Sosiologi Teori Pertukaran kunci menggunakan

RENALDO DENNY KOSWARA

F1A015050

A . Judul : Teori Pertukaran George Homans
B . Pengantar :
George Homans merupakan penganut teori struktural fungsional dan amat sangat menghargai
pendapat dari Talcot Parsons , namun konsep pemikiran parsons dianggap bukan sebagai int
dari teori , melainkan merupakan sistem intelektual yang amat sangat luas dan digolongkan
dalam aspek aspek sosial , namun menurut Homans , teori harus berisi proposisi .

Homans menganggap bahwa teori fungsional telah gagal mengembangkan tentang
perkembangan struktural , Homans menanggap bahwa fokus struktural fungsional mengabaikan
studi tentang individu , dimana terlalu fokus terhadap organisasi / struktur tujuan atau fungsi
dari sistem yang besar atau sistem yang kecil . pada teori struktural fungsional , individu hanya
dianggap sebagai orang yang menempat status atau posisi dan hanya sebatas pelaksana
peranan status / posisi tersebut . Hal ini merupakan sebuah turunan dari Durkheimian yang
menekankan bahwa sosiologi merupakan disiplin ilmu yang terpisah dari psikologi . oleh karena
itu struktural fungsional dianggap sebagi sosiologi murni . Homans menekankan akan membawa
kembali faktor faktor individual kedalam sosiologi .
Teori pertukaran Homans menekankan kajiannya terhadap dunia Psikologi manusia , dimana

akar pemikirannya adalah behaviorism atau perilaku individu , Homans dengan amat hat hat
menjelaskan tap proposisi teorinya dengan proposisi psikologi .
C . Permasalahan
Homans menganggap bahwa teori struktural fungsional terlalu makro , sehingga mengabaikan
faktor faktor individu , oleh karena itu Homans mengembangkan teori pertukaran yang dasar
pemikirannya adalah perilaku individu (Behaviorism)

. Perilaku sosial menurut Homans

merupakan pertukaran aktfitas konkrit maupun tdak, penuh dengan reward atau costly, antara
dua orang atau lebih. Pemikiran ini juga dilandaskan pada prinsip ekonomi yang ekonomis dan
elementer yaitu konsep untung rugi dan kemudian dianalogikan sebagai suatu bentuk ganjaran ,
yaitu reward – punishment . lalu dimana bentuk ganjaran tersebut mempengaruhi individu

dalam berbagai bentuk proposisi dan stmulus . ada banyak proposisi yang dijelaskan oleh
Homans , yang masing masing proposisi tndakan individu untuk memperoleh ganjaran atau
menghindari hukuman , bentuk ganjaran yang dimaksud adalah ganjaran dalam bentuk positf ,
seperthalnya seseorang yang berkerja untuk mendapatkan gaji ( ganjaran ekstrinsik ) , ataupun
juga seseorang yang melakukan tndakan sosial sepert menyumbang ke badan yatm untuk
meningkatkan status sosialnya ( ganjaran instrinsik ) , namun yang kurang ditekankan Homans

mengenai ganjaran intrinsik yang berwujud non materi , dijelaskan oleh Homans ganjaran
positf dalam bentuk non materil adalah bentuk moril , kepuasan ataupun penghargaan dari
masyarakat sekitar , namun tdak dijelaskan apabila ganjaran non materil tersebut berbentuk
abstrak dan tdak dapat dirasakan langsung oleh individu tersebut , contoh kongkretnya adalah :
pahala , dimana seseorang yang melakukan tndakan positf namun tdak merasakan dampak
langsung dari masyarakat dalam bentuk materi ataupun non materi ( uang / kedudukan ) namun
individu tersebut memiliki pedomaan bahwa ia mendapatkan ganjaran non materil yang
berbentuk pahala di akhirat nant .dalam art lain yang dimaksud adalah seseorang melakukan
tndakan positf dan memiliki subjectve meaning atas dasar keyakinan dan pedomaannya ,
namun hal tersebut tdak dijelaskan oleh Homans . untuk itu , tulisan ini berminat mengkai
masalah berikut :
-

Bagaimana konsep ganjaran dalam bentuk non materil yang berisfat abstrak sepert
pahala dan kepercayaan yang merupakan pedomaan individu itu mempengaruhi
tndakan individu dalam bertndak ?

D . Pembahasan
D.1. Deskripsi Sumber Bacaan
Judul Buku : Sociological Theory

Judul BAB : Chapter 12 : Exchange , Network , and Ratonal Choice Theories
Halaman : 410 – 418
Penulis : George Ritzer

Penerbit : McFraw-Hill
Tahun Terbit : 2000
Kota : New York , United States of America
Bacaan ini mengurai pemikiran Homans dimana int dari teori pertukaran Homans adalah
didasarkan pada proposisi dasar , walaupun pada proposisi dasar tersebut menyangkut
setdaknya dua individu yang berinteraksi , Homans amat sangat berhat hat dalam menunjukan
bahwa proposisi ini didasari oleh prinsip psikologis . Menurut Homans , proposisi tersebut
bersifat psikologis karena dua hal , yaitu biasanya dinyatakan dan diuji secara empiris oleh orang
orang yang menyebut dirinya “psikolog” , dan yang lebih pentng adalah dimana hal hal tersebut
berurusan dengan individu individu dalam masyarakat . hal hal tersebutlah lebih ke proposisi
tentang perilaku mahluk indiidu daripada proposisi tentang kelompok atau dengan masyarakat .
dengan demikian , perilaku manusia ditnjau sebagai bidang psikologis . Homans berusaha
mencoba untuk menjelaskan tentang perilaku sosial dengan prinsip prinsip psikologis yaitu
dengan bagaimana proosisi umum psikologi terhadap efek perilaku manusia terhadap hasil
perilakunya , maksudnya perilaku manusia didasari oleh psikologi individu itu sendiri , bukan
dari lingkungan sekitarnya ( membantah teori Interaksionisme Simbolik ) .


D.2. Pembahasan
Homans mendasari teori pertukarannya dari prinsip ekonomi dan ilmu tentang psikologi
perilaku , namun Homans kurang merasa senang bahwa teorinya dinamakan sebagai teori
pertukaran , mengapa ? karena ia melihatnya sebagai ilmu psikologi tentang perilaku manusia
yang dihadapkan dengan peristwa / respon terhadap stmulus . Lalu homans mengembangkan
gagasannya dalam beberapa proposisi , yaitu :
1. Proposisi Sukses
The more often a partcular acton of a person is rewarded , the many tmes that person
perform that acton . dimana apabila tndakan seseorang tersebut akan menghasilkan
imbalan , maka orang tersebut kemungkinannya akan mengulangi tndakan tersebut .
Contoh kasus : dalam kehidupan nyata mahasiswa , A pulang ke rumah / kampung

halamannya , disaat dirumah si A mengerjakan tugas orang tua dari si A menganggap si A
ini merupakan anak yang rajin , sehingga uang saku si A ini ditambah . oleh karena hal ini
, si A pun melakukan hal yang sama pada liburan berikutnya saat pulang kerumahnya .
2. Proposisi Stmulus
Jika pada suatu masa terjadi suatu peristwa / stmulus tertentu secara tdak sengaja dan
seseorang mendapatkan imbalan dari hal tersebut , maka kemungkinan besar hal ini
akan terus diulangi oleh individu itu tersebut . sebagai contoh kasus : seseorang secara

terpaksa belanja daging segar jam 9 malam di sebuah supermarket untuk acara esok
pagi , namun ternyata pada supermarket tersebut untuk daging didiskon 50% apabila
sudah jam 9 malam , maka kemungkinan besar orang ini akan membeli daging pada jam
9 malam pada masa mendatang karena mengharap diskon ( reward ).
3. Proposisi Nilai
The more valuable to a person is the result of his acton , he’ll more likely to perform his
acton . hakikat / determinan manusia adalah memilih yang menguntungkan dan
menghindari yang buruk , seperthalnya proposisi nilai ini , contoh kasusnya adalah :
apabila seseorang mahasiswa memiliki jatah bolos masih 3 , da nada band kesukaannya
dari luar negeri sedang konser di negaranya lalu ia merasa hal ini bernilai karena
merupakan kesempatan langka , maka mahasiswa ini akan memilih untuk bolos dan
menonton konser band kesukannya .
4. Proposisi Kelebihan – Kekurangan
Dimana seseorang sering mendapatkan reward / imbalan . maka makin berkurang nilai
imbalan yang selanjutnya diberikan kepadanya . contoh kasusnya : pada dunia kerja
seorang karyawan A dan B sudah sering menerima nasihat masukan sehingga lama lama
hal tersebut dianggap hal yang biasa
5. Proposisi Agresi Pujian
Proposisi ini terjadi ketka seseorang yang melakukan tndakan yang diharapkannya
mendapatkan reward , namun yang didapatkan justru hal sebaliknya ( punishment ) ,

maka individu tersebut akan melakukan tndakan agresif yang nantnya akan
menyebabkan hal ini makin bernilai bagi individu . contoh kasusnya adalah : saat
seseorang membeli tket konser sampai harus bolos kuliah namun yang disayangkan

tket tersebut habis karena banyaknya calo , oleh karena itu mahasiswa ini akan merasa
marah pada pihak penyelenggara dan akan merasa tket ini amat sangat berharga karena
sudah tdak ada lagi .
6. Proposisi Rasionalitas
Melakukan tndakan alternatve yang diharapkan menggantungkan dan berusaha
menggandakan nilai yang diharapkannya , sebagai contoh kasus : membeli bensin pada
malam hari di SPBU dengan harapan bahwa antrean tdak panjang .
Dari berbagai proposisi dan teori yang dijelaskan Homans , ganjaran yang diberikan
adalah dalam bentuk materil dan non materil , seperthalnya teori ini dilandaskan oleh
faktor determinan manusia untuk memperoleh kenikmatan duniawi layaknya kepuasan
pribadi , passion , derajat sosial , ataupun harta . namun diluar hal tersebut , ada yang
menurut saya Homans lewatkan , yaitu mengenai ganjaran non materil yang bersifat
abstrak , sepert yang telah saya jelaskan tadi di atas , ganjaran non materil yang bersifat
abstrak itu maksudnya adalah dalam bentuk pahala atau diluar duniawi dan bersifat
tdak nyata yang sifatnya berbentuk . apakah Homans tdak berfikir sampai ke individu
yang memiliki pedomaan atau landasan agama atau kaum agama agama tertentu

seperthalnya etka Katolik yang menganut paham outer-worldy acestism , atau Agama
Islam yang memandang dunia sebagai kehidupan sementara dan ada kehidupan abadi
setelah didunia . sehingga reward – punishment yang dikembangkan Homans hanyalah
dalam ruang lingkup duniawi saja , tdak dijelaskan perilaku individu ataupun stmulus
individu terhadap reward dan punishment dalam bentuk abstrak non materil ini
merupakan blunder bagi Homans , karena individu masyarakat yang memiliki pedomaan
atau landasan agama kuat ( religious ) tndakannya tdak dapat terbaca oleh Homans ,
sehingga mungkin hipotesis sementara untuk individu yang memiliki landasan atau
pedomaan agama melakukan tndakan untuk mendapatkan ganjaran positf dalam ruang
lingkup duniawi . sehingga konsep teori dari Homans ini tdak terlalu relevan apabila
diinterpretasikan dalam masyarakat Indonesia yang masyarakat luasnya menganut
keTuhanan .

E. Kesimpulan
Bahwa , Homans tdak puas dengan teori struktural fungsional yang dianggap membawa
nilai nilai Durkheimian yang membawa sosiologi berdiri sebagai disiplin ilmu yang
mandiri terpisah dari psikologi , namun bagi Homans nilai psikologi harus tetap ada
dalam ilmu sosiologi dan hal ini juga memperkuat bahwa Homans membantah teori
Interaksionisme Simbolik mengenai interaksi dan perilaku yang terjadi diluar individu
mempengaruhi individu , namun bagi Homans yang mempengaruhi perilaku individu ada

pada psikologi atau internal individu itu sendiri . sehingga substansi dari teori teori yang
dipaparkan oleh Homans merupakan suatu pandangan mikro , yang melihat dari sisi
individu / psikologi . layaknya teori pertukaran yang secara umum mendefinisikan
tentang imbalan – hukuman ( punishment – reward ) terhadap individu dan imbalan –
hukuman tersebut terbentuk oleh berbagai macam stmulus dalam individu , serta
wujud dari imbalan – hukuman tersebut dibagi menjadi materil dan non materil , namun
yang disayangkan dari saya dan telah saya tuangkan pada tulisan ini adalah mengenai
ganjaran non materilnya yang mengabaikan nilai nilai abstrak sepert halnya kepercayaan
dan keagamaan yang dimana kepercayaan dan agama masih menjadi pedomaan banyak
manusia , sehingga perilaku yang seharusnya tap individu berharap mendapatkan
pahala / sesuai ajaran pedomaan agamanya ( subjective meaning ) , namun apabila
ditelaah menurut teori Homans , hal ini tdaklah termasuk dan tndakan orang tersebut
dianggap sebagai tndakan materil atau non materil yang ruang lingkupnya adalah
duniawi .