c. menggambarkan kondisi fisiografis suatu wilayah misalnya bentuk-bentuk permuka an bumi, seperti pulau, benua, gunung dan lain-lainnya d. menyajikan data tentang potensi suatu daerah

  e. komunikasi tentang ruang

  f. menyimpan informasi/ data

  g. membantu perencanaan dari suatu pekerjaan yang berkaitan dengan pengukuran

  h. membantu pembuatan suatu desain bangunan i. analisis data spasial, misalnya penghitungan volume

  3. Macam-macam Peta Macam-macam peta dapat ditinjau dari jenis, skala, isi, maksud dan tujuan peta.

  a. Berdasarkan jenisnya

  • peta foto, yaitu peta yang dihasilkan dari mozaik fotoudara peta garis, adalah peta yang menyajikan detail alam dan buatan manusia dalam
  • bentuk titik, garis dan luasan.

  b. Berdasarkan skalanya

  • peta kadaster/ skala sangat besar, yaitu peta dengan skala 1 : 100 s/d 1 : 5.000
  • peta skala sedang, mempunyai skala 1 : 250.000 s/d 1 : 500.000
  • peta skala kecil, mempunyai skala 1 : 500.000 s/d 1 : 1.000.000 peta skala sangat kecil/ geografi, mempunyai skala > 1 : 1.000.000 -

c. Berdasarkan isinya

  • peta umum, adalah peta yang menggambarkan kenampakan fisik maupun sosial ekonomi ( ada peta topografi dan chorografi )
  • peta khusus, adalah peta yang menggambarkan satu kenampakan saja sesuai Selain macam-macam peta tersebut diatas, masih terdapat beberapa jenis peta yang lain, yai>peta manuskrip, adalah produk pertama peta yang akan direprod
  • peta dasar, adalah peta yang dijadikan dasar untuk pembuatan peta-peta

  lainnya ( biasanya dalam bentuk kerangka peta )

  • peta turunan, adalah peta turunan dari peta induk dan skalanya lebih kecil

C. Beberapa Unsur/ Komponen Kelengkapan Peta

  Agar peta berfungsi dengan baik, maka peta harus memiliki unsur-unsur tertentu yang dapat digunakan sebagai petunjuk dalam menginterpretasikan peta tersebut. Semakin lengkap unsur-unsur peta yang terdapat didalam suatu peta, maka peta akan semakin baik. Beberapa unsur-unsur peta adalah sebagai berikut :

  1. Judul Peta

  Judul peta menggambarkan isi dan tempat daerah yang digambar. Judul dapat diletak kan disembarang tempat asal masih didalam garis tepi, mudah diketahui oleh pembaca peta dan tidak mengganggu makna peta.

  2. Garis tepi peta

  Adalah garis yang terletak dibagian tepi peta dan ujung-ujung tiap garis saling bertemu. Biasanya dibuat rangkap dua untuk meletakkan angka derajat lintang dan bujur. Garis ini membatasi suatu daerah yang digambarkan dengan daerah lainnya.

  3. Petunjuk arah

  Petunjuk arah adalah tanda pada peta yang menunjukkan arah utara, timur, selatan dan barat. Petunjuk arah dapat ditempatkan dimana saja tetapi tetap didalam peta dan tidak mengganggu peta yang ada. Ada beberapa bentuk petunjuk arah sesuai dengan keinginan masing-masing.

  4. Skala peta

  Pada peta terdapat skala peta, misalnya 1 : 1.500.000, artinya jarak 1 cm dipeta sama dengan 1.500.000 cm dipermukaan bumi.

  5. Garis astronomi

  Adalah garis yang menunjukkan dimana lokasi daerah yang digambar berdasarkan garis bujur dan garis lintang.

  6. Simbol peta

  Merupakan tanda yang ada didalam peta untuk menggambarkan keadaan yang sebenarnya, yang diklasifikasikan menjadi simbol titik misalnya kota, simbol garis misalnya jarak suatu daerah, dan simbol luasan misalnya hutan dan lain sebagainya.

  7. Legenda

  Adalah keterangan yang menjelaskan arti simbol yang ada didalam peta, agar peta mudah dimengerti oleh pembaca peta. Legenda terletak didalam garis tepi dan sebaiknya dibuatkan garis tersendiri.

  8. Inset

  Merupakan gambaran peta yang berada diluar peta pokok, tetapi masih berada didalam garis tepi, berukuran lebih kecil, lebih besar dan sama dengan ukuran peta pokok.

  9. Sumber data dan tahun pembuatan peta

  Sumber dan tahun pembuatan peta dimaksudkan agar pembaca mengetahui dari mana asal data dan tahun pembuatannya. Karena akan berpengaruh pada

  10.Letering

  Adalah semua tulisan yang bermakna yang terdapat didalam peta. Tulisan ada yang huruf besar, huruf kecil, kombinasi keduanya, huruf tegak, dan huruf miring, seperti contoh berikut ini :

  • judul peta ditulis dengan huruf kapital dan tegak dengan daerah perairan tersebut.
  • besar kecilnya huruf disesuaikan dengan kebutuhan dan keindahan seni peta.
  • tulisan nama ibu kota lebih besar daripada tulisan nama kota
  • kenampakan gunung ditulis melingkar diatas permukaan gunungnya, dan lain sebagainya.

  11.Warna peta

  Adalah warna yang tampak pada peta sebagai penjelasan dari kenampakan tertentu, ada lima warna pokok didalam peta yaitu :

  • hitam, untuk detail penghunian, letering, tumbuhan karang dan tapal batas
  • biru, untuk unsur air dan daerah yang dingin, semakin tua warna biru nya maka tempat tersebut semakin dalam.
  • hijau, untuk dataran rendah, vegetasi dan hutan.
  • cokelat, untuk kontur, daerah berbukit, gunung, dan kadang-kadang jalan raya.
  • merah, untuk daerah yang panas, dan untuk daerah-daerah penting.

  Selain warna pokok tersebut juga terdapat warna-warna lainnya, yaitu : - kuning, untuk daerah kering, ketinggian menengah, daerah vegetasinya sedikit.

  • orange, untuk jalan-jalan dan daerah yang tidak begitu penting.
  • putih, menunjukkan daerah yang selalu tertutup oleh salju

C. Membaca Peta untuk Menjelaskan Unsur-unsur Geografi

  Pada saat ini peta merupakan kebutuhan yang cukup penting dalam perkembangan dunia modern. Dalam kegiatan pembangunan, peta merupakan alat perencanaan dan pelaksanaan dalam pembangunan. Diperlukan dua syarat agar peta dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan, yaitu peta dan pembaca peta harus bermutu.

  1. Syarat peta ( syarat obyektif )

  a. peta harus baru, artinya menampilkan keadaan yang sesuai dengan keadaan sekarang b. peta dibuat oleh badan yang ahli dalam bidang pembuatan peta, antara lain

  DITOP ( Direktorat Topografi Angkatan Darat ), Jawatan Hidrologi, Direktorat Geologi, Kantor Kadaster dan Bakosurtanal, serta Fakultas Geografi.

  2. Syarat pembaca peta ( syarat subjektif )

  a. memiliki pengetahuan geografi

  b. memiliki pengetahuan tentang cabang-cabang ilmu geografi

  c. sikap dan pandangan yang kritis

  d. daya imajinasi yang kuat dan benar

  e. berlatih secara teratur dalam menafsirkan peta Dengan demikian melalui peta orang dapat memberi gambaran menyeluruh dan terpadu mengenai suatu fenomena dan dapat dimengerti dengan mudah oleh orang lain. Dalam membaca peta orang harus memahami dengan baik semua symbol dan semua infor masi yang ada pada peta. Karena pada hakekatnya membaca peta adalah mempelajari lapangan lewat symbol yang ada pada peta. Seorang pembaca peta juga harus tanggap ter -hadap perubahan-perubahan yang terjadi dipermukaan bumi, baik perubahan fisis, sosial, maupun pengembangan wilayah yang tergambar pada peta. Faktor-faktor yang dapat dibaca pada peta antara lain :

  1. Kenampakan pokok Kenampakan pokok meliputi alam, social, dan ekonomi, seperti gunung, sungai, jalan, kota, rel kereta api, dan lain-lain.

  Untuk mengukur bentuk-bentuk kenampakan yang tidak teratur seperti sungai, jalan dan pantai, maka dapat digunakan benang yang diletakkan pada objek tersebut, kemudian benang tersebut diukur dengan mistar yang akhirnya diperhitungkan dengan skala. Contoh : Jarak A - B pada peta adalah 5 cm, Skala petanya adalah 1 : 100.000 Jarak A - B sebenarnya adalah = 5 x 100.000 = 500.000 cm = 5 km Jarak juga dapat dinyatakan dalam bentuk lain dengan satuan derajat ( ° ), misalnya jarak kota C - D sebesar 2 °, berarti jarak kedua kota tersebut adalah 2 x 111 km = 222 km ( satu derajat sama dengan 111 km dipermukaan bumi ).

  3. Arah Untuk menentukan arah dapat digunakan kompas.

  4. Lokasi Lokasi suatu tempat dapat dibaca dengan beberapa cara, antara lain :

  a. parallel dan meredian Dengan memperhatikan letak lintang dan bujur dari suatu wilayah, missal Indonesia terletak antara 6° LU - 11° LS dan 95°BT - 141°BT.

  b. arah dan jarak Lokasi suatu tempat dapat diketahui dari arah dan jarak dari lokasi yang sudah diketahui. Perhatikan gambar berikut ini : B Kota B terletak pada magnetic azimut 30° dengan jarak 3 km dari kota A 30°-

  A

  c. jarak dengan jarak Dalam system grid Indonesia, angka satuan berarti mewakili ribuan. Perhatikan contoh berikut ini :

  6 A ( 5,4 )

  5

  4

  3

  2

  1 0 1 2 3 4 5 6 Kota A terletak 5.000 m arah timur dan 4.000 m arah utara dari titik ( 0,0 )

  2. Ketinggian a. titik-titik triangulasi, adalah pengukuran ketinggian suatu tempat

  b. titik ketinggian yang digambarkan pada peta untuk menunjukkan bahwa ditempat tersebut terdapat kenampakan geografi yang penting.

  c. garis kontur, merupakan garis pada peta yang menghubungkan daerah dengan ketinggian yang sama. Garis kontur yang rapat menunjukkan daerah tersebut terjal.

  111 II. Klasifikasi Data, Tabulasi, dan Membuat Grafik.

  Pada saat hendak melaksanakan pengumpulan data, tentu sudah terbayang akan diapakan data yang sudah dikumpulkan. Dari data-data yang terkumpul dapat dilakukan klasifikasi data, misalnya angka rata-rata, angka maksimum, angka minimum, dan modus atau data yang paling sering muncul. Data-data tersebut dapat digambarkan atau ditampilkan dakam bentuk table, diagram maupun grafik.

III. Membuat Peta Tematik dengan Menggunakan Simbol ( titik, garis dan luasan )

A. Membuat Peta Tematik dengan Menggunakan Simbol Ada tiga macam symbol untuk pembuatan peta, yaitu symbol titik, garis, dan luasan.

  1. Simbol Titik Simbol titik digunakan untuk menggambarkan penyebaran berbagai fenomena dipermukaan bumi. Simbol titik terbagi menjadi dua, yaitu bersifat kualitatif ( missal menggambarkan letak kota ) dan bersifat kuantitatif ( diberi bobot/ nilai angka, missal satu titik mewakili 10 ton ). Penggunaan symbol titik harus memiliki cirri yang jelas agar mudah terbaca oleh pengguna peta.

  2. Simbol Garis Simbol garis digunakan untuk memperlihatkan karakter fenomena, terutama yang bersifat kualitatif, misalnya jalan raya, jalan kereta api, batas wilayah, sungai dan lain sebagainya. Simbol garis juga dapat menggambarkan kuantitas dari fenomena tertentu. Dalam penggambaran yang bersifat kuantitas, biasanya digunakan isopleth ( garis yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki densitas atau nilai distribusi yang sama ).

  Contoh isopleth :

  a. Isotherm, yaitu garis-garis yang menghubungkan tempat-tempat dengan temperatur udara yang sama.

  b. Isobar, garis-garis dipeta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki tekanan udara yang sama.

  c. Isohiyet, merupakan garis yang menghubungkan tempat yang memiliki curah hujan yang sama.

  d. Isohypse, garis yang menghubungkan tempat-tempat dengan ketinggian yang sama.

  3. Simbol Luasan

  Simbol ini digunakan untuk mewakili suatu area dengan symbol yang mencakup kawasan luasan tertentu, misalnya rawa, hutan, padang pasir, bekas daratan dan lain sebagainya.

B. Membuat Peta Berdasarkan Data Koordinat Dengan Sistem Proyeksi.

  Untuk menggambarkan perubahan benda dari bentuk tiga dimensi ( seperti permukaan bola ) menjadi dua dimensi, maka benda tersebut harus diproyeksikan kedalam bidang datar. Proyeksi peta menurut Steers adalah cara menggambarkan

  

meredian dari globe kebidang datar. Dalam melakukan proyeksi peta, perlu ada sifat-

  sifat asli peta yang dipertahankan. Oleh karena itu proyeksi peta harus :

   1. ekuivalen, yaitu luas diatas peta sama dengan luas diatas muka bumi setelah dengan perbandingan skala tertentu.

  

2. Conform, yaitu bentuk-bentuk atau sudut-sudut pada peta dipertahankan sama

dengan bentuk aslinya.

   3. Ekuidistance, yaitu jarak-jarak dipeta sama dengan jarak dipermukaan bumi setelah dikalikan dengan skala tertentu.

  Berdasarkan bidang proyeksinya, peta dibedakan menjadi 4 golongan, yaitu proyeksi zenithal ( azimuth ), proyeksi silinder, proyeksi kerucut, dan proyeksi unik ( unique ).

IV. Membedakan Peta dengan Media Citra ( Foto Udara dan Citra Satelit )

A. Media Peta

1. Media Peta Dasar dan Peta Tematik

  

Peta merupakan sebuah gambar, tetapi tidak semua gambar merupakan peta. Dalam

  mempelajari geografi peranan suatu peta sangatlah penting,bahkan beberapa ahli geo grafi berpendapat bahwa belajar geografi harus diawali dengan peta dan diakhiri dengan peta. Secara umum manfaat peta adalah sebagai berikut : a. untuk menunjukkan lokasi pada permukaan bumi

  b. menggambarkan luas dan bentuk berbagai fenomena, baik fisik maupun non fisik

  c. menentukan arah dan jarak berbagai tempat

  d. menunjukkan ketinggian dan kemiringan lereng

  e. menyajikan persebaran serta sifat-sifat alami dan non alami

  f. melukiskan luas dan pola

  g. memungkinkan pengambilan kesimpulan dari data atau informasi yang tersedia

  h. memperlihatkan gerak perubahan dan prediksidari pertukaran barang-barang, persebaran aktifitas industri, mobilitas manusia dan lain-lain. Secara umum peta diklasifikasikan menjadi 2, yaitu peta dasar dan peta tematik. Peta dasar adalah peta yang digunakan sebagai dasar untuk pembuatan peta selanjutnya, biasanya yang digunakan sebagai peta dasar adalah peta topografi yaitu peta yang memperlihatkan keadaan bentuk , penyebaran roman muka bumi ( relief ), serta dimensinya. Peta topografi yang lengkap harus memuat hal-hal sebagai berikut :

  a. skala

  b. nomor lembar peta berikut nama geografinya

  c. deklinasi

  d. posisi suatu lembar peta terhadap lembar peta lainnya

  e. garis kontur

  f. relief, drainase, serta kultur

  g. legenda/ keterangan Dalam peta topografi, relief suatu daerah paling banyak digambarkan dengan menggunakan garis kontur, karena memiliki beberapa kelebihan, antara lain : a. ketinggian suatu tempat dapat diketahui c. tingkat kecuraman suatu lereng dapat diketahui Beberapa sifat penting dari garis kontur :

  a. semua titik dalam garis kontur memilikiketinggian yang sama

  b. memisahkan semua titik-titik yang lebih tinggi dari yang lebih rendah

  c. tidak mungkin berpotongan dengan garis kontur lainnya

  d. tebing terjal digambarkan dengan kontur yang hampir berhimpitan, sedangkan daerah landai digambarkan dengan kontur yang renggang f. garis yang bergerigi menunjukkan daerah depresi g. garis kontur yang melingkar/ menutup dalam batas peta menunjukkan suatu bukit.

  Peta tematik adalah peta yang menggambarkan data, baik secara kuantitatif maupun kualitatif dari unsure-unsur yang spesifik. Pada peta tematik keterangan yang disajikan dalam gambar memakai pernyataan dan symbol-simbol yang memiliki tema-tema tertentu, yang disajikan dalam berbagai bentuk yang berhubungan dengan bentuk asli muka bumi atau unsur-unsur buatan manusia.

2. Menggambar Peta dengan Sistem Dam

  Memperbesar dan memperkecil peta adalah kegiatan mengubah ukuran peta menjadi lebih besar atau menjadi lebih kecil dari peta yang sebenarnya. Perubahan ukuran peta berbanding lurus dengan skala petanya, artinya semakin besar peta maka skalanya juga semakin besar. Sebaliknya semakin kecil peta maka semakin kecil juga skalanya.

  Contoh :

  Suatu peta berskala 1 : 100.000 Bila petanya diperbesar 2 kali semula, maka skalanya menjadi 1 : 50.000 Bila diperkecil 2 kali maka skalanya menjadi 1 : 200.000 Ada beberapa cara dalam memperbesar dan memperkecil peta, antara lain dengan menggunakan fotokopi, pantograf, dan sistem dam/ petak.

   Contoh pembuatan peta dengan sistem dam

  Peta asal 0 1 2 3 4 Setelah diperbesar 0 1 2 3 4 Langkah-langkah yang harus diperhatikan dlm pembuatan peta dengan system dam/ petak a. tentukan daerah yang akan digambar

  b. tentukan besar peta yang akan digambar

  c. mengukur peta yang akan diubah

  d. membuat petak-petak pada peta asli dan pad akertas yang akan digunakan untuk menggambar e. gambarlah peta sesuai dengan peta aslinya dengan teliti sampai selesaiseluruh kerangka petanya.

3. Skala Peta

  Skala peta adalah perbandingan jarak dipeta dengan jarak sebenarnya dipermukaan bumi. Skala peta dapat dicari dengan menggunakan rumus : Jarak dipeta Skala Peta = ----------------------------------- Jarak dipermukaan bumi

a. Macam-macam skala peta

  Skala peta dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu :

1. Skala Numerik Adalah skala yang berbentuk angka, disebut juga skala pecahan.

  Contoh 1 : 200.000, artinya satu cm dipeta mewakili 200.000 cm dibumi.

  Adalah skala yang berbentuk garis, disebut juga skala bar Contoh : 0 10 20 30 40 50 km

  0 1 2 3 4 5 Cm Artinya sepanjang garis tersebut diatas mewakili 50 Km dipermukaan bumi.

3. Skala Verbal

  Adalah skala peta yang menggunakan satuan inchi dengan perbandingan mil Contoh 1 inchi : 1 mil Artinya 1 inchi dipeta mewakili 1 mil dipermukaan bumi, 1 mil = 63.360 inchi 1 inchi = 2,54 cm.

  b. Menentukan skala peta Apabila suatu peta tidak terdapat skalanya, maka kita dapat mencari skalanya dengan berbagai macam cara, Yaitu :

  1. Membandingkan dengan peta yang sama yang sudah terdapat skalanya, walaupun ukuran petanya berbeda.

  Contoh :

  Peta A berskala 1 : 250.000, sedangkan peta B tidak terdapat skalanya. Cara mencari skala peta B adalah dengan mencari kenampakan yang sama pada kedua peta lalu diukur panjang masing-masing kenampakan pada peta A dan Peta B. Kemudian dicari skalanya dengan menggunakan rumus : d x A = d x B

  Misalnya panjang kenampakan di A = 2 cm, sedangkan kenampakan pada peta B sepanjang 8 cm, maka skala peta B adalah : 2 x 250.000 = 8 x B

  500.000 = 8 B B = 500.000/ 8 = 62.500

   Jadi skala peta B adalah 1 : 62.500

  2. Membandingkan dengan titik-titik dipermukaan bumi yang telah memiliki ukuran baku.

  Contoh :

  Pada peta terdapat kenampakan wilayah yang didalamnya terdapat lapangan bola volley dengan panjang 4 cm, sedangkan panjang lapangan bola volley yang sebenarnya adalah 18 m ( 1.800 cm ). Sehingga skala peta tersebut adalah : 4 : 1.800 = 1 : 450

  3. Menghitung selisih derajat lintang dan bujur Jarak antara daerah yang satu dengan daerah yang lain dipermukaan bumi dapat dihitung dengan menggunakan derajat lintang maupun bujur. Sehingga skala peta juga dapat dihitung dengan menggunakan selisih derajat lintang dan bujur, dengan ketentuan : Diketahui bahwa 1º = 60’ = 3.600 “ = 111 Km. Contoh 1 :

  Diketahui jarak dipeta antara Kota A - B adalah 1º dan jika diukur dengan mistar maka jarak kedua kota tersebut adalah 10 cm. Skala peta tersebut adalah : 10 cm : 111 km

  = 10 : 11.100.000 = 1 : 1.110.000

  Kota A dan B berjarak 30’, jika diukur dengan mistar jaraknya 5 cm, maka skala peta tersebut adalah : 30’ = 30/60 x 111 = 55,5 km = 5.550.000 cm Jadi skala peta adalah = 5 : 5.550.000

  = 1 : 1.110.000

  4. Menggunakan peta contur Jika menggunakan peta kontur, maka di Indonesia berlaku rumus :

  CI = 1/ 2000 x Penyebut skala C I adalah contur interval, yaitu jarak antara kontur yang satu dengan yang lain.

  Contoh :

  Dalam peta terdapat peta kontur dengan C I = 150, berapakah skala peta tersebut ? 150 = 1/ 2000 x Penyebut skala Penyebut skala = 150 x 2000 = 300.000 Jadi skala petanya = 1 : 300.00

B. PENGINDERAAN JAUH

  1. Pengertian Penginderaan Jauh

  Penginderaan jauh/ remote sensing adalah ilmu, seni, dan teknologi untuk memperoleh suatu informasi tentang objek, wilayah dan peristiwa dibumi dengan menggunakan alat tanpa berhubungan langsung dengan objek yang dikaji/ dipelajari ( Lillesand dan Kieffer ). Artinya penginderaan jauh merupakan suatu proses merekam dengan suatu alat yang dinamakan sensor. Data yang terekam oleh sensor dinamakan data penginderaan jauh.

  2. Komponen Sistem Penginderaan Jauh

  Terdapat enam ( 6 ) komponen utama dalam Sistem Penginderaan Jauh, yaitu :

  a. Sumber Tenaga

  Sumber tenaga utama dalam proses ini adalah sinar matahari, jika proses Inderaja dilaksanakan siang hari (sistem pasif), tetapi apabila pelaksanaannya pada malam hari, maka harus menggunakan sinar buatan (sistem aktif) yang dapat diatur sesuai dengan kebutuhan proses inderaja.

  b. Atmosfer

  Atmosfer berpengaruh terhadap sumber tenaga karena adanya hamburan dan Serapan Atmosferik terhadap cahaya yang melewati atmosfer. Keadaan hamburan atmosfer kadang-kadang dapat menimbulkan kenampakan kabut tipis yang mengurangi kejelasan suatu citra. Daerah panjang gelombang dimana atmosfer mampu meneruskan energi dan dapat ditangkap oleh sensor dinamakan jendela

  c. Interaksi antara tenaga dengan benda dimuka bumi

  Interaksi antara tenaga elektromagnetik dan atmosfer membangkitkan pantulan dan pancaran sinyal yang selektif terhadap panjang gelombang. Interaksi ini merupakan salah satu faktor yang menentukan keadaan citra pada foto, karena ada benda yang berbeda tetapi memiliki kesamaan spektral,sehingga agak sulit dalam membedakannya

  d. Sensor

  Merupakan alat yang merekam gelombang elektromagnetik yang dipancarkan atau dipantulkan oleh benda dibumi. Alat ini mempunyai keterbatasan kepekaan spektralnya dan terbatas dalam mengindera benda yang ukurannya kecil. Sensor ada dua jenis, yaitu sensor fotografik dan sensor nonfotografik.

  e. Sistem pengolahan data

  Data yang diperoleh dari penginderaan jauh akan memberikan informasi tentang keadaan fisik, kimiawi, biologis dari setiap objek yang diinginkan. Untuk mendapatkan data yang lebih baik, maka sebaiknya pengolahan datanya menggunakan bantuan komputer atau alat mekanik lainnya.

  f. Pengguna data

  Tingkat keberhasilan dari pemanfaatan penginderaan jauh ini juga tergantung kepada pengguna data. Pengetahuan dan disiplin ilmu yang dimiliki oleh para pengguna data harus sesuai dengan kegiatan inderaja.Karena data yang diinterpretasikan akan berbeda oleh pengguna data yang tidak mengetahui tentang penginderaan jauh.

  3. Hasil Penginderaan Jauh

  Kegiatan penginderaan jauh ini akan menghasilkan produk yang berupa citra, yaitu

  

gambaran suatu objek yang tampak pada cermin melalui lensa kamera atau hasil

penginderaan jauh yang telah dicetak. Citra ini dikelompokkan menjadi 2, yaitu citra

  foto dan citra non foto.

  • Citra Foto adalah gambaran suatu objek yang dibuat dari pesawat udara dengan kamera udara sebagai alat pemotret, hasilnya dikenal sebagai foto udara.
  • Citra nonfoto adalah gambaran suatu objek yang diambil dari satelit, hasilnya disebut foto satelit. Perbedaan antara citra foto dengan citra nonfoto adalah sebagai berikut

   1. Citra foto

  a. Spektrum elektromagnetik Spektrum yang digunakan adalah spektrum ultra violet (menggunakan sinar ultra violet ), ortokromatik ( menggunakan spektrum warna biru sampai hijau ), pankromatik ( menggunakan spektrum warna merah sampai ungu, dan inframerah asli ( spektrum saluran merah dan hijau ) b. Arah sumbu kamera

  Terdapat foto tegak dan condong ( miring )

  c. Sudut liputan kamera Terdapat beberapa jenis berdasarkan sudut liputan kameranya, yaitu sudut kecil, normal, lebar dan sangat lebar.

  d. Jenis kamera Berdasarkan jenis kameranya terdapat dua jenis, yaitu foto tunggal dan foto jamak ( menggunakan beberapa kamera ).

  e. Warna yang digunakan Berdasarkan warna yang digunakan terdapat 3 citro foto, yaitu foto berwarna f. Sistem wahana Berdasarka tempat/ wahana yang digunakan ada 2 jenis citra foto yaitu foto udara dan foto satelit

  2. Citra Non foto

  a. Spektrum elektromagnetik yang didasarkan pada beda suhu objek dan daya pancarnya yang terlihat pada rona pada citra ) dan citra radar ( dengan menggunakan spektrum gelombang mikro ) b. Sensor Terdapat 2 jenis, yaitu citra tunggal dan citra multispektral.

  c. Wahana Terdapat citra dirgantara ( diatmosfer bumi ) dan citra satelit ( dibuat dari luar angkasa ).

4. Interpretasi Citra

  Interpretasi citra adalah penafsiran terhadap citra agar diperoleh data yang benar-benar Sesuai dengan kenyataan yang ada. Ada dua hal penting yang perlu diperhatikan dalam interpretasi citra tersebut, yakni :

  a. Alat pengamat citra

  Ada dua jenis alat pengamat citra :

  1. Nonstereoskopik Berupa alat yang sederhana, yaitu kaca pembesar, tidak dapat digunakan untuk Melihat gambaran tiga dimensi

  2. Stereoskopik Merupakan alat yang dapat digunakan untuk melihat citra dalam bentuk 3 dimensi terhadap Citra yang bertampalan/ terdiri dari beberapa gambar, sehingga akan terlihat menjadi satu gambar.

  b. Unsur-unsur interpretasi citra

  Unsur-unsur interpretasi citra adalah kenampakan-kenampakan pada citra yang dapat digunakan untuk menginterpretasi/ menafsirkan kenampakan-kenampakan yang terdapat pada citra. Ada beberapa unsur yang sangat dominan dalam interpretasi, yaitu

1. Rona dan warna

  Adalah tingkat kegelapan atau kecerahan dari suatu objek pada citra. Dengan mata biasa rona dapat dibedakan menjadi lima tingkatan , yaitu putih, kelabu putih, kelabu, kelabu hitam dan hitam. Sedangkan warna adalah wujud tampak oleh mata dengan menggunakan spectrum lebih sempit daripada spektrum tampak.

   2. Ukuran

  Hal-hal yang dapat diukur dalam interpretasi adalah jarak, luas, tinggi, dan volume, dengan selalu menggunakan skala yang tertera pada citra.

   3. Bentuk

  Bentuk merupakan konfigurasi atau kerangka suatu objek, sehingga memudahkan dalam pengenalan objek pada citra.Contoh gedung sekolah berbentuk L, U atau I,

4. Tekstur

  Adalah frekuensi perubahan rona pada citra,dinyatakan dengan kasar, sedang dan halus Contoh hutan bertekstur kasar sedangkan padi bertekstur halus .

   5. Pola

  Merupakan hubungan susunan keruangan suatu objek. Ada yang terbentuk Sungai berpola tidak teratur dan pola perkebunan kelapa sawit berpola teratur .

   6. Bayangan

  Dalam pemotretan melalui udara, kadang-kadang tidak seluruh objek yang dipotret Tampak karena terlindung oleh bayangan yang bahkan tidak tampak sama sekali karena objek berada didalam bayangan.

   7. Situs

  Situs atau lokasi objek adalah tempat kedudukan atau letak suatu objek yang dipotret dalam hubungannya dengan objek yang lain yang terdapat dalam lokasi yang sama.

   8. Asosiasi

  Diartikan sebagai keterkaitan antara objek yang satu dengan objek yang lain , contoh stasiun kereta api berasosiasi dengan rel kereta api yang jumlahnya lebih dari satu jalur.

   9. Konvergensi bukti

  Adalah penggunaan beberapa unsur interpretasi citra sehingga ruang lingkupnya menjadi semakin menyempit kasatu arah. Contoh tumbuhan dengan bertajuk bintang merupakan jenis tanalam palma, tetapi setelah melalui unsur-unsur yang lain ternyata tumbuhan tersebut adalah sagu.

5. Kegunaan dan Manfaat Penginderaan Jauh

  Citra dapat menyajikan gambaran secara lebih lengkap mengenai objek, gejala/peristiwa/ daerah dipermukaan bumi yang meliputi daerah yang luas. Oleh karena itu pengindera an jauh mempunyai banyak kegunaan dan manfaat diberbagai bidang untuk kepentingan umat manusia, antara lain : a. Kegunaan citra penginderaan jauh

  1. Sebagai alat Bantu dalam menyusun teori Teori adalah sebagian pernyataan tentang hubungan antar a dua gejala atau lebih yang dibuat dengan tingkat kepercayaan tertentu, berdasarkan penelitian antara teori dan fakta. Foto udara merupakan penghubung yang baik antara teori dan fakta

  2. Sebagai alat Bantu menemukan fakta Citra yang menyajikan gambaran lengkap merupakan sumber data yang dapat disadap secara cepat, interpretasinya dapat dilakukan setiap saat dan dalam segala cuaca

  3. Sebagai alat penelitian Citra merupakan alat yang baik dalam memberikan rekaman objek, gejala, dan daerah, sehingga dapat digunakan sebagai alat ilustrasi dalam memahami lingkungan sekitar dan sebagai alat dalam penelitian geografi

  4. Sebagai dasar penjelasan

  Gambaran yang ditampilkan dalam citra mirip dengan wujud yang ada dipermukaan bumi, sehingga citra akan sangat membantu untuk analisis spasial, ekologik maupun regional.

  5. Sebagai alat dalam prediksi dan pengendalian Dalam prediksi dan pengendalian, citra merupakan alat bantu secara visual yang bermanfaat untuk abstraksi kondisi saat sekarang dan masa yang akan datang b. Manfaat citra penginderaan jauh

  1. Bidang Meteorologi

  Dapat digunakan untuk membantu menganalisis cuaca dan prakiraan untuk menentukan daerah yang bertekanan tinggi, bertekanan rendah, hujan, badai dan lain sebagainya.

  2. Bidang hidrologi

  Digunakan untuk membantu menganalisis perairan darat sehingga memudahkan perencanaan penggunaan daerah sehubungan dengan ketersediaan air didaerah tersebut.

  3. Tata guna lahan

  Digunakan untuk membantu perencanaan tata guna/ manfaat lahan, misalnya untuk pemukiman, perkebunan, perindustrian, pertanian, dan hutan.

  4. Bidang Oseanografi

  Pengamatan pasang surut, perubahan pantai akibat abrasi dan sedimentas, dan potensi sumberdaya laut

  5. Bidang geomorfologi

  Mengamati bentuk lereng, panjang lereng, arah lereng, kekasaran lereng gerak massa batuan dan bentuk lembah.

  6. Bidang Geologi Menentukan struktur batuan, wilayah bencana, dan pemetaan gunung api.

  7. Bidang arkeologi Digunakan untuk penentuan situs purbakala bagi kajian arkeologi modern.

6. Keunggulan citra penginderaan jauh antara lain

  a. Gambaran tiga dimensi

  Gambaran tiga dimensi dari citra penginderaan jauh sangat menguntungkan bagi para pengguna data, karena : b 1. menyajikan keadaan medan/ lapangan secara jelas c 2. keadaan reliefnya lebih jelas d 3. memudahkan pengukuran ketinggian tempat e 4. memungkinkan pengukuran volume benda f 5. pengukuran kemiringan lereng untuk menentukan kelas kemiringan lereng

  b. Pengenalan objek yang tidak tampak dimngkinkan dapat dikenali melalui perbedaan suhu dengan menggunakan spektrum infra merah termal.

  c. Memberikan gambaran yang tepat mengenai lokasi bencana alam yang sedang d. Membantu memantau perubahan yang terjadi dipermukaan bumi, misal pemukiman, hutan e. Mampu membantu para ahli untuk menarik kesimpulan dari suatu peristiwa, sehingga dapat menjelaskan kronologis kejadian dalam ruang dan waktu.

  f. Citra dapat dibuat dalam waktu yang cepat, walaupun meliputi daerah yang sulit dijelajahi. Jika dilaksanakan dengan cara manual dilakukan dalam waktu 50 tahun, maka jika dengan citra penginderaan jauh dapat selesai dalam waktu 1 tahun.